Eva Sri Rahayu's Blog, page 5
February 14, 2017
Tips Membuat Program Video (Vlog) Anak
[image error]
Seringkali teman yang denger atau liat anak saya Rasi ngomong bahasa Inggris, bertanya pada saya, “Diajarin siapa? Kok bahasa Inggrisnya lancar gitu.” Dengan malu-malu saya selalu menjawab jujur, kalau bukan saya yang mengajarinya. Terang aja, bahasa Inggris saya di bawah pas-pasan. Mana bisa saya ngajarin, ada juga menyesatkan
Tips Membuat Program Video Anak
[image error]
Seringkali teman yang denger atau liat anak saya Rasi ngomong bahasa Inggris, bertanya pada saya, “Diajarin siapa? Kok bahasa Inggrisnya lancar gitu.” Dengan malu-malu saya selalu menjawab jujur, kalau bukan saya yang mengajarinya. Terang aja, bahasa Inggris saya di bawah pas-pasan. Mana bisa saya ngajarin, ada juga menyesatkan
February 12, 2017
(Tak) Usah Menanti Suatu Hari
[image error]
Dear Sista Yunis,
Saat aku menulis surat ini, aku tengah duduk di kursi tempatmu biasa menghabiskan hari-hari di depan laptop. Kursi ini bila berubah wujud menjadi seseorang, kukira dia pastilah seorang yang paling memahamimu. Dia bisa mengisahkan hidupmu dengan detail. Karena di kursi ini pulalah, kamu kerap kali membagi cerita dengan orang-orang terdekatmu. Bahkan dia hafal benar bahasa tubuhmu. Termasuk apa-apa yang tak mampu kamu katakan, yang kamu sembunyikan lewat gelisah tubuh. Bahagia, cemburu, kepedihan, kebosanan, hingga ketegaranmu. Duduk di sini membantuku menyelamimu, menatap sekitar pada posisi dan sudut pandangmu.
Sis, tadi malam kita bercerita panjang tentang segala hal. Dari hal remeh temeh hingga persoalan krusial hidup: impian, keluarga, dan cinta. Perbincangan itu bukan sekadar bicara persoalan dan hati, kita berusaha saling menguatkan satu sama lain.
Menyoal impian. Sis, aku suka ketika melihatmu larut berkarya. Kegelisahan dan luka-luka menjadi roh yang menghidupkan karyamu. Kerasnya kenyataan tak mampu menumpulkan daya hidupmu. Justru diolah menjadi bahan baku. Kadang kamu tuangkan dalam kanvas, atau tanah liat, seringkali pula di atas kertas. Meski karya kadang tak sepadan bila ditimbangkan dengan angka-angka. Berbentur dengan kenyataan yang datang dari tumpukkan tagihan yang harus dibayarkan. Belum lagi pedihnya saat tak mampu menghapus tatapan nanar anak karena tak bisa mewujudkan keinginannya. Namun kepuasan memang tak bisa dinilai oleh angka, bukan? Tapi karya belumlah menjadi karya sebelum selesai. Proses selalu serupa penyakit yang meringkihkan tubuh. Menjadi tanda tanya besar, apakah kita akan sampai pada ujungnya? Kita mesti sadar betul, tak kan beranjak ketika tidak bergerak. Meski mesti terseret-seret, kadang terbawa arus.
[image error]
Kemudian tentang cinta. Lucunya kita. Kita sama-sama perempuan yang tak cukup dinafkahi oleh perbuatan, materi, dan cinta. Tapi juga mesti diberi makan kata-kata. Mungkin karena setengah hidup kita berada di dunia kata-kata. Namun jangan sampai kata-kata menjadi menu utama. Kuharap kamu tak akan terpedaya. Selalu lihatlah bagaimana seseorang memperlakukanmu. Apa dia mampu menjaga kehormatan pikirannya padamu. Menempatkanmu sebagai seseorang yang mesti dia jaga lahir dan batinnya. Ah, tapi intuisimu selalu membimbing pada jalan kebenaran. Tinggal apakah kamu mau mendengarnya atau tidak.
Kamu mempertanyakan, kapan waktu mempertemukan dengan orang yang tepat? Pertanyaan yang jawabannya paling berkabut. Aku tahu beratnya membesarkan anak sendirian. Menjadi seorang ibu sekaligus ayah. Mengasuh dan bekerja. Di waktu-waktu kelam, rasanya ingin bersandar. Aku paham karena pernah mengalaminya. Penantian memang waktu-waktu yang melelahkan. Namun, menjadi “KITA” dengan orang yang tak tepat justru lebih menyakitkan, bukan? Hanya menyisakan lebam dan luka bernanah. Memang, cinta selalu menyeret kita pada titik nol. Meniadakan banyak pelajaran yang padahal telah kita bukukan untuk dibaca berulang. Bukankah kamu ingin menjadi rumah, bukan tempat persinggahan. Dan kamu pun ingin menghabiskan hidup dengan lelaki yang mampu menjadi rumah, bukan seseorang yang kamu jadikan teman selintas perjalanan.
Sis, berkali-kali patah hati, nyatanya tak membuat rohmu tercerabut dari raga. Karena kamu memang pencinta yang sungguh pemberani. Hatimu yang memar-memar masih mampu merasa. Maka aku percaya, kesendirian hanya memberi jeda panjang untuk membenahi luka. Kedukaan yang ditinggalkan seseorang tak pernah tertambal oleh kehadiran orang lain. Karena itu tak perlu menunggu menjadi genap untuk bahagia.
Kamu telah melewati banyak hari berat. Seringkali menunggu suatu hari gemilang di depan sana. Namun kita kadang lupa, hari ini adalah masa depan dari waktu lalu. Maka hari depan pun selalu menjadi waktu kini. Karena itu, tak usah menanti suatu hari, bersinarlah dari detik ini. Berbahagialah dari sekarang.
Selesai surat ini ditulis, aku pun beranjak dari kursimu. Aku yakin kelak ke depan kursi ini akan merekam jejakmu yang semerlang.
***Surat untuk Yunis Kartika sebelumnya Chibi, Langkah Kecil Kita Untuk Berlari, Idola Masa Kecilku.


February 10, 2017
Surat Cinta Pertama, Buat Siapa?
[image error]
Surat Cinta Pertama, Buat Siapa?
: Evi Sri Rezeki
Dear Evi, tergesa aku menulis surat ini sebelum kamu bangun dari tertidur lagi pagi ini setelah tadi kita ngobrol ngalor-ngidul. Jangan kecewa ya kalau isi surat ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena kali ini isinya hanya kepingan kejadian dan perbincangan saja.
Segalanya bermula dari surat pertamamu di Pos Cinta untukku. Semuanya ditunjukkan untukku, maka secara tak tertulis, kita pun mensahkan bahwa surat pertama haruslah untuk kembaran. Namun, seperti yang kita tahu, menulis surat cinta bukan perkara mudah. Kita selalu melibatkan rasa terdalam di tiap katanya. Karena itulah, tiap-tiap menulis, kita selalu dibimbing perasaan. Untuk siapa surat itu ditulis, dikompaskan oleh hati dan pikiran yang sedang tertuju pada siapa. Tahun ini, seperti sebelum-sebelumnya, kita selalu menyambut hangat program menulis surat cinta. Kita sebut sebagai “bulan curhat” karena hanya pada saat itulah kita bisa mengungkapkan perasaan habis-habisan dan cerita pribadi yang dipublikasikan secara terang benderang. Namun, tahun ini ada yang beda. Muncul perasaan, di awal bulan pembuka saja, kita sudah banyak mengumbar kehidupan pribadi lewat caption-caption di Instagram. Ada rasa terlalu mengeksploitasi. Orang-orang pun mungkin akan jenuh menyimak kisah kita. Ah, lebih dari itu kita takut orang menjadi jengah. Namun, aku tak rela jika tahun ini tak mengirimu sepucuk surat pun. Karena ini momen sangat spesial buat kita.
Bulan ini setiap hari, kita mengecek tanggal bukan untuk sekadar mengejar deadline pekerjaan, tapi melihat tinggal berapa hari lagi para KangPos bisa mengantarkan surat cinta. Makin hari terlewati, makin gelisah dibuatnya. Obrolan kita pagi ini pun bergulir apakah akan menulis surat? Ingin, tapi….. Setahun terlewati, tak mungkin tidak ada banyak peristiwa yang bisa diceritakan. Banyak, sangat malah. Seperti, kita masih selalu stres sekaligus bahagia tiap kali berjuang menyelesaikan novel yang tak kunjung menemu kata “Tamat”, atau kita masih selalu berdebat dari mana satu gagasan muncul dari diskusi panjang–darimu atau dariku, sampai rumah yang kebersihannya berbanding terbalik dengan terkejarnya deadline. Lupakan juga soal usaha kita yang belum menemu titik terang dalam menjawab pertanyaan dari tahun ke tahun, “Kapan kita merealisasikan pembuatan web series Twiries The Series?” Bahan tulisan begitu berserak tiap detiknya. Namun tema perbicanganku tadi hanya berkisar: Pada siapa surat cinta pertama dialamatkan? Jawabannya selalu jelas, surat itu untukmu. Meski isinya tak lagi menyoal babakan drama besar kehidupan kita.
[image error]
Vi, beberapa hari lalu kita bertemu kawan yang membacakan karakter kita lewat zodiak. Katanya kita pribadi pengasuh. Tapi kian hari aku semakin tak melihat sosok itu dalam diriku. Lewat surat ini aku juga ingin minta maaf jika aku bertumbuh menjadi pribadi yang makin jauh dari sosok seorang ibu. Ketimbang bertambah bijak, aku makin merasa kian kanak-kanak. Kata teman baru kita itu pula, kita adalah cancer yang menyukai segala sesuatu tentang gemini. Gemini, sosok kembar. Kupikir yang dimaksud adalah obsesiku tentang kehidupan kembar kita. Dalam satu perenungan aku berpikir, aku kembar yang terus belajar menjadi kembar. Meski aku tak paham, sejatinya kembar itu seperti apa. Jadi, jangan lelah menjadi kembaranku ya. Mari terus seduh segelas kopi untuk menemani saat-saat perdebatan kita. Segelas saja, sebagai simbol kita akan terus berbagi segala, selamanya…. Vi, jangan pernah habis semangat kita untuk saling menjaga kewarasan satu sama lain. Keberadaanmu masih selalu menjadi titik tolakku menginjak bumi ketika langit serasa tak mampu menopang diri.
Duh, alarm wekerku berbunyi kencang sekali. Aku khawatir kamu terbangun, maka aku mengintip ke kamarmu. Untungnya kamu masih sibuk bergelung dengan selimut tebal, bersembunyi dari cuaca dingin Bandung. Namun, kucukupkan suratnya. Jangan sampai ini menjadi kejutan yang gagal.
Semoga surat paling pendek ini tetap menghangatkan hatimu saat membacanya, meski tak membuat matamu tergenang-genang.
***Surat-surat untuk Evi Sri Rezeki sebelmunya: Serupa Kita, 7 Hari Sebelum, Menembus Ruang Dan Waktu, Arti Kita


January 29, 2017
Sampaikan Rasa Dengan Langit Musik
[image error]
“Aku berpikir maka aku ada,” begitu kata Descrates, seorang filsuf dari Perancis. Selain berpikir, yang membuat hidup manusia bermakna adalah rasa. Sayang, benci, cinta, cemburu, bahagia, sedih…. Perasaan bisa berganti secepat kedipan mata, bahkan dalam satu waktu bisa merasakan campuran rasa. Kayak saat kamu ngerasain cinta dan benci sama mantan, eh.
[image error]
Logo Langit Musik
Ngomongin soal cara menyampaikan rasa, saya teringat satu malam. Waktu itu saya tergelitik oleh tagar lucu-lucuan #CaraLainBilangKangen yang ternyata lanjutan tagar sebelumnya #CaraLainBilangSayang. Mungkin bagi sebagian orang mengatakan perasaan mereka hal yang mudah, tapi untuk sebagian lainnya itu sulit. Memang enggak semua orang bisa menyampaikan perasaan secara langsung, baik itu lewat ucapan maupun tulisan. Meskipun mengatakan perasaan enggak perlu merangkai kata seindah puisi, atau sejelimet pidato, juga sepusing bikin skripsi. Ada saatnya gereget kepengin mengatakan sayang pada orang tua, pada anak, pada kekasih, pada alam semesta, bahkan pada diri sendiri. Kadang memang perbuatan saja enggak cukup. Ada satu cara lain: sampaikan lewat lagu.
Pernah kan ketika mendengar lagu, kita merasa liriknya mewakili perasaan. Semacam “Gue banget! Itu yang kepengin diomongin.” Ini memang agak mirip kode-kodean, cuman… garis keras alias jelas banget yang mau disampeinnya.
[image error]
Serunya mendengarkan Langit Musik kapan pun di mana pun
Saya sendiri, suka banget kalau ada yang ngasih lagu dengan lirik menyentuh. Misalnya waktu saya sedih, Rasi—anak saya, ngasih lagu penyemangat. Musik memang selalu menemani dinamika hidup saya. Kamu juga, nggak? Makanya saya langganan aplikasi new Langit Musik. Soalnya koleksi lagunya banyaaaak…! Ada enam juta lagu. Kalau kamu bingung memilih lagu apa buat mengungkapkan perasaanmu pada seseorang, atau justru mencari musik yang mewakili perasaanmu sendiri, bisa banget loh nyari di sana. Soalnya kadang kita sendiri suka bingung sama perasaan sendiri, kan. Kayak nyesek tapi enggak tahu kenapa. Serius, enggak mengerti perasaan sendiri itu sesedih gajian enggak turun-turun. Ketika mendengar satu lagu baru deh paham kenapa perasaan itu hinggap di hati. Untuk memahami orang lain, kita mesti memahami diri sendiri.
Mau nyobain tips saya menyampaikan rasa lewat Langit Musik? Kamu bisa ikutin tahapan-tahapan ini:
[image error]
Aplikasi Langit Musik di Google play store
1. Install aplikasi new Langit Musik
Unduh aplikasinya di google play store. Lalu sign up deh. Buat mengakses aplikasi ini kamu mesti sign up pakai nomor Simpati, AS, atau Hallo. Setelah itu, kamu bakalan dapet password yang dikirim via SMS. Setelah itu kamu bisa mengisi profile, semacam user name dan teman-temannya. Lalu… selamat mengeksplorasi aplikasi Langit Musik yang tampilannya secantik para Miss Universe. Tenang-tenang, karena aplikasi ini user friendly, jadi enggak menyebabkan kamu mesti makan obat migrain.
[image error]
Sign Up memakai nomor Telkomsel
2. Streaming lagu sepuasnya yang enggak ngabisin kuota
Mendengarkan lagu-lagu secara streaming di aplikasi Langit Musik menjauhkan kamu dari kekhawatiran, karena enggak ngabisin kuota alias free data. Iya, Langit Musik memang pengertian banget kalau kamu sayang sama kuota
December 27, 2016
Keliling Bandung Bersama Si Biru uberMOTOR
[image error]
Kalau ditanya apa saya cinta sama Bandung? Saya dengan sangat yakin menjawab iya. Beda lagi urusannya kalau ditanya soal jalan-jalan di Bandung. Soalnya meskipun saya lahir dan tinggal di Bandung, saya masih gagap sama keseluruhan pelosoknya. Bukan karena saya anak rumahan loh ya, karena enggak tepat dibilang gitu sih kalau melihat track record seneng jalan-jalan saya. Tapi ya itu tadi, saya agak lemah dalam mengingat jalan, hehe. Pengalaman paling enggak banget perihal ini adalah sukses menyasarkan beberapa kali anak orang yang meminta saya jadi tour guide saat liburan ke Bandung
December 22, 2016
Tips Membuat Foto Buku (Photobook) Yang Instagramable
[image error]
Sebagai pecinta, pembaca, penulis, dan penimbun buku, saya selalu seneng kalau melihat foto-foto buku yang cakep-cakep. Bukan, bukan bagus cover bukunya, tapi foto bukunya loh. Awalnya saya menemukannya di akun-akun Instagram penerbit. Yep, foto buku yang instagramable memang salah satu cara mempromosikan buku yang dipakai para penerbit. Mata jadi seger-seger gimana gitu liatnya. Lama-lama saya ngeliat banyak akun pembaca–terutama para blogger buku–posting foto-foto buku yang kinclong itu. Dan ketahuilah teman, tiap kali ngeliat itu saya selalu ngarep foto buku sayalah yang terpampang di sana
November 27, 2016
Vivo V5 Berkamera Depan 20MP Modal Awal Menjadi Selebgram
Vivo V5 Berkamera Depan 20MP Modal Awal Menjadi Selebgram
Terus terang, ketika mendapat undangan launching Vivo V5 saya excited sekali. Ada beberapa alasan yang mendasarinya. Salah satunya, saya memang lagi berburu spekan gawai baru untuk mendukung passion saya sebagai pecinta media sosial. Ya ngeblog, ngevlog, sampai selebgram wanna be *tutup muka, malu* Ada yang sehati se-passion sama saya? Yeay, kita berada di tim yang sama. Buat perburuan itu, menempuh jarak Bandung-Jakarta kerasa kayak piknik aja.
Kebutuhan untuk memiliki gawai yang mempunyai kamera depan beresolusi tinggi terasa mendesak ketika seringkali saat saya meminta orang–mau itu kembaran, pasangan, atau teman–buat mengambil foto, saya mesti merepotkan orang-orang itu karena meminta pengambilan foto berkali-kali. Ya gimana lagi, berhubung tampang pas-pasan dan enggak bisa pula bergaya ala-ala model majalah, jadinya mesti difoto ribuan kali sampai ada “satu” aja foto yang layak pajang
November 23, 2016
[Blogtour] Review + Giveaway Novel Unfotgettable Chemistry: Melupakan Chemistry
Untuk saya yang menyukai hal-hal romantis semacam sengatan listrik pada sentuhan dengan seseorang spesial, atau gelenyar halus di dada, chemistry dalam kisah cinta selalu membuat saya penasaran. Termasuk kisah novel Unforgettable Chemistry ini.
Sebelum menguliti karyanya, kita kenalan dulu sama penulisnya. (((Menguliti)))
Siapakah Mala Shantii?
Mala Shantii lahir dan besar di Tulungagung, Jawa Timur. Hobi membaca sejak kecil, tapi tak pernah bermimpi jadi penulis. Unforgettable Chemistry adalah karya pertama yang diselesaikan di Wattpad dan diterbitkan oleh major publisher. Sebelumnya telah menerbitkan buku berjudul Rayya secara indie.
Saat ini menetap di kota kelahiran, penulis dapat dikontak melalui:
Facebook: Mala Shantii
Instagram: @malashantii
Wattpad: @malashantii
Sesi Kepoin Mala Shantii
1. Mengapa mengambil latar profesi dosen, padahal ceritanya menyerempet perselingkuhan? Bukannya jadi riskan.
Mengapa dosen? Karena menurut saya profesi ini menarik. Jadi saya memang tergelitik untuk menyajikan satu sisi dari profesi tersebut. Secara normatif memang pengajar atau dosen, diharapkan memiliki standar moral dan integritas yang lebih tinggi. Nah, di sini saya hanya ingin mengungkap sisi manusiawinya. Bahwa pada titik tertentu, moralitas seorang dosen sekalipun, bisa saja tergelincir jatuh ke titik paling nadir.
2. Ceritakan proses berdarah-darahnya menulis novel ini. Termasuk riset dan lainnya.
Proses penulisannya termasuk lancar sih, cukup cepat juga menyelesaikannya. Kendala yang berarti hampir nggak ada. Untuk masalah riset, nggak terlalu banyak kesulitan. Karena kebetulan saya pribadi lumayan bersinggungan dengan latar belakang tokoh-tokohnya.
3. Novel ini kan sempat diposting di Wattpad. Komentar paling jleb atau paling berkesan apa dari pembaca di sana?
Komentar paling jleb?
Apaaa ya?
Saya nggak terlalu ingat sih, karena pembaca saya di Wattpad itu suka sadis-sadis komentarnya heheee. Dan, yang paling sering itu mereka suka memaki-maki heroinnya. Buat saya yang selalu menganggap hero/heroin ciptaan saya sebagai anak, yaaaa pasti jlebbbb lah kalau anak-anaknya dimaki-maki heheee.
Tapi, ada juga pembaca yang suka bikin komentar panjaaaannngggg gitu. Kadang ada yang hampir sepanjang bab itu sendiri hahahaha. Isinya analisa dia atas plot dan karakter cerita. Ini yang saya suka. Moodbooster paling ampuh untuk melanjutkan tulisan.
Data Buku
Judul : Unforgettable Chemistry
Penulis : Mala Shantii
Penyunting : M.L Anindya Larasati
Penerbit : Elex Media Komputindo
Cetakan : Pertama, Oktober 2016
Halaman : 336 hlm
ISBN : 978-602-02-9467-4
Blurb:
Cinta.
Jadi, bagaimana sebenarnya perasaannya pada Frans?
Ia sendiri tak tahu. Karena alasan mereka menikah, bukanlah semata karena cinta.
Anna dan Frans–sepasang suami istri yang hidup terpisah antara Bandung – Surabaya–berjuang untuk menata kehidupan rumah tangganya sebaik mungkin meskipun terpisah oleh jarak. Apalagi, alasan mereka menikah bukan karena cinta.
Namun tanpa disangka, masa lalu keduanya kembali membayangi bahtera pernikahan mereka. Sanggupkah mereka mempertahankan satu sama lain, atau justru berusaha mendapatkan mereka yang tak pernah terlupakan?
Review Buku
Membaca novel ini saya dibuat terkejut beberapa kali. Ini bukan perihal twist, tapi pembahasannya. Saya memang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama sama gambar sampulnya yang cantik sekali. Tipe sampul lukisan yang membuat saya merasa terlempar ke dalamnya. Namun membaca blurb-nya, saya berpikir, sepertinya ini kisah cinta yang akan menjadikan profesi tokoh-tokohnya hanya tempelan. Seperti menceritakan direktur perusahaan A, tapi enggak dijelaskan rinci seperti apa detail pekerjaannya, hanya menyebutkan seputar meeting dengan klien dan lembur. Sudah. Saya salah besar. Unforgettable Chemistry menjelaskan dengan baik pekerjaan para tokoh utamanya. Frans sebagai dokter bedah, dan Anna yang dosen. Saya cukup kagum bagaimana Mala menjelaskan pekerjaan mereka dan banyak istilah-istilahnya dengan baik. Ditebar sepanjang cerita tanpa mengganggu jalinan kisah, atau memaksakan pengetahuan itu sebagai gagah-gagahan penulis. Memang sih tidak ada adegan pembedahan, tapi itu tak mengurangi kekaguman saya pada pengetahuan yang diterima sebagai pembaca. Karena detail-detail itulah saya berasumsi Mala melakukan riset yang berdarah-darah, ternyata menurut pengakuannya, tidak begitu. Berarti penulis memang menguasai latar profesi yang diangkatnya.
Kalau kamu nggak bisa masak, itu bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan. Walaupun aku kadang juga pengen … yah … up-grade sedikit lah skill-mu. Paling enggak, kamu harusnya sudah tahu, berapa takaran garam yang pas dalam satu porsi makanan. –Halaman 6
Keterkejutan kedua adalah kerapihan penulisannya. Sebagai penulis yang mengaku tidak terpikir akan menjadi penulis, (yang sok tahunya saya) mungkin awalnya novel ini ditulis tanpa beban, karya Mala ini saya nilai baik. Penulis bisa menggambarkan fisik para tokohnya, begitu pula dengan latar tempatnya. Pembaca bisa membayangkan apa yang ditulis di sana dengan panduan deksripsi Mala, tanpa harus mereka-reka sendiri seperti apa tokoh dan tempat kejadian. Meskipun untuk latar tempat dan waktu tak begitu terperinci, tapi cukup membeberkan keadaan. Kemudian, editannya juga cukup rapi. Hanya beberapa saja typo-nya. Saya melihat kerja harmoni antara penulis dan editor dalam menghasilkan karya ini.
Yang membuatnya resah adalah, apa yang akan dihadapinya setelah beribu mil dia tinggalkan tempatnya berpijak kini. Tempat yang telah membentengi perasaanya dengan keamanan multi-lapis, pada sesuatu yang paling memiliki kekuatan untuk memberi serangan menyakitkan pada hatinya. –Halaman 20
Dari segi pemilihan kata. Mala jelas memiliki perbendaharaan yang baik. Mala pun seringkali memakai rumus rima kata dalam paragraf-paragrafnya. Kalimat-kalimat di dalamnya menjadi paduan antara puitis dan lugas yang muncul di saat-saat yang tepat. Apalagi ditambah istilah-istilah kedokteran yang jelimet. Namun seperti saya bilang tadi, informasi kesehatan yang bertebaran disampaikan menjadi bagian cerita sehingga pembaca tak merasa dijejali badai pengetahuan yang bikin pusing.
Setahunya rasa cemburu adalah manifestasi paling nyata dari rasa memiliki, rasa cinta yang dimiliki seseorang. –Halaman 317
Memang, dialog-dialognya memakai bahasa kaku, tetapi menilik profesi tokohnya, terasa wajar saja. Kadang muncul pula dialog ‘nakal’ dan santai. Cukup menghidupkan dan mengokohkan karakter para tokohnya. Saya juga melihat, para tokoh Unforgettable Chemistry konstan dari awal sampai akhir, tidak ada ketidakkonsistenan. Kalaupun ada perubahan berupa letupan-letupan, itu pun jelas pemicunya, sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai tidak konsisten.
Rumah adalah tempat mengisi ulang semangat dan daya hidup untuk menjalani hari-hari selanjutnya. –Halaman 98
Saya senang sekali novel ini karakternya tidak hitam putih. Manusiawi saja. Meskipun dari segi fisik sempurna semua. Tapi sifat-sifatnya bukan manusia super. Apalagi tokoh wanita dan pria antagonisnya sama sekali tidak digambarkan menyebalkan ataupun bitchy. Pembaca digiring bersimpati pada tokoh utamanya bukan karena antagonisnya penjahat kelas rendahan. Ini sungguh melegakan. Bisa dibilang saya menyukai semua tokohnya, bersimpati pada mereka, dan juga peduli mengikuti nasib mereka sampai akhir. Chemistry para tokohnya cukup tergambar baik.
Dokter itu diam-diam memperhatikan pula keseluruhan penampilan pasiennya. Dan berkesimpulan bahwa pasiennya ini mungkin termasuk dalam golongan wanita berpendidikan dengan tingkat ekonomi yang baik. Tapi dokter itu tahu, bahkan para wanita dari golongan itu pun sering kali cenderung menutupi dan tak ingin diketahui orang lain manakala mendapatkan pelecehan ataupun kekerasan seksual. –Halaman 171
Kisah Unforgettable Chemistry yang mengangkat tema cinta masa lalu dan perselingkuhan memang berpotensi membuat pembaca sebal. Mala cukup berani mengangkat tema tersebut apalagi mengingat latar profesi tokoh utamanya yang dosen dan dokter. Namun bagaimana Mala memilin jalinan ceritanya justru membuat topik ini tak mengganggu, setidaknya buat saya. Memang, untuk saya letupannya agak kurang menyentak. Plotnya kadang agak lambat. Dan saya mengharap ledakan yang lebih menggelegar dari konflik-konflik itu. Tapi di tiap akhir bab, Mala berusaha meninggalkan berbagai pertanyaan, berbagai kemungkinan, dan mengakhiri dengan tepat sehingga membuat penasaran. Novel romantis ini tak hanya bicara cinta, tapi juga realita, dan dibungkus pula sub konflik yang lumayan kaya. Seperti kekerasan dalam rumah tangga. Ending kisahnya pun realistis. Melupakan chemistry tak mudah dan bisa jadi tak mungkin, tapi bagaimana memuarakan chemistry, itu adalah pilihan.
3 Bintang untuk novel ini.
Giveaway
Mau novel Unforgettable Chemistry? Ikutan giveaway-nya yuk. Caranya:
1. Follow akun twitter @malashantii dan @evasrirahayu
2. Twit info giveaway ini dengan tagar #GAChemistry dan mention akun twitter saya dan Mala.
3. Jawab pertanyaan saya di kolom komentar dengan menyertakan akun twitter dan goodreads kamu.
Pernah merasakan chemistry yang sangat kuat dengan seseorang? Ceritakan pengalamanmu.
4. Giveaway ini berlangsung dari tanggal sampai 23 – 29 November 2016. Pemenang akan dipilih sendiri oleh penulisnya dan diumumkan tanggal 30 November jam 8 malam di akun twitter saya @evasrirahayu
5. Ada satu novel Unforgettable Chemistry bertanda tangan penulis sebagai hadiah
Ditunggu partisipasinya
(Blogtour) Giveaway Novel Unfotgettable Chemistry: Melupakan Chemistry
Untuk saya yang menyukai hal-hal romantis semacam sengatan listrik pada sentuhan dengan seseorang spesial, atau gelenyar halus di dada, chemistry dalam kisah cinta selalu membuat saya penasaran. Termasuk kisah novel Unforgettable Chemistry ini.
Sebelum menguliti karyanya, kita kenalan dulu sama penulisnya. (((Menguliti)))
Siapakah Mala Shantii?
Mala Shantii lahir dan besar di Tulungagung, Jawa Timur. Hobi membaca sejak kecil, tapi tak pernah bermimpi jadi penulis. Unforgettable Chemistry adalah karya pertama yang diselesaikan di Wattpad dan diterbitkan oleh major publisher. Sebelumnya telah menerbitkan buku berjudul Rayya secara indie.
Saat ini menetap di kota kelahiran, penulis dapat dikontak melalui:
Facebook: Mala Shantii
Instagram: @malashantii
Wattpad: @malashantii
Sesi Kepoin Mala Shantii
1. Mengapa mengambil latar profesi dosen, padahal ceritanya menyerempet perselingkuhan? Bukannya jadi riskan.
Mengapa dosen? Karena menurut saya profesi ini menarik. Jadi saya memang tergelitik untuk menyajikan satu sisi dari profesi tersebut. Secara normatif memang pengajar atau dosen, diharapkan memiliki standar moral dan integritas yang lebih tinggi. Nah, di sini saya hanya ingin mengungkap sisi manusiawinya. Bahwa pada titik tertentu, moralitas seorang dosen sekalipun, bisa saja tergelincir jatuh ke titik paling nadir.
2. Ceritakan proses berdarah-darahnya menulis novel ini. Termasuk riset dan lainnya.
Proses penulisannya termasuk lancar sih, cukup cepat juga menyelesaikannya. Kendala yang berarti hampir nggak ada. Untuk masalah riset, nggak terlalu banyak kesulitan. Karena kebetulan saya pribadi lumayan bersinggungan dengan latar belakang tokoh-tokohnya.
3. Novel ini kan sempat diposting di wattpad. Komentar paling jleb atau paling berkesan apa dari pembaca di sana?
Komentar paling jleb?
Apaaa ya?
Saya nggak terlalu ingat sih, karena pembaca saya di wattpad itu suka sadis-sadis komentarnya heheee. Dan, yang paling sering itu mereka suka memaki-maki heroinnya. Buat saya yang selalu menganggap hero/heroin ciptaan saya sebagai anak, yaaaa pasti jlebbbb lah kalau anak-anaknya dimaki-maki heheee.
Tapi, ada juga pembaca yang suka bikin komentar panjaaaannngggg gitu. Kadang ada yang hampir sepanjang bab itu sendiri hahahaha. Isinya analisa dia atas plot dan karakter cerita. Ini yang saya suka. Moodbooster paling ampuh untuk melanjutkan tulisan.
Data Buku
Judul : Unforgettable Chemistry
Penulis : Mala Shantii
Penyunting : M.L Anindya Larasati
Penerbit : Elex Media Komputindo
Cetakan : Pertama, Oktober 2016
Halaman : 336 hlm
ISBN : 978-602-02-9467-4
Blurb:
Cinta.
Jadi, bagaimana sebenarnya perasaannya pada Frans?
Ia sendiri tak tahu. Karena alasan mereka menikah, bukanlah semata karena cinta.
Anna dan Frans – sepasang suami istri yang hidup terpisah antara Bandung – Surabaya – berjuang untuk menata kehidupan rumah tangganya sebaik mungkin meskipun terpisah oleh jarak. Apalagi, alasan mereka menikah bukan karena cinta.
Namun tanpa disangka, masa lalu keduanya kembali membayangi bahtera pernikahan mereka. Sanggupkah mereka mempertahankan satu sama lain, atau justru berusaha mendapatkan mereka yang tak pernah terlupakan?
Giveaway
Mau novel Unforgettable Chemistry? Ikutan giveaway-nya yuk. Caranya:
1. Follow akun twitter @malashantii dan @evasrirahayu
2. Twit info giveaway ini dengan tagar #GAChemistry dan mention akun twitter saya dan Mala.
3. Jawab pertanyaan saya di kolom komentar dengan menyertakan akun twitter dan goodreads kamu.
Pernah merasakan chemistry yang sangat kuat dengan seseorang? Ceritakan pengalamanmu.
4. Giveaway ini berlangsung dari tanggal sampai 23 – 29 November 2016. Pemenang akan dipilih sendiri oleh penulisnya dan diumumkan tanggal 30 November jam 8 malam di akun twitter saya @evasrirahayu
5. Ada satu novel Unforgettable Chemistry bertanda tangan penulis sebagai hadiah
Ditunggu partisipasinya