Reffi Dhinar's Blog, page 20

October 20, 2019

Masih Melakukan 3 Hal Ini? Lebih Baik Jangan Ikut Kelas Online




Mengikuti workshop atau seminar untuk pengembangan skill, saat ini semakin banyak diminati orang, termasuk saya. Hobi membaca dan juga curiosity tingkat langit yang dipupuk sejak kecil, membuat saya selalu ingin tahu lebih detail terkait topik-topik yang menarik minat. Aktivitas terkait literasi, pengembangan diri dan bahasa asing adalah tiga hal yang tak membosankan untuk dikulik. Apalagi saat ini banyak kelas yang juga diselenggarakan lewat dunia maya atau bahasa populernya kelas online.

Banyak yang sangsi dengan efek mengikuti workshop atau kelas tatap muka, lalu menanyakan pada saya apakah kelas online itu efektif? Saya jawab, baik kelas offline maupun online membawa banyak dampak positif untuk saya. Jadi bukan masalah sistem kelasnya, melainkan bagaimana kesungguhan individunya.

Selain itu saya juga beberapa kali menjadi pemateri, bukan hanya peserta, baik di kelas online dan kelas offline. Akhirnya setelah beberapa waktu mengamati, ada hal-hal yang seharusnya bisa dihindari oleh siapa saja yang berminat mengikuti kelas online. Mungkin judul artikel ini terkesan provokatif, tetapi lebih baik membeberkan fakta agar uang yang digunakan untuk mengikuti kelas online tidak terbuang percuma.

Kalau Anda masih sering melakukan hal ini, berarti tidak terlalu cocok mengikuti kelas online. Apa saja ya tandanya?

Membaca Sekadarnya dan Menjadi Silent ReaderKelas online sebenarnya sangat bermanfaat buat kita yang terhalang jarak dan waktu untuk keluar rumah dan bisa fleksibel dalam memahami materi. Saya sering heran melihat respons peserta di dalam grup kelas yang tidak ada pertanyaan, memberi komentar atau pendapat juga nihil, lalu ketika pertanyaan diajukan pun sebenarnya sudah terangkum di dalam materi.




(Unsplash: @christianw)
Akan terlihat peserta yang benar-benar membaca materi lalu tidak mengerti, dengan peserta yang membaca sepintas lalu asal bertanya agar terlihat aktif. Meski sebagai pemateri saya dan barangkali yang lain juga diam, kami bisa menilai lho kualitas pertanyaan asal-asalan itu.
(Baca Juga: Lebih Waras dengan Motto Bodoh Amat)

Lebih baik jujur dan izin pada pemateri saat tidak bisa aktif di kelas karena suatu kendala. Kalau memang sudah paham, maka sampaikan jika Anda mengerti dan menunggu tugas berikutnya. Sebenarnya walau kelas online, kebiasaan kritis itu tidak jauh beda dengan kelas tatap muka.



Menghilang Ketika Diberi TugasSaya selalu memberi tugas bagi peserta di kelas online. Tujuannya untuk mempraktekkan materi dan memberi kesempatan peserta bertanya jika ada yang kurang dipahami di tengah proses penyelesaian tugas. Kalau Anda malas mengerjakan tugas lalu menghilang begitu saja meski sudah ditagih berkali-kali oleh moderator atau pemateri, lain kali lebih baik simpan uangnya untuk sedekah ketimbang mengikuti kelas online. Atau cari saja kelas offline di dekat daerah Anda.


(Unsplash: @pedroplus)
Sekali lagi, apabila ada halangan dalam mengumpulkan tugas tepat waktu, misalnya anak sakit atau sibuk kerja, sampaikan pada pemateri dan kerjakan sedikit-sedikit secara sungguh-sungguh. Hargailah penyelenggara kelas dan juga pemateri yang sudah meluangkan waktu untuk menyusun konsep pembelajaran demi peserta termasuk Anda.

Hanya Untuk Ikut-ikutanSesuaikan minat dan kebutuhan jika ingin mengikuti kelas online berbayar. Saya sendiri akan menimbang-nimbang sebelum memutuskan untuk mendaftar. Kelas menulis online yang pernah saya ikuti tidak ada yang sia-sia. Contohnya kelas Writerpeneur dari Indscript Creative memperkanalkan saya pada konsistensi menulis dan membuka peluang menulis konten dari blog untuk dibayar.
(Baca Juga: Apakah Blog Butuh Niche? Mungkin Tidak Harus)

(IDN Times)

Setelah kelas selesai, saya akan terus berlatih untuk mengasah kemampuan. Jangan karena sedang tren, lalu Anda ikut-ikutan mendaftar. Iya sih itu uang Anda, tetapi apa manfaatnya jika setelah mendapat materi lalu tidak dipraktekkan? Atau ketika di tengah materi, Anda malah menguap bosan lalu mengabaikan isi kelas sama sekali. Rugi dan sebuah pemborosan.


Jika Anda masih sering melakukan salah satu atau malah tiga hal di atas, maka harus dikaji ulang apakah kelas online tersebut benar-benar punya manfaat? Beda halnya jika Anda sudah belajar tekun namun masih belum puas dengan materinya, sah-sah saja Anda ikut kelas serupa dengan pemateri lain.

Jadi jika sekarang mau memilih kelas online berbayar, pikir masak-masak ya! Keberhasilan proses belajar tidak hanya dari kualitas materi dan pengajarnya, tetapi juga dari kesungguhan Anda sebagai peserta.

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 20, 2019 07:52

October 8, 2019

5 Sikap yang Harus Dimiliki Fresh Graduate


5 sikap yang harus dimiliki fresh graduate

Saya pernah menjadi fresh graduate, sekitar enam tahun lalu. Waktu itu rasanya clueless sekali tentnag dunia pekerjaan. Lulus membawa gelar IP terbaik kedua di jurusan, tak serta-merta membuat saya terhindar dari kebingungan. Untungnya, tak lama setelah yudisium dan mencari kerja, saya diterima sebagai Japanese Interpreter di sebuah perusahaan yang sedang berkembang pesat. Saya tak tahu soal sikap yang harus dimiliki fresh graduate, pikir saya asal bisa Bahasa Jepang dan bahasa Inggris lumayan lancar, maka sisanya bisa saya pelajari belakangan.

Ternyata, ada banyak hal yang harus saya persiapkan. Di masa-masa awal bekerja saya bertanya pada para senior dan terkadang pulang ke kos dengan tubuh lelah luar biasa karena merasa tidak maksimal bekerja. Saya merasa seperti orang linglung, selain soal berbahasa Jepang yang sudah saya tekuni di bangku kuliah.

Setelah beberapa tahun berlalu, saya sadar jika kesibukan selain belajar di masa kuliah juga sangat membantu saya cepat beradaptasi dengan dunia kerja yang serba sibuk, dinamis dan juga sesekali ada intrik. Inilah beberapa sikap yang harus dimiliki fresh graduate agar lebih siap memasuki dunia kerja.

Portofolio Akademik dan Non AkademikSibukkan diri dengan belajar tekun sekaligus menekuni satu atau dua bidang di luar akademik seperti seni, olahraga atau organisasi. Saya tidak tergabung di BEM karena memang passiontidak berada di situ, tetapi saya menyukai shodo(seni kaligrafi Jepang). Dari kesukaan itu akhirnya saya menjadi buchou (ketua klub) selama dua tahun. Lewat shodo, saya bepergian ke banyak kegiatan luar kampus, bertemu orang untuk menjual tulisan, berlatih bersama tim shodo yang tentunya mengasah kesolidan klub.

5 sikap yang harus dimiliki fresh graduate Miliki Hobi atau Kegiatan Selain Akademik
(Unsplash: @Giulia_Bertelli)

Selain itu saya juga berani mengambil pekerjaan sampingan seperti menulis dan menerjemahkan, yang ketika ditambahkan di dalam CV akan menunjang performa kita di mata recruiter. Belajar rajin memang harus, tetapi kemampuan interaksi dengan orang lain, menyusun kegiatan bersama tim, dan juga kegiatan di luar belajar akan membantu mengasah kemampuan leadership serta kemandirian kita dalam problem solving. Seimbangkan kegiatan akademik dan non-akademik. Carilah aktivitas yang sesuai hobi atau minat, bisa juga ambil kegiatan magang, volunteer, menjadi guru privat dll.
Asah Bahasa AsingMinimal kuasailah Bahasa Inggris. Rata-rata sebagian besar lowongan pekerjaan saat ini mensyaratkan pelamar untuk melampirkan sertifikat kemampuan Bahasa Inggris atau minimal bisa bercakap-cakap lancar dan bisa membaca serta menulis dengan cukup baik. Terutama jika ingin memasuki perusahaan besar yang ranah produksinya mancanegara, maka kemampuan Bahasa Inggris menjadi sangat penting.

Lebih baik lagi jika menguasai dua bahasa asing atau lebih, maka nilai jual diri kita akan semakin meningkat. Belajar tidak harus di kursus, kita bisa belajar dari drama, film, aplikasi gawai atau Youtube. Gunakan internet untuk belajar semaksimal mungkin, jangan hanya swafoto dan menulis status galau tidak jelas.
Sopan di Media SosialMengapa ini menjadi sebuah sikap yang harus disiapkan fresh graduate? Apa hubungannya dengan pekerjaan? Korelasinya sangatlah penting. Saat ini para recruiter juga mengecek media sosial kita apakah dipenuhi status penuh kebencian ataukah netral?

5 sikap yang harus dimiliki fresh graduate Jaga Sikap di Medsos
(Unsplash: @timbennetcreative)
Jika di media sosial kita sering menyebar berita hoaks atau membicarakan aib buruk orang lain, maka hal ini akan membuat recruiterilfil. Sopan di media sosial adalah sebuah skill penting yang berkaitan dengan attitude serta kematangan pribadi.

Perbaiki AttitudeUsia muda dan minim pengalaman mengharuskan kita banyak belajar dengan rekan satu departemen dan para senior. Jangan menjadi orang yang terlalu idealis sampai sulit menerima masukan dari orang lain. Jadilah orang yang mau belajar sekaligus bersikap sopan. Attitude yang paling mendasar selain sopan santun juga dari gaya berpakaian. Jangan berdandan menor dan memakai perhiasan berlebihan.Gengsi Harus Disingkirkan Sejenak
“Kerja itu harus sesuai passion,makanya jangan kerja ikut orang aja, kejar passionmudan buka bisnis sendiri sesuai passion.”
Kalimat di atas seringkali merasuk di kepala para fresh graduate sehingga mereka galau selepas wisuda. Apakah bekerja itu harus sesuai bidang studi ataukah sesuai passion? Bagaimana jika pekerjaan pertama ini kelihatannya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari? Mau minta gaji besar kok belum punya pengalaman ya? Akibatnya karena terlalu sibuk menimbang-nimbang, kesempatan berkembang atau bekerja terlewatkan begitu saja. Lebih sulit lagi jika kebimbangan itu tersulut sikap GENGSI.

5 Sikap yang Harus Dimiliki Fresh Graduate

Sejak pertama kali bekerja, saya sisihkan di tepian soal gengsi. Ketika ditanya mau gaji berapa, saya hanya meminta gaji sedikit di atas UMR. Makanya kaget sekali saat membaca postingan seorang fresh graduate universitas negeri ternama yang menghina gaji 8 juta. Belagu sekali nih anak, itu pikir saya.


Dari segala skill yang harus dimiliki seorang fresh graduate, mental gengsian dan terlalu idealis inilah yang sering menjadi mental block. Gunakan logika. Apakah passion sudah menghasilkan? Apakah mau belajar mandiri dan tidak bergantung pada orang tua? Terimalah pekerjaan halal yang mungkin masih bisa kita masuki untuk belajar hal baru. Jika sudah bekerja dan mencoba menyukai pekerjaan minimal setahun saja, tetapi stres menghadang, keputusan berikutnya untuk keluar bisa dipertimbangkan.

Mumpung masih muda, bekerja keraslah sembari memupuk passion agar lebih bermanfaat. Jika belum menemukan passion juga tidak masalah. Lebih nyaman menjadi karyawan ketimbang entrepeneurjuga bukan dosa. Bersyukurlah pada apa yang diterima dan bergerak maju agar tidak terjebak di zona nyaman.


Itulah beberapa sikapyang harus dimiliki fresh graduate. Berpikirlah terbuka dan jangan dibutakan ego serta ambisi sampai tidak bisa bersikap rasional ya.
 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 08, 2019 02:03

September 25, 2019

Podcast Passion: Antara Ego & Realita



Salah satu jenis quarter life crisis dewasa muda adalah mau bekerja sesuai passion atau terima saja kesempatan yang ada? Agak membuat bimbang memang, makanya saya bahas di podcast.

Dulu saya sempat berpikir bahwa passion adalah segalanya. Lalu saya dihadapkan dengan realita yang meminta saya 'selow' sebentar. Bagi saya passion tetap penting, tetapi bagaimana jika diri kita saja tidak tahu hendak melakukan apa?

Klik di sini untuk mendengarkan podcast di Anchor App atau follow 'Reffi_D' di Spotify untuk mendengarkan juga bisa.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 25, 2019 14:20

September 24, 2019

Menyantap Makanan Lezat di Shuga Cafe

Menyantap Makanan Lezat di Shuga Cafe Sederhana dan Nyaman
Hang out adalah salah satu kebutuhan penting untuk kita melepas penat. Terutama untuk para pekerja milenial atau mahasiswa yang sedang lelah dikejar tugas demi tugas. Salah satu alternatif hang out yang asyik adalah menikmati waktu rileks di sebuah kafe favorit. Sidoarjo terus mengembangkan diri dari segala sisi, makanya mal-malnya mulai dilengkapi jaringan bioskop dan banyak tempat makan hits bermunculan. 
Saya salah satunya yang menyambut gembira perkembangan ini. Sekarang tak perlu jauh-jauh berangkat ke Surabaya untuk sekadar ngafe atau makan. Shuga Café adalah salah satu kafe nyaman yang membuat saya enjoy berbincang dengan sahabat sambil  menyantap menunya.
Lokasi kafe tidak berada tepat di tepi jalan utama, tetapi  lokasinya mudah ditemukan. Shuga Café berlokasi di Jl. Kutuk Barat No.66, Cangkring, Sidokare. Kita langsung tahu jika kafe ini mengutamakan desain minimalis dan clean. Bagi penyuka vintage seperti saya, pemilihan meja dan kursi serta dinding yang dicat warna hitam putih, membuat saya merasa nyaman. Ada bagian tembok yang polos saja tanpa warna cat tertentu, semacam unfinished design dengan gambar dinding dari kapur warna.

  Menyantap Makanan Lezat di Shuga Cafe Unfinished DesignJangan meremehkan sajian menunya. Kadang muncul beberapa anggapan miring jika desain kafe atau restoran bagus, tak selalu sebanidng dengan rasa makanannya. Shuga Café menyuguhkan camilan dan makanan utama yang enak. Justru dari suasananya yang minimalis, menikmati sajiannya bisa terasa lebih tenang. 
Harga menu yang disajikan termasuk ramah di kantong dan juga lezat. Penggemar Hot chocolate seperti saya juga tak akan kecewa. Yang menjadi signature drinkdari kafe ini salah satunya adalah kopi yang enak menjadi pendamping kala nongkrong. Saya berkunjung ke kafe ini beberapa kali baik di siang dan malam hari. Kafe ini cocok untuk mengerjakan tugas kerja atau kuliah sendirian, nah sesuai banget buat saya yang kadang bosan menulis di dalam kamar.

Menyantap Makanan Lezat di Shuga Cafe Suasana di malam hari
Soal rasa makanan dan minumannya Shuga Café telah diganjar penghargaan prestisius tahun lalu. Shuga Café meraih juara 3 di ajang Culinary Award 2018 Jawa Pos kategori The Best Café & Coffee Shop. Beberapa menu unik belum pernah saya dapati di kafe lain, seperti Korean Chicken Hamburger. Saat melihatnya, otomatis ingatan melayang pada hamburger Krabby Patty ciptaan Spongebob yang berwarna. Hamburger ini disajikan di atas piring dengan tusukan di bagian tengah roti, seperti sate. Ketika dimakan, roti hamburger  tidak terlalu lembut dan daging ayamnya yang terletak di bagian tengah, renyah di mulut. 

Menyantap Makanan Lezat di Shuga Cafe Tortila Wrap Lezat
Bagi enggan melahap makanan berat, bisa coba memilih menu Salad & Toast. Ada beberapa jenis menu dengan varian  rasa yang cocok juga bagi pengunjung. Perut kenyang tanpa perlu khawatir telah mengunyah kalori berlebihan. Menu yang saya pilih di bagian Salad & Toast adalah Chicken Tortilla. Tortilla wrap memiliki balutan tepung tipis yang di bagian tengahnya diisi sayur dan irisan dada ayam sangat enak. Ketika dicocol ke dalam saus tartar, sayuran dan daging ayamnya lumer di lidah. Di piring tortilla, diberi keripik kentang handmade yang rasanya tidak dibubuhi MSG. Tenggorokan saya akan gatal jika terlalu banyak makan MSG, makanya sangat jarang beli snackringan seperti ciki-cikian.

Menyantap Makanan Lezat di Shuga Cafe Camilan lezat
Kalau hanya mau makan camilan ringan sambil ngobrol, kita dapat memesan kentang goreng. Uniknya, di Shuga Café, olahan kentang goreng dimasak dalam beberapa varian rasa. Coba incip Salted Egg Fries, varian kentang goreng dibaluri saus telur asin di atasnya, sebelum dimakan celup ke saus tomat. Ada terasa asin, gurih, dan manis yang berpadu pas. Ketika berkunjung ketiga kalinya, saya memesan camilan lain yaitu rujak cireng. Minyaknya tidak berlebihan dan bumbu sausnya membuat mulut ketagihan. Ada sensasi manis dan pedas yang bercampur harmonis di lidah.
Shuga Café buka dari hari Selasa sampai Minggu, tiap Senin kafenya tutup. Jam bukanya pukul 12 siang sampai 9 malam. Khusus di hari Jumat sampai Minggu, waktu buka sampai jam sepuluh malam. Bagi kawan-kawan di Sidoarjo dan sekitarnya yang ingin datang sendirian atau mengajak beberapa teman, silakan mampir. Musik easy listening yang terus diputar, akan menambah suasana akrab. Yuk segera berkunjung ke Shuga Café!


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 24, 2019 18:34

September 19, 2019

TedX Dedicated: Potret Impian dalam Tangguhnya Dedikasi




Pada 7 September 2019 lalu, saya merasakan euforia membahagiakan. Setelah absen beberapa bulan tidak bisa mengikuti event bulanan TedX Jalan Tunjungan, akhirnya saya bisa menghadiri acara tahunannya dengan tema besar Dedicated. Sebagai seorang penggemar video TedX, saya ingin merasakan langsung aliran ide inspiratif dari para pembicaranya.


Pertama kali menginjakkan kaki di auditorium besar di Gedung Q, UK Petra Surabaya yang megah, mata saya terpaku pada karpet lingkaran merah di panggung utama. Dan acara pun dimulai dengan meriah. Tarian kreasi Surabaya membuka rangkaian acara yang berlangsung sejak sekitar jam 9 pagi hingga setengah 5 sore.


Bisa saya tarik kesimpulan jika event TedX kali ini terbagi dalam dua topik utama yaitu kesehatan atau lingkungan hidup dan dunia kreatif yang masih bersinggungan dengan humanisme. Para pembicara terpilih tak hanya membuka wawasan saya, namun juga berhasil membuat mata berkaca-kaca saat mendengar rangkaian perjalanan mencapai impian mereka masing-masing.

Para Pejuang Lingkungan dan Kesehatan Di sesi pertama, topik yang dibahas berasal dari para sosok inspiratif yang memiliki concern tinggi di bidang lingkungan dan kesehatan. Pembicara pertama adalah Bayu Dwi dari Yogyakarta. Ia mengusung ide Pertanian Cerdas yang telah membantu petani di daerahnya memanfaatkan teknologi untuk menghindari risiko gagal panen.


Perubahan iklim global mempengaruhi pertanian di Indonesia dan dari data yang Bayu peroleh, sekitar 20% sawah mengalami puso atau gagal panen. Hatinya lalu tergerak untuk menciptakan alat berupa sensor cuaca dan sensor tanah. Sensor tanah dapat menganalisa kondisi PH, suhu, hingga kelembaban yang informasinya langsung tersambung di ponsel pintar para petani.


Tak puas dengan sensor saja, untuk meningkatkan produktivitas dan membantu petani dalam memutuskan apa yang ahrus dikerjakan di sawahnya di keesokan hari, Bayu berinovasi dengan Drone untuk mengumpulkan informasi pertanian lebih spesifik. Teknologi yang ia ciptakan telah banyak membantu para petani untuk menghadapi perubahan iklim.
Dari bahan baku pangan, kita diajak bergeser untuk memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Chef Indawati Kusuma mengajak untuk lebih fokus pada makanan olahan rumah, bukannya fast food. Budaya makan cepat saji ternyata juga berpengaruh dengan kebiasaan hidup yang lain.


Solusi yang diberikan oleh Chef Indawati juga merujuk pada kebiasaan positif seperti perbanyaklah untuk membeli produk lokal berkualitas semacam makanan tanpa pemanis dan pengawet buatan, bagikan wawasan terkait Slow Food Movement (tidak makan cepat saji) kepada sekitar dan lebih banyak lagi makan masakan rumahan dengan bahan dari rumah yang kita tanam sendiri.


Kemudian kita bergerak pada tema food waste. Eva Bachtiar, founder Garda Pangan, menceritakan bagaimana sisa makanan yang kita buang juga dapat berpengaruh pada perubahan iklim. Indonesia termasuk negara penghasil food waste terbesar nomor 2 di dunia. Food waste berkorelasi pada economic loss dan jika dibuang di tanah akan menghasilkan gas metan.


Dengan gerakan non-profit Garda Pangan, Eva dan tim volunteernya memberikan edukasi agar kita tidak menyia-nyiakan makanan di saat ada saudara di daerah lain yang masih kelaparan. Sering juga Garda Pangan diundang di acara hajatan seperti pernikahan untuk membereskan sisa makanan pengunjung. Dan sistem pengolahan food waste tersebut tentu diolah dengan baik.


Setelah pembahasan dari makanan, Verena Lindra, founder dari WARP, menjelaskan bahaya sampah plastik untuk bumi kita. Dunia sedang membahas soal bahaya sampah plastik ini untuk lingkungan hidup serta kesehatan manusia. Lewat gerakannya, Verena mengajak kita untuk lebih sadar dalam mengurangi penggunaan plastik serta mulai peduli dengan kegiatan daur ulang. Plastik juga telah diubah Verena menjadi produk bernilai ekonomis.


Dunia Kreatif dan Humanis Setelah jeda makan siang dan beribadah, sesi kedua dimulai dengan pembahasan terkait Kampung Dolanan oleh Mustofa Sam. Rata-rata semua pembicara ini memang berdedikasi dengan pilihan hidupnya dan dedikasi tesebut terpicu dari keresahan yang menyentuh sisi humanismenya. Mustofa sedih melihat anak-anak lebih banyak bermain dengan gawai, maka lewat kampung Dolanan ia mengajak anak-anak untuk mencintai permainan tradisional yang mengasah kerja sama, melatih adu strategi hingga meningkatkan kesehatan karena banyak bergerak secara fisik.




Disambung lewat pembicara paling senior, Eyang Wiwik Juwono yang di usia 76 tahun, masih enerjik mendedikasikan hidupnya di dunia pendidikan, khususnya untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Saya terharu saat Eyang Wiwik menjelaskan jika banyak orang masih memandang sebelah mata anak-anak berkebutuhan khusus ini, padahal mereka bisa berkarya sama baiknya dengan kita yang memiliki fisik sempurna.


Kita harusnya bersahabat dengan mereka tanpa memandang remeh atau rendah. Bahkan bukan tidak mungkin anak berkebutuhan khusus berprestasi gemilang seperti Marquel yang menjadi model setelah menyabet juara Mr Deaf Star 2018. Pemuda ini mengalami perundungan di masa sekolah dasar karena kondisi telinganya yang tidak bisa mendengar. Saya sampai menitikkan air mata mendengar ceritanya yang dibantu narator. Dengan dorongan sahabat dan orang tua, Marquel berani untuk kuliah dan mencoba peruntungannya di dunia modeling. Siapa sangka ia kini juga bekerja sebagai salah satu ASN di kota Malang.


Tiga pembicara berikutnya mengajak otak kita untuk berimajinasi serta mau meliarkan ide. Akbar Maulana yang ahli membuat Projection Mapping telah membangkitkan cita rasa tradisi lokal Surabaya lewat teknologi gambar bergeraknya. Lintu Tulistyantoro turut memajukan batik tradisional Pamekasan yang rupanya mendapat pengaruh dari budaya Jepang di masa penjajahan di Indonesia. Kini batik Pamekasan bernilai minimal belasan juta untuk satu kain. Dan Johan Ishii yang mengajak tubuh bergerak lewat olahraga capoeira. Filosofi capoeira membuat Johan Ishii mendalami makna kehidupan lebih baik serta mendalami keunikan seni di dalam bela diri khas Brazil tersebut.



Selain dari acara utamanya, TedX Jalan Tunjungan Dedicated juga membuka stan yang disebut TedXperience. Peserta bisa bertemu dengan para pengisi stan untk menambah wawasan, bermain hingga belajar membatik. Sebuah pengalaman lengkap untuk saya. Saya juga senang melihat persiapan TedX Jalan Tunjungan yang memfasilitasi pengunjung berkebutuhan khusus dengan penerjemah bahasa isyarat serta teknologi live interpreter.


Sesuai ekspektasi, TedX Jalan Tunjungan membuka pemahaman saya pada dunia yang mungkin tidak pernah saya pikirkan. Orang-orang yang berdedikasi ini layak disebut sebagai pahlawan, mereka berjuang bukan hanya untuk kepentingan pribadi melainkan juga untuk lingkungan dan sesamanya. Sanggupkah saya menjadi orang yang berdedikasi? Tak perlu muluk-muluk, cukup bergerak dari apa yang saya bisa dan saya pahami. Everyone can become a dedicated person with knowledge and kindness.



 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 19, 2019 18:15

September 12, 2019

Bersahabat dengan Uang



Uang adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Hampir semua aspek kehidupan kita, perlu ditunjang dengan uang yang cukup. Bukan berarti kita menjadi budak uang, uang dapat menjadi sahabat jika kita mampu menggunakannya dalam proporsi yang sesuai. Uang memiliki dua sisi berlawanan. Uang dapat menjadi penyebab manusia kehilangan hati nuraninya, namun dengan uang, manusia juga dapat menunjukkan rasa belas kasihnya.

Sejak kecil, saya dididik oleh orang tua untuk menghemat uang jajan. Ayah dan Ibu mengajarkan saya untuk menggunakan uang dengan takaran yang pas tapi juga tidak melarang untuk menggunakannya untuk hiburan sesekali. Bersahabat dengan uang harus dipupuk sejak dini.Seperti Ibu yang selalu memberi contoh untuk menyisihkan sisa uang di sebuah celengan, saya pun belajar menabung sedikit demi sedikit jika menginginkan sebuah barang.

Memaknai UangBerbagi adalah salah satu tujuan penting jika kita ingin memiliki banyak uang. Bahkan di saat kita belum memiliki banyak uang pun, kita masih tetap bisa berbagi dengan sedikit uang atau sesuai kemampuan kita. Contohnya saja jika kita memasukkan uang receh pada kotak infak atau sumbangan bencana alam. Tanamkan sejak dini, untuk mendapatkan uang, dibutuhkan usaha keras, doa dan tentunya cara-cara halal dalam menjalaninya.
Memperoleh uang dengan jalan yang tidak baik, akan mempercepat proses kehilangan uang, ditambah efek tidak menyenangkan di belakangnya. Lihat saja para koruptor kaya raya negeri ini yang akhirnya harus tinggal di dalam bui setelah kecurangan mereka terbukti.


Mindset Terhadap UangJangan membenci uang. Bagaimana efek uang terhadap kehidupan, semuanya tergantung cara pandang kita. Memang uang bukan segalanya, tetapi dengan uang yang berkecukupan, hati kita akan merasa lebih tenang. Pendidikan akan terpenuhi, kebutuhan sandang pangan dan papan akan tercukupi. Kekurangan uang dapat menimbulkan tindak kriminalitas. Jadi, cukup tanamkan mindset, kalau uang takkan berbahaya jika kita cerdas dalam menggunakannya.

focus photography of person counting dollar banknotes


Mendapatkan uang dengan cara yang baik dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan, berkarya sekaligus beramal, akan menumbuhkan kekayaan dalam hati. Hati tidak akan pernah merasa cukup, jika kita tidak pernah bersyukur. Pelajarilah metode mengembangkan harta yang kita miliki dengan cermat seperti mengikuti investasi, asuransi dan lain-lain. Sudah bukan zamannya lagi kita menghindari uang.


Tidak bisa dipungkiri, uang adalah sarana vital dalam kehidupan. Bersahabat dengan uang membuat kita sadar akan manfaatnya sekaligus mencegah keburukan yang dapat ditimbulkan.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 12, 2019 00:43

September 10, 2019

Supaya Tetap Confidence Meski Punya Haters




Sebuah pesan masuk di salah satu media sosial saya bertanya kira-kira begini, "Bagaimana cara supaya bisa lebih pede sama diri sendiri karena aku merasa banyak banget kekurangannya, Kak?"
Jawaban saya tentu saja klise, asah kemampuan dan mau mendobrak zona nyaman. Lalu saya buat polling di Instagram kira-kira apakah tema podcast ini menarik untuk dibahas? Hasilnya 83% menyatakan setuju, sedangkan 17% yang menolak ini entah apakah memang tidak pernah merasakan kurang PD dalam hidupnya?
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 10, 2019 02:07

September 3, 2019

Tips Mengembangkan Diri Bersama Komunitas




Pernah mendengar idiom,”Jika ingin berbau harum, maka bergaullah dengan penjual minyak wangi?” Idiom atau pepatah tersebut memiliki arti bagaimana kita seharusnya bergaul. Memang tidak dipungkiri, jika kualitas pribadi sesoerang seringkali dinilai dari lingkungan pergaulannya. Misalnya, kita berteman dengan anak-anak muda yang hobi keluyuran malam hari pulang pagi, meskipun kita tidak ikut-ikutan, orang lain akan menilai diri kita berkelakuan sama dengan kawan-kawan kita.
Bergaul adalah salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Setelah usia beranjak dewasa, teman dan lingkungan pergaulan akan memberi banyak pengaruh lebih kuat dibanding keluarga. Saya tidak akan berbicara mengenai bagaimana seharusnya orang tua mengarahkan anak-anaknya, di sini saya hanya ingin berbagi tentang bagaimana menjadi anak muda yang berkualitas positif dengan lingkungan dan komunitas yang tepat.
Selain menuntut ilmu dan mencari uang untuk membiayai kehidupan, generasi muda sudah seharusnya memiliki passion dalam bidang kegemarannya. Kita tidak harus memiliki keahlian spesial agar dikenal banyak orang. Kenali diri dan kesukaan kita dan carilah komunitas yang bisa mendukungnya.
Tidak masalah jika Anda pecinta travelling, skateboard, membaca buku atau bus misalnya. Justru dengan bergabung di sebuah komunitas yang sepaham dengan bakat minat, akan menumbuhkan kepercayaan diri kita. Dan wajib diingat, jika komunitas yang kita pilih tidak boleh bertentangan dengan hukum, agama dan merusak masa depan cerah kita. Jangan sampai kita salah masuk pergaulan, bergaul dengan pecandu obat terlarang contohnya.
Berikut ini beberapa tips sederhana agar kita memilih komunitas yang tepat,·         Gali hobi dan potensi kita. Hobi atau passion adalah hal positif yang bisa kita tekuni tanpa peduli biaya yang dihabiskan dan mampu menjadi pembunuh kebosanan kita di saat senggang. Temukan satu atau dua, lalu cari komunitas yang sesuai. Jangan gegabah mengikuti banyak komunitas agar kita fokus.

·         Setelah mengetahui minat dan bakat, coba buka internet dan searchnama komunitas yang sesuai dengan diri kita. Media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter juga menjadi basis komunitas yang potensial. Seperti saya yang sangat menyukai buku dan menulis, maka saya mengikuti dua komunitas menulis yang dekat dengan tempat tinggal. Jarak juga menjadi faktor yang penting, apalagi jika sudah bekerja atau berkeluarga.
Suka merajut? Tekuni dan cari teman sehobi
Photo by Annie Spratt on Unsplash

·         Mengajak kawan-kawan lain dengan minat serupa untuk bergabung dalam komunitas. Perlu diingat, meski kita sudah tergabung dalam komunitas yang menyenangkan, kita harus tetap menjadi diri sendiri. Bergabung dalam komunitas tujuan utamanya untuk saling tukar informasi, melakukan kegiatan positif bersama kawan-kawan komunitas, refreshing dan lain-lain. Jangan menjadi follower yang mengganggu kenyamanan orang lain. Hargailah peraturan tak tertulis di sebuah komunitas. Jika memang merasa tidak nyaman, segera keluar dengan cara baik-baik dan tetaplah menjalin komunikasi yang baik dengan kawan-kawan komunitas.

Siapa tahu dengan mengenali bakat dan minat serta bergabung di komunitas yang tepat, maka kemampuan kita akan semakin mengkilap. Menggalang dana untuk bencana alam, mengikuti lomba keterampilan, atau sekadar bertukar informasi penting tentang hobi adalah nilai plus dalam sebuah komunitas. 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 03, 2019 21:20

August 28, 2019

Lebih Waras dengan Motto Bodoh Amat

Sebuah pesan masuk dari salah seorang rekan. Dia berbagi cerita tentang ribetnya orang-orang di sekitarnya yang suka julid dan nyinyir dengan segala pencapaian yang diraihnya. Setelah membaca salah satu artikel blog ini, dia membenarkan akan ada selalu komentar miring untuk kesuksesan atau keberhasilan yang kita dapat.
Seperti buku Mark Manson yang berjudul ‘The Subtle Art Of Not Giving A F*ck’, saya pun sudah sering bertemu dengan karakter menjengkelkan begitu. Ikut membiayai hidup  saja tidak, namun komentarnya sudah melebihi orang tua saya. Saya yang sudah dinilai banyak orang punya karakter ini cuek saja, bisa juga drop semangatnya karena komentar yang menohok.


Bukan Anti KritikKita harus tahu apa perbedaan kritik yang membangun atau kritik yang menyerang pribadi alias menjatuhkan. Semakin banyak menghasilkan buku atau berkegiatan, saya jadi makin tahu mana kritik yang membuat jatuh dan kalimat yang memberi koreksi. Saya senang dikritik, jika orang itu punya adab dan paham dengan ilmu yang ia bicarakan.
Pernah saya merasa malu dengan karya novel romance saya saat ada seseorang yang bilang, “Genremu nggak mutu, nulis itu yang bagus kaya Sidney Sheldon itu lho.”
Dia lalu menyarankan saya untuk memperluas genre bacaan. Saya hanya diam, tidak berhasrat membalas karena yang bersangkutan itu usianya jauh lebih senior. Anak muda yang berdebat dengan orang tua di depan umum sungguh menjatuhkan harga diri. Efeknya, saya jadi bersedih karena terlalu memikirkan hal itu.
Sahabat yang mengenal saya tahu apa saja yang saya baca. Dari novel, buku biografi, buku bisnis, travel, hingga buku pengembangan diri. Mengkritik tanpa substansi sama dengan menghina. Setelah beberapa saat, akhirnya saya sadar, orang itu hanya beda selera bacaan saja. Orang yang sukanya membaca buku horor, mungkin akan ilfil di saat membaca buku cinta-cintaan. Ya namanya beda kesukaan, jelas sudah tidak sekufu (ealah ini sedang membicarakan tulisan apa jodoh :D)
Sebaliknya saya sangat senang hari ketika ada yang mengingatkan kesalahan penulisan tanda baca, ejaan yang kurang pas, saran alur yang lebih baik dan lain-lain. Orang yang mengingatkan dengan teknik yang jelas bisa saya jadikan mentor. Guru tidak harus satu.
Bego Amat, Lebih WarasKadang-kadang mendengarkan pendapat orang itu perlu selama kita bisa menyaring mana yang perlu diresapi dan mana yang hanya cukup dianggap kentut. Kentut itu baunya menyengat, bukan? Tetapi tak lama kemudian kita melupakan kentut dan hidup biasa saja. Itulah kemiripan komentar julid dan nyinyir yang saya umpamakan angin kentut.
Semakin bertambahnya usia, kita tidak perlu banyak teman yang nyatanya tak memberikan kontribusi positif. Bukan berarti saya menyarankan putus tali silaturahmi, cukup bersabar dan menyapa itu perlu namun tak usah banyak bergaul dengan mereka atau mendengarkan nasehat toxicnya.
Saya sibuk dengan impian dan kesibukan positif sambil berusaha menjaga pola hidup seimbang. Prioritas utama adalah berkumpul dengan keluarga dan sahabat terdekat. Waktu 24 jam akan berkurang banyak dan menjadi tak produktif jika saya terlalu memusingkan cibiran orang lain. Bersikap bego amat jauh lebih menyehatkan jiwa serta pikiran.
Pernah saya mendapat teguran begini, “Wajahmu jelek, pergi ke salon supaya cantik.” Wow, jujur saya ingin menangis ketika diejek seperti itu. Saya berkaca di kamar mandi, apkah ada yang salah dengan wajah saya yang tidak memakai make-up tebal? Untungnya saya berpijak pada fakta, si komentator julid memang seleranya pada perempuan yang memakai make-up lebih mencolok.
Saya masih memperhatikan kebersihan kulit, pakaian juga sewajarnya, badan saya tidak bau, nyatanya dikomentari begitu kasarnya hanya karena soal selera. Betapa berbahayanya jika kalimat negatif itu terus saya kenang sampai tidak percaya diri lalu depresi.
Jadi untuk kalian yang sedang terkurung dalam jebakan lingkungan beracun, segera analisa dan cari pertolongan. Berkumpullah dengan lingkungan yang lebih positif dan menginspirasi. Dan ini untuk pengingat saya juga agar lebih peka sebelum mengkritik orang lain.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 28, 2019 02:25

August 20, 2019

4 Tempat Berkesan di Yogyakarta



Siapa yang tidak suka jalan-jalan? Bagi saya jalan-jalan atau traveling adalah aktivitas yang wajib diagendakan beberapa bulan sekali untuk melepas jenuh. Salah satu wilayah yang sangat saya suka sebagai jujukan pelesir singkat namun berkesan adalah Yogyakarta. Traveling di Yogyakarta selalu menyisakan kesan dan kenangan asyik selain dari tempat wisatanya yang menawan.
“Sering traveling apa tidak sayang uang?” Begitu pertanyaan yang dikatakan beberapa orang. Mereka terlalu sayang menyisihkan gaji untuk jalan-jalan karena alasan sayang uangnya. Lucunya ketika saya sedang di luar kota dan berbagi foto liburan, maka pesan masuk bernada iri meski dibalut bahasa canda kadang dilontarkan dari orang yang sama.

Padahal kalau mau cermat dan berusaha, tiket murah itu sering ada. Contohnya promo tiket pesawat yang kadang mendadak muncul sehingga harga tiket pesawat yang biasanya mahal pun jadi terjangkau. Bepergian ke kota favorit seperti Yogyakarta pun bisa dilakukan kapan saja. Mengecek promo tiket pesawat saya lakukan di aplikasi Pegipegi. Respons loadingnya cepat serta pilihan harganya juga menyenangkan.

Promo Tiket Pesawat Asyik


Saya sangat menyukai Yogyakarta karena pilihan wisatanya yang beragam. Tentu saja lokasi yang berbau sejarah dan wisata alam menjadi pilihan. Tempat-tempat inilah yang membuat saya kangen untuk pergi ke Yogyakarta lagi dan lagi. Merencanakan keberangkatan, lokasi menginap dan memastikan tiket pulang ke Yogyakarta bisa dilakukan di aplikasi Pegipegi tanpa ribet.

Harga Tiket Pesawat

Malioboro dan Suasana RileksnyaMalioboro adalah lokasi nongkrong favorit di Yogyakarta dan juga buat saya. Duduk santai di angkringan dengan sahabat sembari mendengarkan lagu-lagu merdu dari para seniman jalanan, membuat malam jadi terasa lebih menyenangkan.

 4 Tempat Berkesan di Yogyakarta dok. pribadi

 Saya pernah traveling berdua saja dengan salah satu sahabat terbaik saya keliling Yogyakarta naik sepeda motor. Rasanya kalau tidur terlalu cepat lalu melewatkan malam di Malioboro itu kurang pas. Saat menginap di sekitar Malioboro saya bisa pesan via aplikasi Pegipegi.
Ullen Sentalu dan Hawa SejarahnyaSejarah selalu menarik perhatian saya dan saat bisa berkunjung ke Ullen Sentalu, saya langsung jatuh cinta di pandangan pertama. Desainnya gotik berpadu dengan nuansa etnik. Memasuki ruang demi ruang sembari mendengarkan cerita para bangsawan Kesultanan Yogyakarta dan Mataram di masa silam, membuat saya seolah sedang memasuki kapsul waktu.

sumber: https://www.casaindonesia.com/article/read/1/2019/868/10-Hal-tentang-Museum-Ullen-Sentalu-yang-Menawan

Surat cinta para putri, pakaian yang pernah dikenakan oleh para Raja dan Ratu, dan pernak-pernik lainnya menambah kebanggaan pada budaya Jawa. Apalagi pengunjung dilarang memotret koleksi museum, maka hanya berdasarkan ingatan isi museum itu melekat di otak saya. Jika ada kesempatan ke Yogyakarta lagi, saya ingin mampir ke sana.
Berbasah-basah di Pantai IndrayantiDaerah Gunungkidul mempunyai spot wisata alam yang mulai tersohor salah satunya Pantai Indrayanti. Tempat ini memiliki garis pantai yang tidak terlalu luas namun panoramanya cukup Indah. Saya suka dengan jajaran karangnya yang menjorok langsung ke laut.

 4 Tempat Berkesan di Yogyakarta dok. pribadi

Tetapi hati-hati saat berfoto di bawah karangnya, gelombang pasang tidak terduga bisa menghantam dan membuat tubuh basah. Saya yang mengira jika berfoto dekat pantai bakal aman saja akhirnya basah kuyup, untung ponsel saya tidak terseret arus.
Menghirup Aroma Pinus di Hutan Pinus MangunanMasih di area Gunungkidul, Hutan Pinus Mangunan juga membuat saya ingin kembali. Sekadar duduk santai menatap barisan pohon pinus tinggi membuat imajinasi saya terbang ke mana-mana. Tempatnya juga instagramable.
 4 Tempat Berkesan di Yogyakarta dok. pribadi


Kemudahan merencanakan perjalanan kini bisa dialami dengan menggunakan aplikasi Pegipegi. Saat saya ingin mencari tiket pesawat online hingga mengecek ketersediaan kamar penginapan bisa dilakukan dalam satu aplikasi. Cara pakai yang gampang dipahami dan tidak ribet pun menjdi nilai plus Pegipegi.
Karena saya suka travelingdengan cara semi backpacker, maka hotel yang tidak terlalu mahal pasti jadi incaran. Di aplikasi saya bisa mengecek harga dari yang paling mahal sampai yang paling murah beserta foto dan rating.
Keluarga saya pun senang merencanakan perjalanan di Pegipegi. Ketika Papa mencari hotel di sekitar Telaga Sarangan pada libur Lebaran lalu, Pegipegi memberikan informasi akurat dan rating memang sesuai. Kami tidak kecewa dengan kenyamanan serta kebersihan hotelnya.
Sekarang jika mencari tiket untuk ke luar negeri juga tersedia. Misalnya promo tiket pesawat Vietnam Airlines atau wilayah Asia Tenggara lainnya. Jadi tidak ada alasan lagi untuk enggan jalan-jalan karena harga tiket pesawat. Download aplikasi Pegipegi dan mulai berburu tiketnya.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 20, 2019 21:01