Reffi Dhinar's Blog, page 19
November 12, 2019
Jelajah Candi Cetho, Telaga Sarangan dan Waduk Bening Widas

Lebaran tahun ini saya dan keluarga berkunjung ke tiga kota. Awalnya saya ingin menjelajah Karanganyar, Solo, namun karena jadwal libur papa yang masih tak pasti, maka rencana untuk berkeliling daerah Karanganyar pun harus benar-benar menunggu kepastian.
Kami baru dapat tempat menginap sekitar dua minggu menjelang lebaran, hanya ada satu resort saja yang tersisa. Rencana awalnya, kami mau menginap di daerah Candi Cetho dua hari dari tanggal 7 sampai 8 Juni, nyatanya kami hanya mendapat jatah tanggal 7 Juni. Tanpa itinerary rinci, kami hanya memastikan tanggal kepergian dari 7 sampai 8 Juni, namun lokasi yang pasti akan dikunjungi Candi Cetho saja. Jadi semuanya serba spontan.
Dari Sidoarjo kami berangkat pukul setengah lima pagi karena jalannya juga tidak seberapa tahu, lalu meluncur melewati jalur tol yang sambung-menyambung hingga Jawa Tengah. Semuanya berjalan lancar sampai kami mencapai Karanganyar. Papa tidak punya pengalaman berkunjung ke Candi Cetho, beliau hanya tahu ke jalur Astana Giri Bangun dan Tawangmangu yang pernah kami datangi sekitar tahun 2012. Maka setelah beberapa kali bertanya ke orang, kami mengandalkan Google Maps. Saya bertugas menjadi navigator di belakang papa.

Rekan sekantor saya mengatakan jika jalur ke Candi Cetho memang cukup berliku, tetapi dia perempuan dan bisa mencapai area Cetho dengan naik motor matik, makanya saya pikir Papa pasti bisa mengatasi. Papa selain mantan pendaki gunung aktif, beliau juga terbiasa membawa mobil ke jalur pegunungan. Ternyata, di luar dugaan kabutnya sangat tebal. Sinyal internet mulai hidup mati, Papa mengomeli saya karena menilai kinerja sebagai navigator kurang bagus, hahaha. Setelah drama perdebatan satu mobil, sampailah kami di Villa De Cetho, tempat menginap yang dekat dengan Candi Cetho. Mobil pun mesinnya sudah berbau sangit.
Menjelajah Candi Peninggalan Dinasti Terakhir MajapahitDari Villa De Cetho, kami tinggal berjalan kaki sekitar 100 meter dengan jalan menanjak. Tiket masuk 7000 rupiah per orang dan pengunjung wajib mengenakan sarung kotak-kotak hitam putih saat masuk ke dalam wilayah candi.

Keunikan dari candi ini adalah bentuk patungnya yang tidak seperti patung atau arca candi Hindu di Jawa lainnya. Kebanyakan seperti patung suku Inca atau Maya dan desain arsitektur khas bangsa Sumeria. Aroma dupa tercium kuat di beberapa area Candi Cetho. Candi ini masih sering digunakan sebagai tempat beribadah pemeluk agama Hindu dan Kejawen. Saya juga bertemu seorang gadis setempat berpakaian adat Hindu dengan riasan bunga di gelungan rambutnya.

Di area halaman kedua candi, terdapat susunan batu aneh yang bentuknya seperti pemujaan Bangsa Sumeria. Ternyata susunan batu itu membentuk semacam hewan kura-kura. Candi Cetho diperkirakan dibangun di masa raja terakhir Majapahit, Raja Brawijaya. Namun melihat desain arca dan ornamen bangunannya, hal ini menjadi perdebatan. Ada ahli yang mengatakan, Candi Cetho telah mendapat pengaruh budaya bangsa Sumeria kalau dilihat dari relief dan arcanya. Di bagian lebih dalam lagi, terdapat beberapa pendopo sebelum memasuki area candi utama. Di beberapa sudut terdapat arca kecil yang diberi dupa. Pendopo ini katanya masih digunakan sebagai tempat beribadah, makanya bau harum dupa masih dominan. Area candi utamanya pun tak kalah unik. Bagian bawahnya berbentuk semacam kubus dengan puncak meruncing. Biasanya desain candi bercorak Hindu itu langsing. Candi Cetho ini tidak menyerupai candi di daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur. Minum Teh Nikmat di Kebun Teh KemuningKebun Teh Kemuning menjadi destinasi kedua di sekitar Cetho. Saya dan keluarga memutuskan untuk turun menuju Telaga Sarangan. Hotel pun kami dapat sehari sebelumnya saat di Candi Cetho. Untuk masuk ke kebun teh hanya perlu 5000 rupiah saja.

Kita bisa menikmati teh original dari kebun dengan rasa manis dan pahit yang pas sambil menikmati pemandangan menakjubkan. Suhu udara di area Cetho dan sekitarnya termasuk dingin, jadi sangat menyegarkan tubuh dan pikiran.

Selanjutnya tentu saja menikmati jajanan enak seperti sate kelinci dan wedang ronde di tepi Telaga Sarangan juga sama-sama merilekskan otak. Saya dan keluarga naik speed boat untuk berkelilin telaga ditemani pemandangan langit seperti lukisan magis.

Menjelajah Waduk Bening Widas
Waduk Bening Widas di Madiun ini mendadak kami datangi karena kebetulan sekeluarga ingin makan seafood dan mampir di lokasi yang belum pernah saya kunjungi. Nenek saya adalah penduduk asli kota Madiun tetapi saya malah asing dengan waduk ini. Sehari-hari waduk termasuk sepi pengunjung. Kebetulan karena musim liburan, pengunjungnya lumayan banyak apalagi ada pentas dangdut.

Setelah makan menu ikan bakar super sedap, kami berkeliling waduk dengan perahu motor. Siksaannya, karena dua hari menginap di daerah sejuk nan dingin, maka di hari ketiga ini kulit muka saya gosong terkena paparan panas matahari di atas waduk. Untung ada angin semilir yang menyejukkan sedikit-sedikit.Inilah perjalanan saya ke tiga kota bersama keluarga pada lebaran lalu. Artikel telah mengalami perombakan setelah diterbitkan di media Kurung Buka.
Published on November 12, 2019 10:00
November 11, 2019
Podcast: Dalam Menulis Penting Mana Antara Kualitas dengan Kuantitas?

Beberapa pertanyaan dari rekan penulis tentang mana yang lebih penting antara kualitas atau kuantitas menulis. Sudah bukan rahasia lagi jika profesi sebagai penulis kini pamornya tak lagi dipandang sebelah mata. Seorang penulis buku bisa mendapat rezeki dari royalti dan undangan bedah buku di berbagai kota. Kini penulis konten dan penulis skenario juga bisa menjadi sandaran hidup.
Saya sempat membaca jika kegiatan menulis itu bisa disamakan dengan aktivitas lari. Menulis artikel konten sama dengan lari sprint, sedangkan menulis buku serupa dengan maraton. Setuju sekali untuk anggapan tersebut. Menulis konten dalam frekuensi yang lebih sering, juga bisa menghasilkan uang yang lumayan. Saya bisa menabung untuk traveling dan investasi dari menulis konten.
Nah untuk mencapai tahapan hasil tulisan kita dihargai dengan baik itu lebih baik fokus pada kualitas saja atau kuantitas?
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan, saya bahas di cuap-cuap yang bisa didengarkan di Anchor atau Spotify akun 'Reffi_D'. Klik link di sini.
Published on November 11, 2019 19:55
November 5, 2019
Suka Duka Selama Menjadi Penulis

Beberapa pesan masuk melalui medsos ataupun chat pribadi. Teman-teman ini rata-rata menyampaikan keinginan untuk menjadi penulis dan bertanya tips apa saja yang harusnya dilakukan agar bisa konsisten menulis.
Saya tanyakan kurang lebih begini, “Sudah siap belajar banyak? Siap capek kalau dikejar deadline sama klien? Mau banyak dan rutin membaca tiap hari?”
Tidak Semua Paham RisikonyaBeberapa di antaranya bingung soal manajemen waktu dan menceritakan kesibukan yang mereka lakukan tiap hari hingga agak sulit jika menjawab pertanyaan saya. Nah, dari sini saya katakan jika menjadi penulis tidak semudah yang diucapkan para writing motivator (dan apa kata saya juga, hehe).

Menulis sebagai hobi tentu akan sangat menyenangkan, dulu saya juga tidak tiap hari menulis. Namun ketika menulis sudah dijadikan sebagai salah satu mata pencaharian, maka seperti halnya profesi lain ada kalanya sumpek, kesal, dan muak melihat laptop atau kertas karena terlalu capek. Semuanya tak seindah yang dilihat.
(Baca Juga: Menulis adalah Menangkap Hantu Gagasan di Udara)
Bahkan untuk menulis fiksi seperti novel pun memang penuh dengan ide dari saya pribadi, tetapi ketika memasuki proses editing banyak sekali yang harus saya perbaiki agar tulisan lebih enak dibaca. Apalagi jika menulis untuk klien seperti blog atau copywriting, siap-siaplah untuk mengurangi jam jalan-jalan atau bersantai demi deadline Roro Jonggrang (kebut sehari semalam).Sampai saya menemukan pertanyaan di Quora tentang apa suka duka selama menjadi penulis. Akhirnya jawaban itu ingin saya tuang kembali di blog.
Hal-hal Menyenangkan Selama MenulisInilah hal-hal yang saya sukai selama menulis

Mengasah keterampilan yang belum saya ketahui. Awal menulis, saya hanya tahu fiksi dan nonfiksi. Saya menulis cerpen, novel dan puisi. Lalu ketika mulai serius ngeblog dan menjadi content writer, saya sadar banyak sekali hal yang tidak saya dapat di sekolah. Saya belajar copywriting, belajar mendesain ebook dengan Canva, belajar menulis skenario, dll.
Lebih populer dan menambah uang. Ketika karya saya mulai banyak dan dibaca orang, jelas popularitas meningkat (meski tidak sampai sebanyak para selebgram), dan tabungan traveling bertambah dari menulis. Tapi saya belum bergantung dari menulis sepenuhnya karena saya suka bahasa asing, jadi masih kerja kantoran. Entah saat menikah nanti, bisa saja saya full time menulis sambil menjadi penerjemah atau freelance interpreter.
Bertemu dengan teman penulis yang keren-keren, diundang di banyak event dan acara seru, menjadi writing trainer karena dikenal sebagai penulis atau blogger.
Apa Saja yang Menjadi Duka Selama MenulisKurang lebih daftar hal yang membuat saya capek itu seperti ini.

Capek. Saya punya sakit gastritis, sinusitis, skoliosis ringan. Jadi kalau terlalu banyak menulis dan kurang olahraga sampai jadwal istirahat kacau, ketiga penyakit itu akan menyiksa saya sampai sulit beraktivitas.
Kalau ada yang tidak suka dengan tulisan, bisa dibully, dicaci hingga difitnah.
Menghadapi klien yang aneh-aneh. Sebagai content writer, kadang saya harus bersabar ketika mendapat klien yang memberi deadline mepet atau banyak banget aturan tulisannya. Jadi saya harus berusaha profesional. (Baca Juga: Proses Kreatif Sebelum Menulis)Dianggap tahu segalanya. Hei, saya penulis memang tapi tidak semua topik saya suka dan saya paham. Penulis bukanlah buku berjalan meski dituntut suka baca hahaha
Itulah suka duka saya selama menulis. Mungkin Anda juga punya cerita yang sama? Mari berbagi di sini ya.
Published on November 05, 2019 23:33
October 29, 2019
Bibir Cantik dengan Lipstik Viva Queen Perfect Matte

Lipstik adalah benda mini yang menjadi favorit sebagian besar kaum hawa. Dengan warna lipstik berbeda, maka aura wajah bisa berubah. Pilihan warna lipstik juga bisa disesuaikan dengan kondisi tempat atau situasi yang akan kita datangi. Saat ini lipstik matte menjadi salah satu jenis pewarna bibir kesukaan perempuan, termasuk saya. Setelah mencoba merk lain akhirnya hati saya terpaut pada lipstik Viva Queen Perfect Matte.

Saya memiliki kontur bibir yang tebal sehingga kurang suka menggunakan lipstik glossy. Karena tertarik dengan sebuah merk lipstik yang digunakan teman, saya pun mulai memakai jenis lipstik matte. Sayangnya bibir jadi pecah-pecah dan makin kering. Karena produk skin care kebanyakan Viva, maka saya coba saja membeli lipstik Viva Queen Perfect Matte tipe Barely Nude. Efeknya cocok banget warnanya dan tidak membuat bibir kering.
Sederhana Namun EleganBiasanya kesan pertama dari kemasan lipstik produk Viva itu sederhana tetapi jadul banget. Nah sekarang ada perkembangan bagus untuk produk-produk terbarunya, termasuk lipstik matte ini. Setelah lipstik Barely Nude habis, saya langsung membeli tiga warna lain yaitu Peach Nectar, Red Wine dan Raspberry.

Kardusnya warna kuning cerah sedangkan wadah lipstiknya elegan sekali dengan warna hitam dan ukiran tulisan berwarna keemasan. Saat dibuka lipstiknya tidak menguarkan aroma yang aneh. Kalau secara fungsi, dari kemasan kardusnya lipstik ini diklaim memiliki UV Protection, moisturizing, mudah dibaurkan (easy blend), warna yang solid (intense color), dan tahan lama (long lasting).

Saya baca memang ada kandungan Squalane di komposisinya yang berarti memiliki manfaat UV Protection sekaligus melembabkan. Tetapi masih ada kandungan parfumnya, jadi untuk ibu hamil dan menyusui yang alergi parfum dalam lipstik bisa tanya-tanya nih sama doktenya.
Warna Menarik dan MelembabkanPilihan warna lipstik matte ini ada macam-macam, tetapi saya penasaran dengan tiga warna yang sudah saya sebut sebelumnya. Kalau mau yang sewarna bibir, coba saja tipe Barely Nude. Ketiga warna ini masuk di kulit cokelat.

Setelah diaplikasikan di bibir juga tidak membuat kering atau kehitaman. Tanpa harus pakai lip balm, bibir saya aman-aman saja. Hanya saja jika sudah dipakai makan atau minum, lipstiknya memudar. Tetapi tenang saja, meski memudar pun tidak langsung hilang, jadi kesannya fadingsedikit. Waktu minum juga menyisakan sedikit warna di bibir gelas. Kecuali waktu puasa, maka bibir akan cetar seharian sampai waktu buka.

Lipstiknya juga saya pakai di kesempatan beda-beda. Untuk hang out saya sering pakai lipstik tipe Raspberrydan Peach Nectar. (Baca Juga: Review Amni Sunscreen)


Berhubung tipe wajah saya ini tegas dan galak, LOL, saya jatuh cinta dengan tipe Red Wine. Seperti namanya, Red Wine ini warnanya merah tua dan sering saya pakai di kantor. Karena warnanya sangat bold, saya oles tidak sampai memenuhi bibir lalu saya ratakan dengan kelingking, lebih baiknya sih pakai kuas lipstik ya, hehehe.

Published on October 29, 2019 00:38
October 27, 2019
Sosialisasi Sertifikasi Florist Level 2 Sebagai Oase Pecinta Bunga

Bunga selalu menarik minat. Untuk pemberian spesial pada seseorang, kita juga mencari bunga yang sesuai dengan tujuan hadiah. Bahkan ada yang mengatakan jika lewat bunga kita tahu bagaimana karakter seseorang. Itulah sebabnya bisnis florist masih langgeng hingga kini. Melihat prospek bisnis florist yang tetap berdenyut di tengah era globalisasi, Citta Florist bekerjasama dengan IPBI (Ikatan Perangkai Bunga Indonesia) cabang Surabaya menggelar event sosialisasi dan simulasi sertifikasi florist level 2.

Acara tersebut berlangsung selama dua hari dengan tujuan berbeda. Di tanggal 22 Oktober 2019, sosialiasi sertifikasi florist level 2 disampaikan oleh florist profesional, Bapak Andy Djati Utomo, S.sn, AIFD, CFD. Bagi siapapun yang ingin mengikuti ujian resmi tersbeut harus mengetahui bagaimana ketentuan ujian, mekanisme penilaian, strategi agar lulus ujian dan lain-lain. Sedangkan di hari berikutnya pada 23 Oktober, simulasi ujian praktek sebagai aplikasi teori yang sudah diperoleh juga dilakukan. Kedua acara dilakukan di Hotel Quest Surabaya.

Citta Florist telah resmi memegang izin sebagai tempat penyelenggara ujian (TUK) dengan nama TUK Cumbacitta. Bapak Andy Djati Utomo selaku narasumber resmi yang ditunjuk oleh LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi), membagikan semua ilmu dan mereview hasil praktek peserta agar sesuai dengan ketentuan penilaian ujian. Menariknya, peserta yang hadir tidak semua merupakan pebisnis bunga atau florist profesional. Para penyuka bunga yang masih amatir dalam merangkai pun banyak yang bergabung.
Keseruan AcaraAda hal-hal menarik yang bisa diamati selama acara berlangsung, bahkan ketika saya hadir di hari kedua pun beraneka ragam wawasan baru membuat saya terkesima. Jadi tidak semua orang tahu jika untuk menjadi florist profesional pun kita butuh sertifikasi. Dan ujian tersebut juga resmi di bawah payung pemerintah. Di hari pertama, Kabid Pauddikmas dari Diknas Surabaya, Ibu Thussy Apriliyandari, yang membawahi lembaga kursus juga menyatakan kekagumannya pada acara sosialisasi serta simulasi. Tidak semua tahu jika dari sebuah hobi dan kecintaan pada bunga, maka bisa menjadi profesi yang menjanjikan di masa depan. Bukan sekadar berbisnis, tetapi juga diakui di dunia keprofesian.

Tentunya dalam berbisnis, kreativitas merangkai bunga menjadi hal penting, tetapi dalam koridor sertifikasi ada hal-hal yang perlu dipelajari. Sertifikasi keahlian tersebut menjadi oase bagi para perangkai bunga untuk bisa lebih berdaya dalam karir floristnya.
TUK Cumbacitta telah memegang SK dari LSK sehingga bisa menggelar uji kompetensi seni merangkai bunga dan desain floral. Lembaga kursus yang menerima SK resmi barulah LKP Cumbacitta (Lembaga Kursus & Pelatihan). Dengan demikian Citta Florist yang sebelumnya dikenal sebagai produsen rangkaian bunga untuk berbagai kesempatan, kini telah berkembang juga menjadi lembaga kursus keterampilan sekaligus tempat diselenggarakaannya tes kompetensi yang juga menjadi program pemerintah.

Uji kompetensi sertifikasi level 1 telah dilaksanakan dua kali pada September 2018 dan Juni 2019. Tentunya dengan semangat untuk meningkatkan kemampuan para pebisnis dan yang berminat untuk menjadi florist profesional, perlu untuk melewati tahapan-tahapannya.
Peserta yang ingin mengikuti uji sertifikasi level 2, diwajibkan mengikuti sosialiasi 22 Oktober, tetapi tidak diwajibkan untuk mengikuti simulasi keesokan harinya. Namun menurut pandangan saya. Justru di kegiatan simulasi inilah maka pemahaman peserta bisa benar-benar diuji dan bisa mengetahui kekurangan apa saja yang perlu diperbaiki. Peserta simulasi mendapat fasilitas bunga segar beberapa jenis, vas, air untuk bunga sambil membawa perlengkapan merangkai bunganya sendiri.

Seru sekali melihat peserta yang sebagian besar ibu-ibu ini memeras otak untuk menghasilkan beberapa bentuk rangkaian bunga. Salah satu peserta yang duduk di depan saya sempat panik karena waktu 3 jam terasa sempit dan bertanya pada saya apakah rangkaian bunganya sudah bagus. Setelah selesai, peserta diminta untuk mengisi nama bunga apa saja yang sudah digunakan dengan nama latin dan perkiraan harganya. Mereka diarahkan untuk mengasah wawasan, meningkatkan keterampilan teknis serta mempertajam insting berbisnis.

Nantinya bobot ujian kompetensi akan dibagi menjadi dua proses. Uji teori berlangsung selama satu jam,sedangkan uji praktek akan berlangsung selama 3 jam. Hal paling krusial tentu saja pada uji praktek karena percuma jika wawasan teorinya sangat bagus namun dalam prakteknya masih kurang. Di acara simulasi inilah peserta bisa mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
Harapan Untuk Generasi MudaHarapan dari diselenggarakannya acara sosialisasi dan simulasi yang masih baru diselenggarakan di Surabaya adalah meningkatnya atensi generasi muda terutama dari kaum milenial untuk mau melirik wilayah keterampilan ini. Selama ini kita mungkin tahu beberapa jenis profesi seperti MUA (Make Up Artist), Youtuber, Blogger dan pekerjaan lainnya. Florist adalah salah satu jenis profesi yang tak kalah menjanjikan dan mengasah berbagai elemen keterampilan.
Di saat merangkai bunga, kita harus paham komposisi warna agar penyusunannya tetap seimbang dan menarik, bagaimana cara meletakkan tangkai dan memotong bagian bunga, paham tak hanya nama namun juga di sisi mana bunga seharusnya diposisikan. Yang punya passion di bidang seni dan suka dengan keindahan visual, perlu untuk melirik seni merangkai bunga.

Dengan adanya LKP Cumbacitta yang sudah resmi memiliki SK, maka masyarakat umum di Surabaya dan sekitarnya bisa datang untuk belajar. Legalitas kursus sangat penting karena hal ini bersinergi dengan hasil yang akan kita dapatkan. Selain terampil merangkai bunga, kita juga berkesempatan mengikuti uji sertifikasi.
Semoga acara sosialisasi dan simulasi ini tidak hanya berjalan satu kali. Anak muda dan masyarakat awam perlu tahu soal seni merangkai bunga ini. Siapa tahu ke depannya akan lahir florist-floris andalan dari Jawa Timur.
Published on October 27, 2019 01:29
October 25, 2019
Spread Your Journey With Travelblogid

Traveling is one of the important activity in our life. We work from Monday until Friday (some people should work until Saturday), sinking in the rush hour and getting exhausted with the same pattern every day just for earning money. You may save your money for the emergency fund or investment, but to spare your money in travel is a great expense too. Experience is a chance to grow your survival life skill.
However, people who are seldom to travel, sometimes confuse where to go. What is the best destination to wander? Therefore Travelblogid is created to help you. In this website, you can read many traveling reviews from avid travelers.

The review is not only about the tourism place but also about culinary, art & culture, also tips & info. Although it is created basically in Indonesia, foreign people also can read the English reviews. Travelers who want to visit Indonesia can access Travelblogid in English to search for everything about the nation’s tourism place.
Why TravelblogidSharing your traveling experience on this website through article and videos will give you some benefits. Travelblogid provides rewards point feature for the published article or video. You can write in Indonesia or English. The website features are user-friendly. It is not difficult to write and post here.

After you post, you need for a while until it is published. The article or video will be sorted in the pending section. Don’t forget to redeem your rewards point in the store feature and get many interesting products there.

If you don’t have any experience in traveling and willing to start a new journey, you don’t need to search randomly in Google. Just visit this website and enjoying many honest journals from people worldwide. Especially if you want to visit the local place in Indonesia, Travelblogid will give you many pieces of knowledge from different category. You can choose what category that attracting you like art, culture, vacation, culinary, tips & info, and so on.Gathering Uniq Point Of ViewThis website shares many good impacts for us. We can divide it into three topicsFirst, you can train your travel writing skill and create your personal branding. You don’t need to make a blog, just sign up here then start your post.
Second, a different writer will have different point of view even they come to the same place. Travelblogid gather them in one place and the reader can absorb uniq moment based on the true event.
Third, when you start to share your article or video here, it means you support the tourism industry. Internet is the fastest solution to promote everything, so you have taken a part to spread a positive thing.
There are many ways to build your own personal brand in travel writing. Besides that, on this website, you can know many friendly travelers who sincerely share their journey. You don’t need to be an expert writer or video maker to join, just start from scratch.
Personally, I like to join because I can learn from many people and enjoy their stories. For example, I can read three articles from the different person about Mount Bromo. It is very fun. Isn’t it?So what are you waiting now? Let’s start your trip and plan your content right now.
Follow Travelblogid social media from Facebook, Instagram and Twitter to get more informations.
Published on October 25, 2019 02:33
October 23, 2019
Review Diary Introvert, Bercengkerama Akrab dengan Penulisnya

Judul : Diary Introvert, catatan dari balik dunia yang heningPenulis : Hardy ZhuTebal : 157 halamanTahun Terbit : Cetakan Pertama, 2019Penerbit : Trans Media
Saya adalah seorang ekstrovert. Uniknya, beberapa sahabat karib termasuk introvert. Betapa susah menyelaraskan cara berkomunikasi kami yang bertolak belakang. Seorang ekstrovert mengisi energi emosionalnya dengan berinteraksi lewat kegiatan fisik atau interaksi dengan orang lain, sedangkan introvert lebih banyak memilih berdiam diri di ruang ternyamannya. Lalu ketika membaca buku Diary Introvert ini saya makin senang karena akhirnya bisa memahami lebih dalam karakter sahabat-sahabat saya.

Buku ditulis dalam sudut pandang orang pertama yang saya asumsikan jika Hardy Zhu sebagai penulis memang menceritakan pengalaman pribadinya dengan karakter introvert. Butuh perenungan panjang dan juga ketelatenan untuk merinci kembali kenangan yang mungkin sudah lewat beberapa tahun. Sekali lagi inilah keistimewaan sosok introvert. Mereka lebih banyak diam namun serius mendengar serta mengamati, sehingga menjadi orang yang paling paham.
Diary Introvert dibagi dalam 8 bab yang rata-rata menceritakan hambatan apa saja yang sering dialami serta stereotip seperti apa yang disematkan pada seorang introvert. Bab pertama dibuka dari cerita penulis saat sedang mengunjungi kebun binatang dengan rekan sekampusnya. Ia tidak bisa menikmati hiruk-pikuk dan kawan-kawannya yang bisa sangat ceria berfoto bersama atau bersenda gurau. Akhirnya penulis mencari tempat menyendiri sembari mendengarkan musik.
[image error]
Introvert bukanlah keanehan. Memang seorang ekstrovert lebih mudah mengutarakan pendapat atau membuka topik obrolan, tetapi introvert pun juga bisa melakukan hal serupa meski butuh usaha lebih. Buku ini tak hanya menyajikan fakta apa saja yang sering dialami seorang introvert, namun juga solusi yang bisa diambil agar bisa berdaya dan berkarya lebih.
Sifat-sifat yang sering dialami seorang introvert itu contohnya dicap sombong oleh tetangga karena jarang bergaul dan sering berdiam diri di rumah, gugup ketika harus bicara di depan orang banyak, serta merasa sesak ketika terlalu lama berada di tempat yang ramai. Penulis menuturkan betapa beruntungnya memiliki seorang sahabat yang mau mengajaknya sesekali mendobrak batasan diri.
“June menunjukkan satu sisi yang berbeda dari kebanyakan orang. Ia berhasil membuatku ingin percaya bahwa aku memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain.” (Halaman 49)
Menurut teori kepribadian yang dikemukakan oleh Carl Jung, introvert termasuk jenis kepribadian yang cenderung lebih nyaman untuk menyendiri lalu melakukan aktivitas kreatif semacam menulis dan membaca buku. Sejalan dengan yang dilakukan oleh penulis. Ia lebih suka beraktvitas di balik layar. Menyumbang ide untuk kegiatan di desa akhirnya membuatnya dekat dengan Pak RT. Selain kemampuan menulisnya, penulis juga memiliki kemampuan sebagai penyumbang ide dan penyusun rencana kegiatan. Produktif sekali, bukan?
Keunggulan dari buku ini adalah adanya lembar jurnal untuk diisi pembaca. Selain membaca, kita juga seolah sedang curhat langsung dengan penulis. Apa saja hambatan yang dirasa hingga upaya yang ingin dicapai bisa dicatat di dalam buku ini sembari meresapi pengalaman penulis. Trik yang disampaikan pun tidak terkesan menggurui.

(Unsplash: @mvp)
Salah satu strategi penulis agar kemampuan komunikasinya semakin baik adalah mendaftarkan diri sebagai tentor atau pengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel). Di awal mula, kegugupan menyergap sehingga sempat ia ditertawakan muridnya. Dengan menyiapkan materi sampai ingat dan paham di kepala dengan sebaik mungkin, kini penulis bahkan bisa menjadi pembicara di acara bedah bukunya. Sisi introvertnya tetaplah ada, tetapi hambatan bisa diatasi dengan banyak berlatih.
“Kemampuan manusia memang tidak semuanya sama. Ada yang mampu melawan kelemahannya sendiri, ada pula yang berulang kali berusaha tapi tetap belum mampu mengalahkan kelemahannya. Tapi, menyerah bukanlah jawaban. Selalu berusaha, bila tidak mampu, bukan berarti selamanya tidak bisa melakukan. Hanya belum. Mungkin hanya perlu mencoba cara lain.” (Halaman 102)
Jadi bagi kalian yang memang sedang merasa malu dan terkucilkan karena sadar jika punya karakter introvert, maka bacalah buku ini. Pikiran kalian akan lebih terbuka dan siapa tahu ada hal kreatif yang bisa menjadi kebanggaan kalian nantinya. Don’t be shame to be the really you!
Published on October 23, 2019 20:03
October 20, 2019
Masih Melakukan 3 Hal Ini? Lebih Baik Jangan Ikut Kelas Online

Mengikuti workshop atau seminar untuk pengembangan skill, saat ini semakin banyak diminati orang, termasuk saya. Hobi membaca dan juga curiosity tingkat langit yang dipupuk sejak kecil, membuat saya selalu ingin tahu lebih detail terkait topik-topik yang menarik minat. Aktivitas terkait literasi, pengembangan diri dan bahasa asing adalah tiga hal yang tak membosankan untuk dikulik. Apalagi saat ini banyak kelas yang juga diselenggarakan lewat dunia maya atau bahasa populernya kelas online.
Banyak yang sangsi dengan efek mengikuti workshop atau kelas tatap muka, lalu menanyakan pada saya apakah kelas online itu efektif? Saya jawab, baik kelas offline maupun online membawa banyak dampak positif untuk saya. Jadi bukan masalah sistem kelasnya, melainkan bagaimana kesungguhan individunya.
Selain itu saya juga beberapa kali menjadi pemateri, bukan hanya peserta, baik di kelas online dan kelas offline. Akhirnya setelah beberapa waktu mengamati, ada hal-hal yang seharusnya bisa dihindari oleh siapa saja yang berminat mengikuti kelas online. Mungkin judul artikel ini terkesan provokatif, tetapi lebih baik membeberkan fakta agar uang yang digunakan untuk mengikuti kelas online tidak terbuang percuma.
Kalau Anda masih sering melakukan hal ini, berarti tidak terlalu cocok mengikuti kelas online. Apa saja ya tandanya?
Membaca Sekadarnya dan Menjadi Silent ReaderKelas online sebenarnya sangat bermanfaat buat kita yang terhalang jarak dan waktu untuk keluar rumah dan bisa fleksibel dalam memahami materi. Saya sering heran melihat respons peserta di dalam grup kelas yang tidak ada pertanyaan, memberi komentar atau pendapat juga nihil, lalu ketika pertanyaan diajukan pun sebenarnya sudah terangkum di dalam materi.

Akan terlihat peserta yang benar-benar membaca materi lalu tidak mengerti, dengan peserta yang membaca sepintas lalu asal bertanya agar terlihat aktif. Meski sebagai pemateri saya dan barangkali yang lain juga diam, kami bisa menilai lho kualitas pertanyaan asal-asalan itu.
(Baca Juga: Lebih Waras dengan Motto Bodoh Amat)
Lebih baik jujur dan izin pada pemateri saat tidak bisa aktif di kelas karena suatu kendala. Kalau memang sudah paham, maka sampaikan jika Anda mengerti dan menunggu tugas berikutnya. Sebenarnya walau kelas online, kebiasaan kritis itu tidak jauh beda dengan kelas tatap muka.
Menghilang Ketika Diberi TugasSaya selalu memberi tugas bagi peserta di kelas online. Tujuannya untuk mempraktekkan materi dan memberi kesempatan peserta bertanya jika ada yang kurang dipahami di tengah proses penyelesaian tugas. Kalau Anda malas mengerjakan tugas lalu menghilang begitu saja meski sudah ditagih berkali-kali oleh moderator atau pemateri, lain kali lebih baik simpan uangnya untuk sedekah ketimbang mengikuti kelas online. Atau cari saja kelas offline di dekat daerah Anda.

Sekali lagi, apabila ada halangan dalam mengumpulkan tugas tepat waktu, misalnya anak sakit atau sibuk kerja, sampaikan pada pemateri dan kerjakan sedikit-sedikit secara sungguh-sungguh. Hargailah penyelenggara kelas dan juga pemateri yang sudah meluangkan waktu untuk menyusun konsep pembelajaran demi peserta termasuk Anda.
Hanya Untuk Ikut-ikutanSesuaikan minat dan kebutuhan jika ingin mengikuti kelas online berbayar. Saya sendiri akan menimbang-nimbang sebelum memutuskan untuk mendaftar. Kelas menulis online yang pernah saya ikuti tidak ada yang sia-sia. Contohnya kelas Writerpeneur dari Indscript Creative memperkanalkan saya pada konsistensi menulis dan membuka peluang menulis konten dari blog untuk dibayar.
(Baca Juga: Apakah Blog Butuh Niche? Mungkin Tidak Harus)

Setelah kelas selesai, saya akan terus berlatih untuk mengasah kemampuan. Jangan karena sedang tren, lalu Anda ikut-ikutan mendaftar. Iya sih itu uang Anda, tetapi apa manfaatnya jika setelah mendapat materi lalu tidak dipraktekkan? Atau ketika di tengah materi, Anda malah menguap bosan lalu mengabaikan isi kelas sama sekali. Rugi dan sebuah pemborosan.
Jika Anda masih sering melakukan salah satu atau malah tiga hal di atas, maka harus dikaji ulang apakah kelas online tersebut benar-benar punya manfaat? Beda halnya jika Anda sudah belajar tekun namun masih belum puas dengan materinya, sah-sah saja Anda ikut kelas serupa dengan pemateri lain.
Jadi jika sekarang mau memilih kelas online berbayar, pikir masak-masak ya! Keberhasilan proses belajar tidak hanya dari kualitas materi dan pengajarnya, tetapi juga dari kesungguhan Anda sebagai peserta.
Published on October 20, 2019 07:52
October 8, 2019
5 Sikap yang Harus Dimiliki Fresh Graduate

Saya pernah menjadi fresh graduate, sekitar enam tahun lalu. Waktu itu rasanya clueless sekali tentnag dunia pekerjaan. Lulus membawa gelar IP terbaik kedua di jurusan, tak serta-merta membuat saya terhindar dari kebingungan. Untungnya, tak lama setelah yudisium dan mencari kerja, saya diterima sebagai Japanese Interpreter di sebuah perusahaan yang sedang berkembang pesat. Saya tak tahu soal sikap yang harus dimiliki fresh graduate, pikir saya asal bisa Bahasa Jepang dan bahasa Inggris lumayan lancar, maka sisanya bisa saya pelajari belakangan.
Ternyata, ada banyak hal yang harus saya persiapkan. Di masa-masa awal bekerja saya bertanya pada para senior dan terkadang pulang ke kos dengan tubuh lelah luar biasa karena merasa tidak maksimal bekerja. Saya merasa seperti orang linglung, selain soal berbahasa Jepang yang sudah saya tekuni di bangku kuliah.
Setelah beberapa tahun berlalu, saya sadar jika kesibukan selain belajar di masa kuliah juga sangat membantu saya cepat beradaptasi dengan dunia kerja yang serba sibuk, dinamis dan juga sesekali ada intrik. Inilah beberapa sikap yang harus dimiliki fresh graduate agar lebih siap memasuki dunia kerja.
Portofolio Akademik dan Non AkademikSibukkan diri dengan belajar tekun sekaligus menekuni satu atau dua bidang di luar akademik seperti seni, olahraga atau organisasi. Saya tidak tergabung di BEM karena memang passiontidak berada di situ, tetapi saya menyukai shodo(seni kaligrafi Jepang). Dari kesukaan itu akhirnya saya menjadi buchou (ketua klub) selama dua tahun. Lewat shodo, saya bepergian ke banyak kegiatan luar kampus, bertemu orang untuk menjual tulisan, berlatih bersama tim shodo yang tentunya mengasah kesolidan klub.

(Unsplash: @Giulia_Bertelli)
Selain itu saya juga berani mengambil pekerjaan sampingan seperti menulis dan menerjemahkan, yang ketika ditambahkan di dalam CV akan menunjang performa kita di mata recruiter. Belajar rajin memang harus, tetapi kemampuan interaksi dengan orang lain, menyusun kegiatan bersama tim, dan juga kegiatan di luar belajar akan membantu mengasah kemampuan leadership serta kemandirian kita dalam problem solving. Seimbangkan kegiatan akademik dan non-akademik. Carilah aktivitas yang sesuai hobi atau minat, bisa juga ambil kegiatan magang, volunteer, menjadi guru privat dll.
Asah Bahasa AsingMinimal kuasailah Bahasa Inggris. Rata-rata sebagian besar lowongan pekerjaan saat ini mensyaratkan pelamar untuk melampirkan sertifikat kemampuan Bahasa Inggris atau minimal bisa bercakap-cakap lancar dan bisa membaca serta menulis dengan cukup baik. Terutama jika ingin memasuki perusahaan besar yang ranah produksinya mancanegara, maka kemampuan Bahasa Inggris menjadi sangat penting.
Lebih baik lagi jika menguasai dua bahasa asing atau lebih, maka nilai jual diri kita akan semakin meningkat. Belajar tidak harus di kursus, kita bisa belajar dari drama, film, aplikasi gawai atau Youtube. Gunakan internet untuk belajar semaksimal mungkin, jangan hanya swafoto dan menulis status galau tidak jelas.
Sopan di Media SosialMengapa ini menjadi sebuah sikap yang harus disiapkan fresh graduate? Apa hubungannya dengan pekerjaan? Korelasinya sangatlah penting. Saat ini para recruiter juga mengecek media sosial kita apakah dipenuhi status penuh kebencian ataukah netral?

(Unsplash: @timbennetcreative)
Jika di media sosial kita sering menyebar berita hoaks atau membicarakan aib buruk orang lain, maka hal ini akan membuat recruiterilfil. Sopan di media sosial adalah sebuah skill penting yang berkaitan dengan attitude serta kematangan pribadi.
Perbaiki AttitudeUsia muda dan minim pengalaman mengharuskan kita banyak belajar dengan rekan satu departemen dan para senior. Jangan menjadi orang yang terlalu idealis sampai sulit menerima masukan dari orang lain. Jadilah orang yang mau belajar sekaligus bersikap sopan. Attitude yang paling mendasar selain sopan santun juga dari gaya berpakaian. Jangan berdandan menor dan memakai perhiasan berlebihan.Gengsi Harus Disingkirkan Sejenak
“Kerja itu harus sesuai passion,makanya jangan kerja ikut orang aja, kejar passionmudan buka bisnis sendiri sesuai passion.”Kalimat di atas seringkali merasuk di kepala para fresh graduate sehingga mereka galau selepas wisuda. Apakah bekerja itu harus sesuai bidang studi ataukah sesuai passion? Bagaimana jika pekerjaan pertama ini kelihatannya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari? Mau minta gaji besar kok belum punya pengalaman ya? Akibatnya karena terlalu sibuk menimbang-nimbang, kesempatan berkembang atau bekerja terlewatkan begitu saja. Lebih sulit lagi jika kebimbangan itu tersulut sikap GENGSI.

Sejak pertama kali bekerja, saya sisihkan di tepian soal gengsi. Ketika ditanya mau gaji berapa, saya hanya meminta gaji sedikit di atas UMR. Makanya kaget sekali saat membaca postingan seorang fresh graduate universitas negeri ternama yang menghina gaji 8 juta. Belagu sekali nih anak, itu pikir saya.
Dari segala skill yang harus dimiliki seorang fresh graduate, mental gengsian dan terlalu idealis inilah yang sering menjadi mental block. Gunakan logika. Apakah passion sudah menghasilkan? Apakah mau belajar mandiri dan tidak bergantung pada orang tua? Terimalah pekerjaan halal yang mungkin masih bisa kita masuki untuk belajar hal baru. Jika sudah bekerja dan mencoba menyukai pekerjaan minimal setahun saja, tetapi stres menghadang, keputusan berikutnya untuk keluar bisa dipertimbangkan.
Mumpung masih muda, bekerja keraslah sembari memupuk passion agar lebih bermanfaat. Jika belum menemukan passion juga tidak masalah. Lebih nyaman menjadi karyawan ketimbang entrepeneurjuga bukan dosa. Bersyukurlah pada apa yang diterima dan bergerak maju agar tidak terjebak di zona nyaman.
Itulah beberapa sikapyang harus dimiliki fresh graduate. Berpikirlah terbuka dan jangan dibutakan ego serta ambisi sampai tidak bisa bersikap rasional ya.
Published on October 08, 2019 02:03
September 25, 2019
Podcast Passion: Antara Ego & Realita

Salah satu jenis quarter life crisis dewasa muda adalah mau bekerja sesuai passion atau terima saja kesempatan yang ada? Agak membuat bimbang memang, makanya saya bahas di podcast.
Dulu saya sempat berpikir bahwa passion adalah segalanya. Lalu saya dihadapkan dengan realita yang meminta saya 'selow' sebentar. Bagi saya passion tetap penting, tetapi bagaimana jika diri kita saja tidak tahu hendak melakukan apa?
Klik di sini untuk mendengarkan podcast di Anchor App atau follow 'Reffi_D' di Spotify untuk mendengarkan juga bisa.
Published on September 25, 2019 14:20