Rhein Fathia's Blog, page 2
May 13, 2021
Happy Eid-Al Fitr and Ascension of Jesus
Lebaran kesekian di luar nagreg dan jauh dari keluarga. Tahun ini restriction belum melonggar karena covid-19, tidak ada public holiday (of course), plus dua rekan di tim kantor udah booking cuti duluan jadi saya harus back-up. Oh, dan ada jadwal kelas juga yang bakal ada info mengenai ujian semester (kelas terakhir, Subhanallah aamiin semoga cepat beres). Jadi ya sudahlah, nggak bisa kumpul sama teman-teman di Indonesia dulu. Stay at home for work and study.
Meski terasa nggak sempurna, toh hari ini menyenangkan juga. Masih bisa sholat Eid, silaturahmi online bareng keluarga dan sahabat, plus tentu saja saya berhasil mempersiapkan masakan ala Lebaran!
Masakan

Di keluarga, makanan yang akan tersaji saat Lebaran adalah berikut:
- Ketupat
- Opor (kesukaan Bani)
- Rendang
- Balado kentang
- Semur jengkol (kesukaan Bapak dan saya)
- Sambel goreng hati
- Kecap (kesukaan Uki)
- Sambal terasi
Kali ini saya cuma berhasil masak ketupat, balado kentang, rendang, dan kerupuk udang. Ya lumayan lah untuk level susah dapet bahan dan bumbu ala Indonesia. Tentu saja semuanya rasanya enak ;)
Silaturahmi

Setelah menyesuaikan perbedaan waktu, instruksi setting (khususnya untuk nenek) yang butuh waktu, sinyal tidak stabil, akhirnya lancar juga ketemu online. Bermaafan, minta doa, ngobrol sana-sini, ketawa-ketawa, dan tentu saling pamer kucing masing-masing. Hahaha...
For me, the most beautiful and important privilege I have since I was born is my family.
Happy Eid Al-Fitr

Sejak awal Ramadan, saya merasa ada banyak hal yang membuat suasana tidak kondusif. Untuk ibadah, untuk belajar, untuk tidur, tapi tidak untuk kerja (karena saya workaholic). Tapi toh langit memang tidak selalu biru, apalagi cuaca di Praha seringnya kelabu. Dan melalui suasana hati yang tak menentu, saya lagi-lagi diingatkan tentang bersyukur pada Allah Swt tentang apa-apa yang saya punya dan apa-apa yang saya tidak punya.
Isn't it the purpose of Ramadan and Eid Al-Fitr? Semoga kita bisa kembali ke fitrah, menjadi manusia baik yang mencontoh Rasulullah Saw. Semoga suasana di Palestina mereda dan menjadi lebih baik.
Selamat Idul Fitri dan Kenaikan Yesus Kristus. Mohon Maaf Lahir Batin dari Praha.
Love is real, real is love. -John Lennon-
April 5, 2021
Why You Will Marry The Wrong Person by. Alain de Botton

Mengambil sudut pandang pesimistik, buku ini membahas dengan cukup baik bagaimana kita perlu melihat pernikahan dengan realistis. Tidak terlalu harsh seperti di zaman 'Marriage of Reason' (how much land do you have?), tidak terlalu giung dengan uwu-uwu ala sosial media.
Berawal dari artikel yang ditulis oleh Alain de Botton di New York Times dengan judul sama, The School of Life mengurainya lebih detail. Bukunya tipis dan kecil, tapi bacanya perlu mikir banget. Pembahasan dibagi menjadi 3 tahap:
Why you will marry the wrong personWhen is one ready to get marriedHow love stories ruin our love livesDi awal pembahasan dijelaskan tentang realita pernikahan, tentang menjalani hidup dengan pasangan tidak semanis eksrim, tentang ragu, kesal, kecewa dan segala rasa negatif yang akan tetap muncul sama seperti saat masih lajang. Pembahasan selanjutnya lebih menohok: It could be I am the wrong person! Cara buku ini menjabarkan agar pembaca melakukan refleksi diri, bagus sekali (at least bagi saya). Di akhir pembahasan, well ada input bagus tentang bagaimana saya harus menulis novel romansa selanjutnya. Hahaha...
Sama seperti series The School of Life lain, buku ini juga punya tipe tulisan padat berisi. Ibarat makanan tuh kayak energi bar. Karena bukunya cuma 70 halaman, saya ga akan review banyak karena nanti malah spoiler. Overall, ini bukan jenis buku yang bakal disukai oleh Ibu karena beliau hopelessly romantic. Beliau mungkin lebih setuju dengan artikel oposisi: "Why You WIll Marry the Right Person." Buku ini juga bakal mengecewakan penggemar konten uwu. Kalau kamu tipe orang pesimis-skeptis-logis, mungkin bakal suka.
For me, this book was enlightening and irritating at the same time. Just like how the marriage will become.
Love is real, real is love. -John Lennon-
March 19, 2021
The Midnight Library by. Matt Haig
"Mimpi siapa yang sedang kamu jalani saat ini?"
Waktu pulang ke Indonesia sebulan lalu, saya ngobrol banyak hal dengan ibu. Di suatu kesempatan beliau bilang, "Kamu sedang menjalani apa yang ibu cita-citakan. Tinggal di luar negeri, kuliah, membangun karir." Nggak perlu ditanya mengapa beliau dulu tidak mengejar mimpinya. Toh hidup seringkali tidak seperti yang kita inginkan.

The Midnight Library tidak menceritakan tentang mimpi, melainkan kehidupan yang sedang dijalani. Puas nggak sih, kita sama hidup yang sedang dijalani sekarang? Di bab awal, novel ini menceritakan kucing mati yang membuat saya kesal. Kemudian si pemilik kucing bunuh diri, tapi belum mati. Between life and death there's a library. Nora (si pemeran utama) terjebak di sebuah perpustakaan dengan rak buku berjajar tak berujung dan ditemani seorang librarian. Buku pertama yang disuguhkan pada Nora berjudul "The Book of Regrets." Ugh, sounds depressing.
Mengapa Nora bunuh diri? Apa benar Nora ingin mati? Atau dia hanya tidak tahu bagaimana caranya menjalani hidup? What is the best way to live? Midnight Library menjadi pintu menuju paralel-universe dan Nora mendapat kesempatan untuk menjalani hidup dengan beragam kemungkinan atas keputusan yang dia ambil di masa lalu. Bagaimana kalau dia mengiyakan saran Ayahnya untuk terus berlatih renang? Atau ikut sahabatnya ke Australia? Atau ikut kakaknya nge-band? Atau mungkin hidup sesimpel jadi pegawai shelter hewan di kota kecil? Dan atau-atau yang lain; dari guru musik sampai eco-arsitek, dari atlet olimpiade sampai peneliti glasier yang harus menyelamatkan diri dari beruang kutub.
Sampai 70% membaca kisah Nora, ternyata selama ini dia menjalani mimpi orang lain. Seberapa sering sih tanpa sadar, kita menjalani hidup demi approval dari orang lain? Sialnya, kehidupan atas keputusan kita sendiri pun tidak sempurna. Ada bahagia dan sedih yang tumpang tindih, ada siklus tersakiti dan menyakiti. But you don't have to understand life. You just have to live. Bagaimana kalau ada keputusan yang membuat kita menyesal? Well, sometimes regrets are just a load of bullshit.
Petualangan Nora di perpustakaan dan melompat dari satu buku ke buku lain yang merupakan kisah hidupnya sendiri cukup mengaduk emosi. Rasanya tuh capek, tapi seru. Kebayang nggak sih, punya kesempatan untuk menjajal segala macam angan. Kalau kita jadi atlet, artis, orang miskin, ibu, astronot, pebisnis yang sukses atau gagal, dsb. Menutup buku ini bikin saya mikir banget tapi lega. In a world where you can be anything, be kind.
Novel ini paket komplit; sci-fi, musik, mental issue, filosofi hidup, romance, ditulis dengan bumbu humor yang mengalir. Ngga salah kalau jadi pemenang best fiction di goodreads tahun 2020.
Love is real, real is love. -John Lennon-
March 12, 2021
Prominte, Nerozumim.
Setelah satu setengah tahun tinggal di Praha, skill bahasa Ceko yang saya fasih hanya sebatas 'dobry den', 'prosim, mluvite Anglicky?' dan 'dekuju, nashladanou'. Di kampus, saya ambil kelas bahasa Ceko sampai 2 semester dan tidak ada peningkatan. Sebelum rezim korona sempat mempraktekan beberapa kalimat singkat untuk belanja, jajan biskuit, atau beli tiket museum. Kemudian lockdown, jarang ketemu orang lokal ya sudahlah makin tidak terasah.
Teman menyarankan agar saya kursus bahasa Ceko secara intensif tiap hari agar cepat fasih. Saya pikir, well.. nggak ada salahnya dicoba, toh dibayarin kantor juga. Setelah lebih dari 2 minggu kursus, kesimpulannya: SUSAH. Saya pernah belajar bahasa Jerman, yang meski saya nggak suka struktur penyebutan angka dan aksennya penuh penekanan, lebih mudah dipelajari dan dimengerti. At least sampai sekarang masih ada yang nyantol di kepala.

Saya suka mendengar orang bercakap-cakap dengan bahasa Ceko. Bagi saya, terdengar tenang, lembut, dan di akhir kalimat biasanya bergelombang. Mirip-mirip tipikal bahasa Sunda (kalau lagi ngobrol normal, bukan pas maki-maki "sia borokokok!"). Biasaya tidak sulit bagi saya belajar untuk membaca dan menirukan bahasa dari proses mendengar (Jawa, English, Arab, Jerman, Korea). Tapi bahasa Ceko ini, meski selama 1,5 tahun tinggal di sini dan tiap hari mendengar pengumuman di tram atau metro, susah banget nyantolnya di kepala. Menurut teman-teman dari Russia atau yang pernah belajar bahasa Prancis, bahasa Ceko punya kemiripan dan bagi mereka mudah dipelajari. Yetapikan Russia dan Prancis juga termasuk bahasa yang susah dipelajari, bhambhang.
Hal-hal yang menurut saya susah mempelajari bahasa Ceko:
gender (neutral, feminin, maskulin)formal/informalpelafalan huruf yang berbeda dengan bahasa Indonesiastruktur subjek, predikat, objek, keterangan yang berbeda dari bahasa Indonesia atau Englishpelafalan kata yang sulit. Banyak kosakata yang minim huruf vokal. Contoh: zmrzlina (es krim)akhiran (ending) yang selalu berbeda tergantung subjek, gender, formal/informal, dll.
Sungguh kerja keras bagi otak ketika dari satu kata kerja atau kata benda, bisa berubah akhiran hanya karena kita bicara pada orang tua atau teman, laki-laki atau perempuan, kata tersebut termasuk kategori neutral, maskulin, atau feminin, jumlahnya satu, dua, atau lebih. Belum lagi kalau ditambah sesuai kebiasaan percakapan lokal.
Sebagai studentka (siswi), saya pernah tanya ke ucitelka (guru perempuan), kenapa bahasa Ceko susah dan harus ganti-ganti ending? Beliau cerita sambil tertawa, menurut sejarah, Bohemia merupakan wilayah kecil di tengah-tengah benua yang selalu dapat serangan dari berbagai arah. Karena itulah penduduk zaman dulu menciptakan bahasa yang sulit dimengerti agar strategi perang mereka tidak diketahui. Hmm... Oke baiklah.
Well, at least sekarang sudah bertambah satu frasa yang saya fasih: "Prominte, nerozumim." (Maaf, saya tidak mengerti).

March 6, 2021
Love Looks Pretty on You by. Lang Leav

Di antara penulis buku puisi galau-modern-ala-ala, hanya karya-karya Lang Leav yang saya suka. Semua buku puisinya sudah saya baca termasuk yang terbaru Love Looks Pretty on You. Bahkan saya masih ingat salah satu bait di buku Memories yang berjudul Time; You're the one I wanted most to stay. Dengan total hanya 4 bait, puisi itu sukses bikin saya mikir dan maknanya dalam sekali. Meski mengusung tema yang mirip seperti penulis setipe lainnya, satu hal yang saya rasakan dari semua karya Lang Leav adalah: kebijaksanaan.
Tidak seperti buku sebelumnya, Sea of Strangers yang membawa tema depresif dan tentu saja membuat saya ikutan depresi saat membacanya, buku puisi ke-enam ini lebih rileks. Penulis masih mengekspresikan banyak rasa; bahagia, sedih, marah, kecewa, perjuangan, berbunga-bunga. Di sini Lang Leav menyelipkan kisah hidupnya saat ia dan sang Ibu menjadi pengungsi dan harus tinggal di kamp, bagaimana mereka bertahan hidup, sangat tidak mudah. Namun selain kebijaksanaan, ada hal lain dalam buku ini dibanding buku-buku lainnya: kedamaian.
She, the girlish one, the foolish one, the one who longs for a place with us here, where she is not welcome. And here you are, our present self, a woman in bloom, a picture of temperance, regard for kindness and humility. ~ A Meeting of Selves.
Lang Leav masih menggunakan kata-kata sederhana dalam setiap rangkaian bait, tidak memaksakan fancy vocabulary, dan puisi-puisinya tetap menyentuh hati. Di beberapa puisi, ia menggunakan gaya seolah-olah bicara dengan tegas ke pembaca, contohnya di pusi House of Straw; Women, build your house, while you're young. Build your house with bricks.
Secara keseluruhan, layaknya puisi kekinian temanya nggak jauh-jauh dari cinta. Buku ini menjabarkan tentang mencintai diri sendiri yang mengingatkan saya pada salah satu sesi dengan bu dokter, "Tetapkan dan tulis bagaimana kamu ingin dicintai dan seperti apa kamu layak diperlakukan. That's part of how you love yourself."

Love is real, real is love. -John Lennon-
February 17, 2021
Imagination
I have a lot imagination about us. We'll meet in Indonesia on February 2021, he'll ask to marry me, I'll say yes. He'll come to Czech after I finish my school, we'll travel around Europe. We'll go to Iceland to see aurora, we'll go to Paris and I'll show him it's not as pretty as people imagine. Prague is much prettier! I'll show him my school, my office, my fave parks. I'll take him to Petrin Tower to see Prague city from high place. I'll take him to Prague Castle and we'll visit every museum and discuss history. Both of us love those topic. We'll drink wine and eat trdelnik near Astronomical Clock. We'll go to other cities in Czech Republic, visit castles just like Prince & Princess, hike the hills, eat ice creams, laugh because of silly things. Since we're couple, we'll hold hand when we walk, we'll kiss under the stars and moonlight. Then, we'll go back to Indonesia, build our business.
But, he's not coming to Europe. He decide not to. One plan cancelled. Could be others too. It left me be the one who hurt myself from my own imagination.
Other thing, he said infidelity is okay, because life is high risk high return. Well, I hope he can takes care his sister and train her how to deal with betrayal and traitor. Because I've been there done that. Unpleasant.

See the pic? Pretty isn't it? I saw it from my bedroom, so white, soft, and pure. But once I went out bare, reality froze me deadly.
December 30, 2020
Buku-Buku di 2020 dan Resolusi 2021
Nulis kilas-balik kayaknya nggak ada yang seru karena tahun ini isinya nggak jauh-jauh dari kerja-kuliah-dorm-groceries-sedikit traveling. Hal rada mending di tahun ini dibanding tahun lalu adalah jenis dan jumlah bacaan. Selain materi kuliah, menghabiskan banyak waktu di rumah membuat saya mau tidak mau ya baca buku daripada bosan. Mumpung fasilitas perpustakaan di Praha oke banget dan kalau beli buku pun dapet jatah dibayarin kantor. Hahaha... Berikut daftar buku-buku yang saya baca dan berkesan.

Us
Awal tahun jelang Valentine, pas banget mengawali dengan bacaan ringan buku sketsa ini. Penulisnya bikin project sketsa aktivitas dia dan pasangannya sehari-hari. Mereka baru bangun tidur, mereka belanja, mereka bertengkar, mereka bikin budget pengeluaran, mereka sakit bersamaan, mereka menjalani long-distance-married, mereka menggapai mimpi, mereka punya hobi berbeda, mereka berkompromi dan berbagi, dsb. Sederhana, nyata, dan hangat. Forever we will be, as one you and me.

The Elements of Style
Sengaja beli buku ini karena pengen belajar nulis novel lagi. Eh dapet bonus ternyata isi buku ini juga membahas tentang penulisan non-fiksi yang cocok buat nulis thesis. Tapi tetep kok, saya belum nulis novel dan thesis sampai akhir tahun ini. LOL.
Khadija
She's a badass. Setelah baca buku ini rasanya isi kepala saya punya banyak opini yang ingin dibahas; Kisah para Nabi & Rasul yang sering disalah artikan, posisi perempuan dalam Islam, pentingnya privilej dalam penyebaran wahyu. Banyak banget deh, kapan-kapan saya tulis di postingan berbeda (kalau mood). Ladies, don't be ashamed if you're become stalker to your prospective man. Khadija was the great one and she got Rasulullah Saw. ;)
The girl, The Cat, and The Navigator
Perasaan campur aduk pas baca ini. Cerita fantasi anak-anak yang sangat menyentuh perasaan orang dewasa. Tentang mimpi, obsesi akan pengakuan, pengkhianatan oleh orang tersayang, dan ketulusan dari orang-orang tak terduga. Seringkali, inner-child dalam diri kita muncul saat menghadapi itu semua.
The Housekeeper and The Professor
Bagaimana rasanya hidup dengan seseorang yang hanya memiliki ingatan 24 jam? Tidak diceritakan dengan menye-menye, tapi berhasil bikin saya nangis. Tipikal novel depresif Jepang. Mengingatkan saya pada alm. dosen kalkulus UI. Beliau sempat sakit ingatan, dan di akhir-akhir tidak punya ingatan tentang istrinya.
On Writing
Saya bukan penggemar novel-novel King karena terlalu seram. Namun, buku ini wajib banget dibaca untuk siapa aja yang ingin (dan masih) jadi penulis. Perjuangan King sampai akhirnya jadi penulis dengan karya menakjubkan nggak semudah order food delivery. Dia ngasih tips-tips nulis, referensi buku-buku yang bisa dipelajari, kebiasaan yang perlu dibangun, support system yang perlu dipilih. Writing is a lonely job. Having someone who believes in you makes a lot of differences.
Sapiens
Ya ampun ini buku serius tapi seru! Membuka wawasan banget. Yang lucu tentang buku ini; suatu hari saya baca di tram dan tiba-tiba ada seorang cewek nepuk dan nanya pendapat saya tentang buku ini. Ternyata, dia juga lagi baca buku yang sama tapi versi bahasa Ceko! Bahkan dia nunjukin bukunya. Jadilah sepanjang perjalanan kami diskusi tentang isi buku layaknya teman lama. LOL.
Writers & Lovers
Setuju dengan tokoh di sini, saya nggak berminat punya pasangan penulis. Hahaha. Cerita dibangun dengan sederhana, tentang aktivitas si tokoh (penulis) sehari-hari, gimana dia bangkrut, ibunya meninggal, bapaknya pervert, tulisannya ditolak berkali-kali, dipecat, naksir-naksiran sama cowok eh malah di-ghosting, lalu pacaran sama yang lain eh malah abusive (I feel you, Sis). Yang bikin surprise, ngga terkesan menye-menye. Di akhir cerita saya baru sadar bahwa kisah hidup tokoh ini emang lagi di titik terendah. Happy ending untungnya, selayaknya tema romance.

Normal People
Yang bikin betah baca adalah gaya penceritaan penulisnya. Cerita tentang dua tokoh utama yang tentu saja ngga tergolong normal. Banyak review yang kecewa sama endingnya, tapi saya mengerti. Because I did the same as the girl in this book. Get used to it doesn't mean it didn't hurts.

Burial Rites
Bagaimana rasanya menjadi narapidana yang sedang menunggu hukuman mati? Layaknya cerita dengan latar belakang Eropa di abad 19, banyak tokoh, banyak sudut pandang, tapi semuanya mengerucut tentang satu tokoh utama. Suram, sedih, dingin, depresi, pasrah. Baca buku ini bikin saya mimpi buruk. LOL. Berdasarkan kisah nyata, buku ini emang layak dapat banyak award.

Before the Coffee Gets Cold
Jika bisa pergi ke masa lalu, siapa yang ingin kamu temui? Premis cerita unik, tokoh-tokohnya menarik, kisah yang disajikan berhasil membuat saya simpatik. Satu komplain adalah terjemahannya kurang apik. Sebagai penggemar fiksi depresif Jepang, terjemahan bahasa Inggris di buku ini membuat saya kurang merasa depresi.
The Seven Husbands of Evelyn Hugo
Fiksi biografi Evely Hugo, Hollywood star di penghujung usia 79 tahun. Setelah baca ini, saya jadi merasa.. Well, that's life. Be good to yourself, invest on yourself, because in the worst situation you can only relay on yourself. Salah satu quote yang relate banget bagi saya sebagai pengidap trust issue: "People think intimacy is about sex. But intimacy is about truth. When you realise you can tell someone your truth, when you can show yourself to them, when you stand in front of them bare and their response is 'you're safe with me'- that's intimacy".

Things My Son Needs to Know about the WorldBuku ini masuk dalam kategori fatherhood (who knows I'll become single parent). Ditulis dalam gaya kocak, saya terbahak di tiap bab dalam buku ini. Bagi saya isinya nggak hanya tentang fatherhood, tapi the whole parenting yang real tanpa tedeng 'how-to' jadi ortu harusnya begini dan begitu. Membacanya seperti melihat refleksi bagaimana Bapak berusaha yang terbaik untuk keluarga dan menanamkan nilai-nilai kehidupan. Being parents was never easy. Masalah hidup sebelum fase jadi ortu rasanya receh dan remeh sekali.

Al-Qur'an
Hidup itu harus seimbang. Saat sepertiga malam pertama bisa tipsi, sepertiga malam terakhir masih sanggup tahajud dan ngaji. Saya emang anomali. Haha. Saya masih percaya bahwa recite Qur'an adalah salah satu cara untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Meski saya ngga paham bahasa arab, seringnya saya ngaji sambil curhat ini itu dalam hati. Simple way to manage my anxiety and being vulnerable. Thank You for make my life wasn't that miserable and not easy either so I can grow up to be better person and will always relay on You. Karena hanya Tuhan yang Maha mendengar. Semoga tahun depan bisa khatam lagi walau cuma sekali.

Begitulah, buku selalu jadi hiburan saat harus berkutat dengan kuliah dan jurnal. Saya juga percaya buku selalu bisa membuat otak dan hati lebih berwawasan. I don't judge a book from its cover. But sometimes I judge people from how they reflect from what they read. Untuk tahun depan udah punya A Promised Land karya Barrack Obama. I'm not so into politic, but I'd like to learn from good references, for sure not from online news or social media. I read Michelle's book and listen to their podcast and adore them so much as supportive & strong couple. They both really compatible for each other.

Mumpung ini tulisan akhir tahun mari sekalian membuat resolusi. Mengingat tahun ini rasanya seperti burung dalam sangkar (baik-baik aja, tapi kena lockdown), tahun depan mau baby steps dulu aja belajar terbang lagi. Yang bikin sedih tahun ini ga ketemu keluarga sama sekali ;(. Yang bikin tenang ternyata saya baik-baik saja.
Yang saya pengen: tidur nyenyak, lulus kuliah tepat waktu, nabung yang banyak, rutin olahraga, invest di body & skin care, punya karya. Yang saya nggak pengen: impulsif belanja, mengulang kesalahan masa lalu dalam hal relationship. Harapan: ada vaksin overthinking (sedative helps, but..).
It can be scary to ask yourself 'what's next'? All the doubts start to creep in. Can I handle the challenge? But, let's just take the first step.
I just hope for a better year. :)
December 25, 2020
The Fool

They said, "fool me twice; shame on me"
Universe laugh so hard at me now
I laugh at myself too
After I run away and this far
"I thought you're different"
It always start with those sentence
But it happened again
You did the same
Like he did
Love is real, real is love. -John Lennon-
November 11, 2020
Lockdown Begini, Nonton Apa Ya?
Sudah 8 bulan sejak Ceko memberlakukan banyak aturan untuk beraktivitas di luar rumah. Meski border antar Eropa sempat dibuka summer lalu, ternyata gelombang kedua covid-19 kembali menyerang dan kasus kembali naik. Efeknya tentu saja kerja dan kuliah tetap di rumah. Bosan? Sudah pasti. Tapi mau gimana lagi, nikmati aja lah.
Salah satu cara menghapus bosan paling gampang tentu saja dengan nonton serial. Saya mau share serial-serial yang saya suka dan tonton selama lockdown berlangsung.
Friends, The Big Bang Theory, How I Met Your Mother.
Iyes, ketiga serial ini sudah pernah saya tamatkan lebih dari satu kali sebelum era covid-19 bahkan saat saya masih di Indonesia. Tapiiii emang ketiga series ini ringan, kocak, waktu per episode sebentar, plus banyak pelajaran tentang hidup yang disampaikan tanpa menggurui, jadi cocok banget untuk pereda stress setelah kerja dan kuliah. Tiga series ini adalah pilihan paling mudah kalau lagi bosen dan ngga nemu jenis film/serial yang cocok di hati. Tinggal pilih salah satu episode mana pun, buat saya ga pernah salah.

Black Mirror
Saya merekomendasikan serial ini ke Ibu. Beliau nonton satu episode dan berkomentar, "Tontonan kamu aneh-aneh aja ih." LOL. Saya sukaaa banget sama ide-ide futuristik di serial ini. Karena tiap episode selalu menyajikan cerita dan artis yang beda, jadi selalu seru dan segar. Ada yang ceritanya bikin mikir banget, sedih, ngeri, trenyuh, bahkan ga jarang saya komen "Damn!" Salut banget sama penulis ceritanya.

The Queen's Gambit
Baru muncul nih. Serial yang saya rekomendasiin ke orang-orang dan Ibu pun suka (akhirnya kami nemu serial yang satu selera). Saya suka semua yang ada di serial ini. Semua karakter kuat dan berbeda, tiap adegan disajikan dengan cantik, smart girls & boys, fokus cerita ke catur dan ga kemana-mana, fashion taste yang classic dan elegan, jumlah episode yang cukup ga dipanjang-panjangin. Karena cerita ini berdasarkan novel, tentu saja saya langsung beli novelnya dong!

Modern Family
Baru tahu kalau serial ini ternyata udah ada dari 2009 bahkan udah tamat! Pernah denger dari Bani kalau serial ini kocak, tapi saya malah baru nonton sekarang. Bercerita tentang keluarga besar dengan segala perbedaan karakter dan bagaimana mereka saling menerima. Sekarang masih nonton sampai season 4 dan saya masih ketawa terbahak tiap nonton. Kocak banget dan hangat. Family, people who sometimes you argue and upsetting you, but in the end they still love you no matter what. Meski isi ceritanya bodor semua, banyak banget pesan-pesan tentang membangun keluarga dan rumah tangga di serial ini. Apalagi karena usia tokohnya beragam, jadi belajar tentang milestone yang biasanya dihadapi keluarga.

Film dari Studio Ghibli (oke, ini bukan serial)
Sempat punya koleksi download film-film Ghibli dari Toshi, tapi nggak lengkap. So, waktu Netflix menyajikan banyak film-film Ghibli yang belum pernah saya tonton, hepi banget. Selalu suka bagaimana tim Hayao Miyazaki meramu cerita yang penuh perasaan, imajinasi, petualangan, humanisme, dan pesan-pesan sosial.

Nonton Drakor ngga, Rhein? Nonton, dong! Sayangnya jarang banget sampe tamat. Hahaha... Kebanyakan drakor pace-nya terlalu lambat dan cinta-cintaan terlalu giung untuk selera saya. Ini beberapa drakor yang saya tonton sampai tamat dan suka.
Itaewon Class
Park Seo Jeon emang paling cocok kalau jadi karakter macho yang nggak glamor. Di serial ini dia jadi pebisnis yang memulai dari nol, naik dikit, jatuh, perbaiki strategi lalu naik lagi, ada masalah eh jatuh lagi. Suka sama drakor ini karena menggambarkan realita; it need long time, courage, toughness, patience, and trustworthy team to build a business. Bisa belajar jadi bos yang baik dari PSJ di sini.

When The Camelia Blooms
Sempat nonton setengah episode di awal kemunculan di tahun 2019 dan karena pace lambat, nggak saya lanjut. Eh ternyata ni serial menang Grand Prize di Baeksang Arts Award 2020. Penasaran dong! Karena saya biasa nonton pemenang di tahun-tahun sebelumnya (yang tentu saja bagus). Akhirnya saya betah-betahin nonton dan ternyata emang memuaskan. Bercerita tentang single-mother yang harus survive di tengah stereotip dan julid para tetangga yang memberi cap "Janda", plus diincar pembunuh berantai. Serial ini campuran tema detektif, komedi, dan keluarga. Nontonnya kadang tegang, kadang ngakak.

It's Okay, That's Love
Are you afraid to fall in love?
Jatuh cinta sama akting Gong Hyo Jin di When The Camelia Blooms, saya nyari serial dia yang lain dan kepincut sama drama ini. Tema cerita tentang sakit jiwa dan bagaimana tokoh-tokoh di serial ini saling support dalam menghadapi pasien-pasien di RSJ. Lalu bagaimana kalau ternyata si dokter punya kelainan jiwa juga? Seru, bikin trenyuh, dan menyentuh hati. There's a lot of sources how to handle our own depression, but seems like we also need to learn how to handle other people with depression.

Oke baiklah, karena sampai saat ini situasi masih tidak pasti, semoga saya nemu serial seru lain. :)
September 26, 2020
Pelangi dan Kupu-Kupu

Sabtu pagi, hujan turun lagi, dan suasana hening sekali. Dari kasur, saya hanya mendengar rintik hujan dan dengung kulkas. Kamar saya super berantakan setelah masalah muncul bersamaan akhir-akhir ini. Untunglah ada long weekend, bisa saya pakai untuk sejenak istirahat.
Kepala yang terasa penuh dan kacau, sedikit trigger mudah membuat perasaan berantakan. Jadwal istirahat terganggu karena kembali sering terbangun di pagi buta, overthinking kemana-mana, sering nangis tiba-tiba, karena semua gym tutup saya melampiaskan dengan jalan kaki berkilo-kilometer jauhnya.
Selain itu, sahabat saya kehilangan orangtuanya. Tentu saya tidak akan tega memenuhi grup wasap kami dengan keluh kesah karena tidak sebanding dengan sedihnya ditinggal seorang ibu.
Namun seperti apa kata Maroon 5, life isn't always rainbows and butterflies, it's compromise that moves us along. Mungkin benar apa kata pak bos saat midyear review beberapa hari lalu, "My recommendation for you is; take holiday. Or you'll burn out." Setidaknya, saya mencoba menyelesaikan masalah satu per satu. Kami akan saling menguatkan dan bantu. I can't even imagine how chaos their mind and soul. I rarely solve their problem, but I'll try my best to be there. I'll be there for you. Karena dalam setahun pasti akan ada masa langit penuh awan kelabu.
It's okay. Take your time. You'll be fine.
Love is real, real is love. -John Lennon-