Dion Yulianto's Blog, page 5

April 25, 2012

The Alchemyst, The Secret of the Immortal Nicholas Flamel


Judul   :The Alchemyst, The Secret of the Immortal Nicholas FlamelPenulis            : Michael ScottPenerjemah  : Berliani M. NugrahaniTata letak       : MABCetakan        : ke-7, Juni 2010Tebal               : 503 halamanPenerbit         : Matahati


            Kalau ada ungkapan Don’t judge a book by its cover, maka saya terpaksa mengecualikan novel tebal ini. Sampul depan yang dipenuhi dengan simbol-simbol kuno serta cetakan timbul dari tinta emasnya telah membuat saya jatuh hati pada buku ini, jauh sebelum saya ikut terhanyut dalam petualangan menakjubkan di dalamnya. Boleh percaya boleh tidak, rata-rata orang bisa membaca novel ini antara 1-3 hari, bahkan buku seri keempatnya The Necromancer habis saya lahap hanya dalam waktu 4-5 jam. Rekor ini hanya bisa disamai oleh pembacaan seri Harry Potter yang bisa habis dalam 2-4 malam. Secara umum, seri ini mengambarkan pertempuran antara manusia abadi melawan Ras Tetua yang hendak kembali menguasai dunia.            Perpaduan antara kisah fantasi klasik dan aksi mendebarkan tiada henti merupakan kunci dari kesuksesan seri The Secret of Nicholas Flamel ini. Mengisahkan tentang kisah seorang Nicholas Flamel yang lahir pada tanggal 28 September 1330 dan diceritakan masih hidup hingga hari ini. Kita mungkin masih mengingat tokoh ini dalam buku Harry Potter dan Batu Bertuah di mana Flamel dikisahkan sebagai penyihir yang mampu memiliki kehidupan yang abadi karena ia mampu membuat ramuan keabadian dari batu bertuah miliknya. Dalam seri ini, sang alchemist bisa hidup abadi karena ia memiliki Codex, sebuah buku kuno karangan Abraham sang Magus yang didalamnya terdapat resep membuat ramuan keabadian.
            Mereka adalah mahkluk hidup yang berpenampilan seperti manusia—kadang-kadang—namun memiliki kekuatan dewa. Mereka telah berkuasa selama puuluhan ribu tahun sebelum mahkluk hidup yang mereka sebut manusia—humani—muncul di muka bumi. Manusia primitif kemudian memuja Ras Tetua sebagai dewa dan iblis … Para dewa dan dewi dalam kepercayaan Yunani dan Mesir, Sumeria dan Lembah Sungai Indus, Teltec dan Celtic, betul-betul ada” (hlm 224)                        Kisah diawali dengan cepat oleh dua pasang saudari kembar, Josh dan Sophie Newman. Kedua remaja  berusia 15 tahun ini tidak pernah menyangka bahwa selama ini mereka bekerja sambilan di toko buku milik  seorang manusia abadi. Siang itu, Kamis 13 Mei, hidup mereka berdua langsung berubah ketika beberapa orang dengan mantel panjang hitam mengunjungi toko buku tua milik Nick Flemming tempat Josh bekerja sambilan. Logika dunia modern langsung luluh lantak ketika Josh dan Sophie menyaksikan sendiri pecahnya pertempuran sihir antara Nick dan tamu-tamu itu. Dengan aura rasa mint, Nick menghajar golem-golem (makhluk dari tanah liat) serta menimbulkan ledakan-ledakan bola energi yang luar biasa. Tamu-tamu itu ternyata dipimpin oleh Dr. John Dee, seorang manusia abadi lain yang hendak merebut Codex dari Nick—yang ternyata adalah Nicholas Flamel sang manusia abadi. Sejak saat itulah, Josh dan Sophie baru menyadari bawa apa yang selama ini mereka anggap sebagai mitologi dan legenda ternyata benar-benar ada di dunia nyata.
            Selanjutnya, adegan pertempuran sihir dan pengejaran seolah saling sambung-menyambung tanpa jeda. Mulai dari jembatan Golden Gate di San Franciscohingga ke Alam Bayangan milik Tetua Hecate. Flamel, Josh dan Sophie harus melarikan diri dari komplotan Dee yang disokong oleh  para Tetua Gelap yang berencana untuk mengambil alih dunia manusia, sementara di saat yang sama mereka harus menyelamatkan istri Flamel, Perenelle yang disandera Dee. Seluruh aksi dan perubahan magis dalam buku ini hanya dalam waktu 1-2 hari, sehingga bisa dibayangkan betapa cepatnya cerita bergulir dan betapa banyaknya aksi perang sihir maupun perang fisik yang terjadi. DI penghujung kisah, Josh dan Sophie harus menghadapi kenyataan bahwa mereka berdua adalah sang kembar legendaris yang akan menentukan nasib dunia, si emas dan si perak, satu akan menyelamatkan dunia, dan satu akan menghancurkan dunia.
            Sebagaimana buku-buku lain, sebuah buku fantasi tidak afdol rasanya kalau tidak ada pertempuran akbar. Di penghujung buku, Michael Scott akan menyuguhkan bagaimana ketika pasuka  Deeyang dibantu oleh Tetua Bastet—Dewi Kucing dalam mitologi Mesir dan  Morrigan—Dewi Gagak dalam mitologi Irlandia menyerang Alam Bayangan Dewi Hekate untuk merebut sisa Codex yang disembunyikan Josh. Dalam berbagai peristiwa aneh yang saling berkelindan ini, Josh dan Sophie harus menjalani takdir mereka sebagai senjata pemungkas, mereka harus menguasai sihir api, air, udara, dan tanah. Tapi, terlebih dahulu keduanya harus dibangkitkan, Sophie ternyata memiliki aura perak berbau vanilla, sementara aura Josh adalah perak, yang berbau jeruk. 
            Lebih dari semuanya, selain kepiawaian Scott dalam meramu adegan aksi yang seru, buku ini begitu kaya akan tokoh-tokoh dalam sejarah dan juga mitologi. Dr. John Dee maupun Nicholas Flamel adalah tokoh yang benar-benar hidup di Abad Pertengahan. Begitu pula, dalam novel ini semua mitologi bangsa-bangsa di dunia seolah saling berkelindan dan menyatu, membentuk Ras Tetua dan Alam Bayangan mereka. Selian itu, novel ini juga kaya akan pelajaran dan data sejarah—yang ternyata bisa dipelajari dengan begitu mengasyikan lewat novel karya Scott ini. Semuanya kemudian mengarah pada satu mitos yang sama, mitos yang diakui oleh hampir seluruh kebudayaan di dunia kuno, yakni Mitos Banjir Besar. Bahkan, dengan cerdik Scott mampu meyakinkan pembaca bahwa tokoh-tokoh terkenal dunia seperti Flamel, Dee, Gilgamesh, William Shakespeare, Billy the Kid, Joan of Arc, Lord Mushahi, dan Nicollo Machiaveli (yang mereka ini adalah tokoh-tokoh nyata dalam sejarah) adalah para manusia abadi yang kekuatannya dibangkitkan oleh para Tetua yang memilih mereka.
Semua mitologi dan petualangan ini, diramu dan dijalin begitu rupa dengan asyiknya pada satu kejadian akbar yang begitu rupa menginspirasi peradaban manusia, yakni runtuh antau tenggelamnya pulau Danu Talis (coba diutak-atik pasti mirip Atlantis) yang dikisahkan sebagai tempat tinggal Ras Tetua sebelum mereka pergi ke Alam Bayangan masing-masing. Dalam seri-seri selanjutnya The Magician, The Sorceress, The Necromancer, dan The Warlock; kisah ini akan semakin seru dan makin menunjukkan lini besar dari cerita yang hendak disuguhkan oleh Scott. Buku terakhir, The Enchantress direncanakan akan terbit 27 hari lagi, dan pembaca di seluruh dunia tengah menunggu kelanjutan sekaligus akhir dari petualangan dua kembar legendaris ini.  
Cobalah membaca buku pertama ini, dan mulailah yakin bahwa terkadang, legenda merupakan kebenaran.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 25, 2012 21:05

April 15, 2012

The Vampire Diarie’s Companion

Judul     : Love You to Death, The Vampire Diarie’s CompanionPenulis : Crissy CalhounPenerjemah : Risyiana MuthiaEditor    : Dian PranasariKorektor: Adi TohaHalaman: 486 halamanCetakan: 1, Maret 2012Penerbit: Atria

                ”… ini adalah kisah tentang sebuah kota. Itulah salah satu hal yang sangat saya sukai dari buku-buku The Vampire Diaries, L.J. Smith telah menciptakan  sebuah mitologi yang luas dan kaya, dan kita dibuat menyatu dan larut ke dalamnya.” (hlm 47)                “… sebuah ansambel drama remaja yang dipadukan dengan elemen-elemen supernatural. Pendekatannya lebih pada karakter para tokoh dan romansa yang ada di dalamnya” (49)
                Kepopuleran serial Twilight karya S. Meyer memang menjadi salah satu katarsis dari munculnya serial-serial dengan tema yang sama, yakni mahkluk supranatural yang keren dan dipadukan dengan dunia remaja. Sam-sama mengulas tentang seorang wanita muda (dalam beberapa hal agak egois) yang jatuh cinta pada vampire baik hati yang hanya minum darah binatang, sempat membuat para twillightian berang dan menuduh sang penulis Vampire Diaries mencuri ide Meyer. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Vampire Diaries ditulis jauh sebelum Meyer menulis Twillight Saga, yakni pada era 1990-an awal, dan dalam hal ini tuduhan tersebut mungkin saja terbalik, bahwa Meyerlah yang terinspirasi untuk menulis kisah cinta segitiga manusia-vampir-manusia serigala dariVampire Diaries. Pada akhirnya, L.J. Smith—sang penulis—menerima cukup banyak permintaan maaf. 
                Bagian pertama membahas proses kreatif sang novelis. L.J. Smith mulai menuliskan sebuah cerita cinta tidak biasa ini pada awal tahun 1990-an. Kisahnya sendiri memang cukup unik, yakni tentang seorang gadis cantik, sedikit egois  yang tinggal di kota kecil di Virginia. Ia kemudian bertemu dengan kakak-beradik vampire yang luar biasa cakep, Steffan dan Damon, yang rahasia kelam mereka akhirnya menyeret sang gadis dan teman-temannya untuk berpetualang di dunia supranatural. Sepintas, pembaca yang baru mengenal The Vampire Diaries pasti akan teringat pada Twilligt, tapi ingat bahwa serial L.J Smith ini ditulis pada awal 1990-an sementara Meyer baru menulis pada akhir 1990-an dan awal 2000-an.
           The Vampire Diaries sendiri terdiri atas 4 judul, yakni The Awakening, The Strunggle, The Fury, dan The Dark Reunion—yang kemudian disusul oleh sekuel-sekuel selanjutnya. Serial ini sempat telebih dulu merebut perhatian para pembaca sebelum kemudian menghilang sejenak dan diterbitkan ulang pada tahun 2000-an, yang menjadikannya dianggap meniru kesuksesan Twillight. Dalam bab satu, pembaca akan menemukan nasihat sang penulis bagi anda yang ingin menghasilkan karya besar di halaman 27.
“           menulis, menulis, dan menulis (“tulis apa pun yang kamu suka, dan jangan terlalu mengkritik diri sendiri. Keluarkan smeua yang ada di dalam pikiranmu dan jangan dulu memikirkan apakah tulisanmu itu bagus atau tidak”) serta baca, baca, dan baca (“baca semua yang bisa kamu baca dan bacalahberagam buku yang berbeda. Kamu akan menyerap banyak hal yang bagus, tata bahasa, perbendaharaan kata, struktur jalan cerita—meskipun kamu tidak menyadarinya. Baca juga buku-buku klasik, dan cobalah terus-menerus seiring bertambahnya usiamu”)                Bagian kedua membahas tentang proses pemfilman The Vampire Diaries yang dikerjakan oleh Kevin Williamson. Bagi yang belum ngeh dengan sutradara ini, pembaca mungkin ingat dengan serial Dawson’s Creek yang sempat cukup populer di Indonesia pada tahun 2000-2001. Ia juga yang menulis dan menyutradarai film Scream 1, Scream 2, Scream 3, dan The Faculty. Film-filmnya yang kebanyakan bergenre horor inilah yang membuatnya mampu mengerjakan serial dark supranatural seperti kisah cinta Elena ini dengan begitu sukses. Tentang bagaimana menghasilkan setting kota Fell’s Chucrh yang begitu misterius dan kelam, tentang bagaimana memvisualisasikan cinta segitiga Elena-Stefan-Damon, tentang bagaimana mengkarakterisasi serial vampire agar tetap terlihat orisinalitasnya, dan juga tentang berbagai hal seputar serial The Vampire Diaries yang sukses di pasaran.
                Bagian ketiga adalah tentang setting dan juga para pemeran. Sebagaimana Twilight,pemilihan aktor dan aktris yang tepat sangat menentukan sukses atau tidaknya sebuah film di pasaran, terlebih ketika film itu diadaptasi dari sebuah novel. Dalam hal ini, pembaca tentunya sudah memiliki bayangan tentang seperti apa tokoh A dan tokoh D jika memang mereka benar-benar ada di dunia nyata. Jika pemilihan pemain dilakukan secara serampangan dan tidak memperhatikan karakterisasi sebagaimana disebutkan dalam novel, film itu harus bersiap-siap menerima cercaan dari para pembaca. Untuk kasus The Vampire Diaries, siapa yang memerankan Damon dan Stefan mungkin menjadi titik yang paling krusial. Dan akhirnya, episode perkenalan pertama dari The Vampire Diariespun ditayangkan untuk yang pertama kalinya pada 10 September 2009, dan setelah itu serial itu tampil secara rutin setiap pekan, dan berhasil menjaring penonton yang luar biasa.
                Bagian terakhir, yang menguasai porsi terbesar dalam buku ini, adalah panduan per episode untuk menonton serial televisi The Vampire Diaries musim tayang pertama. Saya terpaksa melewatkan membaca bagian ini karena belum sempat menyaksikan serial ini, yang kalau tidak salah pernah diputar di Trans 7 beberapa bulan yang lalu, sayangnya pada jam-jam larut malam sehingga banyak yang melewatkannya. Semoga, serial itu diputar kembali di Indonesia—atau kalau niat sih bisa cari DVDnya. Kalau kesempatan itu datang, berharaplah untuk memiliki buku ini sebagai panduan lengkap per episode, yang berisi rangkuman, alur cerita, dan segala seluk-beluk lain tentang serial ini. Pasti menyenangkan bisa mengira-ngira kemana alur menuju sekiranya kita sudah tidak sabar lagi menanti kelanjutannya kelanjutannya pekan depan.
                Buku ini bisa dianggap sebagai manual lengkap bagi para penggemar yang baru mengenali orisinalitas dan jatuh cinta pada serial The Vampire Diaries—baik novel maupun serial filmnya. Disusun secara urut, pembaca akan menemukan aneka pengetahuan berharga tentang bagaimana L.J Smith terinspirasi menulis novel yang tidak biasa tentang manusia yang jatuh cinta pada dua vampire tampan, tentang bagaimana ia sampai harus merelakan keluar dari pekerjaannya sebagai guru demi menulis novel seri ini, tentang pembuatan serial televisi dan otak dibelakangnya, serta biografi singkat para pemain yang seolah-olah memang begitu pas dan—seperti ditakdirkan—cocok untuk memerankan Damon, Steffan, Elena, dan kawan-kawannya. Disertakan juga kronologi peristiwa mulai dari kapan kedua bersaudara Salvatore menjadi vampire hingga saat mereka tiba di Fell’s Church. Pokoknya, bagi para pecinta Bella yang ingin merasakan pengalaman Elena yang lebih orisinal, cobalah The Vampire Diaries. Dan, untuk mereka yang juga ingin jatuh cinta dan dilanda demam The Vampire Diaries,cobalah untuk membaca buku ini.
                The Vampire Diaries menjadi begitu berhasil bukan hanya karena genrenya tepat, tapi serial ini memiliki romansa, humor, dan cerita tentang persahabatan yang erat layaknya keluarga.”(hlm. 48).                
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 15, 2012 20:54

April 13, 2012

The Court of the Lion

Judul   : The Court of the LionPenulis : Eleanor Cooney dan Daniel AltieriPenerjemah : Fahmy YamaniEditor  : Adi TohaHalaman: 587 halamanCetakan: 1, Februari 2012Penerbit: Serambi Ilmu Semesta


            Jalinan rumit antara intrik politik, ambisi pribadi, dan keemasan peradaban Dinasty Tang; ketiga elemen inilah yang mendominasi dan kemudian membentuk sebuah kisah panjang namun menghanyutkan dalam buku tebal The Court of the Lion. Sungguh tak dinyana, dibalik tembok tebal yang mengelilingi kompleks Istana Terlarang di kota Chang an, China, tersusun sebuah upaya konspirasi yang dilakukan dengan luar  biasa halus namun begitu telak menghantam Sang Putra Langit, Tang Minghuang—kaisar legendaris China dari abad ke 8 Masehi. Zaman yang terkenal dengan kelimpahan panen dan keamanan negara itu terpaksa ternodai oleh sebuah upaya makar untuk merebut tahta, bukan melalui adu kekuatan atau perang melainkan lewat serentetan konspirasi licik yang direncanakan dan dieksekusi dengan sangat bagus sekali. Begitu halusnya makar itu sampai-sampai sang kaisar pun takluk dibuatnya.
            Bencana dimulai ketika sang putra mahkota ditemukan telah tewas karena bunuh diri di tempat tidur, yang kemudian disusul dengan permaisurinya yang sedang diasingkan. Permaisuri Wang. Kehilangan dua orang yang sangat disayangi oleh sang kaisar begitu rupa memukul telak benteng-benteng kejiwaannya, memaksanya lepas tangan dari segala urusan pemerintahan. Keadaan makin memburuk ketika Selir Wu—selir yang telah banyak memberikan anak laki-laki kepadanya—dinyatakan kesurupan dan harus dikurung demi keselamatannya sendiri. Dalam hantaman cobaan yang bertubi-tubi ini, tahta pun goyah sementara gosip dan intrik mulai menyebar di kalangan istana, membuat bingung para kasim, para pejabat menteri dan jendral di perbatasan.
            Ketika keadaan hampir tidak bisa lebih buruk lagi, kendali kerajaan berada di tangan Li Lin-fu, seorang Perdana Menteri ambisius namun juga luar biasa cerdas dan ahli strategi. Semakin lama, semakin tampak bahwa orang ini tengah berupaya meraih kekuasaan yang lebih tinggi lagi dalam lingkaran Istana Dinasty Tang. Untungnya, kasim kepercayaan kaisar, Kao Li-shin mampu merasakan adanya gelagat tidak beres. Bertahun-tahun menemani kaisar untuk melalui beragam intrik dan perseteruan telah menajamkan indra sang kasim, membuatnya mampu mengendus aroma konspirasi yang saat itu begitu samar menyelimuti istana. Sementara sang kaisar terpuruk dalam depresi luar biasa akut, Kao Li-shin bergerak cepat untuk menyelamatkan negara. Bersama seorang menteri, ia menemukan sebuah bukti aneh berupa syair dan puisi lirik yang diguratkan secara indah dalam bunga-bunga kertas yang dikirimkan ke kamar Selir Wu.
            Beragam dugaan muncul, dan seiring dengan beralurnya cerita, tampak bahwa kematian sang putra mahkota, bunuh diri Permaisuri Wang, dan kegilaan Selir Wu, ternyata diikat oleh satu benang merah yang samar-samar, sebuah kejahatan yang dilakukan dengan begitu lembut namun ampuh. Puisi lirik dalam bunga-bunga anggrek macan kertas itulah awal dari semua bencana ini. Orang pertama yang mengetahui hal ini adalah Chang  Chiu-Ling, seorang penyair sekaligus ahli kenegaraan. tapi, ketika ia hendak menyampaikan kecurigaannya kepada sang Kasim, ia terlebih dulu ditangkap dan diasingkan ke pulau tropis Hainan oleh perdana mentri Li Lin-fu. Di saat yang sama, sang perdana menteri culas mengundang An LuShan, seorang babrbar dari utara yang sengaja ia selundupkan dalam kompleks istana. Pemimpin haus darah inilah yang digunakan sebagai pion rahasia untuk--sedikit demi sedikit--menguasai tahta Chang an. Namun, kejahatan pasti akan terendus juga. Kao Li-shin dengan bergerak sendirian mampu berinteraksi dengan sang penyair, keduanya mengungkap sebuah intrik jahat yang tengah membayangi istana. Sang kasim kepercayaan harus bergerak cepat, dan hal pertama yang harus ia lakukan adalah menyadarkan sang kaisar dari depresinya yang berkepanjangan.
            Dan, cara ampuh apalagi yang bisa mengalahkan depresi kelam seorang pria selain hasrat seksual dan kehangatan cinta seorang wanita muda yang masih ranum. Dengan cerdik, Kao Li-shin mempersembahkan kepada Sang Putra Langit seorang gadis jelita dengan pribadi yang menghangatkan dan pengalaman lengkap tentang aktivitas "Awan dan Hujan". Gadis inilah yang berhasil menyadarkan sang kaisar melalui kecantikan dan erotisme dunianya.  Akhirnya, bagian pertama pun diakhiri dengan bangkitnya kembali semangat hidup sang kaisar. Inilah awal yang baik untuk menyerang balik sang musuh yang bersembunyi dengan begitu lihainya di balik tembok-tembok salah satu bangunan di kompleks istana kota Chang an.
            Sangat panjang dan detail, itulah impresi pembaca saat mengikuti kisah ini. Masing-masing bab di dalamnya ditulis dengan begitu lengkap, begitu bertele-tele, lengkap dengan berbagai metafora dan ungkapan khas kisah-kisah dari daratan China. Satu aspek lagi yang luar biasa adalah kekayaan data sejarah dan deskripsinya yang sangat mengagumkan, Kompleks istana, harem-harem, pemandian, taman-taman kota, hingga aneka bangunan kuil dideskripsikan dengan begitu “Cina”, membuat pembaca bisa membayangkan langsung dirinya terseret ke tengah-tengah kompleks istana terlarang. Penulis juga mampu membuat alur yang pelan namun menyentak-nyentak, di mana peristiwa-peristiwa yang awalnya tidak berkaitan ternyata memiliki peran dalam peristiwa-peristiwa besar setelahnya.
            Melalui novel ini, kita juga bisa mengetahui fakta bahwa di balik tembok kompleks istana yang megah dan indah tersebut ada berbagai konspirasi kotor dan darah-darah yang tertumpah demi alasan politik, di mana pembunuhan—bahkan terhadap saudara atau anak sendiri—sudah bukan menjadi hal yang luar biasa di istana hanya demi kekuasaan dan jabatan. Diceritakan juga ketika sang kaisar mempersilakan bibinya Putri Tai Ping untuk bunuh diri karena upaya makarnya yang gagal.
            “Sang Kaisar, seperti yang kamu ketahui, telah berperang sekian tahun lamanya sebagai putra mahkota melawan berbagai macam gangguan di istana,. Mandat Langit yang merupakan hak ilahi untuk memerintah sepertinya merupakan hadiah yang diberikan kepada seseorang yang paling bersedia dan mampu menumpahkan darah—biasanya kerabat terdekat orang tersebut—dan memanipulasi orang lain. (hlm 98).
            Selain itu, pembaca juga akan dibawa hanyut pada kesungguhan penulis dalam menggambarkan tokoh-tokohnya yang diceritakan dengan begitu lengkap dan utuh, mulai dari masa lalu hingga sifat dan kepandaiannya. Entah itu Li Lin-fu yang luar biasa licik, Kao Li-Shin yang begitu setia, atau Sang Istri Kesayangan,; semuanya menawarkan eksotisme dalam karakterisasi fiksi sejarah yang sangat mengagumkan. Walau ceritanya agak bertele-tele dan berkelindan kesana kemari, alur esarnya masih bia dinikmati. Empat bintang layak disematkan untuk novel yang digarap dengan sangat kaya dan mendetail ini. 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 13, 2012 18:39

April 12, 2012

It's BBI Giveaway Hop Time

Halo para penimbun buku dan pecinta dunia pustaka


            Dalam rangka merayakan ulang tahun BBI yang pertama, sekumpulan  pecinta buku bersepakat ceria untuk saling berbagi buku gratisan sekaligus berkenalan antar pengguna blog. Adapun, acara yang sempat membikin heboh  komunitas pecinta buku dunia maya ini bertajuk BBI 1st Giveaway Hop, dengan penyelenggaranya berupa tiga pecinta pustaka yang sangat manis dan menawan mata, yakni Mbak FandaMaya, dan Oky. Acaranya bertajuk ....




              Untuk blog saya yang masih salah urus ini, saya akan menghadiahkan DUA BUKU gratis bagi pengunjung yang beruntung. Adapun buku pertama adalah 




  ... sebuah buku tentang betapa besar pengorbanan dan kesetiaan dua wanita di tempoe dulu, sinopsis lengkapnya bisa dilihat di sini. Adapun, buku kedua adalah Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari yang informasinya bisa dilihat di sini.




         Untuk mendapatkan 2 buku gratis dari Dion yang luar-biasa-baik-banget-sampai-enek lihatnya ini, caranya cukup mudah. Cukup jawab pertanyaan berikut ini di kolom komentar:


         "Apa yang menghalangimu untuk menulis novel/ceritamu sendiri?"


Syarat untuk ikutan:
1. Senang membaca dan menimbun buku
2. Domisili di wilayah kedaulatan Republik Indonesia
3. Tidak malu disebut sebagai anggota Ordo Buntelan militan
4. Follow Twitter saya di @dion_yulianto 
5. Kalau tahu ada obralan murah buku The Name of The Rose atau Harry Potter 4, segera hubungin saya ya.




            Demikian acara ini dibuat. Selain sebagai ajang untuk menebarkan pesona dan menambah follower, acara ini sekaligus untuk mendekatkan para blogger yang juga pecinta buku murah dan gratis.  Jadi, tunggu apa lagi, silakan mendaftar dan menggunakan kesempatan yang sangat langka ini untuk menambah timbunan buku di rumah Anda
eh iya, acara bagi-bagi buku gratisan ini akan berlangsung sampai tanggal 26 April 2012, dan pengumuman pemenang akan dimuat di facebook/twitter sang pemenang pada tanggal 27 April 2012--dengan catatan kalau bukunya ada ha ha ha. Jadi, mari ditambah timbunanmu.


            Semoga keberuntungan bersama Anda, dan mari lanjutkan kebiasaan membaca dan menimbun buku .


           Jangan lupa juga untuk ikut "pesta buku gratis" di acara serupa yang diadakan secara serentak di blog-blog buku berikut:



 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 12, 2012 19:04

April 2, 2012

The First Day

Judul   : The First Day
Penulis: Marc Levy
Penerjemah: Sylvia Christyanti 
Penerbit: Bentang Pustaka





Sebenarnya suka dengan buku2 sejenis ini, semacam pencarian artefak/mitos/konsep kuno yang selama ini ditutup-tutupi oleh pihak2 tertentu. Mirip kayak Da Vinci Code gitu, tapi kalo First Day ini menyasar konsep yang jauh lebih awal, tentang bagaimana manusia pertama tercipta, apakah manusia purba itu ada, dan bagaimana kelahiran alam semesta berkaitan dengan peristiwa ini.

First Day adalah tentang Adrian dan Keira, dua peneliti andal yang saling jatuh cinta tapi dunia kademik telah memunculkan dinding padat di antara keduanya. Jika Adrian adalah seorang astronom maka Keira adalah arkeolog. Keduanya kemudian dipertemukan lagi oleh sebuah batu misterius dari Danau Turkana Afrika. Batu istimewa ini sangat istimewa, tidak dapat diiris, dipotong, atau dipecahkan dengan teknologi apapun. Setelah diteliti, batu ini juga tidak bisa ketahuan berapa usianya, pokoknya batu itu sudah ada sejak 4 juta tahun yang lampau. Sebuah peristiwa aneh pun terhjadi, ketika batu dihadapkan pada sumber berkas cahaya yang sangat terang, akan muncul titik2 seperti konstelasi bintang di angkasa. Pola dan skalanya mirip, hanya saja peta langit yang ditunjukkan oleh batu itu adalah pola langit yang dilihat dari bumi 4 juta tahun yang lalu.

Siapa yang membuat batu canggih tersebut? Apa hubungannya dengan piramida di Mesir dan China? Berdua, Adrian dan Keira pun berpacu menjelajahi pelosok Afrika, pedalaman kota-kota di Eropa, hingga ke Gunung Suci di China. Tidak menyadari bahwa ada pihak2 tertentu yang mengawasi gerak-gerik mereka. Jika kedua ilmuwan tersebut berhasil menemukan kelima batu, maka temuan itu pasti akan mengincangkan sendi-sendi peradaban manusia, mengubah pendapat tentang siapa manusia pertama dan bagaimana alam diciptakan.


Begitulah kira-kira buku bagus ini berkisah....
cuma ... buku ini tdk bisa selevel dengan Kode Da Vinci karenaaaaaaaaaaa ...isilah titik2 di bawah ini

1. Terlalu banyak romantisme, alur sangat lambat dan bertele-tele. Separuh bagian awal saja belum bisa masuk konflik, malah lebih banyak cerita ttg kehidupan Adrian dan Keira

2. Font kecil dan u/ buku setebal ini, kebayangkan berapa lama waktu yg dibutuhkan u/ membaca

3. Agak menye2 u/ sebuah buku spionase dan petualangan arkeologis. entah, mungkin karena penulis adalah orang Perancis jadinya ya gituuu ... kebanyakan bumbu-bumbu cinta dan kisah2 berbau romantisme haduuh *celupin kepala ke ember*

4. satu lagi yang bikin buku ini cuma dapat bintang 3, adalah ... BERSAMBUNG. Pas seru2nya, eh tiba2 aja buku satu habis, perasaan konfliknya belum diselesaikan eh tau2 kok udahan *remes sampulnya* dan sekuelnya The First NIght entah kapan mau diterjemahin *langsung googling cr bajakan pdf

Nah setelah dicecar, saatnya memuji
1. Buku ini detail dalam hal arkeologis, keilmuwan, dan data geografis. Penulis sangat piawai menysisipkan data dan fakta diantara cerita cinta dan persahabatan. dari sini, kita belajar konstelasi bintang2, bangunan Greenwitch, misteri Lucy dan manusia-manusia purba, temuan cakram kuno di Jerman, hingga mendaki ke gunung suci di China. Penggamabran geografisnya sungguh deskriptif, serasa piknik ke Yunani lalu ke Paris lalu ke Franfrunt lalu ke Kepulauan Andaman
2.Banyak kata2 yang maknanya mendalam, khas orang perancis yang kalo ngomong pasti metaforis, berbunga-bunga tapi maknanya dalemmmmm ...apalgi ttg cinta oh cinta wakakak
3.Saya beli dengan harga murah alias obralan 20rb, jd ya termasuk untung bangetssss

sekian! Semoga First Night segera diterjemahkan ke bahasa Indonesia
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 02, 2012 19:34

March 29, 2012

Pecinan, Suara Hati Sang Wanita Tionghoa

Judul                : Pecinan, Suara Hati Sang Wanita TionghoaPenulis             : Ratna Indraswari IbrahimEditor              : Elis W dan  A. Elwiq PrSampul            : Gobag SodorTebal               : 246 halamanCetakan           : 1, Juli 2011Penerbit           : Laksana (DIVA Press)


            Lely Kurniawati dan Anggraeni, dua wanita tegar yang berbeda jalan nasibnya. Jika yang satu memiliki jalan hidup yang lumayan lurus dan memudahkan, maka yang satunya lagi menjalani kehidupan dengan penuh perjuangan dan rasa sakit. Bagaimanapun, mereka berdua dipersatukan oleh hal yang sama, yakni keduanya sama-sama wanita keturunan Tionghoa yang menjadi korban tradisi dan keadaan. Seperti sudah jatuh tertimpa tangga, demikian ungkapan yang pas untuk menggambarkan perlakuan buruk yang mereka terima, bahkan untuk kasus Lely, tangga yang menimpanya itu seperti terbuat dari besi yang panas dan terus-menerus membakar kulitnya.             "Atik bilang, perempuan Cina yang tidak bisa melahirkan anak laki-laki tidak berharga karena tidak bisa menurunkan marga." (hlm 237)
Bayangkan saja, bagaimana menjadi anak perempuan Tognghoa yang selalu dinomorduakan setelah anak laki-laki. Betapa perlakuan diskriminatif sudah menjadi hal yang biasa bagi Lely, ketika anak laki-laki dijemput dari sekolah dengan becak, ia harus jalan kaki. Bahkan, setelah menikahpun ia serasa tidak dianggap oleh mertua dan diremehkan oleh suami dan iparnya.  Pun, ketika meletus Gerakan 30 September 1965, kondisi keduanya menjadi semakin terpojok. Sudah dinomorduakan oleh keluarga, mereka juga harus mengalami diskriminasi ras di zaman Orde Baru, padahal baik Lely maupun Anggraeni mencintai negeri ini dengan sepenuh jiwa mereka.
            "Papi, kita kan orang Indonesia. Mbah buyut , kakak Papi, dan sepupu Papi orang-orang yang berjuang untuk Indonesia. Apa yang harus ditakutkan? " (hlm. 46)
            "Tapi biarlah aku Cina, Yang penting, aku pun turunan dari prajurit Pangeran Diponegoro," (hlm 221)
            Ketika meletus pemberontakan PKI pada tahun 1965, yang membuat pemerintah memiliki semakin banyak alasan untuk menindas etnis Tionghoa, baik keluarga Lely maupun Anggraeni kalut, ada sejumlah kerabat yang eksodus ke luar negeri. Ketika muncul tragedi lain yang lebih memilukan pada tahun 1998, di mana terjadi banyak kasus pemerkosaan pada wanita etnis Tionghoa, kedua wanita itu juga tetap memilih untuk tinggal di Indonesia. Mereka tetap berdagang, bersekolah, dan berjuang untuk melayani suaminya.
            "Kita adalah warga negara Indonesia. Apapun yang terjadi adalah risiko kita sebagai orang Indonesia." (hlm 102).
            Dua sahabat ini pun bertemu lagi di Malang, pada masa kini. Keduanya sudah sama-sama memiliki keluarga. Anggraeni menikah dengan orang Jawa, sementara Lely menikah dengan pria keturunan Cina; di mana masing-masing rumah tangga memberikan ceritanya sendiri. Lely kemudian meminta sahabatnya agar menuliskan buku biografi tentang dirinya, tentang seorang istri dari sebuah keluarga keturunan Cina yang mengalami manis-asamnya kehidupan. Bahkan, di zaman modern seperti saat ini, kecenderungan mengistimewakan anak laki-laki ini masih begitu mengental dan mengakar kuat di masyarakat. Suami Lely yang begitu dibangga-banggakan keluarganya sebagai putra sulung pertama ternyata tumbuh menjadi pria manja yang selalu lari ke ibunya setiap kali ada masalah. Kecenderungan ini juga yang membuatnya merasa selalu benar dan Lely selalu salah, bahkan ketika sang suami jelas-jelas memiliki WIL (wanita idaman lain). Ini ditambah dengan Lely yang tidak bisa melahirkan anak laki-laki. Sepertinya, segala jerih payahnya, pengorbanan tenaga dan hartanya, hingga kecintaannya yang tak terbagi kepada sang suami tidak bermakna apa-apa di mata suami dan ibu mertuanya.
            Anggraeni di lain pihak, juga harus menghadapi konflik dengan keluarga besarnya. Ia bersyukur mendapatkan suami yang baik dan pengertian seperti Rahman, namun sebagai wanita Cina yang seperempat Jawa, ia juga mengalami masalahnya sendiri. Tentang ibunya yang semakin cerewet, tentang anaknya yang mulai beranjak dewasa, tentang pilihan hidupnya sebagai pegawai negeri; semua itu cukup menyulitkannya juga—walaupun tidak seberat cobaan yang dihadapi Lely. Bagaimanapun, hidup memang tidak sempurna. Ada sejumlah keadaan ketika kita memang sebaiknya tidak menuntut macam-macam, tapi cukup dengan menjalaninya sebagai sesuatu yang bernilai ibadah. Misalnya saja, dalam menghadapi ibunya yang cerewet dan suka mengatur, memang inilah salah satu bentuk balas jasa kecil yang bisa kita persembahkan kepada orang tua karena tidak semua orang memiliki kesempatan yan sangat mulia ini.
            "Apabila kamu sudah kehilangan kedua orang tuamu. Kamu baru bisa tahu bagaimana senangnya meladeni mereka ketika mereka masih hidup. Serepot apapun urusan kita, luangkan waktu. (193).
            Novel Pecinan adalah novel sederhana yang berupaya mengangkat kehidupan dari kaca mata seorang wanita keturunan Tionghoa di Indonesia pada masa-masa ketika keadaan sepertinya sedang tidak berpihak kepada mereka. Kisah Lely dan Anggraeni memberikan pandangan baru tentang bagaimana sulitnya pilihan yang dihadapi oleh kaum Tionghoa pada masa-masa genting paska tahun 1965, penuh dengan tarikan antara nasionalisme dengan keselamatan diri. Terlebih dengan adanya peristiwa Mei 1998, pada masa-masa itulah nasionalisme mereka sebagai bangsa Indonesia benar-benar diuji.
 Dalam halaman-halamannya, buku ini juga menggambarkan kesetiaan seorang istri yang taat pada suaminya, terlalu taat hingga saat ia terus disiksa secara batin pun kesetiaannya sebagai istri tidak meluntur. Kita akan melihatnya dalam sosok Lely. Ketika seorang wanita sudah membulatkan tekad untuk hanya mencintai suaminya, mereka benar-benar mampu membuktikannya. Melalui Pecinan juga, akan terjawab tanya kita mengapa orang Cina gemar berdagang dan mengapa orang pribumi cenderung suka menjadi pegawai pemerintahan; semua diuraikan melalui sudut pandang dua orang wanita keturunan Tionghoa, yang walaupun sedikit subjektif namun masuk akal dan dijelaskan secara gamblang. Juga, tentang berbagai nasihat tentang rumah tangga, tentang berbisnis yang baik, tentang berbakti kepada orang tua, tentang persahabatan yang tak lekang waktu, tentang cinta yang luar biasa, dan tentang indahnya kota Malang tempo dulu. Semuanya bisa ditemukan dalam novel sederhana namun penuh makna ini. 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 29, 2012 18:52

March 26, 2012

Takdir Elir

Judul : Takdir Elir 
Penulis : Hans J. Gumulia 
Penata letak : Mulyono 
Pem. Aksara : Reyner Nabeel 
Proofread : Bonmedo Tambunan, Dina Begum, Adit H. Pratama 
Pencpt. hikayat : Ami Raditya 
PR : Truly Rudiono 
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Mengkristal bersama Vandaria 
               Ungkapan inilah yang mungkin dirasakan oleh para pembaca yang pertama kali membaca, dan kemudian jatuh cinta dengan dunia Vandaria. Dibentuk sekitar tahun 1999-2000, Seorang Ami Raditya sukses membangun sebuah universe yang begitu kompleks bernama Vandaria. Sebuah dunia dengan lini masa sepanjang ribuan tahun dengan aneka kisah, mitos, dan legendanya sendiri. Sebuah dunia unik dengan legenda kaum frameless, para raja dan ksatria pemberani, hingga penyihir dan makhluk-makhluk eksostis yang memenuhi ekspektasi para pecinta genre fantasi. Begitu luasnya alam Vandaria, sehingga penulisnya pun merasa kewalahan untuk mengisi tiap jengkal dari tanah dan waktu di Vandaria, sehingga Raditya kemudian mengajak para novelis, komikus, animator, pembuat game, musisi, atau siapapun yang terpesona dengan dunia Vandaria untuk bersama-sama mewujudkan dan membesarkan sebuah alam fantasi hasil kolaborasi anak negeri yang tidak kalah dengan Middle Earth-nya Tolkien. Sebuah konsep open world atau shared world dimana setiap orang dipersilakan mengisi alam Vandaria dengan kreativitasnya. 

                Dari sejumlah novel bersetting dunia Vandaria, telah ada tiga buku yang diterbitkan, masing-masing Ratu Seribu Tahun oleh Ardani Persada, Harta Vaeran oleh Pratama Wirya, dan Takdir Elir oleh Hans J. Gumulia. Saya berkesempatan untuk mulai mencintai dunia Vandaria lewat Takdir Elir (terima kasih atas kepercayaan yang diberikan). Kisah dibuka dengan perkenalan 5 tokoh utama yang disebut-sebut akan menentukan takdir Elir, sebuah benua terpencil di dunia Vandaria yang terancam terkoyak oleh perang. Adalah Rozmega (seorang gadis-ksatria dari kaum frameless), Liarra V. Flavianus (gadis flameless flavian), Sigmar Arvhelon (petualang pemberani dari gurun), Althor Serenade (Raja dari Kerajaan Serenade), dan Xaliber Reginhild (Raja Kerajaan Vandergaard); lima orang terpilih untuk menyelamatkan Elir. Dua raja yang disebut terakhir adalah raja dari masing-masing kerajaan yang hendak saling berperang di Elir. 

               Dimulai dari sebuah petunjuk dari para Vanadis (Dewa-Dewi bangsa Vandaria), Pendeta Agung memerintahkan Rozmega untuk berangkat ke Elir untuk menyampaikan pesan perdamaian kepada dua raja yang hendak saling berperang, Xaliber dan Althor. Di saat yang sama, di Hutan Tenteram Raz'Vinel di benua Elir, Liarra telah terpilih sebagai pemegang busur legendaris Valuminaire milik kaum flameless flavian , yang secara gaib busur ajaib itu langsung melontarkan Liarra ke Padang Pasir Tak Bernama di utara Elir. Takdir seolah telah menjalin kisah pertemuannya dengan Sigmar, sang pemuda dari gurun pasir, yang ternyata juga ditakdirkan untuk memiliki senjata pusaka kedua. Bersama-sama, mereka berdua kemudian menuju tengah gurun untuk menemukan belati pusaka. Perpaduan petualangan yang biasa kita lihat dalam game dan film akan kita temukan dalam upaya pencarian mereka berdua. 

                 Sementara, Rozmega juga telah sampai di Elir. Di sana, ia kurang mendapatkan sambutan yang meriah karena ia dijebak oleh bandit. Namun, dengan keyakinan bahwa masih akan ada setitik cahaya terang dalam kegelapan, ia mampu melewati cobaan yang datang menghadang—tentu dengan bantuan tak terduga dari para Vanadis yang mengirimkan api naga untuk menyelamatkannya. Singkat kata, Rozmega berhasil mendatangi Althor dan Xaliber secara berurutan, seraya menyampaikan surat dari Sang Pendeta Agung yang meminta agar masing-masing pihak menahan diri. Saat itu, Liarra dan Sigmar yang berpetualang sampai kerajaan sihir di utara Elir tiba-tiba ditransportasikan secara sihir, masing-masing ke kemah kubu Serenade dan kubu Vandergaard. Kelima orang yang disbeut-sebut sebagai penentu takdir telah dipersatukan. Dan ketika kelimanya saling menyentuhkan masing-masing senjata pusakanya, kelimanya mendapati sebuah fakta yang mengejutkan. Bersama-sama, kelimanya harus bersiap menghadapi seorang tukang sihir berbahaya yang mengancam akan menghancurkan kedamaian di Elir. 

               Terlalu tipis, begitu impresi saya ketika menyelesaikan Takdir Elir karena kisahnya yang memikat namun terpaksa harus berhenti sejenak untuk menunggu sekuelnya. Buku ini memang hendak diterbitkan dalam bentuk trilogi. Kelebihan dari buku ini adalah kisahnya yang ditulis dengan runtut dan rapi, tidak berbelit-belit sehingga mudah untuk mengikuti alurnya. Ditambah dengan setting alam Vandaria yang telah eksis, mejadikan Takdir Elir mampu mengisi celah kosong di linimasa Vandaria, sekaligus sukses mengajak pembaca untuk mulai mencintai Vandaria. Saya yakin, setting alam Vandaria yang telah disusun mapan oleh Raditya memiliki banyak peran dalam proses utuhnya novel ini, sehingga penulis bisa berfokus pada alur cerita dan karakterisasi, menjadikan novel ini sebagai novel fikfan yang matang. 

                 Hanya saja, karakter-karakter di dalamnya agak sedikit mudah ditebak, walaupun penulis sangat piawai dalam membangun karakter-karakter yang unik. Rozmega sangat orisinal, Liarra cukup anggun sebagai frameless cantik, sementara Sigmar adalah semacam karakter yang sifatnya "harus ada" dalam setiap kisah-kisah petualangan. Ketiga karakter inilah yang mampu menghidupkan Takdir Elir . Namun, karakter Althor dan Xaliber sedikit terlalu "lurus" bagi saya, terlalu banyak kemiripan di antara keduanya; yakni sama-sama raja yang baik, tampan, pemberani, dan dicintai rakyatnya. Entahlah, mungkin karena porsi penceritaan kedua tokoh yang tidak sebanyak tiga tokoh pertama. Alur cerita di sepertiga bagian ke belakang juga saya rasa agak terlalu cepat karena saya masih ingin larut dalam alam Vandaria sebelum menuju klimaks di bagian penghujung akhir novel. Tetapi, elemen dan dasar cerita dalam Takdir Elir telah dibangun dengan mantap dan baik sekali, sehingga membuka peluang yang sangat bagus untuk sekuel-sekuel berikutnya. Semoga, alam Vandaria mampu membuai lebih banyak petualang dan orang-orang kreatif untuk turut membangun bersama di dalamnya. 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 26, 2012 19:55

March 25, 2012

Alfred Hitchcock dan Trio Detektif , Misteri Danau Siluman

Judul               : Alfred Hitchcock dan Trio Detektif , Misteri Danau Siluman   Penulis            : Alfred Hitchcock,  William ArdenPenerjemah     : Agus SetiadiTebal              : 214 halamanCetakan          : Mei, 1986Penerbit          : PT. Gramedia


                        Adalah luar biasa ketika sebuah cerita dapat membawa kembali pembacanya kepada kenangan masa kecilnya. Lebih luar biasa lagi adalah karena cerita/buku itu begitu membekas dalam benak dan menjadi bagian tak terpisahkan yang turut membentuk masa kecil kita. Bersama Lima Sekawan  Enyd Blynton dan juga majalah Bobo, buku ini adalah salah satu dari buku-buku paling luar biasa yang pernah mewarnai—dan mungkin membentuk—masa kecil saya. Buku anak semacam ini jika kita memandangnya dari kaca mata orang dewasa mungkin banyak "lubang-lubang" dalam alur, plot , dan logika; namun tidak demikian dengan benak anak-anak. Ada banyak sekali petualangan seru yang untuk sejenak mampu mengalahkan kakunya logika. Ada tempat-tempat tersembunyi yang asyik untuk dijelajahi, serta harta karun yang menanti untuk ditemukan. Semua itu jauh lebih berharga daripada sekadar sebuah cerita yang "sempurna" tapi kehilangan semangat anak-anak di dalamnya.

            Alfred Hitchcock dan Trio Detektif  adalah seri petualangan yang idenya dicetuskan oleh sang maestro film misteri, Alfred Hitchcock. Beliau yang menemukan ide, plot dan alur cerita untuk kemudian dituliskan dalam format novel oleh William Arden. Kebetulan, saya menemukan buku ini di pusat buku Shopping Center Taman Pintar Yogyakarta, edisi terbitan tahun 1986 namun masih tampak bersih dan tidak terlalu berdebu. Karena pada bulan Maret 2012 ini, Blogger Buku Indonesia merencanakan posting bareng buku bertema anak, maka saya pun tertarik untuk mengangkat kembali buku petualangan khas anak-anak yang sangat seru ini, yang tampaknya sudah jarang diterbitkan lagi. Dalam seri Misteri Danau Siluman ini, Alfred Hitchcock dan Trio Detektif  kembali bekerja sama untuk mengungkap sebuah kasus yang berkaitan dengan harta karun di Phantom Lake—Danau Siluman. Eh, sebentar, saya perkenalkan dulu siapa Trio Detektif itu:

[image error]TRIO DETEKTIF"Kami Menyelidiki Apa Saja"???Penyelidik satu – Jupiter JonesPenyelidik dua – Pete CrenshawCatatan dan Riset – Bob Andrews

            Berawal dari penemuan sebuah peti kuno dari abad ke-19 yang secara tak sengaja dibeli oleh Bibinya Jupiter, misteri kemudian mulai bermunculan. Mulai dari adanya pria berjanggut dan galak, sosok-sosok misterius yang mengobrak-abrik markas Trio Detektif, hantu-hantu bajak laut yang bergentayangan di Pulau Sipress, hingga beraneka rumor serta misteri sejarah yang berkaitan dengan benar/tidaknya keberadaan harta karun tersebut.Trio Detektif pun bahu menbahu dengan Profesor Sejarah San Francisco dan Keluarga Mrs Gunn untuk membongkar salah satu misteri yang paling ramai dibicarakan di kota itu. Mereka harus berkejaran dengan waktu untuk menguak sebuah buku catatan rahasia dari pelaut Angus Gunn yang konon menyembunyikan harta kemilau untuk istrinya. Sebuah misteri yang sebenarnya tetap menjadi desas-desus sekiranya Trio Detektif tidak menyelidikinya. 

            Namun, sebuah petualangan belum terasa menegangkan jika tidak ada musuh atau misteri besar yang melingkupinya. Pencarian harta karun ini dipersulit dengan keberadaan orang asing bernama Java Jim yang senantiasa menguntit Trio detektif. Mereka juga harus berhadapan dengan orang-orang aneh dan penjahat kambuhan yang hobi menjarah benda-benda bersejarah untuk kemudian dijual di pasar gelap. Namun, lebih dari itu semua, Trio Detektif harus waspada dengan misteri paling mengerikan dalam petualangan mereka, karena kemungkinan, harta yang disembunyikan itu juga dijaga oleh hantu siluman!

            Buku petualangan dengan tokoh segerombolan anak-anak yang berupaya mengungkap misteri memang menjadi magnet yang tak tertahankan. Kecenderungan anak yang selalu ingin tahu, penasaran dengan yang namanya misteri, serta rasa haus mereka akan petualangan berhasil diramu sedemikian rupa oleh sang sutradara sehingga menghasilkan seri novel Alfred Hitchcock dan Trio Detektif  yang sangat disayangi anak-anak pada era 1980-1990-an. Sebagaimana karya-karya Lima Sekawan, seri ini berhasil memancing rasa ingin tahu anak untuk membacanya. Judulnya mungkin menyeramkan dan berbau horor, namun seri-seri ini biasanya tidak mengandung elemen horor dalam arti tidak ada hantu atau makhluk jadi-jadian "beneran" di dalamnya. Biasanya, sang penjahatlah yang pura-pura menjadi hantu atau monster. Penyelesaian kasus bisa dirunut secara logis dan sesuai nalar. Misteri tampaknya sekadar digunakan sebagai bumbu untuk membuat cerita semakin menarik. Akhirnya, apakah harta itu benar-benar ada ataukah sekadar rumor? Siapakah sosok berjanggut hitam yang senantiasa menguntit Trio Detektif? Temukan  beragam petualangan seru yang pasti akan sangat dicintai anak-anak, yang sekaligus mengingatkan kembali pembaca pada serunya berpetualang di masa kanak-kanak.

            Berbahagialah mereka yang pernah mengalami petualangan di masa kanak-kanak bersama buku-buku bermutu seperti ini.            
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 25, 2012 18:33

March 5, 2012

Manusia-Manusia Paling Misterius di Indonesia

Judul                           : Manusia-Manusia Paling Misterius di IndonesiaPenulis                        : Anton WPDesain layout dan sampul : Yudhi HerwibowoCetakan                      : 1, 2012Tebal                          : 126 halamanPenerbit                      : Buku Katta


            Gadjah Mada, Si Pitung, dan Hang Tuah; Kita mungkin merasa sudah mengenal tokoh-tokoh ini dalam buku-buku sejarah dan buku-buku pelajaran di sekolah. Ronggowarsito dan Syeh Siti Jenar  meskipun sedikit misterius namun sedikit banyak kita juga merasa telah mengenal dua tokoh populer dari Jawa Klasik itu. Begitu juga dengan Tan Malaka, Supriyadi, dan Kahar Muzakkar; walaupun terkenal karena misteri dan aneka kontroversi yang melingkupinya, namun kita merasa sudah cukup mengenal mereka walau hanya sekilas. Benarkah demikian? Lalu, tahukan Anda tentang Syam Kamaruzaman dan Sudjana Kerton? Percaya atau tidak, kedua nama yang disebut terakhir itu ternyata memiliki gaung dan jejak yang cukup terkenal di Indonesia. Setelah membaca buku ini, saya sendiri merasakan bahwa ternyata kita selama ini belum terlalu mengenal tokoh-tokoh hebat dalam sejartah Nusantara ini sepenuhnya.
            Dimulai dari patih terpopuler dari kerajaan Majapahit, Gajah Mada yang kita tahu terkenal karena Sumpah palapanya. Namanya pertama kali dikenal dalam kitab Negarakertagama yang ditemukan di Istana Cakranegara, Lombok  pada 1894. Dari kitab dan catatan klasik, dikisahkan bahwa Gajah Mada adalah seorang patih yang berhasil menaklukan berbagai kerajaan di Nusantara. Namun, sangat sedikit yang diketahui khalayak mengenai akhir kehidupannya. Buku karya Anton WP ini mencoba untuk mendedahkan sejumlah teori yang berkenaan dengan periode kehidupan Gajah Mada secara lebih lengkap. Lalu, ada juga kisah tentang Hang Tuah, pahlawan kebanggaan rakyat Melaka dan sampai sekarang masih dipertanyakan keberadaannya dalam sejarah; begitu pula sebuah temuan unik yang menyebutkan bahwa makam Hang Tuah ada di Palembang, bukan di Malaysia. Pahlawan lain yang juga disinggung adalah SI Pitung, jago silat dari Betawi yang menentang kolonial Belanda.
            Di ranah keagamaan, penulis juga menyinggung nama Syeh Siti Jenar; salah satu dari wali  yang dengan terpaksa "diwafatkan" oleh rekan-rekan walinya karena ajaran Manunggaling kawulo Gusti-nya yang cukup kontroversi ini. Dalam tulisannya mengenai wali yang kesepuluh ini, penulis dengan hati-hati namun tetap kritis menyebutkan mengapa dan apa yang membuat ajaran Syeh Siti Jenar ditolak oleh sembilan wali yang lainnya. Anda pasti manggut-manggut dan mampu memahami alasan dibalik peristiwa yang konon sangat kontroversial ini. Bahwa beliau ingin segera menyatu dengan Tuhannya, dan bahwa penduduk Jawa pada masa itu mungkin belum mampu mencerna ajarannya yang terlampau mendalam ke ranah kesufian. Bacalah sendiri alasan sesungguhnya, yang sebenarnya sangat indah itu. Masih dari era klasik, penulis juga menyinggung Ronggowaristo yang terkenal sebagai Nostradamus Nusantara. Dalam bab khusus tentangnya, penulis menguraikan masa kecil dan dewasa dari penyair termasyur dari kraton Solo ini, juga tentang ramalannya mengenaiwolak-waliking jaman.
            Dari sejarah kontemporer Indonesia; ada Tan Malaka, Supriyadi, dan Kahar MuzakarInfo paling menyentak dimunculkan pada sosok Tan Malaka—yang selama ini kita mengenalnya sebagai pengikut komunis. Pada kenyataannya, tan Malaka adalah seorang pahlwan yang jasanya mungkin dapat disejajarkan denan Sukarno, Hattam dan Syahrir. Bahkan, keempatnya pernah bahu membahu berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Republik. Sedihnya, Tan Malaka adalah salah satu dari pahlawan bangsa yang gugur di tangan bangsanya sendiri.
            "Sejarahwan Anhar Gonggong mengakui Tan Malaka kurang dikenal sebagai pahlawan karena rezim Orba menganggapnya komunis, padahal ia sebenarnya bersebrangan dengan tokoh-tokoh komunis seperti Muso dan Alamin. (hal 68).
            Ada juga Supriyadi, pahlawan pemimpin pemberontakan PETA di Blitar tahun 1923, yang sampai sekarang keberadaan dan makamnya (sekiranya beliau sudah wafat) masih menjadi misteri. Penulis mendedarkan fakta-fakta yang selama ini luput kita perhatikan mengenai tokoh satu ini, mislanya saja pengakuan seorang yang mengaku merupakan Supriyadi. Selain pahlawan, buku ini juga menyoroti tokoh-tokoh yang dianggap pemberontak, yakni Kahar Muzakar dan Syam Kamaruzaman. Kahar Muzakar lebih dikenal sebagai pemberontak dari kelompok DI/TII yang bercita-cita mendirikan negara islam di Indonesia. Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya ia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan bahkan pernah menjadi orang kepercayaan Soekarno. Lika-liku kehidupannya dijelaskan secara lengkap di buku ini.
         Sementara Syam Kamaruzaman adalah tokoh yang mengetahui seluk-beluk dibalik peristiwa G-30-S PKI tahun 1965. Bersama D.N. Aidit, tokoh ini menjadi kunci dan bahkan mungkin menjadi penyulut salah satu peristiwa tidak berprikemanusiaan yang pernah mewarnai perjalanan sejarah negeri ini. Di dalam buku ini, tokoh ini menjadi misteri yang sesungguhnya, berkenaan dengan intrik politik dan pemerintahan yang mewarnai negeri ini pada era 1960 s/d 1970-an; Anda pasti akan terkejut membaca bab khusus tentang tokoh yang satu ini. Tokoh lain yang mungkin jarang terdengar di telinga publik adalah Sudjana Kerton. Ialah orang Indonesia pertama yang mengaku pernah diculik oleh UFO pada tahun 1979. Ingin tahu bagaimana dan siapa tokoh ini, dan bukti-bukti apa yang ia miliki dari pengalaman misteriusnya itu, semuanya dibahas lengkap dalam bab terakhir.
Kehidupan memang penuh dengan misteri, begitu pula dengan manusia itu sendiri. Ketika kita telah merasa berhasil menyingkap suatu misteri, maka misteri lain pun datang menghampiri. Sebagaimana buku kecil namun bernas karya Anton WP ini, yang secara telak membuktikan ungkapan bahwa apa-apa yang selama ini telah kita ketahui ternyata belum sepenuhnya kita ketahui.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 05, 2012 17:58

February 29, 2012

Mitologi Jawa

Judul                : Mitologi Jawa*Penulis              : Drs. Budiono HerusatotoPenyunting        : Kojek RachmatullahSetting              : Ian Faisal ACover               : Sri Retno SusantiCetakan           : 1, 2012Tebal                : xiv + 152 halamanPenerbit            : Oncor Semesta Ilmu

  * Dimuat di Harian Jogja edisi Kamis 1 Maret 2012
Orang Jawa sejak dulu terkenal sebagai salah satu suku bangsa di Nusantara yang telah menghasilkan peradaban dan kebudayaan adi luhung. Tradisi ini merupakan perpaduan dari beragam unsur kebudayaan, mulai dari unsur dinamisme-animisme nenek moyang, unsur-unsur agama Hindu dan Buddha serta bentuk-bentuk pengejawantahan syariat Islam dalam bentuknya yang teralkulturasi. Ke semua elemen ini berpadu melalui akulturasi selama ribuan tahun sehingga menghasilkan kebudayaan yang bercorak kaya akan mitos, memiliki beragam wewaler (peringatan untuk kebajikan) dan pandangan/ajaran terselubung, serta diwarnai oleh upaya untuk menyelaraskan diri dengan alam, mulai dari bangun tidur hingga matahari tenggelam.            Karena kompleksitas dan keformalannya—terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan pemusatan kekuasaan (dalam hal ini kraton)—kebudayaan Jawa bisa dianggap sebagai salah satu kebudayaan tua yang telah mengalami lapis-lapis perkembangan di setiap kurun masa. Tepat pada tanggal 1 bulan Srawana tahun 1 Saka ( atau sekitar tanggal 7 Maret 78 Masehi), peradaban adi luhung ini beranjak meninggalkan zaman prasejarah menuju dimulainya reformasi kebudayaan. Peristiwa ini ditandai dengan penulisan 20 aksara Jawa: ha-na-ca-ra-ka-da-ta-sa-wa-la-pa-dha-ja-ya-nya-ma-ga-ba-tha-nga yang konon diciptakan oleh Empu Sengkala, pemimpin rombongan pertama brahmana bangsa Hindu/India. Rombongan inilah yang kemudian bermukim di Tanah Jawa hingga hampir satu abad lamanya, seraya meletakkan dasar-dasar dari sebuah kebudayaan  yang sangat unik di masa depan serta mungkin bisa disebut sebagai "orang Jawa yang pertama".             Zaman orang jawa pertama ini disebut juga zaman mitos, karena baik kebenaran maupun catatan historiografisnya masih samar-samar dan sulit untuk ditelusuri. Catatan paling kuno tentang masa-masa awal peradaban Jawa masih berupa pengetahuan lisan, dan baru dituliskan pada zaman Prabu Jayabaya, Raja Kediri (1130-1160 Masehi) dalam Kitab Tantu Panggelaran. Dalam babad awal inilah muncul legenda Aji Saka, raja pertama yang menurut mitos orang Jawa adalah gelar bagi Empu Sengkala, karena tokoh inilah yang mendorong ditetapkannya hari, bukan, dan tahun pertama sebagai tonggak pertama (saka) dari munculnya kebudayaan Jawa. Dari era awal ini pula, sudah mulai muncul ilmu pengetahuan asli Jawa purba, yang kemudian membedakan Jawa dari India, yakni pranata mangsa (ilmu tentang musim) dan pawukon atau Kawruh Ilmu Perbintangan (astrologi) Jawa sebagai pengetahuan turun-temurun yang bertujuan untuk menyeimbangkan antara kehidupan dengan kehendak Tuhan  (halaman 35).            Selain menguraikan mengenai sejarah dan asal-usul kebudayaan Jawa, buku Mitologi Jawa juga membahas tentang beragam mitos, wewaler (peringatan), nasihat tersamar, dan prinsip-prinsip hidup orang Jawa yang masih banyak dianut oleh suku bangsa ini. Aneka pantangan yang selama ini mungkin dipandang orang modern sebagai sesuatu yang tidak masuk akal dan merepotkan, ternyata sebenarnya memiliki pesan atau nasihat yang tersamar. Pantangan agar jangan duduk di depan pintu, jangan keluar pada waktu maghrib, jangan bepergian di hari Sabtu paing, jangan melempar sampah ke jendela, jangan membuang kutu rambut yang sudah berhasil ditangkap, semua itu ternyata mengisyaratkan petuah agar manusia tidak menyia-nyiakan waktu serta harus mampu bertindak secara efektif dan efisien. Anjuran agar tidak membiarkan jendhela menga (jendela dalam keadaan terbuka) di senja atau malam hari, misalnya, bertujuan untuk menghalau angin malam yang tidak baik untuk kesehatan  serta menghindarkan dari orang-orang yang bermaksud jahat.  Ora ilok, mbuwang tumo (pamali kalau membuang kutu rambut) juga sebenarnya bertujuan agar kutu itu tidak menular ke  kepala orang lain.             Bahkan, dalam mitos yang dari luar tampak begitu di luar nalar dan logika pun ternyata memiliki butir-butir kebenaran. Anak sukerta dan golongan penganyam-anyam  (orang yang melakukan tindakan kurang etis) yang konon harus diruwat dengan mengadakan pertunjukan wayang semalam suntuk dengan lakon Murwa Kala agar tidak dimangsa oleh Batara Kala adalah salah satu mitos yang masih banyak dipertahankan oleh orang Jawa di beberapa daerah. Kisah-mitos ini sebenarnya mengandung nasihat atau pelajaran etika budi pekerti sebagai pembinaan mental dan spiritual. Misalnya saja, salah satu yang termasuk anak sukerta adalah ontang-anting (anak tunggal laki-laki). Anak ini harus diruwat (atau dalam hal ini dirawat dan dibimbing dengan sebaik-baiknya) agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya, baik secara fisik maupun mental. Jika dilihat dari sisi rasional, anak tunggal bisa tumbuh sebagai anak yang manja jika tidak dirawat dengan baik (dan karena itu bisa menghancurkan orang tuanya atau diibaratkan "dimakan Batara Kala"). Bisa juga karena anak tunggal adalah pewaris satu-satunya yang diharapkan akan meneruskan kejayaan orang tua sehingga harus dirawat dengan baik-baik.            Selain penjelasan mengenai daftar anak atau orang yang harus diruwat, diuraikan pula tentang beragam mitos dan legenda yang selama ini dekat dengan keseharian masyarakat Jawa. Asal-Usul Kali Opak, mitos Ratu Laut Selatan, legenda Lorojongrang, hingga kisah hantu lampor yang konon merupakan penggawal Nyai Roro Kidul yang hendak menuju ke Gunung Merapi, semuanya diuraikan sesuai pandangan umum orang Jawa, sehingga baik mereka yang sudah paham maupun orang di luar Jawa akan menemukan versi yang lebih lengkap dari legenda-legenda urban di tanah Jawa itu. Alasan mengapa terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan, yang bagi orang Jawa dikisahkan secara unik sebagai perbuatan kepala seorang buto (raksasa jahat) yang menelan Bulan dan Matahari. Inilah uniknya orang Jawa. Peristiwa-peristiwa alam yang terlalu rumit untuk dijelaskan dipaparkan melalui cerita sederhana yang sekaligus berisi berbagai petuah dan larangan. Kisah ini kemudian diturunkan dari generasi ke generasi, menghasilkan pemahaman dan kemantapan karakter serta watak yang kemudian mengental dalam pribadi unik dan khas. Buku ini akan mengajak Anda untuk menyelami sebuah akulturasi antar-elemen kebudayaan yang bertanggung jawab dalam berdirinya salah satu kebudayaan paling unik, paling lestari, dan paling kaya akan wacana di Nusantara: Kebudayaan Jawa. 
 •  2 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 29, 2012 20:18