Citra Rizcha Maya's Blog, page 13
November 7, 2012
(Bukan) Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Tapi) Ibu Yang Luar Biasa

From Zooey Deschanel to Minerva McGonagall
Pernah membayangkan Zooey Deschanel menjadi Minerva McGonagall dalam Harry Potter?Mungkin begitulah aku, si Quirky yang anehnya kok bisa menjadi guru!*** Teringat perkenalan awal sekitar tiga tahun lalu. Saya berdiri di depan kelas dan mengawali karier saya sebagai seorang guru. Mengenang hal itu membuat saya terharu. Setelah membahas nama dan latar belakang pendidikan, menceritakan sedikit kehidupan keluarga dan juga membicarakan hobi, salah seorang siswa menanyakan―entah serius atau candaan, mengenai status saya.Maksud hati menjawab dalam nada canda dengan status ‘terverifikasi’ tapi dengan lantang saya mengatakan “Saya single…” yang diikuti dengan siulan dan keriuhan. Mencoba bersikap santai, saya memberi waktu mereka untuk menggaduh, tapi tak lama saya melanjutkan kalimat “…yeah single mom” dan mereka terdiam.

Kenapa saya menyebutkan diri saya single mom? Yeah saya belum menikah alias tanpa pasangan tapi harus dipanggil ibu. Saat itu usia saya 22 tahun. “Panggilan Bu Guru” nampaknya terlampau serius untuk gadis yang hanya lima tahun lebih tua dari sebagian besar siswanya yang waktu itu rata-rata berusia 17 tahun. Saya mengajar di SMA Negeri 1 Seteluk (Sebuah kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB) saat itu kami hanya punya tiga rombongan belajar dengan siswa yang kurang dari 25 orang di setiap kelasnya. Kabar kurang memprihatinkannya, sekolah kami masih menumpang di SMP dan kami masuk siang. Saat itu, saya mengajar untuk dua mata pelajaran, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (sesuai dengan latar belakang pendidikan saya) dan Sosiologi (karena sekolah kami tak memiliki guru berlatar belakang ilmu tersebut, tapi saya adalah pecinta cabang ilmu satu ini).Sejujurnya saya mencintai pekerjaan saya, dan dalam mencintai atau untuk melakukan sesuatu disukai seakan sudah menjadi hukum alam bahwa kami harus mengorbankan hal lainnya―bukannya mengeluh, tapi saya harus berada jauh dari pusat kehidupan saya; keluarga, sahabat, dan hal-hal menyenangkan yang harus saya lepaskan demi pengabdian saya pada negara dalam tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.Beberapa teman pernah bertanya “Kok mau sih jadi guru?” dan jawaban saya “being a teacher is the most worthy thing a person can be” (Persis seperti ucapan Lola di Film Confession of Teenage Drama Queen, film jaman saya SMA, dan ternyata kalimatnya saya gunakan bertahun-tahun kemudian) tanggapan mereka dari angkat bahu, menggeleng-gelengkan kepala hingga memutar bola mata.Agak mengherankan juga karena…yang mereka kenal, saya adalah cewek quirky bukan tipikal seorang yang bisa digugu dan ditiru. Dengan mudah bila membayangkan Zooey Deschanel harus memerankan karakter Minerva McGonagall dalam film Harry Potter. Bayangkanlah, saya dengan tinggi 145 cm dengan suara kekanak-kanakan harus mengajarkan sekumpulan remaja, mengajar? Saya tidak bercanda ini serius!

Dan ternyata saya dihadapkan pada realita tentang tugas seorang guru, yang bukan hanya mengajar. Menjadikan siswa dari tidak tahu menjadi tahu, tapi tugas guru jauh lebih kompleks dari itu, karena ada tugas guru yang jauh lebih penting yaitu mendidik―baik di dalam maupun luar kelas, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah atau luar sekolah dengan tugas professional, tugas manusiawi, dan kemasyarakatan (Mengutip pendapat Daoed Yoesof). Apakah saya mampu? Apakah saya bisa?Beberapa kali sempat berpikir ingin menyerah saja, tapi…manusia yang benar-benar manusia tidak pernah menyerah bukan? Salah seorang teman pernah mengingatkan tentang “Jika kamu tidak bisa mencintai sesuatu maka tinggalkan, dan jika kamu tidak bisa meninggalkan, maka cintailah!” ya ampun saya mencintai pekerjaan saya dan itu sungguh-sungguh. Namun, ada satu hal yang saya lupakan, bahwa cinta bukan berarti hanya menikmati, menyukai, atau menyayangi, tapi di lain waktu cinta itu adalah masalah konsekuensi. Bagaimana seseorang bisa mempertahankan cintanya dalam kondisi kritis sekalipun!
Siapa Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Itu? Bukan Saya! Saya Hanya Mencoba Menjadi Ibu Yang Luar Biasa!Kata pahlawan tanpa tanda jasa itu artinya sungguh luar biasa, dan saya yakin saya tidak pantas untuk gelar itu. Selama ini yang saya lakukan― bisa dikatakan memang sesuai dengan aturan apa yang seorang guru harus lakukan. namun, dipikiran saya seorang guru hanya manusia biasa bukan pahlawan sepenuhnya. Kemampuan mereka terbatas, atau mungkin itu hanya berlaku bagi guru seperti saya, ya?***Saya lebih suka menyatakan peran diri saya dalam pekerjaan adalah sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya! Begitulah cara saya menyebut relasi antara saya dan siswa. Jika dipandang dari usia saya yang masih muda seharusnya tak pantas menjadi “ibu” bagi “anak-anak” saya, namun…pekerjaan menuntut saya begitu JIbu untuk anak-anak remaja, terdengar begitu absurd. Mari kita bayangkan sebuah keluarga sebenarnya, apakah mudah jika seorang ibu membesarkan anak remaja?dua anak saja, sepasang anak remaja cewek dan cowok? Dengan masalah remaja yang sangat kompleks, dari perbedaan perilaku mereka. Sudah membayangkan remaja di tengah keluarga? Sekarang mari kita bayangkan segerombolan remaja yang harus kita bimbing di sekolah!Remaja cewek misalnya, dengan kehidupan penuh drama dan mulut tak henti-hentinya bicara, sementara remaja cowok lebih mudah disebut makhluk monosilabis yang lebih tertarik dengan kompetisi fisik. Belum lagi dengan otak mereka yang bekerja secara egois, karena mereka selalu merasa berkuasa, hebat, membenarkan apapun yang ingin mereka benarkan dan tak peduli konsekuensi.Itu bukan salah mereka, itu hanya gara-gara hormon yang meledak-ledak dalam tubuh mereka. Mereka bahkan tak mengerti diri mereka, karena fenomena roller coaster emosi membingungkan mereka.Pada episode ini, menurut saya, sebenarnya remaja tak menjadikan sekolah dan seluruh urusannya ada dalam daftar tertinggi prioritas mereka. Pada masa ini, remaja hanya ingin dunia memberi perhatian pada mereka. Sehingga yang mereka butuhkan adalah seseorang yang mau mengerti bukan menggurui. Seseorang yang mau mendengarkan bukan minta di dengarkan. Seseorang yang memberi petunjuk bukan tokoh yang suka memerintah. Tidak mudah memang, karena ada dua kepentingan yang saling berbenturan di sini. Dan yang semestinya mengalah adalah sang guru, di sini guru harus bertransformasi menjadi seseorang dengan paket lengkap, seseorang yang mampu menjadi saudara, sahabat, seseorang yang mereka percayai, yang mampu memberi rasa aman dan nyaman. Dan seseorang yang memenuhi kriteria itu adalah seorang ibu.Baiklah, sebagai seorang guru secara kognitif saya menguasai materi yang saya ajarkan, mentransfer ilmu bukan tugas yang membuat saya mengeluh. Membuat administrasi mengajar, memberi penilaian, membuat rencana pelajaran bukan hal yang menjadi kendala. Menurut saya hal terberatnya adalah bagaimana saya tetap bisa menjadi seseorang yang mampu membimbing dan membawa mereka ke masa depan yang lebih baik, menimbang bahwa remaja tengah menghadapi masa yang sungguh-sungguh berat dalam upaya pencarian jati dirinya ini.Di sini saya beranggapan bahwa akan jauh lebih baik siswa yang berpikiran terbuka daripada hanya sekedar pintar. Siswa yang mampu mendapat nilai bukan pengoleksi angka. Siswa yang berkepribadian baik bukan si cerdas tanpa karakter. Saya ingin mereka menjadi siswa yang memiliki kebutuhan akan ilmu, tergila-gila pada pengetahuan tapi tetap berkarakter positif. Siswa yang berlogika dan juga berbudi luhur, bermental kuat dengan semangat tinggi dan pantang menyerah. Memiliki otak jenius dan hati yang bagus. Jadi kesimpulannya untuk membentuk siswa seperti harapan itu adalah dengan dekati mereka secara personal mengenal mereka luar dalam (dan ini bukan hanya tugas guru BP dan Pembina kelas tapi juga semua guru).

Hal itu membuat saya berpikir keras. Sejauh ini saya berusaha membagikan ilmu yang saya tahu, saya berusaha memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang saya bisa. Sebenarnya tak mudah, mengingat kami berada di daerah dengan fasilitas sangat jauh dari kemapanan.Di sekolah kami yang sekarang nyaris berusia 4 tahun, masih terbagi atas dua shift belajar. Masih ada kelas dimana kami harus duduk lesehan. Belum lagi latar belakang siswa yang kebanyakan broken home dan juga para ibu dan ayah mereka harus merantau jauh menjadi TKI, TKW atau BMI ke luar negeri. Sehingga kadang guru berperan jauh lebih banyak dibanding orang tuanya. Di sini, sebagai guru yang bisa saya lakukan hanyalah memberi cinta, karena menurut saya itu satu-satunya hal terbaik yang mampu saya tawarkan. Cinta seperti dalam sebuah keluarga.
Jadi Apa Yang Saya Lakukan Untuk Anak-anak Saya?Mengajak mereka untuk memahami bahwa ilmu dan pengetahuan tak hanya perlu diketahui dengan baik tapi juga harus dirasakan dan dilaksanakan dengan baik.***Mengingat kata bijak Socrates yang berbunyi “Saya tidak bisa mengajarkan apapun pada siapapun tapi saya cuma bisa membuat mereka berpikir.” Hal ini berarti bahwa Socrates lebih memusatkan pengajaran kepada “bukan hanya memberitahukan tapi menunjukkan”. Socrates guru besar sepanjang masa yang saya kagumi dan ide briliannya sangat pantas untuk diterapkan.Saya ingin membahas tentang metode mengajar saya yang “bukan hanya memberitahukan tapi juga menunjukkan”.Minggu lalu, di kelas XII kami sedang mempelajari materi “Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan” dengan standar kompetensi “Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan negara lain” membuat saya mendapatkan ide menarik untuk menampilkan narasumber di kelas saya.

Sehingga saya berinisiatif untuk mengundang Lorenz Schweizer, seorang teman yang berkewarganegaraan Swiss yang kebetulan sedang berpetualang di Sumbawa. Dimana Lorenz bisa berbagi ceritanya tentang sistem pemerintahan negaranya yang menggunakan Referendum dan kebetulan Lorenz ini adalah lulusan sekolah ilmu Politik dan Ekonomi dan aktif sebagai dewan untuk partai politik yang bernama Grünliberale Partei untuk Kanton Bern.Namun, pelajaran hari itu membuat kami tak hanya mendapat ilmu tentang sistem pemerintahannya tapi juga banyak hal luar biasa lainnya, mulai dari mengenal karakter bangsa mereka yang; netral, rasa nasionalis tinggi, menghargai dan selalu menghormati orang lain, hingga menjunjung tinggi demokrasi (menyebabkan Swiss menjadi markas bagi banyak organisasi perdamaian dunia), sistem pendidikannya yang mengutamakan individual self expression. Keterbukaan dan kerjasama mereka terhadap pihak asing untuk sesuatu yang menguntungkan (Mengingat, Prancislah yang membawa Rolex, Jerman membawa Nestle serta Inggris yang membawa perusahaan finansial ADB). Swiss adalah negara yang mengenal dirinya, Negara berkarakter kuat, yang menjadikan kelebihannya berguna untuk menutupi kekurangannya. Negara yang bahkan tak memiliki ideologi-pun mampu menjadi negara dengan taraf hidup terbaik di dunia. Pendapatan perkapita tertinggi (sekitar US$ 32.500) dengan angka pengangguran rendah (sekitar 4,1%).Selain membagikan pengetahuan, kami juga membuka sesi untuk tanya jawab dan ada seorang siswa yang bertanya mengenai, “bagaimana bisa Swiss menjadi penghasil cokelat terbaik di dunia padahal cokelat bukan berasal dari alamnya?” Dan jawabannya adalah “karena kami mempunyai ide! Cokelat yang tak kami miliki kami campurkan dengan susu terbaik yang kami miliki”. Jadi pelajarannya adalah bahwa yang membuat sesuatu itu “bergerak atau berubah menjadi lebih baik” adalah karena idea atau gagasannya yang kemudian mereka mix dengan apa yang mereka punya. Ada satu quote dari Lorenz yang begitu berharga “Negara kami berinvestasi banyak untuk dunia pendidikan, karena kami sadar negara kami tak memiliki tambang emas.” (Swiss berinvestasi besar pada tiga sektor, yaitu Pendidikan, Transportasi Publik, dan Lingkungan).Pernyataannya seperti menyadarkan, mengingat di Kabupaten Sumbawa Barat kami punya tambang emas (dari yang “resmi” seperti PT. Newmont Nusa Tenggara hingga penambangan liar, bahkan anak-anak seusia siswa saya terbiasa melakukan penambangan liar di bukit-bukit sekitar). Kami memiliki kekayaan alam tapi tidak cukup kaya dalam pengetahuan. Sumber Daya Alam melimpah namun Sumber Daya Manusianya masih dibawah rata-rata. Sehingga apa yang dikatakannya memberi motivasi baru buat kami.Namun, saya sadar tidaklah bijak jika saya harus membandingkan antara negara kita dengan negaranya, tapi tidak ada salahnya jika kita menyerap sedikit ilmu dari mereka. Meneladani apa yang positif. Itulah yang selalu saya tekankan pada siswa saya, bahwa tak penting sekolah kamu dimana, sistemnya seperti apa, fasilitasnya sekurang apa jika kamu masih mempunyai semangat untuk maju, menjadi lebih baik dari hari ke hari. Saya ingin menanamkan pada “anak-anak saya” bahwa mereka harus berpikir global tapi tetap mempertahankan kearifan lokal. Tak masalah jika sekarang siswa-siswa saya hanya “anak kampung” tapi saya percaya jika kami giat dan berusaha tanpa lelah, kami bisa disejajarkan dengan orang-orang hebat lainnya.Pada akhirnya saya hanya ingin mengatakan, saya Citra Rizcha Maya, seorang guru yang tidak ingin menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, saya hanya ingin menjadi ibu yang luar biasa! Salam sukses untuk pendidikan Indonesia J

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Gerakan Indonesia Berkibar "Guruku Pahlawanku" Periode Lomba: 10 September – 12 November 2012
Published on November 07, 2012 19:47
November 5, 2012
Someone Somewhere in Summertime

“Pernah membayangkan hari ini?” aku menoleh pada Lanang, yang memandang lurus ke langit yang menghitam, mentari sudah lama terbenam. Kami tengah berbaring di hamparan pasir pantai, menikmati malam, berdamai bersama alam. Hanya diam, tapi kami seharusnya di sini untuk menghapus kelam, bukan lagi seperti dulu, terus menerus terjebak dalam kisah yang takkan berakhir indah karena hanya akan menenggelamkan kami pada kekecewaan yang lebih dalam.Lanang masih terdiam, tapi mengulang kata-kata yang telah kukeluarkan membuatku enggan. Lanang tahu aku takkan bicara lagi…jadi menyentuh tanganku dan menggenggamnya, mata kami bertemu, aku memandang jauh ke dalam matanya…aku tak bisa melihat ada aku di sana…aku takkan bisa ada dalam masa depannya.“Seandainya cinta cukup untuk menyelesaikan segalanya…” katanya.Aku tertawa “Realita memanggil kita”“Boleh mengabaikan panggilannya?”“Seandainya bisa” aku berharapLanang tertawa, parau, tanpa makna bahagia, tawa pura-pura ketika seseorang kehabisan kata.“Masih ingat bagaimana kita berjumpa dulu?” tanyanya…Takkan kulupa.“Rambut tergerai tertiup angin pantai…kamu berdiri menatap laut…kupikir kamu menyukai ombak, tapi bisa jadi kamu suka wangi garam…tapi ternyata…”“Takkan ada yang menduga kan?” aku tertawa.“Kamu marah pada lautan”“Karena aku begitu payah…”“Bukan payah, hanya saja…”“Bermaksud membela diri, Adiba?” ekor matanya mengarah padaku.“Baiklah…logikanya, aku mencoba…ingin memahami, bahwa seharusnya aku menemukan biru”“Tapi kamu tak menemukannya, baik di langit ataupun lautan!”“Biru itu tak pernah sama kan?”“Pada akhirnya aku menemukannya Lanang…di matamu” saat mengatakannya aku merasakan seperti habis menelan segenggam pasir.“Harusnya kita tak membahasnya…”“Aku suka biru…biru yang selalu kulihat dalam mimpiku, kucari tak kudapati hingga kutemukan dalam binar matamu, tapi menyakitkan karena tak bisa tetap kumiliki.”“Kita bisa saling memiliki”“Tidak”“Kenapa?”“Kita berbeda”“Apa salah?”“Tidak juga …hanya saja…”“Jangan mulai lagi”“Tuhan hanya satu, cara kita mempercainyalah yang berbeda.”Aku tak lagi ingin menatapnya, tapi berganti menatap langit yang menghitam…aku ingat dulu aku sering memejamkan mata hanya untuk melihat bintang-bintang dalam gelapku.“Orang tuaku berbeda…”bisik Lanang. “Mata biruku hadiah dari lelaki yang membuat ibuku jatuh cinta, lelaki yang meninggalkannya begitu saja, tanpa janji tanpa ucapan cinta.” Genggaman tangan Lanang semakin erat. “Tapi ibuku tak menyesalinya, jika menyesal, maka takkan ada seseorang yang akan menggenggam tanganmu dan menemanimu menikmati bintang-bintang malam seperti sekarang.”“Dan takkan ada yang menghadiahiku dengan perasan menakutkan seperti ini”“Ketakutan?”“Kenapa begitu sulit untuk menyatukan perbedaan?”“Dulu kita mencobanya…dan kecewa”“Dan sekarang…”“Hanya reuni sahabat lama”Kami tertawa, terpaksa.“Sahabat lama yang dulu pernah saling jatuh cinta, tak bisa menemukan jalan yang sama, kita berpisah arah…dan yeah…lagi-lagi kecewa.”“Aku tak bisa melepas mata saat kaki-kakimu berlari di pasir, rokmu beterbangan, dan tawamu membelah di udara…”“Masih ingat detailnya?”“Ingatanku masih mengukir gambarmu dengan sempurna.”“Ingatan yang bagus, Lanang.”“Apa yang kamu ingat tentangku?”“Hal-hal yang menyakitkan…seorang pria tampan dengan kulit kegelapan, mata bitu terang dan rambut ikal emas…bernama Gusti Lanang Mahardika… siapa yang tak jatuh cinta? Hahahahaha, tapi ternyata harus berujung kecewa…”“Lima tahun ini sungguh-sungguh sanggup melupakanku?”“Hanya mengajari hatiku untuk tak lagi mengharapkanmu.”“Bagaimana bisa?”“Memanipulasi hati dan mencoba untuk hanya mengganggapmu sebagai seseorang yang berada di sana di suatu musim panas saat aku menemukan apa yang kucari, biru…biru yang ketemukan tapi harus kurelakan…”“Apakah berhasil?”“Berhasil bila kukatakan bahwa kamu adalah musim panas terbaikku.” “Yeah musim panas terbaikku…”“Rasanya lebih bermakna saat aku hanya bisa menggenggam tanganmu.” Aku tahu Lanang membayangkan apa yang terjadi di sini lima tahun lalu, sepasang remaja nekat yang berbuat terlalu jauh. Aku tak ingin ada yang terulang lagi, tak ingin tenggelam jauh lagi…harus pergi sekarang, sebelum ombak menyeret lalu menghempaskan kami dengan cara yang jauh lebih menyakitkan.“Saatnya mengucapkan selamat tinggal.” Aku bangkit dan mengibaskan pasir di pakaianku, aku berjalan, tak berbalik tak ingin lagi melihat sesuatu yang tertinggal di belakang…musim panas itu takkan pernah sama…musim panas terbaik, musim panas terburuk, saat aku jatuh cinta, saat pertama mulai membuka luka.
Published on November 05, 2012 11:55
November 2, 2012
Big Girl You Are Beautiful

Aku merindukan senyumanmu yang sebenarnya, bukan titik dua dan tutup kurung
Pesan singkat di WhatsApp messanger-ku, dari seseorang yang berarti sekali bertahun-tahun lalu, membuatku mau tak mau memandang cermin ukuran badan yang berada di kamar tidurku. Aku menatap diriku di sana; cantik, menarik, dengan badan tinggi semampai, rambut ekor kuda dan senyum ceria. Aku mengerjapkan mata, dan semuanya berubah menjadi; seorang wanita bertubuh raksasa, gendut, jerawatan, dengan rambut Bob yang alih-alih modis untukku, malah makin memperjelas wajah chubbyyang mengingatkan aku pada kartun favorite murid-murid TK-ku, yeah, benar Dora The Explorer, hanya saja aku tak punya sahabat seperti, Boots si monyet.
Gambar : Google
Published on November 02, 2012 07:09
October 13, 2012
Citra Night Whitening: Biarkan Citra Merawat Kulit Cantikmu Dalam Lelap Tidurmu

“And like flowers in the fields, that make wonderful views, when we stand side-by-side in our wonderful hues..
We all make a beauty so wonderfully true.
We are special and different, and just the same, too!
So whenever you look at your beautiful skin, from your wiggling toes to your giggling grin...
Think how lucky you are that the skin you live in, so beautifully holds the "You" who's within.”
― Michael Tyler, The Skin You Live In
***

***Citra dan Citra

Perawatan Alami Kulit di Malam Hari dengan Citra yang Bernutrisi Tinggi Aku punya sedikit cerita tentang aku dan Citra. Aku punya kebiasaan agak ajaib yang datang dari masa remajaku. Dulu sekali, di awal-awal masa ABG aku pernah bermimpi ditinggal gebetanku gara-gara di dalam mimpi aku nggak mandi, hehehe konyol memang dan setelah itu lahirlah kebiasaan baruku, setiap sebelum tidur aku selalu mandi (sekarang aku pake Citra Lasting Glow Body Wash lho) truuuusss memakai body lotion yang wangi (Aku suka semua wangi khas alami dari berbagai varian body lotion Citra, dari Bengkoang sampai Teh Hijau, juga wangi khas lembut body lotion ekstrak Mutiara dan juga wangi Mangir Jawa dan sekarang ada wangi Lembut Mulberry ) Wanginya bisa gebetanku nggak-nggak lagi minggat dari mimpi hehehehe :P. Beruntung ternyata kebiasaan ini memperbaiki pola tidurku yang dikacaukan Insomnia. Mandi air hangat sebelum tidur memberi efek menenangkan dan perawatan kulit dari body lotion mampu melembutkan dan menyamankan kulit. Selain itu, dari salah satu artikel yang pernah kubaca di http://doktersehat.com “seperti membenarkan tradisi sebelum tidurku” ini, di artikel itu menyebutkan bahwa perawatan kulit tubuh di malam hari penting sekali, karena ketika malam terjadi pembelahan sel –sel lapisan kulit dan ketika itu kandungan air pada kulit paling banyak menghilang hingga 25% dibandingkan pada pagi atau siang. Oleh karena itu, menurut Spesialis Kulit dan Kelamin Dr. Eddy Karta mengatakan bahwa kulit juga memerlukan pelembab di malam hari, karena pada malam hari kulit tubuh paling banyak kehilangan kelembaban dan butuh bekerja ekstra untuk proses regenerasi.Fiuh…sayangnya belum banyak yang mengetahui tentang pentingnya perawatan kulit di malam hari dan berpikir bahwa perawatan pagi dan siang cukup untuk menutrisi kulit. Bahkan survey menunjukkan, bahwa 9 dari 10 perempuan Indonesia mengaku menggunakan body lotion setiap hari, namun hanya 4 dari 9 perempuan tersebut menggunakan body lotion di malam hari. Padahal malam hari adalah waktu yang tepat bagi kulit untuk menyerap bahan aktif. Thanks God, ternyata Citra peduli dan memahami kebutuhan wanita Indonesia, hingga Citra mempersembahkan ….Ta-Da…!!!! varian body lotion terbarunya Citra Night Whitening. Body lotion ini adalah persembahan istimewa Citra untuk PerawatanKulit Tubuh Malam Hari. FYI, Citra Night Whitening baru yang ajaib ini bekerja untuk menjaga kelembapan kulit dan mencerahkan warna kulit saat tidur. Citra sungguh istimewa, product Citra tak hanya menjaga kita saat terjaga kini varian baru Citra juga hadir untuk menjaga kita saat kita menyerah pada lelah dalam mimpi indah. Tahukah kamu betapa istimewanya Citra Night Whiteningini? Karena Citra Night Whitening ini, mengandung ekstrak Mulberry dan Biji Anggur. Nah kan Citra Night Whitening berbahan alami. Yuk kita cari tahu manfaat apa saja yang terkandung dalam Mulberry dan Minyak Biji Anggur, supaya kita tahu kenapa kita harus memakai Citra Night Whitening baru yang keren ini. Mulberry

Di Indonesia kita lebih familiar menyebutnya dengan buah Murbei. Oh ya daun Mulberry dikenal juga sebagai makanan ulat sutra lho. Mulberry banyak ditemui di daerah Sumatera. Murbei adalah buah yang kaya akan vitamin C dan memiliki Resveratrol yang tinggi, yaitu sebuah antioksidan yang dapat membersihkan polutan dalam tubuh, mampu mendetoksifikasi atau membuang racun dari dalam tubuh, serta mengurangi sakit kepala dan insomnia juga. Hebat kan, buah imut yang satu ini?
Minyak Biji Anggur


Yeah aku suka rasa nyaman, segar, wangi dan sejuk yang mengantarku ke dunia mimpi. Aku suka memanjakan diriku, setiap wanita sangat berharga dan menghargai diri sendiri dengan cara menyenangkan itu adalah keharusan. Terima kasih Citra Whitening Night yang merawatku kala terlelap J

Referensi:
Bloom & Fawcett. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGChttp://doktersehat.com/pentingnya-perawatan-kulit-pada-malam-hari/http://rumahcantikcitra.co.id/cms/rangkaian_citra-handbody-night-whiteninghttp://ikebayoran.com/news/pentingnya-pakai-body-lotion-di-malam-hari/http://forumjualbeli.net/showthread.php?t=122159http://kompasiana.com/post/makanan/2010/12/01
Foto:
Dokumen Pribadihttp://rumahcantikcitra.co.id/cms/rangkaian_citra-handbody-night-whiteningJason Mitchell
Published on October 13, 2012 00:21
October 3, 2012
The Triangle

Juni, 2011Kejora Pelajarannya adalah; jangan pernah mengambil keputusan besar saat kamu sedang jatuh cinta! Itulah nasehat yang seharusnya kuteriakkan pada diriku sendiri. Sekarang aku menatapnya, pria yang tadinya kupikir benar-benar kucintai, tapi mungkin dia tak lebih dari sekedar obsesi. Kesalahan terbesarku adalah, yeah…kupikir aku jatuh cinta, dan dengan cinta segalanya akan berubah menjadi indah. “Kejora…” Alfan memanggil namaku pelan, selalu begitu, lidahnya tak pernah terbiasa memanggilku dengan sebutan lainnya, sewaktu-waktu kadang aku ingin dipanggil dengan kata sayang. Aku menatapnya dengan malas, aku ingin merobek kertas seharga lima ribu Dollar, hadiah ulang tahunnya untuknya, paket wisata mewah ke pulau Moyo, kami memerlukan liburan, kami sudah bekerja terlalu keras selama ini, okay diralat…dia yang bekerja terlalu keras, dan aku hanya terlalu lama menjadi pengangguran terselubung di sini, di sebuah kecamatan kecil di suatu tempat yang lebih nyaman kusebut antah berantah, di sini dokter gigi tak terlalu laku, kalah pamor dibanding tukang gigi. “Saya tidak pernah memaksa kamu untuk mengikuti saya, saya hanya…”“Jadi kamu tidak memperdulikan pengorbanan aku?” Aku menyesal, mengikutinya kemari, dan di sini kami bahkan tidak ditugaskan di kecamatan yang sama. “Aku mengikuti kemanapun kamu pergi karena aku cinta sama kamu, sayang sama kamu, kapan sih kamu pernah mengerti?” inilah kesalahanku, jatuh cinta padanya atau mungkin ….sekarang ini tak lebih dari sekedar obsesi, dulu aku jatuh cinta setengah mati, dan ketika aku mendapatkannya ternyata dia tak setinggi ekspektasi yang aku punyai, dia mencintai pekerjaan mulianya dan mengabaikan gadis yang sangat mencintainya!“Saya tahu kamu tidak mungkin betah berada di sini, dan berkali-kali saya katakan, kamu tidak usah ikuti jejak saya, kamu nekat setelah lulus kuliah mengikuti tes PNS dan terjebak di sini, saya dari kecil bercita-cita jadi dokter karena ingin mengabdi dan melayani masyarakat, berbeda dengan kamu, Kejora, kamu hanya…”“Cewek manja dengan orang tua kaya yang suka hidup bermewah-mewah!” aku menatapnya tajam. “Dan kamu akan bilang bahwa… kamu harus mencari beasiswa kesana-kemari hingga jadi kayak sekarang ini, kapan kita berhenti dengan drama cewek kaya yang jatuh cinta dengan rakyat jelata? Kita sama! Aku cinta sama kamu dan sudah, itu cukup! Jangan bahas apa-apa lagi! kamu terima kado ulang tahun, dan ayo kita nikmati liburan kita, nyaris setahun di sini, dan aku hampir gila!” aku menjambak rambutku sendiri, Alfan menggeleng-gelengkan kepalanya, wajahnya terlihat menyesal.“Kamu yang memerlukan liburan, dan silahkan. Saya menghargai kemurahan hati kamu, tapi saya tidak bisa menerimanya, itu terlalu berlebihan buat saya, lagi pula pekerjaan tetap tidak bisa saya tinggalkan.” Alfan mendekat, dan menatapku, dia selalu tahu cara meluluhkan hatiku, binar matanya yang indah selalu bisa mencairkan keras kepalaku. Frustasi berubah menjadi sedih, apa yang bisa kulakukan? Sampai saat ini aku tidak tahu harus melakukan apa untuknya…apapun yang kulakukan seolah tak pernah dihargainya.“Saya antar kamu pulang ya, dan mungkin kamu bisa meminta salah seorang temanmu untuk menemanimu berlibur” dia berbicara dengan lembut, terdengar manis tapi tetap saja menyakitkan.Lama aku menatapnya, tajam tapi kian lama kian buram, aku juga merasakan bola mataku yang makin lama makin basah, sebentar lagi aku akan menangis, antara marah dan kecewa. Aku frustasi dengan keadaan ini, tak ada yang bisa kulakukan selain berjalan keluar dari rumah dinasnya, dan sebelum masuk mobil dan Alfan berdiri tepat dibelakangku, aku bicara dalam nada tak menyenangkan “Teman? Aku kehilangan mereka sejak menyusulmu ke antah berantah!” setelah itu aku membanting pintu mobil dan menempuh jarak 1, 5 jam menuju rumah dinasku yang apak! *** Tanpa teman, tanpa pacar, tanpa pekerjaan yang bisa dilakukan, aku begitu kesepian. Puskesmas tempatku bertugas begitu sepi untuk hal yang bisa kutangani, sempat dulu ingin membantu tugas perawat yang begitu kerepotan melayani para pasien, bukannya membantu aku malah merecokinya. Belum lagi omongan mereka yang tak habis pikir tentang apa yang kulakukan semasa kuliah, meraka berpikir aku tak kompeten, yeah mereka tak sepenuhnya salah, tapi aku juga tak setolol yang mereka kira. Aku bisa jika aku mau, tapi … siapa sih yang pernah datang kepadaku? Di saat seperti ini aku memilih berlari ke dunia maya, sibuk dengan blog Fashionku, dan setelah itu aku iseng mengecek email dan tak kukira, sebuah email dari CouchSurfing masuk untukku.
Mikolaj Kalinowsi
June 31st, 2011- 5:19 am
Hello my name is Nick and I am traveling around the world. I am hitchhiking (from Poland, through Eastern Europe, Middle East, South Asia, China, SE Asia to Thailand and then, down, South East; no flight). Now, I am in Bali Indonesia. My next destination is going to be in Sumbawa. Ever since the beginning, my journey, has been about experiencing rather than seeing the pictures in front of, say the Statue of Liberty J. I love learning from other people and spending as much time as possible with them so that I can see what experiences and stories other have to share. Would you mind hosting me for a couple of days in your place? Starting on 3rdJuly until, say 5th July? I am hoping to hear from you . My Indonesian phone number is 08238867XXX I would appreciate if you could text me whether you accept or reject because I don’t know if I manage to get online in the next couple of days.
Yours
Nick
Kuhubungi Nick dan mengatakan bahwa aku tak bisa menampungnya di rumah dinasku, karena rumah dinasku tak jauh lebih nyaman dari sleeping bagnya, tapi aku punya penawaran lebih baik, liburan mewah di lokasi wisata paling indah di pulau ini. Ternyata, hariku tak begitu buruk, sekarang aku tahu dengan siapa aku harus berlibur.
Mikolaj “Wherever you go, if my heart was a house…you’d be home” kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya, dia sendiri terkejut tapi aku mengerti ucapannya mewakili hatinya. Sejak awal kami memiliki kesepakatan, kami hanya rekan seperjalanan untuk menikmati liburan; dia ingin membunuh kebosanan dan aku. . . yeah, cuma seseorang yang memang tergila-gila pada alam dan akan kulakukan segalanya untuk bisa menikmati setiap sudut dunia; hutan, gunung, samudera. Tak terbayangkan sebelumnya bahwa pada akhirnya sebuah rencana bercinta dengan alam membuatku jatuh cinta pada seorang wanita dan menikmati… well ya! Sebut saja something like a super honeymoon!Aku tersenyum padanya dan mataku menatap ke dalam matanya, tatapan biasa yang begitu sulit untuk kulakukan. Mata adalah jendela jiwa, dan aku berusaha keras agar dia tak melihat jauh ke dalamnya.“Aku tak memiliki rumah, aku pergi dari satu tempat ke tempat lainnya. Aku tak ingin menetap” aku baru saja menipunya dan lebih dari segalanya aku mendustai diriku sendiri. Dia menunduk, lalu menggelengkan kepala dan tertawa. Derainya tak alamiah.“Mikolaj” dia memanggil namaku. Tak ada yang pernah melafalkan namaku dengan cara begitu, selain…almarhum Ibuku.“Nick” aku mengoreksi, agar terdengar lebih biasa seperti mereka yang lainnya. Sebenarnya Mikolaj adalah bentuk Polsky dari Nicholas. “Aku lebih suka kamu memanggilku begitu” Aku tersenyum padanya.Ada keraguan dalam ekspresinya, tapi pada akhirnya bibirnya membentuk garis melengkung indah yang membentuk senyum.“Sepertinya ada yang harus kita perjelas di sini” ada keraguan dalam suaranya.Aku mengangkat bahu, kuharap dia akan menganggap apa yang tak seharusnya terjadi di antara kita hanyalah sebuah, yeah something like a stupid mistake!Pada akhirnya kami memilih diam tak ingin melanjutkan obrolan yang akan begitu menyakitkan. Jadi,kami hanya duduk di sini, di alam terbuka yang berpayung langit berbintang, menikmati alam dari tepian dermaga. Pura-pura menikmati apa yang semesta sajikan untuk kami, sementara masing-masing dari kami mengetahui bahwa ada rasa yang sedang berperang di hati. Kaki-kaki kami melayang di permukaan air yang seharusnya, sejuk dan segarnya menenangkan. Aku membiarkan diriku menghirup aroma alam liarnya yang luar biasa eksotik, tapi entah mengapa aku merasa hampa. Seharusnya, suasana penuh kedamaiannya bisa menentramkan. Dan dari kejauhan aku mendengar suara binatang malam liar sedang bersenandung merdu, layaknya kidung suci para bidadari, tapi nyanyian itu membuatku perih. Seandainya aku masih bisa menikmati alam seperti biasanya, seandainya pesona alam ini tidak dikalahkan pesona wanita muda menawan yang sekarang membuatku gila, Oh Tuhan aku bisa saja memilikinya, tapi … lingkaran mungil di jarinya membuatku patah hati..dan walaupun memang ada kemungkinan tapi…itu artinya aku harus merusak mimpi untuk mengunjungi seribu negeri. Aku tak tahan lagi, makin lama suasana ini akan berubah menjadi perih mungkin ada baiknya untuk langsung menghancurkannya tepat di inti. Agar saat semuanya berjalan lebih jauh nanti takkan ada yang tersakiti. “Oh God! Moyo Island is a slice of Indonesian Island Paradise!”Aku membuka suara, gadis itu menatapku, Kejora…nama yang seindah wajahnya walau aku tak mengerti artinya tapi saat suaraku melafalkannya aku memiliki satu lagi alasan untuk jatuh cinta. “Kita hanya terbawa suasana…setuju denganku?” dia mengerling, tapi sorot kesedihan tetap terpancar dimatanya yang bening.” Aku mengangguk. Ragu. “Well, tahukah kamu…segala keindahan ini” pandangannya menuntunku untuk menatap sejauh mataku sanggup memandang, segalanya indah. “Turquoise sea and luminous sapphire sky…kutemukan di matamu” saat dia menatap mataku, kualihkan pandanganku “dan..binarnya sehangat cahaya matahari pagi” dia menambahkan. “Kejora…my Paradise Princess, bagaimanapun juga aku berhutang liburan yang sangat indah…dan aku merasa bahwa apa yang terjadi diantara kita hanya sebuah permainan yang menyenangkan” aku berkata cepat agar maknanya tak menyentuh perasaan terdalamku. “Well yeah, ini malam terakhir kita di sini, aku akan melanjutkan perjalananku ke Tambora dan …” “Aku akan kembali ke neraka” dia tertawa. Aku ikut tertawa bersamanya. “Ada kata perpisahan yang ingin kau sampaikan?” dia memberi penawaran. “Kocham Cię” bisik hatiku “Pożegnanie” ucap bibirku.
AlfanMaret, 2012 Bagaimana bisa tak mencintainya? Kejora. Bintang paling terang. Salah! Kejora hanyalah sebuah planet, disebut Venus yang adalah salah satu Dewi dalam mitologi Romawi. Dewi cinta, Dewi Kecantikan… Kejora itu kini ada di hadapan saya, meredup, karena memang tak memiliki cahayanya sendiri, cemerlangnya hilang karena pengkhianatan yang menyakitkan, tapi kini saya pasrahkan untuk melupakan. Hati saya terluka tapi bahagia di saat yang sama. Terluka melihatnya tak berdaya, bahagia melihat dipelukannya ada sebagian dari dirinya. “Maafkan aku…” kata-kata itulah yang hanya bisa dibisikkannya. Saya ingin marah tapi lebih merasa terluka. Bayangannya yang mulai mengabur, seperti pemandangan di balik kaca berembun. “Dia cantik…” Kejora berbisik lagi, lebih kepada bayi mungil yang kini ada di pelukannya. “Matanya indah seperti warna langit dan lautan” Saya bisa apa selain mengangguk? “Mau menjaganya?” dia meminta… Apa saya bisa menolak? “Maaf…” kata itu terasa menyakitkan. Saya mendekapnya, mereka, dalam pelukan. “Namakan dia seperti namaku, dan berikan dia nama belakangmu” dia membelai lembut bayinya, mencium keningnya berkali-kali, lalu menangis, dan mulai bernyanyi lirih…” Kupandang langit penuh bintang bertaburan. Berkelap kelip seumpama bintang berlian. Tampak sebuah lebih terang cahayanya. Itulah bintangku Bintang Kejora yang indah selalu” Suaranya perlahan menghilang seperti suara lagu lama di kaset pita, lalu benar-benar hilang, bersama cahayanya, bersama nafas hidupnya.
Keterangan: Kocham Cię: Aku mencintaimuPożegnanie: Selamat tinggal
Published on October 03, 2012 23:25
September 10, 2012
Lembaran Euro Untuk Ni Luh Sari

Feat : Mbak Kakaknyah Sekar Mayang
Semuanya berubah, tidak ada yang bisa membeku tanpa tersentuh oleh waktu
***Ni Luh Sari
Matahari sudah hampir menghilang di horizon sebelah barat dan daganganku baru laku sedikit. Sepertinya aku bakal merugi lagi hari ini. Tapi paling tidak, aku harus bertahan sebentar lagi. Masih banyak orang di pantai ini dan aku masih bisa menawari mereka untuk membeli lumpia gunting daganganku. Namaku Luh Sari dan aku seorang pedagang lumpia gunting di Pantai Mertasari. Itu bukan sebuah pekerjaan yang layak untuk anak seumurku. Aku terpaksa melakukan itu karena ibuku yang mewariskan pekerjaan itu sebelum ia pergi meninggalkanku begitu saja lima bulan yang lalu. Entah apa yang ada di pikiran ibuku hingga ia tega meninggalkan anaknya yang baru berumur dua belas tahun sendirian. Andai saja ayahku masih hidup, tentu aku masih bisa bersekolah. Ya, setidaknya, itu harapan yang masuk akal. Aku masih menyusuri pasir Pantai Mertasari ini. Kerumunan manusia sudah mulai menipis. Masih ada beberapa turis asing yang menikmati pemandangan pantai. Biasanya para turis asing ini tidak tertarik dengan penganan lumpia gunting. Tapi apa salahnya aku mencoba sedikit peruntungan itu. “Lumpia, Mister?!” Hanya beberapa kata dalam bahasa Inggris yang aku mengerti. Seorang teman yang mengajarkannya padaku. Salah satunya ya yang baru saja kuucapkan itu. Aku menawarkan kepada seorang pria turis asing yang nampaknya sedang berlibur dengan anak perempuannya. Anak perempuan itu sebaya aku, dan parasnya sungguh cantik. Pria turis asing itu menjawab tawaranku. Dia bicara dalam bahasa Inggris yang aneh. Mungkin logatnya lain, aku tidak paham, tapi aku tahu itu masih bahasa Inggris. Meskipun aku tahu, tetap saja aku tidak mengerti apa yang ia ucapkan. Aku hanya mengerti ketika ia mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya padaku. Ia mau dua porsi. Langsung saja kubuatkan dua porsi lumpia gunting untuk pria itu dan anaknya. Kulihat mereka sangat menikmati penganan murah ini. Mereka minta tambah. Aku senang. Walaupun daganganku masih tersisa amat banyak, tapi aku senang masih diberi kesempatan untuk hidup sampai senja ini.
Lima tahun kemudian….
Aku masih Luh Sari yang sama. Tidak berubah sedikitpun. Aku masih seorang pedagang lumpia gunting di Pantai Mertasari. Aku menyaksikan banyak perubahan di sini, termasuk para pedagangnya. Nampaknya hanya aku pedagang terlawas di pantai ini. Sore ini aku agak lelah. Sedari subuh aku membantu seorang tetangga membuat jaja banten untuk dijual di pasar. Hasilnya lumayan untuk menghidupiku beberapa hari ke depan.Aku menumpang duduk di kursi pedagang mie ayam di dekat tempat parkir mobil. Tak jauh dari tempatku duduk, seorang pria baru saja turun dari mobil. Pria setengah baya itu mengenakan celana panjang dan kaos Polo. Ah…. Entah mengapa, aku merasa mengenal pria itu. Agak berlebihan, memang. Bisa jadi, aku hanya mengira – ngira pria itu sama dengan orang lain yang beberapa hari aku lihat di pantai. Tapi tetap saja, ada hal yang menarik dari pria itu. Dan aku tak tahu apa itu. Aku terkejut ketika ternyata, pria itu sudah ada dua langkah di hadapanku. Aku hanya bisa menatap wajah sendunya yang mulai memerah terkena sengatan matahari sore. “You…. I know you….” “I’m sorry, Mister. I don’t understand what you’re talking about.” Bahasa Inggrisku sudah lebih baik sekarang. Aku belajar di sini, di pantai ini. “Come with me.” Pria itu sepertinya mengajakku untuk kembali ke bibir pantai. Hmm…. Apa salahnya kuikuti dia? Dia tak tampak seperti orang jahat bagiku.
Timon Hahn Kembali lagi ke tempat yang pernah kudatangi lima tahun silam, segalanya berubah, duniaku, tapi entah mengapa tidak dengan tempat ini. Salah! semuanya berubah, tidak ada yang bisa membeku tanpa tersentuh oleh waktu, lihatlah gadis yang kini di sampingku, dia telah tumbuh, beranjak dewasa dengan wajah cantik mempesona khas wanita tropisnya, dan lihatlah aku hanya sendiri, tanpa gadis kecilku yang cantik, duniaku berubah bersama dengan kepergiannya. Sekarang aku di sini, di tempat ini di pantai ini, menikmati penganan nikmat yang asing dilidah, tapi kunikmati, demi sebuah kenangan indah yang menyakitkan, Sejujurnya aku hanya ingin memandang lepas ke arah lautan, tapi mataku tak ingin berhenti menatap gadis disisiku. Memandang gadis kecil sederhana yang duduk di sisiku, dengan penganan nikmat yang disajikannya membuatku terkenang lagi dengan gadis kecilku, Catherine, mein Cathy Cat, lima tahun berlalu sejak liburan terakhirku dengan putriku. Aku tak ingin lagi mengenangnya, sungguh begitu menyakitkan, tapi bagaimanapun, mengapa aku di sini dan menikmati segar angin laut yang beraroma garam serta memandang matahari terbenam, sungguh ini semua karenanya, bagaimanapun aku ingin melupakannya ternyata takkan pernah bisa. “Where your daughter, mister?” Gadis itu bertanya malu-malu, aku tau dia masih mengingatku dan juga putriku. “Heaven” aku ingin menjawabnya begitu, tapi lidahku kelu, karena rasa pedas ataukah karena pertanyaan tentang putriku selalu membuat lidahku kebas. Oh Cathy Cat, seandainya bisa membawamu kembali lagi kesini. Dulu, kau bilang kau akan sembuh setelah kau mengunjungi tempat impianmu, tempat yang kau tunjukkan padaku dari guntingan majalah wisata yang kau jadikan kliping. Mein schatz, kenapa aku tak bisa menikmati indahnya Bali denganmu lagi. Oh Cathy Cat, Mein tochter, usiamu begitu muda, tapi Tuhan memanggilmu begitu tiba-tiba, lima tahun lalu vonis itu jatuh begitu saja, menghantam dengan kejam, menghancurkan duniaku, merobohkan harapanku dan merusak segala harapan tentang masa depan putriku tersayang; aku takkan pernah cemburu pada pemuda yang akan mencium gadis kecilku di depan pintu rumah sepulang mereka dari prom nite, aku takkan pernah memotret tawa bangga dan bahagianya saat dia memakai toga, aku takkan pernah melihatnya memakai gaun pengantin ibunya dan mengantarkannya ke altar, melepasnya untuk bahagia bersama pria yang dicintainya, aku takkan pernah mendampinginya melahirkan bayi pertamanya, putriku pergi menyusul ibunya dengan cara yang sama, karena Leukemia. Oh Cathy Cat, memandang gadis ini membuatku terkenang lagi dengan celotehanmu “Vater, aku ingin menukar hidupku dengan hidup gadis itu” dia tersenyum kala mengatakannya, Gadis kecilku punya senyum menawan, apapun yang dilakukannya seolah membuatku merasa damai dan nyaman. “Warum? kenapa?” tanyaku “Dia akan hidup lama… lagipula dia bisa memasak makanan senikmat ini” saat mengatakannya, sauce kecoklatan menyisakan noda di bibirnya yang berwarna pink cerah, aku membiarkannya, aku tau dia akan menjilati bibirnya dengan cara yang biasa, yang lucu dan manja, usianya dua belas tahun tapi dia tak bisa mengenyahkan bahasa tubuh usia lima tahunnya. “Mau taruhan denganku, bahwa dia akan hidup lama?” Aku ingat saat Cathy mengatakannya, matanya berbinar, selain pantai, pasir, laut, dan matahari, Cathy sangat menyukai taruhan. Tapi kali ini taruhan yang diajukannya adalah sebuah pertaruhan bodoh. Aku ingin menggeleng, tapi saat melihat senyumannya, tak ada hal yang bisa membuatku menolaknya, jadi aku mengangguk. “Lima tahun yang akan datang di hari kasih sayang-Valentinstag, datanglah kesini, dan lihat apa dia masih hidup atau…tidak, dan jangan lupa bawakan aku pasir pantai ini, bila aku terlalu sakit untuk bisa pergi mungkin pasirnya akan berguna untuk kupakai menghias figura foto saat aku sembuh atau bila aku telah pergi jauh ke surga letakkanlah pasir ini di makamku, Vater, kau harus melakukannya, anggap saja ini kado Valentine-ku lima tahun mendatang, okay?” Dia memelukku lalu menciumku, mengapa dengan begitu mudah dan pesimisnya dia menatap masa depannya? Mungkin itulah pertanda yang dibacanya, sekarang aku masih bisa merasakan ciuman lengketnya yang meninggalkan noda sauce pedas itu. Si Gadis Bali itu menatapku lama, dan kusadari mataku berkaca-kaca, aku tersenyum padanya dan menyadari bahwa aku telah membuktikan bahwa Gadis ini masih hidup, dan aku kalah taruhan dengan putriku, aku merogoh botol kaca kecil lalu meraup sejumlah pasir dan memasukkannya ke dalam botol, dan berkata dalam hati “Kau menang Cat, dan ini kado Valentine-mu” saat mengatakannya dalam hati, aku melihat putriku di hadapanku, tersenyum padaku dengan pendar cahaya keperakan dan ada halo yang mengelilingi kepalanya, dia secantik dewi dengan latar belakang, matahari terbenam Bali. “Ich liebe dich , Vater…” dia tersenyum “ Ich moechte essen“ katanya lagi sambil menunjuk makanan yang ada di tanganku, aku menggeleng, seandainya aku mampu menyuapinya makanan ini, seperti lima tahun lalu, dan seperti yang kuingat dia membandel, dia mendatangiku dan menyuapi sendiri makanan yang ada di tanganku, lalu menciumku, sauce-nya sekarang terasa menempel di pipiku. “Danke” ucapnya…lalu dia pun pergi berlalu. “Danke Schatz” bisikku, dan saat tersadar aku meneteskan air mata, si Gadis Bali menatapku lama, dan kemudian mengucapkan kata maaf dengan ekspresi menyesal. “Sorry” bibirnya bergetar saat mengatakannya “Its okay” aku menghapus air mataku dan merogoh kantungku, mengeluarkan lembaran seratus Euro yang diterima si Gadis dengan wajah campuran keterkejutan dan heran Aku mengangguk padanya, lalu mengusap kepalanya dan pergi, bahkan seratus Euro tak cukup untuk membayar kenangan yang kuulangi lagi seperti yang diinginkan putriku.
:::HAPPY VALENTINE DAY:::
Keterangan : Mein schatz àsayangku Mein tochter à putriku Vater à Ayah Warum à Kenapa Valentinstag à Hari Valentine Halo à lingkaran cahaya pada kepala bidadari atau malaikat Ich liebe dich , Vater à Aku mencintaimu, Ayah Ich moechte essen à aku mau makan Danke à terima kasih Danke, Schatz à terima kasih, sayang
Gambar: Kitty Gallanaugh
Published on September 10, 2012 05:08
September 8, 2012
Kadang…Milih Cowok Sama Kayak Milih Sepatu

Milih cowok sama kayak milih sepatu….wait jangan beranggapan bahwa aku adalah seorang feminis radikal yang menginjak-injak cowok (sepatu memang diinjak, tapi maksudku dengan tulisan ini, bukan melihat dari sudut pandang posisi tapi dari kecocokannya. . .)
Apa yang kupikirkan tentang sepatu??? Sesuatu yang akan bisa melindungi kakiku ketika melangkah, melangkah berarti berjalan, pergi kemana saja ke sebuah tujuan , jadi sepatu itu harus nyaman, melindungi, dan tak kalah penting juga harus memiliki sisi artistik…dan sepatu bagaimana yang akan kupilih???stilletto yang seksi tapi mengintimidasi???boots keren tapi keras???sneakers casual yang cuma bisa dipakai di lapangan olahraga???atau sepatu kaca ala Cinderella yang cantik tapi rapuh???
Tapi bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan sebuah sepatu??? Tentu saja kamu harus mendatangi sebuah toko sepatu bukannya bengkel! Peraturan nomor satunya adalah kamu harus mendatangi tempat yang tepat untuk mendapatkan cowok yang tepat, kamu mencari cowok smart, kamu harus mendatangi toko buku atau perpustakaan bukannya studio musik, kecuali kamu mencari seorang musisi, yeah musisi itu seksi walaupun sejujurnya aku tidak begitu menyukai musisi, yeah tidak lagi, atau misalnya kamu ingin mencari cowok yang hobi olahraga carilah di lapangan olahraga bukannya dikelas seni, walaupun faktanya sekarang agak sulit menemukan mereka ditempat yang seharusnya, kadang mereka juga mirip bunglon, disuatu saat dia akan jadi cowok taat pada agama yang akan kamu temukan jadi anggota remaja masjid dipagi hari, misalnya, tapi mungkin malam harinya kamu menemukannya di kamar gelap tempat dia menggigil karena sakaw, …mungkin kecermatan diperlukan disini, yeah seorang cewek mesti jeli, kadang kamu mesti punya naluri Detektif…Detektif yang……..sexy, smart, and sweet….seperti perpaduan antara Selena Damascus dan Nancy Drew, hahaha
Yang kedua setelah kamu mendatangi toko sepatu apa yang kamu lakukan?????????????? Pergi mencari sendiri dan mencoba semuanya satu persatu atau memanggil pramuniaga dan menanyakan apa yang kamu cari, apabila kamu melakukan yang pertama kemungkinan kamu adalah orang yang belum mengetahui apa yang kamu cari, dan apa tujuanmu membeli sepatu…bisa jadi kamu punya tumpukan sepatu dirumah, mencari sesuatu yang unik dan baru dan lucu hanya untuk menambah koleksi ataukah kamu memang tidak tahu sepatu bagaimana yang kamu cari jadi yang kamu lakukan adalah mengedarkan pandangan ke seluruh toko dan mulai mencoba…atau bila kamu adalah orang yang praktis maka kamu akan memanggil pramuniaga dan memintanya mencarikan kamu sepatu yang kamu inginkan, kita anggap saja pramuniaga ini adalah seorang match maker alias mak comblang, dia mungkin tau sepatu mana yang pas dengan kakimu tapi dia tida tau sepatu mana yang cocok dengan kakimu!membingungkan huh?
Dan apa tujuanmu dengan sepatu itu? Memakainya ke sekolah atau kerja? Membawanya jalan-jalan ke mall? Atau Memamerkannya di pesta? Sama dengan cowok, apa tujuanmu dengan mereka Membina hubungan serius? Hanya sebagai hiburan? Atau Bagian dari pameran?
Jadi tentukanlah, misalnya sebagai bagian dari pameran…kamu memilih seseorang yang hanya bisa kamu pamerkan untuk menaikkan gengsimu, contohnya sepatu stiletto seksi, Manolo Blahnik barangkali, di pesta kakimu akan terlihat anggun dan seksi dan berkelas, ya ampun sungguh menawan! Tapi apa yang terjadi di sepanjang kamu memakai sepatu cantik itu???kamu menyiksa kakimu denganheels-nya yang ramping dan akan bikin kamu oleng bila tidak hati-hati, hahaha, menyiksa diri sendiri demi gengsi= KONYOL. Sama dengan memilih cowok yang hanya bisa di pamerkan, yeah hanya secara fisik, lihatlah ada berapa banyak mata iri cewek yang akan terus mengawasi cowokmu…dan apa kabar mereka para mahluk beruntung dengan tampang kualitas tinggi ini???mereka sama kayak stiletto; harganya mahal, limited edition alias jumlahnya terbatas, dan dengan keindahannya mereka juga menyakitkan, ada harga yang mahal untuk sebuah siksaan, tapi banyak cewek yang tidak peduli betapa tersiksanya dia kan???semoga bukan salah satu dari kita!
Hanya sebagai hiburan???sepatu jenis ini adalah sepatu yang dibawa jalan-jalan ke mall, sama seperti bagian dari pameran, tapi kadang sepatu jenis ini lebih casual, biasanya seperi flat shoes warna-warni yang di pake ABG, jenis ini nyaman tapi tidak tahan lama, gampang di dapat tapi gampang rusak dan di sering digonta-ganti, yeah mereka itu cowok-cowok bertampang lucu dan imut-imut, mereka yeah disebut COWOK, apa definisi cowok disini?????seorang anak kecil yang terjebak dalam tubuh pria dewasa, mereka mahluk phobia komitmen, pilihan buat para teenager bukan perempuan dewasa yang ingin menikah!
Untuk membina hubungan serius itu ibarat sepatu yang dipakai untuk ke sekolah atau bekerja, sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat MEMBOSANKAN!KENAPA???KARENA PENUH DENGAN ATURAN….dan sepatu sekolah atau kerja itu sangat konservatif dan terkesan serius, tapi resmi! Nyaman di kaki dan tak menyalahi aturan, tapi sekali lagi membosankan, itu menurut saya………………………………..tapi yeah……………SEPATU dan COWOK milihnya sama susahnya, dan apa sepatu pilihan saya?????????????????RED FLAT SHOES!!!!!!!!!!!!!!sepatu merah bersol datar, seenggaknya sepatu itu bisa dibawa jalan-jalan, bisa di bawa party, bisa dipake ke sekolah dan bekerja walaupun agak sedikit melanggar aturan, hehehehe, hmmmmmmmm untuk sepatu pilihanku apakah sudah bisa ditebak cowok seperti apa yang menjadi pilihanku???gampang ditebak!!!!!!!!hahahaha….well aku udah punya red flat shoes-nya tapi cowok yang seperti red flat shoes ????hmmmmmm ……………..kamu yang harus menemukan aku!!!!!!!!!!!!!!!
Gambar : Google
Published on September 08, 2012 21:23