Mawar Safei's Blog, page 82
July 27, 2018
Pernahkah Sdr dalam keharuan yang amat, dalam getir ...

Pernahkah Sdr dalam keharuan yang amat, dalam getir waktu, segalanya begitu mendesak untuk dirungkai. Kemudian datangnya seperti malaikat yang diutus dari langit langsung menuju di padang pertelingkahan yang didepani. Surat takdir pun melayah dengan gemalai, hinggap di ribaan dengan penuh kelegaan. Saat itu Sdr merasakan kasih sayang yang begitu merangkul. Mulus, lirih, hangat dan benar-benar melindungi. Alhamdulillah syukur.
Published on July 27, 2018 02:58
July 24, 2018
Seperti saya pernah menulis begini, tidak tertanggung ras...

Seperti saya pernah menulis begini, tidak tertanggung rasanya saat menerima nikmat, sedang banyak lagi pelanggaran yang tidak dapat dihindari. Tidak tertanggung bukan hanya di bahu tetapi seluruh perasaan yang malu dengan terlalu banyak Allah berikan. Maka saya kian menjejaki mana mana laluan mahupun bintang di langit malam yang dapat menunjuk arah. Ia untuk saya jadikan pedoman agar lebih menjadi orang yang bersyukur. Ya, selalu mahu berterima kasih. Alhamdulillahi rabbil alamin.
Published on July 24, 2018 14:25
July 22, 2018
Kembali ke labuhan sukma setelah berpergian, meletakkan b...

Kembali ke labuhan sukma setelah berpergian, meletakkan bagasi yang sarat dengan lelah dan separuhnya terpenuh dengan perenungan. Berdiri di pintu, apa yang kembali harus dirangkul adalah rutinitas. Dalam pertelingkahan antara apa yang dihasratkan dengan apa yang ditadbirkan-Nya, saya mahu segera berdoa dengan seluruh bimbang dan harap. Bukankah Allah amat dekat dengan orang yang mahu selalu memperbaiki amalannya. Itu dari al A'raf yang saya tekuni beberapa hari ini.
Published on July 22, 2018 13:39
July 21, 2018
Dia kian menjauh, saya tahu. Anehnya, dalam menjarak itu ...

Dia kian menjauh, saya tahu. Anehnya, dalam menjarak itu sebenarnya dia mahu lebih mendekat. Rindu yang sekian lama dihimpun, kadangkala hitungannya mencecah sekian pekan lalu memakan tahun. Saya juga tahu ia amat nyeri dan sering menjadi duri yang mengguncang. Namun atas nama nestapa itu, ternyata dia disorot akan jalan sabar dan berteguh. Dia bertahan untuk selamat menuju jalan datang, sejahtera menghampiri jalan yang terang.
Published on July 21, 2018 13:28
July 20, 2018
Saat berpergian, sering saya ditumbuhi sayap. Sama ada se...

Saat berpergian, sering saya ditumbuhi sayap. Sama ada sebentar nanti melayah rendah atau kemudiannya menghinggap di dahan yang sama sekali asing. Namun masih sepertinya saya berasa dekat dengan pohon sukma yang sangat bersahabat. Rindu yang sering aneh. Rindu yang tidak langka.
Published on July 20, 2018 16:15
July 17, 2018
Saya mengenalinya sejak lama. Saya mencongak, ia menghamp...

Saya mengenalinya sejak lama. Saya mencongak, ia menghampiri dua dekad. Benar. Tidak siapa tahu sepanjang itu saya mengagumi dengan membenihnya rasa ta'azim. Dengan penuh kesadaran, walau jauh daripada nyata, saya mahu terus menyimpan sendiri kemasyhurannya itu dalam dada. Dalam mengenangnya begini, saya membaca puisi lirih SDD untuk sekian kali,
hanya suara burung yang kaudengardan tak pernah kaulihat burung itutapi tahu burung itu ada di sana
Hanya desir angin yang kaurasadan tak pernah kaulihat angin itutapi percaya angin itu di sekitarmu
Hanya doaku yang bergetar malam inidan tak pernah kaulihat siapa akutapi yakin aku ada dalam dirimu.
Published on July 17, 2018 08:37
July 15, 2018
Keluar dari daerah kabut halimunan, turut membebaskan dir...

Keluar dari daerah kabut halimunan, turut membebaskan diri antara juzuk-juzuk mempesona. Ia menyeret saya ke satu penjuru. Separuh menghukum dan setengah lagi diisi dengan ingatan dan pesan agar lebih waspada. Antara hasrat bawah sedar dengan ketentuan surat takdir. Akhirnya saya berhenti di teduhan kesadaran, bukankah jalan pertaubatan itu antara jalan yang Allah cinta, jalan yang paling dinantikan daripada kita?
Published on July 15, 2018 04:23
July 13, 2018
Usai minggu-minggu Syawal, saya kian dan akan sering bert...

Usai minggu-minggu Syawal, saya kian dan akan sering berterbangan. Selalu juga apabila menjenguk kotak panjang tingkapnya, saya suka melihat kawanan awan sama ada yang berada di hujung langit atau yang berhimpun mengapung di bawah sana. Saat pesawat diselubungi kabut tebal, saya merasakan tersingkap hijab yang memisahkan saya daripada wilayah nyata. Saya memejam mata dan mula memasuki mandala halimunan. Antara rayanan dengan kenyataan, yang memisahkan kami hanya satu garis tipis - rasional. Dalam narasi awan, saya didatangi plot yang merangkul perhatian. Sesekali saya merasakan seperti menyertai dunia pari-pari. Setiap yang saya lalui sangat mengamankan dan mempesona. Sebaik kami disergah gelora antara jalan dengan persimpangan, pandangan saya kembali menangkap tingkap kecil pesawat. Saya kembali bersandar di kerusi dengan tali keselamatan yang menjerut, dengan sekilas pramugari melintas. Ya, saya kembali di sini.
Published on July 13, 2018 09:53
July 9, 2018
Saya selalu teruja, mahu sekali tahu apa yang orang ...

Saya selalu teruja, mahu sekali tahu apa yang orang lain rasa tentang saya. Mengapa geloranya begitu? Entah. Sehingga pernah saya ini dibilang, orang yang berpura-pura baik. Itu belum lagi saya dikatakan sombong, cerewet, kepala angin, mengada-ngada atau banyak lagi yang mendebarkan juga bunyinya. Mungkin lima atau sepuluh tahun dahulu saya akan menangis atau tidak tidur bermalam-malam menimbang-nimbang apa yang diperkatakan tentang saya. Tapi dalam usia menjelang separuh abad ini, seperti peniaga yang mahu memajukan syarikatnya, saya suka feedback; khusus ingin tahu yang buruk buruk tentang saya. Mengapa? Itu mungkin sahaja tanggapan yang tulus walau pedih. Rupa-rupanya begitulah orang rasa tentang saya. Rupa-rupanya saya ini masih tidak baik. Jauh sekali baiknya. Jauh sekali saya daripada ikhlas. Baru saya tahu, saya kononnya berbuat baik sebab mahu orang melihat saya ini mulia; sedangkan debu itu lebih ada manfaatnya. Allah, itu antara tuntunan untuk saya ke arah menjadi lebih baik. Semoga saya masih punya masa. Mudah-mudahan saya diberikan sisa kesempatan.
Published on July 09, 2018 01:57
July 6, 2018
AM selalu sedar, saya akan ucapkan ayat i...

AM selalu sedar, saya akan ucapkan ayat ini ketika suapan pertama, "sedapnya." Mummy selalu kata sedap walau tak sedap, giat AM. Saya antara banyak orang yang sangat menghargai makanan. Antara asuhan saya kepada AM, habiskan makan. Hargai tiap yang Allah berikan. Ucap syukur selalu setiap kali di hadapan pinggan dan apalagi apabila selesai dan berasa kenyang. Saya mahu AM dan ahli rumah rasa bersyukur kerana dapat merasai nikmat makan, setiap kali suapan. Begitu agaknya nikmat makan orang yang kelaparan atau mereka yang sukar bertemu makanan. Allah ya Allah. Saya mahu selalu menyertai perasaan orang yang sangat menanti-nanti masa makan setelah separuh hari atau seharian belum diisi rasa laparnya. Bagaimana agaknya perasaan orang yang berada di meja jamuan lebaran yang masih berlangsung di sana sini.
Published on July 06, 2018 02:03
Mawar Safei's Blog
- Mawar Safei's profile
- 15 followers
Mawar Safei isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.
