Pandji Pragiwaksono's Blog, page 20

May 4, 2013

come out and play…

Suatu hari, seorang sahabat yang juga komika, Adriano Qalbi berkata “Tau ga yg menarik dari elo apa? Elo berani banget nyoba nyoba, berkali kali gagal tapi nyoba lagi”


Dia kemudian bertanya apa yang membuat saya bisa jadi seperti ini. Saya sendiri ditanya demikian tidak bisa menemukan jawabannya. Karena saya tidak selalu seperti ini, bahkan saya dulu sangat takut utk mencoba karena takut gagal.


Tapi baru baru ini, saya menyadari alasan mengapa saya tidak takut untuk gagal.

Saya menyadari alasan mengapa saya kini justru suka bereksperimen

Mengapa saya tidak terlalu pusing memikirkan kesalahan dan kegagalan

Saya mengerti mengapa.


Jawabannya adalah, karena kini saya tidak insecure dgn kecerdasan saya.


Kini, saya tidak kuatir disebut bodoh, karena saya tahu persis saya tidak bodoh.


Ini pola pikir yang tidak saya miliki dulu.

Dulu, saya insecure dgn kecerdasan saya. Saya takut disebut bodoh kalau saya mencoba dan salah atau gagal.

Dulu, nampaknya saya sendiri tidak percaya, tidak secure dgn kecerdasan saya

Saya jadi demikian, karena begitu banyak orang pada jaman kecil yg menyebut saya bodoh. Dari teman sampai bahkan guru.

Yang tidak pernah dan sangat menjaga mulutnya dari mengatakan saya bodoh, adalah orang tua saya.

Ayah saya yang jagoan fisika dan matematika hanya bisa terdiam ketika lihat anaknya dapat nilai 2 di raport utk matematika.

Ibu bahkan kalau kekesalannya memuncak atas kelakuan saya, paling ekstrim mengucap STUPID tapi dieja

“Mas Pandji! Kok gitu sih? Jangan ES TI YU PI AI DI dong!”


Tapi sialnya, dulu dalam sehari, saya lebih sering bertemu guru guru daripada orang tua dan ucapan mereka bahwa saya bodoh, meresap ke benak dan bawah sadar


Diam diam, saya meragukan kecerdasan saya. Saya mulai berpikir, jangan jangan saya memang bodoh.


Orang minder mudah tersinggung


Dan karena saya minder dgn kecerdasan saya, saya mudah tersinggung ketika disebut salah, ketika gagal, ketika kalah. Tersinggung karena seakan semua itu pertanda bahwa saya bodoh.


Kini, saya tidak merasa demikian.


Orang bisa berkata apapun tentang saya, dan saya tidak akan tersinggung.


I know who i am.


I am not what they say.


A stupid person, does not achieve the things i have achieved.


Rasanya itu kuncinya.


Pencapaian.


Sedikit demi sedikit, pencapaian akan menambah kepercayaan diri.


Kuncinya ada di pencapaian pertama. Dibutuhkan keberanian untuk bisa mencoba dan mengusahakan sesuatu utk pertama kalinya. Dibutuhkan keberanian untuk bangkit dari kegagalan.

Bahkan dibutuhkan motivasi,

Drive, yang begitu besar untuk bangkit dari kegagalan, untuk mengkoreksi kesalahan.


Saya selalu berkata “Saya terlalu ingin sukses, untuk membiarkan ketakutan membuat saya gagal”


I wanted to win so much that i overcame fear of losing


Saya rasa basket menyuntikkan pola pikir ini pada saya. Untuk tidak berhenti bertanding hingga peluit berbunyi dan kalaupun kalah, ada pertandingan selanjutnya.


Sekarang, pola pikir ini membantu saya dalam mencapai banyak hal

Setiap kali saya mencoba hal baru dan gagal, saya punya ilmu lebih daripada orang lain

Sebagai orang yg kompetitif, punya sesuatu yang orang lain tidak punya adalah aset.


Tentu kegagalan akan terasa pahit.

Pasti akan berdampak.


Tapi seburuk buruknya hari akan berakhir, kalau saya tidur, bangun sudah ketemu hari yang baru


Makanya saya tidur mulu, hehehe


A new hope

A new game


Time to come out and play

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 04, 2013 18:48

May 2, 2013

a serious commitment issue

I have used Siemens, Sony Ericsson, Nokia, Android phones, Blackbery & iPhone.


I cant tell wether i am continuously seeking for a better one or i have a serious commitment issue

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 02, 2013 22:33

April 28, 2013

Bersama Keluarga

Sesampainya di rumah setelah manggung di Habis Gelap Terbitlah Tawa, saya langsung duduk di pinggir tempat tidurnya Dipo. Anak pertama kami yang 8 mei tahun ini akan berumur 6 tahun. Saya merasa sangat sangat bersalah. Bukan karena saya harus kerja dan meninggalkan dia, itu sih sudah cukup sering.


Kemarin, ada sebuah kejadian yang membekas di benak saya.


Setelah menjemput saya mengajar Airborn, saya diantar sekeluarga ke Balai Kartini. Istri dan 2 anak kami. Lengkap. Saya harus bersiap dari jam 4 sore karena musti sound check, dll.


Nusa Indah Theatre, tempat acara dilangsungkan, adalah teater berkapasitas sekitar 1100 kursi. Baru saja dilengkap dengan lighting dan sound system terbaru dan panggungnyapun baru diperluas. Ketika saya ke sana sebelumnya untuk survey, fasilitas baru itu belum ada. Maka saya tertegun melihat penambahan di Nusa Indah Theatre tersebut. Ternyata, sore itu bukan hanya saya yang terkesima.


Saya mencoba mikrofon, mencoba alur pembukaan saya dari lampu mati, musik bermain, follow spot menghajar saya, lalu berlari menujuu panggung dari arah penonton. Dari atas panggung, saya lihat Dipo duduk di kursi penonton dengan wajahyang terlihat sangat tertarik dengan pemandangan yang dia lihat. Saya datangi dan bertanya, “Dipo mau naik ke atas panggung?”


“Sama Ayah..” katanya sambil merangkul tangan saya dengan suara yang dibaluti madu.


Di panggung dia tampak sedikit canggung. Cengar cengir sambil ngajak panitian yang lagi duduk di baris depan ngobrol. Saya minta dia menunggu di atas panggung, sementara saya mondar mandir melatih pembukaan saya.


Setiap kali saya lari dan sampai di panggung, Dipo selalu merangkul atau menggandeng tangan saya.


I think he was having fun.


Setelah selesai semua persiapan, mereka beranjak balik ke rumah. Saya mengantar mereka sampai parkiran dan melepas mereka pulang. Ketika masuk mobil, Dipo ternyata marah marah. Wajahnya terlihat sangat kecewa dan hampir menangis.


“Aku boleh kerja untuk Ayah ga?”


“Kerja untuk Ayah?” tanya saya


“Iya aku mau kerja untuk Ayah..”


“Nanti aja ya nak, kamu belajar dulu yang pintar. Nanti kalau udah besar, kamu kerja untuk Ayah”


“Tapi aku ga mau pulang, aku mau sama Ayah aja skarang”


“Nggak bisa nak” jawab saya “Nanti ga ada yang ngurus kamu. Mama kan harus pulang sama adek Shira..”


Wajahnya semakin kecewa, kemudian dengan nada hampir nangis Dipo teriak..


“But I wanna see you. I wanna learn from you. I wanna be like you!”


……


Saya tertegun. Tidak bisa langsung menjawab.


Mamanya menenangkan Dipo dengan halus dan menjelaskan bahwa saat itu bukan waktu yang tepat, mungkin lain kali


Saya kemudian berkata “Thank you so much Dipo. Tapi sekarang, Dipo harus pulang. Dipo musti siap siap, belajar dulu, baca dan tulis, nanti kita kerja sama sama, and you can be like me. If you want to”


Dipo menjawab “Okay”


Dia kemudian mengalihkan perhatiannya ke mainannya dan seketika senyumnya kembali.


Mobil pergi meninggalkan saya, dan ucapan Dipo tadi menempel di benak saya sepanjang sisa hari tersebut.


Saya sebenarnya tidak berharap Dipo untuk harus mengikuti jalan karir saya, tapi kalau dia mau, itu pilihan yang bisa dia ambil. Tapi mendengar Dipo mengucapkan kalimat tadi membuat saya merasa, bahwa pencapaian saya adalah pencapaian orang orang yang saya sayangi. Perhaps he’s proud of me. That makes me very very happy. I understand now.


I have to be great.


I have to be awesome.


I have to succeed.


I have to progress.


Setiap langkah maju yang saya ambil, adalah langkah bersama dengan keluarga saya.


Kami Wongsoyudan, takdir kami adalah untuk berjuang.


Kini, saya memulai perjuangan baru.


Mesakke Bangsaku adalah nama pertunjukan spesial terbaru saya dan saya akan kembali tur, keliling Indonesia.


Perjalanan tur Mesakke Bangsaku ini seperti biasanya, akan berakhir di Jakarta. 


21 Desember 2013


Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.


Malam itu, Dipo akan saya ajak. Malam itu, saya akan bersama keluarga.


blogpost


 


 


 


 


 


 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 28, 2013 20:56

April 24, 2013

Hari Ini Pasti Menang

68953_10151537097009890_1856040796_n


Saya memang sudah berniat menonton film ini, ada sesuatu yang bikin merinding dari judulnya. “Hari ini pasti menang” merupakan penggalan dari lirik yang selalu dinyanyikan oleh para pendukung timnas. Perhatikan liriknya, “Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku, kuyakin, hari ini, pasti menang”


Kalau bukan keimanan yang begitu tebal, apa lagi kira kira yang akan membuat seseorang berteriak dengan lantang “Hari ini pasti menang”? Apalagi dengan kenyataan bahwa timnas kita begitu jauh dari prestasi sehingga kemenangan begitu jarang terjadi.


Its almost lunacy.


Tapi begitulah pendukung timnas. Apapun yang terjadi, terhadap bangsa dan negara, kalau Indonesia bertanding sepakbola, sekecil apapun peluangnya, kita akan teriakan lirik tersebut “Hari ini pasti menang”


Saya memang kenal dengan sutradara-nya, Andi Bachtiar yang biasa dipanggil Ucup. Orangnya memang… tidak biasa. Hehehehe. Saya tahu Ucup kecintaannya terhadap sepakbola setinggi cita cita go-international-nya Agnes Monica. Karena itu, ketika dia membuat film tentang sepakbola, saya memang ingin menonton. Beda, film sepakbola kalau dibuat sama orang biasa dan kalau dibuat oleh pecinta sepakbola.


Film ini berisi aktor dan aktris hebat, Zandhy Zain sebagai Gabriel Omar, tokoh utama yang diceritakan punya tingkat akurasi luar biasa. Kalau Indonesia punya Cristiano Ronaldo, ya Gabriel Omar inilah orangnya. Muda, tampan, kaya dan jenius di lapangan. Memerankan sebagai pelatih klub-nya yang juga menemukannya bernama Dimas Bramantyo adalah Mas Ray Sahetapy. Tika Putri yang dalam film ini menurut saya dan istri keren banget aktingnya memerankan jurnalis bernama Andini Zulaikha yang sedang menulis artikel tentang dugaan judi besar besaran di timnas dan liga yang melibatkan pemain, pelatih dan wasit. Artikel ini yang membuat Andini diancam berkali kali oleh pihak yang tidak dikenal.


Masih ada Desta yang ceritanya jadi manajernya GO8 (sebutan Gabriel Omar, semacam CR7 gitu deeh) dan mainnya juga keren karena sama sekali tidak mirip Desta yang sehari hari. Ada Mathias Muchus yang berperan sebagai Ayahnya GO8. Ada Hengky Soelaiman sebagai bandar judi, mainnya juga keren banget dan anaknya yang untuk pertama kali main dalam 1 film yang sama dengan bapaknya, Verdi Soelaiman yang jadi salah satu orang yang sering masang judi sepakbola. Dalam film ini, sebagaimana Verdi di film film lain, bermain dengan teramat brilian.


Ibnu Jamil berperan sebagai Bambang Pamungkas yang nggak Bepe banget. hehehe. Mungkin karena saya kenal Bepe jadi saya terganggu dengan hilangnya logat jawa yang kental dari Bepe. Tapi Ibnu punya kharisma yang tepat untuk memerankan Bepe. Lagian kalau kita memicingkan mata, sekilas memang mereka berdua mirip banget. Sayangnya, di film ini, dialog dialog yang didapatkan Ibnu sangat kaku dan jaim sehingga terasa janggal. Ramon Y Tungka jadi Estu, rekan kerja dan seniornya Andini yang di film ini sebenarnya perannya ga begitu krusial alias ga ada juga gapapa, tapi berhubung aktingnya juga bagus dan dalam satu adegan dia menenangkan Andini yg udah  kayak orang gila karena ditakut takuti preman bayaran, maka kehadirannya jadi bagian menyenangkan dari film Masih banyak aktor aktor keren yang mengisi seperti Cok Simbara, Pierre Gruno, juga bahkan ada Atep yang menjadi dirinya sendiri dan ada Rochy Putiray yang menjadi dirinya sendiri (lengkap dengan sepatu kanan dan kiri yang beda) dan  jadi asisten pelatihnya Bramantyo.


Kalau anda tanya kepada orang orang kesannya akan film ini, jawabannya akan sangat beragam. Banyak yang akan bilang jelek, ada yang bilang jelek banget, ada yang bahkan menulis blog dengan kekesalan. Tapi saya sendiri suka banget film ini. Cukup suka untuk mau beli DVDnya. Tadinya saya ragu dengan opini saya, lalu saya tanya Gamila istri saya dan ternyata dia juga suka. Saya mungkin salah, tapi si Gamila ini seleranya saya percayai dan dia kalau bicara selalu apa adanya. Jadi kalau dia suka, ya berarti karena menurutnya bagus.


Saya akan cerita alasan mengapa film ini merupakan salah satu karya Ucup terfavorit. Bahkan lebih favorit dari film HOPE. hehehe Pertama tama, premis dari film ini menarik sekali karena saya tahu premisnya berangkat dari kejadian nyata dunia sepakbola kita. Banyak yang akan menyanggah, tapi majalah Tempo bahkan pernah melakukan liputannya, dan saya pernah mengkonfirmasi kepada beberapa pemain sepakbola yang kalau saya sebut namanya anda pasti kenal. Semuanya mengkonfirmasi bahwa sepakbola Indonesia terlibat dalam dengan judi dan bahwa setidaknya 2 pemain timnas (anda tahu kok 2 orang ini) dikatakan merupakan pegangan bandar.


Pegangan bandar artinya, pemain ini bisa diorder untuk membantu memberikan hasil pertandingan sesuai dengan keinginian bandar.


Premis film ini adalah, bahwa sepakbola Indonesia merupakan bagian dari praktek judi kelas kakap. Begitu besarnya praktek perjudian yang melibatkan sepakbola di Indonesia, sehingga orang orang besar dalam keorganisasian, pelatih, wasit, pemain terlibat dan sudah jadi pegangan bandar. Ucup, memberikan sentilan yang sangat tajam di film ini. Ucup menceritakan, bahwa pemain kelas dunia, pahlawan Indonesia, Idola bangsa, Gabriel Omar si jenius dengan tingkat akurasi tinggi, JUSTRU adalah pemain yang terlibat dalam praktek judi ini.


Bayangkan. Pahlawan Indonesia, kebanggaan bangsa, pemain pegangan bandar.


Bukan hanya Gabriel Omar, Bramantyo sang pelatih legendarispun terlibat.


Ngeri ga tuh.


Premis yang bagi saya sudah menarik ini, dihantarkan via cerita yang menurut saya jauh dari bertele tele ditambah akting keren dari Verdi, Mas Ray, Desta dan Tika membuat film ini sangat nikmat untuk saya. Apalagi, dialog dialognya juga menarik. Juga misalnya si pria besar bertato berdarah tionghoa yang merupakan tangan kanannya bandar, entah siapa namanya, aktingnya juga keren banget. Ada beberapa bagian (entah gimana Ucup nge-directnya) tidak terasa seperti dialog film. Biasanya dialog film itu, satu orang berhenti bicara, baru disambut orang satunya, dst.


Di beberapa bagian film Hari Ini Pasti Menang, dialognya bertumpuk seperti orang ngobrol sehari hari. Kemudian Ucup yang selera humornya twisted memasukkan banyak bagian bagian yang bikin saya ketawa ngakak. Humornya disempilin di tempat tempat yang tidak terkira dan ini yang menarik untuk saya. Kecil sih kadang humornya, tapi colongannya itu yang bikin ngakak. Ngakak karena lucu dan karena saya nyaris tidak percaya becandaan macam ini bisa masuk film Indonesia.


Sequence pembukaannya saja lucu menurut saya. Yang kayaknya tidak tertangkap baik oleh banyak penonton. Ucup memasukan potongan potongan kliping nyata berkaitan dengan sejarah sepakbola Indonesia, lalu di kliping yang sama dia memasukkan artikel berita berita spoof atau bohongan yang lucu lucu seperti perselingkuhan Ryan Giggs dengan artis terkenal Indonesia hehehe.


Yang juga “Ucup banget” adalah adegan ketika GO8 digambarkan sedang bercinta dengan 2 perempuan seksi. Ketika adegan tersebut muncul,  lagu yang melatari di belakang membuat saya terkejut. Ini lagu yang saya kenal. Lagu yang menggambarkan patriotisme dan semangat kebangsaan, Tapi di film ini lagunya dibuat miring nadanya seolah ingin menggambarkan miringnya kenyataan sepakbola Indonesia. Dipuja dan dibela dari luar, busuk dan berantakan dari dalam. Ketika saya sadar, mulut saya refleks terkekeh “Bangsat, Ucup..” terkejut tapi juga kagum atas keberaniannya.


Proses pembuatan film ini juga luar biasa. Ucup melibatkan fans klub sepakbola Indonesia beneran sehingga nyanyian, tarian bahkan tawurannya terasa genuine. Bisa dilihat di link ini 


Saya tahu banyak yang tidak setuju dengan tulisan saya ini, tapi mau apa lagi? Namanya juga opini. Setiap kepala akan berbeda beda. Bukan karena saya tidak melihat kejelekan film ini, tapi karena saya memakluminya. Sebagai contoh, ada beberapa bagian adegan pertandingan sepakbola yang tidak terasa megah, pengambilan gambar selalu dari dekat, satu sisi atau di dalam lapangan di antara pemain. Tidak ada shot yang dari jauh sehingga menunjukkan pemain di lapangan dan penonton diseberang. Jawabannya adalah karena membayar extras sebanyak itu tentu biayanya luar biasa. Beberapa dialog yang kaku dan beberapa akting yang janggalpun saya maklumi. Tidak semua aktor dan aktris Indonesia yang bisa bersih dari sekolah akting sinetron. Untungnya diimbangi oleh (lagi lagi entah gimana Ucup nge-directnya) akting akting keren yg JUSTRU datang dari orang orang yang bukan aktor beneran. Seperti adegan orang orang pinggiran lagi pada nonton bola di 1 TV yang sama dan judi kecil kecilan.


Saya mau mengkoleksi film ini. Saya mau nonton sekali lagi. Mungkin beberapa kali.


Saya bahkan sering dengan antusias menceritakan soal film ini. I believe in it.


Mungkin kepercayaan saya ini buta, tapi artinya itu tidak beda dengan kepercayaan pecinta sepakbola Indonesia, yang tidak pernah putus menyanyikan optisme mereka… “Hari Ini Pasti Menang”


Judika - Indonesiaku OST Hari Ini Pasti Menang

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 24, 2013 11:10

April 14, 2013

PPW

Byk yg nanya kenapa saya ga follow pak SBY. Jawaban saya selalu sama: saya follow seseorang krn tweetnya menarik, bukan krn siapa org tsb.


Itulah kenapa saya follow banyak orang yg (awalnya) saya tidak kenal, seperti @hotradero @otsamir @benhan @sesa_opas dll. Banyak bahkan yg awalnya saya tidak kenal, lalu karena tweetnya menarik saya follow, akhirnya berteman dan bekerja bareng. Misalnya @imanlagi @shanibudi dll. Walau saya tidak kenal mereka pada saat saya follow mereka dulu, tapi tweet mereka menarik dan saya bertemu dgn tweet mereka yg menarik karena di RT org2 yg saya follow. Mereka tidak perlu minta folbek. Bahkan rata2 kalau ada orang yg minta minta folbek, pasti isi TLnya ga menarik karena mereka harus minta minta utk bisa difollow.


Tweetnya Pak SBY saya yakin normatif, membosankan, tanpa emosi & tanpa informasi baru yg menarik. Jadi, buat apa saya follow?


Kalau tweet2 pak SBY mulai kayak “Hadoooh, gitar gue siapa nih yg setem? Fals abis -_-*” , baru akan saya follow..


Kalau tweet2 pak SBY mulai kayak “Ciprik nih Anas, kelakuannya nyebelin” , baru akan saya follow.. Tp berapa besar kemungkinan itu akan terjadi? Pak SBY adalah Presiden jaim. Kemungkinannya nol


Pak SBY tidak ada niat utk jadi manusia di twitter, beliau akan selalu jadi Presiden RI yg ucapan dan isi pidatonya akan ada di media media. Kecuali via akun beliau ada info info yg menarik, saya tidak ada niat utk follow beliau.


Sekian


*PPW*

1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 14, 2013 18:23

April 4, 2013

Belajar Dari Seinfeld

 


jerry-seinfeld-in-birmingham-2012


Semua orang yang menyukai Stand-Up Comedy tahu Seinfeld.  Setidaknya pernah dengar namanya. Seinfeld dianggap banyak orang sebagai komika paling sukses secara komersil, di dunia. Di kalangan Stand-Up Comedy, para Komika mengenalnya sebagai jagoan komedi observasi dengan kemampuan menulis materi materi dengan begitu indah dan mendalam.


Biasanya, kalau ada orang Indonesia yang bilang “Ah, Stand-up di Indonesia ga selucu di Amerika” biasanya yang dijadikan perbandingan adalah misalnya Chris Rock, Louis CK, termasuk Jerry Seinfeld.


Yang orang lupa adalah, jelaslah komika Amerka seperti  Seinfeld lebih lucu, dia sudah stand-up dari tahun 1975 sementara kami di Indonesia baru mulai melakukan ini sejak 2011. Yang banyak orang tidak tahu, adalah bahwa Seinfeld dulu dikenal sebagai komika yang “nggak lucu lucu amat”.


Saya sedang membaca  “Unautohrized Biography: Seinfeld, The Making Of An American Icon” oleh Jerry Oppenheimer. Di dalamnya ada banyak sekali kisah yang menurut saya penting untuk saya ceritakan, terutama kepada komika komika Indonesia yang sedang membangun karir.


Kalau anda menggemari Seinfeld, maka anda wajib berterima kasih kepada orang yang satu ini: Glenn Hirsch.


Glenn Hirsch adalah seorang teman sekampus Seinfeld yang juga bercita cita untuk jadi seorang komika. Namun Seinfeld dan Hirsch adalah 2 tipe orang yang sangat berbeda. Hirsch lebih berbakat. Dia bisa mulut dan membicarakan apapun dan pasti akan lucu. Hirsch bisa membuka obrolan dengan penonton kemudian menemukan kelucuan di situ. Sementara Seinfeld selalu harus menulis berulang ulang di atas notepad kuning dengan teliti lalu dilatih dengan begitu giat hingga lucu. Itu juga, KALAU lucu. Lebih sering pada saat itu Seinfeld gagal bahkan membuat teman temannya sendiri ketawa. Hirsch jadi motivasi bagi Seinfeld. Di saat Hirsch sudah mulai naik panggung mengisi openmics, Seinfeld masih melawak di acara acara non karir. Setiap kali Seinfeld mendengar kabar Hirsch manggung dan sukses di satu tempat, dia semakin terpicu untuk mengejar


Namun Seinfeld punya sesuatu yang Hirsch tidak punya, fokus. Seinfeld punya fokus yang teramat jelas terhadap karirnya sehingga apapun yang di luar itu tidak akan mendapatkan ruang baginya. Misi Seinfeld adalah, mengisi tetap di sejumlah comedy club, mendapatkan kesempatan untuk masuk Late Night Show dan dapat kesempatan untuk masuk TV main di sitcom.


Tahun 76, Seinfel memberikan pengumuman kepada teman temannya yang mengejutkan “Listen, i gotta tell you something… im thinking of doing comedy”.


Sahabat sahabatnya bereaksi , termasuk sahabatnya Costanza yang berkata “Okay but Jerry, you’re not that funny”


Seinfeld kemudian mengucapkan niatnya untuk rutin mengisi Catch A Falling Star, sebuah comedy club di New York yang terkenal dan berniat untuk mengisi open mikes. Costanza terkejut “You? Seinfeld? You have material?”


Seinfeld lalu membawakan beberapa bit di depan teman temannya selama 5 menit. Salah satunya adalah bit tentang Kaos Kaki yang kelak jadi bit andalannya di awal karirnya. Bit itu bercerita tentang mengapa kita selalu kehilangan satu kaos kaki. Costanza, Carbone dan Bacino, sahabat sahabatnya yang menyaksikan tidak tertawa tapi bereaksi secara diplomatis dengan berkata “Waaa lumayan..”


Ketika Seinfeld akhirnya dapat kesempatan untuk jajal materinya di Open Mikes Catch A Falling Star, dia ngebom. Besar besaran. Padahal Seinfeld sudah sampai Catch dari jam 2 siang, mendaftarkan namanya ketika tempatnya masih kosong supaya memastikan dia dapat tempat dalam daftar yang akan naik panggung. Seinfeld berhasil mendapatkan urutan pertama. Dan dalam urutan pertama, pertama kali manggung di Catch, Seinfeld ngebom.


Seinfeld sempet ngeblank cukup lama untuk membuat canggung keadaan. Belakangan Seinfeld cerita bahwa dia kaget melihat begitu banyak orang dan mulai kuatir bagaimana kalau mereka tidak suka, kalau mereka tidak tertawa, dll. Ketika dia bawakan materinya, timingnya lepas dan tidak tersampaikan dengan baik. Bagi orang orang di Catch, yang lucu dari Seinfeld adalah bahwa antar materi Seinfeld tidak pakai Segues atau Bridging. Dia langsung lompat dari satu bit ke bit lain. Ketika memanggil Seinfeld sang MC berkata “Ini dia anak terlucu dari Queens, Jerry Seinfeld”. Ketika Seinfeld turun si MC berkata “Ya… itu tadi Seinfeld… rajanya segue”


Selama bermalam malam di tahun 76, Seinfeld ngebom dari satu openmikes ke openmikes berikutnya. Sahabat sahabatnya selalu menemani bermodal sebotol bir untuk membantu ketawa. Sambil jajal materi di comedy club, Seinfeld juga mulai mencari penghasilan dari stand-up, walaupun uangnya tidak seberapa.


Sekali waktu, Seinfeld pernah diminta stand-up untuk sebuah acara. Ketika MC-nya berkata “Okay, its comedy time!” Seinfeld naik panggung dan musik disko diputar, penonton sibuk berdansa. Seinfeld cerita, dia hanya bisa meneriakkan materi materinya tanpa ada yang mendengar. Usai, Seinfeld datang ke pemilik tempat untuk menagih bayaran, sang pemilik malah berkata “Lho, kamu sudah naik toh?”


Pada masa masa itu, ada 3 pilihan untuk openmic, Improv dikenal sebagai tempat yang tepat untuk komika yang punya keresahan keresahan sosial. Dari tempat ini kelak akan lahir Richard Pryor dan Lenny Bruce. Catch A Falling Star atau biasa dipanggil Catch adalah yang paling populer karena banyak artis suka manggung di sana dan memang diberi keleluasaan. Di Catch, walaupun misalnya ada 15 orang yang mengantre untuk openmike, kalau ada artis yang mau naik, artis ini selalu didahulukan dan inilah yang membuat Catch populer di kalangan masyarakat. Sementara komika amatir yang diserobotpun tidak keberatan karena mereka bisa memanfaatkan penonton yang hadir untuk ketemu si artis tadi. Yang terakhir adalah Comic Strip, sebuah tempat yang lebih memberi ruang kepada komika komika yang “bersih”, Seinfeld dan Ray Romano kelak akan lahir dari tempat ini.


Seinfeld, lama lama semakin baik dalam menulis. Awalnya dia menulis materi stand-up 1 jam / hari.. lalu jadi 2 jam, 3 jam, hingga teman temannya mengatakan bahwa Seinfeld biasanya menghabiskan 4 jam per hari untuk menulis materi, dan dia menulis materi SETIAP HARI. Tidur hanya 4 jam juga per malam. Seinfeld juga mulai mengembangkan gesture dan intonasi, dia mulai dapat tempat rutin di Comic Strip. Bahkan saking rutinnya, dia dipercaya untuk jadi MC di sana dan dibayar sekitar Rp 350.000 / malam. Usianya 23 saat itu.


Memasuki 1977, Seinfeld dijuluki teman temannya “Doctor Comedy” karena teman temannya mulai sering membedah materi kepada Seinfeld. Seinfeld paham betul apa yang lucu dan yang tidak, dia bahkan kadang ketika membedah materi mengganti sebuah kata dengan kata yang lain karena kata itu kurang lucu. Namun Seinfeld masih belum punya penghasilan yang mumpuni karena itu dia bekerja sebagai waiter di siang hari. Kadang, terinspirasi Mike Costanza yang suka beli jaket dan menjualnya dengan harga lebih mahal, Seinfeld melakukan hal yang sama dengan perhiasan perempuan. Seinfeld mempertahankan posisinya sebagai MC di Comic Strip karena bisa dapat stage time untuk mencoba materi materinya, sebelum dan sesudah komika lain naik panggung. Akhir 1977, Seinfeld dipercaya untuk ngemsi 3 malam dalam seminggu, Jumat, Sabtu dan Senin. Masih dengan gaji yang sama, namun Seinfeld sekarang diberi kepercayaan untuk memilih siapa komika yang boleh ikutan openmikes. Salah satu yang ditunjuk Seinfeld dan akhirnya jadi terkenal adalah Paul Reiser.


Suatu hari, Rodney Dangerfield datang ke Comic Strip dan menonton Seinfeld, lalu memberinya kesempatan untuk stand-up di acara TV Rodney Dangerfield Show. Malam itu, Glenn Hirch, teman dan rival Seinfeld menyadari sesuatu “Seinfeld ternyata cocok banget untuk TV. Materinya bersih dan dia memang terbiasa untuk diam di satu titik dan melihat ke satu arah. Sementara saya kerjanya mondar mandir panggung dan mata ke mana mana…”


Sukses di acara tersebut, Seinfeld semakin mendapatkan ruang di banyak Comedy Club dan di tahun 1978, Seinfeld mendapatkan kesempatan utk stand-up di Carsons late night show. Impian semua komika yang mau meroketkan namanya. Semua orang tahu, kalau sudah masuk Carsons, pasti langsung melejit terkenal.


Seinfeld, namun menolak tawaran tersebut “Terima kasih banyak tapi saya belum siap. Lebih baik saya mengasah diri sampai benar benar siap untuk Carsons..”


Seinfeld berpendapat, kalau dapat kesempatan emas, dia harus benar benar siap, berpikir panjang akan dampak dari kesempatan tersebut. Ketimbang menjadi oportunis dan sekadar masuk TV. Seinfeld menganggap penting Carsons. Karenanya dia memilih untuk menunggu sampai siap.


Pandangan ini, dia dapatkan dari seorang teman bernama David Sayh. Sayh tertimpa sebuah kejadian yang sampai sekarang membekas di benak Seinfeld. Bahkan di katakan sampai begitu lama dalam hidupnya, Seinfeld selalu menyimpan dan memajang foto David Sayh untuk mengingatkannya terhadap sebuah kejadian. Kejadian yang dia hindari.


Sayh, juga meroket dengan komedi observasional, seperti Seinfeld. Kalau Seinfeld jadi MC di Comic Strip, Sayh jadi MC di Catch A Falling Star. Si tempat para artis. Di antara artis artis yang datang, ada Johny Carson-nya sendiri yang tertarik dengan Sayh dan menawarkannya untuk stand-up di acaranya.


Sayh sukses besar di kesempatan pertamanya. Kesempatan ke dua, Sayh juga sukses. Di kali ke 3 Sayh stand-up di Late Night with Johnny Carson, Sayh kehabisan bensin dan ngebom. Materi materinya tidak sekuat sebelumnya. Dikatakan Sayh begitu cepat terangkat menjadi sukses sehingga hidupnya dihiasi perempuan dan alkohol. Menulis, nampaknya, mulai ditinggalkan. Sialnya, kabar Sayh ngebom tersebar ke mana mana dan spekulasi bermunculan. Ada kabar dia kebanyakan nyimeng, ada yang bilang malam sebelumnya dia bercinta dengan para perempuan, ada yang bilang dia mabuk mabukan, ada yang bilang dia tidak kuat tekanan, dan semua berita itu, semakin membuat Sayh terpuruk.


Seinfeld selalu bilang, “Saya tidak mau mengalami apa yang menimpa Sayh” dan dengan bermodalkan pengalaman buruk Sayh, Seinfeld menolak Carsons bukan hanya satu kali, tapi beberapa kali. Carsons begitu penting untuk Seinfeld sehingga dia memutuskan untuk memastikan dia punya materi yang akan membuat dia bisa bertahan lama diundang berkali kali ke sana.


Di tahun 1979, Seinfeld mendapatkan pengalaman berharga berkaitan dengan “fokus”. Sebenarnya Seinfeld tahu persis siapa tipe penontonnya pada saat itu: Mahasiswa, Kelas menengah, Urban. Namun sebuah tawaran dengan uang besar membuat Seinfeld memutuskan untuk sekali ini keluar dari tipe penontonnya dan mengambil gig stand-up di kalangan komunitas Yahudi. “Its good money”. Sialnya, Seinfeld ngebom parah dan dengan itu ia mengingatkan dirinya akan fokus.


Tahun 1980, Seinfeld memberi kabar kepada teman teman seperjuangannya di New York. “Im moving to Los Angeles”. Itu artinya, Seinfeld siap untuk menjajal kemampuan menembus Show Business.  Sialnya, Seinfeld sampai LA di masa yang agak mengkhawatirkan. Komika di LA mulai protes karena tidak pernah dapat bayaran sepeserpun ketika manggung di Comedy Club padahal mereka merasa karena merekalah Comedy Club penuh dan untung. Pada jamannya, masuk Comedy Club ada enterance fee dan tentunya di dalam mereka akan membeli minum juga. Jay Leno adalah salah satu aktivis yang gencar memperjuangkan hak para komika “Working for free just isnt funny! No bucks No Yucks!”


Demonya bahkan sempat rusuh dan memakan korban walaupun tidak ada yang sampai kehilangan nyawa. Ketika demo usai, akhirnya para komika dibayar untuk openmikes. Namun kondisi ini membuat Comedy Clubs di LA agak sensitif dan ada beberapa komika yang merasa diblack list. Salah satunya Steve Labetski yang sejak demo usai, tidak pernah dipanggil Comedy Store, salah satu Comedy Club di LA. Dia pernah memint a minta pinjaman ke sesama komika, hingga suatu hari Labetski bunuh diri dengan melompat dari Continental Hyatt ke atap Comedy Store. Ketika mayatnya dievakuasi, polisi menemukan surat di kantongnya, tulisannya “My Name Is Steve Labetski. I used to work at the Comedy Store”


Bayangkan, pada masa seperti inilah Seinfeld sampai ke LA. Seinfeld sempat kesulitan mendapatkan kesempatan kerja, terutama harapannya untuk masuk Carsons atau mendapatkan peran di sitcom. Seinfeld sempat kembali ke New York selama beberapa waktu untuk mendapatkan pekerjaan pekerjaan dari sumber biasanya. Lalu justru ketika ia ada di New York, sebuah tawaran datang dari LA. Sebuah sitcom. Pada tahun tersebut, sitcom berjudul SOAP adalah salah satu yang paling terkenal. Nah sitcom ini bikin spin off namanya BENSON. BENSON kurang lebihnya adalah sebuah acara mengenai seorang Gubernur dan staffnya. Setelah 1 musim, BENSON berencana memperkenalkan tokoh baru. Seorang penulis naskah pidato muda yang bisa memasukkan unsur komedi ke dalam pidato si tokoh Gubernur. Seinfeld merasa ini peran cocok untuknya, demikian juga pihak BENSON. Seinfeld terpilih. Uang yang ditawarkan seminggu adalah $ 4000! Gaji terbesar dalam hidup Seinfeld. Seinfeld dan semua yang mengenalnya, merasa inilah kesempatan emas dan awal karir gemilang bagi Seinfeld. Seinfeld tayang di Benson episode  14 November, 12 Desember dan 19 Desember 1980. Di episode 19 Desember, tokoh yang diperankan Seinfeld diceritakan dipecat dari pekerjaan. Minggu berikutnya, Seinfeld datang ke lokasi shooting dari New York kemudian tidak bisa menemukan kursi untuknya, di skrip tidak ada dialog untuknya, kemudian seorang asisten sutradara mendatangi Seinfeld dan meminta maaf, ada miskomunikasi. Seinfeld tidak diperpanjang. Tapi tidak ada yang mengabarinya.


Sesudahnya, Seinfeld diingatkan seorang teman bernama Richie Tienken mengenai obrolan yang terjadi antara dia, Seinfeld, Paul Reiser dan Larry David di tahun 1970-an. Richie bertanya, apa yang kalian ingin lakukan di masa depan. Reiser berkata “Entahlah, mungkin film atau TV”. Larry David berkata “Entahlah, apapun kesempatan yang ada di luar sana”. Seinfeld berkata “Saya ingin menjadi Stand-Up Comedian terbaik di dunia”


Seinfeld teringat kembali akan fokusnya.


Ketika Seinfeld memutuskan untuk kembali ke LA, dia memutuskan untuk memiliki manajer yang tepat untuk karirnya, bertemulah ia dengan George Saphiro.


The rest, is history.


***


Dari Seinfeld seorang, komika Indonesia bisa belajar banyak hal. Dari kedisiplinan, fokus, bekerja keras, memilih peluang, menolak untuk oportunis, memastikan bahwa bukan kesempatan yang mendikte hidup kita melainkan kesadaran dan pemikiran kita sendiri.


Kalau anda cinta Stand-Up Comedy dan anda belum sampai kepada titik yang anda inginkan, bersabarlah, belajarlah, berjuanglah.


Kalau anda sedang berproses kemudian ada yang mengkritik karya anda, maafkan dia. Hidupnya yang instan membuatnya gagal untuk memahami nilai sebuah proses.


Mungkin dia juga, harus belajar dari Seinfeld


BFZ8ksYCEAIvpyu


 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 04, 2013 05:24

March 27, 2013

Daddy Duty

DaddyDuty versi Pandji Pragiwaksono


1. Melindungi keluarga

2. Mencari nafkah utk keluarga

3. Mendidik anak

4. Bermain dgn anak

5. Mengantar-Jemput anak ke sekolah

6. Memberikan pengalaman seluas mungkin

7. Memfasilitasi Liburan bersama keluarga

8. Memfasilitasi olahraga

9. Menemani anak tidur (kalau dibutuhkan)

10. Memandikan anak (kalau masi kecil atau lagi pada males mandi)


Demikian daftar personal Daddy Duty

1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 27, 2013 18:42

March 21, 2013

Sama sekali

Pertama: Saya tidak percaya santet. I think its ridiculous. Tapi saya tidak bisa dianggap mewakili seluruh rakyat Indonesia. Bahkan beberapa saudara sepupu saya ada yg percaya.


Kedua: Byk yg ga tau UU santet itu isinya kur-leb: Kalo ada yg ngaku2 bisa/ nawarin santet/ ilmu hitam bisa dipenjara. Bukan pro, justru kontra.


Nih bunyinya:


RUU KUHP Pasal 293 ayat (1)

Berbunyi: Setiap orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan, memberikan harapan, menawarkan atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penyakit, kematian, penderitaan mental atau fisik seseorang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV.


ayat (2): Jika pembuat tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan perbuatan tersebut untuk mencari keuntungan atau menjadikan sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, maka pidananya dapat ditambah dengan 1/3 (satu per tiga).


Di negara seperti Singapore, RUU itu jelas akan mudah disetujui. Tapi di negara macam Haiti atau Brasil dgn ilmu hitam & vodoo yg mengakar dgn budaya tentu akan keras ditolak. Its part of the culture.


Pertanyaannya, bagaimana dgn Indonesia.

Kita memang negara yg maju, tapi perlu diingat, ragamnya budaya dan kepercayaan di Indonesia harus diakomodir. Janganlah lalu karena mayoritas org Indonesia tidak percaya lalu santet 100% dianggap tidak ada dan menganggap minoritas bangsa Indonesia ini mengkhayal.


Kalau pola pikir semacam ini dibiarkan, kasian atuh agama minoritas di Indonesia. Kasian atuh suku suku tradisional. Masak mereka tidak ada yg bela? Dianggap tidak ada?


Lalu bagaimana?


Maka untuk menyelesaikan masalah ini, muncul wacana DPR utk studi banding.


Hasil dari studi banding ini menentukan isi dari RUU santet termasuk pada akhirnya menentukan perlu atau tidak hal semacam santet dll diatur dalam UU KUHP


Saya sendiri tidak anti studi banding ke luar negeri.

Betul, saya percaya ada beberapa hal yg bisa diselesaikan dgn teknologi. Seperti baca di internet atau baca buku. Tapi saya sendiripun ketika lagi belajar soal hukum, ekonomi, politik, psikologi, baik dari buku atau dokumenter, atau webisode di youtube, sering termenung dgn banyak pertanyaan. Seandainya saya punya org bisa ditanya.

Bagaimana dgn Skype?

Mengingat setiap negara punya tetek bengek yg ribet, saya ragu sejumlah anggota DPR yg ada di pansus tertentu bisa janjian dgn anggota DPR dari negara lain utk Skype-an bareng, apalagi kalau zona waktunya benar benar berseberangan. Di sini siang di sana dini hari, misalnya.

Belum lagi masalah jaringan antar negara yg saya yakin sanga minim. Boro boro mau Skype-an dgn anggota DPR di Prancis. Kenal aja kaga.


Masalah dari Studi Banding DPR adalah bukan di studi bandingnya, tapi di orang orang yg ke sana.

Dont hate the game, hate the player.


Yg salah bukan sistem studi banding, tapi orang orang yg berangkat ke sana dan tidak kerja malah liburan dan belanja bersama anggota keluarga yg dibayar pake uang rakyat.


Yg salah, adalah anggota DPRnya.


Tapi tunggu, bagaimana anggota DPR itu bisa duduk di kursi DPR? Ohiya, RAKYAT YANG MEMILIH.


Berarti ternyata salahnya kita kita juga


Setiap kali saya keliling Indonesia utk jadi pembicara seminar berkaitan dgn semangat kebangsaan, saya selalu tanya siapa yg sudah ikut pemilu Caleg 2009 kmrn dan masih ingat nama yang dia contreng


100% orang yang ikut memilih anggota DPR, tidak ingat nama org yg dia pilih


Kalau tau namanya aja engga, bagaimana dia bisa tau orang yg dipilih ini bukan penjahat?


Pantesan aja DPR isinya ciprik2 yg kerjanya liburan ke luar negri ketika seharusnya bekerja. Rakyatnya juga ciprik2 dan ga milih dgn benar.


Itulah bodohnya demokrasi Indonesia yg katanya salah satu yg terbesar di dunia. Besar tapi bodoh… Seperti.. Ah, sudahlah.


Pertanyaannya kemudian, apakah pantas RUU Santet studi bandingnya ke Russia. Prancis. Inggris dan Belanda?

Kembali ke ucapan saya tadi, di negara seperti Singapore, RUU itu jelas akan mudah disetujui dan dianjurkan oleh semacam DPRnya Singapore utk disetujui. Tapi di negara macam Haiti atau Brasil dgn ilmu hitam & vodoo yg mengakar dgn budaya tentu akan keras ditolak. DPRnya Brasil akan menyarankan DPRnya Indonesia utk membatalkan RUU tsb.


Maka menurut saya, paling tepat memang pergi ke negara maju yg kaya dgn keragaman kultur. Entah kalau Belanda & Russia, tapi Prancis terutama Inggris penuh dgn keragaman. Kalau anda pernah ke London atau pernah pelajari soal London, anda akan tahu bahwa kota itu seperti seisi bumi dikumpulin dlm 1 kota. Semua ras dan semua warga negara dari negara lain ada di sana


Mungkin kita bisa pelajari bagaimana mereka menyikapi ilmu hitam dgn bijak tanpa mengeliminasi dan mengkerdilkan orang orang yg percaya.


Yang kita tidak percaya kan bukan konsep studi bandingnya. Tapi anggota DPRnya.

Kita tidak percaya mereka karena kita tidak kenal.


Andai yg berangkat studi banding adalah misalnya Anies Baswedan, Faisal Basri atau Ridwan Kamil mungkin anda akan percaya.


This whole mess is a matter of trust.


Saatnya ini jadi momen utk buat kita sadar, lain kali ikut pemilu caleg, pilih yg kita percaya. Atau jangan memilih sama sekali.

1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 21, 2013 23:11

March 18, 2013

Siapa cepat dia dapat :)

su8


Setelah saya menutup Merdeka Dalam Bercanda malam itu, tanggal 8 desember 2012 di Museum Nasional, saya duduk di ruang tunggu sambil berpikir.. “Gue ngapain aja ya tadi di atas panggung…”


Jarang jarang saya kehilangan kesadaran akan apa yang saya lakukan di panggung. Saya hampir selalu sadar dan ingat. Malam itu, saya bahkan tidak bisa mengingat bit bit apa saja yang keluar dari mulut saya. Beberapa ingat, tapi kebanyakan lupa. Sepertinya tubuh dan insting saya mengambil alih kendali malam itu.

Ada bagusnya ada buruknya. Bagusnya, kepala saya jadi tidak paranoid terus terusan dan kuatir apa bit selanjutnya. Buruknya, saya jadi tidak sadar kalau salah ngomong. Yang malam itu, terjadi beberapa kali. Ada perasaan ingin kembali membuat spesial yang hadir beberapa minggu setelah MDB JKT, terutama karena kendala teknis. Ngototnya saya menggelar pertunjukan stand-up comedy spesial di Museum Nasional terpaksa mengorbankan hal hal teknis yang akhirnya berkaitan dengan kenyamanan penonton seperti tata letak kursi, tata suara, tata cahaya, dll. Kebanyakan memang tidak mempermasalahkan, namun saya yakin mereka tidak akan menolak kalau ada yang lebih baik.


Maka dari tempat di atas, saya bawa pertunjukan yang sama ke sini… (klik gambar biar jelas)


balai


Nusa Indah Theatre, Balai Kartini. Jl Gatot Subroto, Jakarta.


Karena banyak permintaan dari mereka yang kehabisan tiket (800 tiket tanggal 8 desember di Museum Nasional tersebut habis dalam 5 jam) maka saya memutuskan untuk menghadirkan kembali set yang sama di MDB JKT ke pertunjukan spesial ini yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Tawa” yang merupakan inisiatif Balai Kartini dalam rangka Bulan Kartini yang jatuh pada bulan April.


Selain saya yang akan stand-up selama 1 jam lebih, akan ada Krisna Harefa yang membuka.


“Habis Gelap Terbitlah Tawa” diselenggarakan tanggal 28 April 2013 jam 20.00 (gerbang dibuka jam 19.00)


Kapasitas 1060 kursi. Terdiri dari Kelas II (Balkon di atas), Kelas I (tengah ke belakang) VIP (tengah ke depan)


Harga tiket


VIP (344 kursi): Rp 120.000,-


Kelas I (338 kursi): Rp 100.000,-


Kelas II (378 kursi): Rp 80.000,-


NAHHHH (ini bagian paling penting..)


Gue akan menjual 682 tiket VIP dan Kelas I di WSYDN shop (pandji.multiply.com) mulai tanggal 25 Maret 2013.


Tiket on the spot hanya untuk balkon, alias untuk 378 kursi yang tersisa.


Ketika sudah memesan di WSYDN shop, pelunasan maksimal 24 dari jam pemesanan karena kalau belum lunas, sistem akan langsung membatalkan pesanan tersebut. Kasian karena banyak yang pengen nonton juga.


Sekali lagi, 25 Maret 2013 di WSYDN Shop.


Siapa cepat dia dapat :)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 18, 2013 02:58

March 10, 2013

Siapa lagi ya?

Sebenarnya saya masih sebel kalau ada yg memanggil saya dengan “Kena Deh!” atau bertanya “Nggak lagi soting Kena Deh mas?”


Kesannya apapun yang saya kerjakan sampai hari ini, tidak bisa lebih sukses dari pada Kena Deh dari sisi dampak dan jangkauan.

Dari Aceh hingga Papua, selalu ada yg mengenali saya dari program tersebut.


I refuse to believe that my best work is behind me.


Saya yakin bisa membuat sesuatu yang dampaknya lebih besar dari Kena Deh tapi sayangnya sampai saat ini keyakinan saya belum terbuktikan.


Saya kemudian berpikir, apakah hanya saya yang bernasib demikian atau ada yg lain?


Setelah saya amati, ternyata banyak sekali yang mengalami hal yang sama.


Saya inget sekali ketika BlackStreet konser di Indonesia, penonton tidak begitu antusias menonton. Namun ketika intro “In A Rush” berkumandang satu istora senayan histeris dan personil Blackstreet hanya bisa mesem mesem. Mereka bilang bahwa mereka sempat enggan membawakan lagu ini karena bosan dan karena ada banyak lagu lagu lain yg bagus. Namun akhirnya tetap dibawakan karena katanya “The song is like a brand..”


Yoris Sebastian masih dikaitkan dengan “I Like Monday” program yang dia kerjakan ketika masih menjabat sebagai General Manager di tahun 2003


Manchester United walau sudah mencapai begitu banyak kemenangan dan meraih begitu banyak piala, yang diingat fansnya selalu Treble Year 99 terutama ketika menang secara dramatis melawan Muenchen di Final Champions


Bahkan Ryan Giggs yang setiap musim selalu mencetak gol utk United akan selalu diingat golnya di semi final FA cup melawan Arsenal ketika dia melewati 5 pemain lalu mencetak gol di tahun 99


Orang Amerika akan selalu mengenang Michael Jackson untuk album Thriller. Yang merupakan album ke 2nya dari total 6 album solonya


Public Enemy akan selalu diingat hits jaman dulunya seperti Fight The Power, 911 is a joke, dll. Padahal hingga hari ini mereka masih merilis lagu lagu baru.


Ternyata banyak juga yang bernasib sama dengan saya.


Siapa lagi ya?

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 10, 2013 18:12

Pandji Pragiwaksono's Blog

Pandji Pragiwaksono
Pandji Pragiwaksono isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Pandji Pragiwaksono's blog with rss.