Pandji Pragiwaksono's Blog, page 8

June 24, 2015

Ada amin?

Pada episode perdana Sebelas12, kami mengundang Arie Untung yang belum lama kala itu dilepas dari posisinya sebagai pembaca acara Tonight Show di Net TV. Dalam pertanyaan pertama saya, saya bertanya “Rie, kan elo udah duluan nih jadi host program Late Night, gimana ya caranya biar gue ga dipecat juga kayak elo?”


Dengan 1 buah pertanyaan dalam 1 episode pertama kami, Sebelas12 menunjukkan pijakannya di program TV Indonesia.


With that 1 question, we set the tone for the whole year of Sebelas12.


Kami ingin menjadi berbeda, dengan mencoba mengucapkan, menanyakan, melakukan hal hal yang tidak dilakukan program lain.


Kami ingin program kami “Sebelas Dua Belas” dengan Late Night yang sesungguhnya.


***


Sebelas12, adalah sebuah program Late Night. Secara definisi, program Late Night adalah program Talk Show larut malam yang didesain untuk mengantar pemirsa tidur. Belakangan, perkembangan program Late Night sebagai penghantar tidur adalah memberikan 2 hal yang paling ingin didapatkan oleh pemirsa malam hari sebelum menutup hari:


Hiburan. Sesuatu yang lucu, dan membuat mood mereka enak sebelum beristirahat


Wawasan. Memberi mereka update terkait apa yang terjadi di negara mereka dan di dunia sementara mereka bekerja/ beraktivitas seharian.


2 hal tersebut jadi fondasi bagi seluruh program Late Night yang anda tahu.


The Tonight Show with Johnny Carson, Jay Leno dan sekarang Jimmy Fallon


Late Show with David Letterman dan sekarang Stephen Colbert sebagai pengganti.


Late Night Show with David Letterman (sebelum akhirnya pindah stasiun TV dan membawakan Late Show) hingga Seth Meyers


Jimmy Kimmel Live!


Conan


The Daily Show with Jon Stewart


Last Week Tonight with John Oliver


Semua program Late Night yang anda tahu, menjadikan Hiburan dan Wawasan sebagai 2 pondasi utama.


Untuk yang suka nonton Stand-Up Comedy saya, pasti tahu dua hal tadi adalah pondasi saya dalam melakukan pertunjukan Stand-Up Comedy.


Ketika saya ditawarkan Kompas TV untuk membawakan program Late Night, saya punya 2 syarat utama:


1. Saya terlibat secara kreatif


2. Saya dibolehkan membawa Stand-Up Comedian ke dalam tim kreatif.


2 hal tadi disetujui Kompas TV dan setelah melewati ratusan episode kini Sebelas12 memasuki 1 tahun penuh tayang di Indonesia.


Banyak yang bertanya tanya terhadap banyak hal yang saya lakukan di Sebelas12. Mengapa tidak ada meja khas Late Night? Mengapa seneng banget ngomong jorok? Mengapa Anaconda Dont? Mengapa Anaconda dont hilang? Mengapa ada C0-host? Mengapa selalu berubah?


Setelah 1 tahun menjalankan Sebelas12, mari ikuti cerita saya tentang apa yang sebenarnya saya ingin capai dari program Late Night milik Kompas TV ini.


Mari kita mulai dari hal pertama:


1. Host.


Pembawa acara program Late Night di luar negeri 100% adalah stand-up comedian. Alasannya mengapa semua adalah komika saya sendiri kurang paham. Tapi dari Letterman, Carson hingga Fallon dan Craig Ferguson adalah komika yang kemudian terlalu sibuk menjalankan program Late Night sehingga meninggalkan karirnya dalam Stand-Up Comedy.


Host Late Night menurut Jon Macks sang penulis komedi Jay Leno selama 22 tahun dan penulis buku “Monologue” harus punya 5 kemampuan: Monologue (Stand-Up Comedy), menciptakan kedekatan dengan bintang tamu, kesediaan untuk melempar pertanyaan atau melempar komentar yang juga ada di benak penonton, likability (disukai oleh penonton), kemampuan kreatif untuk menciptakan sesuatu yang ikonik dan menempel.


image_5


Tiap host Late Night dalam sejarahnya, punya kekuatan masing masing. Carson paling jago membuat obrolan jadi lucu. Leno tak tertandingi dalam urusan Monologue (secara statistik, Leno paling banyak melempar joke monologue di banding semua host Late Night lain dalam sejarah US), Steve Allen (pendahulu Carson) suka tertawa dan menular kepada yang nonton, Letterman dikenal paling berprinsip, Conan O’Brien tajam, blak-blakan, mulutnya paling kotor, Fallon kreatif dan seru, Jon Stewart sangat influential dalam urusan Politik, dll.


Kekuatan saya apa, saya kembalikan kepada yang nonton.


Yang pasti, Sebelas12 dari awal tayang sampai sekarang tidak pernah sekalipun tidak dibuka dengan Stand-up / Monologue. Semakin ke sini, Monologue-nya semakin dekat dengan hakikatnya Monologue dalam program Late Night sesungguhnya: Berita. Atau istilah yang lebih sering digunakan oleh penggiat Late Night di US adalah: People on the news.


image_5 image_6


image_4


 


image_4 image_1


image_2 


image_3


 


2. Set


Satu hal yang pasti dari set Sebelas12: Saya tidak mau ada meja khas Late Night Amerika Serikat


cameron-diaz-jimmy-fallon-dance-off-04


 


Mari saya jelaskan kenapa.


Saya sudah mewawancarai orang sejak 2001. Sejak siaran radio di Hard Rock FM Bandung & Jakarta. Saya sudah pernah wawancara seniman, budayawan, olahragawan dan politikuswan. Enggak sih, politikus aja.


Satu hal yang saya tahu persis adalah bahwa mereka hanya akan mengeluarkan ucapan ucapan yang mengejutkan, ketika mereka untuk beberapa detik lupa bahwa mereka sedang di wawancara. Kunci dari wawancara yang sukses adalah menyamarkan wawancara tersebut menjadi obrolan tongkrongan.


Meja khas Late Night tadi, memberikan kesan hirarkis. Ada yang nanya, dan ada yang jawab.


Padahal, kalau mau menyamarkan wawancara, suasananya harus seperti ngobrol dan itu berarti tidak boleh ada hirarki. Semua sama.  Itulah mengapa, seperti Mas Tukul di Empat Mata, saya memilih set sofa.


image


 


Itulah juga mengapa, kalau anda perhatikan baik baik saya dengan sengaja menimpali bahkan memotong sesaat omongan tamu dengan komentar saya sebelum membiarkan dia melanjutkan lagi omongannya. Karena dalam tongkrongan sehari hari ya begitu dinamikanya. Dalam tongkrongan sehari hari, ngobrol itu tidak statis: Tanya – Jawab – Tanya – Jawab – Tanya – Jawab. Kalau anda lihat lagi rekamannya, Sebelas12 itu lebih dinamis seperti tongkrongan dan bukan wawancara.


Itulah juga mengapa kalau anda ingat, saya terkadang suka ngomong jorok. Itu bukan kebadungan atau bukan ketidak mampuan saya untuk menahan omongan. Saya sudah pernah 1 tahun penuh membawakan acara Provocative Proactive secara live. Tidak pernah sekalipun saya kelepasan ngomong jorok.


Kalau saya melihat kira kira tamu tamu saya ini di tongkrongannya biasa ngomong jorok, saya akan pasti ngomong jorok dengan kesadaran pasti akan disensor. Tujuan pertama adalah untuk memberi ilusi nongkrong tapi alasan lainnya adalah untuk memberi kesan kepada mereka “Wah beda nih” karena kebanyakan tamu saya sudah puluhan bahkan ratusan kali diwawancara. Pewawancara harus kondisikan yang diwawancara bahwa dia ada dalam situasi yang baru sama sekali untuk menciptakan suasana antusias. Kalau ternyata saya meraba bahwa tamu saya tidak terbiasa ngomong jorok di tongkrongannya maka omongan jorok itu tidak akan keluar. Juga hal yang sama kalau anda melihat saya ngondek, besar kemungkinan saya mau mengondisikan tamu saya untuk merasa seperti dalam tongkrongannya supaya dia lebih nyaman.


Saya tidak mau menyebut nama, tapi coba tonton rekaman Sebelas12 ketika saya mewawancara seorang selebriti yang belum terlalu terbuka dengan gayness-nya. Lihat bagaimana dia sangat terbuka dalam cerita dan jawabannya.


Itulah ilusi nongkrong.


 


3. Format Sebelas12 


Setiap program Late Night pada akhirnya harus menentukan formatnya. Titik beratnya.


Misalnya, standar late night komposisinya adalah sebagai berikut:


Talk – 51%


Sisanya variasi antara: Musik, Komedi (termasuk monologue dan penampilan stand-up oleh tamu), Games. Di atas adalah komposisi khas The Tonight Show era Johnny Carson dan Jay Leno. Di era Jimmy Fallon, beda lagi:


Talk – 37%


Games – 26% 


Komedi 23%


(Fallon punya Thank You Notes, Pros & Cons, Letterman punya Top Ten, Conan punya Clueless Gamer)


Musik – 14%


Nah Sebelas12 titik beratnya di “Talk”. Karena kekuatan terbesar saya adalah kemampuan wawancara. Kemudian titik berat ke 2 adalah Komedi (Monologue, Stand-up, Nama penonton, Main Tagar, dll)


Saya ingat salah satu sensasi aneh yang saya dapatkan ketika diwawancara beberapa program adalah bahwa kehadiran saya tidak signifikan. Para host dan side-kicknya asik sendiri menciptakan kelucuan. Tamunya ditanya hanya sebagai formalitas, jawabannya bahkan tidak didengar. Besar kemungkinan karena hostnya insecure dengan obrolannya dan dalam ketakutannya akan kegaringan, mencari kelucuan sendiri di luar obrolan. Sementara saya ingat sekali tweet Dave Hendrik setelah diwawancara oleh saya di Sebelas12…


photo-2.


 


4. Prinsip Sebelas12


Prinsip saya dalam menjalankan talk show (bukan hanya late night) adalah:


Bintang Tamu. Saya. Penonton.


Itu adalah urutan orang yang harus dibuat puas dalam talk show saya. Bintang Tamu dulu, Saya sendiri, baru penonton. Kalau bintang tamu saya nyaman dan senang, saya nyaman dan senang, maka hasilnya adalah talk show berkualitas. Penonton pasti akan senang sendiri juga nontonnya. Kalau mereka tidak suka, ya berarti hanya masalah selera.


Bagi saya selalu mendengarkan apa maunya penonton akan membuat Sebelas12 tidak jelas arahnya. Bill Cosby pernah bilang “One thing i know is that you cant please everyone. Its impossible”


Makanya, saya tidak pernah mendengarkan apa kata penonton. Bahkan, bisa dicek kepada seluruh tim terkait Sebelas12, saya tidak pernah mau membicarakan rating dan share. Rating hanya baik dalam memberi tahu kita apa yang “works” dari yang sudah pernah dilakulan. Selalu mengikuti maunya rating sama dengan mengulang pola pola yang sudah ada. Mengikuti rating, mematikan inovasi. Mematikan inovasi sama dengan mematikan kreativitas. Saya lebih baik program saya umurnya pendek karena dia luar biasa daripada umurnya panjang tapi biasa biasa saja.


Saya selalu bilang kepada tim saya di Sebelas12, untuk bekerja seperti mereka yang bekerja di Apple.


Apple tidak pernah bertanya kepada konsumen maunya apa. Karena mengikuti maunya konsumen hanya akan melahirkan produk yang medioker. Tim Apple tidak pernah baca review, tidak pernah baca apa yang lagi trend, tidak pernah mendengarkan kritik. Mereka bekerja dalam kondisi (ibaratnya) pintu dan jendela tertutup dan sepakat untuk membuat produk terkeren bagi mereka. Pokoknya kalau menurut mereka keren, maka produk itu keren. Cukup.


Ini juga yang menjelaskan, fenomena Anaconda Dont. Sebuah tarian yang begitu disukai penonton, tapi juga banyak penonton yang bingung kenapa saya melakukan hal “rendah” seperti itu.


Ya seperti yang saya sudah jelaskan. Bintang Tamu. Saya. Penonton.


Lihat reaksi Bintang Tamu saya…


image_1 image


 


image


image_1 image_1 image_2 image_2


image


Their reaction is  Priceless.


Saya sudah dari 2004 berada di industri TV, saya belum pernah lihat reaksi seperti ini terhadap apa yang saya lakukan. Kendatipun banyak yang protes, bagi saya kesan yang bintang tamu saya bawa pulang adalah lebih penting daripada approval penonton.


Sekarang, Anaconda Dont sudah tiada. Sudah saya kubur.


image_3


Bukan karena dicekal, tapi karena inovasi adalah bagian dari gaya hidup kami. Kalau sudah bosan, ya tinggalkan saja. Sekarang kami punya pengganti yang lebih epik lagi. Namanya #KataKejutan. Tonton saja sendiri di Sebelas12, yang pasti reaksinya bintang tamu yang kena adalah seperti ini..


image_4  photo-3


image


 


7. Masa depan Sebelas12


Sebelas12 akan semakin sarat akan bobot berita. Dua alasannya.


Pertama, Kompas TV mengukuhkan diri menjadi TV berita. Menemani Metro TV dan TV One. Maka wajar, Sebelas12 meningkatkan muatan beritanya.


Kedua, karena saya terbahagia ketika bisa membahas berita berita terhangat, mengundang tokoh tokoh politik atau setidaknya people on the news dan menyergah mereka, berdebat dengan mereka terkait isu sosial ataupun politik yang ada di Indonesia.


Kelihatannya, Sebelas12 akan mencoba jadi perpotongan antara Fallon / Kimmel dengan Jon Stewart / John Oliver. Im super excited.


Untuk anda penonton setia Provocative Proactive, saya terinspirasi The Daily Show-nya Jon Stewart saat itu dan nampaknya secara sikap, Provocative Proactive yang tidur di dalam diri saya akan bangun kembali.


Yang pasti kami akan terus berjalan mendekati yang kami anggap ideal. Masih banyak yang ingin kami coba cermati dan kembangkan: Editing kami, Co-Host, Band, bahkan sayanya sendiri.


Kami belajar terus, kami menggali ilmu terus. Saya pribadi lagi mempelajari Johnny Carson Show, program 2 season yang begitu fenomenalnya membuat Carson ditunjuk untuk membawakan The Tonight Show. Sebagaimana di jaman sekarang Fallon yang sukses membawakan Late Late Show ditunjuk untuk menggantikan Leno membawakan The Tonight Show. Juga saya pelajari Jerry Lewis yang dulu saya pandang sebelah mata karena slapstick. Tapi kutipan Jerry Seinfeld di kotak DVD membuat saya penasaran “Kalau anda tidak mengerti Jerry Lewis, anda tidak mengerti komedi”. Saya pikir, mau apa saya kalo Seinfeld sudah bicara begitu. Ketika saya pelajari, ternyata Jerry Lewis adalah seorang jenius dan kutipan terpenting darinya adalah “Komedi itu ada temponya, ada ritmenya, ada timingnya, yang kalau kamu tidak miliki, maka kamu tidak bisa punya komedi”. Ucapan itu membuat saya ingin mendalami masalah ritme wawancara kami dan terutama editing Sebelas12.


photo-4 photo


 


Tujuan akhir kami: Menjadi program Late Night yang membuat penontonnya berkata “NAH INI, baru program Late Night” dan bisa berjalan selama mungkin. Leno 22 tahun, Letterman 30 tahun, Mas Tukul 12 tahun membawakan Empat Mata. Cita cita kamipun ingin bisa berjalan sejauh mereka.


Ada amin?


 


 

1 like ·   •  1 comment  •  flag
Share on Twitter
Published on June 24, 2015 13:22

June 14, 2015

iPhone 6 ini untuk anda 

Jadi, ini adalah tahun ke 3 saya menjalankan #BalasDi18.


Dalam setiap bulan selama 3 tahun ini saya berusaha membalas kebaikan & kepercayaan followers. Terutama karena terakhir ini saya berkesempatan Tur Dunia dengan memanfaatkan pengaruh saya di twitter. Digital Pressence, Online Influence, Twitter Engagement, merupakan pertimbangan besar ketika sponsor memilih untuk mendukung kegiatan saya. 


Semua itu tidak akan saya dapatkan kalau followers saya hanya 1 atau kalau followers saya jutaan tapi tidak pernah terjalin hubungan apapun.


So i give back to you.


Gak banyak. Sekadar hadiah untuk anda setiap tanggal 18. Walaupun memang, setiap 18 Juni hadiahnya agak sedikit lebih besar.


Tahun pertama hadiahnya paket liburan ke Bali untuk berdua, termasuk pesawat (Garuda Indonesia, tentunya) dan hotel.


Tahun ke dua, paket liburan ke Lombok.


Tahun ini, bukan lagi liburan hadiahnya tapi nilainya serupa.


#BalasDi18 tahun 2015 ini hadiahnya iPhone 6 16G. 


Selain karena saya bosan memberi hadiah paket liburan, adalah karena saya perhatikan begitu banyak yang memimpikan punya ponsel ini.


Istri saya bingung melihat saya menghadiahi followers iPhone 6 sementara saya sendiri pakai iPhone 5. Bukan 5s bahkan. Tapi ya saya mah memang ga pernah beli baru kalau yang sedang dipakai tidak rusak/ hilang.


Seperti biasa di setiap #BalasDi18 bulan Juni,  hadiah terbesar selalu ingin saya berikan kepada followers yang benar benar menyukai karya saya. Bukan sekadar bounty hunter.


Tahun 2013 cara menangnya adalah dengan mereview karya saya yang manapun & akhirnya saya berikan kepada orang yang mereview 4 album saya secara jujur & mendalam.


2014 saya minta peserta #BalasDi18 memberi testimoni terhadap karya karya saya yang ada di website WSYDNshop.com & saya menangkan seorang anak muda yang memberi testimoni yang begitu detil & membuat saya percaya: Dia suka & memahami karya karya saya.


Kali ini, cara memenangkan iPhone 6 begini:


Buat lah tulisan (boleh di blog, tumblr, facebook notes asal jangan hanya di twitter) & muatlah foto anda berfoto dengan saya.


Mungkin kita pernah berfoto di salah satu konser rap saya, atau stand-up special saya, atau talkshow buku saya, atau apapun lah.


Ceritakan di tulisan tersebut foto itu diambil kapan, pada momen apa & mengapa momen tersebut spesial bagi anda.


Tweet link-nya dan mention saya.


Tulisan saya buka penerimannya mulai 15 Juni 2015 dan saya tutup 18 Juni 2015 jam 00.00 WIB


Tanggal 19 Juni 2015 jam 22.00 WIB akan saya umumkan pemenang iPhone 6 di #BalasDi18


Bagi saya, pertemuan kita secara langsung adalah sesuatu yang penting. Pertemuan itu jadi penanda bahwa kita tidak lagi hanya mention mentionan di twitter. Kita bertemu langsung. Our conversations are real. Dan walaupun saya tidak selalu ingat pertemuan kita, tapi percayalah bagi saya jabat tangan kita terasa jauh lebih akrab dari sekadar saling sapa di jejaring sosial.


Selamat menulis & semoga iphone 6 ini untuk anda 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 14, 2015 11:52

May 30, 2015

Melayang

Tulisan ini, adalah cara saya untuk menyikapi berbagai reaksi terhadap Lia Aminuddin atau kerap disebut sebagai Lia Eden, pemimpin komunitas Eden.

Untuk yang belum tahu, Ibu Lia mengirim surat kepada Pak Ahok & Pak Jokowi meminta ijin agar sebuah pesawat UFO diijinkan untuk mendarat di Monas & membawa dia pergi. Katanya lagi, kalau sudah sampai surga Ibu Lia akan mengirimkan dokumentasi perjalanan termasuk suasana di Surga.


Banyak yang ngakak.


Tak sedikit pula yang memberikan sentimen negatif kepada mereka yang menertawakan. Kurang lebih intinya “Jangan mentang mentang keyakinannya aneh lalu ditertawakan”. Atau, “Dia itu schizophrenic. Jangan ditertawakan & jangan dikasi panggung…” 


Lalu sebaiknya bagaimana? Bolehkah kita tertawa?


Sebagai seorang komika (istilah Indonesia yg kerap digunakan untuk menyebut Stand-Up Comedian) saya tahu 1 hal tentang Tertawa.


Tertawa itu refleks. 


Involuntary response, istilahnya. 


Jadi melarang orang tertawa memang sulit. 


Justru tugas kami sebagai komika adalah mengejutkan mereka dengan punchline kami sehingga mereka tertawa.  


Kemarin saja saya cerita soal ini ke teman saya tanpa menambah nambahkan fakta, teman saya tertawa. 


Terkadang kalau liat seorang komika melempar materi yang sebenarnya tabu, saya tidak mau tertawa, tapi mau gimana atuh? Emang lucu.

Kadang setelah tertawa saya bergumam sendiri “Astaghfirullah.. Kenapa gue ktawa ya? Parah banget itu”


Komika yang sering membuat saya bereaksi demikian adalah Rindra, Soleh, Arya Novrianus dan Sammy.


Nah tapi bicara mengenai keyakinan, bolehkah kita menertawakan keyakinan orang?


Ya tergantung, anda bisa terima nggak keyakinannya ditertawakan?


Saya menertawakan Lia Eden.


Menyesal sih setelahnya, kasian pula. Lebih kasian lagi kepada pendukungnya. Tapi reaksi refleks saya adalah tertawa. 


I mean come on, “saya akan menayangkan suasana surga yang ada di luar angkasa” ?? Are you sure it didnt tingle a bit? Just a little bit? 


Saya yakin Rasulullah juga dulu ditertawakan ketika mengatakan hal hal yang beliau yakini atau mungkin juga Yesus, tapi beliaupun saya rasa tahu resikonya. 


Tapi saya menertawakan Lia karena saya sih biasa saja kalau keyakinan saya ditertawakan. Itu urusan yang menertawakan dgn Tuhan. Apapun yang mereka katakan tentang Tuhan saya tidak sedikitpun merusak keimanan saya. 


Bahkan, saya pernah bertemu ibu Lia, pernah ke rumahnya, pernah berbincang dengan teman teman di komunitas Eden, bahkan saya punya majalah rilisan komunitas Eden.

Saya bahkan pernah tulis juga di blog ini tentang pertemuan itu.


Percaya deh sama saya, merekapun menertawakan kita.


Sebagaimana kita menertawakan mereka.


Sebagaimana orang ateis menertawakan orang beragama.


Sebagaimana orang Kristen/ Katolik/ Hindu/ Budha menertawakan Islam.


Sebagaimana orang Islam menertawakan agama lain.


Semua orang menertawakan orang lain.


Bahkan semua tawa yang kita ledakkan datang dari objek lain yang lebih rendah/ lebih sial/ lebih kurang dari pada kita.


Boleh percaya atau tidak.


Tapi pikirkan baik baik. Semua tawa adalah karena ada objeknya.


Kita tertawa terhadap Donal Bebek karena dia sial atau dia marah marah

Kita tertawa pada Sponge Bob karena dia & Patrick kelakuannya goblok.


Kita tertawa pada Srimulat krn mereka mengijinkan kita untuk menertawakan mereka.


Bahkan seluruh joke saya lucu karena ada target/ objek. 

Anda mungkin tidak menertawakan keyakinan orang, tapi anda menertawakan politisi.

Anda mungkin tidak menertawakan politisi, tapi anda menertawakan artis dengan kelakuan aneh di mata anda. 


Anda mungkin tidak menertawakan artis, tapi anda menertawakan kucing yang kecemplung got. 


Kapanpun anda tertawa, adalah karena ada objek yang ditertawakan. 

Apakah ada materi saya yang menyinggung orang?


Saya yakin ada.


Apakah saya salah?


Tunggu dulu.

Saya tidak pernah menulis materi dengan niat menghina. Saya berpegang pada prinsip “Dont write in malice“. Atau “Jangan menulis dengan niat jahat”. Saya selalu menulis dengan gagasan yang lebih besar daripada sekadar menghina. Karenanya saya selalu siap mendiskusikan apa yang sudah saya ucapkan di panggung.

Saya tahu 2 hal tentang sebuah lawakan & ketersinggungan.


Pertama. 

Ketersinggungan itu tidak datang dari saya. “Offense is taken, not given“. Saya nggak bisa bikin anda tersinggung, anda sendiri yang memutuskan apakah anda tersinggung atau tidak dengan ucapan saya. 


Saya bisa melempar 1 joke yang sama kepada 100 orang, pbanyak yang akan tertawa & ada yang tersinggung. 


Anda bisa maki maki saya sekasar apapun & saya bisa saja tidak tersinggung.


Saya punya prinsip “orang minder mudah tersinggung”.


Maka kalau (misalnya) ada yang berseloroh “Ah Pandji kalo ngelawak gak lucu”. Saya mah santai aja. Saya pede dengan kemampuan saya melawak. 

Kedua. 


Lebih sering terjadi di Indonesia, orang tersinggung UNTUK orang lain.


Misalnya, A melawak tentang B eh tiba tiba yang tersinggung C.


Padahal B-nya sih biasa biasa aja.


Jadi buat apa si C ini tersinggung? Kenapa C ini marah?


Kasus begini sering sekali terjadi.


Waktu sekolah saya punya banyak teman seperti ini..

“SIAPA ORANGNYA? YANG MANA? TUNJUKIN!”


“Kagapapa udah, gue santai kok”


“GA BISA GITU. GA BISA GITU. TU ORANG GA BENER”


“Udah ah, guenya aja gapapa kok”


“GA BISA MEN, GA BISA. NI ORANG MUSTI DIKASI PELAJARAN”

Yang beginian, hanya memperkeruh suasana yang sebenarnya sih biasa biasa aja..

Padahal, kalau ga ada yang memperkeruh keadaan, kita semua sudah ktawa ktawa bersama.

Beneran deh, kemampuan untuk menertawakan diri sendiri adalah salah satu kunci untuk hidup lebih bahagia.

Saya mau menutup tulisan ini dengan cerita tentang Agung Hercules.

Kemarin di Stand-Up Comedy Indonesia Season 5 Kompas TV, ada roasting.


The Roasting Of Agung Hercules.

Semua komika menjadikan Agung sebagai bahan lawakan.


Yang dijadiin bahan kadang ikut ngakak, kadang pasang muka bete (akting bete tepatnya, biar dapet lucunya)


Di akhir Roast seperti biasa, yang jadi target punya kesempatan membalas. Agung membalas dengan lucu & dia tutup dengan pernyataan:


“Semua lucu lucu banget, tapi masih kurang tajam. Saya ini besar dari hinaan, sudah biasa”


Kami semua lalu memberi tepuk tangan & apresiasi untuk Agung yang malam itu menunjukkan sportivitas & kedewasaannya.


Pantesan orangnya kayaknya hidupnya bahagia bahagia aja.


Atau mungkin juga kalau ada yang bikin dia marah, tinggal ambil barbel & dibuat melayang.

1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 30, 2015 16:57

May 10, 2015

Kita Bekerja Sama #SPON

17 Kota. 9 negara. 4 benua. 1 tahun.


Bayangkan dari April 2014 sampai April 2015 saya pergi ke Singapore, Sydney, Melbourne, Adelaide, Brisbane, Hongkong, London, Amsterdam, Berlin, Guangzhou, Beijing, Tokyo, Los Angeles, San Fransisco. Semua bersama Garuda Indonesia.


Bahkan ketika berliburpun saya memilih bersama Garuda Indonesia


Destinasi tadi ada yang dalam rangka berlibur (Hongkong, Tokyo), ada yang karena diundang untuk ngemsi (Sydney), kebanyakan dalam rangka World Tour Stand-Up Comedy saya yang berjudul Mesakke Bangsaku.


Seringkali saya mengungkapkan keinginan untuk menjajal kecintaan saya terhadap Indonesia dengan berjalan jalan keliling dunia dan melakukan perbandingan.


Apakah kecintaan saya buta? Pantaskah saya mengaku cinta Indonesia tanpa pernah membandingkan? Namun pertanyaan terbesarnya adalah: Apakah saya akan dapat kesempatan itu?


Jawabannya datang dari candaan yang terjadi antara saya dan rombongan Mesakke Bangsaku National Tour di awal 2013. Kami sedang di terminal 1, tepatnya di restoran cepat saji sambil menunggu rombongan lengkap dan mulai bergegas masuk bandara. Saat itu kami bercanda “Tahun depan kita nunggu kayak begini tapi di Terminal 2”. Terminal yang dimaksud adalah terminal tujuan internasional. Jelas itu merupakan sebuah candaan karena itu berarti setahun dari tahun 2013, kami akan tur dunia. Siapa yang benar benar berpikir itu akan terjadi? Siapa kami? Siapa saya, berharap akan bisa tur dunia?


Tapi candaan itu menempel di kepala. Pertanyaan di kepala saya sejak itu “Benarkah tidak mungkin?”. Siapa sih yang tidak bermimpi untuk tur dunia? Apalagi untuk orang yang berkarya. Musisi, solois maupun band, juga stand-up comedian tentu memiliki mimpi yang sama. Saya pernah menonton Stand-Up Specialnya Chris Rock “Kill The Messenger” yang disebut sebut sebagai “The biggest comedy tour on the planet” dan terkagum kagum melihat nama nama kota yang didatangi oleh Chris Rock dalam tur tersebut: Edinburgh, Jacksonville, Sydney, Manchester, Auckland, London, Johannesburg, Honolulu. Kota besar dan kota kecil, luar negeri dan dalam negeri, dilalap oleh Chris Rock. Perenungan saya akhirnya mencapai sebuah keputusan: Tidak ada salahnya mencoba.


Percobaan tersebut, gagal.


Saya mendapatkan kontak untuk pihak Garuda Indonesia yang dikatakan tepat untuk diberikan pengajuan kerja sama. Saya email ajakan kerja sama, saya jelaskan misi dan tujuannya, saya lampirkan proposalnya.


Seminggu setelah e-mail tersebut saya kirim, balasannya masuk ke dalam inbox. “Mohon maaf Garuda Indonesia belum bisa berpartisipasi dalam program ini”. Membaca balasannya, tentu saya kecewa. Tapi entah apa yang ada di benak saya, keinginan untuk terus mencoba masih ada. Penasaran, saya cari jalan yang berbeda. Singkat cerita, rasa penasaran saya tadi akhirnya berbuah hasil yang menyenangkan. Daniel Tumiwa yang saat itu menjabat sebagai Vice President E-Commerce Garuda Indonesia menyambut baik tawaran kerja sama, dan akhirnya beban terbesar melakukan Tur Dunia, tiket, terselesaikan.


Setelah penjelajahan keliling dunia, saya menjadi mengerti apa artinya Menjadi Indonesia & memiliki pengalaman cukup untuk tahu apa saya yang dibutuhkan kalau mau berkeliling dunia.


VISA


Anggap saja Visa sebagai surat ijin untuk masuk Negara orang. Tidak semua Negara mengharuskan Visa. Biasanya negara yang tidak mengharuskan visa adalah Negara yang betul betul butuh orang dari luar Negara tersebut datang dan “buang” uang di Negara itu.


Negara seperti Singapore, Hongkong contohnya hidup dari pendatang yang membawa uang dan memutar roda ekonomi Negara tersebut. Jepang yang sempat mengalami krisis ekonomi pasca Perdana Menteri Junichiro Koizumi akhirnya menemukan kestabilan setelah urusan visa dipermudah (beberapa Negara diperbolehkan masuk Jepang Visa dan Negara seperti Indonesia bisa tanpa visa selama menggunakan e-passport) turis turis berduyun duyun datang dan meninggalkan uang banyak di kota kota Jepang.


KOPER


Kecuali anda mau nenteng nenteng kantong plastic sampah hitam yang berisi baju baju anda seperti gembel di New York, maka Koper adalah benda wajib untuk dibawa. Satu yang terpenting untuk diingat adalah, bahwa banyak bandara di dunia mulai mewajibkan koper anda untuk menggunakan kunci TSA. TSA adalah jenis kunci koper yang sudah pasti menempel di koper koper keluaran terbaru. Kalau koper anda system kuncinya bukan menggunakan kunci TSA, anda bisa beli saja gembok TSA dan gunakan di koper anda.


Mengapa TSA ini penting? Karena ada kalanya, keamanan bandara akan membongkar koper anda kalau dirasa mencurigakan, mereka sudah punya kunci universal untuk membuka TSA. Kalau koper anda tidak menggunakan TSA atau tidak memakai gembok TSA, koper anda akan dibongkar paksa. Kejadian ini sering sekali terjadi


TAS RANSEL


Untuk kepraktisan, beberapa barang sebaiknya dimasukkan dalam tas terpisah dari koper, ransel paling nyaman untuk kita bawa berjalan jalan. Tas ransel juga bisa digunakan untuk membawa barang barang ke dalam kabin pesawat. Charger ponsel, laptop, colokan multinegara, bantal leher, obat obatan, dompet, passport, dll


HEADPHONE


Bayangkan perjalanan ke misalnya kota Los Angeles dari Jakarta selama total 16 jam. Punya headphone atau ear phone benar benar jadi penyelamat. Anda bisa menggunakan yang wireless maupun yang menggunakan kabel. Masing masing ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan menggunakan headphone dengan kabel adalah anda bisa menggunakan headphone anda sendiri untuk menikmati tayangan atau music yang ditawarkan oleh maskapai pesawat. Karena biasanya headphone yang diberikan maskapai kurang enak digunakan. Termasuk punya Garuda Indonesia sekalipun. Tidak enaknya, kabelnya kadang jadi sumber malapetaka ketika tersangkut dan melintir. Sering kali dari posisi duduk di kursi pesawat, anda harus berhati hati dan membereskan serta mengamankan kabel sebelum berdiri dan bergegas ke toilet. Di sinilah headphone wireless berkuasa. Selama duduk di pesawat atau berjalan jalan menjelajahi kota, anda tidak harus kuatir kabel mengganggu anda. Tapi gak enaknya ya terpaksa menggunakan alat pendengar yang diberikan maskapai ketika di pesawat.


PONSEL dan JARINGAN


Ponsel sudah jadi alat handal yang tidak lepas dari tangan kita. Ketika berperjalanan ke Negara Negara lain, ponsel anda memegang peranan teramat penting. Pertama karena ada kamera dan videonya. Tidak perlu lagi membawa 3 alat terpisah, ponsel, kamera, handycam. Semua sudah jadi satu. Beberapa ponsel kameranya super canggih seperti yang saya gunakan saat ini Sony Xperia Z3. Kalau foto gambarnya bagus sekali saya sampai kagum sendiri dengan hasil jepretan saya. Anda juga bisa merekam video dengan kualitas gambar layak tayang bioskop. Sumpah, saya nggak bohong. Namanya kamera 4K. Tapi tentunya mengambil jatah kapasitas memori lebih besar daripada video biasa. Soal gambar, Xperia Z3 memang paling bagus sejauh yang saya rasakan sendiri, tapi kecepatan dalam mengambil momen pemenangnya iPhone. Xperia Z3 suka nge-lag kalau foto. Dari momen kita pencet tombol ke gambar beneran diambil ada sekitar jeda 1 detik. Yang seperti ini bikin runyam kalau anda tiba tiba ingin memfoto ketika di atas kereta atau mobil atau ingoin foto objek yang bergerak. Paling handal kameranya iPhone dalam hal seperti ini.


Selain kamera dan video, ponsel anda bisa memberikan informasi yang penting seperti jam setempat serta jam di tanah air. Ini jadi penting terutama untuk anda yang tidak bisa meninggalkan beberapa kerjaan di tanah air. Di ponsel juga anda bisa cek suhu kota tersebut baik sebelum anda datangi maupun ketika sedang di sana. Berhubung angin sering kali membuat cuaca terasa lebih dingin, jangan lupa ketika anda cek suhu, cek juga “real feel” atau “Feels Like”-nya. Di ponsel juga anda bisa simpan di google calendar jadwal kegiatan anda supaya tidak ada yang terlewat. Saya juga sering menyimpan catatan oleh oleh yang harus dibeli di notes.


Nah tapi namanya telfon, tentu digunakan untuk menelfon. Jangan lupa buka roaming international sekitar 1-2 hari sebelum keberangkatan. Karena untuk beberapa telko, untuk buka roaming international dibutuhkan waktu 1 x 24 jam. Saya pengguna indosat dan telkomsel, untuk Jepang partner terhandal adalah docomo, di Amerika T-Mobile, di Tiongkok, di Eropa, di Singapore, di Inggris, di Hongkong, dll


COLOKAN MULTINEGARA


Sekarang, anda sudah bisa beli benda ini. Saya menyebutnya colokan multinegara, karena 1 benda bisa mengeluarkan beberapa jenis colokan berhubung tiap Negara colokannya beda beda. Anda tentu tidak mau jauh jauh ke luar negeri dan tidak bisa nge-charge ponsel atau laptop atau batere kamera SLR anda. Bisa sih anda beli di Negara tersebut tapi kan males banget kalau akhirnya numpuk di rumah berbagai macam colokan.


BANTAL LEHER


Ke London 8 jam. Ke Amsterdam 9 jam. Ke Los Angeles 16 jam. Leher akan terasa super pegal kalau tidak mendapatkan bantalan yang enak untuk tidur. Saya sendiri paling suka bantal leher yang isinya seperti ada bola bola gabus kecil. Saya tidak suka yang beneran bantalan atau yang harus ditiup. Yang ditiup memang praktis, bisa dikempesin dan masuk ransel tanpa memakan tempat. Juga ketebalannya bisa diatur oleh tiupan kita.


GARUDA MILES


Sebelum anda merasa ini adalah iklan, coba bayangkan dulu.


Anda sedang mengantre masuk pesawat, antreannya panjang dan membosankan. Maju hanya selangkah selangkah. Lalu di kanan anda, di balik garis pembatas ada orang yang jalan melengang santai tanpa harus antre dan masuk duluan ke pesawat. Orang itu adalah saya. Saya tidak duduk di kelas bisnis, saya punya Garuda Miles dengan tulisan Sky Priority di kartu yang membuat saya bisa masuk jalur Sky Priority. Layanan ini ada terutama untuk pengguna maskapai Garuda Indonesia yang sudah tergabung dalam Sky Team. Semacam aliansi maskapai maskapai penerbangan. Kerja sama inilah yang memungkinkan Garuda Indonesia terbang setiap hari ke Amerika Serikat. Mereka bermitra dengan salah satu anggota Sky team juga, Delta Air. Nah kalau anda punya Garuda Miles dan sudah kelas Gold ada banyak keunggulan bisa anda nikmati termasuk masuk ke business lounge bermodal kartu tersebut. Percaya deh, kalau lagi jalan jalan ke luar negeri, apapun kenyamanan yang bisa anda dapatkan, sebaiknya anda manfaatkan.


Satu lagi manfaat memiliki Garuda Miles adalah ketika mau check in dan memasukkan koper, anda bisa mengambil antrean paling sepi. Yaitu antrean Garuda Miles Platinum atau Sky Priority Elite. Beberapa kali (terutama 2 kali ketika kami di Hongkong) kami bisa menggunakan lajur tersebut walaupun sebenarnya Garuda Miles saya masih Gold. Oiya, kalau anda juga punya Garuda Miles Gold seperti saya, jatah berat koper anda naik jadi 30 kg. Lumayan, oleh oleh bisa nambah banyak.


IMG_3269.JPG


VITAMIN DAN OBAT OBATAN


Sepanjang Tur Dunia, setiap pagi, setiap hari kami selalu disodori vitamin oleh Zaindra. Karena kami semua tidak mau ada yang sakit dan menjadi beban rombongan. Lagipula males kan jauh jauh ke luar negeri untuk bed rest. Beberapa obat yang wajib bawa adalah, obat pusing, obat flu, obat seperti X untuk kondisi biduran mendadak. Juga yang kami selalu bawa adalah Tolak Angin. Jamu satu ini mujarab banget ketika ada indikasi masuk angin. Selain itu, obat oles seperti Minyak Tawon, Minyak Telon, Minyak Kayu Putih juga perlu dibawa selama ukurannya adalah yang kecil. Karena anda tidak diperkenankan bawa cairan lebih dari X mili ke dalam pesawat.


SAMBEL DAN KECAP


Kalau memang tidak bisa makan tanpa sambel, saus tomat, saus sambel dan kecap, sebaiknya bawa dari rumah dan taruh di koper (karena kalau di ransel yang akan di bawa pasti disita kecuali anda bawa dalam kemasan sachet). Alasan kenapa sebaiknya anda bawa dari tanah air karena di beberapa Negara, untuk dapat saus sambel / saus tomat anda harus bayar. Bayangkan, di Indonesia kita sering main pencet sepuasnya di restoran restoran cepat saji. Di luar negeri, anda harus bayar.


SARUNG TANGAN


Jari jari dengan mudah membeku kalau anda berjalan jalan di luar negeri di musim gugur apalagi musim dingin. Tim MBWT di Australia ketika bulan Agustus, masih baru saja keluar dari musim dingin. Saya ingat jogging di Melbourne dengan kondisi 2 derajat celcius. Kami di Eropa bulan Oktober, dinginnya juga sampai 7 derajat celcius. Di Beijing kami merasakan musim dingin karena kami di sana akhir November dan tubuh menggigil ketika di Tembok Cina karena mencapai – 4 derajat celcius. Saya selalu bawa 2 pasang sarung tangan kalau pergi ke tempat dingin. Karena biasanya, selalu ada di rombongan yang tidak terpikir untuk bawa sarung tangan dan biasanya sepanjang perjalanan tangannya masuk kantong. Mulai bingung ketika dia harus nenteng belanjaan.


BOTOL AIR MINERAL UKURAN SEDANG KOSONG


Seluruh destinasi tur dunia saya punya 1 persamaan: Toiletnya tidak ada semprotan. NAH… untuk anda yang seperti saya, tidak bisa hanya menggunakan tissue untuk membersihkan bokong setelah “nyetor”, siapkan 2 jenis botol kosong. Botol air mineral kosong ukuran 1.5 liter untuk di kamar mandi hotel / rumah tempat anda menginap & botol air mineral kosong ukuran 600 – 800 ml untuk disimpan di ransel dan di bawa ke mana mana. Yang 1.5 liter tidak efektif untuk anda bawa kemana mana, karena di toilet anda akan mengisi dari washtaffle, sementara botolnya terlalu besar untuk mengisi di washtaffle. Jadi bawalah yang ukuran 600 – 800 ml dan akan lebih baik kalau tutupnya ada semprotannya gitu. Jadi airnya gak boros. Kan, males kalau “nyetor”nya belum selesai, tapi airnya udah habis. Masak kita harus mindik mindik keluar, dengan kondisi celana masih turun di betis, lalu isi botol di washtaffle, sambil senyum senyum ke orang di samping yang lagi cuci tangan”?


Saya seperti baru saja lulus kelas percepatan mengenal dunia. Berkat kesamaan visi antara saya & Garuda Indonesia , tur dunia yang menjadi sejarah tersendiri bagi Indonesia akhirnya terwujud.

Bangga rasanya bisa bekerja sama, semoga ini bukan kali trakhir kita bekerja sama :)

 •  1 comment  •  flag
Share on Twitter
Published on May 10, 2015 11:37

May 5, 2015

She took me places

She took me places


She took me around the world. Around the nation.

She took me places even when she’s not there with me. She took me places coz she lets me do the things i want. She lets me explore things & places.

She took me places because she trusted me. To be the person i want to be.

She took me places.

She set me free.


Happy 9th Anniversary, best friend :)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 05, 2015 19:18

May 1, 2015

Workshop Indiepreneur

Workshop Indiepreneur hadir lagi, kali ini dengan 5 rangkaian berbeda tema.


JADWAL WORKSHOP :


1. Kamis, 7 Mei 2015 = Workshop I : “Personal Branding” (19.30 – 21.30)

2. Rabu, 13 Mei 2015 = Workshop II : “Membuat Proposal” (19.30 – 21.30)

3. Kamis, 21 Mei 2015 = Workshop III : “Membangun Manajemen” (19.30 – 21.30)

4. Senin, 1 Juni 2015 = Workshop IV : “Online Shop” (19.30 – 21.30)

5. Rabu, 10 Juni 2015 = Workshop V : “Anatomi Karya yang Sukses” (19.30 – 21.30)


• VENUE :


COMMA

One Walter Place Lt. 3,

Jl. Wolter Monginsidi No.63 B, Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12180


• TIKET :


a) TIKET TERUSAN = 5x Workshop = Rp. 320.000,- (Bayar 4 workshop dapet 1x workshop gratis & Mendapatkan undangan peluncuran buku Indiepreneur serta berkesempatan untuk jadi pembeli pertama)


b) TIKET HARIAN = Per Visit = Rp. 80.000,-


Jatah per kelas : 30 Terusan & 30 Harian


• CARA PEMBELIAN TIKET :


a) Pendaftaran via info@pandji.com dengan subject “INDIEPRENEUR”


b) Pembayaran melalui transfer bank BCA 8705107722 a/n Pandji Pragiwaksono


c) Melakukan konfirmasi pembayaran melalui email dengan melampirkan bukti transfer (reply dari email sebelumnya)


Semoga jelas ya, kalau mau nanya silakan ke comment box aja.


Terima kasih & sampai ketemu di Workshop Indiepreneur :)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 01, 2015 19:19

April 27, 2015

This Is How We Roll

Skarang jam 7 pagi. Dipo sudah selesai makan sarapan yang saya buatkan seperti biasanya, bedanya kali ini dia bangun sendiri, masuk ke kamar mandi sendiri setelah sebelumnya menyiapkan bajunya sendiri. Tumben pikir saya, biasanya saya harus angkut dia ke kamar mandi & mendorong tubuh setengah tersadar masuk ke shower.


Dipo sudah mulai besar.


Saya sendiri terbangun jam 3 pagi & tidak bisa benar benar tidur lagi. Saya sempat rebahan & menutup mata, tapi terbangun lagi. Masih jet lag kelihatannya.


Keseharian saya sudah kembali ke rutinitas normal, tapi badan saya masih berada di Amerika Serikat. Masih stelan US.

Masih rindu kelihatannya.


Masih tidak terbayangkan akhirnya Tur Dunianya usai juga. April 2014 kami dapat kepastian Tur Dunia akan dijalankan, April 2015 di hari ini saya melihat Dipo bermain dengan mainan Angry Birds Transformers. Mainan yang Dipo inginkan sejak lama, mainan yang saya cari di seluruh toko mainan di dunia, Australia, Jerman, Belanda, Inggris, Hongkong, Tiongkok, Jepang dan akhirnya saya dapatkan tersisa 2 buah, di Toys R Us Los Angeles.


Saya bukanlah orang yang spesial, bukan orang sakti, bukan orang yang hebat pula.

Ada banyak orang lebih terkenal dari saya yang tentunya lebih membawa manfaat untuk sponsor.

Ada banyak orang yang lebih lama berkecimpung di dunia seni daripada saya untuk punya fans yang rindu dan menanti mereka di luar negri.


Tapi orang pertama di Indonesia yang tur dunia, adalah saya.

Saya bukan stand-up comedian Indonesia pertama yang tur dunia.

Saya orang Indonesia pertama yang tur dunia.

Dengan segala hormat, yang lain itu tur Amerika. Mereka 1 kali ngurus visa.

Kami 5 kali.

Rambut kamipun rontok 5 kali lebih banyak.


Kalau ditanya mengapa bisa Tur Dunia, karena saya menjalin orang orang yang tepat untuk memungkinkan ini semua terjadi.


Saya hanyalah sepersekian dari alasan mengapa saya bisa tur dunia.


Sepersekian lainnya adalah tim saya, sponsor sponsor saya, teman teman pelajar & sesama bangsa Indonesia di setiap kota & negara, Mitra kerja saya yang mengurusi visa, tiket, perijinan, komunitas saya, mentor mentor saya & yang terpenting keluarga saya, Istri & anak anak saya.


Bukanlah 1 hal atau 1 orang yang menyebabkan Tur Dunia ini terjadi. Tapi kerja sama berbagai lini.

Saya kini tersadar, aset terbesar saya adalah teman teman saya. Baik yang lama maupun yang baru.


Pak Sony, Dubes RI utk US & Pak Ardi, Konjen RI utk San Francisco meminta saya berjanji agar tahun depan ke Amerika lagi dengan kota yang lebih banyak untuk dijadikan destinasi. Mereka sudah punya rencana & cara untuk memudahkan urusan visa, mereka lalu bertanya “Tahun depan Tur Dunia lagi kan?”

Seorang panitia juga kemarin bertanya “Apalagi setelah ini untuk Pandji & Stand-Up Comedy?”


Saya jawab, ini bukan terakhir kalinya saya Tur Dunia.

Sekarang saya tahu bahwa mimpi ini bukanlah mustahil.


Mulai hari ini, inilah standar minimalnya.

Mulai saat ini, kalau Pandji tur Stand-Up Comedy, negara negara lain akan jadi tujuannya.


From this day on, this is how we roll

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 27, 2015 17:24

April 25, 2015

Menggonggonglah

Beberapa hari yang lalu, beberapa teman teman mengaku patah hati dengan tindak tanduk Jokowi.

Mereka merasa kecewa & tidak menyangka Jokowi akan seperti ini.


Saya berkata kepada mereka bahwa mereka ekspektasinya terlalu tinggi.

Tidak ada “Juru Selamat” dalam politik.

“Satria Piningit” itu tidak nyata dalam kancah politik.


Presiden adalah CEO-nya politisi. Dia bisa mencapai jabatan tertinggi karena paling jago berpolitik.

Juara lari 100 meter tidak jadi juara karena dia baik, atau karena dia jujur, tapi karena dia paling cepat larinya, paling jago larinya.


Orang orang tadi kelakuannya seakan akan kalau Jokowi terpilih jadi Presiden lalu pekerjaannya sebagai rakyat lantas berhenti.

Padahal siapapun Presidennya, rakyat memiliki peran yang sama: Menjadi Watch Dog.


Mau Presidennya Jokowi, atau SBY, atau Prabowo atau Ridwan Kamil, atau Anies Baswedan, atau Ibu Susie atau Kaka Slank sekalipun, rakyat ya tetap menggawangi Indonesia dengan cara menggonggongi pemerintahan & legisliatif ketika mereka salah.


Apakah mengkritik pemerintahan merupakan wujud penyesalan?

Apakah kalau anda berkomitmen untuk menikahi seseorang, kritik anda kepada pasangan adalah wujud anda menyesal menikahi dia?

Kritik kepada anak adalah wujud menyesal punya anak seperti dia?

Tentu tidak.

Bagi saya, kritik adalah wujud kepedulian & sebentuk tanggung jawab. Apalagi kalau kita yang memilih orang tersebut.


Kita kritik Presiden Jokowi kalau salah.

Kita dukung kalau benar.

Kita pertanyakan kalau tidak jelas.

Tapi jangan dengarkan mereka yang berteriak agar Jokowi diturunkan.

Karena semua orang dari semua kubu tahu, turunnya Presiden akan berakibat kepada robohnya ekonomi.

Setiap kali ada pergolakan politik dalam skala besar seperti penurunan Presiden, ekonomi akan runtuh dan yang paling dulu merasakan adalah rakyat kecil.

Silakan cari bukti omongan saya ini sendiri.


Mereka yang ngotot ingin menurunkan Jokowi, adalah mereka yang ingin gantian berkuasa. Motivasinya adalah kekuasaan, bukan kedaulatan. Karena kalau mereka peduli rakyat apalagi rakyat kecil, mereka tidak akan mengorbankan ekonomi dengan menurunkan Jokowi.


Maka berhentilah berkhayal akan bertemu Presiden yang sempurna.

Mulailah menyadari bahwa siapapun Presidennya, pekerjaan kita tak berubah.


Awasilah.

Pantaulah.

Jagalah.

Menggonggonglah.

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 25, 2015 13:18

March 22, 2015

Enak tau

Enak tau jadi followers saya.


Tiap bulan saya bagi bagi hadiah di tanggal 18, programnya namanya #BalasDi18 dan setiap 18 Juni saya memberikan hadiah terbesar yaitu paket berlibur. Tahun lalu ke Lombok, tahun sebelumnya ke Bali, belum tahu tahun ini hadiahnya liburan ke mana.


Dalam rangka apa saya bagi bagi hadiah? Salah satunya karena saya suka tweet berbayar. Kok bisa? Silakan baca di sini

Followers saya juga banyak yang saya ajak jalan jalan ke luar negeri. Ada yg saya ajak ke Singapore, Melbourne & Adelaide, Brisbane, London, Amsterdam & Berlin, Guangzhou dan Beijing. Tahun ini Insya Allah akan ada followers yang ikut ke Los Angeles & San Fransisco.


Gak percaya? Silakan klik ini untuk membaca kisah seluruh followers yang berkesempatan ke luar negri di sini


Nanti akan selalu ada kesempatan menarik. Kadang kecil kecilan, kadang bisa edan edanan.


Enak kan?


Enak, tau.

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 22, 2015 04:43

Begitu Katanya

Bisa jadi, orang yg senang berantem di twitter adalah karena dia justru sedang menghindari pertarungan tertentu di dunia nyata. Mungkin pertarungan karir, mungkin rumah tangga, mungkin ekonomi. Mungkin juga dia kalah dalam pertarungan tersebut makanya cari kemenangan kemenangan kecil.


Sementara yang lain, enggan meladeni ajakan bertarung di twitter & enggan memicu pertarungan.


“Kayak ga ada kerjaan aje” begitu katanya.

1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 22, 2015 04:39

Pandji Pragiwaksono's Blog

Pandji Pragiwaksono
Pandji Pragiwaksono isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Pandji Pragiwaksono's blog with rss.