Bernard Batubara's Blog, page 31

July 11, 2013

Menunggu Magrib

magrib turun bersama hujan. hujan mencintai tanah
dengan segenap basahnya. magrib mencintai tanahyang basah pula.
hujan turun di depan beranda rumah. magrib yang basahmencintai mataku yang memandangi tanah.tubuhku mencintai tanah juga.
magrib meletakkan kaki di beranda rumahbersama hujan turun. aku memandangi tanahyang kian basah. mataku pun.
hujan mencintai mataku yang menunggu magrib.
aku menjadi karib dengan magrib. di berandarumah, hujan duduk-duduk di kursi. menunggutanah yang kian lembut kia...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 11, 2013 09:57

Sajak Subuh, 2

subuh mencintai ruhku yang tidak riuh. aku
menempelkan suara-suara ke atas sajadahyang mencintai heningnya keningku.
keningku mencintai subuh yang mencintaisajadah dengan heningnya. suara-suarakutak bisa mencintai subuh dengan bunyi.
dengan sunyinya, sajadah mencintai subuhyang sepi. keningku menyimpan semua suara.
aku tak bisa mencintai sajadah dengan suara-suara.
sajadah mencintai keningku yang mencintaihening subuh dan aku tenggelam pada sepiyang menempel di dinding-dinding kamar.
kamarku tak bi...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 11, 2013 09:55

Sajak Subuh, 1

aku mencintai subuh yang mencintaiku dengan heningnya

subuh mencintaiku dengan heningnya, kemudianriuh ruhku tenggelam dalam sunyi bunyinya
dengan heningnya, subuh mencintaiku. akutidak bisa mencintainya dengan bunyiia hanya mencintai sunyi dan sepi.
subuh di dalam kamarku adalah gelapdan suara menempel di dinding-dinding.suara yang sunyi.
aku mencintai subuh dengan merekatkan suarakudi dinding-dinding. sunyi bunyi merayap di lantai.
subuh merayap di atas sajadah. ia mencintaikeningku yang menempe...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 11, 2013 09:54

Selimut

ada selimut di atas kuburan
tengah tidur pulas sekali, menghangatkantubuh pemiliknya yang hanya sesekali tidurnya pulas
"mengapa kamu tidur di sini?"tanya kuburan yang murung itu kepadaselimut yang dijawab, "aku ingin menghangatkan kamu juga."
kuburan suka membayangkan bahwa ia adalah selimutbagi setiap pemiliknya yang tidur pulas sekalidi bawah sana
selimut suka membayangkan bahwa ia adalah kuburanbagi pemiliknya yang tidur pulasmemeluk tubuh hangatnya
pemilik selimut yang adalah aku tidak tahuha...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 11, 2013 09:35

Membayangkan Selimut

selimut di kamarku mencintaimu. ia jatuh
cinta pada tubuhmu yang mencintai tubuhku
terkadang selimut di kamarku tertidurpulas sekali dan mengigau. dalam tidurnya, iamemelukku dan menyebut-nyebut namamu
jika selimutku capek, ia berbaringdi sebelahku. lalu ia memintakumemeluknya
"bayangkan saja mantan pacarmu," katanya
kurang ajar memang selimut di kamarku itu.terkadang ia mengubah wajahnya menjadimantanku yang ini, terkadang yang anu
terkadang aku tidak tahu apakah selimut iniyang menghangatkan tubu...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 11, 2013 09:33

July 7, 2013

Tasbih

33 nama telah kami eram dalam bisu yang kami simpan di daun jendela rumah. kami rekatkan dengan butiran nasi sisa dari dasar piring tempat kami menyantap ketakutan sehari-hari. kami bersihkan jendela dari debu-debu halaman kitab suci yang telah lama tak kami kenal lagi.

33 nama telah kami tempelkan di sisi dalam pintu rumah. kami lupa embun pagi pun mengajarkan tentang kehidupan yang amat singkat. ayat-ayat kini tinggal tulang-belulang ditelan udara. kami luput menyebut sebuah surat sebab yang...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 07, 2013 01:31

July 6, 2013

Zikir

rembulan lah yang menyala di kepala kami. setiap doa kami haturkan kepada Kesunyian Yang Maha Sunyi. malam lah yang memelihara nyala sepi di relung dada kami. setiap pagi kami sembunyikan zikir di gelembung embun kecil dan di pinggir-pinggir rapuhnya tulang daun kering. agar tetap diam doa-doa kami. agar tetap hening doa-doa kami. fajar lah yang mengingatkan kami akan Nyala Yang Maha Nyala. sebuah permulaan untuk setiap nama-nama. kami tidak menghapal nama-nama. kami tidak punya cukup tempat...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 06, 2013 04:14

Iqomah

"pukul berapa harus berangkat, Tuan?" kemudian aku mendengar suaraMu dari balik pintu rumah dan beranda yang telah penuh diliputi sepi. seperti panggilan itu aku kenal, duhai Yang Maha Mengenal. namun tak mengerti bagaimana cara menyahutnya. seperti panggilan itu aku pahami. namun tak mengerti aku bagaimana cara membalasnya. sementara embun telah pecah di jeda doa-doa.

"qad qamatis salah. qad qamatis salah." pukul berapa harus berangkat, Tuan? matahari telah menggantung tinggi di atas kepala d...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 06, 2013 04:01

July 5, 2013

Azan


suara itu seperti pembuka cerita fiksi atau dongeng yang menggelinding di pinggir-pinggir trotoar. kemudian ia hidup dalam dering telepon genggam manusia-manusia kota tanpa kepala. "minggir, dompetku mau lewat, ia sibuk sekali setiap hari, jangan halangi." seru selembar angin di bawah sorot lemah cahaya senjakala. ini bukan pagi, lagi. tidak ada persahabatan di sini, Waktu berbisik di telingaku.
suara itu seperti kanak-kanak membawa kain lap berjalan pelan di hadapan kendaraan. ia tak paham la...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 05, 2013 03:46

July 3, 2013

Isya

tenanglah, masih rakaat yang panjang untuk bertemu
seperti langit atau bintang-bintang yang mengawasimu
tidak perlu terburu-buru itu, kekasihKu
tenanglah, masih leluasa surgaKu untuk kaumimpikanseperti galaksi lain selain tempat tidurmu atau rumahmu
tidak perlu kaurisaukan itu, kekasihKu
tenanglah, masih dalam lagi tanahKu untuk menyambutmuseperti ibu bumi menjaga dan merawat rahimnya, kau janinnya
tidak perlu kaucari Aku, kekasihKu
2013
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 03, 2013 04:40