Rhein Fathia's Blog, page 23

January 27, 2011

Kuli Jakarta: Gaji yang Terlambat

Selama 5 bulan jadi kuli, banyak hal yang Rhein pelajari dari kantor Beta. Belajar jadi bos pastinya, bukan jadi kuli. Memperhatikan bagaimana sistem kerja kantor, mengelola karyawan, menjalin hubungan baik dengan klien, mencari proyek, merekrut pegawai, mengurusi ekspor-impor, pajak, de-el-el. Ternyata pusing juga loh jadi bos! Makanya, kalau ada perusahaan dan si bosnya itu emang tajir jaya, jangan ngiri. Tidak dalam hitungan hari dia menjalankan perusahaan. Tapi, belasan sampai puluhan tahun.
Nah, yang ingin Rhein curhat, sebagai ratapan seorang kuli, nanti kalau udah jadi bos TIDAK BOLEH terlambat membayar gaji karyawan. Hahaha... Jadi ceritanya, di kantor Beta ini baru aja ada pergantian pimpinan HRD. Ditambah sedikit kekicruhan manajemen yang terjadi, imbasnya pada karyawan. Bukan masalah income  perusahaan menurun sebenarnya, karena mendengar dari bisikan sana-sini *ketauan deh gw tukang nguping* Kantor Beta ini sedang dalam posisi bagus dan banyak klien yang sudah membayar project mereka. Jadi, keterlambatan pembayaran salary ini *sepertinya* memang karena faktor internal.
Mungkin dulu Rhein tidak terlalu merasakan ya, melihat berita para buruh yang nggak dibayar gajinya, atau guru-guru honorer yang gaji berapa bulan belom dibayar, atau pegawai kontrak yang gaji ditunda-tunda. Karena ya selama Rhein kerja sama siapapun, gaji dibayar tepat waktu. Alhamdulillah... Pas di Kantor Beta ini, kata karyawan-karyawan lama sih seumur-umur ni kantor berdiri belom pernah ada cerita gajian telat. Baru 2 bulan ini saja. Bulan lalu molor sehari, bulan ini udah 3 hari blom ada kepastian kapan gajian keluar.
Bagi Rhein sendiri memang nggak terlalu berpengaruh. Toh Rhein masih tinggal sama ortu, makan ditanggung, pulang-pergi kantor bareng Bapak diantar jemput. Jadi masih bisa hidup senang lah. Hanya saja Rhein memikirkan karyawan-karyawan lain. Gimana yang udah berkeluarga, istrinya minta gaji, buat bayar tagihan ini-itu, anak sekolah, uang jajan anak, beli sembako, de-el-el. Atau yang anak kos, harus bayar kosan, jatah uang makan, ongkos, pulsa, de-el-el. Mereka yang menggantungkan hidup hanya dari gaji kantor, pasti kelabakan. Yah, Rhein berharap sih mereka punya tabungan jadi nggak kolaps banget dompetnya. Jadi para kuli, jangan lupa HARUS SELALU MENABUNG ya!
Sedangkan untuk owner perusahaan, Rhein mencoba untuk memahami. Mungkin mereka punya kebijakan-kebijakan tertentu atau masalah-masalah tersembunyi. Namun tetap saja, gaji itu HAK karyawan. Selama ini mereka yang turut menjalankan roda perusahaan, sudah mengabdi sekian tahun, jadi ya worth it lah kalau gaji dibayar tepat waktu sesuai hak mereka. Karena selama ini Rhein melihat Bapak-Ibu mengelola Tenda Destarata, mereka nggak pernah telat membayar gaji pegawai kami. Meski perusahaan kami cuma perusahaan kecil. Mengambil atau menunda hak orang tanpa ada alasan penting itu dosa, sodara-sodara...
Yah, semoga saja masalah di jajaran direksi ini cepat selesai, sehingga para kuli seperti Rhein ikut tentram juga. Bukan masalah duit sebenarnya, tapi ratapan Rhein adalah gara-gara gaji telat, ada si nenek tukang ngomel yang makin cerewet dan ditambah ngomel melulu. Apalagi dia duduk di sebelah Rhein. Jadilah tiap hari kena imbas ocehan si nenek yang bokek belum gajian... * deritaaaaa *...
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 27, 2011 19:00

January 25, 2011

Between Book and Blush On

Shopping! Cewe mana yang ga suka shopping? Yakin gw, pada suka semua. Cuma jenis barangnya aja yang beada. Ada yang suka belanja baju, sepatu, tas, aksesoris, sampe belanja gadget. Nah, gw sendiri, paling suka belanja buku. Dari dulu, entah kenapa kalo ke toko buku suka susah menahan dompet *halah*. Setelah beranjak dewasa *bahasa gw*, mulai iseng belanja make up. Daaaann, ketagihan juga! Hahahaha...
Alasan gw suka belanja buku, jelas karena gw suka baca. Emang sih bisa baca di perpusatakaan juga (I did it, actually). Dan untuk beberapa buku yang bagus dan menarik, gw pengen punya. Jadi koleksi, dibaca beberapa kali.
 Sedangkan make up, ada cerita tersendiri. Dulu, zamannya gw ngerjain skripsi, stress parah lah. Nah, tempat pelarian gw adalah belajar dandan! Nggak nyambung kan? Hahaha... mulailah gw beli macem-macem make up, nyoba-nyoba, baca review, belanja make up online, dll. Hal wajib sebelum beli make up, adalah baca review kualitas barang di internet, jangan asal beli. Kalau nggak cocok, malah rugi. Sekarang, makin ketagihan. Hahaha...
Mau pamer nih, bulan lalu habis belanja Buku dan Make up juga. Hohoho... December BooksUdah ada tambahan buku juga sebenarnya. Beli bukunya Habibie & Ainun sama serial The Mediator karangan Meg Cabot. Hohohoho...
pureluxecosmetics.comNah, itu sample make up... Hohoho.. Paling suka beli sample make up asli dari US sono. Beli langsung di webnya. Karena selain bisa beli dalam ukuran mini yang simple, bisa dibawa traveling (traveling tetep cantik), harga lebih murah, dan bisa pilih banyak warna. Yang di deretan atas, itu eyeshadow. Sengaja pilih warna-warna gonjreng karena warna kalem udah punya.Sedangkan yang deretan bawah, itu blush on. Pastilah warna-warna kalem supaya senada sama warna kulit.
Women must care about smart brain and beauty skin :) Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 25, 2011 19:58

January 16, 2011

Ekuivalensi Kopi

       "Kamu bisa masak?"         Tawa Halya meledak.       Gilang menatap gadisnya bingung. Suasana di Coffee Shop favorit mereka cukup ramai. Banyak orang melewatkan waktu makan siang. Untungnya, sofa di pojok yang biasa mereka tempati masih kosong saat keduanya datang setengah jam lalu. "Kenapa?"       "Menurutmu aku bisa masak?"       "Nggak tahu."       "Tergantung masak apa. Masak air, mie instan, telur mata sapi. Aku bisa." Halya tertawa lagi. "Standar anak kos."       "Resep lain?"      Halya menggeleng pelan dan tersenyum. "Kamu sendiri? Bisa masak?"       "Sekedar beberapa resep sayur dan lauk pauk."      "Oh ya? Wow..." Halya takjub. "Kapan-kapan boleh aku dimasakin?"      "Kok kebalik sih? Aku ajari kamu masak, deh. Kapan-kapan di kosanku. Gimana?"      Bola mata Halya berputar-putar. "Boleh. Tapi yang gampang-gampang dulu ya?"      Gilang mengangguk. "Gudeg? Makanan khas daerah asalku loh."      "Jangan dulu lah."      "Iya deh. Nanti aku ajari masak sup tahu miso. That's my favorite."      "Selain masak, kamu suka apa lagi?"      "Kamu."      "Gombal!" Halya tertawa.      "Dan kopi. Kadang aku buat sendiri di rumah."      "Wow... Bahkan kekasihku seorang barista?" Halya menatap Gilang lekat. Empat bulan pacaran, dan Gilang selalu penuh dengan kejutan. Selalu banyak hal baru yang ia tidak ketahui.      "Amatir. Liat-liat resep di internet aja."      "Kenapa suka kopi?"      "Karena menurutku, kopi merupakan ekuivalensi dari cinta."      Halya makin tertarik. "Explain please, my Dear?"      Gilang merubah posisi duduknya. Lebih mendekat pada Halya, ia merasa nyaman. "Cinta itu seperti secangkir kopi." Ia mulai bertutur. "Banyak jenis dan ragamnya. Jika kopi punya banyak variasi, seperti Cappucino dengan tambahan krim, susu dan cokelat. Atau kopi Latte dan Macchiato yang punya takaran susu berbeda. Lalu jenis Melya yang manis dengan penambahan cokelat bubuk dan madu. Bahkan dengan tambahan sesendok gula sekalipun, jenis dan rasa kopi akan berbeda. Begitu juga cinta. Ada orang yang mencintai karena parasnya, senyumnya, keluarganya, hartanya, bahkan karena kebiasaan unik si kekasih. Gaya si kekasih menjalin tali sepatu, misalnya. Konyol kan?" Gilang tertawa. "Dan tidak bisa dipungkiri, banyak orang mencintai kekasih mereka karena ada alasan tertentu, sekecil apapun itu. Seperti kopi yang dicampur bahan lain. Tidak ada yang salah, bahkan bisa jadi lebih nikmat. Tergantung selera masing-masing, bukan?"      Senyum Halya tersungging, menikmati kuliah singkat pria itu tentang kopi.      "Lalu, beberapa orang juga menyukai kopi hitam. Tanpa campuran apapun, kopi saja. Sama seperti 'cinta saja' tanpa alasan. Bagi beberapa orang, rasanya tidak enak. Pahit. Namun pecinta kopi hitam tidak bilang begitu. Ada sensasi tersendiri dari wangi murni kopi, juga rasa pahitnya. Sama seperti 'cinta saja', ada sensasi debar jantung tanpa alasan. Yang seringkali membuat orang jadi tidak logis, buta, gila. Pahit. Orang yang memiliki rasa 'cinta saja' akan mengecap rasa pahit."      "Apa itu berarti orang yang mencintai dengan tulus tanpa alasan akan selalu merasakan kepahitan?"      "Oh tidak begitu maksudnya. Cinta orang tua pada anaknya, termasuk salah satu contoh secangkir kopi hitam. Cinta saja, tulus. Meski mereka harus kerja keras demi kebahagiaan si anak. Bangun tengah malam hanya karena bayi pipis, atau seorang ayah yang harus lembur berhari-hari demi sekotak susu. Tapi mereka tulus dan enjoy, kan? Karena rasa pahit itu tetap bisa dinikmati."       Halya bertepuk tangan pelan, terpukau. "Pemahaman anda mendalam sekali, tuan filusuf."     Gilang mendekat pada Halya, berbisik lirih pada gadisnya. "Dan jangan lupa, kopi dan cinta adalah candu."
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 16, 2011 21:08

January 3, 2011

New Year in Bira Island

Hello Everyone...!Kangen sama Rhein? *bletak!*Baiklah, setelah postingan sebelumnya yang bercerita tentang Rhein ingin cuti karena lagi suntuk, dan ternyata malah berdampak pada cuti nulis blog juga. Hehehe.. Padahal ga niat begitu loh... *ngeles*. So, inilah postingan pertama di tahun 2011, dan Rhein ingin mengucapkan pada pembaca dan para Blogger,
Happy New Year....!!Semoga, semua doa dan resolusi di tahun ini tercapai ya...
Nah, pulang cuti kayaknya nggak afdol kalau nggak bawa oleh-oleh. Makanya, Rhein bawa oleh-oleh juga nih. Foto-foto hasil trip ke Pulau Bira. Salah satu pulau yang ber-alamat di Kepulauan Seribu ujung, Laut Jawa *apa coba?*. Pergi nge-trip ini sebenarnya tanpa rencana. Diajakin sama Ghiet, salah satu pengelola Travel Addict, dan langsung capcus deh pas tanggal 31 Desember subuh. Yes of course, we will celebrate New Year! Yiihhaaa...
Daripada baca tulisan bosen, nih foto-fotonya aja yaaaa... Diambil dari kamera Rhein, Icha, 'Om Adi, 'n Travel Addict... :)
Berangkat subuh banget, bahkan bulan masih keliatan. Perjalanan hampir 5 jam
Here we come... Pulau Bira! Private Island, jadi sepi dan cuma ada rombongan kita aja. Ngga afdol ya kalau main ke laut tapi ngga Snorkling.. Yuuhhuuu... Pemandangan bawah laut. Huhuuuu... keren abis! Taken by Om Adi Lazuardi (izin publish ya, om)
Rumput laut, ombak, dan pantai... Last Sunset in 2010 Happy New Year....!!! Beautiful Fireworks... Love it! Pagi hari pertama di tahun 2011. Sayangnya ga ada sunset. Mendung euy... [image error] Meski ga ada sunrise, jadinya jalan kaki KELILING PULAU aja.. Masih hutan tapi indah.. nggak afdol kalau nggak narsis. Hahaha... [image error] That's why I love traveling. New experience, new friends. Very great moment!Can't wait for another backpack!  Nabung lagi, ah!
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 03, 2011 23:30

December 8, 2010

Cuti

Boleh aku minta cuti?
Untuk rehat sejenak saja.
Aku sedang ingin pergi sejenak menikmati diri sendiri.
Cuti, tidak menjadi karyawanmu.
Cuti, tidak menjadi kakakmu.
Cuti, tidak menjadi kekasihmu.
Dan jangan berisik, jangan mengganggu.

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 08, 2010 19:54

December 7, 2010

This is Heaven!

Tiap orang punya versi bahagianya sendiri-sendiri. Punya hal-hal yang bisa membuatnya nyaman, tenang, rileks, feels like oh-wow-this-is-heaven!. Hal-hal tersebut tidak harus selalu yang  menakjubkan seperti ketika ada seseorang memberi kado berlian *sumpah! Ga bakal nolak!*. Tapi sesuatu yang simpel, yang bisa terjadi kapan saja, mengalir saja... Versi kamu, Rhein?

1.  Sarapan atau makan malem komplit berlima di meja makan
2.  Piknik keluarga jalan-jalan dan nginep di hotel atau olahraga di kebun raya
3.  Saat wiken dan bisa bangun siang tanpa beban
4.  Baca buku seharian tanpa pengganggu (matikan hape)
5.  Melihat pemandangan dari jendela kereta api saat backpacking
6.  Window shopping sama Ibu sampe kaki pegel
7.  Nonton bioskop plus makan eskrim bertiga bareng adek-adek
8.  Ketawa-ketawa denger radio bareng Bapak pas PP kantor
9.  Naik motor dibonceng pacar jalan-jalan keliling kota
10. Nongkrong di perpustakaan seharian
11. Makan sepotong black forest plus secangkir kopi
12. Tengkurep di kasur sambil nulis diary
13. Ngumpulin dan merapikan koleksi make up
14. Ngenet plus chatting plus ketawa-ketawa bareng para jangker
15. Bergelung di selimut sambil nonton dorama plus makan cemilan tanpa mandi
16. Pacaran murah di rumah cuma nonton pilem India
17. Melayani pembeli Rhein's Shop
18. Gajian :D
19. Star party begadang semaleman liat langit, apalagi pas hujan meteor
20. Ngobrol sama orang-orang cerdas
21. Dicurhatin orang
22. Ngegosip sama Ibu
23. Ngegosip sama sahabat-sahabat cewek (hobi ya Rhein, ngegosip?)
24. Jalan-jalan (beneran jalan kaki), makan-makan, dan menghujat orang bareng si sepupu.
25. Ber-hedon ria, makan di resto, dan karakoean sehabis gajian bareng si sepupu
26. Menikmati udara segar di komplek Observatorium Bosscha
27. Backpacking rame-rame ke tempat baru.
28. Belanja...belanja..belanja...
29. Ketemu penggemar novel dan tulisan saya, foto-foto, dan dimintain tanda tangan *sok ngartis abis*
30. dan lain-lain..
31. masih banyak lagi...

Bahagia atau tidak, semua memang tergantung persepsi. Banyak hal simpel dan sederhana yang sebenarnya membuat kita bahagia namun seringkali luput dari kesadaran kita. Versi kalian apa? :)Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 07, 2010 22:02

December 2, 2010

Kuli Jakarta: Transportasi=Neraka Dunia

Ini postingan ngomel. Yang males baca, silahkan pergi.

Macet. Hal yang sangat sangat sangat sangat tidak dapat dihindari di Jakarta. Ibu kota tercinta yang lebih kejam dari ibu manapun. Dan gw mengalaminya tiap hariiiii.... Aaaarrrgghhh!!!

Sumpret ya, gw ngomel pun sebenernya udah basi. Semua orang Jakarta juga tau kalo transportasi di kota ini tuh emang bejat abis. Dan gw ngga habis pikir sama Pemkot DKI yang nggak keliatan kerjanya dalam menangani masalah transportasi ini. Kenapa gw bilang ga keliatan kerjanya?? Karena emang makin hari makin parah tuh masalah transportasi di Jakarta. Kecuali kalo kerjaan Pemkot DKI emang memperburuk suasana kota. Sukses banget tuh gw bilang.

Nih ya, menurut analisis otak terbatas gw, salah satu yang bikin macet Jakarta itu tidak efektifnya angkutan umum. Contoh kecil di jalan depan kantor gw, Matraman Raya. Segala macem angkutan umum tuh lewat di depan kantor gw. Mulai dari busway, kopaja, bus patas, metromini, mikrolet, bajaj, ojek, taxi. Dan semua angkutan umum itu, dari berbagai jurusan! Bener-bener menuh-menuhin neraka aja. Belum lagi ditambah mobil pribadi dan motor berseliweran, gimana nggak macet. Padahal ya, coba deh salah satu jenis angkutan umum dilarang lewat jalan protokol atau jalan vital, pasti sangat berpengaruh mengurangi kemacetan.

Gw suka naik busway, dan menurut gw busway itu salah satu kebijakan yang oke dalam memperbaiki transportasi Jakarta. Sayangnya, kebijakan itu jadi mimpi buruk, karena apa? Karena angkutan lain tetap dipertahankan! *bejek-bejek pemkot DKI* Ya sama aja bohong, malah makin macet karena tuh busway ngambil jatah jalan. Coba ya kalau misalnya di jalan protokol atau jalan vital cukup ada satu jenis angkutan umum, busway misalnya. Angkutan umum lain dilarang lewat. Untuk masuk jalan-jalan kecil, boleh lah ada mikrolet atau bajaj, tapi ga boleh ada busway *kan kagak muat*. Nah, lalu transportasi umum itu armadanya diperbanyak *sangat banyak*, fasilitas diperbaiki, dan harga yang wajar *gw ga bilang murah atau mahal*. Gw yakin kok, kalau transportasi umum di Jakarta itu nyaman dan menyenangkan, banyak orang-orang bermobil pribadi bakal beralih ke angkutan umum. Apalagi BBM sekarang makin mahal. Kalau penumpang Jakarta ngerasa ribet karena musti pindah-pindah jurusan apalagi yang rumahnya jauh, ya mikir dunk, mending pindah-pindah dikit tapi lancar daripada satu kali naik angkutan dan diem sampe lumutan.

Dan angkutan umum macam metromini mending buang ke laut aja. Udah mah asap knalpotnya bikin gila, kalau ngetem bikin macet gila, apalagi kalau mogok lebih gila lagi, supir sama yang punya juga gila beneran kayaknya. Apalagi tuh metromini banyak yang backing-annya orang penting di Jakarta juga. SHIT! *bejek-bejek lagi*

Gw tau, mewujudkan hal itu bukan hal gampang, tapi bisa! Apalagi kalau Pemkot DKI emang niat pengen memperbaiki masalah transportasi ini. Atau bikin kebijakan lain lah yang pasti lebih oke dari usul gw di atas. Katanya SANG AHLI?? Bah, ahli ngibul sama ahli ngeles sih iya... *bejek-bejek sang ahli* . Nggak usah banyak omong, alesan, pertimbangan, rapat-rapat ngga penting, kerjakan dong! Masyarakat nggak butuh tukang bacot, masyarakat butuh solusi. Kita-kita juga bayar pajak, eh ditilep Gayus. Itu yang ketahuan, yang nggak ketahuan entah deh.

Selain macet, gw juga paling sebel sama pengendara kendaraan pribadi di Jakarta. Sumpret deh banyak banget yang nggak ngerti sopan santun, kagak punya otak. Pengendara motor tuh, yakin gw 80% SIM mereka lewat jalur nembak, sogok polisi. Sampe sekarang gw masih nggak bisa nyebrang jalan sendiri ke kantor bokap gw. Ya gara-gara itu, yang punya motor ga punya hati. Jelas-jelas gw udah nyebrang di zebra cross, tapi nyelonong aja nggak mau ngasih gw jalan buat nyebrang, malah gw dimarahin dibilang ngehalangin jalan, *ambil helm motor terus kemplang ke kepala si biker*. Gw tau mereka mungkin buru-buru, tapi ngasih jalan orang buat nyebrang ga bakal bikin lu rugi.

Mobil juga sama aja, tapi menurut gw masih lebih manusiawi karena mereka pasti mikir nabrak orang pake mobil sangat sangat sangat merugikan mereka. Tapi tetep aja masih ada pengendara mobil ga sopan. Seperti pagi ini pas gw berangkat kantor. Mobil gw lagi merayap pelan dalam barisan lurus kemacetan di wilayah Cawang jam 8an, tiba-tiba duk! sreeeeeetttt.....!. Anjrit! Mobil gw ditabrak terus diserempet, di bagian belakang kanan tuh. Dasar setan! Pengen banget gw teriak, ini macet, woy! Nggak usah sok mau nyempil-nyempil buat nyalip. Udik lu ya ga pernah ke Jakarta?? Tapi gw tau itu sia-sia buang tenaga, jadi cukup gw foto tuh penampakan mobilnya. Tuh mobil sempet mau berbelok menghindar karena tau gw langsung pasang si KOCI, tapi gw lebih cepet. Nih mobilnya:



Mobil boleh Ford, mental supir metromini, CUIH!




Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 02, 2010 19:18

November 25, 2010

Kenapa pada Nikah Cepet, sih?

Suatu hari, saya bertanya pada seorang sahabat dekat yang juga mantan teman sebangku saat kelas 2 SMA dan punya status pengantin baru. Ya, teman sebangku saya saat SMP dan SMA memang banyak yang sudah menikah.

Saya    : Hey, gimana nih rasanya jadi pengantin baru? *kedip-kedip centil dan menggoda*
Teman    : Rasanya nggak enak, Pet... *ia menunduk berwajah sendu. Dan sekilas info, nama panggilan saya adalah Thipet*
Saya    : Hah? Nggak enak kenapa? *saya langsung khawatir dan bersiap jadi pelacur (pelayan curhat). At least, dia sahabat saya. Dan saya selalu ingin membantu meringankan masalahnya*
Teman    : Iya, nggak enak. Tapi..... uuueeeennaaakkk tenaaaannnn.... *tergelak dengan puasnya*

Kampreeeetttt....

Atau lain waktu ketika saya chatting YM dengan tetangga yang usianya hanya terpaut setahun di atas saya dan dia sudah menikah.

Saya    : Emang gimana rasanya nikah muda?
Mbak    : Nyesel
Saya    : Nyesel karena ga bisa main-main lagi layaknya anak muda?
Mbak    : Nyesel kenapa ga dari dulu... *kalem*

Gedubraaaaakkk....

Saya bukan anti pernikahan. Saya juga ingin melanjutkan hidup layaknya keteraturan yang sudah tercipta, lulus kuliah-kerja-nabung-menikah-punya anak-menikmati masa tua-mati masuk surga. Saya juga tidak memiliki latar belakang buruk yang membuat saya trauma dalam berkeluarga, tidak. Keluarga saya sering disebut Keluarga Cemara saking harmonisnya *Alhamdulillah...*. Saya juga tidak punya masalah dalam menjalin hubungan dengan lelaki. Saya normal. Dan salah satu alasan saya putus dengan salah seorang mantan *ada berapa emangnya, Rhein?* adalah karena dia mengultimatum bahwa kami harus menikah segera setelah saya lulus kuliah! Oh GOD, that's NIGHTMARE!! Akhirnya, Alhamdulillah kami putus. He will get married next week *dengan wanita lain pastinya*. Congratz, and I'm really happy for you, Mas.. thumb up! :)

Saya hanya belum siap. Well, memang sih menikah itu sama seperti ketika wanita memutuskan  kapan akan memakai jilbab, alias nggak pernah tau kapan bakalan siap. Dan ketika seorang Bibi terbelalak karena saya masih ingin sekolah lagi, "Hah? Mau sekolah lagi? Emang ga capek? Kenapa nggak nikah dulu aja?". Oh Bibi yang baik, sepertinya berumah tangga lebih capek daripada kuliah, ya kan?

Baiklah, membahas pertanyaan yang menjadi judul, saya ingin mencoba membeberkan isi otak saya yang belum ingin menikah dalam waktu dekat. Bagi saya, menikah itu ibadah, menyempurnakan separuh agama. Ibadah, sodara-sodara. Yang mana ibadah itu adalah mengabdi pada suami! Selain yang saya tahu menikah itu berarti ada sarana berbagi, bersandar, bercurhat, beribadah, bernapsu *eh!* . Juga ketika menikah berarti saya harus membuat keputusan besar, pisah dengan keluarga yang menjadi zona ternyaman di dunia, tidak boleh keluyuran sembarangan, ketika sudah punya anak berarti mempunyai amanah untuk mendidiknya menjadi manusia yang oke dunia-akhirat, dan terutama eh terutama harus nurut sama suami.

Nurut, sodara-sodara... Yang mana saya aja sering nggak nurut sama orang tua dan si pacar sering ngelus dada karena saya sering ngeyel *dijitak, TAK!*.

Kalau dianalogikan sebagai PNS, yang sekarang-sekarang ini orang-orang sedang gencar mendaftar dan banyak yang bertanya "Lo nggak ikut daftar jadi cpns, Pet?". Jawaban saya adalah tidak atau mungkin belum. Bayangkan, jadi PNS berarti mengabdi pada negara. Usia saya sekarang 23 tahun, dan PNS akan pensiun *anggap saja* pada usia 55 tahun. Berarti saya jadi PNS kurang lebih 32 tahun, menjalani rutinitas: pagi berangkat kerja-kerja di kantor 8 jam-pulang kantor sore-siapin makan buat keluarga-tidur-pagi terulang kembali. Bayangkan rutinitas itu selama 32 tahun, sodara-sodara! Oh GOD, rasa nasionalisme saya pada negara belum setinggi itu...

Dan menikah itu, SELAMANYA!

Okay, alasan utama mungkin karena saya belum rela memberikan diri saya seutuhnya *ceileeehhh* pada seseorang. Ada masalah sama pacar kamu, Rhein? Oh tidak, malah saya bersyukur dia juga belum mau menikah. Cuma ya itu tadi. Saya berpikir ketika saya menikah berarti saya harus belajar ikhlas. Ikhlas nurut sama suami, ikhlas belajar jadi istri yang sholehah, ikhlas meninggalkan zona nyaman, ikhlas segala macem. Dan belajar ikhlas itu lebih sulit daripada belajar Quantum Physics dan General Relativity. I bet you that, because I've already learn both.

Well yah, saya salut dengan orang-orang terutama sahabat-sahabat saya yang udah pada nikah, di usia relatif muda *saya masih muda loh*. Masa di mana saya masih sering keluyuran dan hedon kesana kemari. Dan mereka telah memilih untuk menikah, memberikan diri seutuhnya pada pasangan (istri ke suami, suami ke istri), dan belajar ikhlas. Sehingga membuat saya heran lalu bertanya "Kenapa pada Nikah Cepet, sih?"

Oh, mungkin someday saya harus bertanya lebih detail pada sahabat saya itu tentang "uuueeeennnaaakkk tenaaaan..." versinya itu. :p
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 25, 2010 01:31

November 22, 2010

Tips Menulis 1: Baca (Iqra'!)

Saya sering banget dapat pertanyaan, "Rhein, apa sih tips supaya bisa nulis?". Dan saya akan selalu menjawab, sebelum menulis kamu harus bisa terlebih dulu membaca. Baca buku? Oh, tidak selalu... Saya akan coba jelaskan mengapa membaca merupakan poin penting untuk bisa menulis. Tulisan ini pernah saya publish di blog saya sebelumnya. Check this out!========================================================================= Iqra'!
Aku mengenal seorang anak kecil yang menurut cerita ibunya, sudah suka membaca bahkan sebelum ia mengenal huruf dan angka. Ibunya pernah bercerita, "Dia ini, waktu usia belum 3 tahun hobinya ngedeprok (bhs sunda: tengkurap) di atas koran terus pura-pura baca 'dan olang-olang dan belsama-sama..dan olang-olang dan belsama-sama', begitu terus setiap baca koran".

Kini, anak kecil itu sudah tumbuh dewasa dan masih suka membaca. Mulai dari sobekan koran bekas bungkus terasi dari warung, sampai jurnal sains milik J.J Thompson (untuk yang ini, masih dalam tahap membaca dan berusaha keras untuk memahami hihi,, ;p)

Perintah untuk membaca adalah wahyu Tuhan pertama yang turun untuk manusia teristimewa. Ia tidak memerintahkan untuk berperang melawan musuh, Ia tidak memerintahkan untuk bersujud 5 waktu, Ia tidak memerintahkan untuk menyebar kebaikan, bahkan Ia tidak memerintahkan untuk selalu mengingat-Nya. Ia hanya memerintahkan untuk membaca! That's it.

Mengapa? Karena membaca adalah pekerjaan mudah (yang sering dijadikan susah) yang dapat dilakukan manusia. Bahkan menurut sebuah penelitian, bayi usia dibawah 6 bulan sudah dapat membaca gerak orang-orang sekitarnya, yang nantinya akan masuk dan mengendap lalu membentuk kepribadian si bayi itu.

Membaca itu mudah, karena instrumennya sudah Ia berikan pada setiap manusia. Membaca hanya perlu MATA. Bola mata, mata hati, dan mata kaki. Bila tak miliki salah satunya, manusia masih miliki mata yang lain. Dan merugilah mereka yang tidak memiliki ketiga mata itu...

Membaca juga dapat dilakukan oleh orang yang buta huruf, karena membaca tidak melulu huruf dan angka. Orang-orang zaman dulu bisa 'membaca' langit dan merangkai bintang-bintang (sebenarnya tidak melulu bintang, karena ada juga nebula dan galaksi) hingga membentuk konstelasi, yang sampai sekarang dipergunakan oleh orang-orang modern (ngakunya) seperti kita.

Membaca juga tidak melulu identik dengan sekolah, ruang kelas dengan papan tulis, guru, buku, pinsil, penghapus, dll. Karena dengan melihat sehelai daun atau seekor nyamuk terbang pun, banyak hal yang dapat dibaca.

Untuk membaca, manusia hanya perlu membuka MATA. Bola matamu, mata hatimu, dan ayunkan mata kakimu,,, Di manapun dirimu berpijak, disitulah taman bacaan-mu,,,

Selamat Membaca,,, ^_^==========================================================================
Bacalah...
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 22, 2010 21:11

November 18, 2010

Yang Ganteng!

Knight and DayBeberapa hari lalu, Rhein nonton film "Knight and Day". Dari segi perfilman, jelas ini bukan film yang oke. Tipikal cerita biasa, alur gampang ditebak, apalagi yang menurut Rhein sangat mengecewakan adalah efek-efeknya yang keliatan banget bohongannya. Jauuuuhhhhh dibanding Transformer. *ya iyalah*. Etapi...Etapi... Rhein emang suka banget genre film tersebut. Action, Comedy, Romantic gitulah.. Hahahaha.. Sejenis Chasing Liberty, Mr. & Mrs. Smith, Speed. Jadinya, tetep betah lah Rhein menontonnya..
Dan tidak berapa lama setelah Rhein nonton film tersebut, menelponlah pada si pacar.
Rhein : Yank, setelah nonton film itu aku jadi sadar.... Tom Cruise ganteng bangeeeettt yaaa.... si Pacar: Hmmmm.... *berdeham datar*Rhein: Hahahaha... Cemburu ih.. Tapi tetep kok yank, mau seganteng apapun Tom Cruise atau cowok lain, di mataku yang paling ganteng cuma Keanu Reeves!si Pacar: Hmmmmmmmm.......
ganteng lah!Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 18, 2010 19:30