Tia Setiawati's Blog, page 771

February 12, 2013

Kirimi (Lagi) Aku Bunga Mawar

karenapuisiituindah:



Kamu tak ada lagi,
di setiap malam Minggu,
seperti beberapa tahun lalu.


Kamu pun tak ada lagi,
di setiap aku berusaha mencari-cari perhatian kecilmu,
dengan sedikit suara ketus dan bibir yang maju sedikit ke depan.


Kamu tak ada lagi, Tuan.


Maka, ketika nanti kita bertemu lagi,
bolehkah aku meminta pengabulan atas satu permintaan?




Kirimi lagi aku satu atau beberapa kuntum bunga mawar.




image


Tangerang, 9 Desember 2012


- Tia Setiawati Priatna


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 12, 2013 01:00

February 11, 2013

Pada Suatu Ketika
pada suatu ketika,aku mendengar...



Pada Suatu Ketika

pada suatu ketika,
aku mendengar suaranya,
pertama kali memperkenalkanku pada Sang Pencipta


pada suatu ketika,
ia mengajariku cara tersenyum,
walau malu-malu, 
walau kurasa kelabu


pada suatu ketika,
ia mengajariku untuk mencinta sesama,
tanpa kecuali,  
tanpa pilih-pilih


pada suatu ketika,
ia menunjukkan padaku cara berjuang,
walau tanpa pedang,
walau ada berjuta aral melintang


pada suatu ketika,
aku melihatnya meneteskan air mata,
berteman gitar tua,
ia menyanyikan lagu ‘ayah’


pada suatu ketika,
aku melihatnya menangis bahagia,
melihatku mengenakan toga,
lalu memelukku, seolah berkata :
‘aku bangga’ 


pada suatu ketika,
aku membayangkan bagaimana jika ia sudah tak ada?
bagaimana jika tak ada yang mampu mengajariku tentang hidup, sebaik caranya?
bagaimana jika aku merindunya melebihi saat aku masih dapat menatap matanya?
bagaimana jika….


dan tidak hanya pada suatu ketika,
aku akan selalu mencintamu, ayah
melebihi kata-kata,
melebihi puluhan sajak tentangmu,
melebihi kenangan,
melebihi apapun.


:’)


Bandung, 21 Oktober 2011


- Tia Setiawati Priatna 


untuk seorang Ayah bernama Piat Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 11, 2013 01:04

February 10, 2013

Hai, Sys.
Pemahaman tidak bisa dipaksakan. Namun selalu ada yang...



Hai, Sys.


Pemahaman tidak bisa dipaksakan. Namun selalu ada yang terbaik yang bisa kita lakukan.


Cobalah melihat segala sesuatu secara menyeluruh, jangan dari satu bagian saja. Sudut pandang yang lebih dari satu (tentu saja selain sudut pandang kita sendiri), akan membantu kita untuk lebih memahami.


Dan yang terpenting, jika tidak mampu memahami, cobalah untuk memaklumi.


Lalu ingatlah, bahwa tidak semua hal mampu kita pahami. Dan jika kita ada di posisi tersebut, cobalah untuk menerima.



Penerimaan terhadap sesuatu adalah sebaik-baiknya usaha untuk tidak menghakimi, menurut saya.



:)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2013 21:36

Thank you :D



Thank you :D

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2013 21:31

mau dong di follback sama kak Tia jugaa hihi :) . Aku tertarik mendalami sastra juga, sedari masih SMP suka baca dan nulis prose, tapi yang aku rasa sekarang kesibukan kuliah sering menyita waktu dan pikiran buat nulis dan mencari inspirasi. Can you give m

Hai, rahmayanieni. Sudah kufollow ya.


Jangan terpaku pada kesibukan. Hal-hal yang menyenangkan seharusnya tidak perlu dipusingkan tentang kapan dilaksanakan. Justru ketika tidak kau laksanakan, kau lah yang akan pusing :D


It happens with me, all the time.


Dan aku selalu sempat menulis di sela-sela semua kegiatanku. Di tengah kemacetan saat sedang menyetir (oh, jangan khawatir, tentu saja mobil dalam keadaan berhenti karena macet), saat jam makan siang, dan di manapun.


You can do it all the time you want.


Because sometimes, it’s not about time, it’s about will.


:)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2013 21:28

Apa Kabarmu, Kek?

Kala itu, tahun dua ribu tujuh.
Aku mendengar berita duka tentangmu.
Pedih.
Betapa aku tak pernah siap untuk mendengar kabar itu.


: Kabar kepulanganmu menghadapNya.


Kita terpisah ratusan kilometer.
Jarak yang tidak dekat, membuat dadaku sesak.
Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya.
Mengecup pipimu.
Bahkan membasuh tubuh ringkihmu.


Kau ingat, Kek?
Betapa setahun sebelumnya aku selalu menyempatkan diri menemuimu
di sela-sela waktu studiku.
Sekedar membawakan bingkisan berisi makanan kesukaanmu.
Aku tahu, bukan itu yang kau tunggu.
Maka aku sebisa mungkin, meluangkan waktuku bersamamu. Menyuapimu makan tiga kali sehari,
bercerita tentang apa saja,
mengajakmu ikut tertawa mendengarkan lelucon yang tak terlalu lucu sebenarnya.


Kau hanya mampu menatapku sambil sesekali menyentuh telapak tanganku.
Aku tahu, betapa kau ingin berbicara walau hanya sepatah kata saja.


Tak mengapa.
Yang seperti itu cukup kurasa.


Apa kabarmu di surga sana, Kek?
Semoga surga memang sungguh indah seperti yang kita tahu sejak dulu.
Seperti cerita dalam kitab suci
yang biasa kau ceritakan di masa kecilku dulu.


Terima kasih, karena telah mengajariku arti penting sebuah agama. Terima kasih, karena telah mengajariku arti penting menjadi pribadi yang baik bagi sekitar dan orang lain.
Terima kasih, karena telah mengajarkan betapa pendidikan mampu membawa manusia melaju lebih dari yang dia kira.


Seandainya kau melihatku sekarang,
inilah aku yang sempat kau banggakan dulu.
Semoga saat inipun aku masih mampu,
membuat kau tersenyum penuh haru.


Apa kabarmu, Kek?
Semoga selalu baik-baik saja.
Karena surga tentu lebih indah segalanya daripada dunia.


Tangerang, 10 Februari 2013


Ketika mengenang seorang Kakek,
yang sejak 2 Februari 2007 sudah dipanggilNya.


- Tia Setiawati Priatna


Silahkan baca cerita pendek tentang ini juga : Sepucuk Surat Dari Surga

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2013 21:02

"Don’t forget to smile, and share your love to everyone. Those are priceless and will make your..."

“Don’t forget to smile, and share your love to everyone. Those are priceless and will make your day.”

-

Happy Monday!

We don’t have to hate this (beautiful) day.



- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2013 19:10

"If you know how to hurt others, others will know too, how to walk away from you. You’re not..."

“If you know how to hurt others, others will know too, how to walk away from you. You’re not that clever anymore.”

- Tia Setiawati Priatna
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2013 19:08

"Maybe, in a time, you’ll forget me as a person. But the memories about us, will make you..."

“Maybe, in a time, you’ll forget me as a person. But the memories about us, will make you remember me. No matter how bad the memories are.”

-

Some memories never fade.



- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2013 19:05

Jika pagiku mampu berbicara,
barangkali ia akan...



Jika pagiku mampu berbicara,

barangkali ia akan berkata:



‘aku masih selalu merindumu sejak awal hari ini, seperti biasanya’.



Dan sekotak mimpiku tadi malam,

sudah kutaruh di meja kerjamu, Sayang.

Ingatlah aku,

saat kepenatan mungkin menghinggapi harimu.



- Tia Setiawati Priatna

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2013 19:02