Rhein Fathia's Blog, page 17

April 29, 2013

Kebodohan-kebodohan...

Hidup tanpa gadget itu hampa.
Duh, tagline nya kok sok anak gaul masa kini banget, yah. Jadi ceritanya, karena kebodohan dan kelalaian, Rhein sempat hidup tanpa gadget canggih selama beberapa hari.   Berawal dari Rhein yang harus kembali ke Bandung setelah beberapa hari senang-senang di rumah Bogor karena harus mengurus administrasi kampus dan latihan thai boxing (udah bayar, ga boleh bolos). Semua perlengkapan udah dibawa, mulai dari beberapa baju dan kerudung ganti sampai kunci kosan yang penting banget ga boleh lupa. Laptop, hp, modem, dan segala alat eletronik pendukung kehidupan dunia maya pun dirasa sudah masuk ransel semua. Oleh-oleh? Nggak lupa juga dong.. Sip, berangkat!

Setelah perjalanan di bis, Rhein baru ingat kalau charger laptop belum masuk ransel. Bawa laptop tapi charger nggak ada? CRAP!

Itu terjadi hari kamis. Yasudahlah, nanti minta tolong orang rumah untuk kirim via ekspedisi. Toh hanya laptop ini, nggak ada tugas kuliah juga, jadi nggak butuh-butuh amat. Maka, bahagialah Rhein meski tanpa laptop. Thai boxing, renang, kongkow sama temen, jalan-jalan, ketawa-ketawa, belanja barang murah, dan aktivitas mahasiswa lainnya. Bahkan, Rhein dan seorang teman sudah membuat list jalan-jalan selama itu charger laptop belum sampai ke Bandung demi mengusir kebosanan.

Sampai di hari Jum'at malam setelah belanja bulanan yang mengakibatkan Rhein harus nenteng-nenteng kresek, pulanglah ke kosan naik angkot. Waktu di angkot, masih pegang-pegang hp Gio tuh sambil twitteran. Habis itu, masukin tuh hp ke tas cangklong bagian kantong depan yang emang ga ada risleting. Kondisi di angkot ada satu ibu-ibu di hadapan Rhein, satu bapak2 sejajar dengan ibu-ibu tapi duduk di pojok, satu bapak-bapak di samping Rhein tapi duduk agak pojok, dan Rhein duduk di deket pintu. Awalnya, sempet agak heran si bapak-bapak di samping Rhein ini kayak menyampirkan jaketnya ke arah tas yang Rhein cangklong. Tapi ya sudahlah, ngga ada pikiran buruk. Sampai angkot berhenti di pintu gerbang TI-ITB, banyak mahasiswa masuk. Nah, kedua bapak-bapak ini turun. Rhein mulai curiga, karena inget banget dua bapak-bapak ini naiknya beda lokasi...

Perlahan, Rhein raba tas.. Eng-ing-eng.. Dompet, hape, dua HAPE RAIB! Crap!

Kaget, iya. Tapi sampai marah sih nggak... Rhein cuma langsung berdoa semoga semua novel Rhein jadi best seller (kan ceritanya doa orang teraniaya) ;p. Panik, nggak juga. Entah kenapa saat itu rasanya langsung ikhlas. Cuma ya pasti bingung data phonebook selama 7 tahun raib begitu saja (semoga masih ada backup di laptop). Kemudian, Rhein langsung ke kampus, pinjem telepon kampus untuk hubungi orang tua dan adik. Nongkrong di labkom kampus buat internetan dan ngabarin di socmed (khawatir tuh copet pake hp Rhein untuk nipu-nipu), dan chatting sama sahabat yang langsung tanggap untuk bantu harus ngapain.

Malam itu juga Rhein ke kantor provider untuk urus nomor supaya bisa balik lagi (thanks GraPari 24 hours), pulang ke kosan, dan... Sepi. Tidur tanpa sayang-sayangan sama Gio terasa ada yang kurang.

Sabtu, masih bisa nongkrong di lab kampus untuk numpang ngenet. Rhein juga segera beli hp semurah mungkin yang penting bisa sms-telepon supaya ortu nggak panik. Hp cina, murah, saking murahnya Rhein sampe kaget ada hp harga segitu.. :D

Minggu. Tanpa hp canggih dan laptop masih mati karena nggak ada charger. Sepiiiiiiii...! Huaa..huaaa.. Akhirnya, Rhein menelepon sahabat dan curhat betapa sebel nggak ada gadget sama sekali. Rhein kangen Gio... Akhirnya, baru Senin sore charger laptop datang... Alhamdulillah, laptop nyala dan bisa komunikasi...

Ngapain aja dari Jum'at malem sampai Senin sore nggak ada gadget? Oh, Rhein nyuci baju, nyetrika sampe beres, dan tamat 3 buah novel. Gileeee.. produktif banget yah..

Jujur, Rhein bukan berarti maniak gadget canggih dan masih bisa hidup tanpa laptop dan hp yang tanpa sinyal kalau lagi backpacking di negeri antah berantah. Tapi, kondisi backpacking tentu beda dengan kondisi sehari-hari yang memang membutuhkan gadget untuk komunikasi. Ah well, untuk sementara, karena masih bokek belum bisa beli smartphone, sementara Rhein hanya bisa dihubungi via sms dan telepon.

So, jangan lupa beli novel-novel Rhein ya... buat beli gadget baru! *tetep, promosi novel* ;p
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 29, 2013 08:18

April 19, 2013

Launching Novel Pemenang Qanita Romance

My novel, 1st winnerSeperti yang pernah Rhein bahas sebelum-sebelumnya, tentang ikutan lomba novel dari Qanita by. Penerbit Mizan, akhirnya novel Seven Days yang dapet juara 1 udah terbit dan ada di toko buku. Alhamdulillah, seneng banget! Lebih seneng lagi pas Penerbit Mizan mau mengadakan launching novel ketiga pemenang Qanita Romance ini. Iya dong, ini kesempatan buat Rhein untuk ketemu para juri dan dua pemenang lain plus 'mencuri' ilmu menulis dari mereka.
Acara launching diadakan tanggal 14 April lalu di Kafe Tjikini di daerah Menteng. Nggak nyangka, ternyata yang dateng banyaaakkk.. Bahkan sampe tempatnya penuh. Hahaha... Ada juga beberapa komunitas pembaca seperti Goodreads Indonesia, Kampung Fiksi, dan Blogger Buku Indonesia. Pembaca-pembaca lain juga banyak. Acaranya antara lain penjelasan dari juri tentang lomba novel dan bagaimana kriteria untuk jadi pemenang. Dilanjut dengan curhat masing-masing pemenang tentang proses kreatif mereka saat menulis novel. Ada kuis bagi-bagi hadiah dong pastinya.. Dan terakhir, foto bareng plus tanda-tangan bareng penulis.. Hohoho...
Komunitas Kampung Fiksi Sharing proses kreatif menulis Salah satu juri, Mas Kurnia Effendi. Dunia literasi Indonesia pasti kenal beliau :)Nah, sekarang Rhein mau bercerita tentang dua teman yang juga sama-sama jadi pemenang di Lomba Qanita Romance ini.
Dyah Rinni, dengan karyanya Marginalia. Rhein udah baca novelnya dan keren! Latar belakang cerita tentang seorang rocker dan wedding organizer. Alur ceritanya cepat, penokohan kuat, humornya segar & cerdas, penuh kejutan, pokoknya komposisi isinya pas! Dari novel ini, kita bisa belajar bagaimana menciptakan tokoh-tokoh dengan karakter kuat. 
Shabrina Ws, dengan karyanya Always be In Your Heart. Udah baca juga dong karya wanita yang sering jadi pemenang lomba ini. Satu yang Rhein acungi jempol dari karya ini adalah diksi yang sastra banget. Lantunan tiap kalimatnya mendayu dan mengharu biru. Mengangkat tema referendum Timor Leste, penulis ini berhasil meracik cerita politik yang berkecamuk dengan romansa sepasang manusia dan kehadiran dua ekor anjing yang setia. Mengharukan... huhuhu... v_v
Bahkan para juri berpesan, kalau mau cari referensi untuk menulis, ketiga novel juara yang masing-masing punya ciri khas ini bisa jadi bahan pembelajara. Artinya, beli ketiganya yaaaa... hihihi... :D
(Ki-Ka) Dyah Rinni, Me, Shabrina WsRhein bersyukur banget dikasih kesempatan untuk jadi pemenang lomba ini. Semoga bisa terus menghasilkan karya berkualitas yang bermanfaat bagi pembaca. Oh ya, seperti yang Rhein bilang pada saat launching tentang tips bagi teman-teman yang baru atau sedang belajar menulis: 
Menulislah dengan hati. Saya bukan penulis terampil yang bisa dengan cepat menghasilkan karya. Namun, saya selalu berusaha memasukkan hati dan perasaan pada setiap cerita dan tokoh-tokohnya. Karena ketika hati kita tersampaikan pada pembaca, karya kita akan tetap dikenang sepanjang masa... 
Uhuk banget yah! Hihihi... The last, makasih banyak untuk teman-teman yang udah dateng meramaikan acara. Seneng bisa ketemu langsung sama pembaca dan sharing banyak hal. Kapan-kapan kita ketemu lagi yaaaa... :)

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 19, 2013 22:07

April 5, 2013

My Class, My New Family: CCE ITB 48

Hai teman-teman, apa kabar? Udah lama banget sepertinya sejak Rhein terakhir kali nulis blog tentang cerita keseharian. Iya nih, Rhein isi blognya promosi buku melulu. Hihihi.. :p.

Kali ini Rhein mau cerita keseharian, deh. Apalagi kalau bukan tentang kehidupan mahasiswa di kampus. Sejak Januari lalu, Rhein kuliah lagi di Bandung, kampus Gajah, ambil jurusan Bisnis, konsentrasi Creative & Cultural Entrepreunership (disingkat CCE). Ih, apaan tuh? Gaya amat! Intinya, kuliah untuk jadi entrepreuner, cocok banget untuk manusia seperti Rhein yang nggak bisa hidup dalam rutinitas kantoran dan penyuka tantangan. Hohoho...

Rhein sekelas sama 40an mahasiswa lain. Kami angkatan MBA ITB CCE 48. Apa yang unik dari kelas ini? Oh, kami semua dididik untuk jadi entrepreuner dan hampir semua temen sekelas Rhein udah punya bisnis sendiri atau menjalankan bisnis keluarga. Kebayang dong, ada yang punya bisnis clothing design, spa house, konsultan keuangan, desain interior, wedding organizer, sampe bisnis kelas berat macam kontraktor bangunan atau pemilik ranch kuda. Di kelas ini, impian kami bukan jadi manager atau memiliki karier cemerlang di sebuah perusahaan ternama. Kami ingin jadi Raja di bisnis sendiri. Mengapa? Ah, alasannya simpel sih... Karena kami semua hobi MAIN! Hahaha.. Dan mengelola bisnis sendiri bisa lebih mengatur waktu menjadi lebih efektif sehingga waktu main tidak terganggu oleh ikatan jam kantor. Tau gambar di atas? So true, right? Nah, kami pengen membuat kategori baru dari gambar di atas: young, have time, money, and energy. Tambahan deh, mati masuk surga. Aamiin! Di usia-usia produktif seperti Rhein & temen-temen sekelas (20's years old), banyak orang lain yang terjebak oleh rutinitas kantor. Sebenarnya enak sih, dapet gaji gede, bonus, prestige perusahaan tersohor. Apa pula bikin bisnis di usia muda. Emang gampang? NGGAK! Butuh modal gede, energi gede, rugi berjuta-juta, belum lagi masalah nyari SDM karyawan. Oh, apalagi ditambah tugas kuliah yang... MasyaAllah... MasyaAllah... (speechless saking banyak dan bikin stress).

Nah, di kelas CCE ini kami dibekali mata kuliah-mata kuliah yang bisa mendukung bisnis. Mulai dari bagaimana membuat logo perusahaan, promosi, sampe yang ribet-ribet macam inventory, finance, SDM, dll. Kuliahnya menyenangkan, temen-temen sekelas menyenangkan, yang nggak menyenangkan itu tugasnya banyaaaakk. Hahahaha...

But at least, kami di sini udah kayak keluarga. Mungkin banyak di antara kalian yang pengen nyoba bisnis tapi lingkungan nggak mendukung. Saat down, rugi, orang-orang sekitar kembali memberi saran "udah deh, ngelamar kerja lagi aja". Di sini, Rhein merasa beruntung karena ada 40an teman yang senasib! Ngomongin modal kawin yang habis buat buka cabang bisnis baru, adaaaa... Ngomongin karyawan yang nyebelin, adaaaa... Ngomongin startegi promosi yang kece, adaaaa... Pebisnis banyak duitnya? Kata siapa? Yang bokek banget sampe harus minjem duit, adaaaa... Hahahaha.. Tapi satu yang pasti, kami semua menjalankan apa yang disebut passion! :)
With lecturer of Design Thinking Class at Batik Komar Bandung
With our lovely lecturer at Marketing Management Class
Pengalengan TripKetika hidup di dunia ini hanya satu kali, manfaatkan untuk melakukan semua hal yang kita suka dan menyenangkan. 

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 05, 2013 21:08

March 3, 2013

KUIS novel SEVEN DAYS!

Okeh! Nggak usah banyak basa-basi. Dalam rangka menyambut novel saya yang akan terbit... Loh, kan udah terbit?? Bukan.. bukan CoupL(ov)e! Ini ada novel baru lagi.. Ih, canggih banget ya Rhein udah nerbitin karya lagi. Iya dong, kan saya novelis kece... *kibas jilbab*, #plak.

Lanjut! Dalam rangka menyambut terbitnya novel SEVEN DAYS yang pernah menang Lomba Novel Romance Qanita by. Penerbit Mizan yang ceritanya bisa dibaca di sini , Rhein akan mengadakan KUIS!! Yeeeyyy... Kuis lagiiii...!! Hahahaha... Iya dong, kan bagi-bagi hadiah itu dapat pahala. Sebelum Rhein kasih tahu gimana aturan kuis, mau pamer dulu dong cover novel terbarunya. Kece, kan.. Oren-oren ucul unyuuuu...
Seven Days by. Rhein Fathia. 1st Winner of Novel Qanita Romance Competition
Nah, kuisnya cukup jawab pertanyaan:
"Anggap ada yang mau bayarin kamu jalan-jalan ke mana aja, nggak peduli berapa biayanya. Kamu diberi waktu selama TUJUH HARI dan haarus mengajak SATU orang saja. Ke mana kamu akan pergi traveling, sama siapa, dan apa alasannya?"
Aturan kuis:Tulis jawaban di blog atau notes facebook kalian (setting facebook jangan private ya) dengan judul: "Kuis Seven Days by. Rhein Fathia"Sertakan link blog http://www.rheinfathia.com dan gambar cover novel SEVEN DAYS dalam postingan blog/notes jawaban tersebut. Like Fan Page Rhein Fathia di sini >> http://www.facebook.com/RheinFathiaWriterPosting link tulisan jawaban kalian di Fan Page Rhein FathiaBagi yang punya twitter, follow & mention @rheinfathia dengan kalimat "Lagi ikutan kuis berhadiah novel Seven Days by @rheinfathia nih! Pada ikutan, yuk. Ini tulisanku >> (link blog/notes kalian)"Kuis berlangsung sampai tanggal 15 Maret 2013 pukul 12.00 (siang, ya!)Pengumuman kuis tanggal 16 Maret pada saat launching novel SEVEN DAYS! Yeeyy.. Ada launchingnya.. Lokasinya nanti diumumkan.Empat jawaban paling menarik akan mendapat hadiah masing-masing 1 buah Novel Seven Days dan salah satu dari novel di bawah ini, boleh milih! Iya, saya akan ambil 4 pemenang. Horee... Banyak kan! buku hadiah. Aduh, hasil potonya jelek amat sih, Rhein!
Yuk, pada ikutan yaaa... :D
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 03, 2013 04:54

February 6, 2013

PRE-ORDER CoupL(ov)e

”Siapa bilang menikah dengan sahabat sendiri itu menyenangkan? Jika dengan alasan antar sahabat itu sudah dekat, bisa saling memahami, dan mengerti, itu semua bukan jaminan. Kami memang dekat, belasan tahun bersahabat, sudah saling memahami dan mengerti. Termasuk sangat mengerti, kepada siapa masing-masing dari kami menambatkan hati.”

Yap! InsyaAllah kalau sesuai rencana, novel CoupL(ov)e akan beredar minggu depan. Nah, bagi yang ingin mendapat edisi spesial, bisa ikutan Pre-Order yaaaa...

[PRE-ORDER LIMITED] novel CoupL(ov)e! 

CoupL(ov)e by. Rhein Fathia penerbit Bentang Pustaka.
Harga asli IDR 64,000. Harga Pre-Order IDR 57,000 (belum ongkos kirim dari Bandung). Apa saja keuntungan kalau pre-Order? DISKON + TTD + Merchandise (limited) + voucher totok wajah @PuriWanoja (limited)
Caranya gampang. Pilih salah satu untuk hubungi e-mail ke contactme@rheinfathia.com, atau SMS ke (08989760706) dengan format:

Nama:
Alamat lengkap+kode pos:
No. Hp:
Jumlah: (Max. 5 eksemplar. Bisa gabung sama temen yang satu wilayah supaya hemat ongkir)

Periode Pre-Order dari 6-10 Februari 2013. Estimasi pengiriman novel 1 minggu setelah masa pre-order berakhir. Mau dong, dapet novel CoupL(ov)e versi limited plus bonusnya... ;). 


Sponsored by:



ps: Yang di Bandung bisa ketemuan di sekitaran ITB.


Kau tahu, kenapa orang yang menikah selalu mendapat ucapan "Selamat Menempuh Hidup Baru?"
Karena mereka harus meninggalkan orang-orang yang pernah mereka cintai di masa lalu.
~CoupL(ov)e~

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 06, 2013 17:37

February 5, 2013

Finally, CoupL(ov)e Published!

Novel CoupL(ov)e lahir dari kebosanan saya di kantor di awal Januari 2011. Bosan, tercetus ide, dan menulislah saya. Setelah membuat plot dan karakter, awalnya saya hanya memberikan hasil tulisan berupa prolog, bab 1, dst ke beberapa teman, meminta komentar mereka. Lama kelamaan, saya tercetus untuk mempublikasi secara online berkala. Dibuatlah weblog couplove.rheinfathia.com. Secara rutin, setiap hari kerja, antara pukual 9-10 pagi, saya memposting hasil tulisan novel ini di blog. Awalnya, hanya beberapa teman dekat dan pembaca blog yang baca. Lama-kelamaan, karena promosi sana-sini dan hasil kicauan teman-teman saya juga, weblog CoupL(ov)e makin terkenal. Traffic menunjukkan banyak sekali yang datang ke weblog tersebut dan membaca ceritanya. Saya seneng banget dan makin semangat nulis.
 Banyak pembaca yang ngasih komentar atau memburu-buru saya untuk cepetan update kalau terlambat. Hihihi... Saya masih inget gimana excitednya tiap mau posting cerita terbaru dan menunggu komentar teman-teman. Awalnya, saya sempat khawatir akan plagiarisme. Bagaimana kalau novel CoupL(ov)e ini dijiplak? Karena itu saya siasati hanya mempublish 5 bab dari total kurang lebih 20 bab cerita (Iya, banyak banget totalnya). Lagipula, saya percaya tiap penulis punya "style" mereka masing-masing, every writer has finger print. Jadi, kalau pun ada yang mencontek ide cerita, pasti "rasa" yang sampai ke pembaca pun berbeda. Jadi, saya pun tetap menulis novel CoupL(ov)e di blog. Selain karena ingin mendapatkan feedback dari pembaca, saya juga senang ternyata ceritanya bisa menghibur para pekerja kantoran, mahasiswa, atau siapa pun di waktu senggang aktivitas mereka. Well, berbagi selalu menyenangkan, bukan? Meski itu sepotong cerita.
 Kurang lebih 4 bulan, CoupL(ov)e tamat, versi online pun saya stop. Saya mencoba memberikan draft tersebut pada rekan editor dan beberapa first reader untuk dibaca secara keseluruhan. Mereka cukup memberi insight, saran, kritik, dan komentar yang benar-benar membangun agar draft ini menjadi lebih baik. Saya juga minta tolong teman blogger Aldriana Amir untuk membuatkan cover novel online tersebut. Supaya lebih terasa beneran novel. Hihihi... Selanjutnya apakah langsung dikirim ke penerbit? Hohoho, jangan senang dulu, masih ada revisi!
 Seharusnya, revisi bisa lebih cepat. Sayangnya, lagi-lagi masalah sibuk di kantor menjadi alasan. Saya sering menyempatkan diri untuk merevisi novel ini, pelan-pelan, di sela waktu yang ada. Namun tetap saja, susah beresnya. Hehehe... Sampai pertengahan 2012, setahun lebih CoupL(ov)e terbengkalai dan belum ketahuan nasibnya. Bahkan nyaris tersalip oleh novel saya yang lain, Seven Days, yang menjadi juara pertama di ajang lomba novel Qanita Romance by. Penerbit Mizan. Duh... Nasibmu, Nak.. :D. Meski begitu, saya senang karena traffic pengunjung weblog couplove.rheinfathia.com tetap tinggi meski saya sudah nggak update nulis. Mungkin ada yang kesasar. Hihihi...
 Usai resign dari kantor, saya memutuskan ngebut menyelesaikan revisi CoupL(ov)e. Bulan November 2012, saya kirim ke penerbit Bentang Pustaka. Finally, fiuuhhh... Banyak-banyak berdoa supaya 3 bulan kemudian dapat berita terbaik. Biasanya, penerbit akan mengabarkan naskah novel diterima atau tidak dalam jangka waktu 3 bulan. Namun ternyata, jeng! Jeng! Sembilan hari kemudian saya mendapat jawaban bahwa Bentang Pustaka akan menerbitkan CoupL(ov)e! Kyaaaa...!! Ini penerimaan novel tercepat yang pernah saya terima. Satu mimpi saya pun terwujud lagi, bisa satu penerbit bareng penulis favorit saya, Dewi 'Dee' Lestari.
Akhirnya, penantian saya dan pembaca (kalau ada :p) mulai berakhir.
 From online novel become a real novel. Please welcome, CoupL(ov)ea Novel by. Rhein Fathia   Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 05, 2013 22:37

January 17, 2013

Lovely Happy January

Januari 2013. Awal tahun ini dibuka dengan pindahnya Rhein ke Bandung. Iya, ngekos lagi di sekitaran kampus ITB karena akan melanjutkan kuliah di sana. Rasanya gimana? Excited banget, dong! Meski agak deg-degan juga sih karena pas hari pertama masuk kuliah untuk briefing dan foto, Rhein nggak kenal siapa-siapa!! Sedangkan maba yang lain banyak yg dari bandung atau pernah satu kampus. Setelah ketemu briefing, akhirnya Rhein dapet satu kelompok untuk Bootcamp di Sukabumi. Apaan tuh Bootcamp? Ya, anggap sajalah semacam OSPEK! Jeng! Jeng!

Ospek/training S2 ternyata beda sama S1. Nggak ada omel-omelan senior, nggak ada disuruh bawa ini itu, nggak disuruh kuncir rambut aneh-aneh, de-el-el yang biasanya bikin ribet waktu ospek kuliah S1 dulu. Bootcamp kali ini semua mahasiswa baru MBA diajak ke Sukabumi, di resor hotel Pangrango. Beda ya, cyynn... Nginepnya aja di hotel! Hahaha... Aktivitasnya pun menyenangkan dan mendidik kami semua untuk lebih berinisiatif, tanggung jawab, toleran, dan hal-hal positif lainnya. Nah, berhubung nggak boleh cerita detail mengenai isi Bootcamp, jadi mending Rhein pamer foto-fotonya aja, yah! Hohoho...



Pokoknya, kegiatan bootcamp kali ini menyenangkan! Beres aktivitas, temen-temen kelompok 2 juga jalan-jalan di acaran Car Free Day yang berlokasi di wilayah Dago.. Seruuuu...!! Hahahaha.. Meski hujan gerimis labil, banyak yang bisa dilihat. Jadi kepikiran buat jualan di sana. *Dasar otak bisnis*. Hahahaha...

Pom-pom Boys kocak abiss!! We are not complete :))Terus, kuliahnya gimana? Kuliah menyenangkan. Dunia baru yang Rhein baru masuki cukup meningkatkan rasa excited dan penasaran. Meski ternyata kuliah finansial itu njelimet amit-amit ya, cyynn.. Hahah.. Cukup dinikmati. Rempongnya, senengnya, susahnya, dan tentunya banyak temen yang bisa bantu diskusi.

Selanjutnya, kabar baik yang juga melengkapi semua kegiatan menarik di awal 2013 ini adalah....
Novel CoupL(ov)e dalam status Coming Soon!
Yeeaaayy! Sekarang sedang dalam proses pemilihan cover. Duh, yang ngikutin novel ini dari sejak terbit online di tahun 2011, pasti tahu banget dong gimana penasarannya sama cerita ini. Hohoho.. Plus, gimana Rhein juga ngebet pengen cepet terbit. Alhamdulillah, one step closer menuju terbit dan beredar di toko buku. Spesial terimakasih untuk Aldriana Amir yang udah buatin cover oranye unyu yang bikin CoupL(ov)e versi online makin eksis. Untuk CoupL(ov)e versi terbit, akan diganti sesuai buatan penerbit Bentang Pustaka.

Buat yang mau dapet novelnya gratis, ikutan kuis-kuis, dan kabar-kabar pre-Order, bisa klik Like Fan Page Rhein Fathia, yaaa.. Atau klik di gambar Facebook di sebelah itu. Plus, ikut kuis Cover Pilihan juga yang hadiahnya kece-kece! :D

It will transform...
Makasih untuk semua dukungan dan doa kalian semua, ya... Dan bahagialah menjalani sepanjang tahun ini. :)
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 17, 2013 22:14

December 10, 2012

Pengumuman Pemenang Kuis

Yeeaayy!! Akhirnya.. Waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Hahahaha... Apakah para peserta Kuis Resensi Novel Favorit hari ini pada memendam rasa penasaran? Atau biasa aja? Atau penasaran tapi cool aja? Atau sampai berdoa dan ngasih sesajen supaya menang? Duh Rhein, kebanyakan ngomong deh! :D

Oke! Sebelumnya, Rhein mau ngucapin makasih banyaaaakkk untuk semua peserta yang udah pada ikut. Baru kali ini Rhein mengadakan kuis dan apresiasi dari temen-temen baik sekali. Jadi semangat untuk baca tulisan-tulisan peserta yang masuk. Semua resensinya bagus-bagus, lengkap, plus bikin penasaran dan pengen baca novelnya langsung. Sayangnya, aku hanya punya dua hadiah (Iya, kurang banyak). Mau nggak mau harus memilih 2 yang terbaik dari 43 resensi novel yang masuk di Fan Page Rhein Fathia.

Milihnya gimana? Semua resensi pasti Rhein baca, kok. Setelah itu, tentu Rhein cocokan dengan persyaratan yang sudah disebutkan di Syarat & Ketentuan Quiz. Selanjutnya, Rhein baca dan seleksi berdasarkan kelengkapan resensi, isi tulisan, dan seberapa informatif resensi tersebut. Maka, setelah berbingung ria dan bertapa mencari wangsit, terpilihlah 2 pemenang yang berhak mendapatkan hadiah paket buku. Yaitu.... Jeng! Jeng!
Martina Sugondo (@noothermartina), dengan Romancing Mr. Bridgerton, berhak mendapat paket buku 1.Naztasya Oktarina (@naztasaari), dengan Herr Der Deibe (Pangeran Pencuri), berhak mendapat paket buku 2.
Selamat kepada para pemenang! Yeeaayy!

Untuk kalian berdua, tunggu email dari saya untuk proses pengiriman hadiah...
Untuk yang belum beruntung, terima kasih atas partisipasinya. Sedikit kecewa itu wajar, tapi bukan berarti tulisan resensi kalian nggak bagus, kok. Mungkin kali ini belum beruntung. Terima kasih atas partisipasinya... :)
P.S: Dapet info dari penerbit kalau novel Rhein insyAllah terbit & beredar Januari atau Februari. Nah, tunggu kuis seru selanjutnya tentang novel itu ya! Hohohohoho.... :D

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 10, 2012 05:00

November 18, 2012

Quiz Resensi Novel Favorit

QUIZ!! KUIS!! HADIAAAHH!! HORRAAY!! ^o^/

Ide kuis ini berasal dari begitu banyak buku-buku di rumah Rhein dan bingung mau dikemanakan. Di satu sisi rak buku tidak bisa bertambah dan di sisi lain hampir tiap bulan beli buku. Sebagian buku-buku koleksi pribadi sudah pernah di jual dan saat ini Rhein ingin membagikannya GRATIS!! Apah?? Gratis?? Iya dong... Hanya saja, Rhein ingin membuat: 
KUIS RESENSI NOVEL FAVORIT
Tujuan kuis ini adalah agar para peserta melakukan aktivitas membaca sekaligus menulis. Membuat resensi pasti harus membaca dulu, lalu menuliskannya. Ya iyalah.. Aduh, Rhein kebanyakan basa-basi, deh! Hadiahnya apa, nih?? Okay, karena tujuan utama adalah mengosongkan sebagian isi rak buku, maka hadiahnya adalah paket buku koleksi pribadi Rhein. Eits, tapi tenang saja... Semua kondisi buku yang menjadi hadiah ini tentu masih sangat baik dan layak baca. Bahkan ada yang masih dibungkus plastik. Isi ceritanya tak lekang oleh waktu dan jumlahnya cukup banyak! Hohoho... Mau dong dapet buku gratis... Berikut hadiah 2 paket buku untuk 2 pemanang nanti.
  Terus, gimana caranya supaya dapetin salah satu dari 2 paket buku tadi? Hohoho, gampang aja, ini syarat dan ketentuannya.Buat tulisan resensi 1 (SATU) novel yang PALING KAMU SUKA. Boleh novel apa saja, genre apa aja, dari tahun kapan saja, BEBAS.Selain resensi novel, tuliskan pula alasan mengapa kamu suka novel itu atau pengaruh novel itu terhadap hidupmu (kalau ada).Harus karya sendiri tidak boleh jiplakan dari mana pun. Panjang tulisan (gabungan poin 1 dan 2) sebanyak 300-500 kata (bukan karakter).Tulis resensi di blog atau notes FB kalian (Jangan di-private ya).Like Facebook Fan Page Rhein Fathia. Klik >> http://www.facebook.com/RheinFathiaWriter Kirim/posting link resensi kalian di wall Facebook Fan Page Rhein Fathia. Sertakan alamat email kalian! Untuk menghubungi kalau kalian menang. Hohoho...Follow twitter @rheinfathia. Buat twit minimal 1 (SATU) kali berisi: "Ada kuis RESENSI NOVEL FAVORIT by @rheinfathia, lho! Hadiahnya paket buku. Ikut, yuk! Info lengkap di http://www.rheinfathia.com"Setelah kalian membuat resensinya, buat twit berisi: "Lagi ikutan kuis RESENSI NOVEL FAVORIT by @rheinfathia berhadiah paket buku. Baca hasil resensiku di (link blog/notes FB resensi kalian)"Tiap peserta boleh mengirimkan paling banyak 2 (DUA) resensi saja.Deadline lomba ditutup tanggal 3 Desember 2012 pukul 23.59 (paling lambat posting link di Fan Page).Pengumuman lomba tanggal 10 Desember 2012. Pemenang akan di mention melalui twitter, inbox FB, dan email.
Okay, teman-teman... Kalau ada yang belum jelas, silakan tanya-tanya atau mention di twitter @rheinfathia. Selamat membuat resensi! Mari kita tingkatkan minat baca dan menulis di negeri tercinta ini.


Salam,

Absurd Astronout
Rhein Fathia
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 18, 2012 19:22

November 16, 2012

Ubud Writers Readers Festival 2012 (part 2)

Masih lanjutan cerita tentang Ubud Writers Readers Festival ya.. Sumpeh deh senang banget dateng ke acara ini. Auranya tuh bener-bener kepenulisan banget. Rhein juga sempet ngobrol-ngobrol sama orang Australia yang ternyata dia itu dosen jurusan budaya Indonesia di salah satu Universitas di Australia, lho! Oemji... Negara kita ini sebenarnya keren! Oke, lanjut ke topik diskusi panel yang Rhein ikuti.

3. It Rolls Off The Tongue
General: A lesson in language; writers share for the precise phrase, the obsession with perfection, the a-ha moment when word matches vision. Speaker: Kader Abdolah, Marina Endicott, Anna Funder, Muhary Wahyu Nurba

Diskusi panel ini seru karena dibuka dengan curhat masing-masing pembicara. Ternyata para penulis yang udah tenar dan meraih banyak award itu banyak yang pada awalnya bukan benar-benar penulis, lho. Mereka juga mengalami masalah yang sama dengan para penulis di Indonesia, menjadi penulis masih dipandang sebagai karier yang 'tidak terlalu punya masa depan cerah'. Para pembicara itu kompak setuju bahwa saat mereka masih muda dan sekolah, orang tua mereka mendoktrin bahwa pekerjaan yang dijamin punya masa depan cerah adalah doctor, lawyer, and engineer. Mereka pun mengambil pendidikan yang diminta para keluarga tersebut, dong. Bahkan Mr. Kader Abdolah memiliki latar belakang pendidikan di Nuclear Physics! Oooohh.. Itu kan gw bangeeett!! *ketemu senior senasib* *sok ngaku-ngaku junior gini gue* :))

Pada kenyataannya, toh karier mereka di dunia tulis menulis sangat gemilang. Ini bener-bener jadi penyemangat banget untuk siapa pun yang pengen jadi penulis tapi latar belakang pendidikan atau pekerjaan nggak ada sangkut paut dengan menulis. Asal ada niat dan usaha, pasti bisa! :)

Diskusi berlanjut dengan topik utama, "What languange in your thinking?". Maksudnyah?? Jadi begini, ketika kalian berpikir dan memiliki ide-ide atau khayalan-khayalan, bahasa apa yang ada di otak kalian? Di sini, mulai ada perbedaan pendapat (tapi nggak sampe debat kusir bodoh, ya). Tiga orang pembicara mengaku bahwa bahasa dalam pikiran mereka adalah English (untuk pembicara asing) dan Bahasa (untuk pembicara orang Indonesia). Namun, Mr. Kader Abdolah memiliki pendapat lain. He said, We don't think in a language. We think magically! Hal ini merujuk pada cerita pribadinya bahwa beliau memiliki Ayah yang bisu dan tuli sejak kecil, sehingga tidak pernah mendengar bahasa apa pun atau bicara bahasa apa pun (zaman dulu belum secanggih sekarang ya teknologinya). Meski begitu, Ayah Mr. Kader ini tetap bisa berkomunikasi meski melalui sorot mata. Keluarga besar Mr. Kader bisa mengerti apa yang dipikirkan atau apa yang ada di otak sang Ayah tersebut. Nah, bahasa apa yang dipakai? Tidak ada, toh? Karena itu Mr. Kader berpendapat bahwa, What we think is a magic and language is medium explained by tongue and write. (Mr. Kader, mungkin maksud anda itu bahasa kalbu, ya?)

So, ide-ide atau apa yang ada di pikiran kita adalah keajaiban. Dan, ketika menuliskan ide yang ada di otak, kita sedang menuliskan keajaiban. When you start trying in make word, you do a magic! :) Kemudian tentang menulis, selalu kembali pada pertanyaan, mengapa kamu menulis? Para pembicara berkata, "I need to tell my story! Because of the BIG NEED, I need to find a way. Right or wrong, just write! Menulislah karena kamu membutuhkannya, karena kamu butuh mengungkap keajaiban yang ada di otak kamu. Menulislah dengan cara yang kamu merasa asyik melakukannya, because every writer has own finger print, has own rythm.

Kemudian muncul pertanyaan, What is the hard thing or the biggest problem in writing? Jawaban para pembicara ini lucu. Mereka tidak menjawab tentang kesulitan riset, membuat plot, menciptakan karaktr, atau hal-hal teknis lain. Mereka kompak menjawab,
The biggest problem is I must sit, write, continue, and shut up! =))

Untuk penulis pemula, salah seorang pembicara juga mengatakan bahwa biasanya masalah terbesar adalah PEDE. Confidence to express in writing. Saat menulis, kita harus pede dan yakin bisa menghasilkan tulisan bagus. :)


4. Serial Offenders
General: When book becomes many: creating characters that endure, surprising development and disturbing tendencies. Speaker: Shamini Flint, Nury Vittachi.

Sekarang diskui tentang novel serial, nih. Cihuy banget deh buat yang pengen bisa nulis novel serial. Kalau di luar negeri, yang terkenal pastinya novel-novel serial detektif semacam Sherlock Holmes, Hercule Poirot, atau yang terbaru triloginya The Girl with The Dragon Tatoo. Entah mengapa kebanyakan novel serial kok cerita detektif, ya? Bahkan salah satu pembicara, Ms. Shamini juga menulis serial Inspector Singh (bisa cek novel-novelnya di sini) yang sayang banget nggak diterbitkan di Indonesia... *kan pengen baca*. Kalau di Indonesia, pasti dong serial yang legendaris itu adalah LUPUS! Hohoho...

Nah, dalam menulis cerita serial, para pembicara setuju bahwa menulisnya bisa menjadi sebuah ajang latihan paksa untuk mengasah potensi diri. Pastinya dong, namanya serial harus ada cerita lanjutan dan sebagai penulis mau nggak mau harus kreatif baik dari segi ide cerita atau pun merangkai kata. Ada kemudahan dan kesulitan tersendiri saat menulis novel serial dibanding novel satuan. Di novel satuan, kita harus memulai semuanya dari awal, baik ide cerita, karakter, dll. Sedangkan dalam cerita serial, you have characters and you know them very well. Para tokoh ini layaknya kawan lama si penulis yang punya sifat khusus atau kepribadiannya sendiri. Mereka juga berkembang dengan seiring waktu.

Konsistensi! Itulah hal harus sangat dipegang dalam membuat cerita serial. Baik dalam segi cerita utama ataupun karakter. Nggak mungkin dong di novel pertama karakternya punya phobia ular lalu di novel selanjutnya (tanpa alasan apa pun) malah jadi kolektor ular langka. Konsistensi menulis juga pastinya sangat dibutuhkan dalam menulis cerita serial ini. Termasuk bagaimana merangkai kata yang menarik agar pembaca terus dan terus akan menunggu-nunggu, menanti, dan membaca cerita selanjutnya. The first line sell the book, the last line sell the next book! Teknik menulis di awal dan di akhir cerita serial menjadi poin sangat penting yang harus diperhatikan.

Penulis-penulis cantik mau narsis juga dong... :D Ki-Ka: Me & Mba Prisca PrimasariNah... begitulah isi beberapa diskusi panel yang Rhein ikuti. Ubud Writers Readers Festival ini diadakan tiap tahun di bulan Oktober. Tahun depan juga ada lagi, lho! Acaranya seru-seru dan bener-bener memberi insight untuk meningkatkan skill menulis. Sebenarnya acaranya nggak hanya diskusi panel. Ada launching buku, drama, mendengar dongeng, workshop, nonton film, acara untuk anak-anak, acara kesenian, pasar seni, banyak banget deh! Kalau ikut acara ini memang harus milih jadwal dan cukup capek untuk mengikuti semuanya. Harus punya stamina yang kuat!

Hal yang Rhein sayangkan dari acara ini adalah, penulis dan pengunjung dari Indonesia sedikit banget yang dateng... T_T. Bahkan Rhein nggak melihat penerbit atau beberapa forum buku ikut aktif berpartisipasi. Entah karena sistem dari panitia yang melakukan seleksi ketat dan penggiat buku di Indonesia pada nggak lolos atau gimana, ya... Tapi minimal penulis-penulis (apalagi pemula kayak saya) disarankan banget untuk partisipasi. Apalagi untuk mahasiswa, harga tiketnya muraaaahhh banget! Kalau ada rezeki, Rhein pengen dateng lagi tahun depan, apalagi dengan status mahasiswa. Hahahaha... Atau siapa tahu Penerbit Mizan mengadakan lomba Qanita Romance dan saya dijadikan pemenang lagi... #PLAK :D

Sekali lagi terima kasih banyak Penerbit Mizan atas hadiah ini. Dari semua rangkaian acara dan bertemu para penulis hebat itu, saya belajar banyak. Termasuk belajar menjadi penulis yang rendah hati.

Keep writing, friends! :) Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 16, 2012 20:20