Ayuwidya's Blog, page 6
May 5, 2013
The Mint Heart
Judul : The Mint HeartPenulis : AyuwidyaPenerbit : Bentang PustakaJumlah halaman : 336 halaman
Mencintaimu seperti menikmati seporsi mint ice cream. Kebekuan hatimu, dingin menyentuhku, tak cukup satu sendok untuk merasamu. Butir pahit yang melebur di dalamnya justru membuatku menyendok lagi, dan lagi….Ini adalah proyek ambisius-setengah gilanya Bu Patricia, sang pemred Travel Lovers Magazine. Ia menugaskan seorang reporter, Lula dan seorang fotografer, Leon ke beberapa destinasi wisata yang ditentukan berdasarkan poling pembaca. Dengan kata lain, dua orang ini harus siap digelandang ke manapun. Perjalanan esok, tergantung hasil poling nanti malam. Kalau pembaca mau artikel wisata di Pulau Komodo, maka, maka besok juga mereka harus berangkat. Kalau destinasi berikutnya pembaca mau artikel hutan Kalimantan, maka habis mengejar-ngejar komodo, mereka harus terbang ke hutan itu.Buat Lula, perjalanan ini adalah anugrah, karena ia akan ditugaskan dengan cowok yang ia taksir. Orang-orang satu kantor juga naksir Leon, si fotografer ganteng namun dingin itu. Satu kantor, termasuk Leon sendiri juga tahu kalau Lula naksir dia. Sebab, Lula yang paling rajin comment di semua social mediaLeon, meski empunya nggak bikin status. Lula juga yang curhat ke Juno kalau ia suka sama Leon. Satu kantor juga tahu kredibilitas Juno sebagai penyebar gosip. Kalau kamu memberitahu sesuatu ke Juno, berarti satu kantor bakalan tahu juga.Sebaliknya, buat Leon, perjalanan ini adalah bencana karena Lula adalah jenis perempuan yang paling ia hindari. Leon risih dengan Lula yang terang-terangan mengaguminya. Leon menganggap Lula aneh, bisa-bisanya menyarankan pakai couple shirt bareng. Buat Leon, ide itu cuma bisa bersarang di pikiran anak-anak ABG labil yang ingin menunjukan pada dunia bahwa dia udah bisa pacaran.Namun perjalanan ini bukan hanya membawa mereka dari satu tempat ke tempat lain, tapi juga membuat mereka merasakan sesuatu yang tak pernah mereka temukan sebelumnya, cinta rasa mint.
link review:
http://bukabuku90.blogspot.com/2013/0...
Published on May 05, 2013 23:49
CLBK Bikin Repot
Judul : CLBK Bikin RepotPengarang : AyuwidyaPenerbit : Gagas MediaHarga : 26.000
Sinopsis
Oke...aku ngaku! Aku lagi CLBK!
Geri, cinta pertamaku datang kembali ke kehidupanku. Aku kegirangan dan langsung berhayal kayak film romantis super dramatis yang kadang sampai nggak realistis itu. Aku kira dia datang buatku, menyatakan cinta dan melamarku, oh...indahnya! Well ternyata bukan aku yang dia cari, tapi Japra ! sahabatku yang gay. Celakanya, kisah cinta mereka bikin aku kerepotan, sementara itu …
Ivone, tukang gosip kacangan di kantor membuatku merasa seperti sekretaris jalang. Ia membeberkan hubunganku dengan seorang klient, Mario.
Mario, pria potensial buat dijadiin suami dan kayaknya nih, dia naksir aku! (Bener kok, aku nggak GR!) Tapi resikonya, aku harus belajar masak, hemat dan miara kucing. Padahal, aku sama sekali nggak bisa bedain antara kunyit dan jahe, tabunganku selalu habis seminggu sebelum gajian karena aku enggak bisa menahan diri dari barang diskon dan aku alergi kucing. Yang paling bikin repot …
Mami Japra yang nggak tahu kalo anaknya gay, salah paham dan memaksa aku menikah dengan Japra, SEGERA! Ini nggak bisa dibiarkan! Aku masih cinta Geri!
Aku baru tahu …CLBK bikin Repot.
Penulis membuat pembaca terkecoh dengan kisah cinta tokoh utama yang repot. Plot dikukuhkan oleh karakter pendukung yang hobi bongkar aib dan selalu mengungkapkan fakta terselubung meskipun salah kaprah. Puncak dari semua kerepotan Kinar adalah ketika Kinar dihadapkan pada pilihan absurd, menikah dengan sahabatnya yang gay. Tapi di akhir cerita, si pembongkar aib salah kaprah justru “berjasa” mengembalikan semua kembali ke tempatnya.
Kata mereka…
Regina Feby - Pengarang teenlit :
Baru baca dikit novel kamu aku udah langsung ngakak… Gaya kamu bercerita hiperbolis banget ya? Banyak perumpamaan lucu yang bikin novel kamu jadi segar.
Aisha Anastasia – Pengarang teenlit :
CLBK emang bikin pusing & ribet! Tetapi, kehidupan Kinar yang seru dan menegangkan akibat CLBK justru membuat kita ingin membaca terus sampai habis. Ayuwidya mengemasnya dengan lugas dan lucu. Dan pastinya, ternyata bukan hanya Barbie atau Cinderella yang punya happy ending kan…
Eji – Penyiar radio :
Novel Ayu keren abis. Tema ceritanya bagus, dialognya oke punya and gaul gitu. Deskripsi dan gaya bahasanya boleh juga.
Indra Purnama – Wartawan :
Novel Ayu lucu, menarik, bahasanya gaul dan enak dibaca.
Tribun Pekanbaru :
… Dan kisahnya semakin kacau ketika Japra dan Kinar ketahuan sekamar berdua oleh Mami Japra. Hingga akhirnya mereka berdua dipaksa kawin. Kisah-kisah persahabatan, kekeluargaan dan perjuangan mendapatkan cinta sejati dalam novel cukup menarik dan bisa menjadi tambahan koleksi novel percintaan anda.
Riau pos :
… Benar-benar cerita yang mengingatkan kita pada masa lalu. Masa di mana cinta monyet itu muncul kembalidi saat cinta itu hampir terlupakan. ALur novel pun mengalir dengan sangat tenang, sehingga membuat pembaca berada di dalamnya.
KaWanku :
Lagi naksir dua cowok sekaligus? Nah, keadaan kita sama benget nih dengan kisahnya Kinar. Kinar lagi bingung, siapa yang harus dia pilih, Geri atau Mario? Tapi kalau sama Mario, mesti belajar masak dan memelihara kucing dulu, nih … Walah…
Links
http://kandangagas.blogspot.com/2008/...
Published on May 05, 2013 23:20
April 26, 2013
Cinderella Syndrome on Romance Novels
Image from google Jadilah perempuan yang lemah lembut, baik hati dan penurut. Nanti, pangeran akan datang padamu, jatuh cinta, membawamu ke istananya yang megah lalu kalian hidup bahagia selamanya. Yes, that's Cinderella story. Kisah ini udah ada bahkan bertahun-tahun sebelum gue bisa baca dan sampai sekarang kisahnya masih terus tercatat pada buku anak-anak. Bahkan, bertransformasi dalam bacaan-bacaan bergenre romance untuk memuaskan kerinduan perempuan-perempuan dewasa pada impian Cinderella saat kanak-kanak.
Cinderella adalah salah satu classic tale yang gue suka. Semasa kanak-kanak, gue percaya sama impian Cinderella, bahwa suatu hari semua perempuan akan bertemu dengan pangeran mereka, menikah dan hidup bahagia. Gue nggak sadar bahwa dibalik impian Cinderella yang manis itu, menyusuplah makna-makna mengerikan. Bahwa Prince Charming hanya akan datang pada seorang yang benar-benar putri seperti Cinderela, si pengalah, baik hati dan lemah lembut. Well, zaman sekarang kalau gue jadi si pengalah terhadap segala ketidakadilan dan menerima kejahatan yang terjadi pada diri gue, mungkin gue udah mati sebelum pangeran datang. Pangeranlah yang memberikan kebahagiaan. Cinderella hanya perlu menunggu. Pemikiran yang muncul kemudian, berarti kebahagiaan perempuan terdefinisikan dari kedatangan laki-laki yang bisa mewujudkan impiannya. Dengan pengharapan ini, maka perempuan akan menggantungkan kebahagiaan hidupnya pada laki-laki. Laki-laki yang akan mengerjakan semuanya untuk kebahagiaan perempuan. Wow, what a beautiful life. Kenyataannya, kasus-kasus KDRT justru terjadi pada rumah tangga yang istrinya tergantung (terutama finansial) pada suaminya.
Sepanjang yang gue tahu, kebahagiaan itu adalah sebuah hasil dari proses kerja keras. Gue nggak bisa mengharapkan orang lain untuk melakukan semua yang gue mau demi membahagiakan gue. Tentu ini nggak berlaku bagi perempuan yang punya pasukan berani mati; papa titisan sinterklas, mami yang semacam ibu peri dan pacar berstatus pangeran dari negri serba ada.
Dan ternyata kecenderungan mental perempuan yang menggantungkan kebahagiaan pada laki-laki ini memang ada, mereka takut berjuang untuk kemandirian dan lebih suka menunggu pasangannya untuk menyelamatkannya. Collete Dowling menyebut kecenderungan ini sebagai Cinderella Syndrome atau Cinderella Complex. Menurut hasil search penelitian sana-sini, Cinderella Syndrome ini disebabkan oleh pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan anaknya. Lalu terbentuklah pola pikir pada anak bahwa akan selalu ada orang mewujudkan semua impiannya. Jadi, anak akan menolak untuk mandiri dan menjadi dewasa.
Lalu bagaimana dengan novel-novel bergenre romantis yang banyak menyisipkan impian Cinderella di dalamnya? Sebanyak apakah itu berperan? Belum pernah baca penelitiannya, tapi kalau gue asumsikan bahwa bahwa media, termasuk buku yang kita konsumsi mempengaruhi pemikiran kita dan fiksi meski kadang tak berperan dalam transfer pengetahuan, tapi sering efektif dalam transfer nilai kehidupan. Maka hipotesis gue, perempuan-perempuan pembaca novel romance pun kena terpaan syndrom ini. Seberapa besar? tentu mesti diukur lagi dengan indikator-indikator seperti seberapa sering terpaan media tersebut terjadi, tingkat pendidikan, usia, dll.
Gue rasa, gue sendiri nggak bisa disuruh berhenti baca novel romance, yang bermuatan Cinderella Syndrome sekalipun. Jadi yang gue bisa adalah membedakan antara realitas dan fiksi. Novel romance itu jadi semacam dunia lain tempat escape saja. Ketika tutup buku, maka realitaslah yang akan bicara.
Untungnya sekarang banyak juga novel-novel romance yang plotnya nggak selalu menggantungkan happy ending dengan kedatangan si laki-laki. Gue suka tokoh perempuan yang tahu apa yang dia mau dan ada usaha mengejar apa yang dia mau, terlepas dari cara apa yang dia lakukan. Gue suka, bahkan ketika si tokoh si perempuan itu 'jalang', jauh dari sifat Cinderella.
Published on April 26, 2013 21:34
April 17, 2013
I Dreamed a Dream
image from googleI dreamed a dream in time gone by
When hope was high and life worth living
I dreamed that love would never die
I prayed that God would be forgiving
Then I was young and unafraid
And dreams were made and used and wasted
There was no ransom to be paid
No song unsung, no wine untasted
But the tigers come at night
With their voices soft as thunder
As they tear your hopes apart
And they turn your dream to shame
Still I dream he'd come to me
That we would live the years together
But there are dreams that cannot be
And there are storms we cannot weather
I had a dream my life would be
So different from this hell I'm living
So different now from what it seemed
Now life has killed the dream I dreamed
Published on April 17, 2013 01:33
April 16, 2013
Beli sepatu yang bagus, karena pada akhirnya, kita cuma berdiri di atas kaki sendiri.

pic search from google
Published on April 16, 2013 21:04
April 15, 2013
The Mint Heart via Instagram by Bentang Pustaka
Published on April 15, 2013 22:07
The Mint Heart via Instagram by Bentang Pustaka
Published on April 15, 2013 21:24
April 8, 2013
Bersamamu adalah sebuah kesalahan, tapi tanpamu adalah kehampaan.
Mungkin aku egois, tapi aku jujur, aku senang kamu masih ada di sini, tersenyum menyambutku datang. Tapi maaf, aku kembali bukan untuk menetap di sini, meski itu adalah satu-satunya hal paling kuinginkan dalam hidupku. Waktuku cuma sesaat, hanya cukup untuk mengumpulkan remah-remahan memori dari tempat ini untuk kubawa pergi lagi. Hanya itu yang bisa membantuku bertahan melewati dinginnya perjalananku nanti. Waktunya sudah hampir habis, aku harus pergi lagi. Jangan menahanku dengan senyummu. Bersamamu adalah sebuah kesalahan, tapi tanpamu adalah kehampaan. Namun, kehampaan itulah takdirku yang benar. Kamu, setelah aku melangkah, pergilah dari tempat ini, jangan nantikan aku lagi dan jalani takdirmu sendiri. Jangan khawatirkan aku, aku telah mati saat pertama kali aku pergi dari sini.
images by: http://www.upperstall.com/files/film/waiting-for-you10.jpg
Published on April 08, 2013 00:21
March 25, 2013
The Mint Heart Bestseller
Published on March 25, 2013 22:39
Diskusi Asik “Skenario Film vs Novelisasi Film” bersama Klub Buku Indonesia Regional Bogor
Kembali bersama Klub Buku, Minggu lalu, 10 Februari 2013 di IPB Dramaga, kali ini yang punya kerja adalah Klub Buku Regio Bogor. Sewaktu dihubungi untuk menjadi pemateri, agak ragu juga sebenernya apa aku bisa? meski mantan sales, dan kuliah di komunikasi, tetep aja, aku nggak jago ngomong banyak, di depan banyak orang pula... hiks...Tapi ya udahlah, masak kita nurut sama keterbatasan. Jadinya aku okein ajakan Mas Haqi, doi ini ketua geng yang megang area bogor. Aku bikin materinya dari campuran teori dan pengalaman aku selama ngerjain dua novelisasi Mizan, yaitu Mestakung dan Hello Goodbye. Aku bikin yang kira-kira ada manfaatnya buat peserta yang mungkin juga ada penulis novelisasi juga, atau yang ingin jadi penulis novelisasi. (Mungkin akan aku share materinya di blog ini nanti.)Pada diskusi itu, diundang juga Mas Endik Koeswoyo yang udah nulis puluhan novel *wow! dan skenario. Setelah dijelasin sama Mas Endik, sepertinya menarik juga jadi penulis skenario. Tapi... ah nggak kebayang kalo penulis skenarionya macem aku begini akan jadi film apa, semacam tutorial ritual di salon kecantikan atau FTV romantis kelewat dramatis? :DEh ternyata ada juga Mas Surip Prayugo. Dia dari penerbit By Pass. Orangnya bersahabat sekali, dan ternyata, seperti yang dia bilang, dunia penerbitan buku itu sempit. Next day, we realize that temenku ternyata temennya Mas Surip juga. Abis itu kita ketawa lewat email aja, 'memang dunia penerbitan itu sempit'.Acara diakhiri dengan bagi-bagi hadiah buku, thanks to Mbak Esthi, editorku dari Mizan Bandung yang udah dateng bawain hadiah buku. Bandung loh sodara-sodara! Bandung! ck...ck...ck....*terharu
Tulisan lengkapnya, langsung ke link berikut:
http://klubbuku.com/2013/03/18/event-...
Tulisan lengkapnya, langsung ke link berikut:
http://klubbuku.com/2013/03/18/event-...
Published on March 25, 2013 22:36


