Skylashtar Maryam's Blog: Mimpi dan Ilusi
August 25, 2016
Janda Berbahaya: Desain Kaos Custom, Sebuah Cerita
Bahkan sebagai penulis, saya masih dibatasi oleh kata-kata ketika mendeskripsikan siapa saya. Padahal ada hal-hal yang ingin saya sampaikan, bukan hanya kepada pembaca, melainkan juga kepada orang-orang yang saya temui di jalan, orang-orang yang belum saya kenal. Beberapa tahun terakhir, saya lebih sering memakai baju dengan warna monokrom: hitam dan abu-abu. Kadang merah, kadang putih. Jika Anda pernah bertemu dengan saya, mungkin Anda akan menyadari bahwa saya selalu memakai kaos polos. Tanpa tulisan. Tanpa gambar. Mengapa demikian? Karena saya lebih suka memakai kaos custom, kaos berisi gambar yang saya ciptakan sendiri, berisi kata-kata yang saya buat sendiri.
Sadarhkah Anda bahwa ada milyaran manusia di dunia ini? Bahwa ada jutaan kaos dengan desain sama yang dilempar ke pasaran setiap harinya? Saya tidak mau hanya menjadi bagian dari objek pasar. Kaos bagi saya bukan sekadar secarik kain yang dipakai untuk menutupi badan. Kaos bagi saya adalah fashion statement.
Selain sebagai fashion statement, kaos juga bisa digunakan sebagai brand identity. Itu sebabnya, desain kaos yang tidak kodian penting untuk menjaga imej. Se-krusial itukah? Bagi saya sih iya, nggak tahu kalau Mas ... ah sudahlah.
✎Kaos Custom Sebagai Brand IdentitySebagai public figure blogger dan cerpenis dan desainer dan calon istri dia yang namanya tak boleh disebut, gaya berpakaian kerap menentukan siapa saya. Dengan kata lain, berpengaruh terhadap brand identity. Jika personal branding adalah apa yang orang ingat tentang kita, maka brand identity adalah citra yang kita bangun sendiri untuk menentukan branding itu tadi.
Tapi, pertanyaannya adalah, apakah ini penting? Penting karena:
Penampilan merupakan media komunikasi publik. Melalui penampilan, kita tidak perlu mengatakan kepada orang-orang tentang siapa kita, penampilan kitalah yang akan mengambil tugas itu. Contoh, seseorang yang memakai jas lab putih tentu tidak akan dianggap tukang parkir, bukan? Penampilan adalah first impression yang disadari atau tidak akan menentukan sikap orang-orang terhadap kita. Pernah jalan-jalan ke mal besar dengan memakai kaos gembel, celana pendek, dan sandal jepit? Menurut Anda, kira-kira bagaimana para pramuniaga akan memperlakukan Anda? Nggak diusir ama sekuriti aja udah syukur. Simbol. Ketika Anda memakai jilbab Anda tidak perlu mengatakan agama Anda apa karena jilbab yang Anda pakai sudah mewakili itu. Dalam tataran sosial di Indonesia, jilbab dianggap sebagai simbol para muslimah. Kamuflase. Kontradiktif dengan tiga poin sebelumnya, penampilan bisa dipergunakan sebagai kamuflase. Lalu, brand identity seperti apakah yang ingin saya "teriakkan" kepada semesta, kepada orang-orang yang bertemu dengan saya? Ada dua kategori: profesi dan personal. That's why saya membuat dua buah kaos khusus untuk mengakomodasi itu. ✎Print Kaos SatuanCukup tahu aja sih, hari gini mah udah nggak musim bikin kaos kodian atau lusinan. Jadi, saya sengaja membuat dua buah kaos di sebuah situs web penyedia jasa Print on Demand (POD), sebut saja namanya ciptaloka.com (ini jelas nama sebenarnya). Satu kaos berwarna abu-abu dan satu lagi berwarna merah.
1. Janda BerbahayaEnaknya bikin kaos sendiri adalah kita bisa menuliskan apa saja, termasuk kalimat provokatif seperti "Janda Berbahaya". Saya memang sengaja memilih warna merah supaya eye cathing dan secara psikologis akan membuat orang merasa lapar. Sebentar, ini kaos atau makanan?
Oh iya, tolong jangan salah sangka dengan tulisan "berbahaya" yang seperti terpotong. Itu bukan kesalahan desain atau cetak, saya memang sengaja mendesainnya seperti itu.
Anda pasti penasaran dong dengan kualitasnya. Oke, mari saya jabarkan berdasarkan poin plus dan minus.
Plus:Jahitannya rapi.Bahannya tidak mengalami penyusutan. You know, yang kalau dicuci jadi mengkerut atau melar. Warnanya tidak luntur atau jadi belel meski dijemur di bawah sinar matahari langsung. Sablonnya tidak terkelupas. FYI, saya sengaja mengucek dan menyikatnya untuk melihat kekuatan sablon. But, it's okay, tidak murudul kalau kata urang Sunda mah. Size standar. Oke, saya pesan ukuran XL dan muat. Hey, ada lho kaos yang ukuran XL-nya pun sangat kecil sehingga saya harus menelan kekecewaan dan harus diet mati-matian. *lirik perutMinus:
Perbedaan warna. Ada perbedaan warna yang cukup signifikan (bahasa lo, Chan) antara tampilan di web dengan warna aslinya. Ya, mungkin ini karena perbedaan resolusi aja sih, tapi alangkah lebih baik jika tampilan di web menggunakan warna yang mendekati warna asli.
Kalau menurut saya sih, di beberapa bagian ada yang kurang rapi, terutama di huruf berwarna putih. Entah ini karena desain saya yang memang "tumpuk huruf" atau memang karena kualitas pengerjaan. Poin minus ketiga adalah, mengapa ketika saya yang pakai, tidak ada lekukan pinggang seperti tampak pada model? *dicabok2. eL The Blogger Dari namanya saja Anda pasti sudah tahu kan kaos ini bertema apa? Yup, ini kaos blogger yang sengaja saya buat sebagai kamuflase, supaya orang-orang mengira kalau saya blogger padahal kan emang blogger. *naon ai maneh?
Yang istimewa dari kaos ini adalah bahannya yang bertekstur two-tone, jadi memberi kesan gradasi, tidak pure hitam atau (masih) kata urang Sunda mah ngabelegbeg. Di web sih warnanya hitam misty, tapi aslinya jadi seperti warna abu-abu tua which is my favorite color. :D
Saya memang sengaja memesan kaos untuk laki-laki dalam rangka menyamarkan bentuk perut dan pinggang yang ... sudahlah, tidak usah dibahas.
Plus:
Jahitan. Overall, jahitannya rapi. Bahan. Bahannya lebih tipis dan jatuh daripada bahan Gildan. IMHO, gramasi 24s seperti kaos ini adalah ketebalan yang paling ideal untuk kita yang tinggal di daerah tropis atau yang makhluk berdarah panas seperti saya.
Sablon. Dibandingkan dengan kaos sebelumnya, sablon di kaos berwarna abu ternyata lebih rapi dan menyatu gitu dengan permukaan kain. Antara warna desain dengan warna sablon aslinya pun tidak jauh berbeda.
Harga. FYI, kalau kita print kaos satuan dengan sablon bolak balik atau depan belakang, biasanya akan dikenakan harga dobel. Ini mah nggak, cuma beda 25 ribu. Kalau sablon depannya saja, harganya cuma 95 ribu (S-L), 100 ribu (XL), 105 ribu (2XL), 110 ribu (3XL), dan 115 ribu (4XL). Ini hanya untuk jenis two-tone, ya. Jenis bahan lain mah harganya berbeda lagi, bisa dicek langsung ke Ciptaloka. Minus:
Overall, saya suka pake bingit dengan kaos yang ini, warnanya pas, ukurannya pas, bahannya juga pas. Kekurangannya mungkin hanya di bagian overlay. Tadinya saya kira finishing-nya akan tampak glossy atau bagaimana. But, it's okay, nggak terlalu masalah juga sih bagi saya mah.
✎Mendesain Kaos SatuanYa, saya desainer. Ya, saya bisa menggunakan software desain seperti Adobe Illustrator atau Corel. Ya, saya bisa mendesain kaos. Tapi untuk mendesain kaos sendiri? No, big no. Kok? Karena untuk mendesain kaos sendiri menggunakan software sendiri akan menghabiskan waktu sekitar 100 tahun. Itu sebabnya mengapa saya lebih suka mendesain kaos satuan menggunakan fasilitas custom design yang ada di Ciptaloka.
Di poin ini saya tidak akan membahas how to atau step by step mendesain kaos custom karena ini bukan postingan tutorial. Lagi pula langkah-langkahnya sangat mudah diikuti oleh Anda yang bukan desainer sekalipun. Kali ini saya justru ingin memberikan testimoni ketika mendesain kaos di sana.
1. Variatif dan Informatif
Berbeda dari penyedia layanan kaos POD lain yang biasanya hanya menyediakan satu bahan kaos, di Ciptaloka kita bisa memilih beberapa bahan sesuai dengan kebutuhan. Anda yang berjilbab juga boleh bergembira karena tersedia juga kaos lengan panjang.
Kalau kita tidak familiar dengan bahan kaos dan agak bingung memilih, ada keterangan bahan di sebelah kanan. Menurut saya, informasi ini merupakan nilai plus karena memberikan edukasi kepada pengguna.
Warna bervariasi, tergantung kepada jenis bahan yang kita pilih. Untuk meminimalisasi perbedaan warna antara di layar dengan aslinya, saya sarankan Anda menghubungi customer service mereka.
Ukuran. Ini juga bervariasi. Ada beberapa kaos yang tersedia dalam ukuran S-4XL, ada juga yang kurang dari itu. Sebelum memastikan ukuran yang pas, saya juga melihat tabel ukuran di sebelah kanan bawah. Believe me, ini berguna agar kaos yang dipesan tidak kekecilan atau kebesaran.
2. Design Like a Pro
Kemudahan seperti ini sebetulnya berbahaya bagi para desainer pro, sih. Hahahah. FYI, jika menggunakan software desain, diperlukan waktu 15 menit bagi saya untuk membuat efek seperti ini. Di Ciptaloka saya bisa membuatnya dalam waktu sekitar 20 detik.
Kalau kita sudah punya gambar sendiri, kita hanya perlu menggunggahnya dan membuat efek sesuai selera. Ada 4 jenis efek yang bisa kita gunakan: edit gambar (orisinal), overlay, mask, dan filter. Kita bisa menggunakan salah satu, dua, tiga, atau menggabungkan semua efeknya.
Tip:Unggah gambar dengan resolusi tinggi untuk hasil cetak kaos yang maksimal. Sebaiknya gunakan file PNG karena meskipun ukuran file-nya dikompres, resolusinya tidak akan berubah.Tidak ada fasilitas "history", jadi kalau Anda mengunggah gambar baru, gambar lama akan hilang. Juga tidak ada fasilitas "undo". Efek tidak terlalu keren jika digunakan pada gambar berlatar hitam putih.
3. Text Effects
Anda tahu bagaimana cara membuat text effects seperti ini untuk desain kaos? Jika tidak, tolong jangan merasa frustrasi dulu, sekarang Anda bisa membuat berbagai macam text effects dalam waktu ... let's say 2 detik.
Saya tidak tahu dengan pasti berapa jumlah huruf yang disediakan, yang jelas lebih dari 50. Ya, saya menghitungnya dan memutuskan untuk berhenti di angka 50. Capek scroll down, Mas, Mbak. ^-^Dari sisi pengguna, jelas ini memberikan banyak kemudahan dan kebebasan. Selain jenis huruf, disediakan juga fitur Special Effects dan pilihan warna yang bisa disesuaikan. Kita bisa membuat teks dengan outline, bayangan, atau membentuk setengah lingkaran. Sayangnya, untuk pilihan warna tidak disediakan input kode warna.
Lalu, bagaimana cara membuat text effects ketjeh seperti yang saya tunjukkan di atas? Sama seperti gambar, teks juga dilengkapi dengan fitur overlay. Tutup Photoshops Anda sekarang juga, tidak usah repot-repot lagi. :)
Tip:Tidak ada fitur "undo", jadi kalau Anda melakukan kesalahan, tidak ada kesempatan untuk meminta maaf atau ngajak balikan (woi, ga usah bahas mantan, woi).Untuk copas huruf: pilih huruf yang akan dikopi -- CTRL+C -- CTRL-V.Satu teks hanya bisa digunakan untuk satu baris, jadi kalau Anda ingin membuat teks di baris berikutnya, harus menambahkan teks baru.4. Clipart
Bagaimana kalau tidak punya gambar sendiri? Ada banyak clipart yang bisa kita gunakan. Tentu saja yang free license. Berbeda dengan jika menggunakan gambar sendiri, fitur edit dan efeknya agak terbatas. Tapi tenang, pilihan clipart-nya banyak sekali, kok. Dibagi per kategori pula sehingga mudah menemukan clipart yang kita inginkan.
Contoh (abaikan tulisannya):
Beberapa clipart dilengkapi dengan modifikasi warna seperti ini:
5. TemplateApalah jadinya desain kaos custom tanpa disediakan template, iya nggak? Selain mendesain kaos sendiri dari awal, kita juga bisa menggunakan template yang sudah ada dan memodifikasinya.
Ingin mengubah jenis dan warna kaos, warna huruf atau mengganti clipart?
Untuk memodifikasi template lebih jauh lagi, aktifkan Advanced Editor. Kita bisa mengubah warna, bahan, dan ukuran kaos. Bisa menambahkan teks, gambar, clipart, bisa mengubah jenis huruf, menambahkan efek overlay, dan lain-lain.
P.S. Cocok nih buat Akang✎Mempertimbangkan user experience dan loading speed beberapa situs web sejenis, izinkan saya memberikan beberapa poin kesimpulan tentang performa ciptaloka.com secara keseluruhan:Desain web yang user-friendly baik di desktop maupun di mobile phone. Tapi kalau Anda akan mendesain sendiri, sebaiknya gunakan desktop. Berdasarkan hasil Google Page Speed Tools, kecepatan loading-nya 87/100 yang artinya Anda tidak perlu ngahuleung ketika apply desain. Kan ada tuh situs web custom design yang harus menunggu dulu jika ingin melihat hasil desainnya. Diperlukan waktu 20 detik untuk mengunggah gambar sebesar 15 MB, cukup tahu aja sih. Tapi, ini juga tergantung kepada kecepatan Internet yang Anda pakai juga.Dari mulai placed order sampai barang tiba di kosan hanya memerlukan waktu 2 hari. Produknya bukan hanya kaos, ada juga casing HP, dan photo gift. Apa? Suami custom? Mbak, please, Mbak. Ini tulisan review, agak dispilin, bisa?
Mungkin Anda bertanya-tanya tentang bagaimana hasil branding ketika saya memakai kaos bertuliskan "Janda Berbahaya". Sayangnya tidak ada hasil signifikan seperti ada yang mengajak nikah atau bagaimana. Mungkin promosi saya kurang gencar, lain kali mau bawa spanduk aja. *mulai ngelantur
Well, saya cukupkan sekian postingan review yang lebih banyak gambar daripada tulisannya ini. Bagi Anda yang masih penasaran dengan jasa desain kaos custom Ciptaloka, silakan sidak ke TKP langsung. Dan ya, semog postingan ini bermanfaat.
Salam,
~eL
(Janda berbahaya)
Published on August 25, 2016 00:18
August 20, 2016
R.U.M.A.H
“Pulanglah ke dadaku.”
Itu kalimat terakhir yang saya tuliskan dalam secabik surat yang saya tulis beberapa minggu silam. Surat yang dilarungkan untuk seseorang dengan harapan bahwa masing-masing dari kami bisa sama-sama yakin dan menjadi tempat pulang bagi satu sama lain. Namun, entahlah, surat itu tak pernah mendapatkan jawaban. Mungkin saya memang perempuan yang ditakdirkan untuk membangun rumah bagi saya dan anak saya, sendirian.
R U M A H
Satu kata yang menjadi jantera mimpi-mimpi. Satu tempat yang saya harap bisa menjadi tempat pulang nanti. Meski memang, saat ini kosan tempat saya tinggal selama dua tahun sudah saya anggap sebagai rumah, tapi jauh di dalam sini saya tetap menyimpan keinginan untuk punya rumah sendiri. Dengan atau tanpa suami.
R U M A H
Adalah target pencapaian saya paling tinggi. Target yang selama bertahun-tahun ini tengah berusaha saya genapi.
Mimpi Saya tentang RumahMimpi saya tentang rumah tidaklah muluk-muluk karena saya tahu esensi sebuah rumah bukan hanya bangunan dengan atap dan lantai dan pintu dan jendela, melainkan dengan siapa rumah itu akan saya tinggali.
1. Tidak Usah Terlalu LuasTipe 36 atau 45 saya kira cukup untuk kami berdua, saya dan Aksa. Saya memang tidak ingin rumah yang terlalu besar karena malas ngepelnya memang tidak membutuhkannya. Toh saya hanya akan tinggal berdua dengan Aksa. Dua atau 3 kamar tidur, satu ruang tamu, ruang tengah merangkap perpustakaan, dapur, dan kamar mandi.
2. BersihSelain luasnya yang tidak terlalu besar, kebersihan adalah faktor utama bagi saya. Saya ingin hunian yang bersih, rapi, dan nyaman untuk ditinggali. Jika punya rumah sendiri, barangkali saya tidak akan memasukkan terlalu banyak perabotan. Lagi pula, tahu sendiri kan anak lelaki itu seperti apa?
3. PekaranganBeberapa hari lalu saya melewati sebuah perumahan yang menghadap sawah dan kebun-kebun. Dalam hati saya berteriak, ingin punya rumah seperti itu. Atau kalau tidak memungkinkan, setidaknya ada banyak pepohonan di depan rumah saya. Rumah saya nanti juga harus punya halaman depan dan belakang karena saya tahu bagaimana rasanya tinggal di gang sempit yang pengap. Saya ingin anak saya tinggal di tempat yang lebih baik.
4. LingkunganKarena saya punya anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang, lingkungan sosial penting untuk mendukung tumbuh kembangnya. Saya ingin punya rumah di kompleks yang sesuai pula dengan kondisi sosial dan ekonomi saya, lingkungan yang kondusif (tingkat pendidikan, pergaulan, keberagaman, dan lain-lain), lingkungan yang ... oke, ini mungkin agak abstrak.
Begini, saya tidak suka tinggal di kompleks perumahan ekslusif kelas menengah ke atas dengan rumah super besar karena tidak akan sanggup bayar, eh, maksudnya sometimes di perumahan seperti itu para penghuninya tidak saling mengenal. Tapi, tinggal di perumahan yang terlalu sempit dan crowded juga tidak baik untuk anak saya. Jadi, maunya tinggal di perumahan yang sedang-sedang saja, persis seperti lagu dangdut. Yang penting mah aman, nyaman, dan para penghuninya saling bersosialisasi.
5. FasilitasApa kebutuhan utama saya selain rumah tempat berlindung dari hujan dan badai? Satu, Internet. Dua, air. Tiga, listrik. Jadi, rumah impian saya ya yang sudah tersedia jalur telepon agar bisa memasang Internet fiber optik, jalur PDAM, dan memiliki daya listrik cukup.
6. Akses & LokasiYang penting akses transportasi umumnya mudah karena saya tidak punya kendaraan pribadi. Pilihan kota? Saya kira Cimahi adalah yang paling ideal karena cuacanya yang masih sejuk dan aksesnya yang masih mudah.
Mimpi Besar Dimulai dari Langkah KecilPunya rumah sendiri merupakan mimpi besar, tapi mimpi, sebesar apa pun, bisa dimulai dari langkah-langkah kecil. Oke, jadi bagaimana cara mewujudkan mimpi punya rumah sendiri? Ini yang saya lakukan:
1. Metode PembiayaanIni yang paling penting. Saya harus mencari metode pembiayaan paling tepat yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi saya. Menabung dulu lalu membeli tunai ataukah mengajukan KPR? Well, kalau menabung dulu sepertinya akan menghabiskan waktu 200 tahun, jadi saya kira mengajukan KPR adalah pilihan paling tepat.
Tip:
Persentase suku bunga. Tipnya sudah jelas, pilihlah suku bunga yang paling kecil. :DPilih KPR yang suku bunganya flat atau fixed agar bisa memperkirakan besar cicilan sejak awal. Saya tidak pandai berhitung dan awam soal fluktuasi suku bunga tiap tahunnya, memilih KPR dengan suku bunga yang fixed memudahkan saya untuk membuat perencanaan.
2. Jangka WaktuJangka waktu KPR bervariasi, biasanya mulai 1-30 tahun. Kalau saya sih memperhitungkan usia ketika mengajukan KPR dan usia produktif. Misalnya, saat ini usia saya 33 tahun. Dengan asumsi masa produktif saya sampai sekitar usia 45, maka saya memilih jangka waktu kredit maksimal 15 tahun.
Kenapa memperhitungkan usia produktif ini penting? Karena produktivitas berpengaruh terhadap besar penghasilan dan penghasilan berpengaruh terhadap kemampuan saya membayar cicilan. Cicilannya memang jadi agak besar, tapi lebih cepat pula lunas.
3. Lembaga PembiayaanBanyak sekali lembaga pembiayaan KPR di Indonesia, memilih yang betul-betul sesuai dengan kemampuan saya ini yang agak sulit. That’s why saya memilih lembaga pembiayaan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Terpercaya dan berpengalaman. Perhatikan track record-nya, minta testimoni dan rekomendasi dari pengguna sebelumnya. Pilih bank KPR yang persyaratannya mudah. Terus terang, urusan administrasi ini kadang bikin sensi. Jadi ya gitu, memilih KPR yang persyaratan administrasinya tidak membuat sakit kepala adalah pilihan yang tepat.
4. Rumah PilihanMemilih tipe rumah, fasilitas, lokasi, akses, dan lain-lain memerlukan pertimbangan yang matang. Siapa sih yang tidak ingin punya rumah mewah, luas, mudah diakses, dan berada di lingkungan yang nyaman? Tapiii ... tapi nih, semua itu dikembalikan kepada kemampuan kita, toh? Memang, saya sudah punya standar rumah impian, tapi sekali lagi, ada beberapa hal yang juga harus saya pertimbangkan sebelum menentukan pilihan:
Harga. Harga rumah bervariasi, tergantung tipe, lokasi, dan faktor lainnya. Dengan mengetahui harga rumah, saya bisa memperhitungkan berapa DP yang harus saya sediakan, berapa besar cicilan, dan jangka waktunya. Simulasi cicilan. Jika sudah mengetahui harga rumah yang kita inginkan, sebaiknya lakukan simulasi untuk mengetahui besar cicilan/bulan. Lebih baik juga jika kita melakukan perbandingan dengan pilihan beberapa jangka waktu cicilan. Contoh:
Sertifikasi kepemilikan. Ada yang Sertifikasi Hak Milik (SHM) ada juga yang Sertifikasi Hak Guna Bangun (SHGB). Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya. Kalau SHM, artinya tanah dan bangunan menjadi milik kita, tapi harganya jelas lebih mahal. Sedangkan SHGB hanya bangunan dan hak pakai yang kita miliki, tapi harganya lebih terjangkau. Saya sendiri lebih senang memilih yang langsung SHM karena memperhitungkan usia produktif di poin sebelumnya. Kan nanggung juga ya kalau SHGB dulu terus nanti baru ngurus-ngurus SHM. Lokasi. Jujur, saya sempat tergoda untuk membeli rumah di kota-kota yang harga rumahnya masih di bawah 200 juta seperti Karawang, Sukabumi, atau Cianjur. Sayangnya, saya tidak bisa. Karawang karena cuacanya yang tidak cocok, Sukabumi dan Cianjur karena jauh dari Bandung. Membeli rumah di Bandung? Muahal, Mas, Mbak. Lokasi paling strategis dan sesuai dengan kemampuan saya ya di Cimahi. Harga rumah tipe 45 di Cimahi itu paling murah sekitar 400 jutaan dengan perkiraan cicilan 4 juta – 4.9 juta per bulan. Sanggup? Harus sanggup, dong. Kalau nggak diusahakan kapan mau punya rumah sendiri, iya nggak?Fasilitas. Kebutuhan saya apa sih? Internet, air, dan daya listrik. Itu sebabnya saya lebih suka memilih rumah yang sudah tersedia jalur telepon agar lebih mudah memasang Internet fiber optik. Saya kan kerjanya online, kalau tidak ada jaringan Internet gimana bisa kerja dan bayar cicilan rumah, coba? Fasilitas lainnya adalah air. Kondisi geografis setiap lokasi berbeda-beda, debit airnya juga berbeda-beda. Itu sebabnya mengapa tersedianya jalur PDAM menjadi salah satu pertimbangan. Kan nggak lucu ya kalau udah enak-enak tinggal di rumah sendiri tapi setiap musim kemarau harus puasa mandi. Daya listrik minimal 1300 watt. Saya desainer, memakai PC yang memakan daya listrik besar. I had enough with “kalau mau nyalain komputer harus matiin dispenser”. Detail denah. Biaya renovasi biasanya memakan dana yang lebih besar dari biaya pembangunan awal. Untuk meminimalisasi renovasi, saya memilih rumah yang denahnya sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan lho ya, bukan keinginan. Yang penting sekat di antara kita, eh, ada dua kamar untuk saya dan Aksa, ruang tamu yang terpisah dari ruang kaluarga, kamar mandi, dapur, dan halaman.
*
Well, tadinya saya mengira bahwa memilih rumah yang sesuai dan mengajukan KPR artinya kita harus berkeliling dari satu developer ke developer lain, dari satu bank ke bank lain seperti melamar pekerjaan gitu, ternyata tidak. Duh, maafkeun saya yang naif ini. :D
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rumah impian di atas dan hasil ngobrol-ngobrol dengan mereka yang sudah punya pengalaman mengajukan kredit, saya memutuskan untuk mengajukan KPR ke BTN Properti.
Ternyata, kalau di BTPN Properti kita bisa kok mengajukan pengajuan kredit online. Cocoklah bagi freelancer yang jam kerjanya tidak menentu seperti saya ini. Ada dua jenis pembiayaan, KPR subsidi dan KPR non subsidi (KPR BTN Platinum). Saya sih maunya KPR subsidi biar murah, sayangnya tidak tersedia untuk rumah di daerah Cimahi. Persyaratan adiministrasi awal KPR BTN Platinum juga mudah, hanya KTP dan surat keterangan penghasilan. Sudah disetujui? Belum, kan baru saja mengajukan. Sambil menunggu saya bisa melengkapi persyaratan administrasi lain yang diperlukan jika disetujui.
To be honest, sempat ragu juga sih mengingat penghasilan saya yang belum stabil. Tapi ya itu tadi, kalau nggak sekarang mau nunggu sampai kapan lagi, coba? But, seneng bukan main karena bisa menemukan tipe rumah impian saya di situs webnya BTN Properti.
Selain pengajuan yang cenderung lebih mudah, saya juga mendapatkan banyak sekali pengetahuan tentang KPR dan tip-tip agar KPR yang saya ajukan disetujui. Bukan itu saja, kalau mau tanya-tanya, bisa kok ke Customer Service Live Chat. Ya, gimana? Dari hari Senin-Minggu selama 24 jam? Oh ya ndaklah, operasional CS-nya sesuai jam kerja, dari Senin-Jumat pukul 07.30-16.30. Lagian, emang situ mau nanya soal KPR tengah malam buta? Ngapain? *memicingkan mata
Gini aja deh, temen-temen yang masih penasaran dan pengen nanya-nanya langsung, boleh datang ke Indonesia Properti Expo 2016 di Jakarta Convention Center. Di sana ada booth BTN Digital Solution. Ada banyak hadiah juga bagi mereka yang melakukan pengajuan online di tempat dan bagi mereka yang mengunduh aplikasi BTNProperti. Acaranya dari tanggal 13-21 Agustus 2016. Yup, sekarang hari terakhir. Info detailnya bisa dilihat di sini:
*Saya percaya bahwa setiap mimpi, sebesar apa pun itu, akan selalu memiliki jalan untuk diwujudkan. Saya juga percaya bahwa impian untuk memiliki rumah sendiri, tempat berlindung dan pulang bagi saya dan Aksa, suatu hari akan terealisasi.
Yang perlu saya lakukan hanyalah berusaha dan berdoa. Berusaha dan berdoa.
Salam,~eL
Published on August 20, 2016 20:04
August 16, 2016
Hal-Hal yang Tak Usang Dimamah Waktu
Anak perempuan itu berdiri di podium. Menggenggam piala di tangan kiri dan piagam penghargaan di tangan kanan. Di kedua benda itu tercetak namanya dengan huruf berwarna emas yang bersanding dengan gelar "Juara Umum", gelar yang sudah terlampau sering ia terima, tak ada yang istimewa. Orang-orang masih bertepuk tangan dengan riuh ketika ia turun dari panggung. Wali kelasnya memberi selamat, merangkul bahu, dan memberikan tepukan di punggung.
Tapi hari itu ia lupa untuk tersenyum. Pandangannya berkeliaran ke arah pintu gedung. Menanti dua sosok yang ia tahu tak akan pernah datang. Tapi ia tetap menunggu. Orang tuanya.
Saya tidak pernah bisa mengingat berapa banyak piala atau piagam penghargaan yang pernah saya terima karena memang tidak pernah menghitungnya. Juara cerdas cermat? Juara umum? Juara bidang studi matematika? Juara bidang studi PPKN? Sebut saja. Rasanya waktu kecil saya sudah pernah dihadiahi berbagai penghargaan di bidang akademis.
Sayangnya, secerdas apa pun saya di sekolah. Seberprestasi apa pun saya di bidang pendidikan. Walaupun nyaris di tiap tingkat pendidikan saya selalu mendapatkan beasiswa siswa berprestasi, tidak pernah sekalipun saya mendapatkan ucapan selamat atau pujian dari Ibu atau Bapak. Saya masih menjadi anak yang kerap dibandingkan dengan anak tetangga yang lebih suka membantu orang tua daripada membaca seperti saya. Saya masih kerap dibandingkan dengan anak perempuan lain yang lebih pandai memasak daripada menulis puisi, seperti saya.
Satu-satunya pujian yang pernah saya dapatkan adalah ketika di usia 23 tahun saya berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan gaji yang lumayan.
♥♥♥Penghargaan bagi SayaAnda yang mengenal saya di dunia maya, yang mengenal saya lewat tulisan-tulisan yang saya gubah, yang mengenal saya lewat lomba-lomba penulisan yang saya menangkan, barangkali berpikir bahwa di dunia nyata saya juga dielu-elukan. Anda salah. Di dunia nyata saya bukan apa-apa, bukan siapa-siapa. Hanya anak perempuan yang setiap kali pulang ke rumah akan disugihi pertanyaan semacam, "Sudah ada yang transfer belum nih?" oleh ibunya. Hanya kakak perempuan yang setiap dalam acara kumpul keluarga selalu diberi cibiran semacam, "Katanya penulis, katanya desainer grafis. Kok kere?" oleh adik perempuannya.
Sejak jadi freelancer lima tahun silam, saya memang memutuskan untuk keluar dari rumah. Karena freelancer artinya gaji yang tidak menentu. Gaji yang tidak menentu artinya pengangguran. Pengangguran artinya saya hanya manusia yang tidak berguna.
Berbeda dengan adik saya yang sudah mampu kredit rumah, punya kendaraan, yang punya entah apa saja, saya tak ingat. Berpuluh tahun, saya tetap si anak perempuan yang tak bisa dibanggakan.
♥♥♥Namun, entah mengapa saya tidak pernah jera mencoba. Setiap kali menang lomba, setiap kali saya mendapatkan pekerjaan yang honornya lumayan, orang pertama yang saya kabari adalah Ibu. Setiap kali saya mendapatkan hadiah, entah itu barang atau uang, saya selalu pulang ke Sarijadi dengan niat berbagi kebahagiaan. Biasanya, mereka akan mengajak saya belanja ke supermarket atau makan. Tidak jarang, saya akan diberi kehormatan untuk membayar seluruh tagihan semacam listrik atau gas atau yang lainnya.
Saya masih ingat ketika beberapa bulan silam pernah memenangkan Voucher Belanja Sodexo sebanyak 500 ribu rupiah. Dengan gembira saya membawanya pulang ke rumah. Saya bilang bahwa voucher itu bisa dipakai untuk belanja nyaris di mana saja. Tapi coba tebak apa tanggapan Ibu?
"Ah Ibu mah minta mentahnya aja, buat apa voucher beginian mah?" katanya.
Ada sepasukan pisau yang menyayat-nyayat dada ketika kalimat itu sampai di telinga. Ibu tidak pernah bertanya usaha macam apa yang telah saya lakukan untuk mendapatkannya. Ibu tidak pernah tahu bahwa saya mati-matian menahan diri untuk tidak membeli buku yang saya butuhkan untuk riset dengan voucher itu hanya agar bisa diberikan kepada keluarga.
Karena waktu itu saya pikir, ada 269 Merchant Sodexo di seluruh Indonesia dan 43 di Bandung saja.
Saya tidak pernah peduli walaupun kerap kali uang hadiah habis di sana dan ketika pulang ke kosan menjalani pola hidup yang sama: makan sesedikit mungkin, kerja sebanyak mungkin.
Tak banyak yang saya inginkan ketika pulang. Saya hanya ingin dihargai sebagai perempuan dewasa yang memilih jalan hidupnya sendiri. Sebab bagi saya, strata seseorang bukan dilihat dari seberapa banyak uang yang mereka miliki.
Tapi, di kepulangan berikutnya, jika saya tidak membawa apa-apa maka saya akan kembali menjadi anak perempuan ditertawakan.
Tapi hari itu ia lupa untuk tersenyum. Pandangannya berkeliaran ke arah pintu gedung. Menanti dua sosok yang ia tahu tak akan pernah datang. Tapi ia tetap menunggu. Orang tuanya.
Saya tidak pernah bisa mengingat berapa banyak piala atau piagam penghargaan yang pernah saya terima karena memang tidak pernah menghitungnya. Juara cerdas cermat? Juara umum? Juara bidang studi matematika? Juara bidang studi PPKN? Sebut saja. Rasanya waktu kecil saya sudah pernah dihadiahi berbagai penghargaan di bidang akademis.
Sayangnya, secerdas apa pun saya di sekolah. Seberprestasi apa pun saya di bidang pendidikan. Walaupun nyaris di tiap tingkat pendidikan saya selalu mendapatkan beasiswa siswa berprestasi, tidak pernah sekalipun saya mendapatkan ucapan selamat atau pujian dari Ibu atau Bapak. Saya masih menjadi anak yang kerap dibandingkan dengan anak tetangga yang lebih suka membantu orang tua daripada membaca seperti saya. Saya masih kerap dibandingkan dengan anak perempuan lain yang lebih pandai memasak daripada menulis puisi, seperti saya.
Satu-satunya pujian yang pernah saya dapatkan adalah ketika di usia 23 tahun saya berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan gaji yang lumayan.
♥♥♥Penghargaan bagi SayaAnda yang mengenal saya di dunia maya, yang mengenal saya lewat tulisan-tulisan yang saya gubah, yang mengenal saya lewat lomba-lomba penulisan yang saya menangkan, barangkali berpikir bahwa di dunia nyata saya juga dielu-elukan. Anda salah. Di dunia nyata saya bukan apa-apa, bukan siapa-siapa. Hanya anak perempuan yang setiap kali pulang ke rumah akan disugihi pertanyaan semacam, "Sudah ada yang transfer belum nih?" oleh ibunya. Hanya kakak perempuan yang setiap dalam acara kumpul keluarga selalu diberi cibiran semacam, "Katanya penulis, katanya desainer grafis. Kok kere?" oleh adik perempuannya.
Sejak jadi freelancer lima tahun silam, saya memang memutuskan untuk keluar dari rumah. Karena freelancer artinya gaji yang tidak menentu. Gaji yang tidak menentu artinya pengangguran. Pengangguran artinya saya hanya manusia yang tidak berguna.
Berbeda dengan adik saya yang sudah mampu kredit rumah, punya kendaraan, yang punya entah apa saja, saya tak ingat. Berpuluh tahun, saya tetap si anak perempuan yang tak bisa dibanggakan.
♥♥♥Namun, entah mengapa saya tidak pernah jera mencoba. Setiap kali menang lomba, setiap kali saya mendapatkan pekerjaan yang honornya lumayan, orang pertama yang saya kabari adalah Ibu. Setiap kali saya mendapatkan hadiah, entah itu barang atau uang, saya selalu pulang ke Sarijadi dengan niat berbagi kebahagiaan. Biasanya, mereka akan mengajak saya belanja ke supermarket atau makan. Tidak jarang, saya akan diberi kehormatan untuk membayar seluruh tagihan semacam listrik atau gas atau yang lainnya.
Saya masih ingat ketika beberapa bulan silam pernah memenangkan Voucher Belanja Sodexo sebanyak 500 ribu rupiah. Dengan gembira saya membawanya pulang ke rumah. Saya bilang bahwa voucher itu bisa dipakai untuk belanja nyaris di mana saja. Tapi coba tebak apa tanggapan Ibu?
"Ah Ibu mah minta mentahnya aja, buat apa voucher beginian mah?" katanya.
Ada sepasukan pisau yang menyayat-nyayat dada ketika kalimat itu sampai di telinga. Ibu tidak pernah bertanya usaha macam apa yang telah saya lakukan untuk mendapatkannya. Ibu tidak pernah tahu bahwa saya mati-matian menahan diri untuk tidak membeli buku yang saya butuhkan untuk riset dengan voucher itu hanya agar bisa diberikan kepada keluarga.
Karena waktu itu saya pikir, ada 269 Merchant Sodexo di seluruh Indonesia dan 43 di Bandung saja.
Saya tidak pernah peduli walaupun kerap kali uang hadiah habis di sana dan ketika pulang ke kosan menjalani pola hidup yang sama: makan sesedikit mungkin, kerja sebanyak mungkin.
Tak banyak yang saya inginkan ketika pulang. Saya hanya ingin dihargai sebagai perempuan dewasa yang memilih jalan hidupnya sendiri. Sebab bagi saya, strata seseorang bukan dilihat dari seberapa banyak uang yang mereka miliki.
Tapi, di kepulangan berikutnya, jika saya tidak membawa apa-apa maka saya akan kembali menjadi anak perempuan ditertawakan.
Published on August 16, 2016 09:17
August 9, 2016
Domain Berbayar, Investasi atau Sekadar Gengsi?
Gentle reminder: Jika Anda jenis pembaca yang sudah baper sejak dalam pikiran, sebaiknya Anda tutup tab dan tinggalkan postingan ini sekarang.
Sepertinya saya tidak perlu lagi menjelaskan apa itu domain berbayar, apa itu Top-Level Domain (TLD), atau apa itu domain gratis, bukan? Karena di postingan ini saya lebih tertarik untuk membahas kontroversi TLD di kalangan blogger dan freelancer . Konon, blog dengan TLD lebih berpeluang mendapatkan job daripada blog dengan domain gratis. Is it true? Bisa benar, bisa juga tidak. Da rezeki mah sudah ada yang ngatur atuh, yah?
Agar pembahasan ini objektif, maka saya melakukan riset kecil-kecilan, mengumpulkan bahan dari berbagai situs web yang terpercaya, ngobrol-ngobrol dengan blogger senior, dan tentu saja konsultasi dengan seorang pakar SEO yang gantengnya luar binasa, eh, luar biasa.*sungkem ama boss
So, menggunakan domain berbayar untuk blog ini apa sih manfaatnya? Investasi, atau sekadar menjaga gengsi?
✎Manfaat Domain Berbayar untuk BloggerWell, sebelum sampai kepada pembahasan yang lebih serius, saya ingin menyampaikan sedikit alasan kenapa dulu saya migrasi ke TLD:
Merasa keren. Ini alasan impulsif, Anda boleh mengabaikannya.Klaim. Nama Langit Amaravati cuma ada satu di dunia, tapi Internet adalah ranah penuh misteri, saya tidak akan tahu kapan ada orang iseng yang membuat situs web dengan memakai nama saya. Maka, sebelum itu terjadi, lebih baik saya cepat-cepat "mengamankan" nama ini dengan membeli domain langitamaravati.com.Miss-spell. Saya punya kesulitan mengeja kata yang memiliki konsonan bertumpuk seperti kata "blogspot", itu sebabnya saya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menulis karena sering salah eja. Bukan sekali dua kali saya salah menuliskan URL blog yang berakibat fatal. Jadi daripada saya frustrasi sepanjang masa, lebih baik URL yang panjang itu saya singkat dengan cara membeli domain, bukan? Oke, jadi inilah beberapa manfaat memiliki domain berbayar untuk blogger:
1. Meningkatkan PeringkatSebetulnya ini bukan faktor utama dan tidak terlalu penting karena algoritma Google menggunakan sekitar 200 faktor ketika menentukan peringkat sebuah situs web. Tapi kalau Anda pernah memerhatikan hasil pencarian, situs-situs dengan TLD akan muncul terlebih dahulu jika dibandingkan dengan situs dengan ekstensi .blogspot.com atau .wordpress.com.
Itu karena Google juga memperhitungkan autoritas sebuah situs web. Itu sebabnya mengapa situs dengan ekstensi seperti .com akan lebih dulu muncul daripada blog karena dianggap memiliki autoritas yang lebih tinggi.
2. Reputasi & KredibilitasMaksudnya blogger yang masih menggunakan domain gratis tidak kredibel? Bukan begitu, sih. Lebih tepatnya, karena nama URL blog adalah front-line personal branding strategy, maka ini berhubungan langsung dengan impresi. Disadari atau tidak, blog dengan TLD akan mendatangkan impresi yang lebih baik, di mata pembaca maupun brand. Impresi yang lebih baik artinya reputasi dan kredibilitas yang lebih baik pula.
3. JobKalau Anda blogger yang sudah sering menerima job review, pasti hafal betul bahwa TLD kerap dijadikan salah satu syarat untuk mendapatkan job.
"Tapi saya kenal blogger yang sampai sekarang menggunakan domain gratis tapi tetep banyak job, kok Teh."
Ya itu tadi, TLD kerap dijadikan syarat, tapi bukan satu-satunya syarat. Ketika memberikan job kepada blogger, biasanya brand mempertimbangkan pula hal lain. Bisa karena jam terbangnya, bisa karena influence-nya, bisa karena jumlah follower di medsosnya, dan lain-lain.
Di ranah monetisasi blog, mereka yang menggunakan TLD dianggap telah berinvestasi dan lebih serius melakukan monetisasi. Logikanya begini deh. Pernahkah Anda batal membeli sesuatu dari sebuah brand hanya karena mereka masih menggunakan domain gratisan? Jika konten diibaratkan sebuah produk dan blogger adalah perusahaan, kira-kira pengiklan akan lebih suka beriklan di mana?
4. Syarat Ikut Lomba
Ada gitu lomba yang menentukan TLD sebagai salah satu S&K? Ada, banyak malah. Jadi, kayaknya nggak lucu ya kalau Anda batal ikut lomba hanya gara-gara domain?
5. SEO
Jika Anda peduli dengan Search Engine Optimization (SEO) dan performa situs web di mesin pencari, maka Anda pasti paham bahwa tidak semua platform gratis bisa dioptimasi, WP misalnya. Berbeda dengan Blogspot yang kode HTML-nya bisa diedit dan dimodifikasi sedemikian rupa, kode CMS WP tidak bisa diapa-apain kalau kita masih menggunakan free account.
6. Template
Pernah lihat template ketjeh lengkap dengan grafik dan parallax yang bisa bergerak-gerak tapi cuma bisa gigit jari karena platform blog kita tidak support? Atau ingin buka online shop yang dilengkapi dengan fasilitas transaksi langsung tapi (lagi-lagi) cuma bisa gigit jari? Atau cuma saya ya yang lebih ngiler lihat template daripada lihat cowok sixpack?
Nah, kalau memakai hosting dan domain berbayar, kita bisa bebas menggunakan berbagai jenis pengaturan. Mau pakai situs web berbasis HTML 3, 5, WP, Joomla, atau apa aja deh, bisa. Mau bikin portofolio lengkap dengan template bootstrap atau landing page berdesain menggoda, bisa.
7. Tools
Ada beberapa tools atau plug-in yang tidak bisa dipasang di free account. Di WP misalnya, untuk memasang widget Alexa aja meuni ngesang.
8. Email
Merasa keren nggak sih kalau sebagai blogger terus punya alamat email dengan ekstensi nama kita sendiri seperti "hallo@langitamaravati.com"? Saya kira ini trik yang bagus untuk personal branding juga. Bagaimana menurut Anda?
✎Tip Memilih Nama DomainJika hosting diibaratkan rumah, maka akulah bunganya, eh, domain adalah alamatnya. Sama seperti fungsi alamat di dunia nyata, maka memilih nama domain juga memiliki tujuan yang sama: agar mudah ditemukan.
Sebelum Anda memutuskan membeli domain, izinkan saya memberikan sedikit tip:
1. Personal Branding
Menurut Kak Haya, personal branding adalah hal yang paling diingat oleh orang-orang ketika kita tidak sedang berada dalam satu ruangan bersama mereka. Cara paling mudah untuk mem-branding adalah dengan membuat domain dari nama sendiri. Boleh nama pena, boleh nama asli, asal jangan nama mantan.
Oh iya, menggunakan kata kunci di nama domain juga akan meningkatkan peringkat. Tapi, sekarang kita sedang membicarakan blogging dan personal branding, bukan tentang situs web lain. Lagi pula, memangnya Anda mau punya blog dengan domain seperti www.jualsepatuonline.com?
2. Bijak Memilih Ekstensi
Dot com, dot id, dot net, dot biz, dsb. memiliki karakteristik dan sinyal yang berbeda di search engine. Misalnya, dot id akan membuat blog Anda lebih mudah terdeteksi oleh pengguna di Indonesia karena dianggap lebih relevan oleh Google, tapi sulit mendapatkan global rank. Setahu saya sih begitu.
3. Hindari Simbol
Menggunakan nama domain dengan simbol cinta (contoh: www.langit-amaravati.com atau www.langit_amaravati.com) akan mengurangi kredibilitas sebuah blog atau situs web dan dianggap spam. Sebaiknya gunakan huruf tanpa simbol, walaupun nama Anda terdiri dari dua kata. Contoh: www.langitamaravati.com.
4. Ejaan
Gunakan nama yang mudah diingat dan tidak sulit dieja. Misalnya, nama Anda Salwa Isheeqa Maryam (dengan dua "e"). Sometimes, it's hard to remember apakah menggunakan "i", "e", atau "ee". Jadi, sebaiknya gunakan www.salwamaryam.com. Kalau semua suku kata dalam nama Anda sulit dieja, gimana? Cari nama lain yang sekiranya tidak membuat orang disleksia membanting keyboard, itu saja dari saya mah.
5. Panjang Karakter
Tidak selamanya yang panjang-panjang itu asyik, nama domain salah satunya. Sebaiknya, gunakan nama domain yang tidak lebih dari 15 karakter. Domain yang pendek akan lebih mudah diingat, mudah dibagikan (tidak menghabiskan jatah karakter di Twitter, misalnya), dan mengurangi typo.
6. What to Buy
Beli domain aja atau sekalian dengan hosting? Saran saya sih, sesuaikan dengan kebutuhan dan platform jenis apa yang lebih suka Anda gunakan. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, jika Anda lebih terbiasa menggunakan platform Blogspot, Anda bisa hanya membeli domain sementara hosting tetap di Blogspot. Tapi, jika Anda lebih suka menggunakan WP, saya akan menyarankan agar Anda sekalian membeli hosting agar ruang geraknya lebih luas.
Atau, jika Anda adalah seorang blogger yang sangat peduli dan menginginkan tampilan blog paling mutakhir, atau blogger yang lebih banyak infografik daripada tulisannya *lirik Diko, saya menyarankan agar Anda membeli hosting (biasanya domain diberi secara gratis). Ingin template canggih tapi nggak mau beli hosting? Ndak bisa beli domain aja, Teh? Ndak bisa, Mas, Mbak. Sejauh pengetahuan saya, hosting gratis tidak menyediakan fasilitas template HTML5. Bisa sih kode HTML-nya diedit, tapi percaya sama saya, itu akan membuat Anda frustrasi.
Pernah lihat situs web atau blog yang gambarnya bisa gogorolongan, atau apa sih bahasa Indonesianya? Hmmm ... yang bergerak-gerak gitulah. Nah, bisa di-install via cPanel. Ini contoh tampilannya:
7. Where to BuyOkeh, sekarang kita masuk ke bagian iklan *dilemparin sandal. Nggak, to be honest, ini bukan postingan berbayar, saya hanya memberikan rekomendasi. Sesuai testimoni dari teman-teman Blogger Perempuan, Anda bisa memilih dan membeli hosting, domain, atau keduanya sekaligus di Dewaweb. Kalau kredibilitas saya sebagai desainer grafis nan menawan dan tukang modif template blog masih diragukan, silakan minta testimoni langsung ke Saudari Shinta Ries atau Almazia Pratita.
Tersedia beberapa pilihan paket cloud hosting untuk personal. Lebih detailnya bisa Anda intip di sini. Kalau menurut saya sih harganya terjangkau oleh para blogger. Kalau Anda butuh bantuan, ada puluhan video tutorial dan Ninja support yang siap sedia membantu Anda.
Kok saya belum pindah hosting? Yakin mau saya pindah hosting? Yakin mau saya pake cPanel dan mengaplikasikan template blog super ketjeh dan responsif? Apa nggak semakin bahaya untuk keberlangsungan lomba blog? (Banyak cakap kali kau, Chan)
Ya, as I told you before, blog ini sedang dalam proses migrasi. Mungkin saya akan mendesain template from a scratch, entahlah, tergantung kepada siklus bulan dan tata surya.
✎Mohon maaf kalau judul postingannya agak-agak provokatif. You know me-lah, emang paling jago bikin rusuh. Tapi, kita sadari atau tidak, TLD memang memiliki pengaruh yang cukup besar bagi blogger, terutama bagi bloggerpreneur yang notabene memonetisasi blognya.
Saya cukupkan sekian postingan kali ini. Semoga bermanfaat. Oh iya, jika Anda membutuhkan bantuan terkait pilihan domain, hosting, atau instalasi template, please let me know. I'll help you as long as I can. Asal jangan minta dicarikan jodoh, da saya mah blogger atuh aikamu, bukan mak comblang.
Regards,
~eL
Published on August 09, 2016 23:01
August 8, 2016
Kehidupan Seorang Freelancer: Mitos dan Fakta
Apakah saat ini Anda sedang dalam perjalanan meninggalkan pekerjaan tetap dan mulai mencari lowongan kerja freelance? Ataukah Anda adalah fresh graduate yang tergoda dengan kisah-kisah inspiratif tentang para pekerja lepas? Hold on, dude. Sudah punya bayangan bagaimana pekerjaan seorang freelance?
Bisa bekerja di mana saja, kapan saja, duduk di belakang meja dengan kostum kesayangan: celana pendek dan kaos gembel, atau duduk di kafe sambil menyesap secangkir cappucino dan mendengarkan musik, dan lain-lain, dan lain-lain. Mungkin itu yang Anda bayangkan tentang freelancer. Well, itu benar, meski tidak sepenuhnya benar.
Percaya sama saya, di balik kisah sukses seorang freelancer, ada ribuan jam kerja di sebuah atau beberapa perusahaan yang mengasah etos kerjanya. Ada ribuan jam yang dilewatkan untuk meneguhkan keahlian. Ada ratusan jam yang dihabiskan dengan kurang kasih sayang kurang tidur, kurang makan, dan mata berkantong hitam.
Di luar sana, ada jutaan pencari kerja dengan berbagai macam tingkat pendidikan yang rela membaktikan diri untuk menjadi karyawan nine to five, datang ke kantor setiap hari, berpakaian rapi, menerima gaji setiap bulan, dan tunduk terhadap semua peraturan yang ada. Di luar sana, ada jutaan freelancer militan yang memiliki jam terbang tinggi, keahlian segudang, dan menawarkan jasa dengan harga terjangkau.
Jadi, sebelum Anda terjun bebas menjadi freelancer, ada dua hal yang ingin saya tanyakan:Keahlian apa yang bisa Anda jual? Apa bargaining power Anda? Sounds scary, huh? Memang, banyak sekali orang yang menganggap freelancer sebagai pekerjaan sepele. Tapi, faktanya tidak sesepele itu, kawan. Jujur, sejak jadi freelancer 5 tahun lalu hingga hari ini, saya selalu ingin menampar orang yang mengatakan, "Enak banget ya jadi freelancer. Kerjanya santai, dapet duit."
Santai dari Hongkong? ✎MITOS & FAKTA SEPUTAR FREELANCER
Saya tidak tahu apakah informasi ini penting bagi Anda, tapi sebelum jadi freelancer, selama bertahun-tahun saya sudah pernah bekerja di beberapa perusahaan multinasional. Dari mulai jadi Production Coordinator, Shipping Officer, HRD, dan sebagainya. Hanya di middle level? Hanya berurusan dengan ekspaktriat? Nope. Sebelum itu saya juga pernah bekerja jadi operator di pabrik, jadi pramuniaga, cleaning service, jualan nasi kuning, jualan stiker di pinggir jalan, jadi pengamen, dan lain-lain. Yaaa... saya memang sudah setua itu.
Intinya, saya cuma mau pamer bilang kalau saya cukup berpengalaman untuk mengatakan bahwa mitos tentang freelancer yang selama ini Anda dengar hanyalah omong kosong.
Well, ada banyak mitos sebetulnya, saya cuma ingin membahas beberapa.
1. Tempat KursusBanyak yang menganggap bahwa dunia freelancer adalah semacam tempat kursus sebelum terjun ke dunia kerja yang sebetulnya. Terbalik, kawan. Jika Anda pertama kali masuk ke sebuah perusahaan, Anda akan diberikan pelatihan, bukan? Di dunia freelancer, tidak ada perusahaan yang mau repot-repot melakukan coaching. Logikanya, ngapain meng-hire orang yang tidak punya basic skills jika ada freelancer lain yang lebih ready-to-use?
Jadi, jika ada perusahaan yang mengatakan, "Nggak apa-apa, kan bisa sambil belajar." Jangan senang dulu, itu bukan berarti Anda bisa belajar dari nol, itu artinya Anda hanya perlu menyesuaikan dengan goal perusahaan.
Contoh kasus. Dulu, ada seorang teman yang ingin menjadi freelance content writer dan meminta saya mencarikan pekerjaan untuknya. Saya tanya apakah dia bisa menulis, ya minimal paham teknis penulisan dasarlah. Dia bilang tidak bisa. Saya tanya lagi, berapa kecepatan mengetiknya. Dia bilang dia tidak begitu lancar mengetik. Pertanyaan ketiga, saya tanya apakah dia bisa mengoperasikan komputer dengan baik, minimal paham Ms. Office. You know what? Dia bahkan tidak bisa membuat nomor halaman.
Ketika saya meminta dia belajar dulu basic skills yang bisa dijual baru mencari pekerjaan, dia bilang, "Kan bisa sambil belajar, Chan."
Yeah, right. Memiliki semangat belajar itu bagus, sangat bagus. Tapi mungkin, semangat belajar itu akan lebih bermanfaat untuk digunakan belajar basic skills dulu sebelum coming out jadi freelancer.
Tip:
Ketika memutuskan untuk menjadi freelancer, sebaiknya Anda sudah siap dengan satu atau dua atau beberapa keahlian yang bisa dijual. Cari jenis pekerjaan yang sesuai dengan keahlian Anda.
2. Jam KerjaIya, jam kerjanya fleksibel. Iya, Anda bisa bekerja kapanpun. But, mostly, yang dimaksud dengan fleksibel bukanlah dari rentang waktu pukul 9 pagi sampai 5 sore. Saking fleksibelnya, jam kerja freelancer di-mark up sampai 24 jam, persis seperti apotek atau kantor polisi.
Kenapa? Karena Anda tidak dibayar reguler seperti pekerja tetap. Anda hanya akan dibayar jika pekerjaan selesai. Ada juga yang dibayar per jam.
Contoh:
Di Grasindo, honor saya dihitung per 1 buku (layout, kover, ilustrasi, dan infografik). Biasanya saya diberi waktu 1 minggu untuk menyelesaikannya. Syukur-syukur layoutan bisa selesai dengan jam kerja 8 jam di siang hari. Jika tidak, saya harus siap-siap begadang sampai jam 3 pagi. Editornya kejam? No. It is my responsibility. Tugas saya sebagai desainer grafis adalah menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan. That's the deal, nothing else.
Tip:
Jaga kesehatan. We never know kapan akan mendapat pekerjaan yang menuntut diselesaikan hingga bermalam-malam atau yang bisa diselesaikan hanya dalam beberapa jam.Tentukan jam biologis Anda sendiri.
3. SantaiBekerja dari rumah atau bekerja di belakang meja sambil dasteran tidak segaris lurus dengan kata santai. Since pekerjaan tidak selesai = tidak dibayar, artinya kita baru bisa santai kalau pekerjaan sudah selesai. Berbeda dengan pekerja tetap yang selangkah keluar dari kantor maka bisa menolak semua urusan pekerjaan, cara kerja freelance tidak seperti itu.
Kita, para freelancer dituntut untuk profesional, tak peduli dengan urusan-urusan personal. Di beberapa bidang, para freelancer justru lebih sibuk daripada pekerja tetap.
Kerja sambil main? Kerja di bidang yang dicintai? Apa pun labelnya, bekerja tetaplah bekerja, ada garis batas yang tidak bisa kita langgar begitu saja. Karena seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, di balik santainya seorang freelancer, ada kantung mata yang menghitam dan tidak tidur beberapa malam.
Entahlah, mungkin kisah indah yang Anda dengar hanya datang dari mereka yang masih tinggal dengan orang tua atau yang memiliki pasangan yang juga bekerja. Bukan dari seseorang yang hidup di atas kakinya sendiri.
Tip:
Pandai-pandailah manajamen waktu kalau memang ingin santai.
4. BebasYang dimaksud dengan bebas adalah bisa menanggalkan blazer dan high heels? Iya, saya setuju kalau soal itu. Tapi kalau yang dimaksud dengan bebas adalah tidak tunduk terhadap peraturan perusahaan, mungkin Anda harus kembali membuka kamus dan mencari arti kata profesional.
Banyak yang menganggap bahwa seorang freelancer boleh memiliki beberapa pekerjaan sekaligus. Iya, itu memang benar. Tapi, ada satu hal yang ingin saya ingatkan kepada Anda: tetaplah menjunjung tinggi kode etik.
Misalnya, saat ini Anda menjadi content writer dari sebuah marketplace. Di saat bersamaan, Anda diminta untuk menulis sponsored post untuk marketplace kompetitor. Kira-kira, akan Anda terima?
Tidak ada kontrak tertulis yang mengatakan Anda tidak boleh menerima sponsored post dari brand lain. Tapi saya akan menyarankan agar Anda tidak menerimanya karena alasan kode etik.
Tip:
Pekerjaan freelancer bukan hanya tentang uang, ini juga tentang dedikasi dan loyalitas.
5. AttitudeJangan pernah berpikir bahwa hanya karena Anda freelancer maka Anda bebas bersikap, bebas memposting apa saja di media sosial, bebas mengeluh tentang beban dan perusahaan tempat Anda bekerja. Attitude adalah poin penting yang sering ditekankan oleh mentor-mentor saya karena menurut mereka (dan saya setuju dengan itu) attitude yang jelek bisa menghancurkan karier seorang freelancer paling berbakat sekalipun.
I am the most gampar-able peoople at social media, tapi pernahkah Anda melihat saya mengeluh soal pekerjaan? Pernahkah Anda melihat saya ngoceh soal honor yang belum dibayar? Pernahkah Anda melihat saya membuat status yang memberikan impresi buruk tentang atasan, brand, atau perusahaan tempat saya bekerja?
Tidak semua brand yang pernah bekerja sama dengan saya berteman di media sosial. Saya bebas ngoceh kalau saya mau. Tapi saya tidak mau karena seperti nasihat Kak Haya, attitude itu penting. At least, saya terus berusaha menjaganya.
Apakah attitude berpengaruh terhadap performa seorang freelancer? Definitely, yes. Kalaupun perusahaan tempat Anda bekerja tidak melihat, akan ada PIC perusahaan lain yang melihat.
Tip:
Kalau punya masalah dengan honor yang belum dibayar, tanyakan lewat jalur pribadi.
6. Murah"Ah da aku mah apa atuh, ada yang sayang ngasih kerjaan aja udah syukur. Seridonya aja bayarannya mah."
Tarif seridonya tidak menjadi masalah jika Anda baru memulai di field baru (dengan catatan sudah punya basic skills), tapi akan menjadi masalah jika sikap seperti ini terus-menerus dilakukan karena kata seridonya kerap kali diartikan sebagai Anda bersedia dibayar murah. Ini juga akan menjadi masalah jika Anda bersedia dibayar di bawah tarif rata-rata.
Misalnya, tarif minimal layout adalah Rp3.500/halaman jadi. Saya tidak akan mau dibayar kurang dari itu karena jika saya melakukannya, itu artinya saya mencederai harga diri para desainer di seluruh Indonesia. *halah
Berbeda halnya dengan di bidang yang baru saya geluti. Misalnya, sponsored post. Saya tahu tarif minimal yang berlaku di kalangan blogger, tapi terus terang saya tidak tahu berapa value blog saya. Maka, biasanya saya meminta penawaran terlebih dahulu kepada brand. Jika sama atau lebih besar dari tarif minimal dan temanya sesuai dengan blog, maka akan saya terima. Jika fee-nya di bawah tarif minimal, tidak akan saya terima. Wuidih, katanya pemula, tapi banyak gaya. Well, iya saya memang pemula di sponsored post, tapi bukan pemula di bidang kepenulisan. Songong? Tidak ada yang bisa menghargai tenaga kita jika kita sendiri tidak melakukannya.
So, bahwa freelancer adalah mereka yang bisa dibayar murah itu mitos. Faktanya adalah bahwa setiap freelancer memiliki tarif yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan keahlian.
Tip:
Hargai setiap tenaga yang Anda keluarkan.
7. Serba BisaPernah mengenal seseorang yang bisa melakukan segala macam? Pernah mengenal seseorang yang nulis bagus, desain bagus, bisa mendesain web, paham koding, bisa dandan, bisa fotografi, dan sejuta keahlian lain? Mungkin ada, tapi kalau Anda berpikir orang itu bisa menjadi freelancer di segala bidang, sepertinya itu agak berlebihan.
Yang seru jadi manusia adalah karena kita punya kelebihan juga kekurangan, bukan? Ini bukan masalah karena Anda jago di segala bidang lalu Anda bisa meng-handle semua pekerjaan yang ditawarkan.
Oke saya kasih contoh lagi. Wait, why I always talk about myself? Ini menyalahi teknik marketing sebetulnya, tapi kalau ngomongin orang lain takutnya gibah, dosa (ditabok). Karena tahu saya bisa ngotak-ngatik template blog, ada seseorang yang meminta jasa saya. Masalahnya, blog orang itu WP sedangkan saya hanya paham Blogspot. Saya paham tentang WP, tapi hanya untuk sendiri, tidak memiliki keahlian yang bisa dijual. Karena saya lebih mementingkan kepuasan pelanggan, maka pekerjaan itu saya lemparkan ke freelancer lain yang lebih paham WP.
Menolak rezeki? Bukan, itu namanya tahu diri.
Tip:
Saran saya, miliki beberapa basic skills tapi pilihlah jenis main skills karena menjadi ahli di satu bidang lebih baik daripada bisa semua bidang tapi setengah-setengah.
✎Saya tahu, postingan ini mungkin terkesan menakut-nakuti. But believe me, saya sedih sekaligus sudah lelah mengahadapi para pemimpi yang hanya mau kerja enak tapi tidak punya bekal dan tidak mau bekerja keras. Sebuah mimpi dibangun di atas pondasi, kawan. Bukan hanya di atas mitos. Kisah sukses para freelancer yang Anda dengar saat ini hanyalah permukaan gunung es, you never know seberapa keras mereka berusaha sebelum itu.
Lima tahun lalu, ketika saya resign dari kantor, manajer saya berpesan, "Susan, saya tahu kamu memiliki bakat dan kegigihan. Tapi dunia kerja, tetap maupun lepas, sama-sama hutan rimba. Dia yang cukup kuatlah yang akan bertahan. Mereka yang lemah hanya akan berakhir dengan titel pengangguran. It's hard to let you go, kamu adalah salah satu staf terbaik yang kami miliki, tapi toh kamu sudah memilih jalan kamu sendiri. Kalau segala sesuatunya tidak berlangsung baik, jangan segan-segan untuk kembali."
Well, saya tidak tahu apakah saya sudah sukses menjadi freelancer atau belum. Tapi, semoga ini memotivasi Anda. Setelah bertahun-tahun mengasah keahlian, setelah bertahun-tahun mengenyam asam garam kehidupan pekerja lepas, I'll be proud to say that saat ini saya tidak pernah lagi mencari lowongan kerja freelance, pekerjaanlah yang mencari saya. (Ecieee ...)
Salam,
~eL
Published on August 08, 2016 01:02
August 3, 2016
[TIP] Mendapatkan Penghasilan dari Blog? Why Not?
Yang saya maksud dengan penghasilan di sini bukan hanya berupa materi yang nominalnya bisa diukur dengan angka, tapi juga penghasilan lain yang tidak kalah berharga: ilmu, teman, pengalaman, keahlian baru, dan jodoh. *ehgimana?
Dunia blog semakin hari semakin riuh, semakin banyak para blogger yang ingin mendapatkan keuntungan berupa materi dalam waktu singkat, padahal belajar menulis saja baru kemarin sore. Memang tidak salah karena itu manusiawi, tapi seperti yang dikatakan bos baru saya, kitalah yang menentukan posisi kita di muka bumi ini, bukan orang lain. Jadi, segala sesuatunya tergantung Anda.
Saya pribadi lebih senang menetapkan keseimbangan antara idealisme dengan realitas. Maksudnya, saya tidak keberatan menggunakan blog untuk mendapatkan materi, tapi bersamaan dengan itu saya tidak lantas menjual idealisme. Contoh, setiap placement article yang masuk ke blog ini akan di-screening dan diedit baik itu dari sisi teknis maupun konten. Karena saya tahu, meloloskan artikel mereka tanpa uji kelayakan sama saja dengan mempertaruhkan karier kepenulisan yang sudah saya bangun sejak 21 tahun silam. Itu sebabnya mengapa sebelum menyetujuinya, saya selalu bertanya apakah artikelnya boleh diedit atau tidak.
Kalau kualitas artikelnya "parah" sekali, biasanya saya akan menolak. Songong? Uang bisa dicari, Mas, Mbak. Brand datang dan pergi. Tapi standar kualitas dibangun dengan berdarah-darah, naif kalau saya menghancurkannya begitu saja. It is my blog, my rule. End of conversation. *ditabok
✎CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI BLOGKonon, ada 1001 cara untuk mendapatkan penghasilan dari blog. Ada cara-cara elegan, ada pula yang brutal. As I said before, segala sesuatunya tergantung kepada Anda. Oke, tanpa banyak prakata lagi, begini cara saya mendapatkan penghasilan dari blog:
1. Lomba BlogIkut lomba blog itu seperti melemparkan dadu, kadang menang, kadang kalah. Tapi, saya yakin semua blogger juga tahu bahwa lomba blog adalah "ladang" yang cukup menggiurkan. Jika menang, jumlah penghasilan berupa materi biasanya cukup besar, tergantung lombanya. Sampai hari ini, hadiah lomba paling besar yang pernah saya dapat adalah 5 juta rupiah, lebih dari itu belum pernah. Jika Anda ingin tahu bagaimana rasanya mendapatkan hadiah lomba sebesar puluhan juta, coba tanya Mbak Arin atau Mbak Ira Guslina.
Keuntungan lain dari ikut lomba blog adalah melatih keahlian menulis. Ini yang tidak bisa dinilai dengan uang. Selama ikut lomba blog, saya sudah pernah mencoba berbagai gaya dan posisi. Pada saat bersamaan, saya juga melatih keahlian mendesain.
Tip: Pilih lomba blog yang temanya Anda kuasai dan sukai, bukan tema yang akan membuat Anda frustrasi.Bacaan lanjutan: "11 Mantra untuk Memenangkan Lomba Blog"
2. Sponsored PostSponsored post atau postingan berbayar tentu sudah Anda kenal. Pengertian mudahnya sih, Anda diminta untuk menulis tentang sebuah topik berdasarkan syarat dan ketentuan brand dan Anda dibayar untuk itu. Placement article dan endorse saya masukkan ke dalam kategori sponsored post juga. Bayarannya bisa berupa produk, uang, voucher, atau gabungan beberapa di antaranya.
Penghasilan yang berupa materi tentu berbeda-beda, tergantung kepada tarif setiap blogger. Ada yang ratusan ribu, ada pula yang sampai jutaan rupiah. Para blogger militan biasanya sudah punya ratecard atau daftar tarif tersendiri, sementara blogger mualaf seperti saya kadang masih suka-suka menentukan tarif.
Dari mana mendapatkan sponsored post? Sponsored post bisa datang dari berbagai sumber. Ini beberapa sumber yang saya tahu:
Grup/komunitas. Beberapa grup atau komunitas biasanya memposting informasi tentang job review. Tentu saja disertai dengan syarat dan ketentuan. Misalnya, jumlah follower Twitter sekian, Alexa rank sekian, Klout Score sekian. Cara apply-nya pun tidak begitu sulit, biasanya hanya diminta nama, nomor telepon, email, dan URL blog. Brand. Ada beberapa brand yang lebih senang menghubungi blogger secara langsung. Itu sebabnya mengapa laman "About Me" yang dilengkapi dengan kontak sangat penting. Agar brand bisa dengan mudah menghubungi Anda. Jangan lupa pula untuk mencantumkan kontak (email, nomor telepon, or whatsoever) di profil media sosial yang Anda miliki. Dari mana brand mendapatkan informasi blog Anda? Dari banyak sumber. Dari daftar pemenang lomba blog, misalnya. Rekomendasi. Have I told you bahwa membangun jaringan dengan sesama blogger itu sangat penting? Kadang, ketika seorang blogger di-hire untuk sponsored post, brand juga meminta rekomendasi blogger lain. Jadi, baek-baeklah kepada blogger yang sering dapet job, siapa tahu direkomendasikan. *eheum Agensi. Siapa bilang cuma artis yang punya agensi? Kita para blogger juga punya agensi, banyak malah. Fungsi agensi adalah menghubungkan brand dengan influencer atau blogger dan mereka mendapatkan fee untuk itu. Keuntungan tergabung dengan agensi adalah kita tidak perlu kukurilingan mencari job karena sudah tersedia di situs web agensi. Caranya juga mudah, Anda hanya perlu mendaftar, mengisi profil, mengajukan proposal penawaran kepada brand jika ada job posting. Contoh: Sociabuzz.
Tip: Buatlah sebuah sponsored post yang se-soft selling mungkin. Karena blogger "menjual" manfaat, bukan produknya.Contoh sponsored post soft selling: "Selamat Tinggal Anyang-Anyangan!"
3. ReportaseAnda sudah pernah datang ke event-event yang diadakan oleh brand? Sudah pernah merasakan mendapat "uang transport"? Well, harap diingat bahwa saya tidak menyarankan Anda untuk hanya pergi meliput ke event-event yang menyediakan uang transport. Saya hanya sedang mengatakan bahwa ya, ada beberapa event yang memberikan benefit berupa materi.
Apakah dengan menerima bayaran seperti ini artinya Anda adalah blogger mata duitan? Nope. I called it rational. I mean, emang kalau ada orang ngasih duit karena Anda datang ke acaranya dan menulis liputan terus Anda akan menolak? Pamali menolak rezeki teh, aikamu. Saya sendiri kerap menganggap itu sebagai "sponsored post terselubung".
Tip: Setiap kali datang ke event, dibayar atau tidak, pastikan Anda tetap menulis reportase. Biar disayang brand? Bukan, tapi untuk belajar dan mengasah teknik-teknik jurnalistik.Bacaan lanjutan: "How to Be a Bloggerpreneur."
4. BuzzerPerlukah saya menjelaskan poin yang ini? Saya yakin deh, pasti Anda sudah pernah menjadi buzzer dari brand atau campaign tertentu. Buzzer biasanya bergerak di berbagai media sosial, paling banyak sih di Twitter.
Tarif buzzer juga bervariasi, dari mulai 50 ribu/twit sampai jutaan rupiah. Tergantung jumlah follower dan seberapa berpengaruh si buzzer. Jutaan? Seriously, konon tarif Agnez Mo sekitar 8 juta untuk satu kali retweet. Dari mana pekerjaan buzzer ini berasal? Sama seperti sponsored post, ada yang dari komunitas, brand, agensi, dan rekomendasi.
Tip: Ketika Anda sedang menjadi buzzer dari brand A, pastikan Anda tidak menjadi buzzer atau menghadiri event dan livetweet untuk brand kompetitornya. For the God sake, be a professional, will you?
5. Jual DiriAha. Ini poin yang paling menarik kalau menurut saya. Sebetulnya, jual diri tidak berhubungan langsung dengan blog yang Anda kelola, melainkan dengan keahlian yang Anda punya. Misalnya, Anda kerap membuat postingan atau tutorial fotografi. Pembaca akan notice kalau Anda adalah fotografer, bukan? Nah, ketika ada pembaca yang sedang membutuhkan jasa fotografer, bukan tidak mungkin dia akan menghubungi Anda.
Tip: Asah terus keahlian yang Anda miliki.Bacaan lanjutan: "How to Jual Diri di Internet" ✎Setiap blogger, yang pemula maupun yang militan, tentu ingin menghasilkan sesuatu dari blognya. Entah itu sekadar pembaca, pengetahuan, teman, atau materi. Namun, selama saya berkecimpung di dunia blogging, ada satu hal yang saya pahami, bahwa tidak ada seorang pun yang sanggup menetapkan batas antara realitas dengan idealisme kecuali saya sendiri.
Karena uang adalah benda penuh paradoks. Uang bisa mengubah siapa saja, termasuk saya, termasuk Anda. Uang bisa pula membuat seseorang menggadaikan idealismenya, mempertaruhkan kualitas penulisannya.
Sekali lagi, mau memonetisasi blog atau tidak, segala sesuatunya tergantung Anda. Pesan saya cuma satu: kalau ada brand yang meminta rekomendasi blogger berdedikasi, you know where to contact me. #eh
Cheers,~eL
Published on August 03, 2016 03:27
July 30, 2016
Menikmati 4 Hidangan Lezat Khas Parapat
Foto: whoareyou-iamindonesian.blogspot.co.id/Parapat merupakan kawasan yang cukup indah dengan panorama Danau Toba dan Pulau Samosirnya. Jika Anda bepergian ke kawasan ini, tidak perlu heran ketika menemui banyak sekali turis lokal dan mancanegara yang tengah menghabiskan waktu liburannya di sini karena Danau Toba merupakan salah satu destinasi favorit yang ada di Parapat.
Kawasan Parapat tidak hanya memiliki objek wisata Danau Toba, masih banyak destinasi lain yang layak untuk dikunjungi. Agar lebih nyaman, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan daripada menggunakan kendaraan umum, karena dengan kendaraan pribadi kita akan lebih leluasa dan mudah untuk menuju berbagai lokasi objek wisata.
Karena pemandangan alamnya yang indah dan masih alami, berkeliling kawasan Parapat bisa menjadi sebuah refreshing. Kita tidak akan pernah bosan dengan pemandangan di sepanjang jalan meski harus menempuh 4 jam perjalanan dari pusat Kota Medan. Rasa lelah setelah perjalanan pasti ada, tapi rasa lelah itu akan hilang saat tiba di Parapat, apalagi setelah tiba di salah satu penginapan yang ada di sana.
Di Parapat memang cukup banyak tempat penginapan, dari hotel kelas melati hingga hotel berbintang. Jika Anda akan berkunjung ke sana, apalagi ketika musim liburan panjang, sebaiknya booking hotel jauh-jauh hari sebelumnya agar tidak kehabisan kamar. Anda bisa mem-booking kamar hotel via Traveloka, bahkan bisa sekalian cek harga kamar yang tersedia.
✎Makanan Khas ParapatSelain keindahan alamnya, bagi Anda yang gemar menjajaki dunia kuliner, Anda juga bisa memanjakan lindah petualang Anda. Di Parapat, terdapat beberapa kuliner khas yang sayang sekali untuk dilewatkan. Berikut beberapa ulasannya:
1. Dolung
Foto: gobatak.comParapat memiliki jajanan khas, yaitu dolung. Jika pertama kali mencicipi dolung, rasanya mungkin tidak akan begitu asing di lidah Anda. Rasa dolung nyaris sama seperti jajanan tradisional khas
Jawa karena memang bahannya hampir sama, sama-sama terbuat dari tepung beras. Yang menjadi ciri khas dolung adalah jajanan ini dimasak dengan dibungkus daun bambu sehingga aromanya cukup kuat. Dari situlah cita rasanya yang lezat berasal.
2. Mi Gomak
Foto: makeslifetastier.comMi gomak adalah salah satu jajanan khas Batak yang bisa kita temui di Parapat. Rasanya tidak jauh beda dengan mi Aceh. Bedanya ada pada rasa pedasnya yang khas. Jika Anda tidak terlalu suka pedas, bisa kok memesan dengan tingkat kepedasan sesuai selera.
Bentuk mi gombak besar-besar seperti spageti. Aroma dan cita rasanya yang khas dan kuat berasal dari rempat-rempah dan bumbu khas Batak.
3. Pizza Andaliman
Foto: medan.tribunnews.comPizza andaliman merupakan salah satu makanan khas favorit di Parapat. Makanan ini cukup unik karena seperti kita tahu, pizza merupakan makanan khas Italia. Nah, perbedaan antara pizza yang khas Italia dengan pizza khas Parapat terletak pada topping dan bumbu-bumbu yang digunakannya. Alih-alih bumbu Italia, pizza Andaliman menggunakan bahan dan bumbu khas Sumatera. Rasanya pun benar-benar khas Sumatera, meski tentu saja kelezatannya tidak kalah dengan pizza dari Italia.
Seperti pizza pada umumnya, andaliman juga ditaburi dengan parutan keju. Kita juga bisa meminta tambahan taburan keju jika suka. Meski harganya lebih murah jika dibandingkan dengan pizza di restoran mahal, tapi rasanya tidak kalah nikmat, kok.
4. Ikan Pora-Pora
Foto: food.detik.comSatu lagi makanan khas Parapat, yaitu ikan pora-pora. Ketika pertama kali melihatnya, mungkin Anda akan berpikir bahwa rasanya sama dengan ikan asin atau ikan wader dengan ukuran yang lebih besar. Namun, jangan salah, rasanya justru lebih gurih dan lezat karena dimasak dengan bumbu rica-rica. Biasanya, ikan ini disajikan dengan sambal dan jeruk nipis.
Banyak juga yang mengatakan bahwa ikan ini bergizi tinggi dan direkomendasikan untuk anak-anak yang mengalami kekurangan gizi. Cukup pantas untuk dijadikan buah tangan untuk teman atau kerabat di rumah, bukan?
✎Nah, itulah beberapa makanan lezat khas Parapat yang bisa memanjakan lidah Anda. Selain keempat makanan tersebut, masih banyak makanan khas lain yang bisa Anda jajaki atau dijadikan oleh-oleh ketika Anda pulang berlibur dari sini.
See you and have a nice trip.
Regards,
~eL
Published on July 30, 2016 16:41
July 29, 2016
[APPS] Mumu Indonesia, My Personal Shopper
Berapa banyak waktu yang Anda perlukan untuk belanja keperluan bulanan? Saya? Nyaris seharian. Bandung dan Cimahi adalah kota yang macetnya sudah berada di ambang kewarasan. Dibutuhkan waktu berjam-jam dari dan ke supermarket langganan. Itu kendala pertama. Kendala kedua adalah gelora naluri perempuan (((gelora))). I mean, sering kali apa yang dituliskan di daftar belanja jauh berbeda dengan yang kita bawa pulang. Bujet awal kerap kali membengkak hingga dua atau tiga kali lipatnya. Contoh, yang tadinya tidak butuh toples tiba-tiba jadi butuh hanya karena toplesnya lucu. Atau, yang tadinya tidak butuh wajan, jadi butuh hanya karena ada wajan bermotif bunga-bunga dan warnanya sesuai dengan color tone dapur. Sounds familiar, huh?
Iya, pasar swalayan adalah tempat berbahaya bagi para perempuan.
Andaikan bisa, saya lebih suka duduk di depan komputer dan menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda daripada menghabiskan waktu untuk belanja. Belum lagi kalau harus belanja sambil bawa Aksa. Dia kan hobi banget tuh menjatuhkan display sehingga terjadi kehebohan. Selain itu, dia punya hobi caper ke SPG.
“Ibu Peri, kabulkanlah permintaan mamah-mamah pemalas nan sibuk ini. Kirimkanlah seorang personal shopper yang memudahkan saya berbelanja kebutuhan bulanan.”
Permintaan saya pun dikabulkan. Lalu, tring! Dikirimkanlah akang-akang berbaju hijau ini. :D

[image error]
Bukan, akang-akang itu jelas bukan kiriman Ibu Peri meski saya menganggapnya begitu, dia adalah Muvers, tim Mumu Indonesia yang membantu saya berbelanja groceries di LotteMart Festival City Link dan mengantarkannya tepat ke pintu kosan saya.
✎BELANJA MUDAH BELANJA MURAHMumu Indonesia atau Mumu ID adalah sebuah platform yang menyediakan jasa pengantaran belanja. Apakah ini toko? Oh, tentu saja bukan. Kita tetap berbelanja di supermarket langganan kita, bedanya adalah mereka yang melakukan belanja dan mengantarkannya ke rumah. Udah kayak punya personal shopper.
Nah, hari Senin kemarin (25 Juli 2016), saya memang sedang membutuhkan diapers, susu, dan beberapa item lain. Sayangnya saya tidak bisa pergi ke supermarket karena seminggu ini saya memang super sibuk (Emang kapan sih lu nggak sibuk, Chan?), lagi pula pergi ke supermarket di saat bujet pas-pasan saya kira bukan langkah bijaksana.
Jadi mulailah saya pilih-pilih item yang saya butuhkan di LotteMart. Lalu, voila, belanjaan saya dikirim dalam waktu 1 jam, sesuai janji mereka.
For your reference, ini beberapa manfaat yang saya rasakan ketika berbelanja via Mumu ID:
1. MudahAda dua macam cara belanja, via web dan aplikasi. Kemarin sih saya belanja via aplikasi karena lebih mudah swipe-swipe-nya. Kita tinggal pilih barang, placed order, bayar, udah deh barang dikirimkan. Nggak perlu kena macet, nggak perlu dorong-dorong troli, nggak perlu khilaf cuci mata ke barang lain.
Hingga saat ini Mumu ID menyediakan layanan untuk Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Tangerang, Bandung, Surabaya, dan Medan (Bekasi coming soon). Bekerja sama dengan supermarket-supermarket yang ada di kota tersebut. Kalau di Bandung baru dengan LotteMart. Kabarnya sih daftar supermarket ini akan terus bertambah.
Mungkin Anda bertanya-tanya, saya kan di Cimahi, kok bisa menggunakan layanan Mumu ID? Ya karena tempat saya masuk coverage pelayanan mereka. Sukahaji-Cibabat mah deket atuh, Cuma 8.5 Km. Emang deket, tapi jalur ke sana adalah jalur macet sehingga kadang saya jadi malas kalau harus belanja.
2. CepatSaya placed order pukul 12.11 siang untuk pengantaran pukul 13.00-14.00, belanjaan tiba pukul 14.06. Lebih 6 menit sih, karena sebelumnya akang-akang Muvers harus nanya-nanya dulu letak kosan saya yang memang jauh dari mulut gang.
Dalam waktu 1 jam itu, saya bisa makan siang, menulis 1 draft blogpost, komunikasi dengan kustomer, mendesain 1 banner. Kalau belanja biasa nih, saya berangkat pukul 12.00, pulangnya bisa-bisa pukul 5 sore.
Sebagai bahan renungan pertimbangan, saya berikan komparasi efisiensi waktu belanja konvensional vs Mumu ID:
3. TerkendaliKebiasaan para perempuan itu sering menyalahi daftar belanja. Selain alasan-alasan impulsif yang saya ceritakan di awal, kadang kita juga sering ilusif. Pas lihat deterjen, tiba-tiba ingin beli deterjen karena merasa stoknya sudah habis, padahal tidak. Nah, waktu belanja di Mumu, saya bisa dengan mudah memeriksa persediaan groceries yang ada di kosan. Nggak lagi berilusi, “Bentar, bentar, perlengkapan mandi Aksa yang habis itu shampoo apa sabun ya? Ah udah deh beli dua-duanya.”Dengan begini coba bayangkan berapa banyak bujet bulanan yang bisa diselamatkan?
4. AmanTakut belanjaan kita dibawa kabur atau nggak sampai? Ya nggak, dong. Karena ada dua macam pilihan pembayaran: Cash on Delivery (COD) dan via CC. Bagi perempuan males dandan seperti saya, berbelanja via Mumu juga aman karena nggak harus ganti baju untuk pergi ke supermarket. You know what? Saya pernah nekad pergi ke supermarket dengan kostum harian (celana pendek + kaos dekil + sandal jepit), alhasil selama belanja saya diikuti satpam. Jadi, kali ini Anda bisa belanja bulanan sambil masih dasteran.
5. MurahMungkin Anda akan bertanya, harga item-itemnya sama nggak dengan yang di supermarket? Sama, lho. Beneran. Diapers Aksa malah lebih murah 500 rupiah dari terakhir kali saya beli di supermarket yang berbeda.
Murah di sini juga hemat ongkos. Memang sih, ada biaya pengiriman sebesar 15 ribu rupiah. Tapi lebih murah jika dibandingkan dengan pergi sendiri ke supermarket.
✎SHOPPING GUIDESaya yakin sih kalau Anda semua pasti sudah familiar dan jago menggunakan berbagai aplikasi, terutama aplikasi belanja. Tapi, saya akan dengan senang hati berbagi how to belanja via Mumu ID:
✎Menurut saya, layanan seperti yang disediakan oleh Mumu Indonesia ini memiliki banyak manfaat, terutama bagi mereka yang dibebat kesibukan. Saya saja yang pengangguran terselubung ini perlu kok, apalagi mereka yang ngantor di kota besar seperti Jakarta atau yang memiliki bayi dan tidak bisa keluar rumah untuk berbelanja.
Anda yang ngantor misalnya, bisa banget belanja groceries ketika Anda bahkan masih di belakang meja. Barang belanjaan bisa dikirim ke kantor atau ke rumah Anda, waktu pengantaran bisa disesuaikan. Atau Anda yang masih punya bayi, tidak punya asisten rumah tangga, dan kerepotan belanja barang-barang kebutuhan sehari-hari, it help you much. Believe me, I feel you. Saya tahu banget rasanya bagaimana pasca melahirkan, tinggal berdua dengan Aksa di kosan, dan tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa ketika harus belanja kebutuhan sehari-hari.
Oh iya, untuk Anda yang pertama kali menggunakan Mumu ID dan belanja minimal 300 ribu rupiah, ada benefit diskon sebesar 25 ribu rupiah plus free delivery. Caranya mudah, tinggal masukkan kode kupon pada saat Placed Order.
[image error]
Oke deh, saya cukupkan sekian cerita saya tentang betapa mudahnya berbelanja groceries dengan Mumu ID. Jika masih membutuhkan referensi, please feel free untuk jalan-jalan ke website dan mengunduh aplikasinya di sini. Have a good day.
Regards,
~eL
Published on July 29, 2016 00:02
July 27, 2016
[REPORTASE] Public Speaking for Business Woman
Foto: Yasinta AstutiInti dari public speaking adalah kepercayaan diri.- Atalia Praratya
Begitu banyak perempuan yang pandai berbisnis, beromzet jutaan, puluhan juta, bahkan ratusan juta, memiliki ide-ide brilian dalam usaha, namun ketika harus berbicara di depan umum mereka gagap luar biasa. Itu hanya contoh kecil, masih banyak contoh lain, rekam jejak para pembicara yang gagal menyampaikan pesan hanya karena kurang ahli dan tidak mengetahui teknik-teknik public speaking. Untuk itulah seminar bertajuk "Public Speaking for Business Woman" ini diadakan. Agar para perempuan baik yang sudah punya bisnis ataupun yang baru merintis mampu berbicara di depan umum tanpa gugup atau terdengar membosankan.
Seminar ini diselenggarakan oleh Indiscript Training Center, pada hari Minggu, 24 Juli 2016, di Hotel Harris, Festival City Link, Bandung. Dua pembicaranya, Teh Indari Mastuti dan Teh Atalia Praratya, menyampaikan poin per poin kepada sekitar 50 orang perempuan yang mengikuti seminar.
Apa Itu Public Speaking?Public speaking adalah cara berbicara atau menyampaikan gagasan yang efektif dan efisien. Kalau bisa berbicara 5 menit kenapa harus berbicara 50 menit? Begitu yang disampaikan Teh Iin, nama panggilan Teh Indari Mastuti.
Sepenting Apakah Public Speaking?Public speaking tidak hanya diperlukan oleh para pebisnis, melainkan oleh semua orang dari berbagai profesi. Bahkan, ketika berkomunikasi dengan suami, anak, atau tetangga pun kita tetap memerlukan teknik public speaking.
Apakah Public Speaking Hanya Berbicara di Depan Umum?Menurut Teh Iin, public speaking adalah keahlian komunikasi antara komunikator dengan komunikan, tak peduli jumlah audiens atau komunikannya. Mau 10 orang, mau 2 orang, tetap dinamakan public speaking.
HAL-HAL SERU KETIKA SEMINARApa yang terjadi ketika 50 orang perempuan pebisnis yang sebagian besarnya belum saling mengenal disatukan dalam sebuah ruangan? Ngobrol? Saling memprospek? Curhat? Mungkin iya, mungkin juga tidak.
Seperti yang saya saksikan sendiri di seminar kemarin, kami malah berkumpul dengan orang-orang yang sudah kami kenal sebelumnya. Padahal nyaris semua dari kami sudah memiliki bisnis, seminar dan bertemu banyak orang seharusnya menjadi kesempatan besar untuk menambah jaringan.
Itu sebabnya Teh Iin meminta kami bertukar tempat duduk agar setiap meja berisi orang-orang yang sebelumnya belum saling mengenal. Sebelum sesi dimulai, kami diminta berkeliling ke seluruh ruangan, saling berkenalan, mengumpulkan sebanyak-banyaknya kontak. Karena saya membawa kartu nama (benda wajib bawa untuk acara-acara seperti ini) saya sih tinggal sebar-sebarin, sayang tidak semua membawa kartu nama sehingga nomor kontak harus dituliskan di kertas dan ini, IMHO, memakan waktu.
Blogger harus siap dengan kartu namaFoto: Yasinta Astuti
Model: Tantri Kotak, eh Langit Amaravati
Setelah sesi berkenalan, Teh Iin menyampaikan materi, tentu dengan keluwesan luar biasa *euheum. Yaiyalah, beliau mah sudah terbiasa berbicara di depan umum. Eh, tapi jangan salah, keahlian public speaking yang Teh Iin miliki sekarang ini bukanlah keahlian instan, melainkan sudah dilatih selama bertahun-tahun. Jadi begitulah, untuk bisa ahli menyampaikan gagasan di hadapan orang-orang, yang diperlukan adalah latihan, latihan, dan latihan.
15 Teknik Public Speaking untuk PebisnisKelima belas teknik ini tidak dijelaskan sekaligus, tapi dibagi per-3 teknik lalu diselingi dengan praktik. Ini nih yang seru. Setiap meja/grup dipersilakan untuk mengirim perwakilannya maju ke depan dan mempraktikkan teknik yang sudah dijelaskan. Satu orang bertugas untuk merekam videonya agar si pembicara bisa melihat bagaimana ketika ia berbicara di depan publik. Tugas grup lainnya? Memberi penilaian secara objektif.
Setelah satu sesi teori dan praktik selesai, akan dipilih best speaker berdasarkan jumlah penilaian dan diberi hadiah. Ini seru dan menyenangkan. Saya pribadi yang cenderung banyak omong malah degdegan luar binasa ketika berbicara di hadapan publik, pun dengan ibu-ibu lainnya. But, we did it. Karena tekniknya mudah diingat dan dipraktikkan, kegugupan kami berkurang. Meski yaaa ... masih harus banyak latihan.
Semua orang di grup mendapatkan kesempatan untuk maju ke depan, menjajal keahlian sekaligus menangani kegugupan. Suasana ruangan menjadi hangat dan meriah ketika sesi praktik ini. Seru pokoknya mah.
Menjadi Sekoci Keluarga
Selain materi public speaking, juga ada presentasi dari Kudo sebagai salah satu sponsor. Kudo menjelaskan bahwa setiap perempuan adalah sekoci di tengah keluarga, sekoci yang bisa menyelamatkan jika kapal terancam karam. Filosofi yang membuat bulu kuduk merinding mengingat selama ini belum semua perempuan mandiri secara ekonomi.
Kami, sebagai para pebisnis dan calon pebisnis kembali diingatkan bahwa memiliki penghasilan sendiri bukan semata-mata karena motif ekonomi atau materi, melainkan karena kami, para perempuan, memiliki hak yang sama untuk berkespresi. Juga memiliki hak yang sama dalam memulai usaha.
Sesi Teh Atalia Praratya
Hal seru lainnya adalah sesinya Teh Atalia Praratya a.k.a si Cintanya Kang Emil. Teh Cinta eh Atalia, menyampaikan materi penuh gizi tentang public speaking. Salah satunya adalah bahwa inti dari public speaking adalah kepercayaan diri.
Materi yang disampaikan Teh Atalia dengan Teh Iin berbeda secara konten, jadi kedua materi mereka saling melengkapi. Kami-kami yang masih sering gugupan ini jadi merasa tercerahkan, walau ketika harus praktik tetap saja gugup. Yaaa ... masih harus banyak latihan.
♥♥♥Seminar yang dimulai pukul 8 pagi ini harus selesai pukul 4 sore. Banyak ilmu baru, banyak kenalan baru, dan tentu saja membawa semangat baru. Oh iya, teman-teman peserta seminar bukan hanya mereka yang berasal dari Bandung, lho. Ada juga yang jauh-jauh datang dari Tasik, Jakarta, Bekasi, bahkan Yogyakarta. Luar biasa, bukan?
Kami yang tadinya hanya berkumpul dengan orang-orang yang kami kenal, lama-kelamaan mulai mencair dan ngobrol dengan peserta lain. Saling bertanya usaha apa, bertukar kontak, dan tidak lupa saling add akun media sosial setelahnya.
Well, sekian cerita saya. Sampai jumpa di acara-acara seru lainnya.
Regards,
~eL
Published on July 27, 2016 21:43
Dari Debu ke Debu, dari Abu ke Abu
"Tuhan ... Tuhan ... Tuhan ...."Tiga tahun lalu, seorang perempuan meringkuk di sudut ruangan dengan mata berkaca dan bibir bergetar-getar. Jika usia bisa dipangkas begitu saja, ia ingin sekali mati saat itu juga. Baginya hidup sekadar neraka yang membuat ia terbakar dan tersiksa."Tuhan ... Tuhan ... Tuhan ...."
Ia kembali merintih, memanggil satu nama, meminta pertolongan. Sebab ada rasa sakit yang tak sanggup ia hela meski dengan sekuat tenaga. Badannya bergetar ketika peristiwa demi peristiwa berkelebat di kepalanya. Ketika suaminya, lelaki yang nyaris ia anggap sebagai dewa, memperkenalkan perempuan lain sebagai pengganti dirinya. Ketika suaminya, ayah dari anak yang tengah ia kandung, tidak mengakui janin yang berdetak di dalam rahimnya. Ketika ia untuk pertama kalinya berlutut di hadapan seorang manusia, menangis sepenuh luka, meneriakkan kalimat yang tak akan pernah ia lupa, "Ayah, ini anak kamu, Ayah ...."
Tapi lelaki itu pergi. Kepada hati yang lain. Kepada pelukan perempuan lain.
"Tuhan ... Tuhan ... Tuhan ..."
Di kamar yang gelap, di tengah malam yang senyap. Ketika semua orang pergi. Ketika orang-orang yang dia anggap teman mulai menganggapnya drama atau nyaris gila. Ketika seluruh dunia seakan tertawa menyaksikannya terpuruk ke jurang paling dalam. Hanya satu nama itulah yang ia harapkan.
"Tuhan ... aku ingin sekali berhenti percaya kepadaMu. Aku bahkan sudah melepaskan diriku sendiri dari belenggu agama, candu yang selama ini ia, suamiku, isap setiap saat namun tak jua menjadikannya manusia. Namun, ada setitik nyala di dalam sini, nyala yang membuatku senantiasa percaya kepadaMu. Kali ini, aku tak akan meminta apa-apa. Kau sudah tahu jalan ceritanya. Lakukan saja apa mauMu. Kuserahkan diriku sepenuhnya kepadaMu."
♥♥♥Ia, perempuan itu, tidak pernah tahu apakah Tuhan memang sedang berbaik hati atau justru mengazabnya berkali-kali. Yang ia tahu, ia hanya percaya, segala sesuatu di luar itu tak lagi dipedulikannya. Baginya, doa pantas dipanjatkan oleh siapa saja. Termasuk olehnya.
Ketika ia dengan mata kepala sendiri, tanpa sengaja membaca pesan demi pesan suaminya dengan perempuan lain, pesan berisi janji pernikahan, janji-janji pertemuan, dan percakapan-percakapan yang membuatnya ingin muntah, ia patah-sepatah patahnya. Ia bahkan tidak tahu jika suami yang selama 9 bulan pernikahan begitu ia hormati ternyata tak lebih dari bajingan, lelaki yang menyimpan hatinya di selangkangan.
Satu jawaban dari sebuah doa.
Ketika suaminya datang, menyampaikan hal-hal yang menjijikkan. Mengatakan dengan lantang bahwa ia dengan perempuan lain itu sudah pernah melalui malam-malam bersama, ia tak sanggup menahan retakan di dada.
Dua jawaban dari sebuah doa.
Ketika janin yang tengah ia kandung pada akhirnya luruh dari rahimnya, diambil kembali oleh Sang Pemilik, ia hanya menangis di sudut kamar mandi. Tak ada yang bisa menandingi rasa sakit seorang ibu saat kehilangan buah hati. Dengan segenap luka ia meminta, "Tuhan, kembalikan Ziarre padaku."
Tiga jawaban dari sebuah doa.
Ketika satu per satu peristiwa datang dan hilang. Ketika satu per satu doa penyerahan dirinya dikabulkan. Ia memutuskan mati untuk yang terakhir kali.
♥♥♥Perempuan itu, Skylashtar Maryam, mati tiga tahun lalu. Hidup kembali dengan nama baru: Langit Amaravati.
Namun, hidup sejatinya adalah perputaran samsara. Dan rantai karma yang membelenggunya belum usai, masih ada satu doa yang ditangguhkan oleh Tuhan. Doa yang kemudian dikabulkan tak lama kemudian.
...
bersambung
Published on July 27, 2016 00:05
Mimpi dan Ilusi
- Skylashtar Maryam's profile
- 8 followers
Skylashtar Maryam isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.

