Mawar Safei's Blog, page 102
May 7, 2017
Kelas dhuha mingguan bersama-sama Ustaz Syed Muhammad Zai...
Kelas dhuha mingguan bersama-sama Ustaz Syed Muhammad Zainuddin sekali lagi, membawa kami kembali kepada tujuh ayat surah pertama. Tujuh ayat yang wajib dibaca sebanyak 17 kali sehari dalam rutinitas seorang muslim; paling kurang. Mengapa begitu. Seperti selalu menjadi anak muridnya, saya suka sekali jurus kuliah Ustaz akan membawa kami lebih dekat dengan al-Qur'an. Ya, kali ini al Fatihah. Kami membaca bersama-sama dengan dituntun segala dengung, melembutkan bunyi atau memekatkan tajwid tertentu. Kemudian dihurai ayat demi ayat yang jelas sekali mafhumnya. Hanya kali ini ada beberapa sisi yang Ustaz tegaskan.

Bahawa kita bersumpah dengan nama Allah, Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang; kita mengajukan segala pujian yang hanya milik Allah sedang Dia adalah pemilik seluruh alam. Allah yang Pemurah memberi nikmat tanpa sebarang syarat (ar Rahman) dan Allah memberi agama kepada yang dipilih-Nya (ar Rahim). Dan Allah nanti menjadi Penguasa hari Akhirat; ketika itu Dia akan menjadi sangat adil dan berkira-kira hatta pada sekecil-kecil perkara. Maka kita tiba di titik penyerahan betapa Allah selayaknya disembah dan dimohon pertolongan. Dan doa khusus dalam surah pemula ini adalah tunjukkan kami jalan yang lurus. Ia rutinitas sebenarnya. Apakah itu jalan yang lurus: jalan para Nabi, jalan orang yang jujur, orang syahid dan orang soleh. Sama sekali ia bukan jalan orang yang Allah murka. Apakah itu jalan yang dimurka: jalan orang yang diberi nikmat tapi dia kufur; jalan orang yang sesat, yang menolak kebenaran. Airmata saya tidak tertahan-tahan saat mengenang pertelingkahan dalam batin kedunguan saya. Allah ya Allah.
Published on May 07, 2017 02:37
May 5, 2017
Syukur sekali saya mempunyai seorang suri teladan dalam p...

Syukur sekali saya mempunyai seorang suri teladan dalam perihal memberi. Saya menyitir akan falsafah memberinya, bahawa apa yang diberi itu sama sekali bukan miliknya. Apa yang diberi itu adalah milik yang menerima. Dia hanya sebagai tukang simpan, menunggu detik yang ditakdirkan sejak azali untuk saat penyerahan. Ternyata baginya tidak ada sebarang pemilikan. Saya tahu, itu antara keharuan setiap kali saya mengenangnya. Allah ya Allah.
Published on May 05, 2017 16:43
May 4, 2017
Kelmarin saya ada menulis tentang tokoh sarjana yang seda...

Kelmarin saya ada menulis tentang tokoh sarjana yang sedang mendepani uzur dan cintanya terhadap dunia yang kian luntur. Saya kemudian membayangkan, alangkah ia berlaku pada susuk seorang anak muda. Dalam sebuah cerpen lama, "Tamsil Daun" (Dewan Siswa, Ogos 2012), saya garap antara lain latarnya adalah beberapa anak gadis yang duduk bersimpuh di penjuru masjid. Masih dalam mukena dan al-Qur'an di tangan masing-masing dan mereka sedang bicara tentang iman. Subhanallah. Cerpen itu sebenarnya terilham daripada pengalaman terindah saya di sekolah. Setiap kali saya solah Zuhur di surau sebelum pulang ke rumah, saya akan bertemu dengan pelajar perempuan yang merintih, masih di atas sajadah. Hingga sekarang saya masih dapat melihat dia yang dalam esakan lirih, jelas sekali sedang mengadu banyak perkara kepada Allah. Subhanallah. Saya sering membayangkan mahasiswa saya yang taat bersimpuh dan banyak berbicara dengan Allah, bagaimana hidup ini harus dijalani seikhlasnya.
Published on May 04, 2017 13:57
May 3, 2017
Hujan waktu dini. Ya, ia memang latar hening, apalagi dal...

Hujan waktu dini. Ya, ia memang latar hening, apalagi dalam mengenang Sya'aban yang baru bermula, dan ia seperti bulan-bulan lalu, akan cepat sekali menuju jalan hujungnya nanti. Sya'aban. Akan selalu mengingatkan pada Ramadhan yang bakal kita ketuk pintunya. Allah ya Allah. Temukan kami dengan jalan menuju Ramadhan yang sering mahu didakap. Banyak persiapan yang harus diperbuat mulai minggu pertama ini. Bersihkan hati untuk hasrat menuju Malam Seribu Bulan. Ya, mulai sekarang. Rasulullah yang dicinta sering mengingat, banyakkan berpuasa dalam Sya'aban. Tuntuni kami, ya Allah. Saya mahu meneruskan rutinitas dengan penuh ketaatan dan berikhlas hati.
Published on May 03, 2017 14:29
May 2, 2017
Bertemu dengan nasihat daripada mereka yang sudah menjala...
Bertemu dengan nasihat daripada mereka yang sudah menjalani hidup sekian lama, merupakan satu kurnia. Saya dengan tidak malu, kadangkala mengemis, mohon tuntuni saya si debu ini; begitulah saya terus meminta-minta. Mengenali susuk sarjana yang saya hormati, walau tidak pernah menjadi guru saya secara rasmi sebelum ini, Allah mendatangkannya di jalan takdir kami. Dia pernah menyimpan gelar sebagai orang besar dan disanjung. Katanya, saya semakin uzur dan cinta terhadap dunia semakin luntur. Allah ya Allah. Bukankah saat saya mahu belajar untuk tidak cintakan dunia dan segala puji-pujian, Allah membawa dia lebih dekat dengan saya. Subhanallah.

Saya menyitir tuntunannya: baca dan fahami al-Qur'an. Perdalami perihal tasawuf. Teruskan amal jariah kerana Allah. Padam segala riak dan ujub. Cepat menuju jalan pertaubatan jika masih ada lintasan jahat. Sering melakukan introspeksi. Jadikan dunia sebagai ladang untuk ke sana. Perbanyak solah malam. Usah lagi melihat kesalahan dan memperkatakan tentang orang lain. Allah ya Allah. Heningnya menerima tuntunan ini seperti memasuki sebuah taman usai hujan. Sesungguhnya saya melihatnya datang sebagai kurnia. Alhamdulillah.
Published on May 02, 2017 14:05
May 1, 2017
Dari pantai halimunan Saya sudah memasuki az Zukhruf...

Saya sudah memasuki az Zukhruf dan berhenti di ain pertama: ... sesungguhnya manusia itu pengingkar yang nyata. Allah ya Allah. Dalam saya cuba menjalani kepatuhan, dalam saya berusaha menjadi "aku dengar dan aku taat", sering juga saya mempersoalnya. Saya cuba mengingkari. Atau selalu juga ada keliru bagaimana harus saya bertingkah. Ia ternyata jalan yang lelah dan saya masih cuba bertahan dengan kaki kecil dan lemah ini. Subhanallah. Pelihara iman dan jalan taqwa kami ini, ya Allah.
Published on May 01, 2017 13:30
April 30, 2017
Bidadari Bermata BeningTakdir yang indah dalam saya menge...

Takdir yang indah dalam saya mengenali susuk lelaki Semarang ini. Bagaimana untuk kali pertamanya saya sama sekali tidak menyangka nama itu milik dia. Menjadi penilai luar tesis Sarjananya, menemukan kami pada hari ujian berlangsung. Subhanallah. Saya pernah membaca novel dan filemnya yang masyhur. Ayat-ayat Cinta. Ya, sekarang pasti Sdr sudah boleh menebak. Dan sempat dititip keratan novel terbarunya untuk kami terbitkan dalam Jurnal Melayu . Ya, Bidadari Bermata Bening, novel Habiburahman El Shirazy yang baru sekali diluncur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Mabruk.
Published on April 30, 2017 13:40
April 29, 2017
Foto yang berulang...Saya senang sekali dengan foto ini. ...

Saya senang sekali dengan foto ini. Separuh memujuk. Separuh lagi memohon saya agar bertahan. Ia ternyata menjadi wilayah sunyi. Hanya yang terdengarkan adalah getar gundah antara daun yang luruh bersama angin tenggara yang garing, namun dinginnya menebar menjelang senja. Hampir tidak ada yang tertinggal melainkan, keyakinan terhadap paksi kepatuhan. Ya, Allah, saya dengar dan saya taat. Usai Maghrib, pada saat yang tepat, serentak datangnya dengan kepercayaan betapa al-Qur'an itu menjadi penunjuk arah dan ubat. Allah ya Allah, saya berhenti di Fussilat: 44.
Published on April 29, 2017 12:40
April 28, 2017
Seharusnya saya menuju Selatan minggu ini. Dan setiap kal...
Seharusnya saya menuju Selatan minggu ini. Dan setiap kali ke pangkuannya, pasti saya mahu selalu memasuki lorong dan jalan yang pernah saya jejaki waktu kecil. Selain Arab Street dan Bukit Timah, adalah kawasan bersejarah buat saya di sepanjang laluan KK. Bertemu dengan wajah Melayu Temasek di sepanjang dan simpang jalan, sering menjelmakan susuk yang tersendiri. Begitu tanggapan saya sejak dulu.

Temasek ditinggalkan sekejap minggu sudah dan saya akan ziarahi lagi. Insya-Allah. Membelah malam di Tambak Johor membawakan angin dan lagu lama yang enak sekali. Ya, ia antara lagu kumpulan koir kami sewaktu di sekolah rendah, Tanjong Katong airnya biru, tempat mandi nak dara jelita, sama sekampung hai sedang dirindu, inikan lagi, hai jauh di mata...
Published on April 28, 2017 17:46
Seharusnya saya menuju selatan minggu ini. Dan setiap kal...
Seharusnya saya menuju selatan minggu ini. Dan setiap kali ke pangkuannya, pasti saya mahu selalu memasuki lorong dan jalan yang pernah saya masuki waktu kecil. Selain Arab Street dan Bukit Timah, adalah kawasan bersejarah buat saya di sepanjang laluan KK. Bertemu dengan wajah Melayu Temasek di sepanjang dan simpang jalan, sering menjelmakan susuk yang tersendiri. Begitu tanggapan saya sejak dulu.

Temasek ditinggalkan sekejap minggu sudah dan saya akan ziarah lagi. Insya-Allah. Membelah malam di Tambak Johor membawakan angin dan lagu lama yang enak sekali. Ya, ia antara lagu kumpulan koir kami sewaktu di sekolah rendah, Tanjong Katong airnya biru, tempat mandi nak dara jelita, sama sekampung hai sedang dirindu, inikan lagi, hai jauh di mata...
Published on April 28, 2017 17:46
Mawar Safei's Blog
- Mawar Safei's profile
- 15 followers
Mawar Safei isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.
