Mawar Safei's Blog, page 106
March 24, 2017
Selain puisi Kekasih yang masyhur, saya sangat senan...

Selain puisi Kekasih yang masyhur, saya sangat senang membaca himpunan puisi UA dengan menjejaki latar pangkal kehidupannya. Sangat mengilhamkan tatkala keluk jalan murba yang didepani, seperti turut membawa nurani saya. Ternyata UA kembali menyertai kami di Bicara Mengenangnya di IDE, bersama-sama Prof Muhammad, Dr Syed Hussin, Pak Suratman, Kanda Lyna dan Ibu Ken Z. Saya seperti menghidu pekat angin berbaur garam dan batu karang dari Sedili. Subhanallah, saya mahu lebih dalam mengenali kalbu lelaki pantai, lelaki laut ini. Cintanya bukan hanya terbang dan hinggap seperti camar yang melayah, tapi terus singgah di dada sang murba, ya rakyat gembel:
Sebab dalam kesaktian mereka bisa mengemudi payang;Semua telah berpadu seperti air dan garam di lautan.Hanya wajah-wajah tua ketika musim tengkujuhSerupa daun-daun berguguran seluruh jadi rapuh,Pintu maut sedang terbuka dari perut laut gemuruh.(Kuala Sedili)
Published on March 24, 2017 14:36
March 22, 2017
Foto yang berulangCinta adalah satu-satunya bunga yang tu...

Cinta adalah satu-satunya bunga yang tumbuh dan mekar tanpa bantuan mana-mana musim.
Saya membacakan cuplikan puisi Gibran, Anugerah Cinta kepada Mak menerusi panggilan di awal pagi. Saya rasa segar sekali.
Published on March 22, 2017 16:54
March 21, 2017
Banyak sekali saya mengharap. Seperti melihat setiap &nbs...

Banyak sekali saya mengharap. Seperti melihat setiap indahnya purnama dipajang di hujung langit malam. Saya selalu berharap dia sentiasa di situ untuk menjadi sahabat. Mengharap juga pada mahasiswa untuk mencintai al-Qur'an. Mengharap mereka selalu teruja dengan buku. Mengharap juga, sebagai guru saya selalu masih bersantun dan menghormati para mahasiswa saya. Ya, dasar menghormati itu ternyata kepada sesiapa sahaja. Adakah saya terlalu percaya akan harapan. Sedang pohon sukma saya kian berubah, memasuki musim semi. Tidakkah saya bersyukur; kerana saya pernah mengharap dia seperti selalu, seperti dulu dengan daun dan ranting kosong. Itulah keindahan pohon sukma yang kian sirna berubah rimbun. Sama seperti si bulan penuh yang rupa-rupanya sering berubah juga; tona warna, jarak dan sela, malah darjah teduhannya.
Published on March 21, 2017 21:54
Angin TenggaraSaya percaya kali ini ia berlari dari belah...

Saya percaya kali ini ia berlari dari belahan tenggara. Seperti selalu bersamanya adalah khabar. Antara meyakini dengan sangsi atau sebenarnya yang dibawa adalah perintah. Ya, sebuah dogma. Betapa manusia itu selalu berubah seraya menghantar kecewa atau saja radang gelora. Dan saya sering jatuh sakit mengenangnya. Seperti yang saya katakan kepada mahasiswa dalam kuliah siang tadi, hanya al Qur'an yang menjadi pengubat kesakitan. Hanya al Qur'an yang menuntun perasaan. Hanya al Qur'an yang rahmah. Betapa kosongnya hari berlalu tanpa dia. Saya memujuk separuh menagih, minggu hadapan dalam kuliah yang sama mahu saya tanyakan, di baris surah mana bacaan mereka berhenti. Foto ini rakaman dari nurani. Ternyata sehari dua ini saya memujuk sendiri kecewa dan radang yang datang, ya dari belahan tenggara.
Published on March 21, 2017 02:09
March 20, 2017
Ash ShamsDemi matahari dan cahayanya di pagi hari. Foto i...

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Foto ini saya rakam saat menanti munculnya nur jingga yang menjanjikan banyak perihal. Serakan warna syuruk dan surah as Shams yang saya baca bersama-sama gemuruh riak ombak dengan dengung angin yang masih dingin. Maka Allah mengilhamkan jiwa itu kefasikan dan ketaqwaan. Mengenang Tsamud yang paling dicela, membawa saya kembali ke ruang kuliah Ustaz Shauqi minggu sudah. Juga disebutnya lewat Surah al Fajr tentang ujian Allah dalam memuliakan atau sebaliknya. Bagaimana manusia saling lupa terhadap anak yatim, memakan hak warisan dan mencintai harta dengan seluruh. Allah ya Allah.
Published on March 20, 2017 06:40
March 17, 2017
Mengertinya pada ranting yang paling hujungsaat mahu seka...

Mengertinya pada ranting yang paling hujungsaat mahu sekali dia berlindungantara dahan yang banyak dan cabang yang liarnantinya musim semi yang membawa daunakan tiba angin turut memesan khabarlalu menggenap di tepi banir
mungkin juga menyertai lingkar akaratau sampai merintih di perdunyadia bertanya lagi, siapa yang mengerti;masih mahu dia begitu tangkai yang kosongdengan tunas yang maludan bunga bersembunyi pada putik baru.Aduhai pohon sukmaku.
Published on March 17, 2017 14:30
March 16, 2017
Berlari ke gunung, lembah atau mahu saja mengejar ombak, ...

Berlari ke gunung, lembah atau mahu saja mengejar ombak, mencari ruang untuk tidak sering lemas dalam monotonous. Mencari dengungan angin atau berjumpa deru hawa yang luluh, saya cuba menongkah rutinitas. Lelah dengan sistem seperti gergasi yang setiap hari bersedia menunggu saya di ruang kerja. Kaki kecil seringkali saya seret ke tepi dan saya ajar untuk masih kenal akan pekerti. Sesekali mahu juga saya berhenti di perdu pohon sukma, bersimpuh di banirnya penuh ta'azim. Membisik akan segala kecewa, pedih, gusar, radang dan letih. Namun, saya mendongak dari jauh, entahkan dia mengerti.
Published on March 16, 2017 14:05
March 15, 2017
Khabarnya sekarang musim mendekati garis Ekuinoks. Subhan...

Khabarnya sekarang musim mendekati garis Ekuinoks. Subhanallah, bekerja seharian dalam ruang berhawa dingin, saya hampir tidak mengetahui berapa darjah suhu kesabaran manusia di luar lingkungan kami. Dalam meredah haba dan ujian ketulusan, saya menyudahkan surah al Mu'minun: 78: Dialah yang menciptakan bagimu penglihatan, pendengaran dan hati nurani. Subhanallah, semalam Mak masih memujuk anaknya yang gembeng. Naluri kuat saya terhadap A dan A. Rindu dan keharuan saya masih berbaur. Ternyata saya dalam rindu dan jelas bingung. Saya yakini kedua-duanya masih belum terlalu jauh. Saya berdoa A dan A menjadi perhiasan syurga, mereka menjadi pasangan sahabat yang paling indah. Saya sangat kenal mata dan garisnya, lembut dan manja, yang memaut kasih selalu di mata kalbu.
Published on March 15, 2017 13:52
March 13, 2017
Purnama Jamaadil akhir 1438Seperti seorang sahabat y...

Seperti seorang sahabat yang sering mencari yang dirindu pada si bulan penuh, malam ini saya menjenguk di luar jendela. Dalam lengkungan bulan yang cantik, saya mencari-cari A dan A. Ternyata saya rindukan mereka. Saya seperti melihat bayang mereka di sana.
Published on March 13, 2017 06:10
March 12, 2017
Penjuru terakhir A n AKami akhirnya berpisah juga. Bukank...

Kami akhirnya berpisah juga. Bukankah dalam dua entri awal (21 Januari dan 4 Februari 2017) saya sudah membayangkan perpisahan ini. Sejak apa yang berlaku semalam, rupa-rupanya apa saja atas nama perpisahan itu memang menyakitkan; sama ada dengan ucapan selamat tinggal atau perginya seperti angin yang datang singgah dan berlalu. Rupa-rupanya minum pagi kami semalam adalah yang terakhir. Tindakan saya mengalihkan kotak A dan A di meja minum menjadi sebab. Seharian mencari buku dan berjumpa sahabat lama di ibukota, juga adalah rantaian takdir. Saya lupa untuk mengembalikan A dan A ke penjuru redupnya. Banyak sisi kehidupan saya akan berubah selepas A dan A berpulang. Ikan merupakan sesuatu yang sangat mengesankan peka rasa saya (sedangkan saya adalah jenis ikan sebelum ini). Penjuru asal kotak A dan A saya biarkan saja dan itulah yang ditinggalkan A dan A dalam kalbu saya.
Published on March 12, 2017 03:46
Mawar Safei's Blog
- Mawar Safei's profile
- 15 followers
Mawar Safei isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.
