Berlabuh di Lindoeya Quotes
Berlabuh di Lindoeya
by
Kusumastuti Fischer50 ratings, 3.70 average rating, 19 reviews
Berlabuh di Lindoeya Quotes
Showing 1-21 of 21
“Pada akhirnya, dengan alasan ingin melindungi orang-orang yang paling kucintai, aku malah menyakiti mereka.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“He went to hell and back, to shut the door of his past, he would not let that door be opened again by others.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Apa yang aku inginkan dari pria? Apa yang aku harapkan dari suami? Bagaimana dengan cinta? Deri sudah melamarnya! Bukankah itu bukti cinta?”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Sidik ibu jari sang Putra Mahkota dan sidik ibu jari istrinya dalam warna emas, bersatu membentuk hati.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Menurut kepercayaan, gadis yang menaruh bunga di bawah bantalnya malam itu, akan bermimpi. Dalam mimpi, mereka akan mengetahui calon suaminya.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Betapa ironis. Ia dan hidup baru. Ia dan menikah. Justru status “tidak jadi menikah” membuat ia ingin menempuh hidup baru. Sekarang juga.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Bagaimana aku dapat mendukungnya jika semua itu tidak masuk akalku? Dan bukankah sepasang kekasih harusnya saling mendukung apa yang lainnya lakukan?”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Jika kaca retak, bisa direparasi atau diganti. Jika jiwa manusia yang retak, bagaimana aku dapat memperbaikinya?”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Ia tidak merasakan sakit. Yang ia rasakan, seseorang menangkapnya dan menggendongnya pergi. Entah ke mana.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Kini ia mengerti arti “dunia hanya milik mereka berdua”.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Kini aku tahu, aku menyukai kebersamaan kami, bukan hanya karena aku teramat menyukai Rasmus. Namun juga karena aku makin menyukai diriku sendiri jika aku bersamanya. Ia membuatku berarti.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Jangan hukum aku karena masa lalumu.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Setelah membaca dua kali kisah Peer Gynt, Sam kembali membaca kertas itu. Mengernyit. Tidak ada nama Livia di cerita itu.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Makanya jangan menilai buku hanya dari sampulnya.“
“Eh, aku tidak menilai, hanya menyayangkan. Wajahnya cantik, polos.“
“Berarti yang boleh merokok atau memakai snus, hanya yang wajahnya jelek?”
― Berlabuh di Lindoeya
“Eh, aku tidak menilai, hanya menyayangkan. Wajahnya cantik, polos.“
“Berarti yang boleh merokok atau memakai snus, hanya yang wajahnya jelek?”
― Berlabuh di Lindoeya
“Apa pun alasannya, Sam benar-benar takut padanya. Dan walau bukan hari ini mendapatkan jawabannya, ia ingin tahu kenapa.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Ia baru sadar bahwa ia tidak hanya membanting pintu itu, juga belum mengucapkan terima kasih.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Cowok beres mana yang tenang saja disuguhi tarian di depan umum oleh seorang gadis?”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Walau menang, tetap saja yang baik menjadi korban ketimbang yang jahat. Terutama pada kasus perkosaan, yang lebih dicerca, dilecehkan, diasingkan masyarakat adalah si korban.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Air laut, burung camar, kaki langit yang luas tanpa batas. Tanpa itu semua, ia tidak akan bertahan hidup.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Ia sudah bersusah payah menutup pintu masa lalunya, ia tidak akan membiarkan pintu itu dibuka lagi oleh orang lain.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
“Ia harus berhati-hati. Ia sudah mengalami hal terburuk yang mungkin dilakukan seseorang padanya dan ia bersumpah untuk melakukan apa saja agar hal itu tidak terulang.”
― Berlabuh di Lindoeya
― Berlabuh di Lindoeya
