Doa Quotes
Quotes tagged as "doa"
Showing 1-30 of 62
“Tuhan pasti bertanggung jawab: menciptakan perpisahan, berarti siap menanggung resiko menerima rentetan doa-doa tentang pertemuan yang antri untuk dikabulkan”
―
―

“Agama, sebaliknya tidak mengklaim untuk jadi petunjuk praktis pengubah dunia. Semangat agama yang paling dasar menimbang hidup sebagai yang masih terdiri dari misteri, memang ada orang agama yang seperti kaum Marxis, menyombong bahwa “segala hal sudah ada jawabnya pada kami”; tapi pernyataan itu menantang makna doa—dan mematikan ruh religius itu sendiri. Sebab dalam doa, kita tahu, kita hanya debu”
―
―

“Dan doa-doa itu, apa artinya dia kalau bukan gerakan dari minus ke plus? Tahu kau apa artinya doa? Permohonan pada Tuhan, gerakan dari yang paling minus pada yang paling plus.”
― Jejak Langkah
― Jejak Langkah
“Di kolong langit
Kau adalah doa,
Aku orang buta.
Di sajak para Raja
Kau adalah permaisuri
Dan aku, sang sufi pada ayunan sepi”
―
Kau adalah doa,
Aku orang buta.
Di sajak para Raja
Kau adalah permaisuri
Dan aku, sang sufi pada ayunan sepi”
―
“Cinta itu hebat, bahkan lebih hebat dari dunia perkawinan itu. Doa adalah bagian penuturan cinta pada sebuah cita-cita yang belum kita capai. Dia bukan urusan Tuhan, melainkan urusan manusia. Dan Tuhan ada pada seberapa besar rasa cinta kita akan kebenaran itu. Nah, berdoalah dengan cinta, tapi jangan berdoa untuk cinta... Cinta itu dalam dirinya mengandung sebagian kecil rasionalitas, tapi penuh dengan benih rasa yang tidak perlu dihitung secara matematik mengapa dia ada.”
― Keberanian Bernama Munir
― Keberanian Bernama Munir

“Ada banyak momen yang kukira mustahil kulalui dalam hidup, yang membuatku tertegun dan berpikir, “Jika aku bisa, pasti karena doa ibu dan ayahku.”
― Posesif
― Posesif
“Tentang doa, tentang harapan, kepada semua perihal yang ingin di sampaikan, seorang hamba, tanpa menjumlah dosa, ia terlelap, namun tak bangun memburu ampunan.
#andradobing”
―
#andradobing”
―
“Doa ku seakan paku di peti mati mu. Tajam mendalam.
Menembus dadamu,
menjelma dunia rapuh, penuh kegelisahan tak berarti .
.
#andradobing”
―
Menembus dadamu,
menjelma dunia rapuh, penuh kegelisahan tak berarti .
.
#andradobing”
―
“Pada alinea itu, kata mulai jarang tercipta. Tapi ia merapalkan nama dalam mantra yang lebih sering kita sebut sebagai "Doa".”
―
―
“Jika dulu perpisahan itu berasal dari Tuhan, saya tidak berhenti berdoa untuk segera dipertemukan. Bertanggung jawab merupakan keharusan Tuhan untuk doa-doa yang antri dikabulkan.”
―
―

“Pejamkan matamu perlahan, kemudian masuklah dalam, betapa doa adalah jendela masa depan. Kita harus yakin, oleh sebabnya kita tak boleh berhenti berupaya dan berdoa.”
―
―

“Saya percaya, ada hal-hal baik dari setiap untaian doa, namun tetap saja ada batasan-batasan yang saya jadikan patokan. Berdoa dalam bahasa yang tidak saya pahami termasuk hal yang tidak dapat saya lakukan.”
― Yatra & Madhyaantar
― Yatra & Madhyaantar
“Yaa Mujiibassaailiin, Aku ingin ke makkah dan madinah sebagaimana Engkau rukunkan dalam dien-Mu. Permudah ya...”
―
―

“Dulu ketika mencari-cari ilham untuk nama anak keduanya, dia mendengar sebuah lagu bahasa Inggris dengan irama yang menenangkan: "Don't worry, be happy". Dia sangat suka dan jadilah itu nama anaknya. Di akta kelahiran dia tuliskan dengan mantap: Donwori Bihepi. Panggilannya Hepi. Nama adalah doa.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Aku akan selalu mendoakanmu, di setiap pagi sesudah aku membuka mata. Dan di setiap malam, sebelum aku menutup mata.”
―
―

“Aku doakan kau dengan caraku. Kau doakan aku dengan caramu. Kita diijabah Tuhan dengan cara-Nya.”
―
―
“Layaknya pertemuan, Tuhan selalu bertanggung jawab terhadap perpisahan
Karena itulah Dia menciptakan rindu dan do’a untuk melangitkan nama-nama
Kita tak punya kuasa memaku waktu, namun bisa memajang kenangan dalam gambar-gambar
Menyulap runtutan cerita menjadi rentetan aksara
Tidak ada kisah yang sempurna, karena pertemuan dicipta agar manusia bisa memaknai
Bahwa di Semesta yang luas ini masing-masing kita hanya potogan-potongan puzle yang membutuhkan potongan-potongan jiwa lain untuk melengkapi
Sedih, Bahagia, Canda, Tawa, Susah, senang
Begitulah cara semesta bekerja dalam meramu setiap kisah anak manusia”
―
Karena itulah Dia menciptakan rindu dan do’a untuk melangitkan nama-nama
Kita tak punya kuasa memaku waktu, namun bisa memajang kenangan dalam gambar-gambar
Menyulap runtutan cerita menjadi rentetan aksara
Tidak ada kisah yang sempurna, karena pertemuan dicipta agar manusia bisa memaknai
Bahwa di Semesta yang luas ini masing-masing kita hanya potogan-potongan puzle yang membutuhkan potongan-potongan jiwa lain untuk melengkapi
Sedih, Bahagia, Canda, Tawa, Susah, senang
Begitulah cara semesta bekerja dalam meramu setiap kisah anak manusia”
―
“Seperti pagi yang senantiasa menyajikan cahaya untuk langit
Begitulah rasaku terbit
Kicau-kicau permai
Alunan-alunan rindu di setiap musim yang menyebutmu, aku ada
Berusaha menyatukan pelangi yang diderai hujan kemaren sore
Mungkin kisah kita masih puisi-puisi lugu yang mengendap di punggung-punggung kertas
Syair-syair bisu yang tercipta dari jemari bertaut dengan kecemasan
Ia belum memiliki panggung untuk menunjukkan jati diri
Hanya gigil hati tak bernama yang dipeluk doa-doa
Apakah kita bertemu untuk tinggal?
Sebab tamu tidak pernah menetap
Hanya datang sesaat,
mengetuk pintu hatimu hanya untuk kepentingannya belaka
Waktu tidak pernah memanipulasi keadaan
Juli dimusim hujan kala itu
Semua adalah keadaan yang telah direkam semesta
Bahkan jauh sebelum kita ada
Aku mungkin adalah cerita yang tak pernah kau impikan di diarymu sebelumnya
Dan kau adalah bahasa yang acap kusebut dalam doa
Yang belum mampu aku defenisikan untuk sebuah nama”
―
Begitulah rasaku terbit
Kicau-kicau permai
Alunan-alunan rindu di setiap musim yang menyebutmu, aku ada
Berusaha menyatukan pelangi yang diderai hujan kemaren sore
Mungkin kisah kita masih puisi-puisi lugu yang mengendap di punggung-punggung kertas
Syair-syair bisu yang tercipta dari jemari bertaut dengan kecemasan
Ia belum memiliki panggung untuk menunjukkan jati diri
Hanya gigil hati tak bernama yang dipeluk doa-doa
Apakah kita bertemu untuk tinggal?
Sebab tamu tidak pernah menetap
Hanya datang sesaat,
mengetuk pintu hatimu hanya untuk kepentingannya belaka
Waktu tidak pernah memanipulasi keadaan
Juli dimusim hujan kala itu
Semua adalah keadaan yang telah direkam semesta
Bahkan jauh sebelum kita ada
Aku mungkin adalah cerita yang tak pernah kau impikan di diarymu sebelumnya
Dan kau adalah bahasa yang acap kusebut dalam doa
Yang belum mampu aku defenisikan untuk sebuah nama”
―

“Pejamkan matamu perlahan, kemudian masuklah lebih dalam, betapa doa adalah jendela masa depan. Kita harus yakin, oleh sebabnya kita tak boleh berhenti berupaya dan berdoa.”
―
―
“Usah mengeluh, andai doa masih belum dimakbul, lihat sisi lain dalam kehidupan.. pasti Allah sisipkan kebaikan hikmah yang kita mungkin tanpa sedar!”
―
―

“Betapa, apapun bentuknya, pemujaan kepada Sang Pencipta, selalu saja menggulirkan getar-getar di dalam hati.”
― Yatra & Madhyaantar
― Yatra & Madhyaantar

“Ketika tidak ada orang yang mau mendengarkan keluh kesahmu, maka cobalah untuk berbicara dengan dirimu sendiri. Namun sekiranya itu tidak berhasil mengatasi masalahmu, maka bicaralah kepada Tuhan.
Bagi orang yang percaya, doa itu bukan semata tentang apa yang kita minta. Tuhan tahu, bahkan sebelum kita mengucapkan permohonan. Doa itu sendiri adalah sebuah jawaban. Ia akan menghapus kekhawatiran, kesesakan, keraguan, kesedihan, kekecewaan dan rasa takut. Itulah kekuatan yang sesungguhnya dari doa orang yang percaya.”
―
Bagi orang yang percaya, doa itu bukan semata tentang apa yang kita minta. Tuhan tahu, bahkan sebelum kita mengucapkan permohonan. Doa itu sendiri adalah sebuah jawaban. Ia akan menghapus kekhawatiran, kesesakan, keraguan, kesedihan, kekecewaan dan rasa takut. Itulah kekuatan yang sesungguhnya dari doa orang yang percaya.”
―

“Sebelum tidur ia berdoa,
"semoga lima
jam lagi aku terjaga
dan kuat menghadapi
luka yang sama.”
― Anak yang Bercakap-cakap dengan Tuhan
"semoga lima
jam lagi aku terjaga
dan kuat menghadapi
luka yang sama.”
― Anak yang Bercakap-cakap dengan Tuhan

“Ia mungkin punya sekian banyak nama yang tak ingin ia ingat. Dan sepertinya, ia telah mengumpulkan begitu banyak peristiwa hanya untuk kemudian ia lupakan. Waktu di masa depan yang tak hendak ia tunggu kehadirannya, atau kejadian di masa lalu yang tak ingin ia ulang kembali. Sebab nama, waktu dan peristiwa hanyalah serpihan serpihan kayu serupa sembilu penyayat luka yang akan membuatnya bersedih.
Serpihan kayu itu adalah bagian dari sebuah pintu, jendela, tiang tiang dan kuda kuda atap yang menyusun rumah yang dulu sekali pernah ia tinggali. Tapi rumah itu kini telah mengabur dalam ingatan. Seiring hujan yang membasuh semua potret potret lawas yang di simpan ibunya dalam sebuah koper usang yang tertutup rapat. Ia tak tahu di mana koper itu sekarang tersimpan. Ia seperti tak mampu mengingat apa apa lagi.
Hanya ada sayatan sayatan kecil yang berbekas di pergelangan tangannya. Setiap kali ingatan itu hadir, maka hanya rasa sakit yang dapat menyadarkan ia kembali. Rasa sakit itu telah menjadi candu bagi dirinya sekarang. Karena hanya dengan cara demikianlah ia bisa bicara dengan dirinya sendiri. Sudah terlalu lama ia tidak benar benar bisa berbicara dengan orang lain. Tidak manusia, tidak juga Tuhan. Walau ia tidak sedang mengeraskan hati, karena sepertinya sudah terlalu lama ia lupa bagaimana caranya berdoa.
Cuma satu hal yang ingin ia ingat sekarang, apa itu makna kebahagiaan? Walau ia mesti belajar lagi dari hal hal yang kecil dan sederhana. Seperti mengisi kembali gelasnya yang telah kosong. Atau menggunakan selembar tisu, untuk menghapus air mata dan ingus yang tak henti mengalir dari hidungnya.”
―
Serpihan kayu itu adalah bagian dari sebuah pintu, jendela, tiang tiang dan kuda kuda atap yang menyusun rumah yang dulu sekali pernah ia tinggali. Tapi rumah itu kini telah mengabur dalam ingatan. Seiring hujan yang membasuh semua potret potret lawas yang di simpan ibunya dalam sebuah koper usang yang tertutup rapat. Ia tak tahu di mana koper itu sekarang tersimpan. Ia seperti tak mampu mengingat apa apa lagi.
Hanya ada sayatan sayatan kecil yang berbekas di pergelangan tangannya. Setiap kali ingatan itu hadir, maka hanya rasa sakit yang dapat menyadarkan ia kembali. Rasa sakit itu telah menjadi candu bagi dirinya sekarang. Karena hanya dengan cara demikianlah ia bisa bicara dengan dirinya sendiri. Sudah terlalu lama ia tidak benar benar bisa berbicara dengan orang lain. Tidak manusia, tidak juga Tuhan. Walau ia tidak sedang mengeraskan hati, karena sepertinya sudah terlalu lama ia lupa bagaimana caranya berdoa.
Cuma satu hal yang ingin ia ingat sekarang, apa itu makna kebahagiaan? Walau ia mesti belajar lagi dari hal hal yang kecil dan sederhana. Seperti mengisi kembali gelasnya yang telah kosong. Atau menggunakan selembar tisu, untuk menghapus air mata dan ingus yang tak henti mengalir dari hidungnya.”
―
All Quotes
|
My Quotes
|
Add A Quote
Browse By Tag
- Love Quotes 91k
- Life Quotes 71.5k
- Inspirational Quotes 68.5k
- Humor Quotes 41.5k
- Philosophy Quotes 27.5k
- God Quotes 25k
- Inspirational Quotes Quotes 24.5k
- Truth Quotes 22.5k
- Wisdom Quotes 22k
- Poetry Quotes 20.5k
- Romance Quotes 20.5k
- Death Quotes 18.5k
- Happiness Quotes 18k
- Hope Quotes 17k
- Faith Quotes 17k
- Inspiration Quotes 15.5k
- Life Lessons Quotes 15k
- Quotes Quotes 15k
- Writing Quotes 14k
- Motivational Quotes 14k
- Religion Quotes 14k
- Spirituality Quotes 13.5k
- Relationships Quotes 13.5k
- Success Quotes 12.5k
- Life Quotes Quotes 12.5k
- Love Quotes Quotes 12k
- Time Quotes 12k
- Knowledge Quotes 11k
- Science Quotes 11k
- Motivation Quotes 10.5k