Eva Sri Rahayu's Blog, page 8

March 9, 2016

Tips Kreatif Generasi 4G

PicsArt_03-10-12.06.56


Ada enggak yang suka nyalahin kurangnya fasilitas atau keterbatasan dalam berkreativitas? Saya dulu iya. Kadang suka ngeluh begini “Seandainya ada ini”, “Coba kalau punya itu”, dan lain-lain lagi. Tanpa sadar menyalahkan keterbatasan sehingga kreativitas jadi tumpul. Padahal keterbatasan justru bisa jadi pemicu munculnya ide-ide brilian.


Kreativitas berarti keterbatasan -Austin Kleon-


Kalau terbatas aja bisa kreatif, apalagi kalau ada fasilitas, kan? :D


Belum lagi, setelah menghasilkan karya, saya juga bingung, mau gimana mempublikasikannya? Ternyata bukan hanya saya mengalami itu. Banyak teman-teman yang belum tahu dan malu “mempromosikan diri”.


Agar ditemukan, kamu harus mudah ditemukan -Austin Kleon-


Begini loh, ketika karyamu hanya disimpan rapat dalam komputer, atau diletakkan di kardus, siapa yang tahu kalau kamu sudah menghasilkan karya? Padahal jangan-jangan, di luar sana banyak orang membutuhkan hasil karyamu.


BDG4(1)


Tiga Tahapan Generasi Kreatif  4G


Buat jadi generasi kreatif, ada tiga tahapan, yaitu proses, berkarya, dan mempublikasikan karya. Tapi di sini saya hanya memaparkan tips untuk dua tahapan saja: proses berkarya dan mempublikasikan karya.


Lalu kenapa generasi 4G? Karena kedua tahapan itu bisa didukung oleh teknologi 4G. Salah satunya tentu saja teknologi canggihnya 4G LTE Advanced-nya Smartfren. Buat lebih jelas apa itu teknologi 4G LTE Advanced bisa dibaca di sini. Sekarang teknologi itupun makin disempurnakan dengan teknologi 4G VoLTE. Diharapkan, dengan memakai teknologi terdepan, kreativitas kita pun makin cemerlang.


Sebelum masuk ke tipsnya, saya jelasin dulu sedikit tentang teknologi 4G VoLTE.


Apa sih teknologi 4G VoLTE itu?


Teknologi VoLTE atau Voice over LTE adalah layanan berbasis data yang mengandalkan teknologi LTE dari jaringan 4G LTE. VoLTE memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan telepon maupun video call dengan kualitas suara yang lebih baik, stabil, dan jernih namun tetap hemat baterai. VoLTE menyajikan kualitas suara yang sangat jernih dan juga memungkinkan pengguna untuk dapat menikmati video call hanya dengan mengaktifkan opsi video pada layar.


Pak Munir dari Smartfren sedang menjelaskan tentang teknologi VoLTE

Pak Munir dari Smartfren sedang menjelaskan tentang teknologi VoLTE


Apakah menggunaan VoLTE ini memakan data? Jadi begini VoLTE ini enggak makan data karena menggunakan voice tarif. Gimana tuh? Misalnya, Waktu kamu isi Smartplan paket 100rb, kan dapat SMS tuh yang isinya: 4GB data, 1500 mnt on free, 20 mnt off net free, dan 200 sms free. Nah, VoLTE dibebankan pada 1500 mnt on free ini.


Dengan menggunakan teknologi ini, saat kita sedang menerima telepon, kita bisa sambil chat atau main game. Siapa tahu, kan, kita harus menerima telepon penting saat sedang nanggung main game :D


Tips Kreatif Generasi 4G:


Ada banyak cara menjadi orang kreatif. Yang mau saya bahas ini menjadi kreatif dengan memanfaatkan teknologi 4G VoLTE dari Smartfren.


1. Proses Berkarya


Untuk menghasilkan karya, kita biasanya butuh mencari inspirasi. Inspirasi bertebaran di mana-mana, termasuk di youtube. Ketika kita butuh inspirasi tentang tema tertentu, kita bisa mencari tontonan sesuai tema itu. Dengan menulis keyword-nya, muncullah pilihan berbagai video yang di dalamnya berseliweran berbagai inspirasi. Kita tinggal memilah mana yang sesuai dan mana yang kita butuhkan. Proses pencarian inspirasimu enggak akan terganggu karena teknologi terbaru Smartfren ini menjadikan streaming youtube jadi lancar tanpa buffering.


Dalam proses melahirkan karya, kita seringkali harus melakukan riset. Bisa dengan berselancar untuk mendapat bahan artikel, bisa juga dengan membuka youtube (lagi). Pengalaman saya ketika menulis novel dengan setting luar negeri, saya meriset tempat melalui youtube. Waktu itu saya butuh gambaran tentang bagaimana festival Halloween di Manhattan, saya enggak mesti jauh-jauh meriset ke sana.


Selama proses berkarya, saya mesti banyak belajar. Karena tiap membuat satu karya, saya seperti kembali ke titik nol. Menonton video di youtube bisa jadi pilihan lagi. Misalnya menonton video-video tutorial.


Tiga proses berkarya yaitu mencari inspirasi, meriset, dan belajar, sangat terbantu dengan teknologi 4G VoLTE.


2. Mempublikasikan Karya


Bagi seorang seniman, masalah terbesar yang harus diatasi adalah bagaimana caranya menarik perhatian. -Honorede Balzac-


Setelah memiliki karya, yang harus kita lakukan adalah mempublikasikannya atau mempromosikannya. Tahapan ini sedap-sedap ngeri. Soalnya membutuhkan energi yang besar.


Menurut Austin Kleon dalam buku Show Your Work! cara yang mudah agar karya kita ditemukan adalah dengan berbagi. Kita harus memanfaatkan jaringan. Salah satunya adalah dengan cara mengikuti komunitas. Misalnya bergabung dengan Smartfren community, atau berkumpul dan berbagi ide di website www.generasi4g.com tempat para generasi muda kreatif memberikan inspirasi untuk membangun Indonesia. Dengan mengikuti komunitas, karyamu akan lebih cepat dikenal orang. Kamu juga bisa mengenal banyak orang dan memungkinkan terbukanya proyek kolaborasi.


Smartfren community

Smartfren community


Membagi karya di blog. Kita bisa membagikannya berupa tulisan atau vlog. Pengalaman saya, setelah cerpen saya dimuat di majalah, saya posting lagi di blog, sehingga lebih banyak orang lagi yang membacanya. Tentu saja teknologi 4G VoLTE ini sangat support untuk kegiatan ngeblog. Membuat postingan bisa langsung dari smartphone ataupun dari laptop, karena gawai yang menggunakan sinyal Smartfren meskipun di-tethering ke beberapa perangkat internetnya tetep kenceng.


Buat video. Kita bisa membuat video tutorial, atau membagikan proses kreatif dalam bentuk video. Setelah jadi, upload di youtube supaya bisa ditonton orang. Selain kita berbagi ilmu, orang lain pun akan mengenali karya kita. Tidak perlu memakai kamera besar untuk membuat videonya, kita bisa memanfaatkan smartphone. Gawai keluaran Smartfren seperti Andromax R2 sangat mumpuni untuk membuat video dengan kualitas gambar yang bagus karena kamera utamanya beresolusi 13 MP dengan Dual LED Flash, suaranya pun jernih. Sehingga video yang kita buat layak ditonton.


Rekomedasi Gawai untuk Kreativitasmu


Banyak keterbatasan yang kita miliki. Karena itu kita mesti pintar-pintar menyiasatinya. Salah satunya dengan memilih gawai yang tepat. Satu gawai yang memiliki teknologi dan fitur yang kita butuhkan untuk menyokong kreativitas. Saya merekomenasikan Andromax R2 dan E2 yang memiliki teknologi 4G VoLTE Smartfren. Kedua ponsel pintar itu dibandrol dengan harga terjangkau.


Andromax R2

Andromax R2


Berikut spesifikasi Andromax R2:


1. Stylist Design With Premium Metal Frame


2. Dual Camera With Triple Flash


3. New Technology Voice Over LTE (VoLTE)* With True HD Voice & Video Call


4. 4G Phone Dual On


5. 1,4GHz Octa Core 64, Snapdragon 415


6. Dolby Digital Plus


Harga ponsel pintar ini Rp.1.699.000



 


Spesifiksasi Andromax E2


Andromax E2

Andromax E2


1. New Technology Voice Over LTE (VoLTE)


2. Ergonomic Design


3. Dual Camera


4. 1.3 GHz Quad Core Cortex A7


5. DTS SOUND


6. 4G Phone Dual ON


7. Smart Screen Feature


8. Available in 3 Colors: Black, Grey, White


Harga Andromax E2 Rp.899.000



Teknologi diciptakan dari kreativitas, dan teknologi tercipta untuk terus memekarkan kreativitas. Semoga tipsnya bermanfaat ^_^


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 09, 2016 21:11

March 8, 2016

4 Cara Menularkan Virus Kepedulian Lingkungan

Mungkin ketika kita melihat sampah bertebaran di mana-mana, kita menganggap itu hal biasa. Namun bagaimana kalau sampah yang makin menggunung itu suatu hari menutupi sebagian besar muka bumi? Akankah kita rela hidup di tengah-tengah sampah?


walle2

Sampah-sampah yang menggunung membentuk gedung-gedung pencakar langit dalam film animasi Wall-E.


Menyampah sepertinya kini sudah bisa dikategorikan sebagai gaya hidup. Kita terbiasa membuang sampah sembarangan sehingga terbiasa juga membiarkan orang lain melakukan hal yang sama. Masalah klasik sampah ini hanya dapat ditanggulangi oleh kepedulian lingkungan.


Kepedulian terhadap lingkungan tentunya harus diperlihatkan oleh aksi nyata. Sama halnya seperti kepedulian kita pada orang-orang terkasih. Seperti keluarga, semesta ini telah lebih dulu memberikan cintanya dengan memberi. Memberi hasil bumi, memberi udara yang kita hirup, dan begitu banyak bukti kecintaannya pada kita. Sudah saatnya kita membalas hal itu dengan tindakan, meski terlihat lebih sepele seperti mengurangi penggunaan kantong plastik. Kalau kita sudah melakukan hal itu, waktunya kita menularkan virus kepedulian lingkungan pada sekitar.


4  Cara Menularkan Virus Kepedulian Lingkungan:


 Cara Pertama, Menularkan Virus Kepedulian Lingkungan Melalui Peraturan.


Cara pertama ini digunakan oleh pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan. Seperti salah satunya kampanye peduli lingkungan lewat kebijakan kantong plastik berbayar yang tertuang dalam surat edaran bernomor s.1230/ tertanggal 17 Februari 2016 yang diterbitkan Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).


IMG_20160303_104515

Menteri Lingkungan Hidup RI Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. membahas kebijakan pemerintah mengenai pemakaian kantong plastik.


Lewat cara ini diharapkan kita menjadi “aware” pada penggunaan kantong plastik. Yang asalnya tidak “ngeuh” sama sekali dengan keberadaan si kantong plastik ketika berbelanja—karena serasa sudah satu paket dengan belanjaan—kini mulai memperhatikan. Itu dibantu juga oleh Mbak-Mas penjaga toko yang setia bertanya, “Mau pakai kantong plastik, Mbak? Dikenai biaya dua ratus rupiah ya.” Banyaknya pembahasan mengenai peraturan baru ini di dunia nyata maupun maya, menurut saya sudah satu indikasi bagus “penularan virus kepedulian lingkungan” tersebut.


 


IMG_20160303_103616

Dirut PT. Sido Muncul Tbk. Pak Irwan Hidayat memaparkan tentang iklan terbaru mereka yang merupakan support kampanye peduli lingkungan.


Cara Kedua, Menularkan Virus Kepedulian Lingkungan Melalui Iklan.


Cara kedua ini digunakan oleh pengusaha dan perusahaan. Hal ini dilakukan oleh PT. Sido Muncul Tbk. lewat iklan terbaru mereka.


Bisakah Menularkan Virus Kepedulian Lingkungan Lewat Iklan?


Saat ini iklan produk bukan hanya dipakai sebagai kampanye komersil, tapi juga dipakai untuk gerakan-gerakan positif seperti kepedulian lingkungan. Seperti dalam iklan layanan masyarakat Tolak Linu Herbal terbaru bertajuk “Ayo Peduli Lingkungan”. Di iklan tersebut diperlihatkan Tantri Kotak mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik demi masa depan generasi penerus. Iklan ini memiliki tagline “Ayo Peduli Lingkungan. Hidup bijak peduli lingkungan. Orang bijak minum Tolak Linu Herbal”. Kampanye kepedulian lingkungan yang diusung bukan tempelan, tapi memang benar-benar ditujukan mengajak masyarakat untuk mencintai lingkungan dengan tindakan nyata. Untuk itu, disampaikan Dirut PT. Sido Muncul Tbk. Pak Irwan Hidayat, bahwa Tolak Linu Herbal secara konsisten akan terus mengusung tema kepedulian lingkungan dalam iklan-iklannya. Sejak sebelum-sebelumnya PT. Sido Muncul Tbk. memang selalu memastikan produksi mereka ramah lingkungan, terbukti dengan mengantongi ISO 14000.


Menurut saya, cara ini brilian, karena iklan ditayangkan berulang-ulang, kemungkinan transfer pesannya tinggi. Sehingga penonton yang sering melihat iklannya, lama-lama bisa terinspirasi untuk menjaga lingkungan.


Penayangan perdana iklan layanan masyarakat Tolak Linu Herbal bertajuk

Penayangan perdana iklan layanan masyarakat Tolak Linu Herbal bertajuk “Ayo, Peduli Lingkungan”.


 


Peluncuran Iklan Layanan Masyarakat Tolak Linu Herbal dan Talkshow.


Peluncuran iklan terbaru Tolak Linu Herbal itu diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup RI Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. pada hari Kamis, tanggal 3 Maret lalu. Dalam peluncuran itu juga ada talk show bertema “Peduli Lingkungan untuk Indonesia Lebih Baik” yang menghadirkan beberapa pembicara, selain Ibu Siti, ada Menteri Perindustrian RI Saleh Husin, SE, M.Si, Meteri Pariwisata Indonesia Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc., Tantri Kotak Brand Ambassador Tolak Linu Herbal, dan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Drs. Isnawa Adji. Pak Isnawa memaparkan tentang banyaknya sampah di DKI Jakarta dan langkah penanggulangannya. Sedangkan Bu Siti Nurbaya menggaris bawahi bahwa jika lingkungan terjaga, maka masyarakat pun akan sehat.


Peresmian iklan terbaru Tolak Linu Herbal

Peresmian iklan terbaru Tolak Linu Herbal (Foto milik Febriyan Lukito)


Menurut Pak Irwan Hidayat, ide pembuatan iklan terbaru ini juga terinspirasi dari kebijakan baru pemerintah. Terbukti kan bahwa ternyata cara yang dilakukan pemerintah berhasil menularkan virus kepedulian lingkungan. Pak Irwan berharap, iklan Tolak Linu Herbal juga bisa menghasilkan efek yang sama, menginspirasi masyarakat untuk melakukan gerakan kepedulian lingkungan. Minimal masyarakat luas mendapat pengetahuan tentang lingkungan dari iklan ini. Bahkan Pak Irwan Hidayat sedang mempersiapkan sekuel iklannya, dimana konsepnya adalah memberi penonton bimbingan cara memisahkan sampah organik dan non-organik dan memaparkan bahwa sampah bisa menolong sesama.


Para pembicara talkshow bertema peduli lingkungan

Para pembicara talkshow bertema peduli lingkungan


Bukan hanya itu, setiap pembelian satu kotak Tolak Linu Herbal, pembeli akan mendapat kantong kain hasil daur ulang yang dapat dipakai terus menerus serta praktis dibawa ke mana-mana, sehingga pembeli dapat mengurangi pemakaian kantong plastik.


Di akhir talkshow, para pembicara me-launching kantong daur ulang dari PT. Sido Muncul Tbk.

Di akhir talkshow, para pembicara me-launching kantong daur ulang dari PT. Sido Muncul Tbk.


 


Cara Ketiga, Menularkan Virus Kepedulian Lingkungan Melalui Profesi atau Passion.


Setiap profesi punya cara tersendiri yang unik, kreatif, dan inovatif untuk mengajak banyak orang menjaga lingkungan. Misalnya dokter menularkan kepedulian lingkungan lewat penyuluhan pasien, pembuat game dengan membuat game tentang cara memelihara lingkungan, penyanyi dengan lagu-lagunya, dan lain-lainnya.


Tantri Kotak, salah satu penyanyi yang peduli lingkungan.

Tantri Kotak, salah satu penyanyi yang peduli lingkungan.


Atau melalui passion. Teman saya yang menyukai kerajinan tangan, membuat pot tanaman dengan botol minuman plastik. Pot-pot botol plastik itu dia tempel di dinding luar rumah, sehingga banyak orang yang melihat. Tidak lama berselang, para tetangga mengikuti kreativitas teman saya itu.


Buat kita yang memiliki passion menulis atau menyukai dunia tulis menulis, misalnya blogger, penulis novel, atau penulis skenario film, bisa menularkan virus kepedulian lingkungan lewat tulisan. Bisa dalam bentuk cerpen, novel, artikel di blog, atau skenario film. Biasanya kalau dalam bentuk tulisan fiksi, orang akan lebih mudah menyerapnya karena disampaikan lewat cerita. Kisah fiksi juga bisa membangkitkan simpati sampai empati pembacanya karena pembaca seakan mengalami sendiri apa yang terjadi dalam cerita. Misalnya ketika tulisannya bercerita tentang bumi yang tertutup sampah, pembaca diajak membayangkan bagaimana bila hal itu terjadi, disisipkanlah ajakan untuk menjaga lingkungan untuk menghindari hal itu. Efektif juga untuk menanamkan kepedulian lingkungan pada anak-anak. Sedangkan artikel diserta tips praktis juga sangat bermanfaat untuk pembaca sehingga bisa mempraktikkan langsung. Apa pun pilihannya, baik fiksi maupun nonfiksi, yang penting keduanya mentransferkan pengetahuan, pemahaman, serta menanamkan kecintaan juga kepedulian pada lingkungan.


Tina Talisa (tengah), salah satu presenter yang peduli lingkungan.

Tina Talisa (tengah), salah satu presenter yang peduli lingkungan.


 


 Keempat, Menularkan Virus Kepedulian Lingkungan Melalui Keteladan.


Cara keempat ini bisa dilakukan siapa saja dan di mana saja. Caranya adalah dengan memberikan keteladanan. Bisa kita mulai dari rumah sendiri sebagai sekup kecil. Memberi contoh berarti kitalah yang pertama kali bergerak dan berbuat menjaga lingkungan tersebut. Karena tindakan itu jauh lebih efektif ketimbang perkataan. Lambat laun orang-orang di sekitar kita akan tertular dan melakukan hal yang sama.


Lalu, tindakan nyata seperti apa yang bisa kita contohkan?



Reduce, yaitu mengurangi produksi sampah. Misalnya dengan membawa kantong sendiri ketika berbelanja, sehingga tidak membeli kantong plastik dari toko.
Reuse, yaitu memanfaatkan kembali barang-barang untuk tujuan yang sama. Seperti memakai galon air minum berkali-kali.
Recycle, yaitu mendaur ulang sampah. Misalnya membuat pot tanaman dari botol plastik.
Replace, yaitu mengganti pemakaian bahan tidak ramah lingkungan dengan bahan ramah lingkungan. Misalnya tidak lagi menggunakan styrofoam yang tidak bisa diurai.

 


Kelima?


Loh, katanya empat cara, kok ada yang kelima? Selalu ada banyak cara menularkan virus kepedulian lingkungan. Karena setiap manusia tidak sama, punya keunikan sendiri, pasti punya cara masing-masing yang khas untuk menularkan virus kepedulian lingkungan. Nah, bagaimana caramu? Sharing, yuk.


Para blogger bersama Pak Irwan Hidayat dan Tina Talisa.

Para blogger bersama Pak Irwan Hidayat dan Tina Talisa (Foto milik Febriyan Lukito).


Saya selalu percaya, semangat, kebaikan, dan kepedulian itu menular. Semoga apa pun yang kita lakukan, inspirasinya sampai dan menyentuh hati orang lain untuk tergerak melakukan tindakan nyata. Namun memang, ketika berniat menularkan virus kepedulian lingkungan, langkah pertama yang kita lakukan adalah menjadi pionir, menjadi orang di garis depan sebagai pejuang kepedulian lingkungan. Seperti kata Pak Irwan Hidayat, yang penting kita berusaha berbuat walau sesedikit apa pun, yang penting kita bisa memberikan inspirasi sekecil apa pun.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 08, 2016 01:08

February 29, 2016

Di Balik Foto Kita

IMG_20150701_165954edit


Dear Mercy Sitanggang.


Dear, masih ingat cerita di balik foto kita? Foto yang memperlihatkanmu sedang memegang novel Hujan Bulan Juni. Foto yang hasilnya buram seakan diambil dari balik kaca berembun itu diambil tanggal 1 bulan Juli tahun lalu, Dear. Pertemuan itu bersejarah buatku. Karena pertemuan itu telah mengembalikanmu padaku.


Dear, tahun lalu aku mengirimi surat yang ternyata malah menyakitimu. Sungguh itu membuatku sedih. Katamu, setelah membacanya, kamu langsung terdiam. Seingatku, berhari-hari kamu membisu. Diammu makin mengundang gelisahku. Sampai akhirnya kita kembali bertukar kata-kata, berterus terang tentang perasaan kita. Namun rupanya luka belum tuntas mengering.


Lama berselang dari sana, raga kita menemu perjumpaan juga. Kala itu, takut-takut aku menghubungimu, meminta pertemuan, tak apa meski singkat. Cukup lama aku menunggu jawabanmu. Betapa hatiku meloncat girang saat kamu mengiyakan. Selama menunggumu, aku mereka-reka seperti apa jadinya perjumpaan kita itu? Akankah kita kembali erat serupa dulu, ataukah jarak akan terus merajai sanubari. Ternyata kamu pun punya kegalauan yang sama. Dalam detik-detik penantian entah berapa kali aku mengecek handphone, cemas kalau-kalau tiba-tiba kamu membatalkan perjumpaan. Betapa leganya ketika kulihat tubuhmu perlahan nampak dari balik eskalator dengan senyum mengembang yang begitu khas di wajahmu.


Awalnya kita terlibat obrolan basa-basi, sepertinya kita perlu jeda untuk sama-sama menenangkan hati. Kemudian kusodorkan kado ulang tahunmu yang terlambat kuberikan. Novel berjudul hujan, karena aku tahu kamu perempuan penggila hujan. Kamu balik menghadiahkanku novel karyamu sendiri. Setelah itulah foto itu diambilkan oleh seorang tak dikenal yang kita mintai pertolongan. Akhirnya lama-lama pembicaraan kita bermuara pada rasa, perbincangan dari hati ke hati. Kamu telah menanggalkan topengmu, kembali menjadi Mercy-ku. Ada beberapa salah paham yang harus kita luruskan. Sejatinya memang masalah tak mungkin kita elakkan dalam persahabatan.


Ada kelegaan menghangatkan hatiku ketika pulang. Aku telah diberi kado ulang tahun lebih awal: Persahabatan kita. Dear, perasaanku makin bahagia saat membaca ucapan terima kasih di novelmu. Katamu, persahabatan kita tak akan pernah jadi fiksi. Kubayangkan kamu menuliskannya di balkon rumah sambil menyesap kopi yang ruapnya seakan membentuk wajahku.


Dear, mungkin di depan nanti, bakal banyak lagi masalah menyambangi kita. Mungkin ada saatnya kamu malas membalas pesan-pesanku, atau mungkin ada kalanya prinsip kita tak bertemu. Namun aku kini telah sangat yakin, persahabatan kita seperti rintik hujan yang saling menguntai. Kekalnya sebanyak jumlah anak-anak rambut di kepalamu. Foto buram kita itulah yang selalu meyakinkanku.


PS: Selamat atas kelahiran anak karyamu yang baru. Kamu selalu dan selalu membuatku bangga.


 


***Surat sebelumnya Jangan Jadi Fiksi


 


 


 


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 29, 2016 02:18

February 26, 2016

Kutunggu Di Kotaku Anak Marmut

lia2


Dear Lia chan si anak marmut.


Anak marmut, aku heran tiap melihat fotomu, kok bisa-bisanya sering berjemur di Bali kamu tetep putih gitu? Oke, ini bukan pembukaan surat yang bagus. Tapi aku memang tetep Emak Gajah yang selelu kepo pada hal-hal gak penting. Plis, aku jangan ditabok, dikasih cium atau bundelan buku aja XD Aku enggak akan nanya kabarmu, karena aku tahu kamu lagi pulang kampung ke Pontianak dari BBMmu kemarin :D


Li, aku baca semua suratmu di #30HariMenulisSuratCinta meskipun enggak komentar. Bukan, bukan karena enggak ada surat buatku kok, tapi belum komen aja *ngeles* Surat yang paling berkesan tentu saja suratmu buat diri sendiri, karena dari sana aku membaca curhatmu :D Isinya bernuasa tegar-tegar galau gitu. Apalah serunya kalau enggak ada sedikit warna galau dalam hidup kita *apainiiii*


Li, aku senang, sedikit demi sedikit impianmu tercapai. Aku selalu ikut senang tiap kamu jalan-jalan. Penginnya sih aku ikut jalan sama kamu ke negara sebrang atau keliling Indonesia. Atau ikut nyicip makanan yang bikin ngiler di instagram kamu. Duh, itu tolong ya kalau kita ketemu tahun ini kita mesti kuliner sepuasnya *nabung* Btw, aku inget ceritamu soal kebingungan masalah kerjaan. Anak marmut, kerjain aja apa yang kamu suka, ikuti passion-mu, enggak ada kata “terlambat” buat memulai. Singkirkan persoalan usia. Sayang kalau energi kita dipakai buat memaksa diri melakukan hal yang enggak bikin kita bahagia. Itu juga salah satu cara bertanggungjawab terhadap diri sendiri.


Anak marmut, aku sendiri seperti yang kamu liat, sedang mulai serius nge-blog. Menyenangkan, karena blog ternyata mempertemukanku dengan banyak orang, petualangan seru, dan orang-orang hebat. Dan cukup menyembuhkan perasaan nelangsaku yang belum juga menulis revisi novel. Hampir tiga tahun, dan naskahku belum rampung sepenuhnya :’) Dan ngomong-ngomong drafnya belum kamu baca juga, hiks. Nanti aja bacanya pas udah kurevisi, yang entah kapan tahun itu. Aku juga masih nunggu naskah Bella-mu selesai. Sengaja ku-mention biar aku gak stres sendiri. Sahabat macam apa aku ini? XD Namun sepertinya kegelisahan perihal karya memang enggak akan pernah usai selama kita ingin mencipta. Soalnya selesai satu tulisan, lega dan bahagia sebentar, lalu muncul kegalauan baru untuk karya ke depan. Terus terang meskipun suka stres-stres, aku menikmati itu.


lia1


Li, aku lega membaca ceritamu yang enggak lagi galau soal kapan menikah. Ini bukan penghiburan, tapi aku selalu percaya kamu akan menjadi salah satu pengantin tercantik di dunia pada suatu hari nanti. Seperti katamu, saat ini di sisimu telah hadir Max, pria berbahagia pemilik hatimu. Perasaan “saling mencintai” itu sungguh berharga. Tidak semua orang memilikinya bukan. Aku suka mengintip foto-foto kalian yang kamu update di DP BBM. Senyum cerah kalian itu menggemaskan. Seperti yang kualami, kadang salah paham dan bertengkar itu pasti terjadi dalam hubungan. Heuheu dan saat itu terjadi aku suka menghubungimu buat curhat. Bahagia itu menurutku memang cukup menjadi sederhana. Namun tidak sesederhana itu untuk mempraktikannya.


Anak marmut, bagaimana kalau kita bertemu di gathering #30HariMenulisSuratCinta ? Kamu belum pernah ikut, kan? Sekalian kamu ketemu para Kang dan Ceu Pos yang mengantarkan surat-surat kita. Oh iya, sekalian aku ngasiin buku TwiRies yang belum aku kirim juga :'(  Selepas itu, kita bisa ngobrol sepuasnya, lalu kita karokean dan nonton film. Kamu aja yang pilih filmnya, soalnya kalau aku yang pilih nanti kamu mencak-mencak XD Kangen momen itu, Li. Kangen kamu :’)


Li, aku tunggu kamu di kotaku lagi. Maaf ya aku nyebelin. Sementara aku belum mengunjungimu di Pontianak apalagi di Bali, aku sudah memintamu datang lagi ke Bandung. Tapi aku tetap memegang janjiku itu kok. Beneran. Karena aku sangat ingin ke sana.


PS: Aku pede banget ya gathering-nya di Bandung, heuheu.


*big hug*


 


***Surat-surat untuk Vincentia Natalia sebelumnya: My Girl – Anak Marmut Vincentia Natalia, Di Balik “Stalker G1N4” Ada Anak Marmut, Anak Marmut Kesayangan


 


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 26, 2016 21:39

February 24, 2016

Hari Untuk Ayah

6029_10153437488262872_3160395912356592117_n


Dear Ayah: KM. Isa Ansori


Ayah,


Terkadang aku bertanya-tanya bagaimana Ayah kecil membayangkan masa tuanya? Seperti sekarangkah? Menjadi ayah dari lima anak, sibuk berdagang, dan dikelilingi cucu-cucu serta kucing-kucing? Ah sepertinya Ayah kecil tak pernah memikirkan itu karena terlalu sibuk berpetualang. Mengukir pengalaman-pengalaman menakjubkan.


Yah, aku selalu senang mendengar kisah-kisahmu kecilmu. Tentang sungai-sungai bersih, petualangan di hutan, bertemu buaya dan harimau, juga kura-kura besar yang cangkangnya Ayah belah memakai samurai. Aku juga tak lupa bahwa di balik jiwa petualang Ayah, Ayah kecil adalah kutu buku yang suka melalap bermacam buku bantal hasil pinjaman dari tetanggamu yang seorang guru.


Ayah, kegandrunganku pada kucing sepertinya diturunkan olehmu. Seingatku, dari semenjak kecil, di rumah kita tak pernah absen dari kehadiran kucing. Namanya aneh-aneh, dari mulai Otot, Oting, dan O-O lainnya. Sampai sekarang, pagi Ayah seringkali diisi dengan memberi kucing-kucing di rumahku sisa makanan dari rumah Ayah. Aku sudah hafal benar, biasanya jam setengah tujuh pagi, akan terdengar suara gemerincing kunci bertemu gemboknya. Kemudian disusul suara eongan kucing-kucing menyambut Ayah. Mereka pasti bahagia benar melihat kedatangan Ayah. Lalu Ayah akan memeriksa air pam, apakah lancar atau macet, memastikan rumah kembar dan penyewa di depan tak kekurangan pasokan air. Terkadang Ayah membangunkanku yang sedang tidur-tidur ayam, untuk memberikan paket, atau sekadar mengobrol-ngobrol ringan.


Ayah, waktu kutanya apakah Ayah bosan dengan rutinitas itu-itu saja? Ayah jawab tidak. Ayah sepertinya jarang sekali merindukan perjalanan apalagi petualangan. Mungkin pikiran Ayah telah terlalu sibuk memikirkan kami anak-anak dan cucumu. Aku memerhatikan, mata Ayah selalu dipenuhi binar ketika bermain bersama para cucu. Meski terkadang aku memergoki kekhawatiran di sana. Mungkin memikirkan masa depan mereka di dunia yang makin absurd. Tenanglah, Ayah, manusia punya kemampuan adaptasi yang luar biasa.


Ayah, meski Ayah tak keberatan menjalani hari yang isinya berulang. Aku, Evi, dan Teh Yunis ingin sesekali mewarnai harimu dengan sesuatu yang baru. Kami pernah merancang satu hari bersama Ayah. Hari itu kita akan makan makanan kesukaan Ayah, apa saja. Lalu kita menonton film ke bioskop, tentunya genre film action biar seru. Setelahnya, kita minum kopi favorit Ayah, dengan aromanya yang khas Ayah. Kami berharap itu jadi hari sempurna untuk Ayah. Seperti Ayah selalu berusaha menyenangkan kami sejak kecil. Tapi ternyata Ayah tidak mau. Ayah lebih memilih menghabiskan hari seperti biasanya. Mungkin buat Ayah, rutinitas bukan jebakan, tapi keindahan tersendiri.


Kami kemudian bingung bagaimana cara membahagiakan Ayah. Namun diam-diam kami tahu jawabannya. Pernah suatu kali seorang kurir mengantarkan paket berisi bukuku dan Evi. Ayah bertanya, “Bukunya cetak ulang?” Ayah, rupanya Ayah selalu berharap dan mendoakan kesuksesan kami. Ayah memang selalu memberi dukungan pada impian-impian kami. Sekalipun impian itu membuat orang melontarkan kata-kata nyinyir, “Anak-anak Bapak padahal lulus sekolah semua, tapi enggak mau kerja.” Mereka tidak paham, kalau pekerjaan anak-anak Ayah bukan jenis yang pergi pukul 8 pulang jam 5. Tapi Ayah menerimakan itu. Ayah, sungguh pun aku tak pernah diam, kami pun selalu ingin menemu hari dimana Ayah bangga menjadi Ayah kami. Tapi… Aku yakin, hari-hari itu telah menjelma seumur kelahiran kami. Sekalipun di hari paling sedih.


Ayah, aku tak pernah lupa, saat-saat Ayah menghiburku dalam diam. Lewat tepukan di bahu atau pelukan. Ayah yang selalu membelaku dan pasang badan ketika badai menghantam.


Ayah, terima kasih telah memberi cinta paling tulus. Jangan pernah berpikir tak pernah membahagiakan kami. Karena aku sangat bahagia menjadi anakmu, selamanya.


 


10487424_10152651653637872_700087014088328478_n


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 24, 2016 19:57

February 23, 2016

Kisah Kita Di Negeri Realita

IMG_20150919_212948


Dear Prajurit Rumput: Fuan Fauzi


Hampir dua tahun kamu menjadi bagian dari hidupku, memenuhi hari-hariku dengan keberadaanmu. Aku tak tahu apa yang terjadi pada kisah dalam dongeng setelah Pangeran dan Putri menikah. Hari-hari seperti apa yang mereka lewati, karena hanya ada satu kalimat untuk mengakhiri kisah mereka “happily ever after“. Tapi kisah kita terus berlanjut, dengan banyak kata merangkai jutaan kalimat. Tiga kata itu rasanya tidak cukup menggambarkan cerita kita yang kadang begitu rumit, kadang sangat bersahaja.


Prajurit Rumput, hampir tiap hari aku membuka hari dengan sodoran segelas air putih di tanganmu. Katamu aku selalu kurang minum. Lalu kamu akan memulai ceramah kesehatan tentang pentingnya cukup minum air putih dan olahraga setiap hari. Yang tentu saja kudengarkan dengan ogah-ogahan. Namun begitulah, kalau seorang Dewi dalam lagu “Curhat Buat Sahabat” menanti seseorang biasa saja dengan segelas air di tangannya, aku telah menemukan orang itu. Kamu.


Prajurit Rumput, kamu juga yang selalu merawatku saat sakit, apalagi sakit sepulang bepergian. Aku hafal urutan kecemasanmu. Malam sebelum aku berangkat, kamu akan sibuk memastikan kalau aku sudah mengepak barang yang kubutuhkan. Paginya, kamu akan merajuk sedih karena aku akan pergi. Dalam perjalanan, kamu mengingatkanku menjaga kesehatan. Ketika aku berkegiatan, bahkan kamu tahu apa yang kulakukan. Seperti kamu benar-benar ada di sisiku. Lalu menjelang kepulanganku, katamu, aku pasti akan masuk angin dan sampai rumah dengan kepala migrain. Dan memang itulah yang terjadi. Ketika kutanya kenapa tebakanmu selalu benar? Kamu menjawab, “Karena aku sangat mengenalmu.”


Prajurit Rumput, setelah ritual minum air putih (paksa), biasanya kamu akan membereskan rumah. Kamu tidak keberatan berbagi tugas domestik denganku, malah lebih bersemangat. Sepertinya beres-beres sudah jadi hobimu. Meskipun kamu akan misuh-misuh saat melihat pup kucing kita yang sembarangan, tapi tetap mau membersihkannya. Kadangkala, kamu pun memandikan kucing kecil supaya Putri Rasi bisa tenang bermain dengannya.


Sebelum berangkat kerja atau sepulangnya, kamu akan menyempatkan diri mengajari Putri Rasi berbagai hal. Mengajarinya mengaji, menghafal doa-doa pendek, bahkan kamu menempelkan tulisan doa-doa itu di seluruh penjuru rumah kita, supaya Putri Rasi tidak lupa. Kamulah yang mengisi apa-apa yang tidak bisa kuajarkan pada Putri Rasi. Ketika aku harus bepergian untuk pekerjaan, kamu bahkan menjagakan Putri Rasi untukku. Kamu sungguh selalu mendapat cara membuatku terharu.


IMG_20151130_162811


 


IMG_20150722_165030


 


IMG_20151017_183553


Prajurit Rumput, kamu pasti sudah bosan mendengarku mengeluhkan tentang partner brainstorming. Kataku, aku selalu membutuhkan teman diskusi. Teman yang mengerti pemikiran, mendengarkan ledakan ide-ide dari kepalaku, atau sekadar menceritakan apa yang kudapat dari membaca dan menonton film. Kamu kemudian berusaha memenuhi itu. Sampai di satu titik, aku terkagum-kagum dengan pengetahuanmu. Ternyata kamu ingin menjadi sahabat diskusi yang baik untukku, karena itu kamu kemudian banyak membaca, belajar banyak hal, dan menonton film. Kamu ingin memenuhi dahagaku akan diskusi dengan kehadiranmu. Akhirnya kita seringkali terlibat diskusi absurd. Pendapatmu dan pendapatku seringkali tak bertemu. Kadang aku jadi kesal karena kalah berdebat. Tapi diam-diam aku menyukai itu. Karena dengan begitu, kamu teguh pada prinsipmu. Kamu pun semakin objektif menilai karyaku. Yang bagus kamu bilang bagus, yang jelek kamu sebut jelek.


Prajurit Rumput, saat-saat yang menyenangkan bagiku juga adalah ketika kita berkolaborasi. Bekerja denganmu terkadang memang ribet, tapi menyenangkan. Aku selalu bahagia melihatmu berproses. Dari karya yang menurutku horor saking anehnya, sampai menjadi karya yang membuatku tak berhenti mengulum senyum. Kamu, adalah lelaki yang berhasil memasuki ranah impianku. Yang membuatku selalu melibatkanmu dalam imaji mimpi-mimpiku.


Prajurit Rumput, dari semua perlakuanmu untuk menyenangkanku, yang menggelikan adalah kamu mengalah menonton drama Korea denganku. Kalau biasanya aku akan menonton sendiri, kini kamu menemaniku. Meskipun sering diam-diam aku tetap menonton kelanjutannya sendiri, karena tak sabar menunggumu pulang kerja. Lucunya, kamu sering jengkel kalau aku bilang pemeran utamanya ganteng. Kamu yang cemburuan itu terlihat menggemaskan sekaligus menyebalkan ^^V


Prajurit Rumput, kita memang tak hidup di negeri dongeng, tapi di negeri realita. Tak seperti Pangeran dan Putri, Ratu Dandelion dan Prajurit Rumput seringkali bersitegang, karena adakalanya kita saling salah paham, bahkan saling menyakiti. Namun kedatangan gelombang mungkin serupa pertanda, buku yang memuat kisah kita belum menemu halaman akhir. Kuharap menjadi buku bantal, yang panjang halamannya membuat kutu buku semacam kita girang.


Prajurit Rumput, terima kasih telah menjadi bagian dalam hidupku. Telah berusaha sungguh-sungguh menjadi partner segala musim. Seperti ada kata “part” dalam “partner“, teruslah menjadi bagian dari hidupku, menjadi partner hingga tak terbatas usia. Seperti jawaban pertanyaan yang kulontarkan padamu.


“Kamu ingin menua bersama siapa?”


“Kamu.”


IMG_20151211_194920


*** Surat sebelumnya untuk Prajurit Rumput – My Guilty Pleasure


 


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 23, 2016 00:55

February 11, 2016

Perempuan Yang Menyekap “Masa Lalu” Di Matanya

IMG_20160211_161001


Dear Perempuan,


Sudah sembilan tahun kita bersahabat. Kita telah menjadikan satu sama lain kotak pandora. Tempat menyimpan segala kisah. Cerita-cerita dari masa lampau hingga impian masa depan.


Perempuan, di matamu aku selalu melihat masa lalu. Tempat kamu menyekap cinta tanpa masa depan. Cinta diam-diam yang tak kunjung enyah meski diusir berkali-kali. Cinta yang kamu harap sepurba penciptaan semesta.


Perempuan, aku tahu sakitnya saling mencintai tanpa pengakuan. Perempuan, dalam setiap hening malam kamu jahit sudut-sudut bibirmu agar lidah tetap menjaga rahasia, agar nama lelaki itu tak terucap bahkan pada udara yang kamu hirup. Meskipun jari-jari tak kuasa menuliskan namanya dalam diary yang kamu kubur dalam-dalam. Hatimu menjerit sakit, berontak dengan mengatakan bahwa ‘pernah’ ada cinta di antara kamu dan dia, bahwa sesungguhnya dia membalas perasaanmu.


Perempuan, di satu waktu aku pernah berucap, bahwa bukan hanya kamu yang merasa tersiksa oleh keadaan, bahwa dia pun merasakan luka yang sama. Hanya saja dia mampu bertahan dalam wajah datar dan dingin laku, semata-mata karena hidup memang tak pernah bisa sekehendaknya. Perempuan, sikap tak acuhnya sebenarnya obat bagimu, karena kalian mungkin memang tak akan pernah bisa bersatu. Justru ucap cintanya adalah racun paling mematikan, yang membombardir benteng-benteng pertahanan yang telah kamu bangun bertahun-tahun. Bukankah itu lebih kejam? Ketika dia membisikan cinta yang membuatmu mati perlahan oleh harapan usang, melambungkan angan yang bahkan hati kecilmu tahu tak akan pernah menjadi kenyataan. Ingatkah ketika dia hadir kembali memporak-porandakan hidupmu? Untuk kemudian pergi lagi dan menyisakan punggung yang terus kamu tatap sampai hilang di ujung jalan. Dia tak akan berbalik lagi, Perempuan. Kali ini dia telah menemu batas, jalan buntu bertembok yang tak akan pernah berani dia runtuhkan hanya ‘demi’ untukmu.


Perempuan, berhentilah menyekap masa lalu di matamu. Biarkan mengalir bersama air mata yang derasnya menguras ingatan tentangnya. Perempuan, aku paham benar, cinta tak bisa dipadamkan, sekalipun dikikis oleh kebencian yang sengaja ditumbuhkan. Seperti kataku, cinta yang tak pernah memiliki adalah keabadian. Namun Perempuan, demi hidup yang tak mau kamu lalui dengan kesia-siaan, berpeganglah pada melupa. Berjalanlah meski kaki penuh luka. Karena pandoramu ini berharap matamu di masa kini dan masa depan akan menyekap binar bahagia. Bukan semu yang ditawarkan masa lalu.


***untuk Triska Fauziah***


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 11, 2016 01:54

February 10, 2016

Super Cat – Untuk Rasi Kautsar

IMG_20151130_132154edit


Rasi super cat, begitu kamu menyebut dirimu sendiri, si pahlawan kucing super.


Masih ingat ketika tahun lalu Mama membacakan tiga surat untukmu? Waktu itu usiamu masih lima tahun. Mungkin kamu belum mengerti isi surat-surat Mama. Tapi kamu mendengarkan dengan khidmat. Anehnya, di akhir-akhir surat ketiga, kamu menangis tanpa isakan. Saat Mama selesai membacakan, kamu berkomentar, “Ma, nanti lagi jangan nulis surat yang sedih ya.” Mama lalu bertanya, “Memangnya Rasi ngerti?” Kamu menggeleng sambil menjawab polos, “Enggak, Ma, tapi sedih aja dengernya.”


Tahun ini Mama belum tahu akan menulis surat seperti apa. Apa bisa membuatmu tergelak, membuatmu menangis, atau justru kamu hanya menampakkan ekspresi datar saat membacanya. Iya, Sayang, kali ini Mama mau kamu membacanya sendiri. Karena tahun ini kamu sudah hampir lancar membaca, meski masih terbata-bata di beberapa kata sulit. Baiklah, kita mulai dari kepulangan kita ke Bandung.


Super Cat, ingat ketika pertengahan tahun lalu kita kembali ke rumah kembar selepas petualangan di negeri hujan? Kamu bilang senang karena bisa berkumpul lagi dengan kucing-kucing yang sudah kita anggap keluarga. Tahun itu juga, kamu masuk ke SD. Usiamu belum genap enam tahun, karena itu Mama memberimu pilihan, mengulang TK atau masuk ke SD. Dengan semangat kamu memilih SD saja. Sebenarnya Mama agak khawatir, takut secara psikologis kamu belum siap. Sedang urusan pelajaran, seperti kata guru TK-mu, Mama percaya kamu bisa mengikuti. Namun tetap saja Mama selalu gemas tiap mengajarimu membaca dan berhitung, sampai-sampai kamu memanggil Mama galak :D Kamu bahkan sempat tidak mau belajar lagi dengan Mama. Maaf Mama sempat membuatmu kapok. Bukan apa-apa, Super Cat sayang, seperti yang Mama bilang berkali-kali, dengan membaca kamu bisa apa saja, bisa menggenggam dunia. Sampai akhirnya kita menemukan cara belajar membaca yang “sedikit” menyenangkan XD


Super Cat, semenjak kita kembali ke Bandung, kita tidak pernah lagi membuat scarpbook favoritmu, kita menggantinya dengan menggambar dan mewarnai. Sampai-sampai kamu sangat ingin karyamu masuk ke koran. Tiap minggu kita mengirimkan karyamu. Pada hari Minggu, kamu akan bersemangat membuka koran, berharap gambarmu terpampang di sana. Tapi kamu harus menelan kekecewaan berkali-kali, sampai kamu mogok menggambar dan mewarnai. Mama tak akan lelah memberimu semangat, karena, Nak, itu hanya sedikit kegagalan yang ditawarkan hidup. Di depan, masih banyak rintangan yang harus kamu hadapi. Lalu… kamu masih ingat, kan, ketika akhirnya gambarmu dimuat di koran? Kamu bahagia sekali sampai koran itu kamu perlihatkan pada semua orang. Begitulah, Nak, kebahagiaan dari meraih keberhasilan baru bisa kamu kecap setelah melampaui perjuangan dan proses.


12308349_10153385753987872_6354658459279671797_n


Ingat juga bagaimana rasanya menerima hadiah pertamamu? Waktu kita ke kantor koran untuk mengambil honormu. Sampai saat ini uangnya kamu tabung untuk membeli perlengkapan sekolah saat naik kelas nanti. Super Cat, yang membuat Mama bangga bukan prestasimu, tapi detik-detik dimana kamu tidak menyerah pada kegagalan. Semangatmulah yang kemudian memanggil semesta untuk mendukung. Seperti ketika kamu kehabisan krayon, tiba-tiba salah satu sahabat Mama memberimu hadiah sekotak krayon.


IMG_20151202_100737


Super Cat, maafkan Mama akhir-akhir ini sering meninggalkanmu ke luar kota. Hingga seringkali kamu bersedih karena ketidakhadiran Mama. Pada awalnya Mama selalu membohongimu, diam-diam pergi pada dini hari, sebelum kelopak matamu terbuka menatap dunia. Namun sekarang kamu sedikit demi sedikit paham, hingga tidak lagi menangis sesenggukan lalu mengeluhkan kenapa kamu tidak terlahir kembar seperti Mama, agar kamu tak ditinggal sendirian. Nak, di balik jiwa kanak-kanakmu tersimpan ketabahan yang luar biasa. Nak, betapa hati Mama pun selalu terbelah, sebagian tergenang dalam rasa bersalah. Super Cat, kamu memang cenayang, selalu bisa membaca perasaan Mama, sehingga kamu pun sudah mengikhlaskan Mama tiap kali mesti terbang untuk menggapai impian Mama. Senyummu seolah menabahkan Mama, bahwa Mama tak mesti lagi merasa bersalah. Bahwa kamu akan selalu baik-baik saja. Bahwa hati kita yang selalu saling terpaut, menjadikan jarak kita selalu hanya sedekat nadi. Nak, Mama selalu percaya, suatu hari kita bisa mewujudkan impian kita keliling dunia, dengan raga maupun jiwa lewat kata-kata. Kamu ingin bertemu Doraemon di Jepang, kan?


10274150_10153529590407872_1225739936102975935_n


Gadis kecil, Mama selalu dibuat terkaget-kaget oleh tingkahmu. Tiap kali Mama pulang bepergian, kamu selalu menyambut Mama dengan setumpuk surat berisi kalimat-kalimat pendek mengahangatkan. Di lain kali, Mama temukan rekaman video yang kamu ambil sendiri yang memperlihatkan gayamu menjelaskan sesuatu ala-ala presenter TV. Lalu komik-komik pendek berisi petualangan kita di negeri entah. Namun selalu ada nyeri tiap kali Mama berpikir hasil karyamu dibuat dalam kesendirian, mungkin untuk membunuh sepi. Kamu hebat, Nak, energi itu kamu salurkan pada hal positif.


12654687_10153510986052872_6732393357779467727_n


Super Cat, dari sekian banyak pelajaran kehidupan, darimu aku mendapat banyak sekali makna. Darimu aku menggali arti menjadi seorang ‘ibu’. Karena Mama tak lantas menjadi seorang ‘ibu’ ketika melahirkanmu. Namun Mama belajar dari tiap detik tumbuh kembangmu. Percayalah, Nak, aku ingin menjadi ‘ibu’ terbaik bagimu. Yang dalam ingatanmu akan terkenang harum tubuhku, usapan lembut di kepalamu, dan berbagai keseruan imaji kita. Mama ingin menjadi Super Mama untuk si kucing super mama, Rasi.


Rasi Kautsar, aku menyayangimu, selembut kamu menyentuh kedalaman hatiku.


 


***Surat-surat untu Rasi Kautsar di tahun-tahun sebelumnya: Rasi Kautsar – Kucing Kecilku, Tiga Minggu – Surat Untuk Rasi Kautsar, Petualangan Manusia 110 CM di Negeri Hujan ***


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 10, 2016 01:06

February 7, 2016

Arti Kita – Untuk Evi Sri Rezeki

IMG_20160121_133715


Pi, saat aku menulis surat ini, kamu sedang tidur di pangkuanku. Sesekali aku menatapmu dalam lelap, wajahmu terlihat damai, ekspresi yang jarang kutemukan akhir-akhir ini. Kita dalam mobil yang melaju ke kota lain. Seperti semua perjalanan bersamamu, kali ini pun perjalanan ini terasa menyenangkan. Entah berapa kali kita berkelana bersama, aku berharap, masih ada jutaan jarak yang akan kita tempuh lagi berdua. Aku tahu kaki-kaki kita tak akan lelah berpijak mengelilingi dunia, menaruh jejak kembar di tiap jengkalnya.


Tentang Cinta


Pi, hidup memang luar biasa ya. Tak pernah lelah memberi kita kejutan. Kali ini aku melihat cermin dalam dirimu. Kamu yang mengalami apa yang kualami bertahun lalu. Luka yang bahkan dalam tidur pun terus meneror. Cinta memang tak pernah usai menyeimbangkan diri, datang bersama bahagia dan kepedihan. Kali ini goresannya merenggut damai di rautmu. Tapi percayalah, semesta tak akan membiarkan duniamu diselimuti kabut selamanya. Waktu, kejadian demi kejadian, juga aku akan bahu membahu berusaha menjadi imun dalam tubuhmu. Aku bersyukur telah kembali dari pengembaraan dari negeri hujan sehingga bisa mendampingimu saat ini. Selama kamu tak menyerah, luka itu akan sembuh, tentu dengan tetap meninggalkan koreng agar kamu tak melupa hingga bisa belajar dari sana. Ah, tapi, Pi, hanya di hadapan cinta kita selalu tampak bodoh. Selalu menanggalkan segala atribut kepalsuan hingga yang tersisa adalah kepolosan. Cinta memang profesor, sedang kita penuh keluguan anak SD di hari pertamanya masuk sekolah. Cinta memang pandai menjumpalitkan keadaan. Cinta bisa mendadak membuat kita tampak seperti bipolar. Sedetik lalu kita menampakkan senyum malu-malu, detik berikutnya mata kita telah basah.


Pi, rupanya pencarianmu belum berakhir. Kamu masih mereka-reka, menjadi tulang rusuk siapakah dirimu. Kadang aku heran, masih perlukah kita mencari pemilik rusuk, padahal kita telah menemukan belahan jiwa? Ya, aku dan kamu. Tapi begitulah, pada kenyataannya kita ternyata belum saling mengutuhkan. Ada ruang-ruang yang memang tersedia bagi jiwa-jiwa lain agar hati kita menjadi penuh. Namun yang pasti, dari sekian jiwa itu, padakulah kamu mendapat dasar hakikat hidup.


Pi, kamu wanita yang kuat. Tak kamu biarkan segala duka meruntuhkan mimpimu. Dalam resahmu, aku tak pernah melihatmu setenang itu. Kadang, itu membuatku takut. Karena aku tahu, memendam adalah sakit yang menggilakan. Maka, Pi, jangan memendam. Menangis sajalah, berteriak sajalah, atau apa sajalah daripada berdiam dalam tembok datarmu itu. Meski memang, dunia tak butuh isak tangis, tak butuh teriakan, hanya butuh apa yang ingin dunia dengar dan lihat. Tapi dunia kecil kita tak butuh kepura-puraan, di dunia kita kamu bebas menjadi dirimu. Karena dunia mungil kita selalu dipenuhi cinta yang posesif, keposesifan itulah yang kuharap menerangimu dalam setiap saat dunia terasa begitu kelam. Ingatkah, Pi, saat aku kehilangan kepercayaan diri dalam mencintai. Saat kupikir aku tak ternyata tak pernah benar-benar memiliki cinta? Rupanya aku salah, Pi. Karena aku memang tak pernah kehilangan cinta. Adalah kamu yang menyadarkan itu. Karena itu, Pi, aku pun ingin kamu selalu mengingat dan merasa, di dunia ini selalu ada cinta yang tak akan pernah pudar sedikit pun, cinta yang ada selamanya.


12669677_10153525596032872_3884097361439324348_n


Tentang Mimpi


Pi, ternyata menjadi anak kembar benar-benar membawa banyak berkah ya. Setelah melewati jalan terjal penerimaan bahwa kita selamanya akan dibandingkan dalam segala pencapaian. Rupanya Tuhan begitu baik, sekarang banyak pekerjaan yang memaketkan kita. Seakan Tuhan ingin kita berhenti saling menyimpan iri.


Pi, tentang impian kita. Rasanya kita sudah jauh melangkah, tapi ternyata belum seberapa juga. Banyak hal yang luput kita kerjakan, bahkan tak jarang kegagalan memberikan senyum kemenangannya. Apa-apa yang sudah kita perbuat tak cukup menjadikan mimpi besar kita terwujud: menjadi sepasang kembar yang tercatat sejarah, melewati zamannya. Kita pun mengakui kan, bahwa rasanya belum ada hal besar yang kita buat. Mungkin, untuk menjadi yang tercatat dalam sejarah hanya dibutuhkan ketulusan, bahwa segala perbuatan besar berasal dari kedalaman hati yang akan menggerakan hati-hati yang lain. Pi, tapi aku yakin, semesta telah mencatat kita. Sepasang kembar yang penuh impian, yang di binar matanya memerangkap zaman. Sekarang yang harus kita lakukan hanya terus melangkah di fondasi mimpi yang harus terus kita kokohkan, meningkahi segala gelombang. Karena kisah hidup luar biasa harus selalu melibatkan konflik yang dahsyat. Begitu bukan yang kita pelajari saat menulis? Ah, tapi kita telah bersepakat. Kita hanya butuh hidup yang biasa-biasa saja, biarlah karya kita yang berbicara tentang segala yang luar biasa.


Pi, terima kasih karena bersedia menjadi kembaranku selamanya. Meskipun kamu tak bisa menemaniku menonton drama Korea :D Namun seperti katamu, kita kembaran yang melewati batas bumi dan langit, menjadi sepasang wujud apa pun kita. Aku pun begitu. Meskipun aku tak selalu ada di sampingmu. Aku ingin terus menjadi kembaranmu, di waktu adaku, di waktu tiadaku. Karena waktu dan jarak telah meleleh di hadapan kita.


12651119_10153525596107872_3735649343277293650_n


Pi, mobil kita sudah hampir sampai ke tujuan. Tapi hidup kita masih penuh kabut, menutup banyak pintu-pintu persimpangan, agar hidup tak pernah kehilangan akal membuat kita terkejut. Pi, ayo kita terus bergenggaman tangan menghadapi segala kejutan. Saling menularkan keberanian. Saling berbagi arti. Biarlah kamus kita mencatat arti “kita” sebagai segala kata indah yang pernah tercatat di bumi.


 


***Surat-surat untuk Evi sebelumnya: Serupa Kita, 7 Hari Sebelum, dan Menembus Ruang dan Waktu ***


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 07, 2016 18:00

Berbagi Inspirasi Kusrin Lewat Iklan Layanan Masyarakat Kuku Bima Ener-G!

Peluncuran iklan TV Kuku Bima Ener-G versi Kusrin

Peluncuran iklan TV Kuku Bima Ener-G versi Kusrin


Ketika membaca berita mengenai Kusrin—mulai dari awal mulanya, kejatuhannya, hingga saat dia bangkit dan bertemu orang-orang berpengaruh di negeri ini—di kepala saya muncul satu pertanyaan, “Dari mana daya kreativitas dengan semangat tak mengenal patah itu berasal?” Pertanyaan itu akhirnya menemukan jodoh jawabannya saat saya diundang hadir ke acara “Peluncuran Iklan Layanan Masyarakat Kuku Bima Ener-G versi Kusrin” tanggal 5 Februari 2016 kemarin di Restoran Rempah Kita, Plaza Indonesia.


Acara penuh inspirasi ini dibuka oleh duet MC Vega Darwanthi yang juga merupakan Brand Ambassador Kuku Bima Ener-G dengan Donny Kesuma. Mereka mempersilakan Pak Irwan Hidayat selaku Dirut PT. Sido Muncul Tbk. untuk menceritakan sedikit tentang “mengapa iklan Kuku Bima Ener-G” kali ini menampilkan tokoh Kusrin. Pak Irwan mengisahkan sejak tahun 2009 iklan Kuku Bima Ener-G memiliki konsep inspiratif, dimulai dengan mempromosikan daerah Indonesia bagian timur. Saya mengakui, iklan-iklan Kuku Bima Ener-G memang selalu memperlihatkan keindahan panorama Indonesia, sehingga tanpa sadar lewat tayangan singkat berulang-ulang itu, penonton termasuk saya mengenal bumi Indonesia Timur. Kuku Bima Ener-G konsisten dengan konsep inspiratif itu, maka “lagi” bertujuan mengispirasi anak bangsa, mereka mengangkat tokoh Kusrin dalam iklan layanan masyarakatnya.


Dirut PT Sido Muncul Tbk. Pak Irwan Hidayat

Dirut PT Sido Muncul Tbk. Pak Irwan Hidayat


“Bagaimana ya supaya bisa bantuin orang. Ada CSR, tapi itu kan terbatas, cuman 2 % dari profit. Makanya saya punya ide, kalau begitu my business is CSR. Apa saja digunakan. Waktu itu saya berpikir, kalau begitu dana-dana iklan itu bisa digunakan untuk membantu. Seperti ini kan sebenarnya iklan TV, merek saya hanya numpang saja. Saya berharap Kusrin sukses juga menginspirasi orang-orang yang merasa tidak mampu dan putus asa,” ucap Pak Irwan Hidayat rendah hati.


Diakui Pak Irwan, yang paling sulit itu mengenalkan brand, maka dari itu beliau membantu Kusrin untuk mengenalkan brand-nya lebih luas pada seluruh masyarakat Indonesia lewat iklan Kuku Bima Ener-G siap minum ini. Menurut beliau lagi, pemberitaan media sifatnya hanya sesaat, tetapi iklan ditayangkan terus menerus.


Sebelum penayangan perdana iklan tersebut, Pak Irwan memanggil sosok yang sangat berjasa dalam perjalanan hidup Kusrin, yaitu sang istri Siti Aminah. Dengan kesahajaannya Siti berjalan ke depan, duduk di sebelah suaminya. Memang dalam kesuksesan seseorang, tidak bisa terlepas dari peranan penting orang-orang di sekitarnya.


Penayangan perdana iklan Kuku Bima Ener-G versi Kusrin yang disaksikan sendiri oleh Kusrin beserta istri

Penayangan perdana iklan Kuku Bima Ener-G versi Kusrin yang disaksikan sendiri oleh Kusrin beserta istri


Layar kemudian mempertunjukkan iklan Kuku Bima Ener-G versi Kusrin yang mulai diputar secara nasional pada malam harinya. Tampak Vega datang ke rumah Kusrin untuk melihat aktivitas Kusrin sehari-hari membuat TV. Kusrin lalu menceritakan bahwa untuk menjaga kondisi tubuhnya dan para karyawan, mereka minum Kuku Bima Ener-G. Setelah penayangan itu Kusrin didampingi Siti memberikan sepatah dua patah kata. Kusrin tampak gugup ketika berbicara, tapi meski dengan kata-katanya yang terpatah-patah, seluruh undangan dapat merasakan semangat dan perjuangannya dalam berkarya.


Kusrin menceritakan kisah jatuh bangunnya

Kusrin menceritakan kisah jatuh bangunnya


 


Jatuh Bangun Kusrin


Muhammad Kusrin yang lahir 36 tahun lalu ini berkisah, dia belajar otodidak merakit televisi dari tabung komputer bekas. TV hasil rakitan pria lulusan SD ini awalnya dipasarkan oleh beberapa orang, tetapi malang, hasil penjualan TV-TV tersebut malah dikorupsi sehingga tidak pernah sampai ke tangannya. Hal itu membuatnya kehabisan modal hanya dalam waktu satu tahun saja. Tanpa berputus asa, dia kemudian meminjam lagi modal. Belajar dari pengalaman pahitnya, Kusrin dan Siti akhirnya memilih memasarkan sendiri produk mereka. Pada pagi hingga sore Kusrin merakit TV, malamnya Siti yang membersihkan hingga siap dijual. Keesokannya berdua mereka menjajakan TV-TV tersebut.


TV-TV hasil rakitan Kusrin

TV-TV hasil rakitan Kusrin


Kerja keras memang tidak pernah menipu, perlahan keadaan perekonomian mereka membaik. Meskipun pernah kena dikhianati, mereka tetap mau mempekerjakan banyak orang, menanamkan kepercayaan pada mereka yang berada di bawah asuhannya. Karena tujuan terbesar Kusrin bukan mencari untung, tetapi bermanfaat sebanyak-banyak bagi orang lain. Ketulusan itulah rupanya yang membuatnya bisa berjalan menuju puncak.


Namun rintangan tak berhenti sampai di situ. Selepas TV-nya mendapat sorotan dari berbagai media, Kusrin menghadapi badai lain yang lebih menggoncang. Pada 17 Maret 2015, Kusrin dijerat hukum karena telah dianggap melanggar UU Perdagangan, UU perindustrian, dan UU Perlindungan Konsumen dengan ancaman 5 tahun penjara. TV-TV hasil rakitannya kemudian dihancurkan. Kusrin dipaksa pasrah melihat anak-anak karyanya dirusak. Apalagi kemudian dia mendapat vonis enam bulan dengan masa percobaan satu tahun dan denda sebesar 2,5 juta rupiah pada Desember 2015.


TV Kusrin Sudah Dapat SNI


Gelombang itu ternyata tak menghapus ketabahan Kusrin dan Siti, hingga mereka mendapat ganjaran dukungan dari berbagai pihak. Kusrin bahkan mendapat panggilan dari Presiden Jokowi sebagai bentuk apresiasi atas kreativitasnya. Pada tanggal 19 Januari 2016, Kusrin menerima SNI untuk usahanya dari Mentri Perindustrian RI Saleh Husin, sehingga dia telah dapat memasarkan TV-nya secara resmi. Kini, Kusrin bersama 13 karyawannya bisa memproduksi 100 buah TV setiap harinya. Namun kerja kerasnya tak boleh dan tak bisa hanya sampai di sini. Kusrin harus terus menciptakan inovasi-inovasi agar dapat bertahan dalam industri teknologi yang serba cepat.


Mentri Pariwisata dan Metri Perindustrian turut hadirmemberikan dukungannya pada Kusrin

Mentri Pariwisata dan Metri Perindustrian turut hadirmemberikan dukungannya pada Kusrin


Dukungan Mentri Pariwisata dan Mentri Perindustrian


            Mentri Pariwisata, Pak Arief Yahya yang hadir dalam acara turut memberikan dukungannya pada Kusrin. Menurut beliau, berita baik seperti ini haruslah disebarluaskan untuk mendukung pariwisata Indonesia. Selain itu, Pak Arief Yahya pun mengapresiasi komitmen PT. Sido Muncul yang menggunakan sarana iklan TV untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.


Kusrin menandatangani TV yang diberikan untuk Mentri Pariwisata Pak Arief Yahya

Kusrin menandatangani TV yang diberikan untuk Mentri Pariwisata Pak Arief Yahya


Mentri Perindustrian Ibu Euis yang turut hadir pun menyampaikan bahwa kementriannya akan terus melakukan pembinaan bagi Kusrin-Kusrin lain di Indonesia yang diyakini sangat banyak bertebaran dari Sabang sampai Merauke. Mereka itulah yang akan mengangkat nama baik bangsa Indonesia.


 Kejutan Untuk Kusrin dan Para Undangan


Acara ini bukan hanya menebar inspirasi, tetapi bertabur kejutan. Pertama, kejutan untuk Kusrin. PT. Sido Muncul Tbk. yang diwakili Pak Irwan sebagai Dirut memberikan tambahan modal usaha untuk Kusrin sebesar 100 juta rupiah. Kedua, tidak tanggung-tanggung, dukungan lainnya berupa dipatenkannya Hak Cipta dan Kekayaan Intelektual atas nama Kusrin.


Dirut PT Sido Muncul Tbk. Pak Irwan Hidayat memberikan bantuan modal usaha untuk Kusrin sebesar 110 juta rupiah

Dirut PT Sido Muncul Tbk. Pak Irwan Hidayat memberikan bantuan modal usaha untuk Kusrin sebesar 110 juta rupiah


Bukan hanya Kusrin yang ketiban rezeki, PT. Sido Muncul Tbk. pun memberikan semua undangan yang hadir masing-masing satu buah TV merek Maxreen hasil karya Kusrin. Bukan hanya karena mendapat TV yang membuat saya senang, tapi lebih dari itu, karena TV yang saya bawa pulang memuat semangat dan inspirasi anak bangsa.


Goodie bag TV dari PT Sido Muncul Tbk.

Goodie bag TV dari PT Sido Muncul Tbk. (Sumber foto Ani Berta)


Jawaban Untuk Pertanyaan Saya


Para Blogger berfoto dengan Kusrin

Para Blogger berfoto dengan Kusrin


Ada hal senada dari dua tokoh inspiratif Pak Irwan dan Kusrin, yaitu keduanya sama-sama berbisnis dengan tujuan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada orang lain. Mereka pun sama-sama tidak melupakan jasa orang-orang tercinta. Selain mereka, saya pun mendapat hal serupa dari membaca biografi orang-orang sukses. Begitulah, orang-orang besar terlahir dari visi besar yang dijalankan dengan ketulusan dan ketabahan.


Adalah kreativitas salah satu yang membuat manusia tak hilang ditelan zaman.


Adalah keinginan berbagi dan berguna untuk sebanyak-banyaknya orang yang membuat manusia tak pernah kehilangan semangat berkreativitas.


Adalah kehadiran orang-orang yang percaya pada “kita” yang membuat manusia “imun” pada gelombang sedahsyat apa pun.


Para Blogger berfoto dengan Dirut PT Sido Muncul Tbk. Pak Irwan Hidayat

Para Blogger berfoto dengan Dirut PT Sido Muncul Tbk. Pak Irwan Hidayat


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 07, 2016 00:17