Reffi Dhinar's Blog, page 23

April 15, 2019

Red Thread: Novel Yang berbicara Tentang Topeng-Topeng Manusia




Keterangan foto tidak tersedia.Open PO



Apa yang Anda pikirkan ketika sedang jatuh cinta? Tentu saja sosok si dia nampak serba sempurna. Begitu pula dengan Syl yang jatuh cinta pada Rengga. Meskipun Rengga memeluk perempuan lain di depan matanya, Syl tetap menerima kekasihnya lagi meski hati berdarah-darah. Padahal ada sosok Billy yang menyayangi Syl dengan tulus.
Keruwetan bertambah saat suatu hari Syl menghilang bersama Rengga. Billy yang mulai berusaha merebut hati Syl pun kelimpungan. Ada satu orang yang menjadi sosok kunci untuk mencari Syl, yaitu Bella, perempuan yang juga dicintai Rengga.
Perjalanan Billy dan Bella mengungkap rahasia-rahasia masa lalu yang cukup menyedihkan. Kebohongan demi kebohongan terungkap, membongkar topeng masing-masing tokoh. Sampai mereka menemukan kenyataan yang membuat hidup empat orang hidup itu berubah selamanya.
Jika ingin membaca proses kreatif buku kesembilan saya, silakan klik di sini ya Proses Kreatif Red Thread
Tertarik? Silakan pesan via DM Instagram di @Reffi_dhinar atau FB Reffi Dhinar.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 15, 2019 19:36

April 3, 2019

Menghilangkan Cemas Berkendara dengan GOJEK




Saya adalah perempuan yang tidak bisa mengendarai sepeda motor ataupun mobil, jadi angkutan umum adalah andalan utama jika tidak ada keluarga yang mengantar atau teman nebeng. Sungguh merepotkan apalagi dengan mobilitas tinggi sebagai pekerja dan juga berkomunitas di kota berbeda. Rumah saya di Sidoarjo, bekerjanya di Pasuruan dan aktivitas literasi dengan berbagai komunitas atau workshop yang saya ikuti selalu di Surabaya.Kalau ditanya kenapa tidak belajar mengendarai sepeda motor, jawabannya adalah karena saya pernah jatuh dan masih menyisakan trauma. Sesungguhnya saya pernah belajar naik motor matik, tetapi selain pernah jatuh, Ayah melarang saya mengendarai kendaraan sendiri. Beliau khawatir karena sering melihat korban kecelakaan lalu lintas di jalan itu perempuan. Untungnya akhirnya saya mengenal aplikasi GOJEK.


Selama ini saya sangat nyaman menggunakan GOJEK, bahkan GOJEK adalah satu-satunya aplikasi kendaraan online yang tidak pernah saya uninstal. Setelah melanglang buana dengan beragam aplikasi lain, hati saya sudah terlanjur terikat dengan fitur GOJEK. Masalahnya, meski selama ini saya selalu nyaman pergi ke mana-mana dengan GOJEK, orang tua saya masih saja sering cemas. Maklum saya satu-satunya anak perempuan dari dua bersaudara jadi wajar jika mereka ingin saya selalu naik kendaraan dengan aman.GOJEK adalah aplikasi yang selalu memberikan inovasi untuk penggunanya. Saya yang tinggal di kos selama bekerja, sering terbantu dengan fitur GO-FOOD. Terkadang jika ingin mengirimkan buku atau hadiah untuk kawan dalam jarak yang tidak terlalu jauh pun fitur GO-SEND bisa membantu barang sampai di hari yang sama. Kini banyak fitur tambahan dari GOJEK untuk layanan GO-CAR dan GO-RIDE yang ditujukan untuk menambah rasa aman pengguna selama berkendara.



Penghilang Cemas Untuk KeluargaNah ada dua fitur tambahan dari GOJEK yang bisa membantu keluarga saya tidak perlu cemas saat saya bepergian yaitu Panggil Bantuan Darurat dan Bagikan Perjalanan. Kedua fitur tersebut akan membantu di kala kita sedang butuh bantuan mendesak dan memberi info pada keluarga yang ingin tahu kita akan bepergian ke mana.Jikalau terpaksa kita harus bepergian yang dirasa berisiko ada bahaya semacam jalanan rawan kejahatan pada kendaraan melintas, tidak bagus atau pernah ada peristiwa darurat semisal mobil mengalami gangguan atau kecelakaan, maka tekan tombol Panggil Bantuan Darurat yang baru tersedia di GO-CAR. 

tombol Panggil DaruratTentu saja fitur ini tidak hanya memberi rasa aman bagi penumpang namun juga untuk driver GO-CAR yang sedang bertugas. Setelah tombol ditekan, sinyal tanda bahaya tersebut akan terhubung pada Unit Darurat GOJEK yang siap siaga mengontrol selama 24 jam tiap hari, jadi tak ada hari libur untuk memantau keamanan perjalanan kita. Dan mudah-mudahan sih, kita selalu aman-aman saja di jalan sehingga tidak perlu pakai fitur ini ya. Kabar baiknya, fitur Panggil Bantuan Darurat bisa diakses di seluruh pengguna layanan GO-CAR di seluruh Indonesia sekarang.  Wah, jadi nanti semoga bisa diakses di GO-RIDE juga.Berikutnya adalah fitur Bagikan Perjalanan yang membantu keluarga saat memantau perjalanan kita. Untuk orang tua saya yang termasuk pencemas, saya bisa mengirimkan tautan berisi informasi titik lokasi pickup dan lokasi saya drop off melalui WhatsApp, LINE, aplikasi pesan lain termasuk SMS. Status perjalanan dari lokasi saya sekarang ketika sedang menunggu driver dalam perjalanan hingga tiba juga tercatat di dalamnya. Saat ini fitur Bagikan Perjalanan sudah tersedia di GO-CAR dan GO-RIDE.

Fitur Bagikan Perjalanan
Bagi kalian yang menggunakan GOJEK untuk mengantar anak-anak pergi ke sekolah atau les misalnya juga akan terbantu karena terdapat fasilitas bagikan perjalanan. Dari keterangan bagikan perjalanan tersebut kita bisa mengetahui informasi pengendara secara mendetail (nama, nomor kendaraan, penilaian dan nopolnya) hingga rute perjalanan yang dipilih. Sangat lengkap bukan? Say no to worry anymore!

Informasi bisa dishare

Jaminan Asuransi dan Peningkatan Kualitas PengemudiPada mulanya saya mengira jika menjadi pengemudi atau driver GOJEK maka asal punya kendaraan sendiri dan punya gawai maka mudah saja untuk apply. Tetapi melihat kenyamanan yang saya rasakan selama ini diantar oleh para driver GOJEK, akhirnya menemukan jawabannya. GOJEK tidak asal memilih driver yang ingin menjadi mitra. Dilakukan penyaringan dan seleksi ketat agar driver terpilih dapat memberikan attitude terbaik selama melayani penumpang.Peningkatan kualitas pengemudi tersebut selain dilakukan lewat pemberdayaan kompetensi driver yang disebut Bengkel Belajar Mitra, juga para driver mengikuti program RDL GOJEK. RDL adalah singkatan dari Rifat Drive Labs yakni sebuah latihan untuk para driver yang dibimbing oleh Duta Keselamatan Berkendara, Rifat Sungkar.
asuransi untuk penumpang
Selama kurun waktu 4 tahun terakhir ini, lebih dari 300 ribu driver GOJEK di 20 kota di Indonesia telah memperoleh edukasi mengenai attitude seperti kesabaran dan empati pada penumpang, keamanan berkendara, pengecekan sebelum berangkat, serta uji coba praktik. Driver yang memiliki kualitas pelayanan terbaik serta memiliki kontribusi lebih di masyarakat pun berkesempatan mendapat penghargaan yang disebut Driver Jempolan. Driver terpilih mendapat pin penghargaan Driver Jempolan yang tersemat di jaket GOJEK.

Informasi detail driverPertanyaan berikutnya yang muncul di benak saya sebagai penumpang, kalau para driver telah dijamin segala kompetensi dan keamanannya, bagaimana jaminan untuk penumpang? Apakah penumpang GO-RIDE akan mendapat fasilitas asuransi?Tak bisa dipungkiri jika sedang dalam perjalanan, kita juga menghadapi risiko bahaya di jalan yang tidak terduga. Ternyata GOJEK melengkapi fasilitas asuransi penumpang (Passenger Insurance) bagi pengguna layanan GO-RIDE. Tentu kita tidak berharap akan terjadi musibah seperti kecelakaan atau pencurian, namun adanya asuransi tersebut membuat saya merasa jauh lebih percaya lagi pada GOJEK.Untuk bisa mendapatkan fitur terbaru Panggil Bantuan Darurat di GO-CAR, Bagikan Perjalanan dan Asuransi Penumpang di GO-RIDE ini, jangan lupa update aplikasi GOJEK di gawai kita.Kini GOJEK memiliki semakin banyak keunggulan sehingga layak disebut sebagai aplikasi ojek online terbaik. Hati semakin tenang dan #uninstalkhawatir ketika berkendara. Jadi saya makin setia deh dengan aplikasi ini, Anda juga install sekarang ya!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 03, 2019 19:30

April 1, 2019

Proses Kreatif Novel Red Thread di Loka Media


Blurb:
..
.
Suatu hari aku berjalan menuju rumahmu

Untuk mencari perlindungan

Namun, Kamu malah sedang bertualang

Lupa dengan jalan pulang
.
.
Billy mencintai Syl. Tidak ada yang salah. Hanya saja Syl tidak pernah berpaling pada seseorang yang dia sayang, tunangannya. Di depan mata Syl, lelaki yang dicintainya memeluk perempuan lain. Billy hanya bisa menjadi kawan berbagi kesedihan. Hati Syl hancur dan hati Billy risau.
.
.Lalu ada Bella, perempuan cantik yang menjadi saingan cinta Syl. Bella adalah perempuan yang dicintai kekasih Syl. Billy mencari Bella ketika suatu hari Syl tidak terlihat selama beberapa hari. Dimulailah perjalanan Bella dan Billy untuk mencari tahu keberadaan Syl, hingga terbongkarlah satu demi satu rahasia yang akan memengaruhi hubungan Syl, Bella, dan lelaki yang mereka cintai. Billy menjadi saksi bagaimana kerumitan hubungan itu berujung pada rusaknya kepercayaan dan banyaknya tipuan.
Itulah blurb novel sekaligus buku saya yang kesembilan. Novel ini memiliki kesan khusus bagi saya. Bukannya kedelapan buku solo sebelumnya tidaklah bermakna,tetapi buku ini memiliki waktu perjalanan terpanjang dari sebuah draft di laptop sampai akan menjadi buku. Buku yang membuat saya sesekali berhenti menulis, saya selingkuhi dengan menulis naskah lain, dan proses menyelami hubungan antar manusia dengan lebih detail.
Nafas utama 'Red Thread' memang masih bersoal kisah cinta antara empat orang. Rengga ketiban untung karena dicintai dua perempuan unik, sedangkan Billy ketiban resah karena gadis yang ia sayang malah tak pernah berpaling padanya, ya gara-gara si Rengga ini. Ide utama muncul ketika suatu hari saya makan malam sepulang kerja di sebuah kafe. Waktu itu saya tidak bersama teman, jadi mata sibuk berkeliling mengamati pengunjung.

Masuklah seorang gadis cantik, rambut diurai, yang kelihatannya juga sama baru pulang bekerja. Mata saya yang usil ini tidak berhenti memperhatikan wajah gadis yang tidak saya kenal itu. Sesaat kemudian wajah murungnya berubah semakin mendung, seolah hendak menangis. Mendadak muncul sebuah ide cerita di kepala yang dimulai adegan seorang gadis makan malam sendirian. Lalu ketika sampai di tempat kos, saya membaca novel 1Q84 karya Haruki Murakami. Novel bagus yang bernuansa kesepian, seperti novel Norwegian Wood karya Murakami yang memikat saya sampai saya jadikan bahan skripsi.


Bayangan gadis yang makan sendirian tadi sangat mengganggu saya. Saya tuliskan saja sampai berkembang menjadi konflik dan ending. Draft pun sejak awal saya pilih akan menjadi dua bagian babak utama. Selesai di pertengahan 2016 saya biarkan saja tanpa ending, sampai di 2017 saya sempurnakan lagi hingga naskah tamat. Tidak ada pikiran untuk dilombakan atau dikirimkan. Saat saya baca lagi, ini novel kok suram amat (hahahah), apakah pengaruh Murakami merasuk di cerita? Yang pasti saya biarkan lagi naskah itu dan menerbitkan novel-novel lain yang kisah romancenya lebih ringan. Lalu saya posting di Wattpad dengan judul 'Two Lullabies' di tahun 2017 juga. Bosan karena tidak ada pembaca, naskah saya hapus dari Wattpad.




Di tahun 2018 saya ganti judulnya menjadi 'Red Thread'. Alasannya tokoh-tokoh di dalam novel ini memiliki benang merah satu sama lain. Karakterisasi tokohnya juga tidak saya buat sempurna, semua tokoh punya sisi kelemahan yang membuat novel ini terasa istimewa. Mulai diperhatikan pembaca dan mendapat perhatian editor Storial hingga sempat terpilih sebagai buku pilihan editor
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 01, 2019 19:46

March 21, 2019

Yang Saya Temukan Ketika Berhenti Sejenak



Hari Minggu lalu saya menikmati seblak pedas level 2. Memang selama ini saya memiliki asam lambung tinggi, namun selama pedasnya tidak berlebihan, tidak pernah ada gangguan berarti di lambung. Apesnya setelah makan seblak itu, malamnya rusuk bagian kiri saya nyeri tidak tertahankan. Perut kembung, mual dan pusing tentunya.
Saya kunyah obat antasida yang biasanya manjur meredakan serangan asam lambung, nyatanya tidak mempan. Paginya rasa sakit menusuk-nusuk itu makin parah hingga ketika saya bergerak pun terasa menyiksa sampai BAB sempat mengeluarkan darah. Hasil diagnosanya, lambung sensitif dan dilarang makan pedas, asam, serta bahan lain yang memicu gastritis. 
Tentu saja saya tidak bisa bekerja, menulis saja dilarang oleh orang tua. Ya saya memang bandel, meski sedang tidak bekerja, saya ingin tetap menulis sebab ide di kepala ini butuh dituangkan. Saya mengomel, mengeluh di dalam hati. Kenapa sih hanyasaya saja yang menderita sakit begini?
Padahal Mama dan Adik juga makan menu yang sama, dan mereka juga memiliki lambung sensitif, kenapa saya saja yang sakit? Apalagi karena sakitnya tidak tertahankan, saya tidak sempat ke klinik rujukan untuk BPJS. Saya langsung ke dokter spesialis agar bisa segera ditangani yang tentunya merogoh kocek lebih dalam di tanggal tua begini. Kepala saya makin pusing ketika melihat sisa uang di ATM.
Ternyata saat saya berhenti sejenak, istirahat tanpa melakukan kegiatan seaktif biasanya, saya menemukan banyak keajaiban yang termasuk menjawab semua keluhan-keluhan saya.
BlessSource: Adobe Stock

Soal KeikhlasanSaya ini gengsi jika harus meminjam uang dari orang tua. Semenjak lulus kuliah dan bekerja 2013 lalu, saya memang bertekad untuk tidak pernah meminta uang dari orang tua lagi, sebisa mungkin saya yang bisa memberi. Tetapi ketika sakit dan dan mepet lalu, terpaksa saya utarakan kepada Mama. Jelas saja Mama mau meminjamkan uangnya.
“Nanti waktu gajian tanggal 25 aku balikin, Ma. Tunggu ya,” ujar saya waktu itu.
Saya belajar ikhlas untuk tidak tinggi hati, meminta bantuan pada keluarga di saat kesulitan itu tidak salah. Pride yang terlalu tinggi ini yang memang kadang menyulitkan saya sejak dulu. Tidak mau berbagi kesedihan dan kesusahan padaorang lain sebab mengira ini akan menambah beban mereka, padahal jelas saja hal itu tidak baik. Saya harus ikhlas untuk tidak selalu terlihat kuat dan tangguh, saya harus ikhlas untuk menjadi diri yang ada kalanya rapuh.

Keajaiban berikutnya ketika sedang menunggu antrean periksa, saya memeriksa sisa dana di ATM lewat SMS Banking, ternyata ada dana masuk yang sangat lumayan. Jumlahnya pas pula untuk menebus obat-obat saya yang mencapai setengah juta. Uang dari Mama saya kembalikan, dan saya bersyukur berkali-kali sampai mata saya basah. Uang itu adalah fee editing buku yang saya kerjakan sebelumnya.
Keikhlasan soal rezeki begitu menyentuh hati saya. Ketika saya pasrah dan hanya berdoa dalam hati agar dana cukup untuk berobat, ada rezeki yang datang tidak disangka-sangka. Doa adalah sinyal yang dibawa oleh hati dan otak saya lewat semesta hingga sampai pada Tuhan. Tidak ada yang mengalahkan kekuatan doa.
each day that I wake I give thanks written on windowSaying thanks to my life everyday (Unsplash.com: @tata186)
Soal Mengumpulkan TenagaTerbiasa berlari kencang dari bekerja, menulis dan berorganisasi mungkin membuat tubuh saya kehilangan energi. Bulan lalu saya memang begitu fokus memikirkan acara besar untuk komunitas menulis, ditambah adanya acara ke luar kota untuk pameran buku dan sketsa. Saya begitu tenggelam dalam euforia sampai lupa jika badan juga butuh rehat.
Saya kira jika sedang dalam mode beristirahat dan tidak menulis, maka produktivitas akan menurun drastis. Beberapa buku saya baca ketika sedang cuti bekerja. Laptop saya biarkan tidak menyala. Nyatanya, banyak ide termaktub di kepala setelah saya membaca beberapa buku. Saya pun bsia lebih menikmati momen tidur di kamar tanpa ada kejaran deadline. Tenaga pulih perlahan begitu pula dengan ide di kepala saya.

Kini kondisi lambung saya memang belum sepenuhnya membaik, tetapi saya bisa bekerja dan mulai menulis kembali. Saya tuliskan salah satu ide tersebut ke salah satu website, dan langsung diterima tanpa kurasi terlalu lama. Ini sebuah hadiah istimewa untuk saya pasca sakit beberapa hari. Ketika berhenti sejenak, saya lebih menghargai hal-hal kecil yang selama ini terlewati. Kasih sayang keluarga yang terfokus pada kesehatan saya dan juga belajar untuk ikhlas pun saya peroleh. Tuhan mencintai saya meski saya sedang dalam kondisi lemah, Tuhan memeluk saya ketika saya hanya bisa pasrah dan sebelumnya penuh keluhan. Alhamdulillah!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 21, 2019 23:54

March 8, 2019

3 Hal Keren Milik Perpustakaan Unsyiah yang Bisa Ditiru




Perpustakaan sering dianggap sebagai tempat paling membosankan di dunia. Murid sekolah dan mahasiswa pergi ke perpustakaan jika sedang mencari bahan penunjang tugas atau skripsi. Dulu betapa banyak rekan saya di kampus yang mengaku jika baru menginjakkan kaki di perpustakaan ketika memasuki semester akhir. Saya menyukai perpustakaan karena memang buku adalah cinta pertama sejak kecil, tetapi saya akui jika perpustakaan seringkali memiliki desain membosankan (malah terkesan menyeramkan dengan debu tipis karena jarang dibersihkan), serta penjaga perpustakaan yang jarang tersenyum.

Bagaimana perpustakaan bisa menarik pengunjung jika suasananya suram begitu? Anak kecil saja mungkin akan takut.

Sampai suatu hari saya tahu jika dengan perubahan sedikit saja maka perpustakaan bisa menjadi tempat yang nyaman. Suatu hari perpustakaan kampus saya direnovasi besar-besaran. Setelah penataan beberapa bulan, perpustakaan suram nan membosankan kini berubah seperti outlet di dalam mal. Pendingin udara nyaman, cahaya matahari bebas masuk karena banyaknya kaca, koleksi yang ditata di rak kayu dengan pengkategorian yang tidak rumit. Saya pun terkesima ketika berkunjung di perpustakaan Balai Pemuda Surabaya.

Selain perpustakaan Balai Pemuda tersebut menjadi satu di situs bangunan bersejarah, desain bagian dalamnya juga menarik. Ada bagian untuk anak-anak dan pengunjung bisa berdiskusi. Hanya saja bagi saya sekadar membaca buku, membaca tugas dan diskusi saja kurang cukup. Perpustakaan sebenarnya memiliki potensi lebih besar. Ada banyak hal asyik yang seandainya dilakukan pasti  menarik animo masyarakat untuk berkunjung.

Ternyata setelah saya membaca referensi tentang Perpustakaan Universitas Syah Kuala yang juga disebut UPT. Perpustakaan Unsyiah, pikiran ini serta merta berdecak kagum. Tiga hal utama yang dimiliki perpustakaan kebanggaan Unsyiah ini adalah·         Fulfiling the Curiosity·         Boosting Creativity·         Comfortable Place




Tiga aspek tersebut adalah kunci utama mengapa UPT. Perpustakaan Unsyiah layak menjadi contoh bagi perpustakaan lain.

·        Fulfiling the CuriosityRasa ingin tahu adalah kunci. Jelas saja yang namanya fungsi perpustakaan itu adalah menjadi pusat informasi. Koleksi buku di UPT. Perpustakaan Unsyiah berbaris rapi di rak. Menariknya sistem pencarian buku tidak lagi menggunakan daftar katalog tebal.


Penampakan Website Perpustakaan

Dengan koleksi buku ribuan tentu sistem komputerisasi akan sangat memudahkan pengunjung yang ingin tahu koleksi buku tanpa harus mondar-mandir melelahkan kaki. Bahkan kita juga bisa melakukan request untuk pengadaan buku di web resmi perpustakaan. Situs perpustakaan keren Unsyiah ini memiliki profil yang baik dan tidak ribet.
                        Video Unsyiah TV, sampai bule pun nyaman membaca di sini


·         Boosting Creativity



Lewat event Unsyiah Library Fiesta 2019 menunjukkan kepedulian Unsyiah pada dunia kreatif selain soal literasi. Di event ini diselenggarakan kompetisi membuat video, lomba blog nasional sampai pemilihan duta baca. Perpustakaan bisa menjadi tempat hang-out anak muda untuk berkarya. Alangkah senangnya jika perpustakaan lain bisa turut membuat setting ruangan yang nyaman untuk berkomunitas dan berkegiatan. UPT. Perpustakaan Unsyiah memiliki ruangan pertemuan mini yang bisa dipakai untuk pertemuan lengkap dengan proyektor dan layar putih. Sesekali mengadakan nonton bareng dan diskusi film, pemutaran film indie dari dalam negeri hingga mancanegara, atau melakukan bedah buku akan menambah nilai plus. Untuk menjangkau peserta anak-anak, perpustakaan juga dapat menyelengarakan parade cerita anak atau lomba mendongeng. Perpustakaan akan lebih hidup dan fungsinya bila menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat.


·        Comfortable Place


sudut untuk membeli kopi
Perpustakaan dan kafe selama ini selalu terpisah menjadi dua hal berbeda. Di UPT. Perpustakaan Unsyiah tidak berlaku. Pengunjung perpustakaan bisa membaca sambil menyesap kopi nikmat layaknya di rumah sendiri. Membaca sambil diskusi bersama teman tak lagi jenuh karena ada kopi, tak perlu jauh-jauh ke outlet kopi mahal demi lifestyle.


Perpustakaan harus mengikuti perkembangan zaman. Sudah bukan eranya lagi duduk diam dengan membaca buku usang hingga mata mengantuk di perpustakaan. Jika tiga hal di atas diupayakan di perpustakaan lain, alangkah asyiknya untuk hang-out berbonus pengetahuan.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 08, 2019 20:25

March 7, 2019

Maudy Ayunda dan Heboh Soal ‘Keberuntungannya’



Hari ini bertepatan dengan 8 Maret, maka saya ucapkan ‘Happy International Woman’s Day’ untuk seluruh perempuan cantik di dunia. Bicara soal perempuan cantik berkualitas, di kepala saya akan muncul Maudy Ayunda, Emma Watson dan Kim Go Eun. Tiga perempuan beda negara yang begitu saya kagumi tak hanya dari karyanya melainkan juga dari otak cerdas mereka dan juga dari kepribadian yang stunning. Khususnya untuk Maudy Ayunda, sosok perempuan muda yang saya tahbiskan sebagai role model generasi milenial.

Beberapa waktu lalu publik dihebohkan dengan postingan Maudy Ayunda di Instagramnya. Gadis lulusan Oxford itu kini diperebutkan dua kampus terbaik lain untuk melanjutkan jenjang master. Stanford dan Harvard adalah dua kampus super keren yang terkenal dengan kesulitannya untuk ditembus. Seorang lulusan Oxford seperti Maudy Ayunda jelas punya modal tak hanya dari kerennya almamater strata satu tetapi juga aktivitas lain di luar akademik. Dia adalah seorang pemain musik, penyanyi, produser, penulis buku, dan aktris. Selain itu gadis ini jago bahasa Inggris, Mandarin dan Spanyol. Wah jadi kepanjangan saya ceritanya (oke dia kan idola saya, hahaha).

Kabar baik soal dua kampus yang menerima Maudy menuai respons beragam. Mulai dari yang memuji sampai yang bernada iri. Lalu merembet ke kekasih Maudy yang juga lulusan kampus ternama dan kini menjadi CEO di sebuah perusahaan di usia muda. Rata-rata yang cenderung negatif itu isi kalimatnya macam begini.

“Dia kan artis jadi wajar punya pacar model begitu.”
“Yaa, dia anak orang kaya, sekolahnya saja internasional mana tahu perjuangan kita-kita yang kerja mati-matian buat kuliah dan sekolah.”
“Dia lahir dengan sendok emas, mana pernah ngerasain hidup susah?” dan beragam lainnya.


Yah, heran saja dengan serbuan komentar bernada menyalahkan tersebut. Saya memang tidak berhasrat untuk masuk Stanford atau Harvard serta tidak ada rasa iri dengan kehidupan Maudy, semua pencapaiannya malah mendorong saya untuk menulis lebih baik dan berusaha mencapai semua goal yang saya rencanakan. Kok sepertinya para pengomentar negatif tersebut seolah menyalahkan hidup mereka dan benci dengan kesuksesan orang lain? Soal privilege,  misalnya Maudy dilahirkan di keluarga berkecukupan, kok malah jadi sasaran? Banyak contoh artis muda kaya raya yang malah jatuh ke narkoba, free sex atau memberikan contoh buruk di Instagram. Tak ada korelasinya antara anak orang kaya dan artis dengan kesuksesan. (Baca Juga: Leadership Perempuan)

Jikalau Maudy tidak rajin belajar dan berkarya positif, mana mau dua kampus bergengsi memberinya kesempatan masuk? Kalau dibilang dia beruntung sebab kekasihnya pun luar biasa, hei itu kan sudah jalan hidupnya? Mana kita tahu jika Maudy pernah patah hati atau dikecewakan lelaki? Ia memilih untuk posting soal prestasi dan kebahagiaan atas pencapaiannya. Hati kita yang pahit dan bermental korban inilah yang membuatnya mudah tersulut kebencian.

maudy ayunda diterima harvard


No Pain No Gain“Kamu sih pinter makanya kalau pas ujian nggak perlu belajar.”Saya sering mendapat komentar seperti itu. Katanya saya beruntung memiliki otak encer makanya nilai IP bisa dua kali mendapat 4 sempurna dan tidak pernah di bawah 3,6. Yah, saya hanya tersenyum dan berterimakasih. Tiap kali ujian memang saya tidak terlalu menggebu belajar karena proses belajar itu saya lakukan jauh-jauh hari. Tidak ada yang tahu saya belajar dari sebelum subuh dan selepas kuliah. Belajar keras untuk dapat IP terbaik itu karena saya ingin mendapat beasiswa demi meringankan beban orang tua yang ekonominya pas-pasan. No pain no gain.
Begitu pula pastinya dengan Maudy Ayunda. Dia terlihat serba bisa jelas karena proses latihan tiap hari yang tidak kita lakukan. Belajar alat musik, rajin membaca, mengurangi waktu nongkrong kurang perlu, menyicil bahan tulisan, dan segudang aktivitas lainnya di sela waktu bersama orang tercinta. Tidak ada yang ujug-ujug terlahir pintar tanpa belajar.
(Baca Juga: Perempuan Tak Boleh Dilarang Pintar)
Hidup saya jelas berbeda dengan idola-idola saya. Yang saya lakukan adalah terus berkarya seperti mereka yang tak lelah menghasilkan sesuatu yang berguna. Jikalau saat ini kita masih terkungkung di lingkup yang sulit, kenapa tidak menjadikan diri lebih positif dan kuat seperti mereka para orang terkenal yang inspiratif itu? Keberuntungan itu bukan mitos, semua bisa diupayakan. Bersyukur itu keharusan. Saya dan kalian tak perlu menjadi secantik artis dan sekaya konglomerat untuk bisa berguna. Berkarya sesuai kapasitas, menerima semua hasil dengan lapang dada, juga kekurangan yang ada bukan untuk menjadikan kita bermental korban.
Khususnya buat perempuan yang hobi nyinyir dengan sesamanya, jadilah berani untuk menorehkan prestasi bukannya menjadi haters sana-sini.

maudy ayunda diterima harvard
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 07, 2019 23:59

February 18, 2019

Short Solo Trip ke Dataran Tinggi Dieng





Dieng adalah kawasan dataran tinggi yang menggelitik telinga saya ketika pertama kali mendengarnya. Beberapa tahun lalu, saya pernah juga diajak ke dataran tinggi terindah di kota Wonosobo ini namun memang belum pas waktunya. Lalu di bulan September 2018 lalu, sahabat saya Devi mencetuskan ide untuk pergi bersama tiga orang kawan lainnya untuk traveling ke Dieng. Rencananya kami akan menjelajah daerah Dieng sambil mendaki Gunung Prau, tentunya dengan guide berpengalaman di sana.

Persiapan fisik pun dimulai, saya juga memperhitungkan budget untuk membeli sepatu gunung, tas carrier, dana selama traveling dan lainnya. Karena baru pertama kali melakukan pendakian di Gunung Prau di musim penghujan dan jarak yang tidak bisa dicapai dengan kereta api, untuk mempermudah kami melakukan private trip dengan sebuah agen travel. Agen travel Explore Dieng membantu kami nantinya selama perjalanan.

Sayangnya, perjalanan saya terancam batal karena Devi jatuh sakit sampai harus opname. Dua orang lainnya pun memutuskan untuk membatalkan perjalanan. Uang muka yang sudah dibayar pada agen tidak bisa direfund. Berhubung dari pertengahan tahun 2018 saya berpikir ingin sekali-sekali melakukan perjalanan sendirian, maka saya spontan memutuskan untuk tetap lanjut ke Dieng. Tentu saja minus mendaki Gunung Prau karena timnya kurang, namun yang paling penting akhirnya saya akan berangkat sendiri.

Naik Transportasi Favorit
Nah, segala persiapan sudah saya susun. Saya tetap membeli tas carrier dan sepatu gunung karena masih ada rencana mendaki bukit ketika di Dieng. Orang tua saya tahunya kalau traveling kali ini pergi berempat. Mereka belum saya beritahu jika yang lainnya batal. Memang biayanya jadi lebih membengkak, tetapi tidak masalah. Untungnya saya juga bekerja sebagai freelance content writer, fee dari menulis saya sisihkan sebagai tabungan traveling. Tanggal 24 Desember 2018, saya berangkat dari Stasiun Gubeng menuju Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Hello, I will ride a train again, my best transportation ever!


Ini pertama kalinya saya bepergian jauh keluar kota sendirian. Biasanya untuk traveling minimal saya pergi bersama seorang kawan. Ya jelas agak gugup dan norak (meski dalam hati) :p. Sekitar 6 jam naik kereta, saya dijemput Mas Wahyu dan Mas Amin dari tim Explore Dieng yang akan mendampingi saya selama di Dieng. Mas Wahyu yang nanti  mengemudikan mobil dan Mas Amin menjadi pemandunya.


Dealing With The Breeze

Setelah menempuh enam jam perjalanan kereta dan lima jam perjalanan darat menggunakan mobil dari Yogyakarta ke dataran tinggi Dieng di WOnosobo, akhirnya saya sampai juga di penginapan pukul setengah delapan malam. Suasana cukup ramai sampai mobil harus berjalan pelan karena padatnya pengunjung serta mobil. Saya beristirahat sehabis makan malam. Udara di Dieng jelas sangat dingin, aplikasi temperatur di gawai saya menunjukkan angka 12 derajat.
Sesampainya di puncak Sikunir



Sebelum ke Dieng ini saya mempersiapkan kondisi fisik cukup serius. Seminggu minimal tiga kali saya berolahraga senam aerobik. Karena semula saya mengira akan pergi mendaki gunung, olahraga itu saya lakukan untuk menjaga kondisi tubuh. Saya adalah penginap sinusitis plus sering mengalami asam lambung naik kambuhan jika terlalu stres atau makan tidak teratur. Persiapan sebelum trekking atau hiking akan mencegah penyakit itu muncul.








Syukurlah, tak ada hambatan berarti ketika perjalanan dimulai. Obyek wisata pertama yang saya datangi di Dieng adalah Bukit Sikunir. Dipandu oleh guide, saya berangkat jam 1 pagi. Keberangkatan lebih awal itu supaya kita bisa memperoleh tempat parkir dekat pintu masuk. Karena bukitnya tidak terlalu tinggi, maka saya menunggu di warung setempat sampai sekitar jam 3 pagi. Kesempatan ini saya pakai untuk berbincang dengan salah satu pemilik warung yang juga memproduksi carica, minuman khas Dieng.


Tak dapat sunrise di Sikunir tetap asyik

Bukit Sikunir atau Puncak Sikunir sebenarnya menjadi tempat paling ciamik untuk berburu golden sunrise. Dari puncak bukit ini kita bisa melihat puncak Gunung Sindoro, Merapi, Merbabu dan Gunung Ungaran. Saya mendaki jam 3 dan sampai sekitar satu setengah jam kemudian. Jalurnya tidak terlalu berbahaya, hanya saja penerangan minim sehingga kita harus membawa senter. Sesampainya di puncak, saya dan ratusan pendaki lain menunggu momen sunrise dengan sabar. Sayangnya, penantian itu sia-sia. Sampai jam 5, kami hanya mendapati kabut tebal.


Momen terbaik untuk mendapat sunrise itu pada musim kemarau, mungkin karena Desember masuk musim penghujan makanya kabut menghalangi jarak pandang. Meski kecewa karena tidak mendapat momen golden sunrise, saya merasa gembira karena menikmati cuaca dingin dari ketinggian itu menjadi semacam terapi buat otak dan pikiran saya. Saya juga berbincang singkat dengan pendaki lain dari berbagai kota. Sebaiknya gunakan sepatu gunung dan bawa jas hujan. Ketika perjalanan turun, gerimis menemani perjalanan dan jalanan jadi agak becek dan cukup berbahaya jika hanya menggunakan sandal  jepit atau sepatu keds yang tidak memadai.


Gardu Pandang, Telaga Warna dan Kawah Sikidang

 Sepulang dari Bukit Sikunir, saya kembali ke penginapan untuk beristirahat sebentar dan membersihkan diri. Perjalanan berkutnya menuju Dieng Platheau Theathre. Di dekat teater tersebut terdapat gardu pandang untuk spot foto. Hanya menaiki anak tangga tak terlalu banyak, saya bisa mendapat pemandangan menakjubkan Telaga Warna dan hijaunya dataran tinggi Dieng. Dieng tak hanya dikenal dari tanaman buah carica tetapi juga sebagai salah satu produsen kentang terbaik di Indonesia. Pantas saja di Dieng banyak sekali penjual makanan dari kentang.



Memandangi Telaga Warna dari Gardu Pandang 







Puas berfoto-foto dan menikmati pemandangan, lalu saya masuk ke Dieng Platheau Theathre. Oya, saat sedang menikmati pemandangan di Gardu Pandang, saya tenggelam dalam irama musik perkusi dan angklung yang dimainkan oleh sekelompok anak muda. Sungguh lengkap. Di dalam Dieng Platheau Theathtre pengunjung akan diajak mengenal Dieng di masa lalu dan awal mula perkembangannya. Pernah terjadi tragedi di mana penduduk Dieng tewas karena racun belerang. Oleh sebab itu hingga kini rutin dilakukan pengecekan para ahli untuk mendeteksi level bahaya belerang di kawah sulfur Dieng. Lokasi yang berbahaya juga tidak boleh dihuni.

Gua Semar




Setelah menikmati Telaga Warna dari atas, kini saya dan guide beralih untuk menjelajahi Telaga Warna dari jarak dekat. Telaga Warna ini  mempunyai keunikan fenomena yaitu warnanya bisa berubah-ubah karena pengaruh kandungan sulfur serta cahaya matahari yang menimpa. Telaga Warna tak hanya mempunyai pemandangan telaga dan sekitar yang cantik, tetapi juga ada beberapa gua serta arca yang memiliki nilai sejarah. Gua-gua yang cukup terkenal yaitu Gua Semar, Batu Tulis dan Gua Jaran. Mantan Presiden Soeharto juga disebut sering bersemadi di Gua Semar pada masa kekuasaannya.



Sejuknya Telaga Warna 




Dari Telaga Warna ke daerah gua, pemandangannya keren

Kunjungan terakhir adalah ke Kawah Sikidang. Tak seperti kawah lain yang sering dijumpai di kawah gunung berapi, Kawah Sikidang berada di tanah yang datar sehingga mudah diakses pengunjung. Lumpur panas dan bau belerang yang berpadu udara sejuk adalah daya tarik utama kawah ini. Bahkan ketika saya berkunjung, ada beberapa pengunjung yang merebus telur di kawah. Sayangnya, penataan lokasi penjual masih belum rapi sehingga terkesan membuat sekitar obyek wisata kumuh. Seharusnya penjual diposisikan di luar kawasan kawah, bukannya mendekati obyek utama.


Cuaca mendung dan hujan yang mendadak turun membuat saya harus cepat-cepat kembali ke mobil. Niatnya saya akan melanjutkan penjelajahan di hari ketiga yaitu ke kawsan Candi Arjuna sekaligus jalan pulang. Nyatanya hujan masih terus turun cukup deras sehingga saya langsung meninggalkan Dieng sekitar jam 9 pagi.


Di musim hujan memang curah hujan wilayah DIeng sangat tinggi. Untungnya, saya masih bisa mendaki ke Bukit Sikunir meski tak mendapatkan matahari terbit. Saya tak terlalu kecewa sebab jika ada rezeki dan waktu, berikutnya saya ingin kembali. Dieng menjadi salah satu tempat favorit selain Semarang saat ini. Saya mampir untuk makan mi ongklok, makanan khas Wonososbo. Mi yang dibuat dari mi kuning ini disiram kuah kental menyerupai karamel dan rasanya lezat. Ada sensasi manis, asin, dan gurih. Dilengkapi sate dan tempe mendoan serta segelas teh manis hangat, membuat perjalanan saya terasa lengkap.

Mi Ongklok Longkrang yang paling terkenal di Wonosobo



Inilah solo trip saya ke Dieng yang cukup berkesan. Sebaiknya jika ingin berunjung, pilihlah bulan Juli-Oktober di mana minim hujan dan cuaca lebih stabil. Semoga saya bisa menikmati solo trip lagi di lokasi yang tak kalah bagusnya dari Dieng. Happy traveling!
 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 18, 2019 01:18

February 12, 2019

Yang Bisa Didapat dari Blog Dan Tidak Ada di Vlog


pilih ngeblog atau ngevlog
Blogger dan vlogger adalah dua profesi kreatif yang kini bersanding menemukan banyak pengemar. Ngeblog tentu identik dengan penulis di Blogspot, Tumblr, Wordpress dan media ngeblog lainnya. Sedangkan vlog erat kaitannya dengan Youtube. Dua media berbeda itu sama-sama bisa melambungkan kreatornya.

Kini banyak sekali menjamur orang-orang yang membuat akun Youtube dan Blog sebagai jalan mencari rezeki. Jika Youtube memiliki banyak subscriber dan tiap postingan videonya banyak memiliki Like serta Comment, tentu popularitasnya akan meroket sehingga menarik untuk dipasangi iklan. Blog yang pageviewnya bagus dan nilai Doman Authority tinggi tentu juga menarik klien untuk minta dituliskan review produknya. Google Adsense juga bisa dipasang di blog. Lantas mana yang lebih baik untuk menjadikan ide kreatif kita bernilai uang? Apakah seorang vlogger itu lebih keren dibanding blogger?

Keduanya sama-sama punya daya tarik berbeda, namun ada beberapa hal yang hanya bisa didapat dari blog tetapi tidak ada di vlog. Coba simak uraiannya.


Blogger Tidak Mengekspos Identitas Asli Anda bisa ngeblog tanpa perlu menunjukkan identitas asli alias anonim. Cukup buat alamat email dengan nama samaran lalu buat blog dengan email tersebut, maka identitas asli tidak akan terekspos. Hal ini bisa menjadi hal yang sangat penting karena bisa jadi Anda hanya ingin ngeblog unutk menuangkan keluh kesah di kantor, sekolah atau curhatan pribadi lainnya? Anda ingin menuliskan cara agar bertahan di tengah lingkungan toxic pada pembaca blog.

Hal ini akan sulit dilakukan jika Anda curhat lewat media vlog. Daripada khawatir jika curhatan akan disalahartikan oleh penontonnya, maka Anda bisa memilih untuk menulis. Banyak sekali blogger yang memilih menggunakan nama pena karena ingin dikenal lewat karyanya, bukan wajahnya. Biasanya tipe blogger seperti ini memang cenderung eksklusif atau memang sosoknya introvert. Tidak ada yang salah dengan itu namun yang penting isi blog Anda tidak boleh dipenuhi kalimat umpatan kasar dan isi tidak pantas yang buruk bagi pembaca. Berkaryalah dengan baik meski tanpa menunjukkan identitas.

Ngeblog Tidak Seribet Membuat VlogUntuk membuat video yang diunggah di Youtube, tentu perlu banyak langkah yang harus ditempuh supaya hasil videonya keren serta tidak membosankan. Anda harus memilih pakaian yang akan dipakai, konten yang akan dibuat apakah berupa monolog atau harus membutuhkan orang lain, proses editing, lokasi yang pencahayaannya bagus, dan lain-lan. Setelah mengambil video, lalu merasa tidak puas dan memulai take ulang. Untuk saya yang idenya terus meluap dan tidak sabar dengan proses sepanjang itu, lebih memilih ngeblog daripada posting video.
Buat Anda yang tidak suka ribet, maka ngeblog adalah cara termudah untuk menjadi content creator. Cukup cari ide yang akan dibuat atau baca blog orang lain yang idenya sejalan dengan milik kita lalu buat dengan kalimat sendiri. Jangan plagiat tentunya. Menulis, mengedit, dan memosting tulisan di blog hanya butuh satu sampai dua jam. Mungkin Anda butuh waktu sedikit lebih lama untuk riset keyword atau mengolah SEO-nya, tetapi jelas proses ini tidak seribet membuat vlog. Anda bisa menulis tanpa perlu berdandan atau ganti baju.

pilih ngeblog atau ngevlog
Dari Ngeblog Bisa Dijadikan BukuPasti kenal dengan Raditya Dika. Mulanya ia adalah seorang blogger yang juga merambah dunia stand up comedy dan memiliki channel Youtube. Sebelum setenar sekarang, Raditya Dika dikenal lebih dulu lewat blognya. Tulisan-tulisannya yang kocak di blog memiliki banyak penggemar sampai diterbitkan menjadi buku. Bukunya Kambing Jantan meledak di pasaran hingga kemudian difilmkan. Saya pun menerbitkan buku dari kumpulan tulisan blog Kata Reffi. Jika tulisan kita sudah cukup banyak, membukukannya adalah salah satu cara terbaik agar bisa menjadi semacam prasasti fisik dan memperkenalkan tulisan pada orang-orang yang belum membaca blog kita.
Bisa saja Anda membuat buku berdasarkan konten vlog, tetapi berarti Anda bekerja dua kali. Anda harus menonton video itu, menulis kontennya, mengedit lagi sampai tulisan baik. Beda halnya jika membukukan tulisan dari blog. Anda hanya perlu menambahkan sedikit atau mengedit kalimat yang kurang sesuai agar lebih sempurna di buku. Hanya butuh beberapa polesan lalu disusun menjadi bab, maka buku bisa lebih cepat dikerjakan.
pilih ngeblog atau ngevlog

Itulah hal-hal yang bisa didapat dari blog tetapi tidak ada di di vlog. Apapun yang Anda pilih itu tidak masalah, malah kalau Anda dikenal sebagai blogger sekaligus vlogger tentu itu lebih hebat lagi. Mau menjadi blogger saja atau vlogger, berkaryalah dengan tulus dan buatlah konten berkualitas.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 12, 2019 19:58

February 11, 2019

3 Alasan Pentingnya Ngeblog Untuk Karir dan Kehidupan


pentingnya ngeblog untuk karir
Sering saya temui orang-orang yang memiliki minat menulis berkata pada saya begini,“Menulis itu sulit, makanya saya ingin belajar menulis lebh dalam lagi.”

Padahal sebenarnya mereka yang bilang jika menulis itu susah adalah orang-orang yang memilki kecerdasan cukup dan banyak juga yang memiliki titel pendidikan mentereng. Mengapa berkata jika menulis itu susah? Kita diajari menulis sejak Taman Kanak-Kanak, sesungguhnya menulis itu adalah pembelajaran dasar yang kita terima selain mengenali abjad dan menghapalkan angka.

Masalahnya adalah ketika memasuki Sekolah Dasar, kita dihadapkan pada fakta jika membuat tulisan yang bagus itu dipenuhi dengan teknik. Jika ingin menulis fiksi maka harus disusun unsur intrinsik dan ekstrinsik serta membuat kerangka karangan. Kalau ingin menulis nonfiksi seperti paragraf opini atau argumentasi, maka harus disusun sedemikian rupa agar dikatakan bagus. Semua teknik itu memang bagus, namun efek sampingnya membuat pembelajar berpikir jika menulis itu tidak menyenangkan.

Kita memang perlu belajar, namun dalam menulis blog, maka semua teknik itu tidak terlalu penting. Masih tetap ada kaidah yang harus kita ketahui seperti jangan menuliskan hal yang porno atau bisa memicu pertikaian karena isu SARA. Selain itu, Anda yang ingin menulis topik apa saja juga dipersilakan. Sebenarnya dengan ngeblog, ada aspek bagus yang bisa berkembang baik dari segi karir maupun kehidupan.


Ngeblog Membantu Menjernihkan PikiranKetika kita curhat di blog atau menyampaikan pendapat pribadi menjadi sebuah rangkaian paragraf, sebenarnya itu membantu untuk menjernihkan pikiran. Setelah menulis, tentu kita akan membaca ulang dan mulai merombak atau menghapus jika ada beberapa kalimat yang kurang pas. Sampai akhirnya merasa cukup lalu tulisan dipublish. Rutin melakukan aktivitas ini juga mendorong Anda bisa berpikir jernih ketika menghadapi hambatan di pekerjaan.

Saat saya menerima proyek di kantor atau komunitas yang menuntut banyak percabangan pikiran, biasanya saya akan duduk lalu mulai menulis beberapa cabang ide tersebut dan mengurainya menjadi beberapa kalimat. Kebiasaan ngeblog membuat saya mudah menuangkan ide apa saja meski yang mulanya tidak terlihat penting. Dan dari coretan kasar, saya bisa menemukan satu atau dua alternatif solusi dalam menyelesaikan proyek di pekerjaan.

pentingnya ngeblog untuk karir

Ngeblog Mendorong untuk Menjadi KreatorNgeblog adalah cara termudah untuk meningkatkan rasa percaya diri kita. Bagi Anda yang tidak suka membuat prakarya, kurang suka memasak, malu berbicara sambil merekam diri dan mempublishvideo di Youtube, maka ngeblog adalah cara terbaik untuk menjadikan kita kreator. Siapapun Anda pasti bisa menulis dan menciptakan karya lewat blog. Menulis lalu mempublikasikan tulisan juga butuh keberanian besar. Ketika Anda berhasil melewati ketakutan tersebut, maka Anda pun bisa menambah satu poin plus pada diri. Bisa jadi Anda bisa lebih mudah dalam mengekspresikan ide di pekerjaan atau menambah poin pencapaian pribadi. Kepuasan pribadi dan penghargaan pada diri sangat bagus untuk mewarnai kehidupan Anda.


pentingnya ngeblog untuk karircreative with blogging

Ngeblog Memperluas Jaringan KesempatanSalah satu hal penting agar kita sukses berkarir dan berbisnis adalah memiliki networking luas yang berkualitas. Ngeblog bisa membantu Anda untuk membukakesempatan baru. Kok bisa? Anda yang memiliki keahlian di bidang tertentu seperti ahli medis, ahli bahasa, fotografi, teknik ataupertanian misalnya, bisa berbagi ilmu lewat blog. Publikasikan tips untuk belajar di bidang yang Anda geluti. Tulisan tersebut akan menjadi salah satu rujukan pembaca untuk mencari informasi.
Jika Anda rutin mempublikasikan tulisan menarik sesuai dengan skill dan latar belakang keilmuan, maka personal branding pun akan terangkat. Orang lain akan menganggap Anda sebagai salah satu blogger dengan keahlian khusus. Tawaran bekerjasama sampai mendapat akses pengalaman baru bisa Anda dapat. Contohnya saya yang kadang-kadang bertuliskan tentang pengembangan pribadi, diundang menjadi pembicara mengenai pengembangan perempuan. Kesempatan itu saya dapat karena salah satu pembaca  menilai jika saya mampu memotivasi orang lain. Dari ngeblog, kesempatan lain pun terbuka. Sungguh bagus unuk pengembangan karir dan aspek pribadi Anda.



Ngeblog bukan lagi milik mereka yang memang mendedikasikan diri untuk menjadi penulis. Anda boleh bekerja sebagai dokter, arsitek, fotografer atau lainnya, namun menjajal ngeblog akan menumbuhkan kemampuan Anda untuk berpikir konstruktif. Blog juga bisa menjadi portofolio karya Anda yang lain. Sudah banyak blog bertemakan prakarya kerajinan tangan, resep masakan, atau memamerkan hasil jepretan foto. Mari menjadikan diri lebih kreatif lagi lewat blog!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 11, 2019 01:29

January 21, 2019

Apakah Blog Butuh Niche? Mungkin Tidak Harus


menulis blog tanpa niche
Blog ini dibuat sejak awal memang tanpa mempedulikan niche. Beberapa diskusi yang saya ikuti sering menyarankan jika blog dengan niche khusus akan lebih mudah dimonetizing dan juga memiliki pembaca yang pastinya setia karena segmentasi yang diulas di blog. Saya pun akhirnya memutuskan untuk membuat satu blog lagi yang khusus membahas film dan serial yang saya ikuti demi memiliki blog niche tertentu. Memang tidak mudah dan menulis tanpa niche lebih membebaskan buat saya.
Saya salut dengan para blogger yang bisa menulis artikel di blognya yang memiliki nichetanpa jenuh. Ya, saya merasakan ada beberapa hal yang membuat saya sulit mengubah blog Kata Reffi ini memiliki nichekhusus. Dan mungkin ini juga diamini oleh blogger lain tanpa niche.

·         Masalah 1: Niche Mendorong Terjadinya Keringnya KontenMasalah terbesar pertama yang dihadapi dalam blog satu niche adalah mempercepat terjadinya kekeringan ide konten. Konten yang bagus tentu memiliki tulisan yang dalam, membedah topik secara detail dan menarik pembaca kapanpun (lifetime content). Ketika beberapa bulan atau berganti tahun maka ide tulisan bisa jadi mulai mengering.
menulis blog tanpa niche unsplash.com (@rawpixel)
Ambil saja contoh jika Anda memilih tema blog tentang kecantikan. Blog yang membahas tentang kecantikan biasanya berisi review kosmetik, tips kecantikan dan juga serba-serbi lainnya. Betapa banyak blog lain yang juga memiliki niche sama juga telah membahas topik yang Anda buat. Belum lagi jika kulit wajah Anda ternyata tidak cocok untuk menggunakan produk kosmetik dari klien atau brand tertentu. Mengorbankan kulit wajah demi review tentu saja sangat riskan. Masalah lainnya adalah Anda pun mulai membahas topik yang sama setelah ide mulai kering atau berusaha menggodok ulang artikel lama.
·         Masalah 2: Mudah Bosan dan Mudah TergantikanJika Anda sama seperti saya yang mudah bosan, maka memiliki niche akan menyiksa batin dan pikiran Anda. Tentukan tujuan Anda ngeblog. Saya ngeblog untuk berbagi info dan ide yang sedang saya pelajari atau sesekali beropini mengomentari fenomena sekitar. Jika saya memaksakan diri untuk ngeblog satu niche saja sementara ada banyak ide di kepala, bisa dipastikan saya pasti akan jenuh.


menulis blog tanpa niche Boring deh
unsplash.com (@julienpier)

Saat Anda memulai blog dengan niche tertentu, maka ada banyak jutaan kemungkinan di negeri yang sama juga ada ratusan blog seperti Anda. Memang tulisan masing-masing blogger pasti punya gaya berbeda, tetapi ketika Anda mencari referensi untuk artikel dan menemukan terlalu banyak kesamaan isi konten yang ingin Anda ulas, mungkin ini justru akan membuat Anda tertekan. Banyaknya blog niche serupa juga memberikan pilihan yang banyak untuk  pembaca. Blog Anda bisa jadi akan mudah dilihat sepintas saja.
Tantangan dari ngeblog tanpa nichepastilah ada. Seringkali di sebuah pertemuan blogger saya ditanya menulis niche apa. Saya bisa menjawab satu blog saya membahas film dan serial sedangkan blog yang justru lebih banyak pengunjungnya ini tanpa niche khusus. Ada soal traveling, opini, cerita random, dan tips. Namun justru menuliskan hal-hal yang saya sukai juga bisa menarik pembaca setia. Jika Anda ingin memperkenalkan blog tanpa niche,  cobalah hal-hal berikut ini.
1.       Bereksperimen Sebebas MungkinSaya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada hal-hal unik atau hal baru yang menarik saya untuk belajar. Maka Anda harus membebaskan diri untuk terbuka pada segala kemungkinan topik yang menarik. Saat saya tertarik untuk membahas soal perempuan, maka saya akan banyak membaca permasalahan soal perempuan, mendengarkan curhatan teman perempuan lebih saksama, dan membaca blog yang menyinggung soal masalah perempuan.
Berikutnya jika saya sedang tertarik untuk belajar literasi  media untuk menangkal hoaks, saya ambil kursus daring gratis di Coursera. Topik-topik itu memperkaya wawasan saya, maka saya tuliskan di blog supaya pembaca bisa mendapat informasi bergizi yang serupa.


menulis blog tanpa niche bebaskan ide                 (http://www.writerstoauthors.com/how-t...)

2.       Fokus Pada Kualitas KontenKarena tidak ada niche khusus yang ditawarkan, maka fokuslah pada kualitas konten. Saat sedang membahas mengenai traveling yang saya jalani, maka saya akan mengulas lebih dalam mengenai tempat-tempat yang saya singgahi dan juga mengulas dari sudut pandang sebagai seorang pelancong. Kalau membahas soal tips move on dari patah hati, maka saya akan menawarkan solusi yang pernah saya jalankan dan juga dari saran banyak teman atau menambahkan ide dari artikel lain yang juga masuk akal untuk dipraktikkan. Buatlah konten yang padat isi dan tidak meninggalkan kualitas.


menulis blog tanpa niche Buat konten yang keren
(http://jeffsamoray.com/to-be-a-succes...)

3.       Fokus Pada SEO dan Media SosialAnda pasti akan sulit jika ingin menerapkan email marketing untuk pembaca blog jika tidak memiliki niche khusus. Maka yang bisa Anda maksimalkan adalah fokus pada SEO. Saya biasanya mencari ide keyword di keyword planner, membaca referensi judul dari blog lain yang akan membahas topik mirip, lalu mulai membuat kontennya. Judul yang menarik (tidak clickbait), menerapkan keyword di badan artikel, dan gambar yang mendukung tentunya bisa menarik pengunjung lebih mudah.
Selain itu buatlah artikel dengan minimal tulisan 500 kata atau lebih bagus lebih seperti 1000 kata agar lebih mudah terindeks Google. Jangan lupa untuk membagikan link tulisan di seluruh media sosial yang Anda punya. Saya pun membuat fanpage khusus untuk blog yang kini memiliki 1000 pengikut. Jika Anda rutin membagikan konten berkualitas di media sosial, maka tidaklah sulit untuk mencari pembaca.

Itulah beberapa masalah dan solusi jika Anda ingin menulis blog tanpa niche. Yakinlah pada diri dan perbanyak membaca. Jangan merasa minder jika belum memiliki blog niche khusus. Happy blogging!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 21, 2019 18:51