Rhein Fathia's Blog, page 21

November 14, 2011

Backpacking Jakarta Bromo (part-2)

Tim #4Bromo (ki-ka): Anne, Rama, Indra, Rhein
Baiklah, mari kita lanjut cerita petualangan tim #4Bromo. Yang belum baca, silakan scroll web ini ke bawah ya... :)

Hari 3
Setelah menjalani tidur tidak nyenak karena cuaca Bromo yang teramat dingin, pukul 03.30 kami dibangunkan oleh supir Jeep yang akan mengajak kami menunju Penanjakan untuk melihat sunrise. Kami cepat-cepat cuci muka dan memakai perlengkapan penghalau dingin lebih lengkap seperti sweater tebal, kupluk, dan syal. Saat melakukan perjalanan menuju Penanjakan, ternyata ada banyaaaakk jeep lainnya lho. Padahal kami kira Bromo sedang sedikit pengunjung karena suasana lingkungan sekitar tampak lengang sehari sebelumnya. Jeep melaju menuju kaki gunung dan selanjutnya kami harus mendaki sendiri! Alamaaaakk... Kami bertiga, para wanita mulai menurun staminanya. Ada yang kram, sesak napas, Rhein sendiri mual. Sepertinya semua kekurangan energi dan tubuh 'terkejut' setelah bangun tidur malah mendaki gunung. Kesalahan kami juga tidak sempat sarapan bahkan hanya sekedar minum air putih. Tips sebelum mendaki ke Penanjakan, minumlah air putih atau teh manis untuk asupan energi.
Saat akan mendaki ke Penanjakan ini, ada banyak penduduk yang menawarkan kuda agar kita tidak capek. Padahal yaaaa... nggak ngefek! Karena kuda-kuda ini hanya akan mengantar sampai kaki tangga. Dari kaki tangga, kita harus naik tangga lagi sampai di puncak, jalan kaki! Weleh...weleh... Untungnya kami semua memang sepakat ingin benar-benar merasakan mendaki Penanjakan. Ternyata sodara-sodaraaa... Eng ing eng....!! Rasa lelah saat mendaki benar-benar terbayar oleh indahnya pemandangan kawasan Bromo. Sumpah keren baangeeeeeettt! Subhanallah... Rasanya seperti melihat lukisan di atas kanvas tanpa batas. Sejauh mata memandang, lekuk pegunungan, jurang, dan kawah Bromo yang mengepul benar-benar menakjubkan. Belum lagi arak-arakan awan yang mengalir bak aliran sungai berwarna putih di bawah pandangan. Nggak nyesel deh jauh-jauh dan capek perjalanan dari Jakarta ke Bromo. Suasana dan pemandangan yang didapat worth it banget! Di Penanjakan ini ada banyak yang jual minuman hangat juga, tapi kebanyakan dari mereka bukan dari desa Cemoro Lawang, melainkan desa lain di balik gunung. Huwwiiihh... Canggih ya. 
Setelah puas mengabadikan Bromo dari Penanjakan, kami turun gunung dan kembali ke mobil Jeep. Oiya, yang menyenangkan selama di Bromo ini, waktu terasa berjalan begitu lamaaaa... Kami menikmati pemandangan rasanya lama dan puas, tapi ternyata baru jam 06.30. Beda banget sama Jakarta, waktu terasa pedang yang menusuk tulang punggung, harus lari atau nanti tertusuk. 
Selanjutnya, jeep membawa kami ke padang pasir nan tandus yang merupaan bagian dari Taman Wisata Bromo. Beruntung bagi kami karena di Bromo sempat hujan, jadi kawasan padang pasir kaldera ini tidak terlalu berdebu dan panas. Konon menurut penduduk setempat, kalau musim kemarau, kawasan ini sangat berdebu karena pasir berterbangan. Sehingga siapapun wajib menggunakan masker dan kacamata. Sesampai di kaldera, kami disambut para ksatria berkuda alias penduduk setempat yang lagi-lagi menawarkan kuda untuk naik ke kawah Bromo. Nah, kami dikasih tips nih sama bapak pemilik rumah tempat kami menginap. Kalau ditawarin kuda, jangan mau dulu karena mereka akan menawarkan harga mahal, 100 ribu bolak balik. Jalan dulu selama beberapa puluh meter, niscaya harga kuda akan semakin turun. Hohoho...
Akhirnya, kami sepakat untuk jalan kaki saja menuju puncak kawah Bromo. Karena naik kuda pun agaknya percuma, hanya sampai kaki tangga. Selanjutnya sampai puncak ya jalan sendiri. Daaaann.. lumayan ya, bo... 2 km jalan kaki dan nanjak! Uuugghh.. Kuat..kuat... Medan perjalanan menuju puncak kawah nggak terlalu berat sebenarnya. Hanya saja karena teksturnya adalah pasir, jadinya setiap melangkah pasti kaki sedikit terbenam. Jadi agak terasa lebih berat dibanding jalan di area dataran yang keras. Apalagi nanjak. Hohoho... Rhein sendiri sudah pasti mengandalkan si pacar yang memang 'anak gunung' sejak SMA. Jadinya dunk, yaaa... Rhein seperti nenek-nenek yang dituntun untuk melangkah naik ke puncak kawah. Tapi ya, udah jauh-jauh dari Jakarta ya harus bener-bener total menjelajahi setiap kawasan Bromo. Meskipun yaa... Jujur, CAPEK! Lagi-lagi, rasa lelah karena jalan kaki ini terbayar dengan indahnya kawasan Bromo dari puncak kawah. Sejauh mata memandang adalah padang pasir yang dihiasi arakan awan di atasnya. Pokoknya keren, deh! Speechless. Selain mengagumkan, ada juga yang agak mengerikan. Melihat ke bawah kawah seperti membayangkan lubang tak berujung. Ditambah lagi kawasan tersebut cukup sempit dan nggak ada pembatas untuk pengaman. Jadi harus hati-hati, nggak boleh kebanyakan tingkah. Sekali kepeleset, masuk ke kawah, ya wassalam... 
Puas menikmati suasana Bromo dari puncak kawah, kami pun turun. Nah, dari saat turun ini kami merasa kaki udah mulai nyut-nyutan. Hahaha.. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kuda, dengan perasaan agak takut karena semua kuda di wilayah Bromo adalah kuda jantan yang mana pastinya lebih garang. Setelah tawar menawar, kami berhasil mendapatkan harga IDR 20.000 / kuda. Huhuuuyy... Setelah sampai ke tempat Jeep, sarapan seadanya dari penjual-penjual yang ada di sana, kami pun kembali ke rumah penginapan. Hati senang, puas, dan pengen lagi. 
Selesai bersih-bersih, mandi dengan air sedingin freezer (lagi), dan packing, pukul 10.30 kami pulang menggunakan bison yang kemarin kami gunakan. Bersiap kembali ke Jakarta. Sepanjang perjalanan di bison, kami semua tidur lelap. Hahaha.., Baru terasa capeknya mendaki gunung, yaaa... Pas bangun, sudah sampai lagi di Probolinggo. Kami berpisah dengan duo backpacker teman baru yang akan ke Yogyakarta. Seneng banget deh ke Bromo ini. Dapet temen baru, sharing banyak hal, plus dapet pemandangan dan suasana yang bener-bener mengasyikkan untuk refreshing. Bener-bener pengen lagi!
Dari Probolinggo, kami kembali ke Surabaya untuk naik kereta Gumarang menuju Jakarta. See you again, Bromo. Thanks for giving us a supergreat memoir.
Ini koleksi foto-fotonya:










Duo Backpacker teman baru yang senasib (ki-ka): Sultan & Meta. Nice to know you :)


KOMPLIT!

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 14, 2011 05:31

November 7, 2011

Backpacking Jakarta-Bromo (part-1)


Mahakarya itu bernama Bromo

YAK! Alhamdulillah Rhein dan teman-teman sudah turun dari gunung Bromo dengan selamat dan kembali ke kantor masing-masing dengan terlambat. Hahaha.. Berikut catatan perjalanan kami, sodara-sodara.
Hari 1
Sejak satu bulan lalu, Rhein udah berencana untuk backpacking ke Bromo. Niat menyambangi salah satu gunung aktif nan terkenal akan keindahannya ini sebenarnya sudah ada sejak setahun lalu dan jadi salah satu target yang harus terealisasi tahun ini. Alhamdulillah sesuatu banget beneran bisa tercapai. Setelah Rhein woro-woro dan mengajak beberapa teman, akhirnya terkumpul 4 orang yang siap berangkat ke Bromo menurut waktu yang disepakati.
Sebagai sesama kuli Jekerda yang jam pulang kantornya jam 17.00, jadilah sepulang kantor semuanya langsung terburu-buru menuju meeting poin di stasiun Jatinegara. Kereta Gumarang tujuan Surabaya berangkat jam 18.15!! Hahaha.. Injury time banget deh, sampe di stasiun dan nggak lama kemudian kereta dateng. Naik kereta api.. tuut...tuut..tuut... Perjalanan di kereta nggak ada yang terlalu spesial. Kami semua tidur dan menikmati pantat tepos karena duduk selama 12 jam. Hohoho...
Hari 2
Sesampainya di stasiun Pasar Turi Surabaya, kami langsung cari sarapan di warung-warung murah yang ada di depan stasiun. Mencari warung di sekitar stasiun ini nggak susah kok, menu juga beragam. Selanjutnya, menurut informasi dari website-website backpacker, yang harus dilakukan kalau mau ke Bromo dari Surabaya adalah menuju terminal bus Bungurasih (Purabaya). Karena bingung mau naik angkutan apa, kami memutuskan naik taksi supaya cepat, nyaman, dengan biaya patungan. Kebetulan ada yang menawarkan taksi pakai argo dan tarif bawah. Tapi ternyataaaaa.... argo-nya argo zebra, booo!! Cepet banget tarifnya bertambah... Hahaha... Berhubung kami semua belum pernah ada yang berpengalaman ke Bromo, jadilah rada gambling dan kena tipu taksi ini. Taksi zebra ini kena tarif IDR 65.000, plus tol dan parkir. So, tips kalau mau ke Bromo naik taksi: Jangan Langsung Percaya dengan Argo dan Tarif Bawah! Alternatif lain untuk ke terminal Bungurasih adalah naik bis kota, tapi ya nunggunya lama.. :p
terminal Bungurasih (Purabaya)Sampai di terminal Bungurasih, kami disambut layaknya artis yang akan jumpa fans. Disambut para calo bis, maksudnyaaa... Ramai, ribut, plus preman-preman terminal yang sama beringas dengan preman Jakarta. Kami udah pasang datar dan geleng kepala setiap ditawarkan para preman itu. Meski masih blank dan gambling, tujuan kami adalah bertanya pada petugas terminal yang berseragam. Petugas terminal Bungurasih baik-baik loh, mereka menunjukkan rute dan menjelaskan harga yang sesuai dengan aturan pemda. Tips di terminal: Bertanyalah Pada Petugas. Jangan Sekalipun Bertanya Pada Selain Petugas! Perjalanan dari terminal Bungurasih ke Probolinggo menghabiskan waktu kurang lebih 2.5 jam dengan tarif bis IDR 23,000/orang. Perjalanan ini menyenangkan loh. Jalanan ternyata sudah bagus, mulus, nggak macet, dan melewati tanggul Lumpur Lapindo yang sudah berubah menjadi tempat wisata.
Setelah 2.5 jam terlewati, sampailah kami di terminal Probolinggo. Situasi terminal ini nggak se-ramai terminal Bungur, sayangnya harga makanan mahal-mahal *ya eyalaahhh*. Setelah lagi-lagi bertanya ke petugas bagaimana cara ke Desa Cemoro Lawang (desa terakhir sebelum ke Bromo), kami ditunjukkan ke pangkalan mobil ELF (di sana namanya Bison) yang memang satu-satunya angkutan umum menuju Bromo. 
Lagi-lagi terjadi penipuan di sini. Konon menurut cerita calo bison, yang mau ke Bromo hari itu jarang. Jadi kalau kami mau ke Bromo, harus carter bison yang harganya hampir 400 ribu. Gile aje~~~ Padahal tarif bison itu cuma IDR 25.000/orang. Kebetulan kami ketemu 2 backpacker yang ternyata udah nunggu penumpang lain dari jam 3 pagi... -___-!!. Setelah terjadi tawar menawar dengan calo itu, jadilah sepakat tarif yang harus kami bayar IDR 40.000/orang. Yuk, capcus kami ber-6 naik bison tua. Beruntungnya kami, supir bison itu baiiikkk...banget! Kalau kami langsung nawar ke pak supir itu, seharusnya bisa pakai tarif biasa, sayangnya ketemu calo *cuih*. Pak supir juga menawarkan bisonnya menjemput kami kalau mau pulang dengan harga IDR 25.000/orang . Ya mau duunnkk...
di dalam bisonPerjalanan menggunakan bison dari Probolinggo ke Cemoro Lawang memakan waktu kurang lebih 1 jam. Sepanjang perjalanan, Rhein membandingkan kondisi pegunungan Bromo yang ternyata berbeda jauh dengan pegunungan di wilayah sunda. Wilayah yang kami lewati cenderung kering, berpasir, dan dominasi oleh warna cokelat-kuning. Jangan bayangkan pemandangan akan serupa dengan kondisi Puncak yang hijau royo-royo, tanaman di wilayah Bromo bahkan banyak yang hanya berupa tangkai-tangkai kering tanpa daun. Spekulasi Rhein sih, ini disebabkan erupsi Bromo sekitar setahun lalu.
rumah sewaanAkhirnyaaaaaa... Sampailah kami di penginapan. Di desa ini, banyak di tawarkan beragam penginapan. Ada hotel (yang harganya lumayan mahal), ada penginapan per-kamar dengan harga IDR 100.000 yang bisa diisi 2 orang, dan ada juga sewa 1 rumah yang bisa diisi sampai 8-10 orang, lengkap dengan kamar, kamar mandi, dan listrik memadai. Kami ber-6 sepakat menyewa 1 rumah dengan harga IDR 200.000 sajah! Hohoho... murah, cyyynnn...
Cuaca di Bromo sering mendung dan gerimis. Kondisi jam 2 siang pun terasa sudah jam 5 sore. Karena sudah seharian penuh kami melakukan perjalanan, pastinya mandi jadi pilihan wajib dong... Nah, ternyata sodara-sodara... Air di Bromo dinginnya seperti air freezer!! Bbbbrrrrr.... Sumpah, kaki Rhein sampai kram pas mandi! >.< Padahal itu mandi jam 2 siang...
jalan-jalan soreSelesai bersih-bersih, kami mulai jalan-jalan dan pastinya foto-foto narsis, yaaaa... Suasana di Bromo menyenangkan dengan udara bersih dan suasana sejuk. Penduduk desa ini banyak berkebun selada, kol, dan daun bawang. Kebanyakan dari mereka juga menganut agama Hindu, jadi jangan berharap ada masjid di wilayah ini, yang banyak adalah pura. Namun, mereka penduduk yang ramah dan menyenangkan. Untuk makanan khas, sama sekali nggak ada! Hahaha.. yang dijual tetaplah nasi goreng, bakso, mie rebus, dan kawan-kawannya. Dari segi transportasi, jeep dan motor adalah kendaraan utama. 
Selepas maghrib dan makan malam di warung, kami kembali ke penginapan. Suasana pukul 7 malam berasa jam 10 malam. Hahaha.. Sepiiii...Gelaaappp...Dingiiiinnn... Jadilah, kami membunuh waktu dengan bermain poker! :D Jam 11 malam, akhirnya kami menyerah.. Bukan karena ngantuk, tapi karena harus tidur agar besok bisa bangun pukul 03.30 untuk naik ke Pananjakan melihat Matahari terbit. Tapi ternyataaaa.. GAK BISA TIDUR!! Sumpah dinginnya Bromo bener-bener bikin tidur nggak nyenyak, gigi gemeletuk dan badan gemetar. Bahkan 2 lapis jaket tebal plus selimut pun nggak mempan. Alamaaaakkk...
Galeri foto-foto:
Gunung Batok


Ladies in Action!
Desa Cemoro Lawang
Bersambung yaaaa....

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 07, 2011 23:02

October 30, 2011

Selingkuhan Baru


Saya lupa, kapan pertama kali tertarik dengan ponsel dengan OS Android. Pastinya sih udah lamaaaaa banget! Alasan tertarik tentunya karena Android berbasis Linux yang bisa membebaskan siapapun berkreasi membuat aplikasi. Pastinya, aplikasi untuk android ini buanyaaakk banget. Bahkan saya menemukan aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berguna banget buat para editor... Hohoho...
Makin ngebet pengen belin Android setelah si adek beli Samsung Galaxy Mini di hari ultahnya setelah Lebaran Idul Fitri lalu. Ngintip aplikasi-aplikasi yang dia punya, makin mupeng... Hahaha.. Sayangnya, saya nggak bisa langsung beli karena harus melunasi cicilan si Rele (Red Leptok Toshiba) :)). Nggak asyik dong ya, punya utang tapi udah beli gadget lain. Ditambah saya juga masih harus nabung buat investasi yang lebih penting.
Nah, setelah urusan si Rele ini beres, saya pun segera memboyong Mr. Gio ke rumah. Horaaaayy!! Jadilah Mr. Gio ini selingkuhan baru yang berhasil mengalihkan perhatian saya dari si pacar #plak. :D
Home screen yg gw banget!Gimana rasanya? Menyenangkan! Hohoho... Benar pilihan saya untuk memilih Android. Dulu waktu zaman BB baru keluar dan populer banget, jujur saya nggak terlalu tertarik. Kenapa? Nggak kuat bayar langganan, cyyynnn... :)) . Menurut saya, nggak worth it membayar hingga 100 ribu hanya untuk sebuah fitur utama. Karena di Indonesia masih banyak juga yang nggak ber-BB sehingga tambahan kebutuhan pulsa masih seperti biasa. 
Tapi untuk Android ini, selain urusan sosial media lebih lancar, urusan kerjaan terbantu, lebih murah *catet*, dan pastinya banyak aplikasi yang bisa ditambahkan. Kalau istilah adek saya sih, "hidup jadi lebih mudah" :)). Saya sendiri masih utak-atik nih selingkuhan baru. Nanti kapan-kapan saya review lagi deh aplikasi-aplikasi yang seru. 
Oiya, aplikasi komunikasi yang paling saya suka adalah What'sApp. Buat yang mau tukeran nomer WA, mention aja di twitter saya yaaaaa~~~~~ *sok artis*.

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 30, 2011 06:52

October 17, 2011

Tip Minum Air Putih Teratur Supaya Sehat!


Udah pada tau kan, kalau minum air putih itu bikin sehat dan minimal kita minum 1.5 - 2 liter per hari. Cuma kadang, kita suka lupa -kita? Gw aja kali-. Nah, sekarang gw udah menemukan satu cara supaya bisa konsisten minum air putih minimal 1.5 liter.Gw punya botol minum -model yg sering dibawa anak TK- dengan takaran yang udah pasti, 300 ml. Ukuran 300 ini menurut gw, pas. Bisa gw habiskan dalam sekali minum. Selain itu, ukuran ini nggak terlalu besar dan berat kalau dibawa di tas. 
Lalu, gw selalu hitung berapa kali dalam sehari gw minum dari tuh botol. Minimal 5 kali -yg wajib gw hitung- (istilahnya fardu). Kalau lebih, gw anggap bonus (sunnah).Kalau di kantor, gw isi ulang tuh botol minum dan minum 5 kali selama di kantor 8 jam. Menurut gw itu cukup, karena tubuh nggak terlalu banyak mengeluarkan energi.Kalau gw lagi dapet kerjaan mobile keluar, panas-panasan, dll, botol minum tetep wajib gw bawa. Dengan catatan, wajib minum setiap 1 jam sekali/botol karena aktivitas tubuh juga butuh energi lebih. Terus, tuh botol minum isi ulang di mana?Biasanya gw beli aq*a gelas 2 biji, terus masukin botol minum. Pas aq*a gelas ke-2, pasti masih sisa.. Nah, itu minum deh.. Lalu satu jam kemudian, minum air di botol itu sampe habis. 1 Jam berikutnya, ambil lagi aq*a gelas, masukin botol, dst. Rugi dong beli aqua gelas terus?? Biasanya sih, kantor gw selalu sedia 1 kardus aq*a gelas tiap ada kerjaan mobile.. :DDengan ada takaran botol minum, gw jadi bisa ngukur apakah konsumsi air minum gw udah cukup atau belum.. Buat gw, air putih udah cukup untuk pasokan air dalam tubuh -selain secangkir kopi di pagi hari yang udah jadi candu. Gw sangat jarang beli produk-produk minuman kemasan selain air putih. Selain karena mahal kopet abis, juga nggak pernah suka rasanya. Pernah gw sekali dibeliin Miz*ne, baru sekali teguk, langsung muntah hahaha. Entah kenapa, beberapa produk minuman rasanya super aneh buat gw. Nggak pernah sekali-kali lagi gw beli tuh produk minuman. Trauma! 
Hasil minum air putih secara teratur yang gw dapetin selama ini sih ya.. Alhamdulillah jarang sakit, meski kegiatan seabrek, pergi pagi pulang malem, dan pola makan gw nggak berubah kayak biasanya. Kulit lebih lembab, darah rendah jarang kambuh. Terus, yang kerasa banget sih, gw punya tipe bibir yang gampang banget kering. Dan selama menerapkan pola minum air putih di atas, bibir gw lembab2 aja.. Hohoh.. 

So, tetap sehat dengan air putih! :)

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 17, 2011 19:40

September 25, 2011

Tuhan dalam se-iris Sunkist

sunkist
Entah kenapa, selalu ada perasaan 'amazing' setiap kali mengiris sebuah jeruk sunkist. Suka sama motifnya, jatuh cinta pada tekstur dan pola yang cantik. Kenapa bisa begitu? Kenapa bisa teratur seperti itu? Kenapa bisa seindah itu? Adakah manusia bisa mencipta? 
Pola jeruk sunkist yang cantik ini hanya mengingatkan saya pada satu hal. Ada kekuatan khusus yang menciptanya, yang tak bisa manusia lakukan. Kekuatan khusus yang sama, yang digunakan untuk mencipta semesta.
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 25, 2011 06:44

September 22, 2011

Simple Things Make Me Happy


Selamat datang, weekend! ^_^
Bagi para pecandu rutinitas kesibukan weekdays, weekend menjadi suatu suntikan 'obat suntuk' yang membuat rileks. Bahkan seringkali kita ingin menambah hari libur karena merasa terlena dengan 2 hari 'obat suntuk' yang melenakan. Senin sering menjadi hari ter-badmood, termalas, atau ter-stress bagi hampir semua orang pekerja. Padahal ingat loh teman, yang namanya obat kalau kebanyakan pasti berbahaya. Termasuk 'obat suntuk' itu. Terlalu lama libur dan bermalas-malasan bisa menurunkan potensi dan mematikan produktivitas. *kalau lama libur mah itu namanya pengangguran, Rhein!* =))
Beberapa waktu ini Rhein pun merasakan hal itu, rasa excited untuk bekerja mulai menurun. Ditambah dengan beberapa 'tokoh' di tempat kerja yang tidak satu ritme saat menjalani weekdays. Jadilah, ketegangan yang timbul membuat rasa excited tergantikan oleh pikiran-pikiran buruk, seperti "I'm not supposed to be here!" ;  "I hate him!" ; "Are they stupid or imbesil?" ; "Well, stupid me for being stuck on this situation.". Pikiran-pikiran buruk tersebut, pastinya menambah beban yang ampun-ampunan menyebalkan. 
I always say to myself, don't let other people affect your mood. Alhamdulillah, for several days, I try to figure out how can I get back my 'excited feeling' on my job. Ternyata, hal-hal simpel bisa melarutkan emosi dan membuat hari-hari kerja menjadi lebih menyenangkan.
1. Awali hari dengan sugesti positif. Gampang yah, teorinya :D. Setiap bangun tidur, Rhein yang masih bergelung dalam selimut menyempatkan untuk bergumam "Bismillah, hari ini akan menyenangkan!"
2. Lakukan hal menyenangkan di pagi hari sebelum memulai aktivitas, sekecil atau sesingkat apapun itu. Kalau Rhein pribadi, dandan! Hahaha.. Yup, aktivitas pagi hari Rhein didominasi oleh dandan. :))
3. Tersenyum lebih banyak. Bukan senyum-senyum nggak jelas, tapi ketika tidak sengaja berpapasan siapapun, cobalah untuk tersenyum. :)
4. Bagi yang muslim, sempatkan sholat Dhuha. Rhein merasakan bahwa basuhan air wudhu membuat pikiran lebih rileks.
5. Ketika kita merasa marah, keluarkan dengan sikap yang elegan dan intelek. Debat kusir, omelan, atau cerocosan dengan rekan kerja tidak akan menyelesaikan masalah. My boyfriend told me, work professional and don't trust anyone in office. Sepertinya hampir semua 'kuli' tahu, kantor beda dengan kampus, begitu pula isinya.
6. Jangan terlalu banyak berinteraksi dengan social media saat bekerja. Kecuali kalau kerjanya memang yang berhubungan dengan social media, ya... Fokus, kerjaan cepet selesai, bisa pulang tepat waktu! :D 
7. Maafkan orang karena kebodohannya. Ketika pekerjaan tidak sesuai dengan yang kita rencanakan karena pengaruh pihak lain, maafkan dan segera cari solusi. Tentu hal yang patut diingat juga, cegah kebodohan kita merugikan orang lain.
8. Bersyukur. Bagi kuli seperti Rhein yang dibayar berdasarkan target, lalu ternyata ada anggota tim yang menghambat sehingga target tidak tercapai, awalnya menyebalkan sekali. Namun, syukurilah.. Mungkin belum saatnya Rhein mendapat rezeki itu. Kerja keras dan serahkan semua pada Tuhan.
9. Curhat. Rhein selalu menyempatkan curhat sama Ibu atau pacar setiap pulang kantor. Curhat ini tentunya bukan mengeluh tanpa solusi. Menceritakan hari-hari di kantor bisa meringankan beban emosi yang menghimpit hati.
10. Kembangkan mimpi, asah potensi, luaskan pikiran. Di sela-sela waktu senggang, cobalah cari kegiatan positif yang bisa mengembangkan potensi pribadi. Kursus, seminar, atau ikut acara sosial.
11. Nikmati weekend secara efektif! Nah, lakukan hal-hal yang kita suka deh... :D Weekend ini, Rhein mau mencoba resep masakan baru dari naskah yang sedang Rhein edit. Kebetulan tema-nya masakan Internasional.. hhuummm.. ssllrrppp =9

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 22, 2011 22:50

September 12, 2011

Thank You, Sofia... ^_^

Letters from Sofia Since my sister usually got duty to go to several countries for softball game, I always ask her to buy some postcards for me in every country or city that she had visit. Then, I start to swap postcard with anyone around the world who have same hobby. I join postcrossing and some swap postcard on facebook. I will share my stories about swaping postcard next time. Because right now, I will make a post blog special from my friend, Sofia Manolopoulou... ^_^
I knew her from Facebook, she knew that I love to swap and collect postcard, then she messages me that she will send me some postcards. I think she interest to swap postcard with me just like my other friend, but no, she only will send me postcards for free. I feel so glad because of her kindness. Then, this afternoon when I'm home, I got package from her. When I open it, oh.. I'm so surprised! She gave a lot of postcards!! I really love it! She gave me a lot of postcards that I requested. She knew that I interest about something unique or culture of countries, so she gave me postcard about them. Thank you so much, Sofia.. I can't describe how happy I am. You're so kind... 
Here some pictures of her special package for me.
Package from Sofia. It surprise me!
postcards! postcards that show beautiful view postcards about great buildings and urban
I love them! Historical buildings!  What a beautiful view.. I wish I can go there Sofia tell some stories in different special postcards. This is place where Sofia grew up. Beautiful! lucky white flower
Besides postcards, Sofia also gave me white flower made by herself. It supposed to bring me luck. I wish I can go to every place that shown by the postcards. :)

Thank you so much, Sofia... It's nice to know you. I pray for your good luck and best wishes. Hope our friendship can stay for long time...



Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 12, 2011 06:22

August 21, 2011

Penonton Selingkuh


Selalu ada cerita menarik tentang selingkuh. Dilihat dari berbagai sisi, semuanya tampak menarik. Dari sisi pelaku selingkuh, dari korban selingkuh, dan dari penonton 'drama klasik' perselingkuhan. Nah, sekarang izinkan saya berceloteh dari pihak ketiga. Karena saya nggak pernah menjadi pihak pertama #plak. =))
Kalau kalian pernah menjadi pelacur (pelayan curhat) bagi teman-teman kalian yang menjadi korban selingkuh, apa sih yang bakalan kalian lakukan? Membela teman kalian pastinya. Membesarkan hati, menghibur, membela, bahkan ikut menghina si pelaku yang menyelingkuhi teman kalian. Kata-kata, "Dia ga pantes buat kamu" atau "kamu beruntung ga lanjut sama dia" atau lagi "kamu terlalu berharga untuk dia", mungkin menjadi celoteh klasik yang muncul dari mulut kita.
Sebagai teman yang menjadi korban selingkuh, kita melihat proses kesedihan teman tersebut. Awalnya menangis (bahkan histeris), selanjutnya maki-maki, selanjutnya lagi mencoba bangkit dengan catatan tegas dalam hati "gw berharga dan berhak dapet yang lebih baik dari dia". Seringkali, sebersit benci pada si pelaku selingkuh ikut tertanam begitu dalam. Padahal, benci itu memberatkan hati, bukan?
Sebagai pelacur, mungkin kita bisa memberi perspektif lain pada teman tersebut. Bukankah dia dan kekasihnya pernah punya cerita indah? Bukankah dari awal hingga akhir (yang ternyata nggak enak) hubungan mereka, pasti ada kisah manis. Bukankah mereka pernah tertawa dan bermesraan? Mungkin hubungan mereka pada akhirnya akan berakhir, dan bagaimana caranya adalah bukan sesuatu yang bisa dia pilih. 
Ketika sebuah hubungan retak, pecah berkeping-keping karena sebuah perselingkuhan. Lalu, ditambah dengan saran plus makian pada si pelaku, jujur saja, bukankah itu membuat kesedihan dan amarah semakin menggunung? Mungkin ada baiknya kita menghibur dengan mengingatkan si teman akan kenangan indahnya. Mungkin kita bisa membuka pikiran si teman bahwa si pasangan memang sudah tidak bahagia lagi dengannya. Bukankah kita tidak bisa memaksakan kebahagiaan seseorang? Mungkin kita bisa mendampingi si teman 'mengumpulkan kepingan hati yang berserakan' dengan memberi energi positif dari rasa ikhlas, tanpa benci. 
Tak perlu bertanya mengapa, tak perlu membanding-bandingkan betapa buruk pelaku selingkuh dan betapa kasihan si korban, tak perlu mengukur siapa lebih berharga dari siapa. Karena semua itu tak akan ada habisnya.
Selingkuh terjadi, hubungan berakhir, that's it! Yang namanya sudah berakhir, lepaskan sajalah... 

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 21, 2011 22:01

August 8, 2011

Fenomena Ramadhan a la Rhein

Hampir 10 hari Ramadhan. Apa kabar shaum kalian?

Bagi Rhein pribadi, ada beberapa perubahan dari Ramadhan tahun lalu. Kalau tahun lalu susah tarawih di masjid karena pasti masih terjebak macet Jakarta, tahun ini Alhamdulillah bisa tarawih di masjid. Kalau tahun lalu Bapak masih ngantor, Alhamdulillah tahun ini udah pensiun dan menghabiskan banyak waktu di rumah. Kalau tahun lalu si jago pitcher *adek Rhein yang cewe* jarang di rumah karena melanglangbuana ikut pertandingan, tahun ini giliran si jago komputer *adek Rhein yang cowo* ga di rumah gara-gara ospek di kampusnya di Bandung. Kalau tahun lalu Rhein masih males baca Al-Qur'an, tahun ini juga masih sama... *digetok pak ustadz*.

Kalau tahun lalu Rhein pulang-pergi kantor tinggal duduk manis di mobil karena ada supir, tahun ini pun Rhein tetep punya supir, tapi ganti-ganti tiap hari alias supir angkot. Nah, karena sekarang selalu pakai angkutan umum inilah Rhein jadi lebih 'melihat' berbagai fenomena Ramadhan yang kayaknya kok makin parah dari tahun ke tahun.

Fenomena konsumtif. Sepemahaman Rhein yang masih suka bolong-bolong ngaji ya... Ramadhan itu saatnya beribadah karena semua ibadah akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Hanya saja yang Rhein lihat, kok yang rame itu mall sama pasar, ya? Eits, bukan berarti Rhein tiap hari nge-mall loh, ya. Karena tiap hari Rhein PP kantor selalu lewat pasar sama mall dan di tempat-tempat itulah jalanan macetnya naudzubileeee... Apalagi menjelang jam buka puasa. Sejak kapan ada orang ngaji di mall coba? Setahu Rhein itu mall ato pasar nggak ngundang ustadz buat ceramah juga. Kesimpulannya ya itu orang-orang rame di mall atau pasar mau belanja. Belanja itu ibadah bukan, ya?

Sebenarnya fenomena ini juga diiringi dengan banyak selentingan tentang orang-orang yang udah heboh pada beli baju lebaran bahkan sebelum Ramadhan dimulai, bo! Ditambah lagi dengan rayuan diskon yang merajalela dengan spanduk dan balihonya. Hadeuuhh... Sayang banget, ya. Jujur Rhein pribadi merasa miris, Ramadhan seperti jadi ajang event bisnis karena kondisi masyarakat yang konsumtif. Rhein bukannya melarang beli baju baru buat Lebaran, toh menghormati hari raya dengan baju rapi dan bersih itu sangat penting. Hanya saja, esensi Ramadhan yang sebenarnya bukan di situ. Bukan di diskon mall, bukan di baju baru, bahkan bukan di saat buka puasa dengan menu yang lebih wah daripada hari-hari biasa.

Fenomena jam pulang kantor. Rhein seneng ya jam pulang kantor saat Ramadhan jadi lebih cepet, meski masih kalah cepet sama PNS *jam 3 udah pulang, bo!*. Nah, kalau saat-saat jam pulang kantor nih, itu jalanan buset dah kayaknya semua pemilik kendaraan pada jadi pembalap. Motor ngebut, mobil juga ga mau kalah. Belum lagi suara klakson tat-tet-tot yang bikin pusing *mobil/motor ngutang aja pamer deh, lo*. Padahal mah, ga usah lebay kali, biasa aja. Kan udah pulang cepet, pasti sampe juga lebih cepet jadi bisa buka puasa di rumah. Minimal shalat maghrib di rumah, deh. Toh Rhein juga tau banyak juga yang biasanya pulang kantor bablas maghrib karena masih di jalan. Yang sabar, tetep ikuti aturan lalu lintas.

Fenomena motor.
Jujur ya, Rhein benci buangeeettt sama pengendara motor ga sopan yang suka salip sana-sini dan seruduk sana-sini. Apalagi para alay yang cuma ngabubrit momotoran di jalan sambil nongkrong atau kebut-kebutan. Plis deh, orang-orang pulang kantor pake motor tuh udah banyak, ga usah nambah-nambahin lah. Apalagi buanyak banget yang ga sopan. Sebagai pemakai kendaraan umum dan pejalan kaki, Rhein sering banget nyaris keserempet. Plus, jangan salah, udah beberapa kali Rhein lihat kecelakaan motor menjelang buka puasa selama Ramadhan ini. Astagfirullah... Dan fenomena motor ini, dari tahun ke tahun, Rhein lihat makin parah loh...

Fenomena razia. Hahahaha... ini yang paling lucu. Hati-hati deh... Pastinya tiap Ramadhan pak polisi jadi pada rajin bertugas! :))

Intermezzo...

Meski shaum, kerjaan Rhein tetep mendatangi rumah chef dan pemotretan untuk buku resep. Ngileeerrr...

 

Selamat menjalankan ibadah Ramadhan. Semoga kita semua termasuk orang-orang beruntung yang dapat mencapai taqwa. Bukankah itu tujuan kita shaum, teman? :)

Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 08, 2011 07:58

July 21, 2011

Dua Tahun ini Terlalu Singkat

Dinner bareng sehari sebelum si pacar cabut ke Palembang, yg bertepatan sama tanggal anniversary =))Cintaku padamu tidak terefleksi dalam sikap salah tingkah yang membuat pipi bersemu tersipu
Cintaku padamu bukan dalam bentuk rindu menggebu yang selalu menuntut waktu untuk bertemu
Cintaku padamu tidak hadir dalam bentuk rentetan sms atau telepon yang posesif dan kekanakan
Cintaku padamu bukan berupa rasa ingin memiliki yang teramat sangat hingga memaksa Tuhan untuk menjodohkan

Cintaku padamu terefleksi dalam gelak tawa dalam setiap canda, ataupun omelan ketika kamu bandel
Cintaku padamu adalah setumpuk pekerjaan yang kujalani diiringi senandung rindu, yang malah membuatmu merasa diduakan
Cintaku padamu seringkali hadir dalam bentuk tuntutan kedewasaan, yang aku yakin sangat kita butuhkan demi masa depan
Cintaku padamu berupa bisik lirih pada Tuhan, meminta rasa ikhlas akan takdir yang telah Ia tetapkan

Aku menikmati setiap langkah meski tanpamu di sampingku, membuatku belajar menjadi gadis tangguh yang bisa selalu mendukungmu
Aku menikmati komunikasi, pengertian, dan sikap saling mendukung yang selama ini kita lakukan, seperti janji yang pernah terucap bahwa kita pasangan hebat yang saling menghebatkan
Aku menikmati setiap detik yang terlewati saat sejenak berdua denganmu, begitu intens dan hangat, membuat hatiku tenang

Terima kasih atas kesabaran yang selama ini selalu kamu berikan. Terima kasih atas kepercayaan yang selama ini kamu beri dan jaga. Terima kasih atas kesediannmu untuk mencintaiku seperti meraup pasir tanpa menggenggam.

Happy anniversary, Om Beruang... Bagiku, dua tahun ini terlalu singkat... Aku ingin selamanya, semoga Allah mengizinkan..

Love you.. :-*
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 21, 2011 06:03