Tia Setiawati's Blog, page 775
February 6, 2013
"Salah satu cara mengurangi rasa sakit adalah dengan berhenti mengasihani diri sendiri dan menganggap..."
- Tia Setiawati Priatna
"Pilihan hidup yang keliru adalah suatu pertanda bahwa kita perlu mencoba cara lain atau cara yang..."
- Tia Setiawati Priatna
February 3, 2013
Musikalisasi Puisi (8)
Selamat malam, teman-teman.
Sesuai janji saya di sini, akan saya update secara berkala link untuk mendownload file mp3 musikalisasi puisi.
Link di atas adalah seri ke-8, yang terdiri dari 13 file mp3.
Sehingga total semuanya (dari seri-1) adalah 80 file musikalisasi puisi.
Selamat menikmati cara lain merasakan puisi.
:*
Kau Akan Dicintai
Atas kesalahan masa lalu,
yang begitu memberatkan langkah kedua kaki untuk menuju cinta sejati.
Atas luka cinta lama,
yang membuatmu enggan untuk membuka hati pada cinta baru yang tulus adanya.
Atas tekanan dunia,
yang menyebutkan bahwa kau tidak akan bahagia.
Atas tangisan setiap malam
karena kesedihan dan merasa sendirian.
: Tenanglah, Nona.
Bernafaslah dengan lebih lega.
Usaplah kucuran air mata.
Tegakkan tubuh ringkihmu.
Kuatkan niatmu.
Lihatlah ke depan.
Lalu tersenyumlah dengan lebih menawan.
Kau akan dicintai.
Kau akan menemui takdirmu sendiri.
Karena bukankah kau percaya,
bahwa Tuhan menciptakan makhlukNya secara berpasangan dan tidak sendirian?
Sesuatu yang masih dalam tanda tanya sekarang,
akan menemui jawabannya kemudian.
Bersabarlah, Nona.
Belum waktunya bukan berarti tidak akan ada waktunya.
Kau akan dicintai.
Dan segera setelah kembali percaya,
kau harus terus berusaha untuk tidak lagi menangisi semesta.
Dalam perjalanan pulang menuju Tangerang (Rest Area KM 42, tol cikampek), 3 Februari 2013
- Tia Setiawati Priatna
"Aku terlalu sering dibuat kebingungan oleh seorang manusia yang begitu khawatir akan pendapat..."
- Tia Setiawati Priatna
Aku Ingin Melihatmu Menangis
Ingin kuakui untuk yang pertama kali.
Mereka benar adanya.
“Cinta yang terlalu besar,
terkadang mampu membuatmu kehilangan segalanya.”
:
Harapan,
mimpi untuk bahagia bersama seseorang yang sangat dicinta,
dan tentu
cinta itu sendiri.
Aku telah kalah.
Hilang.
Kosong.
Tak tahu arah.
Maka,
atas semua rasa menyesakkan yang tidak kunjung hilang.
Aku ingin melihatmu menangis sekarang.
Menangislah sekarang, Sayang.
Aku ingin melihatmu meneteskan air mata.
Karena rasa sakit
yang sampai detik ini masih kurasa juga.
Tak ada.
Tak ada rasa sakit yang mampu setara dengan bayaran apapun.
Namun aku ingin kau menangis.
Aku ingin melihatmu menangis.
Karena walau air mata tentu tidak cukup menghapus luka,
ia cukup membuat dadamu sesak tak terkira.
Tentu saja,
aku sudah terlebih dahulu merasanya.
Setelah ini,
entah akan ada apa di masa depan nanti.
Namun kupastikan,
air mata untukmu sudah memasuki musim kemarau.
: Kering.
Karena aku sudah menangis terlalu sering.
Dalam perjalanan pulang menuju Tangerang (Rest Area KM 42, tol cikampek), 3 Februari 2013
- Tia Setiawati Priatna
February 2, 2013
"Aku memang begitu sayang kamu. Namun tetap, yang seharusnya paling sayang kamu adalah dirimu..."
- Tia Setiawati Priatna
Kamu ada dalam nyataku.
Ini seperti, aku tak perlu lagi terlalu...

Kamu ada dalam nyataku.
Ini seperti, aku tak perlu lagi terlalu lama bermimpi.
- Tia Setiawati Priatna
"Ketika kau pergi, aku tersadarkan tiba-tiba; bahwa terkadang bahagia hanya mampu berkunjung..."
- Tia Setiawati Priatna
"Mencintaimu, Tuan. Sama sekali tak pernah kuniatkan. Namun ketika pada akhirnya aku jatuh padamu,..."
- Tia Setiawati Priatna


