Eko Nurhuda's Blog, page 53

December 7, 2011

Ketika Blog Masih Dipandang Sebelah Mata

BUNG kenal Alfian Alfan, Arif Afandi atau Asef Umar Fakhruddin? Tidak jadi persoalan kalau Anda tidak mengenal mereka, atau bahkan baru kali ini tahu nama-nama tersebut. Kenapa? Jawabannya simpel saja, mereka penulis kolom di media cetak, sedangkan kita adalah blogger yang lebih akrab dengan media online.

Mereka adalah kolumnis-kolumnis terkenal di koran-koran nasional. Alfian Alfan sering menampilkan tulisannya di Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, dan media nasional lainnya. Arif Afandi adalah pentolan Jawa Pos dan tulisan-tulisannya kerap mewarnai halaman Jawa Pos serta seluruh media daerah di bawah jaringan JPNN. Begitu juga dengan Asef Umar Fakhruddin. Tulisannya sudah bertebaran di mana-mana dan menerbitkan beberapa judul buku.

Kenapa saya menceritakan mereka?

Belum berapa lama ini saya terlibat satu diskusi seru dengan seorang penulis kolom ternama. Awalnya ia sering sekali menyarankan saya untuk menulis artikel di koran. Pertanyaan khasnya setiap bertemu saya adalah, "Sudah nulis, Kang?" Biasanya saya hanya tersenyum saja mendengar pertanyaan itu. Kalaupun menjawab, saya akan bilang, "Mohon doanya, Kang." Nah, hari itu saya menjawab lain. "Sudah!" Kata saya. Dia lantas tanya lagi, "Nulis di mana?" Saya jawab, "Di blog." Dia tersenyum.

Pembicaraan kemudian melebar. Sampai pada saatnya dia mengeluarkan ucapan yang membuat telinga saya memerah. Apa katanya? "Saya dan teman-teman komunitas penulis itu sejak dulu tidak begitu tertarik dengan blog. Soalnya kalau blog itu kan asal tulis saja bisa dimuat, pasti dimuat. Beda dengan koran yang harus melalui proses redaksional." Intinya, ia ingin mengatakan kalau blog itu mutunya kalah dibanding media cetak. Itu artinya, secara tidak langsung ia ingin mengatakan kalau kolumnis seperti dia 'lebih berkualitas' dibanding blogger. Oh ya?

Ya, benar kalau ia bilang tulisan di koran telah melalui proses seleksi di meja redaksi. Ia juga benar ketika mengatakan kalau asal menulis saja sudah bisa dimuat di blog. Tapi ia salah besar ketika menyimpulkan kalau blog tidak sama baik dengan koran, dan blogger tidak sepandai kolumnis dalam hal menulis. Di titik ini ia telah mencampur-adukkan fakta dengan pendapat pribadi dan bingung dengan rangkaian logikanya sendiri sehingga menyebabkannya mengeluarkan kesimpulan yang tidak tepat. Ditambah lagi, ia juga tidak begitu akrab dengan blog dan komunitas blogger. Klop.

Lain Ladang Lain Belalang
Ada banyak alasan mengapa seseorang lebih suka menulis di blog ketimbang di koran. Alasan paling utama adalah ketidakmampuan penulis untuk mengontrol dan mengatur apa yang harus ia tulis ketika ingin menulis di koran. Setiap media memiliki kebijakan redaksional sendiri-sendiri mengenai naskah yang boleh dimuat. Untuk dapat menembus meja redaksi, penulis kolom harus bisa menyesuaikan diri dengan style yang diinginkan koran tersebut.

Selain itu, koran adalah media bisnis, jualannya adalah berita. Agar laku, sebuah media harus bisa mencium informasi apa yang sedang dibutuhkan masyarakat. Isu-isu apa saja yang tengah berkembang, itulah yang akan diangkat. Begitu juga dengan kolom opininya (yang ditulis oleh para kolumnis seperti saya sebutkan di atas). Hanya artikel dengan tema-tema 'aktual' saja yang akan lolos sampai ke halaman opini. Tapi arti 'aktual' di sini sudah berubah maknanya menjadi 'sesuai keinginan pasar' dan 'sesuai dengan mainstream'.

Masih ada hubungannya dengan koran sebagai media bisnis, ketika Bung mengirim sebuah artikel ke satu media dan pada saat yang bersamaan seorang yang terkenal (tokoh masyarakat, akademisi, pakar, dll.) juga membuat artikel dengan tema yang sama dengan tulisan Bung, percayalah, redaksi akan lebih memilih artikel si tokoh tadi. Mengapa demikian? Maaf, nama Bung tidak cukup menjual. Redaksi tidak mau berjudi dengan menampilkan tulisan Bung yang bukan siapa-siapa, yang belum dikenal masyarakat luas. Mereka lebih memilih popularitas penulis sebagai daya tarik, sungguhpun mungkin tulisan Bung lebih baik.

Cukup? Belum. Satu lagi kelemahan media cetak adalah keterbatasan halaman, baik oleh jumlah halaman yang sudah tetap maupun karena digusur iklan. Bung hanya boleh mengirim naskah sepanjang 4 halaman kwarto spasi ganda ke Kompas. Lebih dari itu, tulisan Bung kemungkinan besar diedit, dipotong. Tapi editor tidak akan mau bersusah-payah mengedit terlalu banyak. Kalau ada tulisan lain dengan tema sama tapi seusai dengan lebar halaman yang disediakan, tulisan Bung akan dibuang ke kotak sampah.

Menulis di media massa juga harus memiliki kesabaran ekstra. Bung mesti sabar menunggu kabar naskah yang dikirimkan, entah itu ditolak atau diterima. Padahal kalau tema yang Bung angkat sebuah topik tematik, begitu naskah sampai ke tangan editor bisa jadi isi tulisan tersebut sudah basi. Tambahan lagi, tidak cukup sekali-dua kali mengirim naskah untuk dapat melihat tulisan kita dimuat di koran. Seorang wartawan senior Kedaulatan Rakyat pernah bercerita kalau ia harus mengirim lebih dari 100 naskah sebelum bisa melihat karyanya dimuat di Intisari. Wow!

Bersyukurlah kita yang hidup di jaman internet ini, terlebih saat blog dan citizen journalism menjadi cara baru menyampaikan informasi kepada masyakarat luas. Karena itu, berbagai kemudahan yang dimiliki blog jangan lantas membuat kita selaku blogger berlaku seenaknya saja dalam menulis konten. Jangan biarkan kolumnis yang saya ceritakan tadi terus-terusan meremehkan blogger. Untuk itu, ayo kita ciptakan konten yang lebih berbobot. Tunjukkan bahwa blogger juga tak kalah piawai dengan kolumnis koran dalam soal tulis-menulis. Setuju?
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 07, 2011 09:10

December 6, 2011

Raih Sukses sebagai Broker Properti

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

SETIAP profesi dan pekerjaan tentu mempunyai plus-minus. Ada sisi baik sekaligus sisi buruk, karena memang demikianlah keseimbangan dunia diatur. Namun, tak bisa dimungkiri jika ada profesi atau pekerjaan yang memiliki poin plus atau sisi positif lebih banyak ketimbang sisi negatifnya. Salah satunya adalah broker properti. Mau tahu alasannya?

[image error] Pertama, menjadi broker properti tak perlu pengalaman atau keahlian khusus. Siapa pun dari latar belakang apa pun dapat menggeluti profesi ini. Hanya saja, berbeda dengan profesi pemasar lainnya, persyaratan menjadi broker properti sedikit lebih rumit mengingat pasar yang dibidik adalah kalangan menengah-atas. Beberapa kantor member broker menyaratkan gelar sarjana bagi calon brokernya. Sementara member broker lain yang mengharuskan kemampuan berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Penampilan yang good looking juga kerap dijadikan nilai tambah yang menentukan.

Tidak Harus Sarjana
Foto: rumahku.com
Lisa Kuntjoro, broker top yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga.Meski begitu, tak semua member broker menyaratkan ketentuan sama. Masih banyak member broker yang mau menerima calon broker properti lulusan D3, D1, bahkan SMA sekali pun. Kemampuan berbahasa asing juga terbatas pada kantor-kantor member broker yang pangsa pasarnya kebanyakan para ekspatriat dan orang-orang asing. Contohnya Century 21 Ambassador, Jakarta. Diantara semua itu, satu hal yang paling penting diperhatikan adalah sikap serta performance sang broker.

Kalau Bung merasa mampu memenuhi persyaratan di atas, kenapa tidak mencoba terjun menjadi broker properti? Ingat, penghasilannya cukup untuk membeli sebuah mobil baru setiap tahun. Kalau mengandalkan gaji sebagai karyawan kantor, harus menabung berapa lama sebelum uangnya cukup untuk membayar uang mukanya saja? Coba bandingkan, hasilnya sangat jauh berbeda, bukan?

Hal lain yang membuat profesi broker properti begitu menarik adalah keleluasaan waktu bekerja. Sebagai orang lapangan, broker properti tidak terikat pada jam kerja tertentu. Yang paling penting bagi mereka adalah seberapa banyak transaksi yang dibukukan, bukan seberapa sering masuk kantor. Bahkan broker properti berpenghasilan besar adalah mereka yang jarang berada di kantor karena terus berkeliling mencari klien, yakni penjual maupun pembeli rumah.

Ini berbeda 180 derajat dengan pegawai kantoran ataupun karyawan yang bekerja terikat waktu. Paling tidak 8 jam dalam sehari harus dihabiskan di kantor. Kalau waktu persiapan dan perjalanan menuju ke kantor juga dihitung, bisa jadi 10 jam sehari waktu yang habis hanya untuk kepentingan kantor saja. Belum lagi kalau sampai lembur, belum lagi terjebak macet, dll.

Foto: Century21.co.idTak hanya berjualan rumah mewah, broker properti juga bisa memiliki rumah mewah.Nah, kalau dengan jam kerja lebih fleksibel seseorang dapat memperoleh penghasilan jauh lebih besar, kenapa terus bertahan dalam keterkekangan? Siapa pun pasti menyetujui kalau terkekang itu tidak menyenangkan. Dan itulah sebabnya banyak orang-orang kantoran yang kemudian beralih menjadi broker properti.

Ulet, Pantang Menyerah, dan Jujur
Memiliki sikap ulet merupakan suatu keharusan bagi seorang broker properti. Sebagai orang lapangan, broker properti banyak berinteraksi dengan berbagai macam tipe orang. Hal-hal yang tidak menyenangkan hati kerap ditemui. Kadangkala itu semua sangat menguras emosi dan pikiran. Efeknya sangat hebat, sebab dapat mereduksi semangat bahkan bisa menghilangkannya sama sekali. Kalau semangat sudah hilang, sulit untuk membangkitkannya lagi. Maka, seorang broker properti harus ulet dalam menghadapi segala hambatan dan rintangan yang ditemui di lapangan.

Kemudian kejujuran adalah kunci keberhasilan yang musti dimiliki semua orang, bukan hanya yang berprofesi sebagai broker properti. Dengan berlaku jujur seseorang akan memperoleh kepercayaan, dan kepercayaan inilah yang sangat prinsip. Sekali kepercayaan diperoleh, laju karir dijamin mulus. Sebaliknya, bila kepercayaan sampai lepas dari genggaman, alamat mendung akan selalu menyelimuti perjalanan karir seorang broker.

Semua broker properti sukses adalah orang-orang yang menerapkan kedua hal di atas. Mereka ulet dan pantang menyerah terhadap segala kondisi yang dihadapi. Lalu kejujuran, baik terhadap klien maupun kantor, adalah pijakan pokok yang membuat karir mereka terus menanjak naik.

Peluang sudah ada di depan mata, tinggal bagaimana Bung memanfaatkannya. Kalau masih penasaran dengan profesi broker properti, ikuti terus serial artikel seputar broker properti di blog ini.


Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi. Orang trans juga bisa berprestasi!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 06, 2011 09:10

December 5, 2011

Foto Bugil Veena Malik di FHM Ikut Panaskan India-Pakistan

HUBUNGAN politik India-Pakistan yang sudah lama panas, baru-baru ini turut dipanaskan oleh foto-foto panas Veena Malik di majalah panas. Foto-foto bugil Veena Malik, seorang artis papan atas Pakistan, muncul di majalah dewasa FHM India. Bukan cuma membuat India marah, kelakuan artis cantik ini juga membuat pemerintah Pakistan dan bahkan orang tuanya marah besar. Nah, lho!

Jika India dibikin heboh dengan tato ISI (Inter-Services Intelligence, agen rahasia Pakistan) di lengan kiri Veena, maka Pakistan merasa dilecehkan dengan aksi telanjang Veena tersebut. Begitu juga orang tuanya yang sampai meminta pemerintah Pakistan untuk menyelediki apakah anaknya bersalah atau tidak. Jika terbukti bersalah, ayah Veena mantap meminta anaknya diberi hukuman.

Ide foto tersebut sebenarnya menarik. Foto Veena yang seorang Pakistan dipajang di FHM India dengan tato ISI. Selama ini India selalu menuduh badan intelijen ini berada di balik aksi-akis terorisme di India. Melalui foto-foto tersebut Veena berusaha menetralisir ketakutan orang India akan ISI. Namun hasilnya ia malah menuai kecaman dari mana-mana.

Membantah, tapi Balik Dibantah
Cover majalah FHM India yang membuat heboh itu.Veena Malik yang dikepung kanan-kiri membela diri. Ia membantah foto-foto telanjang di FHM India itu fotonya. Ia mengaku memang pernah melakukan sesi pemotretan untuk FHM India, tapi bukan foto tanpa busana. Veena menuduh editor majalah tersebut telah melanggar kesepakatan dan melakukan rekayasa. Karena itu ia menuntut majalah dewasa tersebut, dengan tuduhan mekayasa foto untuk mencemarkan nama baiknya.

Sebaliknya, pihak FHM India sendiri membantah telah melakukan rekayasa. Kabeer Sharma, editor FHM India, saat diwawancarai televisi Pakistan mengatakan Veena memiliki kesepakata tertulis untuk melakukan sesi pemotretan telanjang. Kabeer siap membeberkan bukti-bukti tertulis jika diperlukan. Mungkin bukti-bukti itu sebaiknya dibeberkan di pengadilan jika tuntutan Veena pada FHM India tetap dilanjutkan.

Jadi, foto tersebut asli atau tidak sih? Seorang blogger yang penasaran melakukan pencarian terhadap foto-foto Veena Malik di internet. Hasilnya, ia menemukan satu foto lama yang menunjukkan tato di lengan kanan Veena. Tato di lengan kanan tersebut juga nampak di foto-foto telanjang Veena untuk FHM India. Blogger tersebut berkesimpulan, rasanya masuk akal jika Veena benar-benar dipotret telanjang FHM India. Sebab, bila foto-foto Veena di FHM adalah rekayasa, tidak mungkin si perekayasa juga mau repot menambahkan tato di foto-foto lama Veena agar foto-foto di FHM India terkesan asli.

[image error]
Perhatikan tato di lengan kanan Veena pada dua foto ini. Sama persis!

Veena Malik terlahir dengan nama Zahida Malik, dari pasangan Ali dan Zeenat Malik. Ia dilahirkan di Rawalpindi, dan merupakan etnis Punjab. Sejak tahun 2000 ia telah membintangi 9 film berbahasa Urdu dan Punjab. Mulai 2008 ia menjadi presenter televisi Pakistan, lalu 2 tahun kemudian membawakan reality show di televisi India. Veena memang lebih banyak berkiprah di India karena dunia hiburan di negaranya Mahatma Gandhi itu jauh lebih berkembang ketimbang Pakistan. India yang mayoritas warganya beragama Hindu jauh lebih liberal dibanding Pakistan yang mayoritas muslim.

Tahun depan, 2 film yang merupakan debutnya di Bollywood, Dal Mein Kuch Kala Hai dan Tere Naal Love Ho Gaya bakal diluncurkan. Entah, apakah heboh foto-foto telanjang Veena Malik ini merupakan cara dia dan produser untuk mempromosikan film-film tersebut atau bukan. Kita tunggu saja kelanjutan ceritanya.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 05, 2011 16:48

December 4, 2011

Hasil Undian dan Jadwal Lengkap Euro 2012

PIALA Eropa 2012 di Polandia-Ukraina masih enam bulan lagi. Namun undian penentuan grup bagi ke-16 peserta putaran final sudah dilakukan di Kiev, 2 Desember lalu. Demikian juga dengan jadwal lengkap Euro 2012 yang langsung bisa diketahui tak lama setelah drawing.

Banyak kejutan terjadi pada pengundian grup putaran final Euro 2012. Dari sekian hasil undian, rasanya Grup B bakal jadi sorotan. Pasalnya, tiga negara kelas satu plus satu negara kelas dua Eropa tergabung di grup ini. Ya, siapa yang tak penasaran dengan grup yang diisi Belanda (peringkat 2 FIFA), Jerman (3), Portugal (7), dan Denmark (11) ini? Selain faktor peringkat, tiga kontestan di grup ini adalah eks juara. Jerman 6 kali ke final dan 3 kali juara (1972, 1980, 1996), sedangkan Belanda (1988) dan Denmark (1992) masing-masing sekali. Hanya Portugal yang belum pernah juara, namun siapa yang berani meremehkan kualitas individu pemain semacam Cristiano Ronaldo, Luis Nani, atau Pepe?

Berikut hasil drawing grup Euro 2012:
[image error]
Grup A
1. Polandia
2. Yunani
3. Rusia
4. Rep. Ceska

Grup C
1. Spanyol
2. Italia
3. Rep. Irlandia
4. Kroasia
Grup B
1. Belanda
2. Jerman
3. Portugal
4. Denmark

Grup D
1. Ukraina
2. Swedia
3. Prancis
4. Inggris

Dan berikut ini jadwal lengkap pertandingan-pertandingan Euro 2012 yang saya buat dengan sedikit 'susah payah', terutama sekali membuat gambar bendera kecil-kecilnya. Kalau ada yang mau bilang saya kurang kerjaan, silakan saja. Yang penting, jangan sampai ketinggalan menonton Euro 2012 tahun depan ya... ^_^

Fase Grup8 Juni 2012

9 Juni 2012

10 Juni 2012

11 Juni 2012

12 Juni 2012

13 Juni 2012

14 Juni 2012

15 Juni 2012

16 Juni 2012

17 Juni 2012

18 Juni 2012

19 Juni 2012
Polandia vs Yunani

Belanda vs Denmark

Spanyol vs Italia

Prancis vs Inggris

Yunani vs Rep. Ceska

Denmark vs Portugal

Italia vs Kroasia

Swedia vs Inggris

Rep. Ceska vs Polandia

Denmark vs Jerman

Kroasia vs Spanyol

Inggris vs Ukraina
Rusia vs Rep. Ceska

Jerman vs Portugal

Rep. Irlandia vs Kroasia

Ukraina vs Swedia

Polandia vs Rusia

Belanda vs Jerman

Spanyol vs Rep. Irlandia

Ukraina vs Prancis

Yunani vs Rusia

Portugal vs Belanda

Italia vs Rep. Irlandia

Swedia vs Prancis

Perempatfinal21 Juni 2012
22 Juni 2012
23 Juni 2012
24 Juni 2012
[PF1] Juara Grup A vs Runner-up Grup B
[PF2] Juara Grup B vs Runner-up Grup A
[PF3] Juara Grup C vs Runner-up Grup D
[PF4] Juara Grup D vs Runner-up Grup C

Semifinal27 Juni 2012
28 Juni 2012
[SF1] Pemenang PF1 vs Pemenang PF3
[SF2] Pemenang PF2 vs Pemenang PF4

Final1 Juli 2012
Pemenang SF1 vs Pemenang SF2

Sumber: www.uefa.com, Wikipedia, dan jpnn.com.

Catatan: Halaman ini akan terus di-update selama Euro 2012 berlangsung.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 04, 2011 12:25

December 2, 2011

Tina Talisa 'Pindah Channel' ke Indosiar

INI bisa jadi kabar mengejutkan bagi penggemar tvOne. Tina Talisa, presenter favorit sekaligus ikon stasiun tivi milik Bakrie Grup itu, memilih 'pindah kapal' ke Indosiar. Kepastian ini menjadi jawaban dari menghilangnya penyandang gelar dokter gigi tersebut dari layar tvOne sejak beberapa hari terakhir. Entah sudah berapa lama Tina menghilang, terutama dari acara andalannya, Apa Kabar Indonesia Malam.

Tentu banyak yang bertanya-tanya kenapa si cantik yang juga jadi idola para pria ini memilih pindah ke Indosiar. Padahal namanya sudah lekat sekali dengan tvOne, terutama program Apa Kabar Indonesia Malam yang banyak membahas isu-isu sensitif. Belakangan posisinya di AKI Malam digantikan Balques Manisang. Ia sendiri lantas membawakan acara Apa dan Siapa sambil sesekali menjadi pembawa berita di Kabar Petang. Namun, per 1 Desember 2011 ini ia memilih pindah kantor.

Foto: detikHot
Tina Talisa, pindah ke Indosiar demi posisi lebih tinggi.Alasannya? Apalagi kalau bukan perbaikan karir. Di tvOne, bisa dipastikan karir Tina bakal mentok sebagai presenter atau paling banter produser program. Mau naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi butuh waktu tidak sebentar. Kalau ingin karir cepat menanjak, tak ada pilihan lain kecuali menjadi kutu loncat alias pindah ke perusahaan lain.

Ya, di Indosiar Tina bakal menjadi manajer program berita Fokus Pagi yang bakal tayang perdana pada 5 Desember nanti. Kepindahan Tina rupanya juga karena mantan bosnya, Nurjaman Mochtar eks Wakil Pemimpin Redaksi tvOne, sudah lebih dulu pindah ke sana. Jadi ceritanya Nurjaman mengajak Tina menyeberang ke Indosiar dengan tawaran posisi lebih tinggi dari di tvOne. Nurjaman sendiri setelah di Indosiar menjadi Pemimpin Redaksi, jabatan yang tak mungkin diraihnya jika masih di tvOne selama Karni Ilyas masih segar-bugar.

Well, para penggemar program Apa Kabar Indonesia Malam tentu kecewa dengan kepindahan Tina ke Indosiar. Tapi tenang, meski menjabat news manager Indosiar, ia tetap bakal sering muncul di layar kaca. Tepatnya di program Fokus Pagi yang tayang setiap pukul 06.00-07.00. Melihat jam tayangnya yang setengah jam lebih cepat dari Apa Kabar Indonesia Pagi, sepertinya Tina tak ragu-ragu untuk langsung melakukan 'serangan' ke tvOne nih. Keren!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 02, 2011 15:29

December 1, 2011

Iseng, Cukur Kumis ala Tukul Arwana

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

SIAPA yang rajin menonton program Bukan 4 Mata pasti tahu persis bentuk kumisnya Tukul Arwana. Sang presenter yang memakai nama ikan arwana sebagai nama belakangnya itu malah mempunyai kumis mirip kumis ikan lele. Orang Jawa bilang sungut lele. Kalau lele yang dimasak pakai kuah santan dan agak pedas, itu namanya mangut lele. Di Jogja mudah sekali menemukan makanan ini.

Kembali lagi ke kumisnya Tukul. Setelah lebih dari sebulan tak mencukur kumis dan jenggot, akhir bulan kemarin saya merasa risih. Soalnya istri bolak-balik mengingatkan saya untuk bercukur biar tidak terlihat awut-awutan. Pas kebetulan ingat, saya pun membabat kumis dan jenggot sebelum mandi.

Ting! Belum habis seluruh rambut di atas bibir saya potong, tiba-tiba satu ide nakal melintas di kepala saya. Percaya atau tidak, di kepala saya tiba-tiba saja terbayang wajah Tukul. Dalam bayangan sekilas itu Tukul tersenyum, lalu seperti zoom di film-film, kumis lele eks stand-up comedian itu menghiasi seluruh kepala saya.

Wah, kalau kumis ini dicukur seperti punya Tukul mungkin bakal seru! Bisik saya dalam hati. Tak mau penasaran sendiri, saya langsung mencukur habis kumis di bagian tengah dan menyisakan ujung-ujungnya tetap panjang. Hasilnya? Belum selesai acara cukur kumis itu saya laksanakan, saya sudah tertawa-tawa sendiri melihat wajah dalam cermin di hadapan.

Iseng, sembari online saya jepret wajah berkumis ala Tukul Arwana ini memakai kamera laptop. Dan, ini dia wujudnya...



Kumis ala Tukul itu. Hmm...


Biasanya saya cukur habis begini.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 01, 2011 09:10

November 29, 2011

YouTube Mengantar Justin Bieber ke Tangga Popularitas

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.

Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Justin Bieber, remaja asal Kanada yang kini jadi megabintang berkat video-video rekaman saat ia bernyanyi yang diunggah ibunya ke YouTube.



SIAPA yang kenal Justin Bieber sebelum Juli 2009? Tak ada, kecuali keluarga dan teman dekatnya. Kala itu Justin Bieber hanyalah seorang remaja biasa yang berangan-angan menjadi penyanyi terkenal. Ia rajin mengikuti berbagai lomba menyanyi, mulai dari lomba tingkat sekolah sampai lomba di tingkat yang lebih tinggi. Ketika mengikuti sebuah kompetisi lokal di kota Stratford, Ontario, Kanada, yang merupakan kota kelahirannya, Justin menjadi juara kedua.

Waktu itu sekitar awal tahun 2007, usia Justin masih 12 tahun. Ia menyanyikan lagu berjudul So Sick milik Ne-Yo, dan mendapat perhatian besar dari para juri. Meski hanya menjadi runner up, ibu Justin—Pattie Mallette—sangat bangga dengan prestasi anaknya itu. Pattie kemudian mendaftar di YouTube dan mengunggah video berisi aksi Justin saat menyanyi di kompetisi tersebut. Tujuannya sederhana, yakni agar keluarga dan teman-temannya dapat melihat penampilan sang anak. Dari satu video, secara teratur Pattie kemudian terus mengunggah video-video Justin sedang menyanyikan lagu-lagu R&B. Pattie sama sekali tidak membayangkan kalau hal sederhana yang ia lakukan itu akan mengubah jalan hidup Justin.

Foto: sugarslam.comSuatu ketika, Scooter Braun, manajer artis kenamaan Amerika Serikat, sedang mencari video seorang penyanyi yang direkomendasikan padanya di YouTube. Tanpa sengaja ia mengeklik video Justin Bieber, dan langsung terpesona mendengar suara si remaja. Tak menunggu lama, ia segera melacak teater tempat Justin bernyanyi dalam video tersebut, mencari alamat sekolahnya, dan akhirnya menemukan kontak ke Pattie Mallette. Tanpa basa-basi ia berkata hendak membawa Justin ke Atlanta, sebuah kota di negara bagian Georgia, AS, untuk membuat demo rekaman.

Pattie tak bisa berkata-kata mendengar rencana Scooter Braun. Setelah meminta pendapat dari teman-teman gerejanya, ia mengijinkan Braun membawa Justin ke AS. Sepekan setelah mendarat di Atlanta, Justin diperkenalkan pada Usher, penyanyi R&B sekaligus penulis lagu dan produser. Justin lantas 'diuji' oleh Usher, yang ketika itu kebetulan sedang mengadakan sebuah audisi bersama Antonio L.A. Reid di Island Def Jam Music Group. Dasar sudah rejeki, Usher langsung mengontrak penyanyi remaja itu di bawah label Island Record. Penyanyi Justin Timberlake disebut-sebut juga berminat mengontrak Justin Bieber, namun Usher yang beruntung mendapatkan tanda tangan penyanyi remaja yang ketika itu masih berusia 13 tahun.

Impian yang Jadi Kenyataan
Kehidupan baru Justin Bieber pun dimulai. Setelah meneken kontrak dengan Island Record di bulan Oktober 2008, ia menetap di Atlanta. Ibunya tak lama kemudian menyusul, tinggal bersama sang anak di rumah yang juga menjadi tempat tinggal Usher dan Mr. Braun.

Single pertama Justin, One Time, dirilis secara internasional Juli 2009. Sambutan pendengar sangat luar biasa, One Time masuk ke dalam daftar 30 lagu terlaris di 10 negara berbeda. Di Kanada, lagu ini menduduki peringkat 12 dalam daftar Canadian Hot 100, daftar 100 lagu terlaris di Kanada, di pekan pertama sejak dirilis. Puncaknya, lagu ini berhasil menduduki posisi 17 dalam daftar Billboard Hot 100, daftar 100 lagu terlaris versi Billboard. Tak mengherankan rasanya jika kemudian single ini memperoleh Platinum di Kanada dan AS, serta Gold di Australia dan Selandia Baru.

Tak lama kemudian album pertamanya yang bertitel My World dirilis pada 17 November 2009. Album ini langsung mendapat Platinum di AS dan Kanada, serta Silver di Britania Raya, yang menjadikan Justin Bieber sebagai penyanyi pendatang baru dengan pencapaian tertinggi sepanjang tahun 2009. Hebatnya lagi, tujuh lagu dalam album tersebut berhasil masuk dalam Billboard Hot 100. Sampai saat ini baru Justin Bieber yang bisa menorehkan prestasi tersebut. Lalu tiga single pertama dalam album itu, One Less Lonely Girl, Love Me, dan Favorite Girl, dirilis secara eksklusif di iTunes Stores dan bercokol dalam peringkat 40 besar dalam Billboard Hot 100. Ketika One Less Lonely Girl dirilis di radio, lagu ini berhasil masuk dalam jajaran 15 lagu top di Kanada dan AS, disusul dengan raihan Gold tak lama berselang. Sungguh rentetan prestasi gemilang dari seorang penyanyi debutan yang belum ada tandingannya.

Kesuksesan ini membuat Justin mendapat banyak tawaran manggung. Yang paling membanggakan hatinya bisa jadi saat bernyanyi di hadapan Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama dalam peringatan Natal yang dihelat oleh Gedung Putih, 20 Desember 2009. Dalam acara yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi TNT tersebut, ia menyanyikan lagu Someday at Christmas milik Stevie Wonder. Berikutnya, Justin menjadi salah satu pengisi acara dalam Dick Clark's New Year's Rockin' Eve with Ryan Seacrest pada 31 Desember 2009. Ketika Grammy Awards 2010 digelar pada 31 Januari 2010, penyanyi remaja ini dipercaya sebagai pembawa acara.

Diterpa Isu Negatif
Foto: metrolic.com
Justin Bieber bersama Usher, manajer sekaligus mentornya.Di lain sisi, kepopuleran Justin Bieber yang sedemikian cepat menimbulkan rasa iri di hati sejumlah orang. Memasuki tahun 2010, dua isu besar menerpa Justin. Isu pertama menyebutkan kalau Justin Bieber telah meninggal dunia. Dimulai dari dunia maya, berita palsu tersebut begitu cepat menyebar sampai kemudian diangkat media massa. Tak ada konfirmasi apapun dari pihak Justin, namun peluncuran single Baby di bulan Januari 2010 disusul rentetan konser ke sejumlah negara langsung mementahkan berita tersebut.

Isu kedua tak kalah parah, mengabarkan kalau Pattie Mallette ibunya sudah meneken kesepakatan dengan majalah Playboy untuk satu sesi foto telanjang. Tentu saja berita menyudutkan ini segera dibantah oleh Justin. Ia mengatakan ibunya tidak pernah berhubungan dengan Playboy, dan mustahil mempunyai deal mengenai pemotretan telanjang.

Di tengah cecaran isu negatif, album kedua Justin Bieber dirilis pada 23 Maret 2010. Album tersebut diberi titel My World 2.0, dan sebenarnya merupakan bagian kedua dari album debut Justin Bieber. Single Baby yang dirilis lebih dulu, Januari 2010, langsung menjadi lagu terlaris. Di antaranya menduduki peringkat lima dalam daftar lagu terlaris di AS, serta masuk dalam daftar 10 lagu terlaris di tujuh negara lain. Di YouTube, video klip Baby mengalahkan video klip lagu Bad Romance milik Lady Gaga yang sebelumnya menjadi video dengan jumlah penonton terbanyak. Video klip Baby mencatat 245.074.968 views, lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia, serta menjadi jumlah penonton terbanyak yang pernah tercatat di YouTube.

Mengikuti sukses My World, album My World 2.0 langsung memperoleh Platinum hanya dalam waktu kurang dari dua pekan di AS. Lebih hebatnya lagi, album ini berhasil menduduki posisi pertama di US Billboard 200—daftar 200 album top AS, menjadikan Justin Bieber sebagai penyanyi solo termuda pertama yang bisa meraih prestasi tersebut sejak Stevie Wonder melakukannya di tahun 1963. Prestasi mentereng juga diraih di sejumlah negara lain, di mana album My World 2.0 menempati peringkat satu di Canadian Albums Chart—daftar album terlaris Kanada, juga di Irish Albums Chart, Australian Albums Chart, dan New Zealand Albums Chart, serta masuk dalam jajaran 10 album terlaris di 15 negara lainnya.

Lihat, tahun 2007 Justin Bieber hanyalah juara kedua dalam kontes menyanyi di Stratford, Ontario, Kanada. Kini, remaja kelahiran 1 Maret 1994 ini menjadi penyanyi remaja paling laris di dunia. Semua itu ia peroleh berkat YouTube, situs video sharing terbesar sedunia saat ini.

Di iklan, kisah si Oji yang video
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 29, 2011 09:10

November 28, 2011

Moymoy Palaboy, Komedian Top Filipina 'Lulusan' YouTube

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.

Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Moymoy Palaboy, kakak-adik asal Filipina yang jadi terkenal sebagai komedian berkat video-video lipsync mereka di YouTube.



JAUH sebelum video lipsync Keong Racun yang diunggah Sinta dan Jojo menghebohkan Indonesia, dua kakak-adik James Ronald Obeso dan Rodfil Obeso asal Filipina telah lebih dulu membuka mata Asia—khususnya Asia Tenggara—bahwa YouTube menyimpan potensi yang sangat luar biasa jika dimanfaatkan secara positif. Dua bersaudara yang lebih dikenal sebagai Moymoy Palaboy ini menjadi bintang setelah mengunggah sejumlah video lipsync dengan aksi kocak ke YouTube.

Kepopuleran Moymoy Palaboy dimulai Februari 2007, saat James Ronald alias Moymoy mengunggah video pertamanya ke YouTube. Sebuah video sederhana, berisi adegan James sedang menyanyikan lagu berjudul Dirty Pop milik grup vokal N'Sync secara lipsync. Meski hanya lipsync, tapi James tampak serius karena melengkapi dirinya dengan berbagai asesoris serta bertingkah kocak sepanjang lagu. Video tersebut direkam menggunakan kamera handphone Sony Ericsson W810i yang hanya beresolusi dua megapiksel. Adiknya, Rodfil, membantu mengedit video tersebut dengan laptop bermerek HP, menambahkan footage, sebelum akhirnya diunggah ke YouTube dengan username moymoypalaboy yang kelak menjadi nama populer mereka.Foto: ekatabora.blogspot.com
Moymoy Palayboy, bintang YouTube yang jadi selebriti betulan.

Kocak dan Disukai
Tak dinyana tingkah kocak James dalam video tersebut disambut meriah oleh para pengguna YouTube. Hanya beberapa minggu kemudian, video pertama Moymoy Palaboy ini mencatat hampir 100.000 penonton. Sebuah angka yang sangat fantastis untuk video baru di YouTube. Namun, James tidak peduli pada angka-angka yang tertera di sudut kanan bawah videonya itu. Ia terus mengunggah video demi video ke YouTube secara konsisten selama kurang-lebih setahun.

Setelah tampil sendirian dalam beberapa video, James kemudian mengajak adiknya Rodfil untuk bergabung. Mulanya Rodfil menolak, ia memang sangat pemalu meskipun sangat suka bernyanyi. Ia mau terus membantu sang kakak mengedit video, tapi ia menolak ikut tampil dalam video-video yang akan diunggah. Susah payah James merayu adiknya, tapi usaha tersebut tidak sia-sia karena akhirnya sang adik mau bertindak sama gila dengan dirinya di depan kamera. Jadilah sejak itu mereka selalu tampil berdua, menjadikan video-video momoypalaboy lebih hidup.

Video-video Moymoy Palaboy banyak diambil di kediaman mereka sendiri yang terletak di Pasay City, tepatnya di sebuah ruangan sempit dengan sebuah kulkas terletak tepat di belakang mereka. Bibi mereka tak jarang juga turut terlihat dalam video, berjalan mondar-mandir di belakang kedua keponakannya. Di antara video-video yang telah diunggah ke YouTube, video lipsync lagu Wanna Be yang versi aslinya dibawakan oleh Spice Girls dan Marimar milik Thalia adalah yang paling populer. Dari video Marimar saja keduanya mampu memperoleh lebih dari 13 juta views.

Sampai awal tahun 2008, duo Obeso bersaudara ini mengunggah 22 video yang keseluruhannya menghasilkan total 7,12 juta views. Nama Moymoy Palaboy mulai dilirik media mainstream setelah ramai dibicarakan di dunia internet. Media massa baik cetak maupun elektronik bergantian memberitakan aksi gila keduanya di YouTube. Sama seperti duet Sinta-Jojo yang disebut-sebut sebagai selebriti dunia maya oleh media lokal, Moymoy Palaboy juga diberi sebutan serupa. Tapi, media Filipina lebih menyoroti aksi kocak keduanya sehingga memberi julukan komedian terlaris di YouTube.

Menuju Dunia Hiburan
Foto: mylot.com
Adegan di salah satu video Moymoy Palaboy.Setelah limpahan publikasi dari media, jalan menuju ke dunia hiburan mulai terbuka lebar bagi Moymoy Palaboy. Tanggal 27 Juni 2008 bisa jadi tanggal paling bersejarah bagi James dan Rodfil, sebab pada hari itu keduanya tampil di televisi untuk pertama kalinya. Tidak tanggung-tanggung, mereka didaulat mengisi acara Bubble Gang di stasiun televisi GMA Network yang merupakan acara komedi paling laris di Filipina. Semenjak itu wajah keduanya sering tampil di televisi setelah GMA Artist Center, manajemen artis di bawah koordinasi GMA Network, mengontrak mereka dan memberikan tempat permanen di acara Bubble Gang. Televisi GMA bahkan sempat membuat sebuah program dokumenter yang mengulas perjalanan James dan Rodfil dari YouTube ke dunia hiburan mainstream.

Selain di GMA Network, Moymoy Palaboy juga sempat tampil di MTV Filipina, dalam acara bertajuk MTV Campus Crashers. Tak lama berselang giliran MTV Asia yang menampilkan James dan Rodfil. Seiring dengan semakin menanjaknya nama Moymoy Palaboy di Filipina, program-program televisi yang mereka bintangi semakin banyak. Setelah Bubble Gang di GMA Network, ada pula acara SOP Rules—masih di GMA, lalu All My Life di mana mereka berperan sebagai Toto dan Caloy, kemudian acara Party Pilipinas, dan Diva di mana mereka memerankan diri sendiri.

Melengkapi semua itu, Moymoy Palaboy turut dilibatkan dalam sebuah film berjudul Dayo: Sa Mundo ng Elementalia. Lagu mereka, Kapit, menjadi salah satu lagu dalam album soundtrack film yang dirilis tahun 2008 tersebut. Puncaknya, perusahaan rekaman Sony BMG menggandeng James dan Rodfil untuk menggarap sejumlah album. Maret 2009, album pertama Moymoy Palaboy resmi dirilis ke publik, menjadikan dua kakak-adik tersebut sebagai pengguna YouTube pertama di Filipina yang menjadi artis. Lagu berjudul Lumayo Ka Man sa Laklak menjadi andalan dalam album yang diberi titel Uploaded itu, sebuah lagu parodi di mana lirik lagu Laklak milik grup The Teeth dinyanyikan dalam nada lagu klasik Lumayo Ka Man Sa Akin yang pertama kali dinyanyikan oleh Rodel Naval. Karena itulah lagu tersebut diberi judul Lumayo Ka Man sa Laklak, gabungan dari Lumayo Ka Man Sa Akin dan Laklak.

Meskipun sama-sama memasuki dunia hiburan setelah mengunggah beberapa video lipsync di YouTube sebagaimana Sinta dan Jojo, namun Momoy Palaboy sebelumnya memang memiliki latar belakang penyanyi. James adalah vokalis grup band Pasionista, dan sempat melakukan tur ke luar negeri bersama band tersebut. Sebelum menjadi vokalis Pasionista, ia bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan cepat saji. Suatu hari ia mengikuti audisi penyanyi Star in a Million yang diadakan oleh stasiun televisi ABS-CBN. Dalam satu kesempatan ketika mengikuti rangkaian audisi, ia melihat Christian Bautista. Tanpa ragu-ragu didekatinya penyanyi muda Filipina itu untuk meminta nasihat dan petunjuk. Sayang, James gagal dalam audisi tersebut.

Lain halnya dengan Rodfil. Sang adik yang berselisih dua tahun dengan kakaknya ini memang gemar bernyanyi, tapi ia lebih suka bermain games komputer. Setelah menyelesaikan pendidikan singkat di Polytechnic University of the Philippines, ia bekerja sebagai sales representative di Philippine Long Distance Telephone Company (PLDT). Sedangkan James memilih drop out dari pendidikan broadcasting-nya di universitas yang sama untuk bekerja. James dan Rodfil memang harus bekerja keras demi membantu ibu mereka yang terserang kanker payudara. Sayang, nyawa sang ibu tak bisa diselamatkan dan meninggal dunia tahun 2006. Sejak itu kedua kakak-adik ini tinggal bersama bibi mereka, Benny Obeso, yang lebih sering dipanggil Mama Auntie.

Kini, James dan Rodfil tak perlu lagi bekerja kasar sebagai pramusaji restoran cepat saji maupun sales representative. Hari-hari mereka sekarang penuh dengan jadwal syuting dari satu stasiun televisi ke stasiun televisi lainnya, dari satu acara ke acara lainnya, dan jika sempat melakukan tur ke luar kota. Nasib mereka berubah berkat YouTube, berkat internet. Mungkin beda-beda tipislah dengan si Oji yang video
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2011 09:10

November 27, 2011

Kisah Dua Bocah Inggris Jadi Bintang Gara-gara Video YouTube

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.

Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Harry dan Charlie Davies-Carr, dua bocah asal Inggris yang kemudian jadi terkenal sekolong jagat karena video sederhana yang diunggah ayah mereka ke YouTube.



VIDEO tersebut hanya berdurasi 55 detik, tidak sampai semenit. Isinya pun boleh dibilang sepele, adegan dua kakak-adik duduk berjajar di atas sofa, lalu sang adik menggigit tangan kakaknya. Siapa sangka jika video sederhana ini menjadi hit di YouTube, dan memperoleh banyak publikasi dari media massa baik elektronik maupun cetak. Time.com bahkan menempatkan video ini di peringkat pertama dalam daftar YouTube's 50 Best Videos 2010 yang dirilis pertengahan 2010.

Charlie Bit My Finger – Again! , demikian judul video fenomenal tersebut. Sampai dengan Juli 2010, video ini telah ditonton lebih dari 214 juta kali, sebuah angka yang sangat mencengangkan untuk sebuah video keluarga. Bukan hanya pengguna internet yang dibuat tercengang, pemilik video inipun tidak menyangka kalau video pendek itu bakal disukai banyak orang. Selain menjadi nomor satu dalam daftar 50 video terbaik YouTube tahun 2010 versi Time.com, video ini juga menjadi video terlaris ketiga di YouTube per Juli 2010, di bawah video klip Baby milik Justin Bieber dan video klip Bad Romance-nya Lady Gaga.

Video untuk Kakek
Foto: businessinsider.com
Keluarga Davies-Carr. Harry (tengah) dan Charlie (dipangku sang ayah) sudah besar-besar.Video ini pertama kali diunggah ke YouTube oleh Howard Davies-Carr, seorang warga Inggris, Mei 2007. Idenya cukup sederhana, mendudukkan kedua anaknya berpangkuan di sebuah sofa, dan semuanya terjadi secara alamiah tanpa direncanakan sama sekali. Harry yang saat itu berusia 3,5 tahun mengusili adiknya Charlie, 1 tahun, dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut sang adik. Refleks, Charlie kecil menggigit jari sang kakak. Harry menjerit-jerit kesakitan, namun di ujung video kedua balita tersebut tampak tertawa bahagia.

Saat menyaksikan adegan Charlie menggigit jari Harry di LCD kameranya, Howard tidak melihat ada yang spesial dari momen itu. Namun, ketika ia memindahkan video dari kamera ke komputernya beberapa pekan kemudian, barulah ia sadar kalau video tersebut lucu. Menurut harian The Vancouver Sun, bagian paling lucu dari video itu adalah wajah Charlie setelah menggigit jari kakaknya, ia seolah-olah tahu apa yang baru saja ia lakukan dan itu terlihat dari senyum lebarnya.

Howard merekam video tersebut untuk dikirimkan kepada ayahnya, alias kakek Harry dan Charlie, yang saat itu tinggal di AS. Ia mengunggahnya ke YouTube dan memberitahukan link video tersebut kepada ayahnya. Karena hanya ayahnya yang tahu, video tersebut hanya mempunyai sedikit penonton di awal-awal. Tapi, beberapa waktu kemudian jumlah penontonnya semakin banyak, mencapai 20 views per hari atau 600 views sebulan. Ternyata itu belum seberapa, karena angka tersebut terus merangkak naik. Awal Februari 2008, jumlah penonton menjadi 2,6 juta dan meningkat lebih dari lima kali lipat pada bulan Maret 2008, menjadi 12 juta views. Peningkatan ini semakin drastis, sampai menyentuh angka 65 juta views pada Desember 2008.

Sejak itulah media mulai mengangkat kisah video fenomenal ini. Mulai dari koran lokal di Britania Raya seperti The Sun, The Telegraph, Daily Mail, The Guardian, dan The Glasgow Herald (Skotlandia); koran lokal di negara-negara lain seperti The Vancouver Sun di Kanada, The Sydney Morning Herald (Australia), Pittsburgh Post-Gazette (Pittsburgh, AS), serta media-media papan atas dunia seperti Time, CNN, juga The Wallstreet Journal. Sejumlah televisi Inggris tak mau ketinggalan, dan mengundang Harry dan Charlie beserta kedua orangtuanya dalam program mereka.

Jadi Video Terpopuler di YouTube
Ilustrasi: YouTube.com
Cuplikan adegan dalam video Charlie Bit My Finger di YouTube.April 2009, video Charlie menggigit jari Harry mencatat 92 juta views, menjadikannya video kedua yang paling banyak dilihat di YouTube pada Agustus 2009. Dua bulan berselang, Charlie Bit My Finger – Again! naik ke posisi pertama dan menjadi video yang paling banyak dilihat ketika menggeser video terlaris YouTube sebelumnya, Evolution of Dance. November 2009, jumlah penontonnya meningkat menjadi 130 juta. Selain menjadi video yang paling banyak ditonton, video ini juga menjadi video paling favorit, dan video yang paling banyak dibicarakan di kalangan pengguna internet di daratan Britania.

Mei 2009, sebuah laporan yang dibuat oleh Visible Measures menyatakan bahwa video Charlie Bit My Finger – Again! merupakan video kelima belas dalam daftar video yang paling sering dilihat sepanjang sejarah internet. Pemeringkatan ini melibatkan seluruh video dalam 150 situs video sharing di seluruh dunia. Sebagai buntut dari popularitas tersebut, sejumlah member YouTube lain mengunggah ulang video ini. Ada yang mengunggah ulang mentah-mentah dengan hanya mengganti judul, ada juga yang secara kreatif menjadikannya sebagai musik remiks. Konyolnya, video-video hasil pengunggahan ulang tersebut juga bisa meraup banyak penonton sebagaimana video asli. Salah satu video tersebut bahkan memperoleh lebih dari enam juta views.

Sukses video Charlie Bit My Finger – Again! membuat Harry dan Charlie berubah, dari dua balita biasa menjadi sepasang bintang top. Keduanya kini memiliki blog pribadi yang dikunjungi ratusan orang setiap hari. Mereka juga mempunyai seri video, kaus Charlie Bit My Finger, dan kalender edisi terbatas yang dijual sebagai suvenir kepada para fan di seluruh penjuru dunia. Padahal, menurut Shelley Davies-Carr, ibu Harry dan Charlie, kedua anaknya merasa malu setiap kali melihat video mereka ditayangkan di televisi.

Foto: lifestyleasia.com
Kaos ini terinspirasi video CharlieMenurut harian Daily Mail, klub penggemar Harry dan Charlie didirikan di sejumlah tempat di seluruh dunia. Sementara The Times menulis, pakar internet percaya keluarga Davies-Carr memperoleh setidaknya 100 ribu pound dari video tersebut. Penghasilan paling banyak diperkirakan berasal dari iklan yang ditampilkan dalam video. Sebuah artikel yang ditulis oleh Diana Ransom di The Wall Street Journal mengatakan bahwa Howard Davies-Carr tidak akan mau menyebutkan berapa banyak yang telah mereka dapatkan dari video Charlie Bit My Finger – Again!. Namun, Diana percaya penghasilan tersebut lebih dari cukup untuk membeli rumah baru.

Lihat, dua balita ingusan yang belum tahu apa-apa seperti Harry dan Charlie tiba-tiba saja menjadi bintang dan terkenal di mana-mana berkat YouTube. Mirip nasib si Oji yang video
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 27, 2011 09:10

November 26, 2011

Vonis HIV+ Ia Jadikan Motivasi Mengejar Prestasi

Oleh: Eko Nurhuda, di Pemalang (Jawa Tengah)

BAGI kebanyakan orang, divonis mengidap HIV seperti kiamat. Hidup seolah tak berarti lagi, semangat dan harapan hidup pun melayang. Kondisi bertambah buruk ketika lingkungan, bahkan keluarga sendiri, bersikap antipati dan mengucilkan.

Itu juga yang dirasakan Derajat Ginanjar Koesmayadi sewaktu dinyatakan HIV+ pada tahun 2000 lalu. Ia sempat tak percaya, bahkan menganggap tes tersebut salah. Namun ternyata tes yang ia ikuti tidak salah, ia memang sudah terjangkit HIV. Kontan ia terkejut, keluarganya juga shock. Untung saja eks pecandu narkoba jenis suntikan ini segera bangkit dari penyesalan.

Alih-alih terus menyesali nasib, lelaki kelahiran 13 Juli 1980 ini malah menjadikan vonis HIV+ sebagai momentum baginya untuk meningkatkan kualitas hidup. Ia jadikan HIV yang mengendap di tubuhnya sebagai pemicu dan pemacu semangat untuk memperbaiki kehidupannya agar lebih dihargai orang lain. Ia tak menyerah meski HIV terus menggerogoti sistem kekebalan tubuhnya. Ia tetap melawan dan berbuat sesuatu demi hidup yang lebih baik.

Inilah kisah penuh inspirasi dari seorang ODHA dengan sederet prestasi internasional.

Mendirikan Rumah Cemara
Foto: youthnight.org
Ginanjar KoesmayadiTiga tahun setelah divonis positif mengidap HIV, lajang yang biasa dipanggil Ginan ini mendirikan Rumah Cemara, sebuah komunitas khusus bagi eks pecandu dan penderita HIV. Ia bersama empat temannya menjadi pionir komunitas ini. Ide pendirian komunitas kaum marjinal ini adalah pengalaman mereka sendiri, yang membuat mereka berkesimpulan bahwa tidak ada tempat yang aman, nyaman, serta kondusif bagi ODHA dan eks pengguna NAPZA untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Ya, sudah menjadi rahasia umum jika ODHA dan pengguna NAPZA, sekalipun sudah berstatus eks, mendapat stigma negatif serta perlakuan diskriminatif dari masyarakat. Dengan perlakuan seperti itu, bagaimana mungkin mereka bisa berkarya? Demikian pikir Ginan dan keempat rekannya. Karena itulah Rumah Cemara didirikan sebagai ajang kumpul-kumpul untuk curhat, berbagi pengalaman, dan saling menguatkan diantara anggotanya.

Visi Rumah Cemara adalah menjadi wadah yang positif untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA dan eks pecandu, baik secara fisik, sosial, terutama juga psikis dan spiritual. Dari sana, komunitas ini ternyata berkembang menjadi sebuah organisasi sosial yang bergerak di bidang pendampingan ODHA dan eks pemakai NAPZA. Tak cuma mendampingi, Ginan dan rekan-rekannya di Rumah Cemara juga memberdayakan anggota-anggotanya.

Berbagai kegiatan diadakan Ginan bersama Rumah Cemara, diantaranya membentuk klub futsal. Klub ini menggelar latihan secara rutin. Tak sekedar menyehatkan fisik, latihan ini juga membuat jiwa pemain lebih sehat. Menurut beberapa referensi yang ia baca, Ginan mendapat info jika HIV sulit berkembang jika kondisi fisik dan kejiwaan penderitanya selalu sehat.

Menghapus Stigma dengan Futsal
Foto: flickr
Ginan, pelopor kampanye HIV/AIDS melalui futsal.Dari sekedar berlatih, klub futsal Rumah Cemara lantas memberanikan diri beruji coba dengan klub lain. Niat awalnya sekedar berlatih tanding. Kemudian Ginan melihat peluang bahwa futsal dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk membangun komunikasi dan hubungan sosial yang sehat antara ODHA dan eks pecandu dengan masyarakat. Dengan demikian diharapkan stigma negatif yang dilekatkan masyarakat pada mereka perlahan-lahan dapat dihilangkan.

Latihan dan uji coba dengan klub futsal lain kini tak sekedar untuk menyehatkan fisik dan psikis, tapi mengemban misi yang lebih luas. Ginan bersama Rumah Cemara menjadikan futsal sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada masyarakat, sekaligus memberikan informasi yang benar mengenai HIV/AIDS. Caranya sederhana. Setiap habis berlatih tanding, lawan diundang ke Rumah Cemara. Di sanalah Ginan, dkk. menjelaskan tentang seluk-beluk HIV/AIDS, dan bagaimana masyarakat seharusnya bersikap terhadap penderita HIV/AIDS.

Ide Ginan berjalan mulus. Misi menyebar-luaskan informasi yang benar seputar HIV/AIDS melalui futsal sukses besar. Masyarakat, terutama lingkungan sekitar Rumah Cemara berada, tak lagi memandang sebelah mata pada penderita HIV/AIDS. Stigma negatif bahwa penderita HIV/AIDS dan pengguna narkoba adalah orang-orang tidak bermoral, pelan-pelan terhapus.

Ketika Badan Narkotika Nasional (BNN) menyelenggarakan kompetisi sepak bola tingkat nasional, Rumah Cemara tak mau ketinggalan. Hebatnya, tim Rumah Cemara sukses merebut gelar dua kali berturut-turut, yakni di tahun 2009 dan 2010. Nama Rumah Cemara pun semakin dikenal masyarakat. Dukungan kepada Ginan, dkk. bertambah, baik materil maupun moril.

Mendapat Penghargaan Internasional
Melihat betapa futsal sangat membantu usahanya membuka komunikasi dengan masyarakat, Ginan lantas menyusun sebuah proposal yang diikut-sertakan pada ajang Ashoka Fellowship 2010. Ini ajang adu ide tingkat global yang diperuntukkan bagi para pegiat kewirausahaan sosial (social entrepreneur). Salah satu program dalam ajang yang disponsori Nike International ini bertajuk Changing Life Through Football. Ke program inilah proposal Ginan ditujukan.

Mengejutkan! Setelah melalui seleksi ketat dan bersaing dengan ratusan proposal dari seluruh dunia, proposal yang diajukan Ginan masuk babak final. Di fase ini penilaiannya ditentukan dengan sistem voting online. Berkat dukungan para sahabatnya se-Indonesia, proposal Rumah Cemara terpilih sebagai pemenang.
Tentu saja kemenangan ini membuat seluruh anggota Rumah Cemara senang bukan kepalang. Inilah penghargaan internasional pertama bagi mereka. Penghargaan yang semakin menebalkan keyakinan Ginan, dkk. bahwa berstatus penderita HIV/AIDS bukanlah akhir dari segalanya. ODHA juga bisa berkarya, sama seperti mereka yang normal.

Kesuksesan di Ashoka Fellowship membuat tim futsal Rumah Cemara diundang mengikuti ajang Homeless World Cup (HWC) 2010 di Rio de Janeiro, Brazil. Ini merupakan kompetisi street soccer, sepak bola 4 lawan 4, tingkat dunia khusus bagi kaum marjinal. Tunawisma, penderita HIV/AIDS, eks pecandu narkoba, dan golongan terpinggirkan lain bisa turut serta di ajang ini mewakili negaranya. Nah, tahun 2010 Ginan, dkk. terpilih mewakili Indonesia. Sayang, persoalan dana serta kurangnya dukungan dari masyarakat dan pemerintah membuat tim Rumah Cemara tak bisa berangkat ke Brazil.

Rumah Cemara kembali mendapat undangan untuk mengikuti Homeless World Cup 2011 yang diadakan di Paris, Prancis. Tak mau kembali gagal berangkat, Ginan, dkk. bahkan sudah menggalang dana untuk ongkos ke Paris sejak setahun sebelumnya. Beragam cara mereka lakukan. Mulai dari berjualan merchandise, membuat gerakan pengumpulan koin, sampai mengadakan roadshow ke beberapa kampus di Bandung. Selain berusaha, segenap anggota Rumah Cemara tak lupa berdoa agar keinginan mereka mengikuti HWC 2011 terkabul. Ginan bahkan sampai bernazar akan jalan kaki ke Jakarta jika bisa berangkat ke Paris.

Vini, Vidi, Vici
Foto: homelessworldcup.org
Ginan di Paris, meraih gelar Pemain Terbaik.Kerasnya upaya Rumah Cemara membuat sejumlah pihak tergerak membantu. Bantuan dari pihak swasta dan Kementerian Pemuda dan Olahraga memastikan keberangkatan Ginan, dkk. ke Paris. Ginan menepati janjinya. Ia pun berjalan kaki dari Bandung ke Jakarta. Aksi long march ini dilaksanakan 6-8 Agustus 2011, dan mendapat perhatian luas dari media serta masyarakat.

Tim Rumah Cemara yang terdiri dari delapan pemain--empat diantaranya ODHA, pelatih, dan manajer berangkat ke Paris 18 Agustus 2011. Even HWC 2011 sendiri berlangsung pada 21-30 Agustus 2011, di sebuah lapangan dadakan yang dibuat di bawah Menara Eiffel.

Kengototan tim Rumah Cemara berangkat ke Paris tidak sia-sia. Datang sebagai debutan dan sempat dipandang remeh, Ginan, dkk. justru tampil mengejutkan. Juara bertahan Skotlandia berhasil mereka kalahkan. Demikian juga tim-tim dari negara yang kualitas sepak bolanya jauh di atas Indonesia, seperti Irlandia, Denmark, Belanda, dan Italia. Hebatnya lagi, dari 12 kali bertanding tim Rumah Cemara tak sekalipun mendapat kartu kuning, apalagi kartu merah.

Atas penampilan mengesankannya itu tim Rumah Cemara mendapat gelar The Best New Comer Team. Pemberian gelar ini tak hanya karena Ginan, dkk. tak mendapat kartu satu pun selama bertanding. Sikap dan perilaku di luar lapangan juga menjadi bahan penilaian. Gelar tim terbaik ini semakin lengkap setelah Ginan dianugerahi gelar The Most Valuable Player alias pemain terbaik sepanjang turnamen. Tak heran bila segenap anggota Rumah Cemara bergembira meski timnya hanya menghuni peringkat enam di kompetisi tahunan tersebut.

Puaskah Ginan, dkk. dengan sederet prestasi ini? Belum. Mereka masih ingin terus berkarya menyumbangkan pemikiran dan tenaga bagi sesama. Tahun depan, Rumah Cemara akan menggelar League of Change, liga street soccer yang khusus ditujukan bagi kaum marjinal seperti mereka. Liga yang pendanaannya disokong Kedutaan Australia ini direncanakan mulai digelar Februari 2012, diikuti delapan tim dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.

Luar biasa! Apa yang dilakukan Ginan bersama Rumah Cemara sungguh inspiratif. Tak hanya bagi para ODHA dan pengguna NAPZA, tapi juga kita semua. Tak penting kita mengidap HIV/AIDS atau tidak, yang terpenting adalah karya dan sumbangsih kita pada bangsa.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 26, 2011 09:10