Citra Rizcha Maya's Blog, page 7

November 4, 2014

Resensi : Into The Wild- Kisah Tragis Sang Petualang Muda





Judul Asli        : Into the WildJenis Buku       : Non FiksiPenulis             : Jon KrakauerPenerjemah      : Lala Herawati DharmaPenyunting      : Maria M LubisPenerbit           : Qanita (Mizan)Tahun terbit     : 2005ISBN               :  9793269308 Karakter          : Christopher McCandlessLokasi             : Alaska (United States), Mexico, Virginia (United States) ,The Slabs, Mojave Desert, California.
Apa yang ada dalam benak seorang pemuda cerdas, sarjana berpredikat cum laude, ketika dia meninggalkan kehidupannya, keluarga yang mencintainya, dan mengasingkan diri ke alam liar? Mengapa dia menanggalkan kenyamanan peradaban dan semua atribut duniawi, dengan menyumbangkan semua tabungannya, membakar sisa uang tunai yang dia miliki, serta meninggalkan mobil kesayangannya di tengah hutan begitu saja?Christopher McCandless menjelma menjadi Alexander si Petualang Super -- menggantungkan hidup pada alam sepenuhnya, mengabaikan risiko apa pun, dan mencoba bertahan di tengah kebekuan dan kesunyian Alaska, The Last Frontier, dataran kejam yang tak kenal belas kasihan. Akankah petualangan ini membawa dia pada makna kehidupan? Ataukah ini hanya kegialaan kompleks seorang pemuda yang nyentrik yang haus sensasi?Di dalam Into the Wild: Kisah Tragis sang Petualang Muda, Jon Krakauer mengajak kita menguak misteri pengasingan diri Alexander si Petualang Super dan menyelamai gairah manusia saat bersinggungan dengan bahaya dan maut.Buku wajib bagi para petualang alam dan pemilik jiwa yang resah.

            Saya harus membuka resensi ini dengan kutipan dari Mark Twain, Berhati-hatilah membaca buku kesehatan, kamu bisa mati karena kesalahan cetak. Agaknya, inilah yang menjadi kesalahan kecil bodoh jika kita berpikir sebagai manusia yang tak menyangka  bahwa inilah yang menjadi akhir tragis dari kehidupan si petualang super. Alex atau nama aslinya adalah Christopher McCandless. Karena ‘keliru’ membaca buku botani, Alex keracunan kacang manis liar yang dipikirnya tanaman kentang liar. Akibat kelaparan di kejamnya pedalaman Alaska, tempat yang dipilihnya setelah dia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan pribadi dan keluarganya. Sepertinya ‘kesalahan membaca buku’ juga yang mempengaruhi keputusan Alex sebelum akhirnya menuju ke alam liar. Pemikiran tokoh-tokoh semacam Mark Twain, Leo Tolstoy, Jack London, Anthonny Storr, Henry David Thorreau dan sebagainya adalah pembentuk pribadi McCandless. Secara tidak langsung panutannya adalah mereka yang bertanggung jawab atas petualangan McCandless yang berujung pada kematian. London misalnya, penulis yang bagi McCandless adalah bagai pahlawan, yang sialnya mati bukan sebagai pahlawan namun sebagai pemabuk depresi sementara pemikiran bijaksana Tolstoy agaknya dilupakan McCandless sebagai fiksi yang tak nyata.Selain alasan bersifat pribadi dengan orang tuanya dan juga pemerintah yang dinilai Alex memuakan. Memang agak logis untuk menelusuri apa saja yang menjadikan seorang jenius semacam Alex mau menyerahkan nyawanya pada kejamnya belantara. Ataukah karena prinsip hidupnya yang menyukai tantangan dan alam liar adalah tantangan yang dipikirnya bisa dihadapi atau juga karena hanya ingin bersikap entah apatis atau itulah ketenangan karena Alex pernah berkata tentang “Aku tidak ingin tahu jam berapa sekarang. Aku tidak ingin tahu hari apa sekarang atau di mana aku saat ini. Semua itu sama sekali tak berarti.” Namun pada akhirnya Alex mendapat pelajaran dalam kesunyian yang dicari. Seperti kutipannya yang fenomenal: KEBAHAGIAAN HANYA AKAN NYATA APABILA DIBAGI. Tak perlu jadi jenius untuk memahami bahwa kalimat itu adalah penyesalan Alex karena meninggalkan orang-orang tersayang dan juga peradaban.Kisah Alex sendiri sungguh luar biasa. Saya kagum dan bersimpati untuknya. Namun, tulisan Krakauer sedikit membuat saya kecewa. Sebuah buku yang memiliki cita rasa keterpaksaan, karena memang asal-usul buku ini adalah perpanjangan dari artikel sembilan ribu kata dalam majalah Outside yang mendapat begitu banyak tanggapan beberapa saat setelah kematian McCandless. Komersialisasi akan sebuah kisah walau jelas memberi pesan tertertu kepada pembaca, maka akan mentahnya isi begitu tahu bahwa kisah Alex si Petualang Super yang Menyedihkan harus bercampur baur dengan petualangan pribadi si penulis dan beberapa orang lain yang harusnya ceritanya berdiri sendiri atau lebih bijaksana bila berganti judul, misal Akhir Petualang Tragis si Petualang dan Kisah-Kisah Tragis Lainnya, walau jelas judul Into The Wild sendiri telah mewakili isi kisah, namun fatalnya bahwa pada blurb yang berada di sampul belakang hanya bercerita tentang Alex, namun isi Alex dan bermacam petualangan lainnya. Pada dasarnya saya mencintai cara menulis Krakauer, narasinya mengalir dan penuh sensasi walau jelas dituliskan sangat hati-hati mengingat betapa sedihnya kisah ini. Pencitraan Alex sebagai pemuda yang mungkin bisa dikatakan sangat naïf namun terlalu idealis sama sekali tak nampak, dia begitu terkesan sebagai pahlawan walau mati kelaparan karena kesalahan makan. Betapa menyedihkan tahun 1993 anak keluarga kulit putih berkecukupan harus meninggal di tengan kedinginan akibat kelaparan hingga salah makan tanaman liar . Kalimat  saya itu mengandung sebuah ejekan, namun fakta itu tertulis indah dan memiliki kekuatan heroik di tangan Krakauer. Saya sendiri menganggap Alex McCandless sebagai pahlawan, dan mulai jatuh cinta untuk masuk ke alam liar (walau tak seekstrem Alex) setelah membaca kisahnya.Bagian terbaik dari sebuah buku adalah nilai yang dipetik, bagi saya buku ini telah menyampaikan pesan dari sosok Christopher McCandless ini yang inspiratif. Di tengah kekalutannya, dia memilih alam sebagai pelariannya sambil tenggelam bersama pemikiran para penulis besar. Setidaknya walau berakhir tragis pilihan McCandless lebih bisa ditoleransi dibanding pemuda yang mati bunuh diri karena putus asa, membunuh perlahan dirinya dengan narkoba, melakukan tindakan anarkis untuk melawan pemerintah dan orang tua. Masuk hutan liar dan kelaparan lebih baik dibanding anti kemapanan para penganut aliran Punk. Sayang, McCandless harus meninggal di usia begitu muda, seandainya alam menyelamatkannya dan membuatnya kembali pada peradaban mungkin memang tidak ada si Petualang Super, namun sebuah kadang pelajaran datang di saat yang sangat terlambat. Pelajaran terbaik dari McCandless adalah bahwa seorang manusia hanya boleh membawa apa yang bisa menampung di otak, hati, dan punggungnya. Setidaknya hal tersebut memberitahu bahwa gaya hidup remaja matrealisme dan hedonisme bukan pilihan bijak. Dan juga masuk ke alam liar tanpa persiapan juga tak bisa dibenarkan.Mengomentari fisik buku, saya tidak setuju dengan sampul versi Qanita, saya telah membandingkan dengan berbagai sampul buku ini. Kesukaan saya jatuh pada sampul bergambar McCandless di bus tua tempat dia tinggal, beberapa hari sebelum kematiannya. Siapapun yang melihat, karena saya percaya bahwa gambar memiliki sejuta kata untuk berbicara. Pasti menangkap aura kebahagiaan yang menyedihkan di wajah McCandless, foto itu adalah di hari-hari terakhir sebelum kematiannya. Dia kurus, kelaparan, namun bahagia dengan apa yang telah dilakukan. Seorang seperti McCandless adalah dia yang memiliki harga diri yang tinggi. Kekuatan itulah yang menurut saya lebih pas dibanding sampul bergambar pemuda di dataran bersalju yang seolah marah pada jagad raya. Untuk masalah penulisan, berhubung ini buku terjemahan saya berterima kasih karena Qanita tidak hanya melibatkan penerjemah namun juga editor, karena kesalahan dari banyak buku terjemahan adalah kadang akanhasilnya  terasa kaku bila tanpa didampingi editor karena kadang ada penerjemah yang tidak bisa juga berperan sebagai editor.Pada akhirnya saya menutup resensi ini dengan kutipan kesayangan McCandless dari buku Family Happiness milik Leo Tolstoy. Aku ingin pergerakkan dinamis, bukan kehidupan yang tenang, bahaya dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku tumpukan energi sangat besar tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang. Semoga kita menjalani petualang yang membawa kita pada pelajaran tentang kehidupan di saat kita masih bernafas. Terima kasih McCandless kau begitu menginspirasi.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 04, 2014 23:12

October 27, 2014

Peringatan Sumpah Pemuda: Pemuda dan Sumpahnya



Sumpah terdengar lebih puitis dan sakral daripada hanya ‘sekedar’ mengaku, atau mungkin memang kebanyakan kita lebih menyukai semua yang ‘terdengar’ indah’ daripada yang ‘terlihat nyata?’
Hari ini saya malu sekali. Ya, tepat di hari Blogger Nasional rasanya selain malu ya ada juga sedikit rasa bersalah, karena saya mengabaikan blog saya terlalu lama. Untuk itu saya ingin menebusnya dengan menulis sesuatu. Dan besok (eh beberapa menit lagi) bertepatan dengan tanggal 28 Oktober, baiklah Selamat Hari Sumpah pemuda, wahai Bangsa Indonesia! Sebenarnya tidak ingin sok nasionalis dengan memposting tema ini, tapi memang berbicara tentang para pemuda dan sumpahnya sungguh terdengar menarik.Sebelumnya saya ingin bertanya, sungguhkah para pemuda itu pernah bersumpah ataukah mereka hanya mengaku? Sumpah terdengar lebih puitis dan sakral daripada hanya ‘sekedar’ mengaku, atau mungkin memang kebanyakan kita lebih menyukai semua yang ‘terdengar’ indah daripada yang terlihat nyata?’ *abaikanlah*Tapi sejujurnya saya sangat menyukai bunyi sumpah, eh pengakuan para pemuda bangsa, pengakuan itu sesungguhnya membuat saya terharu, bagaimana denganmu ketika membaca deretan kata indah ini?
teks asli Sumpah Pemuda
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIABuat saya maknanya begitu dalam, bertanah air satu (tanah disewa air dibeli? Eh) Betapapun sulitnya tinggal di atas bumi Pertiwi, percayalah di atas bumi ini senyum sangat mudah terlihat. Betapapun sulitnya kehidupan, di sini masih ada belas kasihan. Indonesia masih memiliki harapan. Yang berharap untuk masa depan Indonesia yang lebih baik, yuk lakukan sesuatu yang kalian bisa jangan cuma bisa menyalahkan atau mengkritik tapi tak pernah bisa memberi solusi. Ada banyak generasi muda bangsa kita yang masih waras yang mau melakukan hal baik, saya percaya kalian harus percaya. Kalau kita mau, kita bisa, mari sama-sama.Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
          Kamu orang mana? Eh disebutlah nama daerahnya. Kapan yak kebanyakan kita mengatakan saya ini bangsa Indonesia dengan bangga? yuk bangga jadi bangsa Indonesia, tapi ya kadang sulit untuk bangga di saat kamu tak bisa melihat apa yang patut dibanggakan. Batik produk Indonesia, etapi banyak yang menggunakan batik impor? Atau halah, kalau mau nulis yang tidak membanggakan bakal penuh postingan ini, tapi sabanyak-banyaknya yang tidak membanggakan ada jauuuuh lebih banyak hal yang membanggakan dari menjadi bagian bangsa Indonesia. Sulit menemukannya? Kalo begitu yuk mari sama-sama kita mulai ciptakan! Sulit? Bukan berarti nggak bisa kan?          Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Serangan bahasa 4L4Y atau bergesernya bahasa kita dengan campuran bahasa asing mungkin itu semacam ancaman. Tapi saya melihat ini sebagai pemersatu, bahasa Indonesia adalah pemersatu bahasa di seluruh nusantara. Nusantara kita kaya akan bahasa kan ya? Satu bahasa daerah saya yang saya kuasai yaitu bahasa Sumbawa, ya iyalah saya orang Sumbawa (walaupun tidak ada kata cinta dalam bahasa Sumbawa, mereka tidak romantis? Bukan, tapi sebenarnya, misal bila mengingat nasehat orang tua ‘na beri lamen no pedi’ yang berarti jangan hanya menyukai jika tak bisa mengasihi itu maknanya lebih dalam dari sekedar kata ‘cinta’ Ooops kepanjangan curhatnya) maksudnya di sini adalah walau bahasa nusantara kaya tapi marilah kita berbahasa Indonesia.          Kadang saya agak heran dengan orang-orang yang berada di tempat umum dengan banyak orang lain tapi ‘sesamanya’  berkomunikasi  dengan bahasa daerah. Dimana semangat kebangsaannya? Bukan soal gengsi ketika memakai bahasa nasional, tapi bukankah itu salah satu cara untuk tidak terlalu bersikap primordial? Silahkan kalau setuju. Cuma saya ingin mengatakan bahwa saya sangat tidak nyaman jika di forum resmi atau instansi banyak orang sibuk saling berceloteh dalam bahasanya masing-masing.
Sekarang Tentang Pemuda Indonesia Masa Kini Apa coba alasan Cobain bikin lagu Smells Like Teen Spirit yang berarti Beraroma Layaknya Jiwa Muda yang berarti bahwa betapa kerennya para jiwa muda ini, eh sayang itu ‘sangat mainan alias so toy :P, sok tau’ itu gegara si Cobain ingat mantan pacarnya yang jadi inspirasinya sering menggunakan deodorant bermerek Teen Spirit (gagal berasa keren, kan?). Tapi sebenarnya jiwa muda itu sungguh luar biasa. Tanya saya nih yang jadi guru di SMA yang bergaul dengan mereka yang semangatnya nyaris tak ada lelahnya.Namun sayang semangat belakangan ini tak selalu positif. Dengan era galau yang ngetrend dan jomblo jadi  sasaran empuk bully, tengoklah berbagai socmed, dan hal semacam itu membuat orientasi dan semangat remaja kita bergeser, tak lagi untuk berprestasi tapi lebih memfokuskan pada masalah hati. Kata om Rhenald Kasali, remaja sekarang adalah generasi stroberi, terlihat cute tapi gampang sakit hati. Mereka terlalu rapuh, fiuuuh.Ayo dong remaja dan para pemuda, bukan hanya karena pada peringatan Sumpah Pemuda saja, tapi sesekali berpikirlah jauh ke depan, tentang hari esok ketika kalian jadi orang dewasa ketika kalian jadi pemimpinnya menggantikan mereka yang hari ini kebijakannya kamu kiritik dan protes. Mereka yang mewariskan kamu dengan masalah. Mereka yang kadang ‘lupa’ memperlakukanmu dengan cara yang seharusnya. Mari lakukan aksi yang membuat kamu layak untuk menyongsong masa depan lebih baik, bukan cuma jadi remaja yang rela ingatannya dilumpuhkan hanya karena putus cinta. Remaja sekarang harus lebih tangguh dari remaja tahun 1928. Mereka bisa bersumpah dan kalian harus mewujudkan sumpah mereka. Kalian harus tahu wahai pemuda apa yang Franz Kafka penulis kesayangan saya katakan tentang kalian, Youth is happy because it has the capacity to see beauty.” Beruntunglah kamu yang masih merayakan masa muda!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 27, 2014 08:52

September 18, 2014

Pemberontakan Sheila


Sheila merasa takdir tengah mempermainkannya. Sheila seperti tengah berada dalam gulungan Tornado kemarahan, kekesalan, kebencian dan kekecewaan. Kedua orang tua Sheila baru saja berpisah, dan sebagai anak tunggal Sheila merasa cobaan ini terlalu berat buatnya. Sheila terpaksa memilih untuk entah ikut mama atau papanya. Kadang Sheila berpikir seandainya dia adalah manusia yang memiliki kemampuan membelah diri seperti Amoeba, maka Sheila takkan nelangsa seperti ini. Maka Sheila akan memiliki satu jiwa dengan dua fisik yang bisa dia bagi untuk mama dan papanya.Perpisahan menurut Sheila adalah hal yang menakutkan. Ketika kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah, Sheila dengan otak bijaksana yang didapatnya melalui bacaan dan film-film bertema berat bertanya-tanya; bagaimana mungkin mereka yang dulunya saling mencintai bisa menyerah begitu saja? Tidak ingatkah mereka bagaimana mereka memulai kisah asmara mereka?Tapi gadis enam belas tahun bisa apa? Masalah semakin rumit sekarang, Sheila pikir bagian tak menyenangkannya adalah episode-episode canggung delapan bulan terakhir ketika papanya memilih tidur di lantai kamarnya atau mamanya yang tidur bersamanya. Juga ketika Sheila kebingungan memilih masakan sehat mamanya atau makanan cepat saji kesukaannya yang selalu membuatnya merasa bersalah tapi sangat dia sukai yang selalu dibawakan papanya. Ada yang lebih buruk dari itu semua. Bukan ketika papanya mengalah untuk keluar dari rumahnya dan Sheila harus tegar mengangkat kepala dan menahan air mata saat mengucapkan kata “Sampai jumpa di akhir pekan.” Juga bukan ketika melihat bahwa di jari manis kedua orang tuanya tak lagi melingkar cincin yang nyaris serupa. Sheila tahu di sana ada kenangan tersamar yang kini meninggalkan tanda yang menyerupai halo. Sheila berharap tanda mungil itu memiliki kekuatan magis yang akan mempengaruhi pikiran kedua orang tuanya, kekuatan yang membuat memori otak mama papanya kembali memutar kenangan indah mereka dan alasan-alasan bahwa mereka sebenarnya ditakdirkan bersama.“Sadar Sheil, mama papamu bukanlah pasangan penuh toleransi seperti Edward dan Bella di drama Twilight,” Ada gadis yang menyerupainya tengah menggeleng lalu menghembuskan nafas dan berekspresi sok dewasa dari dalam cermin. Gadis itu sekarang memelototi Sheila yang juga balas memelototinya.“Hey, seandainya kamu bisa keluar dari cermin maka kamu bisa bersamaku melakukan suatu hal bodoh tapi menyenangkan di luar sana.” Sheila berbicara seolah dia bukan berbicara pada bayangannya, Sheila kadang sangat tak masuk akal.“Apa kamu begitu kuper-nya sampai tak punya teman yang bisa kamu ajak untuk… yeah sekedar hang out dan curhat?” Sheila berbicara sendiri tapi seolah-olah si gadis dalam cerminlah yang berbicara.“Tragis sekali ya?” Sheila memaksa diri untuk tersenyum. Senyumannya jelek sekali, kedua bibir Sheila terlalu kaku untuk membentuk lengkungan menyenangkan. Bahkan kedua lesungnya enggan nampak dan dagunya yang belah sekarang terlihat sebagai cacat jelek di wajah cantiknya.Sheila berpikir, seharusnya dia bisa hang outdan makan ice cream di café dekat sekolah mereka. Atau mungkin bersepeda ke taman dan main layang-layang dengan Bima… aaaah nggak bisa. Bima dan Sheila takkan lagi bisa seperti sebelumnya, sebelum Bima bilang suka. Seharusnya mereka sahabat selamanya. Sahabat sejak kecil karena mereka bertentangga̶̶̶― mereka seharusnya seperti saudara. Sheila memang menyayangi Bima, tapi Sheila merasa belum bisa terjebak dalam kisah indah yang… dia masih terlalu muda untuk itu.“Aku takut,” Sheila berbicara pada diriya sendiri. “Sebenarnya aku tak ingin teman-temanku tahu bahwa … orang-orang akan berpikir seorang anak korban perceraian akan menjadi anak yang sulit. Prestasi di sekolahnya akan buruk dan melakukan hal-hal bodoh dan ketika dimintai pertanggung jawaban aku cuma akan bilang ‘Itu hanya bentuk protes agar mendapat perhatian dari orang tuaku.’ dan orang-orang paling hanya memaklumi walau dalam hati akan berkata ‘nggak heran, produk broken home. Aku nggak mau seperti anak-anak korban broken homekebanyakan.”Dan Sheila antara menangis dan tertawa berbicara lagi “Mama papa bego ya, mereka menyuruh aku ketemu terapisku beberapa kali dalam seminggu dan mereka membayar mahal untuk itu. Padahal aku cuma mau kita bertiga mengelilingi meja makan sambil menikmati makanan enak mama dan ngobrol  juga tertawa, setelahnya kita akan duduk di sofa depan televisi sambil berpelukan dan bercanda seperti saat semuanya masih baik-baik saja.”“Kenapa mama egois? Kenapa papa mudah menyerah? Dan kenapa aku bisa berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja?” Sheila terus saja berbicara seolah dia memiliki seseorang yang akan mendengarnya. “Seandainya boleh marah,” bibir Sheila tertawa tapi matanya mengalirkan tetesan air mata. Kedua tangannya buru-buru meraih tissue di meja depannya untuk menghapus tangisannya. Sheila mencoba tersenyum.“Sheil!” suara papanya terdengar di lantai bawah dan inilah saatnya, liburan ayah-anak hadiah kenaikan kelasnya. Mereka akan ke sebuah pulau yang kata papanya akan membuat Sheila jatuh cinta karena pulau itu seindah surga. Semoga saja.“Semoga liburannya menyenangkan,” kata si ‘bayangan’ kepada dirinya. Sheila memaksa diri tersenyum.***Semuanya terlihat baik-baik saja, pada awalnya. Dimulai dari mama yang memeluk dan mencium keningnya di bandara, seminggu penuh suka cita di pulau bak surga dengan pelayanan mewah di tenda yang dekat dengan alam di Pulau Moyo. Bahkan Sheila masih berpikir bahwa pondok cantik mungil dari kayu di atas bukit adalah penyempurna akhir liburannya. Sheila suka suasananya, Sheila suka udara segaranya, pemandangan danau di kejauhan yang terlihat di kejauhan, halaman belakang yang luas, serta obrolan-obrolan menyenangkan di gazebo depan, hal terbaik di sini Sheila selalu bisa melihat dua warna favoritenya; hijau yang terlihat dari pepohonan serta biru indah di langit yang cerah, tapi tidak semua hal selalu terlihat indah. Hingga sebuah obrolan ringan berubah menjadi hantaman bagi Sheila.“Sheila senang dengan liburan Sheila dan nggak keberatan memperpanjang liburan. Tapi, kalau boleh Sheila tahu, kapan kita pulang pa?”“Sheila suka rumah ini?” Papa menjawab pertanyaan Sheila dengan pertanyaan.“Suka banget, liburan besok kita ke sini ya?” Nada suara Sheila masih terdengar ceria.“Liburan berakhir Sheil, dan kita akan tinggal di sini.” Kata-kata itu sederhana tapi Sheila tak bisa mencernanya.“Maksud papa?” Sheila sesungguhnya ketakutan dengan jawaban papanya.“Ini rumah baru kita,” Sheila ingin menuntut jawaban tapi Sheila juga tak sanggup memandang kesedihan di wajah papanya.Papa menunjukkan foto di smart phone-nya. Sheila ingin tak percaya dengan apa yang dilihatnya dan nama tantenya sebagai pengirim foto tersebut akhirnya membuat Sheila berdamai dengan keyakinannya. Itu foto pernikahan mamanya dan yang Sheila tahu ada dua hati yang sama-sama patah.“Papa memutuskan untuk menerima pekerjaan di sini di Sumbawa Barat, di Newmont sebuah perusahaan pertambangan. Ini hal terbaik yang bisa papa lakukan, menghilang dan jauh dari tempat kita sebelumnya. Bisakah kita berusaha untuk menyembuhkan luka hati kita, Sheil?”Sheila mematung dan jutaan kata berteriak di kepalanya tapi satupun terdengar oleh telinganya, seharusnya Sheila menangis tapi yang terjadi sebaliknya. Kesimpulannya adalah mama mendepaknya dan papa menjebaknya. Sheila tak pernah merasa dikhianati kedua orang tuanya sedalam ini. Pertahanan Sheila runtuh, bahkan menangis tak mampu lagi menunjukkan kesedihannya, ada yang hancur di dalam dirinya dan kepercayaan juga tak lagi tersisa untuk kedua orang yang sangat di sayanginya.“Entah bagaimana menyembuhkan hati papa, tapi hatiku dengan mudah tersembuhkan. Berikan aku kado setiap minggu, siapa yang butuh kasih sayang kalau Sheila bisa mendapat benda-benda menyenangkan?”Sheila baru saja membodohi dirinya, tidak ada yang bisa menukar orang tuanya dengan benda apapun.***Semuanya baru, Sheila bersekolah di sekolah kampung dengan anak-anak yang menurut Sheila kampungan. Sheila tak mau berteman dengan mereka dengan alasan apapun. Menurutnya, dia dan anak-anak itu hanya terjebak di tempat yang sama. Sementara papanya, sibuknya luar biasa. Itu pengalihan pikiran dari pernikahannya yang gagal.Papa memang tak pernah melupakan janjinya pada Sheila, di akhir pekan dia selalu meletakkan kado yang terbungkus cantik, di meja tempat tidurnya, tapi tak pernah sekalipun Sheila mengucapkan terima kasih. Hubungan Sheila dan papa tak lagi sehangat dulu, mereka lebih mirip seperti sepasang orang asing yang di suruh tinggal bersama. Hingga suatu hari saat papanya benar-benar memojokkannya dan memaksa bicara, akhirnya Sheila bicara tapi tentu saja kata-katanya tak lagi terdengar manis dan manja seperti Sheila yang dikenal papanya.“Terima kasih untuk mug-kopi-my-dad-has-the-most-awesome-daughter-in-the-world-nya pa itu manis sekali, tapi aku tak sengaja menyenggolnya dan pecah. Aku harus bilang apa soal frame raksasa dengan kolase foto kita? Itu hanya rekaman gambar, tapi aku ingat dulu pernah ada kita bertiga di sana; aku, mama, dan papa. Seolah seperti yang ditakdirkan papa memotong gambar mama, dia memang menyakitiku dan papa, tapi kita dulunya keluarga . Dan puisi itu memang indah dan aku terharu hanya saja aku tak sanggup menangis air mataku habis, oh iya kado cantik Ballerina Musical Globe justru mengingatkanku pada… apa saja yang telah dirampas dariku? Balet yang adalah separuh hidupku, sekolah lamaku, teman-temanku, Bima… seluruh duniaku papa hancurkan dan papa bentuk kehidupan yang tak seperti mauku. Aku benci papa!” Sheila berbicara cepat dan keras, seolah kepalanya tak bisa mengontrol lidahnya.Tak ada lagi obrolan apapun setelahnya, hanya saja seminggu kemudian Sheila mendapatkan credit card sebagai hadiah untuk memilih sendiri kado-kado yang diinginkannya, sejujurnya papanya telah kehabisan ide untuk menghadapi putrinya yang kini telah berubah. ‘Belilah apapun maumu’, itulah yang tertulis di sebuah memo merah muda. Papanya tahu tinggal di kota kecil membuat Sheila harus berbelanja secara online untuk memenuhi maunya. Sheila tak bersyukur untuk itu, Sheila malah mendapatkan cara baru untuk menyakiti papanya.***"Kuteks dua belas warna? Setengah lusin ponchokasmir dengan warna yang sama, hitam?” papa tak percaya melihat apa yang dikadokan Sheila untuk dirinya sendiri.“Aku sedang berkabung papa dan akan terus berkabung, dan kuteks mengatasiku mengigiti kuku-kukuku karena gelisah.” Sheila menjawab dan memasang wajah datar tanpa rasa bersalahnya.“Dan sekelompok Barbie yang kamu bantai? Are you okay, dear?” Sheila memungut salah satu Barbie berkepala botak dan wajah coreng moreng karena tindakan vandalisnya.“Aku marah karena para Barbie memiliki senyum dan kebahagiaan permanen di wajahnya.” Sheila berusaha tegar tapi air mata mengkhianatinya.“Papa berusaha nak, papa pernah memiliki dua wanita yang papa cintai, kehilangan seorang membuat papa seperti ini, sanggupkah kau buat papamu menderita lebih dalam lagi? Tolong kembalikan gadis kecil papa yang papa sayangi.” Belum pernah Sheila melihat papa sedih sepeti ini, matanya berkaca tapi wajahnya memaksa menunjukkan ekspresi tegar lelaki dewasa.Sheila tak sanggup berkata-kata pada akhirnya Sheila mendekapnya dan mengucapkan maaf. Sheila tak menduga bahwa dia sanggup menyakiti papa yang sangat menyayangi dan selalu melindunginya. Bahkan dari luka yang mungkin lebih parah jika di ada di sana menyaksikan pernikahan mamanya. Ini penyesalan terbesar Sheila dan Sheila ingin memperbaikinya.***“Boleh minta dua permintaan terakhir?” keduanya tengah duduk di taman bunga matahari yang beberapa bulan terakhir dibuat oleh papanya untuk  kejutan ulang tahun ketujuh belasnya, beberapa minggu lagi..“Apapun,” jawab papanya tulus.“Tetaplah jadi pahlawanku dan tetaplah menjadi cinta sejatiku sampai aku menemukan pangeran tampanku.” Pinta Sheila dalam nada manja dan wajah merona. “Papa janji,” lalu keduanya menatap langit berwarna jingga dan menghirup udara segar. Mereka memang melewati kisah yang tak mudah tapi mereka akan berusaha untuk sama-sama mengobati hatinya, lebih dari segalanya mereka berjanji untuk menjadi keluarga bahagia selamanya. (the end)
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 18, 2014 15:34

July 5, 2014

Spacious Love: Karena Sakit Tak Bisa Dibagi Karena Bahagia Tak Mungkin Sendiri




Alhamdulillah, akhirnya novel ketigaku yang berjudul Spacious Love terbit! Novel ini adalah proyek Januari 50K tahun lalu yang berhasil menjadi pilihan editor untuk lomba Menulis Seri Blue Stroberi. Seri Blue Stroberi ini bertujuan untuk membekukan rasa manis dan pahitnya cinta. Tentang perpisahan, sad ending, galau, dark romance  dengan bumbu manis dan lucunya cinta yang akan dibekukan dalam sebuah novel remaja.             Dan, bagaimana cerita dari Spacious Love ini?            Okay, ini blurb-nya!“Kita perlu memperkenalkan diri secara resmi.” Dia mengulurkan tangannya, “Jonas Scheuchzer.”“Edelweiss. Hanya Edelweiss tanpa nama belakang keluarga.” Aku tak ingin mengingat nama pemberian ayahku.“Nama tengah?” tanyanya.“Kurasa tak perlu!” jawabku singkat.“Namamulah, alasanku tertarik padamu.”“Oh ya?” tanyaku tak percaya
Banyak hal yang membuat Del menolak untuk menjadi dewasa. Pengabaian Aliyan, teror Gatra, dan kehadiran Jonas yang rela terbang separuh dunia untuk menemui Del di Lombok. Kejadian itu membuatnya kacau. Namun Del tak sendiri, dia memiliki orang-orang terbaik di hari-hari terburuknya. Mereka adalah Anye dan Leya. Del juga selalu bisa bersikap ‘tak-ada-yang-perlu-dikhawatirkan’, karena Del percaya pada kekuatan penyangkalan. Karena kamu tak akan pernah merasa sakit jika kamu tak menyadari bahwa kamu sedang terluka.
Baiklah, sebelumnya aku ingin minta maaf karena aku berlaku tidak adil pada tokoh utamaku, namanya Edelweiss. Pembaca boleh memanggilnya Del. Sebagai penulis aku bersalah karena membuatnya menanggung begitu banyak penderitaan. Aku tak mau menjelaskan penderitaannya, karena lebih baik kamu mengenal Del dan membiarkannya memberitahu sendiri tentang hidupnya. Sayangnya, Del mencurangiku, dia menyangkal semua penderitaannya dan dia terlalu ahli dalam menganggap segala hal baik-baik saja. Si Del lebih keras kepala dari si penulisnya sendiri. Fiuuuuh.Edelweiss berasal dari … yeah dia nama bunga tapi dalam hal ini Edelweiss terinspirasi dari salah satu tempat favoriteku, di seluruh dunia. Pondok yang pernah kutinggali selama empat tahun bersama orang-orang kesayanganku. Jadi Edelweiss ‘terlahir’ karena aku begitu mencintainya. (Okay, stop curhatnya Citra!)  Walau aku tak yakin semua orang bisa mencintai si Edelweiss ini (Karena beberapa sifat dan kebiasaan buruknya) Namun kenyataannya, Jonas bahkan rela terbang separuh dunia untuk menemuinya. Gatra mengejarnya hingga terasa seperti terror yang mengganggu, sayang Del mencintai Aliyan yang mengabaikannya. Cinta selalu menentang aturan, begitulah. Seseorang tidak bisa memilih untuk mencintai atau dicintai oleh orang yang seharusnya, kan?Selain Del, pembaca akan berkenalan dengan Jonas, cowok Jerman yang bahkan mundur dari pekerjaan, meninggalkan negaranya untuk menemui Del, si gadis yang hanya dilihatnya melalui video. Leya, si girly evil yang … kamu boleh membencinya kalau kamu mau. Aliyan, cowok ‘cuek’ pecinta gitar bass yang lebih suka teler dan kebas. Juga Anye, si cewek dengan obsesi kisah cinta ala chick flicks. Novel ini tidak hanya berkisah tentang cinta, tapi juga persahabatan dan jalinan kasih dalam keluarga.             Jika suka dengan cerita yang menyentuh dan agak mellow(tapi aku meyakinkan kamu bahwa Del menolak untuk dikasihani) novel ini menunggumu untuk dibaca. Aku harus bilang, bahwa ada beberapa bagian yang aku bahkan harus mengetiknya sambil menangis (akunyaaaaah cengeng) Bukan bermaksud untuk ‘menjual’ kesedihan tapi aku hanya ingin menyampaikan pesan bahwa, kadang cinta bukan hanya tentang tawa dan bahagia. Kadang cinta harus membuat kita menangis, bukan hanya karena ada hal yang membuat miris tapi kadang ada kejadian tragis yang justru meninggalkan rasa manis.
1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 05, 2014 19:54

January 24, 2014

Hati Menuntut untuk Dicintai (dan Mencintai)

http://tariqmcom.com/wp-content/uploads/2013/11/Love_Quotes_for_Him_tumblr-love-quotes_large.jpg

Aku selalu jatuh cinta dengan ide tentang jatuh cinta. Membicarakan cinta membuatku merasa bahwa udara menjadi begitu nyata, di mataku dia terlihat berwarna Fuschia dan beraroma seperti Vanilla. Cinta kata tunggal dengan makna tak terhingga. Beruntungnya aku menulis catatan ini ketika sedang jatuh cinta—aku tengah menikmati setiap keindahan dan kebahagiaannya. Berawal dari sebuah kalimat dalam film Diana membuat aku berpikir aku harus menulis sesuatu yang indah. ‘You're a cancerian. You hang on to the idea of love. Cause you're so good at giving love. So you keep on giving. The hard part is receiving love ( Kau adalah seorang Cancerian. Kau berpegangan pada ide mengenai cinta. Karena kau sangat hebat dalam memberikan cinta. Jadi kau terus memberikan. Bagian yang sulit adalah menerima cinta) Sangat kebetulan (walau aku kurang percaya ramalan zodiac)’ tapi yang dibahas adalah Lady Diana yang berzodiac Cancer yang adalah pasangan sempurna untuk zodiacku Pisces, setidaknya aku mengetahui sebuah fakta bahwa seseorang yang begitu hebatnya dalam memberikan cinta begitu sulit menerima cinta (Aku akan mencoba memahaminya jika aku bertemu pria Cancer) Lupakan soal zodiac karena ini hanya sebagai contoh, aku ingin membahas tentang apa yang dibutuhkan hati, yah cinta itu tadi.Bagaimana kamu tahu bahwa kamu sedang jatuh cinta? Jawabanku sederhana saja, aku berada di fase antara tersadar dan bermimpi. Ada banyak emosi yang datang pada waktu yang sama dan tak kumengerti. Cinta, jika memang cinta adalah jawabannya, maka takkan lagi kita memerlukan pertanyaan, seperti cinta yang memberikan solusi untuk semua masalah. Cinta begitu membingungkan namun juga begitu menyenangkan.Sebelumnya ada tiga hal penting di sini yang harus dipisahkan namun semuanya saling berhubungan; cinta, hubungan, dan jodoh. Ketiganya tidaklah selalu sejalan—kamu bisa mencintai siapa saja walau mungkin bisa memiliki hubungan. Kamu bisa memiliki hubungan walau tanpa cinta. Namun, pada akhirnya jodoh membuat sebuah hubungan ‘selamanya’ dalam cinta.Sebagai contoh, aku sedang jatuh cinta pada seseorang yang aku tak begitu mengenalnya yang kepadanyalah aku tak berencana jatuh cinta tapi aku tenggelam di dalam cinta. Rumit? Kamu takkan tahu betapa rumitnya jika kamu tak merasakannya. Anggap sajalah takdir menjebakku dalam suatu keadaan singkat yang indah dan nyaris tak bisa dipercaya. Untuk waktu yang singkat aku seolah diberikan suatu keajaiban dan keajaiban itu tak lama dirampas oleh jarak dan waktu. Aku tak melihat adanya sebuah hubungan di masa depan, tapi aku jatuh cinta! Aku tak melihat kemungkinan ada pertemuan selanjutnya, tapi aku jatuh cinta! Aku tak melihat akal sehat di sini, bukankah cinta tak melihat melalui akal? Aku menghilangkan ketidakmungkinan dan menggantinya dengan cinta, terdengar tak nyata tapi indah, seperti mimpi yang akan terhapus oleh pagi dan mungkin pagi akan mengubahnya menjadi nyata (lihat betapa mereka yang jatuh cinta berpikir begitu positif!) ini bukan hanya sekedar kegilaan yang indah, kan?Entah ini bodoh atau cerdas, salah atau benar. Namun, aku percaya bahwa cinta harus diungkapkan, entah nantinya akan menjadi sebuah hubungan atau berjodoh atau hanya sebuah episode manis di suatu waktu, namun seharusnya cinta perlu dibicarakan secara dua arah, karena cinta yang tak menemukan jawaban akan menyesatkan dan mungkin berakhir dengan penyesalan.Rasanya sangat tak adil bila seseorang dengan cinta yang begitu besar begitu ketakutan untuk menerima cinta, bagaimanapun nanti tapi hati akan menuntut untuk dicintai. Walau menerima cinta adalah suatu kebutuhan tapi—untuk beberapa orang menerima cinta bisa begitu menakutkan. Cinta, dengannya mari kita mengubah beberapa hal yang menjadi keraguan dalam diri kita, dengan memulai mengubah segala ‘karena’ dan ‘supaya’ menjadi ‘meskipun’, contoh; Aku (tak hanya) mencintaimu ‘karena’ kamu cerdas ‘supaya’ kamu bisa membuat hidupku menjadi lebih mudah. Dan lihat contoh kedua! Meskipun’aku tak tahu siapa kamu, entah apa kita memiliki kesempatan di masa depan, serta dengan segala ketidakmunginan dari sudut pandangku sebagai manusia yang tak bisa membaca takdir yang aku tahu aku mencintaimu. Paham bedanya? Gunakan kecerdasan hati untuk memahaminya! Pada akhirnya kita akan kebingungan jika logika terlalu berusaha untuk memahaminya. Secara pribadi harus aku katakan, bahwa cinta adalah kebaikan, bahwa cinta harus diupayakan, bahwa cinta tak boleh memiliki keraguan dan jangan pernah terlalu takut untuk menerima cinta. Entah bagaimana caranya kalian memahami cinta, tapi aku pribadi mengatakan bahwa cinta berarti pemberian dukungan, penghargaan dan kekaguman, suka cita-ceria-tawa-bahagia, keramahan-persahabatan-rasa-nyaman-serta kedamaian, dan lebih dari segalanya cinta bukanlah pengikat tapi yang membebaskan. Siapkah kamu dicintai dan mencintai?
Message-Coldplay
1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2014 07:16

January 2, 2014

Bagaimana Jika Kamu Tahu Jodohmu di Masa Depan?Paquita dan Pangeran Bianglala Punya Jawabannya!



Novel keduaku akhirnya terbit, happy pake banget! Akhirnya ketemu sang Pangeran Bianglala! Kalau kamu seperti aku yang ‘tergila-gila’ banget sama ide tentang jatuh cinta sama Prince Charmingdi dunia nyata. Maka aku tak bisa bertanggung jawab kamupun pasti akan jatuh cinta padanya. Tapi ... si Pangeran Bianglala udah ngasih cincin sama Paquita juga janji bahwa mereka akan bertemu lagi di masa depan. Betapa beruntungnya Paquita! Dia nggak perlu repot-repot menebak-nebak masa depannya dan juga ... mungkin semuanya baik-baik saja seandainya mama Paquita tidak menikah dengan papa-nya Tarra, sahabatnya yang entah mengapa pernikahan tersebut justru menjauhkan jarak kedua sahabat itu. Hal terparah dari segalanya adalah Danar! Sumber dari segala sumber masalah di kehidupan baru Paquita. Selanjutnya ... baca sendiri ya!
Keterangan Buku :Penulis                          : CitЯa ЯiZcha MayaEditor                           : HP MelatiCover Designer            : A. M. WantoroProofreader                 : Yunni YuliannaISBN                           : 978-602-1637-07-4Penerbit                       : Qanita
Blurb   :
Paquita mendapat kado tak terduga ketika berulang tahun ke sembilan. Pangeran Bianglala. Darinya, Paquita menerima cincin yang kebesaran untuk jarinya, serta janji bahwa mereka akan bertemu di masa depan nanti. Paquita memang menanti. Hingga kemudian, ketika beranjak remaja, Paquita bertemu Danar. Lalu, bimbang pun hinggap. Hatinya sudah untuk Pangeran Bianglala, tetapi bagaimana jika yang datang justru seorang kesatria berbaju zirah?
Sebuah drama percintaan romantis tentang remaja. Mencampurkan keajaiban cinta, harapan, dan impian yang sering kita temukan dalam dongeng sebelum tidur dengan kehidupan nyata.
Hati-hati dengan keinginanmu
Teman-teman jangan lupa beli yak bukuku, udah ada di toko-toko buku dan juga bisa di beli online di sini :1. Toko buku online Mizan 2. Buku kita  3. Ini buku 
Yuk sama-sama jatuh cinta dengan Paquita dan Pangeran Bianglala, XOXO
2 likes ·   •  2 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 02, 2014 15:40

December 30, 2013

Pelajaran Berharga dari 2013

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Mengutip Surah Ar Rahmah yang selalu menguatkan hatiku. Hidup, aku menganggapnya sebagai sekolah yang sangat luas dengan guru yang kadang sangat tegas, memulainya dengan ujian lalu memberikan pelajaran. Kehidupan, sebuah berkah mulia yang sangat berharga.***            Di awal tahun aku memulainya dengan ... boleh ngakubetapa betenya aku? Liburanku rusak gegarabanjir! Aku mengeluh dan tidak merasa malu pada korban banjir atau korban bencana alam yang lebih parah. Tapi, sekarang aku sadar bahwa aku ... yeah, balik ke kosan lebih awal dan memutuskan menyelesaikan ‘liburan’ adalah langkah bijaksana. Aku menyelesaikan tugas sekolah dan novel si Del (Love for Spacious Skies) di bulan Januari akhirnya terbit sebentar lagi. Baiklah kurang dari seminggu lalu aku juga mengeluh, yeah sebut aku tukang mengeluh tapi aku harus jujur bahwa aku iri setengah mati pada mereka semua yang pergi berlibur. Orang lain sudah berlibur sementara aku berkutat dengan nilai, raport dan try out! Dan seperti yang sudah-sudah aku menyalahkan diri sendiri karena ‘Citra! Kenapa nggak nabung buat liburan?’ hey! Masalah finansialku (memang) berantakan karena yeah ...okay, tidak ada yang bisa disalahkan tapi setidaknya aku tidak seperti si Rebecca Bloomwood (tapi Rebecca dapat si Luke Brandon, yak? Hiks) Tidak ada liburan karena harga satu tiket pesawat sudah kutukar dengan beberapa buku bagus yang  membuatku tidak hanya mendatangi satu tempat tapi membuatku mendatangi beberapa kehidupan. Sebut aku payah atau apapun terserah anda. Setidaknya, di akhir tahun aku sudah ‘punya pulau pribadi’, menghadapi badai di laut, juga tersesat di tempat yang banyak warna hijau dan birunya serta memiliki matahari hangat juga angin yang segar. Itu lebih dari cukup dan aku bersyukur—syukur mencukupkan segalanya dan juga membahagiakan. Percayalah!            Dulu, ketika memasuki 2013 aku nyiapinstoplesà mangkuk keramik etnikà kotak gede bikinan sendiri yang ada gambar kerennya (ketauan banget yak akunya labil) buat diisi dengan kesyukuran-kesyukuran kecil di setiap hari, yang akhirnya ... Si stoples diisi gula, si mangkuk keramik diisi receh, si kotak gede diisi resi, kwitansi, struk belanja sama surat-surat (tapi ga ada surat cintanya, fiuh) Bukan berarti aku nggak bersyukur tapi, aku cuma males (boleh beralasan?nggak!) tapi, aku masih ingat banyak hal yang harus disyukuri. Aku mau menulis beberapa hal yang patut aku syukuri di tahun ini.  (Akhirnya!) Aku berhijab!            Seriusan nggak gampang memulainya, tapi ... di awal Ramadhan aku membulatkan tekad untuk berhijab. Bukan gegara fashion hijab lagi happening, tapi emang karena itu keharusan kan, ya? Tapi memang ada beberapa hal yang seharusnya sedari dulu aku sadari. Siapapun yang hidup denganku atau lumayan akrab denganku tahu banget gimana ancurnya selera berpakaianku; tank top, hot pants, mini skirt, mini dress! Itu memang pernah jadi ‘Citra banget’ (itu cuma selera berpakaian tapi sifat alamiku tidak seperti selera fashionku) dan... setelah aku ingat-ingat ternyata selera fashion payahku itu bikin masalah buatku sendiri. Pengakuan? Okay! Beberapa cowok mendekati dengan alasan karena aku terlalu banyak mengekspose kulitku, dan beberapa mengaku memasukkan aku ke dalam khayalan joroknya. Aku memang tidak bisa mengontrol otak siapapun tapi setidaknya, membayangkan kamu di dalam khayalan seseorang? Bukan pengalaman bagus. Sekarang, aku sedang belajar mengcover diriku, juga aku harus mengenyahkan label centil. Gaya bicaraku, ekspresi dan bahasa tubuhku sedari dulu begini dan aku berusaha untuk bersikap dan berperilaku formal dan normal tapi aku harus tetap Citra yang sama.
(Penghargaan Lucu-lucuan dari para siswa) Jadi Guru Berprestasi, Favorite dan Terdisiplin.             Tahun sebelumnya aku mendapat penghargaan ‘lucu-lucuan di hari Guru’ sebagai guru Motivator dan Termodis untunglah tidak ada lagi penghargaan itu di tahun ini (1) Aku cuma membaca terlalu banyak kutipan keren dan kusampaikan tapi kadang aku kesulitan menerapkan motivasi yang terlalu ideal itu, tapi seriusan aku berusaha lho (2) Guru termodis? Apa? Memakai Jeans pas weekend dan sepatu kets yang belakangnya diinjak! Di mata anak-anak itu asyik tapi secara formal? Lupakan! Kalau soal kenyamanan? Luar biasa nyaman. Jadi guru berprestasi? Okayjika hobi menulisku dipertimbangkan. Jadi guru Favorite? Karena aku pake gaya stand up comedy di depan kelas. Jadi guru Terdisiplin? Yeah aku tergila-gila dengan mungutsampah (aku hanya berusaha menyelamatkan Bumi dari global warming karena aku nggak pengen tinggal di Mars, tinggal di luar negeri aja masih susah dibayangin -_-) dan juga aku sering ‘negor’ siswa yang nggak masukin baju dan nggak pake ikat pinggang. Tapi ... itu sebagai suatu ‘basa-basi’ agar aku dan siswa bisa berkomunikasi, itu bentuk rasa peduli, karena ... nggak gombal lho aku sayang siswa-siswaku walau nggak semuanya aku bisa cocokkan nama dan mukanya secara tepat (ratusan siswa guys, bayangin! Hey saya single mom yang punya ratusan anak remaja lho *bangga beud*) sebenarnya rahasia kenapa saya menyabet 3 dari 4 penghargaan adalah hanya karena saya populer, namanya guru PKn kan ngajarnya semua kelas jadi tenar deh heuheuheu. Cuma beneran lho saya syukur banget karena siswa saya perhatian *terharu*

Dan Ternyata ... Saya Kembali Rujuk sama Roomate Saya
            Cinta memang selalu menemukan jalan pulang *lebay pake banget* jadi nih ya setelah empat taonan berpisah gegara jarak juga masalah pendidikan dan kerjaan. Aku dan ‘rekan kriminalku’ si Tetha akhirnya dua bulan lalu memutuskan untuk hidup bersama lagi *ciyeeee* padahal kita berdua itu sengaja buat hematin duit kos dan biaya hidup sekaligus mensukseskan program ‘bedining ope’ kita (Cuma orang Sumbawa yang ngerti maknanya) tapi, sebenarnya saya senang lho dan bersyukur bertemu dengan perempuan heboh itu. Dia selalu punya selera makan bagus yang bisa memperbaiki nafsu makanku yang mina-mina (tanya orang sumbawa artinya) Dia selalu bisa jadi ‘om’ yang baik dari angkat galon, ojek, sampe jadi tukang reparasi (walau banyak gagal daripada suksesnya *hehehe*) dan dia selalu jadi teman duet nyanyi yang bikin tetangga kaget (bahasa Sumbawanya terempat haha) tapi dia juga bisa lho ngasi nasehat yang bijaksini, dia juga bisa lho masak makan siang dengan sambel obat batuk Oooops kecap jeruk nipis maksudnya, dia bisa jadi perawat pas aku sakit, dan walau dia tangguh tapi dia Panic at the Disco lho kalo sudah ngebahas deadline nikah!  Tenang Tha, seenggaknya kamu punya dua calon dan aku? ‘Mr. Right-ku entah mengalami kerusakan GPS atau sedang belom dapat sinyal atau nyalinya belum cukup buat ketemu ortuku hehehe.
Orang-orang yang Kusayangi Masih Membuktikan Bahwa Cintalah yang Membuat Bumi Tetap Berputar
            Idih judulnya lebay ih, hehehe. Tapi, memang begitulah mama-bapak mereka memang bukan pasangan teromantis tapi mereka adalah bukti nyata bahwa tidak ada keluarga yang sempurna tapi mereka terus menjalani pernikahan dan kisah cintanya dengan tanpa menyerah. Teyank akhirnya kawin eh nikah! Membayangkan si wanita yang hobinya ‘menggawatkan segala situasi itu’ akhirnya menjadi satu diantara temen-teman yang nikah duluan, setelah itu diikuti oleh kak Yi dan kak Risty (Moga giliranku selanjutnya, hey Prince Charming ayo dong datangnya buruan) Aku juga sangat berbahagia buat adikku Puji dan (calon) adik iparku Tim, setidaknya mereka membuktikan ketemu di dunia maya dan pacaran jarak jauh juga bisa berhasil. Kisah cinta seharusnya happy ending kan ya *udara langsung beraroma kebahagiaan hahaha*Jutaan Kesyukuran Sederhana yang Bikin Bahagia yang Bahkan Kata Tak Mampu Menuliskannya (Saking banyaknya)            Kebangun tengah malam pas orang-orang lagi mimpi, gemes liat Cice, centilnya Oya, debat sama Fafan, diskusi sama anak-anak di kelas. Semangkuk Tomat segar, Cokelat yang meleleh di lidah, drama romantis, lagu-lagunya Coldplay, dibikin nangis sama Khaled Hosseini, perjalanan jalan kaki di sekolah, foto bareng sapi, jalan-jalan di hutan bambu, bertukar senyum sama orang nggak dikenal, buku murah bagus, dansa Zumba, senyumannya Adam Levine, riset buat novel sama proses kreatif bikin novelnya, sholat ga bolong, wangi Kopi, ekspresi silly, Kerang Asem Pedas, menulis cerpen yang happy ending eh tapi suka juga yang sad ending, bikin puisi konyol, Spongbob ma Patrick! Video Klip lama yang keren, lelehan mentega di atas roti, Fererro Rocher gratisan, lotion mahal, jam enam pagi udah bikin satu bab novel, novel dong, di Folback sama Naomi Wolf (Penulis Feminis favoriteku) oia sama chat bareng Ben Loory (cerpenis), hujan-hujanan, nonton the Diary of Wimpy Kid, blush on sama lipstik peach, nyanyi di kamar mandi, dapet ide pas nyuci piring, ketawa sama tetangga sambil rujakan, poni jatuhnya bagus, kamar kosku nggak bocor di musim hujan, jabat tangan, parfum aroma buah, nonton iklan, ketawanya anak-anak, jatuh cinta sama orang baru, ketawa sampe batuk, anak-anak yang lucu, jilbab warna-warni, sepatu yang pas ukuran, update status di FB, make up baru, Jhekz dapat rangking 1, bisa habisin makanan, ngobrol tanpa belibet, bangun pagi, kumpul sama keluarga komplet, lagu-lagunya The Beatles sama Queen, senyuman orang-orang yang kusayang, naik perahu, terdampar di pulau, nyasar, dapat sakit batuk, vertigo dan bisa liat bintang-bintang muter deket kepala, bau mulut bayi, jailin siswa dengan masang ekspresi galak tapi sebenarnya pengen ketawa, pelukan hangat, tampang anak-anak pas ulangan dadakan, sinar matahari, plecing super pedas,Enggenk bisa naik gunung, jalan-jalan, cahaya bulan, ngobrol sama Ni’, kelap-kelip bintang, nyanyi sama oya, jalan-jalan di sawah, naik bukit, motoin sampah, mengkhayal sebelum tidur, es krim berongko eh maksudnya rasa pisang, pisang bakar cokelat keju, dapat menang lomba nulis, dapat pulsa nyasar, baca majalah, gambar bagus, lagu 80an sama 90an, makan nggak nyisa, dapat telepon pas kangen dan kesepian, ketawa tanpa alasan, nangisin film, lagu sama buku, sticker glitter, ah pokoknya banyak deh dan nggak bisa ditulisin satu-satu. Paling bersyukur aku gampang banget bahagiaaaaaaaaaaaaa. Terima kasih 2013 buat pengalamannya selamat datang 2014, pasti banyak hal menyenangkan untuk aku lalui bersamamu *Cipok basah buat semua yang udah bikin aku selalu bahagia*
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 30, 2013 06:34

December 25, 2013

Sebuah Catatan Untuk Pulau Kenawa



     Kupikir sesekali aku perlu melakukannya! Yeah, sebuah tindakan egois untukku sendiri. Kapan terakhir kali aku bersenang-senang? Kesenangan buatku (kadang) agak berbeda buat kebanyakan orang. Jika dihitung, okay aku memang bersenang-senang dengan MP3 yang diputar sepanjang pagi sebelum berangkat kerja. Yeah, aku bersenang-senang ketika menonton drama romantis yang sama, jelas aku bahagia dengan buku-buku yang kubaca. Dan ternyata, pergi ke suatu tempat yang belum pernah didatangi adalah jenis kesenangan yang berbeda. Tinggalkan yang harus dikerjakan dan pergi begitu saja.Ternyata begitu mudah.     Jadi, kemarin pas tanggal 25 Desember setelah empat tahun tinggal di KSB akhirnya aku menginjakkan kaki di pulau Kenawa! Berasa memiliki pulau punyaku sendiri. Dan, apa yang langsung dipikirkan oleh kepalaku? Aku harus datang lagi ke sana pada saat musim panas. Mungkin, menginap. Pulau itu bagus buat tempat menyepi. Tenang, damai, aku suka suasananya aku suka udaranya, aroma laut, langit biru dengan gulungan awan putih, nyanyian angin dan musik yang diciptakan ombak.     Salah satu hal terbaik adalah aku baru sadar bahwa setahun belakangan aku nyaris tak punya teman bicara dan ta ra untungnya aku punya rekan perjalanan yang adalah seorang pendengar yang baik. Jadi, aku bicara tanpa henti dan salah satu hal hebat dari bertemu orang-baru-yang-mungkin-takkan-pernah-lagi-bertemu-denganmu adalah kamu tak khawatir untuk membicarakan apapun. Terima kasih Gama untuk mendengar ocehanku dan tidak menunjukkan tampang bosan.     Duduk di atas bukit dan melihat laut dan langit yang nyaris tak berbatas. Berada di tempat yang lebih tinggi dari biasanya, untuk beberapa saat otakku tak memikirkan banyak hal yang aku khawatirkan (raport udah jadi semalam sebelumnya, aku tak memikirkan Cerber yang deadline-nya 20 Januari, resolusi yang gagal juga resolusi yang baru, aku bahkan tak mau berpikir tentang apapun)Aku cuma menikmati dan menyadari bahwa ternyata ada suatu tempat dimana aku bisa merasa damai selain di atas sajadah lima waktu perhari ketika aku berdoa.
     Suatu perjalanan, jika mereka menuliskan tentang betapa indah tempatnya atau merekomendasikan tempat itu untuk didatangi. Kamu tahu bahwa itu bagi mereka yang adalah petualang sejati. Tapi, buatku mengunjungi suatu tempat (seperti pulau tak berpenghuni) berarti sebuah cara untuk menenangkan pikiran dari hal-hal yang kadang membuatku mengecek jam dan bertanya “Sudahkah melakukan sesuatu atau menyelesaikan tugasku saat ini?“ Dan pelajarannya adalah kadang kita harus memberi jeda pada hidup kita.     Aku suka perjalanan dengan perahu nelayan karena aku selalu suka lautan (tapi entah kenapa aku tak begitu suka pantai apalagi yang dihiasi sampah dari mereka yang mengunjungi alam tapi tak menghormati alam sebagai tuan rumah -_- ) Dalam perjalan pulang kami menghadapi hujan di tengah lautan, aku suka sensasinya, dan bersyukur sambil bertanya-tanya, entah bagaimana mereka bertahan berjam-jam—para pencari suaka yang harus meninggalkan tanah kelahirannya untuk kehidupan baru mereka.
     Sebuah catatan diakhir Desember. Untuk tempat yang indah, untuk rekan perjalanan dan pendengar yang baik, dan untuk menjernihkan pikiran kusut setahun belakangan.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 25, 2013 20:08

December 22, 2013

Pengakuan Seorang Anak di Hari Ibu



Ini hari ibu, setiap anak menunjukkan betapa mereka mencintai ibu mereka. Semoga tak hanya untuk hari ini tapi juga untuk setiap hari. Hari ini aku mengirim SMS buat ibuku yang sangat singkat, walau aku cerewet dan banyak omong dan biasa menulis sesuatu yang gombal. Percayalah bahwa bagiku, sulit sekali mengatakan betapa aku menyayangi ibuku. Aku memilih mengatakan, "Selamat pagi, selamat hari ibu. I love you." Aku meminjam bahasa Inggris karena itu lebih mudah dituliskan atau kadang diucapkan, tapi pernahkah mencoba menggunakan kata dalam bahasamu sendiri?
Di rumah aku berbicara dengan ibuku dalam bahasa Sumbawa, mengatakan betapa aku menyayanginya dalam bahasa Sumbawa sungguh tak mungkin kulakukan. Kenapa? karena aku tak mau menangis aku ketakutan. Sejujurnya ketika aku menanyakan pada diri sendiri tentang rasa cinta pada ibuku, aku sangat sedih, karena aku tak mampu mencintainya sebesar itu, aku bingung tentang ukuran cinta yang layak untuk seorang ibu. Tapi, aku berusaha dan sungguh-sungguh. Aku mencintai ibuku tapi sesungguhnya menunjukkan cinta itu terasa berat untukku. Kenapa? karena yang kutahu kita, selama ini tak pernah terbiasa menunjukkan cinta itu. Sehingga, ada banyak sekali kesalahpahaman dalam hidup kami. Hati mencintai tapi sikap kadang tak menunjukkan seperti standar yang diinginkan hati, begitu juga dengan kata-kata.
Siang tadi aku menelpon ibuku, dan ujung-ujungnya adalah kami berbeda pendapat. Ini salahku, aku tidak sabaran dan egois, aku mengetahui, aku menyadari dan aku menyesali. Tapi, aku mencoba untuk berpikir jernih, yah begitulah hubungan ibu dan anak. Kami tak harus sependapat, kami tak selalu bahagia dan baik-baik saja. Karena, jika saja segalanya sempurna kami tak belajar apa-apa dalam hubungan ini.
Dan yang harus kami pahami sebagai seorang anak bahwa orang tua adalah manusia biasa dan kami tak bisa menuntut banyak pada mereka. Seperti mereka harus menyadari bahwa anak bukanlah milik mereka sehingga tidak seharusnya orang tua meletakkan segala keinginan mereka pada sang anak. Mungkin yang harus kami lakukan adalah saling menghormati peran ibu dan anak dan belajar dari peristiwa-peristiwa yang telah kami lewati bersama-sama.

Selamat hari ibu buat para ibu dan para para perempuan hebat lainnya. Jadilah perempuan kuat, mandiri, tahu apa yang diinginkan dan tahu cara meraihnya. Sebagai perempuan kita harus tahu bahwa kita dilahirkan sebagai perempuan dengan alasan yang indah dan benar
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 22, 2013 18:01

December 10, 2013

[Review] Anna Karenina



Penulis            : Leo TolstoyPenerjemah         : Svetlana BelovaJudul Asli         : Анна КаренинаPenerbit           : Gradien MediatamaISBN               : 139786022081029Karakter           : Konstantin "Kostya" Dmitrievitch Levin, Anna Arkadyevna Karenina, Princess Ekaterina "Kitty" Aleksandrovna Shcherbatskaya, Count Aleksei Kirillovich Vronsky, Prince Stepan "Stiva" Arkadyevitch Oblonsky.

Cinta,tak selalu membutuhkan pertanyaan mengapa.


Blurb:

Ini kisah tentang seorang wanita yang bersedia mempertaruhkan segalanya demi cinta.Ketika Anna Karenina memutuskan untuk menerima cinta Vronsky, seluruh Rusia mengutuki mereka berdua. Kehormatan, kemunafikan, pengkhianatan, ketulusan, dan pengampunan mewarnai perjalanan Anna dalam berjuang untuk meraih kebahagiaannya.Saat Anna mempertanyakan makna pernikahan, perubahan yang tak terelakkan juga menghampiri orang-orang yang berada di sekelilingnya. Perjalanannya dalam mengarungi dan memaknai esensi cinta, membuka banyak hati dan mengajari mereka kekuatan cinta sejati yang sesungguhnya.Dalam dunia yang didominasi pria, seorang wanita dengan seluruh keberanian yang bisa dihimpunnya, mencoba memilih untuk menuruti kata hatinya.***Entah siapa dan apa yang harus disalahkan, tapi yang pasti aku menyesali kenapa begitu terlambat membaca Anna Karenina. Sebelumnya aku lebih tertarik untuk membaca tentang War and Peace (gara-gara email provakatif yang mengatakan sifatku begitu mirip dengan Prince Andrei, bukankah dia meninggal di akhir kisahnya?)Aku bertanya-tanya kenapa belum ada penerbit yang mau menerbitkan versi Indonesia War and Peace? Okay, kembali ke Anna. Apa yang harus aku katakan? Cerita ini sempurna! Idenya luar biasa!tidak ada yang meragukan karya besar Leo Tolstoy. Anna dan Vronsky
Menceritakan tentang Anna seorang wanita bangsawan yang tidak tahu diuntung (sorry,emosi) tapi kalau dipikir-pikir perempuan mana ya, yang sanggup menahan godaan brondong tampan bernama Count Aleksei Kirillovich Vronsky seorang tentara yang gagah berani (dia tak seberani itu, saat Anna nyaris mati ketika melahirkan anak mereka)Secara singkat, yeah Anna berselingkuh dari suaminya Alexei Karenin, seorang pria bangsawan yang terhormat.Cerita perselingkuhan mungkin biasa saja dan lumrah tapi perselingkuhan di abad itu di kalangan bangsawan Rusia? Itu jelas tidak biasa, walaupun perselingkuhan rupanya menjadi rahasia umum di bisik-bisik kalangan terhormat kala itu. Tak hanya berkisah tentang kehidupan Anna, namun ada kisah cinta lain yang membuat emosiku tidak mengantarkanku pada keinginan untuk marah dan menggila. Setidaknya kisah cinta Kostya membuat aku masih percaya cinta sejati. Kostya atau Levin adalah pria sederhana,  sahabat dekat Oblonsky yang adalah saudara laki-laki Anna— memberi pelajaran cinta berharganya pada kisah ini. Walau tak mulus  tapi kisah cinta Kostya dengan si gadis manis Kitty (Kitty jatuh cinta setengah mati pada Vronsky, kenapa semua orang harus jatuh cinta pada Vronsky? Kenapa???)membuat musim semi datang sepanjang tahun ini. (Meniru gaya Tolstoy dan yah saya tidak cukup sukses)Anna Karenina memperlihatkan wajah Rusia pada masa itu dan apa yang dilakukan Anna adalah sebuah keberanian yang luar biasa. Dan Tolstoy memberi ‘hukuman’ setimpal untuk apa yang para tokohnya lakukan. Yang teristimewa dari segalanya adalah cara Tolstoy menghidupkan tokoh-tokoh dalam kisah ini. Karakter mereka begitu hidup.Bolehkan kubahas para tokohnya? Boleh.
Anna      : Kau akan mencintainya juga akan membencinya. Kau akan mengutukinya juga mengasihaninya. Wanita yang terlalu memperturutkan kata hatinya. Jika hidup adalah tentang keseimbangan maka Anna adalah dia yang berani mengambil ‘jatah kebahagiaan’ lebih daripada yang berhak dimilikinya. Hingga yang tersisa pada akhirnya, adalah sesuatu yang dipikirnya adalah kebahagiaan berubah menjadi duka, derita, dan kesedihan. Harus memilih satu dari orang yang paling dicintainya, bukankah begitu dilematis? bahkan ketika Anna harus memilih Sheryozha—putranya dengan Vronsky. Pertanyaannya, siapa yang tak ingin memiliki cinta penuh gelora? Hanya saja sebaiknya dan seandainya cinta yang dipilihnya adalah cinta yang sederhana, maka... tentu tak ada Anna Karenina.
Kostya/ Levin: Berbanding terbalik dengan Anna. Kesederhanaan adalah kekuatannya yang luar biasa. Tak menginginkan banyak hal yang terlalu takut untuk bisa dimilikinya. Masih adakah pria semacam ini? (kalau ada kenalkan padaku J) Hidup di pinggiran kota, bersatu dengan alam, menikmati segalanya dengan kesyukuran. Mungkin hidupnya terlihat nyaris datar tapi itu bukan berarti kehidupannya tak berputar. Tak bisa tak mengaguminya.
Alexei Karenin : Menghormati sekaligus ikut memahami apa yang dirasakannya. Terlalu kaku dan serba teratur dan mungkin sikap inilah yang membuat Anna menginginkan romansa lain dalam kehidupan cintanya. Tak bisa meremehkan Alexei bahkan ketika dia begitu bodoh menonton pengkhianatan di depan mata yang dibiarkannya buta. Ada prinsip yang hanya bisa dipahaminya sendiri. Pembaca boleh bertoleransi tapi dia takkan membiarkan pembaca perlu memiliki rasa mengasihani. Vronsky       : Seperti pangeran di dunia nyata. Impian tapi bahkan gadis tercantik sekalipun tak bisa meraihnya. Ya! Dia memilih wanita yang dimiliki pria lainnya. Dia berkesempatan untuk memiliki keberuntungan tapi  pada akhirnya dia memilih kehidupan yang membawanya pada gejolak yang luar biasa. Dia mengambil beban yang pada akhirnya tak bisa dipikul oleh punggungnya. Menikmati kehidupan seperti keinginannya namun pada akhirnya dia tahu dia harus menyongsong kematian dalam keputusasaan.


Kitty          : Mewakili gadis muda dan segala yang mereka Jatuh cinta dan patah hati lalu nyaris putus asa hingga tak percaya cinta, namun kembali berbunga-bunga saat cinta sejati menghampirinya. Kitty sangat memikat dengan cara yang sangat manis.
Stiva         : Mungkin khas para bangsawan. Mengingat apa yang Stiva lakukan di awal kisah mau tak mau pembaca tak heran dengan apa yang terjadi pada Anna kemudian. Dolly         : Bukan karakter mencolok tapi dia membuktikan bahwa cinta berarti bertahan dan keluarga terlalu berharga untuk dibiarkan berantakan. Posisinya sebagai saudara Kitty dan ipar Anna sungguh menyulitkan. Betapa dia mencintai Kitty namun takkan bisa membenci Anna.Anna Karenina tak hanya memberikan sebuah kisah cinta. Anna Karenina memberikan sesuatu untuk direnungkan. Ada harga yang harus dibayar untuk setiap keinginan.Kutipan-kutipan favoriteku:
·         Happy families are all alike. Every unhappy family is unhappy in its own way.·         Harapan adalah kekuatan yang sering kali membuat manuasia mampu melakukan banyak hal, menglahkan ketakutan sekaligus keraguan yang mungkin masih bercokol di dalam hati.·         Bagaimanapun dalam kehidupan selalu ada tempat untuk sebuah maaf, tak peduli seberapa besar kesalahan yang telah terjadi.·         Wanita mana yang tidak merasa bangga saat pria yang mencintainya rela mengejarnya sedemikian jauh, sedemikian rupa.·         Kau tahu mengapa aku berada di sini. Aku harus bersamamu.·         Kenyataan memang seringkali tidak sesederhana tampilannya.·         Pernikahan kita adalah sebuah ikatan suci. Yang dipersatukan oleh aidak dTuhan, tidak dapat dipisahkan oleh manusia. Kecuali oleh kejahatan, dan kejahatan seperti itu tidak akan lolos dari hukuman.·         Betapa menakutkannya harapan.·         Kamu bisa memberikan kasih sayang, cinta yang tulus. Cinta yang akan selalu ada, dalam baik dan buruk. Rumah yang selalu hangat dengan canda dan tawa. Anak-anakyang sehat, berlari gembira ke pelukan kedua orang tuanya. Mungkin kamu merasa rumahmu tidak sebanding dengan rumah keluarga Shcherbatskaya, tapi di sini ada sesuatu yang berbeda. Ada kenyamanan di sini.·         Cinta selalu mempunyai tempat untuk maaf, dan tidak semua orang mendapakan kesempatan kedua.·         Mengapa hidup tidak dapat menjadi sederhana saja. Bersama dengan orang yang kita cintai.·         Dan aku tidak peduli kalau seluruh dunia menghakimiku karena perasaanku.·         Tapi terkadang kita harus bertahan dengan apa yang kita punyai, ketimbang merindukan apa yang tidak akan pernah kita dapatkan.·         Hidup memang perkara menyesuaikan antara harapan dan kenyataan.·         Cinta memang mempunyai banyak wajah.·         Tetapi, setiap malam aku tidak dapat mengenyahkan pemikiran bahwa hidupku belum sempurna. Aku masih terus menyimpan harapan itu, harapan mempunyai istri, anak-anak yang sehat, sebuah tempat yang dapat kusebut rumah.·         Aku tidak dapat menawarkan banyak hal. Hanya seluruh harapan dan sebentuk cinta yang akan kujaga hingga waktuku habis.·         Karena terkadang kita harus memilih. Hidup tidak selalu menyediakan semuanya Anna.·         Mati itu mudah, bertahan hiduplah yang sulit. Memilih bertahan hidup membutuhkan keberanian lebih dibanding memilih kematian.·         Laki-laki hanya seberharga kata-kata yang diucapkannya.·         Aku mencintai apa yang telah kumiliki. Istri, putra yang sehat, rumah.... semua sudah lebih dari cukup. Aku sedang mengalami impianku. Untuk apa menghancurkannya.·         Levin tahu, itu hanyalah wajah lain dari cinta.·         Kadang cinta tidak harus berarti romansa yang menggebu-gebu. Baginya kebahagiaan bukanlah sesuatu yang rumit dan ia tak berniat menjadikannya seperti itu.

Mungkin beginilah cinta yang sederhana
NB: Aku sudah menonton film-nya, dan... lebih suka novelnya. Tapi aku memakai gambar adegan di filmnya J
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 10, 2013 02:06