Reffi Dhinar's Blog, page 26

August 20, 2018

Loka Media, Dari Sejarah Berdirinya Hingga Masa Depan Penulis Blog



Penulis adalah profesi keren. Akhir-akhir ini banyak orang termasuk generasi muda yang melirik profesi penulis. Workshop kepenulisan banyak menjaring peminat dan buku teknik menulis juga diburu. Semuanya demi meningkatkan kemampuan tulis-menulis. Sosok terkenal seperti Dee Lestari,  Tere Liye,  Asma Nadia dan nama-nama lain memiliki basis penggemar yang cukup besar. Menulis kini tak lagi dianggap sebagai kegiatan cupu tanpa manfaat. 
Namun setelah menekuni kegiatan kepenulisan,  tidak semua berhasil seperti yang dibayangkan. Menerbitkan satu buku di penerbit mayor (yang bukunya dijual di toko buku seperti Gramedia), membutuhkan antrean yang sangat panjang.  Tak jarang naskah penulis akan  ditolak begitu saja. Mengirimkan tulisan ke media massa pun butuh kesabaran dan mental karena persaingannya sangat ketat. 
Menyikapi hal tersebut, maka muncullah penerbit indie. Penerbit indie akan menerbitkan karya apa pun dari penulis,  tetapi penulis hanya butuh membayar sesuai paket penerbitan yang diminati.  Namun ini semuanya berbeda dengan Loka Media.  Loka Media adalah penerbit indie yang menggunakan sistem seleksi dalam menjaring naskah. Unik bukan? Dalam kesempatan kali ini, kita akan banyak mengungkap soal perjalanan Loka Media yang mencapai banyak prestasi sejak didirikan tahun 2016 lalu langsung dari founder-nya Devi Cahyani Eka Putri atau biasa dipanggil Devi.

Latar Belakang Berdirinya Loka Media“Mulanya, mungkin karena kesal pada salah satu penerbit indie yang sudah mengecewakan saya. Juga semakin kesal ketika ada yang komentar naskah yang diterbitkan di indie tidak berkualitas. Akhirnya, dengan amarah yang sudah semakin besar, saya nekat membuka penerbitan.” Tulis Devi melalui Wattpad Loka Media.
Latar belakang keluarga Devi yang memang menjadi  entrepeneur, turut mendorongnya untuk membuka bisnis sendiri. Sempat bimbang dengan pilihan usaha yang ingin dijalankan, dan setelah berdiskusi dengan beberapa rekan yang juga berkecimpung di dunia penerbitan indie, Devi mulai mendirikan penerbitannya sendiri. Jadinya Loka Media berdiri pada 17 Februari 2016.


Suka Duka Menjalankan Loka MediaDevi sempat kelimpungan dalam mencari tim yang akan diajak bekerja sama membesarkan Loka Media. Dalam sebuah penerbitan tentu saja dibutuhkan editor, layouter, desainer kover yang pasti tidak bisa dikerjakan jika hanya mengandalkan satu orang. Tak lama kemudian, ia menemukan beberapa partner yang sejalan dengan visinya untuk menjadi satu tim.
Masalah pertama adalah dari branding. Waktu itu Loka Media memberikan paket penerbitan yang murah, namun ada saja cibiran yang menilai jika kualitas penerbitan Loka Media pastilah buruk. Meski ada cibiran seperti itu, Devi bersama tim tetap percaya dengan penerbitan indie yang baru ia bangun. Bahkan penulis pertamanya yang menerbitkan buku di Loka Media ternyata tertarik untuk menerbitkan karena logo Loka Media yang dianggap keren. Untuk desain kover bisa dibilang Loka Media punya kekuatan yang unik dan pastinya sangat memanjakan mata.
Devi saat diundang di Berita Satu
Masalah berikutnya adalah pada penerbitan ISBN sebagai pendaftaran buku terbit di Perpusnas. Karena waktu awal berdiri Loka Media masih tergabung di penerbit indie lain, waktunya cukup lama sampai ISBN bisa keluar. Devi juga mulanya merasa pusing dengan naskah masuk yang luar biasa kacau. Tetapi dengan semangat untuk membantu penulis yang tertolak atau kesulitan menerbitkan buku di penerbit mayor agar bisa memiliki buku, tim Loka Media berusaha membantu agar penulis merevisi naskahnya sesuai petunjuk dan menjadi enak dibaca. Cukup banyak suka duka yang dialami sampai akhirnya Loka memutuskan untuk lepas dari penerbit indie yang menaunginya dan mengurus akta notaris agar bisa berdiri sendiri.
Kover Loka Media yang Keren, ada buku saya juga Smart Kokila :D



Popularitas Loka Media terus meningkat. Devi pernah diundang di sebuah acara televisi Berita Satu untuk menceritakan seluk-beluk bisnisnya. Buku-buku terbitan Loka Media selalu dibanjiri peminat dan bahkan salah satu bukunya ada yang dipinang penerbit mayor. Ini membuktikan jika penerbit indie pun punya kualitas yang tidak kacangan.
Beberapa buku terbitan Loka Media

Seleksi Naskah yang Masuk ke Loka MediaKini Loka Media telah menghapus sistem berbayar dari penerbitannya. Naskah yang masuk akan diseleksi dan jika layak maka akan mendapat kontrak penerbitan. Inilah sebabnya Loka Media juga disebut sebagai penerbit indie rasa mayor. Selain mengadakan seleksi berkala, Loka Media juga berburu naskah dari Wattpad. Tak hanya itu, naskah dari blog jika memang layak dan menjual untuk diterbitkan, maka bisa juga dijadikan sebuah buku. Loka Media tidak menutup diri pada berbagai kategori.
Novel Loka Media yang juga berhasil go mayor

Khususnya jika ingin menerbitkan naskah dari blog, Devi menyatakan bahwa selain isinya bagus serta menjual, yang penting adalah penulis mau berusaha menulis sebaik mungkin. Baik itu mulai dari ejaannya yang tidak berantakan, kalimat yang padu dan mudah dipahami serta unsur lainnya. Oleh sebab itu sebelum seorang blogger menerbitkan karyanya, akan lebih baik ia melakukan self editingdan membaca beberapa kali naskahnya. Mau satu genre seperti traveling atau gado-gado, asal naskahnya ditulis dengan baik dan memikat maka kans diterbitkan di Loka Media cukup tinggi.


Loka Media memang bukan penerbit indie biasa. Semangat dari founder dan timnya, membuat Loka Media terus berkembang dari tahun ke tahun. Impian berikutnya adalah menjadikan Loka Media penerbit mayor. Sebuah impian besar yang sedang dirintis oleh penggawa Loka Media. 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 20, 2018 18:48

August 18, 2018

Bedah Buku dan Content Writing Workshop Bareng IDN Times

Menulis itu sulit, kata sebagian orang yang ingin mendulang rezeki dari menulis. Padahal kalau ingin berhasil, kuncinya adalah mau bersabar dan terus berkarya tentunya.

Untuk mendapatkan keuntungan finansial dari menulis memang tidak mudah namun bukan berarti itu mustahil dilakukan.  Saya buktikan, saat menjadi content writer sebuah website, biaya skripsi bisa sangat terbantu. Meski belum sepenuhnya bekerja dari menulis, namun untuk traveling ke luar kota juga bisa saya hasilkan dari blog dan content writing. 

Sekarang malah banyak bermunculan website yang membayar penulisnya, salah satunya IDN Times. Dan di tanggal 25 Agustus, IDN Times berkolaborasi dengan FAM Surabaya untuk menyelenggarakan bedah buku serta workshop content writing langsung dari kontributor IDN Times. Gratis dan kamu dapat snack juga lhoo. Pendaftaran hubungi aja narahubung di banner yaa
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 18, 2018 17:50

August 14, 2018

One Week One Book, Gerakan Literasi yang Digandrungi Anak Muda



Logo Gerakan One Week OneBook

Membaca adalah jendela dunia. Peribahasa itu sudah melekat di benak kita mungkin sejak masih kanak-kanak, tetapi buktinya lebih banyak yang memilih untuk menghabiskan waktu dengan asyik di media sosial sembari menepiskan aktivitas membaca. Sudah banyak diketahui jika Indonesia adalah negara yang minat bacanya tak setinggi negara maju lain contohnya Jepang. Di Jepang, kita akan mudah menemukan orang-orang yang berdiri atau duduk di angkutan umum sambil membaca buku.
Lintang, founder komunitas

Melihat dari minimnya aktivitas membaca itulah, Lintang Indra Listika, seorang penggemar buku asal Sidoarjo ini nekat mendirikan komunitas online Gerakan One Week One Book. Komunitas online yang lahir pada  4 Januari 2018 ini kini sudah menjadi sebuah tren baru di kalangan para kutu buku.
Sebuah Gerakan yang Terbentuk Karena Rasa Miris
Lintang memiliki komitmen untuk setidaknya bisa membaca habis satu buku dalam satu minggu. Merasakan manfaat dari membaca buku dan ingin mencari kawan-kawan yang serupa, ia pun mencari komunitas online yang senada dengan semangat membacanya. Kita tahu jika sudah bertebaran komunitas menulis, fotografi atau handicraft di media sosial yang tentunya terus mendorong anggotanya untuk berkarya, namun Lintang belum menemukan komunitas online yang mengajak komunitasnya untuk rajin membaca.
Dari temuan itulah, Lintang memutuskan untuk mendirikan komunitas Gerakan One Week One Book di Instagram. Berangkat dari rasa miris dengan fenomena lingkungan juga membuat Lintang bersemangat untuk menyebarkan virus membacanya. Ia ingin banyak orang yang lebih banyak menyisihkan waktu untuk membaca daripada berselancar di media sosial atau menonton acara TV yang tidak bermutu.
Tantangan Komunitas dan Proses Pengenalannya Meskipun tujuannya positif, tenyata Gerakan One Week One book juga menuai pro dan kontra.“Respon awal kehadiran komunitas ini 80% pro 20% kontra. Saya sangat bersyukur banyak teman-teman yang tertarik bergabung menjadi anggota kami, bahkan ikut mempromosikan komunitas ini secara sukarela, ikut memberikan sumbangsih secara tidak terduga.” Kata Lintang.
Pihak yang kontra dengan komunitas membaca ini tak selalu memberikan kritik yang halus, ada juga yang mengkritik dengan kalimat nyinyir yang cukup menyinggung. Mungkin karena berbasis virtual, ada yang beranggapan jika Gerakan One Week One Book adalah komunitas yang berjalan dengan main-main.
“Padahal meskipun virtual, saya dan para admin berusaha keras membuat para anggota merasa secara nyata kehadiran komunitas ini.” Imbuh Lintang lagi.
Proses pendaftaran anggota baru dilakukan dengan memposting ulang banner komunitas di akun Instagram dan wajib menyetor review singkat buku yang dibaca minimal satu buku dalam seminggu. Admin akan mencatat dan memberikan nomor keanggotaan untuk para member komunitas.
Komunitas ini memang diperkenalkan lewat Instagram mengingat banyak generasi muda yang kini tertarik untuk menjadikan Instagram sebagai media kreatif mereka. Sudah banyak terlahir bookstagramer, istilah untuk pereview buku di Instagram dengan mengkreasikan foto bukunya seapik dan seunik mungkin.  Review yang ditulis juga bebas, bisa saja kutipan paling menarik dalam buku atau hal berkesan yang didapat usai membaca. Tidak ada patokan pakem khusus dalam membuat review.
Event One Week One Book dengan IDN Times Community 





Kegiatan Selain Membaca Buku Sekali SemingguHebatnya lagi, komunitas ini sudah memiliki peserta yang cukup besar apalagi sudah ada lima orang admin di beberapa kota yang bertugas untuk menghandle antara lain di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Sidoarjo dan Malang.
“Admin komunitas ini hanya ada 5 orang. Saya sendiri, Ajoy, Dini, Reni, dan Jihan. Kunci utama solidnya admin bagi saya pribadi ialah rasa saling memiliki, kepercayaan, kekeluargaan, komunikasi dan saling pengertian,” ujar Lintang.
Selain review buku di Instagram, komunitas juga memiliki agenda lainnya yaitu One Day One Post (ODOP), Bincang Literasi, Bincang Buku, Giveaway Buku, Consistent Reader Challenge, The Best Photo Challenge dan Kelas Moco Bareng. Ada grup WA khusus untuk melakukan aktivitas tersebut. Anggotanya sangat antusias dengan kegiatan Gerakan One Week One Book karena mereka memiliki wadah khusus bagi sesama pembaca dan bisa berdiskusi dengan para penulis yang baru saja menerbitkan karya.
Perkembangan Literasi di Tengah Generasi MudaSebagai pendiri Gerakan One Week One Book, Lintang optimis dengan naiknya minat baca dan perkembangan literasi di tengah generasi muda. Sudah banyak bermunculan program yang terkait dengan literasi di Indonesia seperti aplikasi buku digital gratis semacam Ipusnas dan Ijakarta. Kita tidak perlu membeli buku, cukup meminjam dalam batas waktu tertentu di dua aplikasi tersebut dan dapat memperpanjang masa pinjaman jika diinginkan. Di sekolah juga mulai diterapkan gerakan literasi membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

Membaca kini bukan lagi menjadi kegiatan membosankan yang dianggap cupu. Dengan inovasi dan teknologi yang membantu kita untuk membaca, maka ini bisa menjadi lifestyle yang keren. Buat kalian, baik muda atau tua, mari membaca agar pikiran lebih terbuka serta waktu tidak terbuang sia-sia untuk aktivitas kurang bermanfaat. Let’s read like a breath!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 14, 2018 20:01

August 8, 2018

Ingin Move On? Hadapilah Kenyataan!!

tips move on

Di beberapa kesempatan bertemu sahabat dan kenalan, mereka sering bertanya apa resep saya selalu terlihat bahagia dan passionate. Ditambah lagi saya adalah orang yang sering jadi sasaran tempat curhat. Padahal ada masa di mana saya juga pernah down sampai makan saja malas, salah satunya patah hati atau ada masalah di tempat kerja.
 Namun life must go on, hidup harus jalan terus. Untungnya orang tua menanamkan prinsip untuk berani bertanggungjawab atas apapun pilihan hidup dan berani menerima kesalahan. Sayangnya, tidak semua beruntung menerima pembelajaran bagaimana mengakui kesalahan yang telah dilakukan.
Betapa banyak yang di luar berkoar-koar jika dirinya kuat, tetapi jauh di dalam hati hancur berantakan. Bahkan jika ada yang membahas soal penyebab sakit hatinya, berpura-pura itu tidak masalah. Atau malah sebaliknya, ada yang sudah tahu jika keputusan yang diambil berdampak tidak baik buat diri, hanya saja bersikap naif dengan pikiran kita akan mampu mengubah yang buruk menjadi baik. Bodoh dan tabah tipis sekali perbedaannya.
Dari beragam pengalaman kawan yang mau berbagi kepada saya dan menyaring apa yang pernah terjadi di dalam hidup saya, ada beberapa hal yang seharusnya ditanam dalam pikiran supaya kita tak menjadi Pasukan Gagal Move On.
1.         You Are Not Superhero! Be Smart!Pernah dengar komentar begini dari seseorang yang sedang kasmaran sampai buta mata hatinya?
“Dia itu mungkin sering bohong, tapi aku pasti bisa ngubah kebiasaannya.”
“Kalau aku sabar, pasti hobinya buat ngomong kasar bakal hilang.”

Atau di bidang pekerjaan seperti ini.
“Mungkin bosku ini melatihku supaya aku jadi tangguh.” (Padahal tidak ada penghargaan baik secara finansial dan moral, si bos hobi memaki tanpa mengajari)

tips move on

Manusia itu diciptakan cerdas kok. Dan memang tiap kali kita menerima kesulitan, tidak boleh langsung berpindah haluan atau menyerah. Tetapi jika sebuah keadaan yang berusaha kita perbaiki itu membuat kualitas hidup terus menurun, maka sudah seharusnya kita berhenti. Mencoba beberapa kali itu harus, namun kalau berisiko melemahkan semakin parah maka angkat kaki dan katakan selamat tinggal. Kamu bukan superhero!
Kalau hubungan cintamu lebih banyak membuatmu menangis berember-ember, putuskan hubungan. Jika orang yang kamu percaya, tega berbohong ratusan kali, maka putuskan untuk tidak percaya lagi. Jika seseorang sering tidak menghargaimu, putuskan untuk berhenti akrab dengannya.
Tiap orang memang berhak dengan kesempatan kedua, tetapi tidak untuk kesempatan keempat hingga kelima. Kesalahan yang dilakukan berulang kali itu bukan khilaf, melainkan watak. Jangan repot-repot berusaha mengubah, waktu kita lebih berguna untuk menjalin hubungan baru yang lebih suportif.
2.         Jujur Menerima Konsekuensi Keputusan yang Kita AmbilPernah salah mempercayai orang atau gagal di sebuah hal yang kita tekuni itu bukanlah sesuatu yang memalukan. Kita tidak bisa memprediksi situasi dan kondisi yang akan terjadi di masa depan, yang bisa kita kendalikan adalah bagaimana respon dalam menghadapinya. Bersikap baik memang tidak boleh pilih-pilih, tetapi kalau apa yang kita pilih rupanya salah, jangan malu mengakui. Jujur pada diri sendiri itu yang paling penting. Kalau sudah tahu bahwa keputusan itu keliru, maka segera berhenti melanjutkan dan berpindah ke langkah baru.


3.       Tidak Berusaha Melupakan, Jangan Hanya Menikmati DiamSemakin berusaha melupakan, maka pasti akan sulit move on. Terus menyimpan dendam, maka hidup akan semakin tidak tenang. Memaafkan tanpa memberi kesempatan kedua kali itu hak kita. Tidak membenci itu pilihan utama, lalu terus upgrade diri agar menjadi pribadi yang selangkah lebih maju.
Carilah bidang baru yang bisa kita pelajari, buatlah target impian yang ingin kita capai dari hal paling sederhana. Datangi tempat baru dan perbanyak kegiatan. Mendekatkan diri pada Tuhan tentu wajib. Kita awalnya mungkin akan berpura-pura kuat, sampai akhirnya menjadi kuat hanya pilihan yang bisa diambil. Meresapi masa lalu yang pahit dengan stalking, malas makan, membenci semua orang hanya akan meredupkan aura diri. Menangislah hari ini, lalu besok berjalanlah dengan gagah.

Apakah sudah tahu pilihan mana yang ingin kamu ambil agar menjadi lebih tangguh? Tentukan sekarang, jadilah pejuang bukannya pecundang!

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 08, 2018 01:20

July 30, 2018

Flash Fiction Competition Blog Kata Reffi




Hai teman-teman penulis kece, sudahkah kamu menulis hari ini? Akhirnya seperti yang saya tulis di status FB minggu lalu, the day comes. Waktunya pengumuman info lomba flash fiction!!!!!
Kompetisi ini adalah sebagai salah satu bentuk syukuran saya yang baru saja menerbitkan buku tunggal ketujuh yang berjudul Mr Secret and Miss Cuek di Storyclub. Novel ini bisa terbit setelah menjadi salah satu naskah terpilih Event Novel Romance Storyclub. Nah, salah satu hadiah yang saya dapat adalah dua voucher penerbitan gratis di Storyclub. Saya akan menggunakan voucher itu satu, dan satunya lagi ingin saya bagi buat teman-teman.

yuhuu,novel saya terbaru :D

Nah berhubung hanya ada satu voucher, tentu nggak afdol dong kalau saya kasih ke orang tertentu. Kesannya nanti pilih kasih, hehehe. Maka saya buat challenge ini supaya banyak teman yang bisa bergabung. Hadiahnya apaa?
1 Pemenang Utama akan mendapatkan-       Voucher penerbitan novel romance minimal 100 halaman (wajib genre romance, boleh saja kamu gabung dengan genre lain asal unsur romance masih kental). Voucher ini valid sampai 31 Desember 2018 di Penerbit Storyclub.-          Paket buku koleksi pribadiku
1 Pemenang KeduaPulsa sebesar Rp50.000
Cara kompetisinya bagaimana?Like Fanpage Blog Kata Reffi & Moviereffi, klik di siniLike Fanpage Storyclub, klik di siniBuat flash fiction berdasarkan prompt gambar yang tertera di sini. Kamu bebas membuat genre apa saja, pokoknya ada unsur kalimat di dalam gambar ini di dalam tulisan kamu dan beri underline atau dibuat bold (tebal) ya supaya saya bisa mudah menemukan.



 Jumlah kata 300-500 kata. Hanya boleh mengirimkan satu cerita saja.Wajib ditulis di dalam blog platform wordpress dan blogspot. Jangan memakai selain kedua platform itu.Di akhir tulisan, sertakan kalimat ini “Tulisan ini diikutsertakan dalam Flash Fiction Competition Blog Kata Reffi”Jika sudah selesai, laporkan linknya di kolom komentar postingan fanpage Blog Kata Reffi yang akan dibuatkan khusus. Bukan di halaman blog wordholic.com ya.Format laporan link adalah
Nama:Judul:Link:

    Yang tidak memenuhi step-step di atas akan langsung didiskualifikasi.    Waktu penulisan dari 31 Juli  sampai dengan 20 Agustus 2018 jam 23.59 WIB     Pengumuman pemenang 30 Agustus 2018.

Kalau ada yang tanya:
1.       Misal voucher nggak dipakai sampai hangus gimana? Ya itu sudah hak kalian, jadi kalau tidak dimanfaatkan bukan saya yang rugi, hehe
2.       Menulis novel itu susah kakaak!Nanti kan ada waktu dari akhir Agustus sampai Desember niih, menulis minimal 100 halaman saja masa tak sangguup? Katanya mau jadi penulis, eh.
3.       Kak, aku belum sanggup nulis novel, boleh nggak ikut tantangan ini?Bebas. Kan namanya penulis itu harus menjajal kemampuannya dong. Menang kalah urusan belakang, yang penting nuliss.
4.       Kak, aku nggak punya blog.Bikin dong. Udah banyak tutorial cara bikin blog wordpress dan blogspot. Saya nggak minta website aneh-aneh. Penulis harus mau belajar untuk upgrade dirinya.
Yuk buruan nulis ya teman-temaaan!!! 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 30, 2018 18:22

July 29, 2018

Interpreter Journey 1: Rasa Ingin Tahu Adalah Kunci!





Sekitar dua minggu lalu saya membuka poling di fanpage Blog Kata Reffi & Moviereffi tentang pembahasan apa yang pengin diketahui pembaca. Dan yah, tips menjadi interpreter menempati ranking teratas poling. Jadi saya akan membuat tulisan berseri dalam kategori tips dan akan selalu saya awali di judul dengan ‘Interpreter Journey’.
(Baca Juga: My Interpreter Journey Sharing)

Mengapa memilih judul seperti itu? Karena ini murni pengalaman saya yang masih balita di dunia interpreting, sekitar 5 tahun pasca menjadi sarjana di jurusan Sastra Jepang Universitas Dr Soetomo Surabaya.

Okey, I start it with the first skill that you should have to be the good interpreter, it is HIGH CURIOSITY.

Rasa ingin tahu menjadi dasar utama. Sebenarnya tak hanya menjadi interpreter juga sih, tetapi baik translasi atau menerjemahkan naskah dan pekerjaan lain juga butuh rasa ingin tahu. Namun, karena koridor pembahasan saya soal interpreting, dari postingan part pertama ini fokuskan pandanganya ya.

Sebenarnya, menjadi interpreter atau translator di dunia industri bukanlah cita-cita utama saya. Saya ingin menjadi news anchor, jurnalis hingga menjadi duta besar. Benang merahnya, sama-sama ingin menggunakan kemampuan berbahasa asing dan mencari kesempatan lebih luas lagi. Namun, ketika saya gagal SNMPTN untuk masuk jurusan Hubungan Internasional, pikiran saya langsung menjurus untuk belajar bahasa asing satu lagi selain Inggris. Bahasa Inggris sudah cukup bisa saya kuasai. Untuk berkomunikasi pun tak buruk-buruk amat.

Kalau kamu mau membuat kesempatan lebih luas, ya kuasailah satu bahasa asing lain selain bahasa Inggris. Terutama bahasa asing yang banyak digunakan di Indonesia seperti mandarin dan Jepang. Misalnya kamu memilih satu bahasa asing saja juga tidak masalah. Fokus sampai jadi ahlinya.


Kenapa saya akhirnya pilih Jepang?

Simple, karena saya terpapar kamus Jepang sejak usia sekolah dasar. Sounds funny, right? Papa pernah iseng membeli satu kamus percakapan kecil bahasa Jepang-Indonesia lalu buku itu terlupakan. Saya buka, eh kok aneh? Saya bisa baca ejaan latinnya, tapi terkesan aneh. Lalu tiap selesai menonton film kartun macam Inuyasha, lagunya berbahasa Jepang dengan tulisan tak bisa saya baca. Ini membuat sebal  karena saya ingin tahu artinya.

Buku ini saya beli ketika sama sekali ga hapal kanji
Dan ternyata setelah belajar lebih dalam di bangku kuliah serta menjalani dunia interpreter, rasa ingin tahu bisa menjadi modal awal yang sangat penting.


Curiosity Membuatmu Jadi Tabah
Belajar bahasa yang non-latin macam Jepang itu bukan hal mudah. Kalau motivasi kamu setengah-setengah, pasti dijamin akan putus asa di tengah-tengah. Mau lancar ngomong aja pasti bisa, tetapi kalau kamu mau menjadi interpreter jelas harus banyak membaca. Mulai dari membaca materi di luar buku kuliah dan membaca isu populer. Saya biasanya akan membaca artikel terbaru soal Jepang dalam bahasa Indonesia dan berusaha mencari kosakata dalam bahasa Jepang.

Kamu harus ingin tahu soal huruf kanji, kamu harus tahu soal budaya juga. Setidaknya dengan materi yang penuh, kamu nggak akan gagap sewaktu benar-benar terjun di dunia interpreter. Lama-lama kamu akan semakin tabah ketika mendadak mendapat tugas penting saat menerjemahkan. Kalau menghapal kanji dan menambah kosakata saja kamu sudah tabah, apalagi kalau diminta menerjemahkan di sebuah event atau meeting? Ini bisa jadi petualangan menyenangkan.


Rasa Ingin Tahu untuk Meminimalisir Kesalahan
Di awal menjadi interpreter, saya membekali diri dengan ketabahan. Lalu belajar menggali informasi dari beragam sumber. Jangan hanya mengandalkan sumber benda mati seperti buku dan internet, cari sumber hidup yaitu manusia. Misalnya, saya akan tanya ke teknisi lokal bagaimana cara menggunakan sebuah mesin. Saya catat lalu saya coba terjemahkan. Saya cari padanan kata bagian mesin dalam bahasa Jepang. Jadi ketika si orang Jepang bertanya atau minta diterjemahkan ke orang lokal, saya tinggal mengkroscek apakah yang dimaksud ini sudah benar atau tidak. Delivery akan lebih smooth dan kamu bisa menambah nilai plus karena sudah mempersiapkan diri.


Itulah dua hal yang penting dengan adanya curiosity atau rasa ingin tahu. Nah kamu sedang belajar bahasa asing apa nih? Tunggu seri selanjutnya ya

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 29, 2018 10:00

July 23, 2018

Cinta Membuat Elbert Reyner Menjadi Movie Blogger

tips movie blogger foto dok. Elbert Reyner

Film adalah hiburan sejuta umat. Sudah menjadi kodrat bagi manusia untuk mencari hiburan berupa tontonan selepas bekerja atau sekadar mengisi waktu luang. Lihat saja perkembangan film di Indonesia dan mancanegara. Dulu tiap kali ada pagelaran layar tancap di kampung-kampung, pasti tidak akan pernah sepi peminat. Film dalam negeri pernah mengalami masa jaya-jayanya di medio 80 sampai 90-an lalu memasuki masa mati suri hingga digebrak kembali dengan film remaja Ada Apa dengan Cinta, Petualangan Sherina dan Jailangkung di awal 2000-an.
Bioskop menjadi salah satu tempat menarik untuk pergi bersama keluarga hingga berkencan dengan orang terkasih. Kini pergi nonton sudah menjadi semacam lifestylekeren semacam ngopi di kafe. Dan semakin banyaknya pecinta film yang tumbuh juga mendorong sebuah hasrat untuk mengabadikannya dalam sebuah tulisan seperti lewat blog. Salah satu movie blogger Indonesia yang terbilang sukses dalam membangun blog filmnya adalah Elbert Reyner. Dan kali ini Elbert akan berbagi apa alasannya membuat blog film dan bagaimana ia mengembangkannya hingga sesukses sekarang.
Menulis Review Film Karena Suka
Menonton film sudah menjadi hobi Elbert. Menariknya lagi tiap selesai menonton sebuah film, ia berhasrat untuk meluapkan opininya tentang film itu dan berdiskusi dengan sesama penyuka film. Blog adalah platform  paling awal yang ia kenal. Ia menganggap jika menulis di blognya A Cinephile's Diary, itu sama dengan menulis di buku harian. Mengawali dari hal yang disukai lalu berlanjut untuk ingin mengembangkannya adalah langkah awal yang baik.

Bagaimana Membuat Review yang Baik
“Waktu nulis review, saya selalu memulai dari summary di paragraf pertama. Ini memudahkan saya dan pembaca juga buat kasih introduction tentang film yang akan dibahas sebelum masuk ke topik utama yaitu tentang kualitas filmnya.” Jawab Elbert di dalam email yang dia tuliskan untuk menjawab pertanyaan saya.
Introduction ini sangat penting agar pembaca bisa paham dengan apa isi yang akan dibahas. Elbert mengibaratkan bagian ini sebagai pengenalan tokoh atau karakter di sebuah film. Pembaca yang tidak paham hanya akan mengecek rating tanpa peduli isi reviewnya seperti apa.
Langkah berikutnya adalah membahas terkait plot dan premis sesuai dengan opini Elbert. Apa yang ia sukai dan tidak ia sukai akan dijabarkan di bagian tersebut. Dan di bagian akhir akan dibuat kesimpulan reviewnya dengan memberikan bintang dari skala 1 sampai 5.
tips movie blogger foto dok. Elbert Reyner
Ketertarikan Pembaca Indonesia pada Film Menurut Elbert
Menurut Elbert seiring dengan membaiknya industri perfilman nasional saat ini turut mendorong tingkat kepercayaan penonton pada karya anak negeri. Berbeda halnya di tahun 2011 lalu saat industri film sedang turun drastis serta angka penurunan penonton di bioskop yang semakin lesu. Kasus tingginya pajak film di tahun 2011 sempat membuat film dari beberapa studio besar tidak bisa masuk. Merembet ke anggapan nasionalisme untuk lebih mencintai film nasional daripada asing, malah mendorong masyarakat untuk anti film Indonesia. Syukurnya, permasalahan tersebut makin terurai dan kualitas film nasional turut meningkat.
Prospek Movie Blogger di Masa Depan
Elbert tidak pernah berniat untuk menggantungkan hidupnya dari blog,” Tujuan saya bikin blog itu cuma tiga dan nggak pernah berubah: sebagai media untuk berpendapat, untuk mencari teman sesama pecinta film dan membangun network di dunia film.” Katanya.
foto dok. Elbert Reyner
Pendapat lain dari peraih penghargaan Indonesia Piala Maya ini adalah agar dalam menulis harus menikmati prosesnya serta jujur. Meski Elbert terkadang menerima kritik atau rasa tidak suka dari seorang film makerkarena reviewnya, ia beranggapan itu adalah bagian dari proses menulisnya secara jujur dan apa adanya. Terbukti, dengan ketulusannya dalam berproses, Elbert meraih pencapaian yang melebihi nilai materi. Mulai dari berkenalan dengan para sineas film, aktor dan aktris sampai prestasi terbarunya menjadi bagian dari produksi film Buffalo Boys yang baru tayang di bioskop sejak 19 Juli 2018 lalu.
Kriteria Movie Blogger yang Baik dan Tools-nya
Elbert biasa menggunakan Pages dari Macbook Pro dan blogger sebagai media review filmnya. Tulislah sesuai gaya kamu, cocok dengan kata hati dan jangan terlalu baper saat membuat ulasan. Tontonlah beragam genre sampai yang film klasik seperti di Netflix agar wawasan kamu lebih berkembang. Ulasan sepanjang 400 sampai 500 kata sudah cukup menarik asal diimbangi dengan pengaturan gambar yang sesuai agar pembaca tidak jenuh. Biasanya Elbert akan menyisipkan gambar setelah satu atau dua paragraf.

Itulah penjelasan Elbert Reyner terkait aktivitas bloggingnya. Kecintaannya pada film telah mendorongnya untuk mau berbagi lewat blog dan mencapai banyak prestasi. So Inspirative!
(Baca Juga: Writing Insight Trinity, The Naked Traveler)
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 23, 2018 23:11

July 22, 2018

Writing Insight: Trinity, The Naked Traveler

Instagram: trinitytraveler 

Senang sekaligus gugup setelah mendapat tugas untuk mewawancarai  Trinity. Siapa sih yang tidak kenal beliau? Travel blogger yang berjasa mempopulerkan genre travel writing di Indonesia itu, salah satunya ya traveler keren ini. Traveling sudah menjadi passionnya hingga berhasil membuahkan karya. Tak hanya bercerita lewat blognya yang diberi tajuk The Naked Traveler, Trinity juga berhasil menerbitkan seri buku traveling yang best seller tiap tahunnya.

Traveling dulunya dianggap sebagai kebutuhan tersier. Orang harus menabung dulu agak lama supaya bisa jalan-jalan. Sedihnya lagi karena alasan kesibukan, traveling menjadi aktivitas yang tidak dianggap penting. Seiring berkembangnya teknologi dan juga mungkin tingkat stres yang makin tinggi, membuat traveling makin dicari. Dan Trinity sukses membuktikan jika traveling pun bisa menjadi kebutuhan sama pentingnya. Siapa yang tahu lho kalau menjadi travel blogger itu ternyata bukan menjadi tujuan awalnya.


Traveling dan Menulis Itu Sejalan
Trinity suka menulis, sama besarnya dengan traveling. Sejak masih duduk di bangku SMA, ia menjadi reporter koran sekolah sehingga kemampuan jurnalistiknya terasah dengan baik. Selain itu tiap kali traveling, Trinity pasti akan menuliskan catatan perjalanannya di sebuah buku diary. She is a natural  story-teller. Artikel-artikelnya juga sering dimuat di majalah semasa itu. Tak ada batasan untuk menulis. Trinity akan menuliskan pengalaman jalan-jalannya lalu dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya.

Instagram: trinitytraveler

Dan dari saran teman-temannya itulah akhirnya Trinity mulai melanjutkan cerita tentang serba-serbi travelingnya di media blog. Tak ada niat untuk menjadi populer di pikiran Trinity. Siapa yang tahu justru dari hobi itu nantinya akan mengantarkan Trinity di jalan kesuksesan sebagai penulis. Do what you love, love what you do, sangat tercermin dari apa yang dikerjakan seorang Trinity.


Prinsip Menulis Menurut Trinity
Ketika saya bertanya soal prinsip apa saja yang dipakai untuk membuat artikel atau tulisan bertema traveling, Trinity menjawab,”Tidak ada prinsip khusus. Yang penting tahu mau menulis di media apa dan tentunya tetap sesuai fakta,  juga menerapkan prinsip jurnalistik.”

Menulis di blog tentu berbeda jika akan menulis di majalah. Blog itu mediumnya lebih santai dan kita bisa menggunakan bahasa sehari-sehari seperti sedang bercerita dengan teman. Jika ingin mengirimkan artikel ke majalah, tentunya harus tahu bagaimana karakter majalah itu sendiri. Berikutnya adalah harus sesuai dengan fakta. Misalnya, alamat sebuah tempat wisata tidak boleh salah dan bagian-bagian lokasinya tentu tidak boleh ada kekeliruan.

Tulisan-tulisan Trinity menekankan pada kejujuran dari pengalamannya menjelajahi suatu tempat. Tentunya itu sesuai dengan apa yang ia rasakan dan alami selama perjalanan. Dari judul blog The Naked Traveler saja pembaca pasti bisa menarik kesan jika ceritanya ditulis secara honest. Inilah yang menjadi ciri khas unik Trinity yang masih dipertahankan hingga sekarang.


 How to Stay Positive
Menulis pengalaman traveling secara jujur ternyata juga menarik pengalaman berkesan buat Trinity yaitu menerima kritik.

Instagram: trinitytraveler
“Aku menulis di blog kan sesuai dengan pengalamanku, yang namanya mengalami sendiri tentu bisa berbeda dengan apa yang dialami orang lain. Aku tidak menulis tutorial atau panduan.”

Oleh sebab itu, Trinity lebih banyak melakukan perjalanan dengan dananya sendiri supaya tidak menjadi halangan untuk tetap menulis secara honest. Tentunya hal ini berbeda jika perjalanannya mendapat dukungan dari sponsor. Jika disponsori, tulisan pasti tidak akan terlalu outspoken, ada hal-hal yang harus ditinjau ulang sebelum akhirnya tulisan itu tayang atau diterbitkan.

Itulah insight menarik dari phone-interview saya dengan penulis yang baru saja menjelajah Asia Tengah ini. Tunggu saja tulisan menariknya setelah berkunjung ke Kirgistan, Tajkistan dan Uzbekistan.  Tekuni apa yang kita cintai, siapa tahu kamu akan menemukan pengalaman berharga seperti Trinity.

 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 22, 2018 08:37

July 14, 2018

Investasi Kepala Itu Juga Penting!




Investasi kepala itu apa?  Bisa dengan jalan pendidikan formal,  bisa dari baca buku,  bisa dengan gabung komunitas,  atau ikut workshop dan seminar.  Ada yang berbayar dan ada pula yang gratis.

Nah saya memilih untuk memadukan keduanya.

Sebagian orang pernah berkata, apa tidak sayang uang dipakai buat beli buku?  Buat apa datang ke seminar gratis tapi jaraknya jauh,  kan sayang uang transportnya.  Hobimu apa bisa bikin kaya?  Serta jutaan komentar satir lainnya.

Masalahnya,  ada investasi positif dan ada yang bisa dibilang tidak memberi kontribusi pengembangan pribadi (saya tidak bilang negatif,  toh definisi ini bisa berbeda bagi tiap orang).  Kalau kamu hobi main game online sampai lupa belajar misalnya,  jelas itu tak membuatmu berkembang.  Lain halnya kalau dari hobi main game lalu berkembang jadi juragan studio game,  jelas itu hobi yang berkontribusi positif.



Let's say,  apa yang saya pilih dan pelajari itu sejalan dengan passion.  Dan  kadang kalau terlalu melenceng,  akan ada alarm dari hati dan kepala.

 Itulah sebabnya sebelum mengambil keputusan untuk belajar sesuatu atau ikut workshop yang berbayar,  well I will ask myself a thousand times wether I need it for my passion or not.  Tidak semua bagian diri kita perlu dioptimasi,  cukup yang sejalan dengan tujuan yang saat ini ingin dicapai.  Contoh,  saya tak akan serius belajar koding,  cukup di konten karena itu tak menjadi minat saya meski ada hubungannya dengan blog.  Buktinya,  menjadi content writer bisa menghasilkan karya juga
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 14, 2018 01:45

July 7, 2018

5 Hal Haram yang Harus Dijauhi Pekerja Kreatif



Pekerja kreatif adalah pekerja yang menggunakan ide dan juga kreativitasnya sebagai senjata utama. Konsep pekerja kreatif tidak hanya berlaku untuk jenis pekerjaan yang berbau desain dan juga tulisan saja, semua pekerjaan yang kita lakukan dan profesi apapun yang sedang kita jalankan butuh kreativitas di dalamnya. 
Nihilnya kreativitas berarti tidak adanya inovasi baru yang membuat hasil kerja bisa terlihat lebih baik lagi. Akan tetapi selain kreativitas dan juga kemampuan yang baik, seorang pekerja kreatif sebenarnya wajib memiliki satu hal yaitu ‘good atittude’.
Attitude seperti apa sih yang haram dilakukan oleh seorang pekerja kreatif? Yuk simak beberapa poin penting di bawah ini,
1. Jangan bermulut besar Tips pekerja kreatif https://www.aconsciousrethink.com/704...
Jadilah seorang pekerja kreatif yang tidak terlalu banyak membual, terutama kepada klien.  Persiapkan bagaimana mengelola kalimat yang nanti keluar baik saat wawancara ataupun sudah bekerja nanti. Saat sedang melakukan sebuah deal pekerjaan, berikan deadline yang wajar dan juga jangan sok menyombongkan kualitas di awal perkenalan kepada klien. Cukup kerjakan sebaik mungkin tugas kita tepat waktu, maka klien akan menilai sendiri bagaimana kualitas kita.

2. Plagiasi is a big no no
Tips pekerja kreatif http://store.domiciliationmaroc.co/ch...
Pekerja kreatif itu memang identik dengan hal-hal yang berbau inovasi. Ada kalanya ita merasa stuck atau kehabisan ide. Maka jika hal itu terjadi coba berhenti sejenak dan baca atau tonton video berkualitas yang bisa memicu ide. Namun, jangan pernah menyontek karya dan ide orang lain. Kamu boleh terinspirasi, namun jangan sampai meniru sama persis karya orang lain lalu mengaku sebagai ide originalmu. Kredibilitas kerja seseorang yang berkecimpung di bidang kreatif pasti akan anjlok jika diketahui karyanya ternyata hasil plagiat.

3. Jangan suka ngaretOn time atau tepat waktu adalah sebuah frasa sederhana namun memiliki impact yang besar bagi personal branding seseorang. Tepat waktu adalah poin penting yang harus dimiliki siapapun, termasuk para pekerja kreatif. Biasakanlah untuk datang minimal setengah jam lebih awal dari waktu janjian jika ada janji temu dengan calon klien.

Tips pekerja kreatif livelifehappy.com/life-quotes/dont-wa...
Buang hobi ngaret alias telat jika mendapat undangan untuk wawancara kerja atau saat sedang membicarakan project. Bahkan setelah kamu memperoleh kepercayaan dengan klien pun, usahakanlah selalu penuhi target kerja sesuai deadline. Misalnya terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti sakit sehingga mengganggu project, hubungi klien dan bicarakan langsung. Tetaplah bersikap profesional supaya klien tetap merasa dihargai.

4. Tidak mau mendengar pendapat orang lain

Tips pekerja kreatif https://www.someecards.com
Seringkali jika sudah menjadi seorang pekerja kreatif yang punya banyak klien, kita akan memiliki sedikit rasa prestise yang tinggi. Apalagi jika sudah banyak  klien yang puas dengan hasil kerja kita. Think to stop for a while! Jangan sampai kepuasan pribadi mengubahmu menjadi seseorang yang angkuh sampai tidak mau mendengar pendapat dan kritik orang lain. Saran dan kritik yang membangun juga dibutuhkan supaya hasil kerja semakin bagus ke depannya.

5. Not interested to keep studying Satu hal ini yang sangat berbahaya. Kalau kamu sudah terlena dengan kesuksesan-kesuksesan proyek kecil dan juga besarmu, bisa saja muncul satu perasaan berpuas diri. Memang jika dalam kadar yang pas, rasa puas itu adalah tanda bahwa kita bahagia dan senang dengan hasil kerja yang sesuai deadline serta mampu memuaskan klien.

https://tony-evans.com/
Namun jangan sampai keinginan untuk terus memperbaiki diri  itu berhenti. Dunia kita terus berkembang baik dalam segi pengetahuan tetapi juga dalam segi kreativitas. Terus bermunculan orang-orang kreatif yang memiliki inovasi tidak terduga. 
Kamu harus mau terus belajar, jangan sombong dengan apa yang kamu peroleh saat ini. Bersikap rendah hati dan mau mencari wawasan terbaru akan membuat kreativitasmu sendiri tidak akan kering.Inilah beberapa hal yang sebaiknya tidak diterapkan seorang pekerja kreatif. 
Attitude yang baik juga menjadi poin plus plus selain kemampuan dan kecerdasan yang hebat. Stay creative, stay humble, and keep studying!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 07, 2018 10:00