Reffi Dhinar's Blog, page 20
September 24, 2019
Menyantap Makanan Lezat di Shuga Cafe

Hang out adalah salah satu kebutuhan penting untuk kita melepas penat. Terutama untuk para pekerja milenial atau mahasiswa yang sedang lelah dikejar tugas demi tugas. Salah satu alternatif hang out yang asyik adalah menikmati waktu rileks di sebuah kafe favorit. Sidoarjo terus mengembangkan diri dari segala sisi, makanya mal-malnya mulai dilengkapi jaringan bioskop dan banyak tempat makan hits bermunculan.
Saya salah satunya yang menyambut gembira perkembangan ini. Sekarang tak perlu jauh-jauh berangkat ke Surabaya untuk sekadar ngafe atau makan. Shuga Café adalah salah satu kafe nyaman yang membuat saya enjoy berbincang dengan sahabat sambil menyantap menunya.
Lokasi kafe tidak berada tepat di tepi jalan utama, tetapi lokasinya mudah ditemukan. Shuga Café berlokasi di Jl. Kutuk Barat No.66, Cangkring, Sidokare. Kita langsung tahu jika kafe ini mengutamakan desain minimalis dan clean. Bagi penyuka vintage seperti saya, pemilihan meja dan kursi serta dinding yang dicat warna hitam putih, membuat saya merasa nyaman. Ada bagian tembok yang polos saja tanpa warna cat tertentu, semacam unfinished design dengan gambar dinding dari kapur warna.

Harga menu yang disajikan termasuk ramah di kantong dan juga lezat. Penggemar Hot chocolate seperti saya juga tak akan kecewa. Yang menjadi signature drinkdari kafe ini salah satunya adalah kopi yang enak menjadi pendamping kala nongkrong. Saya berkunjung ke kafe ini beberapa kali baik di siang dan malam hari. Kafe ini cocok untuk mengerjakan tugas kerja atau kuliah sendirian, nah sesuai banget buat saya yang kadang bosan menulis di dalam kamar.

Soal rasa makanan dan minumannya Shuga Café telah diganjar penghargaan prestisius tahun lalu. Shuga Café meraih juara 3 di ajang Culinary Award 2018 Jawa Pos kategori The Best Café & Coffee Shop. Beberapa menu unik belum pernah saya dapati di kafe lain, seperti Korean Chicken Hamburger. Saat melihatnya, otomatis ingatan melayang pada hamburger Krabby Patty ciptaan Spongebob yang berwarna. Hamburger ini disajikan di atas piring dengan tusukan di bagian tengah roti, seperti sate. Ketika dimakan, roti hamburger tidak terlalu lembut dan daging ayamnya yang terletak di bagian tengah, renyah di mulut.

Bagi enggan melahap makanan berat, bisa coba memilih menu Salad & Toast. Ada beberapa jenis menu dengan varian rasa yang cocok juga bagi pengunjung. Perut kenyang tanpa perlu khawatir telah mengunyah kalori berlebihan. Menu yang saya pilih di bagian Salad & Toast adalah Chicken Tortilla. Tortilla wrap memiliki balutan tepung tipis yang di bagian tengahnya diisi sayur dan irisan dada ayam sangat enak. Ketika dicocol ke dalam saus tartar, sayuran dan daging ayamnya lumer di lidah. Di piring tortilla, diberi keripik kentang handmade yang rasanya tidak dibubuhi MSG. Tenggorokan saya akan gatal jika terlalu banyak makan MSG, makanya sangat jarang beli snackringan seperti ciki-cikian.

Kalau hanya mau makan camilan ringan sambil ngobrol, kita dapat memesan kentang goreng. Uniknya, di Shuga Café, olahan kentang goreng dimasak dalam beberapa varian rasa. Coba incip Salted Egg Fries, varian kentang goreng dibaluri saus telur asin di atasnya, sebelum dimakan celup ke saus tomat. Ada terasa asin, gurih, dan manis yang berpadu pas. Ketika berkunjung ketiga kalinya, saya memesan camilan lain yaitu rujak cireng. Minyaknya tidak berlebihan dan bumbu sausnya membuat mulut ketagihan. Ada sensasi manis dan pedas yang bercampur harmonis di lidah.
Shuga Café buka dari hari Selasa sampai Minggu, tiap Senin kafenya tutup. Jam bukanya pukul 12 siang sampai 9 malam. Khusus di hari Jumat sampai Minggu, waktu buka sampai jam sepuluh malam. Bagi kawan-kawan di Sidoarjo dan sekitarnya yang ingin datang sendirian atau mengajak beberapa teman, silakan mampir. Musik easy listening yang terus diputar, akan menambah suasana akrab. Yuk segera berkunjung ke Shuga Café!
Published on September 24, 2019 18:34
September 19, 2019
TedX Dedicated: Potret Impian dalam Tangguhnya Dedikasi

Pada 7 September 2019 lalu, saya merasakan euforia membahagiakan. Setelah absen beberapa bulan tidak bisa mengikuti event bulanan TedX Jalan Tunjungan, akhirnya saya bisa menghadiri acara tahunannya dengan tema besar Dedicated. Sebagai seorang penggemar video TedX, saya ingin merasakan langsung aliran ide inspiratif dari para pembicaranya.
Pertama kali menginjakkan kaki di auditorium besar di Gedung Q, UK Petra Surabaya yang megah, mata saya terpaku pada karpet lingkaran merah di panggung utama. Dan acara pun dimulai dengan meriah. Tarian kreasi Surabaya membuka rangkaian acara yang berlangsung sejak sekitar jam 9 pagi hingga setengah 5 sore.
Bisa saya tarik kesimpulan jika event TedX kali ini terbagi dalam dua topik utama yaitu kesehatan atau lingkungan hidup dan dunia kreatif yang masih bersinggungan dengan humanisme. Para pembicara terpilih tak hanya membuka wawasan saya, namun juga berhasil membuat mata berkaca-kaca saat mendengar rangkaian perjalanan mencapai impian mereka masing-masing.
Para Pejuang Lingkungan dan Kesehatan

Perubahan iklim global mempengaruhi pertanian di Indonesia dan dari data yang Bayu peroleh, sekitar 20% sawah mengalami puso atau gagal panen. Hatinya lalu tergerak untuk menciptakan alat berupa sensor cuaca dan sensor tanah. Sensor tanah dapat menganalisa kondisi PH, suhu, hingga kelembaban yang informasinya langsung tersambung di ponsel pintar para petani.
Tak puas dengan sensor saja, untuk meningkatkan produktivitas dan membantu petani dalam memutuskan apa yang ahrus dikerjakan di sawahnya di keesokan hari, Bayu berinovasi dengan Drone untuk mengumpulkan informasi pertanian lebih spesifik. Teknologi yang ia ciptakan telah banyak membantu para petani untuk menghadapi perubahan iklim.
Dari bahan baku pangan, kita diajak bergeser untuk memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Chef Indawati Kusuma mengajak untuk lebih fokus pada makanan olahan rumah, bukannya fast food. Budaya makan cepat saji ternyata juga berpengaruh dengan kebiasaan hidup yang lain.
Solusi yang diberikan oleh Chef Indawati juga merujuk pada kebiasaan positif seperti perbanyaklah untuk membeli produk lokal berkualitas semacam makanan tanpa pemanis dan pengawet buatan, bagikan wawasan terkait Slow Food Movement (tidak makan cepat saji) kepada sekitar dan lebih banyak lagi makan masakan rumahan dengan bahan dari rumah yang kita tanam sendiri.
Kemudian kita bergerak pada tema food waste. Eva Bachtiar, founder Garda Pangan, menceritakan bagaimana sisa makanan yang kita buang juga dapat berpengaruh pada perubahan iklim. Indonesia termasuk negara penghasil food waste terbesar nomor 2 di dunia. Food waste berkorelasi pada economic loss dan jika dibuang di tanah akan menghasilkan gas metan.
Dengan gerakan non-profit Garda Pangan, Eva dan tim volunteernya memberikan edukasi agar kita tidak menyia-nyiakan makanan di saat ada saudara di daerah lain yang masih kelaparan. Sering juga Garda Pangan diundang di acara hajatan seperti pernikahan untuk membereskan sisa makanan pengunjung. Dan sistem pengolahan food waste tersebut tentu diolah dengan baik.
Setelah pembahasan dari makanan, Verena Lindra, founder dari WARP, menjelaskan bahaya sampah plastik untuk bumi kita. Dunia sedang membahas soal bahaya sampah plastik ini untuk lingkungan hidup serta kesehatan manusia. Lewat gerakannya, Verena mengajak kita untuk lebih sadar dalam mengurangi penggunaan plastik serta mulai peduli dengan kegiatan daur ulang. Plastik juga telah diubah Verena menjadi produk bernilai ekonomis.
Dunia Kreatif dan Humanis Setelah jeda makan siang dan beribadah, sesi kedua dimulai dengan pembahasan terkait Kampung Dolanan oleh Mustofa Sam. Rata-rata semua pembicara ini memang berdedikasi dengan pilihan hidupnya dan dedikasi tesebut terpicu dari keresahan yang menyentuh sisi humanismenya. Mustofa sedih melihat anak-anak lebih banyak bermain dengan gawai, maka lewat kampung Dolanan ia mengajak anak-anak untuk mencintai permainan tradisional yang mengasah kerja sama, melatih adu strategi hingga meningkatkan kesehatan karena banyak bergerak secara fisik.

Disambung lewat pembicara paling senior, Eyang Wiwik Juwono yang di usia 76 tahun, masih enerjik mendedikasikan hidupnya di dunia pendidikan, khususnya untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Saya terharu saat Eyang Wiwik menjelaskan jika banyak orang masih memandang sebelah mata anak-anak berkebutuhan khusus ini, padahal mereka bisa berkarya sama baiknya dengan kita yang memiliki fisik sempurna.
Kita harusnya bersahabat dengan mereka tanpa memandang remeh atau rendah. Bahkan bukan tidak mungkin anak berkebutuhan khusus berprestasi gemilang seperti Marquel yang menjadi model setelah menyabet juara Mr Deaf Star 2018. Pemuda ini mengalami perundungan di masa sekolah dasar karena kondisi telinganya yang tidak bisa mendengar. Saya sampai menitikkan air mata mendengar ceritanya yang dibantu narator. Dengan dorongan sahabat dan orang tua, Marquel berani untuk kuliah dan mencoba peruntungannya di dunia modeling. Siapa sangka ia kini juga bekerja sebagai salah satu ASN di kota Malang.
Tiga pembicara berikutnya mengajak otak kita untuk berimajinasi serta mau meliarkan ide. Akbar Maulana yang ahli membuat Projection Mapping telah membangkitkan cita rasa tradisi lokal Surabaya lewat teknologi gambar bergeraknya. Lintu Tulistyantoro turut memajukan batik tradisional Pamekasan yang rupanya mendapat pengaruh dari budaya Jepang di masa penjajahan di Indonesia. Kini batik Pamekasan bernilai minimal belasan juta untuk satu kain. Dan Johan Ishii yang mengajak tubuh bergerak lewat olahraga capoeira. Filosofi capoeira membuat Johan Ishii mendalami makna kehidupan lebih baik serta mendalami keunikan seni di dalam bela diri khas Brazil tersebut.

Selain dari acara utamanya, TedX Jalan Tunjungan Dedicated juga membuka stan yang disebut TedXperience. Peserta bisa bertemu dengan para pengisi stan untk menambah wawasan, bermain hingga belajar membatik. Sebuah pengalaman lengkap untuk saya. Saya juga senang melihat persiapan TedX Jalan Tunjungan yang memfasilitasi pengunjung berkebutuhan khusus dengan penerjemah bahasa isyarat serta teknologi live interpreter.
Sesuai ekspektasi, TedX Jalan Tunjungan membuka pemahaman saya pada dunia yang mungkin tidak pernah saya pikirkan. Orang-orang yang berdedikasi ini layak disebut sebagai pahlawan, mereka berjuang bukan hanya untuk kepentingan pribadi melainkan juga untuk lingkungan dan sesamanya. Sanggupkah saya menjadi orang yang berdedikasi? Tak perlu muluk-muluk, cukup bergerak dari apa yang saya bisa dan saya pahami. Everyone can become a dedicated person with knowledge and kindness.
Published on September 19, 2019 18:15
September 12, 2019
Bersahabat dengan Uang

Uang adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Hampir semua aspek kehidupan kita, perlu ditunjang dengan uang yang cukup. Bukan berarti kita menjadi budak uang, uang dapat menjadi sahabat jika kita mampu menggunakannya dalam proporsi yang sesuai. Uang memiliki dua sisi berlawanan. Uang dapat menjadi penyebab manusia kehilangan hati nuraninya, namun dengan uang, manusia juga dapat menunjukkan rasa belas kasihnya.
Sejak kecil, saya dididik oleh orang tua untuk menghemat uang jajan. Ayah dan Ibu mengajarkan saya untuk menggunakan uang dengan takaran yang pas tapi juga tidak melarang untuk menggunakannya untuk hiburan sesekali. Bersahabat dengan uang harus dipupuk sejak dini.Seperti Ibu yang selalu memberi contoh untuk menyisihkan sisa uang di sebuah celengan, saya pun belajar menabung sedikit demi sedikit jika menginginkan sebuah barang.
Memaknai UangBerbagi adalah salah satu tujuan penting jika kita ingin memiliki banyak uang. Bahkan di saat kita belum memiliki banyak uang pun, kita masih tetap bisa berbagi dengan sedikit uang atau sesuai kemampuan kita. Contohnya saja jika kita memasukkan uang receh pada kotak infak atau sumbangan bencana alam. Tanamkan sejak dini, untuk mendapatkan uang, dibutuhkan usaha keras, doa dan tentunya cara-cara halal dalam menjalaninya.
Memperoleh uang dengan jalan yang tidak baik, akan mempercepat proses kehilangan uang, ditambah efek tidak menyenangkan di belakangnya. Lihat saja para koruptor kaya raya negeri ini yang akhirnya harus tinggal di dalam bui setelah kecurangan mereka terbukti.
Mindset Terhadap UangJangan membenci uang. Bagaimana efek uang terhadap kehidupan, semuanya tergantung cara pandang kita. Memang uang bukan segalanya, tetapi dengan uang yang berkecukupan, hati kita akan merasa lebih tenang. Pendidikan akan terpenuhi, kebutuhan sandang pangan dan papan akan tercukupi. Kekurangan uang dapat menimbulkan tindak kriminalitas. Jadi, cukup tanamkan mindset, kalau uang takkan berbahaya jika kita cerdas dalam menggunakannya.

Mendapatkan uang dengan cara yang baik dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan, berkarya sekaligus beramal, akan menumbuhkan kekayaan dalam hati. Hati tidak akan pernah merasa cukup, jika kita tidak pernah bersyukur. Pelajarilah metode mengembangkan harta yang kita miliki dengan cermat seperti mengikuti investasi, asuransi dan lain-lain. Sudah bukan zamannya lagi kita menghindari uang.
Tidak bisa dipungkiri, uang adalah sarana vital dalam kehidupan. Bersahabat dengan uang membuat kita sadar akan manfaatnya sekaligus mencegah keburukan yang dapat ditimbulkan.
Published on September 12, 2019 00:43
September 10, 2019
Supaya Tetap Confidence Meski Punya Haters

Sebuah pesan masuk di salah satu media sosial saya bertanya kira-kira begini, "Bagaimana cara supaya bisa lebih pede sama diri sendiri karena aku merasa banyak banget kekurangannya, Kak?"
Jawaban saya tentu saja klise, asah kemampuan dan mau mendobrak zona nyaman. Lalu saya buat polling di Instagram kira-kira apakah tema podcast ini menarik untuk dibahas? Hasilnya 83% menyatakan setuju, sedangkan 17% yang menolak ini entah apakah memang tidak pernah merasakan kurang PD dalam hidupnya?
Published on September 10, 2019 02:07
September 3, 2019
Tips Mengembangkan Diri Bersama Komunitas

Pernah mendengar idiom,”Jika ingin berbau harum, maka bergaullah dengan penjual minyak wangi?” Idiom atau pepatah tersebut memiliki arti bagaimana kita seharusnya bergaul. Memang tidak dipungkiri, jika kualitas pribadi sesoerang seringkali dinilai dari lingkungan pergaulannya. Misalnya, kita berteman dengan anak-anak muda yang hobi keluyuran malam hari pulang pagi, meskipun kita tidak ikut-ikutan, orang lain akan menilai diri kita berkelakuan sama dengan kawan-kawan kita.
Bergaul adalah salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Setelah usia beranjak dewasa, teman dan lingkungan pergaulan akan memberi banyak pengaruh lebih kuat dibanding keluarga. Saya tidak akan berbicara mengenai bagaimana seharusnya orang tua mengarahkan anak-anaknya, di sini saya hanya ingin berbagi tentang bagaimana menjadi anak muda yang berkualitas positif dengan lingkungan dan komunitas yang tepat.
Selain menuntut ilmu dan mencari uang untuk membiayai kehidupan, generasi muda sudah seharusnya memiliki passion dalam bidang kegemarannya. Kita tidak harus memiliki keahlian spesial agar dikenal banyak orang. Kenali diri dan kesukaan kita dan carilah komunitas yang bisa mendukungnya.
Tidak masalah jika Anda pecinta travelling, skateboard, membaca buku atau bus misalnya. Justru dengan bergabung di sebuah komunitas yang sepaham dengan bakat minat, akan menumbuhkan kepercayaan diri kita. Dan wajib diingat, jika komunitas yang kita pilih tidak boleh bertentangan dengan hukum, agama dan merusak masa depan cerah kita. Jangan sampai kita salah masuk pergaulan, bergaul dengan pecandu obat terlarang contohnya.
Berikut ini beberapa tips sederhana agar kita memilih komunitas yang tepat,· Gali hobi dan potensi kita. Hobi atau passion adalah hal positif yang bisa kita tekuni tanpa peduli biaya yang dihabiskan dan mampu menjadi pembunuh kebosanan kita di saat senggang. Temukan satu atau dua, lalu cari komunitas yang sesuai. Jangan gegabah mengikuti banyak komunitas agar kita fokus.
· Setelah mengetahui minat dan bakat, coba buka internet dan searchnama komunitas yang sesuai dengan diri kita. Media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter juga menjadi basis komunitas yang potensial. Seperti saya yang sangat menyukai buku dan menulis, maka saya mengikuti dua komunitas menulis yang dekat dengan tempat tinggal. Jarak juga menjadi faktor yang penting, apalagi jika sudah bekerja atau berkeluarga.

Photo by Annie Spratt on Unsplash
· Mengajak kawan-kawan lain dengan minat serupa untuk bergabung dalam komunitas. Perlu diingat, meski kita sudah tergabung dalam komunitas yang menyenangkan, kita harus tetap menjadi diri sendiri. Bergabung dalam komunitas tujuan utamanya untuk saling tukar informasi, melakukan kegiatan positif bersama kawan-kawan komunitas, refreshing dan lain-lain. Jangan menjadi follower yang mengganggu kenyamanan orang lain. Hargailah peraturan tak tertulis di sebuah komunitas. Jika memang merasa tidak nyaman, segera keluar dengan cara baik-baik dan tetaplah menjalin komunikasi yang baik dengan kawan-kawan komunitas.
Siapa tahu dengan mengenali bakat dan minat serta bergabung di komunitas yang tepat, maka kemampuan kita akan semakin mengkilap. Menggalang dana untuk bencana alam, mengikuti lomba keterampilan, atau sekadar bertukar informasi penting tentang hobi adalah nilai plus dalam sebuah komunitas.
Published on September 03, 2019 21:20
August 28, 2019
Lebih Waras dengan Motto Bodoh Amat
Sebuah pesan masuk dari salah seorang rekan. Dia berbagi cerita tentang ribetnya orang-orang di sekitarnya yang suka julid dan nyinyir dengan segala pencapaian yang diraihnya. Setelah membaca salah satu artikel blog ini, dia membenarkan akan ada selalu komentar miring untuk kesuksesan atau keberhasilan yang kita dapat.
Seperti buku Mark Manson yang berjudul ‘The Subtle Art Of Not Giving A F*ck’, saya pun sudah sering bertemu dengan karakter menjengkelkan begitu. Ikut membiayai hidup saja tidak, namun komentarnya sudah melebihi orang tua saya. Saya yang sudah dinilai banyak orang punya karakter ini cuek saja, bisa juga drop semangatnya karena komentar yang menohok.
Bukan Anti KritikKita harus tahu apa perbedaan kritik yang membangun atau kritik yang menyerang pribadi alias menjatuhkan. Semakin banyak menghasilkan buku atau berkegiatan, saya jadi makin tahu mana kritik yang membuat jatuh dan kalimat yang memberi koreksi. Saya senang dikritik, jika orang itu punya adab dan paham dengan ilmu yang ia bicarakan.
Pernah saya merasa malu dengan karya novel romance saya saat ada seseorang yang bilang, “Genremu nggak mutu, nulis itu yang bagus kaya Sidney Sheldon itu lho.”
Dia lalu menyarankan saya untuk memperluas genre bacaan. Saya hanya diam, tidak berhasrat membalas karena yang bersangkutan itu usianya jauh lebih senior. Anak muda yang berdebat dengan orang tua di depan umum sungguh menjatuhkan harga diri. Efeknya, saya jadi bersedih karena terlalu memikirkan hal itu.
Sahabat yang mengenal saya tahu apa saja yang saya baca. Dari novel, buku biografi, buku bisnis, travel, hingga buku pengembangan diri. Mengkritik tanpa substansi sama dengan menghina. Setelah beberapa saat, akhirnya saya sadar, orang itu hanya beda selera bacaan saja. Orang yang sukanya membaca buku horor, mungkin akan ilfil di saat membaca buku cinta-cintaan. Ya namanya beda kesukaan, jelas sudah tidak sekufu (ealah ini sedang membicarakan tulisan apa jodoh :D)
Sebaliknya saya sangat senang hari ketika ada yang mengingatkan kesalahan penulisan tanda baca, ejaan yang kurang pas, saran alur yang lebih baik dan lain-lain. Orang yang mengingatkan dengan teknik yang jelas bisa saya jadikan mentor. Guru tidak harus satu.
Bego Amat, Lebih WarasKadang-kadang mendengarkan pendapat orang itu perlu selama kita bisa menyaring mana yang perlu diresapi dan mana yang hanya cukup dianggap kentut. Kentut itu baunya menyengat, bukan? Tetapi tak lama kemudian kita melupakan kentut dan hidup biasa saja. Itulah kemiripan komentar julid dan nyinyir yang saya umpamakan angin kentut.
Semakin bertambahnya usia, kita tidak perlu banyak teman yang nyatanya tak memberikan kontribusi positif. Bukan berarti saya menyarankan putus tali silaturahmi, cukup bersabar dan menyapa itu perlu namun tak usah banyak bergaul dengan mereka atau mendengarkan nasehat toxicnya.
Saya sibuk dengan impian dan kesibukan positif sambil berusaha menjaga pola hidup seimbang. Prioritas utama adalah berkumpul dengan keluarga dan sahabat terdekat. Waktu 24 jam akan berkurang banyak dan menjadi tak produktif jika saya terlalu memusingkan cibiran orang lain. Bersikap bego amat jauh lebih menyehatkan jiwa serta pikiran.
Pernah saya mendapat teguran begini, “Wajahmu jelek, pergi ke salon supaya cantik.” Wow, jujur saya ingin menangis ketika diejek seperti itu. Saya berkaca di kamar mandi, apkah ada yang salah dengan wajah saya yang tidak memakai make-up tebal? Untungnya saya berpijak pada fakta, si komentator julid memang seleranya pada perempuan yang memakai make-up lebih mencolok.
Saya masih memperhatikan kebersihan kulit, pakaian juga sewajarnya, badan saya tidak bau, nyatanya dikomentari begitu kasarnya hanya karena soal selera. Betapa berbahayanya jika kalimat negatif itu terus saya kenang sampai tidak percaya diri lalu depresi.
Jadi untuk kalian yang sedang terkurung dalam jebakan lingkungan beracun, segera analisa dan cari pertolongan. Berkumpullah dengan lingkungan yang lebih positif dan menginspirasi. Dan ini untuk pengingat saya juga agar lebih peka sebelum mengkritik orang lain.
Seperti buku Mark Manson yang berjudul ‘The Subtle Art Of Not Giving A F*ck’, saya pun sudah sering bertemu dengan karakter menjengkelkan begitu. Ikut membiayai hidup saja tidak, namun komentarnya sudah melebihi orang tua saya. Saya yang sudah dinilai banyak orang punya karakter ini cuek saja, bisa juga drop semangatnya karena komentar yang menohok.

Bukan Anti KritikKita harus tahu apa perbedaan kritik yang membangun atau kritik yang menyerang pribadi alias menjatuhkan. Semakin banyak menghasilkan buku atau berkegiatan, saya jadi makin tahu mana kritik yang membuat jatuh dan kalimat yang memberi koreksi. Saya senang dikritik, jika orang itu punya adab dan paham dengan ilmu yang ia bicarakan.
Pernah saya merasa malu dengan karya novel romance saya saat ada seseorang yang bilang, “Genremu nggak mutu, nulis itu yang bagus kaya Sidney Sheldon itu lho.”
Dia lalu menyarankan saya untuk memperluas genre bacaan. Saya hanya diam, tidak berhasrat membalas karena yang bersangkutan itu usianya jauh lebih senior. Anak muda yang berdebat dengan orang tua di depan umum sungguh menjatuhkan harga diri. Efeknya, saya jadi bersedih karena terlalu memikirkan hal itu.
Sahabat yang mengenal saya tahu apa saja yang saya baca. Dari novel, buku biografi, buku bisnis, travel, hingga buku pengembangan diri. Mengkritik tanpa substansi sama dengan menghina. Setelah beberapa saat, akhirnya saya sadar, orang itu hanya beda selera bacaan saja. Orang yang sukanya membaca buku horor, mungkin akan ilfil di saat membaca buku cinta-cintaan. Ya namanya beda kesukaan, jelas sudah tidak sekufu (ealah ini sedang membicarakan tulisan apa jodoh :D)
Sebaliknya saya sangat senang hari ketika ada yang mengingatkan kesalahan penulisan tanda baca, ejaan yang kurang pas, saran alur yang lebih baik dan lain-lain. Orang yang mengingatkan dengan teknik yang jelas bisa saya jadikan mentor. Guru tidak harus satu.
Bego Amat, Lebih WarasKadang-kadang mendengarkan pendapat orang itu perlu selama kita bisa menyaring mana yang perlu diresapi dan mana yang hanya cukup dianggap kentut. Kentut itu baunya menyengat, bukan? Tetapi tak lama kemudian kita melupakan kentut dan hidup biasa saja. Itulah kemiripan komentar julid dan nyinyir yang saya umpamakan angin kentut.
Semakin bertambahnya usia, kita tidak perlu banyak teman yang nyatanya tak memberikan kontribusi positif. Bukan berarti saya menyarankan putus tali silaturahmi, cukup bersabar dan menyapa itu perlu namun tak usah banyak bergaul dengan mereka atau mendengarkan nasehat toxicnya.
Saya sibuk dengan impian dan kesibukan positif sambil berusaha menjaga pola hidup seimbang. Prioritas utama adalah berkumpul dengan keluarga dan sahabat terdekat. Waktu 24 jam akan berkurang banyak dan menjadi tak produktif jika saya terlalu memusingkan cibiran orang lain. Bersikap bego amat jauh lebih menyehatkan jiwa serta pikiran.
Pernah saya mendapat teguran begini, “Wajahmu jelek, pergi ke salon supaya cantik.” Wow, jujur saya ingin menangis ketika diejek seperti itu. Saya berkaca di kamar mandi, apkah ada yang salah dengan wajah saya yang tidak memakai make-up tebal? Untungnya saya berpijak pada fakta, si komentator julid memang seleranya pada perempuan yang memakai make-up lebih mencolok.
Saya masih memperhatikan kebersihan kulit, pakaian juga sewajarnya, badan saya tidak bau, nyatanya dikomentari begitu kasarnya hanya karena soal selera. Betapa berbahayanya jika kalimat negatif itu terus saya kenang sampai tidak percaya diri lalu depresi.
Jadi untuk kalian yang sedang terkurung dalam jebakan lingkungan beracun, segera analisa dan cari pertolongan. Berkumpullah dengan lingkungan yang lebih positif dan menginspirasi. Dan ini untuk pengingat saya juga agar lebih peka sebelum mengkritik orang lain.
Published on August 28, 2019 02:25
August 20, 2019
4 Tempat Berkesan di Yogyakarta

Siapa yang tidak suka jalan-jalan? Bagi saya jalan-jalan atau traveling adalah aktivitas yang wajib diagendakan beberapa bulan sekali untuk melepas jenuh. Salah satu wilayah yang sangat saya suka sebagai jujukan pelesir singkat namun berkesan adalah Yogyakarta. Traveling di Yogyakarta selalu menyisakan kesan dan kenangan asyik selain dari tempat wisatanya yang menawan.
“Sering traveling apa tidak sayang uang?” Begitu pertanyaan yang dikatakan beberapa orang. Mereka terlalu sayang menyisihkan gaji untuk jalan-jalan karena alasan sayang uangnya. Lucunya ketika saya sedang di luar kota dan berbagi foto liburan, maka pesan masuk bernada iri meski dibalut bahasa canda kadang dilontarkan dari orang yang sama.

Padahal kalau mau cermat dan berusaha, tiket murah itu sering ada. Contohnya promo tiket pesawat yang kadang mendadak muncul sehingga harga tiket pesawat yang biasanya mahal pun jadi terjangkau. Bepergian ke kota favorit seperti Yogyakarta pun bisa dilakukan kapan saja. Mengecek promo tiket pesawat saya lakukan di aplikasi Pegipegi. Respons loadingnya cepat serta pilihan harganya juga menyenangkan.

Saya sangat menyukai Yogyakarta karena pilihan wisatanya yang beragam. Tentu saja lokasi yang berbau sejarah dan wisata alam menjadi pilihan. Tempat-tempat inilah yang membuat saya kangen untuk pergi ke Yogyakarta lagi dan lagi. Merencanakan keberangkatan, lokasi menginap dan memastikan tiket pulang ke Yogyakarta bisa dilakukan di aplikasi Pegipegi tanpa ribet.

Malioboro dan Suasana RileksnyaMalioboro adalah lokasi nongkrong favorit di Yogyakarta dan juga buat saya. Duduk santai di angkringan dengan sahabat sembari mendengarkan lagu-lagu merdu dari para seniman jalanan, membuat malam jadi terasa lebih menyenangkan.

Saya pernah traveling berdua saja dengan salah satu sahabat terbaik saya keliling Yogyakarta naik sepeda motor. Rasanya kalau tidur terlalu cepat lalu melewatkan malam di Malioboro itu kurang pas. Saat menginap di sekitar Malioboro saya bisa pesan via aplikasi Pegipegi.
Ullen Sentalu dan Hawa SejarahnyaSejarah selalu menarik perhatian saya dan saat bisa berkunjung ke Ullen Sentalu, saya langsung jatuh cinta di pandangan pertama. Desainnya gotik berpadu dengan nuansa etnik. Memasuki ruang demi ruang sembari mendengarkan cerita para bangsawan Kesultanan Yogyakarta dan Mataram di masa silam, membuat saya seolah sedang memasuki kapsul waktu.

Surat cinta para putri, pakaian yang pernah dikenakan oleh para Raja dan Ratu, dan pernak-pernik lainnya menambah kebanggaan pada budaya Jawa. Apalagi pengunjung dilarang memotret koleksi museum, maka hanya berdasarkan ingatan isi museum itu melekat di otak saya. Jika ada kesempatan ke Yogyakarta lagi, saya ingin mampir ke sana.
Berbasah-basah di Pantai IndrayantiDaerah Gunungkidul mempunyai spot wisata alam yang mulai tersohor salah satunya Pantai Indrayanti. Tempat ini memiliki garis pantai yang tidak terlalu luas namun panoramanya cukup Indah. Saya suka dengan jajaran karangnya yang menjorok langsung ke laut.

Tetapi hati-hati saat berfoto di bawah karangnya, gelombang pasang tidak terduga bisa menghantam dan membuat tubuh basah. Saya yang mengira jika berfoto dekat pantai bakal aman saja akhirnya basah kuyup, untung ponsel saya tidak terseret arus.
Menghirup Aroma Pinus di Hutan Pinus MangunanMasih di area Gunungkidul, Hutan Pinus Mangunan juga membuat saya ingin kembali. Sekadar duduk santai menatap barisan pohon pinus tinggi membuat imajinasi saya terbang ke mana-mana. Tempatnya juga instagramable.

Kemudahan merencanakan perjalanan kini bisa dialami dengan menggunakan aplikasi Pegipegi. Saat saya ingin mencari tiket pesawat online hingga mengecek ketersediaan kamar penginapan bisa dilakukan dalam satu aplikasi. Cara pakai yang gampang dipahami dan tidak ribet pun menjdi nilai plus Pegipegi.
Karena saya suka travelingdengan cara semi backpacker, maka hotel yang tidak terlalu mahal pasti jadi incaran. Di aplikasi saya bisa mengecek harga dari yang paling mahal sampai yang paling murah beserta foto dan rating.
Keluarga saya pun senang merencanakan perjalanan di Pegipegi. Ketika Papa mencari hotel di sekitar Telaga Sarangan pada libur Lebaran lalu, Pegipegi memberikan informasi akurat dan rating memang sesuai. Kami tidak kecewa dengan kenyamanan serta kebersihan hotelnya.
Sekarang jika mencari tiket untuk ke luar negeri juga tersedia. Misalnya promo tiket pesawat Vietnam Airlines atau wilayah Asia Tenggara lainnya. Jadi tidak ada alasan lagi untuk enggan jalan-jalan karena harga tiket pesawat. Download aplikasi Pegipegi dan mulai berburu tiketnya.
Published on August 20, 2019 21:01
August 14, 2019
Trekking Menantang di Air Terjun Coban Sewu

Traveling adalah obat pelepas dahaga ketika kita lelah dengan aktivitas sehari-hari yang selalu menuntut untuk segera diselesaikan. Biasanya dalam setahun, minimal sekali saya akan menjadwalkan kegiatan traveling keluar kota. Jika budget memungkinkan, malah bisa dua kali dalam satu tahun.
Dan pelesir yang cukup mengesankan di akhir tahun 2016 lalu adalah saat saya dan beberapa rekan sekantor memilih untuk menjelajahi B29 dan juga air terjun Coban Sewu atau nama lainnya Tumpak Sewu, namun kali ini saya hanya akan membahas pengalaman seru ke air terjun yang dijuluki mini Niagara ini.
Coban Sewu terletak di Kabupaten Malang dan berada di perbatasan dengan kota Lumajang. Setelah saya puas menikmati pemandangan menakjubkan di Negeri Atas Awan, B29, saya dan teman-teman memutuskan untuk menuju Coban Sewu dengan mengendarai mobil travel. Kami berangkat pukul sembilan malam supaya bisa mencapai B29 sebelum matahari terbit, lalu menuju Coban Sewu sekitar pukul delapan setelah menyantap sarapan pagi.
Butuh waktu sekitar dua jam dari B29 ke Coban Sewu. Perjalanannya pun tidak membosankan karena kita akan melewati jalur penuh pepohonan dan melintasi jalur lintasan lahar Gunung Semeru. Suhu udaranya pun sangat sejuk dan sesampainya di Coban Sewu saya sampai terpukau karena dari lokasi air terjun tersebut, saya bisa menikmati pemandangan gagahnya puncak Semeru.
Tiket masuknya pun sangat murah, hanya lima ribu rupiah saja. Dari loket masuk, kita harus berjalan sekitar 500 meter jika ingin melihat lebih dekat spot air terjun. Tak sampai lima ratus meter, ternyata mata sudah dimanjakan dengan suara air terjun dan juga hawa kesegarannya.
Coban Sewu memiliki makna seribu air terjun. Banyaknya aliran air terjun dari tebing yang tingginya sekitar 180 meter itu membuat air terjun ini seolah memiliki seribu mata air. Pengunjung pun bisa berfoto dengan latar belakang puncak air terjun di spot yang sudah ditentukan.
Nah, karena terbius dengan gemuruh dan keindahan air terjunnya, saya dan teman-teman sepakat untuk menuruni tebing dan berjalan menuju air terjunnya. Menikmati dari kejauhan saja rasanya kurang afdol. Bagi yang ingin trekking menuju air terjunnya, jangan lupa untuk menggunakan alas kaki yang nyaman dan tidak gampang slip.

Saya memakai sandal gunung yang nyaman dipakai dan juga membuat saya tidak mudah terpeleset. Usahakan untuk menggunakan outfit yang nyaman seperti kaus katun dan juga celana training. Kalau berbasah-basahan dengan celana jeans malah akan membuat kita tidak nyaman bergerak.
Trekkingke bagian bawah Coban Sewu sangat tidak disarankan untuk anak-anak dan lansia. Kita harus menapaki jalan berbatu yang dipenuhi lumut dan hampir semuanya dialiri air. Jadi jangan membayangkan kita akan berjalan lewat tangga yang sudah dibangun dengan baik. Saya meniti jalan bebatuan yang licin sambil terus berdoa di dalam hati. Jalan licin dan kebanyakan dialiri air plus berlumut, membuat saya harus ekstra hati-hati ketika melangkah.

Bagian paling menegangkan ketika harus menyeberangi sebuah sungai yang debit airnya hampir mencapai betis serta sangat deras. Tanpa disadari saya dan teman-teman saling bergandengan tangan sambil mengikuti kata pemandu. Kami juga menggandeng tangan pengunjung lain sehingga kami membentuk barisan supaya tidak terseret arus.

Lelah pun terobati sesampainya di dekat air terjun. Air yang sangat dingin menghilangkan penat sepanjang perjalanan. Tentunya pengunjung juga harus mempersiapkan baju ganti setelah bermain air di Coban Sewu. Menjelajahi sungai yang deras juga perlu bimbingan pemandu. Kebetulan pemandu tersebut fee-nya sudah masuk dalam satu paket wisata B29-Coban Sewu yang kami pilih.

Bagi yang mau piknik tanpa menginap bisa mampir ke air terjun cantik ini. Jangan lupa jaga keamanan diri dan tetap fokus di saat trekking. Yuk mampir ke Coban Sewu!
Published on August 14, 2019 19:32
August 6, 2019
Menulis Adalah Menangkap Hantu Gagasan di Udara

Pada sebuah acara tulis-menulis, salah satu peserta acara bertanya kepada saya,”Kak, tolong ceritakan bagaimana proses kreatif kakak saat menerbitkan buku ini?”
Saya tidak langsung menjawab dan tersenyum lebar. Bagaimana ya menjelaskannya? Meski belum menjadi penulis bestseller, saya memang berhasil menerbitkan beberapa buku. Sebagian buku itu terbit karena lolos seleksi atau menjadi finalis sebuah lomba dan ada satu buku berformat ebook yang diterbitkan salah satu penerbit mayor. Semua karya itu punya sejarah yang berbeda-beda. Sama sekali tidak bisa disamakan. (Baca juga: Menggunakan Teori Bagaimana Kalau Untuk Memancing Ide)
Kalau Anda mengetik kalimat ‘cara kreatif menulis sebuah buku’ di halaman Google, maka akan keluar ratusan link situs yang bisa memberikan tips terbaik. Apalagi jika mencari sumber dari bahasa Inggris pasti akan muncul lebih banyak lagi. Menulis itu sama dengan proses pertumbuhan manusia. Ada masa penulis masih banyak melakukan kesalahan tata bahasa atau malah tidak tahu cara yang tepat meletakkan titik koma.
Seiring berjalannya waktu, jika Anda terus menulis dan tidak berputus asa, maka perkembangan itu akan terlihat dari karya-karya yang lahir. Dan seperti halnya manusia yang butuh nutrisi yang baik dan cukup agar bisa tumbuh optimal, penulis juga perlu mengisi intelektualitasnya dengan sumber informasi serta bacaan agar sumur gagasannya tidak kering.
Gagasan atau ide bergerak seperti hantu, tidak tahu kapan datang dan akan segera kabur jika tidak segera kita bekap dalam tulisan. Menulis adalah kegiatan menguraikan gagasan agar bisa menjadi lebih rinci. Menulis adalah menyampaikan gagasan agar bisa terdokumentasikan dan dibaca banyak orang.
Gagasan akan terbang di udara, tidak teraba tetapi bisa kita hirup keberadaannya, bisa kita ingat-ingat di kepala, bahkan bisa jadi kita tertegun karena kagum pada sang ide. Dan inilah cara yang saya lakukan agar gagasan itu bisa tertangkap hingga bisa selesai menjadi sebuah tulisan.
1. Menerima Gagasan Apa AdanyaGagasan menulis bisa dari orang yang kita ajak bicara, keluarga yang berkomentar nyinyir pada artis, atau bahkan dari anak kecil yang menjadi pengamen di jalan raya. Ketika Anda terpukau dengan suatu topik yang mendorong Anda untuk menulis maka segeralah catat. Saya biasa mencatat di smartphone jika mendadak ada gagasan yang mengetuk kepala.

Catatan itu sangat random dan berbeda-beda topiknya dari yang sangat sepele seperti pohon yang daunnya jatuh karena angin atau agak berat seperti presiden yang dihujat rakyatnya. Tak ada gagasan yang saya hina. Semuanya saya rangkul dan saya catat. Kesalahan pertama seorang penulis adalah menyepelekan gagasan yang ia dapat. Padahal dari gagasan yang sangat sederhana pun bisa menjadi tulisan yang hebat jika dikembangkan, seperti JK Rowling yang mendapat gagasan menulis Harry Potter saat ia melakukan perjalanan dengan naik kereta. (Baca Juga: Menjemput Ide)
2. Mendeskripsikan Gagasan Menjadi Film di KepalaLangkah berikutnya setelah mencatat gagasan, saya akan memilih satu per satu dan mulai mencari tempat terbaik untuk melamun. Saya melamunkan gagasan tersebut menjadi sebuah film yang saya perankan sendiri. Saya mulai merangkai kalimat inti dan memunculkannya menjadi sebuah gambar bergerak atau visual di kepala.

Jika membuat sebuah cerita fiksi, saya akan mulai merangkai bagian awal, konflik, dan bagaimana karakter tokohnya sejelas mungkin. Sinopsis sudah harus tersusun rapi di otak baru kemudian segera saya tuliskan. Atau misalnya menulis artikel non-fiksi, saya akan mulai membayangkan bagaimana alurnya, tujuan yang ingin saya capai dan bagaimana tulisan itu akan berakhir. Latihan mental ini cukup efektif untuk menanamkan di alam bawah sadar bahwa tulisan saya bisa diimajinasikan, tidak kering dan hidup.
3. Memulai Komitmen Namun Tidak Narsis dengan Karya SendiriIkatlah gagasan dengan komitmen tetapi jangan narsis mencintainya terlalu berlebihan sampai menyakiti diri sendiri. Di masa awal mulai mempublikasikan tulisan, saya begitu tergila-gila dengan berbagai lomba menulis atau proyek antologi. Hasilnya memang beberapa menang atau lolos, tetapi tubuh saya ambruk kelelahan.

Kini komitmen menulis saya jalankan tidak lagi sebagai ambisi. Saya juga menemukan banyak kekurangan dari karya yang sudah terbit serta ingin berkarya lebih baik lagi. Tidak narsis dengan karya sendiri, mencintai secara pas dan mengakui kekurangan tanpa mengenyampingkan kelebihan, dan komitmen pada satu gagasan sampai selesai baru melompat ke gagasan lainnya terasa jauh lebih meneyehatkan.
(Baca Juga: Tips Memancing Ide Menulis)
Saya tidak terburu-buru untuk mengerjakan beberapa proyek menulis dalam waktu bersamaan. Di pagi sampai sore, saya akan bekerja dengan fokus di kantor, dan di sela waktu senggang saya baru menulis sesuai dengan deadline yang saya ambil.
4. Membuat Daftar Pertanyaan

Ide dasar yang sudah didapat akan saya hadapkan dengan banyak daftar pertanyaan. Baik yang berbentuk artikel non-fiksi hingga fiksi akan saya buat pertanyaan imajiner dalam bentuk 5W+1H untuk menggali isi tulisan lebih dalam. Pertanyaan-pertanyaan itu akan membuat saya fokus pada alur yang lebih terkonsep dan riset detail tulisan supaya lebih dalam.
5. Mengombinasikan Waktu, Catatan Pendek, Menulis Tanpa Mengedit dan Memperbanyak Bacaan

Gagasan sudah didapat dan terkonsep menjadi ide yang matang maka saya akan membuat deadline sendiri. menulis terus tanpa mengedit wajib dilakukan agar tidak terdistraksi. Di tengah proses menulis, mungkin saya bisa menghadapi kebuntuan, maka menulis random supaya isi kepala tidak macet adalah cara yang cukup ampuh. Jika sudah lancar, lanjutkan proyek awal agar bisa selesai sesuai deadline. Dalam sebuah proyek menulis, saya juga akan menyempatkan diri untuk membaca untuk memperkaya bahan atau kosakata.
Walaupun langkah-langkah di atas terkesan tidak sistematis, itulah yang saya lakukan tiap kali akan menulis hingga selesai. Menulis itu harus dikombinasikan dengan kegiatan mental, merasakan dalam hati dan menambahkan bahan bacaan. Anda bisa memilih mau mulai dari mana atau mencoba yang bagian mana. Tidak ada cara yang baku dan yang paling penting adalah menulislah saja tanpa banyak bertanya.
Published on August 06, 2019 18:59
July 29, 2019
4 Cara Asyik Mempopulerkan Blog

Blog adalah sarana untuk latihan menulis. Setelah blog berhasil dibuat, kini saatnya mulai memposting tulisan dan juga mempopulerkan blog kita sendiri. Mungkin pada awalnya kita akan merasa malu atau tidak memiliki kepercayaan diri untuk menyebarkan tulisan, tetapi kembali lagi pada tujuan nge-blog ya. (Baca Juga: Blogger Profesi Keren Sepanjang Masa)
Blog dibuat agar orang lain bisa meninggalkan komentar di tulisan kita. Dan agar orang lain tahu apa isi tulisan kita, tentunya kita harus memperkenalkan blog kita, ibaratnya jika ingin ada pembeli yang membeli dagangan, tentunya kita harus rajin berpromosi.
Berikut ini beberapa tips untuk mempopulerkan blog yang sangat mudah dilakukan blogger pemula.
Maksimalkan Media Sosial· Optimalkan penggunaan media sosial seperti Facebook dan Twitter. Promosikan link tulisan di timeline Anda. Beri caption cuplikan isi tulisan kita agar orang tertarik untuk mengklik dan membacanya. Media sosial masih menjadi media favorit untuk membangun personal branding, jadi jika ingin dikenal sebagai blogger maka mulai rajinlah mengunggah tulisan dan membagi link di medsos.
Menulis Sesuai Minat· Menulislah sesuai dengan minat dan keahlian. Jika Anda memiliki minat di bidang psikologi, maka isilah postingan blog dengan artikel-artikel yang berkaitan dengan wawasan Anda di bidang psikologi. Sudah banyak blog-blog khusus yang membahas satu bahasan tema misal serba-serbi gawai, hubungan pernikahan dan lain-lain.

Biasanya blog dengan satu tema (niche) yang berkaitan, akan lebih cepat menarik membaca dan follower. Namun jika memang Anda ingin menggunakan blog sebagai curahan isi hati dan mengisinya dengan beragam tema, hal itu juga diperbolehkan. Kemas semenarik mungkin isi curhatan dan jangan menyinggung nama tertentu atau berbau SARA. Promosikan artikel blog di komunitas blogger yang banyak beredar di dunia maya seperti Warung Blogger, Blogger Indonesia dan masih banyak lagi.
Meningkatkan Popularitas dari Kontes dan Blogwalking· Sering-seringlah mengikuti kompetisi blog dari yang berupa giveaway hingga kontes berhadiah besar. Rajin mengikuti kompetisi dan kontes blog itu bisa membuat blog kita lebih sering dikunjungi. Buatlah postingan semaksimal mungkin, meski kalah pun akan menjadi nilai plus untuk branding blog. (Baca Juga: Tips Memancing Ide Menulis)

· Rajin melakukan blogwalking atau mengunjungi blog lain. Tinggalkan komentar dan juga sisipkan link kita agar dikunjungi kembali. Tetapi jangan hanya meminta kunjungan tanpa memberikan komentar yang sesuai. Berkunjunglah secara sopan dan tidak meninggalkan komentar yang menyinggung.
Menulis Artikel dengan Tema Aktual· Buatlah artikel blog dengan tema yang aktual. Misalnya, membuat tulisan opini kita terhadap pemilu presiden dan lain-lain. Tetapi yang paling penting adalah konsisten menulis tema yang disukai atau dikuasai.
· Posting tulisan secara rutin, minima dua atau tiga artikel dalam seminggu untuk blogger pemula. Seiring berjalannya waktu tingkatkan kuantitas dan kualitas tulisan kita tentunya. Gunakan bahasa yang kita sukai. Raditya Dika adalah blogger yang sukses dengan gaya bahasa kocaknya, namun jangan berusaha meniru Raditya Dika jika kita tidak nyaman menggunakan bahasa kocak. Jadilah diri sendiri!
Inilah beberapa tips ringan untuk mempopulerkan artikel di blog pribadi kita. Jangan takut dengan kritik! Mari terus berkarya! Nah bagi yang ingin belajar lebih lanjut tentang content writing di dalam blog, yuk join weekend class di Surabaya ini.

Kelas dilaksanakan oleh blogger, penulis 9 buku dan content writer profesional yang punya blog ini hohoho. Kepo soal free workshop yang sudah dilaksanakan? Kamu bisa intip akun IG @wordholic_class sambil intip akun IG @Reffi_dhinar
Published on July 29, 2019 21:27