Tia Setiawati's Blog, page 787

January 24, 2013

Video di atas adalah lagu berjudul Hear Me Now - Secondhand...



Video di atas adalah lagu berjudul Hear Me Now - Secondhand Serenade.
Saat saya sedang menikmati waktu-waktu santai, lagu ini tiba-tiba saja terputar di iPod saya.
Dan yah, begitu saja. Lagu ini menjadi salah satu lagu yang menjadi inspirasi terbuatnya sebuah puisi : Dengarkan Aku Sekarang. 


Sekian dulu cerita tentang inspirasinya. Lain waktu, saya sambung lagi :)



Dengarkan Aku Sekarang


kupikir :
aku akan meninggalkan semuanya,
menjadi abu, menjadi kenangan yang mungkin akan terus mengganggu
aku akan meninggalkan semuanya,
bersama ingatan tentangmu,
bersama semua hal yang mencetuskan namamu
aku akan meninggalkan semuanya,
dan kuharap aku benar,
bukan hanya harapan,
bukan hanya pinta yang kelewatan


lalu, kau akan mendengarku bergumam,
dengarkan aku, sayang
dengarkan aku sekarang


tak ada yang lebih kuingini dari merasakan ketenangan,
akan kehilanganmu,
akan kesepian yang akan menghantuiku


tak ada yang lebih kuingini dari merasakan kelegaan,
karena aku telah berbuat benar,
dengan melepaskanmu,
melepaskan cinta yang selama ini menemani hari-hariku


dan kumohon lagi,
dengarkan aku sekarang,
karena aku ingin kau kuat,
sekuat mataku saat mengatakan
: selamat tinggal, cinta


karena kita tidak akan pernah hilang ingatan,
karena kita tidak akan mampu meninggalkan semua kenangan,
karena aku tahu, 
akan selalu ada kamu dalam tulisan kisah hidupku


maka dengarkan aku sekarang,
: jangan kembali, saat kau tak ingin benar-benar pulang.


Tangerang, 27 November 2011
- Tia Setiawati Priatna


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 04:24

Coba dengarkan lagu Gravity - Sara Bareilles ini saat membaca...



Coba dengarkan lagu Gravity - Sara Bareilles ini saat membaca puisi saya yang berjudul Gravitasi.


I did that when I made this poem.


So, untuk yang sering bertanya terkait dengan ‘apa inspirasi saya ketika membuat puisi?’, ini adalah salah satu jawaban untuk kalian semua.


:)






Gravitasi


serupa gravitasi,
seberapappun kau menyakiti hati ini,
aku selalu mampu mengembalikan rasaku,
rasaku yang hanya kepadamu


serupa gravitasi,
tidak akan butuh waktu lebih lama bagiku,
untuk kembali pada pelukmu,
menyadari bahwa rasa ini,
memang hanya untukmu


serupa gravitasi,
kurasa aku harus selalu bersiap jatuh,
jatuh lagi dan lagi,
pada cintamu


ah, gravitasi
mungkinkah kita akan berhenti pada akhir hari?
menetap di dasar cinta,
menetap dan tidak berniat pergi lagi


karena sungguh,
jatuh bukanlah pilihan utamaku,
aku ingin bangkit,
membawamu serta dengan mimpi-mimpiku


karena aku menginimu,
lebih dari bumi mengingini seisi semesta jatuh,
: karena gravitasi


Tangerang, 9 Januari 2011


- Tia Setiawati Priatna 





 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 04:11

"Aku adalah wanita yang tidak pandai berenang. Namun jika cintamu adalah serupa lautan, aku akan..."

“Aku adalah wanita yang tidak pandai berenang. Namun jika cintamu adalah serupa lautan, aku akan berusaha keras agar tidak tenggelam.”

-


Walaupun nanti aku harus memakai pelampung yang sangat tebal atau menumpang perahu nelayan.




- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 04:03

"Saya percaya, selalu ada hukum-aksi-reaksi dalam kehidupan ini. Semesta sering sekali bereaksi..."

“Saya percaya, selalu ada hukum-aksi-reaksi dalam kehidupan ini. Semesta sering sekali bereaksi sejalan dengan aksi yang kau beri.”

-


Entah baik atau buruk, sekarang atau nanti, balasan Tuhan akan datang tepat di waktu yang dikendakiNya.




- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 03:52

Hai iniajimkhairi.
Aduh, kamu kok minta maaf? Hehe, terima kasih...



Hai iniajimkhairi.


Aduh, kamu kok minta maaf? Hehe, terima kasih banyak ya :)
Ada rencana ingin ke Malaysia, namun belum tahu tanggal berapa. Nanti akan saya upload di Tumblr sepertinya, siapa tahu bisa meet-up dengan semua teman-teman di sana :D 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 01:12

Terima kasih, imperfectionistqueen. Salam kenal juga ya :)



Terima kasih, imperfectionistqueen. Salam kenal juga ya :)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 01:08

saya suka apa yang kamu tulis. boleh followback?

Pleasure :)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 01:05

Dua Langkah Di Belakangmu
Melangkahlah jauh, selagi kau...



Dua Langkah Di Belakangmu


Melangkahlah jauh, selagi kau mampu.
Perlahan atau terburu-buru.
Tak mengapa, aku yakin kau akan baik-baik saja.


Namun jangan pernah berlari sendiri saat sedang sedih. 
Karena kau perlu tahu.
Ada aku, dua langkah di belakangmu.


Aku cukup cepat untuk melingkarkan lenganku,
memelukmu erat sambil menyuapimu cokelat.


: Sungguh, aku hanya ingin melihatmu tersenyum, dari jarak dekat.


Tangerang 28 Agustus 2012
- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 01:00

Berlarilah Menggunakan Sepatuku
Untuk mengerti rasaku,kau tak...



Berlarilah Menggunakan Sepatuku


Untuk mengerti rasaku,
kau tak perlu melihat mimpiku,
kau tak perlu berkali-kali memaksakan diri 
menjalani kehidupan seperti aku.


Untuk merasa rasaku,
kau tak perlu meminta Tuhan menukar jiwaku dan jiwamu,
atau menukar hidupku dan hidupmu.


Kau bahkan sungguh tak perlu 
meminta Tuhan merubahmu menjadi aku.


Cukuplah saja satu hal ini,
berlarilah menggunakan sepatuku,
dan rasakan sesaat saja menjadi aku.


Karena mungkin saja nanti kau akan merasa,
bahwa mencintamu sedalam ini sungguh menyiksa.


Aku memaksakan diri untuk kuat,
walau kau berkali-kali telah membuatku sekarat.


Jakarta, 17 September 2012
-Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 00:53

Sebelum Hari Ini
Sebelum hari ini, cinta adalah kita.
Sebelum...



Sebelum Hari Ini


Sebelum hari ini, 
cinta adalah kita.


Sebelum hari ini, 
rindu tak pernah biru.


Sebelum hari ini, 
memelukmu adalah hangat,
sehangat rasa kita yang menyatu.


Lalu,
apa yang dapat kau gambarkan tentang hari ini?
Perpisahan?
Akhir dari perjalanan?
Genggaman tangan yang sengaja kita lepaskan?
Atau bahkan awal baru,
sebagai tahap akhir dari selamat tinggal?


Kurasa bukan itu, bukan itu semua, sayang.
Hari ini adalah hari dimana kita saling tersenyum
dengan pandangan tetap memandang ke depan,
lalu kita akan berikrar dalam hati masing-masing


: ‘Kau harus bahagia, karena melepaskanmu tidak pernah mudah.’


Tangerang, 4 Agustus 2012
- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 24, 2013 00:33