Trinity's Blog, page 17

September 5, 2014

[Buku Baru] The Naked Traveler: 1 Year Round-the-World Trip

#TNTrtw


Segera terbit buku terbaru saya berjudul The Naked Traveler: 1 Year Round-the-World Trip (hashtag: #TNTrtw).

Buku ini adalah kumpulan cerita dari perjalanan saya keliling dunia ke 22 negara selama satu tahun penuh pada Oktober 2012-Oktober 2013.

Karena ceritanya panjang, maka buku ini akan terbagi dua; Part 1 dan Part 2, yang akan terbit sekaligus pada waktu yang sama. Bisa dikatakan ini adalah seri kelima dari buku The Naked Traveler yang sudah kita tunggu bersama.

Diterbitkan oleh Bentang Pustaka, harganya masing-masing Rp 69.000,- dan merupakan Special Edition karena isinya full color!


Launching #TNTrtw





Hari/Tanggal: Selasa, 9 September 2014

Jam:                 19.00 – 20.00 WIB
Tempat:           Gramedia Grand Indonesia, East Mall Lantai 3A, Jakarta Pusat

Silakan datang langsung, acaranya gratis kok. Beli buku-bukunya di sana supaya bisa sekalian dapat tanda tangan saya dan foto bareng :) Ingat lho, persediaan terbatas!


Pada acara tersebut, akan launching juga buku seri “The Naked Traveler” 1-4 Edisi Republish dengan tampilan yang lebih menarik seperti ini:




TNT Republish




Tidak bisa hadir ke acara launching tersebut? Atau tidak sabar buku #TNTrtw sampai di kota Anda? Anda bisa melakukan PO (Pre Order) buku #TNTrtw pada 1-7 September 2014 melalui toko-toko buku online, seperti @mizanstore, @kutukutubuku, @inibuku, @bukabuku, @pengenbuku, @bukukita, @tokobaca, @temanbuku, @parcelbuku, @bucanban, @bukubukularis, @bookoopedia, dan akan mendapat diskon 15-20%.


555 set buku pertama akan mendapatkan langsung tanda tangan saya dan bonus postcard keren foto-foto perjalanan saya.

Jangan lupa kumpulkan struk pembeliannya untuk memenangkan hadiah GRATIS Nobar Timnas U-19 berlaga di AFF + jalan-jalan di Myanmar bareng saya pada Oktober 2014. Sertakan nama, alamat, nomor telepon, nomor KTP dan paspor ke promosi@bentangpustaka.com

Khusus Anda yang tinggal di daerah Jabodetabek, struk tersebut bisa memenangkan hadiah dinner bareng saya yang akan diadakan di Jakarta pada akhir September 2014. Tata caranya silakan klik ini.


Buku #TNTrtw mulai dijual di toko buku pada pertengahan September 2014 mulai dari Jabodetabek, Pulau Jawa, dan seterusnya di luar Pulau Jawa secara bertahap. Jadi mohon bersabar ya?


Sinopsis


#TNTrtw Part 1: 

Kalau umumnya orang Indonesia jalan-jalan maksimum dua minggu, Trinity jalan-jalan selama satu tahun penuh! Ia telah mencapai lebih dari 144.577 km dan berkunjung ke 22 negara di dunia.

Apa saja sih yang harus dipersiapkan kalau mau jalan-jalan selama lebih dari 365 hari? Wuihh, pasti nggak kebayang deh. Mulai dari hal dasar seperti baju, bahan makanan, akomodasi, mengurus transportasi, sampai urus visa ke sana kemari.

Berbekal perencanaan matang dan tekad “gimana di sana lah ntar”, Trinity mantap melangkahkan kakinya dan bertualang mengitari bumi.

Di buku The Naked Traveler: 1 Year Round-the-World Trip Part 1 ini, kita akan diajak jalan-jalan keliling Eropa, Brasil, Cile, Peru, dan Ekuador. Mulai dari mengunjungi negara baru bernama Republik Uzupis, menangis di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, menginap di penjara tua di Ljulbljana, mendaki kota Inca yang hilang di Machu Picchu, memancing ikan piranha di Sungai Amazon, hingga berenang bersama ratusan singa laut di Galapagos!


#TNTrtw Part 2:

Cerita setahun jalan-jalan keliling dunia Trinity belum berakhir serunya! Masih ada Kolombia, Kuba, Jamaika, Meksiko, Guatemala, dan lain-lain yang menanti.

Apa saja sih yang seru di The Naked Traveler: 1 Year Round-The-World Trip Part 2 ini? Bersiaplah untuk berdebar-debar menyusup ke pusat kartel Kolombia, nyekar ke makam Che Guevara di Kuba, bertamu ke rumah Bob Marley di Jamaika, diving di gua suku Maya di Meksiko, hingga meluncur di air terjun di Guatemala.

Selain petualangan Trinity ke tempat-tempat yang eksotis itu, kita juga akan disuguhi berbagai cerita yang mengharu biru. Dalam satu tahun, menginap di berbagai hostel dan naik bus dengan bermacam kondisi, dipaksa cepat beradaptasi dengan bahasa yang asing di telinga, dan mengatur menu makan sehemat mungkin, tentu bukan perkara yang mudah. Namun, bukan Trinity namanya kalau tak berhasil mengubah situasi sulit jadi penuh gelak tawa.






 


 


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 05, 2014 07:50

August 29, 2014

Jamaika = rambut rasta + cimeng?

Apakah benar Jamaika itu isinya orang-orang berambut rasta dan tukang nyimeng semua? Itulah bayangan orang pada umumnya tentang Jamaika. Termasuk saya. Makanya saya seneng banget traveling, karena bisa membuktikan bahwa anggapan umum tentang sesuatu itu benar atau tidak. Indahnya traveling ya gitu, rasanya seperti ke sekolah tanpa ada guru yang meneror.


Berikut adalah beberapa mitos dan faktanya:


Semua orang berambut rasta


Sering orang menyebut rambut panjang gimbal itu sebagai “rambut rasta”. Padahal rasta itu adalah singkatan dari Rastafari dan itu adalah kepercayaan sebagian orang Jamaika. Dalam bahasa Inggris model rambut gimbal itu disebut dreadlock, bukan rasta.  Orang Jamaika menyebutnya dreadlock juga atau natty dread. Kenyataannya, di Jamaika yang berambut gimbal sedikit, bahkan kurang dari setengah dari penduduknya.


Yang berambut gimbal pun umumnya cowok. Rambut gimbal ini milik segala umur, namun tidak semua rambut bisa gimbal. Hanya yang pure dan memiliki rambut kasar dan ngembang yang bisa digimbal. Martin, satpam hostel di Negril, bilang waktu kecil rambutnya berdiri dan besar, makanya rajin dipilin sehingga membentuk dreadlock. Tanpa jenis rambut begitu, seseorang memerlukan wax untuk membentuknya dan setengah mati bikinnya. Kalau Martin sih didiemin aja rambutnya akan begitu terus, rambut yang tumbuh langsung otomatis ikut terpilin. Topi rajut yang besar itu kadang digunakan untuk menutup kepala beserta pilinan rambut yang kalo diuwel-uwel kayak ular. Lucunya, ada tetangga hostel seorang kakek-kakek yang rambutnya putih semua… tapi gimbal! Jadi, dreadlock uban itu eksis, saudara-saudara! Hahaha!


Kembali tentang Rastafari. Kepercayaan ini berasal dari Etiopia yang memiliki nabi yang dipercaya merupakan keturunan langsung dari Raja Salomo dan titisan tuhan, bernama Haile Selassie I, Emperor of Ethiopia yang bertahta tahun 1930–1974. Akar ajarannya diambil dari agama Yahudi dan Kristen, bahkan lebih strict karena mereka adalah vegetarian. Sebagian istilah yang sering kita dengar dalam lagu reggae berasal dari ajaran Rastafari, misalnya “Jah” yang berarti Allah, “Zion” yang berarti Tanah Perjanjian/surga di bumi yang merujuk ke Ethiopia – lawan katanya adalah “Babylon”, dan “Lion of Judah” yang merupakan simbol Rastas.


Bahasa Inggrisnya kacau


Sebenarnya kurang tepat juga. Jamaika memang bekas jajahan Inggris, dengan bahasa resmi pemerintahannya adalah Inggris. Namun bahasa sehari-hari mereka adalah Patois yang merupakan gabungan antara bahasa Afrika dan bahasa Inggris. Pada abad 17 budak-budak dari Afrika Barat dikirim ke Jamaika oleh bangsa Inggris, maka terjadilah percampuran bahasa.


Saya sendiri mengalami kesulitan mengerti pembicaraan mereka karena terdengar seperti nge-rap. Contohnya, “weh yuh live?” artinya “where do you live?” dan “mi luv yuh” artinya “I love you”. Lalu diperparah dengan bahasa slank, contohnya “wah gwaan” artinya “what’s up?” dan “Mi deh leff, lickle more!” artinya “I am leaving, see you later!” Setelah 2 minggu, saya cuma bisa lancar ngomong “Ya, man!” (“man” dibaca seperti “nyaman” dalam bahasa Indonesia) setiap bilang “yes!” dan kalau setuju banget jadinya “Yaaa, man! Yaaaa, man!” Hehehe.


Semua orang Jamaika jago lari, kayak Usain Bolt


Nggak juga. Tapi secara fisik orang Jamaika memang sudah diciptakan Tuhan memilki gen yang menunjang seseorang menjadi pelari. Badannya keras kayak kayu jati dipahat dengan kaki kuat. Tapi ingat, mereka hanya terkenal sebagai pelari sprint. Kalau pelari jarak jauh/marathon rajanya dari Ethiopia karena alamnya memang sulit sehingga endurance-nya lebih tinggi  tapi kurang jago sprint. Saya pernah tanya kepada pemilik warung bernama Montell, kenapa mereka jago sprint. “Di sini banyak penjambretan dan perampokan, jadi kita harus bisa lari cepat!” jawabnya sambil terkekeh.


Secara ilmiah, menurut penelitian Professor Errol Morrison, presiden University of Technology, orang Jamaika jago lari karena selain gen ras kulit hitam yang kuat, makanan pokoknya yam (semacam umbi-umbian) dan pisang hijau yang dipercaya memiliki zat mirip steroid dan sumber energi tinggi. Ditambah disiplin dan kerja keras, pantaslah pelari Jamaika berjaya di dunia.


Semua orang nyimeng


Cimeng, cannabis, marijuana, atau ganja adalah sejenis tumbuhan yang dapat memberikan efek relaks, menaikkan mood atau euforia, dan meningkatkan selera makan.  Sebagian besar negara di dunia memasukkan cimeng sebagai narkoba makanya ilegal. Meski bagi kaum Rastafaria nyimeng itu merupakan sebagian dari ritual, tapi cimeng di negara ini ilegal baik pemakai, penjual, pendistribusi, maupun penanaman.


Tapi memang cimeng itu ada di mana-mana dan cuek aja. Saya masih ingat begitu mendarat di Jamaika dan keluar bandaranya, bau yang tercium pertama kali adalah bau cimeng! Seterusnya di mana-mana, bahkan di udara terbuka yang tercium ya bau cimeng, padahal orang-orangnya tidak terlihat. Mungkin seperti di Indonesia dimana orang merokok kretek. Bau kretek yang khas itu yang tercium oleh orang asing, termasuk saya. Mendapatkan cimeng  mudah dan harganya pun murah. Waktu itu pernah ditawari tukang kebon hostel seplastik kecil dibandrol cuma sekitar Rp 20.000,– Rp 40.000,-, bandingkan di Jakarta dengan harga Rp 50.000,- cuma dapat 3 linting.




Ini adalah sebagian kecil tulisan di buku terbaru saya, “The Naked Traveler: 1 Year Round-the-World Trip” (#TNTrtw), yang akan terbit September 2014! Pre order (PO) dengan bonus tanda tangan dan kartu pos dapat langsung dipesan ke toko buku online, seperti @mizanstore, @inibuku, @bukabuku, @pengenbuku.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 29, 2014 10:01

August 20, 2014

[Adv] E-Magazine #GetStranded


Udah lihat video di atas ini? Keren abis kan?


Itu adalah video kompilasi dari para pemenang #GetStranded yang udah berhasil jalan-jalan ke tempat-tempat eksotis di Indonesia. Mereka terdampar dengan sukses dan pulang membawa setumpuk cerita, foto, dan video sebagai hasil dokumentasi perjalanan seru mereka.


Nah, bagi kamu yang pengen juga jalan-jalan ke Bukittinggi di Sumatra Barat, Bukit Bangkirai di Kalimantan Timur, Desa Ramang-Ramang di Sulawesi Selatan, atau Pantai Ora di Maluku, silakan donlot Travel E-Magazine ini deh! Di situ udah lengkap diceritain gimana serunya perjalanan dan kerennya tempat-tempat tersebut, lengkap dengan foto-fotonya. Pokoknya berguna banget deh!


Bukan cuma itu aja. Dengan mendonlot dan men-share Travel E-Magazine ini, kamu dapat memenangkan hadiah pulsa 5 x 50 ribu setiap harinya, dan 2 orang pemenang bisa mendapatkan tiket ke Bali GRATIS (masing-masing 1 tiket). Gimana nggak baik tuh @telkomselflash! :)


Ayo buruan donlot Travel E-Magazine ini sebelum 24 Agustus 2014 ya!

Let’s #GetStranded once more!


 


 


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 20, 2014 09:21

July 25, 2014

[Buku Baru] The Naked Traveler Anthology

#TNTanthology


From blog to book


Buku “The Naked Traveler Anthology” ini merupakan kumpulan sebagian dari tulisan perjalanan yang dikirimkan oleh para pembaca blog naked-traveler.com yang dimuat pada tahun 2009-2011. Sejak memiliki travel blog tahun 2005, saya banyak mendapat masukan dari pembaca. Salah satunya adalah membuka laman khusus untuk menampilkan tulisan traveling mereka, yang saya beri nama “Anthology”.


Meski saya tidak menjanjikan apa-apa, namun saya menerima banyak tulisan. Kami pun bertumbuh bersama karena saya jadi belajar mengkurasi dan mengedit tulisan, sementara pembaca belajar menulis tentang perjalanan. Bagaikan membuat skripsi, terjadi lah proses revisi berkali-kali sebelum dimuat di blog.


Saya banyak mendapat pengetahuan baru, baik dari penulis pemula maupuan yang sudah memiliki blog. Karena Anthology itu, saya jadi pede menjadi Editor in Chief sebuah majalah travel. Di sisi lain, para penulis ada yang merasa lebih pede menulis, memiliki blog sendiri, atau menaikkan traffic pengunjung blog mereka. Apapun alasan dan efeknya, saya sangat bangga pada akhirnya Anthology itu diterbitkan menjadi buku.


Bila saat ini marak buku-buku yang ditulis oleh selebtwit (akun Twitter pribadi yang memiliki banyak follower), maka buku ini justru kebalikannya. Para penulis dulu tidak memiliki akun Twitter dan tidak menulis karena punya banyak follower, bahkan tidak tahu bahwa akan dijadikan buku. Sehingga tulisan-tulisan yang dihasilkan dari perjalanan pribadi mereka sendiri ini sangat jujur dan orisinil.


Sinopsis


Apa jadinya kalau traveler yang sudah menghabiskan ribuan jam di atas pesawat ternyata menyimpan ketakutan terhadap transportasi udara, seorang polisi yang menemukan bahwa tempat wisata favoritnya adalah lokasi populer untuk bunuh diri, atau traveler yang membayar mahal demi kenyamanan tapi terpaksa tertahan belasan jam di atas pikap pengangkut sapi?


Setiap traveler pasti memiliki tantangannya tersendiri dalam menaklukan setiap medan. Jalan terjal yang harus dilalui memang tak pernah sama. Tapi mereka memiliki tekad yang serupa: harus sampai ke tempat tujuan.


Pesan itulah yang ingin disampaikan oleh ke-15 traveler dalam buku ini. Latar belakang mereka yang begitu beragam, mulai dari wartawan, penulis novel, peneliti, hingga polisi membuat cerita-cerita yang dituturkan menjadi penuh warna.


Penulis


Trinity @TrinityTraveler | Ariy @Ariysoc | Aan Wulandari @aandiha| Hairun Fahrudin @hairun88 | Mayawati Nurhalim @maya_thedreamer | Maria Wardhani | Nova Dien @nezdn | Okke “Sepatumerah” @sepatumerah| Reinhard Hutagaol  @reregaol| Rini Raharjanti @riniraharjanti| Rocky Martakusumah @rockyrockers | Susan Poskitt @pergidulu | TJ | Vinda LS | Wendy Utji


Penyunting: Ikhdah Henny

Penerbit: B first (@BentangPustaka)

ISBN: 978-602-1246-05-4

Harga: Rp 44.000,-


Yuk, lengkapi koleksi buku The Naked Traveler! Buruan beli untuk bekal liburan atau hadiah untuk orang terkasih. Dapatkan di toko buku terdekat di kota Anda atau toko buku online, seperti di MizanStore.com (diskon 15%). Yang udah baca, mohon di-share di akun sosmed Anda dengan hashtag #TNTAnthology. Terima kasih, gaes! :)


Catatan: Buku ini bukan buku #TNT5/#TNTrtw. Tenaang… yang itu terbitnya bulan depan kok!


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 25, 2014 02:15

July 13, 2014

There’s Nothing Like Australia (2)



Kelar di New South Wales, saya dan @vjdaniel jalan-jalan lagi ke state lain yaitu Queensland – tepatnya di daerah Gold Coast. Dari Sydney kami terbang dulu naik pesawat ke Brisbane selama 1,5 jam, and the adventure continues…


Dreamworld


Dreamworld adalah theme park terbesar di Australia dengan luas 85 hektar atau 9 kali lipat lebih luas daripada Dufan. Selain terdapat 40 wahana, ternyata ada juga museum budaya Aborigin dan kebun binatang. Cukup gempor mengunjungi seluruhnya, maka sebagai penggemar extreme rides, saya langsung fokus naik roller coaster yang paling serem aja. Dimulai dari naik Mc Doohan’s Motocoaster (naik replika motor 500 cc lalu ngebut muter-muter pada kecepatan 72 km/jam), Tower of Terror II (kecepatan 161 km/jam yang berjalan mundur vertikal 100 m dan jatuh lagi!), Giant Drop (World’s Tallest Vertical Drop Ride yang dijatuhkan dari menara setinggi 119 m!) dan terakhir BuzzSaw (roller coaster dengan track berbentuk hati setinggi 46,2 m dan berjalan maju-mundur-berputar!). Gila, jantung rasanya mau copot!



Surfers Paradise


Dari namanya sudah menunjukkan artinya: surganya para surfer. Kota di tepi pantai ini merupakan pusat hiburan dan pariwisatanya Gold Coast. Hotel saya terletak seblok dari Calvill Avenue yang dipenuhi toko, restoran, kafe, bar, dan club, sehingga ke mana-mana tinggal berjalan kaki, termasuk ke pantai. Fun!


Australian Outback Spectacular


Hampir semua kota besar di Australia terletak di tepi pantainya, padahal ada penduduk yang tinggal di Outback – lahan semak di pedalaman yang berada di tengah benuanya. Australian Outback Spectacular sejatinya adalah menonton pertunjukan sambil makan malam Aussie BBQ yang bertempat di sebuah gedung berkapasitas 1000 orang – semacam gelanggang olah raga tapi di tengah arenanya adalah pasir. Dengan musik orkestra, proyektor raksasa, sound and lighting canggih, dikisahkanlah kehidupan outback sejak zaman perangsampai kisah kuda legendaris. Selama dua jam kami dihibur oleh aksi para aktor dan stunt riders yang lucu kadang menegangkan, serta puluhan kuda terlatih yang bikin kagum.


Hot Air Balloon


Naik balon! (pic by Hot Air)


Setelah naik balon di Cappadocia, Turki, nggak nyangka di Australia juga bisa. Jam 4 pagi saya pasrah dijemput naik bus ke lokasi launch-nya di sebuah padang rumput luas. Cuaca masih gelap, saya dan 22 orang penumpang lainnya memanjat keranjang untuk naik hot air balloon yang telah dikembangkan. Perlahan balon naik sampai ketinggian 2500 kaki. Sambil “mengambang” saya menikmati pemandangan matahari terbit di atas perbukitan Gold Coast Hinterland, juga Tamborine Mountain dan Lamington National Park. Spektakuler abis! Aktivitas itu pun ditutup dengan minum champagne dan makan sarapan lezat di perkebunan anggur Canungra Valley, tepatnya di O’Reilly’s Grand Homestead & Boutique Vineyard. Cheers!


Currumbin Wildlife Sanctuary


Disebut sanctuary karena memang habitat asli ratusan jenis hewan liar, juga merupakan pusat rumah sakit dan rehabilitasi hewan, jadi bukan kebun binatang. Di hutan Currumbin seluas 27 hektar ini saya sempat menonton pertunjukan burung dan pencukuran bulu domba. Saya juga tak menyiakan kesempatan untuk berfoto sama koala. Saking mereka menjaga, foto pun ada aturannya. Berdiri miring dengan menumpuk kedua telapak tangan, lalu koala diduduki di atas tangan saya, dan koala itu langsung ngejogrok aja memeluk saya. Uh, luthunaah!


Jet Boating


Belum habis adrenalin, saya pun ikutan Jet Boating… meski pas winter dengan suhu belasan derajat Celcius! Jangan khawatir, kita dipinjami ponco tahan air dan lifejacket kok. Boat berkapasitas 22 orang ini memiliki mesin turbo dengan kecepatan 40 knot (hampir 80 km/jam) sehingga suaranya menggelegar dan ngebutnya gila-gilaan. Saat diberi aba-aba untuk berpegangan erat, boat superngebut, tiba-tiba bermanuver, lalu berputar 360°! Dinginnya air laut pun menyiprat dan membasahi kami tanpa ampun. Selama hampir sejam, selain sightseeing ke sekitar perumahan elit dan taman nasional, kami teruncal-uncal dan ngepot ke sana-ke mari! Wih, seru banget!


Surfer’s Paradise dilihat dari SkyPoint (pic using Acer Liquid E3)


SkyPoint


Pemandangan 360° melihat Surfers Paradise dan sekitarnya adalah dari titik tertinggi di kota itu, yaitu dari SkyPoint. Menara setinggi 270 meter ini memiliki Observation Deck pada ketinggian 230 meter dengan naik lift setinggi 77 lantai dalam 43 detik saja. Ternyata dari situ kita bisa melihat Brisbane di utara, Gold Coast Hinterland di barat, Byron Bay di selatan dan Samudra Pasifik di timurnya. Menjelang sunset, saya pun menikmati pemandangan spektakuler itu sambil minum wine khas Australia.


Nah, di antara daftar di atas, Anda mau ikutan yang mana hayo? Yang jelas saya sih hepi banget jalan-jalan di Australia lagi! Rupanya Dwidaya Tour emang bisa bikin itinerary sesuai kemauan kita melalui paket Flexi Holiday-nya, jadi nggak perlu gabung dengan grup peserta tur lainnya. Salut juga sama Tourism Australia yang sukses bikin pariwisatanya tambah maju!


 


PS: For more pictures, check out my Instagram.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 13, 2014 08:06

July 5, 2014

There’s Nothing Like Australia

Sunset from Sydney Tower (taken by Acer Liquid E3 smartphone)


Pernah kah mengulang traveling ke suatu tempat? Saya sih sering, dan biasanya kunjungan selanjutnya harus melakukan hal baru. Seperti bulan lalu ke Australia. Sebenarnya saya sudah pernah ke sana, tapi saat diajak traveling bareng Dwidaya Tour dan Tourism Australia saya bikin persyaratan: tempat-tempat dan aktivitasnya harus baru. Tambah serunya lagi, si ganteng @vjdaniel ikutan jalan bareng! Asiiiik!


Ini dia tempat-tempat dan aktivitas serunya di New South Wales (NSW), state di pantai Timur Australia:



Sydney City


Sydney Harbour & Opera House (taken by Acer Liquid E3)


Sydney sebagai ibukota NSW merupakan kota terbesar dan paling kosmopolitan di Australia yang memiliki landmark yang sangat tersohor: Sydney Harbour Bridge dan Opera House. Spot paling keren untuk melihat dan memotret keduanya adalah dari The Domain di Royal Botanic Gardens. Kalau doyan berjalan kaki, kita bisa mengunjunginya, sekalian ke daerah gaul Darling Harbour dan The Rocks. Kalau mau melihat pemandangan pantai berombak, pergi lah The Gap – tebing yang menghadap Laut Tasman, dan tentu ke Bondi Beach – pantai surfing dalam serial TV favorit saya, “Bondi Rescue” dan “Bondi Vet”.


Tall Ship Cruise


Tall Ship (taken by Acer Liquid E3)


Menikmati pemandangan di sekitar Sydney Harbour dari sisi lain bisa dilakukan dengan transportasi laut. Biasanya turis naik water taxi, kapal feri, atau yatch, tapi kali ini saya naik Tall Ship yang bersandar dari Campbell’s Cove. Kapal layar bernama Soren Larsen bergaya 1850an ini mirip kapalnya Pirates of the Caribbean yang terbuat dari kayu oak berusia 100 tahun. Saya ikut sailing sambil makan siang memandang berbagai landmark kota Sydney sambil diterpa angin laut segar. Sementara si @vjdaniel malah asyik mast climbing – memanjat tiang layar kapal setinggi 15 meter!


Sydney Tower


Bagi penggemar sunset, spot paling keren adalah dari atas Sydney Tower yang terletak di Central Business District (CBD). Gedung setinggi 309 meter ini adalah yang tertinggi di Sydney dan kita dapat melihat pemandangan kota Sydney  yang spektakuler. Setelah matahari terbenam, coba deh makan di Sydney Tower Buffet yang  memiliki restoran berputar 360° – jadi sambil duduk tak terasa pemandangan dari balik jendela berganti-ganti! Makanan bersistem prasmanan di sana sangat variatif dan lengkap sampai 40 jenis, paduan dari masakan Asia dan Barat, termasuk kuliner unik Australia berupa daging kangguru. Saya sampe berjam-jam bolak-balik makan saking enaknya! *elus-elus perut*


Port Stephens Sandboarding


Sandboarding with @vjdaniel


Tak banyak yang tahu mengenai Port Stephens, wilayah yang berjarak 160 km ke arah timur laut kota Sydney. Saya pun baru tahu di sana ada padang pasir luas di Stockton Beach sepanjang 31,8 km. Terbentuk karena tiupan angin terus menerus sehingga membentuk sand dune (bukit pasir) yang tingginya sampai 20an meter sehingga merupakan tempat yang cocok untuk melakukan sandboarding – semacam surfing menggunakan papan tapi di atas pasir. Setelah di-briefing tentang caranya, saya pun naik ke atas bukit, duduk, dan sroooooott… meluncur ngebut di lerengnya sampai ke dasar! Wah, seru banget! Si @vjdaniel ternyata seorang adrenaline junkie juga, turun naik sand dunes berkali-kali nggak ada matinya!


Dolphin Watch Cruise


Port Stephens juga merupakan “ibukota” lumba-lumba Australia. Dari Nelson Bay, saya ikut dolphin watch cruise naik kapal Moonshadow sambil makan siang lezat ala prasmanan. Awalnya saya kurang semangat, tapi ternyata lumba-lumba di sana berbeda jenis dengan yang biasa kita lihat di perairan Indonesia. Karena terletak di teluk, jenisnya adalah bottlenose dolphin dengan ukuran lebih besar – panjangnya  4 meter dan berat sampai 650 kg. Sambil menikmati indahnya pemandangan Tomaree National Park, ada sekitar 20 lumba-lumba yang melintas!


Saya jadi setuju dengan tagline pariwisata Australia: There’s nothing like Australia! Selanjutnya saya terbang ke Brisbane untuk memacu adrenalin lagi. Mau ngapain hayo?


(bersambung)


Note: More pictures on my Instagram at @trinitytraveler


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 05, 2014 07:52

June 30, 2014

[Adv] Kompetisi blog Air Asia berhadiah ke Nepal gratis!

Kompetisi blog Air Asia


Mimpi berpetualang ke Himalaya, Nepal? Mengeksplor peninggalan sejarah yang unik di Penang? Atau bersantai di pantai eksotis yang ada di Pulau Dewata, Bali?


Ikuti kompetisi blog 10 tahun AirAsia Indonesia dengan tema “Bagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu?” di sini.


Hadiahnya sedap banget nih:

· Juara Pertama Piala dan Piagam + 2 Tiket PP ke Nepal, uang saku Rp 10 juta, dan akomodasi (5 hari 4 malam)

· Juara Kedua Piala dan Piagam + 2 Tiket PP ke Penang, uang saku Rp 7,5 juta, dan akomodasi (4 hari 3 malam)

· Juara Ketiga Piala dan Piagam + 2 Tiket PP ke Bali, uang saku Rp 5 juta, dan akomodasi (3 hari 2 malam)


Periode: 1 Juli – 31 Agustus 2014



 Syarat & Ketentuan:


· Kompetisi terbuka untuk umum, Warga Negara Indonesia (WNI), usia 18 sampai 55 tahun.

· Kontestan wajib memiliki Blog, Facebook, dan Twitter.

· Tulisan harus karya sendiri dan tidak mengandung unsur SARA, pornografi, dan kekerasan/

· Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar/

· Panjang tulisan minimal 500 kata maksimal 1000 kata yang sudah diposting di dalam blogmu.

· Kontestan wajib mengirimkan biodata (Nama, No. KTP/passport, Nomor HP, Alamat email, Alamat blog) beserta tulisan.

· Tulisan dikirim ke e-mail AABC_ID@airasia.com, jangan lupa cantumkan biodata di body email plus link tulisan blogmu.

· Kontestan boleh mengirimkan lebih dari satu tulisan.

· Kontestan wajib follow  social media AirAsia Indonesia di www.facebook.com/AirAsiaIndonesia dan www.twitter.com/AirAsiaID serta blog dan social media Trinity di www.naked-traveler.comwww.facebook.com/TrinityTraveler, dan www.twitter.com/TrinityTraveler

· Tulisan yang dikirimkan akan menjadi milik AirAsia Indonesia.

· Kompetisi ini tertutup untuk karyawan AirAsia Indonesia dan keluarga.

· Untuk pertanyaan lebih lanjut, silakan tulis komen di notes www.facebook.com/AirAsiaIndonesia

· Pajak hadiah ditanggung oleh pemenang.


Juri:


· Trinity (Blogger & Travel Writer)

· Tim AirAsia Indonesia


Tulis, sebarkan, dan wujudkan mimpi petualanganmu sekarang juga!


 


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 30, 2014 11:14

June 14, 2014

[Adv] Ikuti Perjalanan Pemenang #GetStranded!

Para pemenang #GetStranded


Sudah tahu kan lomba nulis #GetStranded berhadiah jalan-jalan gratis di tempat-tempat eksotis di Indonesia? Terima kasih banyak atas partisipasi teman-teman semua. Ternyata ada ratusan tulisan yang masuk sampe bingung milihnya. Setelah diskusi sama tim @telkomselflash, akhirnya tanggal 6 Juni 2014 sudah diumumkan pemenangnya.


Ini dia nih yang beruntung bisa jalan-jalan gratis bareng satu orang temannya:


1. Eji Belula –> Dapat hadiah gratis ke Rammang-Rammang, Sulawesi Selatan. Selain itu ia akan ke Goa Leang-Leang, Bantimurung, Tanjung Bira, Pulau Kambing, Air Terjun Parangloe, dan mencicipi kuliner khas di Makassar.

Twitter: @ejiebelula #Celebes #GetStranded


2. Satya W. Sidabutar –> Dapat hadiah gratis ke Pantai Ora, Maluku. Selain itu ia akan keliling kota Ambon melihat Patung Pattimura dan Gong Perdamaian, snorkeling di sekitar Ora, ke Pulau Tengah dan Pulau Tujuh, trekking di Sawai, ke Pulau Pompo.

Twitter: @satsatwinnie #Maluku #GetStranded


3. Eureka P. Sari –> Dapat hadiah gratis ke Bukit Bangkirai, Kalimantan Timur. Selain itu ia akan ke Ngarai Sianok, Istana Bung Hatta, Lembah Arau, Danau Singkarak, ke Pulau Sikuai, ke Padang untuk mengunjungi Pantai Malin Kundang, Jembatan Siti Nurbaya dan makamnya.

Twitter: @eurekadotdid #Borneo #GetStranded


4. Dea Sihotang –> Dapat hadiah gratis ke Bukittinggi, Sumatera Barat. Selain itu ia akan ke desa wisata Pampang, keliling Samarinda untuk melihat Islamic Center dan Air Terjun Tanah Merah, ke penangkaran buaya di Balikpapan dan hutan lindung Sungai Wein.

Twitter: @deasihotang #Andalas #GetStranded


Sebelum berangkat, pada 10 Juni 2014 para pemenang dan teman-temannya mendapat coaching session dari saya tentang tips budget traveling dan travel writing yang pastinya berguna sebagai bekal #GetStranded dan nulis untuk e-magz. Selain itu, mereka dapat tablet Samsung gratis! Asyik banget kan?


Setelah pembekalan tersebut, masing-masing pemenang membuat itinerary perjalanannya selama seminggu (sebagian saya tulis di atas). Ternyata mereka emang hebat-hebat banget! Itinerary-nya detil dan bukan hanya ke satu destinasi saja tapi sampe hampir sepropinsi! Bukan hanya sightseeings lihat pemandangan doang, tapi juga ke museum, trekking, snorkeling, manjat canopy, sampai mencoba kuliner lokal. Saya jadi sadar bahwa begitu banyak tempat yang belum saya kunjungi di Indonesia yang memang kaya akan potensi wisatanya. Wah, nggak nyesel deh milih mereka jadi pemenang karena emang traveler sejati! Saya jadi sirik karena nggak diajak! :(


Sekali lagi, saya ucapkan selamat jalan-jalan kepada para pemenang! Kalian bisa ngintip serunya perjalanan #GetStranded mereka selama 16-21 Juni 2014 di akun Twitter mereka masing-masing, atau melalui @telkomselflash.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 14, 2014 08:09

June 11, 2014

The Naked Traveler jadi film layar lebar!

poster teaser #TNTmovie


Sering saya ditanya, kapan buku The Naked Traveler difilmkan? Saya cuman bisa ketawa. Siapa juga produser yang mau bayarin syuting di seluruh dunia? Lagian, buku saya kan adalah kumpulan cerpen yang isinya sangat random. Apa yang mau diceritakan dong? Ih, pasti ribet banget bikinnya! Sebenarnya sejak 3 tahun yang lalu saya sudah pernah dikontak oleh beberapa PH (Production House) yang tertarik memfilmkan TNT. Udah mitang-miting, tapi entah kenapa semua tidak ada ujungnya.


Barulah beberapa bulan yang lalu saya dikontak oleh sebuah PH baru bernama “Tujuh Bintang Sinema”. Meski orangnya sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, namun PH ini belum pernah memproduksi film apapun dan film TNT bakal jadi film pertamanya. Ada nada miring yang mengatakan bahwa ‘kok berani sih sama PH baru dan tidak terkenal’? Well, saya sih percaya chemistry. Dari semua orang PH yang miting sama saya, cuma mereka yang membaca buku TNT. Mereka sudah tahu apa yang mereka mau lakukan dengan step-step yang cukup detil. Saya pun sangat mengapresiasi segala sesuatu yang “pertama”.


Film #TNTmovie ini diadaptasi berdasarkan buku TNT1 dan TNT2. Meski masih bertema traveling, tapi akan ada tambahan drama, jadi bukan film dokumenter. Syutingnya di mana masih belum tahu. Saat ini skenario sedang dibuat. Dari situ lah baru akan ditunjuk sutradara dan para pemainnya. Jadi, siapa yang akan memerankan Trinity? Tentu bukan saya! Selain kegendutan dan ketuaan, saya kan bukan artis profesional :). Yang jelas, #TNTmovie rencana tayang di bioskop pada 2015.


Kalau mau update sama kabar tentang #TNTmovie, follow aja Twitter @TNT_TheMovie dan @TrinityTraveler ya!

Dan yang terpenting, saya mohon doa NT-ers agar proses pembuatan film ini lancar.

Amin.


 


1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 11, 2014 13:31

May 28, 2014

[Adv] Kembali menyepi di Bandung

Yuk nyebur! (pic using Samsung Galaxy Camera)


Inget saya pernah nulis tentang menyepi di Bandung 2 tahun yang lalu? Dalam rangka nulis buku #TNT5, saya pun butuh menyepi lagi. Asal bukan pas weekend, Bandung masih tetap nyaman untuk melarikan diri sejenak dari sumpeknya Jakarta kok.


Saya sengaja menginap lagi di Sheraton Bandung Hotel & Towers karena katanya hotel itu baru saja direnovasi habis-habisan. Bener aja, baru nyampe di lobinya aja saya nggak mengenali sama sekali! Dulu kan tampak seperti hotel kuno, gelap, serba kayu, tradisional banget. Sekarang lobinya terang didominasi warna putih dengan aksen warna biru pastel, dekorasi lampunya pun keren! Resepsion sekarang model terbuka, bukan meja panjang yang kaku. Stafnya pun tetap ramah dan profesional. Kalau malam, di ujung lobi ada Samsara Lounge dengan live music diiringi piano.


Berjalan ke kamar saya di Towers Room, saya makin kaget karena berasa masuk ke hotel yang sama sekali baru. Bangunannya sekarang serba putih bersih. Desainnya model minimalis yang chic. Dekorasinya yang serba bunga tampak modern, katanya merepresentasikan Bandung yang dulu dijuluki sebagai Kota Kembang.


Towers Room (pic using Samsung Galaxy Camera)


Masuk ke kamar saya.. JRENG! Keren abis! Semuanya serba baru, bergaya kasual dan kontemporer. Didominasi warna krem dengan aksen ungu. Tempat tidurnya supernyaman dengan bantal besar dan empuk. Kamar mandinya luas – ada bathtub dan shower, toiletries yang lengkap dan hair dryer yang kenceng (penting nih bagi cewek!).


Keren lagi balkonnya dengan kursi rotan putih yang menghadap taman dan sungai. Lokasinya di Dago atas dengan halaman yang superluas itu masih sepi dan asri. Enak banget nongkrong di sini, apalagi suhunya berkisar di 20°C pada malam hari. Karena niatnya kerja, sudah tersedia meja kerja besar dan kursi bos. Kabar gembira lainnya, Wi-Fi hotel sekarang superkencang dan tersedia di mana pun kita berada selama berada di hotel! Horee!


Khusus yang menginap di Towers Room, tak jauh dari kamar ada Towers Lounge Club Floor yang buka setiap hari untuk duduk-duduk sambil makan aneka camilan dan cocktailall included!


Leyeh-leyeh!


Favorit saya tetap kolam renangnya, yang juga telah direnovasi. Kursi leyeh-leyehnya yang terbuat dari rotan dicat putih dibantali warna pink. Kalau takut hitam, bisa ngumpet di kursi rotan yang bentuknya kayak bawang raksasa. Cute! Meski hujan, saya cuek berenang-renang di kolamnya yang berbentuk lagoon ini. Segerr!


Chocolate fondue!


Paginya saya sarapan di restoran “Feast” yang terletak di samping kolam renang. Wih, interiornya juga berubah jadi kece berat! Tidak hanya penampakannya, ternyata variasi dan rasa makanan juga menjadi lebih baik. Sarapan yang termasuk ke dalam harga kamar ini tidak main-main isinya. Sebagai penggemar sarapan hotel, kriteria saya terpenuhi semua. Telur ala sunny side up dibikin sempurna tanpa harus menjelaskan “telur ceplok, jangan dibalik, kuningnya mentah”. Ada sashimi salmon yang bisa nambah sesukanya – Aaak.. saya bisa makan itu setiap hari! Ada komponen makanan lokal, seperti siomay dan semur iga sapi, yang rasanya beneran enak. Ada dessert yang bikin merem-melek, dan Sheraton menyediakan chocolate fondue – air mancur dengan coklat meleleh yang bisa dicocol sama marshmallow atau buah-buahan! Wah, saking banyaknya saya makan sampe skip makan siang! Hehe!


Saking terkesannya sarapan di Feast, saya juga jadi nyoba makan siang dan malam di situ. Menu a la carte-nya lengkap dari masakan Indonesia, Asia, dan Barat. Selain rasanya selangit, penampilannya juga cantik. Dibanding harga makanan sesama hotel bintang lima di Jakarta, harga Sheraton Bandung lebih murah. Supaya perbandingannya apple-to-apple dengan kunjungan saya sebelumnya, saya tetep makan burger dan rasanya tetep enak! Menu yang enak lainnya adalah pasta pesto dengan grilled salmon dan dessert Tiramisu.


Karena ruang Shine Spa masih dalam tahap renovasi, saya memesan paket massage yang dilakukan di dalam kamar. Mbak therapist-nya masih sama seperti 2 tahun yang lalu, dan pijatannya masih luar biasa enaknya!


Now.. kembali ke laptop! Buku #TNT5, I’m coming!


Quiz


Mau ikut merasakan nikmatnya menginap di hotel bintang lima Sheraton Bandung Hotel & Towers? Follow akun Twitter @SheratonBDG, twitpic fotomu dan foto orang yang akan diajak menginap bareng (boleh selfie) dan tulis kenapa mau ngajak dia, jangan lupa mention @SheratonBDG dan @TrinityTraveler, serta hashtag #SheratonBDGquiz. Akan dipilih 2 (dua) orang pemenang, masing-masing mendapat voucher menginap selama 1 malam di kamar Deluxe berikut breakfast buffet untuk 2 orang! Buruan twitpic foto kalian berdua yang unik, sebelum 10 Juni 2014 ya! Pengumumannya 12 Juni 2014.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 28, 2014 10:56

Trinity's Blog

Trinity
Trinity isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Trinity's blog with rss.