Citra Rizcha Maya's Blog, page 12
December 17, 2012
The Uncensored Confession of a Love Child 17
Semuanya tak jauh lebih baik sekarang, walau aku benci bayangan Lea yang menangis terus-menerus menjadi hantu penasaran dalam otakku, aku merasa gila bila bayangannya mulai berkelebat di kepalaku, tapi aku tau Audy selalu mendukungku, juga si kembar. Aku sangat berterimakasih pada Dido yang mau repot-repot menghibur Lea, walau aku tau Lea sama sekali tak terhibur. Seminggu ini aku benar-benar menghindari Lea, telpon, sms, dan emailnya ku abaikan, aku tak tau bagaimana cara orang seperti Lea berpikir dan menggunakan pikirannya dalam bertindak. Aku tak mengerti bahkan akupun sempat berpikir merasakan yang sama seperti yang Lea rasakan, perasaan yang salah pada orang yang salah. Aku tau Lea benar-benar tak beres, hidupnya berbeda dari kita kebanyakan, dia seperti korban dari terror berkepanjangan selama hidupnya, yang aku tau dia Cuma penderita Social Anxiety Disorder juga korban si Bailey, sebenarnya ada semacam selubung yang membuat aku penasaran, ada apa sebenarnya? Lea mungkin tak pernah baik-baik saja dalam hidupnya, tapi apa yang membuatnya seperti itu? Entahlah! Aku bosan dan lelah memikirkannya. Bagaimana aku harus mengahadapi Lea lagi? Dia menganggap aku lebih dari seorang teman cewek? Apa aku jahat? Apa aku bukan teman yang baik? Apa aku manusia tak punya hati yang tega? Apa ku harus menyesali semua perlakuan kasarku? penghindaranku? Apa aku harus meminta maaf? Tapi bagaimana? Aku bukan tipe manusia berhati ksatria yang rendah hati yang mau meminta maaf! Aku payah! Keadaan ini membuatku tersiksa ! Aku ingin hidupku kembali sesederhana saat aku dan hanya si kembarIni salah Lea! Dia yang datang ke dalam hidupku! aku tak mengundangnya! Oh my God! Salahku karena bersikap sok pahlawan! Tapi itu cuma bentuk terima kasihku, semacam simbiosis mutualisme, karena dia memberiku tempat untuk lari dari masalahku! Masalah tak pernah berhenti berputar di hidupku! Aku merasa seperti orang sinting, yeah! karena aku mulai berbicara dengan otakku! ***
Aku dan Audy duduk-duduk di belakang Lab Biologi diam, dan sesekali ngobrol sesuatu yang tak penting, Audy cukup pengertian jadi dia tak memaksaku untuk berhenti menjadi pendiam yang membosankan karena dia tau aku sedang berperang dengan masalah-masalah yang sedang dipikir otakkku, kita sengaja melewati waktu istirahat di sekolah di tempat tak biasa agar jauh dari jangkauan Lea, tapi seperti yang aku tau Lea seperti hantu dan akan terus mengahantuiku, kadang aku ingin dia benar-benar menjadi hantu yang secara harfiah! Dan benar saja, Lea kembali mengusikku dari berita yang di bawa Fido. Fido datang tanpa Dido, aku bisa menebak, sekarang Dido sedang bersama Lea, belakangan ini dia menjadi bayangan Lea, dimana ada Lea disitu ada Dido dan itu menjadi gossip yang berkembang di seantero sekolah bahwa mereka pacaran, kurasa itu lebih baik dan akan lebih baik lagi bila mereka benar-benar pacaran. Fido duduk di sampingku, menyambar kaleng sodaku dan meneguknya, dia seolah-olah menikmati kegiatan minumnya padahal aku tau dia hanya sedang berpikir bagaimana dia harus \memulainya.Aku mengenal Fido nyaris sepanjang hidupku, dia kesulitan memulai komunikasi, dia jauh lebih pendiam, berbeda dengan Dido yang lebih banyak omong. “Well….”Aku dan Audy menatapnya menunggunya berbicara. “Gue suka minuman ini” lanjutnya “Loe mau ngomong kan?” tanyaku tak sabaran. “tentang Lea!” “Bagaimana loe bisa nebak?” “Ngomong aja” “Gue nggak tau harus mulai darimana” “Dari awal saja” saran Audy, dia berbicara seceria mungkin. “Ini aneh. . . . ” kata Fido cepat dan dia diam lagi “Kita tau semua yang terjadi belakangan ini memang aneh”jawabku “Kalian boleh ngomong berdua aja kalo mau, gue bisa pergi” tawar Audy “Elo tetap disini aja” saran Fido “Lea minta gue buat ngundang kalian berdua ke b’day party-nya, tapi gue ngerasa ada yang aneh, kata Dido, Lea ulang tahun empat bulan lagi, apa yang dia rencanakan? Itu yang bikin gue dan Dido bingung.” “Mungkin ini cuma usaha Lea buat memperbaiki keadaan, supaya Keyra berhenti menghindar darinya, mungkin dia ingin bicara tapi perlu moment yang pas jadi mungkin dia mau membuat moment dimana Keyra nggak mungkin menolaknya.” “Gue putusin gue nggak bisa ke party fiktifnya” “Usahanya sia-sia” komen Audy, Audy tau aku kepala batu. “Gue diminta buat yakinin loe!” “Sorry, usaha loe nggak bisa bikin gue berubah pikiran” “Party-nya tar malam, gue dan Dido ada di sana, semuanya beda sekarang, akan lebih asyik kalo kayak dulu, saat kita hanya bertiga menikamati malam diatap sekolah” Fido menekan kata hanya sambil menatap tajam Audy, itu seperti menusuk Audy, aku tau Fido dan Audy nggak akan bisa jadi teman baik, walau mereka berusaha. ***
Seharian Audy membujukku untuk ke tempat Keyra, tapi aku benar-benar kepala batu, aku menganggap Keyra akan baik-baik aja tanpa aku, lagipula si kembarpun telah direbutnya dariku aku merasa aku membenci keegoisan Lea. Aku dan Audy nongkrong di Coffee Shop sepulang sekolah dan tebak siapa yang kutemui? Kejutan besar! Bailey dan om Reza, adik papanya Lea, yeah Lea dan Bailey memang sepupu, nggak heran mereka om dan ponakan, cuma dari bahasa tubuhnya kutahu mereka nggak seperti om dan ponakan biasa , mereka terlalu mesra, ampun!aku bahkan melihat Bailey menggelitik telinga om Reza dengan lidahnya, ini tempat umum, dan Bailey bener-bener nggak tau malu, aku pura-pura tak melihatnya dan aku yakin Bailey tak melihatku, karena tempatku agak tertutup dari tempatnya.Oh my God! Aku mencium keanehan! ***
Si kembar menjemputku, atau lebih tepatya menculikku dengan paksa, sialan Audy bahkan ambil bagian dalam penculikan ini, hebat sekali si Lea, semua orang bahkan bersedia melakukan apa saja untuknya, betapa beruntungnya dia, mungkin bila kamu punya stok air mata tak terbatas dan muka melankolis parah maka seluruh dunia akan prihatin padamu dan melakukan apapun demi membuatmu tersenyum, itulah yang terjadi pada Lea, dan akupun pernah tertipu airmata dan tampang melankolisnya, itu bukan pengalaman terbaik dalam hidupku, itu adalah hal yang paling aku sesalkan. *** Kabar baiknya, seenggaknya, EO-nya nggak make tema Barbie untuk party-nya, bila itu sampai terjadi aku akan langsung mati di tempat, party-nya oke, ada DJ dan Lea mengundang Band Favoritnya , aku nggak tau namanya, tapi yang jelas band dengan vokalis cewek bersuara kekanak-kanakan dengan musik seperti musik di film-film kartun. Banyak juga yang diundang Lea, sebuah kejutan untuk orang dengan Social Disorder parah! Ini prestasi untuknya, ternyata Lea lumayan populer atau mungkin karena kebanyakan teman-teman sekolah kita yang idiot benar-benar menyukai party jadi dia tak peduli ini party siapa yang penting mereka bisa bersenang-senang. Aku membayangkan mamanya yang akan bangga dengan prestasi anaknya yang menunjukkan tanda-tanda lepas dari Social Disorder parahnya. Mamanya menemuiku, mencium pipi kanan dan kiriku secara berlebihan, aku merasa ada yang lengket dipipiku, karena lipstiknya yang terlalu glossy barangkali, kupikir dia habis makan berton-ton gorengan, ampun ini menjijikan!aku berkali-kali menyentuh pipiku untuk menghapusnya tapi tidak didepannya, aku tak mau ada yang tesinggung, aku berada disini sudah cukup parah, apalagi kalo sampai aku menyinggung perasaan tuan rumahnya. “Akhirnya Keyra mau datang juga, Lea baru mau keluar kamar dan menikmati pestanya kalo Keyra sudah datang, jadi tante minta please Keyra bujuk Lea ya, oke, ini memang bukan ulang tahunnya, tapi tante bener-bener ingin membuat Lea bahagia, tante tau banyak yang nggak beres belakangan ini jadi . . . . ”ada nada putus asa dalam suaranya “Keyra, tante berharap banyak padamu” Sejak kapan urusan hidup anaknya jadi urusanku? Ini membingungkanku! Aku mengetuk pintu kamar dengan malas “Lea, keluar dong, neh gue, Keyra” bujukku setengah hati. “Sayang, Keyra datang lho. . . . kita keluar yuk, semua nunggu Lea lho” bujuk mamanya lembut. Papanya datang, sepertinya ingin ikut serta dalam drama yang diciptakan anaknya yang manja, ya ampun haruskah semua orang di dunia datang membujuknya supaya dia mau keluar dari kamarnya? “Lea, sayang, papa mama dan Keyra di depan, sayang buka pintunya ya” pinta papanya dengan sayang “Lea, loe keluar dong!” aku mulai kesel “gue pulang nih kalo elo nggak mau keluar juga!” ancamku. Papanya mencoba membuka pintu tapi dikunci, aku mengedor-gedor kamarnya dengan keras, Lea benar-benar menguji kesabaranku, mama dan papanya bertukar pandang, ada tatapan putus asa karena tak berhasil membujuk anaknya. Aku menelpon Fido yang ada diluar bersama yang lainnya untuk menikmati pesta yang kuyakin tak mereka nikmati, karena kita tau Lea menyusun ini bukan untuk berpesta seperti yang terlihat dan dinikmati oleh teman-teman yang lain. “Fid, loe kesini dong ma Dido, biasanya Lea mau dengerin bujukannya Dido deh, buruan ya” tak beberapa lama si kembar dan juga Audy ada di depanku, Fido melempar tatapan yang berarti ada apa? Audy mencoba menenangkanku yang mungkin terlihat panik dengan menggenggam tanganku, sementara Dido langsung mengetuk pintu dengan lembut dan mulai membujuk Lea “Lea, keluar dong, kok elo nggak asyik sih? katanya loe pengen Key dateng, Key ada di sini, kita bisa party bareng sampe pagi, Hmmm . . . . gue kejutan buat elo, tapi elo mesti buka pintu dulu ya” bujuk Dido. Aku merasa ada yang nggak beres disini, aku juga tau kedua orangtuanya juga berpikir kayak gitu, juga si kembar. “Om pintunya di dobrak aja” saran Fido Papanya tak berkata apa-apa hanya mengangguk pelan, dan Fido langsung mendobrak pintunya, dalam usaha kedua pintu itu menjeblak terbuka, semuanya seperti dalam adegan lambat, aku masih sempat mendengar si vokalis cewek menyanyikan lagu ceria dalam suara kekanak-kanakannya, aku juga mendengar suara tawa bahagia di luar sana, tapi yang aku tau aku tak pernah merasa semenyesal dan sebersalah sekarang, Lea terbujur kaku di tempat tidurnya dengan darah membasahi gaunnya, hal terakhir yang kulihat, dia tersenyum bahagia walaupun mukanya seputih kertas. Setelah itu semua terasa gelap.
Published on December 17, 2012 16:00
The Uncensored Confession of a Love Child 16
Kabar baiknya pertunangan Mamaku diperpanjang sementara pernikahannya ditunda, kabar buruknya oma Dyah tengah sekarat akibat nguping berita buruk Amanda, Amanda memang merasa berdosa tapi kupikir dia lumayan berbahagia, pernikahannya tengah direncanakan, akibat dibawah tekanan akhirnya Kevin terpaksa menikahi Amanda. Berhubung ada mitos yang mengatakan ada pantangan bahwa dalam sebuah keluarga dilarang melangsungkan pernikahan dalam tahun yang sama, untuk alasan yang entahlah tapi yang jelas pasti tak masuk akal, sehingga mamaku harus mengalah demi pernikahan Amanda yang mendesak dan tak bisa ditunda, ini idiot Kevin dan Amanda baru kelasXI, semua orang tau kalo ini kasus Maried By Accident! Jadi buat apa buruburu? Tapi aku senang, paling nggak aku punya waktu untuk menggagalkan pernikahan Mama. Tak sabar untuk memberitau papa tentang penundaan pernikahan, tiba-tiba ide gila melintas diotakku, aku ingin Papa menculik mama lalu mereka kawin lari di Karibia atau Las Vegas, kedengarannya romantis dan menantang dan pastinya seru! Tapi sayangnya ini bukan drama Hollywood. ***
Aku dan Papa merayakan pembatalan pernikahan Mama dengan berpesta gila-gilaan, ada musik dan banyak coklat dan permen, yeah bukan pesta liar tapi sangat menyenangkan, dan esoknya di sekolah aku mengajak Audy untuk nongkrong bareng si kembar, yeah aku tau aku sedikit nggak adil pada Audy. Suasananya luar biasa kikuk, Audy dan si kembar berasal dari dunia yang berbeda, lagipula bila flashback ke masa lalu, Dido pernah mematahkan hidung audy, Dido memukulnya dengan tongkat Baseball cuma gara-gara masalah kecil di kelas 3 dulu. Semua makan dalam diam dan kalaupun ada yang mencoba berbicara pasti tak mendapat tanggapan yang berarti, lagipula cowok emang payah dalam hal komunikasi. Seseorang mencolek bahuku, ternyata Lea dengan muka melankolis parahnya “Kenapa?” tanyaku datar nyaris tanpa ekspresi “Duduk!” perintah Fido tegas sambil menawarkan kursi yang ada diantaranya dan Dido, Lea duduk dengan patuh. “Kenapa semuanya pada nggak ngajak Lea kesini, ngajak makan bareng kayak gini, kayak dulu-dulu? Kenapa tempat Lea digantiin Audy” Lea berbicara dalam nadaantara marah ingin protes, tapi juga takut, sementara Audy langsung tersedak saat namanya disebut, aku bisa mengartikan ada nada jealous dalam suara Lea. “Kita pada bolos ye. . . . dari tadi . . . . . nah bel pulang baru mulai, kelas elo kan baru aja bubaran, nggak mungkin ngajak-ngajak elo dong” Dido mulai bohong untuk menyelamatkan keadaan, Dido memang selalu bisa diandalkan. “Kita pada bolos ye. . . . dari tadi . . . . nah bel pulang baru mulai, kelas elo kan baru aja bubaran, nggak mungkin ngajak-ngajak elo dong” Dido mulai bohong untuk menyelamatkan keadaan, Dido memang selalu bisa diandalkan. “Awalnya Audy ada urusan sama gue” potong Dido “Elo mau kan jadi keyboardist buat band gue ma Fido?Lea, loe ih nggak tau kalo gue ma Fido mau buat Band, nah si Audy gue minta buat ngisi keyboardist, atau loe juga mau gabung, jadi kabelist? Hehehe”goda Dido dalam kebohongan instant-nya, Aku, Audy dan Fido saling menatap dalam diam. “Lea, loe mau bakso gak? Gue suapin ya. . . . ” tawar Dido Lea menggeleng lemah, air matanya meleleh, sialan! Airmata Lea bikin aku frustasi. “Apa sih mau loe?” aku membanting kaleng sodaku ke meja “elo jangan posesif!gue nggak mesti ada di samping elo tiap waktu! Gue berhak punya kehidupan sosial dengan orang lain! Gue bukan pengidap social disorder kayak loe! Gue tau sebenarnya loe nggak sakit, loe cuma manja, gue bukan baby sitter, Bailey udah pergi dan elo nggak tau gue nyaris korbanin banyak hal buat bikin hidup loe save tanpa Bailey, sekarang Bailey udah nggak ada, tugas gue buat jaga loe udah selesai!”Aku mulai bicara cepat dan tak sabaran, aku ingin berteriak tapi suara yang keluar lebih mirip desisan, karena aku masih takut menyaiti perasaan selembut marshmallow-nya. “Lea sayang sama Keyra,. . . . .Keyra nyelamatin banyak hal dalam hidupLea. . . . Lea nggak ngerti tapi Lea nggak suka Audy . . . . .Lea tau Keyra ngehindarin Lea supaya Keyra bisa sama Audy “Dia berbicara dalam tangisnya, sepertinya kata-kata si kembar ada benarnya. “Apa maksud loe?” tanyaku jutek “Keyra nggak ngerti perasaan Lea”Isaknya, Dido memeluk Lea sambil menenangkannya, sementara Fido menunjukkan ekspresi menyalahkanku, Audy mencoba menguatkannku, dia menggengam tanganku dibawah meja. “Perasaan yang kayak gimana, hah?” “Lea nggak tau mesti ngomong apa, ini salah tapi bener dimata Lea” “Semuanya salah!oke?” gue nggak ada urusan apa-apa sama elo! Gue nolongin elo cuma gara-gara gue hutang budi karena loe udah nampung gue di rumah loe, sekarang semuanya udah kebayar kan?” si Bailey udah gue usir!”ini bukan kalimat yang ingin aku katakan tapi mulutku memuntahkannya sendiri. “Lea salah karena perasaan Lea, tapi Lea tau Keyra juga sayang sama Lea…”Dia mulai menangis “Coba tanya diri Keyra” Dia benar, aku menyayanginya, tapi ya ampun itu hal yang seharusnya aku hindari, aku tak mau terjebak, yeah itu cuma perasaan sesaat, bentuk lain dari rasa kasihan dan kepedulian, aku tau itu nggak bener, aku menyayanginya seperti aku menyayangi seorang sahabat cewek yang seumur hidup nyaris tak kumiliki, yeah seperti itu, tapi kenapa sekarang aku sendiri seakan tak yakin?” Aku menarik tangan Audy dan mengajaknya pergi meninggalkan Lea yang masih menangis dan si kembar yang menunggu jawabanku, Audy menggenggam tanganku saat kita pulang. ***
Aku mengajak Audy pulang ke apartement, dia pergi dan cuma meninggalkan pesan di pintu kulkas (dia mulai seperti mama sekarang). Sejak tadi aku dan Audy tak saling bicara, hanya otakku yang terus menerus membentak kebodohanku dulu, semua salahku, aku yang membuat Lea memiliki perasaan seperti itu dan akupun mulai dibingungkan oleh perasaan yang kumiliki. “Cinta itu cuma reaksi kimia yang terjadi di otak yang disebabin oleh phenylethylamine, kan?” Aku bertanya pada Audy, Audy tak bisa menjawab, aku tau dia bingung sebingung diriku. “Boleh minta tolong?”tanyaku pada Audy “Apapun” katanya tulus “Bikin gue yakin kalo gue sayang sama elo. . . . please cium gue. . . . ” Audy terkejut dengan permintaanku “Please. . . . . ” Dan Audy menuruti permintaan. Audy mendekatkan bibirnya ke bibirku, atau lebih tepat menekannya, terasa kaku tak berasa apa-apa, hanya daging ketemu daging, aku menyerah, aku melepaskan diriku,vaku tau dia kecewa, aku tersenyum tipis. “Usaha yang bagus” kataku” kita ulangi sekali lagi!” Audy menciumku lagi, pelan dan lembut tapi aku tak membalasnya, entahlah aku bingung, aku melepaskan diri lagi, seandainya Audy cowok brengsek maka dia akan marah, dia hanya diam menatapku yang makin frustasi. “Yeah. . . . .gue memang payah” kataku akhirnya, lebih pada diri sendiri “Seharusnya kita lebih rileks, suasananya harus lebih romantis. . . . mau es krim?”Aku bangkit dari sofa tanpa sempat melihat wajah Audy, aku takut bila ia berpikir aku merasakan hal yang sama seperti yang Lea kira. Aku membawa sekotak es krim chocolate chocochips yang isinya tinggal setengah dan dua sendok, kita memakannya dalam diam, bukan karena godaan es krim yang begitu nikmat tapi lebih untuk memiliki kegiatan lain dalam suasana canggung ini. “Hey. . . . sepertinya kita perlu menyalakan musik” aku memutar lagu Kiss Me dari Sixpence None the Richer, Audy mengerti maksudku, dia menyentuh pipiku perlahan dengan ibu jarinya, aku merasakan sentuhan lembutnya, lalu dia menyentuh bibirku pelan-pelan dengan bibirnya, aku bisa merasakan nafasnya yang segar, bibirnya yang manis dan lembut, secara alami aku membalasnya, aku bisa menerima apa yang Audy rasakan dan akupun membalasnya, well sebuah ciuman hebat, persis seperti yang terjadi disemua film atau novel romantis,aku menjadi tokoh cewek seperti mereka, cewek yang bahagia yang tau bahwa dia jatuh cinta, bukankah itu hebat?”
Published on December 17, 2012 14:00
The Uncensored Confession of a Love Child 15
“Seseorang mengirimkan kado, aku tau ini bukan ulang tahunmu, kan?” kata papa malas sambil menganti channel TV dengan bosan, tidak ada acara yang menarik. Aku meraih kotak pink norak dengan pita ungu besar jelek yang ada di atas meja, aku tak terlalu berminat, apalagi setelah kutau darimana kado itu aku tersinggung luar biasa, Om Allan menghadiahku Digicam Sony terbaru, ini cukup keren sebenarnya, tapi aku tau maksud dibalik semuanya. Papa mengintip isi kotak dan menyambar kartu pengirimnya. “Terima aja Key” goda papaku “ Sekarang mungkin digicam, besok notebook Apple terbaru, besoknya lagi mobil sport, besoknya lagi tiket liburan ke Karibia, Papa mesti nyogok kamu pake apa ya, supaya kamu nggak jadi anaknya si Allan?” Papa ingin apa yang diomonginnya terdengar seperti candaan hanya saja yang terdengar sebenarnya adalah kesedihan, aku menghempaskan diri ke sofa, duduk disampingnya, lalu memeluknya, aku tau sekarang aku tulus menyayanginya. “Yang harus papa lakukan adalah terus menyayangiku, aku mau telepon Mama dan minta Mama yang balikin kadonya.” “Membayangkan Mamamu dengan si Allan aja udah bikin aku cemburu gila, apalagi kalo kamu juga harus jadi bagian dari mereka.” “Never!” “Great!” “Pa, aku punya ide, kita buat aja Reality Show; Ken HIM Mencari Cinta, hehehehehhehe” tak ada respon dari papaku bikin aku canggung setengah mati . Lama kami diam sampai akhirnya Papa buka suara “Aku nggak bakal mencari cinta lagi, aku cukup merasakannya sekali saja” *** Sekolah benar-benar damai tanpa Bailey,aku nggak perlu repot-repot mencari tau kemana dia, Kevin dan Amanda, keduanya juga menghilang, tapi kudengar Amanda sedang sakit (semoga dia sakit jiwa!), sementara Tara sedang menjadi ratu di pojokan kantin, diantara cowok-cowok kelas X yang imut-imut, yang aku yakin Tara mengajarkan banyak hal kepada mereka, dan itu sama sekali tak ada hubungannya dengan akademik atau semacamnya. Dan aku tetap disini nongkrong bareng si kembar dikantin sambil menikmati kentang goreng dan teh sodaku. “Elo sama Audy pacaran apa nggak sih?” Tanya Dido sambil memasukan segenggam penuh kentang goreng ke dalam mulutnya, mengunyah cepat dan bicara lagi “ Maksud gue, yeah, kalian nggak kayak orang pacaran,elo lebih sering nongkrong bareng kita daripada ngabisin waktu bareng dia” “Maksud loe, gue mesti melakukan atraksi kasih sayang di muka umum gitu, biar semua pada tau. . . .oh. . . .Keyra sama Audy pacaran ya sekarang? Ya enggaklah! Itu bukan gaya gue” “Seharusnya elo jaga perasaan Audy” Fido buka suara, lalu menyesap lama Cappuchino-nya “Seharusnya Audy tau kalo elo berdua sobat gue, dan kalian lebih penting buat gue” jawabanku kedengaran kurang meyakinkan. “Masalahnya sekarang, Audy ngerasa nggak dianggap, elo nggak pernah nunjukkin hubungan kalian di depan gue, Dido, atau Lea, apalagi ke orang lain, itu juga kalo elo peduli ma yang lain.” “Gue tau Audy nggak keberatan” “Gue cowok, gue tau perasaannya” bentak Fido “Udahlah” kata Dido cepat “Kita udah deal buat backstreet, jadi, yeah Audy harus nanggung resikonya dong, lagian Audy kan masih belom tau kalo elo berdua udah tau kalo gue ma Audy udah pacaran, masalahnya sekarang tinggal Lea, gue cuma mau jaga perasaannya, perasaannya yang selembut marshmallow, hehehehehehe” kali ini tawaku yang tak terdengar meyakinkan. “Kenapa penting banget buat elo untuk ngejaga perasaannya Lea?” pertanyaan Fido benar-benar membutuhkan jawaban tapi aku belum bisa menjawabnya sekarang, aku malas membahas Lea. “Gue males bahas Lea, dia cuma bisa ngerepotin gue, gue pengen liburin diri dari dia” “Loe harus hati-hati Key” Dido serius memperingatkanku “Lea beda” tambah Fido “Maksud loe?” “Gue rasa Lea nyimpan feel ke elo” bisik Fido takut terdengar oleh yang lainnya. “Gue heteroseksual sejati, oke? Lagian Lea cuma ngidap social disorder, bukannya lesbian!” belaku. “Gue nyium sesuatu yang beda” “Oke, gue sayang sama Lea, tapi sebagai Ade’, oke? Dia bene-rbener perlu dilindungi, masalahnya sekarang adalah Lea cuma sedang sedang tergantung sama gue, yeah, itu karena dia terlalu childish, terlalu manja, terlalu. . . . ya ampun elo tau kan gimana Lea, dia tipe orang yang posesif kalo punya teman, itu karena dia memiliki teman yang terbatas, dan dia susah untuk menjain pertemanan , enough about Lea, oke?” jelasku tegas.”Gue lagi meraas. . . .mood gue lagi hancur total nih! Ntar malam orangtua om Allan resmi ngelamar nyokap gue ke oma, dan guemesti ke sana, elo pada tau kan acara keluarga buat gue adalah penyiksaan dalam bentuk lain, apalagi itu acara lamaran buat nyokap gue, kalo boleh milih gue lebih baik jadi relawan buat bangun toilet di El-Salvador deh” Aku meneyeruput habis minumanku. “Hidup ini lucu, dulu elo pengen banget punya Bokap, dan sekarang elo bakal punya dua Bokap, Tuhan sayang banget sama elo” goda Dido. “Lain kali elo mesti ati-ati kalo minta sesuatu.” Tambah Fido.
*** Aku tak peduli, benar-benar tak peduli pada prosesi lamaran Mama, aku segera menghilang setelah Oma dan Mama melihat keberadaanku, setelah itu tak ada yang bisa memaksaku untuk tetap tinggal dan menjadi saksi atau turut khidmat dalam rangkaian acaranya. Aku membayangkan Papaku di studionya sedang menulis sebuah lagu patah hati, kuharap dia tak bakal bunuh diri karena kutinggal sendiri, yeah itu sama saja dengan memberi infortainment sebuah berita besar, bila itu sampai terjadi. Aku memutuskan untuk melakukan sesuatu di kamar Mama semasa Mama masih tinggal di rumah Oma, itu jadi kamarku bila mama mengirimku untuk menjalani hukuman oma, dan kupikir menghabiskan waktu dengan tidur adalah pilihan yang tepat, aku perlu mengistirahatkan otakku yang terlalu lelah memikirkan kejadian-kejadian belakangan ini. Tapi sepertinya seseorang sedang menempatinya, yeah, ternyata Amanda, sudah kubilang kalo dia sepupuku? Dia adalah cucu dari saudara tertua Omaku, tapi demi Tuhan aku tak pernah menganggapnya. Hai” sapanya pelan, ada campuran sungkan dan malu Pilihanku cuma dua kembali ke acara atau nongkrong bareng Amanda, kupikir walau aku tidak menyukai Amanda sepertinya lebih baik aku memutuskan untuk berbagi ruangan dengannya. “Hey” balasku, aku menghempaskan diri ke tempat tidur, tepat disampingnya, kuperhatikan lebih jeli, Amanda baru saja menangis, riasan matanya belepotan. “Elo nangis” tanyaku menjaga agar terdengar tak peduli Sedikit” katanya pelan, dan tiba-tiba Amanda memelukku dan tangisannya pecah, mau tak mau aku membelai punggungnya untuk menenangkannya “Sorry” Dia melepaskan pelukannya dengan kaku, lalu menghapus airmatanya “gue lagi ancur” “Yeah” “Gue malu sama elo” “Kalo elo masih pengen nangis, nangis aja, toh riasan mata elo udah ancur total” “Key. . . . ” “Hmmmmm. . . . ” “Key. . . .gue. . . . . gue. . . . . hamil dan Kevin mutusin gue!” katanya terdengar lega sekaligus putus asa, dan airmatanya kembali membanjiri tampangnya yang sekarang mirip pemeran cewek sinting di film-film horror. O. . . . la. . . . . .la. . . . . bener-bener bukan berita baik “Yang harus elo lakuin sekarang?” tanyaku bego, bukan respon yang baik dalam keadaan seperti ini. “Gue iri setengah mati sama tante Ayra, hari ini dia dilamar, seharusnya Kevin ngelamar gue, kita nikah dan hidup bahagia selamanya, sama anak ini” dia mengelus perutnya yang masih rata. “Elo tau nyokap gue juga pernah kayak elo, hamil sebelum nikah, tapi bukan bokap yang tinggalin Nyokap, Nyokap memilih untuk melanjutkan semuanya sendiri tanpa ngebiarin Bokap buat tau, karena Nyokap nggak pengen ngehancurin masa depan Bokap, sekarang gue tinggal bareng Bokap. . . .Nda. . . . selama ini kita nggak pernah saling peduliin, tapi sekarang gue bener-bener prihatin buat keadaan elo, mungkin gue masih lebih beruntung, seenggaknya Bokap gue lebih bertanggung jawab,walaupun agak sedikit terlambat, dan itupun karena ketidaktauannya, sementara Kevin? Dia sama sekali nggak siap buat komitmen serius, apalagi buat tanggung jawab gede kayak gini, bukannya mau ngehancurin hati elo, cume gue pengen elo ngeliat realita” Aku bicara tanpa melihat wajahnya, karena dengan melihatnya aku pikir aku seperti melihat Mamaku saat keberadaanku di rahimnya menjadi masalah. “Kevin nggak pernah cinta sama gue, Key” Dia menagis lagi “dan gue bego banget, “ dia berhenti untuk menangis lagi, sekarang lebih lirih, aku memeluknya, aku merasa luar biasa aneh “Kevin Cuma jadiin gue boneka seksnya, objek obsesif horny-nya nggak lebih! Gue tau tapi gue pura-pura nggak mau tau, asal gue bisa barengan sama dia, gue nggak peduli sekalipun dia nggak pernah sedikitpun sayang sama gue” Tragis! “Gue nggak mungkin ngelewatin ini sendirian, berat banget untuk gue tanggung sendiri” “Elo harus mikir ke depan, elo harus ngelanjutin hidup elo, jangan berpikir bego!”Itu saran terbaik yang bisa aku berikan. “Gue nggak bisa ngelanjutin hidup tanpa Kevin! Kevin harus tau kalo gue nggak mau ngelewatin semua ini sendiri, Kevin ayah bayi gue!” Amanda kehilangan kontrol, sebelum aku sempat memikirkan kata menenangkan selanjutnya, tiba-tiba suara bedebum keras berasal dari pintu kamar yang setengah terbuka, disusul jeritan nyaring, aku luar biasa bersyukur atas moment itu.
Published on December 17, 2012 13:30
The Uncensored Confession of a Love Child 14
Ada dua hati yang sama-sama hancur dalam ruangan ini, sama-sama saling berdiam diri dan pura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, papa menatapku dan mencoba membacaku lewat matanya, aku melakukan hal yang sama, kusadari sekarang, aku benar-benar mirip dirinya. “Key. . . ” “hmmmm. . . .” Dia mencoba mengajakku berbicara, aku menunjukkan respon menolak dan dia tidak memaksaku, kita menikmati keheningan yang kami ciptakan. Cukup lama kami menyiksa diri dalam kesepian ini, sampai kami sama-sama terlena oleh film Armageddon, ini memang film lama tapi ini adalah kali pertama aku menontonnya dan aku merasa menyesal tak menontonnya sejak dulu, ceritanya tentang pengorbanan seorang Ayah untuk putrinya, Ayahnya rela mati untuk menggantikan tunangan putrinya, menngharukan! “Apa Papa akan melakukan itu untukku?” kataku di akhir film “Bahkan lebih dari itu” dia mengusap rambutku dan mencium lembut keningku “aku beruntung memilikimu, hanya kamu yang menguhubungkan aku dengan Mamamu, kamu adalah hal terindah darinya” “Apa Papa patah hati?” tanyaku hati-hati “Bisa dibilang hancur Key” jawabnya dengan senyum yang dipaksakan Aku menggenggam tangannya, menatapnya lekat-lekat dan berkata “kita akan bersama-sama mengobati hati kita” ***
Hikmah terbaik dari kejadian ini adalah semua lagu di album Hitler is Monster adalah lagu-lagu patah hati yang romantis, aku yakin albumnya akan meledak di pasaran, patah hati bikin Papaku mengahsilkan karya yang indah yang paling penting aku lebih menyayanginya sekarang, aku benar-benar belajar untuk mencintainya, aku mempelajari kebiasaan-kebiasaannya, apa yang disukainya dan apa yang dibencinya, aku mengajarinya hidup sehat, dan hal-hal sepele semacamnya, kita akan menjadi sepasang ayah dan anak yang hebat, kita benar-benar belajar untuk menjadi sebuah keluarga, walaupun bukan keluarga komplet. Si kembar, Audy dan bahkan Lea membantuku untuk melanjutkan hidup, mereka melakukan banyak hal untuk membuatku lupa dengan kesedihanku, aku benar-benar berterima kasih pada mereka, tapi aku juga sedikit mengutuki diri sendiri karena merasa bersalah pada Lea, aku belum memberitahunya tentang aku dan Audy. Aku adalah teman yang payah ! Sesekali Mama menelponku untuk memastikan semuanya baik-baik saja, seharusnya dia tau semuanya takkan pernah jadi lebih baik, mungkin permintaanku berlebihan, awalnya aku hanya ingin seorang papa, setelah memilikinya aku sempat menolaknya dan setelah menginginkannya lagi aku ingin menyatukan keduanya, mama dan papaku, hanya saja sayangnya cuma keajaiban Tuhanlah yang bisa menyatukan keduanya. Sementara Omaku yang insensitive malah berkali-kali mengajakku membicarakan tentang pernikahan, oke aku memang mengizinkan Mamaku menikah tapi itu adalah keterpaksaan tiada tara, aku juga tau Oma sangat ingin merepotkan diri dengan pernikahan putrinya, tapi setidaknya oma menjaga perasaanku sedikit saja, cukup dengan tidak melibatkanku pada pernikahan idiot itu!
Published on December 17, 2012 12:30
The Uncensored Confession of a Love Child 13
Like mother like daughter, yeah Oma dan Mama mereka sama saja, padahal sebelumnya kupikir Mama lebih baik dari Oma, faktor usia bikin dia berubah, yeah, barangkali.! Oma berdiri di depanku dan mengetuk-ngetukkan jarinya di meja dengan tidak sabaran, aku siap dengan segala omelannya, sejujurnya aku tak pernah mendengar apa yang dikatakannya, Oma boleh berbicara sesuka hati, aku hanya perlu menatapnya dengan tatapan kosong sambil sesekali mengangguk-angguk, sementara otakku sibuk menyanyikan lagu apa saja yang aku sukai dan aku inginkan. Aku benar-benar tak ambil pusing dengan hukuman yang bakal kuterima sekarang, apapun itu! Selama setengah jam lebih Oma berbicara tanpa henti dan selama itu otakku memutar 18 lagu, aku mulai bosan, tapi Oma tak punya tanda-tanda untuk berhenti.“Bisakah oma menyelesaikan pidatonya? Bukan maksudku buat kurang ajar atau semacamnya, menurutku Oma perlu istirahat, mungkin Oma perlu minum? Biar aku ambilkan, tanpa menunggu jawaban, kuambilkan dia segels air hangat dengan irisan lemon, sejujurnya buatku itu minuman yang menjijikkan, buatku itu seperti cairan pencuci piring, tapi menurut Oma itu membuat pencernaanya bersih.“Bisakah kita bicara secara dewasa?”omaku berbicara dengan kesabaran yang kunilai sempurna.“Belakangana ini semua orang memintaku untuk dewasa, aku iri pada Peter Pan yang nggak perlu dewasa” jawabku santai. “Keyra!” bentaknya“Oke, baiklah Oma, kalau Oma memintaku untuk dewasa, akan kulakukan, itu Oma senang kan?”“Kamu tidak mewarisi sifat kurang ajar itu dari keluarga ini! Hanya Tuhan yang tau seperti apa Ayahmu!” Oma mulai memancingku“Aku tau dia seperti apa, dan sejujurnya aku bangga tau siapa dia”“Katakan pada Oma, siapa dia!” ada nada antusias berlebihan dalam nada suara Oma, “diakah yang membuat mamamu ragu untuk menikahi Allan?”“Aku terkejut, merasa kecewa, merasa marah, merasa dikhianati, Mama sama sekali tak melibatkanku dalam hal ini, aku putrinya, aku berhak tau, dia harus meminta persetujuan dariku, dia tak bisa seenaknya seperti ini!“Aku mau pulang! Dan Oma nggak berhak menahanku!”
***
Kudapati Mama sedang tiduran di sofa merah favorit kita yang ada di depan TV, matanya menerawang seperti sedang memikirkan sesuatu, aku melihat keterkejutan saat dia menyadari kehadiranku, aku tak tau apa yang harus kulakukan, seharusnya aku menumpahkan amarahku dengan melakukan tindakan anarki seperti biasa, tetapi yang terjadi adalah, aku menangis dan memandang wajahnya, bibirku bergetar saat aku mengatakan. . .“Mama mengkhianati hati mama dengan menerima om Allan” Seharusnya om Allan-lah yang terbaik, selama ini dia selalu menunggu Mamaku dengan sabar, selama hampir 17 tahun, Mama adalah cinta sejatinya, kupikir Mama masih mengabaikannya, tapi Oma mengatakan tentang pernikahan dan itu cukup untuk membuatku hancur.“Lamarannya membuat Mama shock, Mama menerimanya sebulan yang lalu, mama belum siap untuk menceritakannya Key” Dia meraih tanganku tapi kutepis, aku menjauh dan duduk diatas meja pajangan yang terbuat dari marmer.“Kenapa Papamu datang disaat mama sudah hampir melupakannya?” Aku diam, tak ada respon apapun“Mama pikir Om Allan adalah orang yang tepat, dia baik, mencintai mama,menyayangimu, Oma menyukainya, dan 17 tahun bukan waktu yang singkat untuk dia menunggu Mama, cukup adil kalau pada akhirnya menerimanya, kan?”Aku tetap diam, apa yang dikatakannya benar, sejujurnya aku cukup menyukainya tapi itu dulu, dan tiba-tiba saja sekarang aku membencinya.“Mama bingung, Key”“Mama punya kehidupan baru sekarang, dan apa yang dijanjikan oleh kehidupan baru mama sekarang adalah hal terbaik yang bisa terjadi” Air mataku merebak “Seharusnya itu yang terjadi sejak dulu, Mama terlalu lama menyianyiakan kehidupan Mama demi aku, aku bukan alasan yang cukup berarti untuk kehidupan sempurna mama yang bisa saja terjadi seandainya tanpa aku” di otakku terekam film kehidupan Mama yang seharusnya terjadi, di mana saat itu Mama yang masih muda dan tanpa aku (entah aku digugurkan, dibiarkan di panti asuhan, atau di adopsi entah siapa) dan yang paling penting dia bahagia, dia bisa melanjutkan kuliah hukum entah di Harvard atau Yale, pulang ke Indonesia dan menjadi pengacara sukses seperti sebagian besar keluarganya, bertemu lagi dengan om Allan, mantan pengagum rahasianya semasa SMA, yang baru pulang dari sekolah spesialis bedah jantung di Jerman, mereka menikah dan pasti punya keluarga yang sempurna.“Key. . .. ini berat”“Mama punya hak untuk bahagia, tanpa aku semuanya bakal sempurna”“Key. . . .please”“Ini kesempatan Mama untuk dapatkan segalanya, Key tau Mama iri setengah mati pada tokoh-tokoh cewek dalam novel dan drama romantis favorit mama”“Keyra. . . . .”“Key senang kalo mama senang”“Key. . . . ”“Ini memang berat, tapi ada yang pernah bilang, kalau ingin mendapatkan sesuatu kamu harus siap kehilangan yang lainnya, Keyra bakal ikut papa, mama boleh menikahi Om Allan, Keyra bisa terima demi bikin mama senang, dan well oma, tentunya” Aku menghapus air mataku dan memaksa diri untuk tersenyum pada Mama, melangkah menghampirinya lalu memeluknya erat-erat, aku benar-benar meresapi pelukan hangatnya.Mama menangis tanpa suara .“Key. . . . ” dia mengelus-elus punggungku, aku melepaskan diri dari pelukannya, mengahapus airmatanya dan mencoba untuk tertawa. “Ma. . . . .kita kayak di sinetron” aku tertawa pahit “Siap dengan drama romantic kehidupan Mama yang baru?”Air matanya makin deras“Menyebalkan punya Mama cengeng!” godaku terdengar kaku“Menyebalkan punya anak sok dewasa” balasnya dengan banjir airmata di wajahnya, aku memaksa diri untuk tertawa, Mama juga memaksa dirinya untuk tertawa.“Bolehkah aku berhenti merepotkanmu? Karena sekarang sudah waktunya buat Key untuk ngerepotin Papa” Aku berbicara seolah hanya candaan.“Key. . . . ”“Ya ampun aku sama sekali nggak memerlukan jawaban Mama, mungkin udah saatnya untuk aku hidup dengan Papa, anggap saja aku sudah bosan tinggal dengan Mama yang cerewet! Aku tau lho Ma. . . . Mama sudah bosen mengahadapi guru BP di sekolahan, sekarang giliran Papa,cukup adil, kan?”Mama mengangguk pelan dan hari ini adalah hari terakhirku tinggal dengan Mama, aku memutuskan untuk tinggal dengan Papa sampai saat aku mandiri nanti.Di malam terakhir kami, kami sepakat untuk tidur berdua di kamarnya, meringkuk di bawah selimut hangat yang sama, berpura-pura tidur nyenyak padahal kami sama-sama tau bahwa kami sama sekali tak bisa tidur, dan kami berharap malam ini takkan pernah berakhir, entah bagaimana awalnya yang kutau bahwa akhirnya aku tertidur di dalam pelukan Mama, dan itu adalah pelukan yang paling menenangkanku.
Published on December 17, 2012 12:12
The Uncensored Confession of a Love Child 12
Hidupku berubah beberapa hari ini, hubunganku dengan bokap membaik (kita menemukan banyak kesamaan yang bikin kita cocok, misalnya; kita sama-sama suka nonton TV sambil berdiri), nyokap lebih perhatian saat aku jauh (dia menelpon setiap jam dan mengirim jutaan SMS), Oma menghilang dari hidupku (kurasa ini hanya untuk sementara waktu), dan sekarang bukan aku yang sering melewatkan waktu dengan si kembar tapi Lea, well, setidaknya itu lebih baik, jadi aku bisa punya waktu lebih banyak dengan Audy untuk pacaran di perpustakaan (kita baru aja jadian, aku tak ingin menceritakan detailnya, oke?), sebenarnya dulu aku tak benar-benar menolak Audy, aku cuma perlu waktu untuk mengenalnya lebih dekat dan menilai apa dia pantas untuk aku pacari, ternyata dia terlalu baik untuk kutolak,terlalu care untuk aku cuekin, terlalu keren untuk aku anggurin, intinya. . . yeah, aku mulai jatuh cinta, sayangnya kita mesti backstreet, karena aku belum siap untuk memberitahu si kembar dan juga Lea.
***
“Malam Sabtu ada party di rumahnya Brenda” Audy menginformasikan“Party?” tanyaku polos“Party-ketika-ortumu-nggak-ada-di-rumah, mengerti maksudku?”“Yeah, sejenis party liar yang siapa aja boleh datang dan kamu boleh melakukan apapun di sana?”“Ya. . . .hmmmm apa kamu mau kamu mau kalo kita ikutan gabung di sana?” Lama aku menimbang “hmmmmm. . . . oke!”***
Audy menjemputku, kami pergi terburu-buru dan aku rasa aku tak perlu repotrepot untuk minta izin, aku tahu bokapku bukan tipe orang dengan sejuta aturan. Ternyata Brenda adalah si cupu dari kelas akselerasi yang bulan kemarin jadi peraih emas di Olimpiade Matematika. Orangtuanya sedang menikmati liburan Imlek di Beijing, jadi ia buat party supaya ia bisa di terima oleh komunitas, menyedihkan! Tak ada yang peduli dengan siapa yang punya party, yang mereka pedulikan hanyalah bagaimana cara menikmati party. Aku melihat Bailey dan dayang-dayangnya beserta pacarnya masing-masing mulai gila-gilaan di dance floor, aku berani bertaruh mereka berada di bawah pengaruh alcohol. DJ mulai memainkan Dance for Life-nya DJ. Tiesto, party mulai hidup. Audy mengajakku ke dance floor untuk bergabung dengan yang lainnya, tapi kutolak, aku lebih suka jadi pengamat dan nongkrong di mini bar sambil sesekali menggoyangkan kepala mengikuti musik, Audy di sampingku membisIkkan joke-joke gila yang membuatku tertawa, bartender menawariku minuman tapi ditolak Audy.
“Kalo elo punya milkshake, baru elo boleh tawari cewek gue” katanya pada si bartender.”Liat itu deh!”bisik Audy, aku mengikuti arah tangannya, terlihat Kevin dan Amanda saling bertukar liur dan mengerayangi di sofa, Audy menutup mataku sambil berbisik “tontonan tujuh belas plus” aku tertawa sambil meninju bahunya, Audy mengacak-acak rambutku. Pandangan kami berpindah ke arah Alank yang terlalu teller untuk berdiri , dan kami melihat ada 1001 kenehan di ruangan itu, semua orang ternyata punya cara sendiri-sendiri untuk menikmati pesta, dan tiba-tiba pandanganku tetuju pada sosok Lea dan si kembar di pintu masuk, aku tak mungkin menghampiri mereka dan mengajak mereka bergabung untuk menikmati pesta, buatku itu sama saja dengan bunuh diri.Aku mengajak Audy pindah cepat-cepat tanpa memberitahunya alasan, sehingga otak payah Audy berpikir bahwa aku menunjukkan indikasi untuk mengajaknya melakukan aktivitas mesum romantis seperti yang Amanda dan Kevin lakukan tetapi di tempat yang lebih private. Audy membawaku ke kamar tidur terdekat yang bisa kutebak bahwa itu adalah kamar tidur adik laki-laki Brenda,koleksi Tamiya-nya bertebaran di lantai, ternyata disana ada sekelompok kecil cowok loser sekolah yang masa kecilnya kurang bahagia, mereka sedang merakit Tamiya, cepat-cepat Audy menutup pintu dan mengajakku turun tangga, berjalan jauh menuju arah belakang rumah, dimana dapur berada, but o. . . oh! Aku mendengar suara desahan nafas dibawah meja makan besar yang sedang kami duduki, aku dan Audy saling bertukar pandang yang artinya “ayo pergi!”Aku dan Audy pindah lagi, sekarang ke arah gudang dan yang kulihat disana, kasus kekerasan dalam pacaran, Jordan sedang memukul Milly sambil memaki-maki dengan kata-kata yang membuat omaku serangan jantung, sementara Milly terlihat berantakan dengan rambut acak-acakan, mascara belepotan dan wajah lebam. Sayangnya aku tak bisa berbuat apapun.Hingga akhirnya, kita duduk di taman belakang yang dihiasi lampu kelap-kelip dan bunga-bunga yang indah, seandainya ini drama Hollywood maka sebentar lagi akan mengalun lagu romantis,hmmmmm mungkin If You’re not The One-nya Daniel Beddingfield, dan Audy akan mengajakku berdansa yang diakhiri French Kiss ala Leonardo di Caprio dan Claire Danes. Cuma sayangnya pesta ini sama sekali tak bisa dinikmati, karena tiba-tiba orang yang kuhindari muncul lagi, si kembar dan Lea, mereka benar-benar seperti hantu buatku, mengahantui hidupku, well, setidaknya untuk sekarang. Aku penasaran, apa sih yang mereka inginkan?mencoba memata-mataiku?Pilihan terakhirnya adalah nongkrong di Yaris merah Audy sambil mendengarkan Katy Perry dan mulai bernyanyi gila-gilaan“I kissed a girl I like it. The taste of her cherry chapstick. I kissed a girl just to try it. I hope my boyfriend don’t mind it. It felt so wrong. It felt so right. Don’t mean I’m in love tonight. I kissed a girl and I like it. I liked it. No I don’t even know your name is doesn’t matter. . .”Tiba-tiba Audy menciumku, pelan dan ragu-ragu, bukannya aku membalas ciumannya aku malah mundur dan meneruskan lagunya, Audy menyerah“You’re my experimental game. Just human nature. . . . ”Dan pintu mobil diketuk oleh seseorang, Audy menurunkan kaca mobil, ternyata salah satu kroni Alank yang tak kuketahui namanya. “Bagi api dong” katanya dengan suara berat karena terlalu teler atau dia sedang fly. “Sob, gue nemuin sisa petasan Imlek di kamar engkongnya. . . kita bias bikin party lebih hidup. . . . ” feeling-ku mengatakan akan ada kekacauan yang terjadi sebentar lagi, aku memaksa Audy pulang sekarang juga, aku tak mau berada di tempat masalah sebentar lagi akan meledak.
***Firasatku benar, semua orang yang ada di party semalam dipanggil pihak BP untuk berkumpul di Aula, tentu saja termasuk aku, karena ternyata sebuah ledakan besar terjadi di sana, seseorang meledakkan kamar tidur orangtua Brenda dengan petasan (Audy bertanggung jawab atas korek apinya) yang berakhir dengan menghanguskan sebagian besar rumah , Oh my God apa yang harus aku lakukan???guru BP akan memanggil Mamaku dan itu adalah hal terakhir yang boleh terjadi! Aku memutar otak, dan aku mendapat sebuah ide, yeah kupiir bukan ide buruk tapi juga bukan ide bagus, tapi sepertinya aku bisa mengandalkan bokap. Aku tak berani mengangkat muka di depan si kembar, aku seperti merasa bersalah karena menghindari mereka semalam, ya ampun sebenarnya ini bukan masalah besar, dan di sudut ruangan kulihat sosok menyedihkan Azalea, dia tampak ketakutan, dia seperti kucing kecil malang yang jatuh ke dalam got ( aku tak bisa menemukan perumpamaan lainnya).“Gue nggak tau kalo elo juga di sana semalam?” entah Fido berniat bertanya atau menyindir.“Yeah, gue emang di sana seharusnya kita barengan, supaya party-nya lebih seru” aku tak tahu harus mengatakan apa. Sementara Dido sibuk menelpon seseorang yang harus menjadi walinya untuk mengahadapi pihak BP. “Gue mesti nelpon bokap, nyokap nggak boleh tau kalo gue terlibat masalah atau dia bakal gantung gue!” Fido dan Dido saling menatap, aku tak mengerti maksud tatapan mereka, mungkin.“ngggg. . . . .” Gumam Dido tak jelas dengan tampang luar biasa bersalah, akumakin tak mengerti dengan tingkah laku mereka, kuabaikan mereka, dan kutelepon bokap, dia bilang dia segera datang, yeah dia lumayan bisa diandalkan. Aku melihat Lea sedang berbicara di handphone sambil terisak-isak (aku belum pernah menemukan orang dengan stok air mata sebanyak Lea).Kuedarkan pandangan ke seluruh ruangan untuk mencari sosok Audy, seharusnya aku menyalahkannya, dia punya andil besar terhadap ledakan semalam. Dan kasus ini hanya akan semakin menambah daftar masalahku, Audy aku harus berterima kasih padamu!Satu-persatu orangtua mulai berdatangan, sementara Papaku belum menampakan diri, entah apa yang akan dilakukan Mamaku bila tau Papa tak bisa diandalkan untuk menjagaku sehingga aku bisa berada di party liar semalam, kurasa dia akanmencincangnya lalu menjadikannya perkedel! Aku mendengar omelan omelan para orang tua di seantero ruangan, semua menyalahkan anak mereka, aku berani bertaruh sebagian besar dari mereka pergi dari rumah tanpa izin dan masalah semakin bertambah lagi karena guru BP mengetahui tentang adanya alcohol,drugs, dan sex.Wow!Papaku datang dengan penampilan paling casual, mau tak mau semua pandangan tertuju padanya, dan aku berterima kasih pada penemu sunglasses karena paling tidak itu bisa menyelamatkan siapa dia , aku tak mau ada tambahan kehebohan lainnya.“Ada apa? Hmm. . . . maafkan aku karena tidak sempat berpakaian formal, itu bukan gayaku.” Dia berbisik di telingaku“Oke begini, semalam gue ke party, party-nya sedikit liar, seseorang meledakkan party dengan petasan sisa Imlek, well, terjadi kebakaran,kuharap rumahnya diasuransikan dan seperti yang kamu tau sebuah party nggak mungkin tanpa alcohol, drugs, dan yeah juga sedikit sex barangkali, hal terburuk yang mungkin terjadi aku diskors, oke? Sekedar informasi aku sama sekali tak terlibat dengan alcohol, drugs, atau sex, berjanjilah jangan katakan ini pada mama atau dia akan membunuhku!Sebelumnya dia akan membunuhku lebih dulu!” katanya putus asa“Permisi. . . . .” Seseorang menyela pembicaraan kami, ternyata mamanya Lea“Tante?”“Keyra?” oooh. . . . sepertinya dia akan menyalahkanku atas pengaruh buruk yang aku tularkan pada putrinya, seharusnya ia menyalahkan si kembar, mereka yang membawanya kesana, astaga! Bukannya memakiku dia malah memelukku.“Makasih udah mau jadi sahabat Lea, tante nggak nyangka Lea bisa senormal anak lainnya, makasih udah mau ngajak Lea ke party semalam.” Syukurlah walaupun ini sedikit aneh.Ooooooooh My God! Masalah yang sebenarnya baru saja datang, aku melihat mamaku datang dengan langkah terburu-buru, dan Dido menarikku ke sudut ruangan, menjauh dari semua orang“Elo boleh bunuh gue, gue yang nelpon nyokap elo buat jadi wali kita, supaya ada yang mengahadapi para monster itu. “ Kata Dido panik.“Gue bakal bunuh elo, tapi sebelum elo gue bunuh, nyokap udah bunuh gue duluan” Kataku putus asa, ya ampun sepertinya bakal terjadi banyak peristiwa pembunuhan saat ini!“Sorry. . . .ehm. . . .gue pikir sorry-nya batal aja! Ini semua emang gara-gara elo, kita sampai terlibat ke dalam party sialan itu karena kita mesti mata-matain elo, Shit!” Dido keceplosan.“What? mata-matain gue?” aku benar-benar marah “Kalian nggak punya hak atas hidup gue, atas semua yang gue lakuin di belakang punggung kalian, itu urusan gue, nggak nyangka banget kalo kalian nggak punya kerjaan kayak gini!” Aku mendorong Dido, Dido menarik tanganku ketika aku akan pergi.“Mau apa elo?” teriakku“Elo mesti dengerin gue!”“Gue nggak mau dengerin apapun” aku menutup kedua telingaku, kadang aku sangat childish.“Gue tau elo bisa denger!gue sama Fido ngelakuin ini semua karena Lea minta kita buat ngelakuinnya.”“Lea? kenapa sih begitu menyebalkan ? apa yang dia mau dari aku?” aku sedikit memaafkan si kembar dan menyelahkan Lea. “Gue nggak tau maunya apa yang jelas kita berdua bukan cowok yang nggak punya hati yang tega ngeliat cewek nangis Bombay gara-gara elo ngehindarin dia, oke kita tau kalo elo backstreet dari kita karena elo lagi jalan bareng Audy”“Gue nggak backstreet, gue cuma belum siap ngenalin Audy sebagai cowok gue, lagian kita juga baru aja jadian”“Alasan yang bagus, tapi itu cuma bikin gue narik kesimpulan kalo Audy Cuma cowok pengecut, si Audy pernah gue patahin hidungnya di keas VI, paling-paling dia masih trauma sama gue” Dido tertawa mengejek.“Gue yang minta buat ngerahasiain hubungan ini buat sementara waktu” koreksikuFido datang bergabung dengan kami, “bokap-nyokap elo hampir aja nyiptain perang dunia ketiga, sekarang mereka berdua di ruang BP”“Malaikat maut bakal datang sebentar lagi, dan itu gara-gara kalian” teriakku“Sorry”“Itu nggak cukup, kenapa kalian nggak minta nyokap kalian sendiri yang dating kesini?“Karena nyokap kita terlalu nggak pedulian untuk jadi seseorang yang bisa dianggap ibu, selain itu buat kita nyokap yang kita punya selama ini adalah nyokap elo” Aku terharu, aku memeluk mereka berdua.***
Vonis hukumannya adalah 11 orang dari sekolah secara tidak hormat, mereka adalah orang-orang yang terlibat langsung atas terjadinya kebakaran, pemasok drugs dan alcohol, juga yang ketauan ML. Untung saja Audy tidak termasuk diantaranya, karena sepertinya si cowok pencipta kebakaran terlalu teler untuk mengingat darimana ia mendapatkan korek api, sementara sisanya diskors selama seminggu, termasuk aku, Audy, Lea, dan si kembar. Ini bener-bener nggak adil karena Bailey, Tara, Amanda, Kevin dan juga Alank tak mendapat hukuman apapun, seperti biasa hidup memang nggak adil, tapi aku harus menikmati hikmah yang terjadi di balik semua ini, orangtua Lea mengundang keluarga Kenang Agastya untuk makan malam di rumahnya, mereka terlalu bahagia karena anaknya menunjukkan tanda-tanda kenormalannya (Orangtua Lea nggak tau siapaPapaku sebenarnya, dia nggak tau bahwa kedua orangtuaku bukan pasangan menikah,dan kami bertiga juga bukan kembar tiga, tapi kita bisa pura-pura jadi keluarga normalyang berbahagia kan?***
Ini adalah moment favoritku, kita bertiga; aku, Mama dan si penjahat sperma yang setelah aku terbiasa nanti akan kupanggil Papa, duduk diam di perjalan pulang dalam Range Rover Sport hitam miliknya, mungkin buat kebanyakan orang hal ini biasa saja tapi tidak buatku, menurutku moment ini adalah moment paling luar biasa, karena kita seperti keluarga yang sebenarnya, Mama dan si PS seperti sepasang orangtua yang sangat kesal karena baru pulang dari sekolah anaknya yang terlalu nakal dan selalu menciptakan masalah ,keduanya memilih diam karena tak mau membahas apapun, sepertinya mereka menikmati kebisuan ini atau mungkin mereka terlalu lelah untuk memulai pertengkaran, aku benar-benar menikmati moment ini, sampai kusadari mobil berhenti di depan rumah.***
“Keyra, turun sekarang juga!” Perintah mama tegas “Tapi ma. . . . ”“Nggak ada tapi-tapian! Kamu nggak bisa lebih lama lagi tinggal bareng orang yang mengizinkan kamu ke pesta liar kayak semalam” Sindiran hebat mama bikin si PS merasa bersalah, sejujurnya ini salahku, si PS tak tau apa-apa, aku bahkan tak minta izin darinya.“Maafkan aku Ayra” katanya tulus“Apa jadinya kalo Key sampai jadi salah satu dari anak yang dieluarkan dari sekolah?itu cuma membuktikan kalo aku bukan orangtua yang bisa mendidik anaknya, semua orang akan menyelahkanku!”“Cuma Oma yang akan menyalahkan Mama, seharusnya Mama terbiasa disalahkan Oma!” komentarku pedas.“Keyra diam!”“Aku yang pantas disalahkan! Maafkan aku! Aku sedang dalam proses untuk belajar jadi seorang Ayah dan ini nggak bisa instant, apa aku cuma punya satu kesempatan? apa aku tak diizinkan untuk memperbaikinya?”“Kamu menyia-nyiakan kesempatan yang ada, aku tak bisa memberi kesempatan lagi, kesempatan keduamu mungkin akan memperparah semuanya” jawab Mama tegas“Keyra turun! Mulai sekarang kamu pulang ke rumah” tambah mama lagi“Mama nggak bisa maksa aku, aku mau pulang ke apartement. . . . ke apartement Papa” kataku, pada akhirnya, keduanya berbalik menatapku, ada campuran terkejut dan bahagia di mata papaku “Aku pikir mama pernah muda, tau bagaimana rasanya seorang cowok yang. . . . .well, pacarmu mengajakmu ke party, seandainya mama jadi aku, apa mama akan menolak? Aku menyindirnya “ Ya ampun umurku sudah 16 tahun , dan aku cuma setahun lebih muda dari mama saat Mama dan Papa, yeah. . . . .membuat adonanku!” cerocosku pedas.“Kupikir kamu cerdas” tandas mamaku“Maksud mama?” tanyaku geram“Turun dari mobil sekarang juga!lupakan soal party bulan depan, selama seminggu kamu tinggal sama Oma, titik!tidak boleh ada bantahan!” mama turun dan membanting pintu, membukakan aku pintu dan memaksaku turun, sebelum aku turunaku sempat melihat kilatan kesedihan di mata Ayahku, dan untuk pertama kalinya aku merasa aku menyayanginya.
Published on December 17, 2012 12:00
The ncensored Confession of a Love Child 11
Memulai hari sebagai seorang anak yang memiliki Ayah masih membuatku merasa “gue mimpi nggak sih?” sebenarnya hal ini bikin aku tersenyum-senyum sendiri di saat-saat tertentu, upiir tak hanya aku yang merasa seperti ini, aku yakin si penjahat spermapun merasakan hal yang sama.Ada perrbedaan signifikan antara hidup dengan seorang Ibu dengan seorang Ayah, yeah seperti kulkasmu tak berisi makanan sehat tapi dipenuhi makanan beku dan semua jenis makanan instant yang beberapa tahun ke depan bikin kamu jadi penderita kanker, kerapian bukan hal penting di sini, kamu bisa meletakkan barang dimanapun tanpa mendengar teriakan “balikin ke tempat semula!”atau hey! nggak ada yang membangunkanm jam 6 pagi untuk berangkat ke sekolah“Nyokap nggak bakal seneng kalo tau gue nggak masuk sekolah cuma gara-gara loe telat bangunin gue, ya ampun sekarang udah jam sembilan, walau sekolah gue luar biasa nyebelin tapi gue bukan tipe anak yang rela ngelewatin pelajaran favorit gue” omelku“Pelajaran favorit?”“Sejarah!”“Hmmmm buatku itu membosankan, nggak ada gunanya mempelajari masa lalu”“Masa lalu bisa bikin kita belajar untuk masa depan, tanpa masa lalu masa depan cuma jadi sebuah kemungkinan”“Satu hal yang kuketahui tentang masa lalu adalah bahkan Tuhan-pun nggak bisa ngerubah masa lalu” ini bukan jenis kata-kata yang sering keluar dari mulutnya.“Yeah. . . aku adalah hasil dari masa lalum. . . .menyesal?”“Sangat!” nyaris saja jawaban itu membuatku terpukul “. . . . karena aku melewati banyak hal berharga, seandainya aku ada di sana saat kamu dilahirkan, seandanya aku mengetahui semuanya, kamu tak perlu menanggng label yang tak layak untuk diucapkan dan kamu takkan pernah memanggilku dengan si penjahat sperma, buatku itu bukan panggilan yang indah”“I’m so sorry” aku tak tahu harus mengatakan apa “Bolehkah aku memintamu untuk memanggilku papa?”“Boleh nggak gue minta waktu untuk terbiasa?”
***
Belajar dari kesalahan dia membangunkanku sebelum jam 6, menyiapkan sarapan (walau rotinya agak gosong dan aku benci selai kacang, telurnya terlalu mateng dan aku lebih suka ada campuran Ovaltine di susuku, juga. . . . dimana multivitaminku?), mengantarku ke sekolah (walau aku diturunkan 100 meter lebih jauh dari gerbang sekolah), menjemputku (walau telat sekitar 30 menitan), mengajakku makan siang di restoran Korea favoritnya (aku jijik dengan makanan entah apa namanya tapi yang jelas itu dari bayi gurita yang kadang-kadang masih bergerak-gerak. . . . huwek. . . .!), mengajakku ke toko buku (membelikanku dua buku sejarah; Holocaust-nya Stephanie Downing dan Maping Human History-nya Steve Olson), nongkrong di Coffee Shop sambil mengecek email dan menulis di blog-nya (dia bahkan menjadi anggota dari banyak situs jejaring sosial, untuk mendekatkan dii dengan fans, itu alasanny), mengajakku ke basecamp HIM dan mengenalkanku dengan bangga pada teman-temannya (ini lebih dari sekedar mimpi yang jadi kenyataan), pulang ke Apartement makan malam sambil nonton film The Game Plan-nya The Rock (ceritanya hampir mirip dengan kisahku, hanya sajaayahku tidak harus belajar balet dan aku tidak alergi kacan), setelah itu kita duduk di teras belakang, menatap bintang-bintang sambil menanyakan hal sepele, seperti;“Apa Ayra masih suka nonton drama Hollywood yang nggak realistis itu?” atau “ Apa Ayra masih suka memilin-milin rambutnya kalo dia gugup?” atau “Apa Ayra masih suka baca novel-novel Harlequin sebelum tidur?” juga “Apa Ayra pernah cerita tentang aku?” Pertanyaan terakhirnya bukanlah jenis pertanyaan sepele“Mama hanya pernah cerita bahwa kisah cintanya nggak seindah dongeng atau seromantis film-film Hollywood, kisah cintanya terlalu realistis, yang pasti setelah denganmu Mama tidak mencoba untuk jatuh cinta lagi sementara Mama terlalu mempesona, dan sulit bagi orang-orang untuk tidak jatuh cinta pada Mama, sejujurnya aku sedikit membencimu karena telah membuat Mamaku cinta mati padamu.”“Tapi kenapa Mamamu meninggalkan aku? Ditinggalkan jauh lebih menyakitkan daripada meninggalkan Key, kupikir dia sudah tak mencintaiku lagi, kupikir dia telah menemukan orang lain, dan dia bahagia disana,melupakanku, dan itulah alasan kenapa aku berhenti mencarinya dan melanjutkan hidupku.”“Apa kamu masih mencintai Mamaku?”tanyau sambil manatap wajahnya untuk melihat jawaban non verbal yang tergambar di ekspresinya, dia tersenyum dan matanya berbinar.“Sampai kapanpun”“Kalau begitu, jadikanlah kisah cintanya happy ending”
Published on December 17, 2012 11:11
November 13, 2012
Confession of a Silly Drama Queen: Ta Da! Akhirnya Chacha dan Idea Ada Dalam Novel Remaja
Awalnya mereka ada dalam imajinasiku, yeah aku mengkhayalkan mereka sebelumnya…Ooopsss sebenarnya tidak begitu juga…kupikir mereka ada di dunia nyata, kupindahkan ke khayalan dan yeah mereka ada dalam novel remaja sekarang! Mini-Teenlit Just Idea (Judul awalnya, Confession of a Silly Drama Queen adalah nama Blogku yang ternyata lebih cocok jadi judul novelku :P) adalah tulisan iseng di pergantian kelas di jaman kuliah tahun 2008. Gara-gara kecanduan Facebook membuatku dapat ide untuk membuat sesuatu yang berbeda, menulis dengan cara tak biasa, sebuah cerita yang adalah kumpulan kegiatan dunia maya pasangan yang tengah dilanda tragedi romantis, yaitu patah hati.Hingga Januari 2012 aku iseng mengikuti ajang Berfantasi Tidak Di Larang, dan Ta Da! Kejutan besar buatku, ceritaku jadi juara pertama dan Naskahku akan diterbitkan J Senang luar biasa buat aku yang sudah mulai menulis dari jaman SMA (Sebelumnya aku menulis beberapa Cerpen dan dua buah Novel; Secret Admirer dan Venus And Mars dalam bentuk tulisan tangan, kerjaan iseng di jam mata pelajaran Matematika hihi J )Well, inilah sinopsis dari mini novel Confession of a Silly Drama Queen, tentang kisah sang Ratu Drama dan Calon Ahli Kimia :
Chacha bete berat. Idea memutuskannya.
Idea, cowok Kutu Buku itu berani-beraninya memutuskan the most popular girl at school. Chacha si Ratu Drama yang selama ini jadi rebutan. Cewek paling populer, ratu dansa, dan paling gaul di sekolah. Selama ini nggak ada cowok yang berani mutusin Chacha. Chacha-lah yang mutusin mereka kalau udah bosen. Ini, Idea, si Kutu Buku berkacamata, nggak gaul, mana adik kelas lagi, berani-beraninya mutusin cinta yang sudah ditawarkan Chacha. Memang sih, Idea itu genius, juara Olimpiade Sains dan penerima beasiswa. Tapi, hellooo ... itu, kan nggak bikin dia populer seperti Chacha, sang idola sekolah yang cantik, chic, dan sophisticated. Pokoknya Chacha nggak terima diputusin si Kutu Buku begitu saja!Chacha nggak bisa melupakan Idea. Dia nggak bisa hidup tanpa Idea. Karena Idea membangkitkan perasaan yang selama ini terpendam dalam-dalam di hatinya. Chacha rela melakukan apa saja asalkan Idea mau kembali padanya.Sampai sejauh apakah Chacha harus memohon? Lagi pula, apa sih istimewanya Idea, si Kutu Buku berkacamata, sampai-sampai membuat sang Ratu sekolah termehek-mehek?
Kata para Endorser tentang Confession of a Silly Drama Queen:
"Never ending drama in an awesome way!
—Moemoe Rizal, Penulis Outrageous (Glam Girls the Series), dan Fly to the SkyCinta itu soal hati, seorang Drama Queen pun harus pasrah menderita saat terjebak
di dalamnya. Kisah remaja yang lucu, romantis, dan asli seger. Keren banget!
—Iwok Abqary, penulis novel komedi remaja Cewek-Cewek Tulalit: Traveling Gokil
Queen Bee pacaran dengan juara Olimpiade Sains?
Oow … bakal jadi seperti pemutih dan amoniak atau malah jadi sekotak make up? Baca sendiri, deh. Ceritanya mengalir dan sangat unyu. Seru!”
—Teera, penulis novel Foolove
Sedikit Tentang Aku dan Keunggulan Tentang Confession of a Silly Drama Queen:Citra Rizcha Maya, karena tak bisa menjalani drama dalam kehidupan nyata maka aku menuliskannya. Bermula dari hobi membaca, mencoba menulis untukku sendiri di catatan pribadi hingga menulis di blog dan voila Confession of a Silly Drama Queen jadi novel pertamaku setelah memenangkan event Ber-FANTASI TIDAK DILARANG dari Penerbit Pastel. Ingin tahu lebih dekat follow aku di @citrarizchamaya dan kunjungi blog-ku di http://ceritacintaciptaancitra.blogspot.com/
Keunggulan buku ini:
- Teenlit yang ringan dan segar
- Penguat lini Pastel.
- Sebagai penguat lini romance Korea dan Jepang Qanita
Pengarang: CITRA RIZCHA MAYA
PenerbiT : MIZAN PUBLISHING
Hal : 116 Hal
Price: Rp.
Cara Mendapatkan Buku Ini: Sudah tersedia di toko-toko buku dan bisa dibeli online di siniWith LoveCitra Rizcha MayaXOXO
Published on November 13, 2012 18:39
November 9, 2012
Andai Aku Jadi Ketua KPK: Akan Kugunakan Kekuatan Cinta untuk Menyembuhkan Indonesia
“Banyak yang dapat diperbuat dengan uang, tapi dengan cinta jauh lebih banyak lagi yang mampu kita perbuat”
Sebagai ketua KPK, cara yang saya tempuh dalam memberantas korupsi adalah dengan pendekatan cinta, sederhananya saya membagi dua caranya;1. Pencegahan Korupsi
KPK bekerjasama dengan lembaga pendidikan dengan cara menunjukkan cinta pada generasi muda. Ajak mereka untuk mencintai bangsa, tumbuhkan lagi rasa kebanggaan akan tanah air kita. Ajarkan mereka tentang kebaikan hati, kepedulian, belas kasih, hidup bersahaja, kerukunan, kejujuran, tanggung jawab, keikhlasan, dan berbagai hal dasar yang akan menjadikan mereka manusia yang manusiawi. Beritahu mereka tentang pola hidup sederhana. Percayakan mereka bahwa materi bukan penentu kebahagiaan dalam kehidupan Akar dari korupsi adalah masalah duniawi. Mari kita ajari lagi generasi muda bangsa kita dengan cara mensyukuri dan mencintai apa yang kita miliki bukannya melakukan apapun untuk mencapai keinginan. KPK dan lembaga pendidikan harus lebih memfokuskan pada karakter anak terlebih dahulu. Bentuklah mereka sesuai karakter dan pribadi bangsa dan nantinya, dengan kematangan karakter yang telah mereka punya, pastilah akan membawa bangsa pada masa depan yang cerah dan bebas korupsi. 2. Pemberantasan KorupsiSebaiknya para koruptor dimiskinkan lalu diasingkan, jauhkan mereka dari kehidupan duniawi, lalu, dekatkanlah mereka dengan alam dan Tuhan.
Dengan cinta, marilah kita sembuhkan Indonesia.
Published on November 09, 2012 01:20
Andai Aku Jadi Ketua KPK: Akan Kugunakan Kekuatan Cinta untuk Menyembuhkan Indonesia (Extended Version)
“Banyak yang dapat diperbuat dengan uang, tapi dengan cinta jauh lebih banyak lagi yang mampu kita perbuat”. Saya mungkin memulai tulisan saya dengan kalimat bernada gombal, tapi YA! Saya tidak sedang menulis kalimat romantis kacangan. Kalimat ini lebih saya tujukan untuk kita semua dalam memberantas korupsi. Serius! apabila saya menjadi Ketua KPK, yang saya lakukan dalam upaya pemberanatasan korupsi adalah memulainya dengan pendekatan cinta.
Mungkin akan ada yang bertanya: “Menggunakan kekuatan cinta untuk memberantas kejahatan yang merampas kehidupan banyak orang? Jangan bercanda!”Dan tanpa ragu sedikitpun saya akan menjawab: “Ya, tentu saja!”“Bagaimana caranya???” Dimulai dengan Belajar dari Sejarah “Marilah kita menengok ke belakang…kadang kita perlu belajar dari sejarah, bukan? Masih ingat kongsi dagangnya Belanda? Yups! VOC!!! Vereegnigde Oostindische Compagnie, BENAR!!! itu adalah kepanjangannya, tapi kita bisa memplesetkanya sedikit menjadi Vernietigd Onder Corruptie yang berarti Hancur Karena Korupsi. Sejarahpun tak bisa mengelak bahwa penyebab hancurnya kongsi dagang tersebut juga akibat korupsi. Belanda dengan politik Divide et Impera berhasil menghancurkan Indonesia tidak hanya secara fisik tapi juga secara mental. Lihatlah bangsa kita, selain terjajah, juga dirusak dengan “ajaran sesat mereka”, dengan mudah bangsa kita dihancurkan karakternya, dimana dapat kita jumpai jiwa autentik bangsa kita? Sejak kedatangan penjajah ke bumi pertiwi, yang kita tahu, bahwa setelah mereka memecah-belah para bangsawan dan petinggi di nusantara, bangsa penjajah memperkenalkan budaya korup dengan cara hasutan kepada para bangsawan dan petinggi di nusantara untuk memeperkaya diri dan keluarganya, melenakan mereka dengan provokasi terselebung, memanipulasi hukum, hingga mengabaikan pendidikan moral. Kita, secara perlahan kehilangan diri kita yang sesungguhnya. Dimana semangat Patih Gajah Mada yang pernah kita punya? Dimana kemasyuran yang pernah ada di dalam jiwa Kerajaan Kutai Kertanegara?Dimana kekuatan besar yang pernah kita miliki dijaman Kerajaan Sriwijaya? Hanya tinggal kenangankah?Tidak kita masih bisa mengembalikannya dengan cinta.Cinta, bukan hanya kata, tapi saya percaya cinta mampu menyembuhkan segalanya, termasuk bangsa kita.Dengan pendekatan cinta sebagai ketua KPK, saya menawarkan dua hal; pencegahan dan pemberantasan korupsi.1. PencegahanBagaimana mencegah korupsi yang seakan telah membudaya di Indonesia? KPK harus bekerjasama dengan lembaga pendidikan. Di sekolah sudah ada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang dimaksudkan untuk menjadikan peserta didik nantinya sebagai Warga Indonesia yang baik. Apakah itu cukup? Sangat jauh dari cukup. Siapapun boleh bertanya sekarang pada seorang siswa, adakah diantara mereka yang menjadikan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah pelajaran favorite-nya?nyaris tak ada! Siswa tak lagi begitu peduli pada perbaikan karakter, tidak lagi menganggap penting semangat nasionalisme dan patriotisme. Kebanyakan dari anak-anak usia sekolah saat ini telah kehilangan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia!Disaat para guru mengajak mereka untuk mencintai bangsa, berbagai media membuat generasi penerus kita kebingungan. Bagaimana tidak? Anak-anak dan remaja masa kini melihat jelas berbagai kebobrokan. Adakah sehari media tak menanyangkan kasus korupsi? Para generasi muda, kehilangan panutan! Sejujurnya generasi masa kini membutuhkan teladan, bukannya idola. Namun, terlihat jelas mereka lebih tergila-gila pada idola karena yah…mereka tak memiliki teladan untuk menjadi panutan!Marilah kita menunjukkan cinta pada generasi muda. Ajak mereka untuk mencintai bangsa, tumbuhkan lagi rasa kebanggaan akan tanah air kita. Mulailah mengajarkan mereka dengan kebaikan hati, kepedulian, belas kasih, hidup bersahaja, kerukunan, kejujuran, tanggung jawab, keikhlasan, dan berbagai hal dasar yang akan menjadikan mereka manusia yang manusiawi. Tidakkah pernah kita sadari apa yang dipelajari generasi muda saat ini? Mereka dibentuk menjadi generasi matrealistis-oportunis-hedonis! Segala sesuatu diperhitungkan dengan materi segala sesuatu dipertimbangkan berdasarkan untung-rugi. Banyak diantara generasi kita saat ini yang bermental lemah, yang ngomel ketika harga bensin naik beberapa ribu, tapi akan melakukan apapun untuk bisa membeli tiket konser! Punya gadget mewah tapi tak sanggup berbagi dengan sesama. Mari ajarkan pada mereka tentang pola hidup sederhana, bahwa uang bukanlah segalanya. Itulah kenapa kalimat awal saya adalah rangkaian kalimat gombal ini “Banyak yang dapat diperbuat dengan uang, tapi dengan cinta jauh lebih banyak lagi yang mampu kita perbuat” Akar dari korupsi adalah masalah duniawi, menyangkut materi…kita lupa tentang apa yang kita cari. Manusia mencari bahagia, dan tidak semua kebahagiaan menyangkut materi. Mari kita ajari lagi generasi muda bangsa kita dengan cara mensyukuri dan mencintai apa yang kita punya bukannya mengajarkan mereka untuk membenci apa yang tidak bisa mereka miliki. Ajarkan mereka menikmati proses kerja keras untuk mencapai tujuan bukannya menghalalkan segala cara demi keinginan. KPK dan lembaga pendidikan dianjurkan untuk lebih memfokuskan pada karakter anak terlebih dahulu, itu hal yang penting, bukannya, menguasai aneka ilmu tapi tak terpuji dalam berperilaku, bentuklah mereka dengan karakter-karakter yang sesuai dengan pribadi bangsa dan nantinya, dengan kematangan karakter yang telah mereka punya, pastilah akan membawa bangsa pada masa depan yang cerah. Negara sudah seharusnya tak lagi takut rugi berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik. Investasi dunia pendidikan takkan menimbulkan penyesalan. Gratiskan sekolah dan tingkatkan mutunya, sudah saatnya harta kekayaan Indonesia digunakan untuk hal yang berharga. Saya percaya pendidikan adalah cara terbaik untuk memperbaiki nasib sebuah bangsa. Dengan individu-individu yang “berhati mulia”, sehat jasmani-rohani-mandiri dan memiliki kecerdasan serta skill yang dihasilkan dari hasil pendidikan kita, saya yakin Indonesia akan menghasilkan pribadi-pribadi yang bebas korupsi.
2. Pemberantasan KorupsiAda proses panjang dalam mencegah korupsi, lalu bagaimana dengan mereka yang sudah terjerat kasus korupsi saat ini? Bagaimana cara memberantasnya. Ada dua opsi; memiskinkan atau hukuman mati! Tentunya, saya sebagai seseorang yang sejak semula ingin “menyembuhkan” Indonesia dengan cinta takkan mungkin melakukan opsi kedua. Itu melanggar HAM!Saya lebih menyetujui opsi pertama, dengan memiskinkan. Akan tetapi, tidak ada hukuman kurungan setelahnya! Nah? Kita sangat tahu betapa payahnya hukum di negeri ini, dan tak ingin lagi terjadi ada hal-hal seperti dulu; terdakwa yang bisa jalan-jalan ke Bali, penjara yang lebih mirip hotel bintang lima ataupun hukuman maling ayam lebih berat daripada koruptor.Saya memiliki sebuah ide yang “mengatasnamakan cinta” walau terdengar tak masuk akal, tapi saya rasa jika kita mau melakukannya maka kita setidaknya bisa memperbaiki keadaan. Idenya adalah, para koruptor diasingkan! Mungkin di sebuah lokasi terpencil tanpa fasilitas kehidupan modern, tanpa listrik ataupun sinyal, dimana mereka tak lagi memiliki akses keluar. Cara ini adalah cara yang bisa ditempuh untuk bisa menjauhkan mereka dari kehidupan duniawi. Tadi telah saya katakan bahwa korupsi itu karena ada banyaknya keinginan seseorang akan kebutuhan duniawi, sehingga, tinggalkan saja mereka dipondok kecil sederhana, biarkan mereka hidup dekat dengan alam, buat mereka dekat kembali pada Tuhan dengan memberi para koruptor perlengkapan ibadah sesuai dengan agamanya. Menurut saya pengasingan adalah langkah terbaik yang bisa saya lakukan, memang hukumannya mungkin terdengar masih ringan namun, secara tidak langsung, hukuman ini akan memberi dampak menyembuhkan jiwa mereka yang selama ini lebih banyak dikuasai oleh keinginan akan kehidupan duniawi. Selain itu, saya yakin tak ada orang yang rela diasingkan.
Pada akhirnya, lagi-lagi sebagai Ketua KPK saya hanya menawarkan cinta. Marilah sama-sama kita tumbuhkan lagi rasa cinta pada bangsa dan negara, dengan begitu maka takkan ada niatan untuk menghancurkan bangsa ataupun merugikan negara. Dengan cinta, marilah kita sembuhkan Indonesia.
Dengan cinta, marilah kita sembuhkan Indonesia.
Published on November 09, 2012 01:11


