Kusumastuti > Kusumastuti's Quotes

Showing 1-30 of 55
« previous 1
sort by

  • #1
    Kusumastuti
    “Kalau ia boleh jujur, ia kini tahu. Ia tidak hanya menyukai Erik, ia mulai mencintainya. Jika ia boleh berharap, betapa ia ingin memiliki Erik untuk dirinya sendiri.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #2
    Kusumastuti
    “Aku tahu sekarang, apa yang terparah dari patah hati. Aku tidak mati. Walau sakitnya membuat semua tulangku lantak, walau sakitnya membuat semua luka menganga, tapi aku terus hidup. Aku akan terus hidup dengan semua sakit di dada.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #3
    Kusumastuti
    “Esa tahu, sahabatnya hanya dapat bertemu pacar on-off nya dalam hitungan jari dalam setahun. Dahulu saja, ketika mereka masih satu kota, hubungan mereka persis seperti listrik PLN. Byar, pet, jalan, bubar, nyambung, putus. Apalagi sekarang.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #4
    Kusumastuti
    “Bau keringat ketiga orang di paviliun itu terasa pengap dan tengik. Esa menggelengkan kepala. Percuma. Kalau pun sekarang AC dinyalakan, yang ada hanyalah mengkonservasi udara bau. Persis seperti menghirup udara dari ikan kalengan yang sudah kadaluwarsa”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #5
    Kusumastuti
    “Ah, kenapa aku jadi memikirkan anak itu. Napasnya makin lama makin berat. Mengajak otaknya berhenti bekerja. Menyisakan sebersit kalimat. Tapi ia benar ayu.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #6
    Kusumastuti
    “Nada rendah dan nada tinggi bergantian menggetarkan tempat tidurnya. Tinggi, menangis, meratap, mendayu-dayu, sampai matanya ikut basah mendengarnya. Matanya terbuka, ia tidak bermimpi. Suara itu benar ada.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #7
    Kusumastuti
    “Esa membiarkan jemarinya menemukan not yang tepat. Berpadu dengan gesekan busur dari lengan kanannya yang seakan mampu bergerak sendiri tanpa perlu diatur. Terus dan terus dan terus. Sampai seluruh galaunya hilang, lenyap, tenggelam.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #8
    Kusumastuti
    “Jantungnya mulai berderap ketika tangan kiri Erik menyentuh tangan kirinya yang memegangi leher kontrabas. Jantungnya berderap lebih cepat lagi ketika tangan kanan Erik menyilang di depannya. Esa memejamkan mata. Belum pernah ada pria berada sedekat ini dengannya.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #9
    Kusumastuti
    “Mengenal Esa lebih baik, persis seperti membuka Matryoshka. Boneka wanita petani khas Rusia dari kayu, yang jika dibuka akan mengeluarkan boneka lain dari dalamnya.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #10
    Kusumastuti
    “Kau benar, dari sini kita dapat melihat SEMUA dengan jelas.“ Entah mengapa Esa merasa kalau yang Erik maksud dengan “semua“ tidak hanya para pemain yang ada di panggung.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #11
    Kusumastuti
    “Di lantai, ibunya menggeliat, memutar, menggelinding, mengangkat tangan meraih sesuatu di udara, mengangkat kaki sampai seluruh isi roknya terlihat, menarikan tarian yang hanya dapat dicerna oleh dirinya sendiri.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #12
    Kusumastuti
    “Ia mencintai Erik, bukan hanya karena kepribadian Erik menarik hatinya. Tapi ia mencintai Erik, karena bersama Erik, ia lebih menyukai dirinya sendiri.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #13
    Kusumastuti
    “Jika saja ia tahu betapa indah cinta, ia sudah memasukkan dalam kotak dan mengawetkannya dari dahulu. Sehingga bisa ia hirup rasanya setiap saat.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #14
    Kusumastuti
    “Ia memilih untuk membekukan hatinya. Lalu ia akan memasukkan hatinya yang beku ke dalam lemari pendingin sampai ia siap.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #15
    Kusumastuti
    “Loe enggak akan berhenti kan?“
    “Buat?“
    “Mencintainya?”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #16
    Kusumastuti
    “If she knew how beautiful love is, she would already put it in a box, seal, and preserve it.
    So she could smell it whenever she wants.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #17
    Kusumastuti
    “She chose to freeze her heart, and then stored it deep inside her freezer.
    She will let it there until she is ready.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #18
    Kusumastuti
    “I know now, what is the worst thing about broken heart. I am not dead.”
    Kusumastuti, Denting Lara

  • #19
    Kusumastuti
    “Ia harus berhati-hati. Ia sudah mengalami hal terburuk yang mungkin dilakukan seseorang padanya dan ia bersumpah untuk melakukan apa saja agar hal itu tidak terulang.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #20
    Kusumastuti
    “Ia sudah bersusah payah menutup pintu masa lalunya, ia tidak akan membiarkan pintu itu dibuka lagi oleh orang lain.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #21
    Kusumastuti
    “Air laut, burung camar, kaki langit yang luas tanpa batas. Tanpa itu semua, ia tidak akan bertahan hidup.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #22
    Kusumastuti
    “Walau menang, tetap saja yang baik menjadi korban ketimbang yang jahat. Terutama pada kasus perkosaan, yang lebih dicerca, dilecehkan, diasingkan masyarakat adalah si korban.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #23
    Kusumastuti
    “Cowok beres mana yang tenang saja disuguhi tarian di depan umum oleh seorang gadis?”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #24
    Kusumastuti
    “Ia baru sadar bahwa ia tidak hanya membanting pintu itu, juga belum mengucapkan terima kasih.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #25
    Kusumastuti
    “Apa pun alasannya, Sam benar-benar takut padanya. Dan walau bukan hari ini mendapatkan jawabannya, ia ingin tahu kenapa.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #26
    Kusumastuti
    “Menurut kepercayaan, gadis yang menaruh bunga di bawah bantalnya malam itu, akan bermimpi. Dalam mimpi, mereka akan mengetahui calon suaminya.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #27
    Kusumastuti
    “Makanya jangan menilai buku hanya dari sampulnya.“
    “Eh, aku tidak menilai, hanya menyayangkan. Wajahnya cantik, polos.“
    “Berarti yang boleh merokok atau memakai snus, hanya yang wajahnya jelek?”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #28
    Kusumastuti
    “Sidik ibu jari sang Putra Mahkota dan sidik ibu jari istrinya dalam warna emas, bersatu membentuk hati.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #29
    Kusumastuti
    “Setelah membaca dua kali kisah Peer Gynt, Sam kembali membaca kertas itu. Mengernyit. Tidak ada nama Livia di cerita itu.”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya

  • #30
    Kusumastuti
    “Apa yang aku inginkan dari pria? Apa yang aku harapkan dari suami? Bagaimana dengan cinta? Deri sudah melamarnya! Bukankah itu bukti cinta?”
    Kusumastuti, Berlabuh di Lindoeya



Rss
« previous 1