Tia Setiawati's Blog, page 781

January 30, 2013

Aku Selalu Bangun Lebih Pagi

Sudah sering kukatakan, jarak jauh...



Aku Selalu Bangun Lebih Pagi

Sudah sering kukatakan, 
jarak jauh adalah pertanda, 
bahwa Tuhan ingin kita menguatkan cinta.



Maka aku ingin hati kita tetap merasa dekat, 
walau kita telah dipisahkan ribuan kilometer jarak.



Aku sudah memutuskan, 
untuk bangun lebih pagi dari waktu bangun tidurmu di sana. 



Aku ingin suaraku lah yang kau dengarkan pertama kali. 
Mengucapkan selamat pagi, 
mengecupmu walau hanya melalui elegi, 
dan mendengarkan suara kekanakanmu dengan berseri.



Aku ingin mengirimkan doa-doa, 
walau raga kita tidak nyata saling merangkul mesra. 
Aku ingin memastikan, 
kau tak melewatkan waktu sarapan. 


Aku ingin kau mengingatku, 
sebanyak aku mengingatmu.



Maka, aku akan terus bangun lebih pagi.


Kelak nanti, akan kubuatkan kau dan putra-putri kita, 
sarapan dengan penuh rasa cinta.






Jakarta, 29 Januari 2013


- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 30, 2013 08:27

January 29, 2013

Delapan Belas Musikalisasi Puisi Tambahan

Hai, teman-teman, sudah sempat cek postingan saya yang ini kan?


Ternyata masih banyak file musikalisasi puisi yang belum saya upload, hehe. Masih ada delapan belas file lagi, yang diantaranya ada musikalisasi puisi : Tahukah Kau Rasanya Mencintai Diam-diam, Ada Diam yang Perlu Kau Dengarkan, dan masih banyak lagi.


Silahkan diklik di sini dan di sini.


Enjoy! :)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 29, 2013 01:21

Aku Selalu Bangun Lebih Pagi

Sudah sering kukatakan,
jarak jauh adalah pertanda,
bahwa Tuhan ingin kita menguatkan cinta.


Maka aku ingin hati kita tetap merasa dekat,
walau kita telah dipisahkan ribuan kilometer jarak.


Aku sudah memutuskan,
untuk bangun lebih pagi dari waktu bangun tidurmu di sana.
Aku ingin suaraku lah yang kau dengarkan pertama kali.
Mengucapkan selamat pagi,
mengecupmu walau hanya melalui elegi,
dan mendengarkan suara kekanakanmu dengan berseri.


Aku ingin mengirimkan doa-doa,
walau raga kita tidak nyata saling merangkul mesra.
Aku ingin memastikan,
kau tak melewatkan waktu sarapan.
Aku ingin kau mengingatku,
sebanyak aku mengingatmu.


Maka, aku akan terus bangun lebih pagi.


Kelak nanti, akan kubuatkan kau dan putra-putri kita,
sarapan dengan penuh rasa cinta.





Jakarta, 29 Januari 2013


- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 29, 2013 00:18

January 28, 2013

"Akan kubuat ratusan syair tentang kehilangan. Agar kau tahu, bahwa tak pernah cukup kata untuk..."

“Akan kubuat ratusan syair tentang kehilangan. Agar kau tahu, bahwa tak pernah cukup kata untuk menggambarkan sedih yang ia timbulkan.”

-

Dan selalu ada pembelajaran yang dapat kau tuai, dari setiap potongan kesedihan karena kehilangan.



- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 28, 2013 23:43

Tidak Lagi, Nona!

Dahulu kau berkata,

kau akan menyelesaikan semuanya.

Selesai dengannya,

sampai tak ada lagi yang tersisa.



Namun kemudian kau meragukan dirimu sendiri.

Lalu kau menariknya kembali,

membiarkan dirimu kembali ke kisah dulu lagi.

Kisah yang selalu kau keluhkan padaku, berulang kali.



Sekarang tolong dengarkan aku, Nona.



Jika hari ini kau memutuskan untuk bersamanya,

sungguh tak akan ada rasa sesal yang tersisa dalam diriku.

Tidak lagi.

Namun kumohon berhentilah mendatangi hatiku,

dan memohon untuk diberikan tempat istimewa di situ.

Karena kau pasti tahu,

tempatmu sudah istimewa sedari dulu.

Dan jika itu terjadi hari ini,

tidak, tidak akan ada tempat istimewa itu lagi.



Jika kau memang sudah menetapkan langkahmu,

tolong jangan mengatakan padaku bahwa kau membutuhkan lebih banyak waktu.

Karena siapapun pasti tahu,

cinta mampu menggerakkan sanubarimu,

lebih cepat dari waktu yang kau perlu.



Tidak lagi, Nona.

Tolong jangan menangis mengemis rasa iba.

Karena jika kau pilih aku,

tak akan pernah ada puisi terakhir seperti ini untukmu.



Tidak lagi, Nona.

Tolong pergi saja.



Karena mungkin aku hanyalah seorang pria,

yang begitu dekat untuk tidak kau pilih,

namun begitu jauh untuk kau cintai.



Jakarta, 29 Januari 2013



- Tia Setiawati Priatna



Catatan :

Karya ini saya buat untuk menggambarkan betapa seseorang yang penuh dengan ketidakpastian dan ketakutan atas kehilangan, akan juga mengalami kehilangan.

Hidup adalah pilihan yang kau buktikan dalam perbuatan.

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 28, 2013 23:41

Kemari, duduklah dengan manis di sini.
Sudah kuseduhkan...



Kemari, duduklah dengan manis di sini.


Sudah kuseduhkan secangkir kopi sejak tadi.
Karena tak ada tenangnya pagi, yang boleh kita lewati. 


- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 28, 2013 21:54

"Jangan suka meminta untuk hilang ingatan, karena pasti yang ingin kamu lupakan sebenarnya lebih..."

“Jangan suka meminta untuk hilang ingatan, karena pasti yang ingin kamu lupakan sebenarnya lebih sedikit daripada yang ingin kamu ingat.”

- Tia Setiawati Priatna
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 28, 2013 21:52

"Daripada (seperti) terjebak dalam tubuh orang dewasa namun kelakuan masih jauh dari dewasa, lebih..."

“Daripada (seperti) terjebak dalam tubuh orang dewasa namun kelakuan masih jauh dari dewasa, lebih baik berlaku seimbang dengan usia.”

- Tia Setiawati Priatna
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 28, 2013 21:51

"Pasti ada yang tidak benar dalam dirimu, ketika kau tahu bahwa sesuatu yang kau lakukan (atau baru..."

“Pasti ada yang tidak benar dalam dirimu, ketika kau tahu bahwa sesuatu yang kau lakukan (atau baru kau niatkan) adalah tidak benar dan kau masih saja mampu bertanya kepada orang lain; ‘apakah saya salah?’”

-

Semuanya seharusnya berawal dari diri sendiri.



- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 28, 2013 16:30

"Aku tak tahu pasti apa penyebab kegagalan. Namun yang benar pasti adalah untuk tidak pernah..."

“Aku tak tahu pasti apa penyebab kegagalan. Namun yang benar pasti adalah untuk tidak pernah menyerah.”

- Tia Setiawati Priatna
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 28, 2013 16:27