Syed Mahadzir Syed Ibrahim's Blog, page 7

December 11, 2023

KARYA-KARYA SIMPANAN

sajak:AKU MASIH MENGUMPUL AKSARA UNTUK MENGEJA

 

Ini bukan persoalan biasa
aku masih mengumpul aksara untuk mengeja
dan menyebutnya sebelum tiba ke puncak makna
manakala tiada siapa berani lagi bertanya.

 

Mari pandang cermin diri dan lihat
kala menoleh ke belakang
tidak ada falsafah mungkar
sewaktu mentafsir kebenaran
bukankah kebenaran jadi jambatan
tingkah laku dan tingkah kata.

 

Meski cermin dalam diri
tidak siapa tahu
bila kita mengakidahkan kata-kata ini
tetapi janganlah berkata
dan melakukan tingkah durja
lalu membunuh setiap persoalan.

 

Jangan ucapkan terima kasih
kala terpegun melihat cermin
tidak ada wajah dalam kaca itu
tidak ada apa-apa melainkan sebuah pembohongan
kecuali memandang jauh ke dalamnya
kala menemui ketelusan suci hati.

 

Di sini katakanlah apa saja
dan ucapkan syukur kepada-Nya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
22-01-2003

 

 

sajak:
TUMPAHAN KASIHANAK YANG RINDU

 

‘Aku merindukanmuibu!’
Si Tanggangmenyeru
kau tahu kasihmutidak mungkin
menyulapku menjadibatu
‘nak mana cintamupadaku?’
ibu menatap wajahSi Tanggang
mata Si Tanggangjelu menatap ragu: ‘sayang?’
SangkuriangSangkuriang ke mana ibu?
Malin KundangMalin Kundang ke mana ibu?
Oeudipus Oeudipuske mana ibu?
mereka menyebutnyasebagai ibu
telaga tumpahankisah anak yang rindu.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
23-04-2003

 

 

sajak:
PATUNG BATU

 

Patung batu itu
mahu jadi manusia
patung kencanagadis jelita
padahal jadimanusia amat renyah
sudahlah, takusahlah berangan
jadi patung batusaja
biar dihargai, dilawati
biar dijadikanikon
biar tersohor
asalkan kau bukanmanusia
yang punya banyakimpian
juga renyahmasalah
dan sering kali bermusuhan
kata malaikatkepada Tuhan
sebelum diciptaAdam.
 
SMAHADZIR
Banting, Selangor
26-06-2003

 

 

sajak:
BASUHKAN JEMARIKEARIFAN

 

Basuhkanlah jemarikearifan
antara aku denganbatas
membukakan mata
batas silaukemilau
rebahkan As-Syiirpada altar
telanjang badan
tidak pada lingkarsuci
rayu sukmakumenciummu
ingkar pada batas
kuatkan dakapanmu
ajak akumencumbuinya
di tapal batas
bukan engkau yangmemaksaku
aku yang lupa
tidak membezabatas
silauan ataukilauan
sayup senandungmembimbing
basuhkan hati padabatas
namun bukan batasakhir.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
7-10-2003

 

 

sajak:
SEPASANG SAYAPUNTUKMU

 

Jika aku seorangpelukis
akan aku tambahkansepasang sayap
pada tubuhmu diatas kanvas
agar engkau dapatterbang
menjangkaubatas-batas ruang
melihat dunia darisisi nan luas
agar hatimumelihat seluas lautan
kemudian terbangtinggi dengan nurani bersih
bebas melihatkemanusiaan yang terus hidup
dan menjadiinspirasi setiap gerak kehidupan
agar sayap-sayapitu membebaskanmu
dari belengguruang dan waktu yang terasa mapan
dan selalumembodohimu
semoga dengansayap-sayap yang kulukis
engkau dapatterbang dari dunia mimpi
yang penuh rasatakut kepalsuan
dalam langittinggi
semoga engkaujelang hening alam
bersatu dalamdirimu yang fana.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
9-6-2003

 

 

sajak:
GELOMBANG BARA

 

Apa yang diimpi dari duri yang dijejaki
ialah gelombang-gelombang bara:
kemurnian pasti dibentangkan
tiang setia pasti ditegakkan
walau mungkin laut itu tidak bertepi
ditelusuri jua
jika tidak penghujung
dicari pangkalnya
jika tidak berjawab
dicari tanda tanyanya
gelombang ini bara
biar membara semangat di dada!

 

Gelombang resah
mengasuh tabah
menceriakan makna
penantian senja
jika minda dihanyutkan
sangkutkan semula
di pangkalan hayat
kembara ini bermula
dari rimba ke rimba
berbau syurga
yang melingkari hari-hari hadapan
tidak kira gelombang duri
diharungi seampuh tabah diri.

 

Laut kasih membiru sebenarnya
di dalam kalbu
di dalam kalbu membara
gelombang bara
menghimbau citra senja.

 

Siapakah yang tahu?
 
SMAHADZIR
Banting, Selangor
26-5-2003

 

 
sajak:
IBU MENANGIS DINEGERI DUKA

 

Duka juga kiranya
yang dikembangkanbunga realiti
sebagai berita
dari sebuah negeriduka
lidah ibu diragutkasar
kanak-kanak tidakbijak lagi di sekolah
kerana pedagogibertukar bahasa
“harga-hargasemakin mahal,” kata ibu
sambil membahaginasi ke pinggan kami
“mengapa petakamenimpa tanah kami?”
kata ayah sembarimenyeka kedua matanya
siapa yang tidakmenangis
jenayahbermaharajalela
tanah dipokahhuru-hara
siapa yang tidakberduka
perasuah kaya-rayasesuka hati saja
jelu ke mana akandilampiaskan?
luka ke mana akandialirkan darah?

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
4-10-2003

 

 

sajak:
ZIKIR TELEVISYEN

 

Waktu petang mengapung
apa yang dipanggil?
muzik berdentangan di televisyen
selewat azan
bersambung nyanyi
pada kabel dizikirkan syahwat
mencuat pada skrin
didawamkan tipu daya
pada Engkau?
begitu penat lidahku
seminit saja
inikah hamba
yang mengharap syurga?
inikah manusia
yang tidak mahu dijilat api neraka
Allah betapa mudah
kutipu diri sendiri.
 
SMAHADZIR
Banting, Selangor
12-5-2003

 

 

sajak:
PELUKIS BAHASA

 

Wajah bahasadilukis
berona redup
tetapi wajah kitasendiri
menyeringai
mungkin malu
atau kesangsian
sungguh teramatsangsi
untuk berkatajujur
ketika keraguanmengepung
di mana-mana
ada seorangpelukis
dengan jemarinya
melukis wajahbahasa di situ.
 
SMAHADZIR
Banting, Selangor
4-11-2003

 

 

sajak:
JATUH DI PELUKAN HAWA

 

Di pasir putih; pantai yang lengang
aku berdiri telanjang
menatap longlai
hamparan samudera tanpa ombak
tidak lagi biru
kerana langit telah merah
semesta telah menyusut
waktu telah berbalik arah
bumi telah dikosongkan
oleh gempa terakhir:
graviti telah berbalik
sepi tanpa suara kesunyian
kosong tanpa pantulan suara
dari lautan nan bisu
tiba-tiba melesat sepasukan kuda putih bersayap
menyambar tubuhku
terbang melingkar-lingkar
melemparku dalam ruang vakum hitam
jauh jauh teramat dalam
hingga ketakterhinggaan
jatuh di pelukan Hawa
‘Adam ketikanya telah tiba masuklah dalam rahimku!’

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
28-5-2003

 

 

sajak:
SENANDUNG PENGEMBARA

 

Jarum dan benang di tangan bonda
sedang menjahit baju anaknya yang akan pergi jauh
ketika menjelang si anak berangkat
jahitannya dirapat dan dikuatkan
dalam hatinya
dia was-was anaknya tidak cepat kembali.

 

Oh, siapa kata secubit warna hijau dari rumput kecil
boleh membalas budi
cahaya mentari sepanjang musim semi?

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
7-12-2003

 

 

sajak:
WAKTU YANG MENGAKRABKAN

 

Hari-hari putih ini mengurung insaf
memapah dera alpa ke pesisir maaf
menakluk rumah rapuh
didakap seutuh tubuh
memanjang lafaz seluruh malam berlabuh.

 

Ketika kubelah malam dengan ratib
isak yang menghampiri
menghulur keyakinan arus menyusur
adalah ketika mengakrabkan
aku didakap ketenangan
aku didakap kebahagiaan
tidak putus memaut hidup ketika ini!

 

Kalbu seharusnya padu
menatang iman menyirat waktu
esok dan usia yang matang
siapakah yang berdiri menentu liku usia
yang dikedutkan oleh amal
oleh kebebasan azab yang dinoktahkan
kemudian oleh Tuhan.

 

Tibalah malam-malam putih lagi suci
mubarak yang menyemarak warak
rimbun pohon-pohon meneduhi pedoman
walaupun ada goda menduga keyakinan
ketika ini akrab-Nya jua
terasa sasa menyambut imbauan makna
menggamit makmur takbir
tasbih dan tawakal
mengharungi samudera sesal.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
8-7-2003

 

 

sajak:
PEREMPUAN TENGGELAM

 

Perempuanyang tenggelam di perigi senja
ia haus iabersenandung dengan lidah sakit
dan bernanahhingga di hujung jantung hati
yang parahhingga terobek sukma
sehinggakanrokib dan atid tak tergamak mencatat
setiap ketarsuara
setiap gigilkata
yangbertingkah dari sepinya
izrail punterkaku terjelu
lalu berdoaditugasan terakhir
janganbiarkan ia tenggelam.

 

Gebar-gebarbahagia mengintai
lalubersembunyi di sebalik dinding harap
selimut-selimutcinta mengepung
namun sirnadi ambang masa
menidurinyadengan kelembutan dan manis kata
janjisemalam; usah bimbang usah curiga
bergemasuara menyambut
kosonglampung
tidak pernahbersahut.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
19-9-2003

 

 

sajak:
LELAKITUA TENGAH KOTA

 

Langkah longlaitanpa tujuan
berpeluh cacat busuk tidak dihiraukan
pedih dengan lapar kosong perutnya
sekitar kemewahan
lalu-lalang kesibukan
tidak siapa nan melihat
hanya tatapan kecil melirik orang tua tiada harga nan nanar
lelaki tua merayunasibnya
tak siapa peduli hanya andal memujuk lewat lugu paras
kota ini bukan untukmu
kota ini tidak perlukan manusia miskin sepertimu
terkulai hapak dengan warna buruk membalut tubuh
tak berwarna seperti longkang itu
sepekatnya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
6-9-2003

 

 

sajak:
WAKTU

 

Bagi pesakit iaadalah musuh yang mereka tipu saban hari dengan harapan namun di sana sebalikjeruji dingin, waktu menjadi paduka raja tidak pernah dikalahkan.

 

Bagi parapolitikus dan olahragawan ia adalah kesempatan singkat, ganas dan mahal.

 

Para senimanmelihat ia seperti angin, hantu, bahan kimia, seorang anak perempuan, payung,seuntai tasbih atau sebuah rejim.

 

Salvador Dalimelihat ia boleh meleleh.

 

Bagi para ilmuwan iaumpama garis yang ingin dilipat dan diputar-putar atau lorong melemparkanmanusia dari masa ke masa, maju atau mundur.

 

Bagi yangterbaring sakit, tergolek lemah, tanpa harapan ia dipanggil-panggil tidakdatang-datang.

 

Bagi para petani iamenjadi raja mereka tunduk patuh. Bila menanam, bila menyiram, bila menuai, ia adalahtitah dari waktu yang sombong, tidak boleh diajak berunding, tidak mempandisogok.

 

Bagi yang sedangjatuh cinta ia mengisi relung dada dengan gembira sekali gus cemas keranateristimewa untuk cinta, waktu menjelma menjadi jerat, semakin cinta melekatsemakin kuat, waktu menjerat jika cinta yang lama menukik, jerat itu mencekik.

 

Bagiku ia telahmenjadi spekulasi mendebarkan, akankah esok semuanya berubah.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
19-10-2003

 

 

sajak:
MAKNAWI

 

Cinta;
instabilititemporal dari mental
dimaksudkanuntuk menautkan kembali hati
pada pusathakikat satu itu
berbahayabila ditujukan objek salah.

 

Kejayaan;
pencapaiansemasa hidup mampu membuat seseorang
ketika akanmenutup mata selama-lamanya
merasa legadan bahagia.

 

Sakit;
rasa tidaknyaman bagi diri
tumbuh daribahagian-bahagian tubuh
menegaskanbatas serta perbezaan antara jasad dan roh.

 

Musuh;
orangpaling dibenci
keranapaling mirip denganku;
sainganterdekat
dalamkejahatan dan keburukan serupa.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
5-12-2003

 

 


sajak:
SEORANG PENULIS

 

Apa yang dapatdiberikan seorang penulis
ketika tak adasesuatu nan dapat mengilhami
ketika realiti takcukup untuk menginspirasi
matikah ia
bersamatulisan-tulisan lama nan telah lapuk
dan kehilanganpembaca?
apakah harusdilakukan seorang penulis?
ketika kosongmemenuhi imaginasi
ketika sendirijuga tak cukup berikan ruang
untuk kehadiransebuah tulisan
tak wajar lagikahia
tetap disebutpenulis
walaupun tak lagimampu
untuk menulis?

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
19-9-2003

 

 

sajak:
KEPADA ZULAIKHA

 

Zulaikha;kemerduan suara senandung itu mengalun
setiap malammenjelang dan ambang senja berlalu
roh dan jiwaaku berbiak cemas-cinta dan tiupan doa di ubun-ubun
aku inginredakan kata-kata menjadi bisikan lembut pengantar tidur
agar pupusisak tangis dalam lelap seiring pupuk subur
aku bacakandalam lubuk dada
aku tak hafaltembang purba ini
hanyalarik-larik kata aku kais dari ingatan usang
namun akutahu engkau mengerti
betapa akutak mampu menanggung tangis.

 

Zulaikha;bacalah seperti kau sibuk mengeja nama-nama benda
merabaitekstur dan ulir
menganyamwarna dan matra
bacalahmantera dalam kata-katamu sendiri
kau pinjamdari bahasa langit
sebagaimana akumengeja hujan mematuk-matuk jendela
sepertimorse isyarat rahsia
sebab akutak ingin berhenti inginkan doa darimu
mengajisetiap helai detik
terjilidrapi dalam kalam indah-Nya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
9-1-2003



sajak:
PERBUALAN DI SEBUAHPERAHU SEJARAH DENGAN AYAHKU

 

Akumendayung perahu sejarah
tahun yang berhiaskan putih asa dan merah darah
aku bertanya: apakah yang sanggup mengubah luka jadi za’faran
yang membekukan airmata menjadi kristal zamrud?
ayahku berkata: waktu! hanya waktu yang mampu.
Kulihat kiri-kanan; pohon memudar bangunan kaca meruncing
tahun yang melencun peluh dan bah rencana
dan aku bertanya: apakah penat aku sudah berbayar oleh petua dan janji?
apakah kemajuan sama dengan kebajikan?
ayahku berkata: hati! hanya hati yang tahu
kadang-kadang perahu ini bergegar dan bergoncang
tahun-tahun yang terasa garang dan panas menggaring
dan aku bertanya: mungkinkah aku tersesat dan hilang arah?
mampukah tempat berpijak ini goyah dan terus punah?
ayahku berkata: doa! hanya doa yang kuasa.
Gerakan perahu ini panjang aku lalui sudah
tiada hujung kutangkap tiada awal kukenal
dan aku bertanya: akankah aku bertahan?
sebagai negara sebagai bangsa sebagai manusia?
ayahku berkata: fahami lautan tempat perahu ini belayar
kenali kekuatan waktu
dalami pengetahuan hati selami kekalnya doa.
Gebar kabus menyelimut perahu dan ayahku menghilang
meninggalkan gugusan pulau tak berjudul dan samudera tak bernama
namun di sini aku menganyam waktu
memerahhati dan meratapkan doa
demi perahu ini sebahagian aku mati
sebahagianaku bertahan hidup
aku bertanya: inikah kedaulatan sesungguhnya?
sewaktu manusia bersatu dengan apa yang mengelilinginya
samudera waktu hati dan doa
iapun merdeka
sebuah bangsapun merdeka
negarapun layak ada.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
12-12-2003

 

 

sajak:
SEORANGPENJUAL BURUNG

 

Dia seorang penjualburung selalu datang ke kampung aku
sambilmelantunkan kata-kata jualan: “burung aku pandai menyanyi.”
anak daratersenyum mendengarnya
merekaberdiri di depan cermin dan menyaksikan
pohon masa sudahmulai berbuah
banyakburung yang hinggap
janda-jandamuda gembira mendekat
merasakanbetapa pohon cinta hampir gugur
burung-burungkekenyangan dan terbang
hanyaperempuan-perempuan tua tersenyum marah
dankadang-kadang ada yang menangis sambil menggeru:
“aku taksuka burung habis buah manisku dimakannya.”

 

“Ayam adatak Bang?” demikian ibu separuh usia bertanya
sambiltersenyum penjual burung itu menjawab:
“aku hanyapenjual burung!”

 

“Burung akupandai menyanyi”
kata-kata itudiulang meski semua burung jualan sudah dibeli orang.

 

Sudahseminggu daia menutup kedainya
penjual burungsudah mendapat sangkar burung
yang cantiklagi menarik
burungnya belumtentu lagi boleh menyanyi
mungkinsuaranya sudah hilang
“burungnyatak pandai nyanyi” ujar seorang anak dara tua
sambil membelaiseekor burung tiung  emas yang merdusuaranya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
30 Mac 2003

 

 

sajak:
PELUKIS CAHAYA

 

Dakwat tergurat
warna hitammerebak
menuju putihtergambar pada latar biru
dan titik-titikhijau
pelukis cahayahadirkan pagi
dalam bentangkertas beberapa jengkal
merangkum semestayang terbina dalam permainan warna
ketika engkautergetar
imaginasi berpacudengan peluh penglihatan
kemudian terbentukcoretan dan goresan kecerahan
di manakah engkausembunyikan malam
dengan kelamnyajika dalam benakmu
selalu terbayangcahaya
yang menghadirkansegala sesuatu nampak indah.

 

Pelukis cahaya
engkau pernahberkata padaku
‘gelap adalahbayang dan kecerahan yang tertunda’
kerana aku melukisrona dan citra yang telah dicerahkan oleh cahaya
aku ingin membawamereka
kepada kenyataanyang apa adanya
tanpa selubungbayang
melukis cahayaadalah kejujuranku
pada yang tampakdan menampakkan watak
kepada yangmenggugah imaginasiku
demikian akumenyambut dengan keindahan daya ciptaanku.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
28-6-2003

 

 

sajak:
SANGAT HAMBAR

 

Kekadang taksenantiasa mudah
kita rapuhrangka layangan
dengan angindipermainkan
sudahterlalu panjang
benang hitamini kita hulur-hulurkan
kusut seratcahaya kilat di langit
tidak lagiboleh kita bezakan
aku inginmenggulung apa yang tak terputuskan
sebelumsegalanya jadi rumit
dan takdapat dihuraikan.

 

Hujan ituairmata yang melebat tapi sangat hambar
cinta sesaatmemang tak selalu sampai
“aku inginmenangis” katamu
aku mungkinakan jadi sabar
bolehberkali-kali mendengar
sepertimenyemak sajak terakhir
karyaseparuh hati
seorangpenyair yang hampir membuang penanya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
19-10-2003

 

 

sajak:
KHABARKAN PADAKU TENTANG NERAKA

 

Sudahkah kaukhabarkan pada zamrud
tentangjuntai-juntai hujan
perlahan merendacerita
membuatmu takpernah lagi tertawa
di tengah musimmulai melambatkan langkahnya.

 

Sudahkah kausampaikan pada ranum cemara
tentang langit danseluruh hulubalangnya
tak pernah redamenghadirkan sengketa
setiap garistakdir kau sebut nazak
dan kau masih sajameramal.

 

Sudahkah kau beritakanpada tali pedati
pada rerumputhijau
dan pada senjaberbadai jingga
tentang ronasemakin mengejarmu
untuk menutup usiaseperti pujangga ketakutan
dikejar akhirkata-kata.

 

Aku sudahmendengar khabarmu dari zamrud
cemara dan talipedati
di hujung bukittempat mereka berada
kata merekakebelakangan ini
kau selalubercerita hingga larut
hingga lupatentang sejarahmu
tentang apa dansiapa
berakhir seiringlerainya pendar cahaya.

 

Maaf sahabat; akutak mampu membantumu menisbikan nestapa
menciptakan antiteori tentang senyawa duka
aku cuma mampumengkhabarkan pada mereka
tentang sahabatdengan tergesa-gesa
pergi ke bakananti sesampainya di sana
khabarkan pulapadaku tentang neraka.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
12-2-2003

 

 

sajak:
WAJAHKU DI CERMINRETAK

 

Tawaku pada cerminretak
melihat rupakuyang berganda
kecam diri hatiberbelah
wajahku berputusdua
masih kupijakdalam bayangan
relung gelap dalammalam kelam
kududuk dengansepi
terkhali
bintang di ataspenuh sindiran
langkah kaki kumantapkan
bingung menatappantulan kaca
mengapa?
ada apa?
pada cermin akubertanya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
6-3-2003

 

 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 11, 2023 02:08

November 28, 2021

PANTUNTerlebihdahulu saya mengucapkan jutaan tahniah kepa...

PANTUN

Terlebihdahulu saya mengucapkan jutaan tahniah kepada semua peserta yang telahmengambil bahagian tadi. Sesungguhnya pantun adalah imejan kebijaksanaan mindaorang Melayu zaman dulu. Suatu binaan pola berfikir yang mencerminkan bangsaMelayu secara keseluruhan. Pilihan kata perlu tepat, akan memberikan makna yanghebat. Oleh yang demikian manifestasi penciptaan pantun daripada pelbagai latarbelakang sosial seseorang seniman menunjukkan hasil yang beragam, iaitu adapantun yang baik, sederhana dan kurang baik. Pantun yang baik haruslahmencerminkan ketepatan pilihan kata, bunyi berentak dengan muzik bahasa yangmengasyikkan serta memancarkan makna yang dimengertikan oleh pendengarnya.Kata-kata yang lebih diutamakan ialah kata-kata yang bersuku dua keranakata-kata ini lebih seimbang. Dalam bilangan perkataan, sebaiknya tidak lebihdari empat dan kurang dari tiga perkataan pada tiap-tiap kerat. Sukatan-sukatanini penting kerana bunyi dan bilangan rentaknya.

Olehsebab pantun adalah hasil komunikasi bersemuka, saling mendepani maka pantunyang dilontarkan harus bijaksana, halus dan berkias. Dalam kespontanan inilahkecekapan dalam memilih perkataan yang tepat sangat dituntut agar kelangsunganpembicara tidak dianggap biadab, bebal atau mengguris perasaan si penerima.Menerusi pantunlah sindiran, kritikan dan teguran disuguhkan secara halustersirat namun dapat dimengertikan dalam konteks sesuatu situasi. Ada beberapasyarat yang harus dipenuhi dalam sesebuah pantun yang baik iaitu:

Pantun ada 2 bahagian iaitu pembayang maksud atau sampiran atau pembawa maksud, dan bahagian kedua disebut maksud pantun sebenarnya. Perlu ada perhubungan antara bahagian pembayang maksud dengan maksudnya.

Perhubungan antara pembayang maksud dengan maksud, sebenarnya dapat dilihat dalam bayangan bunyi.

Mesti ada asonansi yakni bunyi yang sama.

Pembayang harus memaparkan suasana alam, maksud herus memaparkan sikap atau sifat

Ada rima tengah dan rima hujung.

Pembayang pada baris pertama mesti ada hubung kait dengan pembayang pada baris kedua dalam setiap rangkap pantun.

Pantunyang indah menggunakan alam sebagai pembayang. Penulis pantun perlulahmempunyai pengetahuan tentang sesuatu unsur alam yang digunakan agar ia dapatdigunakan secara betul. Adakalanya seorang penulis tidak arif tentang unsuralam yang digunakan sehingga menyebabkan gambaran tidak logik, tidak jelasmalah tidak ketentuan maknanya. Contoh:

Pokoktualang di tanah rata

Jalarkeladi melilit batangnya

Jangandihalang lidah berkata

Memangmenjadi hak miliknya

Pembayangyang digunakan menunjukkan bahawa penulis tidak arif tentang pokok tualang.Pokok tualang tidak tumbuh di tanah rata tetapi tumbuh di tanah berbukit. Pokokkeladi berbatang lembut dan jalarnya tidak pernah memanjat, hanya menjalar sajadi atas tanah lalu bagaimana ia akan melilit batang pokok tualang.

Satulagi contoh:

Memancingtengas di tepi muara

Pokokpisang menjulang ke awan

Orangyang punya lembut suara

Barulahboleh dibuat kawan

Barispertama ‘memancing tengas di tepi muara’ memberi gambaran yang tidak tepat. Ini keranaikan tengas tidak hidup di muara tetapi di aliran air yang deras seperti airterjun dan sebagainya. Hendak memancing ikan tengas perlu di tempat yang airnyaderas kerana ikan tengas suka melawan arus. Pokok pisang juga tidak meninggihingga ke awan. Pokok pisang rendah saja.

Baris-barispembayang berfungsi untuk membayangkan apa yang akan terjadi pada baris-barismaksud. Sebuah pantun yang baik mestilah mempunyai suasana yang sama di dalampembayang dan maksud. Jika maksud gembira maka pembayang juga sepatutnyamenggembirakan.

Contoh:

Kusangkaselasih di tengah bendang

Rupanyatepus yang berduri

Kusangkakasih hingga ke petang

Rupanyaputus di tengah hari

Disini terdapat pembayang yang baik, tidak lari dari makna dan suasana dalammaksud. Suasana dan makna dalam pembayang adalah sama dengan maksud iaituharapan yang kecewa. Apa yang disangka tidak menjadi kenyataan. Yang diharapialah selasih rupanya bukan. Ia hanya pokok tepus yang berduri.

Lihatpula bercanggahnya dua baris pembayang dengan dua baris maksud dalam pantunini:

Sudahtumbang batang kerasnya

Patahmelentuk bak kena parang

Kasihsayang tiada duanya

Hanyauntuk adinda seorang

Maksudyang hendak disampaikan ialah kasih sayang yang tiada duanya, sedangkan didalam pembayang terdapat pokok yang tumbang dan patah seperti ditetak parang.Pembayangnya sedih tetapi maksudnya gembira. Ini dikatakan pantun yangpembayang dan maksudnya bercanggah.

Sebaik-baiknyapantun tidak menggunakan nama orang seperti Ali, Ahmad, Salmah, Samad dansebagainya kecuali tokoh yang dikenali masyarakat seperti Hang Kasturi, HangJebat, Hang Tuah, Dang Anum, Tun Mutahir atau nama-nama am seperti DatukPanglima, Datuk Bendahara, Temenggong, Laksamana, Raja Muda dan sebagainya. Adajuga pengarang pantun yang menulis menggunakan nama orang. Ini dianggap sebagaimengambil jalan mudah untuk mendapatkan rima. Contoh:

Pergike kota rumah Pak Ali

Pergibersama Puan Salina

Intanpermata tidak terbeli

Keranahamba miskin dan hina

Sebenarnyabanyak lagi ilmu tentang pantun yang ingin saya sampaikan tetapi waktu-waktubegini bukanlah waktu yang tepat. Perlu ada satu lokakarya khas untukmemperkatakannya sehingga segalanya dapat dihadam dengan jelas oleh tuan2 danpuan2.  Semoga ilmu yang sedikit inidapat juga diladeni dan dijadikan panduan untuk mencipta pantun pada masa akandatang. Insya-Allah

Sekian,terima kasih. 


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:05

 PANTUN Terlebih dahulu saya mengucapkan jutaantahniah ke...

 

PANTUN

 

Terlebih dahulu saya mengucapkan jutaantahniah kepada semua peserta yang telah mengambil bahagian tadi. Sesungguhnya pantun adalah imejan kebijaksanaan minda orangMelayu zaman dulu. Suatu binaan pola berfikir yang mencerminkan bangsa Melayu secarakeseluruhan. Pilihan kata perlu tepat, akan memberikan makna yang hebat. Olehyang demikian manifestasi penciptaan pantun daripada pelbagai latar belakangsosial seseorang seniman menunjukkan hasil yang beragam, iaitu ada pantun yang baik,sederhana dan kurang baik. Pantun yang baik haruslah mencerminkan ketepatanpilihan kata, bunyi berentak dengan muzik bahasa yang mengasyikkan sertamemancarkan makna yang dimengertikan oleh pendengarnya. Kata-kata yang lebihdiutamakan ialah kata-kata yang bersuku dua kerana kata-kata ini lebihseimbang. Dalam bilangan perkataan, sebaiknya tidak lebih dari empat dan kurangdari tiga perkataan pada tiap-tiap kerat. Sukatan-sukatan ini penting keranabunyi dan bilangan rentaknya.

 

Oleh sebab pantun adalahhasil komunikasi bersemuka, saling mendepani maka pantun yang dilontarkan harusbijaksana, halus dan berkias. Dalam kespontanan inilah kecekapan dalam memilihperkataan yang tepat sangat dituntut agar kelangsungan pembicara tidak dianggapbiadab, bebal atau mengguris perasaan si penerima. Menerusi pantunlah sindiran,kritikan dan teguran disuguhkan secara halus tersirat namun dapat dimengertikandalam konteks sesuatu situasi.

 

Ada beberapa syarat yangharus dipenuhi dalam sesebuah pantun yang baik iaitu:

 

Pantun ada 2 bahagian iaitu pembayang maksud atau sampiran atau pembawa maksud, dan bahagian kedua disebut maksud pantun sebenarnya. Perlu ada perhubungan antara bahagian pembayang maksud dengan maksudnya.

Perhubungan antara pembayang maksud dengan maksud, sebenarnya dapat dilihat dalam bayangan bunyi.

Mesti ada asonansi yakni bunyi yang sama.

Pembayang harus memaparkan suasana alam, maksud herus memaparkan sikap atau sifat

Ada rima tengah dan rima hujung.

Pembayang pada baris pertama mesti ada hubung kait dengan pembayang pada baris kedua dalam setiap rangkap pantun.

 

Pantun yang indah menggunakanalam sebagai pembayang. Penulis pantun perlulah mempunyai pengetahuan tentangsesuatu unsur alam yang digunakan agar ia dapat digunakan secara betul.Adakalanya seorang penulis tidak arif tentang unsur alam yang digunakansehingga menyebabkan gambaran tidak logik, tidak jelas malah tidak ketentuan maknanya.Contoh:

 

Pokok tualang di tanah rata

Jalar keladi melilitbatangnya

Jangan dihalang lidah berkata

Memang menjadi hak miliknya

 

Pembayang yang digunakanmenunjukkan bahawa penulis tidak arif tentang pokok tualang. Pokok tualangtidak tumbuh di tanah rata tetapi tumbuh di tanah berbukit. Pokok keladi berbatanglembut dan jalarnya tidak pernah memanjat, hanya menjalar saja di atas tanahlalu bagaimana ia akan melilit batang pokok tualang.

 

Satu lagi contoh:

 

Memancing tengas di tepimuara

Pokok pisang menjulang keawan

Orang yang punya lembut suara

Barulah boleh dibuat kawan

 

Baris pertama ‘memancing tengasdi tepi muara’ memberi gambaran yang tidak tepat. Ini kerana ikan tengas tidakhidup di muara tetapi di aliran air yang deras seperti air terjun dansebagainya. Hendak memancing ikan tengas perlu di tempat yang airnya deraskerana ikan tengas suka melawan arus. Pokok pisang juga tidak meninggi hingga keawan. Pokok pisang rendah saja.

 

Baris-baris pembayangberfungsi untuk membayangkan apa yang akan terjadi pada baris-baris maksud.Sebuah pantun yang baik mestilah mempunyai suasana yang sama di dalam pembayangdan maksud. Jika maksud gembira maka pembayang juga sepatutnya menggembirakan.

 

Contoh:

 

Kusangka selasih di tengah bendang

Rupanya tepus yang berduri

Kusangka kasih hingga kepetang

Rupanya putus di tengah hari

 

Di sini terdapat pembayangyang baik, tidak lari dari makna dan suasana dalam maksud. Suasana dan maknadalam pembayang adalah sama dengan maksud iaitu harapan yang kecewa. Apa yangdisangka tidak menjadi kenyataan. Yang diharap ialah selasih rupanya bukan. Iahanya pokok tepus yang berduri.

 

Lihat pula bercanggahnya duabaris pembayang dengan dua baris maksud dalam pantun ini:

 

Sudah tumbang batang kerasnya

Patah melentuk bak kenaparang

Kasih sayang tiada duanya

Hanya untuk adinda seorang

 

Maksud yang hendakdisampaikan ialah kasih sayang yang tiada duanya, sedangkan di dalam pembayangterdapat pokok yang tumbang dan patah seperti ditetak parang. Pembayangnyasedih tetapi maksudnya gembira. Ini dikatakan pantun yang pembayang danmaksudnya bercanggah.

 

Sebaik-baiknya pantun tidakmenggunakan nama orang seperti Ali, Ahmad, Salmah, Samad dan sebagainya kecualitokoh yang dikenali masyarakat seperti Hang Kasturi, Hang Jebat, Hang Tuah, DangAnum, Tun Mutahir atau nama-nama am seperti Datuk Panglima, Datuk Bendahara,Temenggong, Laksamana, Raja Muda dan sebagainya. Ada juga pengarang pantun yangmenulis menggunakan nama orang. Ini dianggap sebagai mengambil jalan mudahuntuk mendapatkan rima. Contoh:

 

Pergi ke kota rumah Pak Ali

Pergi bersama Puan Salina

Intan permata tidak terbeli

Kerana hamba miskin dan hina

 

Sebenarnya banyak lagi ilmutentang pantun yang ingin saya sampaikan tetapi waktu-waktu begini bukanlahwaktu yang tepat. Perlu ada satu lokakarya khas untuk memperkatakannya sehinggasegalanya dapat dihadam dengan jelas oleh tuan2 dan puan2.  Semoga ilmu yang sedikit ini dapat jugadiladeni dan dijadikan panduan untuk mencipta pantun pada masa akan datang.Insya-Allah

 

Sekian, terima kasih.

 

 

SYAIR

 

Terlebih dahulu saya mengucapkan jutaantahniah kepada semua peserta yang telah mengambil bahagian tadi. Pertamasekali yang perlu saya tegaskan di sini ialah kaedah menyampaikan sesebuah syair.Seseorang peserta penyampaian syair perlu menyebut tajuk syair terlebih dahulu disusuliirama syair tersebut (irama Mayang, Selendang Delima, Dandan Setia, SitiZubaidah, Tok Kenali, Perindu, Batu Belah, Siti Zubaidah, Dodoi, Narasi (Sarawak)dan sebagainya) sebelum memulakan penyampaian.

 

Syair harus dilagukan dalam artikulasiJohor Riau, bukan bahasa baku seperti sajak. Ada beberapa perkara yang harus diberiperhatian dalam menyampaikan sesebuah syair. Yang pertama ialah irama syair.Ada lebih dari 10 irama syair yang sering diperdengarkan dewasa ini. Seseorangyang ingin menyampaikan syair harus menguasai irama sesebuah syair yangdiperdengarkan kerana kebanyakan irama syair hampir sama saja iramanya jikatidak dikuasai dengan betul. Jika tidak menguasai sesebuah irama dengan mantapdikhuatiri akan tersasul ke irama lain. Ini sering berlaku terutama di pentaspertandingan. Saya bagi contoh sikit irama2 syair:

 


 SYAIR BIDASARI

(Irama SelendangDelima)

 

Anakanda sambut raja bangsawan

Diangkat diriba atas pangkuan 

Ditidurkan anakanda serta merawan

Buah hati tidurlah tuan     

 

SYAIR SITI ZUBAIDAH

(Irama SitiZubaidah)

 

Mulutnya manis bijak laksana

Barang lakunya semuanya kena

Putih kuning usul sederhana

Memberi hati gundah gulana

SYAIR KEMANGKATAN SULTAN SULAIMAN

(Irama Mayang)

 

Deli Tua negerinya itu

Kotanya kukuh berpagar batu

Pasarnya ramai bukan suatu

Tiada berbanding di zaman itu

 

Baginda berputera tiga orang jua

Laki-laki konon putera yang tua

Puteri cantik putera kedua

Parasnya elok jarang tersua

 

SYAIR WASIAT AYAHANDA SITI ZAWIYAH

(Irama Hiasan)

 

Ada kepada suatu hari

Sakit saudagar laki dan isteri

Adalah kiranya tujuh hari

Tidak bergerak kanan dan kiri

 

Saudagar tahu akan dirinya

Hampirlah mati kepada rasanya

Lalu memanggil akan anaknya

Dicium kepala dengan tangisnya

 

SYAIR NASIHAT

(Irama Batu Belah)

 

Dengarlah tuan ayah berperi

Kepada anakanda muda bestari

Nasihat kebajikan ayahanda beri

Amalkan jangan malas dan nyeri

 

Ayuhai anakanda muda remaja

Jika anakanda menjadi raja

Hati yang betul hendak disahaja

Serta rajin pada bekerja

 

SYAIR BURUNG PUNGGUK

(Irama Sarawak)

 

Pertama mula pungguk merindu

Berbunyilah guruh mendayu-dayu

Hatinya rawan bercampur pilu

Seperti dihiris dengan sembilu

 

Ketika bulan sedang berkurung

Pungguk terbang segenap lorong

Ramai bertanya sekelian burung

Punggguk wahai mengapa nan murung

 

SYAIR BERBUATLAH JASA

(Irama Dodoi)

 

Buatlahjasa wahai teruna,

Hidupmubiar memberi guna,

Kamu yangmati jasa tak fana,

Asalkanbuahnya elok sempurna.

 

 

SYAIR DEFINISI ORANG BERAKAL

(Irama Perindu)

 

Orang berakalsangatlah mulia

Pakaian ambia danaulia

Barang siapamengikut dia

Itulah tandaorang bahagia

 

Kerana ia akalnyatajam

Menjadi kepalabela bermacam

Jikalau matamelihatkan kejam

Disebutlahjalannya ia tersunjam

 

SYAIR MAKNA RIAK

(Irama Dandan Setia)

 

Kemudiandinyatakan makna riak

Amal ibadatkerana manusia

Itulah kebencianTuhan yang sedaya

Sebab keranasyirikkan Dia

 

Supaya disangkaianya wali

Akan dunia tidakpeduli

Hemahnya itusangatlah ali

Tetapi hatinya kedunia bertali

 

Serasa perlu ada satulokakarya khas untuk memperkatakannya tentang syair ni sehingga segalanya dapatdihadam dengan jelas oleh tuan2 dan puan2.  Semoga ilmu yang sedikit ini dapat jugadiladeni dan dijadikan panduan untuk mencipta pantun pada masa akan datang.Insya-Allah. Sekian, terima kasih.

 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:05

  PANTUN   Terlebih dahulu saya mengucapkan jutaan tahnia...

 

PANTUN

 

Terlebih dahulu saya mengucapkan jutaan tahniah kepada semua peserta yang telah mengambil bahagian tadi. Sesungguhnya pantun adalah imejan kebijaksanaan minda orang Melayu zaman dulu. Suatu binaan pola berfikir yang mencerminkan bangsa Melayu secara keseluruhan. Pilihan kata perlu tepat, akan memberikan makna yang hebat. Oleh yang demikian manifestasi penciptaan pantun daripada pelbagai latar belakang sosial seseorang seniman menunjukkan hasil yang beragam, iaitu ada pantun yang baik, sederhana dan kurang baik. Pantun yang baik haruslah mencerminkan ketepatan pilihan kata, bunyi berentak dengan muzik bahasa yang mengasyikkan serta memancarkan makna yang dimengertikan oleh pendengarnya. Kata-kata yang lebih diutamakan ialah kata-kata yang bersuku dua kerana kata-kata ini lebih seimbang. Dalam bilangan perkataan, sebaiknya tidak lebih dari empat dan kurang dari tiga perkataan pada tiap-tiap kerat. Sukatan-sukatan ini penting kerana bunyi dan bilangan rentaknya.

 

Oleh sebab pantun adalah hasil komunikasi bersemuka, saling mendepani maka pantun yang dilontarkan harus bijaksana, halus dan berkias. Dalam kespontanan inilah kecekapan dalam memilih perkataan yang tepat sangat dituntut agar kelangsungan pembicara tidak dianggap biadab, bebal atau mengguris perasaan si penerima. Menerusi pantunlah sindiran, kritikan dan teguran disuguhkan secara halus tersirat namun dapat dimengertikan dalam konteks sesuatu situasi.

 

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam sesebuah pantun yang baik iaitu:

 

Pantun ada 2 bahagian iaitu pembayang maksud atau sampiran atau pembawa maksud, dan bahagian kedua disebut maksud pantun sebenarnya. Perlu ada perhubungan antara bahagian pembayang maksud dengan maksudnya.

Perhubungan antara pembayang maksud dengan maksud, sebenarnya dapat dilihat dalam bayangan bunyi.

Mesti ada asonansi yakni bunyi yang sama.

Pembayang harus memaparkan suasana alam, maksud herus memaparkan sikap atau sifat

Ada rima tengah dan rima hujung.

Pembayang pada baris pertama mesti ada hubung kait dengan pembayang pada baris kedua dalam setiap rangkap pantun.

 

Pantun yang indah menggunakan alam sebagai pembayang. Penulis pantun perlulah mempunyai pengetahuan tentang sesuatu unsur alam yang digunakan agar ia dapat digunakan secara betul. Adakalanya seorang penulis tidak arif tentang unsur alam yang digunakan sehingga menyebabkan gambaran tidak logik, tidak jelas malah tidak ketentuan maknanya. Contoh:

 

Pokok tualang di tanah rata

Jalar keladi melilit batangnya

Jangan dihalang lidah berkata

Memang menjadi hak miliknya

 

Pembayang yang digunakan menunjukkan bahawa penulis tidak arif tentang pokok tualang. Pokok tualang tidak tumbuh di tanah rata tetapi tumbuh di tanah berbukit. Pokok keladi berbatang lembut dan jalarnya tidak pernah memanjat, hanya menjalar saja di atas tanah lalu bagaimana ia akan melilit batang pokok tualang.

 

Satu lagi contoh:

 

Memancing tengas di tepi muara

Pokok pisang menjulang ke awan

Orang yang punya lembut suara

Barulah boleh dibuat kawan

 

Baris pertama ‘memancing tengas di tepi muara’ memberi gambaran yang tidak tepat. Ini kerana ikan tengas tidak hidup di muara tetapi di aliran air yang deras seperti air terjun dan sebagainya. Hendak memancing ikan tengas perlu di tempat yang airnya deras kerana ikan tengas suka melawan arus. Pokok pisang juga tidak meninggi hingga ke awan. Pokok pisang rendah saja.

 

Baris-baris pembayang berfungsi untuk membayangkan apa yang akan terjadi pada baris-baris maksud. Sebuah pantun yang baik mestilah mempunyai suasana yang sama di dalam pembayang dan maksud. Jika maksud gembira maka pembayang juga sepatutnya menggembirakan.

 

Contoh:

 

Kusangka selasih di tengah bendang

Rupanya tepus yang berduri

Kusangka kasih hingga ke petang

Rupanya putus di tengah hari

 

Di sini terdapat pembayang yang baik, tidak lari dari makna dan suasana dalam maksud. Suasana dan makna dalam pembayang adalah sama dengan maksud iaitu harapan yang kecewa. Apa yang disangka tidak menjadi kenyataan. Yang diharap ialah selasih rupanya bukan. Ia hanya pokok tepus yang berduri.

 

Lihat pula bercanggahnya dua baris pembayang dengan dua baris maksud dalam pantun ini:

 

Sudah tumbang batang kerasnya

Patah melentuk bak kena parang

Kasih sayang tiada duanya

Hanya untuk adinda seorang

 

Maksud yang hendak disampaikan ialah kasih sayang yang tiada duanya, sedangkan di dalam pembayang terdapat pokok yang tumbang dan patah seperti ditetak parang. Pembayangnya sedih tetapi maksudnya gembira. Ini dikatakan pantun yang pembayang dan maksudnya bercanggah.

 

Sebaik-baiknya pantun tidak menggunakan nama orang seperti Ali, Ahmad, Salmah, Samad dan sebagainya kecuali tokoh yang dikenali masyarakat seperti Hang Kasturi, Hang Jebat, Hang Tuah, Dang Anum, Tun Mutahir atau nama-nama am seperti Datuk Panglima, Datuk Bendahara, Temenggong, Laksamana, Raja Muda dan sebagainya. Ada juga pengarang pantun yang menulis menggunakan nama orang. Ini dianggap sebagai mengambil jalan mudah untuk mendapatkan rima. Contoh:

 

Pergi ke kota rumah Pak Ali

Pergi bersama Puan Salina

Intan permata tidak terbeli

Kerana hamba miskin dan hina

 

Sebenarnya banyak lagi ilmu tentang pantun yang ingin saya sampaikan tetapi waktu-waktu begini bukanlah waktu yang tepat. Perlu ada satu lokakarya khas untuk memperkatakannya sehingga segalanya dapat dihadam dengan jelas oleh tuan2 dan puan2.  Semoga ilmu yang sedikit ini dapat juga diladeni dan dijadikan panduan untuk mencipta pantun pada masa akan datang. Insya-Allah

 

Sekian, terima kasih.

 

 

SYAIR

 

Terlebih dahulu saya mengucapkan jutaan tahniah kepada semua peserta yang telah mengambil bahagian tadi. Pertama sekali yang perlu saya tegaskan di sini ialah kaedah menyampaikan sesebuah syair. Seseorang peserta penyampaian syair perlu menyebut tajuk syair terlebih dahulu disusuli irama syair tersebut (irama Mayang, Selendang Delima, Dandan Setia, Siti Zubaidah, Tok Kenali, Perindu, Batu Belah, Siti Zubaidah, Dodoi, Narasi (Sarawak) dan sebagainya) sebelum memulakan penyampaian.

 

Syair harus dilagukan dalam artikulasi Johor Riau, bukan bahasa baku seperti sajak. Ada beberapa perkara yang harus diberi perhatian dalam menyampaikan sesebuah syair. Yang pertama ialah irama syair. Ada lebih dari 10 irama syair yang sering diperdengarkan dewasa ini. Seseorang yang ingin menyampaikan syair harus menguasai irama sesebuah syair yang diperdengarkan kerana kebanyakan irama syair hampir sama saja iramanya jika tidak dikuasai dengan betul. Jika tidak menguasai sesebuah irama dengan mantap dikhuatiri akan tersasul ke irama lain. Ini sering berlaku terutama di pentas pertandingan. Saya bagi contoh sikit irama2 syair:

 


 SYAIR BIDASARI

(Irama Selendang Delima)

 

Anakanda sambut raja bangsawan

Diangkat diriba atas pangkuan 

Ditidurkan anakanda serta merawan

Buah hati tidurlah tuan     

 

SYAIR SITI ZUBAIDAH

(Irama Siti Zubaidah)

 

Mulutnya manis bijak laksana

Barang lakunya semuanya kena

Putih kuning usul sederhana

Memberi hati gundah gulana

SYAIR KEMANGKATAN SULTAN SULAIMAN

(Irama Mayang)

 

Deli Tua negerinya itu

Kotanya kukuh berpagar batu

Pasarnya ramai bukan suatu

Tiada berbanding di zaman itu

 

Baginda berputera tiga orang jua

Laki-laki konon putera yang tua

Puteri cantik putera kedua

Parasnya elok jarang tersua

 

SYAIR WASIAT AYAHANDA SITI ZAWIYAH

(Irama Hiasan)

 

Ada kepada suatu hari

Sakit saudagar laki dan isteri

Adalah kiranya tujuh hari

Tidak bergerak kanan dan kiri

 

Saudagar tahu akan dirinya

Hampirlah mati kepada rasanya

Lalu memanggil akan anaknya

Dicium kepala dengan tangisnya

 

SYAIR NASIHAT

(Irama Batu Belah)

 

Dengarlah tuan ayah berperi

Kepada anakanda muda bestari

Nasihat kebajikan ayahanda beri

Amalkan jangan malas dan nyeri

 

Ayuhai anakanda muda remaja

Jika anakanda menjadi raja

Hati yang betul hendak disahaja

Serta rajin pada bekerja

 

SYAIR BURUNG PUNGGUK

(Irama Sarawak)

 

Pertama mula pungguk merindu

Berbunyilah guruh mendayu-dayu

Hatinya rawan bercampur pilu

Seperti dihiris dengan sembilu

 

Ketika bulan sedang berkurung

Pungguk terbang segenap lorong

Ramai bertanya sekelian burung

Punggguk wahai mengapa nan murung

 

SYAIR BERBUATLAH JASA

(Irama Dodoi)

 

Buatlah jasa wahai teruna,

Hidupmu biar memberi guna,

Kamu yang mati jasa tak fana,

Asalkan buahnya elok sempurna.

 

 

SYAIR DEFINISI ORANG BERAKAL

(Irama Perindu)

 

Orang berakal sangatlah mulia

Pakaian ambia dan aulia

Barang siapa mengikut dia

Itulah tanda orang bahagia

 

Kerana ia akalnya tajam

Menjadi kepala bela bermacam

Jikalau mata melihatkan kejam

Disebutlah jalannya ia tersunjam

 

SYAIR MAKNA RIAK

(Irama Dandan Setia)

 

Kemudian dinyatakan makna riak

Amal ibadat kerana manusia

Itulah kebencian Tuhan yang sedaya

Sebab kerana syirikkan Dia

 

Supaya disangka ianya wali

Akan dunia tidak peduli

Hemahnya itu sangatlah ali

Tetapi hatinya ke dunia bertali

 

Serasa perlu ada satu lokakarya khas untuk memperkatakannya tentang syair ni sehingga segalanya dapat dihadam dengan jelas oleh tuan2 dan puan2.  Semoga ilmu yang sedikit ini dapat juga diladeni dan dijadikan panduan untuk mencipta pantun pada masa akan datang. Insya-Allah. Sekian, terima kasih.

 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:05

pantun:(45 rangkap)NEGERISELANGOR MAJU BERBUDAYA Kebarung...

pantun:(45 rangkap)
NEGERISELANGOR MAJU BERBUDAYA
 
Kebarungbasah dijemur puteri,
Istanabahari tepian sumur;
Dengarlahkisah hamba berperi,
Sebuahnegeri maju dan makmur.

 

Pohonbintangor pinggiran paya,
Tempatbermadah pujangga berhelah;
NegeriSelangor maju berbudaya,
Terkenalsudah sembilan daerah.

 

Besikarat bersepuh gangsa,
Dibuatbaju pahlawan Persia;
Terletakdi barat Banjaran Titiwangsa,
Negeritermaju dalam Malaysia.

 

Ikantemoleh berat timbangan,
Kelibersengat di dalam balang;
Diairioleh empat lembangan,
SungaiLangat dan Sungai Klang.

 

Pokokbongor akar terbenam,
Dibebatrotan anak petani;
SungaiSelangor dan Sungai Bernam,
Lembanganselatan negeri ini.

 

Malinjaditanam padi berhuma,
Rancaknian benih ditabur;
SabakBernam daerah pertama,
Tanahpertanian makmur dan subur.

 

Rajinbersenam tempawan puteri,
Disumur segar bersintok mandi;
SahabatBerenam legenda berperi,
Dikubur keramat tempat semadi.

 

Sulurkeladi dan cabai rawit,
Subursama tepian jerami;
Nyiur,padi dan kelapa sawit,
Tanamanutama sumber ekonomi.

 

Tumbuhsubur pohon bongor,
Berbungaindah tepian puri;
Daerahmashyur Hulu Selangor,
AmpangPecah sejarah berperi.

 

Akarbintangor dalam ke dasar,
Naungsaga longgok jerami;
HuluSelangor daerah terbesar,
Projekmega pemacu ekonomi.

 

Burungpegar memakan padi,
Didalam tajau tersimpan keri;
Daerahsegar alam semulajadi,
Kawasanhijau kehidupan lestari,

 

Pokokbongor tepian telaga,
Ditakekparang berbentuk pusar;
KualaSelangor daerah ketiga,
TanjungKarang mukim terbesar.

 

Bayuberhembus segar terasa,
Tepianrawa itik berlari;
Tariandabus kesenian bangsa,
BudayaJawa warisan lestari.

 

Batangbintangor ditarah-tarah,
Bakarjerami panggang haruan;
KualaSelangor Indah Bersejarah,
Sloganresmi penjana kemajuan.

 

Masakgula inti ketupat,
Sajianbermusim bersama jiran;
Gombakpula daerah keempat,
Limamukim kawasan pentadbiran.

 

Gagakmelanda rebah punggur,
Ganasbertempur mengundang kesal;
Daerahtermuda negeri Selangor,
KualaLumpur tempat berasal.

 

Terkumpuldi arkib ruang biara,
Semuakoleksi agama disanjung;
BatuCaves dan Zoo Negara,
Dualokasi ramai pengunjung.

 

Bungadelima madu sialang,
Pinggirantelaga berair tohor;
Daerahkelima ialah Klang,
BandarDiraja sudah tersohor.

 

Pokoksaga pokok bintangor,
Suburkeladi tumbuh berdiri;
Bandarketiga terbesar di Selangor,
Pernahmenjadi ibu negeri.

 

Hujanmembasah rumpunan bayam,
Dipagarbatu dikawal selia;
IstanaAlam Shah tempat semayam,
DuliTuanku Yang Maha Mulia.

 

Pokokpala subur ditanam,
Benihterpilih dari kuala;
Petalingpula daerah keenam,
Lombongbijih petempatan bermula.

 

Memasangtanju di naung bintangor,
Pencerahsajian untuk tetamu;
Daerahtermaju Negeri Selangor,
Pusatpengajian pelbagai ilmu.

 

Dihulursalam hati tertarik,
Pedagangjauhari batu delima;
ShahAlam Bandaraya Anggerik,
Ibunegeri Selangor ternama.

 

Nasilengat musim tengkujuh,
Penganandikacau di atas bara;
HuluLangat daerah ketujuh,
Kayamenghijau nyaman sejahtera.

 

Panglimabercakak di naung rambai,
Sembariberbalah makan ketupat;
SungaiCongkak dan Sungai Gabai,
Tempatberkelah warga setempat.

 

Ayatdikarang berjela panjang,
Untukpesanan si gadis ayu;
Sudahterkenal Sate Kajang,
Simbolmakanan tradisi Melayu.

 

Ikanselangat di atas papan,
Dijemurkering di luar bangsal;
KualaLangat daerah kelapan,
BandarTemasya tapak berasal.

 

Sungguhtenang waktu maghrib,
Azanberalun jemaah menunggu;
PantaiKelanang dan Pantai Morib,
Ramaipengunjung setiap minggu.

 

Hinggapmari burung tekukur,
Merdusuaranya tiap ketika;
MahMeri etnik tersohor,
Budayabangsanya kaya estetika.

 

Dahanlekir pucuk berhimpang,
Pokoktualang tingginya sama;
Daerahterakhir ialah Sepang,
BaganLalang pantai ternama.

 

Gadismegah indah kurnia,
Molekberhemah laksana ratu;
Sudahgah seantero dunia,
Tuanrumah Formula Satu.
 
Tidurbaring si anak lanang,
Turunmenjala di angin semilir;
TarianPiring masyarakat Minang,
Senibermula di Jenderam Hilir.

 

Jangandimakan putik mengkudu,
Buahgedangsa gugur di taman;
Selangortegakkan warisan Melayu,
Kejorabangsa zaman berzaman.

 

Suburlalang di tanah rata,
Hinggapdi dahan burung pekaka;
Mantapcemerlang budaya kita,
Nadikeutuhan Selangor merdeka.

 

Pohonsena di tanah lanar,
Akarkeduduk disayat-sayat;
Budayalaksana jamung bersinar,
Memanduhidup sepanjang hayat.

 

Bungasemambu gerbak setanggi,
Diatap genting hinggap sang helang;
BudayaMelayu martabatnya tinggi,
Asetterpenting Selangor gemilang.

 

Hinggapkelkatu di dahan senduduk,
Kembojasubur tepian pangkalan;
BudayaMelayu penyuluh hidup,
Laksanaobor penerang jalan.

 

Pohonpauh pinggiran paya,
Istanakayu ukiran di tangga;
Pancangteguh pilar budaya,
WarisanMelayu khazanah berharga.

 

Logamgangsa dibuat acuan,
Buatantangan berhias tiara;
Warisanbangsa katalis penyatuan,
Dibawah naungan wawasan negara.

 

Bungasendalu hiasan nyonya,
Terunabersila riang bersenda;
WarisanSelangor tinggi nilainya,
Maruahbangsa murup di persada.

 

Akarkayu dibuat tongkat,
Batangpelam keras bersaka;
WarisanMelayu kejora hikmat,
Citrakeunggulan bangsa merdeka.

 

Burunggagak terbang bergaya,
Mentarijingga berbaur gangsa;
Budayatonggak negara berjaya,
Penyatuwarga sepanjang masa.

 

Anakgahara bergurau senda,
Lenggokmendayu tarian randai;
Biarprahara datang melanda,
WarisanMelayu tidak digadai.

 

Ukirankayu dijaga selia,
Batangpunggur reput di bawah;
WarisanMelayu di persada mulia,
NegeriSelangor penjana maruah.

 

Sungguhsantun gadis Sekincan,
Mesramenegur berbaju kebaya;
Begitulahpantun hamba paparkan,
PeriSelangor Maju Berbudaya.

 

SMAHADZIR
Banting,Selangor
@Hakciptaterpelihara
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:04

 PANTUN (45rangkap) Negeri Selangor Maju Berbudaya Kebaru...

 

PANTUN (45rangkap)

 

Negeri Selangor

Maju Berbudaya

 

Kebarung basah dijemur puteri,

Istana bahari tepian sumur;

Dengarlah kisah hamba berperi,

Sebuah negeri maju dan makmur.

 

Pohon bintangor pinggiran paya,

Tempat bermadah pujangga berhelah;

Negeri Selangor maju berbudaya,

Terkenal sudah sembilan daerah.

 

Besi karat bersepuh gangsa,

Dibuat baju pahlawan Persia;

Terletak di barat Banjaran Titiwangsa,

Negeri termaju dalam Malaysia.

 

Ikan temoleh berat timbangan,

Keli bersengat di dalam balang;

Diairi oleh empat lembangan,

Sungai Langat dan Sungai Klang.

 

Pokok bongor akar terbenam,

Dibebat rotan anak petani;

Sungai Selangor dan Sungai Bernam,

Lembangan selatan negeri ini.

 

Malinja ditanam padi berhuma,

Rancak nian benih ditabur;

Sabak Bernam daerah pertama,

Tanah pertanian makmur dan subur.

 

Rajin bersenam tempawan puteri,

Di sumur segar bersintok mandi;

Sahabat Berenam legenda berperi,

Di kubur keramat tempat semadi.

 

 

Sulur keladi dan cabai rawit,

Subur sama tepian jerami;

Nyiur, padi dan kelapa sawit,

Tanaman utama sumber ekonomi.

 

Tumbuh subur pohon bongor,

Berbunga indah tepian puri;

Daerah mashyur Hulu Selangor,

Ampang Pecah sejarah berperi.

 

Akar bintangor dalam ke dasar,

Naung saga longgok jerami;

Hulu Selangor daerah terbesar,

Projek mega pemacu ekonomi.

 

Burung pegar memakan padi,

Di dalam tajau tersimpan keri;

Daerah segar alam semulajadi,

Kawasan hijau kehidupan lestari,

 

Pokok bongor tepian telaga,

Ditakek parang berbentuk pusar;

Kuala Selangor daerah ketiga,

Tanjung Karang mukim terbesar.

 

Bayu berhembus segar terasa,

Tepian rawa itik berlari;

Tarian dabus kesenian bangsa,

Budaya Jawa warisan lestari.

 

Batang bintangor ditarah-tarah,

Bakar jerami panggang haruan;

Kuala Selangor Indah Bersejarah,

Slogan resmi penjana kemajuan.

 

Masak gula inti ketupat,

Sajian bermusim bersama jiran;

Gombak pula daerah keempat,

Lima mukim kawasan pentadbiran.

 

Gagak melanda rebah punggur,

Ganas bertempur mengundang kesal;

Daerah termuda negeri Selangor,

Kuala Lumpur tempat berasal.

 

Terkumpul di arkib ruang biara,

Semua koleksi agama disanjung;

Batu Caves dan Zoo Negara,

Dua lokasi ramai pengunjung.

 

Bunga delima madu sialang,

Pinggiran telaga berair tohor;

Daerah kelima ialah Klang,

Bandar Diraja sudah tersohor.

 

Pokok saga pokok bintangor,

Subur keladi tumbuh berdiri;

Bandar ketiga terbesar di Selangor,

Pernah menjadi ibu negeri.

 

Hujan membasah rumpunan bayam,

Dipagar batu dikawal selia;

Istana Alam Shah tempat semayam,

Duli Tuanku Yang Maha Mulia.

 

Pokok pala subur ditanam,

Benih terpilih dari kuala;

Petaling pula daerah keenam,

Lombong bijih petempatan bermula.

 

Memasang tanju di naung bintangor,

Pencerah sajian untuk tetamu;

Daerah termaju Negeri Selangor,

Pusat pengajian pelbagai ilmu.

 

Dihulur salam hati tertarik,

Pedagang jauhari batu delima;

Shah Alam Bandaraya Anggerik,

Ibu negeri Selangor ternama.

 

Nasi lengat musim tengkujuh,

Penganan dikacau di atas bara;

Hulu Langat daerah ketujuh,

Kaya menghijau nyaman sejahtera.

 

Panglima bercakak di naung rambai,

Sembari berbalah makan ketupat;

Sungai Congkak dan Sungai Gabai,

Tempat berkelah warga setempat.

 

Ayat dikarang berjela panjang,

Untuk pesanan si gadis ayu;

Sudah terkenal Sate Kajang,

Simbol makanan tradisi Melayu.

 

Ikan selangat di atas papan,

Dijemur kering di luar bangsal;

Kuala Langat daerah kelapan,

Bandar Temasya tapak berasal.

 

Sungguh tenang waktu maghrib,

Azan beralun jemaah menunggu;

Pantai Kelanang dan Pantai Morib,

Ramai pengunjung setiap minggu.

 

Hinggap mari burung tekukur,

Merdu suaranya tiap ketika;

Mah Meri etnik tersohor,

Budaya bangsanya kaya estetika.

 

Dahan lekir pucuk berhimpang,

Pokok tualang tingginya sama;

Daerah terakhir ialah Sepang,

Bagan Lalang pantai ternama.

 

Gadis megah indah kurnia,

Molek berhemah laksana ratu;

Sudah gah seantero dunia,

Tuan rumah Formula Satu.

 

Tidur baring si anak lanang,

Turun menjala di angin semilir;

Tarian Piring masyarakat Minang,

Seni bermula di Jenderam Hilir.

 

Jangandimakan putik mengkudu,

Buahgedangsa gugur di taman;

Selangor tegakkanwarisan Melayu,

Kejorabangsa zaman berzaman.

 

Suburlalang di tanah rata,

Hinggapdi dahan burung pekaka;

Mantapcemerlang budaya kita,

Nadi keutuhan Selangor merdeka.

 

Pohon sena ditanah lanar,

Akar kedudukdisayat-sayat;

Budaya laksanajamung bersinar,

Memandu hidupsepanjang hayat.

 

Bungasemambu gerbak setanggi,

Diatap genting hinggap sang helang;

BudayaMelayu martabatnya tinggi,

Asetterpenting Selangor gemilang.

 

Hinggap kelkatu di dahan senduduk,

Kemboja subur tepian pangkalan;

Budaya Melayu penyuluh hidup,

Laksana obor penerang jalan.

 

Pohon pauh pinggiran paya,

Istana kayu ukiran di tangga;

Pancang teguh pilar budaya,

Warisan Melayu khazanahberharga.

 

Logam gangsadibuat acuan,

Buatantangan berhias tiara;

Warisanbangsa katalis penyatuan,

Di bawahnaungan wawasan negara.

 

Bungasendalu hiasan nyonya,

Terunabersila riang bersenda;

WarisanSelangor tinggi nilainya,

Maruahbangsa murup di persada.

 

Akar kayu dibuat tongkat,

Batang pelam keras bersaka;

Warisan Melayu kejora hikmat,

Citra keunggulan bangsamerdeka.

 

Burung gagak terbang bergaya,

Mentari jingga berbaur gangsa;

Budaya tonggak negara berjaya,

Penyatu warga sepanjang masa.

 

Anak gahara bergurau senda,

Lenggok mendayu tarian randai;

Biar prahara datang melanda,

Warisan Melayu tidak digadai.

 

Ukiran kayu dijaga selia,

Batang punggur reput di bawah;

Warisan Melayu di persadamulia,

Negeri Selangor penjanamaruah.

 

Sungguh santun gadis Sekincan,

Mesra menegur berbaju kebaya;

Begitulah pantun hamba paparkan,

Peri Selangor Maju Berbudaya.

 

SMAHADZIR

Banting, Selangor

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:04

 PANTUN (45 rangkap)   Negeri Selangor Maju Berbudaya   ...

 

PANTUN (45 rangkap)

 

Negeri Selangor

Maju Berbudaya

 

Kebarung basah dijemur puteri,

Istana bahari tepian sumur;

Dengarlah kisah hamba berperi,

Sebuah negeri maju dan makmur.

 

Pohon bintangor pinggiran paya,

Tempat bermadah pujangga berhelah;

Negeri Selangor maju berbudaya,

Terkenal sudah sembilan daerah.

 

Besi karat bersepuh gangsa,

Dibuat baju pahlawan Persia;

Terletak di barat Banjaran Titiwangsa,

Negeri termaju dalam Malaysia.

 

Ikan temoleh berat timbangan,

Keli bersengat di dalam balang;

Diairi oleh empat lembangan,

Sungai Langat dan Sungai Klang.

 

Pokok bongor akar terbenam,

Dibebat rotan anak petani;

Sungai Selangor dan Sungai Bernam,

Lembangan selatan negeri ini.

 

Malinja ditanam padi berhuma,

Rancak nian benih ditabur;

Sabak Bernam daerah pertama,

Tanah pertanian makmur dan subur.

 

Rajin bersenam tempawan puteri,

Di sumur segar bersintok mandi;

Sahabat Berenam legenda berperi,

Di kubur keramat tempat semadi.

 

 

Sulur keladi dan cabai rawit,

Subur sama tepian jerami;

Nyiur, padi dan kelapa sawit,

Tanaman utama sumber ekonomi.

 

Tumbuh subur pohon bongor,

Berbunga indah tepian puri;

Daerah mashyur Hulu Selangor,

Ampang Pecah sejarah berperi.

 

Akar bintangor dalam ke dasar,

Naung saga longgok jerami;

Hulu Selangor daerah terbesar,

Projek mega pemacu ekonomi.

 

Burung pegar memakan padi,

Di dalam tajau tersimpan keri;

Daerah segar alam semulajadi,

Kawasan hijau kehidupan lestari,

 

Pokok bongor tepian telaga,

Ditakek parang berbentuk pusar;

Kuala Selangor daerah ketiga,

Tanjung Karang mukim terbesar.

 

Bayu berhembus segar terasa,

Tepian rawa itik berlari;

Tarian dabus kesenian bangsa,

Budaya Jawa warisan lestari.

 

Batang bintangor ditarah-tarah,

Bakar jerami panggang haruan;

Kuala Selangor Indah Bersejarah,

Slogan resmi penjana kemajuan.

 

Masak gula inti ketupat,

Sajian bermusim bersama jiran;

Gombak pula daerah keempat,

Lima mukim kawasan pentadbiran.

 

Gagak melanda rebah punggur,

Ganas bertempur mengundang kesal;

Daerah termuda negeri Selangor,

Kuala Lumpur tempat berasal.

 

Terkumpul di arkib ruang biara,

Semua koleksi agama disanjung;

Batu Caves dan Zoo Negara,

Dua lokasi ramai pengunjung.

 

Bunga delima madu sialang,

Pinggiran telaga berair tohor;

Daerah kelima ialah Klang,

Bandar Diraja sudah tersohor.

 

Pokok saga pokok bintangor,

Subur keladi tumbuh berdiri;

Bandar ketiga terbesar di Selangor,

Pernah menjadi ibu negeri.

 

Hujan membasah rumpunan bayam,

Dipagar batu dikawal selia;

Istana Alam Shah tempat semayam,

Duli Tuanku Yang Maha Mulia.

 

Pokok pala subur ditanam,

Benih terpilih dari kuala;

Petaling pula daerah keenam,

Lombong bijih petempatan bermula.

 

Memasang tanju di naung bintangor,

Pencerah sajian untuk tetamu;

Daerah termaju Negeri Selangor,

Pusat pengajian pelbagai ilmu.

 

Dihulur salam hati tertarik,

Pedagang jauhari batu delima;

Shah Alam Bandaraya Anggerik,

Ibu negeri Selangor ternama.

 

Nasi lengat musim tengkujuh,

Penganan dikacau di atas bara;

Hulu Langat daerah ketujuh,

Kaya menghijau nyaman sejahtera.

 

Panglima bercakak di naung rambai,

Sembari berbalah makan ketupat;

Sungai Congkak dan Sungai Gabai,

Tempat berkelah warga setempat.

 

Ayat dikarang berjela panjang,

Untuk pesanan si gadis ayu;

Sudah terkenal Sate Kajang,

Simbol makanan tradisi Melayu.

 

Ikan selangat di atas papan,

Dijemur kering di luar bangsal;

Kuala Langat daerah kelapan,

Bandar Temasya tapak berasal.

 

Sungguh tenang waktu maghrib,

Azan beralun jemaah menunggu;

Pantai Kelanang dan Pantai Morib,

Ramai pengunjung setiap minggu.

 

Hinggap mari burung tekukur,

Merdu suaranya tiap ketika;

Mah Meri etnik tersohor,

Budaya bangsanya kaya estetika.

 

Dahan lekir pucuk berhimpang,

Pokok tualang tingginya sama;

Daerah terakhir ialah Sepang,

Bagan Lalang pantai ternama.

 

Gadis megah indah kurnia,

Molek berhemah laksana ratu;

Sudah gah seantero dunia,

Tuan rumah Formula Satu.

 

Tidur baring si anak lanang,

Turun menjala di angin semilir;

Tarian Piring masyarakat Minang,

Seni bermula di Jenderam Hilir.

 

Jangan dimakan putik mengkudu,

Buah gedangsa gugur di taman;

Selangor tegakkan warisan Melayu,

Kejora bangsa zaman berzaman.

 

Subur lalang di tanah rata,

Hinggap di dahan burung pekaka;

Mantap cemerlang budaya kita,

Nadi keutuhan Selangor merdeka.

 

Pohon sena di tanah lanar,

Akar keduduk disayat-sayat;

Budaya laksana jamung bersinar,

Memandu hidup sepanjang hayat.

 

Bunga semambu gerbak setanggi,

Di atap genting hinggap sang helang;

Budaya Melayu martabatnya tinggi,

Aset terpenting Selangor gemilang.

 

Hinggap kelkatu di dahan senduduk,

Kemboja subur tepian pangkalan;

Budaya Melayu penyuluh hidup,

Laksana obor penerang jalan.

 

Pohon pauh pinggiran paya,

Istana kayu ukiran di tangga;

Pancang teguh pilar budaya,

Warisan Melayu khazanah berharga.

 

Logam gangsa dibuat acuan,

Buatan tangan berhias tiara;

Warisan bangsa katalis penyatuan,

Di bawah naungan wawasan negara.

 

Bunga sendalu hiasan nyonya,

Teruna bersila riang bersenda;

Warisan Selangor tinggi nilainya,

Maruah bangsa murup di persada.

 

Akar kayu dibuat tongkat,

Batang pelam keras bersaka;

Warisan Melayu kejora hikmat,

Citra keunggulan bangsa merdeka.

 

Burung gagak terbang bergaya,

Mentari jingga berbaur gangsa;

Budaya tonggak negara berjaya,

Penyatu warga sepanjang masa.

 

Anak gahara bergurau senda,

Lenggok mendayu tarian randai;

Biar prahara datang melanda,

Warisan Melayu tidak digadai.

 

Ukiran kayu dijaga selia,

Batang punggur reput di bawah;

Warisan Melayu di persada mulia,

Negeri Selangor penjana maruah.

 

Sungguh santun gadis Sekincan,

Mesra menegur berbaju kebaya;

Begitulah pantun hamba paparkan,

Peri Selangor Maju Berbudaya.

 

SMAHADZIR

Banting, Selangor

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:04

 syair:CERITERASELANGOR NEGERI JAUHARI DenganBismillah ha...

 

syair:
CERITERASELANGOR NEGERI JAUHARI

 

DenganBismillah hamba berperi,
CeriteraSelangor negeri jauhari,
Usahakerajaan bijak bestari,
Berlangkassudah sejak bahari.

 

Ceriterahamba bukan sembarang,
Terbitdari hati nan seorang,
Inginberkongsi kisah bersarang,
Buatibarah pedoman nan terang.

 

KerajaanSelangor nan mulia hati,
Kepadarakyat polos berbakti,
Layaknyaair ma’al hayati,
Sucidan ikhlas murni sejati.

 

NegeriSelangor bersalut sejarah,
Sukadan duka dibuat ibarah,
Jasakerajaan ikhlas dicurah,
Walausengsara terluka parah.

 

Semarakusaha tak pernah layu,
Keranamertabatkan warisan Melayu,
Takgentar kalah pujuk dan rayu,
Bercuratekadnya bak sebatang kayu.

 

BudayaMelayu sangat sempurna,
Warisannan indah terlalu behena,
Sopanmelimpah anta permana,
Diamalwarga mulia dan hina.

 

NegeriSelangor negeri berdaulat,
BudayaMelayu menjadi alat,
Penyatuhubungan menjunjung adat,
Gemilangmenempa nama dan kudrat.

 

Bakjentayu terbang handalan,
Dengansemangat dahulu berjalan,
Diiringtekad berambal-ambalan,
Demiterjulang di puncak rembulan.

 

Laksanapetani  gagah berladang,
Seratadunia Selangor berdendang,
Tiadagelugut prahara menghadang,
Asalwarisan gagah kumandang.

 

Wa’adkerajaan sudahlah terang,
BudayaMelayu sejarah terbilang,
Laksanamanikam terang benderang,
Khazanahbangsa permata gemilang.

 

Teguhsemangat maruah bangsa,
WarisanMelayu semarakkan bisa,
Meskikuasa tertinggal sisa,
Jangansekali berputus asa.

 

PemimpinSelangor menjaga negeri,
Caknawarisan bangsa sendiri,
BudayaMelayu gagah berdiri,
Teguhmerempuh onak dan duri.

 

Cintakasihlah warisan Melayu,
Sepanjanghayat nan dirgahayu,
Laksanagemala cahaya tak layu,
Takkanterhakis diterjang bayu.

 

Demikianlahsyair hamba berperi,
CeriteraSelangor negeri jauhari,
Bersamapemimpin bijak bestari,
Lestaribudaya sejak bahari.

 

SMAHADZIR
Banting,Selangor
@Hakciptaterpelihara

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:03

 SYAIR IRAMAMAYANG Ceritera Selangor Negeri Jauhari Denga...

 

SYAIR IRAMAMAYANG

 

Ceritera Selangor

Negeri Jauhari

 

Dengan Bismillah hamba berperi,

Ceritera Selangor negeri jauhari,

Usaha kerajaan bijak bestari,

Berlangkas sudah sejak bahari.

 

Ceritera hamba bukan sembarang,

Terbit dari hati nan seorang,

Ingin berkongsi kisah bersarang,

Buat ibarah pedoman nan terang.

 

Kerajaan Selangor nan mulia hati,

Kepada rakyat polos berbakti,

Layaknya air ma’al hayati,

Suci dan ikhlas murni sejati.

 

Negeri Selangor bersalut sejarah,

Suka dan duka dibuat ibarah,

Jasa kerajaan ikhlas dicurah,

Walau sengsara terluka parah.

________________________________

Semarak usaha tak pernah layu,
Kerana mertabatkan warisan Melayu,
Tak gentar kalah pujuk dan rayu,

Bercura tekadnya bak sebatang kayu.

 

Budaya Melayu sangat sempurna,

Warisan nan indah terlalu behena,

Sopan melimpah anta permana,

Diamal warga mulia dan hina.

________________________________

Negeri Selangor negeri berdaulat,

Budaya Melayu menjadi alat,

Penyatu hubungan menjunjung adat,

Gemilang menempa nama dan kudrat.

 

 

Bak jentayu terbang handalan,

Dengan semangat dahulu berjalan,

Diiring tekad berambal-ambalan,

Demi terjulang di puncak rembulan.

--------------------------------------------------

Laksana petani  gagah berladang,
Serata dunia Selangor berdendang,

Tiada gelugut prahara menghadang,

Asal warisan gagah kumandang.

 

Wa’ad kerajaan sudahlah terang,

Budaya Melayu sejarah terbilang,

Laksana manikam terang benderang,

Khazanah bangsa permata gemilang.

 

Teguh semangat maruah bangsa,

Warisan Melayu semarakkan bisa,

Meski kuasa tertinggal sisa,

Jangan sekali berputus asa.

 

Pemimpin Selangor menjaga negeri,

Cakna warisan bangsa sendiri,

Budaya Melayu gagah berdiri,

Teguh merempuh onak dan duri.

 

Cintakasihlah warisan Melayu,
Sepanjang hayat nan dirgahayu,

Laksana gemalacahaya tak layu,

Takkan terhakisditerjang bayu.

 

Demikianlahsyair hamba berperi,

CeriteraSelangor negeri jauhari,

Bersama pemimpinbijak bestari,

Lestari budayasejak bahari.

 

SMAHADZIR

Banting, Selangor

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:03

 SYAIR IRAMA MAYANG   Ceritera Selangor Negeri Jauhari  ...

 

SYAIR IRAMA MAYANG

 

Ceritera Selangor

Negeri Jauhari

 

Dengan Bismillah hamba berperi,

Ceritera Selangor negeri jauhari,

Usaha kerajaan bijak bestari,

Berlangkas sudah sejak bahari.

 

Ceritera hamba bukan sembarang,

Terbit dari hati nan seorang,

Ingin berkongsi kisah bersarang,

Buat ibarah pedoman nan terang.

 

Kerajaan Selangor nan mulia hati,

Kepada rakyat polos berbakti,

Layaknya air ma’al hayati,

Suci dan ikhlas murni sejati.

 

Negeri Selangor bersalut sejarah,

Suka dan duka dibuat ibarah,

Jasa kerajaan ikhlas dicurah,

Walau sengsara terluka parah.

________________________________

Semarak usaha tak pernah layu,
Kerana mertabatkan warisan Melayu,
Tak gentar kalah pujuk dan rayu,

Bercura tekadnya bak sebatang kayu.

 

Budaya Melayu sangat sempurna,

Warisan nan indah terlalu behena,

Sopan melimpah anta permana,

Diamal warga mulia dan hina.

________________________________

Negeri Selangor negeri berdaulat,

Budaya Melayu menjadi alat,

Penyatu hubungan menjunjung adat,

Gemilang menempa nama dan kudrat.

 

 

Bak jentayu terbang handalan,

Dengan semangat dahulu berjalan,

Diiring tekad berambal-ambalan,

Demi terjulang di puncak rembulan.

--------------------------------------------------

Laksana petani  gagah berladang,
Serata dunia Selangor berdendang,

Tiada gelugut prahara menghadang,

Asal warisan gagah kumandang.

 

Wa’ad kerajaan sudahlah terang,

Budaya Melayu sejarah terbilang,

Laksana manikam terang benderang,

Khazanah bangsa permata gemilang.

 

Teguh semangat maruah bangsa,

Warisan Melayu semarakkan bisa,

Meski kuasa tertinggal sisa,

Jangan sekali berputus asa.

 

Pemimpin Selangor menjaga negeri,

Cakna warisan bangsa sendiri,

Budaya Melayu gagah berdiri,

Teguh merempuh onak dan duri.

 

Cinta kasihlah warisan Melayu,
Sepanjang hayat nan dirgahayu,

Laksana gemala cahaya tak layu,

Takkan terhakis diterjang bayu.

 

Demikianlah syair hamba berperi,

Ceritera Selangor negeri jauhari,

Bersama pemimpin bijak bestari,

Lestari budaya sejak bahari.

 

SMAHADZIR

Banting, Selangor

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2021 05:03

Syed Mahadzir Syed Ibrahim's Blog

Syed Mahadzir Syed Ibrahim
Syed Mahadzir Syed Ibrahim isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Syed Mahadzir Syed Ibrahim's blog with rss.