Skylashtar Maryam's Blog: Mimpi dan Ilusi, page 19
June 17, 2013
Perempuan yang Mati Berkali-Kali
Jika kematian menjadi sesuatu yang sangat sakral, maka tidak begitu bagi perempuan itu; Maryam. Baginya, kematian menjadi semacam ritual yang dijadwal, persis seperti keberangkatan kereta api atau menggosok gigi di pagi hari. Ya, ia sudah mati berkali-kali kemudian hidup kembali.
Pertama kali hal itu terjadi sepuluh tahun lalu, Maryam mengira bahwa dirinya adalah siluman cicak dengan kemampuan beregenerasi. Urat nadinya yang sempat rampung kembali tersambung. Waktu itu ia mengira akan mati dengan cara yang diinginkan; telentang di atas ranjang dengan tangan terjuntai dan berlelehan darah. Ia membayangkan ubin-ubin itu akan berubah menjadi lukisan mural berwarna merah. Dalam kepalanya, adegan ibunya yang histeris dan bapaknya yang menangis berseliweran seperti film-film murahan. Ya, ia telentang di atas ranjang. Ya, tangan kirinya terjuntai dengan lelehan darah berwarna merah. Ya, lantai kamarnya berhasil dilukis dengan pola acak berbercak-bercak. Tapi ia tak mati, ia hidup kembali.
Ia nyaris tak ingat kapan dan bagaimana kematian yang kedua, yang ketiga, dan kematian-kematian seterusnya. Yang ia ingat hanyalah bahwa ia tak pernah benar-benar berhasil mati seakan Izrail atau Tuhan sendiri enggan menerimanya. Jika manusia lain mencari cara agar terhindar dari kepungan kematian dengan berbagai ilmu kanuragan, tidak begitu dengan Maryam. Ia justru melesat ke arah sebaliknya; menyongsong kematian dengan tangan terbuka.
Di dalam kepala Maryam yang terlalu penat, waktu tidak ditandai oleh detak jarum jam atau coretan pada tanggal di almanak. Waktunya ditandai oleh peristiwa demi peristiwa; luka-luka yang tak pernah bersiap hengkang dari hidupnya. Kehilangan demi kehilangan telah ia mamah hingga kenyang. Ditinggalkan oleh orang-orang tersayang adalah peristiwa yang harus ia telan dengan dada lapang. Semua orang mati, kecuali dirinya.
Bahkan ia sempat berpikir bahwa dirinya adalah manusia abadi yang akan hidup sampai Tuhan bosan membiarkannya berkeliaran di dunia. Tapi anggapannya salah, selalu saja salah. Tuhan ternyata memiliki banyak hadiah. Hadiah itu dikirimkan malam tadi; carikan pesan yang menjadi pemakamannya sendiri.
Maka Maryam bersiap mati, sekali lagi. Tapi tak ada yang tahu apakah ini kematian yang lain, ataukah yang terakhir.
Pertama kali hal itu terjadi sepuluh tahun lalu, Maryam mengira bahwa dirinya adalah siluman cicak dengan kemampuan beregenerasi. Urat nadinya yang sempat rampung kembali tersambung. Waktu itu ia mengira akan mati dengan cara yang diinginkan; telentang di atas ranjang dengan tangan terjuntai dan berlelehan darah. Ia membayangkan ubin-ubin itu akan berubah menjadi lukisan mural berwarna merah. Dalam kepalanya, adegan ibunya yang histeris dan bapaknya yang menangis berseliweran seperti film-film murahan. Ya, ia telentang di atas ranjang. Ya, tangan kirinya terjuntai dengan lelehan darah berwarna merah. Ya, lantai kamarnya berhasil dilukis dengan pola acak berbercak-bercak. Tapi ia tak mati, ia hidup kembali.
Ia nyaris tak ingat kapan dan bagaimana kematian yang kedua, yang ketiga, dan kematian-kematian seterusnya. Yang ia ingat hanyalah bahwa ia tak pernah benar-benar berhasil mati seakan Izrail atau Tuhan sendiri enggan menerimanya. Jika manusia lain mencari cara agar terhindar dari kepungan kematian dengan berbagai ilmu kanuragan, tidak begitu dengan Maryam. Ia justru melesat ke arah sebaliknya; menyongsong kematian dengan tangan terbuka.
Di dalam kepala Maryam yang terlalu penat, waktu tidak ditandai oleh detak jarum jam atau coretan pada tanggal di almanak. Waktunya ditandai oleh peristiwa demi peristiwa; luka-luka yang tak pernah bersiap hengkang dari hidupnya. Kehilangan demi kehilangan telah ia mamah hingga kenyang. Ditinggalkan oleh orang-orang tersayang adalah peristiwa yang harus ia telan dengan dada lapang. Semua orang mati, kecuali dirinya.
Bahkan ia sempat berpikir bahwa dirinya adalah manusia abadi yang akan hidup sampai Tuhan bosan membiarkannya berkeliaran di dunia. Tapi anggapannya salah, selalu saja salah. Tuhan ternyata memiliki banyak hadiah. Hadiah itu dikirimkan malam tadi; carikan pesan yang menjadi pemakamannya sendiri.
Maka Maryam bersiap mati, sekali lagi. Tapi tak ada yang tahu apakah ini kematian yang lain, ataukah yang terakhir.
Published on June 17, 2013 05:19
June 5, 2013
Zi, Matahariku
:Absurditas Ziarre Amaravati
Ini pagi paling dingin di bulan Juni. Pagi yang di dalamnya nama Tuhan tak henti-henti kurapal. Apa kabar, Nak? Sudahkah kautemukan ayah yang benar?
Nak, engkaulah matahari yang tumbuh di rahimku. Nyala pelita yang tak akan pernah padam. Di dalam rahimku yang melulu berisi mendung, engkau berdetak dan mengada. Karena engkau, jantera yang menjadi cahaya.
Tak pernah ada cinta yang lepas dari dalam dada. Barangkali orang-orang akan meninggalkan kita, hati mereka kelak bercecabang dari satu orang ke orang yang lain. Dari ketersesatan satu ke ketersesatan yang lain. Tapi engkau akan tetap bersamaku, sebab ibu dan anak tidak pernah saling meninggalkan, sekelam apa pun kesakitan mendera dan menyiksa.
Anakku, matahariku. Matamu kelak menjadi pendar dalam hidup yang melulu suram. Tangan kecilmulah yang akan menuntunku untuk menapaki jejalan yang benar. Kaki-kaki kecilmulah yang akan senantiasa menunjukkan bahagia.
Bahagia.
Ini pagi paling dingin di bulan Juni. Pagi yang di dalamnya nama Tuhan tak henti-henti kurapal. Apa kabar, Nak? Sudahkah kautemukan ayah yang benar?
Nak, engkaulah matahari yang tumbuh di rahimku. Nyala pelita yang tak akan pernah padam. Di dalam rahimku yang melulu berisi mendung, engkau berdetak dan mengada. Karena engkau, jantera yang menjadi cahaya.
Tak pernah ada cinta yang lepas dari dalam dada. Barangkali orang-orang akan meninggalkan kita, hati mereka kelak bercecabang dari satu orang ke orang yang lain. Dari ketersesatan satu ke ketersesatan yang lain. Tapi engkau akan tetap bersamaku, sebab ibu dan anak tidak pernah saling meninggalkan, sekelam apa pun kesakitan mendera dan menyiksa.
Anakku, matahariku. Matamu kelak menjadi pendar dalam hidup yang melulu suram. Tangan kecilmulah yang akan menuntunku untuk menapaki jejalan yang benar. Kaki-kaki kecilmulah yang akan senantiasa menunjukkan bahagia.
Bahagia.
Published on June 05, 2013 18:10
June 3, 2013
Yang Kekal Adalah Doa
:Tuhan
Dengan tak meminta, aku sudah meminta segalanya.
Seharusnya kita memang tidak bersua di sini, di dunia buatan manusia sendiri. Karena kalau suatu saat kepalaku berhenti mengingat, catatan ini akan hilang tanpa jejak. Namun Engkau tentu tahu, aku mengingatMu di setiap hela napas, di setiap kedip mata, di setiap langkah kaki. Aku selalu mengingatMu.
Ya, akulah manusia paling bebal yang sering kali kehilangan akal. Aku tahu, bukan hanya di bahuku hidup yang terjal itu berada. Seperti yang sering kukatakan, manusia memiliki kesakitan sendiri-sendiri. Yang membedakan adalah bagaimana kami semua menanganinya.
Aku kerap berlari, berusaha bersembunyi dari tangan-tanganMu. Tapi Kau selalu menemukan aku, dengan cara apa pun. Kau selalu menarikku kembali. Jadi bagaimana aku bisa tersesat? Jadi bagaimana aku bisa melupakanMu?
Tak ada yang ingin aku minta sekarang. Aku hanya ingin berterima kasih atas semua kemudahan, kesempatan, dan nikmat yang Kauberi. Aku akan selalau percaya, Engkau adalah satu-satunya zat yang tidak pernah berkhianat. Aku akan selalu percaya, cintaMu padaku tidak pernah memiliki masa tenggat.
Aku akan selalu percaya.
Akan selalu percaya.
Published on June 03, 2013 17:19
June 2, 2013
Berbagi Denganmu, Aliya
:Aliya Mutiyara
Li, engkau adalah perempuan yang tak sempat kukenal lekat. Tapi entah kenapa, hatiku tiba-tiba saja berlabuh kepadamu. Ada semacam keyakinan yang tumbuh, yang tak bisa begitu saja luruh atau jatuh.
Laki-laki ini, Li. Adalah laki-laki yang teramat kucintai. Laki-laki yang jika manusia boleh menyembah manusia lainnya, maka aku akan dengan rela menyembahnya. Laki-laki yang jika ia ingin aku menyerahkan nyawaku, maka aku akan dengan suka cita menyerahkan penggal napasku ke tangannya.
Namun cinta yang begitu besar adakalanya salah mengambil jalan. Aku kerap tersesat, menyakitinya dengan berbagai cara hanya agar ia tahu bahwa ini cinta. Dengan cinta sebesar ini, aku ... nyaris gila.
Konon, strata cinta tertinggi adalah ketika kita berbahagia melihat orang yang kita cintai berbahagia, dengan atau tanpa bersama kita. Laki-laki ini, sepertinya tidak pernah berbahagia ketika ia bersamaku. Barangkali ia akan berbahagia jika bersamamu. Semoga.
Ia sudah berkali jatuh, Li. Mencintai perempuan yang salah, dijeruji mimpi tentang harapan yang hanya fatamorgana. Ia tidak pernah sadar untuk mempertahankan perempuan yang benar-benar mencintainya. Ia lupa, bahwa ketulusan tidak akan diukur dari kecantikan. Semoga ia hanya belum sadar. Hanya belum siuman.
Sudah pernah kukatakan bukan bahwa cintaku padanya sedemikian besar? Sudah pernah kukatakan pula bukan kalau aku ingin menyaksikannya berbahagia dengan perempuan yang tepat? Sepertinya perempuan itu bukan aku karena ia tidak pernah berbahagia ketika bersamaku. Engkaulah perempuan yang tepat itu, Li.
Li, di dalam hidup laki-laki yang sunyi ini, semoga engkau bisa menjadi cahaya dan warna. Semoga engkau bisa mendatangkan tawa. Semoga cintanya padamu tidak akan terpaksa.
Aliya yang baik, aku akan tenang pergi jika ia sudah tak sendiri. Aku akan tenang pergi jika ia tak lagi berada dalam sunyi.
Jika ia tidak bisa berbahagia denganku, semoga ia akan berbahagia denganmu.
Li, engkau adalah perempuan yang tak sempat kukenal lekat. Tapi entah kenapa, hatiku tiba-tiba saja berlabuh kepadamu. Ada semacam keyakinan yang tumbuh, yang tak bisa begitu saja luruh atau jatuh.
Laki-laki ini, Li. Adalah laki-laki yang teramat kucintai. Laki-laki yang jika manusia boleh menyembah manusia lainnya, maka aku akan dengan rela menyembahnya. Laki-laki yang jika ia ingin aku menyerahkan nyawaku, maka aku akan dengan suka cita menyerahkan penggal napasku ke tangannya.
Namun cinta yang begitu besar adakalanya salah mengambil jalan. Aku kerap tersesat, menyakitinya dengan berbagai cara hanya agar ia tahu bahwa ini cinta. Dengan cinta sebesar ini, aku ... nyaris gila.
Konon, strata cinta tertinggi adalah ketika kita berbahagia melihat orang yang kita cintai berbahagia, dengan atau tanpa bersama kita. Laki-laki ini, sepertinya tidak pernah berbahagia ketika ia bersamaku. Barangkali ia akan berbahagia jika bersamamu. Semoga.
Ia sudah berkali jatuh, Li. Mencintai perempuan yang salah, dijeruji mimpi tentang harapan yang hanya fatamorgana. Ia tidak pernah sadar untuk mempertahankan perempuan yang benar-benar mencintainya. Ia lupa, bahwa ketulusan tidak akan diukur dari kecantikan. Semoga ia hanya belum sadar. Hanya belum siuman.
Sudah pernah kukatakan bukan bahwa cintaku padanya sedemikian besar? Sudah pernah kukatakan pula bukan kalau aku ingin menyaksikannya berbahagia dengan perempuan yang tepat? Sepertinya perempuan itu bukan aku karena ia tidak pernah berbahagia ketika bersamaku. Engkaulah perempuan yang tepat itu, Li.
Li, di dalam hidup laki-laki yang sunyi ini, semoga engkau bisa menjadi cahaya dan warna. Semoga engkau bisa mendatangkan tawa. Semoga cintanya padamu tidak akan terpaksa.
Aliya yang baik, aku akan tenang pergi jika ia sudah tak sendiri. Aku akan tenang pergi jika ia tak lagi berada dalam sunyi.
Jika ia tidak bisa berbahagia denganku, semoga ia akan berbahagia denganmu.
Published on June 02, 2013 22:29
May 26, 2013
Ziarah
:Ziarre Amaravati
Zi, tubuh-tubuh kita terbuat dari tanah dan kelak akan kembali ke tempat semula. Ritual pemakaman seperti apa yang pantas untuk merayakan para pendosa seperti aku, ibumu? Engkau tentu bukan anak tuhan yang akan disalib untuk menyelematkan aku. Engkau bukan anak tuhan yang akan membuka pintu surgaku.
Apa kabar, Zi?
Nanti kukirimkan banyak doa untuk tubuhmu yang terberai. Tidak, jangan khawatir, doa tak harus dibeli.
Zi, tubuh-tubuh kita terbuat dari tanah dan kelak akan kembali ke tempat semula. Ritual pemakaman seperti apa yang pantas untuk merayakan para pendosa seperti aku, ibumu? Engkau tentu bukan anak tuhan yang akan disalib untuk menyelematkan aku. Engkau bukan anak tuhan yang akan membuka pintu surgaku.
Apa kabar, Zi?
Nanti kukirimkan banyak doa untuk tubuhmu yang terberai. Tidak, jangan khawatir, doa tak harus dibeli.
Published on May 26, 2013 02:25
[10 Minggu] Ziarah
:Ziarre Amaravati
Zi, tubuh-tubuh kita terbuat dari tanah dan kelak akan kembali ke tempat semula. Ritual pemakaman seperti apa yang pantas untuk merayakan para pendosa seperti aku, ibumu? Engkau tentu bukan anak tuhan yang akan disalib untuk menyelematkan aku. Engkau bukan anak tuhan yang akan membuka pintu surgaku.
Apa kabar, Zi?
Nanti kukirimkan banyak doa untuk tubuhmu yang terberai. Tidak, jangan khawatir, doa tak harus dibeli.
Zi, tubuh-tubuh kita terbuat dari tanah dan kelak akan kembali ke tempat semula. Ritual pemakaman seperti apa yang pantas untuk merayakan para pendosa seperti aku, ibumu? Engkau tentu bukan anak tuhan yang akan disalib untuk menyelematkan aku. Engkau bukan anak tuhan yang akan membuka pintu surgaku.
Apa kabar, Zi?
Nanti kukirimkan banyak doa untuk tubuhmu yang terberai. Tidak, jangan khawatir, doa tak harus dibeli.
Published on May 26, 2013 02:25
May 23, 2013
Tidak Ada yang Salah Dengan Cinta, Zsa
:Zsa
Sesungguhnya hati, tidak pernah memiliki tepi.
Zsa, tak ada seorang pun yang bisa menebak dengan tepat kapan cinta akan datang ke beranda dada. Pun tak ada seorang pun memiliki kuasa apakah cinta itu akan masuk ke ruangan kita masing-masing atau hanya berhenti di depan pintu kemudian kembali asing. Tak ada seorang pun, tidak aku, tidak juga kamu.
Jika cinta memang ada, ia akan memangkas jarak apa saja, akan menerobos hantu bernama waktu, akan memberangus semua rintang yang menghalang. Aku dan kamu tahu, kita hanya perlu menyerahkan hati kita dibawa arus ke muara untuk kemudian berada di dalam laut yang sama. Tapi kita tidak.
Tidak pernah ada yang salah dengan cinta, Zsa.
Barangkali ia sempat datang kemudian hilang. Ditelan dan diamuk berbagai macam kemungkinan; jarak, jejak, apa saja.
Jangan pernah merasa bersalah, jangan pernah merasa jengah.
Kita adalah perempuan dan laki-laki dewasa yang paham bagaimana memperlakukan hati. Kita boleh memilih, boleh juga tidak. Tak ada yang akan pernah berubah. Tidak akan pernah ada. Aku dan kamu akan tetap menjadi teman yang saling mengirimkan pesan, saling menguatkan, saling menertawakan hidup yang terjal.
Aku akan tetap menjadi perempuan yang kamu kenal dulu; perempuan pongah dengan otak setengah. Perempuan yang puisinya menikam kesunyianmu. Perempuan yang beberapa saat merapal namamu.
Kamu akan tetap menjadi Zsa yang aku kenal dulu. Lelaki yang menerbangkan rindu melalui carikan pesan-pesan dan suara nyaris setiap malam. Lelaki yang sempat membuatku tersenyum dan tertawa pada saat kesedihan menghunjam-hunjam dada.
Meski pada akhirnya, kita tidak akan menjadi siapa-siapa kecuali kawan. Tidak akan pernah ada yang berubah. I'm gonna miss you. Always.
Tidak pernah ada yang salah dengan cinta. Tidak pernah ada yang salah dengan kita.
Sesungguhnya hati, tidak pernah memiliki tepi.
Zsa, tak ada seorang pun yang bisa menebak dengan tepat kapan cinta akan datang ke beranda dada. Pun tak ada seorang pun memiliki kuasa apakah cinta itu akan masuk ke ruangan kita masing-masing atau hanya berhenti di depan pintu kemudian kembali asing. Tak ada seorang pun, tidak aku, tidak juga kamu.
Jika cinta memang ada, ia akan memangkas jarak apa saja, akan menerobos hantu bernama waktu, akan memberangus semua rintang yang menghalang. Aku dan kamu tahu, kita hanya perlu menyerahkan hati kita dibawa arus ke muara untuk kemudian berada di dalam laut yang sama. Tapi kita tidak.
Tidak pernah ada yang salah dengan cinta, Zsa.
Barangkali ia sempat datang kemudian hilang. Ditelan dan diamuk berbagai macam kemungkinan; jarak, jejak, apa saja.
Jangan pernah merasa bersalah, jangan pernah merasa jengah.
Kita adalah perempuan dan laki-laki dewasa yang paham bagaimana memperlakukan hati. Kita boleh memilih, boleh juga tidak. Tak ada yang akan pernah berubah. Tidak akan pernah ada. Aku dan kamu akan tetap menjadi teman yang saling mengirimkan pesan, saling menguatkan, saling menertawakan hidup yang terjal.
Aku akan tetap menjadi perempuan yang kamu kenal dulu; perempuan pongah dengan otak setengah. Perempuan yang puisinya menikam kesunyianmu. Perempuan yang beberapa saat merapal namamu.
Kamu akan tetap menjadi Zsa yang aku kenal dulu. Lelaki yang menerbangkan rindu melalui carikan pesan-pesan dan suara nyaris setiap malam. Lelaki yang sempat membuatku tersenyum dan tertawa pada saat kesedihan menghunjam-hunjam dada.
Meski pada akhirnya, kita tidak akan menjadi siapa-siapa kecuali kawan. Tidak akan pernah ada yang berubah. I'm gonna miss you. Always.
Tidak pernah ada yang salah dengan cinta. Tidak pernah ada yang salah dengan kita.
Published on May 23, 2013 06:59
May 10, 2013
Personal Branding; Jual Dirimu
"Personal branding is about managing your name — "
Tim Ferriss, Author of the 4-Hour Work Week
Dalam dunia bisnis dan marketing, brand berada di strata paling tinggi. Bahkan lebih tinggi dari kualitas produk yang dijual. Dunia penulisan tidak jauh berbeda, memasarkan tulisan Anda akan lebih sulit apabila Anda tidak bisa memasarkan diri Anda sendiri.
Coba ingat-ingat, ketika Anda berada di toko buku dan tak tahu buku apa yang akan Anda beli, maka pilihan jatuh kepada buku siapa? Tentu kepada buku dari penulis yang Anda kenal, yang namanya pernah Anda dengar, yang sosoknya banyak dibicarakan. Apakah kelak Anda akan menyukai isi buku tersebut itu urusan nanti.
Seperti yang sering sekali saya katakan, kemampuan menulis adalah kemampuan teknis dan kemampuan 'menjual' tulisan Anda adalah kemampuan marketing. Keduanya tentu harus seimbang jika Anda tidak mau menjadi penulis yang kalah dalam persaingan. Hellow! Di luar sana ada jutaan writer wanna be yang bergentayangan di lomba-lomba, di dunia maya, dan di berbagai workshop penulisan. Pilihannya hanya dua; winner, or loser.
Saya tidak mengatakan Anda harus membuat profil facebook yang aduhai dengan menambahkan tiga lusin daftar antologi atau membuat bio twitter yang menyedihkan seperti; penulis 59 antologi dan bla bla bla. No! Segala hal keren harus dilakukan dengan cara yang keren.
Lalu langkah keren seperti apa yang harus Anda lakukan untuk menjual diri? Please refer to these step:
1. KONSISTENSI
Seorang penulis tidak dikenal melalui perwujudan fisiknya. Apakah ia cantik, ganteng, bohai, atau berwajah seperti Nikita Mirzani. Tidak! Sebab yang dicantumkan di bawah judul tulisan atau buku Anda adalah nama Anda, bukan foto. Remember? Kita sedang membicarakan profesi penulis, bukan foto model.
NAMA ==> Gunakan nama yang sama di setiap akun yang Anda miliki atau tulisan yang Anda hasilkan.
Jika Anda ingin menggunakan nama asli, maka gunakan nama itu terus. Jika ingin menggunakan nama pena, maka gunakan nama yang sama. Di mana saja nama Anda harus sama? Tulisan, facebook, twitter, blog, linked, e-mail, semua akun sosial yang Anda miliki.
Saya sering melihat ada penulis yang menggunakan nama (misalnya) 'Aku IankClalu Mencintaimu' di FB, tapi di twitter nama akunnya 'Bebeb I love U', lalu ketika dia mengirimkan naskah nama penulisnya lain lagi. Ketika ada orang yang membaca tulisannya di media lalu berusaha mencari namanya di google, tentu sampai mampus pun tak akan ditemukan.
Ketika saya mengganti nama pena, saya mengubah semua akun yang saya miliki, termasuk membuat alamat e-mail yang baru. Untuk terkenal itu memang dibutuhkan langkah yang berat, work for it!
2. KONTINUITAS
Ketika Anda sudah mencapai target tertentu dalam dunia penulisan, lantas apakah Anda harus berhenti? Jika hanya ingin menjadi legenda, silakan. Meskipun misalnya Anda sudah pernah menjuarai lomba menulis cerpen Femina yang hadiahnya berpuluh juta itu, tapi kalau setelah itu Anda berhenti menulis, maka Anda tetap tidak akan menjadi siapa-siapa. Disebut sebagai mantan penulis lebih menyakitkan daripada disebut mantannya Vino Bastian, percaya deh.
3. SOSIALISASI
Banyak teman banyak rezeki. Itu kata pepatah (atau peribahasa? apa sih bedanya?). Itu benar. Sosialisasi berkaitan dengan networking, networking berkaitan dengan kesempatan. Memang benar, menulis adalah pekerjaan kamar yang artinya dikerjakan sendirian, tapi untuk memasarkan tulisan itu Anda perlu kenal banyak orang.
At least, dengan kenal banyak orang, kita akan tahu ke mana harus bertanya mengenai alamat e-mail media atau jika ada satu media yang sedang membutuhkan tulisan tertentu, misalnya.
4. PROFIL
Nah, ini ada hubungannya dengan nama di poin pertama. Coba bandingkan tagline suatu produk di bawah ini:
- Juni Jus: minuman segar dari buah asli, diambil dari sari buah pilihan.
- Juni Jus: minum ini, Anda akan lupa rasa buah yang asli.
Yang mana yang lebih provokatif? Tentu yang kedua. Karena yang pertama begitu deskriptif dan terkesan putus asa dalam meyakinkan pembelinya.
Bandingkan juga yang ini:
Langit Amaravati: Penulis tiga buku tunggal dan 89 antologi.
Langit Amaravati: Penulis dengan tiga setan di kepalanya.
Oke, profil yang kedua memang agak menakutkan, tapi karena saya ekstrim, jadi cocok-cocok aja (pembelaan).
--
Oke, sekian dulu. Jika ada pertanyaan atau sanggahan, silakan hubungi apotik terdekat. Terima kasih.
Salam
Langit Amaravati
Published on May 10, 2013 07:31
May 8, 2013
Baju Bayi untuk Amaravati
Di toko sebelah mana akan kubelikan gaun paling cantik untukmu, Nak? Adakah zirah-zirah itu dijual dan dicuci gudang atau disimpan pada keranjang paling depan?
Published on May 08, 2013 00:59
[Minggu ke-8] Baju Bayi untuk Amaravati
Di toko sebelah mana akan kubelikan gaun paling cantik untukmu, Nak? Adakah zirah-zirah itu dijual dan dicuci gudang atau disimpan pada keranjang paling depan?
Published on May 08, 2013 00:59
Mimpi dan Ilusi
- Skylashtar Maryam's profile
- 8 followers
Skylashtar Maryam isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.

