Rhein Fathia's Blog, page 4

July 26, 2019

Everything is Awesome!

Rhein suka nonton film drama romantis, Furky suka film action, Bani penggemar film horor. Tapi, kami semua pecinta film kartun/animasi yang lucu dan punya makna 'dalem'. Jadilah, sabtu kemarin pas semua pada kumpul di Bogor, kami nonton The Lego Movie ini. Udah pada tahu dong ya mainan Lego yang perusahaannya tetap sustain meski dihajar beragam jenis games digital. Kebetulan di kampus, Rhein pernah membahas tentang strategi bisnis perusahaan Lego ini dan hal-hal apa yang membuat brand Lego tetap dikenang bahkan mainannya tetap laris sampai sekarang. Oke, lupakan urusan kuliah.




Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 26, 2019 22:19

July 22, 2019

Trio Miliarder

Itu nama grup WhatsApp kami, meski belum ada salah satu dari kami yang menjadi miliarder. Namun nama termasuk doa, kan? Hehe...
What friendship means for you? Who are they? 
Saya yang remaja mungkin akan menjawab, teman itu siapa saja yang bisa diajak hang out sepulang sekolah atau saat weekend. Teman itu yang bisa ngasih jawaban pe-er di sekolah atau contekan saat ujian. Saya yang mulai memasuki dunia kerja akan menjawab, teman adalah yang saya temui tiap hari di kantor, yang saling support akan carrier-path, yang saya ajak obrol tiap hari baik dengan atau tanpa tatap muka. Tiap orang punya definisi dan arti masing-masing tentang teman dan sahabat. Mereka yang selalu ada saat kamu menangis. Mereka yang jadi bridesmaids kamu. Mereka yang merayakan tiap fase dalam hidup kamu.
Sayangnya, seseorang yang kamu anggap teman atau sahabat, belum tentu menganggap hal yang sama ke kamu.
Friendship, sama seperti jenis relationship lain, punya kisah ujiannya masing-masing. Sama juga seperti jenis relationship lain, manusia punya kecenderungan untuk merasa nyaman dan percaya pada mereka yang stay and support. Karena stay and toxic juga bahaya, toh. 
Some quotes said you will see true friends at your lowest point. 
Apakah hidup kami bertiga mulus-mulus saja? Oh tentu tidak. Apa kami pernah berdebat dan bertengkar? Oh tentu pernah. Dari yang lama lulus kuliah, pengangguran, pernikahan (kecuali saya), pertengkaran keluarga, dan segala permasalahan lain yang muncul dalam hidup, we stick together. Bahkan ketika saya berada dalam fase menjadi manusia menyebalkan because the world hit me hard and my other friends stabbed and hurted me so bad, dua orang ini tetap bertahan. They helped me a lot.
Saya pernah nonton TED yang meneliti tentang hal-hal apa yang diinginkan manusia saat mereka sudah tua (dan tinggal menunggu ajal). Penelitian berlangsung selama puluhan tahun dan hasilnya cukup mengejutkan. Di akhir hidup manusia, yang kita inginkan bukanlah uang yang banyak, harta benda, investasi, kepintaran, kecantikan, atau bahkan kesehatan. Yang diinginkan adalah healthy relationship. And yes, we can't build a relationship in one night. You can pay a nanny but you can't buy a friend. It science, and I better believe it. 
Mungkin ada kalanya kita sejenak mengambil jeda. Di antara gerak hidup mengejar kemapanan dunia yang diukur melalui harta dan investasi apa yang harus kita punya. Ambil satu porsi dalam hidup kita, menjalin hubungan baik dan sehat yang apa adanya.
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 22, 2019 23:15

June 28, 2019

Juni, Ulang Tahun, dan Jalan-Jalan

Nggak afdol kalau bulan Juni nggak nulis blog, soalnya saya ulang tahun. Hahaha... Happy Birthday!Mirip seperti tahun lalu, bulan Juni tahun ini bertepatan dengan adanya libur lebaran Idulfitri. Keluarga menjadi fokus utama di setiap acara di bulan ini. Keluarga dari pihak ibu, dari pihak bapak, keluarga inti kami, dan sahabat yang sudah saya anggap seperti keluarga.
Menengok setahun ke belakang, saya bisa menghela napas dan tersenyum. Banyak hal terjadi, banyak pelajaran yang bisa dipetik. Situasinya up-and-down, ibarat naik roller coaster yang panik, takut, dan jejeritan saat terjadi, kemudian setelah sampai, saya tersenyum lega bahkan bisa tertawa terbahak. Lebaran! Liburan!Di balik semua drama yang terjadi sejak tahun lalu, ada banyak mimpi yang dikabulkan Tuhan. Akhirnya saya bisa melakukan perjalanan Trans-Siberia, berkeliling Eropa, tinggal di kota yang paling saya impikan (Praha), berkunjung ke teman-teman yang pernah saya kenal di Australia di kota asal mereka di Eropa, mengisi workshop menulis (lagi), pekerjaan baik dengan pemasukan meningkat, dan lulus seleksi sekolah.  Overall, I'm happy and blessed. Yang menyenangkan tentunya bulan ini saya banyak jalan-jalan. Dari yang hanya staycation di Bogor yang diisi dengan main kartu,  menginap di rumah nenek, menikmati perjalanan cruise di Ha Long Bay, kemudian, main ke SeaWorld! Ini pertama kalinya saya berkunjung ke akuarium raksasa andalan Indonesia ini. Awalnya saya punya ekspektasi rendah karena, ayolah saya tahu indahnya kedalaman laut secara langsung saat scubadiving, apa menariknya akuarium? Tapi ternyata, seru! Setidaknya saya bisa melihat bagaima brutalnya sekumpulan ikan piranha saat mereka bertemu mangsa (I wish never meet them under the sea).  I love the way he catch my laugh
Love is real, real is love. -John Lennon-
1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 28, 2019 22:29

August 24, 2018

Persiapan: Trans-Mongolia & Trans-Siberia Railway

Sejak mendapat informasi tentang kereta ini kurang lebih tiga tahun lalu, Trans-Siberia menjadi salah satu obsesi saya dalam hal traveling. Menyusuri Russia melalui jalur darat dan 'tinggal' di dalam kereta selama beberapa hari sembari melihat pemandangan di sepanjang perjalanan sepertinya bakal menyenangkan (dan agak mati gaya, mungkin). Kemudian saat tinggal di Australia bertemu banyak traveler dari beragam negara, hey, ternyata mereka pun menjadikan jalur kereta ini sebagai 'bucketlist'. So, patut dicoba dong! 
Setelah mencari info sana-sini, menabung (ini wajib, biaya lebih mahal daripada traveling pakai pesawat, cuy!), mengajak orang-orang join, akhirnya persiapan untuk perjalanan ini udah 80%. Baru persiapan ini lho, ya. Belum berangkat.
Sekilas info: Ada tiga jalur kereta yang dikenal menghubungkan benua Asia dan Eropa ini. Trans-Manchurian, menghubungkan China dan Russia. Trans-Mongolian, menghubungkan China, Mongolia, dan Russia. Trans-Siberian, hanya ada di Russia dari Vladivostok hingga Moscow. Karena kami agak maruk, tentu ingin sekalian lewat banyak negara, dong. Dipilihlah Trans-Mongolia dan Trans-Siberia. Ibarat pepatah, "Sekali 'jugijagijugijagijug' dua-tiga negara terlampaui". 
Di sini saya akan coba jelaskan sedikit persiapan yang sudah dilakukan. Pertama adalah membaca buku. I'm an oldschool person yang masih lebih percaya buku dan menjadikan internet sebagai sumber informasi tambahan. Ketahuilah dengan banyaknya website mengenai jalur kereta ini, sangat membingungkan pada awalnya bagaimana dan di mana saya harus beli tiket keretanya?? Yang terpercaya, bukan scam, dll? Informasi lengkap ada di buku ini. 
Kedua, menentukan rute. Perjalanan akan menempuh 6 zona waktu, 3 negara, 2 benua, dan pastinya puluhan kota. Setelah mempertimbangkan jadwal kereta, akses perjalanan, atraksi serta tempat wisata di tiap kota, dan JATAH CUTI (habiskan!), maka diputuskan trip kereta ini akan memakan waktu 20 hari dan berhenti di 4 kota. Kok dikit amat singgahnya? Ya karena niat awal pengin merasakan pengalaman naik keretanya, sih. Kami akan singgah di Beijing, Ulaanbaatar, Irkutsk, dan Moscow. 
Ketiga, membeli tiket. Ada tiga rute kereta yang akan membawa kami dalam perjalanan kali ini. 
Beijing-Ulaanbatar: Train no. 23. Beli di cits.netUlaanbatar-Irkutsk: Train no. 305. Beli di railwaymongolia.comIrkutsk-Moscow: Train no. 001. Beli di eng.rzd.ru
Patut diketahui bahwa tidak semua kereta ada jadwal keberangkatan tiap hari. Pembelian tiket dan menentukan rute ini agak-agak tricky, harus detail sampai ke jam-menitnya. Selain tiket kereta, kami juga membeli tiket pesawat dari Jakarta ke Beijing dan dari Moscow ke Jakarta.
Keempat, booking akomodasi. Singgah di 4 kota, tentu bookingnya 4 penginapan. Di Beijing, Irkutsk, dan Moscow, kami menggunakan website booking.com. Untuk persyaratan visa Russia, semua akomomodasi sudah dibayar lunas dan ada bukti tanda lunas. Untuk hotel di Beijing, booking yang bisa dicancel. Akomodasi di Ulaanbatar, kami booking melalui website resmi zayahostel.com sekalian minta mereka membuatkan invitation letter. 
Kelima, membuat invitation letter. Mari terima nasib saja kalau paspor Indonesia emang perlu hal-hal seperti ini agar mendapat visa ke beberapa negara. Mongolia mensyaratkan invitation letter bagi pengunjung dari Indonesia (adik saya tinggal dan kerja di Singapura, paspor Indonesia, tidak perlu invitation untuk apply visa Mongolia). Surat sakti ini dibuat pihak Zayahostel yang dikirim oleh mereka langsung ke Konsulat Mongolia di Indonesia (bukan dikirim ke kami). Setelah surat sakti diterima Konsulat, pihak Zayahostel menghubungi kami kalau sudah boleh apply visa. Kemudian, invitation letter untuk ke Russia wajib bagi semua paspor Indonesia (adik saya yang di Singapura juga perlu ini). Pembuatan invitation letter Russia ini bisa melalui beberapa website, meski tidak semua website mau membuat invitation letter untuk manusia paspor Indonesia (hmmm... -_-). Kami mengajukan invitation letter di website bronevik.com. Proses mudah dan cepat, surat sakti dikirim ke email dalam waktu kurang dari 24 jam. 
Keenam, mengajukan visa ke 3 negara; China, Mongolia, Russia. Proses dan syarat pengajuan visa sudah saya tulis di postingan ini.
Berapa lama proses semua persiapan ini? FYI, kami bukan orang kaya, jadi semua biaya pribadi ini dari hasil nabung menjadi buruh pegawai selama lebih dari setahun. Mulai baca-baca buku sejak awal tahun 2018. Kemudian booking-booking tiket sejak 3 bulan sebelum hari H keberangkatan. Oiya, ini data kurang lebih biaya yang sudah kami keluarkan. Lagi apes karena dollar naik. Hahaha.. Ingat, ini hanya biaya persiapan. Kalau ada yang mikir mahal, karena kami cuma punya waktu fix yang mepet jadi susah cari-cari harga promo. Selain itu, kami juga mencari akomodasi yang nyaman karena perjalanan darat ini dikhawatirkan akan melelahkan.  Bagi yang ingin info harian selama perjalanan, silakan follow instagram @rheinfathia yaaa.. 
See you! 
Tuut--Tuut--!!
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 24, 2018 03:44

August 17, 2018

Mengajukan Visa China, Mongolia, dan Rusia 2018 (sekaligus)

Akhir bulan ini saya berencana melakukan perjalanan jalur kereta Trans-Mongolia dan Trans-Siberia. Jadi, sejak dua bulan lalu lumayan pegel ngurus visa 3 negara (China, Mongolia, Rusia). Alhamdulillah lancar dan issued semua. Kali ini saya mau share persyaratan visa. Perlu diketahui pemirsa bahwa saya bukan agen, semua visa saya ajukan untuk kepentingan pribadi dengan waktu dan harga reguler. 
Visa ChinaSyarat:1. Form aplikasi visa, diisi online, lalu diprint. Web untuk isi form: visaforchina.org2. Pas foto ukuran 48x33 mm (ukuran harus pas) sebanyak 2 lembar. Latar putih bersih. Yang 1 lembar tempel di form aplikasi.3. Passport asli dan 1 lembar fotokopi halaman depan dan belakang (yang ada tanda tangan). Harus udah ditanda tangan, ya.4. Fotokopi reservasi tiket masuk dan keluar China (pesawat dari Jakarta dan tiket kereta menuju Mongolia).5. Fotokopi reservasi hotel (saya order di bookingdotcom yang bisa dicancel).Lama proses 4 hari kerja. Harga IDR 540.000, bisa bayar tunai atau debit BCA.
Visa MongoliaSyarat:1. Passport asli dan 1 lembar fotokopi.2. Form aplikasi visa, print dari website mongolianconsulate.org, lalu isi.3. Pas foto ukuran 3x4 latar putih sebanyak 1 lembar4. Invitation letter. Ini agak ribet ceritanya. Untuk mendapatkan surat ini bisa melalui hotel atau agen perjalanan di Mongolia. Saya menginap di Zaya hostel, lalu minta mereka untuk membuatkan surat ini, yang mereka kirim ke Konsulat Mongolia di Jakarta. Jadi bukan dikirim ke saya. Kemudian pihak Zaya mengabari saya kalau surat tersebut sudah dikirim dan saya baru bisa apply visa. 5. Surat referensi kerja dari kantor.6. Fotokopi reservasi tiket masuk dan keluar Mongolia (tiket kereta dari Beijing dan tiket kereta menuju Irkutsk).7. Fotokopi reservasi hotel (saya order di Zaya hostel dan udah lunas sekalian bayar invitation letter).Lama proses: 7 hari kerja. Harga USD 60 pembayaran tunai, nggak bisa pakai rupiah.
Visa RusiaSyarat:1. Paspor asli dan 1 lembar fotokopi2. Fotokopi reservasi tiket masuk dan keluar Rusia (tiket kereta dari Mongolia dan tiket pesawat ke Jakarta).3. Fotokopi reservasi hotel beserta TANDA BUKTI LUNAS.4. Visa support letter. Saya order di bronevik.com, yang meminta data hotel tempat menginap di Russia. Untuk pengisian tanggal pastikan sesuai dengan tanggal masuk dan keluar Russia. Maksimal 30 hari.5. Form aplikasi visa, diisi online. Pengisian ini harus menyertakan data di dalam visa support letter dan hotel. Jadi pastikan sudah memiliki keduanya sebelum isi form online. Website untuk isi form: visa.kdmid.ru. Diprint ya.6. Pas foto ukuran 3x4 latar belakang putih sebanyak 2 lembar.Lama proses 14 hari kerja. Harga USD 70 pembayaran tunai, bisa pakai rupiah (rate lebih mahal).Note: Berbeda dengan visa lain (yang pernah saya miliki), visa Russia menetapkan tanggal pasti untuk kita tinggal di Russia, sesuai yang tertera di visa support letter. Rencanakan perjalanan ke negara ini dengan pasti. Kita nggak bisa datang sebelum tanggal yang tertera di visa atau pun tinggal melebihi waktu yang ditentukan.
Mengurus visa hanya satu dari sekian drama mempersiapkan perjalanan ini. Belum nanti kalau udah berangkat kali ya. Hahaha.
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 17, 2018 04:59

August 5, 2018

Pulang: Konsep Indah sebuah Rumah



Saya pernah melihat kucing liar mati. Suatu malam di rumah kosan di Bandung, saya melihat gundukan di tumpukan baju tak terpakai yang ditinggalkan penghuni kos-kosan. Karena curiga, perlahan saya menyibak tumpukan baju tersebut dan melihat seekor kucing tertidur di sana. Refleks tangan saya mengelus kepalanya. Dingin, bulu kering, tulangnya terasa, tidak berbau. Dia mati. Saya tahu jenis 'dingin' dari makhluk hidup yang mati. Bukan dingin seperti es batu, hembusan angin, atau salju. Melainkan jenis dingin yang menyiratkan sepi, hampa, dan pilu. 
Kucing itu tak bertuan dan sebelumnya sering berada di area teras balkon kosan lantai dua. Tempat tidurnya di tumpukan baju-baju bekas. Penghuni kosan sering berbagi sisa makanan dengannya. Malam itu saya menghubungi bapak kos memberi tahu perihal si kucing sembari mengecek kondisinya. Tidak ada luka, kemungkinan besar dia mati karena usia. 
Seminggu yang lalu, kucing saya (nama: Mele) tidak pulang selama empat hari berturut-turut. Dia kucing liar yang  kami kenal lebih dari lima tahun. Sudah dianggap keluarga, meski statusnya tidak boleh bermalam di rumah (karena berisik dan hobi berburu kalau malam). Dia tidak suka dikurung, maka kami bebaskan mau main ke mana pun, tapi selalu ada di kantor dari pagi hingga maghrib. Seringnya menemani saya kerja, merecoki klien yang datang. Pernah beberapa kali dia tidak pulang, biasanya nyangkut di rumah tetangga yang suka ngasih makan (mungkin dia ingin variasi makanan lain). Tapi biasanya tidak lama, pasti kembali ke kantor.
Maka ketika dua hari lalu Mele pulang, dalam keadaan luka pitak berdarah di beberapa bagian tubuhnya, bulu kotor seperti terkena lumpur, pincang, hidung dan mulut tertutup ingus mengering, kurus, dan bau, saya dan ibu kaget. Ini anak kenapa?? Dikasih makan, dia hanya makan sedikit. Biasanya nggak bisa berhenti makan. Perlahan kami membersihkan tubuhnya meski terkadang dia berontak. Kesimpulan awal, dia kalah gelut dengan kucing lain karena untuk ukuran kucing, Mele termasuk tua. 
Melihat Mele tidak napsu makan, apalagi sebelumnya sudah sakit pilek yang nggak sembuh-sembuh (diobatin berontak melulu), saya berinisiatif untuk membawanya ke klinik hewan. Namun saat saya gendong berkali-kali untuk masuk kandang, dia malah marah. Saat itulah saya melihat darah bercampur nanah mengucur dari tubuhnya. Tiap kali dia melangkah, darah di mana-mana. Saya dan ibu panik, kondisi Mele sudah di luar batas wajar kucing sakit. Saya segera menelepon klinik langganan dan minta perawat menjemput.
Mele kucing jantan, badannya termasuk besar dan berat untuk ukuran kucing kampung, plus dia galak pada orang asing. Karyawan lain di kantor yang semuanya lelaki nggak ada yang berani sama dia. Maka di klinik, saat akan tindakan pengobatan (mungkin operasi versi kucing), perlu 5 orang untuk memegang satu kucing yang kesakitan tapi berontak galak ini. Di tubuhnya ada luka abses, kulitnya sudah bolong 2 bernanah, belum termasuk luka cakaran dan pitak di bagian lain, ingusnya pun berdarah. Saya nggak tega liatnya. Udah sejak di kantor mata saya berkaca-kaca.
Sekarang dia masih dirawat inap di klinik dengan kondisi luka membaik meski napsu makan masih rendah, perlu disuapi. Kata dokter dan perawat, kemungkinan Mele tidak ada asupan makanan sejak dia hilang karena tubuhnya dehidrasi saat awal diperiksa. Mele juga sudah tidak ada keinginan grooming makanya badannya bau, padahal biasanya dia bersih banget. Luka abses kemungkinan sudah ada sejak sebulan lalu tapi tidak ketahuan. Kemudian perawat bilang, "Hebat, dia masih ingat pulang."
Ada perasaan bersyukur Mele pulang. Mungkin kucing pun punya insting tentang konsep rumah, orang-orang yang sayang dia, tempat dia merasa nyaman. Meski galak, mungkin Mele tahu ada manusia yang akan berada di pihaknya dalam kondisi apa pun. Home, a wonderful concept for a lucky living creature.  
Sering ada yang bilang, nggak ada yang pernah liat kucing liar mati atau bangkai kucing kecuali yang ketabrak. Karena ketika akan mati, kucing liar akan pergi, sembunyi, dan mati dalam sepi. Seperti kucing yang saya temukan di kosan. Saya berpikir kalau Mele tidak bisa pulang dua hari lalu, mungkin kami tidak akan melihatnya lagi selamanya. We love him. I love him so much. Dia sudah tua dan saya tidak berharap dia akan kembali lincah lucu seperti saat kami pertama kali bertemu dulu. He's a family. We never dump a family, aren't we? Saya ingin berusaha memberi rasa sayang dan peduli pada Mele sesuai yang saya mampu selagi bisa. 
Jika Mele masih mengingat kami dan berjuang untuk pulang, tentu kami pun akan berusaha agar dia pulih dan sehat.  get well soon, sweetheart.Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 05, 2018 05:22

July 25, 2018

Learn to Rest


Mengawali sabtu pagi nan cerah dengan secangkir kopi seperti biasa, saya senang karena bisa ambil libur. Weekend nggak sibuk adalah hal yang jarang terjadi di kantor. Saya mulai berencana weekend kali ini akan kemana. Coffee shop kah? Toko buku? Belanja skin care? Mall? Belum juga jam makan siang, kepala tiba-tiba berat dan badan demam. Kemudian saya tertidur sampai sore. Wtf.
Sebagai manusia yang selalu ingin sok produktif, I tried to do something active even it's in a day off. Entah ikut workshop apa, baca buku dan nulis ringkasannya, belajar sesuatu, bikin video lagu ala-ala, apa pun lah. Tanpa ada rencana, biasanya saya jarang ambil libur kantor. Kalau sakit, biasanya ada gejala dan saya sudah ambil istirahat sebelum terlalu parah. Lah weekend kemarin kok badan saya gitu. Sabtu malam lebih parah lagi, meski sudah minum parasetamol, semalaman susah tidur parah, kadang kedinginan kadang gerah luar biasa. Hari minggu, sudah jelas berangkat ke dokter. 
Urusan bedrest berlanjut sampai hari Selasa. Saya ngapain aja? Makan, tidur, minum obat, dan nonton Korea. Iyah, seumur-umur akhirnya saya merasakan yang namanya seharian nonton drama Korea. Tak lupa juga membahasnya bareng Angie yang entah kesambet apaan jadi nonton Korea juga. Ya Tuhan, nikmat tapi ada rasa bersalah karena tidak produktif. Belum lagi nontonnya sambil order delivery pizza, mujigae, atau french fries. Hahaha.. Untunglah berat badan saya masih tetap termasuk solehah menurut salah seorang ustad sosme. #halah
Saya termasuk yang sering merasa bersalah sama diri sendiri kalau nggak melakukan aktivitas atau punya rencana harian. Termasuk rasa bersalah kalau nggak olahraga rutin, nggak baca buku, dll. Selama ini merasanya bagus, sih. Tapi sekarang mikir, kalau saya hanya 'menyuapi' psikis agar kenyang akan perasaan "I'm doing good, I'm not wasting my time" tapi melupakan fisik sendiri, kok rasanya nggak adil. Sepertinya badan saya hanya minta malas-malasan sejenak.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 25, 2018 17:55

June 12, 2018

Rentang Cerita: Usia 20-30 Tahun

Tebak Usia? :D
Hari ini ulang tahun saya yang ke 25++. Haha... Konon orang bilang, hidup dimulai sejak usia 30 tahun. Maka kali ini, saya ingin berhenti sejenak, berbalik badan, dan melihat hidup saya saat usia 20an tahun. Konon orang bilang (lagi), usia 20an tahun adalah masa-masanya eksplorasi, waktunya belajar dan membuat banyak kesalahan. Momen petualangan! Saya ingin menuliskan beberapa daftar petualangan apa saja yang sudah dijalani selama kurang lebih 10 tahun ini. 

Kesehatan.
Alhamdulillah sehat. Mengalami berat bada dari yang nggak bisa tembus 50 kilo sampai lebih dari 60 kilo (wth!) dan sekarang stabil antara 54-55 kilo. Olahraga tiga puluh menit setidaknya 5 kali seminggu, makan buah tiap hari, dan tak lupa krim mata, sis! Mari hindari penuaan dini.
Study akademis. Layaknya standar generasi milenial, saya bisa mengecap pendidikan hingga bangku kuliah dan lulus S1 dari Departemen Fisika Universitas Indonesia. Kemudian melanjutkan S2 di Master of Business Administration Institut Teknologi Bandung. Tak lama setelah itu mendapat sertifikat beberapa short-course dari University of Sydney.
'Menonton' diri saya yang rela begadang 3 bulan di Observatorium Bosscha dan kelimpungan mau nangis mengerjakan skripsi, nongkrong di kampus hingga tengah malam dan menyebar kuesioner demi menyelesaikan thesis, lalu ambil kelas malam di musim dingin yang menusuk tulang untuk berada di kelas yang full english dan perlu usaha keras bagi saya mencerna omongan dosen serta mengerjakan tugas. Kesimpulannya, saya ini agak-agak masokis soal pendidikan. Hahaha.. Saya suka belajar, saya suka suasana akademis, saya suka berdiam lama di perpustakaan kampus untuk membaca dan mengerjakan tugas. Saya suka mencoba banyak soft-skill yang membuat otak bekerja. Masih mau lanjut kuliah, Rhein? Mau sih... Tapi... :D
Hard-Skill.Saya masih nggak bisa masak, menggambar, dan menjahit. Tiga skill yang saya coba pelajari dan  belum berhasil sampai sekarang. Selain itu, saya bisa mengoperasikan teleskop, menulis, dansa latin, muay thai, nyanyi, main ukulele, membuat tas kulit, scuba diving, mengajar bahasa Indonesia untuk orang asing, public speaking, hmm apalagi ya? Oh, stay alive while feeling depressed and lonely! Ini skill banget, lho. Haha.. Sampai saat ini nggak semua skil tersebut saya kerjakan, tapi masih bisa kalau diminta mengerjakannya lagi. Hard-skill penting bagi saya agar tubuh tetap aktif dan bermanfaat untuk menjalin relasi.
Sejak saya kecil, orang tua paham kalau saya ini tipikal manusia pembosan. Beranjak dewasa pun sama saja, saya suka sekali mencoba hal baru yang bagi orang lain tampak random. Mau mencoba hard-skill apalagi, Rhein? Saat ini sedang belajar fotografi dan videografi standar untuk channel youtube. Hehe..
Karir. Ini beragam banget. Setelah tiga puluh tahun, cita-cita saya menjadi astronot belum tercapai (#yamenurutlo). Beberapa karir yang pernah saya jajal dalam rentang 10 tahun terakhir ini: Astronom, internet marketing, editor buku, penulis, pemilik bisnis UKM dan online-shop, guru Astronomi, equity trader, waitress restoran, au pair (baby sitter), room attendant (baca: tukang kosek WC hotel). 
Random dan banyak banget kan ya? Bagi para pencari profesionalitas karir, saya ini sering dilihat sebagai produk gagal. Nggak fokus. Nggak ada planning. Nggak ada identitas. Kacau. 
But, I never give a f*ck about other people saying or judgment. Sepuluh tahun terakhir adalah masa ketika saya punya banyak sekali keinginan dan cita-cita. Selama sepuluh tahun ini juga, meski terlihat random dan melewati berbagai kegagalan, banyak sekali mimpi dan cita-cita yang terwujud, bahkan dikasih bonus sama Tuhan. Pernah ada kekhawatiran tentang bagaimana saya bisa hidup mapan kalau nggak ada karir yang pasti. Hal ini nggak hanya muncul dari diri sendiri tapi juga orang tua dan teman-teman terdekat. Usia bertambah dan saya harus memilih fokus pada satu hal. Tapi 'menonton' diri saya sepuluh tahun ke belakang, yang ternyata baik-baik saja meski agak random, I realised, "Hey, I'm okay. I did great." Perlahan kekhawatiran itu meluruh. Saya percaya saya akan baik-baik saja juga di tahun-tahun ke depan. 
The important things are; I know what I want, I make progress to reach it, and I love to do it. 
Keuangan. Terus Rhein, kamu random gitu gimana cari duitnya? Saya bersyukur banget punya ibu yang mendidik cara mengatur finansial sejak saya kecil. Meski sejak lulus S1 nggak pernah minta uang lagi sama orang tua untuk biaya hidup, kondisi finansial saya baik-baik saja. Alhamdulillah selalu dicukupkan. Kondisi saat ini; utang ada, cicilan ada. Tapi selama 10 tahun ke belakang saya juga banyak belajar tentang manajemen keuangan, punya aset, saham, tabungan, dll. Cukup lah untuk perempuan lajang seperti saya.
Ada beberapa hal yang saya aplikasikan dalam hal finansial selama sepuluh tahun ini.1. Jangan ragu berinvestasi untuk: pendidikan, kesehatan, dan pengalaman.2. You'll be rich not because of your income or outcome, but how you manage them.  3. Manfaatkan sumber daya yang dimiliki. 4. You better work, bitch! (Yes, Britney!)5. Zakat sedekah nggak boleh lupa. 
Target financial freedom kapan, Rhein? Usia 40 tahun, tapi belum kepikiran mau gimana. Hahaha.. Ya udahlah ya, nanti juga ketemu jalannya. Saya kan random jadi suka ujug-ujug aja cita-citanya tercapai.
Asmara.Pacaran 2 kali, udah putus. Punya affair dan flirting sana-sini, entah berapa kali nggak ngitung juga. Diajak nikah pernah, ditipu juga pernah. Meninggalkan dan ditinggalkan juga iya. Intinya sih: seems like relationship is not my thing yet. Kok gitu, Rhein? Ya pilihan hidup aja, sih. Saya malah menyadari, potensi saya meroket dan bebas mengeksplor diri sendiri untuk menggapai cita-cita justru setelah putus dari pacar terakhir. Saya masih ingat 2 kali nolak ajakan nikah dari mantan pacar dengan alasan, "Saya mau lanjut kuliah dan tinggal di luar negeri dulu." And it happened! 
I learn to make a deal with life, that sometimes I need to let go something to get what I want or what I need or something better. 
Ya udah lah ya, hidup saya sudah cukup bahagia. Kalau percintaan juga bagus, nanti hidup terlalu sempurna malah dicerca netijen #EH. Menyesal nggak, Rhein? Jomblo terus? Nggak. Hahaha... Kalau dulu ada anekdot yang bilang cewek lajang makin tua makin depresi nyari jodoh dan akhirnya nyari 'yang penting cowo', saya kok merasa kayaknya makin picky. 
I want to build a healthy relationship with someone, who I can live without him and he can live without me, but we choose to stick into each other no matter what our condition. Of course we will annoy each other, bother each other, hurt each other, but we will support each other and struggle together. I want to be with someone who understand that life will be hard sometimes, then in every hard time we can talk and figure everything out together. Beacuse healthy relationship could be build if we can talk about the things that bother us. That's mature enough to start a relationship. 
Mentalitas.Hmmm.. Sepuluh tahun cukup untuk membentuk dan mempengaruhi pola pikir dan mental seseorang. Saya pernah mengalami yang namanya rendah diri, anxiety, ptsd, stress, depresi, overthinking, unworthy, you named it. Makin kesini (makin tua usia saya maksudnya), saya menyadari bahwa semua orang akan mengalami hal-hal tersebut dalam hidupnya berulang kali. Yang perlu kita lakukan adalah how to control and have a deal with them. Sebenarnya problem mental itu sumbernya diri sendiri, the 'dark side'. Saya percaya tiap manusia punya 'dark side' yang kita semua struggle menghadapinya. Bahwasanya pepatah 'perang paling hebat adalah melawan diri sendiri', itu benar adanya. Dan perkaranya bukan siapa yang menang atau kalah, tapi bagaimana bisa berdamai. Karena bagaimana pun, 'dark side' tetap bagian dari diri kita. 
Memasuki usia ke 25++ ini (LOL), saya merasa secara mental, I know I will struggle but I know I can handle it. I don't want to push myself to chase happiness anymore. Kalau sedih ya nggak apa-apa saya murung dan nangis. Kalau marah, ya ngomel (tapi tetap beralasan logis). Kalau senang, saya akan menikmati present-time benar-benar. Saya juga mulai mengurangi aktivitas yang kalau saya 'tonton' sepuluh tahun ke belakang, ternyata buang-buang waktu. Contohnya seperti; komplain tanpa aksi solutif, being perfect, takut gagal, try to please everybody, mikirin banget pendapat orang lain, dan self-doubt. 
Friendship.Trust me, adulthood friendship is complicated. Saya mencoba mempertahankan satu prinsip pertemanan selama sepuluh tahun terakhir: be kind. Tapi ternyata manusia itu lucu. Ada yang nggak suka kalau kita baik hati. Ada yang memanfaatkan ketika kita baik hati. Ada teman baru yang ternyata bisa pengertian banget. Ada teman lama yang berubah jahat melebihi Thanos.
Sepuluh tahun, orang datang dan pergi. Saya bersyukur punya banyak kenalan, tapi juga punya circle kecil sebagai support system. Dan tetep kok, saya akan pegang prinsip itu sampai bertahun-tahun ke depan. Be kind. Because my attitude defines who I am. Your attitude define yours.Dear friend,I want to be someone who can make you feel better.Maybe I can't make you happy. Happiness seems hard to achieve nowadays. We tend to set a high bar for happiness lately, don't we?Maybe I can't solve your problem. Simply because I don't know how. Maybe I can't make you smile. Because if you sad and cry, seems like I'll cry as well.But at least, I wish I can make you feel better. With my present, my support.I will listen to you. 
Target dan rencana masa depan.Saya punya. I prefer to talk about these with them who know me better; about my issues, my struggle, my tears behind my smiles. Because after ten years, I learn that most people just don't care or want to judge.  
Bocoran salah satunya, rencana saya sejak lama adalah membuat vlog tips-tips menulis. Simply because I love to share my experience and wish it could be a positive thing for other people. Doakan saja bisa rajin dan rutin. 

Selamat ulang tahun ke-31, Rhein Fathia. :)
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 12, 2018 19:54

April 21, 2018

Kartini Zaman Now: Tambah Ilmu di Sela Waktu


Dalam memperingati hari Kartini, saya berencana membuat tulisan tentang pembahasan dua buah buku yang isinya mengulik topik perempuan. Buku "Sarinah" karangan Presiden Pertama RI, Soekarno, dan buku "Perempuan" karangan M. Quraish Shihab. Kedua buku yang membahas perempuan dari sudut pandang seorang negarawan dan agamawan. Namun apa daya, pembahasan ini yang awalnya rencana berakhir menjadi wacana. Hahaha... Alasan saya sangat tipikal: sibuk #kibasjilbab. 
Maka, saat ini saya hanya ingin sedikit berbagi sekaligus curhat tentang pandangan saya tentang menjadi salah satu Kartini zaman now. Kita mengenal Ibu Kartini sebagai sosok yang haus akan ilmu. Beliau selalu ingin belajar, berjuang untuk mendapatkan hak yang setara akan keilmuwan, dan tidak peduli betapa sulit kondisi saat itu, beliau ingin perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan lelaki untuk mendapatkan hak belajar.
Bagi saya, perjuangan beliau perlu dilanjutkan meski dengan hal-hal sederhana. Tentu perempuan Indonesia masa kini sudah punya banyak kesempatan dalam mengembangkan potensi mereka sampai-sampai sibuk sekali bahkan mungkin ada yang sampai tidak peduli dengan dirinya sendiri. 'Tidak peduli' yang ingin saya sorot di sini adalah tentang kontinuitas asupan ilmu bagi perempuan. Seberapa banyak dari kita yang tetap belajar usai lepas dari bangku kuliah? Bekerja di kantor, mengerjakan proyek, mengasuh anak, menurut saya merupakan contoh mengaplikasikan ilmu. Kemudian jika kita terus 'memberi' manfaat pada sekitar tanpa adanya asupan yang cukup, ibarat tumbuhan, kita bisa layu. 
Saya pernah ada di situasi seperti itu. Ada perasaan bangga ketika bisa mengaplikasikan apa yang pernah saya pelajari di kuliah dalam ranah pekerjaan, tetapi tambahan ilmu yang saya dapat tidak terlalu banyak. Paling hanya berkutat di situ-situ saja. Kemudian saya berpikir bahwa yang bertanggung jawab atas isi kepala saya adalah saya sendiri. Ibarat kalau lapar, saya orang pertama yang akan bergerak mencari makanan. Sebagai perempuan Indonesia modern yang termasuk sedikit cemas banyak rindunya sedikit sibuk banyak kerjanya, ada dosis harian yang selalu saya coba penuhi agar asupan ilmu baru selalu mengisi kepala.
Menonton 1 Tayangan TED Talk
Saya bukan termasuk orang yang suka berlama-lama nonton. Ketika orang-orang keranjingan menonton vlog di youtube, saya kudet dan bingung apa asiknya nonton aktivitas orang lain? Namun ketika adik menunjukkan TED, saya langsung tertarik. Durasi TED tidak terlalu lama, paling antara 10-20 menit. Waktu yang cukup untuk menonton sambil berendam air hangat di bath-up. TED memiliki banyak topik dan pembicara yang beragam serta menarik. Oh, satu hal yang saya suka dari TED salah satunya adalah mereka menampilkan fakta dan data. 
Membaca 1 Artikel New York Times

Sejak dibelikan tablet oleh adik dan mendownload apps NYT, saya mewajibkan diri sendiri untuk membaca 1 artikel dalam sehari. Mengapa NYT? Karena kecocokan konten aja sih, untuk saya. Pilihan bacaan luas mulai dari politik, budaya, olahraga, lingkungan, bisnis, seni, dll. Penulisan artikel yang runut dan mudah dipahami. Yang pasti, nggak ada gosip lambe (seriously, darling, saya yakin bu Susi dan bu Sri Mulyani kerjanya nggak ngikutin gosip tiap hari). Biasanya sih saya baca lebih dari 1 artikel karena tulisan di sana banyak yang menarik. Selain itu, apps NYT di juga nyaman banget diakses.
Membaca 10 Halaman Buku Saya tipikal yang membaca banyak buku dalam satu waktu. Hahaha... Bisa sampai 5 buku yang saya baca bergantian baik ebook maupun buku cetak. Namun, prinsip sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, selembar demi selembar lama-lama tamat juga. Jenisnya pun campur antara fiksi dan non-fiksi. Ketika sibuk, membaca bisa saya lakukan di sela-sela perjalanan, menunggu klien, atau sebelum tidur. 
Membaca 1 Artikel Majalah
Iya, saya masih membaca majalah cetak. Kebetulan saya cukup niat untuk membeli majalah National Geographic, kadang versi Bahasa atau English. Alasan pemilihan majalah, lagi-lagi karena saya suka kontennya. Mereka banyak bicara tentang fakta, data terbaru, penelitian, dan perkembangan tentang dunia. 
Membaca Komik
Duh, kok kayaknya dosis harian saya di atas serius semua? Tenang aja, saya juga hobi baca komik di Webtoon. Saya lupa entah kapan hobi membaca serial cantik mulai luntur, karena setelah diperhatikan sekarang lebih suka membaca komik strip yang sederhana. Komik favorit saya adalah Lunarbaboon, dengan tokoh utama seorang pria yang menjalani kehidupan sehari-harinya. Dia seorang suami, ayah, pekerja, sama seperti kebanyakan pria. Namun di balik cerita-cerita singkatnya, saya belajar banyak hal tentang menerima diri sendiri saat depresi, esensi kebahagiaan, dan ilmu parenting. 
Masih banyak cara lain untuk perempuan dalam menambah ilmu dan tidak harus dilakukan harian. Bisa ikut kursus seminggu sekali atau training/workshop sebulan sekali. Jenisnya pun beragam bisa menyesuaikan hobi masing-masing. Kebetulan hobi saya membaca jadi cara saya belajar kebanyakan dengan cara membaca. Yang pasti, perempuan sangat perlu menimba ilmu setiap waktu.
Selamat Hari Kartini.
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 21, 2018 09:30

April 5, 2018

Again

That hit me again.The feeling of unimportant                   of abandoned                   of my dream is nothingThe pressure of  'do things you can do even you don't want to'
Lonely
Love is real, real is love. -John Lennon-
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 05, 2018 17:52