Eko Nurhuda's Blog, page 54
November 25, 2011
Norman Kamaru, Eks Polisi yang Jadi Penyanyi berkat YouTube
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Norman Kamaru, eks anggota Brimob Gorontalo yang kemudian jadi artis berkat video lipsync lagu India yang diunggahnya ke YouTube.
KALAU di era 1990-an dunia hiburan sempat dibuat takjub oleh seorang gubernur yang pandai menyanyi dangdut, awal 2011 lalu publik dibikin terkesan oleh seorang brigadir polisi bersuara merdu yang mahir menyanyikan lagu India.
Ya, dialah Norman Kamaru. Eks polisi Gorontalo berpangkat Brigadir Satu (Briptu) ini sempat mendominasi pemberitaan sepanjang April-Mei. Penyebabnya adalah sebuah video di YouTube berjudul Polisi Gorontalo Menggila. Dalam video berdurasi 6,5 menit itu Norman menyanyikan lagu Chaiya Chaiya milik aktor top India, Shah Rukh Khan, secara lipsync. Tak cuma bernyanyi, polisi muda ini juga berjoget India dengan penuh semangat. Ia sangat fasih menirukan gerakan-gerakan Shah Rukh Khan di video asli lagu tersebut.
Norman Kamaru, saat masih aktif berdinas di Brimob Gorontalo.Jika dulu Basofi Sudirman yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur populer dengan lagu Tidak Semua Laki-laki melalui televisi, Briptu Norman Kamaru populer dengan lagu Chaiya Chaiya melalui YouTube yang merupakan media alternatif. Toh, meski berlabel alternatif tetap saja YouTube mampu mengantar Norman ke puncak popularitas. Menjadikannya idola baru warga Gorontalo setelah .
Iseng Membawa Nikmat
Video Polisi Gorontalo Menggila pertama kali diunggah ke YouTube pada 29 Maret 2011. Isinya sebenarnya sederhana saja. Norman yang kala itu sedang piket di kantornya berusaha membunuh kejenuhan dengan bernyanyi lagu India. Kebetulan di handphone-nya banyak sekali tersimpan lagu India. Maklum, putra asli Gorontalo ini memang penggemar berat film-film Bolllywood.
Norman suka film India sejak kecil. Begitu sukanya pada film Bollywood, ia punya setumpuk VCD film-film India yang dikoleksi sejak masih duduk di bangku SMA, terutama yang dibintangi Shah Rukh Khan. Karena di film-film India banyak berisi lagu, secara otomatis Norman juga jadi suka lagu-lagu India. Ia bahkan hapal lagu-lagu mana saja yang ada di sebuah film. Pada setiap kesempatan, termasuk ketika sedang berdinas, ia selalu bersenandung lagu-lagu India. Kebetulan pula polisi muda ini dianugerahi suara bagus. Jadi, klop sudah.
Ketika teman piketnya asyik ber-SMS, Norman mengambil handphone dan memutar lagu Chaiya Chaiya. Tak cukup sampai di sana, ia lantas mengaktifkan kamera handphone tersebut, meletakkannya ke sudut ruangan di sebelah kanannya, lalu mulai berjoget-joget ala Shah Rukh Khan sambil menirukan lagu yang diputar. Teman piket di sebelahnya tampak hanya tersenyum-senyum saja melihat tingkah tersebut.
Video tersebut lalu diunggah ke YouTube. Dari hanya satu penonton, video itu menyebar dari mulut ke mulut, hingga kemudian jumlah penontonnya mencapai sejuta orang. Saat saya mengunjungi situs YouTube, angka penonton video Polisi Gorontalo Menggila tercatat sebanyak 2.517.725.
Diliput Media Nasional, dan Terkenal
Foto: Cuplikan video di YouTube
Aksi Norman Kamaru di video Polisi Gorontalo Menggila yang membuatnya top.Tak heran jika media mainstream dibuat tertarik dan lantas mengekspos video Norman. Sebut saja program acara Seputar Peristiwa di RCTI, yang sempat mengulas video ini di salah satu episodenya. Begitu juga stasiun televisi lain, dan tentu saja situs-situs berita di internet. Ramainya pemberitaan oleh media ini membuat video Polisi Gorontalo Menggila semakin terkenal, begitu juga dengan Norman Kamaru.
Setelah videonya jadi pusat pemberitaan media nasional, Norman diundang ke Jakarta. Ia direncanakan tinggal selama sepekan di ibu kota untuk memenuhi tawaran mengisi acara yang datang silih berganti dari hampir seluruh televisi swasta. Mulai dari menyanyi, wawancara, sampai menjadi bintang tamu dalam program talkshow.
Hari-harinya di Jakarta diisi dengan jadwal yang sangat padat. Dari satu stasiun televisi ia terus pindah ke stasiun televisi lain, dari satu program acara ke program berikutnya. Saking padatnya jadwal, Norman bahkan pernah harus mengisi acara di tiga stasiun televisi berbeda dalam sehari. Kesibukan yang jelas sangat berbeda jauh dengan rutinitasnya sebagai personel kepolisian.
Meski dirinya senang menyanyi dan menghibur orang banyak, kesibukan yang sedemikian padat tetap saja membuat Norman kelelahan. Kondisi tubuhnya sampai drop dibuatnya, sehingga ia diharuskan istirahat selama beberapa hari. Tapi berhubung ia terlanjur menerima sejumlah tawaran manggung, begitu kondisi tubuhnya membaik ia sudah harus tampil lagi. Dengan terus dikawal staf dari Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, ia kembali tampil di televisi. Lagu Chaiya Chaiya pun kembali terdengar dari bibir polisi muda ini.
Senangkah Norman dengan kepopuleran yang diterimanya? Tentu saja ia senang. Apalagi seiring dengan membanjirnya tawaran manggung dari sana-sini, isi kantongnya juga ikut dibanjiri rupiah. Selain itu, berkat popularitas ini ia juga memperoleh rejeki lain berupa dua unit sepeda motor, satu unit rumah di sebuah perumahan di Gorontalo, dan beasiswa program sarjana dari salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Bayangkan, semua itu ia peroleh berkat sebuah video sederhana di YouTube. Satu hal yang tak pernah dibayangkan siapapun, bahkan oleh pencipta YouTube sendiri. Apalagi oleh si Oji yang hidupnya jadi XLangkah Lebih Maju berkat video
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Norman Kamaru, eks anggota Brimob Gorontalo yang kemudian jadi artis berkat video lipsync lagu India yang diunggahnya ke YouTube.
KALAU di era 1990-an dunia hiburan sempat dibuat takjub oleh seorang gubernur yang pandai menyanyi dangdut, awal 2011 lalu publik dibikin terkesan oleh seorang brigadir polisi bersuara merdu yang mahir menyanyikan lagu India.
Ya, dialah Norman Kamaru. Eks polisi Gorontalo berpangkat Brigadir Satu (Briptu) ini sempat mendominasi pemberitaan sepanjang April-Mei. Penyebabnya adalah sebuah video di YouTube berjudul Polisi Gorontalo Menggila. Dalam video berdurasi 6,5 menit itu Norman menyanyikan lagu Chaiya Chaiya milik aktor top India, Shah Rukh Khan, secara lipsync. Tak cuma bernyanyi, polisi muda ini juga berjoget India dengan penuh semangat. Ia sangat fasih menirukan gerakan-gerakan Shah Rukh Khan di video asli lagu tersebut.
Norman Kamaru, saat masih aktif berdinas di Brimob Gorontalo.Jika dulu Basofi Sudirman yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur populer dengan lagu Tidak Semua Laki-laki melalui televisi, Briptu Norman Kamaru populer dengan lagu Chaiya Chaiya melalui YouTube yang merupakan media alternatif. Toh, meski berlabel alternatif tetap saja YouTube mampu mengantar Norman ke puncak popularitas. Menjadikannya idola baru warga Gorontalo setelah .Iseng Membawa Nikmat
Video Polisi Gorontalo Menggila pertama kali diunggah ke YouTube pada 29 Maret 2011. Isinya sebenarnya sederhana saja. Norman yang kala itu sedang piket di kantornya berusaha membunuh kejenuhan dengan bernyanyi lagu India. Kebetulan di handphone-nya banyak sekali tersimpan lagu India. Maklum, putra asli Gorontalo ini memang penggemar berat film-film Bolllywood.
Norman suka film India sejak kecil. Begitu sukanya pada film Bollywood, ia punya setumpuk VCD film-film India yang dikoleksi sejak masih duduk di bangku SMA, terutama yang dibintangi Shah Rukh Khan. Karena di film-film India banyak berisi lagu, secara otomatis Norman juga jadi suka lagu-lagu India. Ia bahkan hapal lagu-lagu mana saja yang ada di sebuah film. Pada setiap kesempatan, termasuk ketika sedang berdinas, ia selalu bersenandung lagu-lagu India. Kebetulan pula polisi muda ini dianugerahi suara bagus. Jadi, klop sudah.
Ketika teman piketnya asyik ber-SMS, Norman mengambil handphone dan memutar lagu Chaiya Chaiya. Tak cukup sampai di sana, ia lantas mengaktifkan kamera handphone tersebut, meletakkannya ke sudut ruangan di sebelah kanannya, lalu mulai berjoget-joget ala Shah Rukh Khan sambil menirukan lagu yang diputar. Teman piket di sebelahnya tampak hanya tersenyum-senyum saja melihat tingkah tersebut.
Video tersebut lalu diunggah ke YouTube. Dari hanya satu penonton, video itu menyebar dari mulut ke mulut, hingga kemudian jumlah penontonnya mencapai sejuta orang. Saat saya mengunjungi situs YouTube, angka penonton video Polisi Gorontalo Menggila tercatat sebanyak 2.517.725.
Diliput Media Nasional, dan Terkenal
Foto: Cuplikan video di YouTubeAksi Norman Kamaru di video Polisi Gorontalo Menggila yang membuatnya top.Tak heran jika media mainstream dibuat tertarik dan lantas mengekspos video Norman. Sebut saja program acara Seputar Peristiwa di RCTI, yang sempat mengulas video ini di salah satu episodenya. Begitu juga stasiun televisi lain, dan tentu saja situs-situs berita di internet. Ramainya pemberitaan oleh media ini membuat video Polisi Gorontalo Menggila semakin terkenal, begitu juga dengan Norman Kamaru.
Setelah videonya jadi pusat pemberitaan media nasional, Norman diundang ke Jakarta. Ia direncanakan tinggal selama sepekan di ibu kota untuk memenuhi tawaran mengisi acara yang datang silih berganti dari hampir seluruh televisi swasta. Mulai dari menyanyi, wawancara, sampai menjadi bintang tamu dalam program talkshow.
Hari-harinya di Jakarta diisi dengan jadwal yang sangat padat. Dari satu stasiun televisi ia terus pindah ke stasiun televisi lain, dari satu program acara ke program berikutnya. Saking padatnya jadwal, Norman bahkan pernah harus mengisi acara di tiga stasiun televisi berbeda dalam sehari. Kesibukan yang jelas sangat berbeda jauh dengan rutinitasnya sebagai personel kepolisian.
Meski dirinya senang menyanyi dan menghibur orang banyak, kesibukan yang sedemikian padat tetap saja membuat Norman kelelahan. Kondisi tubuhnya sampai drop dibuatnya, sehingga ia diharuskan istirahat selama beberapa hari. Tapi berhubung ia terlanjur menerima sejumlah tawaran manggung, begitu kondisi tubuhnya membaik ia sudah harus tampil lagi. Dengan terus dikawal staf dari Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, ia kembali tampil di televisi. Lagu Chaiya Chaiya pun kembali terdengar dari bibir polisi muda ini.
Senangkah Norman dengan kepopuleran yang diterimanya? Tentu saja ia senang. Apalagi seiring dengan membanjirnya tawaran manggung dari sana-sini, isi kantongnya juga ikut dibanjiri rupiah. Selain itu, berkat popularitas ini ia juga memperoleh rejeki lain berupa dua unit sepeda motor, satu unit rumah di sebuah perumahan di Gorontalo, dan beasiswa program sarjana dari salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Bayangkan, semua itu ia peroleh berkat sebuah video sederhana di YouTube. Satu hal yang tak pernah dibayangkan siapapun, bahkan oleh pencipta YouTube sendiri. Apalagi oleh si Oji yang hidupnya jadi XLangkah Lebih Maju berkat video
Published on November 25, 2011 09:10
November 24, 2011
Internet Mengubah Bona Paputungan dari Eks Napi jadi Penyanyi
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Bona Paputungan, eks napi asal Gorontalo yang terkenal berkat video lagu Andai Aku Gayus Tambunan yang diunggahnya ke YouTube.
MENJADI populer berkat YouTube dirasakan seorang mantan narapidana asal Gorontalo, Bona Paputungan. Dengan mengambil momen saat isu Gayus Halomoan Tambunan, eks pegawai pajak yang kemudian menjadi terpidana kasus penggelapan pajak dan pemalsuan paspor, sedang panas-panasnya dibicarakan media, Bona sukses melejit melalui YouTube.
Adalah lagu ciptaannya berjudul Andai Aku Gayus Tambunan yang membuat nama Bona dikenal luas se-Indonesia. Lagu yang ia gubah saat masih mendekam di balik kamar besi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Gorontalo itu berisi kritik sosial terhadap timpangnya perlakuan hukum di negeri ini.
Dalam lagunya pria kelahiran Gorontalo, 16 Maret 1978, ini secara lugas menyindir perlakuan yang diberikan aparat penegak hukum pada Gayus. Meski berstatus tahanan di Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua, eks pegawai negeri sipil Ditjen Pajak itu bisa bebas bepergian ke Bali, bahkan juga ke luar negeri. Sebagai mantan napi 'kelas ekonomi', tentu Bona tahu benar betapa susahnya hidup di penjara. Apa yang diterima Gayus jelas melukai perasaannya sebagai sesama warga negara yang taat hukum.
Foto: kapanlagi.com
Bona "Gayus" PaputunganMengutip kata pengamat musik Bens Leo, seperti dilansir Inilah.com, 17 Januari 2011, Andai Aku Gayus Tambunan sebenarnya hanya lagu biasa. Tapi karena membidik tema yang tepat dan aktual, lagu itupun jadi hits serta mendapat publikasi luas. Latar belakang Bona yang sempat mendekam di penjara selama hampir setahun menjadi nilai tambah pada kritik yang ia sampaikan.
Berkah di Balik Jeruji Besi
Sebelum 14 Januari 2011, Bona Paputungan hanyalah warga Gorontalo biasa. Kalaupun ada sesuatu yang 'tidak biasa' pada dirinya, itu adalah riwayat perkawinan dan kisahnya di penjara. Bona sempat dua kali menjadi duda sebelum menikahi Sarah Kudsasi, istrinya saat ini. Andai tak masuk penjara, bisa jadi ia pun sudah bercerai dengan Sarah. Saya bilang "bisa jadi" lho.
Bona masuk penjara pada 11 Maret 2010. Gara-garanya, saat tengah mabuk di malam tahun baru ia memukuli sang istri. Kakak iparnya yang tidak terima dengan perbuatan itu lantas melaporkannya ke polisi. Bona pun diciduk aparat, dituntut dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga, dan diputus bersalah oleh pengadilan. Vonis kurungan penjara membuatnya harus mendekam hingga 5 Januari 2011.
Beruntung Bona dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Meski sempat benci kepada istrinya yang ia anggap telah menjebloskannya ke penjara, ia masih dapat berpikir positif. Alih-alih menggerutu dan menyesali nasib, hari-harinya di penjara ia manfaatkan untuk ibadah dan menciptakan lagu.
Lagu Andai Aku Gayus Tambunan sendiri awalnya berjudul Kisah Hidupku. Lagu yang ditulis Bona pada 11 September 2010, sebulan sebelum ia bebas bersyarat, itu bercerita tentang suka-dukanya selama di penjara. Begitu berita kaburnya Gayus ke Bali menjadi headline media, ia pun mengganti beberapa bait dan reffrain lagu tersebut. Hasilnya, lagu ini jadi kental dengan kritik sosial sehingga lebih diterima publik sekaligus lebih cepat populer.
Baru tujuh bulan dipenjara, ayah tiga anak ini mendapat pembebasan bersyarat. Ia tak harus menunggu hingga 5 Januari, karena pada 7 Oktober 2010 sudah boleh menghirup udara bebas di luar penjara. Siapa sangka, pembebasan bersyarat itu ternyata merupakan awal baik bagi kelanjutan hidupnnya setelah bebas.
Lepas dari Penjara, Langsung Dapat Kontrak
Foto: cuplikan video di YouTube
Salah satu adegan video klip Andai Aku Gayus Tambunan di YouTube.Selepas dari bui, Bona didekati tim sukses anggota Dewan Perwakilan Daerah utusan Gorontalo, Elnino M Hussein Mohi. Lagu-lagu ciptaan Bona selama di penjara rupanya menarik minat tim sukses tersebut. Sebanyak 10 judul lagunya lantas dikontrak untuk direkam dalam album berjudul Kisah Nyata Narapidana. Selain Andai Aku Gayus Tambunan, album tersebut juga mengandalkan lagu Markus, Cobaan Hidup, Maafkan Aku Istriku, dan Demi Kehidupan. Tidak tanggung-tanggung, kesepuluh lagu dalam album itu dibuatkan video klip.
Rencananya, tim sukses Elnino hendak merilis album Bona tepat saat peringatan Hari Patriotik Rakyat Gorontalo pada 23 Januari 2011. Namun, 14 Januari 2011 video klip Andai Aku Gayus Tambunan diunggah seseorang ke YouTube. Entah bertujuan promosi atau apa, tapi hanya beberapa jam kemudian video tersebut langsung menjadi bahan pemberitaan di televisi nasional.
Tidak cukup sampai di situ, hari itu juga Metro TV langsung membawa Bona ke Jakarta untuk diwawancarai. Tak mau kalah, berikutnya giliran tvone yang memboyong pria asli Gorontalo ini ke studionya. Tiket dan akomodasi sudah disiapkan, tapi kemudian ada telepon yang mengancam Bona, membuatnya mengurungkan niat ke Jakarta demi alasan keamanan. Redaksi tvone rupanya tak kehilangan akal. Telepon berisi ancaman pembunuhan itu malah dijadikan bahan pemberitaan di sela-sela telewicara dengan Bona via telepon.
Dari Metro TV dan tvone , wajah Bona kemudian turut hadir pula di televisi lain. Selain diwawancarai dalam program berita, ia juga sempat beberapa kali menjadi bintang tamu dalam program talkshow. Tak berapa lama kemudian media cetak ikut mengekspos eks napi yang sekilas berwajah mirip Gayus Tambunan ini. Lagu Andai Aku Gayus Tambunan pun semakin dikenal luas.
Berbeda dengan Keong Racun yang mampu menyedot sejuta penonton dalam waktu kurang dari sebulan, video Andai Aku Gayus Tambunan baru ditonton sebanyak 530.157 kali selama lima bulan. Toh, hal itu tak memengaruhi popularitas Bona. Berkat lagu tersebut, dan juga YouTube tentu saja, ia memperoleh citra positif yang kontan memupus sisi hitam hidupnya sebagai mantan narapidana.
Kisah Bona rasanya sebelas-dua belas alias beda-beda tipis dengan cerita si Oji yang hidupnya XLangkah Lebih Maju gara-gara video
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Bona Paputungan, eks napi asal Gorontalo yang terkenal berkat video lagu Andai Aku Gayus Tambunan yang diunggahnya ke YouTube.
MENJADI populer berkat YouTube dirasakan seorang mantan narapidana asal Gorontalo, Bona Paputungan. Dengan mengambil momen saat isu Gayus Halomoan Tambunan, eks pegawai pajak yang kemudian menjadi terpidana kasus penggelapan pajak dan pemalsuan paspor, sedang panas-panasnya dibicarakan media, Bona sukses melejit melalui YouTube.
Adalah lagu ciptaannya berjudul Andai Aku Gayus Tambunan yang membuat nama Bona dikenal luas se-Indonesia. Lagu yang ia gubah saat masih mendekam di balik kamar besi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Gorontalo itu berisi kritik sosial terhadap timpangnya perlakuan hukum di negeri ini.
Dalam lagunya pria kelahiran Gorontalo, 16 Maret 1978, ini secara lugas menyindir perlakuan yang diberikan aparat penegak hukum pada Gayus. Meski berstatus tahanan di Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua, eks pegawai negeri sipil Ditjen Pajak itu bisa bebas bepergian ke Bali, bahkan juga ke luar negeri. Sebagai mantan napi 'kelas ekonomi', tentu Bona tahu benar betapa susahnya hidup di penjara. Apa yang diterima Gayus jelas melukai perasaannya sebagai sesama warga negara yang taat hukum.
Foto: kapanlagi.comBona "Gayus" PaputunganMengutip kata pengamat musik Bens Leo, seperti dilansir Inilah.com, 17 Januari 2011, Andai Aku Gayus Tambunan sebenarnya hanya lagu biasa. Tapi karena membidik tema yang tepat dan aktual, lagu itupun jadi hits serta mendapat publikasi luas. Latar belakang Bona yang sempat mendekam di penjara selama hampir setahun menjadi nilai tambah pada kritik yang ia sampaikan.
Berkah di Balik Jeruji Besi
Sebelum 14 Januari 2011, Bona Paputungan hanyalah warga Gorontalo biasa. Kalaupun ada sesuatu yang 'tidak biasa' pada dirinya, itu adalah riwayat perkawinan dan kisahnya di penjara. Bona sempat dua kali menjadi duda sebelum menikahi Sarah Kudsasi, istrinya saat ini. Andai tak masuk penjara, bisa jadi ia pun sudah bercerai dengan Sarah. Saya bilang "bisa jadi" lho.
Bona masuk penjara pada 11 Maret 2010. Gara-garanya, saat tengah mabuk di malam tahun baru ia memukuli sang istri. Kakak iparnya yang tidak terima dengan perbuatan itu lantas melaporkannya ke polisi. Bona pun diciduk aparat, dituntut dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga, dan diputus bersalah oleh pengadilan. Vonis kurungan penjara membuatnya harus mendekam hingga 5 Januari 2011.
Beruntung Bona dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Meski sempat benci kepada istrinya yang ia anggap telah menjebloskannya ke penjara, ia masih dapat berpikir positif. Alih-alih menggerutu dan menyesali nasib, hari-harinya di penjara ia manfaatkan untuk ibadah dan menciptakan lagu.
Lagu Andai Aku Gayus Tambunan sendiri awalnya berjudul Kisah Hidupku. Lagu yang ditulis Bona pada 11 September 2010, sebulan sebelum ia bebas bersyarat, itu bercerita tentang suka-dukanya selama di penjara. Begitu berita kaburnya Gayus ke Bali menjadi headline media, ia pun mengganti beberapa bait dan reffrain lagu tersebut. Hasilnya, lagu ini jadi kental dengan kritik sosial sehingga lebih diterima publik sekaligus lebih cepat populer.
Baru tujuh bulan dipenjara, ayah tiga anak ini mendapat pembebasan bersyarat. Ia tak harus menunggu hingga 5 Januari, karena pada 7 Oktober 2010 sudah boleh menghirup udara bebas di luar penjara. Siapa sangka, pembebasan bersyarat itu ternyata merupakan awal baik bagi kelanjutan hidupnnya setelah bebas.
Lepas dari Penjara, Langsung Dapat Kontrak
Foto: cuplikan video di YouTubeSalah satu adegan video klip Andai Aku Gayus Tambunan di YouTube.Selepas dari bui, Bona didekati tim sukses anggota Dewan Perwakilan Daerah utusan Gorontalo, Elnino M Hussein Mohi. Lagu-lagu ciptaan Bona selama di penjara rupanya menarik minat tim sukses tersebut. Sebanyak 10 judul lagunya lantas dikontrak untuk direkam dalam album berjudul Kisah Nyata Narapidana. Selain Andai Aku Gayus Tambunan, album tersebut juga mengandalkan lagu Markus, Cobaan Hidup, Maafkan Aku Istriku, dan Demi Kehidupan. Tidak tanggung-tanggung, kesepuluh lagu dalam album itu dibuatkan video klip.
Rencananya, tim sukses Elnino hendak merilis album Bona tepat saat peringatan Hari Patriotik Rakyat Gorontalo pada 23 Januari 2011. Namun, 14 Januari 2011 video klip Andai Aku Gayus Tambunan diunggah seseorang ke YouTube. Entah bertujuan promosi atau apa, tapi hanya beberapa jam kemudian video tersebut langsung menjadi bahan pemberitaan di televisi nasional.
Tidak cukup sampai di situ, hari itu juga Metro TV langsung membawa Bona ke Jakarta untuk diwawancarai. Tak mau kalah, berikutnya giliran tvone yang memboyong pria asli Gorontalo ini ke studionya. Tiket dan akomodasi sudah disiapkan, tapi kemudian ada telepon yang mengancam Bona, membuatnya mengurungkan niat ke Jakarta demi alasan keamanan. Redaksi tvone rupanya tak kehilangan akal. Telepon berisi ancaman pembunuhan itu malah dijadikan bahan pemberitaan di sela-sela telewicara dengan Bona via telepon.
Dari Metro TV dan tvone , wajah Bona kemudian turut hadir pula di televisi lain. Selain diwawancarai dalam program berita, ia juga sempat beberapa kali menjadi bintang tamu dalam program talkshow. Tak berapa lama kemudian media cetak ikut mengekspos eks napi yang sekilas berwajah mirip Gayus Tambunan ini. Lagu Andai Aku Gayus Tambunan pun semakin dikenal luas.
Berbeda dengan Keong Racun yang mampu menyedot sejuta penonton dalam waktu kurang dari sebulan, video Andai Aku Gayus Tambunan baru ditonton sebanyak 530.157 kali selama lima bulan. Toh, hal itu tak memengaruhi popularitas Bona. Berkat lagu tersebut, dan juga YouTube tentu saja, ia memperoleh citra positif yang kontan memupus sisi hitam hidupnya sebagai mantan narapidana.
Kisah Bona rasanya sebelas-dua belas alias beda-beda tipis dengan cerita si Oji yang hidupnya XLangkah Lebih Maju gara-gara video
Published on November 24, 2011 09:10
November 23, 2011
Udin Mendunia Berkat Internet
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Sualuddin, mahasiswa asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang kemudian lebih dikenal sebagai artis bernama Udin Sedunia berkat video lagu Udin Sedunia yang diunggahnya ke YouTube.
SETELAH mempopulerkan seorang 'biasa' bernama Bona Paputungan dari Gorontalo, YouTube juga membuat seorang mahasiswa asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), melejit dari bukan siapa-siapa menjadi artis ibukota.
Sualuddin, nama mahasiswa itu, tentu tidak menyangka jika Udin Sedunia, lagu kocak yang ia buat berdasarkan tebak-tebakan iseng di kampus, bakal menjadi lagu populer. Dibuatkan video klip pula! Dan, keajaiban itu mungkin ia peroleh berkat YouTube. Udin rasanya harus berterima kasih pada temannya yang mengunggah aksinya ke situs berbagi video paling populer sejagat tersebut.
Hanya Mahasiswa Biasa
Udin, internet membawa hoki untuk pemuda asli Lombok ini.Udin benar-benar mahasiswa biasa. Ia kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzawadi di Selong, Lombok Tengah. Saking biasanya, ia bahkan menunggak uang kuliah selama dua semester. Ketika videonya di YouTube tenar dan menarik perhatian seorang produser di Jakarta, ia juga tak punya cukup uang untuk ongkos ke Jakarta memenuhi undangan sang produser. Pendek kata, Udin benar-benar seorang nobody alias bukan siapa-siapa, sampai kemudian videonya di YouTube mengangkatnya menjadi seorang artis nasional.
Dibandingkan Sinta-Jojo yang videonya ditonton hingga jutaan kali dalam waktu hanya sebulan, Udin jelas kalah populer. Tapi, peruntungan pemuda kelahiran Lombok Tengah, 31 Desember 1985, ini tak kalah dari Sinta-Jojo. Bila duo gadis Bandung itu baru rekaman beberapa bulan setelah videonya menjadi buah bibir, lagu Udin malah langsung dibuatkan video klip begitu dia datang ke Jakarta.
Satu persamaan Udin dengan Sinta-Jojo, nasib baik mereka diawali dari sebuah video iseng di YouTube. Hebatnya, jika Sinta-Jojo sempat mengunggah banyak video sebelum akhirnya mencuri perhatian publik dengan video Keong Racun, Udin hanya punya dua video di situs yang saham mayoritasnya dimiliki Google tersebut. Itupun dua-duanya diunggah oleh temannya.
Kekuatan Udin terletak pada lirik lagunya yang kocak. Siapapun yang mendengar lagu Udin Sedunia dijamin tertawa terbahak-bahak, atau minimal mengulum senyum. Lagu ini juga easy listening, dan yang jelas mudah dihapal karena sangat sederhana. Siapa sangka jika seluruh faktor minimalis itulah yang menjadi kekuatan lagu tersebut, membuatnya masuk major label dan tayang di televisi hanya dalam hitungan dua bulan sejak pertama kali diunggah ke YouTube pada Januari 2011 lalu.
Dari Tebak-tebakan Menjadi Lagu, dan Populer!
Video Udin di YouTube.Lagu Udin Sedunia dibuat Udin berdasarkan tebak-tebakan dengan teman-teman karibnya semasa jeda kuliah. Sebagaimana wilayah berkultur Islam lain di Indonesia, di Lombok Tengah tempat Udin tinggal ada banyak orang bernama Udin. Seperti halnya nama Eko di kalangan masyarakat Jawa, atau Asep di lingkungan suku Sunda. Biasanya nama tersebut adalah panggilan dari nama lengkap berbahasa Arab seperti Nazaruddin, Syamsuddin, Alauddin, atau Sualuddin.
Sebagai salah satu orang bernama Udin, teman-teman kampus Udin kerap mengolok-oloknya. Olok-olok itu lantas menjadi tebak-tebakan kocak. "Udin yang rajin ke masjid siapa?", "Udin yang suka di kamar siapa?", dan seterusnya. Selang tiga tahun sejak masa itu, yakni pada tahun 2009, Udin pun merangkai-rangkai aneka macam nama Udin itu untuk dijadikan sebuah lagu. Jadilah Udin Sedunia.
Lagu itu lantas ia perdengarkan ke teman-teman dan orang-orang di sekitarnya. Ternyata sambutannya bagus. Semua yang mendengar lagu tersebut dibuat tertawa terpingkal-pingkal. Salah seorang teman Udin kemudian merekam aksinya saat menyanyikan Udin Sedunia, dan diunggah ke YouTube pada 6 Januari 2011.
Mungkin karena kurang promosi, video pertama ini tak terlalu banyak ditonton. Hingga saat posting ini ditulis, angka penontonnya hanya sebanyak 126.001. Bisa jadi inilah yang menyebabkan teman Udin mengunggah video kedua pada 14 Januari 2011. Berbeda dengan video pertama, kali ini aksi Udin ditonton hingga 910.734 kali oleh pengguna YouTube, saat posting ini ditulis.
Memang angkanya hanya hampir sejuta, tidak sampai berjuta-juta seperti Keong Racun. Namun rupanya angka sebanyak itu sudah cukup untuk menarik perhatian produser Inbox, acara musik di stasiun televisi SCTV. Udin pun dihubungi, diminta datang ke Jakarta untuk tampil di program tersebut.
Jakarta, Udin Datang..!
Udin tentu saja girang bukan main. Seumur-umur ia tidak pernah membayangkan bakal ke Jakarta, apalagi untuk tampil di televisi. Sebagai seorang penghibur yang selama ini 'hanya' pentas di acara tujuh-belasan, pesta perkawinan, di panggung kampus, bahkan di jalanan saat ia masih menjadi pengamen, tampil di layar kaca jelas sebuah lompatan besar baginya. Apalagi ini skalanya nasional.
Namun, kegembiraan itu segera diikuti dengan kebingungan. Untuk ongkos ke Jakarta dari Lombok, Udin butuh uang yang baginya sangat banyak, jumlahnya hampir menyamai tunggakan SPP-nya di kampus. Sementara itu ia sama sekali tak punya uang, bagaimana bisa berangkat?
Beruntung Udin dikelilingi oleh tetangga yang baik hati. Mendengar kesulitan yang ia alami, tetangga berdatangan memberikan sumbangan secara sukarela. Besarnya bervariasi, dan setelah dihitung-hitung jumlahnya mencapai Rp 700 ribu. Angka yang lumayan, tapi masih kurang karena ia tak berangkat sendiri. Ewan, seorang penyiar radio di Lombok yang lantas bertindak sebagai manajer Udin, ikut mendampingi ke Jakarta.
Udin berusaha keras mencari tambahan uang. Tawaran menyanyi dari mana-mana ia ambil, tak peduli harus tampil tiap malam dan menempuh jarak jauh. Tapi berapalah honor seorang penyanyi di daerah seperti Lombok Tengah? Di tengah usaha keras itu, datang seorang donator yang bersedia menggenapi kekurangan ongkos Udin dan Ewan. Keduanya pun segera berangkat keesokan harinya.
Sesampainya di Jakarta, kesulitan lain muncul. Sebagai orang yang baru pertama kali berhubungan dengan dunia televisi, Udin dibuat bingung oleh birokrasi di studio SCTV. Baru sampai di meja resepsionis ia sudah disuruh pulang karena tidak tahu harus bertemu siapa. Setelah memakai jurus ngotot, akhirnya ia dan manajernya berhasil menemui produser yang mengundangnya. Itupun harus menunggu sampai magrib.
Muncul di Tivi, Jadi Artis
Salah satu adegan di video klip Udin.Begitulah, Udin kemudian muncul di layar televisi untuk pertama kalinya. Lagu Udin Sedunia pun terdengar ke seluruh Indonesia, membuatnya melesat cepat menjadi lagu populer yang digandrungi masyarakat. Melihat sambutan positif terhadap Udin, produser Inbox menjadikan pemuda Lombok itu sebagai co-host bersama-sama Ivan Gunawan dan Astrid Tiar yang jauh lebih dulu membawakan acara tersebut.
Keberuntungan Udin bertambah ketika ia dipercaya menjadi salah satu pemain sinetron Calon Bini. Di sinetron yang tokoh utamanya diperankan aktor top Vino G. Bastian ini ia dikontrak sepanjang 208 episode. Dengan honor Rp 1,5 juta per episode, total dari sinetron ini saja isi kantung Udin bertambah sebanyak Rp 312 juta. Jumlah yang tentunya sangat besar untuk seorang sederhana seperti Udin.
Satu hal yang patut dicontoh dari Udin, meski mengalami loncatan karir demikian luar biasa ia tetap rendah hati. Ia merasa dirinya belum pantas dibilang sukses. Ia bahkan menolak disamakan dengan Sinta-Jojo yang lebih dulu populer berkat YouTube. Dengan bijak ia mengibaratkan dirinya sebagai gelas yang hanya terisi setengah, sehingga masih bisa diisi lebih banyak air.
"Saya selalu merasa seperti gelas setengah penuh. Artinya selalu siap menerima masukan, tidak merasa sempurna, dan tidak egois, bisa diisi. Kalau penuh, kita egois." Demikian kata Udin ketika diwawancarai wartawan, seperti dilansir dari Inilah.com, 20 Maret 2011.
Sikap rendah hati ini pula yang membuatnya tak merancang angan-angan mewah menyusul berlimpahnya rejeki yang ia terima. Melunasi uang kuliah, membangun rumah, dan memberangkatkan orang tuanya berhaji ke Tanah Suci, itulah tiga impian utama Udin saat ditanya apa yang akan ia lakukan dengan honornya. Sungguh sebuah impian sederhana. Ia tidak menyebut mobil, tidak juga benda-benda mewah lainnya.
Setelah sukses dengan Udin Sedunia, Udin berancang-ancang meluncurkan lagu-lagu ciptaannya yang lain. Ia mengklaim sudah mempunyai tabungan 200 lagu, tinggal dipilah-pilah mana yang sekiranya layak masuk dapur rekaman. Jadi, kita tunggu saja karya-karya Udin selanjutnya.
Bagaimana dengan si Oji? Apa yang akan dilakukannya setelah
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Sualuddin, mahasiswa asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang kemudian lebih dikenal sebagai artis bernama Udin Sedunia berkat video lagu Udin Sedunia yang diunggahnya ke YouTube.
SETELAH mempopulerkan seorang 'biasa' bernama Bona Paputungan dari Gorontalo, YouTube juga membuat seorang mahasiswa asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), melejit dari bukan siapa-siapa menjadi artis ibukota.
Sualuddin, nama mahasiswa itu, tentu tidak menyangka jika Udin Sedunia, lagu kocak yang ia buat berdasarkan tebak-tebakan iseng di kampus, bakal menjadi lagu populer. Dibuatkan video klip pula! Dan, keajaiban itu mungkin ia peroleh berkat YouTube. Udin rasanya harus berterima kasih pada temannya yang mengunggah aksinya ke situs berbagi video paling populer sejagat tersebut.
Hanya Mahasiswa Biasa
Udin, internet membawa hoki untuk pemuda asli Lombok ini.Udin benar-benar mahasiswa biasa. Ia kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzawadi di Selong, Lombok Tengah. Saking biasanya, ia bahkan menunggak uang kuliah selama dua semester. Ketika videonya di YouTube tenar dan menarik perhatian seorang produser di Jakarta, ia juga tak punya cukup uang untuk ongkos ke Jakarta memenuhi undangan sang produser. Pendek kata, Udin benar-benar seorang nobody alias bukan siapa-siapa, sampai kemudian videonya di YouTube mengangkatnya menjadi seorang artis nasional.Dibandingkan Sinta-Jojo yang videonya ditonton hingga jutaan kali dalam waktu hanya sebulan, Udin jelas kalah populer. Tapi, peruntungan pemuda kelahiran Lombok Tengah, 31 Desember 1985, ini tak kalah dari Sinta-Jojo. Bila duo gadis Bandung itu baru rekaman beberapa bulan setelah videonya menjadi buah bibir, lagu Udin malah langsung dibuatkan video klip begitu dia datang ke Jakarta.
Satu persamaan Udin dengan Sinta-Jojo, nasib baik mereka diawali dari sebuah video iseng di YouTube. Hebatnya, jika Sinta-Jojo sempat mengunggah banyak video sebelum akhirnya mencuri perhatian publik dengan video Keong Racun, Udin hanya punya dua video di situs yang saham mayoritasnya dimiliki Google tersebut. Itupun dua-duanya diunggah oleh temannya.
Kekuatan Udin terletak pada lirik lagunya yang kocak. Siapapun yang mendengar lagu Udin Sedunia dijamin tertawa terbahak-bahak, atau minimal mengulum senyum. Lagu ini juga easy listening, dan yang jelas mudah dihapal karena sangat sederhana. Siapa sangka jika seluruh faktor minimalis itulah yang menjadi kekuatan lagu tersebut, membuatnya masuk major label dan tayang di televisi hanya dalam hitungan dua bulan sejak pertama kali diunggah ke YouTube pada Januari 2011 lalu.
Dari Tebak-tebakan Menjadi Lagu, dan Populer!
Video Udin di YouTube.Lagu Udin Sedunia dibuat Udin berdasarkan tebak-tebakan dengan teman-teman karibnya semasa jeda kuliah. Sebagaimana wilayah berkultur Islam lain di Indonesia, di Lombok Tengah tempat Udin tinggal ada banyak orang bernama Udin. Seperti halnya nama Eko di kalangan masyarakat Jawa, atau Asep di lingkungan suku Sunda. Biasanya nama tersebut adalah panggilan dari nama lengkap berbahasa Arab seperti Nazaruddin, Syamsuddin, Alauddin, atau Sualuddin.Sebagai salah satu orang bernama Udin, teman-teman kampus Udin kerap mengolok-oloknya. Olok-olok itu lantas menjadi tebak-tebakan kocak. "Udin yang rajin ke masjid siapa?", "Udin yang suka di kamar siapa?", dan seterusnya. Selang tiga tahun sejak masa itu, yakni pada tahun 2009, Udin pun merangkai-rangkai aneka macam nama Udin itu untuk dijadikan sebuah lagu. Jadilah Udin Sedunia.
Lagu itu lantas ia perdengarkan ke teman-teman dan orang-orang di sekitarnya. Ternyata sambutannya bagus. Semua yang mendengar lagu tersebut dibuat tertawa terpingkal-pingkal. Salah seorang teman Udin kemudian merekam aksinya saat menyanyikan Udin Sedunia, dan diunggah ke YouTube pada 6 Januari 2011.
Mungkin karena kurang promosi, video pertama ini tak terlalu banyak ditonton. Hingga saat posting ini ditulis, angka penontonnya hanya sebanyak 126.001. Bisa jadi inilah yang menyebabkan teman Udin mengunggah video kedua pada 14 Januari 2011. Berbeda dengan video pertama, kali ini aksi Udin ditonton hingga 910.734 kali oleh pengguna YouTube, saat posting ini ditulis.
Memang angkanya hanya hampir sejuta, tidak sampai berjuta-juta seperti Keong Racun. Namun rupanya angka sebanyak itu sudah cukup untuk menarik perhatian produser Inbox, acara musik di stasiun televisi SCTV. Udin pun dihubungi, diminta datang ke Jakarta untuk tampil di program tersebut.
Jakarta, Udin Datang..!
Udin tentu saja girang bukan main. Seumur-umur ia tidak pernah membayangkan bakal ke Jakarta, apalagi untuk tampil di televisi. Sebagai seorang penghibur yang selama ini 'hanya' pentas di acara tujuh-belasan, pesta perkawinan, di panggung kampus, bahkan di jalanan saat ia masih menjadi pengamen, tampil di layar kaca jelas sebuah lompatan besar baginya. Apalagi ini skalanya nasional.
Namun, kegembiraan itu segera diikuti dengan kebingungan. Untuk ongkos ke Jakarta dari Lombok, Udin butuh uang yang baginya sangat banyak, jumlahnya hampir menyamai tunggakan SPP-nya di kampus. Sementara itu ia sama sekali tak punya uang, bagaimana bisa berangkat?
Beruntung Udin dikelilingi oleh tetangga yang baik hati. Mendengar kesulitan yang ia alami, tetangga berdatangan memberikan sumbangan secara sukarela. Besarnya bervariasi, dan setelah dihitung-hitung jumlahnya mencapai Rp 700 ribu. Angka yang lumayan, tapi masih kurang karena ia tak berangkat sendiri. Ewan, seorang penyiar radio di Lombok yang lantas bertindak sebagai manajer Udin, ikut mendampingi ke Jakarta.
Udin berusaha keras mencari tambahan uang. Tawaran menyanyi dari mana-mana ia ambil, tak peduli harus tampil tiap malam dan menempuh jarak jauh. Tapi berapalah honor seorang penyanyi di daerah seperti Lombok Tengah? Di tengah usaha keras itu, datang seorang donator yang bersedia menggenapi kekurangan ongkos Udin dan Ewan. Keduanya pun segera berangkat keesokan harinya.
Sesampainya di Jakarta, kesulitan lain muncul. Sebagai orang yang baru pertama kali berhubungan dengan dunia televisi, Udin dibuat bingung oleh birokrasi di studio SCTV. Baru sampai di meja resepsionis ia sudah disuruh pulang karena tidak tahu harus bertemu siapa. Setelah memakai jurus ngotot, akhirnya ia dan manajernya berhasil menemui produser yang mengundangnya. Itupun harus menunggu sampai magrib.
Muncul di Tivi, Jadi Artis
Salah satu adegan di video klip Udin.Begitulah, Udin kemudian muncul di layar televisi untuk pertama kalinya. Lagu Udin Sedunia pun terdengar ke seluruh Indonesia, membuatnya melesat cepat menjadi lagu populer yang digandrungi masyarakat. Melihat sambutan positif terhadap Udin, produser Inbox menjadikan pemuda Lombok itu sebagai co-host bersama-sama Ivan Gunawan dan Astrid Tiar yang jauh lebih dulu membawakan acara tersebut.Keberuntungan Udin bertambah ketika ia dipercaya menjadi salah satu pemain sinetron Calon Bini. Di sinetron yang tokoh utamanya diperankan aktor top Vino G. Bastian ini ia dikontrak sepanjang 208 episode. Dengan honor Rp 1,5 juta per episode, total dari sinetron ini saja isi kantung Udin bertambah sebanyak Rp 312 juta. Jumlah yang tentunya sangat besar untuk seorang sederhana seperti Udin.
Satu hal yang patut dicontoh dari Udin, meski mengalami loncatan karir demikian luar biasa ia tetap rendah hati. Ia merasa dirinya belum pantas dibilang sukses. Ia bahkan menolak disamakan dengan Sinta-Jojo yang lebih dulu populer berkat YouTube. Dengan bijak ia mengibaratkan dirinya sebagai gelas yang hanya terisi setengah, sehingga masih bisa diisi lebih banyak air.
"Saya selalu merasa seperti gelas setengah penuh. Artinya selalu siap menerima masukan, tidak merasa sempurna, dan tidak egois, bisa diisi. Kalau penuh, kita egois." Demikian kata Udin ketika diwawancarai wartawan, seperti dilansir dari Inilah.com, 20 Maret 2011.
Sikap rendah hati ini pula yang membuatnya tak merancang angan-angan mewah menyusul berlimpahnya rejeki yang ia terima. Melunasi uang kuliah, membangun rumah, dan memberangkatkan orang tuanya berhaji ke Tanah Suci, itulah tiga impian utama Udin saat ditanya apa yang akan ia lakukan dengan honornya. Sungguh sebuah impian sederhana. Ia tidak menyebut mobil, tidak juga benda-benda mewah lainnya.
Setelah sukses dengan Udin Sedunia, Udin berancang-ancang meluncurkan lagu-lagu ciptaannya yang lain. Ia mengklaim sudah mempunyai tabungan 200 lagu, tinggal dipilah-pilah mana yang sekiranya layak masuk dapur rekaman. Jadi, kita tunggu saja karya-karya Udin selanjutnya.
Bagaimana dengan si Oji? Apa yang akan dilakukannya setelah
Published on November 23, 2011 09:10
November 22, 2011
Sinta-Jojo, Jadi Artis berkat 'Keong Racun'
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Sinta dan Jojo, dua sahabat asal Bandung yang jadi penyanyi dan bintang iklan berkat video lipsync "Keong Racun" yang mereka unggah ke YouTube.
INILAH sosok yang, kalau boleh dibilang, 'menolong' trio Ariel Peterpan, Luna Maya, dan Cut Tari lepas dari sorotan media. Sebelumnya, masyarakat dipaksa menonton berita-berita seputar beredarnya video mesum ketiga selebriti tersebut. Hari demi hari hanya disuguhi siaran yang mengulas tertangkapnya Ariel, sikap tak kooperatif Luna terhadap aparat penegak hukum, dan derai tangis penyesalan Cut Tari di depan suaminya.
Memasuki Agustus 2010, media mulai menurunkan berita tentang sebuah video YouTube yang membuat pengunggahnya tenar. Ya, itulah Sinta dan Jovita, duo sahabat asal Bandung yang menjadi artis di dunia maya berkat video mereka menyanyikan lagu dangdut remiks berjudul Keong Racun secara lipsync di YouTube. Dibuat hanya dengan maksud untuk narsis dan ngeksis, video tersebut malah begitu populer sampai-sampai menjadi trending topic alias topik yang paling sering dibicarakan di Twitter selama empat hari berturut-turut. Padahal, di saat yang sama tengah marak-maraknya promosi film terbaru Leonardo Di Caprio, Inception. Leonardo terpaksa mengurut dada karena Inception hanya menempati posisi ketiga dalam trending topics Twitter, kalah dua strip dari Keong Racun.
Setelah Twitter, media-media asing lantas turut memberitakan video Keong Racun. Harian Independent yang berbasis di Inggris adalah salah satunya. Tak ayal lagi, Sinta dan Jojo jadi semakin populer. Dari selebriti dunia maya, kini mereka menjadi selebriti dunia nyata. Tawaran tampil di sampul depan majalah lantas datang, membuat mereka dikenal orang-orang yang tidak begitu akrab dengan internet. Lalu diikuti dengan tawaran menjadi bintang tamu dalam berbagai program acara televisi. Puncaknya (atau ini malah baru awalnya?), Sinta-Jojo meneken kontrak dengan Pangeran Cinta Manajemen, sebuah manajemen artis milik Charlie van Houten eks vokalis grup band ST 12, dan merilis lagu Tokek Belang.
Bukan Dongeng Cinderella
Video Keong Racun di YouTube.Kedengarannya seperti jalan cerita Cinderella dengan sepatu kaca, tapi begitulah nasib membawa arah hidup Sinta-Jojo. Dari hanya berstatus mahasiswi Universitas Pasundan, Bandung, sekarang mereka menjadi sepasang news maker. Apapun yang mereka lakukan selalu menjadi berita, selalu ditunggu publik. Bak seorang selebriti, para jurnalis infotainmen membuntuti kemana saja keduanya berjalan demi mengorek perkembangan terbaru dari sensasi Keong Racun yang mereka timbulkan.
Seperti diakui sendiri oleh Jojo dalam status Facebook-nya, mereka mengunggah video-video lipsync ke YouTube hanya untuk konsumsi mereka sendiri plus sejumlah teman dekat. Baik Sinta maupun Jojo sama sekali tidak menyangka video tersebut bakal ditonton begitu banyak orang dan menjadi sangat populer, tak hanya di dunia internet, tapi juga di media mainstream.
Begitulah. Setelah mengunggah video berisi aksi lipsync mereka menyanyikan Keong Racun, Sinta dan Jojo membagikan alamat URL videonya ke teman-teman dekat mereka melalui Facebook dan Twitter. Ini pulalah yang biasa mereka lakukan setelah mengunggah video lipsync lain sebelumnya. Namun, entah kenapa video Keong Racun kemudian disukai banyak orang. Jumlah penontonnya terus naik dari waktu ke waktu. Mulai dari 100 views, lalu meningkat menjadi 1.000 views, naik lagi menjadi 10.000 views, begitu seterusnya sampai kini mencapai jutaan penonton.
Dari Facebook dan Twitter, link video Keong Racun menyebar luas tak terkendali. Entah bagaimana ceritanya, video tersebut kemudian dibicarakan di Kaskus, forum online terbesar di Indonesia saat ini. Karena link videonya juga disertakan dalam thread yang membicarakan Keong Racun, berbondong-bondonglah anggota Kaskus menonton video tersebut di YouTube, menjadikan angka penontonnya melonjak tajam. Dan, ketika jumlah penontonnya menyentuh angka 100.000 views, media massa mulai ikut memperhatikan video ini.
Bermula dari pemberitaan di sebuah media online—waktu itu video Keong Racun baru ditonton sekitar 300.000 kali, media-media lain turut mengangkat kisah fenomenal video ini. Angka penonton Keong Racun terus menanjak naik, menjadi 500.000 views, lalu naik lagi menjadi 700.000 views dalam waktu tak begitu lama. Sampai akhirnya angka sejuta penonton dicapai hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Luar biasa!
Dari Dunia Maya ke Dunia Nyata
Jojo, di sampul depan majalah HaiAngka sejuta penonton tentu bukan jumlah sedikit. Sebagai perbandingan, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang saat ini masih menjadi stadion terbesar di Indonesia berkapasitas 87.000 penonton. Itu artinya, butuh lebih dari 11 buah stadion sekelas SUGBK untuk menampung seluruh penonton video Keong Racun milik Sinta-Jojo. Sampai di sini mungkin kita baru tahu betapa fantastisnya angka sejuta penonton untuk sebuah video di YouTube.
Pencapaian ini membuat nama Sinta-Jojo dilirik media cetak. Paras mereka yang rupawan lalu menghiasi sampul depan sebuah majalah, disusul sejumlah media lainnya. Tidak berhenti sampai di situ, televisi kemudian ikut mengangkat kisah kedua mahasiswi yang sudah bersahabat sejak lama itu. Dengan jangkauan yang jauh lebih luas, pemberitaan di televisi membuat nama Sinta-Jojo menasional. Laju popularitas keduanya semakin tak tertahan, peningkatan jumlah penonton video mereka juga semakin tak terbendung.
Setelah mendominasi pemberitaan di televisi selama beberapa waktu, selanjutnya Sinta-Jojo mulai memasuki dunia hiburan. Tawaran mengisi berbagai program acara televisi berdatangan. Trans, Corp. yang membawahi Trans TV dan Trans 7 tercatat paling sering mengundang serta mengekspos duo Keong Racun ini dalam program-programnya. Di salah satu episode kuis Missing Lyric di Trans TV, Sinta-Jojo menjadi peserta bersama Putri Penelope, duo yang sedang diorbitkan Charlie melalui Pangeran Cinta Manajemen. Lalu, program Di Balik Berita dan Insert Investigasi sempat membuat liputan khusus tentang fenomena video Keong Racun. Senin, 16 Agustus 2010, Sinta-Jojo bersama Putri Penelope dan Charlie menjadi bintang tamu presenter kondang Tukul Arwana di acara Bukan Empat Mata.
Kepopuleran video Keong Racun tentu saja bertambah. Bukan cuma jumlah penontonnya saja yang meningkat, saat posting ini ditulis video tersebut bahkan sudah diunggah ulang oleh pengguna YouTube lainnya. Salah satu video hasil pengunggahan ulang itu bahkan bisa memperoleh lebih dari 2,6 juta penonton.
Berbagi Berkah, Berbagi Popularitas
Sinta-Jojo, diliput berbagai media cetak.Berkah tidak hanya dinikmati Sinta dan Jojo. Lissa, penyanyi asli Keong Racun dalam album Dangdut Techno yang dirilis Air Studio tahun 2008, ikut kebanjiran rejeki. Mulanya Lissa seperti tidak terima lagu yang pertama kali ia nyanyikan justru jauh lebih populer setelah dinyanyikan orang lain, itupun kalau aksi lipsync bisa disebut bernyanyi. Kekecewaan Lissa bertambah saat Charlie membeli hak komersil lagu Keong Racun dari pencipta lagu tersebut tanpa melibatkan dirinya—Lissa sebenarnya memang tidak perlu dilibatkan karena hak milik lagu ada pada penciptanya, bukan si penyanyi. Manajemen artis tempat Lissa bernaung juga ikut meradang karena konon lagu Keong Racun sempat ditawar orang lain seharga Rp 100 juta sebelum akhirnya dibeli Charlie dengan harga lebih murah.
Charlie disebut-sebut sudah membuat aransemen baru untuk lagu Keong Racun sebelum bertemu penciptanya. Tapi, alih-alih meminta Lissa untuk menyanyikan ulang Keong Racun dengan aransemen baru hasil kreasinya, Charlie justru membentuk duo baru yang ia beri nama Putri Penelope--beranggotakan Putri Lana dan Cinta Penelope yang tak lain merupakan teman-teman dekat Charlie. Duo inilah yang dipercaya menyanyikan Keong Racun versi baru.
Tak heran jika Lissa tampak tak terima. Ia bahkan menyebut orang-orang seperti Charlie, Putri Penelope, dan juga Sinta-Jojo hanya 'numpang beken', hanya menumpang popularitas lagu Keong Racun yang pertama kali ia lantunkan. Namun, kemudian Lissa malah bersyukur karena berkat kepopuleran Sinta-Jojo itulah ia turut menangguk rejeki berlimpah. Sejak dirilis tahun 2008 lalu, album Dangdut Techno yang memuat lagu Keong Racun tidak terdengar gaungnya. Lebih ironisnya lagi, album bajakannya justru lebih banyak beredar ketimbang album asli. Itupun hanya terdengar di kabin truk, bis, warung remang-remang pinggir jalan, atau paling banter di acara hajatan di kampung-kampung. Karena itulah Lissa sangat berterima kasih kepada Sinta dan Jojo karena memilih lagu tersebut untuk aksi lipsync mereka di YouTube.
Sejak video Keong Racun menjadi pusat pemberitaan, Lissa jadi kebanjiran order menyanyi. Jika sebelumnya ia hanya dikenal dalam komunitas terbatas di Bandung, kini ia mulai merambah luar pulau. Lagu Keong Racun kemudian juga dijual sebagai nada sambung (ringback tone) dan ringtone ponsel, menjadikan Lissa sebagai salah seorang calon jutawan baru. Mendapat limpahan rejeki seperti ini, sikap Lissa mulai berubah. Selain berterima kasih pada Sinta-Jojo, ia dengan besar hati mengucapkan selamat kepada Charlie atas aransemen baru lagu Keong Racun. Ia juga menyampaikan doa semoga duo Putri Penelope sukses dengan lagu Keong Racun versi baru.
Charlie akhirnya menggandeng Sinta dan Jojo dalam Pangeran Cinta Manajemen miliknya. Beberapa bulan berselang, dua sahabat ini merilis album perdananya dengan lagu Tokek Belang sebagai andalan. Tidak ada informasi mengenai nilai kontrak yang dikantongi kedua gadis yang sejatinya tidak pandai bernyanyi ini. Yang jelas, Sinta sudah berencana memberangkatkan ibunya naik haji ke Tanah Suci dengan seluruh uang yang dihasilkan dari honornya tampil di sana-sini, termasuk dari uang kontrak dengan Pangeran Cinta Manajemen. Sedangkan Jojo memilih menabung penghasilannya untuk persiapan masa depan.
Bagi Sinta dan Jojo, hidup mereka jadi lebih berwarna berkat YouTube. Mungkin beda-beda tipislah dengan
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Sinta dan Jojo, dua sahabat asal Bandung yang jadi penyanyi dan bintang iklan berkat video lipsync "Keong Racun" yang mereka unggah ke YouTube.
INILAH sosok yang, kalau boleh dibilang, 'menolong' trio Ariel Peterpan, Luna Maya, dan Cut Tari lepas dari sorotan media. Sebelumnya, masyarakat dipaksa menonton berita-berita seputar beredarnya video mesum ketiga selebriti tersebut. Hari demi hari hanya disuguhi siaran yang mengulas tertangkapnya Ariel, sikap tak kooperatif Luna terhadap aparat penegak hukum, dan derai tangis penyesalan Cut Tari di depan suaminya.
Memasuki Agustus 2010, media mulai menurunkan berita tentang sebuah video YouTube yang membuat pengunggahnya tenar. Ya, itulah Sinta dan Jovita, duo sahabat asal Bandung yang menjadi artis di dunia maya berkat video mereka menyanyikan lagu dangdut remiks berjudul Keong Racun secara lipsync di YouTube. Dibuat hanya dengan maksud untuk narsis dan ngeksis, video tersebut malah begitu populer sampai-sampai menjadi trending topic alias topik yang paling sering dibicarakan di Twitter selama empat hari berturut-turut. Padahal, di saat yang sama tengah marak-maraknya promosi film terbaru Leonardo Di Caprio, Inception. Leonardo terpaksa mengurut dada karena Inception hanya menempati posisi ketiga dalam trending topics Twitter, kalah dua strip dari Keong Racun.
Setelah Twitter, media-media asing lantas turut memberitakan video Keong Racun. Harian Independent yang berbasis di Inggris adalah salah satunya. Tak ayal lagi, Sinta dan Jojo jadi semakin populer. Dari selebriti dunia maya, kini mereka menjadi selebriti dunia nyata. Tawaran tampil di sampul depan majalah lantas datang, membuat mereka dikenal orang-orang yang tidak begitu akrab dengan internet. Lalu diikuti dengan tawaran menjadi bintang tamu dalam berbagai program acara televisi. Puncaknya (atau ini malah baru awalnya?), Sinta-Jojo meneken kontrak dengan Pangeran Cinta Manajemen, sebuah manajemen artis milik Charlie van Houten eks vokalis grup band ST 12, dan merilis lagu Tokek Belang.
Bukan Dongeng Cinderella
Video Keong Racun di YouTube.Kedengarannya seperti jalan cerita Cinderella dengan sepatu kaca, tapi begitulah nasib membawa arah hidup Sinta-Jojo. Dari hanya berstatus mahasiswi Universitas Pasundan, Bandung, sekarang mereka menjadi sepasang news maker. Apapun yang mereka lakukan selalu menjadi berita, selalu ditunggu publik. Bak seorang selebriti, para jurnalis infotainmen membuntuti kemana saja keduanya berjalan demi mengorek perkembangan terbaru dari sensasi Keong Racun yang mereka timbulkan.Seperti diakui sendiri oleh Jojo dalam status Facebook-nya, mereka mengunggah video-video lipsync ke YouTube hanya untuk konsumsi mereka sendiri plus sejumlah teman dekat. Baik Sinta maupun Jojo sama sekali tidak menyangka video tersebut bakal ditonton begitu banyak orang dan menjadi sangat populer, tak hanya di dunia internet, tapi juga di media mainstream.
Begitulah. Setelah mengunggah video berisi aksi lipsync mereka menyanyikan Keong Racun, Sinta dan Jojo membagikan alamat URL videonya ke teman-teman dekat mereka melalui Facebook dan Twitter. Ini pulalah yang biasa mereka lakukan setelah mengunggah video lipsync lain sebelumnya. Namun, entah kenapa video Keong Racun kemudian disukai banyak orang. Jumlah penontonnya terus naik dari waktu ke waktu. Mulai dari 100 views, lalu meningkat menjadi 1.000 views, naik lagi menjadi 10.000 views, begitu seterusnya sampai kini mencapai jutaan penonton.
Dari Facebook dan Twitter, link video Keong Racun menyebar luas tak terkendali. Entah bagaimana ceritanya, video tersebut kemudian dibicarakan di Kaskus, forum online terbesar di Indonesia saat ini. Karena link videonya juga disertakan dalam thread yang membicarakan Keong Racun, berbondong-bondonglah anggota Kaskus menonton video tersebut di YouTube, menjadikan angka penontonnya melonjak tajam. Dan, ketika jumlah penontonnya menyentuh angka 100.000 views, media massa mulai ikut memperhatikan video ini.
Bermula dari pemberitaan di sebuah media online—waktu itu video Keong Racun baru ditonton sekitar 300.000 kali, media-media lain turut mengangkat kisah fenomenal video ini. Angka penonton Keong Racun terus menanjak naik, menjadi 500.000 views, lalu naik lagi menjadi 700.000 views dalam waktu tak begitu lama. Sampai akhirnya angka sejuta penonton dicapai hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Luar biasa!
Dari Dunia Maya ke Dunia Nyata
Jojo, di sampul depan majalah HaiAngka sejuta penonton tentu bukan jumlah sedikit. Sebagai perbandingan, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang saat ini masih menjadi stadion terbesar di Indonesia berkapasitas 87.000 penonton. Itu artinya, butuh lebih dari 11 buah stadion sekelas SUGBK untuk menampung seluruh penonton video Keong Racun milik Sinta-Jojo. Sampai di sini mungkin kita baru tahu betapa fantastisnya angka sejuta penonton untuk sebuah video di YouTube.Pencapaian ini membuat nama Sinta-Jojo dilirik media cetak. Paras mereka yang rupawan lalu menghiasi sampul depan sebuah majalah, disusul sejumlah media lainnya. Tidak berhenti sampai di situ, televisi kemudian ikut mengangkat kisah kedua mahasiswi yang sudah bersahabat sejak lama itu. Dengan jangkauan yang jauh lebih luas, pemberitaan di televisi membuat nama Sinta-Jojo menasional. Laju popularitas keduanya semakin tak tertahan, peningkatan jumlah penonton video mereka juga semakin tak terbendung.
Setelah mendominasi pemberitaan di televisi selama beberapa waktu, selanjutnya Sinta-Jojo mulai memasuki dunia hiburan. Tawaran mengisi berbagai program acara televisi berdatangan. Trans, Corp. yang membawahi Trans TV dan Trans 7 tercatat paling sering mengundang serta mengekspos duo Keong Racun ini dalam program-programnya. Di salah satu episode kuis Missing Lyric di Trans TV, Sinta-Jojo menjadi peserta bersama Putri Penelope, duo yang sedang diorbitkan Charlie melalui Pangeran Cinta Manajemen. Lalu, program Di Balik Berita dan Insert Investigasi sempat membuat liputan khusus tentang fenomena video Keong Racun. Senin, 16 Agustus 2010, Sinta-Jojo bersama Putri Penelope dan Charlie menjadi bintang tamu presenter kondang Tukul Arwana di acara Bukan Empat Mata.
Kepopuleran video Keong Racun tentu saja bertambah. Bukan cuma jumlah penontonnya saja yang meningkat, saat posting ini ditulis video tersebut bahkan sudah diunggah ulang oleh pengguna YouTube lainnya. Salah satu video hasil pengunggahan ulang itu bahkan bisa memperoleh lebih dari 2,6 juta penonton.
Berbagi Berkah, Berbagi Popularitas
Sinta-Jojo, diliput berbagai media cetak.Berkah tidak hanya dinikmati Sinta dan Jojo. Lissa, penyanyi asli Keong Racun dalam album Dangdut Techno yang dirilis Air Studio tahun 2008, ikut kebanjiran rejeki. Mulanya Lissa seperti tidak terima lagu yang pertama kali ia nyanyikan justru jauh lebih populer setelah dinyanyikan orang lain, itupun kalau aksi lipsync bisa disebut bernyanyi. Kekecewaan Lissa bertambah saat Charlie membeli hak komersil lagu Keong Racun dari pencipta lagu tersebut tanpa melibatkan dirinya—Lissa sebenarnya memang tidak perlu dilibatkan karena hak milik lagu ada pada penciptanya, bukan si penyanyi. Manajemen artis tempat Lissa bernaung juga ikut meradang karena konon lagu Keong Racun sempat ditawar orang lain seharga Rp 100 juta sebelum akhirnya dibeli Charlie dengan harga lebih murah.Charlie disebut-sebut sudah membuat aransemen baru untuk lagu Keong Racun sebelum bertemu penciptanya. Tapi, alih-alih meminta Lissa untuk menyanyikan ulang Keong Racun dengan aransemen baru hasil kreasinya, Charlie justru membentuk duo baru yang ia beri nama Putri Penelope--beranggotakan Putri Lana dan Cinta Penelope yang tak lain merupakan teman-teman dekat Charlie. Duo inilah yang dipercaya menyanyikan Keong Racun versi baru.
Tak heran jika Lissa tampak tak terima. Ia bahkan menyebut orang-orang seperti Charlie, Putri Penelope, dan juga Sinta-Jojo hanya 'numpang beken', hanya menumpang popularitas lagu Keong Racun yang pertama kali ia lantunkan. Namun, kemudian Lissa malah bersyukur karena berkat kepopuleran Sinta-Jojo itulah ia turut menangguk rejeki berlimpah. Sejak dirilis tahun 2008 lalu, album Dangdut Techno yang memuat lagu Keong Racun tidak terdengar gaungnya. Lebih ironisnya lagi, album bajakannya justru lebih banyak beredar ketimbang album asli. Itupun hanya terdengar di kabin truk, bis, warung remang-remang pinggir jalan, atau paling banter di acara hajatan di kampung-kampung. Karena itulah Lissa sangat berterima kasih kepada Sinta dan Jojo karena memilih lagu tersebut untuk aksi lipsync mereka di YouTube.
Sejak video Keong Racun menjadi pusat pemberitaan, Lissa jadi kebanjiran order menyanyi. Jika sebelumnya ia hanya dikenal dalam komunitas terbatas di Bandung, kini ia mulai merambah luar pulau. Lagu Keong Racun kemudian juga dijual sebagai nada sambung (ringback tone) dan ringtone ponsel, menjadikan Lissa sebagai salah seorang calon jutawan baru. Mendapat limpahan rejeki seperti ini, sikap Lissa mulai berubah. Selain berterima kasih pada Sinta-Jojo, ia dengan besar hati mengucapkan selamat kepada Charlie atas aransemen baru lagu Keong Racun. Ia juga menyampaikan doa semoga duo Putri Penelope sukses dengan lagu Keong Racun versi baru.
Charlie akhirnya menggandeng Sinta dan Jojo dalam Pangeran Cinta Manajemen miliknya. Beberapa bulan berselang, dua sahabat ini merilis album perdananya dengan lagu Tokek Belang sebagai andalan. Tidak ada informasi mengenai nilai kontrak yang dikantongi kedua gadis yang sejatinya tidak pandai bernyanyi ini. Yang jelas, Sinta sudah berencana memberangkatkan ibunya naik haji ke Tanah Suci dengan seluruh uang yang dihasilkan dari honornya tampil di sana-sini, termasuk dari uang kontrak dengan Pangeran Cinta Manajemen. Sedangkan Jojo memilih menabung penghasilannya untuk persiapan masa depan.
Bagi Sinta dan Jojo, hidup mereka jadi lebih berwarna berkat YouTube. Mungkin beda-beda tipislah dengan
Published on November 22, 2011 22:22
November 20, 2011
Broker Properti, Alternatif Profesi nan Menjanjikan
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
MENCARI pekerjaan di tengah krisis yang terus melanda penjuru dunia seperti ini bukan perkara mudah. Tapi itu hanya berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan umum, seperti karyawan perusahaan-perusahaan swasta atau biasa disebut pegawai kantoran. Kalau mau mencari pekerjaan-pekerjaan alternatif, peluangnya justru sangat terbuka lebar. Selain itu, penghasilannya sering lebih besar ketimbang gaji seorang pegawai kantoran.
[image error] Ambil contoh broker properti, profesi pemasar yang merupakan 'lahan basah'. Ada yang bilang, jika ingin cepat menjadi jutawan segeralah beralih ke profesi ini. Pekerjaannya terbilang mudah--menjual rumah, modalnya nyaris tidak ada, sementara peluang untuk meraih sukses sangat terbuka lebar. Pengalaman kerja juga tidak terlalu dipersoalkan karena setiap orang dapat belajar sambil terjun langsung di lapangan alias learning by doing. Toh, bukankah pengalaman sendiri merupakan pelajaran terbaik yang bakal melekat sepanjang hayat?
Syarat Tidak Rumit, Siapapun Boleh Bergabung
Menjadi broker properti tidak pula harus memiliki pendidikan khusus atau keterampilan tertentu. Lagipula belum ada lembaga pendidikan yang secara khusus mendidik calon broker properti. Syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang broker properti cukup keyakinan dan motivasi tinggi. Keyakinan menimbulkan semangat, sedangkan motivasi menumbuhkan jiwa pantang menyerah dalam berusaha. Berbekal kedua hal inilah seseorang dapat berkembang menjadi broker properti jempolan.
Walaupun demikian, seorang broker properti juga memerlukan beberapa hal yang dapat menunjang kinerjanya. Hal tersebut antara lain fisik dan mental yang prima karena tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Selain melelahkan secara fisik, beberapa persoalan yang timbul di lapangan juga kerap menguras emosi dan pikiran seorang broker. Jadi, ketahanan tubuh luar-dalam, fisik dan mental, harus benar-benar diperhatikan agar langkahnya tak putus di tengah jalan.
Kemudian, sangat dianjurkan untuk memiliki handphone dan kendaraan sendiri. Yang pertama untuk menjamin kelancaran berkomunikasi dengan klien, sedangkan yang kedua untuk keperluan transportasi. Menggunakan kendaraan sendiri, baik sepeda motor maupun mobil, akan sangat menghemat waktu dibandingkan menumpang kendaraan umum. Efek lainnya, memiliki kendaraan pribadi dapat mengangkat gengsi dan mendukung performance sang broker properti. Hal ini menjadi penting saat menghadapi klien dari kalangan atas yang sangat memperhatikan penampilan.
Foto: Century21.co.idLalu yang tak kalah penting adalah persediaan biaya hidup, terutama bagi para broker properti baru. Seorang broker baru paling tidak harus menyiapkan cadangan biaya hidup selama 3 bulan sebelum memperoleh klien. Apalagi biasanya para broker properti baru akan di-training terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum dilepas sendiri ke lapangan. Di masa-masa awal seperti ini tentu saja belum ada transaksi yang dibuat. Itu berarti, komisi masih nol.
Prospek Pasar Masih Tinggi
Dibanding profesi pemasar lain, menjadi broker properti bisa dibilang jauh lebih mudah. Berbeda dengan agen asuransi yang barang dagangannya berupa produk abstrak, seorang broker properti mempunyai produk yang lebih nyata. Dalam menjual mereka juga dibekali dengan foto-foto, data-data, dan lokasi rumah yang dipasarkan. Tak perlu banyak bicara untuk meyakinkan calon pembeli. Asal barang dan harganya cocok, transaksi penjualan tinggal menunggu waktu. Apalagi kalau kelengkapan legalitasnya, seperti sertifikat hak milik (SHM) sudah komplit semua.
Yang lebih sukar justru mencari dan meyakinkan orang yang hendak menjual propertinya agar mau menggunakan jasa broker. Belum banyak orang yang mau memanfaatkan jasa broker dalam menjual propertinya. Sebagian malah merasa bakal merugi karena harus mengeluarkan uang banyak untuk membayar komisi kepada sang broker. Padahal, asumsi tersebut sama sekali tidak benar. Besarnya komisi yang diterima seorang broker dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai transaksi. Jadi, besar-kecilnya jumlah komisi tergantung harga penjualan. Karena setiap broker ingin menerima komisi besar, secara otomatis mereka akan berusaha menjual properti yang dititipkan kepadanya dengan harga setinggi mungkin. Kalau properti laku dengan harga tinggi, bukankah sang pemilik juga diuntungkan?
Melihat cara kerjanya, profesi broker properti memang identik dengan profesi yang biasa disebut sebagai makelar atau calo. Tugasnya menjualkan barang milik seseorang kepada orang lain yang membutuhkan. Jadi, mempertemukan antara penjual dan pembeli suatu barang. Tapi bedanya, kalau makelar atau calo biasanya membantu menjualkan berbagai barang apa saja, sedangkan seorang broker properti khusus dalam penjualan dan persewaan tanah, rumah atau ruang usaha berupa kantor, toko, ruko sampai stand/space di pusat-pusat perbelanjaan besar. Perbedaan lain, makelar atau calo bekerja sendiri tanpa terikat di suatu organisasi atau perusahaan, sementara broker properti umumnya berada di bawah sebuah bendera resmi.
Foto: Century21.co.id
Rumah, peluang pasarnya masih sangat menjanjikan di tengah berkembangnya dunia properti dewasa ini.Ada banyak perusahaan jasa broker properti saat ini, baik perusahaan lokal maupun pemegang waralaba (franchise) perusahaan jasa broker properti dari luar negeri. Perusahaan-perusahaan ini tergabung dalam Asosiasi Real Estate Broker Indonesia atau disingkat AREBI. Anggotanya diperkirakan berjumlah sekitar 200-an kantor yang hampir 70% diantaranya beroperasi di Jakarta.
Dari sekian banyak anggota AREBI, yang menguasai pasar bisnis properti di Indonesia justru waralaba dari negara-negara maju. Beberapa nama yang menonjol diantaranya adalah ERA Indonesia, Century 21 Indonesia, Ray White Indonesia, LJ Hooker Indonesia, dan Raine & Horne Indonesia. Beberapa nama lokal juga turut mewarnai meski tidak sedominan pemain-pemain dari luar tersebut. Salah satunya adalah Etika Realtindo milik Tirta Setiawan yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum AREBI.
Gencarnya pembangunan perumahan, perkantoran, apartemen, dan pusat-pusat perbelanjaan di banyak kota membuat masa depan profesi broker properti terbilang cerah. Apalagi dari sekian banyak dan luasnya pasar properti selama ini, yang berhasil ditangani oleh broker properti--baik broker profesional maupun amatir (calo/makelar)--baru sekitar 20% saja. Ini artinya, pasar bisnis broker properti masih sangat prospektif.
Menawarkan Peluang Penghasilan Berlimpah
Menyinggung soal peluang penghasilan, profesi broker properti menawarkan peluang penghasilan yang amat besar. Inilah daya tarik utama bagi siapa saja yang ingin terjun ke dunia ini. Bukan hanya kalangan pengangguran yang kesulitan memperoleh pekerjaan, bahkan kalangan profesional yang sudah mapan pun masih banyak yang melirik profesi ini. Akibatnya, banyak terjadi 'eksodus' dari profesi pegawai kantoran ke profesi broker properti. Bayangkan, besar komisi yang diperoleh seorang broker properti kadang bisa melebihi total gaji resmi seorang menteri. Seorang broker terkemuka malah dapat mengantongi penghasilan antara Rp 1,5-2,5 milyar setahun. Kalau dibuat rata-rata, itu artinya broker tersebut bergaji Rp 125-200 juta setiap bulan. Lihat, angka ini bahkan melebihi gaji menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang besarnya tidak lebih dari Rp 50 juta sebulan.
Untuk meningkatkan penghasilan, seorang broker properti dapat menjadi member broker yang membawahi banyak broker properti lain dengan cara membeli lisensi waralaba sebuah perusahaan jasa broker properti. Syaratnya, selain beberapa persyaratan administratif seperti ketersediaan tempat usaha, seorang member broker diharuskan membayar fee waralaba dalam jumlah tertentu setiap tahun. Beberapa perusahaan terkadang juga menambahkan kewajiban membayar royalti sebesar beberapa persen dari total omset yang diperoleh member broker tersebut. Sepintas, modal untuk menjadi member broker terlihat begitu besar. Tapi ini sepadan kok dengan penghasilannya yang jauh lebih besar lagi.
Tertarik dengan dunia broker properti? Jangan lewatkan serial artikel seputar broker properti lainnya di blog ini!
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi. Orang trans juga bisa berprestasi!.
MENCARI pekerjaan di tengah krisis yang terus melanda penjuru dunia seperti ini bukan perkara mudah. Tapi itu hanya berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan umum, seperti karyawan perusahaan-perusahaan swasta atau biasa disebut pegawai kantoran. Kalau mau mencari pekerjaan-pekerjaan alternatif, peluangnya justru sangat terbuka lebar. Selain itu, penghasilannya sering lebih besar ketimbang gaji seorang pegawai kantoran.
[image error] Ambil contoh broker properti, profesi pemasar yang merupakan 'lahan basah'. Ada yang bilang, jika ingin cepat menjadi jutawan segeralah beralih ke profesi ini. Pekerjaannya terbilang mudah--menjual rumah, modalnya nyaris tidak ada, sementara peluang untuk meraih sukses sangat terbuka lebar. Pengalaman kerja juga tidak terlalu dipersoalkan karena setiap orang dapat belajar sambil terjun langsung di lapangan alias learning by doing. Toh, bukankah pengalaman sendiri merupakan pelajaran terbaik yang bakal melekat sepanjang hayat?
Syarat Tidak Rumit, Siapapun Boleh Bergabung
Menjadi broker properti tidak pula harus memiliki pendidikan khusus atau keterampilan tertentu. Lagipula belum ada lembaga pendidikan yang secara khusus mendidik calon broker properti. Syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang broker properti cukup keyakinan dan motivasi tinggi. Keyakinan menimbulkan semangat, sedangkan motivasi menumbuhkan jiwa pantang menyerah dalam berusaha. Berbekal kedua hal inilah seseorang dapat berkembang menjadi broker properti jempolan.
Walaupun demikian, seorang broker properti juga memerlukan beberapa hal yang dapat menunjang kinerjanya. Hal tersebut antara lain fisik dan mental yang prima karena tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Selain melelahkan secara fisik, beberapa persoalan yang timbul di lapangan juga kerap menguras emosi dan pikiran seorang broker. Jadi, ketahanan tubuh luar-dalam, fisik dan mental, harus benar-benar diperhatikan agar langkahnya tak putus di tengah jalan.
Kemudian, sangat dianjurkan untuk memiliki handphone dan kendaraan sendiri. Yang pertama untuk menjamin kelancaran berkomunikasi dengan klien, sedangkan yang kedua untuk keperluan transportasi. Menggunakan kendaraan sendiri, baik sepeda motor maupun mobil, akan sangat menghemat waktu dibandingkan menumpang kendaraan umum. Efek lainnya, memiliki kendaraan pribadi dapat mengangkat gengsi dan mendukung performance sang broker properti. Hal ini menjadi penting saat menghadapi klien dari kalangan atas yang sangat memperhatikan penampilan.
Foto: Century21.co.idLalu yang tak kalah penting adalah persediaan biaya hidup, terutama bagi para broker properti baru. Seorang broker baru paling tidak harus menyiapkan cadangan biaya hidup selama 3 bulan sebelum memperoleh klien. Apalagi biasanya para broker properti baru akan di-training terlebih dahulu selama beberapa waktu sebelum dilepas sendiri ke lapangan. Di masa-masa awal seperti ini tentu saja belum ada transaksi yang dibuat. Itu berarti, komisi masih nol.Prospek Pasar Masih Tinggi
Dibanding profesi pemasar lain, menjadi broker properti bisa dibilang jauh lebih mudah. Berbeda dengan agen asuransi yang barang dagangannya berupa produk abstrak, seorang broker properti mempunyai produk yang lebih nyata. Dalam menjual mereka juga dibekali dengan foto-foto, data-data, dan lokasi rumah yang dipasarkan. Tak perlu banyak bicara untuk meyakinkan calon pembeli. Asal barang dan harganya cocok, transaksi penjualan tinggal menunggu waktu. Apalagi kalau kelengkapan legalitasnya, seperti sertifikat hak milik (SHM) sudah komplit semua.
Yang lebih sukar justru mencari dan meyakinkan orang yang hendak menjual propertinya agar mau menggunakan jasa broker. Belum banyak orang yang mau memanfaatkan jasa broker dalam menjual propertinya. Sebagian malah merasa bakal merugi karena harus mengeluarkan uang banyak untuk membayar komisi kepada sang broker. Padahal, asumsi tersebut sama sekali tidak benar. Besarnya komisi yang diterima seorang broker dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai transaksi. Jadi, besar-kecilnya jumlah komisi tergantung harga penjualan. Karena setiap broker ingin menerima komisi besar, secara otomatis mereka akan berusaha menjual properti yang dititipkan kepadanya dengan harga setinggi mungkin. Kalau properti laku dengan harga tinggi, bukankah sang pemilik juga diuntungkan?
Melihat cara kerjanya, profesi broker properti memang identik dengan profesi yang biasa disebut sebagai makelar atau calo. Tugasnya menjualkan barang milik seseorang kepada orang lain yang membutuhkan. Jadi, mempertemukan antara penjual dan pembeli suatu barang. Tapi bedanya, kalau makelar atau calo biasanya membantu menjualkan berbagai barang apa saja, sedangkan seorang broker properti khusus dalam penjualan dan persewaan tanah, rumah atau ruang usaha berupa kantor, toko, ruko sampai stand/space di pusat-pusat perbelanjaan besar. Perbedaan lain, makelar atau calo bekerja sendiri tanpa terikat di suatu organisasi atau perusahaan, sementara broker properti umumnya berada di bawah sebuah bendera resmi.
Foto: Century21.co.idRumah, peluang pasarnya masih sangat menjanjikan di tengah berkembangnya dunia properti dewasa ini.Ada banyak perusahaan jasa broker properti saat ini, baik perusahaan lokal maupun pemegang waralaba (franchise) perusahaan jasa broker properti dari luar negeri. Perusahaan-perusahaan ini tergabung dalam Asosiasi Real Estate Broker Indonesia atau disingkat AREBI. Anggotanya diperkirakan berjumlah sekitar 200-an kantor yang hampir 70% diantaranya beroperasi di Jakarta.
Dari sekian banyak anggota AREBI, yang menguasai pasar bisnis properti di Indonesia justru waralaba dari negara-negara maju. Beberapa nama yang menonjol diantaranya adalah ERA Indonesia, Century 21 Indonesia, Ray White Indonesia, LJ Hooker Indonesia, dan Raine & Horne Indonesia. Beberapa nama lokal juga turut mewarnai meski tidak sedominan pemain-pemain dari luar tersebut. Salah satunya adalah Etika Realtindo milik Tirta Setiawan yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum AREBI.
Gencarnya pembangunan perumahan, perkantoran, apartemen, dan pusat-pusat perbelanjaan di banyak kota membuat masa depan profesi broker properti terbilang cerah. Apalagi dari sekian banyak dan luasnya pasar properti selama ini, yang berhasil ditangani oleh broker properti--baik broker profesional maupun amatir (calo/makelar)--baru sekitar 20% saja. Ini artinya, pasar bisnis broker properti masih sangat prospektif.
Menawarkan Peluang Penghasilan Berlimpah
Menyinggung soal peluang penghasilan, profesi broker properti menawarkan peluang penghasilan yang amat besar. Inilah daya tarik utama bagi siapa saja yang ingin terjun ke dunia ini. Bukan hanya kalangan pengangguran yang kesulitan memperoleh pekerjaan, bahkan kalangan profesional yang sudah mapan pun masih banyak yang melirik profesi ini. Akibatnya, banyak terjadi 'eksodus' dari profesi pegawai kantoran ke profesi broker properti. Bayangkan, besar komisi yang diperoleh seorang broker properti kadang bisa melebihi total gaji resmi seorang menteri. Seorang broker terkemuka malah dapat mengantongi penghasilan antara Rp 1,5-2,5 milyar setahun. Kalau dibuat rata-rata, itu artinya broker tersebut bergaji Rp 125-200 juta setiap bulan. Lihat, angka ini bahkan melebihi gaji menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang besarnya tidak lebih dari Rp 50 juta sebulan.
Untuk meningkatkan penghasilan, seorang broker properti dapat menjadi member broker yang membawahi banyak broker properti lain dengan cara membeli lisensi waralaba sebuah perusahaan jasa broker properti. Syaratnya, selain beberapa persyaratan administratif seperti ketersediaan tempat usaha, seorang member broker diharuskan membayar fee waralaba dalam jumlah tertentu setiap tahun. Beberapa perusahaan terkadang juga menambahkan kewajiban membayar royalti sebesar beberapa persen dari total omset yang diperoleh member broker tersebut. Sepintas, modal untuk menjadi member broker terlihat begitu besar. Tapi ini sepadan kok dengan penghasilannya yang jauh lebih besar lagi.
Tertarik dengan dunia broker properti? Jangan lewatkan serial artikel seputar broker properti lainnya di blog ini!
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi. Orang trans juga bisa berprestasi!.
Published on November 20, 2011 22:08
Sudahlah Mau Ditipu, Eh, Dimaki Pula
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
SAYA punya kebiasaan yang sering membuat teman-teman saya protes. Apa itu? Tidak pernah mau mengangkat telpon dari nomor yang tidak terdaftar di phonebook HP. Akibatnya, teman-teman yang hobi gonta-ganti nomor selalu susah menghubungi saya karena tidak pernah diangkat. Pada suatu hari di bulan Februari 2008, tepatnya Selasa, 20 Februari 2008, saya iseng-iseng menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal. Hasilnya saya jadi lebih keukeuh lagi untuk tidak menerima telepon dari nomor yang tidak terdaftar di HP saya. Kenapa?
Ceritanya begini. Siang itu saya sedang menjenguk seorang nenek yang sudah saya anggap sebagai nenek sendiri. Beliau sakit komplikasi dan saya sudah sering menjenguk beliau untuk sekedar meringankan kesepian beliau yang ditinggal kerja anak-anaknya. Nah, tengah asyik ngobrol dengan si nenek, HP saya berdering. Nomornya 0813 54 773 746 tidak dikenal alias tidak terdaftar pada phonebook saya. Mulanya mau saya reject, tapi entah kenapa saya malah menekan tombol hijau untuk menerimanya. Penasaran sih. :)
Ilustrasi:rodadewa.netEh, di seberang sana seseorang yang mengaku sebagai Drs. siapa gitu (saya lupa namanya karena dia lebih menekankan gelar Drs.-nya) dari bagian Humas Telkomsel menyapa dengan ramah meski bahasa Indonesia-nya terdengar belepotan. Saya sebenarnya mau saja percaya. Tapi berhubung bahasanya belepotan untuk ukuran seorang Drs. dan dia menanyakan detil data pribadi saya, kecurigaan pun timbul. Saya sedang ditarget dalam sebuah upaya penipuanM, begitu batin saya berbisik. Dan, ternyata betul.
Drs. gadungan itu lantas menyatakan bahwa saya terpilih sebagai pemenang dalam promo Simpati PeDe dengan hadiah berupa sebuah kendaraan roda empat bermerek Toyota Avanza keluaran terbaru. Tahu sedang ditipu saya berteriak kegirangan dan mengucap "alhamdulillah". Si Drs. Gadungan kemudian melanjutkan aksinya dengan menanyakan nama dan alamat lengkap saya.
Nah, inilah saatnya membuat penipu tengik ini jera mengerjai saya! Dengan mantap saya jawab nama lengkap Hendri Simatupang, SIP dengan pangkat Letnan Satu dan tinggal di Kompleks Polri Gowok, Yogyakarta. Daerah Gowok di Yogyakarta adalah kompleks perumahan polisi.
Kentara sekali Drs. Gadungan tersebut agak tercekat mendengar nama dan alamat (gadungan) saya. Namun rupanya mental dia kuat juga, mungkin karena sudah terbiasa. Dia tetap melanjutkan pembicaraan dan menanyakan pekerjaan saya. Lho? Masa iya seorang Letnan Satu yang beralamat di Kompleks Polri masih ditanyakan lagi apa pekerjaannya? Aneh, bukan?
Saya menahan tawa dan menjawab, "Masa iya Anda tidak tahu pekerjaan saya?" Drs. gadungan itu menjawab, "Iya, pekerjaan Bapak Hendri apa?" Karena sudah tak kuat lagi menahan tawa saya bilang saja ke dia, "Saya bingung pekerjaan saya ini apa ya? Saya ini sering menelpon orang-orang dan mengatakan bahwa mereka memenangkan hadiah mobil, lalu menyuruh mereka mentransfer uang ke saya. Apa ya nama pekerjaan begitu? Hmm, namanya penipu mungkin?"
Eh, si Drs. Gadungan kontan marah dan memaki saya. "Baik, jadi Bapak Hendri ini pekerjaannya penipu. Dasar brengsek Anda!!!" Lho, yang brengsek itu saya apa dia sih? Saya pun jadi tertawa terpingkal-pingkal bersama nenek angkat saya.
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
SAYA punya kebiasaan yang sering membuat teman-teman saya protes. Apa itu? Tidak pernah mau mengangkat telpon dari nomor yang tidak terdaftar di phonebook HP. Akibatnya, teman-teman yang hobi gonta-ganti nomor selalu susah menghubungi saya karena tidak pernah diangkat. Pada suatu hari di bulan Februari 2008, tepatnya Selasa, 20 Februari 2008, saya iseng-iseng menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal. Hasilnya saya jadi lebih keukeuh lagi untuk tidak menerima telepon dari nomor yang tidak terdaftar di HP saya. Kenapa?
Ceritanya begini. Siang itu saya sedang menjenguk seorang nenek yang sudah saya anggap sebagai nenek sendiri. Beliau sakit komplikasi dan saya sudah sering menjenguk beliau untuk sekedar meringankan kesepian beliau yang ditinggal kerja anak-anaknya. Nah, tengah asyik ngobrol dengan si nenek, HP saya berdering. Nomornya 0813 54 773 746 tidak dikenal alias tidak terdaftar pada phonebook saya. Mulanya mau saya reject, tapi entah kenapa saya malah menekan tombol hijau untuk menerimanya. Penasaran sih. :)
Ilustrasi:rodadewa.netEh, di seberang sana seseorang yang mengaku sebagai Drs. siapa gitu (saya lupa namanya karena dia lebih menekankan gelar Drs.-nya) dari bagian Humas Telkomsel menyapa dengan ramah meski bahasa Indonesia-nya terdengar belepotan. Saya sebenarnya mau saja percaya. Tapi berhubung bahasanya belepotan untuk ukuran seorang Drs. dan dia menanyakan detil data pribadi saya, kecurigaan pun timbul. Saya sedang ditarget dalam sebuah upaya penipuanM, begitu batin saya berbisik. Dan, ternyata betul.Drs. gadungan itu lantas menyatakan bahwa saya terpilih sebagai pemenang dalam promo Simpati PeDe dengan hadiah berupa sebuah kendaraan roda empat bermerek Toyota Avanza keluaran terbaru. Tahu sedang ditipu saya berteriak kegirangan dan mengucap "alhamdulillah". Si Drs. Gadungan kemudian melanjutkan aksinya dengan menanyakan nama dan alamat lengkap saya.
Nah, inilah saatnya membuat penipu tengik ini jera mengerjai saya! Dengan mantap saya jawab nama lengkap Hendri Simatupang, SIP dengan pangkat Letnan Satu dan tinggal di Kompleks Polri Gowok, Yogyakarta. Daerah Gowok di Yogyakarta adalah kompleks perumahan polisi.
Kentara sekali Drs. Gadungan tersebut agak tercekat mendengar nama dan alamat (gadungan) saya. Namun rupanya mental dia kuat juga, mungkin karena sudah terbiasa. Dia tetap melanjutkan pembicaraan dan menanyakan pekerjaan saya. Lho? Masa iya seorang Letnan Satu yang beralamat di Kompleks Polri masih ditanyakan lagi apa pekerjaannya? Aneh, bukan?
Saya menahan tawa dan menjawab, "Masa iya Anda tidak tahu pekerjaan saya?" Drs. gadungan itu menjawab, "Iya, pekerjaan Bapak Hendri apa?" Karena sudah tak kuat lagi menahan tawa saya bilang saja ke dia, "Saya bingung pekerjaan saya ini apa ya? Saya ini sering menelpon orang-orang dan mengatakan bahwa mereka memenangkan hadiah mobil, lalu menyuruh mereka mentransfer uang ke saya. Apa ya nama pekerjaan begitu? Hmm, namanya penipu mungkin?"
Eh, si Drs. Gadungan kontan marah dan memaki saya. "Baik, jadi Bapak Hendri ini pekerjaannya penipu. Dasar brengsek Anda!!!" Lho, yang brengsek itu saya apa dia sih? Saya pun jadi tertawa terpingkal-pingkal bersama nenek angkat saya.
Posting ini seperti yang saya janjikan saat menceritakan Srigala Berbulu Domba pada posting sebelumnya. Kalau mau tahu jenis-jenis penipuan lain, coba simak cerita si Ria Citra dan Rahasia Uang di Dalam Peti. Kesimpulannya, waspadalah, waspadalah!
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
Published on November 20, 2011 09:10
November 17, 2011
Srigala Berbulu Domba, Mau Menipu Mengaku Teman
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
PERIBAHASA "srigala berbulu domba" sudah sangat sering kita dengar. Tapi siapa sangka jika ada yang menerapkannya dalam kehidupan nyata untuk berbuat jahat. Kalau Mbak Susindra pernah cerita saudaranya hampir kena tipu dengan modus hadiah Telkomsel Poin, baru-baru ini saya malah ditelepon sama penipunya langsung. Nekat!
Ceritanya terjadi Ahad, 13 November, lalu. Waktu sedang asyik-asyik menyusun ebook gratis untuk dibagikan ke pengunjung blog ini, tiba-tiba saja telepon XL saya berdering. Saya lihat nomor peneleponnya disembunyikan. Hmmm, alarm kewaspadaan saya langsung menyala. Kalau niatnya baik, masa iya nomornya disembunyikan?
Meski begitu saya berusaha bersikap wajar. Telepon saya angkat. "Halo, assalamualaikum," kata saya. Orang di seberang sana, seorang laki-laki, menyahut. "Hei, apa kabar?" suaranya terdengar sok akrab.
Ilustrasi:rodadewa.netMemori saya langsung berputar. Seingat saya tak ada teman saya yang suaranya seperti ini. Maka saya pun bertanya, "Sori, ini siapa ya?" Si penelepon menjawab, "Masa lupa sih? Aku temenmu yang biasa main ke rumah," katanya dengan yakin.
Deng! Ini keanehan pertama yang begitu telak menunjukkan siapa si penelepon ini. Sejak lebaran lalu saya liburan di tempat orang tua di Sungai Bahar, Jambi. Dan, selama hampir 3 bulan ini tak ada seorang pun teman yang 'biasa' main ke rumah. Memang teman-teman SMP saya masih banyak, dan hubungan kami selalu baik. Tapi karena kesibukan masing-masing plus jauhnya jarak rumah kami, tak ada satu pun teman yang datang berkunjung setelah lebaran. Kalau yang dimaksud rumah Pemalang tentu tambah aneh lagi.
Kesimpulannya jelas, ini orang iseng, atau malah orang jahat alias penipu. Tapi saya berusaha berbaik sangka. Sayapun mengulur waktu dan bertanya, "Siapa ya? Teman yang biasa main ke rumahku kan banyak." Tetap dengan nada sok yakin si penelepon menjawab, "Aku Iwan."
Deng! Keanehan kedua nih. Satu-satunya teman saya yang bernama Iwan adalah teman main sewaktu saya masih tinggal di Batumarta, Kab. OKU Timur, Sumatera Selatan. Semenjak Ibu memboyong saya dan adik-adik ke Jambi pada tahun 1995, saya dan Iwan putus hubungan. Jadi, ini Iwan yang mana?
Maka saya pun menyanggah, "Sori, aku gak punya teman yang namanya Iwan." Saya rasa ini sanggahan yang sangat telak, membuat si penelepon terdiam kebingungan. Lamat-lamat saya dengar dia berkasak-kusuk entah dengan siapa, mungkin komplotannya. Saya menunggu reaksinya beberapa saat.
Sekitar setengah menit kemudian si penelepon berkata lagi, "Aku Yudi." Saya kontan membatin, "Ah, dasar tak tahu malu!" Tapi otak jahil saya langsung bekerja. Mendengar si penelepon menyebut nama Yudi, saya langsung berseru dengan nada dibuat seolah-olah terkejut, "Oh, Yudi!? Iwan Yudianto ya?"
Si penelepon, mungkin kegirangan karena mengira pancingannya mengena, kontan menjawab, "Iya, aku Iwan Yudianto. Apa kabar?" Saya tersenyum sinis, "Alhamdulillah, kabar baik," kata saya. Tapi langsung saya teruskan, "Tapi, sori, aku juga gak punya teman bernama Iwan Yudianto tuh."
Tak ada jawaban dari seberang. Lalu terdengar suara "tut, tut…" Telepon langsung putus begitu saja. Saya cuma geleng-geleng kepala dibuatnya. Ini bukan kejadian pertama. Pertengahan 2008 lalu saya pernah ditelepon seseorang yang mengaku manajer Telkomsel dan mengatakan saya memenangkan Toyota Avanza. Untungnya saya waspada, malah saya kerjai balik si penipu itu.
Cerita selengkapnya besok-besok saja deh. Yang penting kita harus selalu waspada dengan aksi-aksi percobaan penipuan seperti ini. Jangan sampai uang yang kita cari dengan tetesan keringat diambil begitu saja oleh orang-orang berhati culas.
Waspadalah, waspadalah!
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
PERIBAHASA "srigala berbulu domba" sudah sangat sering kita dengar. Tapi siapa sangka jika ada yang menerapkannya dalam kehidupan nyata untuk berbuat jahat. Kalau Mbak Susindra pernah cerita saudaranya hampir kena tipu dengan modus hadiah Telkomsel Poin, baru-baru ini saya malah ditelepon sama penipunya langsung. Nekat!
Ceritanya terjadi Ahad, 13 November, lalu. Waktu sedang asyik-asyik menyusun ebook gratis untuk dibagikan ke pengunjung blog ini, tiba-tiba saja telepon XL saya berdering. Saya lihat nomor peneleponnya disembunyikan. Hmmm, alarm kewaspadaan saya langsung menyala. Kalau niatnya baik, masa iya nomornya disembunyikan?
Meski begitu saya berusaha bersikap wajar. Telepon saya angkat. "Halo, assalamualaikum," kata saya. Orang di seberang sana, seorang laki-laki, menyahut. "Hei, apa kabar?" suaranya terdengar sok akrab.
Ilustrasi:rodadewa.netMemori saya langsung berputar. Seingat saya tak ada teman saya yang suaranya seperti ini. Maka saya pun bertanya, "Sori, ini siapa ya?" Si penelepon menjawab, "Masa lupa sih? Aku temenmu yang biasa main ke rumah," katanya dengan yakin.Deng! Ini keanehan pertama yang begitu telak menunjukkan siapa si penelepon ini. Sejak lebaran lalu saya liburan di tempat orang tua di Sungai Bahar, Jambi. Dan, selama hampir 3 bulan ini tak ada seorang pun teman yang 'biasa' main ke rumah. Memang teman-teman SMP saya masih banyak, dan hubungan kami selalu baik. Tapi karena kesibukan masing-masing plus jauhnya jarak rumah kami, tak ada satu pun teman yang datang berkunjung setelah lebaran. Kalau yang dimaksud rumah Pemalang tentu tambah aneh lagi.
Kesimpulannya jelas, ini orang iseng, atau malah orang jahat alias penipu. Tapi saya berusaha berbaik sangka. Sayapun mengulur waktu dan bertanya, "Siapa ya? Teman yang biasa main ke rumahku kan banyak." Tetap dengan nada sok yakin si penelepon menjawab, "Aku Iwan."
Deng! Keanehan kedua nih. Satu-satunya teman saya yang bernama Iwan adalah teman main sewaktu saya masih tinggal di Batumarta, Kab. OKU Timur, Sumatera Selatan. Semenjak Ibu memboyong saya dan adik-adik ke Jambi pada tahun 1995, saya dan Iwan putus hubungan. Jadi, ini Iwan yang mana?
Maka saya pun menyanggah, "Sori, aku gak punya teman yang namanya Iwan." Saya rasa ini sanggahan yang sangat telak, membuat si penelepon terdiam kebingungan. Lamat-lamat saya dengar dia berkasak-kusuk entah dengan siapa, mungkin komplotannya. Saya menunggu reaksinya beberapa saat.
Sekitar setengah menit kemudian si penelepon berkata lagi, "Aku Yudi." Saya kontan membatin, "Ah, dasar tak tahu malu!" Tapi otak jahil saya langsung bekerja. Mendengar si penelepon menyebut nama Yudi, saya langsung berseru dengan nada dibuat seolah-olah terkejut, "Oh, Yudi!? Iwan Yudianto ya?"
Si penelepon, mungkin kegirangan karena mengira pancingannya mengena, kontan menjawab, "Iya, aku Iwan Yudianto. Apa kabar?" Saya tersenyum sinis, "Alhamdulillah, kabar baik," kata saya. Tapi langsung saya teruskan, "Tapi, sori, aku juga gak punya teman bernama Iwan Yudianto tuh."
Tak ada jawaban dari seberang. Lalu terdengar suara "tut, tut…" Telepon langsung putus begitu saja. Saya cuma geleng-geleng kepala dibuatnya. Ini bukan kejadian pertama. Pertengahan 2008 lalu saya pernah ditelepon seseorang yang mengaku manajer Telkomsel dan mengatakan saya memenangkan Toyota Avanza. Untungnya saya waspada, malah saya kerjai balik si penipu itu.
Cerita selengkapnya besok-besok saja deh. Yang penting kita harus selalu waspada dengan aksi-aksi percobaan penipuan seperti ini. Jangan sampai uang yang kita cari dengan tetesan keringat diambil begitu saja oleh orang-orang berhati culas.
Waspadalah, waspadalah!
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
Published on November 17, 2011 15:35
November 12, 2011
7 Wonders of Internet versi Bung Eko
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
KALAU Yayasan New7Wonders bisa membuat daftar New 7 Wonders of Man Made dan kemudian New 7 Wonders of Nature, maka saya jadi latah ingin ikut-ikutan membuat daftar 7 keajaiban versi saya sendiri. Berhubung keajaiban bangunan buatan manusia dan keajaiban alam sudah diambil oleh New7Wonders, maka saya membuat daftar yang sama sekali baru. Apa itu? Inilah dia, saya perkenalkan 7 Wonders of Internet!
Dalam bahasa Indonesia, 7 Wonders of Internet bisa diartikan sebagai 7 Keajaiban Internet atau 7 Keajaiban Dunia Maya. Nah, sesuai namanya, dalam daftar ini saya memilih 7 situs paling fenomenal sepanjang sejarah internet. Situs yang kehadirannya begitu mencengangkan, begitu mencuri perhatian. Namun tak berhenti sampai di situ saja. Situs-situs tersebut juga harus memberi kontribusi positif bagi pengguna internet dan juga internet itu sendiri.
Penyusunan daftar ini sebenarnya sudah saya lakukan sejak akhir tahun 2009. Namun ketika itu daftarnya berisi 12 situs, dan saya namai Selusin Keajaiban Internet. Bukan, saya bercanda. Waktu itu ke-12 situs fenomenal tersebut saya sebut sebagai 12 Situs yang Mengubah Dunia. Rencananya mau ditulis menjadi naskah buku. Apa lacur, kebiasaan saya yang suka menulis berbunga-bunga membuat naskah buku tersebut begitu tebal, padahal target pasarnya kalangan menengah ke bawah.
Apa boleh buat, saya lantas berkompromi dan menurunkan jumlahnya menjadi 10, lalu turun lagi menjadi 7 untuk disesuaikan dengan 7 Keajaiban Dunia. Jadilah ketujuh situs tersebut sebagai 7 Wonders of Internet versi Bung Eko . Mau tahu ketujuh situs itu? Here we go...
The 1st Wonder of Internet is... GoogleThe 2nd Wonder of Internet is... amazon.comThe 3rd Wonder of Internet is... ebaYThe 4th Wonder of Internet is... BloggerThe 5th Wonder of Internet is... YouTubeThe 6th Wonder of Internet is... facebookThe 7th Wonder of Internet is... twitter
Berita gembiranya, saya berniat membagikan serial ebook 7 Keajaiban Dunia Maya ini. Ya, saya telah menulis 7 ebook yang masing-masing membahas salah satu dari ke-7 situs dalam daftar di atas. Cuma, saya tidak akan membagikan ke-7 ebook tersebut sekaligus. Saya akan membagikannya satu demi satu yang tanggal pembagiannya bakal disesuaikan dengan tanggal lahir situs yang dibahas dalam ebook tersebut.
Sebagai clue, berikut saya buat daftar peluncuran perdana masing-masing situs dalam daftar 7 Wonders of Internet versi saya ini:
Google, diluncurkan pertama kali pada 4 September 1998.amazon.com, diluncurkan pertama kali pada Juli 1995.ebaY, diluncurkan pertama kali pada 3 September 1995.Blogger, diluncurkan pertama kali pada 23 Agustus 1999.YouTube, diluncurkan pertama kali pada 14 Februari 2005.facebook, diluncurkan pertama kali pada 4 Februari 2004.twitter, diperkenalkan pertama kali pada 21 Maret 2006
Nah, berhubung di tahun ini tinggal tersisa November dan Desember, sedangkan tak ada satupun dari ke-7 situs di atas yang diluncurkan pertama kali pada bulan November atau Desember, maka ke-7 ebook gratis serial '7 Keajaiban Dunia Maya' bakal dibagikan tahun depan. Jadi, kalau ingin memiliki ke-7 ebook gratis setebal rata-rata 48 halaman kwarto ini, silakan rajin-rajin berkunjung ke bungeko.com ya... ^_^
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
KALAU Yayasan New7Wonders bisa membuat daftar New 7 Wonders of Man Made dan kemudian New 7 Wonders of Nature, maka saya jadi latah ingin ikut-ikutan membuat daftar 7 keajaiban versi saya sendiri. Berhubung keajaiban bangunan buatan manusia dan keajaiban alam sudah diambil oleh New7Wonders, maka saya membuat daftar yang sama sekali baru. Apa itu? Inilah dia, saya perkenalkan 7 Wonders of Internet!Dalam bahasa Indonesia, 7 Wonders of Internet bisa diartikan sebagai 7 Keajaiban Internet atau 7 Keajaiban Dunia Maya. Nah, sesuai namanya, dalam daftar ini saya memilih 7 situs paling fenomenal sepanjang sejarah internet. Situs yang kehadirannya begitu mencengangkan, begitu mencuri perhatian. Namun tak berhenti sampai di situ saja. Situs-situs tersebut juga harus memberi kontribusi positif bagi pengguna internet dan juga internet itu sendiri.
Penyusunan daftar ini sebenarnya sudah saya lakukan sejak akhir tahun 2009. Namun ketika itu daftarnya berisi 12 situs, dan saya namai Selusin Keajaiban Internet. Bukan, saya bercanda. Waktu itu ke-12 situs fenomenal tersebut saya sebut sebagai 12 Situs yang Mengubah Dunia. Rencananya mau ditulis menjadi naskah buku. Apa lacur, kebiasaan saya yang suka menulis berbunga-bunga membuat naskah buku tersebut begitu tebal, padahal target pasarnya kalangan menengah ke bawah.
Apa boleh buat, saya lantas berkompromi dan menurunkan jumlahnya menjadi 10, lalu turun lagi menjadi 7 untuk disesuaikan dengan 7 Keajaiban Dunia. Jadilah ketujuh situs tersebut sebagai 7 Wonders of Internet versi Bung Eko . Mau tahu ketujuh situs itu? Here we go...
The 1st Wonder of Internet is... GoogleThe 2nd Wonder of Internet is... amazon.comThe 3rd Wonder of Internet is... ebaYThe 4th Wonder of Internet is... BloggerThe 5th Wonder of Internet is... YouTubeThe 6th Wonder of Internet is... facebookThe 7th Wonder of Internet is... twitter
Berita gembiranya, saya berniat membagikan serial ebook 7 Keajaiban Dunia Maya ini. Ya, saya telah menulis 7 ebook yang masing-masing membahas salah satu dari ke-7 situs dalam daftar di atas. Cuma, saya tidak akan membagikan ke-7 ebook tersebut sekaligus. Saya akan membagikannya satu demi satu yang tanggal pembagiannya bakal disesuaikan dengan tanggal lahir situs yang dibahas dalam ebook tersebut.
Sebagai clue, berikut saya buat daftar peluncuran perdana masing-masing situs dalam daftar 7 Wonders of Internet versi saya ini:
Google, diluncurkan pertama kali pada 4 September 1998.amazon.com, diluncurkan pertama kali pada Juli 1995.ebaY, diluncurkan pertama kali pada 3 September 1995.Blogger, diluncurkan pertama kali pada 23 Agustus 1999.YouTube, diluncurkan pertama kali pada 14 Februari 2005.facebook, diluncurkan pertama kali pada 4 Februari 2004.twitter, diperkenalkan pertama kali pada 21 Maret 2006
Nah, berhubung di tahun ini tinggal tersisa November dan Desember, sedangkan tak ada satupun dari ke-7 situs di atas yang diluncurkan pertama kali pada bulan November atau Desember, maka ke-7 ebook gratis serial '7 Keajaiban Dunia Maya' bakal dibagikan tahun depan. Jadi, kalau ingin memiliki ke-7 ebook gratis setebal rata-rata 48 halaman kwarto ini, silakan rajin-rajin berkunjung ke bungeko.com ya... ^_^
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
Published on November 12, 2011 09:10
November 11, 2011
bungeko.com Ganti Tampilan Demi Pengunjung
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
RAJIN berkomentar di blog lain ternyata tak menjamin blog ini jadi dibanjiri komentar. Penyebabnya tak selalu karena blogger yang blognya saya kunjungi tidak mau berkunjung balik. Daripada menunjuk hidung orang, kenapa tidak menunjuk hidung sendiri? Jadi, saya pun berkesimpulan, bisa jadi rekan-rekan blogger yang pernah saya kunjungi sudah berkunjung balik. Namun mungkin tampilan depan blog ini yang aneh, cuma ada satu posting, membuat pengunjung bingung.
"Lho, mana postingnya?" Mungkin begitu para pengunjung blog ini membatin. Ya, dengan tampilan depan hanya memajang satu posting terbaru, itupun tanpa tanda apa-apa kalau posting satu-satunya itu adalah posting baru, besar kemungkinan pengunjung jadi balik kanan. Daripada susah-susah mencari posting yang mau dikomentari, bukankah lebih enak mengeklik tanda silang di pojok kanan atas browser?
Nah, karena itulah saya mengganti tampilan depan blog ini. Jumlah posting terbarunya kini ada 5 judul, plus satu posting pilihan yang saya jadikan semacam headline di bagian paling atas. Demi mengisi ruang kosong di sisi kanan, maka bertebaranlah gambar dan slideshow. Mudah-mudahan tambahan gambar-gambar tersebut tidak memperlambat waktu loading bungeko.com.
Kalau ada yang membatin, "Kok tampilannya mirip situs detik.com ya?", maka saya jawab memang saya sangat mengagumi pelopor portal berita Indonesia itu. Tapi kalau soal pemilihan warna, ini murni karena selera. Kebetulan sekali saya penyuka warna biru, warna yang menjadi warna dominan halaman depan detik.com. Selain itu, warna biru merupakan unsur warna dalam logo blog ini. Karena itu warna hijau yang sebelumnya sempat dominan di blog ini saya hilangkan.
Oke, begini saja pengantar saya untuk acara penggantian tampilan depan blog ini. Harapan saya, semoga dengan tampilan yang sekarang pengunjung tak lagi bingung mencari posting terbaru untuk dikomentari. Hehehe...
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
RAJIN berkomentar di blog lain ternyata tak menjamin blog ini jadi dibanjiri komentar. Penyebabnya tak selalu karena blogger yang blognya saya kunjungi tidak mau berkunjung balik. Daripada menunjuk hidung orang, kenapa tidak menunjuk hidung sendiri? Jadi, saya pun berkesimpulan, bisa jadi rekan-rekan blogger yang pernah saya kunjungi sudah berkunjung balik. Namun mungkin tampilan depan blog ini yang aneh, cuma ada satu posting, membuat pengunjung bingung.
"Lho, mana postingnya?" Mungkin begitu para pengunjung blog ini membatin. Ya, dengan tampilan depan hanya memajang satu posting terbaru, itupun tanpa tanda apa-apa kalau posting satu-satunya itu adalah posting baru, besar kemungkinan pengunjung jadi balik kanan. Daripada susah-susah mencari posting yang mau dikomentari, bukankah lebih enak mengeklik tanda silang di pojok kanan atas browser?
Nah, karena itulah saya mengganti tampilan depan blog ini. Jumlah posting terbarunya kini ada 5 judul, plus satu posting pilihan yang saya jadikan semacam headline di bagian paling atas. Demi mengisi ruang kosong di sisi kanan, maka bertebaranlah gambar dan slideshow. Mudah-mudahan tambahan gambar-gambar tersebut tidak memperlambat waktu loading bungeko.com.
Kalau ada yang membatin, "Kok tampilannya mirip situs detik.com ya?", maka saya jawab memang saya sangat mengagumi pelopor portal berita Indonesia itu. Tapi kalau soal pemilihan warna, ini murni karena selera. Kebetulan sekali saya penyuka warna biru, warna yang menjadi warna dominan halaman depan detik.com. Selain itu, warna biru merupakan unsur warna dalam logo blog ini. Karena itu warna hijau yang sebelumnya sempat dominan di blog ini saya hilangkan.
Oke, begini saja pengantar saya untuk acara penggantian tampilan depan blog ini. Harapan saya, semoga dengan tampilan yang sekarang pengunjung tak lagi bingung mencari posting terbaru untuk dikomentari. Hehehe...
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
Published on November 11, 2011 14:12
November 10, 2011
7 Keajaiban Dunia dan Komodo
Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom
JUMAT, 11 November 2011 ini rencananya New7Wonders Foundation bakal mengumumkan pemenang kontes New 7 Wonders of Nature. Sebagaimana kita ketahui, Taman Nasional Pulau Komodo masuk sebagai salah satu dari 28 finalis. Namun ajang ini lantas menuai kecaman, dengan Yayasan New7Wonders dan Bernard Weber, pendirinya, sebagai sasaran tembak. Benarkah ajang pemilihan 7 Keajaiban Dunia Baru ini hanya bermotif materi?
Tak ada yang tahu. Yang jelas semua hal di dunia ini pasti ada sisi positif dan negatifnya, tergantung dari sisi mana kita memandang. Orang-orang yang berpikir positif mengenai ajang ini, tentu bakal menyampaikan argumentasi disertai bukti-bukti yang menunjukkan kalau N7W ini positif. Sebaliknya, orang yang berpikir negatif tentu akan mengkritisi dengan memaparkan sejumlah data, temuan, serta sumber-sumber yang mendukung argumentasinya. Demikian juga dengan masuknya TN Pulau Komodo ke dalam 28 finalis 7 Keajaiban Dunia Baru versi New7Wonders Foundation.
Dari Borobudur sampai Komodo
Foto: Wikipedia
Piramida Kheops di Giza, satu-satunya bangunan dari 7 Keajaiban Dunia masa silam yang masih berdiri kokoh.Sebelum geger Vote Komodo, bangsa Indonesia mengenal Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Dunia. Daftar dan gambarnya biasanya terdapat di atlas yang jadi pegangan pelajar SD hingga SMA. Keajaiban-keajaiban dunia lain yang kita kenal antara lain Taj Mahal (India), Colloseum (Italia), Menara Pisa (Italia), dan Tembok Besar (Cina). Pertanyaannya, siapa yang menyusun daftar ini?
Bagi orang Indonesia, Candi Borobudur adalah keajaiban dunia. Bagaimana bagi orang Italia, India, Cina, dan negara-negara lain? Coba-coba mencari info ke Google, ternyata satu-satunya daftar 7 Keajaiban Dunia yang diakui secara internasional adalah 7 Wonders of the Ancient World. Daftar ini disusun oleh Antipater of Sidon bersama Philon of Byzantium, di mana ketujuh keajaiban tersebut adalah:
Piramida Kheops atau Piramida Agung di Giza, MesirTaman Gantung di Babilonia (kini masuk wilayah Niniveh, Irak)Kuil Arthemis di Ephesus (kini masuk wilayah Izmir, Turki)Patung Zeus di Olimpia, YunaniMausoleum of Halicarnassus, dibangun di wilayah yang kini bernama Bodrum, TurkiColossus of Rhodes di Rhodes, YunaniMercusuar Iskandariah (Alexandria), Mesir
Dari ketujuh bangunan tersebut, hanya Piramida Giza yang masih berdiri kokoh. Inilah mungkin yang menyebabkan daftar 7 Keajaiban Dunia masa silam ini tidak begitu populer. Lalu muncullah daftar 7 Keajaiban Dunia berbagai versi di sejumlah negara, yang di Indonesia memasukkan Candi Borobudur. Sementara UNESCO yang merupakan badan resmi PBB untuk urusan benda-benda historis dan cagar budaya sama sekali tak pernah menyusun daftar-daftar demikian.
Jadi, Candi Borobudur tak pernah masuk 7 Keajaiban Dunia. Bahkan dalam daftar yang disebut sebagai keajaiban dunia oleh Antipater of Sidon dan Philon of Byzantium itu tak benar-benar bersifat mendunia. Lihat saja, 7 bangunan yang disebut dalam daftar tersebut hanya terletak di wilayah Mediterania. Bisa dimaklumi, pada masa itu alat transportasi tercepat hanya kuda. Rasanya tak ada orang yang mampu mengunjungi seluruh tempat di dunia untuk menyusun daftar keajaiban dunia yang benar-benar bersifat 'sedunia', kalau hanya mengendarai kuda.
Nah, andai nanti Pulau Komodo tak masuk dalam 7 Keajaiban Dunia Baru versi New7Wonders, rasanya kita tak perlu risau. Jangan pula marah, apalagi sampai mencaci-maki Bernard Weber dkk. Toh, diakui atau tidak, komodo adalah keajaiban dunia yang keberadaannya diakui serta dilindungi UNESCO. Apa yang dilakukan oleh New7Wonders Foundation hanyalah memberikan status 'ajaib' versi mereka sendiri, sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapapun di dunia ini.
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
JUMAT, 11 November 2011 ini rencananya New7Wonders Foundation bakal mengumumkan pemenang kontes New 7 Wonders of Nature. Sebagaimana kita ketahui, Taman Nasional Pulau Komodo masuk sebagai salah satu dari 28 finalis. Namun ajang ini lantas menuai kecaman, dengan Yayasan New7Wonders dan Bernard Weber, pendirinya, sebagai sasaran tembak. Benarkah ajang pemilihan 7 Keajaiban Dunia Baru ini hanya bermotif materi?
Tak ada yang tahu. Yang jelas semua hal di dunia ini pasti ada sisi positif dan negatifnya, tergantung dari sisi mana kita memandang. Orang-orang yang berpikir positif mengenai ajang ini, tentu bakal menyampaikan argumentasi disertai bukti-bukti yang menunjukkan kalau N7W ini positif. Sebaliknya, orang yang berpikir negatif tentu akan mengkritisi dengan memaparkan sejumlah data, temuan, serta sumber-sumber yang mendukung argumentasinya. Demikian juga dengan masuknya TN Pulau Komodo ke dalam 28 finalis 7 Keajaiban Dunia Baru versi New7Wonders Foundation.
Dari Borobudur sampai Komodo
Foto: WikipediaPiramida Kheops di Giza, satu-satunya bangunan dari 7 Keajaiban Dunia masa silam yang masih berdiri kokoh.Sebelum geger Vote Komodo, bangsa Indonesia mengenal Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Dunia. Daftar dan gambarnya biasanya terdapat di atlas yang jadi pegangan pelajar SD hingga SMA. Keajaiban-keajaiban dunia lain yang kita kenal antara lain Taj Mahal (India), Colloseum (Italia), Menara Pisa (Italia), dan Tembok Besar (Cina). Pertanyaannya, siapa yang menyusun daftar ini?
Bagi orang Indonesia, Candi Borobudur adalah keajaiban dunia. Bagaimana bagi orang Italia, India, Cina, dan negara-negara lain? Coba-coba mencari info ke Google, ternyata satu-satunya daftar 7 Keajaiban Dunia yang diakui secara internasional adalah 7 Wonders of the Ancient World. Daftar ini disusun oleh Antipater of Sidon bersama Philon of Byzantium, di mana ketujuh keajaiban tersebut adalah:
Piramida Kheops atau Piramida Agung di Giza, MesirTaman Gantung di Babilonia (kini masuk wilayah Niniveh, Irak)Kuil Arthemis di Ephesus (kini masuk wilayah Izmir, Turki)Patung Zeus di Olimpia, YunaniMausoleum of Halicarnassus, dibangun di wilayah yang kini bernama Bodrum, TurkiColossus of Rhodes di Rhodes, YunaniMercusuar Iskandariah (Alexandria), Mesir
Dari ketujuh bangunan tersebut, hanya Piramida Giza yang masih berdiri kokoh. Inilah mungkin yang menyebabkan daftar 7 Keajaiban Dunia masa silam ini tidak begitu populer. Lalu muncullah daftar 7 Keajaiban Dunia berbagai versi di sejumlah negara, yang di Indonesia memasukkan Candi Borobudur. Sementara UNESCO yang merupakan badan resmi PBB untuk urusan benda-benda historis dan cagar budaya sama sekali tak pernah menyusun daftar-daftar demikian.
Jadi, Candi Borobudur tak pernah masuk 7 Keajaiban Dunia. Bahkan dalam daftar yang disebut sebagai keajaiban dunia oleh Antipater of Sidon dan Philon of Byzantium itu tak benar-benar bersifat mendunia. Lihat saja, 7 bangunan yang disebut dalam daftar tersebut hanya terletak di wilayah Mediterania. Bisa dimaklumi, pada masa itu alat transportasi tercepat hanya kuda. Rasanya tak ada orang yang mampu mengunjungi seluruh tempat di dunia untuk menyusun daftar keajaiban dunia yang benar-benar bersifat 'sedunia', kalau hanya mengendarai kuda.
Nah, andai nanti Pulau Komodo tak masuk dalam 7 Keajaiban Dunia Baru versi New7Wonders, rasanya kita tak perlu risau. Jangan pula marah, apalagi sampai mencaci-maki Bernard Weber dkk. Toh, diakui atau tidak, komodo adalah keajaiban dunia yang keberadaannya diakui serta dilindungi UNESCO. Apa yang dilakukan oleh New7Wonders Foundation hanyalah memberikan status 'ajaib' versi mereka sendiri, sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapapun di dunia ini.
Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
Published on November 10, 2011 09:10


