Pandji Pragiwaksono's Blog, page 16
December 8, 2013
Kemenangan Tersendiri
Dari dulu, saya selalu suka kisah David vs Goliath.
Saya bahkan lihat kisahnya nyata dalam keseharian saya. Dalam praktek berbisnis terutama.
Para pemain pemain kecil, mencari cara kreatif & beraksi di medan perang yang berbeda supaya bisa menang dengan lawan yang lebih besar.
Seperti Indonesia yg punya persenjataan terbatas dan terbelakang dengan strategi Perang Gerilya vs Belanda dengan persenjataan mutakhir yang menggunakan strategi Perang Terbuka.
Kalau mereka, bisnis bisnis kecil ini bermain dengan aturan main yang dibuat oleh para pemain besar, ya mereka kalah. Karena itu mereka belokkan aturannya dan bermain dengan aturan sendiri.
Dalam kampanye politik juga nampaknya demikian.
Para David seperti Mas Anies Baswedan harus punya solusi kreatif tanpa curang tentunya.
Kalau bermain seperti cara Goliath, sang pemain besar, dengan uang yang gila gilaan banyaknya (walaupun sumber dana Goliath ini sebenarnya mencurigakan & misterius) maka Mas Anies tidak akan punya peluang.
Yang jadi masalah adalah, kalau Goliath udah mah punya kekuatan yang lebih besar, curang pula.
David masih bisa menang, hanya saja lebih berat perjuangannya.
Makanya saya senang berjuang dengan para relawan @turuntangan karena kami saat ini sedang bertarung dalam kancah politik namun dengan cara yang bukan saja terhormat, tapi juga kreatif.
Geliat perjuangan kami sudah semakin terasa dilihat dari reaksi masyarakat dan juga kompetitor
Ketika kami dari relawan Mas Anies Baswedan mulai kampanye dengan menggunakan Meme dgn foto + kutipan beliau, tiba tiba sekarang banyak capres capres lain yang ikut ikutan main.
Namun karena capres mereka minim konten, maka meme mereka kehabisan kutipan untuk digunakan. Lucu deh. Ada capres yang bikin meme dengan foto dia tapi pakai kutipan orang lain.
Ingin nimbrung di topik itu tapi tidak pernah punya opini, stand-point di isu tersebut.
Ketika kami punya sistem rekrutmen relawan yang efisien berhasil menjaring ribuan relawan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, capres yang lain tiba tiba ikut membahas relawan. Padahal punya relawanpun tidak.
Sementara relawan relawan Mas Anies yang saling terkoordinasi masing masing beraksi dengan ide mereka sendiri, inisiatif sendiri, beraksi sendiri tanpa harus ijin dgn “pusat”. Ini esensi dari turun tangan.
Contohnya adalah ketika saya bikin video tentang capres populer & capres tegas, ide dasarnya sederhana:
Saya ingin bikin iklan politik yang cerdas seperti video Chris Rock “Obama is white” yang menggunakan reverse psychology.
Disaat yang bersamaan saya tertarik dengan iklan Truck Volvo dengan adegan Van Damme split yang berhasil mendapatkan views luar biasa tanpa harus memaksa org menonton iklan disetiap kali mau nonton video di youtube.
Ditambah saya yang resah dengan orang orang yang hanya akan pilih Capres yg populer saja tanpa memikirkan track record, prestasi, kompetensi capres tersebut.
Atau orang orang yang mengaku rindu presiden yang tegas seperti Soeharto tanpa sadar (atau lupa) bahwa Soeharto itu bukan tegas tapi otoriter. Orang yang mengkritik dihilangkan. Media yang kritis dibubarkan. These people dont know what they’re asking for.
Jadilah 2 video tadi: Capres Tegas & Capres Populer.
Reaksinya? Luar biasa. Kemampuan viralnya mengagumkan.
Reaksi positif dari banyak orang membuat viewsnya bertumbuh dengan stabil. Modalnya? Nol rupiah saja. Hanya inisiatif dari 2 relawan yang bekerja karena punya ide bagus.
Padahal, video ini adalah kampanye politik yang sama sekali tidak memunculkan wajah Mas Anies. Berbanding terbalik dgn banyak capres lain yang jualan wajah di mana mana.
Malah tokoh utama di video video ini digambarkan tidak mengenal Mas Anies (sesuai dgn kenyaataan tentunya hehe) Berbanding terbalik bbrp capres yg iklan politiknya menggambarkan bagaimana Si A mengidolai Capres B (padahal saya yakin tau namanya juga engga sebelum didekati timsesnya utk iklanin capres itu)
Tapi cara yang bertolak belakang dgn cara pada umumnya ini justru mendapatkan ruang di hati orang orang yang berpengaruh. Saya senyum puas melihat nama nama hebat yang ikut menyebarkan video saya karena mereka pikir itu ide yang bagus.
Ini yang membuat saya senang menjadi relawan @turuntangan karena kami berjuang untuk mendukung capres pilihan kami, tapi pada saat yang bersamaan kami kampanye dengan cara yang kreatif, yang menurut kami benar.
Kami seakan berkata “Begini nih cara kami berkampanye. Asik kaan”
“Asik sih, tapi ga akan menang lo kayak gitu” kata mereka sambil terkekeh.
Ya kalau menang harus dengan menggunakan modal uang yang didapatkan dengan cara curang, kami lebih baik kalah.
Kalau menang hanya dengan modal populer & memanipulasi kepolosan rakyat Indonesia akan pemahaman politik yg benar, kami lebih baik kalah.
Ya kalau memang berarti harus mengulangi retorika usang yang jadi alasan mengapa politik kita terbelakang, kami lebih baik kalah
Wong kami berjuang karena ingin membawa perubahan kok.
Perubahan macam apa yang bisa kami banggakan kalau kampanye kami masih dengan pasang baligo raksasa dgn pamer wajah & poster poster yang mengotori ruang publik?
Mas Anies pernah bilang “Kita ambil jalan yang terhormat” dan saya setuju.
Biarkanlah kami berjalan. Biarkan kami di jalan yang terhormat. Karena saya jamin, dilihat dari praktek politik selama ini, yang kami lakukan saat ini sesungguhnya sudah merupakan kemenangan tersendiri
Tertarik bergabung? Silakan ke turuntangan.org
Masih penasaran dengan sosok Mas Anies, silakan ke aniesbaswedan.com
December 1, 2013
sudah ada
Seorang teman bertanya, “Kenapa kok buzzernya GW diserang karena yg diangkat angkat adalah modal ganteng doang tapi buzzer Anies Baswedan ga pernah diserang karena modal ngomong doang?”
Jawaban saya sederhana, “Karena kami nggak pernah mengumbar umbar soal kehebatan beliau dalam berorasi, tapi selalu prestasi beliau dan opini beliau yang semoga akan menggambarkan bagaimana Anies Baswedan sesungguhnya. Sesuatu yang dengan cukup percaya diri kami bisa banggakan ketimbang beberapa calon lain”
Memang betul, selain kami memang tidak berbayar sehingga terasa tulus, kami juga tidak mengangkat fakta bahwa capres pilihan kami ini hebat dalam berbicara.
Yang kami angkat ketika ditanya “Anies Baswedan? Siapa itu?” adalah selalu ”Ketua Komite Etik KPK. 1 dari 100 intelektual dunia versi majalah Foreign Policy. 1 dari 500 tokoh muslim paling berpengaruh dunia versi Royal Islamic Strategic Center Yordania…. orang baiklah pokoknya”
Kalau saya ditanya mengapa saya pilih beliau, jawabannyapun sama, karena saya percaya, dibutuhkan Presiden yang mampu membuat rakyatnya mau turun tangan dalam membangun Indonesia, dalam menyelesaikan masalahnya, dalam mengoptimalkan potensinya. Karena hanya beliau yang jelas jelas memiliki rekam jejak secara konsisten mampu menggerakkan putra putri terbaik bangsa untuk turun tangan. Lalu saya akan ceritakan soal “Indonesia Mengajar” dan “Kelas Inspirasi” dan bagaimana keduanya adalah bukti bahwa sejak lama ribuan orang menyatakan bersedia untuk turun tangan, ketika Pak Anies Baswedan yang meminta,
Lalu apakah kemampuan berbicara itu tidak penting?
Sebaliknya, menurut saya malah sangat penting.
Faktor penentu semakin penting atau tidaknya adalah kebutuhan zaman.
Ketika Indonesia baru merdeka, kita semua butuh Pemimpin yang berbicara tidak seperti orang terjajah, Pemimpin yang ketika bicara suaranya lantang dan menggelegar sebagaimana suara orang yang merdeka. Pemimpin yang dagunya mendongak dan jari telunjuknya mengarah ke udara, di mana arogansinya jadi arogansi bangsanya. Dibutuhkan percaya diri yang luar biasa untuk seorang yang lama terjajah bisa menjadi arogan. Percaya diri itu diwakili oleh Bung Karno.
Mungkinkah kita kembali membutuhkan pemimpin yang mampu menggerakkan massa ketika beliau berbicara?
Mungkinkah kita kembali butuh pemimpin yang ketika berbicara, beropini, mewakili kita semua?
Mungkinkah kita kembali membutuhkan “penyambung lidah rakyat?”
Entahlah, biar rakyat yang menentukan. Yang pasti kalau rakyat butuh, calonnya sudah ada
November 28, 2013
Tiket MBJKT Gelombang 2
Penjualan tiket Mesakke Bangsaku Jakarta gelombang 2 akhirnya, dibuka mulai tanggal 2 desember – 16 desember 2013
Kali ini yang tersedia hanya kelas Platinum dengan harga Rp 400.000,- / tiket. Untuk keterangan harga segitu dapat apa saja, silakan klik ini
Tiket bisa dibeli di 50 outlet 7 ELEVEN di bawah ini:
1. MATRAMAN. Jl. Matraman Raya 12Jakarta Pusat
2. GREEN CENTRAL BUILDING. Jl. Gajah Mada No.188, PetojoJakarta Barat
3. TELUK BETUNG. Jl. Teluk Betung No. 33Jakarta Pusat
4. SALEMBA. Jl. Salemba Raya No. 21, Senen. Jakarta Pusat
5. GELONG BARU. Jl.Gelong Baru Utara No. 1A, Grogol Petamburan. Jakarta Barat
6. MERUYA. Jl.Meruya Ilir Raya No.42, Meruya Utara. Jakarta Barat
7. BULUNGAN. Jl. Bulungan I/64, Lt. dasar, Kebayoran Baru. Jakarta Selatan
8. SUNTER MALL. Jl.Danau Sunter Utara Blok M Kav. 14-15. Jakarta Utara
9. BINTARO SEKTOR 7. Bintaro Jaya Sektor 7, C31 Komp. CBD Blok A5 . Tangerang Selatan
10. PASAR FESTIVAL. Jl. HR. Rasuna Said Kav C-22Jakarta Selatan
11. ASIA AFRIKA. Jl. Asia Afrika No. 1Jakarta Pusat
12. CIPETE. Jl. Cipete 5 No.2Jakarta Selatan
13. BINTARO SEKTOR 1. Jl.Kesehatan Raya No.1A . Jakarta Selatan
14. RUKO GEDUNG HIJAU. Jl. Terusan Gd. Hijau No.10 & 39, Pondok Pinang. Jakarta Selatan
15. FATMAWATI. Jl. RS Fatmawati 3D, KebayoranBaru. Jakarta Selatan
16. RS. FATMAWATI. Jl. Raya Fatmawati No.4Jakarta Selatan
17. PONDOK LABU. Jl.RS Fatmawati No.11 ABCJakarta Selatan
18. PERJUANGAN (RTI) Jl. Perjuangan No.3, Kebon Jeruk. Jakarta Barat
19. DAAN MOGOT. Jl.Marketing Gallery Sky Terrace. Jakarta Barat
20. MUWARDI. Jl. DR. Muwardi 2 No.19, Grogol. Jakarta Barat
21. KEMANGGISAN. Jl. Kemanggisan Ilir Raya No.40, Palmerah. Jakarta Barat
22. CEMPAKA PUTIH. Jl.Cempaka Putih Raya Blok B No.2 Jakarta Pusat
23. CIDENG. Jl. Tanah Abang II No.87 Jakarta Pusat
24. MENTENG. Jl. HR Cokroaminoto No.70Jakarta Pusat
25. SABANG. Jl.K.H Agus Salim No. 32BJakarta Pusat
26. SATRIO. Jl.Prof Dr. Satrio No. 10D–10E Jakarta Selatan
27. BENDHIL. Jl. Bendungan Hilir Raya No.23 Jakarta Pusat
28. HUSADA. Jl. Mangga Besar Raya No. 137-139 Jakarta Pusat
29. MANGGA BESAR. Jl. Mangga Besar Raya No.41 Jakarta Barat
30. MANGGA DUA. Jl. Pemandangan 1 No. 32 Jakarta Utara
31. SUNTER WH. Jl. Danau Sunter Utara Blok A3 No. 14A Jakarta Utara
32. KELAPA GADING BOULEVARD. Jl. Boulevard Raya Kelapa Gading Blok 1/4 No. 14Jakarta Utara
33. BUARAN. Perumnas Raya Komp. Buaran Indah No. 104-108Jakarta Timur
34. PONDOK BAMBU. Jl. Pahlawan Revolusi No.5 Jakarta Timur
35. DEWI SARTIKA. Jl. Dewi Sartika No. 317 Jakarta Timur
36. KALIMALANG. Jl .Inspeksi Saluran Kav. Agraria 9 . Jakarta Timur
37. RAWAMANGUN. Jl. Balai Pustaka Timur No.5Jakarta Timur
38. CIRENDEU. Jl. Cireundeu Raya No. 8CTanggerang Selatan
39. SAHARDJO. Jl. Sahardjo No. 321Jakarta Selatan
40. TEBET BARAT. Jl.Tebet Barat Dalam 2 No. 2Jakarta Selatan
41. TENDEAN. Jl. Kapt. Tendean No. 13. Jakarta Selatan
42. TRUNOJOYO. Jl. Wolter Monginsidi No. 2AJakarta Selatan
43. MINANGKABAU. Jl. Minangkabau Timur No. 43Jakarta Selatan
44. PEJATEN. Jl. Raya Pejaten No. 20AJakarta Selatan
45. MAMPANG. Jl. Mampang Prapatan Raya No.1. Jakarta Selatan
46. DUREN TIGA. Jl. PLN Duren Tiga No.6 Jakarta Selatan
47. BUNCIT RAYA. Jl. Buncit Raya No. 40 Jakarta Selatan
48. RADIO DALAM. Taman Radio Dalam No.2 Jakarta Selatan
49. MARGONDA. Jl. Margonda Raya No. 418 Depok
50. PANGLIMA POLIM. Jl. Panglima Polim IX No.25, Kebayoran Baru. Jakartas Selatan
Sampai jumpa di Teater Jakarta 21 Desember
Sinetron
“Ngapain sih nonton sinetron Bu? Kan sedih..”
Saya tanya kepada salah satu Ibu yang ada di lantai 4 RS Kanker Dharmais.
Saya setiap minggu, sesibuk apapun selalu menyempatkan datang ke Dharmais untuk bertemu keluarga dan terutama anak anak pasien kanker yang kurang mampu, yang dibantu oleh yayasan saya YPKAI(@YPKAI_C3). Selain untuk koordinasi, memantau dan mengontrol kerja yayasan, saya sempatkan ke sana karena anak anak senang kalau ketemu saya dan orang tuanya senang foto foto dengan saya. Tumben kan. Heheheh.
Setiap kali saya ke sana, para pasien dan orang tua sedang menonton sinetron di kamar mereka. Lama lama saya penasaran dan menanyakan pertanyaan tadi..
“Bagus tau mas sinetron…” kata si Ibu
“Iya tapi kan ceritanya gitu gitu aja, sedih pula, dikit dikit tampar tamparan, mana orang orangnya jahatnya berlebihan deh. Sampe siram kopi ke muka orang..” balas saya
“Sinetron itu mas, hiburan kami satu satunya. Soalnya se-sedih-sedih-nya si tokoh utama, akhirnya akan bahagia juga..”
Dalam obrolan saya lebih lanjut, saya akhirnya memahami. Bagi beberapa orang ini, sinetro seperti penggambaran ekstrim dari kehidupan mereka.
Beratnya hidup, jahatnya orang orang di sekitar mereka, ketidak adilan yang mereka rasakan, kekurangan uang dan kondisi ekonomi yang dibawah rata rata tergambarkan lewat sosok tokoh utama. Mereka seakan menempel menonton sinetron karena ingin tahu kapan dan bagaimana kehidupan tokoh utama ini berputar balik. Lama memang, dibikin gantung ber-episode -episode, tapi kan kehidupan berat mereka juga mereka jalani setiap hari, minggu, bulan, bahkan tahun.
Selama judul sinetron ini masih ada, masih ada harapan untuk si tokoh utama mendapatkan kebahagiaan pada akhirnya, dan selama itu juga mereka bertahan untuk menonton.
Kesamaan rasa dan harapan, adalah 2 hal utama yang membuat mereka suka menonton sinetron
Saya tidak pernah membayangkan bahwa sinetron jadi semacam penyaluran bagi banyak rakyat Indonesia.
“Tapi ibu kalau tidur di Rumah Sakit gak full make-up kayak di sinetron kaaann?” tanya saya sambil becanda
“Hahahahaha ya enggak lah mas…. alat make-upnya kan ditinggal di rumaah”
Lah?
)))
November 25, 2013
Make It Special
Kapankah saatnya untuk seorang stand-up comedian membuat Stand-Up Special?
Sebenarnya sih bebas bebas saja, tapi patokan saya selalu 3 hal:
1. Ketika permintaannya ada
2. Ketika kita siap untuk milestone dalam karir.
3. Ketika perhitungan finansialnya masuk akal.
Apa yang terjadi ketika salah satunya tidak ada?
Kalau siap bikin milestone tapi permintaan belum ada, alias kita belum punya fanbase yang jelas karena mungkin rentang karir kita masih singkat, atau karir kita panjang tapi kita kurang punya karakter sehingga orang tidak bisa mengidentifikasi dirinya kepada kita, biasanya ketika bikin stand-up special nggak ada yang nonton. Sepi. Tahu dari mana kalau sudah ada permintaan? Dari penggemar karya kita yang bertubi tubi menanyakan.
Kalau permintaan ada tapi belum siap bikin Milestone, tidak akan yang special dari special tersebut. Milestone terjemahannya di kamus adalah Tonggak Sejarah, dan yang saya maksud di sini adalah tonggak sejarah dalam karir. Seperti sebuah penanda pencapaian. Sebuah gambaran seperti apa kemampuan dan level kita dalam karir. Sebagai bayangan, Bhinneka Tunggal Tawa (2011), Merdeka Dalam Bercanda (2012), Mesakke Bangsaku (2013) bisa memberikan gambaran sejauh apa ilmu saya di Stand-Up Comedy. BTT praktis adalah skill dasar saya. MDB mengetengahkan kemampuan act out, facial expression, story telling & riffing. Mesakke Bangsaku menunjukkan kematangan oral skill dengan saya duduk sepanjang 80% pertunjukan. Pandji yang banyak act out tidak tampak karena saya di sini cukup nyaman melempar bit yang kuat di oral saja.
Kesiapan untuk milestone memang subjektif. Intinya kalau ingin punya rekam jejak akan skill sejauh ini, silakan rekamlah dalam bentuk karya. Kalau tidak siap, specialnya akan tidak memiliki nyawa. Tidak ada karakter.
Tapi menurut saya yang wajib ada, adalah Perhitungan Finansial yang masuk akal. Sebaiknya tidak membuat special kalau anda tidak yakin akan dapat keuntungan finansial dari sini. Anda bisa saja tidak peduli dengan uang atau merasa punya uang banyak untuk dibuang buang, tapi anggaplah ini latihan juga untuk menjamin bahwa kelak anda bisa berpenghasilan dari sini. Ketika anda memastikan ingin dapat profit, anda mulai berhitung berapa harga tiket yang masuk akal untuk anda dengan mempertimbangkan biaya produksi.
Kalau anda punya 3 hal di atas, silakan buat Stand-Up Special.
Kalaupun sudah punya tapi belum mau buat Specialpun gapapa. Its a special. It should be special. It should be on yout term. Not of peer pressure or any pressure.
its your career. your life.
Just be sure, when the time comes, make it special
November 21, 2013
Saatnya Optimis
Saya tidak paham mengapa banyak yang pesimis terhadap Indonesia.
Saya sendiri kaget bahwa saya bisa hidup di era ketika rakyat kembali mencintai pemimpin(politik)-nya. Lihat bagaimana warga Jakarta begitu mencintai Jokowi dan Ahok. Atau bagaimana warga Bandung begitu mencintai Ridwan Kamil. Warga Surabaya mencintai Ibu Risma.
Lihat bagaimana KPK hampir setiap Jumat keramat menanggap tangan para pelaku korupsi. Jaman dulu, mana ada politisi ditangkap karena korupsi? Mana ada? Tingkat Bupati saja tidak ada. Tapi sekarang, Ketua Mahkamah Konstitusi bisa ditangkap karena praktek korupsi. Orang orang sedih karena lembaga hebat seperti MK saja ternyata korup. Saya bahagia karena ketua MK yang korup bisa ditangkap. Jaman dulu, boro boro ditangkap, ketauanpun tidak.
Saya menulis ini sambil mendengarkan lagu Dewa 19 “Aku Milikmu”, membawa saya kembali ke masa masa muda yang menyenangkan. Menyenangkan karena saya tidak terlibat erat dengan kehidupan sesungguhnya. Saya hanya tinggal di rumah Ibu saya dan menggunakan uang dari Ibu untuk sehari hari.
Semakin dewasa, saya mulai berpenghasilan, mulai bayar pajak, mulai paham kompleksitas bernegara, mulai sadar bahwa ternyata jaman dulu menyedihkan sekali.
Kondisi yang tidak adil terjadi karena memang keadilan sirna, hilang oleh kronisme. Keadilan tidak ada karena hanya yang dekat dengan penguasa yang mendapatkan kemenangan.
Kisah yang klise ya kalau kita bicara soal masa lalu. Tapi supaya kita mudah memahami betapa membaiknya masa kini, coba anda tanya kepada diri anda sendiri:
Kapan terakhir kali anda memajang foto politisi di tembok kamar?
Sukarno, Hatta, Sjahrir adalah tokoh yang menghiasi tembok tembok rumah dari dulu bahkan mungkin hingga sekarang. Padahal, bukankah mereka itu politisi?
Tapi siapa yang mau pasang Sutan Batoegana, Roy Suryo, Nudirman Munir di tembok rumah mereka?
Kini, keadaan mulai kembali seperti dulu. Kini, peluang seseorang untuk memajang foto Jokowi, Ahok, Ridwan Kamil di kamarnya, semakin besar.
Ini adalah harapan yang baik, harapan yang harus ditindak lanjuti.
Warga Jakarta, Bandung, Surabaya, mungkin juga Bogor, punya pemimpin yang dicintai karena mereka memutuskan untuk turun tangan dan bertindak. Mereka memutuskan untuk mendukung calon kecintaan mereka, mereka memutuskan untuk bersuara, membela, mendukung dan memilih.
Indonesia, kalau mau punya pemimpin yang dicintai, harus bertindak.
Itu yang saya lakukan juga dengan mendukung Anies Baswedan. Betul saya ingin beliau menang, tapi saya lebih ingin pemilu capres di isi oleh orang orang yang dicintai warganya.
Orang orang yang punya basis pendukung yang mendukung bukan karena dia diamplopi atasannya, tapi karena pendukungnya sudah mengikuti jejaknya sejak lama, percaya dia adalah orang yang pantas dan maju untuk mendukung.
Tidakkah akan jadi luar biasa kalau pemilu capres isinya adalah nama nama keren? Bukan orang orang itu itu lagi yang tidak membuat kita ingin bergerak, tidak kita cintai. Boro boro cinta, kita tidak tahu apa apa tentang dia selain bahwa dia sempat memegang jabatan penting di Indonesia yang mungkin dia dapatkan dari jatah politik. Bukan kompetensi.
Bagi saya, perjuangan yang saya pilih ketika berjuang untuk Bang Faisal Basri, harus berlanjut. Perjuangan untuk mendukung orang pilihan saya untuk maju.
Ini saatnya
Saatnya untuk berjuang. Saatnya untuk optimis.
November 19, 2013
VINCINIAN
Orang sering bertanya mengapa saya suka melakukan banyak hal.
Saya penulis buku, rapper, stand-up comedian, presenter TV, MC, Pembina Yayasan Kanker untuk anak, Bintang iklan, Brand Ambassador, dan kini aktor.
Banyak alasan sebenarnya,
Pertama tama, saya ADHD. Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Secara definisi (modal nge-wiki):
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD, similar to hyperkinetic disorder in the ICD-10) is a psychiatric disorder[1][2] of theneurodevelopmental type[3][4] in which there are significant problems of attention and/or hyperactivity and acting impulsively that are not appropriate for a person’s age.
Saya banget kan tuh, hehehe
Biasanya di sekolah ciri cirinya adalah performa yang buruk dalam nilai karena ADHD menghambat untuk bisa fokus. Ketika dewasa, ciri utamanya adalah kesulitan mempertahankan pekerjaan. Depresi yang akut.
Biasanya, 25% anak yang ADHD melanjut memiliki ADHD ketika dewasa. Sisanya mengaku “telah meninggalkan ADHD” walaupun tidak pernah jelas karena rata rata orang dewasa tidak melakukan penanganan terhadap ADHDnya.
Saya dulu orang kantoran, dan tidak betah di kantor. Tidak betah hanya melakukan hal yang itu itu saja. Kepala saya selalu memikirkan ide ide. Kepala saya selalu resah. Dulu ketika saya ngantoran, sampai pernah kena stroke ringan. Menurut dokter adalah karena kombinasi dari gaya hidup (makanan, istirahat yang kurang) dan muatan psikologis.
Setelah saya membebaskan diri untuk mengerjakan apapun yang saya mau, saya lebih bahagia. Lebih berprestasi juga. Nampaknya, mengerjakan banyak hal justru jadi semacam terapi untuk saya.
Mungkin, ini adalah alasan secara fisiologis.
Alasan ke dua, lebih karena ideologis.
Saya mengerjakan banyak hal, karena saya penasaran dengan batas saya sendiri.
Saya mengerjakan banyak hal, karena saya percaya bahwa tanggung jawab atas bakat yang saya miliki adalah dengan mengasah dan menggunakannya sebaik mungkin
Saya mengerjakan banyak hal karena saya percaya, batas khayal terhadap limitasi umat manusia dibuat buat oleh manusianya sendiri.
Leonardo Da Vinci, hidup di era yang berbeda dengan kita saat ini. Kini, orang merasa untuk memudahkan proses deskripsi kit terhadap seseorang, setiap orang dikategorikan dalam kotak. Dia insinyur, dia dokter, dia pilot, dia pengacara, dia politisi, dll. Kalau ada yang punya 2 kategori, orang jadi bingung “Elo ini dokter atau penyanyi sih? Maunya yang mana?”
Da Vinci, adalah seorang pelukis, pematung, arsitek, musisi, ahli matematika, insinyur, penemu/ pencipta, ahli anatomi manusia, geolog, cartographer, botanis, dan penulis.
Coba lihat Da Vinci, kotak apa yang tepat untuk menggambarkan dia? Kategori apa?
Perlukah kita kotak yang lebih besar?
Kategori apa yang bisa kita gunakan untuk menggambarkan orang yang hidup tanpa batas profesi?
Mungkin kita bisa sebut sebagai VINCINIAN.
VINCINIAN, orang yang hidup lintas profesi.
Orang yang hidup dengan memaksimalkan potensi, memuaskan rasa penasaran, itulah deskripsi yang tepat akan diri saya sendiri. VINCINIAN.
November 13, 2013
List MakeMoney
Mulai hari ini, 14 November 2013, @MakeMoneyFilm rilis di bioskop bioskop XXI.
Di mana saja? Cek list di bawah ini
Jakarta :
1. Plaza Senayan XXI
2. Pondok Indah 1 XXI
3. Blok M Square
4. Citra XXI
5. Slipi
6. Daan mogot
7. TIM XXI
8. Metropole XXI
9. Kalibata XXI
10. Kramat Jati XXI/Cibubur (*)
11. Cijantung
12. Tamini
Bogor :
13. BTM
14. Margo Platinum/ Detos (*)
15. Depok
16. Cinere
Tangerang :
17. Bintaro XXI
18. Karawaci 21 ?
19. Metropolis (Mal Metropolis) ? 20. WTC Serpong
21. CBD CIledug XXI
Bekasi :
22. Mega Bekasi XXI
23. Bekasi Square XXI
24. Grand Mall
Cikarang :
25. Lippo City
Bandung :
26. TSM
27. Empire XXI
28. BTC XXI
29. Jatos
Cirebon
30. CSB XXI
Tasikmalaya
31. Tasik
Semarang :
32. Citra
Yogyakarta :
33. Studio
Surabaya :
34. Tunjungan 21
35. Delta
36. Royal /Cito (*)
Medan :
37. Palladium
38. Plaza (N21)
Makassar :
39. Panakkukang
40. Mtos/ Studio (*)
October 15, 2013
FAQ Mesakke Bangsaku Jakarta
Frequently Asked Questions, Mesakke Bangsaku Jakarta
Mesakke Bangsaku itu apa?
Mesakke Bangsaku adalah Stand-Up Comedy Special ke 3 saya, Pandji Pragiwaksono. Disebut spesial karena memang beda dari biasanya, antara durasinya lebih panjang dari biasanya atau hal hal beda lainnya yang dimasukkan dalam pertunjukan. Kata ”Mesakke” sendiri artinya “Kasihan” dan selama 1.5 jam saya membahas hal hal yang membuat saya kasihan kepada bangsa Indonesia.
“Tur Mesakke Bangsaku” sendiri adalah rangkaian tur 14 kota di mana kota terakhir adalah Jakarta. Untuk tahu lengkapnya jadwal di 14 kota, silakan klik di sini
Diselenggarakan di mana?
Diselenggarakan di Teater Jakarta. Yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Tanggal 21 Desember 2013. Gerbang dibuka jam 19.00 dan acara dimulai jam 20.00. Acara selesai kurang lebih jam 22.00. Acara saya selalu jalan tepat waktu, ada 2 alasannya. Untuk menghentikan stigma “Orang Indonesia telat mah udah biasa” dan karena bukannya nggak mau nungguin yang telat, tapi mau menghargai yang tepat.
Pengisi acaranya siapa saja?
Pengisinya hanya 2 orang. Saya sendiri dan Arief Didu. Untuk yang belum mengenal Arief Didu, dia adalah salah satu dari beberapa komika yang hadir di Comedy Cafe pada Standupnite 1 yang legendaris itu pada tanggal 13 Juli. Arief sering Stand-Up di Metro TV dan beberapa kali di Kompas TV. Saya memilih Arief karena dia adalah salah satu komika favorit saya yang memiliki gaya khas yang tidak dibuat buat. Apa adanya. Dia juga sudah pernah buat pertunjukan spesial berjudul “Biar Tekor Asal Nyohor”. Saya pernah menulis tentang Arief di sini
Untuk saya sendiri, yaah, saya cuma salah satu dari banyak komika yang ada di Indonesia. Saya sudah dengan ini 3 kali bikin pertunjukan Spesial: Bhinneka Tunggal Tawa (2011), Merdeka Dalam Bercanda (2012), Mesakke Bangsaku (2013). Juga sudah 2 kali buat tur, tur Merdeka Dalam Bercanda ke 15 kota termasuk Singapore dan Mesakke Bangsaku ke 14 kota.
Tiketnya dijual di mana saja?
Sampai dengan saat ini, hanya bisa beli tiket di http://tikettawa.com/MBJKT mulai 1 november.
Pada tanggal 1 November seluruh tiket bisa dibeli dan tenggat waktu pelunasan adalah 24 jam sejak pemesanan. Kalau lewat dianggap batal dan harus pesan ulang kalau mau beli.
Harga tiketnya berapa?
Harga tiket dibagi menjadi 4 jenis
Platinum VIP: Rp 400.000 (431 kursi)
Diamond VIP: Rp 300.000 (232 kursi)
Gold VIP: Rp 200.000 (237 kursi)
Silver VIP: Rp 100.000 (298 kursi)
Semuanya VIP di Mesakke Bangsaku

Apa saja yang di dapat dengan harga tiket demikian selain venue pertunjukan terbaik Indonesia dengan akustik, tata suara & cahaya kelas dunia serta kenyamanan pengaturan kursi layaknya Apollo Theatre legendaris yg jadi tempat Chris Rock, dll Stand-Up?
Platinum:
Otomatis langsung dapat DVD Mesakke Bangsaku secara gratis yg direncanakan rampung April 2014 & akan dikirimkan ke rumah masing masing
Diskon 25% all item seluruh item di booth WSYDN shop
Diamond:
Juga Otomatis langsung dapat DVD Mesakke Bangsaku secara gratis yg direncanakan rampung April 2014 & akan dikirimkan ke rumah masing masing
dpt diskon 25% utk 1 items all merchandise (khusus pembelian on the spot)
Gold:
Mendapatkan kesempatan eksklusif untuk pre-order DVD Mesakke Bangsaku (bayar di booth WSYDN shop). Juga akan dikirim ke rumah, April 2014 ketika rampung
Silver:
Dapat diskon 25% utk 1 items kaos Mesakke Bangsaku (khusus pembelian on the spot). KECUALI kaos Mesakke Bangsaku Hitam yang exclusive hanya ada di MB JKT
Boleh makan, minum, memotret dan merekam video selama acara berlangsung?
Tidak boleh makan dan minum di dalam, kalau mau foto boleh tapi nggak boleh pake blitz. Saran saya mah ga usah foto foto, nikmatin aja acaranya. Merekam video dilarang keras. Alasannya sederhana, karena saya akan bikin DVD dan ingin DVDnya tetap laku. Hehehe. Kalau ada yang ketauan merekam, akan diingatkan dengan cara ditembak pake laser pointer. Kalau tidak mematikan rekaman video akan digiring keluar dan diumpankan ke puluhan buaya lapar yang menanti…… engga deng, tapi tetap diusir
Apakah acara ini dijamin bagus dan lucu?
Selera humor sih beda beda ya, tapi rasanya kalau 13 kota sebelumnya penonton merasa terpuaskan maka harusnya sih cukup lucu. Kalau mau lebih yakin, coba baca review dari seorang penonton di sini dan di sini
Fasilitas apa sajakah yg tersedia di venue?
Teater Jakarta sendiri fasilitasnya cukup lengkap. Mushola ada, toilet ada di setiap lantai, ada ruangan khusus yang disiapkan untuk WSYDN Shop, dan di area plaza (di depan gedung) akan ada sejumlah booth makanan, minuman, dll
Apakah ada Raditya Dikanya kaaaaaaqqhh???
Pada 2 kali pertunjukan spesial saya yang sebelumnya dia sih datang sebagai penonton. Entah yg tahun ini. Yang pasti, pertunjukan spesial saya jadi semacam reuni komika karena rata rata komika se-Indonesia selalu datang dan menonton. Bukan hanya dari Jakarta atau dari pulau Jawa. Ada yang datang dari Sumatera, Kalimatan, Sulawesi, dll
Siapa yang boleh menonton?
Pertunjukan ini untuk 15 tahun ke atas. Ada beberapa alasan mengapa dibatas untuk umur tersebut.
Pertama, materi yang saya bawakan mengandung bahasa yang cukup keras, beberapa topikpun memang membutuhkan kedewasaan dalam memahami.
Kedua, beberapa kali saya mendapatkan keluhan dari penonton yang bilang bahwa mereka terganggu dengan suara balita yang diajak penonton lain. Saya paham, sebagai orang tua dengan 2 anak yang masih kecil kecil sayapun bingung ketika ingin menonton tapi anak anak tidak bisa dititipkan. Tapi nampaknya untuk saat ini pertunjukan ini tidak memperkenankan anak di bawah 15 tahun untuk bisa datang, sehingga kemungkinan penonton lain terganggu akan bisa berkurang.
Ketiga, kalaupun bukan balita, beberapa penonton terganggu dengan penonton muda berumur 8 atau 10 atau 12 tahun yang kalau menonton Stand-Up suka berisik dan teriak teriak ke arah komika yang manggung untuk mencari perhatian. Karena itu Mesakke Bangsaku dibatasi untuk 15 tahun ke atas.
Apa saja Do’s and Don’t's ?
Do’s:
Datang tepat waktu bahkan datang lebih awalpun gapapa. Sejak sore sekitar jam 15.00 booth makanan di depan sudah buka dan siap melayani.
Buang air sebelum acara di mulai karena jarak antara pertunjukan Arief dan saya sebentar sekali. Hanya 3 menit kurang lebih.
Sebenarnya tidak wajib, tapi saya mengajak anda untuk menghormati gedung yang bagus ini dengan berpakaian yang rapih. Lagi pula, lebih enak kalau disorot kamera lagi keliatan cakep hehehe
Dont’s:
Jangan telat, karena acara pasti tepat waktu
Jangan foto pake blitz, mengganggu proses rekam DVD karena akan kelihatan jelek ketika cahaya blitz anda masuk masuk ke area panggung
Jangan ngobrol atau menelfon. Karena panitia akan mengusir anda. Bukan karena saya terganggu, justru karena penonton lain akan terganggu
Mesakke Bangsaku Jakarta
Selamat datang di era yang baru untuk Stand-Up Comedy.
Era dimana tidak lagi Stand-Up Comedy jadi semacam anak tiri dunia hiburan.
Era, dimana Stand-Up Comedy yang bagi saya merupakan sebentuk kesenian merakyat juga pada saat yang bersamaan bisa jadi kesenian yang berkelas
Kami, yang berada di komunitas Stand-Up Comedy pernah merasakan menghibur anda di tempat tempat yang ajaib. Kami pernah di hadapan orang orang yang mabok, kami pernah menghibur anda di cafe cafe kecil penuh asap rokok, kami pernah menghibur anda di bawah tenda, di tengah taman, di tengah makan malam anda, di pernikahan, di hadapan bisingnya anak sekolahan, di dekat perempatan ramai di mana terkadang suara kami harus bertarung dengan klakson mobil mobil, dll.
Anda pernah datangi kami di tempat tempat terpencil yg anda sendiri bahkan tidak tahu tempat ini ada andaikan bukan karena kami stand-up di situ. Anda pernah datangi kami ke sebuah tempat dengan pendingin seadanya, sound system purba, kursi plastik reyot.
Namun anda datang. Dan untungnya, anda senang.
Selamat datang, di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki
Gedung pertunjukan terbaik Indonesia hingga saat ini
Kapasitas 1200 kursi yg terbagi dalam 4 area.
Setiap kursi yg anda duduki di manapun itu, bisa memberikan pandangan leluasa ke arah panggung.
Akustik begitu hebat, saya bisa bicara tanpa mikrofon dari panggung (dgn kekuatan bicara yg kuat tentunya tanpa harus berteriak) dan terdengar oleh anda yg duduk di kursi paling atas.
Tata cahaya dan suara yg begitu apik sehingga banyak teater musikal yg memilih gedung ini untuk melaksanakan pertunjukannya.
Sebut saya Onrop, Ali Topan Musikal, Laskar Pelangi, Matah Ati, pernah memanfaatkan Teater ini.
Gedung yang begitu mewah, sehingga rata rata pertunjukan yg digelar di sini dihargai paling murah Rp 500.000, paling mahal Rp 2.500.000.
Selamat datang di pengalaman terbaik menikmati Stand-Up Comedy.
Pemilihan tempat ini, berdasarkan banyak hal.
Sejak pertama kali datang ke Teater Jakarta untuk nonton Matah Ati, saya berkata kepada istri saya “Suatu hari, aku harus Stand-Up di tempat ini..”
Jadi Mesakke Bangsaku memilih Teater Jakarta sebagai tempat pamungkas adalah karena mimpi.
Tapi juga ada alasan lain, alasan yang lebih terasa seperti sebuah hadiah permohonan maaf.
Alasan saya memilih Teater Jakarta adalah untuk membalas kebaikan hati 800 penonton Merdeka Dalam Bercanda yang datang ke Museum Nasional dengan membayar Rp 80.000 – Rp 120.000 & saya paksa untuk menonton Stand-Up Comedy di tempat yang tidak didesain
utk pertunjukan jangankan Stand-Up Comedy, tempat itu tidak didesain untuk pertunjukan apapun.
800 penonton kemarin rata rata mengaku Merdeka Dalam Bercanda adalah sebuah pengalaman menarik karena mereka tidak pernah membayangkan masuk ke Museum Nasional untuk menonton Stand-Up Comedy
Namun mereka juga menyadari (walaupun sedikit sekali yg benar benar protes ke saya saking baiknya mereka) bahwa akustik & sound system jadi masalah terutama terutama yang duduk di belakang.
Yang dibelakang, bukan hanya sempat tidak jelas mendengar suara kami yg Stand-Up tapi juga tidak bisa melihat dengan jelas ke arah panggung. Layar lebar yang disediakan jadi sarana mereka menikmati tontonan bukan karena saya jauh (itu mah biasa kalau nonton pertunjukan apapun, konser musik hingga stand-up comedy) tapi karena ratusan kepala orang orang di depan mereka yg menghalangi pandangan.
Rasa bersalah membuat saya berjanji kepada diri sendiri “Lain kali gue bikin pertunjukan, harus di tempat yang bagus”

Selamat datang di hari pembalasan.
Teater Jakarta, bukan hanya bagus. Tapi yang terbaik di Indonesia.
Janji saya kepada diri saya sendiri utk memuaskan 800 orang penonton tahun lalu saya penuhi tahun ini. Termasuk untuk mereka yang untuk pertama kalinya menonton Stand-Up, akan mendapatkan kesan yang baik dalam pengalaman pertama mereka.
Harga tiket dibagi menjadi 4 jenis
Platinum VIP: Rp 400.000
Diamond VIP: Rp 300.000
Gold VIP: Rp 200.000
Silver VIP: Rp 100.000
Semuanya VIP di Mesakke Bangsaku
Apa saja yang di dapat dengan harga tiket demikian selain venue pertunjukan terbaik Indonesia dengan akustik, tata suara & cahaya kelas dunia serta kenyamanan pengaturan kursi layaknya Apollo Theatre legendaris yg jadi tempat Chris Rock, dll Stand-Up?
Platinum:
Otomatis langsung dapat DVD Mesakke Bangsaku secara gratis yg direncanakan rampung April 2014 & akan dikirimkan ke rumah masing masing
Diskon 25% all item seluruh item di booth WSYDN shop
Diamond:
Juga Otomatis langsung dapat DVD Mesakke Bangsaku secara gratis yg direncanakan rampung April 2014 & akan dikirimkan ke rumah masing masing
dpt diskon 25% utk 1 items all merchandise (khusus pembelian on the spot)
Gold:
Mendapatkan kesempatan eksklusif untuk pre-order DVD Mesakke Bangsaku (bayar di booth WSYDN shop). Juga akan dikirim ke rumah, April 2014 ketika rampung
Silver:
Dapat diskon 25% utk 1 items kaos Mesakke Bangsaku (khusus pembelian on the spot). KECUALI kaos Mesakke Bangsaku Hitam yang exclusive hanya ada di MB JKT
Diluar semua keuntungan tadi, dengan harga tersebut anda bisa menyaksikan pertunjukan spesial dari satu-satunya komika Indonesia yg sudah 3 kali menggelar Stand-Up Special. Komika pertama di Indonesia yang mempersembahkan pertunjukan spesial tahun 2011 di saat komika lain masih berkutat dgn set 15 menit.
Anda bisa menyaksikan saya, Pandji Pragiwaksono dengan keresahan serta kejujuran saya. Saya membahas minoritas-mayoritas, persatuan, pentingnya pendidikan, politik, menjadi suami, menjadi Ayah, menjadi bagian dari bangsa ini yang… Mesakke. Termasuk, tawaran solusi atas permasalahan Indonesia
Ada baiknya tanggal 1 November anda siap siap sedini mungkin di tikettawa.com/MBJKT
Karena seluruh tiket untuk setiap kelas akan langsung bisa dibeli pada tanggal tersebut.
1200 kursi tidaklah banyak.
Mengingat tahun lalu total yang datang dan menonton pertunjukan spesial saya jumlahnya 1500 orang.
Mengingat setiap kali saya buat pertunjukan di Jakarta, yang datang biasanya dari seluruh Indonesia.
Mengingat jumlah followers saya.
Dan
Mengingat banyak sepertinya yang semakin panas gara gara membaca tulisan ini
Selamat datang di pengalaman membeli tiket saya.
Yg sudah terbiasa, ingat betapa deg degannya beli tiket saya. Mereka sudah siap di depan laptop dari jam 23.59, menanti jam 00.00.
Mereka masi inget betapa paniknya ketika masi memburu tiket & betapa leganya ketika akhirnya dapat tiket di tangan.
Selamat berjuang
Selamat menyaksikan
Selamat datang, di Mesakke Bangsaku Jakarta
PS: Masih ada pertanyaan? Coba klik FAQ Mesakke Bangsaku siapa tau pertanyaannya sudah terjawab
Pandji Pragiwaksono's Blog
- Pandji Pragiwaksono's profile
- 130 followers

