Eko Nurhuda's Blog, page 21

December 26, 2016

Tips Belanja di Sale Natal-Tahun Baru dan Produk Elektronik


AKHIR tahun semakin dekat. Pusat-pusat perbelanjaan dan toko-toko online mulai menawarkan berbagai diskon menarik. Maklum, sudah jadi semacam tradisi kalau tingkat konsumsi meningkat jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Awas, jangan sampai "terjebak" diskon dan promo. Bersikaplah bijak agar belanja akhir tahun nggak bikin kantong jebol.

Coba cek mailbox, sudah berapa kali toko-toko online tempat kamu pernah belanja mengirim email promosi? Kalau setiap toko mengirimi satu email saja setiap hari, maka mailbox kita mendapatkan tujuh tawaran sale akhir tahun dalam sepekan terakhir. Itu baru dari satu toko online ya.

Saya sendiri entah sudah menghapus berapa belas atau malah puluh email semacam itu. Isinya tawaran berbagai promo dan diskon. Mulai 15%, 25%, sampai ada yang 80-90%. Mulai dari toko sepatu, pembuatan memorabilia, dan tidak ketinggalan marketplace yang menyediakan segala macam barang.

Memang sebenarnya ada satu yang jadi incaran saya: televisi layar datar ukuran minimal 24". Bukan, bukan untuk menonton siaran televisi. Saya butuh ini untuk keperluan video editing. Jadi lebih sebagai monitor besar yang akan dihubungkan dengan laptop, jadi saya dapat mengedit video dengan dua monitor sekaligus.

Hanya saja budget-nya belum ada nih. Mau tidak mau saya harus rem dulu keinginan tersebut. Padahal sedang ada banyak diskon year-end sale. Dan televisi incaran saya sedang didiskon 23% di Lazada. Sayangnya. Tapi saya tetap saja tidak tertarik karena sadar diri belum saatnya membeli sekalipun email-email promosi terus membanjir.

Nah, seringkali tawaran yang begitu gencar membuat kita penasaran, lantas tertarik, dan ujung-ujungnya membeli. Kalau barang yang dibeli memang sedang dibutuhkan tidak jadi masalah. Tapi tak jarang kita membeli hanya karena ingin membeli, dengan alasan-alasan yang sebenarnya hanyalah apologi semata untuk membenarkan khilaf dompet.

Okelah, khilaf satu barang masih bisa dimaafkan. Yang gawat kalau lihat diskon di sini beli, tahu diskon di sana beli lagi, lihat toko online langganan menggelar promo lagi-lagi beli. Tahu-tahu jumlah tagihan membengkak. Padahal tidak semua barang yang dibeli benar-benar dibutuhkan.

So, agar belanja akhir tahun tidak malah membebani keuanganmu, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan.


1. Manfaatkan Sale Natal dan Tahun Baru
Akhir tahun begini identik dengan promo Natal dan Tahun Baru atau Christmas New Year Sale . Berbagai toko serta merchant menawarkan promo dengan diskon tidak tanggung-tanggung. Biasanya karena sekaligus dijadikan momen cuci gudang, diskonnya rata-rata 50% bahkan ada yang berani memberi diskon 70%. Wow!

Jangan sia-siakan momentum ini. Manfaatkan berbagai sale dan promo tersebut untuk mendapatkan barang-barang incaranmu. Lumayan, kita bisa menghemat banyak karena membeli jauh di bawah harga pasaran. Kelebihan anggaran dapat dibelanjakan barang lain, atau disimpan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga.

Sebelum memutuskan beli di mana, coba lihat-lihat ke berbagai toko online atau marketplace yang menawarkan promo Natal dan Tahun Baru. Lihat toko mana yang memberikan diskon terbesar untuk barang-barang dalam wishlist-mu. Kalau sudah dapat, segera eksekusi! :)

2. Buat daftar belanja
Ini penting sekali diingat setiap kali kita mau belanja. Yang membuat kantong bolong saat berbelanja adalah karena kita tidak tahu mana yang dibutuhkan, dan mana yang hanya kita inginkan. Semuanya dibeli, barulah begitu sampai di rumah kaget melihat tagihan. Belum lagi timbul penyesalan karena beberapa barang yang dibeli rupanya tidak benar-benar dibutuhkan.

Membuat daftar belanja menjadikan kita benar-benar fokus hanya pada barang-barang yang dibutuhkan, atau dapat membantu meningkatkan produktivitas. Manfaat lainnya, kita dapat memperkiraan berapa budget yang diperlukan untuk membeli seluruh kebutuhan tersebut.

Jadi, sebelum berburu diskon catat dulu apa-apa saja yang sedang dibutuhkan. Masukkan barang-barang tersebut dalam daftar prioritas dan harus dibeli segera. Buang jauh-jauh keinginan akan satu-dua barang yang bisa ditunda, apalagi jika tidak ada manfaatnya sama sekali.


3. Taati daftar belanja
Daftar belanja tidak akan banyak membantu jika kita tidak mau menaatinya. Jangan setelah semua barang dalam daftar belanja terbeli, lalu seenaknya saja membeli yang lain-lain lagi. Siap-siap saja melotot lihat struk belanja kalau begitu caranya.

Taati daftar belanja secara disiplin. Bertekadlah untuk hanya membeli barang-barang dalam daftar tersebut, abaikan yang lain. Beda cerita kalau ternyata setelah seluruh kebutuhan terbeli masih ada sisa uang. Kita tentu sah-sah saja menghabiskan uang yang sudah dianggarkan tersebut.

4. Ketahui harga asli
Kita seringkali begitu mudah terbuai oleh diskon. Begitu melihat tanda diskon sekian puluh persen, tanpa pikir panjang langsung klik dan beli. Padahal bukan rahasia umum kalau diskon-diskon seperti itu adalah gimmick. Apalagi kalau barang yang didiskon merupakan produk keluaran terbaru.

Cermati dan ketahui harga asli barang yang diincar. Dari situ kita akan punya patokan harga. Kita bisa lihat apakah setelah didiskon sekian puluh persen harganya benar-benar menurun, atau malah sama saja? Kalau benar-benar turun, sikat deh!iPad Mini, idaman lain :)

5. Cari tahu kenapa barang itu didiskon
Ada beberapa alasan toko memberi diskon. Dan di momen akhir tahun seperti ini biasanya karena alasan cuci gudang, alias menghabiskan stok. Di penghujung tahun mereka akan tutup buku, dan mereka tidak ingin laporan tahunan dipenuhi catatan barang menumpuk di gudang.

Selain untuk memperlancar cashflow, ganti tahun berarti ganti model baru lagi. Ini biasa terjadi untuk produk-produk fashion, juga gadget dan elektronik. Kalau sudah ada seri terbaru, seri lama jadi lebih susah dijual. Jadi sebisa mungkin stok lama harus dihabiskan sebelum tahun berganti.

Alasan lain pemberian diskon karena barang tersebut cacat produksi, atau reject. Ketimbang tidak laku-laku dengan harga normal, lebih baik dibanting semurah-murahnya saja supaya tidak jadi "uang mati." Ini semua harus diketahui sebelum berbelanja agar tidak muncul penyesalan karena, misalnya, ternyata barang yang kita beli adalah produk reject banyak lecet-lecet.

6. Bandingkan di toko lain
Agak ribet memang. Tapi kalau menginginkan harga paling murah, cobalah lakukan riset di beberapa toko. Jangan hanya terpaku pada satu tempat, sebab beda toko beda pula diskonnya. Beda marketplace, tentu beda penawarannya.

Mungkin diskonnya sama-sama 50%, tapi di marketplace sebelah plus gratis ongkos kirim. Lumayan, bukan? Atau potongan harganya lebih kecil, namun penjualnya memberi bonus barang lain. Yang tak kalah penting adalah pemberian cashback atau poin berdasarkan nilai belanja. Walaupun terhitung sedikit, tapi lama-lama akan terasa lho.

Jangan lupakan juga soal pengiriman. Ada penjual yang hanya mau mengirim dengan satu jasa ekspedisi tertentu, di tempat lain seluruh jasa pengiriman disediakan. Pilih mana, coba?


7. Gunakan aplikasi diskon
Lho, bukankah pusat-pusat perbelanjaan dan toko online sudah memberi diskon, untuk apalagi aplikasi diskon? Jawabannya, agar bisa lebih hemat lagi pengeluarannya. Situs-situs penyedia diskon seperti ini biasanya mempunyai penawaran khusus yang bahkan tidak akan didapat dari tokonya sendiri.

Misalnya Paylesser Indonesia. Situs ini bekerja sama dengan banyak sekali toko online terkemuka di tanah air. Salah satunya dengan Lazada Indonesia. Jadi kalau ingin berbelanja di Lazada jangan lupa mampir dulu ke situs Paylesser untuk mencari tahu Voucher Lazada terbaru.

Sama halnya toko-toko online, situs-situs penyedia diskon dan kupon belanja juga memanfaatkan betul momen akhir tahun. Dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru, Paylesser mengadakan berbagai promo & diskon yang sangat sayang dilewatkan. Coba saja buka halaman Christmas New Year Sale di situsnya dan lihat promo apa saja yang ditawarkan.

Butuh mobil baru? Dapatkan potongan harga fantastis untuk setiap pembelian mobil Toyota sampai dengan Rp 32 juta dengan cara membeli di Blibli.com menggunakan kode promo Paylesser. Yang butuh gadget terbaru tak perlu iri. Ada berbagai penawaran & kupon diskon yang tak kalah heboh untuk smartphone atau tablet incaranmu dengan berbelanja di MatahariMall.com lewat Paylesser.

Pendek kata, kita bisa mendapatkan diskon lebih jika menggunakan aplikasi diskon seperti Paylesser. Dengan demikian budget belanja akhir tahun jadi lebih hemat. Nggak akan ada cerita kantong jebol setelah belanja akhir tahun.

*****
Itu tadi tips-tips bagi kamu yang sudah siap-siap memecah celengan untuk berbelanja di akhir tahun. Bijak-bijaklah dalam membelanjakan uang, jangan sampai terjadi penyesalan di belakang hari.

Semoga bermanfaat!

Foto & Ilustrasi:
Gambar 1: Banner promosi Zalora
Gambar 2: Screenshot laman Lazada
Gambar 3: https://www.dreamstime.com/royalty-fr...
Gambar 4: Foto di laman https://www.macstories.net/stories/ip...
Gambar 5: Screenshot laman Paylesser
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 26, 2016 07:58

December 20, 2016

Kurir-Kurir JNE dan Sepaket Kegembiraan untuk Keluarga Kami


JUMAT, 4 Maret 2011. Usai salat Magrib, saya dan istri bercengkerama di kamar bersama si sulung yang belum genap setahun. Tengah asyik mendengarkan celoteh si kecil, terdengar ketukan di pintu depan. Saya bergegas menghampiri. Seorang lelaki seumuran saya berdiri memegang sebuah paket berwarna merah.

"Pak Eko Nurhuda-nya ada?" tanya tamu tersebut begitu saya berdiri di hadapannya. Berkaos biru muda dipadu celana jins warna senada, saya tak mendapat clue sedikit pun siapa orang ini. Tapi saya selalu percaya setiap tamu adalah pembawa rejeki.

"Saya sendiri," jawab saya. "Silakan masuk, Mas."

Lalu kami duduk di kursi, berhadap-hadapan berbataskan meja kaca. Lelaki tersebut meletakkan paket yang dibawanya ke atas meja. Saya melongok sekilas. Ada secarik besar kertas putih dengan nama dan alamat saya di salah satu sisi paket.

"Ini ada kiriman paket dari Jakarta," kata tamu tersebut kemudian. Ia mengeluarkan secarik kertas dan sebatang pena, lalu disodorkan ke saya. "Tolong tanda tangan di sini, Mas."

Saya menurut. Membubuhkan tanda tangan di bagian kertas yang ditunjuk oleh tamu tadi. Lalu paket diserahkan pada saya. Cepat saya mencari tahu nama pengirim. Rupanya dari satu portal berita ternama. Saya langsung tahu paket tersebut berisi hadiah kuis yang saya menangkan beberapa waktu sebelumnya. (Baca: Ah, Ternyata Saya Pria Romantis... )

"Kok antar paket malam-malam sih, Mas?" Saya tidak bisa menahan diri bertanya demikian. Pertanyaan yang langsung muncul di benak sewaktu Mas-Mas itu menyebut ada kiriman paket untuk saya.


"Iya, Mas. Bisanya nganter cuma malam sambil pulang kerja," jawabnya sembari tersenyum. Ia mengganti panggilan pada saya dari Bapak menjadi Mas. "Maklum, tenaganya masih kurang. Jadi, harus bagi-bagi waktu untuk antar paket ke semua penerima."

"Ooo..." Entah kenapa itu respon yang keluar dari mulut saya. "Ekspedisinya apa sih, Mas?" tanya saya lagi.

"JNE. Yang di Pelutan," jawab Mas-Mas yang di kemudian hari saya kenal baik itu. Namanya Khunaefi, salah satu karyawan perintis di JNE Pemalang. Orang inilah yang kelak banyak membantu saya ketika mendapat masalah dengan paket-paket yang saya kirim ke pelanggan melalui JNE.

"Dipaksa" Pakai JNE
Kejadian lima tahun lalu tersebut merupakan kali pertama saya bersentuhan dengan JNE. Pertama kali mendapat kiriman barang melalui JNE. Sebelum-sebelumnya saya lebih akrab dengan TIKI, perusahaan ekspedisi yang didirikan oleh Soeprapto Soeparno ayah Presdir JNE saat ini, Mohamad Feriadi.

Sewaktu merintis usaha online di Jogja pada medio 2009, saya memakai TIKI sebagai jasa pengiriman andalan. Alasannya cuma satu: konternya terletak tepat di sebelah kos saya! Jadi tak heran begitu pindah ke Pemalang pada Mei 2010 yang pertama kali saya cari adalah konter TIKI terdekat.

Lalu datanglah paket yang diantar Mas Khunaefi tadi. Tapi saya sempat lupa dengan JNE karena tidak pernah mengirim barang menggunakan perusahaan tersebut. Juga tidak pernah lagi menerima paket yang diantar JNE. Setiap kali ada pesanan saya selalu menawarkan TIKI dan perusahaan pengiriman plat merah. Dan pembeli biasanya lebih memilih TIKI.

Sampai kemudian ada pesanan dari seseorang di Kepulauan Riau. Masih tercatat jelas dalam dokumen penjualan yang saya simpan, nama pembeli itu Trisdiandi. Nilai ordernya total cuma Rp47.000, tapi ia mengirim uang sebanyak Rp100.000 dengan satu pesan tegas: "Tolong dikirim dengan JNE ya, Mas. Jangan pakai yang lain."

Pembeli adalah raja. Jadi, saya harus mengirim pesanan tersebut lewat JNE. Tidak boleh ditawar.

Momen inilah yang kemudian mengingatkan saya pada Mas Khunaefi. Dua kejadian tersebut terbentang nyaris setahun lamanya. Tapi saya masih ingat betul Mas Khunaefi menyebut nama Pelutan, sebuah kampung di utara alun-alun Pemalang, sebagai kantor JNE. Saya pun mengarahkan sepeda motor ke sana.

Sempat celingak-celinguk, akhirnya sampailah saya di JNE Pemalang. Konternya masih menumpang di teras dan sebagian ruang depan rumah tua milik keluarga besar Pak Agus, owner JNE Pemalang. Di konter ada dua perempuan yang kemudian saya kenal sebagai Mbak Ade dan Mbak Aci. Nama kedua masih kerabat dekat Pak Agus, tugas utamanya sebagai admin namun juga merangkap resepsionis.

Sembari menunggu Mbak Ade menulis resi, saya bertanya-tanya mengenai sistem tarif JNE. Di luar dugaan Mbak Aci malah menyodorkan katalog tarif terbaru. Pucuk dicinta ulam tiba! Sejak hari itu (Rabu, 8 Februari 2012) saya jadi sering ke JNE.


Jasa Kurir Andalan
Dalam perjalanannya, pembeli-pembeli saya yang kebanyakan berasal dari kawasan Jabodetabek ternyata lebih prefer memakai JNE. Masa itu tarif reguler Pemalang-Jakarta masih Rp11.000, dan kiriman sampai dalam waktu hanya satu hari kerja. JNE Express bukan cuma sekedar slogan, tapi memang benar-benar cepat!

So, tak heran kalau dalam catatan pengiriman saya paket-paket via JNE selalu mendominasi. Contohnya kiriman pada Februari 2013 di atas.

Lihat, dari total 191 pesanan di bulan tersebut sebanyak 153 di antaranya dikirim lewat JNE. Itu berarti 80% pesanan saya kirim lewat JNE. Dominan!

Alhamdulillah, berkat bantuan JNE usaha online saya berkembang. Dirintis pertama kali medio 2009, lalu sempat mati suri sepanjang 2010-2011, saya kembali fokus menekuni usaha tersebut pada awal 2012.

Bermodal uang cash tak sampai Rp250.000, sebuah web yang memang terus saya rawat, serta bantuan seorang kenalan di Jogja dan juga layanan oke dari JNE, usaha saya terus menanjak pendapatannya. Hanya berjualan di rumah, usaha ini sempat mencapai omset Rp 25 juta sebulan di masa-masa keemasannya.

Berkat bantuan JNE pula saya membantu pelanggan di seluruh Indonesia mendapatkan barang yang mereka butuhkan. Testimoni demi testimoni saya dapatkan begitu paket yang saya kirim sampai ke tangan pemesan.

Sampai sekarang saya masih menyimpan capture testimoni pembeli. Di bawah ini beberapa di antaranya.


Dari awalnya "dipaksa" pembeli, kini saya malah begitu mengandalkan JNE untuk urusan kirim-mengirim paket. Bukannya tanpa alasan, sebab JNE sendiri semakin menunjukkan diri sebagai perusahaan ekspedisi terdepan. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara.

Penghargaan demi penghargaan mulai berdatangan sebagai bentuk pengakuan atas prestasi yang dicapai JNE. Bahkan tahun 2015 lalu JNE pernah meraih tiga award hanya dalam waktu dua bulan. Dan ketiganya merupakan penghargaan bergengsi.

Dalam ajang Indonesia Original Brand Awards yang diselenggarakan oleh majalah SWA dan Business Digest di Intercontinental Hotel Jakarta, 26 Agustus 2015, JNE mendapat predikat The 1st Champion of Indonesia Original Brand 2015 untuk kategori Express Courier.

Bulan berikutnya, September 2015, dua penghargaan sekaligus disabet JNE. Yang pertama adalah Indonesia WOW Brand 2015 kategori Logistics Industry yang trofinya diserahkan langsung Hermawan Kertajaya, Founder & CEO MarkPlus Inc. Lalu award kedua adalah Indonesia Best eMark Award 2015 kategori Transportation and Logistics dari Telkom University Bandung.

Tahun ini, JNE kembali dianugerahi penghargaan dari iDEA (Indonesian E-Commerce Association) yang bekerjasama dengan MARS Indonesia serta majalah SWA. Dalam ajang Indonesia E-Commerce Award 2016, JNE dinobatkan sebagai peraih penghargaan tertinggi pilihan konsumen Indonesia yaitu Platinum Winner kategori Jasa Pengiriman.

Belum lama ini, tepatnya pada 17 Desember 2016 lalu, JNE Depok mendapat award dari Departemen Komunikasi dan Informatika.

Selamat kepada JNE Depok yang mendapatkan award dari kominfo kategori Logistic #connectinghappiness #jne pic.twitter.com/HMqIBQnI13

— JNE Express (@JNE_ID) 17 Desember 2016


Terus Berbenah
Seiring dengan itu, terobosan demi terobosan terus diluncurkan oleh JNE. Mulai dari layanan JNE Dropbox di beberapa titik strategis bagi pelanggan yang jarang berada di rumah. Ada juga JNE Trucking yang semakin diperkuat awareness-nya. Dan diantara semua itu yang paling fungsional bagi pedagang online seperti saya adalah aplikasi MyJNE.

Aplikasi MyJNE diluncurkan pada Februari 2016. Kita bisa mengunduhnya di Google PlayStore secara gratis. Manfaatnya sangat banyak. Mengecek tarif pengiriman (MyTariff), melacak perjalanan paket (MyShipment), mencari lokasi agen JNE terdekat (Nearby) kalau kebetulan sedang berada di luar kota, dan bagi saya jagoannya adalah fitur MyCOD.

Kalau istilah "COD" yang biasa dipakai dalam transaksi online adalah akronim dari cash on delivery atau bayar di tempat, kepanjangan "COD" dalam MyCOD adalah cash on digital. Maksudnya? Fitur ini semacam rekening bersama (rekber). Jadi, MyCOD menjembatani pembayaran dari pembeli kepada penjual untuk meningkatkan kenyamanan bagi kedua belah pihak.

Dengan MyCOD, alur transaksi penjualan sedikit berubah. Jika biasanya saya memberi nomor rekening ke pembeli, sekarang saya tinggal minta bantuan MyCOD untuk 'menagih' pembayaran. Pembeli akan mendapat notifikasi dari aplikasi. Dalam invoice yang dikirim MyCOD tertera jumlah yang harus dibayar beserta nomor rekening tujuan pembayaran. Dan itu bukan rekening saya sebagai penjual.

Setelah pembeli melakukan pembayaran, gantian penjual yang mendapat notifikasi. Selanjutnya tinggal kirim paket sesuai pesanan pembeli. Kemudian masukkan nomor resi pengiriman ke dalam akun MyCOD. Pembeli sekali lagi akan mendapat notifikasi begitu nomor resi diinput. Praktis.

Fitur MyCOD pada aplikasi MyJNE membuat transaksi lebih simpel. Saya tidak perlu meminta pembeli mengirim foto atau sreenshot bukti transfer. Sebaliknya, saya juga tidak perlu mengirim nomor resi pengiriman paket sebagai bukti pesanan benar-benar dikirim. Aplikasi MyJNE-lah yang akan melakukan itu semua.



Baca lebih lengkap mengenai fitur MyCOD di posting Layanan MyCOD JNE Bikin Penjual Nyaman Pembeli Tenang.

Promosi demi promosi juga dilancarkan untuk semakin mengenalkan JNE secara lebih luas. Memperingati HUT Kemerdekaan RI pada Agustus lalu, misalnya, JNE menggelar pawai motor dan mobil di 20 kota se-Indonesia. Hari itu juga diperkenalkan seragam baru bagi kurir-kurir JNE.

Lalu saat memperingati hari ulang tahunnya yang ke-26, JNE menggelar Hari Bebas Ongkos Kirim (HARBOKIR) pada 26-27 November 2016. Selama dua hari tersebut pelanggan bebas mengirim paket tanpa dipungut ongkos kirim sepeserpun. Mantap! Sayangnya saya kok ya pas tidak ada yang mau dikirim dua hari itu. Hiks.

Di Pemalang sendiri JNE sudah banyak berbenah. Dulu karyawannya di kantor agen hanya dua orang, Mbak Ade dan Mbak Aci, serta beberapa orang kurir. Dua diantaranya kemudian sering berhubungan dengan saya karena kerap datang ke rumah mengantar paket,yakni Mas Khunaefi dan Pak Aji. Lalu personil di bagian resepsionis bertambah dengan masuknya Deffi Winda Elisa.

Seiring berjalannya waktu, JNE pindah ke dari Pelutan ke Jl. Jenderal Sudirman Timur di daerah Wanarejan. Menyewa sebuah ruko megah dua lantai, sembari membangun gedung sendiri di seberang kantor lama. Jumlah karyawannya bertambah lagi, baik di bagian resepsionis maupun kurir. Demikian pula dengan jumlah mitranya.

Oya, yang tak kalah menarik bagi saya adalah dipakainya surat resi elektronik sejak awal 2014. Sebelum itu JNE Pemalang menggunakan resi manual yang ditulis tangan. Bisa dibayangkan betapa capeknya Mbak Ade dan Mbak Aci menulis resi demi resi setiap hari. Padahal saya saja sekali kirim antara 5-10 paket. Pernah sampai lebih dari 20 paket.


Makanya setiap hari saya bisa nongkrong di JNE antara 30 menit sampai satu jam untuk menunggu antrian, lalu menunggu resi selesai ditulis semua. Karena tak mau menunggu lama, saya memberanikan diri meminta resi untuk diisi sendiri di rumah. Jadi saya datang ke JNE Pemalang membawa paket lengkap dengan resinya. Mbak Ade atau Mbak Aci tinggal cross check nominal ongkos kirim, lalu teken. Menurut saya ini win-win solution bagi kedua belah pihak.

Ide saya disetujui. Mula-mula saya diberi 10 lembar resi kosong, dan setiap kali habis kembali diberi 10 lembar lagi. Tugas menulis resi berpindah ke istri yang dengan senang hati membolak-balik katalog untuk melihat tarif sesuai kota tujuan. Kesibukan ini dilakukan istri selama beberapa bulan, sampai kemudian JNE Pemalang memakai resi elektronik.

Kurir-Kurir Pengantar Kegembiraan
Selain menjadi mitra dalam usaha online saya, JNE melalui kurir-kurirnya juga merupakan pengantar kegembiraan bagi kami sekeluarga. Tinggal di kota kecil seperti Pemalang, saya sering berbelanja berbagai barang di toko-toko online yang berbasis di luar daerah. Mulai dari mainan anak-anak, pakaian, sampai gadget dan alat eletronik.

Ada beberapa alasan kenapa saya lebih sering berbelanja online. Yang terutama sih karena barang incaran saya tidak bisa saya temukan di Pemalang. Misalnya sewaktu saya membeli kamera Canon Powershot SX610 HS beberapa bulan lalu.

Kamera tersebut tidak dijual di Pemalang, bahkan di toko elektronik terbesar di kota ini sekalipun. Mungkin saya bisa saja membelinya di Pekalongan atau Tegal, dua kota terdekat yang lebih maju. Tapi itu hanya sebatas kemungkinan. Yang jelas agen resmi Canon terdekat ada di Semarang, 4 jam perjalanan darat dari Pemalang.

Cari punya cari di berbagai toko online dan marketplace, dapatlah satu penjual yang menawarkan harga terbaik di Bukalapak. Bungkus! Untuk pengiriman tentu saja saya memilih JNE. Ini buktinya :)


Saya tak fanatik dengan satu toko online atau marketplace tertentu. Saya punya akun di mana-mana, jadi saya bisa berbelanja di manapun tergantung situs mana yang menyediakan barang incaran saya dengan harga terbaik.

Kamera tadi misalnya. Kameranya saya beli di Bukalapak. Tapi ketika saya tidak menemukan baterai cadangan yang pas di marketplace tersebut, saya cari di Tokopedia. Voila! Bertemulah saya dengan satu pedagang yang menyediakan apa yang saya cari. Harganya pun pas di kantong.

Tempat belinya boleh pindah, tapi untuk jasa pengiriman tetap pakai JNE dong. Kebetulan saya sedang berada di Jakarta, jadi saya pakai alamat kantor adik untuk pengiriman paket.


Belum lama ini saya butuh external harddisk drive. Laptop sudah begitu penuh oleh file video, sedangkan saya akan terus menghasilkan video-video baru untuk channel YouTube. Jadi saya butuh space ekstra sebagai tempat penyimpanan.

Lagi-lagi saya melakukan penelusuran ke berbagai toko online dan martketplace. Kali ini rejeki saya di Lazada. Di sana ada satu penjual yang menawarkan external HDD merek Western Digital berkapasitas 1 TB seharga kurang dari Rp800.000, sudah termasuk ongkos kirim JNE reguler.

Wah, rejeki mana boleh ditolak! Langsung saja saya ambil barang tersebut, dan diantar oleh kurir JNE dua hari setelah dikirim seller dari Jakarta.


Untuk mainan anak-anak sama saja. Saya akan mencari di semua toko online dan marketplace sampai dapat mainan yang pas di hati, juga harganya pas di kantong. Kalau lihat satu mainan bagus, saya akan banding-bandingkan harganya antara satu toko dengan toko lain. Begitu dapat harga terbaik, bungkus deh.

Salah satu mainan anak yang saya beli secara online adalah PlayPad buatan China. Dapatnya di Elevenia, sedangkan lokasi seller berada di Surabaya. Saya sendiri sewaktu melakukan pemesanan sedang menghabiskan libur lebaran di Jambi bersama anak-istri.

Tidak masalah. Berkat bantuan JNE paket tersebut dapat dikirim ke Pemalang tepat waktu. Sewaktu kami sampai di Pemalang, paket-paket dari Surabaya itu sudah lebih dulu diantar oleh kurir JNE.

Alangkah senangnya anak-anak saya sewaktu mereka membuka paket berisi PlayPad itu.


Begitulah. Sejak pertama kali menerima paket yang diantar Mas Khunaefi lima tahun lalu, kegembiraan selalu saya rasakan setiap kali mendapat paket dari JNE. Kegembiraan yang selalu sama. Tak pernah berubah apapun isi paketnya dan dari siapapun pengirimnya.

Entah itu barang belanjaan saya sendiri, kiriman produk untuk diulas di blog, maupun hadiah-hadiah lomba, semuanya selalu membuat wajah kami berseri-seri saat menerimanya. Anak-anak biasanya bakal berlari-lari girang ke halaman rumah begitu melihat kurir JNE datang. Lalu dengan penuh penasaran mereka bertanya apa isi paket yang saya terima.

Pernah saya mendapat kiriman paket dalam packing kayu. Paket itu sebenarnya tidak terlalu besar, namun packing kayunya membuat paket tersebut terlihat begitu mencolok. Anak-anak bukan main penasarannya ingin cepat-cepat membuka paket dan mengetahui apa isinya sampai-sampai harus dikemas sedemikian rupa.

Dan, lihatlah di video ini betapa antusiasnya mereka sewaktu membongkar paket tersebut.



SELAMAT ULANG TAHUN, JNE!

*****
Referensi:
- http://www.destinasibandung.co.id/jne...
- http://www.jne.co.id/id/berita/berita...
- http://www.jne.co.id/id/berita/event-...
- http://us.news.detik.com/adv-nhl-deti...
- http://peluangusaha.kontan.co.id/news...

Foto & Ilustrasi:
Foto 1: www.jne.co.id
Foto 2-4: Dokumentasi pribadi
Ilustrasi 5: Screenshot laman Bukalapak
Ilustrasi 6: Screenshot laman Tokopedia
Ilustrasi 7: Screenshot laman Lazada Indonesia
Ilustrasi 8: Screenshot laman Elevenia


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 20, 2016 08:34

December 13, 2016

Powerbank vs Hape Turbo Charging


HARI kedua Harbolnas 2016. Di saat orang-orang sudah memborong barang-barang incarannya, saya masih terjebak kebingungan klasik seorang blogger yang ingin eksis maksimal di jagat maya: beli powerbank atau smartphone baru dengan fitur turbo charging? Hmmm...

Pernah kehabisan baterai padahal acara yang diikuti belum selesai? Saya sering sekali mengalami seperti itu. Kejadian terbaru saat saya dan anak-istri mengikuti Tur Cokelat Bali bersama satu produsen susu, awal Oktober lalu. Selama lima hari empat malam berkeliling Bali, status saya di media sosial bisa dihitung dengan jari.

Padahal dalam tur tersebut ada kompetisi foto di media sosial dengan hadiah uang tunai. Jumlahnya lumayan untuk beli oleh-oleh. Apa boleh buat, karena hape lebih sering mati dalam perjalanan saya tak bisa aktif share. Yang ada late post, sebab saya baru bisa update begitu sampai di hotel menjelang tidur.

Kejadiannya selalu sama sejak hari pertama di Bali, baterai keburu habis di jalan. Begitu sampai di objek wisata yang dituju saya tidak bisa share karena hapenya mati. Mati gaya deh. Untungnya saya bawa kamera digital, jadi setiap momen berharga tetap dapat diabadikan untuk dibawa pulang.

Pengalaman lebih nyesek saya alami sewaktu tur dua hari dua malam di Palembang, Mei lalu. Pada hari kedua kami dijadwalkan ke Pulau Kemaro, sebuah pulau kecil di tengah-tengah Sungai Musi. Saya sudah berencana membuat video. Sebelum keluar dari hotel hape saya charge penuh-penuh. Begitu juga dengan baterai kamera.

Baca juga:
- Jadi Turis di Kota Kelahiran Sendiri
- Menyeberangi Sungai Musi Menuju Pulau Kemaro

Awalnya semua berjalan sesuai rencana. Saya berhasil mengabadikan momen mulai dari sarapan mie celor di sebuah warung terkenal, lalu naik perahu ketek di kawasan Benteng Kuto Besak, sampai mendarat di Pulau Kemaro. Dasar rejeki. Baru juga merekam sebagian pulau, baterai kamera habis. Lalu hape menyusul drop. Kelar deh.

Itulah sebabnya saya tidak punya footage pagoda sembilan lantai di belakang Vihara Hok Tjing Rio. Padahal pagoda inilah landmark Pulau Kemaro. Vihara Hok Tjing Rio saja tidak semua direkam, padahal di bagian sampingnya ada satu pagoda kecil dan sebuah gerbang yang instagramable sekali.

Coba lihat video di bawah ini, rekaman saya berakhir saat masih berada di halaman depan vihara. Belum sampai pagoda sembilan lantai di belakangnya.


Powerbank, Solusi atau..?
Kehabisan baterai sewaktu mengikuti event juga pernah. Akhir Agustus lalu saya ikut dua event di Semarang, dan di kedua acara tersebut hape saya ngedrop. Alhasil, saya cuma bisa update di media sosial sampai pertengahan acara saja. Selebihnya blong karena hape menancap di stop kontak yang ada di pojok ruangan.

Itulah sebabnya saya lebih suka bepergian dengan kereta api kalau harus keluar kota. Alasan utamanya, di gerbong kereta tersedia stop kontak. Lalu di area ruang tunggu setiap stasiun juga disediakan fasilitas charging gratis. Nggak khawatir mati gaya karena begitu baterai lemah bisa di-charge.

Cuma memang, saya tidak selalu bisa naik kereta api. Misalnya ya pas tur sekeluarga ke Bali itu tadi. Atau sewaktu mengunjungi kebun buah di Lampung Timur, akhir Agustus lalu. Waktu itu saya malah membuat teman-teman seperjalanan khawatir karena menjelang take off tak kunjung bisa dikontak.

Chat dan telepon via WhatsApp, lalu SMS dan telepon, semuanya tidak dapat saya respon. Kenapa? Baterai low, dan saya tidak sempat charge di bandara karena harus buru-buru check in lalu mencari gate keberangkatan.

Kalau pas mengalami kejadian begitu saya spontan teringat powerbank. Saya sempat dua kali beli powerbank, dan dua-duanya sudah tidak bisa dipakai. Rusak semua. Sejak itu tidak pernah beli lagi, terlebih setelah membaca efek buruk powerbank pada hape.


Masa sih? Setidaknya begitu dari referensi yang saya baca. Beberapa poin dampak buruk yang mungkin timbul akibat pemakaian powerbank sepanjang ingatan saya adalah:

1. Baterai cepat aus
Semestinya smartphone dimatikan terlebih dahulu saat dicas. Saya pernah baca, sangat dianjurkan untuk mendiamkan dahulu hape yang dimatikan selama beberapa saat sebelum dicas. Tujuannya agar baterai dalam keadaan dingin ketika di-charge. Ini akan membuat baterai lebih awet.

Namun seringkali kita justru mengecas hape menggunakan powerbank sembari terus menggunakannya. Hal ini menyebabkan baterai panas terus-menerus, tidak dapat melakukan pengisian daya secara maksimal, dan lama-lama aus. Rusak deh.

2. Dapat merusak SIM card
Saya tidak paham apakah ini berkaitan dengan letak SIM card yang berdekatan dengan baterai atau tidak. Namun pengecasan terus-menerus tanpa henti menggunakan powerbank, sembari smartphone terus digunakan, dapat berefek buruk pada kartu SIM. Bisa rusak lho. Memang sih kita bisa minta ganti kartu baru dengan nomor yang sama, tapi data-data kontak yang tersimpan di dalamnya bakal hilang.

3. Hape bisa meledak/terbakar
Rasanya ini ada kaitannya dengan poin pertama. Baterai yang terus-menerus panas, dan terlalu panas, dapat meledak atau terbakar. Kalau sudah begitu, hape kita bisa ikut rusak dibuatnya. Sayang, bukan? Apalagi kalau hape tersebut merupakan perangkat andalan dalam bekerja.

Sebagai tambahan, baterai dalam powerbank sendiri dapat meledak apabila terus-menerus berada dalam temperatur tinggi. Hal ini bisa disebabkan leh setidaknya dua hal, yakni kualitas baterai rendah atau kesalahan rangkaian sirkuit di dalamnya.


Hape Turbo Charging
Kalau ingat tiga dampak buruk tersebut saya jadi enggan beli powerbank lagi. Memang ini opsi murah meriah, hanya dengan beberapa ratus ribu rupiah kita mendapat baterai cadangan 2.000-3.000 mAh. Kalau mau keluar uang lebih banyak bisa dapat powerbank berkualitas lebih bagus.

Tapi setelah dipikir-pikir lagi saya rasa lebih baik membeli smartphone baru sekalian. Smartphone dengan kemampuan charging ekstra cepat sebagai solusi, sehingga baterainya tidak butuh waktu berjam-jam untuk dicas sampai penuh.

Normalnya, kita butuh waktu antara 3-4 jam untuk mengecas baterai berkapasitas standar 2.300 mAh sampai penuh. Dengan teknologi turbo charging, waktu pengisian bisa dipercepat menjadi hanya beberapa puluh menit saja. Itu artinya, kita bisa mengecas baterai sembari menunggu pesawat, menunggu kereta, atau sembari makan di warung, dan hape kembali bisa dipakai berjam-jam kemudian.

Kelebihan lain, tas tangan jadi lebih ringan tanpa membawa-bawa powerbank. Kalau biasanya dalam tas berisi hape, charger, ditambah powerbank bersama barang-barang pribadi lain, dengan berganti ke smartphone yang dilengkapi fitur turbo charging kita bisa tinggal powerbank di rumah.

Hape-hape keluaran terbaru sudah banyak yang menyediakan fitur turbo charging seperti ini. Salah satunya smartphone mewah besutan Polytron, Prime 7s. Kecepatan pengisian baterai jadi salah satu dari tujuh keunggulan yang ditawarkan Prime 7s. Bayangkan, cukup dengan mengecas selama 15 menit kita bisa memakai hape ini untuk menelepon selama 5 jam.

Yang membuat Prime 7s bisa mengisi baterai secara cepat adalah dayanya yang sebesar 9V 1.67A. Dengan daya sebesar ini, proses charging menjadi dua kali lebih cepat dari smartphone konvensional. Mengecas selama 40 menit saja sudah membuat baterainya yang berkapasitas 2.300 mAh terisi 75 persen.


Saya jadi ingat pengalaman kurang enak di Palembang. Sepulang dari Pulau Kemaro, saya dan teman-teman blogger lain diajak makan siang ke RM Pempek Pak Raden di Jl. Radial. Begitu hidangan makanan dan aneka pempek datang, teman-teman sibuk mengambil foto pakai smartphone dan kamera masing-masing. Untuk apa lagi kalau bukan share di media sosial?

Terus, saya? Cuma saya satu-satunya anggota rombongan yang sibuk mencari colokan listrik. Tanya ke pelayan yang mengantarkan pempek ke meja kami, akhirnya ketemu satu colokan yang tersembunyi di pojok ruangan.

Kira-kira satu jam kami makan, ngobrol-ngobrol, lalu dilanjut foto bersama. Saya berharap baterai hape sudah penuh, sehingga saya bisa share momen di RM Pempek Pak Raden sekalipun pempeknya sudah habis. Tapi rupanya daya yang terisi baru sedikit sekali. Hiks.

Andai waktu itu saya pakai hape dengan kemampuan turbo charging seperti Polytron Prime 7s, ngecas selama satu jam begitu pasti sudah full baterainya. Saya pun siap eksis lagi selepas makan siang hari itu. Hehehe...

"Oke, kalau sudah mantap mau beli hape dengan kemampuan turbo charging, ya sudah beli aja." Mungkin teman-teman bakal bilang begitu.

Nah, di situ masalahnya. Hape-hape begitu biasanya masuk kategori flagship, dan harganya kategori menengah ke atas. Polytron Prime 7s ini dibanderol Rp3.799.000. Mahal? Tidak ada kata mahal dalam kamus saya. Cuma yang sering terjadi sih uangnya belum ada. Jadi, kudu nabung dulu nih.

Sampai di sini saja. Semoga posting curcol ini bermanfaat. :)

Foto-Foto:
Foto 1: http://www.hardwarezone.com.sg/featur...
Foto 2: http://www.powerbanksindia.com/
Foto 3 & 4: rilis resmi Polytron Prime 7s
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 13, 2016 04:57

December 9, 2016

Canon Powershot SX610 HS, Kamera Saku Harga Hemat dengan Kemampuan Wah


DALAM satu diskusi di grup WhatsApp, kawan-kawan blogger membahas soal kamera sebagai salah satu perlengkapan utama. Rata-rata sepakat bahwa seorang narablog tak lagi cukup hanya piawai menuliskan kata-kata, baik berupa reportase maupun review. Lebih dari itu, blogger masa kini dituntut untuk dapat menghasilkan foto yang menarik sebagai pelengkap konten.

Well, tak lama setelah diskusi tersebut saya membaca sebuah referensi yang lebih mak jleb. Menurut riset Cisco, video online bakal mendominasi 69% dari keseluruhan trafik internet di tahun 2017. Survei lain yang dilakukan Nielsen menunjukkan bahwa sekitar 64% pemasar bakal menyiapkan strategi promosi dengan video sebagai konten utama.

Di lain pihak, Mark Zuckerberg sempat mengatakan pengguna internet akan lebih senang berbagi informasi menggunakan video. Jadi, konten video bisa dipastikan bakal semakin mendominasi trafik internet. Facebook sendiri terus mengembangkan kemampuannya untuk berbagi video. Wacana untuk berbagi penghasilan iklan dengan kreator video pun pernah diapungkan.

Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg, mengatakan bahwa pihaknya menggarap dengan serius konten video dan ia percaya video akan memainkan peran penting dalam membawa lebih banyak pemilik mereka untuk promosi di perangkat mobile. (Sumber)

Lalu, hubungannya dengan blogger dan kamera? Sangat berhubungan sekali! Blogger yang ingin terus eksis wajib mulai belajar memproduksi video. Konten blog berupa teks akan tetap abadi, itu pasti. Tapi kita tidak bisa mengelak dari perubahan, dan mau tidak mau berkompromi dengan selera pemirsa.

Lagipula video bisa disematkan di konten blog. Sedangkan di deskripsi video bisa kita letakkan tautan menuju blog bagi pemirsa yang ingin tahu lebih banyak setelah menonton video. Keduanya saling mendukung, saling menguatkan.


Kamera Murah Meriah
Singkat kata, seorang narablog dituntut memiliki kamera sebagai peralatan utama membuat video. Sebenarnya kamera smartphone pun tidak masalah. Tapi, menurut saya, biar bagaimanapun kamera yang memang dirancang khusus untuk menangkap gambar dan audio visual tetap lebih unggul ketimbang kamera smartphone.

Dan, itulah yang lantas mendorong saya untuk nekat membeli Canon Powershot SX610 HS. Bukan kamera mahal, sekalipun jauh lebih mahal dari smartphone Asus Zenfone C yang saya pakai. Harga kamera Rp 2 juta lebih sedikit di Bukalapak, jadi jangan bandingkan dengan kamera DSLR yang harganya tiga-empat bahkan 10 kali lipatnya.

Tapi saya sudah dibuat puas sekali dengan kemampuan kamera satu ini. Resolusinya 20,2 megapiksel, dengan sensor BSI CMOS berukuran 1/2.3" yang memungkinkan kita mengambil foto sebesar 5184x3888 piksel, ISO maksimum 3200. Jujur saja saya kurang begitu paham dengan teknis begini. Yang saya tahu, dengan resolusi sebesar 20 MP saya bisa membuat video berkualitas baik, setidaknya high definition (HD).

Lensa yang digunakan kamera ini memiliki focal length 25–450 mm pada standar kamera 35mm. Lalu prosesor Digic 4+ yang tertanam menyertakan fitur Noise Reduction untuk meminimalisir gangguan saat pengambilan gambar. Hasil foto dan video jadi lebih jernih.

Lalu satu hal lagi yang saya jadikan pertimbangan utama dalam memilih kamera adalah kemampuan zoom-nya. Canon Powershot SX610 HS memiliki optical zoom 18x, membuat saya dapat merekam orang di jarak beberapa ratus meter seperti di depan mata. Ini penting kalau mau membuat video atau foto candid alias dengan kamera tersembunyi.

Catatan: Kamera Canon Powershot SX610 HS sudah agak susah dijumpai di pasaran. Tapi kamu bisa pilih Canon SX620 HS yang mirip sekali dengan kamera yang saya pakai ini.


Kalau optical zoom 18x belum cukup, kita masih bisa melakukan zooming lebih jauh tapi dengan kualitas gambar pecah-pecah. Saya sendiri selalu berupaya agar zoom tidak melebihi 18x. Kalau mau lebih besar/dekat, saya yang mendekati obyek agar hasil rekaman tetap jernih.

Satu lagi, bagi pemula seperti saya fitur autofocus sangat membantu. Saya tidak perlu menyetel ini-itu, langsung saja bidik dan rekam. Cuma autofocus Canon Powershot SX610 HS masih terhitung lambat. Butuh beberapa detik sampai lensa bisa fokus ke obyek yang dibidik.

Overall, kalau pakai standar price per performance saya akan beri nilai 8 untuk kamera ini. Ada beberapa kekurangan, tapi itu tidak terlalu mengganggu. Yang pasti kalau kebutuhannya hanya mengambil foto atau merekam video standar, kamera ini sudah lebih dari cukup. Saya sangat menyarankannya bagi teman-teman yang tertarik belajar membuat video.

Saya sendiri sebenarnya sedang mengidam-idamkan kamera lain. Sebagai Canon fanboy, tentu yang saya incar kamera Canon juga. Saya mencari kamera yang terdapat jack untuk mikrofon agar video yang dihasilkan lebih oke lagi kualitas audionya. Lihat-lihat di laman kamera Canon Lazada ini, saya dibuat kepincut oleh satu-dua kamera.

Cuma kamera baru itu masih rencana ke depan. Nanti dululah, sembari menabung saya puas-puaskan membuat video dan jeprat-jepret memakai Canon Powershot SX610 HS. Fokus pada peningkatan skill. Toh, apalah gunanya kamera bagus dan mahal kalau skill kita abal-abal. Hehehe, no offense ya. :)

Oya, berikut ini contoh video hasil rekaman Canon Powershot SX610 HS. Untuk contoh hasil foto, foto kedua dan ketiga pada posting ini dijepret menggunakan kamera kesayangan saya tersebut.



Catatan: BUKAN SPONSORED POST.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 09, 2016 01:59

December 5, 2016

Tips Traveling Sewaktu-waktu Tanpa Harus Cuti Panjang


DESEMBER! Akhir tahun! Sudah menyusun agenda liburan akhir tahun? Katanya sih ini waktu yang tepat untuk merencanakan liburan. Sebab perusahaan-perusahaan yang terkait dengan dunia traveling - maskapai penerbangan, hotel, restoran, travel agency - selalu memberi promo. Semacam year-end sale. Tapi, apakah liburan hanya dilakukan pada akhir tahun? Nggak dong.

Bagi yang sudah berkeluarga, akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk traveling bersama. Terlebih kalau anak-anak masih sekolah. Waktu luang jadi alasannya. Sekolah-sekolah biasa memberi cuti panjang jelang Natal dan Tahun Baru. Kira-kira satu-dua pekan. Lumayan kan untuk bepergian kemana gitu.

Sebenarnya bukan cuma soal menyesuaikan liburan sekolah. Para traveler keluarga ini memanfaatkan betul promo-promo akhir tahun demi menghemat pengeluaran. Coba hitung berapa budget liburan yang harus disiapkan sebuah keluarga terdiri dari ayah-ibu dan dua orang anak. Banyak deh pokoknya.

Karenanya berbagai diskon yang didapat dari promosi ini-itu akan sangat membantu sekali. Bayangkan kalau keluarga tersebut dapat menghemat sekian ratus ribu rupiah dari promo maskapai, lalu sekian ratus ribu rupiah lagi dari promo hotel, ditambah beberapa ratus ribu rupiah dari restoran. Kalau dikumpul-kumpulkan banyak juga yang bisa dihemat.

Itu buat traveler keluarga. Bagaimana dengan yang masih single?

Mustinya sih nggak perlu menunggu libur panjang ya. Sekalipun bekerja kantoran yang jadwalnya Monday to Friday, dengan jam kerja eight to four atau nine to five sehari, kamu tetap bisa liburan sewaktu-waktu kok. Tanpa perlu menunggu libur panjang atau ambil cuti akhir tahun.

Caranya? Manfaatkan weekend!

Liburan Panjang vs Liburan Terus
Sering kita berpikir traveling enak dan nyaman harus menunggu cuti panjang. Padahal tidak selalu begitu. Walau hanya dua hari, Sabtu dan Minggu, liburan akhir pekan dapat dimaksimalkan untuk refreshing dengan melakukan solo traveling ke destinasi-destinasi menarik di kota bahkan negara lain, tergantung budget yang tersedia.

Memang benar kita bisa pergi lebih jauh dan mengeksplore satu destinasi lebih lama kalau libur panjang. Tapi traveling menunggu waktu sangat luang berarti cuma bepergian satu-dua kali dalam setahun. Sedangkan kalau memanfaatkan weekend, kita bahkan dapat berwisata sepekan sekali.

Okelah, wisata tiap pekan bisa bikin boros kantong. Tapi setidaknya kita bisa liburan setiap bulan. Ini efeknya akan sangat bagus sekali bagi jiwa dan pikiran. Sudah tahu kan ada banyak sekali manfaat positif berlibur? Berikut beberapa di antaranya yang menurut saya paling penting:


1. Mengurangi stres
Apapun kesibukan kamu, sekali-kali sempatkanlah berlibur karena kegiatan menyenangkan ini bisa mengurasi stres. Sekuat apapun kamu, akan ada saatnya di mana kamu merasa tertekan. Entah oleh persoalan di kantor maupun masalah pribadi. Sebelum itu terjadi, pergilah ke tempat-tempat baru di luar sana dan nikmatilah.

Berlibur membuat pikiran dan tubuh terasa lebih segar. Kita juga merasa lebih bahagia. Semuanya berpangkal dari perasaan rileks selama berlibur. Bahkan sekedar bermalas-malasan di kamar hotel sekalipun membuat pikiranmu lepas dan bebas.

Penelitian yang dilakukan Mina Westman dan Dove Eden dari Departemen Psikologi Universitas Tel Aviv di Israel menemukan fakta ini: perasaan tertekan dalam diri 76 pegawai yang diteliti menurun signifikan setelah liburan.

2. Menjaga kecerdasan otak
Ini masih ada kaitannya dengan poin pertama. James Sands dari South Coast Institute for Applied Gerontology pernah meneliti 112 wanita berumur 65-92 tahun. Ia menemukan ada hubungan antara rutinitas hidup dengan menurunnya fungsi intelektual. Dengan kata lain, kalau kamu terus terjebak pada rutinitas, intelektualitasmu semakin lama semakin lemah.

Jadi, berlibur dan keluar dari rutinitas menjaga kecerdasan otakmu! Hal-hal baru yang ditemukan selama berlibur membuat otak kita terus aktif. Baik itu mempelajari rute menuju lokasi tempat wisata, mempelajari bahasa penduduk lokal, sampai mencicipi menu-menu baru.

3. Recharge energi
Melakukan itu-itu saja setiap hari membuat kamu bosan. Rutinitas yang berulang membuatmu tidak antusias mengerjakan sesuatu, mudah lelah, sampai munculnya perasaan khawatir dan takut. Lalu kamu merasa apa yang kamu kerjakan hanyalah sebuah kewajiban. Ujung-ujungnya semangat kendur. Pernah merasa demikian?

Obat paling mujarab mengatasi kebosanan adalah traveling. Berlibur membuat kamu istirahat dari rutinitas harian. Menikmati hal-hal baru di tempat baru, bertemu orang-orang yang sama sekali berbeda. Semua pengalaman tersebut menumbuhkan excitement luar biasa. Efeknya kamu akan merasa bergairah, lebih berenergi melakukan sesuatu.


4. Memperkaya batin
Pengalaman merupakan hal paling berharga yang akan kamu bawa pulang dari berlibur. Selama perjalanan kamu akan bertemu dengan orang-orang baru. Mulai dari teman sebangku di kereta, bus, atau pesawat, teman sekamar di dormitori, atau teman semeja di warung makan. Berkenalan, lalu saling bercerita tentang diri masing-masing.

Kamu juga akan berinteraksi dengan penduduk lokal, dengan budaya yang sangat berbeda dengan asal-usulmu. Akan ada banyak sekali hal-hal yang bisa kamu dapetkan dari orang-orang tersebut, termasuk cerita mengenai daerah yang tengah kamu kunjungi. Dan semua itu akan memperkaya batinmu.

5. Membuat lebih dewasa
Terkadang hal-hal tidak sesuai keinginan terjadi selama traveling. Jadwal penerbangan delay, kebingungan mencari moda transportasi di tempat tujuan, tersasar, bekal habis sebelum waktunya, sampai hal terburuk: jadi korban kriminalitas.

Saat itu terjadi, kamu hanya bisa mengandalkan dirimu seorang. Kamu akan belajar mengatasi persoalan-persoalan yang muncul, belajar lebih sabar, belajar menjaga emosi dan ketenangan. Pengalaman-pengalaman yang hanya bisa didapatkan dengan traveling ini akan membuatmu lebih matang, jauh lebih dewasa.

*****
Itulah lima dari sekian manfaat positif berlibur. Sebenarnya masih banyak lagi yang lain, tapi menurut saya lima poin itulah yang terpenting dari setiap perjalanan yang kita lakukan. Hal-hal lainnya adalah bonus.

Sebuah penelitian mengungkap kalau manfaat baik berlibur bertahan dalam diri kita selama setidaknya 2-3 pekan sekembali dari liburan. Nah, bayangkan kalau kita selalu berlibur setiap bulan. Itu artinya kita bakal terus-terusan merasa segar, bahagia, dan penuh energi sepanjang tahun. Siap-siap jadi Employee of the Year deh.


Traveling Sewaktu-waktu
Oke, mungkin ada yang berkomentar, "Memangnya liburan nggak pake duit apa? Traveling terus-terusan bisa bikin kantong jebol kali!" Benar sekali. Itulah sebabnya kita harus tahu tips-tips agar dapat tetap berlibur sewaktu-waktu tanpa menunggu cuti panjang, juga tidak membuat kantong bolong.

Traveling tak selalu berarti pengeluaran banyak. Semua bisa disesuaikan. Kalau dana liburan kita terbatas, ada banyak cara kok untuk menghemat budget. Sebenarnya justru gaya traveling kitalah yang seringkali membuat biaya jadi membengkak. Iya, kan?

Demikian pula dengan waktu liburan. Kita tidak selalu butuh waktu luang nan panjang untuk berlibur. Tinggal disesuaikan saja. Kalau ingin sering-sering berlibur, manfaatkanlah waktu yang ada: libur akhir pekan. Jangan salah, kalau tahu triknya liburan akhir pekan pun dapat berjalan menyenangkan dan berkualitas.

Untuk dapat traveling sewaktu-waktu tanpa harus cuti panjang, berikut beberapa tips sederhana dari saya:

1. Pilih destinasi yang cepat dijangkau
Ini kunci utamanya. Karena hanya punya waktu Sabtu-Minggu, kamu tentu tidak mau menghabiskan sebagian besar waktu liburan di perjalanan. Karenanya pilihlah destinasi yang dapat dijangkau dengan cepat. Tapi cepat dijangkau tidak berarti dekat ya. Bisa jadi di luar pulau bahkan luar negeri, yang penting kita dapat menjangkaunya dengan cepat.

Cepat dijangkau dalam bayangan saya adalah antara 2-4 dan paling lama 6 jam perjalanan. Lebih dari itu, lebih baik alihkan tujuan ke destinasi lain. Kamu tidak mau kelelahan di perjalanan panjang dan hanya sebentar menikmati objek wisata tujuanmu.


2. Kecil tapi komplit lebih baik
Masih soal destinasi, pilihlah kota-kota kecil tapi komplit wisatanya. Ini agar kamu dapat lebih maksimal dalam mengeksplorasi kota tersebut tanpa menghabiskan banyak waktu. Kalau perlu dalam liburan weekend itu kamu sudah selesai menjelajahi setiap sudut kota, sehingga pada kesempatan selanjutnya dapat memilih kota lain sebagai tujuan.

Jogja, Solo, Semarang, atau Palembang di Pulau Sumatera adalah contoh kota-kota yang kecil wilayahnya namun memiliki paket wisata komplit. Wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, sampai tempat-tempat yang lebih modern semuanya tersaji di empata kota tersebut. Tinggal pilih. Atau mau disambangi semua juga oke, kamu tidak butuh waktu berhari-hari untuk melakukannya.

3. Time is money
Weekend yang hanya dua hari membuat setiap detik waktu sangat berharga. Karenanya pertimbangkan benar-benar soal ini dalam merencanakan perjalananmu. Kamu harus bisa memaksimalkan hari-hari yang tersedia agar liburanmu maksimal nan berkualitas.

Masih ada kaitannya dengan poin pertama, demi menghemat waktu pilih moda transportasi tercepat. Kalau harga tiket pesawat dengan tiket kereta api hanya terpaut Rp100.000-150.000 dan selisih waktu tempuhnya banyak, pilihlah opsi pertama karena dapat menghemat banyak waktu. Kamu tentu tidak mau lebih banyak duduk di kereta atau bus ketimbang berfoto-foto selfie di tempat wisata.

4. Berangkat Jumat malam
Demi memaksimalkan waktu, berangkatlah pada Jumat malam. Kamu bisa mempersiapkan segala sesuatunya pada Kamis malam, dan membawa perlengkapan traveling saat berangkat kerja pada Jumat pagi. Begitu selesai pekerjaan di kantor jam 4-5 sore, kamu bisa langsung berangkat ke bandara, stasiun, atau terminal bus tanpa perlu kembali lagi ke rumah.

Poin ini terutama bagi kamu yang ingin bepergian menggunakan bus atau kereta api. Berangkatlah Jumat malam, habiskan sepanjang malam dengan tidur dalam perjalanan, sampai di kota tujuan sudah pagi. Sabtu pagi. Kamu bisa langsung memulai petualangan sekeluar dari terminal atau stasiun. Lumayan, hemat biaya menginap satu malam.


5. Manfaatkan promo dan diskon
Selain memaksimalkan waktu yang sempit, kamu tetap harus bisa menghemat budget. Tantangannya tetap sama, yaitu bagaimana caranya berlibur dengan biaya sesedikit mungkin tanpa mengurangi keasyikannya. Untuk itu harus ada yang dipangkas atau dikurangi, terutama biaya-biaya untuk pengeluaran yang sebenarnya bukan kebutuhan.

Salah satu cara berhemat adalah dengan memanfaatkan promo dan diskon. Jangan salah, sekalipun bukan peak season tetap ada kok promo dan diskon yang bisa kamu manfaatkan. Ada banyak situs yang seolah tak henti memberi diskon, terutama untuk booking tiket pesawat juga dan hotel.

Ambil contoh Saleduck.co.id. Situs ini menawarkan promo dan voucher diskon terbaik setiap hari dalam berbagai kategori, termasuk traveling. Di sini kamu bisa menemukan 576 promo menarik dari sekitar 72 mitra. Khusus di kategori Tiket, Paket Wisata dan Liburan, sejumlah jasa booking online terkenal ada dalam daftar.

Traveler sejati pasti kenal nama-nama ini: Expedia, PegiPegi.com, Travelio, Agoda, Tiket.com, Hotels.com, Zen Rooms, NusaTrip, sampai yang kurang familiar di telinga semacam Padiciti.com, Yatra, Tripsta, HomeAway, GoIndonesia, dan Ctrip. Ada pula maskapai penerbangan sekelas Air Asia, Qatar Airways, dan Etihad.

Saat saya iseng membuka situs Saleduck, terdapat promo-promo menggiurkan yang rasanya sayang dilewatkan. Bagi yang sedang mencari tiket dan paket tour murah, Expedia menawarkan diskon hingga 70% yang bisa kamu dapatkan jika memesan melalui Saleduck. Cari tiket murah ke Bali? Padiciti menawarkan tiket pesawat murah mulai dari Rp400.000 bagi member Saleduck. Ada juga penawaran hotel murah di Tokyo dari HomeAway, harga mulai dari Rp100.000-an semalam!

Kabar baiknya, Saleduck memberikan kode-kode promosi, potongan harga, dan diskon sepanjang tahun. Ini berarti kamu selalu bisa memperoleh potongan harga tiket pesawat maupun mendapat voucher diskon hotel penginapan murah sewaktu-waktu, tanpa menunggu liburan panjang atau peak season.

Asyiknya!


6. Jangan lupa ijin bos
Ini tak kalah penting terutama bagi pekerja kantoran. Sekalipun kamu libur saat weekend, di luar hari kerja, bukan berarti kamu bisa melenggang tanpa sepengetahuan bos. Sebaliknya berkomunikasilah dengan bos, beritahu kemana kamu akan pergi dan kapan kembali masuk kantor. Kalau perlu berikan nomor hape atau alamat email kepada bos.

Wah, mau liburan kok masih ngurusi pekerjaan sih? Ada yang bertanya begitu?

Justru di sinilah pentingnya. Kalau bos tahu kamu ingin berlibur, ia tak akan mengganggumu dengan urusan kantor. Ia tahu kamu butuh refreshing dan tak ingin diganggu selama liburan. Kamu dapat berlibur lebih tenang, tanpa rasa was-was mendadak ditelepon bos dan ditanya ini-itu terkait pekerjaan.

*****
Menurut teori ada tiga kebutuhan yang akan terus kita butuhkan sampai ajal menjelang. Ketiganya adalah makanan (food), pakaian (fashion), dan hiburan (fun). Karena bersifat kebutuhan, tentu saja kita musti memenuhinya sebagaimana kita makan saat merasa lapar dan minum ketika haus.

Jangan pernah abaikan pentingnya berlibur, sebab efeknya sangat baik sekali bagi perkembangan jiwa. Seperti bunyi sebuah quote, "Travel is the only thing you buy that makes you richer." Berlibur adalah satu-satunya hal di dunia ini yang membuat kita lebih kaya setelah membelinya. Kaya hati, kaya pengalaman.

Ingat pula kutipan lain yang tak kalah terkenal ini.

"Travel while you're young and able. Don't worry about the money, just make it work. Experience is far more valuable than money will ever be."

Jadi, berliburlah selagi masih muda dan mampu. Bukan mampu secara finansial, sebab traveling tidak selalu berarti mengeluarkan uang banyak. Justru dengan sering liburan kita akan menjadi lebih kaya. Pengalaman-pengalaman yang kita temui selama berwisata jauh lebih berharga ketimbang uang atau barang-barang termahal di dunia sekalipun.

Itulah dia tips traveling sewaktu-waktu tanpa harus cuti panjang. Semoga bermanfaat!


Foto & Ilustrasi:
Foto 1: http://argumenti.ge/2016/07/
Foto 2: http://www.huffingtonpost.com/entry/s...
Foto 3: http://www.travelplusvacation.com/5-r...
Foto 4: http://onlinetravelconsultant.com/wp-...
Foto 5: Dokumentasi pribadi
Ilustrasi 1 & 2: Screenshot Saleduck.co.id
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 05, 2016 17:14

November 30, 2016

Jadi Super Blogger dengan Laptop Hybrid Acer Switch Alpha 12


PETER Benjamin Parker awalnya cuma seorang mahasiswa culun bin lugu. Berkaca mata, potongan rambut belah pinggir, dandanan biasa banget, ditambah mudah grogi terlebih bila berhadapan dengan gadis pujaannya, Peter bukanlah tipe cowok idaman. Tapi semuanya berubah gara-gara satu insiden kecil: Peter digigit laba-laba!

Sejak itu Peter menjelma jadi seorang pemuda dengan kekuatan lebih, kekuatan super. Tangannya dapat mengeluarkan jejaring halus namun liat seperti laba-laba. Ia bisa memanjat dinding semudah cicak, juga melompat tinggi sekali seolah-olah tubuhnya hanyalah segumpal kapas.

"With great power there must also come great responsibility," demikian pesan Paman Ben sebelum meninggal. Pesan yang menyadarkan Peter bahwa kekuatan super yang ia miliki bukan untuk dirinya sendiri.

Super power tersebut memberinya peran lebih. Ia bukan lagi sekedar mahasiswa biasa yang tinggal bersama Bibi May nan renta. Ia dapat berubah menjadi pahlawan super berpakaian laba-laba, menangkap penjahat kota, sampai mengalahkan musuh-musuh tangguh.

Karena Peter menyembunyikan identitasnya sebagai si Manusia Laba-Laba, tak ada yang menyangka jika mahasiswa culun itulah sang super hero kebanggaan warga kota New York. Ia bisa saja tertinggal bus jemputan kampus di pagi hari, lalu dalam sekejap berubah menjadi Spiderman yang melenting lincah dari satu gedung ke gedung lain mengejar penjahat.


Peran Peter bertambah karena ia masih harus bekerja mencari uang. Ia pernah jadi pengantar pizza, sebelum akhirnya diterima sebagai fotografer lepas di harian Daily Bugle. Lucunya, Peter berhasil memikat perhatian J. Jonah Jameson sang bos besar Daily Bugle dengan menyodorkan foto-foto Spiderman hasil bidikannya.

Bayangkan betapa sibuknya seorang Peter Parker. Ia adalah Spiderman yang sehari-harinya berstatus mahasiswa, pengantar pizza yang diupah berdasarkan jumlah hantaran, serta bekerja sambilan sebagai fotografer lepas. Mary Jane Watson harusnya dapat memaklumi jika Peter sampai terlambat menyaksikan pementasan teater malam itu.

Blogger + Video Maker + Fan Sepakbola
Rasanya bakal banyak yang bilang "maksa banget sih," tapi saya kok merasa mirip dengan Peter Parker. Okelah, saya memang tidak bisa berubah jadi Manusia Laba-Laba ataupun Manusia Harimau. Tapi beragam peran yang harus dijalankan sekaligus dalam kehidupan sehari-hari, disitulah kesamaan saya dengan Peter.

Selain rambut belah pinggir sih. :)

Bicara profesi, saya adalah seorang penulis lepas dengan media blog sebagai senjata utama. Karenanya predikat blogger pun tersemat. Dari awalnya hanya menulis hal-hal bersifat remeh-temeh, blog saya kemudian menampung posting berbayar. Sponsored post istilah kerennya. Dari sinilah saya mendapatkan penghasilan.

Selain ngeblog saya juga menulis di sejumlah situs sebagai content writer, dengan target sekian tulisan sehari, dibayar sekian rupiah sebulan. Lalu terkadang mengirim artikel di media dengan honor beberapa ratus ribu rupiah. Lumayan.

Seiring dengan perubahan kebiasan audiens dunia maya, saya coba belajar membuat video. Orang lebih suka menyaksikan gambar bergerak ketimbang membaca teks. Video bakal menggeser artikel. The Guardian melaporkan, konten video diprediksi mencapai 69% dari semua lalu lintas internet di tahun 2017.


Saya tentu tak mau tertinggal. Saya harus bisa mengikuti perkembangan, dan ikut beralih ke konten video. Sebagai ajang praktek, saya mengelola channel YouTube dan secara reguler mengunggah 2-3 video sepekan. Embel-embel saya pun bertambah: video maker, sekalipun saya tambahi kata "amateur" di depannya karena memang masih tahap belajar.

Membuat video ini boleh dibilang hobi baru tapi lama. Sejak memegang handphone berkamera pada medio 2007, saya jadi gandrung merekam tiap kejadian unik yang ditemui. Sayangnya masa itu saya belum bisa beli komputer yang bisa untuk video editing, jadi kumpulan footage tersebut tak pernah diolah.

Sekalipun hobi, membuat video memberikan pemasukan tambahan bagi saya. Channel YouTube saya sudah menjadi partner Google. Video-video yang diunggah di sana menghasilkan sejumlah uang dari penayangan iklan Google AdSense. Belum banyak sih, tapi sudah membuat saya bolak-balik mencairkan kiriman Western Union ke kantor pos.

Nah, yang murni hobi adalah menonton sepakbola. Saya pendukung klub Liverpool FC yang bertanding di Liga Inggris. Setiap akhir pekan saya menyempatkan diri nonton bareng (nobar) dengan teman-teman sesama penggemar LFC di Pemalang. Kalau tidak ada nobar saya nonton secara live streaming di rumah pakai laptop Acer kesayangan.

Kecintaan saya pada Liverpool FC jangan ditanya. Saya berangkat ke Jakarta sewaktu klub asal Kota Liverpool ini bertanding melawan tim Indonesia XI di Stadion Gelora Bung Karno, Juni 2013 lalu. Saya nyaris berangkat ke Kuala Lumpur tahun lalu juga untuk menonton Liverpool secara langsung. Impian terbesar saya adalah terbang ke Inggris dan menyaksikan Si Merah bertanding di Stadion Anfield.


Saya sama sekali tak menghasilkan apa-apa dari aktivitas satu ini, kecuali kesenangan batin. Terlebih kalau Liverpool menang. Justru sebenarnya menghabiskan uang, baik untuk membayar tiket nobar maupun membeli beragam merchandise klub. Tapi namanya hobi ya mau bagaimana lagi. Iya, kan?

Blogger, content writer, menulis artikel untuk media, video maker atau sebutlah YouTuber, dan suporter Liverpool FC. Sudah sama kan dengan Peter Parker yang punya peran macam-macam?

Saling Melengkapi
Dari seabrek kegiatan tadi, ngeblog dan membuat video paling dominan dalam keseharian saya. Sekaligus yang selalu saya prioritaskan dengan urutan 1) blog, 2) video. Maklum, dari dua aktivitas inilah saya bisa mendapat uang.

Saya melihat keduanya saling melengkapi. Dengan menguasai skill pembuatan video, level saya sebagai blogger bakal meningkat. Konten di blog saya jadi lebih kaya. Selain teks dengan ilustrasi visual berupa gambar dan foto, juga ditambahi video yang melibatkan lebih banyak indera.

Misalnya ketika menceritakan betapa serunya liburan keluarga ke Bali pada Oktober lalu, saya tambahkan video dalam posting sehingga pembaca dapat ikut menyaksikan tempat-tempat yang saya kunjungi.



Menambahkan video pada posting membuat pembaca lebih lama berada di blog. Ini menguntungkan secara teknis, sebab artikel bersangkutan mendapat nilai lebih dari Google dan ditempatkan di posisi lebih baik dalam halaman hasil pencarian.

Namun demikian, sejatinya ini adalah dua kegiatan yang sama sekali berbeda lho. Menulis posting di blog dan membuat video sulit dijalankan beriringan. Keduanya sama-sama membutuhkan waktu dan effort luar biasa dalam penggarapannya. Kalau antrian penulisan posting panjang, saya tidak bisa menggarap video hari itu.

Demikian sebaliknya, kalau sudah asyik menggarap video saya tidak akan melongok blog. Bahkan sepulang dari Bali saya sempat berhari-hari tidak online karena antrian pembuatan video sangat panjang. Setelah punya stok video, barulah saya beralih ke blog.

Karena sama-sama butuh waktu dan effort besar, saya dituntut pandai mengatur ritme agar tetap dapat meng-update blog sembari rutin membuat video untuk YouTube. Selain itu, saya juga musti didukung oleh perangkat hebat yang mampu membantu mengerjakan semua pekerjaan tersebut.


Switchable Me!
Selama ini saya mengandalkan laptop Acer Aspire E1-422 untuk menulis dan mengedit video. Laptop ini sangat powerful kalau hanya untuk menulis dan ngeblog. Garap video? Masih bisa sih, tapi sebenarnya saya agak memaksa.

RAM 2 GB dan prosesor dual-core di Acer Aspire saya hanya memenuhi spesifikasi minimum Magix Movie Edit Pro 2016 yang saya pakai untuk mengedit video. Sudah beberapa bulan terakhir saya membayangkan punya laptop lebih oke. Laptop dengan kemampuan super sehingga membantu saya menjadi Super Blogger.

Berita baiknya, Acer belum lama ini meluncurkan laptop hybrid 2-in-1 Switch Alpa 12. Sesuai namanya, perangkat ini dapat digunakan dalam dua fungsi: laptop atau tablet. Bagian monitor dan bodinya dapat dipisah. Kalau tidak dipakai untuk mengetik, lepas saja monitornya dan Acer Switch Alpa 12 berubah jadi tablet.

Coba lihat sendiri pada foto di atas. Keren, kan?


Prosesor jempolan, RAM besar
Melongok ke spesifikasinya, Switch Alpa 12 seolah menjawab keinginan saya. Prosesornya Intel® Core™ i5-6200U, melebihi ekspektasi saya yang hanya mengidam-idamkan seri i3. Saya sudah bisa membayangkan betapa mulusnya mengedit video dengan dukungan prosesor i5.

Intel® Core™ i5-6200U menjamin perangkat ini memberikan performa tinggi dan menghasilkan yang terbaik. Dukungan teknologi Hyper-Threading memungkinkan kedua buah intinya bekerja dua kali lebih banyak dibanding prosesor dual-core standar. Dual-core rasa quad-core.

Coba simak video berikut untuk mengetahui bagaimana teknologi Hyper-Threading bekerja.



Teknologi Hyper-Threading membuat Switch Alpha 12 dapat menjalankan banyak aplikasi sekaligus dalam waktu bersamaan, tapi dengan konsumsi listrik lebih sedikit. Dan dijamin nggak bakal nge-lag lagi!

Lalu RAM-nya yang terkecil 4GB, lebih dari cukup untuk menjalankan aplikasi olah video yang rakus memori. Ini juga membuat preview video pada Magix Movie Edit dapat ditampilkan tanpa putus-putus. Tambahan graphic card Intel® HD Graphics 520 membuat saya makin mupeng pada laptop ini.


Monitor jernih dan nyaman di mata
Mengedit video itu nggak sebentar lho. Untuk video berdurasi 5 menit saja setidaknya saya butuh waktu antara 2-3 jam. Belum termasuk rendering. Semakin panjang durasi video, terlebih bila footage-nya banyak, tambah lama pulalah waktu yang dibutuhkan.

Terlalu lama menatap monitor membuat mata tidak nyaman. Tapi itu tidak akan saya alami kalau memakai Acer Switch Alpa 12. Monitornya dilengkapi fitur Acer BlueLight Shield untuk melindungi mata dari emisi cahaya biru yang dipancarkan monitor. Cahaya inilah penyebab mata cepat lelah dan kering.

Dengan lebar 12", monitor Switch Alpa memiliki resolusi tinggi, yakni QHD (2160 x 1440). Teknologi IPS yang digunakan membuat monitor memiliki area pandang lebih luas, cocok untuk menggarap video. Ketika digunakan sebagai tablet, monitornya sangat responsif pada sentuhan tangan dan dilengkapi fitur Multi Touch.


Transfer data secepat kilat
Bahan pembuatan video adalah footage yang direkam menggunakan kamera. Saya selalu membawa setidaknya tiga jenis kamera saat bepergian: kamera saku, action cam, dan handycam. Ini masih ditambah kamera smartphone sebagai perangkat cadangan. Kalau butuh voice over, saya merekamnya pakai mikrofon yang dihubungkan dengan digital voice recorder.

Agar dapat diedit dan disatukan jadi video yang enak ditonton, pertama-tama tentu saya harus memindahkan seluruh data tersebut ke laptop. Ukuran file-nya jangan ditanya. Besar-besar.

Namun itu tak jadi masalah bila menggunakan Switch Alpha 12. Laptop ini dibekali USB 3.1 Type-C. Ini USB versi terbaru yang dapat mentransfer data dengan kecepatan 5 Gbps. Artinya, saya dapat memindahkan satu folder berisi video berukuran 5 GB hanya dalam waktu sedetik. Wow!

Kelebihan lain USB 3.1 Type-C adalah port-nya bolak-balik sehingga memudahkan kita saat mencolokkannya ke laptop. Praktis, no ribet.


Harddisk terbaik
Masih urusan cepat-cepatan, Acer Switch Alpha 12 memakai harddisk tipe Solid State Drive (SSD). Memakai ini laptop lebih cepat menyala karena proses booting menggunakan SSD lebih cepat. Demikian pula loading program-program yang hendak dipakai, termasuk program video editing.

Tipe yang lebih murah dibekali SSD berkapasitas 256GB. Ini termasuk kecil, apalagi kalau tujuannya untuk menampung video. Tapi saya yakin kita bisa menggantinya dengan harddisk berkapasitas lebih besar. Kalaupun tidak, pakai saja harddisk eksternal. Beres.


Tanpa kipas, tidak berisik
Semakin lama dipakai, laptop biasanya menjadi semakin panas. Kalau panasnya terlalu tinggi (overheat), laptop bisa hang lalu error dan seringkali mati sendiri. Karenanya saya selalu memakai kipas pendingin yang diletakkan di bawah laptop. Berisik? Jangan ditanya.

Mengatasi hal tersebut, Acer Switch Alpha 12 memakai teknologi pendingin yang dinamai Acer LiquidLoop. Tak ada kipas yang dipakai. Sebagai gantinya dipasang pipa-pipa kecil berisi cairan pendingin untuk menstabilkan suhu prosesor secara optimal.

Berkat teknologi ini, Switch Alpha 12 jadi notebook berprosesor Intel Core pertama yang tak memakai kipas. Karena tanpa kipas, laptop ini tidak mengeluarkan suara berisik saat digunakan. Ketiadaan kipas juga membuat konsumsi baterai lebih hemat, yang berarti laptop bisa hidup lebih lama.


Multifungsi
Bukan tanpa alasan Acer menamai Switch Alpha 12 sebagai laptop hybrid. Perangkat ini memang dirancang untuk memenuhi dua fungsi sekaligus, laptop dan tablet. Tergantung kebutuhan, kita dapat melepas monitor dari bagian bodi.

Saya sendiri kalau tidak sedang menggarap video atau menulis blog biasa menghabiskan waktu untuk browsing dan menonton YouTube. Kalau punya Switch Alpa 12, menonton video bakal puas sekali karena monitornya 12". Tablet yang selama ini saya pakai monitornya hanya 7".

Dengan resolusi QHD (2160 x 1440) dan teknologi IPS, mata saya bakal sangat dimanjakan oleh tampilan di layar. Alamat betah nonton YouTube nih. Hihihi.

Spesifikasi Acer Switch Alpha 12
Processor

● Intel® Core™ i5-6200U processor (3 MB L3 cache, up to 2.8 GHz)

● Intel® Core™ i7-6500U processor (4 MB L3 cache, up to 3.1 GHz) OS Windows 10 Home 64-bit Storage

● 256GB SSD

● 512GB SSD Memory

● 4GB DDR3

● 8GB DDR3 Graphic Intel® HD Graphics 520 Connection

● Wifi 802.11a/b/g/n/ac

● Bluetooth® 4.0 Battery Capacity 4,870 mAh / up to 8 hours Display 12″ IPS QHD (2160 x 1440) Multi Touch Dimension 292.1 (W) x 201.4 (D) x 15.85 (H) mm – pad and dock Weight 1.25 kg Camera 5 MP Camera Port

● 1x USB 3.0

● 1x USB 3.1 Type C

● 1x Micro SD card slot Color Options Silver
[image error]
Jadi Super Blogger
Dulu di awal-awal saya ngeblog, blogger itu hanya menulis posting di blognya. Yang penting update secara rutin, kemudian sempatkan mengunjungi blog lain. Selesai.

Jaman sudah berbeda. Kini blogger juga dituntut menguasai sosial media. Biasanya job datang dalam bentuk paket, posting blog dan update sosmed. Nah, YouTube dengan konten videonya termasuk sosial media. Dan seperti diberitakan The Guardian, tahun depan konten video bakal lebih dominan di internet.

Di sini blogger lagi-lagi dituntut menguasai skill baru: video editing atau malah video producing. Ini skill yang tidak mudah, tapi sebenarnya tidak sulit jika mau serius belajar. Jika sudah menguasainya, maka semakin komplitlah kemampuan kita sebagai seorang blogger.

Menulis adalah kemampuan dasar seorang blogger. Tidak ada nilai lebih yang dapat kita tawarkan kalau hanya mengandalkan kemampuan menulis. Karenanya kita harus mengembangkan diri, menambah kemampuan dengan mempelajari skill baru. Saya sendiri sangat menyarankan agar teman-teman mulai mempelajari video editing.

Bayangkan ada blogger yang jago menulis, piawai buzzing memanfaatkan sosial media (setidaknya Facebook, Twitter, dan Instagram), serta mahir membuat video. Wah, saya tak akan segan-segan menyebutnya sebagai Super Blogger. Dan saya mau jadi seperti itu.

Dengan usaha yang tekun, doa yang khusyuk, serta dukungan perangkat keren seperti Acer Switch Alpha 12, saya yakin suatu saat dapat mencapai level itu. Allahumma amin.

Semoga bermanfaat!


Foto & Ilustrasi:
Foto 1: Olah gambar, foto dari www.acer.com
Foto 2: http://theredlist.com/wiki-2-24-224-2...
Foto 3, 4: Dokumentasi pribadi
Foto 5: http://drenicapress.info/prezantohet-...
Foto 6-11: Olah gambar, foto dari www.acer.com
Foto 12: https://www.engadget.com/2016/04/21/a...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 30, 2016 00:30

November 28, 2016

Keunggulan Menggunakan Top Level Domain .net/.com sebagai Identitas Blog


PERNAH lihat tawaran content placement dengan fee menggiurkan, tapi tidak bisa ikut daftar karena kepentok syarat blog harus top level domain? Jangan habiskan waktu untuk menyesali diri. Segera ambil tindakan: beli nama domain! Sebab ada banyak sekali keunggulan menggunakan top level domain untuk blogmu.

"Halo. Saya sedang membutuhkan banyak blog untuk campaign sebuah situs belanja online. Artikel disediakan, blogger tinggal publish. Fee Rp1.000.000,- dipotong pajak. Syarat: top level domain, DA minimal 35.
Pendaftaran: https://goo.gl/S3ND1R1"

Saya termasuk beruntung. Ketika pertama kali mencoba mencari uang dengan blog pada akhir 2007, top level domain tak menjadi isu penting. Saya tetap bisa mendapat job dan menghasilkan fee yang lumayan dalam bentuk dolar meski mengandalkan blog di Blogger.com. Ya, blog-blog gratis dengan nama domain berakhirkan .blogspot.com itu.

Masa itu parameternya hanya pagerank. Semakin tinggi pagerank suatu blog, semakin mudah mendapatkan tawaran sponsored post atau sponsored review. Dan berkat kerajinan saya — atau malah karena kurang kerjaan ya? :) — meng-update blog dan blogwalking setiap hari, blog-blog yang saya kelola pagerank-nya bagus-bagus. Job demi job pun mengalir. Alhamdulillah.

Cerita lebih lengkap mengenai pengalaman pertama saya menghasilkan dolar dari internet bisa dibaca di sini.

Sampai suatu ketika ada satu kejadian yang membuat saya berubah pikiran dan merasa perlu mempunyai nama domain sendiri. Kejadian remeh sebenarnya. Seorang kawan lama yang saya ceritai tentang aktivitas saya ngeblog dan meraup dolar secara online merasa tertarik. Maklum, dua tahun lulus kuliah kawan saya ini menganggur.

Kira-kira begini percakapan kami waktu itu:

Kawan Lama: Jadi kamu nulis di blog terus dapet uang dari tulisan berbayar, gitu?
Saya: Yo'i.
Kawan Lama: Emang bisa nyampe berapa dapetnya sebulan?
Saya: Nggak banyak sih. Kisaran 200-200 dolar sebulan. Jelek-jeleknya 150 dolar.
Kawan Lama: Wuih, banyak itu! UMP sini aja nggak sampe sejuta.
Saya: Alhamdulillah. Lumayan untuk tambah-tambah jatah beli buku.
Kawan Lama: Ajarin dong. Aku juga maulah gitu. Nama blogmu apa?
Saya: (Nyebutin alamat blog pribadi yang masih berbuntut .blogspot.com)
Kawan Lama: Oke, nanti kalo pas ke warnet aku lihat-lihat blog.


Kira-kira sepekan berselang kami bertemu lagi. Saya dengan semangat bertanya apakah si kawan lama sudah berkunjung ke blog atau belum. Eh, jawabannya benar-benar membuat saya melongo macam kebo.

"Sorry, aku lupa alamat blogmu. Yang kuingat cuma blogspot-blogspot itu aja," jawabnya sambil cengengesan.

OMG!


Nama Domain sebagai Identitas Blog
Sejak itu saya berpikiran blog harus memakai nama domain sendiri. Ya, saya tidak memakai kata "seharusnya" melainkan "harus" di sini untuk menekankan bahwa ini penting bagi blogger. Terutama yang ingin karirnya di blogosphere awet.

Alasannya? Ada ratusan juta — bahkan mungkin menyentuh angka milyaran — situs dan blog di jagat internet saat ini. Menurut data Domain Name Industry Brief (DNIB) yang dilansir
Angka tersebut naik 2,4% dari kuartal pertama. Dari jumlah sebanyak itu, 8,6 juta di antaranya merupakan registrasi .com dan .net sebagai dua TLD global terpopuler.

Oya, itu belum ditambah dengan blog yang masih menggunakan nama domain gratisan seperti .blogspot.com atau .wordpress.com. Kalau semuanya di-grand total bisa jadi jumlahnya sebanyak bintang di langit dan pasir di pantai. Tak terhitung!


Bagaimana membuat orang dengan mudah mengenali blog kita? Jawabannya, nama domain.

Apa yang dialami kawan lama saya sebenarnya pernah saya alami juga di awal-awal belajar ngeblog. Thanks to Google dulu saya banyak menemui blog-blog bagus yang isinya sangat membantu saya dalam mengembangkan blog. Sayang, karena kebanyakan blog tersebut menggunakan alamat asli dari Blogger saya kesulitan mengingatnya satu demi satu. Tak ingat maka tak bisa berkunjung lagi.

Hal seperti ini tidak akan terjadi jika seandainya blog-blog itu menggunakan nama domain sendiri. Alamat URL asli dari Blogger.com maupun WordPress.com tidak ideal. Terlalu panjang. Kebanyakan orang bakal sulit mengingat alamat URL yang panjang. Sementara embel-embel .blogspot.com dan .wordpress.com juga digunakan oleh puluhan juta pengguna lain. Ini semakin mempersulit orang untuk mengingat alamat blog kita karena mirip dengan alamat banyak blog lain.

Nah, di sinilah kita membutuhkan nama domain sendiri. Sebuah top level domain (TLD). Nama domain yang paling sesuai dengan kita juga blog kita, dan dengan nama domain itulah pembaca mengenali serta mengingatnya. Dengan kata lain, nama domain berfungsi sebagai identitas blog sehingga hanya dengan mendengar namanya saja orang langsung teringat pada kita.

"Bungeko.com? Oh, itu Eko Nurhuda!" Kira-kira begitu.

Sebagai sebuah identitas nama domain membedakan blog kita dari sekian banyak blog sejenis yang ada di jagat maya, sehingga memudahkan pembaca mengingatnya. Dengan demikian kita tidak perlu takut kehilangan pembaca setia hanya gara-gara mereka lupa alamat URL blog.

Inilah keunggulan menggunakan top level domain yang paling utama: sebagai identitas blog. Karena berfungsi sebagai identitas blog, maka nama domain yang baik adalah yang langsung melekat di ingatan pengunjung sejak pertama kali mereka mendengarnya. Ini bisa didapat dengan memilih nama domain yang setidaknya memenuhi unsur: 1) pendek, 2) mewakili isi blog.


Google.com dan detik.com adalah contoh nama domain yang pendek. Hanya terdiri dari 5-6 huruf dan dua suku kata. Cukup sekali saja mendengar namanya, kita langsung mengingat situs-situs tersebut dengan mudah sehingga dapat berkunjung kembali. Memori manusia terbatas, sehingga orang cenderung lebih mudah mengingat nama yang pendek.

Lalu mengenai keterkaitan dengan konten blog, ini mutlak jika kita ingin menjadikan nama domain sebagai identitas blog. Bakalan tidak lucu kalau ada blog bertema parenting tapi nama domainnya GemarIkan.com. Dengan memilih nama domain yang sesuai dengan tema blog, kita dapat memperkuat branding blog di antara blog-blog sejenis. Branding yang kuat adalah kunci memenangkan persaingan ketat dalam meraih pengunjung.

Nama Domain untuk Blog
Saya pernah menulis tips memilih nama domain di posting sebelumnya, juga kiat memilih nama domain untuk blog personal. Silakan dibaca-baca sebagai referensi tambahan.

Mengapa Harus .com/.net?
Ini pertanyaan penting. Sebab tak jarang blogger lebih mementingkan nama domain tertentu dan mengesampingkan ekstensinya. Jadi begitu .com dan .net tidak tersedia, blogger ini pilih ekstensi lain yang terkadang tidak populer. Prinsipnya, yang penting nama domain idamannya bisa dipakai sebagai nama blog.

Kalau saya malah berprinsip sebaliknya. Prioritas saya adalah mendapatkan ekstensi .com, baru beralih ke .net jika tidak ada. Kalau masih juga tidak tersedia atau incaran saya itu tergolong domain premium, saya akan mengubah nama domainnya. Membuat variasi lain sampai saya dapatkan Dotcom atau setidak-tidaknya DotNet. Bukan memilih ekstensi lain.

Mengapa? Cukup dua saja pertimbangan saya.

1. TLD Paling Populer
TLD .com dan .net merupakan ekstensi paling populer di dunia. Paling banyak digunakan. Per 30 Juni 2016, DNIB mencatat jumlah pengguna .com sebanyak 127,5 juta dan pengguna .net sebanyak 15,8 juta. Selama kuartal II tahun 2016, terjadi penambahan registrasi domain .com dan .net sekitar 8,6 juta nama.

Bagi orang Indonesia sendiri, terutama pengguna awam, sudah tertanam dalam benak mereka kalau yang namanya situs itu pastilah berakhiran .com. Mereka sulit mengingat nama situs yang berakhiran selain .com. Itulah sebabnya setiap kali mencari nama domain baru prioritas saya adalah .com. #DotComForBlogging :)

Kalau benar-benar mentok tidak ada pilihan bagus dengan ekstensi .com, barulah saya beralih ke pilihan kedua: .net. Kembali mengutip data DNIB, tanpa memperhitungkan Country Code TLD atau TLD berbasis negara, ekstensi Dotnet merupakan TLD populer kedua di dunia.


Jadi, menggunakan nama domain berekstensi .com atau .net membuat blog kita lebih mudah diingat oleh banyak pengguna. Sedangkan dari sisi komersial, banyak agency lebih suka bekerja sama dengan blogger yang blognya memakai dua TLD populer ini.

2. Harga Lebih Murah
Sekalipun merupakan dua TLD paling populer, harga .com dan .net justru lebih murah dibanding ekstensi lain. Ini tentu jadi kabar baik bagi teman-teman yang belum memakai nama domain sendiri. Tidak perlu khawatir habis uang banyak untuk mengganti nama domain blog biar tambah keren.

Tak percaya? Coba kita intip harganya di DotComForMe . Situs satu ini boleh dibilang satu-satunya penyedia domain yang aktif mengampanyekan pentingnya penggunaan .com bagi web, terutama web bisnis. Wajar, "com" pada TLD .com berasal dari kata "commerce" yang berarti perdagangan.

Setelah berada di DotComForMe.com, klik menu "Beli Domain" yang ada di bagian atas halaman. Lalu keluar form untuk mengisi nama domain incaran kita. Saya coba masukkan "BeritaPemalang" dengan ekstensi .com alias BeritaPemalang.com, lalu klik tombol "Cek ketersediaan" berwarna oranye.

Voila!


Lihat sendiri, harga .com dan .net sebesar Rp100.000 per tahun. Kalau dalam setahun ada 365 hari, kita hanya perlu membayar Rp273,97 sehari. Dikalikan 30 hari, angkanya jadi Rp8.219,17 sebulan. Murah sekali!

Kalau kita bisa beli paket internet Rp100.000 per bulan, masa iya bayar Rp100.000 setahun untuk nama domain tidak bisa?

Keunggulan Menggunakan Top Level Domain .net/.com
Seperti saya singgung di awal, saya beruntung dulu tak perlu dipusingkan dengan nama domain dan TLD saat menjajaki dunia blogging. Januari 2008, bulan pertama mendapat penghasilan online dari blog, saya meraup total sebesar $165,5. Dolar setara Rp9.000 ketika itu, jadi uang tersebut bernilai Rp1.489.500. Lebih besar dari upah minimum provinsi DI Yogyakarta yang tidak sampai Rp 1 juta.

Dan semua itu saya hasilkan dengan blog gratis! Blog yang alamatnya masih berbuntut .blogspot.com. Tapi setelah banyak teman lupa alamat blog saya, tanpa pikir panjang saya kemudian mendaftarkan nama domain sendiri. TLD pilihan saya tentu saja .com, sebab itulah yang paling familiar bagi saya.

Tak lama setelah menggunakan nama domain sendiri, saya rasakan ada beberapa perubahan yang terjadi. Bagi saya ini adalah keunggulan menggunakan top level domain .net/.com yang sangat menguntungkan. Apa saja?

1. Alamat Blog Lebih Mudah Diingat
Ini perubahan yang paling terlihat. Memakai nama domain baru yang disesuaikan dengan nama saya, teman-teman jadi lebih mudah mengingat blog saya. Mereka pun dapat dengan mudah mengunjungi blog tersebut secara berkala. Ini artinya, saya punya pembaca setia yang datang berkunjung tiap kali ada posting baru.

2. Blog Terlihat Lebih Keren
Parameter keren memang berbeda-beda. Tapi untuk blog personal, memakai nama domain sendiri itu keren sekali. Bayangkan, seorang yang bukan siapa-siapa seperti saya bisa punya blog beralamat .com seperti halnya korporasi besar semisal Amazon.com atau eBay.com. Keren, bukan? Hihihihi.


3. Lebih Dilirik Pengiklan
Dulu, blog saya sempat dilirik sejumlah pengiklan. Nilainya hanya US$2 sebulan per banner iklan sih, tapi itu menunjukkan kalau dengan TLD blog saya lebih dilirik untuk kerja sama. Kini, alhamdulillah, sudah banyak brand besar yang mempercayai bungeko.com untuk keperluan promosi.

Kalau kamu berniat menjadikan blog sebagai personal branding, atau membuat portofolio online, memakai TLD adalah pilihan wajib. Tak bisa ditawar. Buat calon mitra dan calon pemberi proyek terkesan dengan blogmu. Kesan pertama yang menggoda bakal menghadirkan kegembiran bagimu.

4. Lebih Diakui sebagai Blogger
Hanya selisih Rp100.000 setahun, status seorang blogger bisa berbeda jauh antara yang memakai domain gratis dengan TLD berbayar. Kenapa? Sebab dengan menggunakan top level domain kita terlihat lebih serius sebagai seorang blogger. Kita akan lebih diakui dalam komunitas blogger.

*****
Kalau blogmu masih memakai subdomain .blogspot.com maupun .wordpress.com, segeralah beli nama domain sendiri. Jangan khawatir bakal keluar uang banyak, domain itu nggak mahal kok. Cukup Rp100.000 setahun, lalu lakukan custom domain di Blogger.com yang gratis tis atau manfaatkan fitur mapping domain di WordPress.com.

Jangan lupa, ketika mencari nama domain prioritaskan ekstensi .com. Kalau nama idamanmu tidak tersedia, jadilah kreatif dengan mengotak-atik berbagai kata sampai mendapatkan .com yang sebisa mungkin pendek dan berkaitan dengan tema blog. Pokoknya harus dapat .com dulu.

Kalau sudah benar-benar mentok, barulah alihkan pencarian ke .net. Dengan hanya memilih dua ini, rasakan berbagai keunggulan menggunakan top level domain .net/.com bagi blogmu.

Semoga bermanfaat!



Ilustrasi:
Gambar 1: https://blog.verisign.com/domain-name...
Gambar 2: http://jhrees.com/?p=352
Gambar 3: Screenshot https://www.verisign.com/en_US/domain...
Gambar 4: http://indianexpress.com/article/busi...
Gambar 5: Screenshot https://www.verisign.com/en_US/domain...
Gambar 6: Screenshot https://client.dotcomforme.com/cart.p...
Gambar 6: Screenshot mailbox saya :)
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 28, 2016 07:27

November 24, 2016

Kiat Memilih Nama Domain untuk Blog Personal


INGIN serius ngeblog dan mendapat banyak hal positif serta menguntungkan dari blog? Kalau begitu, satu syarat penting yang harus dipunyai adalah: nama domain sendiri. Tingkatkan level blogmu dengan memakai top level domain. Kalau kamu sedang menimbang-nimbang, berikut beberapa kiat memilih nama domain untuk blog personal.

Blog tak lagi sekedar wadah curhat, semacam diari online seperti awal-awal booming di Indonesia sekitar 11-12 tahun lalu. Ada banyak potensi yang bisa digali menggunakan blog, terutama bagi yang menyukai dunia tulis-menulis.

Saya sendiri nyemplung ke dunia blog sebagai "pelampiasan" karena tak kunjung bisa menembus media massa. Berkali-kali ditolak, dari sekian lama mencoba ke berbagai media cetak nasional hanya dimuat di majalah Sahabat Pena. Blog jadi wadah tepat bagi saya tengah semangat-semangatnya menulis.

Semakin ke sini saya menyadari blog bukan media pelampiasan. Ini media serius yang dapat membawa pengelolanya ke level lebih tinggi dalam karir. Sudah banyak orang membuktikannya. Saya sendiri kemudian lebih fokus menghasilkan dolar AS dari blog, sebelum akhirnya memilih menjadi penulis bayaran sekaligus quiz hunter.

Apapun tujuannya, orang yang serius dengan blognya mestilah menggunakan nama domain sendiri. Tapi memilih nama domain bukan perkara mudah. Bagi kalian yang bingung merangkai-rangkai nama maupun brand, berikut beberapa tips yang mudah-mudahan bermanfaat.

1.Utamakan memakai nama lengkap
Memakai nama lengkap sebagai nama domain merupakan cara terbaik untuk menunjukkan kalau blog tersebut benar-benar merepresentasikan diri kita di dunia maya. Ini juga menunjukkan keseriusan kita dalam mengurus blog. Baik-buruknya blog tersebut menjadi pertaruhan nama baik kita.

Bagaimana kalau nama lengkap terlalu panjang sehingga susah diingat? Misalnya Muhammad Herlambang Eko Nurhuda, yang kalau dipakai semua untuk nama domain menjadi muhammadherlambangekonurhuda.com. Alangkah panjangnya. Untuk nama yang terdiri dari tiga kata atau bahkan lebih begini, nasihat ini tidak berlaku. Silakan lihat tips-tips berikutnya.

2.Gunakan salah satu nama
Ini berlaku baik bagi yang (maaf) namanya pasaran -- seperti saya -- sehingga ketika hendak membeli nama domain dari nama lengkap sudah tidak tersedia, maupun bagi yang nama lengkapnya terlalu panjang. Kenapa tidak menggunakan salah satu bagian dari nama lengkap?

Misalnya memakai nama depan. Biasanya nama depan lebih pendek sehingga kemungkinannya akan lebih mudah diingat pengunjung jika digunakan sebagai nama domain. Contohnya Rodame.com milik Kak Rodame Napitupulu.

Kalau ternyata nama depanmu panjang atau susah dilafalkan, gunakan nama tengah atau nama belakang. Bisa juga nama depan disingkat lalu disambung nama belakang, seperti YSalma.com. Seorang blogger kenalan saya menggunakan marga Nias-nya sebagai nama domain. Kebetulan pula marganya hanya terdiri dari tiga suku kata sehingga mudah diingat.

3.Gunakan nickname atau nama pena
Kalau ternyata poin-poin di atas tidak bisa diikuti, memakai nickname atau nama pena bisa jadi alternatif bagus. Syaratnya, nama tersebut benar-benar merepresentasikan diri kita. Maksudnya, kita sudah begitu dikenal dengan nama alias tersebut di lingkungan pergaulan. Contohnya BelalangCerewet.com milik Mas Isnaini Khomarudin atau yang lebih dikenal sebagai Rudi G. Aswan.

4.Gabungkan nama panggilan dengan kata lain
Kalau tips pertama sampai nomor tiga tidak berhasil, coba gunakan tips yang satu ini. Ya, gabungkan saja nama depan atau nama panggilan kita dengan kata lain sehingga membentuk satu nama unik. Misalnya saya, memilih panggilan "bung" yang familiar di kalangan kampus dan kos-kosan untuk digabungkan dengan Eko. Jadilah bungeko.com.

Contoh nama domain lain yang jadi inspirasi saya dalam membuat nama domain bungeko.com adalah TikaBanget.com, NonaDita.com, dan HakimTea.com.

5.Membuat kreasi baru dari nama
Masih menemui kendala juga? Kalau begitu kamu dituntut membuat frasa yang unik sebagai nama domain. Kreativitasmu harus benar-benar bebas agar dapat menciptakan nama domain yang sangat catchy.

Dulu ada seorang blogger memakai nama domain Gnupi.com. Tahu ini apa? Nama panggilan si blogger, Ipung, yang dibaca dari belakang alias dibalik. I-P-U-N-G jadi G-N-U-P-I.

Founder komunitas Blogger Pekalongan tak kalah kreatif. Namanya Inayah, dan dia menggunakan nama domain Innnayah.com. Ya, diambil dari nama panggilannya tapi dengan huruf "n" tiga buah. Jadilah nama domain yang unik, meski tiap kali menyebut blognya ia biasa menambah keterangan, "n-nya tiga." :)

6.Jangan pernah memakai frasa nyeleneh
Dengan maksud membuat nama domain unik, terkadang kita terjebak memakai kata-kata nyeleneh. Ini memang tidak dilarang, tapi sedikit kurang menguntungkan bagi di masa mendatang. Akan ada saat di mana kita merasa malu menyebut nama domain tersebut ketika seseorang menanyakannya. Misalnya, sigantengeko.com atau dewipalingcantik.com.

Baca mengenai keunggulan menggunakan top level domain .net/.com di posting ini.

Sebagai tips tambahan, begitu menemukan nama domain yang pas sebaiknya segera beli. Setidaknya masukkan shopping cart meski belum bisa bayar saat itu juga. Jangan menunda-nunda, karena bisa jadi keesokan harinya nama domain tersebut sudah jadi milik orang lain.

Kalau orang tersebut hanya iseng membelinya selama setahun dan kemudian tidak diperpanjang, kabar baik. Tapi kalau ternyata nama domain itu dibeli selama lima tahun sekaligus dan diperpanjang otomatis?

Semoga bermanfaat!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 24, 2016 09:30

November 21, 2016

Tips Memilih Nama Domain


MASIH pakai blog gratisan yang berembel-embel .blogspot.com atau .wordpress.com? Mau beli nama domain sendiri biar blog lebih terlihat oke dan semakin gampang dapat job? Berikut tips memilih nama domain berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya selama ini.

Meski bukan tolok ukur utama, memakai nama domain berekstensi .com atau .net adalah bukti keseriusan seorang blogger. Disebut serius karena si blogger sudah mau menginvestasikan uangnya dalam membangun blog. Tak lagi sekedar memakai fasilitas gratisan.

Membeli dan memakai nama domain sendiri adalah cara paling mudah untuk meng-upgrade blog. Juga paling murah. Yang dibutuhkan hanyalah membayar sekitar Rp100.000 setahun, serta agak repot dengan pengaturan custom domain di dashboard Blogger.com. Berita baiknya, layanan custom domain ini dapat dinikmati gratis.

Bagi pemakai WordPress.com, ada opsi mapping domain yang teknisnya kurang lebih sama seperti custom domain di Blogger.com. Hanya saja biayanya jauh lebih tinggi, yakni (saat posting ini ditulis) US$ 13.00 setahun. Jatuhnya malah lebih murah kalau kita membuat blog dari awal, lalu mengambil opsi upgrade yang dibanderol US$ 18.00 setahun.

Custom domain di Blogger.com dan mapping domain di WordPress.com adalah cara paling mudah untuk membuat blog bernama domain TLD. Bagi yang tidak mau direpotkan dengan tetek-bengek hosting, ini pilihan paling ideal. Tapi kalau sudah komitmen ingin belajar, self-hosting adalah opsi yang umum dipakai banyak blogger profesional.

Apapun pilihannya, intinya kita berupaya meningkatkan level blog dengan memakai nama domain sendiri. Dengan demikian diharapkan kita dapat lebih mudah mendapat tawaran komersial yang seringkali memberi syarat "blog harus top level domain." Lagipula, dengan nama domain sendiri kita dapat bebas memilih nama bagi blog agar lebih sesuai dengan kepribadian juga konten/tema blog.

Tips Memilih Nama Domain
Oke, jadi sudah mantap nih mau memakai nama domain sendiri untuk blog? Biar makin keren gitu, dan juga lebih mudah diingat. Sebagai panduan bagi teman-teman yang sedang mempertimbangkan nama domain, berikut sedikit tips dari saya.

1. Utamakan ekstensi .com atau .net
Ekstensi .com adalah TLD paling populer hingga kini. Menggunakan nama domain berekstensi .com akan membuat blog kita jadi lebih mudah diingat oleh pengguna awam. Sudah tertanam dalam benak orang kalau alamat situs itu pastilah berakhiran .com. Mereka akan sulit mengingat nama domain yang berakhiran selain .com. Karena itu, pilihlah nama domain berekstensi .com terlebih dahulu.

Baca mengenai keunggulan menggunakan top level domain .net/.com di posting ini.

Kalau tidak pilihan bagus dengan ekstensi .com, barulah kita beralih ke pilihan terpopuler kedua: .net. Kembali mengutip data DNIB, per 30 Juni 2016 ekstensi .net merupakan TLD global populer kedua di dunia. Esktensi ini hanya kalah dari tiga Country Code TLD, yakni .tk (Tokelau, domain gratis), .cn (Tiongkok), dan .de (Jerman).

2.Merepresentasikan isi blog
Nama domain yang berhubungan dengan isi blog lebih mudah diingat ketimbang yang tidak. Karena itu, usahakanlah mencari nama domain yang merepresentasikan konten dan tema blog. Untuk blog personal, saya menyarankan untuk memakai nama kita sendiri. Bisa nama lengkap atau nama panggilan yang biasanya lebih pendek.

Kalau ternyata nama domain namasaya.com atau namasaya.net sudah ada yang memiliki -- seperti saya, buat kreasi lain yang masih berhubungan dengan nama kita. Hal ini akan kita bahas lebih lanjut di posting lain.

3.Mudah diingat
Karena nama domain adalah identitas blog sekaligus identitas kita di dunia maya, maka nama domain harus mudah diingat. Semakin mudah orang mengingatnya, semakin baik. Nama domain pendek cenderung lebih mudah diingat. Tapi kalau kita tidak punya pilihan, gunakan kreativitas untuk memperoleh nama domain yang unik.

4.Mudah dieja atau dilafalkan
Sekalipun nama domain berhubungan dengan blog dan internet, namun akan ada saat di mana kita harus memnyebutkannya secara lisan. Entah ketika sedang bercakap-cakap dengan teman, lewat telepon, atau ketika bertemu orang lain di suatu event. Ketika itu, nama domain yang lafal atau pengucapannya mirip-mirip dapat membingungkan lawan bicara sehingga membuatnya kesulitan mengingat.

5.Jangan gunakan tanda hubung (-)
Ini ada kaitannya dengan poin empat. Nama domain dengan tanda hubung sukar dilafalkan oleh lidah orang Indonesia. Karenanya lebih baik hindari penggunaan tanda hubung pada nama domain blog.

Menggunakan tanda hubung (dash) pada nama domain bisa membuat pengunjung kesulitan mengingat. Coba lafalkan www.uang-lama.com, maka yang diingat hanyalah frasa “uang lama” saja. Tanda hubungnya terlupakan. Begitu hendak berkunjung, yang diketik di browser justru “www.uanglama.com”.

6.Gunakan huruf, jangan angka
Memang tidak ada larangan menggunakan angka pada nama domain. Namun penggunaan angka membuat nama domain lebih sulit diingat, selain tidak lazim. Ketika dilafalkan, nama domain dengan angka juga bisa disalah-artikan. Coba, bagaimana caranya mengingat bung3k0.com? Bukankah akan lebih mudah diingat jika nama domainnya bungeko.com?

Pengecualian bila yang digunakan sebagai domain adalah nama yang sudah terlebih dahulu populer. Misalnya Liputan6.com, yang merupakan konvergensi dari siaran berita Liputan 6 di SCTV. Kalau belum dikenal, orang bisa saja keliru menulis Warta9.com menjadi WartaSembilan.com.

7.Jangan gunakan singkatan, kecuali...
Nama domain hp.com bisa jadi merupakan nama domain paling pendek di dunia. Namun tidak disarankan menggunakan singkatan sebagai nama domain, kecuali kamu orang yang sangat terkenal dan singkatan tersebut sudah dikenal luas sebagai branding-mu. Contohnya ya hp.com itu, yang tak lain adalah situsnya Hewlett-Packard atau lebih dikenal dengan singkatan HP.

Hindari pula singkatan-singkatan gaul seperti “q” untuk menyingkat “ku” atau "u” untuk menyingkat “you”. Coba, mana yang lebih mudah diingat, blogq.com atau blogku.com? Saya yakin jawabannya yang kedua.

8.Perhatikan hak cipta
Meskipun sebagian perusahaan tidak secara tegas melarang penggunaan hak cipta atau merek dagang mereka pada nama domain, sebaiknya jangan coba-coba melakukannya. Selain alasan etika, bila suatu saat diperkarakan ke meja hijau sudah bisa dipastikan kita bakal kalah. Sudah banyak contohnya.

9.Tidak mengandung unsur-unsur pornografi dan SARA
Rasanya tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. Ada banyak konsekuensi yang harus ditanggung jika berani coba-coba menggunakan hal-hal yang berbau pornografi dan menyinggung SARA untuk nama domain. Pemerintah punya UU Anti Pornografi dan baru saja merevisi UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Patuhilah.

Demikian tips memilih nama domain dari saya. Kalau ada yang ingin menambahkan, feel free untuk menuliskannya di kolom komentar. Semoga bermanfaat!
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 21, 2016 20:30

November 17, 2016

Belum Tahu? Begini Cara Memakai Video Call di WhatsApp


YANG sudah menunggu-nunggu layanan satu ini boleh mengacungkan jari. Yap, video call WhatsApp akhirnya resmi dirilis dan sudah bisa digunakan secara luas oleh pemakai aplikasi chatting tersebut. Jadi tak cuma berkirim teks dan foto, kini kita bisa melakukan panggilan video ke teman dan saudara menggunakan WhatsApp. Hore!

Peluncuran WhatsApp video calling diumumkan secara resmi dalam blog ofisial pada 14 November lalu. Fitur terbaru ini membuat layanan WhatsApp semakin kompleks. Dari awal kemunculannya hanya untuk bertukar teks dan foto, lalu berkirim suara dan video, ditambah panggilan suara seperti telepon berbasis jaringan internet, dan kini dipungkasi dengan layanan video call.

"Today we’re excited to announce the next step in our efforts to connect people – WhatsApp video calling. In the coming days, WhatsApp's more than one billion users can make video calls across Android, iPhone, and Windows Phone devices." - https://blog.WhatsApp.com

Bagi saya sendiri ini merupakan layanan yang sudah lama ditunggu. Saya memakai WhatsApp sejak pertengahan 2012, saat toko online saya sedang jaya-jayanya. Waktu itu di Blackberry saya terinstal BBM dan WhatsApp, dua-duanya menjadi jalur utama untuk berkomunikasi dengan calon pembeli.

Belakangan saya lebih suka menggunakan WhatsApp. Alasannya, layanan text-messaging satu ini berbasis nomor seluler yang lebih fleksibel. Kita dapat berganti-ganti perangkat tanpa harus kehilangan kontak WhatsApp dan tanpa berganti nomor sebagai identitas. Berbeda dengan BBM yang berbasis PIN Blackberry. Ganti perangkat berarti ganti PIN. Sekalipun kita bisa login dengan Blackberry ID untuk tetap mengakses daftar kontak, PIN kita berganti.

Setelah Blackberry makin tenggelam, alasan untuk lebih menyukai WhatsApp semakin bertambah. Saya berganti menggunakan smartphone berbasis Android dan WhatsApp jadi aplikasi text-messaging utama. Ketika kemudian BBM tersedia di Google PlayStore, saya sudah kadung nyaman dengan WhatsApp.

Versi Terbaru
Kembali ke voice-call, langkah WhatsApp meluncurkan fitur ini sebenarnya boleh dibilang tertinggal dari kompetitor. Aplikasi chatting lain seperti Line dan WeChat sudah lama menyediakan layanan panggilan suara. Google sendiri sejak awal meluncurkan Gmail pada 2005 lalu sudah memperkenalkan video-messaging yang kemudian diadopsi jadi GTalk dan kini ada pula Google Duo.

WhatsApp video calling awalnya dirilis dalam versi beta beberapa waktu lalu. Namanya saja versi beta, pengguna dan penggunaannya masih sangat terbatas. Sekedar untuk uji coba. WhatsApp menyediakan tautan khusus bagi pengguna yang ingin menjadi beta tester alias pengguna versi uji coba.

Kini setelah dirilis secara resmi, fitur panggilan video sudah bisa dinikmati oleh seluruh pengguna WhatsApp, termasuk di Indonesia sejak 16 November lalu. Momen peluncuran fitur panggilan video ini melibatkan Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook. Sebagai mana kita ketahui bersama, Facebook merupakan perusahaan induk pemilik WhatsApp.

Melalui posting di laman Facebook pribadinya, Mark dengan bangga mempromosikan fitur video call WhatsApp. Mark menyebut fitur ini paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar pengguna.



Kalau kamu mau ikut menikmati fitur terbaru ini, pastikan smartphone-mu sudah memperbaharui aplikasi WhatsApp. Pengguna Android dapat menggunakan video call dengan WhatsApp versi 2.16.352. Sedangkan bagi pengguna iOS, fitur panggilan video dapat ditemukan pada aplikasi WhatsApp versi 2.16.17.

Menurut berita Kompas Tekno, belum semua perangkat mendapat pembaruan versi terbaru WhatsApp. Dengan demikian belum semua pengguna dapat menggunakan fitur video call. Tapi rasanya tak bakal lama lagi seluruh pengguna bakal mendapat pemberitahuan untuk meng-update aplikasinya dan bisa menikmati layanan panggilan video WhatsApp.

Cara Menggunakan WhatsApp Video Call
Mau mencoba fitur video call di WhatsApp? Hal pertama yang harus dilakukan adalah meng-update aplikasi WhatsApp di smartphone. Seharusnya versi terbaru sudah tersedia di Google PlayStore dan Apps Store.

Bagaimana kalau belum ada? Kemungkinannya hanya ada satu, operating system hapemu tidak mendukung aplikasi WhatsApp terbaru. Harap dicatat, WhatsApp versi 2.16.17 hanya bisa dipakai di perangkat Apple dengan iOS 8 ke atas. Sedangkan untuk smartphone berbasis Android, WhatsApp versi 2.16.352 yang menyediakan fitur video call hanya bisa diinstal di sistem operasi Android 4.1 "Jelly Bean" atau yang lebih baru.

Kalau smartphone-mu sudah sesuai persyaratan, WhatsApp versi terbaru untuk iOS dapat diunduh di App Store melalui tautan berikut. Untuk pengguna Android bisa mengunduhnya melalui Google Play Store di tautan satu ini.

Oya, agar kontak video dapat dilakukan, kedua perangkat milik penelepon dan yang ditelepon haruslah memakai WhatsApp versi terbaru yang mendukung fitur video call. Kalau tidak, ya, tidak bisa. Dengan kata lain, kita hanya bisa melakukan panggilan video ke kontak yang hapenya sudah support layanan terbaru ini.

Coba lihat gambar yang saya comot dari laman The Indian Express berikut ini. Kalau kontak yang hendak dihubungi tidak bisa melakukan video calling, WhatsApp akan menampilkan pesan berbunyi, "Couldn't place call. [Nama Kontak] is using a phone that doesn't support video calls."


Cara menggunakan WhatsApp video calling sangat mudah sekali. Bagi pengguna Android, panggilan video dapat dilakukan dengan menekan ikon telepon di pojok kanan atas nama kontak. Setelah itu akan tampil dialog box berisi dua pilihan: Voice Call untuk panggilan suara dan Video Call untuk panggilan video.

Berbeda dengan pengguna Android, pemakai iOS dapat langsung melihat dua macam ikon untuk melakukan panggilan di pojok kanan atas nama kontak. Satu ikon telepon untuk membuat Voice Call dan satunya lagi ikon kamera untuk melakukan Video Call. Jadi, tinggal pencet saja tombol kamera.

Masih bingung? Ringkasnya, begini nih langkah-langkah yang musti kamu lakukan agar dapat menggunakan layanan video call di WhatsApp:

Pastikan smartphone-mu sudah menggunakan iOS 8 atau Android 4.1 Jelly Bean.Update dulu aplikasi WhatsApp-mu. Pengguna Android menggunakan versi 2.16.352, sedangkan user iOS memakai versi 2.16.17.Selanjutnya, pilih orang yang ingin dihubungi dari daftar.Lihat di pojok kanan atas nama kontak. Bagi pengguna iOS, ada dua ikon yang tersedia: telepon dan kamera. Tekan ikon kamera untuk melakukan Video Call. Sedangkan pengguna Android hanya bisa melihat ikon telepon. Tekan ikon tersebut, dan selanjutnya akan tampil dialog box berisi dua pilihan: Voice Call dan Video Call.
Kalau mau mencari poin minus, WhatsApp video call hanya bisa digunakan oleh dua pengguna per panggilan. Kita tidak dapat melakukan conference video-call. Tapi rasanya fitur panggilan video ramai-ramai itu bakal dihadirkan pula oleh WhatsApp. Tinggal tunggu waktu saja. Maklum, namanya saja layanan baru.

Soal kualitas suara dan video, ini sepenuhnya tergantung jaringan internet yang digunakan. Semakin baik jaringan kita, maka semakin jernih dan lancar pula tampilan video maupun suara yang didengar. Mengingat sudah banyak kota yang ter-cover jaringan 4G, masalah sebenarnya sepertinya bergeser ke soal jumlah kuota yang kita punyai. Hahaha.

Anyway, selamat mencoba!



Sumber Foto:
Foto 1: http://www.techworm.net/2016/05/whats...
Foto 2: http://indianexpress.com/article/tech...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 17, 2016 09:35