Pengarang Quotes

Quotes tagged as "pengarang" Showing 1-12 of 12
Helvy Tiana Rosa

Kita pun akan terus merangkai kata, menjelma kalimat kalimat yang kita tanam sepenuh cinta pada semesta. Semoga tumbuh menjadi berlian kecil di hati pembaca.”
Helvy Tiana Rosa, Risalah Cinta

Pramoedya Ananta Toer
“Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik.”
Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer
“Apabila sebagai pengarang harus kutangguhkan begitu banyak ketidakadilan di tanahair sendiri, penganiayaan lahir-batin, perampasan kebebasan dari penghidupan, hak dan milik, penghinaan dan tuduhan, bahkan juga perampasan hak untuk membela diri melalui mass-media mau pun pengadilan, aku hanya bisa mengangguk mengerti. Sayang sekali kekuasaan tak bisa merampas harga diri, kebanggaan diri, dan segala sesuatu yang hidup dalam batin siapa pun.”
Pramoedya Ananta Toer

Helvy Tiana Rosa
“Kadang berbagai peristiwa, juga kenangan terasa kejam, tapi tugas pengarang adalah mengemas kisah-kisah itu dalam keterharuan, kebenaran dan keindahan yang padu...”
Helvy Tiana Rosa

Pramoedya Ananta Toer
“..babak sinthesis sedang di ambang pintu. Yang jelas, semua yang telah terjadi akan abadi dalam ingatan bangsa ini dan umat manusia sepanjang abad, tak peduli orang suka atau tidak. Para pengarang akan menghidupkannya lebih jelas dalam karya-karyanya. Para pembunuh dan terbunuh akan menjadi abadi di dalamnya daripada sebagai pelaku sejarah saja. Topeng dan jubah suci akan berserakan.”
Pramoedya Ananta Toer

Faisal Tehrani
“...Saya tidak mahu tergolong sebagai jenis sasterawan yang terperangkap dengan idle talk (meminjam kata-kata Mohd Affandi Hassan).”
Faisal Tehrani

T. Alias Taib
“kerjaku mengajuk tabiat alam.
sudah tiga dekad aku berusaha
meniru tutur angin dan hujan,
melakar marah ribut dan amuk laut.
aku juga turut memindahkan
susunan batu ke dalam susunan kata,
yang bertahun kelu yang bermata sayu
memandang sungai dan pantai.

(Zeroks)”
T. Alias Taib, Petang Condong

T. Alias Taib
“inilah gua segiempatku:
tingkap yang sentiasa menadah udara,
langsir yang menapis cahaya,
meja yang dikepung buku
dan dinding yang menampung
empat lima keping harapan
masa tuaku.

inilah dunia resahku
aku hidup di cahaya separuh terang
mengetam dan melicinkan puisiku
pada kertas yang berselerak.

(Gua)”
T. Alias Taib, Petang Condong

Wan Mohd Nor Wan Daud
“Urafa bestari kerap berpesan: "ilmu fis sudur la fis sutur"
Ilmu dalam dada membangunkan umat dari lena tidur
Wajib menulis pada khalayak semasa dan sepanjang zaman
Merungkai yang kusut, menerangi gelap fikiran, kabur pandangan
Tetap menghidupkan prinsip bukan berubah mengikut masa
Ilmu berakar dalam jiwa bukan jubah, serban, jangut berhenna.”
Wan Mohd Nor Wan Daud, Mutiara Taman Adabi : Sebuah Puisi Mengenai Agama, Filsafat dan Masyarakat

Syed Muhammad Naquib al-Attas
“Maka dari itu kita lihat bahwa perkembangan “pengajian Melayu” ini semenjak timbulnya institusi2 ilmiah di Semenanjung Tanah Melayu hanya menyentuh soal kedaerahan; soal pengkajian persuratan Melayu, menganjurkan perkembangan tulisan Rumi, penumpuan kepada bidang antropoloji dan linguistik yang sempit, penumpuan kepada hal2 yang se-olah2 membantutkan pengajian Melayu, menjadikannya se-olah2 sebahagian dari pengkajian kebudayaan2 yang belum dewasa. Hal yang demikian juga telah mengakibatkan timbulnya golongan pujangga dan penuis yang telah bertindak memutuskan diri dari yang lampau sebab yang lampau itu digambarkan sedemikian buruknya. Dan seterusnya, inilah yang menimbulkan masalah kekurangan pengetahuan kita dewasa ini.”
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Buku Panduan Jabatan Bahasa dan Kesusasteraan Melayu

“Kesungguhan Syeikh Daud Abd Allah al-Fatani menulis kitab yang berjumlah 57 buah dalam serba kekurangan, tanpa mengharapkan apa-apa ganjaran material tentu menjadi suatu pukulan kepada ulama yang ebrada pada zaman serba medwah yang tidak dapat menghasilkan karya.”
Shukri Ahmad, Pengaruh Pemikiran Ulama di Semenanjung Malaysia Akhir Abad Ke-20

T. Alias Taib
“di kamar ini
selembar hari minggu
kubiarkan membeku
di antara rak buku

(catatan-catatan pendek)”
T. Alias Taib, Seberkas Kunci