Tia Setiawati's Blog, page 774
February 7, 2013
Sebuah Pinta Yang Diawali dengan Bismillah
Hari itu, hari yang...
Sebuah Pinta Yang Diawali dengan Bismillah
Hari itu, hari yang akan kuingat selamanya dalam hidupku.
Hari di minggu terakhir pada bulan November.
Banyak sapa serta peluk kuterima.
Dari mereka yang nanti akan menjadi keluarga.
Kau datang dengan raut wajah bahagia.
Sempat terlihat begitu gugup
namun tetap tersenyum saat menatap sebuah wajah;
Wajahku, wanita yang akan kau pinang hari itu.
Aku mendengarmu melafadzkan Bismillah,
dengan lantang tanpa terdengar bimbang.
Lalu sebuah pinta kudengar darimu,
sebuah pinta yang ditujukan untuk ayahku.
Aku tak terlalu mengerti perihal ini.
Tahap demi tahap yang mereka bilang akan mengharu birukan diri.
Namun toh aku tersenyum penuh haru.
Walau wajahku masih tertunduk malu
saat kau selesai mengucapkan beberapa kalimat itu.
Terima kasih, Purnama.
Karena telah menyempurnakan cinta di tahap pertama.
Karena telah mempercayai aku menjadi teman pendamping hidupmu.
Karena telah menanamkan rasa percaya, bahwa cinta sejati itu ada.
Semoga nanti, Tuhan merahmati langkah kita setelah ini
dan langkah-langkah selanjutnya, sampai kita menua bersama.
Tangerang, 27 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Kau Akan Dicintai
Atas kesalahan masa lalu, yang begitu...
Kau Akan Dicintai
Atas kesalahan masa lalu,
yang begitu memberatkan langkah kedua kaki untuk menuju cinta sejati.
Atas luka cinta lama,
yang membuatmu enggan untuk membuka hati pada cinta baru yang tulus adanya.
Atas tekanan dunia,
yang menyebutkan bahwa kau tidak akan bahagia.
Atas tangisan setiap malam
karena kesedihan dan merasa sendirian.
: Tenanglah, Nona.
Bernafaslah dengan lebih lega.
Usaplah kucuran air mata.
Tegakkan tubuh ringkihmu.
Kuatkan niatmu.
Lihatlah ke depan.
Lalu tersenyumlah dengan lebih menawan.
Kau akan dicintai.
Kau akan menemui takdirmu sendiri.
Karena bukankah kau percaya,
bahwa Tuhan menciptakan makhlukNya secara berpasangan dan tidak sendirian?
Sesuatu yang masih dalam tanda tanya sekarang,
akan menemui jawabannya kemudian.
Bersabarlah, Nona.
Belum waktunya bukan berarti tidak akan ada waktunya.
Kau akan dicintai.
Dan segera setelah kembali percaya,
kau harus terus berusaha untuk tidak lagi menangisi semesta.
Dalam perjalanan pulang menuju Tangerang (Rest Area KM 42, tol cikampek), 3 Februari 2013
- Tia Setiawati Priatna
February 6, 2013
"Hal-hal yang seseorang lakukan dengan tulus, biasanya akan terasa di hati, lalu menetap selamanya di..."
-
Karena ketulusan hati, tak pernah sia-sia.
- Tia Setiawati Priatna
Hidupmu adalah serupa sebuah pesawat yang harus kau kemudikan...

Hidupmu adalah serupa sebuah pesawat yang harus kau kemudikan sendiri. Karena kau tetaplah seorang pilot bagi dirimu, bukan sekedar penumpang yang menyerahkan tanggung jawab keselamatan hidupmu sendiri.
- Tia Setiawati Priatna
"Aku tak ingin hidup yang seimbang dalam hal kebaikan dan keburukan. Kebaikan harus selalu lebih..."
-
Selalu perhatikan kata-kata yang kau gunakan, saat hendak membuat pernyataan.
Kata-kata akan senantiasa mewakili pola pikir penyusun kalimatnya.
- Tia Setiawati Priatna
"Jatuh cinta ya jatuh cinta saja. Tentang takdir Tuhan untuk selalu bersama, itu lain persoalan."
- Tia Setiawati Priatna
"Berbeda atau sama, ketika aku cinta kamu, aku cinta kamu. Tak perlu banyak bertanya."
- Tia Setiawati Priatna
"Kau butuh sesuatu yang menyenangkan hatimu. Salah satunya adalah sebuah kegiatan yang saat kau..."
-
Karena keluhan adalah selemah-lemahnya penghargaan terhadap kehidupan yang dikaruniakan Tuhan.
- Tia Setiawati Priatna
"Semua orang bisa saja memberikanmu kritik yang membangun. Namun tetap, niat, keinginan, dan usaha..."
- Tia Setiawati Priatna
"Ketika kau selalu mampu bersyukur, kau adalah makhluk Tuhan yang beruntung. Berbahagialah!"
- Tia Setiawati Priatna


