Pandji Pragiwaksono's Blog, page 24
November 11, 2012
JakFringe
Ketika tulisan ini diunggah, penyelenggaraan JakFringe pertama sudah selesai.
Ada banyak yang tersisa setelah acara, tawa tentu adalah salah satunya, kekecewaaan adalah salah duanya. Saya mendengar banyak tentang JakFringe, lalu saya datang dan melihat langsung JakFringe, kemudian dalam rangka mencoba memahami sebelum membenci, saya berbincang dengan Bang Ramon Papana supaya paham dari berbagai sisi.
Fringe, untuk yang belum tahu adalah sebuah festival seni terbesar dunia yang lahir di Edinburgh sebagai penyaluran untuk kesenian kesenian yang pada saat itu merasa terpinggirkan. Kini Fringe ada di berbagai negara termasuk yang terakhir ini, di Jakarta Indonesia.
Ada beberapa poin yang menarik untuk kita bahas di sini, terutama berkaitan dengan segala gerutu beberapa pihak. Bukan hanya pengisi, bukan hanya penonton, tapi termasuk juga gerutu penyelenggara.
1. Tiketnya mahal banget
Hal pertama yang saya sadari betul adalah harga tiket dan sistemnya. Di JakFringe, setiap panggung harus bayar tiket dan harganya mahal. Per-pertunjukan harganya kurang lebih RP 150.000,- ada yang Rp 250.000,- untuk pertunjukan internasional dan bahkan kalau menonton bintang utamanya harganya bisa sampai 2juta-an/ Ini bukan festival biasa ternyata, pikir saya ketika pertama kali mendapatkan informasinya.
Biasanya kita nonton festival sekali bayar bisa mampir ke banyak panggung dan kalau mau nonton pertunjukan spesial bayar lagi. Ini tidak, setiap panggung harus bayar. Walhasil, bikin gentar calon penonton. Terbukti dengan minimnya penjualan tiket dibandingkan dengan kapasitas ruangan. Ini terbenarkan dengan membabi buta-nya tiket gratis yang diberikan.
Pertama bagi bagi 100 tiket gratis utk 2 hari, lalu orang orang yang datang hari pertama bisa gratis nonton pertunjukan apapun sampai akhir hari pertunjukan. Kalau bukan usaha putus-asa untuk meramaikan kursi, entah apa ini namanya.
Protes soal harga mahal sudah menghiasi twitter termasuk oleh saya, kecewa cenderung marah menanggapi harga tiket ini apalagi melihat harga yang dipasangkan kepada beberapa komika yang bahkan menurut komika-nya sendiri tidak pantas. Banyak komika yang berkata langsung kepada saya bahwa mereka tidak nyaman diberi harga sedemikian. “Saya aja ga mau bayar segitu untuk nonton saya sendiri..” ujar salah satu komika muda. Perasaan serupa ada di benak komika senior yang jadi enggan untuk mempromosikan pertunjukannya karena ragu bisa dengan nyaman menerangkan pada penggemarnya berapa harga tiketnya.
Sebagai gambaran, sampai dengan saat ini, harga tiket termahal untuk menonton pertunjukan 1 orang adalah rp 100.000,- Harga tiket saya yang rp 120.000,- adalah tiket terusan hiphop dan stand-up. Tiket satuan untuk stand-up saya di INDONESIA: yg termahal masih rp 100.000,- Jadi ketika harga untuk nonton Yudha keling, dkk adalah Rp 150.000,- penonton maupun pengisi bertanya tanya: “Pantaskah?”
Jangan salah tangkap, menurut saya Yudha lucu, dia punya ceruk yang menarik dan punya persona yang kocak. Tapi dia sendiri pasti mengakui bahwa dia masih butuh pembuktian untuk bisa dihargai setinggi demikian. Saya bertanya kepada Bang Ramon Papana, yang dalam hal ini bersama Jakarta Comedy Club menjadi co-organizer JakFringe bersama BeritaSatu. Setidaknya itu yang tertulis di Jakarta Globe yang saya baca pagi ini dengan halaman depan foto Haridth Iskandar, komika legendaris Malaysia.
Menurut Bang Ramon, aslinya, Fringe di luar negri itu tidak mematok harus ada tiket. Di luar negeri, panitia Fringe hanya mengakomodir pertemuan antara seniman dengan venue, sisanya adalah kesepakatan antara seniman dan venue. Kalau mereka sepakat untuk pertunjukannya gratis, ya gratis. Kalau mereka sepakat untuk ada penjualan tiket, ya jualan tiket. Harga tiket juga terserah kesepakatan mereka. Dengan mengetahui fakta ini, muncul pertanyaan di benak saya yang saya lontarkan kepada Bang Ramon, “Lalu siapa yang mengharuskan ada penjualan tiket dan siapa yang menentukan harganya?” Bang Ramon menjawab “Pihak Lippo..” (dalam hal ini mungkin maksudnya beritasatu)
Di sini, saya bingung. Bapak Peter Gontha, nama di balik beritasatu adalah juga nama di balik Java Jazz Festival, Java Rockin Land Festival, Java Soulnation Festival, adalah nama yang jelas jelas kompeten dalam festival. Maka ketika mereka menentukan harga, harusnya berdasarkan perhitungan matang. Artinya, pemasangan harga Rp 150.000,- minimal sudah melewati banyak informasi yang jadi bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan.
Pertanyaannya: Siapa yang memberi informasi kepada pihak Lippo dan apa informasi yang diberikan kepada mereka sehingga bisa memasang Rp 150.000,- untuk nonton Fandi Begenk dkk yang menurut saya kadar LPMnya masih sama begenknya dengan namanya.
Pertanyaan di atas, tidak bisa saya jawab karena dalam rangka penulisan ini, saya tidak bisa bertemu dengan pihak berita satu yang pantas untuk menjawab. Aneh memang, saya tidak melihat ada otoritas dari pihak beritasatu sepanjang acara. Orang orang beritasatu yang ada di lokasi rata rata bahkan tidak tahu apa apa soal acaranya. Mengapa saya bisa berkata seperti ini? Karena berulang kali saya bertanya kepada mereka, mereka tidak tahu apa apa. Yang selalu punya jawaban pasti, adalah Bang Ramon dan Dodik Hamster.
Pertanyaan ke dua saya kepada Bang Ramon adalah, “Dengan minimnya penjualan tiket dan dengan bagi bagi tiket gratis ini, rugi dong pihak Lippo sebagai promotor?” Bang Ramon menjawab “Tidak, mereka sudah setuju untuk menginvestasikan banyak uang di Fringe pertama ini sebagai dana edukasi. Lippo sudah berencana untuk bikin Fringe selanjutnya di Indonesia.”
Nah ini melahirkan pertanyaan baru “Kalau memang Lippo tidak merasa merugi karena investasi tahun ini adalah dlm rangka edukasi, mengapa harus ada tiket? Mengapa harga harus tinggi? Kan ga perlu pemasukan juga wong sudah investasi kok..” Bang Ramonpun tidak bisa menjawab, ketika ditanya kemana uang hasil penjualan tiket ini? Bang Ramon menjawab “Ya ke Lippo dong, kan mereka udah membiayai semua ini..” Lagi lagi pertanyaan yang tidak bertemu jawaban..
Berat memang untuk bisa melompat dari panggung ke panggung untuk bisa menonton banyak pertunjukan. Saya sendiri menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk menonton pertunjukan Reggy Hasibuan, Lady Comics, Oji Badjee dan Stand-Up Indo Medan, Luqman Baehaqi, Muhadkly Acho, Isman-iwel, dan Arief Didu. Saya membayar karena ingin punya hak utk mengkritik sebagai konsumen yang membayar. Ga lucu aja kalau orang orang yang dikasih tiket gratisan lalu ngomel ngomel.
My money well spent? I believe so. I believe all those comics are worth that much money. Because they are that good.
Harapan saya, mereka mendapatkan bayaran yang pantas karena harga tiket untuk menonton mereka harusnya menunjukkan kepantasan bayaran besar bagi mereka. Kan sedih juga kalau saya bayar mahal untuk menonton mereka, eeeh mereka dibayarnya kecil. Ngomong ngomong soal bayaran, mari kita bicara masalah selanjutnya
2. Bayaran tidak jelas
Ada kabar simpang siur soal besar-kecilnya uang yang diterima oleh teman teman komika, tapi saya sudah bertanya kepada banyak komika dan ada juga komika komika yang dibayar dengan harga normal mereka. Harga normal corporate gig mereka.
Jadi, pertanyaannya, mengapa ada yang bisa dibayar besar dan ada yang dibayar kecil, menurut saya itu masalah ketidak mampuan komika tersebut menegosiasikan harga saja. Kalau saya perhatikan, komika yang dibayar dengan bayaran normal mereka adalah yang punya manajemen.
Kalau ada yang punya manajemen tapi tidak bisa dapat harga normal, saya salahkan manajemennya karena gagal nego.
Almarhum Big Dicky pernah berkata kepada saya “Jangan biarkan orang lain masang harga untuk kepala elo, elo yang masang harga untuk diri lo sendiri. Kalau engga, selamanya elo akan tidak punya harga di mata mereka”. Nasehat yang selalu saya pegang dan rasanya komika komika muda juga harus camkan.
3. Kok tidak ada kontrak?
Nah ini poin yang menarik. Komika banyak yang mempertanyakan kontrak kerja.
Ada yang tidak dikontrak
Ada yang kontraknya dibalikin tanpa tanda tangan pihak pertama.
Banyak yang bingung akan hak dan kewajiban mereka sebagai peserta JakFringe.
Mari saya jelaskan tata kerja Fringe internasional yang saya dapat dari Bang Ramon sebagai satu satunya orang yang dikirim utk belajar soal Fringe ke Edinburgh sana, juga diselaraskan dengan informasi dari teman teman komika yang paham betul Fringe terutama karena juga pernah ke Fringe Edinburgh
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Fringe itu sebuah perhelatan di mana seniman seniman dipertemukan dengan venue dan kesepakatan akan pertunjukan tersebut dilakukan oleh seniman dan venue tanpa campur tangan Fringe. Seketika, saya ingat Pasar Seni FSRD ITB yang legendaris. Kebetulan saya pernah jadi bagian dari kepanitiaan pada Pasar Seni FSRD ITB 2000 “BIGBADAGBOOM” Secara prinsip, Fringe ini mirip banget dengan Pasar Seni, kesenian di mana mana, ada yang ngampar ada yang di halaman, ada yang di ruangan, ada yang di selasar, ada yang gratis , ada yang bayar… seru!
Nah, dengan demikian sebenarnya secara aturan, Fringe tidak pernah membayar para seniman. Bahkan menurut Bang Ramon, kadang senimannya yang bayar Fringe supaya bisa manggung. Karena Fringe tidak pernah membayar senimannya, maka Fringe internasional tidak pernah mengenal pembuatan kontrak kepada seniman seniman yang mengisinya. Menurut Bang ramon, kalau Fringe internasional tahu bahwa mereka mengkontrak kerja para seniman, bisa bisa tahun depan mereka dilarang menyelenggarakan fringe. Argumen ini, sulit dipatahkan mengingat hanya Bang Ramon yang dilatih di pusat Fringe sana.
Namun, coba cermati argumen saya: Saya bertanya kepada Bang ramon, “Anak anak ini kan dibayar… yang bayar siapa?” Bang ramon jawab “Lippo, ini uangnya Lippo semua.. sebagai edukasi awal kepada teman teman. Kalau engga, mana mau mereka ngisi Fringe apalagi dengan minimnya pemahaman akan Fringe” Saya tanya balik “Berarti harusnya kontrak para komika dengan pihak Lippo dong?” Bang ramon menampik dengan menjawab para komika berhubungannya sejak awal memang dengan bang ramon dan dodik mewakili Jakarta Comedy Club. Saya kemudian bertanya kepada Bang ramon “Trus kalau saya mau bikin pelaporan dan bayar pajak gimana kalau ga ada kontrak?”
Bang Ramon dan Dodik tidak bisa jawab..
Seperti yang teman teman mungkin tahu, perhitungan pajak yang biasanya dilakukan setahun sekali itu untuk pekerja kreatif seperti kami dihitung dengan memperhatikan kontrak. Beberapa kontrak kerja menuliskan bahwa harga yang kami terima sudah termasuk pajak yang berarti pajaknya akan kami bayarkan. Ada juga yang sudah dipotong pajak yang berarti pihak pemberi pekerjaan yang akan bayarkan dan kami yang dikontrak akan terima faktur bukti pajak. Nah kalau tidak ada kontrak, lalu bagaimana mereka mau bikin pelaporan? Itu baru soal pajak.
Kenyataanya, kalau ada yang mempekerjakan (dalam hal ini Lippo) dan ada uang yang dibayarkan kepada yang bekerja, maka secara UU wajib ada kontrak kerja. Ini adalah bagian dari penjaminan kesejahteraan kerja. Sesuatu yang dilindungi negara. Kendatipun Fringe tidak mengenal kontrak, kenyataannya, tidak seperti Fringe di luar negeri, teman teman di sini dibayar dan kalau mereka dibayar sementara tidak ada kontrak kerja, maka penyelenggara telah melakukan pelanggaran hukum yang serius.
Belum lagi soal hak dan kewajiban. Belakangan teman teman komika terkejut ketika tahu bahwa pertunjukan mereka di panggung Fringe akan ditayangkan di Firstmedia sebagaimana kita yang berlangganan First Media sering menonton tayangan java jazz dan java soulnation. Ini mengejutkan karena tidak ada yang pernah mengatakan apa apa tentang ini. Ini jelas adalah hal yang berbeda ketika kreatif pertunjukan kita ditayangkan di media televisi. Saya pernah mengisi di Java Soulnation dan Java Jazz Festival, dalam kontrak kerja kami antara saya dengan JFP ada pasal yang menginformasikan perihal penayangan ini, sehingga kami tidak terkejut. Nah anak anak komika di Fringe tidak tahu apa apa. Ini, juga merupakan sebuah pelanggaran terhadap hak akan informasi.
Inilah mengapa kontrak kerja jadi sesuatu yang krusial. Teman teman penyelenggara JakFringe kuatir kalau memberi kontrak kerja akan melanggar aturan Fringe Internasional, padahal membayar komika komika ini saja sudah merupakan sesuatu di luar kebiasaan Fringe. Kalau saya disuruh milih, lebih baik saya menerangkan keadaannya kepada Fringe internasional daripada ditangkap karena melanggar hukum di Indonesia.
Kalau Fringe internasional bisa diyakinkan untuk memberi ijin jakfringe membayar komika, kenapa mereka tidak bisa diyakinkan untuk mengijinkan Jakfringe memberi kontrak? Lain halnya kalau JakFringe tidak bilang bahwa mereka membayar komika2 ini.. kalau demikian halnya, kenapa mereka takut untuk diam diam beri kontrak kerja? Diam diam membayar komika saja mau kok.
4. Kok di Bioskop?
Ini juga salah satu pertanyaan para komika. Sepertinya kekhawatiran ini beralasan. Tidak merupakan masalah besar, tapi kekhawatiran tetap beralasan Fakta bahwa seluruh bioskop dilapisi peredam membuat tawa jadi tidak mantul, ruangan terasa ekstra anyep dan hening terasa memekakkan telinga. Untung, audio sistem yang digunakan panitia cukup bagus. Yah.. bagus sih relatif ya.. Ketika saya nonton beberapa komika berulang kali ada suara dengung, ada suara feedback, ada suara H T yang bocor ke speaker sehingga tiba tiba penonton mendengar suara orang ngobrol lewat H T.
Tapi suara yang dihasilkan sangat keras dan jelas di kuping penonton. Yang menyulitkan adalah penonton jadi sulit mondar mandir karena harus lewat depan komika yang sedang beraksi Tapi untuk hal ini menurut saya, penonton makanya jangan telat dan jangan mondar mandir Komika juga jangan gampang pecah konsentrasinya.
Untuk yang belum tahu, Fringe di luar negeri itu ada yang pertunjukannya di dalam bis kota. Gak nyaman? ya gapapa, namanya juga Fringe.
Idealnya ketika saya paham konsep fringe dan tahu bahwa akan diselenggarakan di kemang, saya pikir akan dilakukan di kafe kafe, resto resto, dan bar bar yang ada disepanjang jalan Kemang. ITU baru akan terasa keren dan festive, belum lagi venue-nya cocok. Tahun ini untuk venue yang dirasa ideal mungkin FEZ dan Amigo juga teater SPH. Maklum, yang punya acara kan Lippo, jelaslah mereka ingin memanfaatkan fasilitas mereka sekalian promo. Kita hanya bisa nurut.
5. Kok Cuma Stand-Up Comedy, Fringe kan banyak kesenian?
Alasan Bang ramon menurut saya lucu tapi saya bisa pahami mengapa beliau menjawab demikian “pelan pelan deh, jelasin konsep Fringe ke anak anak standup aja masih miskom, gimana kalau ngajak pihak pihak lain” Hehehehehe, kekhawatirannya memang terbukti. Miskom jelas ada di udara JakFringe. Bang ramon mengakui, kesalahan beliau adalah tidak bisa mengoptimalkan waktu yang memang sangat singkat untuk sosialisasi Fringe dengan sejelas jelasnya.
Beliau dapat amanah bulan Agustus dan pelaksanaannya bulan November. Kontraktor 711 aja bingung dikasi waktu sesingkat itu. Beliau berkata, tahun depan harus ada kesenian lain terutama dalam hal komedi seperti misalnya OVJ dan lain lain, bahkan ada wacana memindahkan Fringe Indonesia ke kota yang lebih tepat untuk Fringe. Di benak saya, Bandung atau Ubud. Gimana? Hehe
6. Pembatalan pertunjukan
Begini ceritanya, untuk yang tidak paham apa yang terjadi. Di hari Jumat penyelenggaraan JakFringe, mulai nampak bahwa penontonnya tidak sebanyak yang diharapkan. Jauh. Kekecewaan ini, bukan hanya ada di benak komika Indonesia, tapi juga di benak komika internasional. Mengantisipasi kursi kursi kosong, komika komika internasional berkonsultasi kepada pihak Jakarta Comedy Club yang bertanggung jawab terhadap pertunjukan internasional (sbg gambaran, bang ramon bertanggung jawab kepada pertunjukan nasional) sepakat untuk menggambungkan semua komika internasional dalam 1 teater bioskop dalam 1 waktu. GRATIS.
Sebagai konsekuensi, pembuka pembuka mereka yang notabene adalah komika nasional, dibatalkan. Sampai sini, saya mau menerangkan dulu. Di Fringe internasional, tidak dikenal istilah komika pembuka. Ini ada hanya atas permintaan Bang ramon dengan tujuan memperkenalkan komika Indonesia kepada level pertunjukan yang beda di hadapan penonton yang beda, dan juga memperkenalkan penonton asing kepada komika Indonesia. Misi yang pantas diapresiasi.
Namun dari sisi komika internasional, mereka tidak semua suka ada komika Indonesia yang membuka, karena bisa beresiko kepada pertunjukan mereka “Saya bawa penonton yang mau nonton saya dan mereka terpaksa harus nonton orang orang yang bisa saja mengecewakan mereka” Pada akhirnya, komika nasional yang membuka mereka dibatalkan.
NAH, di sini ada miskomunikasi yang cukup fatal, entah bagaimana tersebar kabar SEMUA pertunjukan komika nasional batal termasuk special shows. Padahal yang (menurut bang ramon dan dodik) dibatalkan adalah para komika pembuka, special show tidak dibatalkan. Tapi karena ada miskomunikasi, para LO mengabarkan komika special show “We are not alright” yaitu Adriano Qalbi, Kukuh Adi dan Pangeran Siahaan bahwa pertunjukan mereka batal, 15 menit sebelum acara. 3 komika tadi, berang.
Dan emosi mereka dibenarkan dan dimaklumi. Informasi yang mereka dapat bukanlah dari kabar burung, tapi dari LO yang notabene adalah panitia.
Miskomunikasi antar pihak terkait penyelenggaraan sangat sangat sangat nampak. Antara pihak tiketing, pihak beritasatu, pihak jakarta comedyclub, bahkan pihak 21 cineplex kerap kali tidak terkoordinasi dengan baik. Bang Ramon ketika saya tanya, tidak tahu Emo Phillips pertunjukannya batal pada hari sabtu kemarin (Emo phillips memutuskan untuk membatalkan entah mengapa) sebaliknya saya dapat informasi dari pihak beritasatu bahwa betul Emo Phillips batal. Saya tanya pihak tiketing, mereka tidak tahu. Satu kali saya tanya ke pihak tiketing “Pertunjukan Arief Didu masih ada kan? Ga dibatalin?” mereka menjawab “Ga tau mas, tanya pihak beritasatu aja”. Ketika datang pihak beritasatu, saya tanyakan malah dia juga ga tau. Akhirnya saya tanya kepada Bang Ramon dan katanya tetap ada.
Miskoordinasi juga nampak dari sisi 21 cineplex ketika dalam pertunjukan Isman-Iwel setelah saya beli tiket, ketika mau masuk teater 6 tempat pertunjukan mereka diselenggarakan, tidak ada mbak mbak yang menjaga di depan pintu dan menagihkan tiket. Akhirnya saya nyelonong ke dalam dan mencari mbak mbaknya. Lah kalau ternyata sudah tidak perlu bayar tiket, lalu kenapa saya tidak diinformasikan apa apa ketika saya beli tiket pertunjukan ini?
Miskomunikasi ini memakan korban. Banyak. Salah satu yang terluka adalah teman teman We Are Not Alright yang akhirnya memutuskan untuk tetap mengadakan pertunjukan dengan mengajak komika komika lain yang dibatalkan. Akhirnya selain 3 komika tadi, Rindra yang juga dikenal sebagai ketua ospek iblis iblis neraka, menutup pertunjukan dengan luar biasa.
Soal bagaimana mereka meledakkan teater 6 akan saya bahas di tulisan selanjutnya tentang Fringe yang fokus kepada performa komika komikanya.
7. Juara ke Fringe Edinburgh siapa?
Di akhir penyelenggaraan Fringe, saya dapat kabar bahagia bahwa Dana Pandawa, salah satu komika yang mengisi JakFringe memenangkan kesempatan untuk terbang ke edinburgh dan berpartisipasi di Fringe Edinburgh. Kalau anda sudah nonton pernah Bhinneka Tunggal Tawa, dan suka dengan callback bertumpuk yang saya pakai untuk menutup, saya dapatkan itu dari menonton Dana Pandawa.
Namun ternyata masih banyak komika yang tidak tahu, bahwa ada yang akan dipilih untuk diterbangkan ke Edinburgh. Apalagi tahu kriterianya. Banyak komika yang tidak tahu apa kriteria agar bisa terpilih ke edinburgh, ya jelas saja mereka tidak bisa memenangkan kesempatan tersebut. Orang macam apa yang bikin kompetisi tapi tidak memberi tahu peraturannya kepada banyak pesertanya?
Menurut tanya tanya ke Dodik Hamster, penentu adalah pihak Jakarta Comedy Club, beberapa kriterianya adalah: Penjualan tiket tertinggi (pastinya saya tidak tahu tapi menurut Dodik, 3 minggu sebelum JakFringe mulai, tiket Dana sudah terjual 80) , Pertunjukan dengan konsep unik dan beda, Usaha mempromosikan pertunjukannya sendiri.
Bagi saya, kriteria kriterianya benar benar tidak jelas.
A) Penjualan tiket Dana yang tertinggi? Apakah ada kejelasan dari sisi angka penjualan yang lain? Tidakkah wajar kalau komika lain yang juga ingin terbang ke edinburgh ditunjukkan hasil hasil penjualan tiket. Kalau tau penjualan tiket jadi parameter, saya bisa saja beli seluruh kursi pertunjukan Arief Didu tapi apakah itu menjadikannya sah? Apalagi kalau ternyata yang duduk di dalam teater tersebut tidak sampai 80 orang beneran. Lagi pula, apa artinya sih penjualan tiket ketika semua yang di dalam akhirnya juga gratisan?
B) Pertunjukannya unik dan beda? Bisa jadi karena saya lihat penonton dikasih kacamata 3 dimensi gitu hehehehehe sesuai namanya “Mencari Jidat 3D”. Lalu Dana juga ada gimmick membagikan hadiah. Tapi pertanyaan saya, apa kriteria “unik” dan apa yang membuat “kreatifitas” si A lebih baik daripada si B? Luqman dengan unik memadukan sulap dengan stand-up, walaupun komika asing ada yang melakukan itu tapi cara Luqman melakukan sulap itu merupakan kreatifitas yang pantas jad penilaian.
C) Usaha mempromisikan pertunjukannya sendiri? Walau Dana kenceng di socmed dan menghias mobilnya dengan poster JakFringe, saya malah lebih terkesan dengan usaha Reggy Hasibuan. Balik lagi, kriterianya apa? Bagaimana kalau misalnya Ryan Adriandhy ngiklan gede gedean tapi panitia tidak tahu, apakah kemudian Dana jadi sah dianggap sebagai promosi terbaik?
Segala pertanyaan ini, bukan untuk menjatuhkan Dana, saya sangat menghormati beliau dan tanpanya penutup BTT tidak akan demikian, tapi saya lebih peduli kepada kesetaraan hak dan kesempatan kepada komika komika lain yang nampaknya, tidak ada.
***
Setelah panjang lebar menjelaskan pendapat saya tentang JakFringe, keputusan dan kesimpulan saya kembalikan kepada anda masing masing. Saya sendiri berkesimpulan bahwa JakFringe tidak diselenggarakan dengan kualitas yang setara dengan pensi.
JakFringe cenderung di bawah. Hehehehe.
Bang Ramon pernah berkata “harap dimaklumi karena kami bukanlah organizer professional”. Saya memaklumi, tapi anak anak SMA yang bikin pensi juga bukan profesional tapi beberapa bisa menyelenggarakan acara dengan lebih baik daripada penyelenggaraan JakFringe dari sisi koordinasi, dari sisi transparansi, dari sisi komunikasi setidaknya kepada pengisi acaranya sendiri.
Coba pahami logika saya ini: Kalau para pengisi JakFringe sendiri tidak paham apa apa akan Fringe, bagaimana panitia bisa berharap masyarakat akan paham?
Inilah tolok ukur koordinasi, transparansi dan komunikasi terhadap JakFringe tahun ini.
Hey, ini blog saya, opini saya, dan pendapat saya. Saya berhak menulis demikian dan apabila ada yang berkeberatan, silakan seimbangkan dengan tulisan juga.
Jangan anggap saya hanya ingin menjatuhkan, karena saya peduli kepada JakFringe. Mana mungkin saya tidak peduli kepada Fringe dan mau menghabiskan waktu dan tenaga untuk menulis sepanjang ini?
Saya sangat peduli dan lebih dari kepedulian saya kepada JaKFringe, adalah kepedulian saya terhadap rekan rekan komika, kepada kesenian ini dan kepada pecinta Stand-Up Comedy di Indonesia
VIVA LA KOMTUNG
November 5, 2012
Tiket
Berkaitan dengan penukaran tiket INDONESIA: berikut ada informasi penting.
1. Untuk penukaran tiket fisik, bisa dilakukan dengan ngeprint halaman “payment complete” dan di bawa ke:
Kantor Management Pandji Pragiwaksono
Apartemen Slipi Tower II lantai 17 unit 17B Jalan Let.Jend S. Parman
Jakarta Barat 11480
Telf: 081908352317
Bertemu dgn Mila atau Anes.
2. Penukaran dilakukan pada tanggal 3-7 desember setiap jam kerja (10.00-17.00)
3. Bagi yg di luar kota dan baru datang pada hari H (tgl 8 des) ada kesempatan penukaran tiket pada hari H tapi diutamakan untuk luar kota. Saya menyarankan, kalau bisa penukaran dilakukan pada tanggal 3-7 des tadi. Krn kalau semuanya menukarkan tiket pada hari H bisa dibayangkan panjangnya antrian. Ada 1000 tiket yg telah terjual. Kalau kebanyakan menukar pada hari H, sangat mungkin anda akan terlewat pertunjukkannya krn panjangnya antrian menukar tiket.
4. Kalau anda domisili jabodetabek tapi tidak bisa menukar pada jam kerja karena anda sendiri bekerja, penukaran bisa dititipkan dgn 1 syarat: Yg menggantikan anda cakep. Hehehe. Engga deng. Dengan syarat yang mengambilkan tiket anda membawa fotokopi KTP anda sebagai nama yang tercatat melakukan transaksi.
5. Penukaran tiket pada hari H bisa dimulai dari jam 12.00 dgn tata cara yg sama. Hanya 3 jam menuju konser hiphop jam 15.00, hati hati antrian panjang.
6. Untuk jalur khusus TwivateConcert, silakan datang ke kantor manajemen saya di atas pada tanggal dan jam yg sudah ditentukan dan sebutkan nama saja. Akan ada daftar berisi nama nama anda.
Sekian, semoga cukup jelas.
Demikian informasi penukaran tiket
October 29, 2012
Indonesia Berkibar
Suatu hari, seorang bijak pernah berkata kepada saya “Mencerdaskan kehidupan bangsa, harusnya jadi sebuah gerakan, bukan program pemerintah. Kalau program pemerintah, yang mengerjakan ya cuma pemerintah. Kalau gerakan, maka kita semua yang ikut berperan. Terbayang tidak kalau mempertahankan kemerdekaan adalah program pemerintah?”. Saya tertawa membayangkan, lalu minta ijin kepada beliau untuk menjadikannya sebagai sebuah bit stand-up comedy
Orang tersebut adalah Pak Anies Baswedan.
Dalam Stand-Up saya Merdeka Dalam Bercanda saya bicara banyak tentang pendidikan karena setelah saya mengamati banyak hal tentang Indonesia, baik masalah maupun potensi, saya sadar bahwa kunci dari perbaikan di Indonesia adalah: Pendidikan.
Pendidikan Indonesia, masih menjadi perhatian utama saya karena sejak sekian lama, ini hanya jadi program pemerintah bukan gerakan bersama. Namun ini berubah dengan sebuah gerakan besarkerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat bernama INDONESIA BERKIBAR
Terus terang ketika saya mempelajari, saya merinding sendiri melihat besarnya gerakan ini dan luasnya kerjasama. Nama nama dibaliknya adalah nama nama hebat yang saya percaya kompeten untuk menjalankan gerakan ini.
Gerakan ini fokusnya pada peningkatan kualitas sekolah, terkait dengan 3 hal
1. Peningkatan kualitas guru
2. Kepemimpinan Pendidikan dan Manajemen Sekolah
3. Tata Kelola Sekolah
Intinya, good governance dalam institusi pendidikan.
Saya peduli kepada pembentukan individu, karena itu saya peduli kepada kualitas institusi penddikan. Terutama karena sekolah adalah tempat pembentukan individu yang dibutuhkan Indonesia untuk bisa membangkitkan Indonesia. Anak anak ada banyak di Indonesia, tapi anak anak berkualitas mungkin bisa dihitung. Boss ada banyak tapi tidak semua pemimpin.
Indonesia tertabrak banyak masalah dalam dunia pendidikannya
Nah berkaitan dengan pendidikan, ada faktor dalam pendidikan yang terkait dengan hal yang harus kita miliki untuk punya individu yang mampu mengubah dunia: pendidikan yang membantu menemukan anak anak dengan minatnya.
Sistem pendidikan Indonesia secara umum, tidak melahirkan orang orang kritis dan berkarya tapi orang orang nurutan yang jadi pekerja. Padahal, orang yang mendedikasikan hidupnya dalam suatu bidang adalah pasti karena dia mencintai bidang tersebut.
Tentu banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki, tapi merasa bahwa Indonesia tiada potensi adalah sebuah bukti bahwa kebodohan dan ketidak pedulian bisa membutakan. Kita punya potensi, dan luar biasa besar potensinya. Kita hanya perlu 3 hal yang selama ini tidak kita miliki
Kepercayaan diri, ini bicara mental
Kemauan, ini bicara keberanian untuk bermimpi
Dan Pemimpin, untuk mensinergikan dan menjadikan perjuangan perjuangan banyak orang ini bersatu dan jadi perjuangan yang lebih besar lagi
Tiga hal ini, dibentuk dalam institusi pendidikan. Sedemikian pentingnya Indonesia Berkibar.
Ketika perang, simbol kemenangan adalah ketika bisa mengibarkan bendera di tanah lawan.
Sekarang, kibaran bendera tersebut adalah prestasi.
Seperti kibaran bendera Merah Putih yang dibentangkan Bambang pamungkas di Malaysia ketika dia jadi topscorer dan timnya juara liga Malaysia pada tahun pertama Bepe di sana.
Seperti kibaran prestasi pelajar Indonesia di berbagai olimpiade sains dunia.
Semua ini, awalnya dari pendidikan.
Majukan pendidikan Indonesia, dan nantikan Indonesia Berkibar
October 26, 2012
dan kita, masih bisa berteman :)
Tahukah anda mengapa saya bahagia?
Karena berkarya, ya itu salah satunya.
Karena berkeluarga juga salah satunya.
Tapi pemuncaknya bukan itu.
Saya sekarang lebih bahagia, karena saya terbebas dari pemikiran partisan.
Pemikiran partisan adalah pemikiran kebanyakan orang di mana kalau dia memiliki keyakinan thd A, maka yg lain salah di matanya
Partisan berkeyakinan A dan tidak mau tahu apa apa tentang B atau C karena sudah pasti salah.
Saya tipe orang yg bertanya baru berkesimpulan.
Partisan adalah orang yg berkesimpulan menentang duluan baru bertanya retoris belakangan.
Konservatif selalu merasa Liberal salah dan sebaliknya
Penggemar jazz merasa dangdut kampungan
Penggemar rock merasa melayu cengeng.
JIL merasa FPI fundamentalis
ITJ merasa JIL memporakporandakan Islam
Orang bertubuh sempurna merasa yg bertubuh tidak lengkap sebagai cacat
Saya selalu menjaga prinsip, Mencoba Memahami Sebelum Membenci
Setelah saya pahami, tebak apa yg terjadi? Saya tidak pernah lagi membenci.
Tentu kadang saya kesal, biasanya kekesalan saya adalah karena saya malas mencoba memahami (biasanya hal hal remeh) dan kadang justru karena saya paham sekali makanya saya kesal.
Tapi secara umum, saya tidak lagi partisan.
Saya tidak pernah merasa yg tidak punya kedua tangan sebagai orang cacat. Bagi saya, mereka hanyalah berbeda.
Tuhan menjadikan mereka demikian dan karenanya mereka punya kemampuan lebih yg saya tidak punya
Sebagai Glauconian, saya tidak merasa mereka yg di penjara sebagai orang yg jahat (ada sih memang yg jahat banget dan tidak bisa diampuni).
Beberapa di antara mereka hanya membuat keputusan2 yang salah. Keputusan salah tersebut adalah mengindahkan utk melakukan niat buruk yg saya yakin ada dalam kepala setiap orang. Bedanya saya tidak melakukannya saja. Mungkin karena saya takut ketauan sementara mereka yg dipenjara rasa takutnya hilang karena didorong paksaan keadaan.
Saya jadi seperti ini mungkin karena rangkaian kejadian dalam hidup.
Masa SD membuat saya berteman dgn orang orang kaya
Masa SMP membawa saya berteman dgn orang orang miskin
SMA membuat saya bersatu & bergaul bersama yg kaya dan miskin
Pekerjaan sebagai penyiar selama 11 tahun mengharuskan saya mewawancara dan dalam bertanya, saya menemukan pencerahan pencerahan kecil.
Saya berkeliling Indonesia dan terpapar dgn ragamnya kebahagiaan orang orang yg berbeda. Bahagia dgn caranya masing masing.
Waktu kecil saya hidup di rumah yg membuat saya terpaksa melihat 2 orang yang saya sayangi saling membenci dan berkelahi, sehingga dewasa saya tidak habis pikir kenapa orang tidak bersatu & lebih senang jadi satu-satu.
Karenanya saya bisa berteman dgn berbagai macam orang.
Saya bisa ngobrol dgn teman teman JIL, bisa ngobrol dgn teman teman ITJ, bisa ngobrol dgn org FPI, bisa ngobrol dgn org atheis.
I dont hate any of them, and i dont think they hate me.
And so, im happy.
Tidak banyak orang seperti saya ini.
Ya, saya berbeda dgn kebanyakan.
Tapi saya tidak merasa ada yg salah dgn itu.
Saya pluralis yg percaya pluralisme akan membawa Indonesia kpd pluralitas.
Saya tahu, ada yg membeda bedakan definisi pluralisme dan pluralitas. Tidak apa. Hak mereka utk tidak baca lebih lanjut dan mencoba memahami bagaimana bahasa Indonesia yg sebenarnya.
Mereka berhak menyalahkan saya, saya tidak perlu sepaham dgn mereka
… dan kita, masih bisa berteman
October 21, 2012
8 Desember 2012
Ini tahun pembuktian bagi saya.
Membuktikan bahwa secara stand-up, saya telah bertumbuh sejak spesial pertama Bhinneka Tunggal Tawa.
Membuktikan bahwa secara musik, saya secara konsisten punya pesan pesan penting utk disampaikan lewat hiphop.
Di atas semua itu, membuktikan bahwa apapun keadaannya saya terus berkarya.
Ini juga tahun yang menarik untuk Indonesia, gegap gempita pilkada DKI yg jadi perhatian se-Indonesia, Ramainya polisi vs KPK, lahirnya IndonesiaTanpaTanpa-an dari tanpa FPI, tanpa JIL, tanpa kekerasan, tanpa jodoh, sampai perjuangan olimpiade yg tanpa emas, dll
Untuk Indonesia, ini adalah saatnya untuk merenungkan, siapakah kita?
Siapa atau apa itu Indonesia?
INDONESIA:
INDONESIA: (Indonesia titik dua) adalah nama acara di mana saya akan berusaha untuk bercerita ttg Indonesia. Mendefinisikan ulang Indonesia dari sudut pandang saya.
Dalam acara ini, saya akan bercerita tentang Indonesia dlm berbagai bentuk
Musik hiphop, konser “32″
Stand-up Comedy, Special Merdeka Dalam Bercanda
Digelar tanggal 8 Desember 2012 di Museum Nasional, tempat yg menceritakan Indonesia dari sisi sejarah.
Museum ini biasanya disebut museum gajah, Jalan Medan Merdeka Barat 12.
Lokasinya tidak jauh setelah Gedung Sapta Pesona legendaris yang saya bahas di Bhinneka Tunggal Tawa.
Tepat di depan Museum Nasional adalah halte bus transjakarta.
Pemilihan Museum Nasional sebagai tempat INDONESIA: adalah karena saya mencintai museum.
Membayangkan saya ngerap dan stand-up di museum membuat saya merinding.
Juga terutama karena saya yakin, banyak sekali orang yang sudah lama atau bahkan tidak pernah ke Museum Nasional. Padahal gedung barunya menurut saya keren banget. Karena itu, pada hari itu, gedung baru Museum Nasional dibuka khusus untuk pengunjung acara INDONESIA:
Bahkan harga tiket yg anda bayarkan untuk nonton INDONESIA: sudah termasuk tiket museum
Menyenangkan kan?
Apa yang akan terjadi di INDONESIA:
Mari saya ceritakan satu persatu.
KONSER 32
Opener, 15.00 – 15.30: Endrumarch
Konser 32, 15.30 – 17.30
Lebih dari 20 lagu akan dibawakan dari album pertama hingga album terbaru yg rilis tahun ini “32″
Untuk penjelasan mengenai album “32″ sendiri, silakan dibaca press rilisnya di sini
Konsernya akan penuh dgn featuring seperti: Glenn Fredly, Angga Puradiredja (Maliq & D’Essentials) , Tompi, Endrumarch, Saykoji, Bayu Adi dan Abenk Ranadireksa (Soulvibe), Davina Raja (theExtralarge), Ryan Valentinus, Teddy Aditya (BoyzIIBoys, BLP), dan rapper yang kayaknya sih datang dari Amerika, namanya ENINEM. Bukan Eminem, tapi Eninem.
PLUS ada tamu kejutan yang sangat spesial
MERDEKA DALAM BERCANDA
Opener, 20.00 – 20.15: Adriano Qalbi
Merdeka Dalam Bercanda: 20.15- 22.00
Setelah 14 kota:
Semarang 9 juni, bersama Randhika Jamil
Samarinda 15 juni, bersama Gilang Bhaskara
Balikpapan 16 juni, bersama Gilang Bhaskara
Medan 7 juli, bersama Topenk
Surabaya 14 juli, bersama Boris Bokir
Pekanbaru : 1 September, bersama Kemal Palevi
Yogya : 8 September, bersama Kukuh Adi
Bogor ; 15 September, bersama Wanda Urban
Bandung : 6 Oktober, bersama Adjis Doaibu
Makassar: 13 oktober, bersama Awwe
Singapore: 19 Oktober, bersama Ence Bagus & Mo Sidik
Cirebon: 27 oktober, bersama Krisna Harefa
Akhirnya tur ini mendarat di Jakarta.
Pertanyaan selanjutnya di kepala anda pasti mengenai
TIKET INDONESIA:
Ada 3 jenis tiket yg bisa anda pilih,
1. Tiket Konser “32″:
Rp 50.000
2. Tiket “Merdeka Dalam Bercanda”
Rp 100.000, utk kursi merah yaitu 400 kursi terdepan
Rp 80.000, utk kursi putih yaitu 400 kursi di belakang
Kapasitas pertunjukan MDB hanya 800 kursi saja.
3. Tiket Terusan (Bisa nonton Hiphop & Stand-up)
Rp 120.000 ketika presale
Rp 135.000 harga normal
Info tambahan: Untuk yg beli tiket terusan, akan dapat kursi merah alias 400 kursi yg di depan.
Artinya kalau 400 tiket presale ludes, maka yg tersisa adalah tiket 400 kursi putih seharga Rp 80.000
Kalau 400 tiket presale ga abis berarti sisa kursi merah akan dijual dgn harga Rp 100.000
Penting: PRESALE hanya dibuka dari tanggal 28 oktober 2012 sampai 11 november 2012.
Jadi, selamat berjuang merebut 400 tiket presale.
400 itu jumlah yang tdk banyak. Harga Rp 120.000 langsung terasa sangat murah krn bisa nonton konser hiphop dgn penampilan spesial berjibun tadi, plus nonton stand-up spesial di 400 kursi terdepan dan bisa tur eksklusif Museum Nasional
Pada tgl 28 oktober 2012, langsung meluncur ke http://bit.ly/indonesiatitikdua
Sampai ktemu di museum nasional, di acara INDONESIA:
Tanggal 8 Desember 2012
October 15, 2012
Gimana tuh jawaban saya? Keren ga? :)
Berawal dari wartawati, bukan salah dia krn memang pekerjaannya, tapi pertanyaannya mewakili pertanyaan banyak orang
“Gmn pendapat mas tentang kualitas anak muda sekarang? Kan kerjanya tawuran mulu tuh..”
Saya jawab,
“Kualitas anak muda Indonesia JUSTRU lagi hebat hebatnya dan saya bisa jelaskan kenapa. Dari saya SD, tawuran sudah ada. Tapi tau nggak apa yg tidak ada jaman saya SD dan sekarang ada di mana mana di Indonesia? Pemuda Indonesia juara dunia olimpiade robotik, pemuda Indonesia juara olimpiade fisika, juara olimpiade kimia, pemuda Indonesia diundang tur hiphop keliling Amerika termasuk mekkahnya hiphop, NewYork. Pemuda Indonesia juara dunia paduan suara, pemuda Indonesia mendirikan gerakan sosial yg terpadu di lebih dari 20 kota Indonesia.. Mereka tdk pernah didengar rakyat Indonesia karena hampir semua media memberitakan keburukan pemuda Indonesia. Untuk setiap 300 pelajar yg sedang tawuran di jalanan ada 30.000 pelajar lagi belajar, menggali potensi, berpikir dan berkarya. Media tdk pernah bertemu mereka karena mereka ada di dalam lingkungan sekolah, media tdk pernah beritakan mereka karena pelajar sedang belajar tdk menarik dibandingkan pelajar yg sedang membacok. Setiap kali saya ketemu orang yg bilang pemuda Indonesia kualitasnya sedang buruk, saya yakin dia harus mengganti bacaan dan tontonannya”
Gimana tuh jawaban saya? Keren ga?
October 3, 2012
a lovely conversation :)
Earlier this morning, when he found out im not joining his mommy taking him to school, Dipo cried “But why Ayah? Family should stick together!”
As the car left i felt something deep inside, a 5 year old boy reminded me one of family’s truest value. Staying together no matter what. Of course this morning wasnt the case but on a larger perspective, my son was right.
His words stuck with me all day long. When i finally got back, he got up from his bed asking with a heavenly voice “what took you so long?”
I hugged him and carried him up.
Smiling, he said “have you done your homework?”
“i dont have a homework anymore” i replied
He smiled and his eyes got bigger
“You didnt go to school no more, did you?
“No, coz im all grown up, i finished school. Im a big boy now” i said
“you mean, big kid”
“sorry” i replied “big kid”
I then put him back to his bed and as he tucked himself in, he said
“i wish i can be a big kid too. I dont go to school, i go to work, and i vote. I like voting you know”
I was stunned, he did accompany me when i went to vote for the DKI governor, but still i felt like i hafta ask “You like voting? Why?”
“I just do” he said..
I smiled. Still stunned. I kissed him and we did our routine..
“i love you Dipo”
“i love you too Ayah”
“you’re my best friend”
“you’re my best friend too Ayah”
“forever..”
“forever too Ayah”
I kissed him again and said
“Family should stick together, right Po?”
He nodded his head, smiling, his eyes bright like Orion glows before he closed his eyes and went to sleep.
What a lovely conversation
October 1, 2012
Akankah ini terjadi?
Setelah 10 tahun atau 2 periode SBY, kita bisa lihat kemajuan secara ekonomi.
Ini terjadi karena SBY memasang profesional , dan bukan orang partai, di pos pos penting ekonomi.
Bagi saya, setelah ekonomi kita melaju dan stabil, hal terbaik yg bisa dilakukan Presiden selanjutnya adalah menempatkan profesional pada pos pendidikan.
Lebih banyak orang yg mampu secara finansial = lebih banyak orang yg mampu mengenyam pendidikan
Yg harus diperhatikan kini adalah kualitas pendidikannya.
Orang terbaik di pos pos pendidikan akan menjamin hasil yg terbaik
Akankah ini terjadi?
September 30, 2012
How passion makes you sexy..
Saya baru menyadari sesuatu..
Awalnya, saya mengamati laki laki. Kaum saya yang purba dan kampret ini punya kecenderungan yang menarik kalau berkaitan dengan interaksi terhadap lawan jenis.
Saya mengamati ternyata kalau lagi suka dengan seorang perempuan, laki laki suka mengajak perempuan tersebut melihat / menonton dirinya sedang melakukan apa yang dia bisa.
Contoh, dulu waktu saya belum menikah, tiap kali naksir dengan seorang perempuan saya selalu ajak dia untuk nonton saya main basket. Karena saya merasa keren kalau lagi main basket dan harapannya, dia terkesima melihat saya beraksi di lapangan.
Teman saya, seorang Stand-Up Comedian, sedang mendekat seorang perempuan. Teman saya ini lalu mengajak perempuan tadi menontonnya beraksi di atas panggung ketika dia stand-up untuk sebuah event.
Teman perempuan saya cerita, dia diajak laki laki yang lagi dekat dengan dia nonton laki laki tersebut main skateboard. Nothing else. She was invited to watch this dude flippin boards.
Kalau anda penyanyi, kemungkinan besar perempuan yang anda dekati akan anda ajak untuk nonton anda manggung. Minimalnya di ajak karaokean.
Kalau anda arsitek, maka perempuan yang anda lagi dekati ini akan anda ajak untuk melihat karya karya anda.
Ini berlaku juga terhadap perempuan yang sedang mendekati (atau didekati) laki laki..
Saya ingat, saya jatuh cinta kepada Gamila ketika melihat dia bernyanyi di panggung untuk pertama kali
Pasangan saya sebelumnya, memenangkan hati saya ketika saya sedang melihat dia asik di meja putarnya, membuat vas keramik bagaikan film Ghost (Patrick Swayze-Demi Moore, ada yg nggak tahu? berarti anda kemudaan)
Saya berkesimpulan, bahwa jaman sekarang ketika cantik dan tampan bisa direkayasa dengan make up dan permak badan, jatuh cinta butuh alasan yang lebih dalam.
Love finds its enterance from one’s passion.
One way to attract the opposite sex is to see you glow while you are passionately working on your passion.
Melakukan sesuatu yang sangat kita cintai dan minati akan membawa aura positif terhadap diri kita. Kita percaya diri, fokus, dan terlebih lagi, bahagia.
Interesting, i bet that’s how passion makes you sexy
Pandji Pragiwaksono's Blog
- Pandji Pragiwaksono's profile
- 130 followers

