Mawar Safei's Blog, page 124
December 8, 2015
Saat saya berpaling:Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum...

Saat saya berpaling:Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah....
Published on December 08, 2015 13:16
Saat kami berpaling:Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum...

Saat kami berpaling:Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah....
Published on December 08, 2015 13:16
December 5, 2015
Tidak masuk akalSemuanya semakin mahal. Daripada harga ru...

Published on December 05, 2015 14:41
December 3, 2015
Yang dirindui...Musim cuti sekolah. Musim umrah dan ziara...

Musim cuti sekolah. Musim umrah dan ziarah. Beberapa tetangga dan sahabat mula keluar rumah beberapa minggu ini untuk beribadah di Medinah dan Mekah. Allahu akbar. Menariknya seluruh ahli keluarga juga turut serta. Alangkah saya dan keluarga kecil kami juga dapat menikmati musim cuti sekolah AM di Tanah Suci (mudah-mudahan, amin). Pertama kali saya menjalani ibadah umrah pada tahun 1999. Ya sudah sangat lama. Istimewanya pengalaman kembara spiritual itu saya jalani bersama-sama sahabat penulisan iaitu Bonda Zaharah Nawawi, sasterawan besar yang saya kagumi kegigihannya. Seorang lagi teman kami adalah Mahani Awang; ya si pemilik rumah makan masyhur Tupai-tupai. Saya mengenali Kekanda Mahani waktu itu sebagai wartawan/editor dan pernah membaca novelnya Tiga Jalan Terpisah. Setiap kami menyimpan kenangan yang manis saat Mekah masih asli. Dari hotel penginapan hanya perlu melintas jalan kecil untuk ke tangga Babus Salam Masjidil Haram. Allahu akbar. Sementara di Medinah, kedai-kedai kecil masih berderetan di tepi pintu Masjid Nabi. Betapa Mekah dan Medinah menjadi sangat mewah dua belas tahun kemudian apabila saya datang lagi sebagai hujjaj. Allah ya Allah... saya selalu teringat doa Nabi Ibrahim: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali (al Baqarah: 126).
Published on December 03, 2015 22:13
December 2, 2015
Kiriman si Kuning Cantik dari Tanah Selandia BaruMalu yan...

Malu yang sekiannya ialah pada peribahasa Melayu, tidak tahu malu. Seingat saya sejak kecil saya tahu makna ini. Saya perlu selalu tahu membawa diri. Saya mesti tahu malu. Saya mesti selalu tahu di mana saya duduk dan berdiri. Saya mesti tahu malu pada apa yang saya kenakan samada pakaian atau perkataan yang saya ucapkan atau tingkah yang saya bawakan. Ya Allah. Kemudiannya saya terfikir-fikir tidak tahu malukah saya terhadap Allah yang sudah sekian banyak memberikan kurnia. Tidak tahu malukah saya terus berbuat perkara sia-sia sedangkan masa itu harus saya jalani dengan segala sikap baik. Tidak tahu malukah saya dengan kesombongan, kebesaran, kebiadaban; sedang saya sangat tahu dan sedar akan asal kejadian diri. Ampuni saya ya Allah.
Published on December 02, 2015 05:55
November 30, 2015
Lagi foto dari Tanah Selandia BaruMalu seterusnya adalah ...

Malu seterusnya adalah apabila saya berhadapan dengan puji-pujian. Ia membuat saya seperti jatuh ke dalam takungan air yang menarik jauh untuk berada lebih dalam dan lemas. Lebih malang lagi mungkin arusnya membawa saya lebih jauh entah ke penjuru dasar keta'ajuban mana, keangkuhan mana. Sedangkan saya hanya orang kecil. Atau mungkin saya bayangkan seperti si camar yang terbang dan hinggap dan terbang lagi dengan seluruh upaya yang ada pada sayap kecilnya. Ya, seperti dalam foto dari Tanah Selandia itu. Maka saya mula berdoa persis yang dibaca Saiyida Abu Bakar: Ya Allah, semoga Engkau tidak menghukumku kerana apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. Dan jadikanlah aku lebih baik daripada apa yang mereka perkirakan.
Published on November 30, 2015 15:08
November 27, 2015
Foto dari Tanah Selandia Bagaimanakah darjah malu ki...

Published on November 27, 2015 14:45
November 21, 2015
Hadiah Sastera Kumpulan Utusan Exxon Mobil 2014Hadiah Sas...


Alhamdulillah. Dua cerpen ini diangkat sebagai pemenang tahun ini. Ia dinilai sekumpulan panel. Terima kasih kerana menghargai. Kerendahan hati saya mengingat, kedua-duanya adalah rakaman daripada perjalanan ke Tanah Selandia Baru 2014. Sebenarnya ia lebih membawa hati saya dekat dengan-Nya dan tiba-tiba saya jadi malu dengan pengiktirafan ini pada usia sekarang. Hanya saya mengingati mahasiswa yang mengikuti kuliah penulisan saya, hadiah ini buat mereka untuk menulis lebih baik daripada gurunya.. seperti pesan si bulan penuh dari surah Yusuf: 87 janganlah kamu berputus asa daripada rahmat dan pertolongan Allah. Terus menulis dengan rahmat dan pertolongan-Nya.
Published on November 21, 2015 13:35
Hadiah Sastera Kumpulan Utusan Exxon Mobil 2015Hadiah Sas...


Alhamdulillah. Dua cerpen ini diangkat sebagai pemenang tahun ini. Ia dinilai sekumpulan panel. Terima kasih kerana menghargai. Kerendahan hati saya mengingat, kedua-duanya adalah rakaman daripada perjalanan ke Tanah Selandia Baru 2014. Sebenarnya ia lebih membawa hati saya dekat dengan-Nya dan tiba-tiba saya jadi malu dengan pengiktirafan ini pada usia sekarang. Hanya saya mengingati mahasiswa yang mengikuti kuliah penulisan saya, hadiah ini buat mereka untuk menulis lebih baik daripada gurunya.. seperti pesan si bulan penuh dari surah Yusuf: 87 janganlah kamu berputus asa daripada rahmat dan pertolongan Allah. Terus menulis dengan rahmat dan pertolongan-Nya.
Published on November 21, 2015 13:35
November 20, 2015
Foto hiasan Musim pengantin. Di kampung saya disebut...

Published on November 20, 2015 17:51
Mawar Safei's Blog
- Mawar Safei's profile
- 15 followers
Mawar Safei isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.
