Ayuwidya's Blog, page 7

March 19, 2013

The Mint Heart, Quote



Ternyata memelihara cinta sebelah tangan itu seperti memelihara dinosurus. Dino kecil polos yang manis, tiba-tiba sudah tumbuh sangat besar, lebih besar daripada yang bisa kuukur. Ia sudah tumbuh menjadi monster yang bahkan bisa membunuh diriku sendiri, yang telah memeliharanya. Aku tidak bisa lagi memeliharanya, karena ia telah tumbuh di luar kendaliku. Sekarang, aku tidak bisa lagi membiarkannya tumbuh tanpa menyakitiku.
-ayuwidya, The Mint Heart- 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 19, 2013 23:27

March 18, 2013

The Mint Heart

 
Judul  : The Mint HeartPenulis : AyuwidyaPenerbit  : Bentang PustakaJumlah halaman : 336 halamanMencintaimu seperti menikmati seporsi mint ice cream. Kebekuan hatimu, dingin menyentuhku, tak cukup satu sendok untuk merasamu. Butir pahit yang melebur di dalamnya justru membuatku menyendok lagi, dan lagi….Ini adalah proyek ambisius-setengah gilanya Bu Patricia, sang pemred Travel Lovers Magazine. Ia menugaskan seorang reporter, Lula dan seorang fotografer, Leon ke beberapa destinasi wisata yang ditentukan berdasarkan poling pembaca. Dengan kata lain, dua orang ini harus siap digelandang ke manapun. Perjalanan esok, tergantung hasil poling nanti malam. Kalau pembaca mau artikel wisata di Pulau Komodo, maka, maka besok juga mereka harus berangkat. Kalau destinasi berikutnya pembaca mau artikel hutan Kalimantan, maka habis mengejar-ngejar komodo, mereka harus terbang ke hutan itu.Buat Lula, perjalanan ini adalah anugrah, karena ia akan ditugaskan dengan cowok yang ia taksir. Orang-orang satu kantor juga naksir Leon, si fotografer ganteng namun dingin itu. Satu kantor, termasuk Leon sendiri juga tahu kalau Lula naksir dia. Sebab, Lula yang paling rajin comment di semua social mediaLeon, meski empunya nggak bikin status. Lula juga yang curhat ke Juno kalau ia suka sama Leon. Satu kantor juga tahu kredibilitas Juno sebagai penyebar gosip. Kalau kamu memberitahu sesuatu ke Juno, berarti satu kantor bakalan tahu juga.Sebaliknya, buat Leon, perjalanan ini adalah bencana karena Lula adalah jenis perempuan yang paling ia hindari. Leon risih dengan Lula yang terang-terangan mengaguminya. Leon menganggap Lula aneh, bisa-bisanya menyarankan pakai couple shirt bareng. Buat Leon, ide itu cuma bisa bersarang di pikiran anak-anak ABG labil yang ingin menunjukan pada dunia bahwa dia udah bisa pacaran.Namun perjalanan ini bukan hanya membawa mereka dari satu tempat ke tempat lain, tapi juga membuat mereka merasakan sesuatu yang tak pernah mereka temukan sebelumnya, cinta rasa mint.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 18, 2013 23:32

March 15, 2013

@ The Acacia Jakarta

Ini yg aku suka dari pekerjaan menulis. Ada alasan untuk menyambangi cafe-cafe, entah itu ketemu klien, ngetik, atau sekedar bengong-bengong nyari inspirasi.



Suasana kerja yg kaya gini jauh lebih enak daripada duduk di ruang kantor. Auranya aja udah beda, serius vs main-main. Padahal outcome-nya sama, tulisan.



Jadi berpikir, kenapa kantor nggak dibikin konsep kayak cafe aja; ada musik, menu, bau kopi, sofa, semacam itulah. Kerja jadi berasa ngafe, enak kayaknya.



Powered by Telkomsel BlackBerry®
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 15, 2013 03:02

February 27, 2013

Photoshoot with Adri Team#1

photoshoot for facebook.com/pages/Saint-FashionCom
photo by Indria K. Djamil
make up & hair do by Kenshie Lie














 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 27, 2013 22:17

Photoshoot with Adri Team #2

BEHIND THE SCENE
photoshoot for facebook.com/pages/Saint-FashionCom
photo by Indria K. Djamil
make up & hair do by Kenshie Lie










 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 27, 2013 20:32

photoshoot with Adri Team #3

photoshoot for facebook.com/pages/Saint-FashionCom
photo by Indria K. Djamil
make up & hair do by Kenshie Lie









FIND MORE COLLECTION AT facebook/saintfashion.com
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 27, 2013 20:31

December 25, 2012

Meskipun semua jam rusak, waktu tidak akan berhenti.

Meskipun semua jam di stasiun rusak, pikir Hugo, waktu tidak akan berhenti. Bahkan tidak meskipun kita sangat menginginkannya.

-Hugo Cabret-

The Invention of Hugo Cabret, Brian Selznick

Powered by Telkomsel BlackBerry®
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 25, 2012 06:22

Dan itu berarti, kamu berada di sini untuk tujuan tertentu.

"Kamu tahu, tidak pernah ada bagian yang berlebih dalam sebuah mesin. Jumlah dan jenis setiap bagiannya tepat seperti yang mereka butuhkan. Jadi, kupikir jika seluruh dunia ini adalah sebuah mesin yang besar, aku pasti berada di sini untuk tujuan tertentu. Dan itu berarti, kamu berada di sini untuk tujuan tertentu."

-Hugo Cabret-

The invention of Hugo Cabret, Brian Selznick

Powered by Telkomsel BlackBerry®
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 25, 2012 06:19

December 19, 2012

Underestimate others, then you'll get nothing just like what you think

Powered by Telkomsel BlackBerry®
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 19, 2012 00:55

November 28, 2012

Hello Goodbye, skenario ke novel



Eh… besok ya, udah mulai penayangan film Hello Goodbye. Aku ikut seneng waktu tahu film Hello Goodbye ini masuk nominasi FFI dalam tiga kategori. Penulis scenario terbaik (Titien Watimena), Pemeran wanita terbaik (Atiqah Hasiholan), Pemeran pembantu dan wanita terbaik (Kenes A). Semoga film ini juga disambut masyarakat dengan baik. Tentu, aku berharap untuk novelnya juga. 
Mungkin ada yang bingung ini film jadi novel atau novel jadi film. Gini ya, aku luruskan, jreng… jreng…  ini adalah novel yang diadaptasi dari scenario film, bukan novel yang diangkat jadi film. Wow, pengen sih, sayangnya aku belum sehebat itu. Untuk membuat novel ini, memang agak ngebut, kerena deadlinenya dimajuin. Untungnya Mizan dan Falcon punya kerja sama yang baik, sehingga apa yang diperlukan buat ngebut novel ini bisa tersedia J mulai dari screening film sampai wawancara dengan Mbak Titien Watimena. 
Saat itu, pertama kali ketemu dengan Mbak Ttitien. Sebelumnya cuma kenal namanya aja sebagai penulis scenario tingkat dewa. Lebay, maksudku yah, penulis scenario top lah. Aku aja yang jarang nonton film, (yap, tontonanku didominasi drama Korea) kenal namanya. Jadi waktu diajak Mas Peter (Mizan) wawancara sama beliau agak gimanaaaa gitu. Takut sombong, dicuekin, dimarahin, dan bla bla bla, tapi ternyata enggak. 
Dari wawancara yang sekitar satu-dua jam ini, Mbak Titien sangat membumi. Bisa ketawa, bisa cerita dan dengan sabar dia menjawab semua pertanyaanku. Yah, you know lah, pertanyaanku suka nggak penting hahaha, that’s why aku nggak mau jadi wartawan. Diskusi  waktu itu banyak seputar kalimat-kalimat ajaib yang terselip di scenario. Inilah yang aku suka dari skrip Mbak Titien. Dia bisa menyelipkan kalimat yang meski secuil tapi ‘jleb’ di hati dan merasuk di otak. Menggali sesuatu yang nggak pernah kita pikirkan dan merasakan sesuatu yang mungkin terabaikan. Mbak Titien seperti  menyuguhkan sudut pandang baru tanpa menutup sudut pandang subjektif audiens. 
Contohnya… aduh nggak bawa contekan, kira-kira begini. Waktu itu, Abi berkata, “Hidupku dimulai waktu Ibu melambaikan tangan, melepasku ke kapal.” (Abi adalah anak buah kapal yang menghabiskan hidupnya berpergian melintasi laut). Lalu dia bertanya sama Indah, “Kalau kamu?”Sebelumnya, aku nggak pernah kepikiran hidupku dimulai dari mana. Apa kalian juga pernah sejenak berpikir hidup kalian dimulai dari mana?  Yang ditanya adalah hidup bukan lahir atau bernafas. Dari sini saja, kita udah mulai diajak mikir tentang makna hidup dan kapan hidup itu dimulai. Makna, dia bertanya tentang itu. Ia menyuguhkan sudut pandang Abi untuk mengungkap hidup dalam versi Abi, dan tidak membiarkan audiens berpikir sendiri mengenai makna hidup untuknya. Sebuah pertanyaan besar. Indah, dalam scenario itu, tidak menjawab. Dia tidak tahu, mungkin lagi mikir. Lalu, Abi nanya lagi, “Katanya kamu selalu punya target?”Indah, “Hubungan sama pertanyaan kamu tadi apa?”“Gimana kamu bisa mencapai tujuan kamu kalau kamu nggak tahu dimana awalnya?”Nah… silakan jawab. 
Jadi, kalau Mbak Tititen Watimena dinominasikan jadi penulis skrip terbaik, menurutku pribadi  ya dia pantas untuk itu.
Temukan pemikiran dari sudut pandang berbeda tentang hidup, yang menyuguhkan makna perpisahan, pertemuan, cinta dan cita di dalam film dan novelnya. 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2012 01:10