Backpacking Jakarta-Bromo (part-1)

YAK! Alhamdulillah Rhein dan teman-teman sudah turun dari gunung Bromo dengan selamat dan kembali ke kantor masing-masing dengan terlambat. Hahaha.. Berikut catatan perjalanan kami, sodara-sodara.
Hari 1
Sejak satu bulan lalu, Rhein udah berencana untuk backpacking ke Bromo. Niat menyambangi salah satu gunung aktif nan terkenal akan keindahannya ini sebenarnya sudah ada sejak setahun lalu dan jadi salah satu target yang harus terealisasi tahun ini. Alhamdulillah sesuatu banget beneran bisa tercapai. Setelah Rhein woro-woro dan mengajak beberapa teman, akhirnya terkumpul 4 orang yang siap berangkat ke Bromo menurut waktu yang disepakati.
Sebagai sesama kuli Jekerda yang jam pulang kantornya jam 17.00, jadilah sepulang kantor semuanya langsung terburu-buru menuju meeting poin di stasiun Jatinegara. Kereta Gumarang tujuan Surabaya berangkat jam 18.15!! Hahaha.. Injury time banget deh, sampe di stasiun dan nggak lama kemudian kereta dateng. Naik kereta api.. tuut...tuut..tuut... Perjalanan di kereta nggak ada yang terlalu spesial. Kami semua tidur dan menikmati pantat tepos karena duduk selama 12 jam. Hohoho...
Hari 2
Sesampainya di stasiun Pasar Turi Surabaya, kami langsung cari sarapan di warung-warung murah yang ada di depan stasiun. Mencari warung di sekitar stasiun ini nggak susah kok, menu juga beragam. Selanjutnya, menurut informasi dari website-website backpacker, yang harus dilakukan kalau mau ke Bromo dari Surabaya adalah menuju terminal bus Bungurasih (Purabaya). Karena bingung mau naik angkutan apa, kami memutuskan naik taksi supaya cepat, nyaman, dengan biaya patungan. Kebetulan ada yang menawarkan taksi pakai argo dan tarif bawah. Tapi ternyataaaaa.... argo-nya argo zebra, booo!! Cepet banget tarifnya bertambah... Hahaha... Berhubung kami semua belum pernah ada yang berpengalaman ke Bromo, jadilah rada gambling dan kena tipu taksi ini. Taksi zebra ini kena tarif IDR 65.000, plus tol dan parkir. So, tips kalau mau ke Bromo naik taksi: Jangan Langsung Percaya dengan Argo dan Tarif Bawah! Alternatif lain untuk ke terminal Bungurasih adalah naik bis kota, tapi ya nunggunya lama.. :p


Lagi-lagi terjadi penipuan di sini. Konon menurut cerita calo bison, yang mau ke Bromo hari itu jarang. Jadi kalau kami mau ke Bromo, harus carter bison yang harganya hampir 400 ribu. Gile aje~~~ Padahal tarif bison itu cuma IDR 25.000/orang. Kebetulan kami ketemu 2 backpacker yang ternyata udah nunggu penumpang lain dari jam 3 pagi... -___-!!. Setelah terjadi tawar menawar dengan calo itu, jadilah sepakat tarif yang harus kami bayar IDR 40.000/orang. Yuk, capcus kami ber-6 naik bison tua. Beruntungnya kami, supir bison itu baiiikkk...banget! Kalau kami langsung nawar ke pak supir itu, seharusnya bisa pakai tarif biasa, sayangnya ketemu calo *cuih*. Pak supir juga menawarkan bisonnya menjemput kami kalau mau pulang dengan harga IDR 25.000/orang . Ya mau duunnkk...


Cuaca di Bromo sering mendung dan gerimis. Kondisi jam 2 siang pun terasa sudah jam 5 sore. Karena sudah seharian penuh kami melakukan perjalanan, pastinya mandi jadi pilihan wajib dong... Nah, ternyata sodara-sodara... Air di Bromo dinginnya seperti air freezer!! Bbbbrrrrr.... Sumpah, kaki Rhein sampai kram pas mandi! >.< Padahal itu mandi jam 2 siang...

Selepas maghrib dan makan malam di warung, kami kembali ke penginapan. Suasana pukul 7 malam berasa jam 10 malam. Hahaha.. Sepiiii...Gelaaappp...Dingiiiinnn... Jadilah, kami membunuh waktu dengan bermain poker! :D Jam 11 malam, akhirnya kami menyerah.. Bukan karena ngantuk, tapi karena harus tidur agar besok bisa bangun pukul 03.30 untuk naik ke Pananjakan melihat Matahari terbit. Tapi ternyataaaa.. GAK BISA TIDUR!! Sumpah dinginnya Bromo bener-bener bikin tidur nggak nyenyak, gigi gemeletuk dan badan gemetar. Bahkan 2 lapis jaket tebal plus selimut pun nggak mempan. Alamaaaakkk...
Galeri foto-foto:





Bersambung yaaaa....
Love is real, real is love. -John Lennon-
Published on November 07, 2011 23:02
No comments have been added yet.