Eko Nurhuda's Blog, page 57

October 14, 2011

Sebelum Ditangkap, Pelaku Ikut Urus Mayat Rita

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

Bahar Utara - Entah manusia macam apa Sinaga (40) ini. Sebelum tercium polisi sebagai tersangka tunggal (22), warga Desa Marta Manunggal, Sungai Bahar Unit 13, Kec. Bahar Utara, Muaro Jambi, ini justru ikut sibuk membantu proses olah TKP.

Rita ditemukan tewas di rumahnya, Selasa (11/10) lalu. Peristiwa pembunuhan ini pertama kali diketahui Mintarsih, ibu mertua korban yang tinggal di seberang jalan rumah korban. Rita sendiri hanya tinggal bersama seorang anaknya yang masih balita. Nanang, suami korban, sudah 3 bulan bekerja di Bandung.Ilustrasi

Hari itu, hingga sekitar jam 07.00 Mintarsih melihat rumah menantunya sepi. Namun dari dalam rumah terdengar suara tangisan cucunya yang tak kunjung berhenti. Merasa curiga, ia pun mendatangi rumah Rita dan menemukan ibu muda tersebut tewas bersimbah darah di pelukan cucunya.

Saat polisi datang, warga sekitar lokasi kejadian ikut membantu proses olah TKP. Salah satunya adalah Sinaga yang tinggal tepat di sebelah rumah korban. Siapa sangka jika pelakunya justru lelaki yang sejak pagi tampak turut sibuk membantu polisi itu.

"Tidak ada yang menyangka kalau pelakunya malah dia. Padahal dari pagi dia ikut bantu-bantu polisi," kata seorang warga yang tak mau identitasnya diketahui dengan alasan tak enak pada keluarga pelaku.

Polisi sendiri sejak awal meyakini pelakunya adalah orang dekat korban. Karena itu sebelum membawa mayat Rita ke RS Bhayangkara Jambi untuk diotopsi, petugas meminta sidik jari seluruh tetangga dan kenalan korban.

Setelah mencocokkan seluruh sidik jari warga dengan sidik jari yang tertinggal di tubuh korban, polisi segera tahu pelakunya adalah Sinaga. Tak membuang waktu lama, Rabu (12/10) pagi petugas gabungan dari Polsek Bahar Utara dan Polres Muaro Jambi menangkap pelaku di rumahnya.

Hingga saat ini belum diketahui apa sebenarnya motif pelaku hingga tega menghabisi nyawa tetangganya tersebut. Warga menduga, Sinaga sakit hati pada korban karena tak mau diajak selingkuh. (bungeko)

Berita ini saya kirim ke detikcom, namun sepertinya tidak ditayangkan hingga akhirnya saya putuskan untuk dipublikasikan di bungeko.com. Semoga bermanfaat.



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet unlimited dari XL Axiata.[image error]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 14, 2011 04:10

October 13, 2011

Rita Dibunuh karena Tak Mau Diajak Selingkuh?

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

Bahar Utara - Misteri (22), warga Desa Marta Manunggal, Sungai Bahar Unit 13, Kec. Bahar Utara, Muaro Jambi, Selasa (11/10) lalu, perlahan-lahan mulai terkuak. Pelakunya, Sinaga (sekitar 40-an tahun), ternyata tetangga sebelah rumah Rita.

Saat melakukan olah TKP di tempat kejadian, polisi meyakini pelakunya mengenal baik korban. Karena itu petugas lantas meminta sidik jari seluruh tetangga dekat Rita. Mayat Rita sendiri kemudian dibawa ke RS Mapolda Jambi untuk divisum.Ilustrasi

Saat sidik jari yang tertinggal di tubuh Rita dicocokkan dengan sidik jari warga, kemiripan ditemukan pada sidik jari Sinaga yang tinggal bersebelahan dengan korban. Polisi pun segera menangkap pelaku di rumahnya, Rabu (12/10).

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari warga sekitar kejadian, selama ini pelaku memang sering terlihat mendekati korban. Terlebih saat suami korban, Nanang, bekerja di Jawa. Wajar saja, Rita yang baru berusia 22 tahun memang berparas cantik.

Warga menduga pelaku menaruh hasrat pada korban, namun ditanggapi dingin. Karena merasa tersinggung ajakannya ditolak, pelaku pun memilih menghabisi korban.

"Dia (pelaku, pen.) itu orang kaya, jadi mungkin dipikirnya Rita mau diajak selingkuh sama dia. Tapi rupanya Rita malah dibunuh," kata Ule, sahabat dekat mertua korban.

Polisi sendiri belum mengeluarkan pernyataan apa-apa terkait penangkapan pelaku. Keluarga korban yang masih dalam suasana berkabung tak bersedia dimintai keterangan. Sementara keluarga pelaku seolah menghilang sejak penangkapan terjadi. (bungeko)

Berita ini saya kirim ke detikcom, namun sepertinya tidak ditayangkan hingga akhirnya saya putuskan untuk dipublikasikan di bungeko.com. Semoga bermanfaat.



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet unlimited dari XL Axiata.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 13, 2011 22:10

Warga Menduga Rita Diperkosa sebelum Dibunuh

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

Bahar Utara - Rita Agustina (22), di Desa Marta Manunggal, Sungai Bahar Unit 13, Kec. Bahar Utara, Muaro Jambi, Selasa (11/10) lalu, ditemukan tewas dalam keadaan tanpa busana. Warga menduga Rita sempat dinodai sebelum dibunuh.

IlustrasiLokasi mayat korban yang berada di atas tempat tidur menguatkan dugaan tersebut. Apalagi korban memiliki paras cantik dan hanya tinggal bersama anak pertamanya yang masih balita. Suami korban, Nanang, sudah sekitar 3 bulan bekerja di Bandung.

Dugaan lain, Rita justru dibunuh karena menolak kemauan pelaku. Ini didasari adanya luka tusuk di bagian bawah pusar korban. Wajah korban pun dirusak dengan tiga luka besar di pipi kiri-kanan dan kening.

"Mungkin pelaku kesal karena dia (Rita, pen.) tidak mau diajak begituan, makanya dibunuh, 'itu'-nya ditusuk golok," ujar seorang warga—yang lupa saya tanyai namanya—di lokasi kejadian.

Polisi sendiri setelah melakukan olah TKP menyimpulkan kasus ini murni pembunuhan. Kapolres Muaro Jambi, AKBP Badaruddin, mengatakan tidak ada barang milik korban yang hilang.

"Rita murni menjadi korban pembunuhan. Hasil olah TKP tidak menemukan adanya barang-barang yang hilang," jelas Kapolres kepada wartawan dan warga yang memadati tempat kejadian.

Saat ditanya adanya kemungkinan upaya perkosaan sebelum korban dibunuh, polisi menyatakan belum menemukan tanda-tanda ke arah sana. (bungeko)

Berita ini saya kirim ke detikcom, namun sepertinya tidak ditayangkan hingga akhirnya saya putuskan untuk dipublikasikan di bungeko.com. Semoga bermanfaat.



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet unlimited dari XL Axiata.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 13, 2011 16:10

Sadis, Ibu Muda di Sungai Bahar Tewas Dibacok 20 Kali!

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

Bahar Utara - Pembunuhan sadis menggegerkan warga Desa Marta Manunggal, Sungai Bahar Unit 13, Kec. Bahar Utara, Muaro Jambi, Selasa (11/10) lalu. Seorang ibu muda, Rita Agustina (22), ditemukan tewas mengenaskan dengan 20 luka bacok di rumahnya.

Peristiwa pembunuhan tersebut pertama kali diketahui oleh Mintarsih, ibu mertua korban yang tinggal berseberangan jalan dengan korban.

IlustrasiRita sendiri hanya tinggal bersama anak pertamanya yang masih berusia kurang dari 3 tahun. Suaminya, Nanang, sudah sekitar 3 bulan bekerja sebagai satpam di Bandung.

Pagi itu sekitar pukul 07.00, Mintarsih yang curiga mendengar cucunya terus-menerus menangis mendatangi rumah korban. Ia mendapati pintu belakang sudah terbuka, sedangkan cucunya tengah menangis di kamar sambil memeluk tubuh Rita yang berlumuran darah dalam keadaan tanpa busana.

Melihat menantunya tewas dibunuh, Mintarsih segera memberitahu warga sekitar. Aparat desa lantas meneruskan kejadian tersebut pada pihak kepolisian.

Subadi, Kades Marta Manunggal yang mengaku melihat langsung kondisi korban, berkata, "Tubuhnya penuh luka bacok dan tusukan, sekitar 20-an. Di setiap bagian setidaknya ada dua luka."

Menurut Subadi, luka-luka tersebut tersebar merata dari kepala hingga ke kaki. Di bagian kepala saja terdapat setidaknya empat lokasi bacokan, yakni di batok kepala, kening, pipi kiri, dan pipi kanan.

Selain petugas dari Polsek Bahar Utara, satuan dari Polres Muaro Jambi pun datang ke lokasi kejadian. Bahkan Kapolres Muaro Jambi AKBP Badaruddin didampingi Kanit Reskrim Ricardo Condrat Yusuf ikut turun ke TKP yang berjarak sekitar 2,5 jam perjalanan darat dari Mapolres Muaro Jambi di Sengeti. (bungeko)

Berita ini saya kirim ke detikcom, namun sepertinya tidak ditayangkan hingga akhirnya saya putuskan untuk dipublikasikan di bungeko.com. Semoga bermanfaat.



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet unlimited dari XL Axiata.[image error]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 13, 2011 10:10

October 12, 2011

Gempa Bumi 6,8 SR Guncang Nusa Dua, Bali

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

GEMPA bumi berkekuatan 6,8 skala richter mengguncang Bali. Gempa terjadi Kamis (13/10) siang ini sekitar pukul 11.16 Wita, atau pukul 10.16 WIB. Gempa terjadi cukup lama. Rumah warga di Denpasar dan Ubud tampak berguncang-guncang keras dibuatnya.

"Guncangannya keras sekali. Saya langsung kabur turun dari lantai dua," kata seorang ibu yang menetap di Jl. Plawa, Denpasar, seperti dikutip dari detikcom.

IlustrasiMenurut keterangan Sudiana, warga Jl. Kajeng No. 33, Ubud, gempa terjadi selama kurang lebih 30 detik hingga 1 menit. Guncangan cukup keras dirasakan pada 15 Detik pertama, membuat sejumlah ibu-ibu muntah karena pusing.

"Ya lumayan panik. Semua pada keluar rumah sambil teriak-teriak," ujar Sudiana, masih mengutip detikcom.

Badan Metereologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) mencatat gempa terjadi di 143 Km sebelah barat daya Nusa Dua, dengan kedalaman gempa hanya 10 Km. Meski getaran gempa terasa hingga ke Yogyakarta, BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Semoga warga Denpasar, Ubud, dan Nusa Dua yang ditimpa musibah ini tabah dan sabar, serta tetap semangat menghadapi hidup. Amin...



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet unlimited dari XL Axiata.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 12, 2011 21:12

Kontes Kreatif ala Mizone

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

INI baru kontes kreatif! Begitu kata saya dalam hati begitu mengetahui kontes bertajuk 'Made from Mizone'. Ya kreatif penylenggaranya, ya kreatif pesertanya. Hasilnya? Tentu saja adu kreativitas yang sangat menantang. Meski yang diperlombakan 'cuma' kreativitas mengolah botol Mizone menjadi aneka barang sederhana, hasilnya mengundang decak kagum.

Coba lihat gambar di sebe- lah ini. Siapa sangka jika gelas manis tersebut dibuat dari potongan botol Mizone? Sederhana, namun rasanya tak memalukan andaipun dipakai untuk menyuguhi minuman kepada tamu di rumah. Membuatnya pun relatif mudah. Saya kira Bung cuma butuh botol Mizone, lem plastik, pita kuning, dan gunting. Mudah, bukan?Foto: mizone.co.id

Lalu ada juga miniatur satu set drum. Sepintas tak terlihat kalau drum mini tersebut dibuat dari botol Mizone. Ya, sangat mirip sekali. Dipajang di ruang tamu atau di kamar sama cantiknya. Proses pembuatannya pun sepertinya tak rumit. Tinggal potong-potong botol Mizone, rangkai dengan aksesori berupa tangkai-tangkai besi kecil untuk menyangka drum mini ini. Jadi sudah. Tanpa dipoles cat pun tampilannya sudah menarik.

Bung pengonsumsi Mizone? Atau merasa bisa membuat barang yang jauh lebih kreatif dengan botol Mizone? Kalau begitu, tak ada salahnya untuk mengikuti kontes yang diadakan oleh Mizone ini. Hadiahnya keren, banyak lagi. Setiap pekan akan dipilih satu karya terkreatif untuk mendapatkan sebuah kamera lomo. Hmmm, saya juga mau tuh...

Mau ikutan? Langsung saja ke TKP-nya, Bung!



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet unlimited dari XL Axiata.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 12, 2011 10:10

October 10, 2011

Memahami Fenomena Sedot Pulsa

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

TOPIK seputar sedot-menyedot pulsa sedang hangat dibicarakan. Ulah nakal content provider yang bekerja sama dengan operator dalam menyedot pulsa pelanggannya melalui berbagai layanan SMS premium, dirasa sudah sangat meresahkan. Bukan cuma meresahkan, aksi ini jelas sangat merugikan konsumen. Karena sering dilakukan secara 'diam-diam', aksi penyedotan pulsa pelanggan ini kemudian disebut-sebut sebagai pencurian pulsa.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengatakan kasus ini sebenarnya sudah lama terjadi. Tahun lalu saja masuk 101 pengaduan ke YLKI terkait aksi pencurian pulsa ini. Ketika isu ini memanas, seorang pelanggan Telkomsel bernama Feri Kuntoro memberanikan diri untuk melapor ke kantor polisi. Keberaniannya ini menjadikan Feri sebagai satu-satunya warga yang berani melaporkan kasus pencurian pulsa yang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat ke polisi.

Ia mengeluhkan pulsanya yang disedot Rp50.000 setiap bulan oleh operator. Malang baginya, PT Colibri Networks yang merupakan penyedia layanan yang digunakan Feri merasa dicemarkan nama baiknya dan melaporkan balik Feri ke polisi. Bagaimana nasib Feri kelak? Akankah ia juga menjadi korban arogansi perusahaan penyedia jasa yang ia gunakan, seperti Prita Mulyasari vs RS Omni International atau De Neve Mizan Allan vs Lion Air? Kita tunggu saja.

Akhir Masa Keemasan Operator Seluler
IlustrasiKalau Bung sudah pegang hape di awal tahun 2000-an, pasti pernah merasakan tarif SMS Rp500. Beli kartu perdana mana boleh cuma Rp5.000 seperti sekarang, harganya ratusan ribu dan terkadang harus sabar menunggu karena barangnya inden. Isi ulang pulsa juga demikian, masa itu nominal paling kecil Rp50.000. Sekarang isi pulsa Rp1.000 pun bisa.

Maklum, persaingan operator seluler waktu itu belum seramai sekarang. Saat saya pertama kali punya hape awal 2001, pilihan operator yang tersedia hanya Telkomsel dan Indosat. Telkomsel cuma punya dua jenis kartu, yakni Simpati (prabayar) dan Halo (pascabayar). Indosat juga cuma punya Mentari (prabayar) dan Matrix (pascabayar). Berhubung Telkomsel masih memberlakukan sistem roaming--tak bisa digunakan di luar area asal kartu, saya memilih Mentari yang bebas roaming.

Boleh dibilang itulah masa jaya-jayanya operator seluler, yaitu Telkomsel dan Indosat. Dengan hanya mereka berdua yang menduopoli pasar, konsumen tak ada pilihan lain kecuali manut saja dengan aturan yang mereka buat. Tarif SMS Simpati waktu itu masih Rp500, sedangkan Mentari Rp350. Tarif telepon jangan ditanya. Jangankan menelepon nomor operator lain atau telepon rumah, menelepon sesama operator namun berbeda area saja mahalnya bukan kepalang. Sisi positifnya, waktu itu tak ada ceritanya SMS-SMS premium.

Kini, operator seluler setidaknya ada 7: Telkomsel, Indosat, PT XL Axiata, Axis, dan Three pada jaringan GSM, ditambah Bakrie Telepon dan Smartfren di jalur CDMA. Telkomsel punya 3 varian kartu, yakni Simpati, Halo, dan As. Begitu juga dengan Indosat yang punya Mentari, IM3, dan Indosat Mobile. XL sempat punya Jempol dan Bebas, namun kemudian semuanya melebur jadi satu. Bayangkan sendiri betapa ketatnya persaingan operator telepon.

Side Income Operator Seluler
Di tengah ketatnya persaingan, mengandalkan kualitas layanan sebagai jargon promosi jelas tak ampuh. Apalagi mayoritas pengguna handphone justru kalangan menengah ke bawah yang abai terhadap hal-hal teknis. Maka, apalagi yang bisa diunggulkan kalau bukan tarif super murah dan banjir bonus. Kehadiran operator baru seperti Three dan Axis harus diakui memberi andil besar terhadap maraknya bonus telepon dan SMS gratis belakangan ini.

Ambil contoh XL yang berani memberi bonus gratis telepon 1.444 menit ke sesama nomor XL setelah sekali menelepon minimal Rp1.500. Ini masih ditambah dengan bonus SMS sepuasnya selama seharian, gratis! Apa tidak gila coba? Untuk layanan internet, setelah pemakaian Rp5.000, pengguna XL bebas melanjutkan aktivitas onlinenya berjam-jam tanpa biaya lagi. Layanan serupa diberikan oleh Simpati.

Layanannya boleh gratis, tapi sumber daya yang dipakai operator tentu saja tidak gratis. Itu artinya, operator melakukan tambal sulam demi mempertahankan kesetiaan pelanggan. Sadar peluang menjaring pendapatan dari jalur tradisional (baca: pemakaian SMS, telepon, dan internet) kian sempit, operator musti cari sumber lain. Muncullah ide untuk menyediakan layanan SMS premium dengan menggandeng perusahaan content provider.

Awalnya mungkin ini hanya side income saja. Namun seiring semakin ketatnya persaingan yang mengakibatkan semakin menurunnya penghasilan dari SMS dan telepon, layanan seperti ini malah jadi andalan utama operator. Coba cek pulsa di *888#, selain informasi saldo pulsa dan masa aktif pasti ada tawaran layanan SMS premium. Begitu juga dengan operator lain. Belum lagi iklan-iklan yang nyelonong begitu saja via SMS.

Coba hitung-hitung sendiri, SMS premium memasang tarif minimal Rp2.000/SMS belum termasuk PPN. Bila tarif tersebut dibagi rata, berarti operator mengantongi Rp1.000 per SMS. Jumlah ini lebih dari 6x lipat dari tarif SMS normal yang rata-rata hanya Rp150. Siapa yang tidak tergiur, coba? Jadi, jangan heran kalau operator terkesan tutup mata tutup telinga terhadap persoalan sedot-menyedot pulsa ini.

Sekali lagi, kita tunggu saja kelanjutan kisah ini, terutama perjalanan kasus Feri Kuntoro vs PT Colibri Networks.



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet unlimited dari XL Axiata.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 10, 2011 10:10

October 9, 2011

Katarzyna Lenart, Caleg Sensual dari Polandia

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

Katarzyna LenartADA-ada saja cara calon anggota legislatif (caleg) menarik perhatian calon pemilih. Tidak cuma di Indonesia, mungkin hampir di seluruh dunia caleg-caleg bakal melakukan apa saja untuk merebut suara sebanyak-banyaknya. Ya, apa saja! Tapi, segila-gilanya cara yang ditempuh, apa yang dilakukan caleg perempuan asal Polandia bernama Katarzyna Lenart ini rasanya tak pantas di ditiru.

Coba ba- yang- kan, demi mena- rik perhatian target pemilihnya yang merupakan kalangan muda, Katarzyna (23 tahun) membuat kampanye sensual dalam bentuk video dan diunggah ke YouTube. Namanya saja kampanye, video tersebut diberi judul namanya diikuti dengan nama partainya: Katarzyna Lenart SLD. SLD sendiri adalah singkatan dari Sojusz Lewicy Demokratycznec, alias Partai Aliansi Demokrasi Kiri.

Dalam video berdurasi 40 detik tersebut, mula-mula Katarzyna tampil sopan dalam balutan blazer dan celana hitam. Di bagian dalam ia mengenakan kemeja putih lengkap dengan dasi. Awalnya gadis yang masih berstatus mahasiswa ilmu politik ini hanya tersenyum nakal sambil melemparkan kakinya secara menggoda.

Buka-bukaan di YouTube
Ini dia video Katarzyna Lenart di YouTube.Setelah beberapa detik aksinya mulai vulgar. Perlahan-lahan ia buka dasinya, lalu dilempar ke kamera dengan aksi menantang. Kemudian ia berdiri dan melepas blazernya, lagi-lagi dilempar ke arah penonton. Tidak hanya sampai di situ, Katarzyna melanjutkan aksi buka-bukaan dengan membuka kemeja putihnya sehingga tubuh putih mulusnya hanya terbalut bra berwarna merah.

Selesai? Belum. Katarzyna masih bertindak lebih nekat lagi. Pelan-pelan ia buka branya sehingga dadanya pun polos. Wah, kelihatan dong 'gunung dara' di dadanya? Maaf, berbarengan dengan terbukanya bra, tulisan 'censored' besar-besar tampil menutupi bagian payudara sang gadis. Hmmm, bikin penasaran kan? Pasti yang menonton mau lebih kan?

Nah, di ujung iklan sensualnya, Katarzyna menampilkan pesan yang kurang lebih berarti, "Mau lebih? Pilih SLD! Hanya dengan SLD kita bisa melakukan lebih." Slogan ini sendiri merupakan tantangan untuk partai berkuasa yang mempunyai jargon yang kurang lebih berarti, "Kami akan melakukan lebih."

Apanya yang lebih? Videonya lebih panjang, tulisan 'censored' dihilangkan, buka-bukaan sampai tuntas, atau..? Entahlah, coba tanya saja sendiri pada Katarzyna. Yang jelas berkat kampanyenya ini Katarzyna Lenart langsung menuai kecaman, baik dari kalangan aktivis bahkan rekan-rekannya di SLD. Di YouTube, jumlah orang yang tidak menyukai video ini dua kali lipat lebih banyak dibanding yang menyukai. Angkanya 620 berbanding 358.

Hayo, Bung termasuk yang menyukai atau (pura-pura) tidak menyukai? Hmmm, ada-ada saja...



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 09, 2011 13:30

Book Review: Menjawab Ateis Indonesia

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

APA yang terbayang di benak Bung jika mendengar kata 'ateis'? Tidak percaya eksistensi Tuhan, ya itulah pengertian umum dari kata tesebut. Tapi lebih dari itu, seorang ateis tidak sekedar tidak mempercayai Tuhan lho. Sikap ateis hanyalah ekses dari satu gejala yang kian marak menghinggapi manusia modern saat ini. Apa itu? Berpikir logis alias terlalu mempercayai logika. Jadi, apa-apa harus masuk akal dulu baru bisa dipercayai.

Nah, karena Tuhan adaah sosok super misterius, orang yang terlalu mengandalkan logika sulit menerima keberadaan Tuhan. Bagaimana mau percaya kalau tidak pernah melihat Tuhan, dan memang Tuhan tidak bisa dilihat manusia. Kira-kira begitu argumen para ateis soal eksistensi Tuhan. Hmmm, padahal (maaf) kentut juga tidak ada wujudnya--cuma ada baunya saja, tapi saya yakin orang paling ateis sekalipun sangat percaya kentut itu ada. Iya kan?

Konon, sepanjang sejarah manusia hanya Nabi Adam beserta Siti Hawa, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad saja yang pernah bertemu Tuhan (baca: Allah) dalam hidupnya. Selebihnya manusia hanya bisa melihat Tuhan setelah mati. Karena tidak bisa melihat Allah secara langsung itulah bangsa Israel di masa Nabi Musa menolak mengakui Allah sebagai Tuhan mereka. Sebagai gantinya, mereka malah menyembah patung sapi betina buatan Samiri.

Menjawab Kebingungan Kaum Ateis
Penulis: Eko Arryawan
Tebal: 174 hal.
Penerbit: Media Abadi Ind.Setelah Partai Komunis Indonesia dibubarkan, paham ateisme tak ikut tercerai-berai. Meski sempat tak terdengar kabarnya, kaum ateis ternyata masih eksis di Indonesia. Bahkan jumlahnya cenderung bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini tak lepas dari keaktifan para kaum ateis ini dalam mengadakan diskusi ketuhanan. Selain itu berbagai situs kaum ateis Indonesia juga banyak bertebaran di internet.

Saya sempat bergaul dengan seorang ateis asal Australia, sebut saja namanya John. Orangnya biasa saja, penampilannya pun tak beda dengan bule pada umumnya. Namun John fasih berbahasa Indonesia karena sudah lama tinggal di Bali dan Jogja. Saya bisa kenal John karena salah seorang senior saya di kampus tinggal serumah dengannya. Senior saya ini awalnya rajin salat, namun setelah sekian lama tinggal bersama John jadi tidak mempedulikan agama lagi. Menjadi penganut ateisme? Saya tidak tahu.

Satu pertanyaan yang selalu membayangi benak saya setiap kali mengetahui orang ateis adalah: bagaimana bisa mereka tidak mempercayai Tuhan, sementara ia hidup di dalam hasil karya Tuhan? Bahkan orang ateis itupun adalah 'produk' Tuhan. Kalau yang jadi alasan mereka tak pernah melihat Tuhan, lalu apakah mereka juga harus melihat wujud (maaf lagi) kentut dulu baru percaya kalau kentut itu ada?

Biasanya para ateis mempunyai sekeranjang pertanyaan menohok tentang Tuhan untuk mempertahankan argumennya. Jika Tuhan ada, mengapa ada kejahatan? Jika semua diciptakan Tuhan, siapakah pencipta Tuhan? Dapatkah Tuhan membuat batu yang Dia sendiri tidak bisa mengangkatnya? Dan lain sebagainya. Pada intinya, mereka meragukan eksistensi Tuhan dan berusaha membenturkannya dengan ilmu pengetahuan, dengan logika. Sekilas pemikiran mereka tampak logis, namun setelah ditelaah lebih jauh bakal terlihat malah jauh lebih tidak logis.

Ambil contoh pertanyaan "Jika Tuhan ada, mengapa ada kejahatan?" Dengan pertanyaan ini kaum ateis hendak menyatakan, kalau memang Tuhan itu ada mengapa tidak dibuatnya semua manusia itu baik agar dunia ini tenteram. Adanya orang baik dan buruk mereka anggap sebagai sesuatu yang alamiah, tanpa campur tangan Tuhan. Begitu juga dengan proses kelahiran bayi dan jalan nasib manusia, contohnya.

Untuk menjawab pertanyaan ini, cukup ajukan pertanyaan "Apakah jika Bung melihat orang gondrong dan rambutnya tak rapi itu berarti tak ada tukang cukur atau hair stylish?" Tentu saja tidak. Adanya orang berambut gondrong nan kusut bukan berarti tak ada tukang cukur, tapi karena orang tersebut tak mau mencukur dan merapikan rambutnya. Jadi, adanya orang jahat bukan karena tak ada Tuhan, tapi justru karena si orang jahat itu tak mau mendekat kepada Tuhan.

Eko Arryawan Menjawab Ateis Indonesia
Sebuah diskusi menarik mengenai ketuhanan bersama komunitas ateis Indonesia, dibukukan oleh Eko Arryawan dalam sebuah buku berjudul Menjawab Ateis Indonesia. Meski judulnya terkesan 'berat', namun buku setebal 174 halaman ini dikemas secara ringan dan santai. Lihat saja sampulnya yang bergambar kartun imut. Malah lebih mirip buku anak-anak, bukan? Itu menunjukkan bahwa buku bertema serius ini tidaklah 'berat'. Serius tapi santai, mungkin itu filosofi Eko dalam buku ini.

Karena ditulis berdasarkan diskusi ril dengan para penganut ateis di Indonesia, isi buku ini sangat bisa dipertanggungjawabkan. Penulisnya tak segan-segan mendekati sejumlah komunitas penganut ateisme untuk menggali lebih dalam mengenai ateisme dan para ateis itu sendiri. Hasilnya? Sebuah diskusi menarik yang disajikan secara ringan bahkan cenderung jenaka.

Ingin memiliki buku ini sebagai bekal menangkis ateisme? Kalau melihat dari desain sampul, tebal halaman yang dikaitkan dengan harga, serta sistem distribusinya, buku ini sepertinya diterbitkan secara indie alias self publishing. Jadi mungkin Bung tidak bisa mendapatkan buku ini di toko-toko buku umum. Tapi jangan kuatir, buku ini bisa didapatkan melalui akun Facebook penulisnya, lovepassword . Harganya? Rp30.000 saja. Kemahalan? Tenang, dengan uang sebesar itu Bung bakal mendapat buku plus DVD.

Oya, Bung juga punya kesempatan untuk mendapatkan buku plus DVD Menjawab Ateis Indonesia secara gratis. Caranya? Gampang. Ikuti saja kontes review buku Menjawab Ateis Indonesia yang diadakan oleh Mbak Fanny alias Sang Cerpenis Bercerita. Ada 5 buku + DVD gratis yang bakal dibagikan, belum termasuk 2 novel sumbangan Mbak Fanny sendiri. Keren!



Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet unlimited dari XL Axiata.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 09, 2011 10:10

Kembang Duren

Oleh: Eko Nurhuda - Bung Eko dotcom

SEUMUR-UMUR jadi penyuka durian, saya belum pernah sekalipun tahu wujud bunga durian alias kembang duren. Maklum, durian boleh terbilang buah mewah bagi saya. Jangankan bunganya, bentuk pohonnya saja baru saya ketahui saat diajak Ibu pindah ke Batumarta VIII, sebuah pemukiman transmigrasi di Kab. Ogan Komering Ulu (OKU). Sekarang wilayah termasuk masuk ke dalam kabupaten pemekaran yang bernama Oku Timur.

Namanya saja daerah trans, kondisi Batumarta VIII--dan juga desa-desa lain di seluruh Batumarta--masih dikelilingi hutan lebat nan luas. Alas gung lewang-lewung, begitu istilah orang jawa. Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar kita mengenal istilah 'hutan belantara'. Saking lebatnya, segala macam pohon terdapat di sana. Salah satunya tentu saja pohon durian. Itulah kali pertama saya melihat pohon durian dengan mata kepala sendiri, waktu itu usia saya baru 11 tahun. Namun saya masih belum tahu rupa kembang duren.

Sungguh Mati Aku Jadi Penasaran
Kembang DurenSaat jalan nasib membawa kami sekeluarga pindah (lagi) ke daerah trans lain di pelosok Jambi di tahun 1995, kebetulan rumah kosong yang kami tempati bersebelahan dengan dua batang pohon durian milik tetangga. Tapi saat itu pohonnya masih sangat muda sehingga belum saatnya berbunga, apalagi berbuah. Ketika pohon durian tersebut berbunga, saya malah sudah tinggal di kota Muara Bulian untuk melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Muara Bulian.

Jadi, meski bersebelahan dengan pohon durian selama kurang-lebih 5 tahun, saya masih juga belum beruntung untuk tahu seperti apa sih bentuk kembang durian itu.

Selulus SMA di tahun 2000, saya langsung merantau ke Yogyakarta. Berhubung kantong cekak, saya tidak bisa seenaknya pulang ke Jambi. Bisa pulang sekali setahun saja sudah untung. Hubungannya dengan kembang durian, karena hidup saya lebih banyak dihabiskan di Jogja, maka saya tidak pernah tahu bunga durian di pohon durian milik tetangga.

Sekitar tahun 2003, si tetangga pemilik durian tersebut mengalami masalah keuangan dan berniat menjual sebagian lahannya kepada orang tua saya. Kebetulan yang mau dijual adalah tanah tepat di sebelah rumah kami, tanah yang ada pohon duriannya! Kami sekeluarga adalah penggemar durian, jadi bayangkan sendiri bagaimana senangnya kami bisa mendapatkan dua batang pohon durian yang siap berbuah sepanjang tahun itu.

Malang bagi saya. Sampai berubah status jadi anak pemilik pohon durian pun saya masih belum tahu wujud kembang durian. Setiap kali mudik lebaran, saya hanya tahu pohon itu berbuah, tapi tidak pernah tahu saat berbunganya.

Penantian Belasan Tahun
Lebaran 2011 yang baru lalu rupanya membawa keberuntungan bagi saya. Ya, sebulan setelah lebaran, tepatnya awal Oktober ini, pohon durian yang kini berada di belakang rumah baru orang tua saya berkembang lebat. Untuk pertama kalinya sepanjang hidup saya tahu kembang duren dengan mata kepala sendiri, bahkan dari jarak hanya 1 milimeter! Hehehe...

Senang? Meski tak tahu senangnya karena apa, saya merasa bahagia betul melihat bunga durian yang menempel berkelompok-kelompok di dahan dan ranting. Setiap bangun tidur saya selalu duduk-duduk di pintu belakang yang berada tak jauh dari pohon durian tersebut, hanya untuk memandangi bunga-bunga durian di atas pohon. Hmmm, rasa penasaran selama belasan tahun itupun tertuntaskan sudah.

Nah, yang buat saya tidak senang saat bunga-bunga tersebut mulai mekar dan rontok memenuhi halaman belakang. Berhubung setiap pagi-sore Ibu sibuk dengan pekerjaan rumah, Bapak dan adik angkat dengan kesibukannya masing-masing, istri sudah terlalu repot mengasuh dua anak, maka tugas menyapu kembang duren jatuh kepada saya. Alamak!




Dipublikasikan dari pelosok daerah transmigrasi di Desa Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro Jambi, Jambi, dengan layanan internet XL Axiata.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 09, 2011 10:10