Pandji Pragiwaksono's Blog, page 11

September 6, 2014

Mesakke Bangsaku World Tour: Brisbane #spon

Brisbane adalah kota terakhir dalam rangkaian 10 hari Mesakke Bangsaku World Tour. Dari hari pertama sampai ke Australia, kami sudah dapat info bahwa Brisbane ini relatif lebih hangat dari pada Melbourne & Adelaide. Brisbane ini ibukotanya Queensland, state yang dijuluki The Sunshine state karena mataharinya yang melimpah. Tidak seperti Melbourne misalnya yang cenderung berawan.


Tapi dari 4 hari 3 malam kami di Brisbane, 3 harinya hujan seharian. Sunshine state terasa seperti mitos, lucunya Melbourne yang sebelum kami datang selalu hujan seharian justru tidak pernah turun hujan sama sekali ketika kami di sana.


Kami berangkat dari Melbourne subuh karena setelah dari Adelaide kami memutuskan untuk kembali ke Melbourne & menghabiskan beberapa hari kosong di sana dan kalau bukan karena cafe cafe yang ada di setiap bandara, entah bagaimana kami bisa bertahan.


Perlu diingat, selama 10 hari kami naik pesawat 7 kali dan di antaranya kami bongkar-muat koper selama 4 kali. Dengan ditambah dengan kegiatan sepanjang hari termasuk pertunjukan Mesakke Bangsaku, Mesakke Bangsaku World Tour ini benar benar melelahkan.Kopi setidaknya untuk saya jadi alat bantu yang cukup handal


IMG_6571.JPG


IMG_6572.JPG


Perjalanan hanya sebentar dan istirahat di pesawatpun tidak cukup untuk mengembalikkan kelelahan kami. Kami sampai di Brisbane sekitar jam 8 pagi kalau ga salah ingat. Langsung dijemput oleh teman teman PPIA Queensland. Salah satunya adalah Reza (Eja) yang ternyata selalu nonton pertunjukkan Stand-Up saya secara langsung dari Bhinneka Tunggal Tawa, Merdeka Dalam Bercanda, kemudian Mesakke Bangsaku. Waktu kami kirimkan email kerja sama World Tour, Eja dan kawan kawan memastikan diri untuk bergabung.


You see, i told this so many times before “Always give your best because you’ll never know who’s watching”. Penonton setia saya akhirnya jadi penentu saya bisa singgah ke kota Brisbane


Oleh teman teman PPIA Queensland kami diajak sarapan di sebuah tempat lucu. Namanya

La Dolce Vita. Sebuah tempat brunch italia tapi di depannya ada miniatur Menara Eiffel. Jadi ceritanya, dulu ini merupakan restoran prancis yang kemudian bangkrut & dibeli tempatnya oleh kakek kakek italia ini yang menurut legendanya, punya 2 Ferarri


IMG_6574.JPG


Setelah itu kami diajak ke tempat kami tinggal selama di Brisbane. Rumah tempat tinggal seorang WNI bernama Andri yang sudah menetap & bekerja di Brisbane. Rumahnya menarik sekali, karena di sana bersliweran secara liat adalah Kangguru.

Kalau di Indonesia yang suka nyelonong masuk halaman rumah adalah kucing atau anjing, di sini yang suka nyelonong masuk pekarangan adalah Kangguru.


IMG_6146.JPG


IMG_6220.JPG


Sorenya kami diajak ke Coota Summit Restauran di mana kita bisa melihat Brisbane dari atas. Semacam The Peak Bandung gitu deh.

Di sini kami bertemu dengan Aryo Wijoseno, GM Garuda Indonesia Queensland beserta timnya. Kami berbincang sore sambil ngopi tentang misi Mesakke Bangsaku World Tour, tentang Garuda Indonesia & apa artinya menjadi bangsa Indonesia. Walau kesannya berat, obrolan dihiasi banyak tawa.


IMG_6173.JPG


 


Sore menjelang malam kami diajak ke salah satu dari sekian banyak taman di Brisbane. Ini namanya Roma Park. Sebuah taman luas yang dibagi 2 area utama. Area pertama untuk olahraga, area kedua untuk barbeque. Semuanya gratis. Alat barbeque sudah tersedia, kita tinggal bawa bahan masakan & teman teman untuk bersenang senang. Susah kalau mau mempraktekkan ini di Jakarta misalnya sebelum perilaku warganya berubah. Karena bakal kotor & berantakan banget. Brisbane enak hanya 5 juta warganya & relatif homogen. Jakarta 15 juta & begitu beragam. Hehe. Usai dari sini kami pulang untuk beristirahat, besok pagi kami akan menjemput Gilang & Santi yang menyusul dari Jakarta bergantian dengan Krisna yang pulang ke Jakarta & Cindy yang berlanjut sendiri ke Sydney.


IMG_6576.JPG


Paginya ketika kami mau menjemput Gilang & Santi, Pak Aryo sang GM Garuda Indonesia Queensland sudah hadir lebih dulu untuk menyambut Gilang & Santi serta membantu memudahkan mereka melewati proses bandara Brisbane. Beliau kemudian mengajak kami menghangatkan diri di kantor Garuda Indonesia di bandara tersebut. Di sana kami kembali ngobrol ngobrol dan ketawa ketawa.


IMG_6578.JPG


Sulit untuk kami dari tim MBWT untuk tidak berterima kasih yang sebesar besarnya untuk seluruh karyawan Garuda Indonesia yang terlibat, baik di Kantor Pusat maupun di Branch Office.

Di Melbourne kami dibantu Pak Bobby Ahmad Rusyandi (GM VIC/TAS/SA) & Bu Eka Poedi-Winarto (Finance Supervisor for VIC/SA) yang juga ikut bantu di Adelaide walaupun Garuda tidak membuka penerbangan di sana. Dulu Garuda sempat terbang ke sana & sekarang rute tersebut ditutup.

Tapi kedatangan Pak Bobby & tim MBWT membuka banyak kerinduan WNI di Adelaide maupun warga Aussie akan layanan Garuda Indonesia. Saya sempat berbincang santai dengan warga Aussie di Melbourne, Adelaide & Brisbane mereka semua bilang pengalaman naik Garuda Indonesia semua menyenangkan

Bahasa Inggris saya yang relatif baik ini memudahkan saya untuk berbincang dengan masyarakat setempat tentang Indonesia. Saya menyadari sejak lama bahwa saya senang jadi orang yang ditanyai tentang Indonesia. Dulu saya pernah diminta menemani Andy Cole dari Manchester United dalam jamuan makan malam waktu datang ke Jakarta & juga pernah menemani Harlem Magic Masters (KW supernya Harlem Globetrotters) dari New York. Mereka banyak bertanya tentang Indonesia dan saya dengan senang hati bercerita.

Di Australia, saya berbincang dengan masyarakat setempat tentang Australia & Indonesia. Rata rata pernah atau mendambakan untuk ke Indonesia. Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan tentunya Bali jadi destinasi andalan. Salah satu warga Aussie yang salah ajak ngobrol cerita bahwa setiap tahun selama 3 tahun terakhir minimal 2 kali ke Indonesia untuk Surfing.

Destinasi favoritnya adalah di Sumatra Barat.

Untung sebelum saya keliling dunia, saya sudah beberapa kali keliling Indonesia sehingga saya dengan mudah bisa cerita banyak tentang Indonesia & bisa mengimbangi orang asing yang memang doyan ke Indonesia.

Makanya saya selalu menganjurkan ke orang orang, daripada liburan ke luar negeri mendingan jelajahi dulu Indonesia. Malu lho ketemu orang asing yang lebih tahu Mentawai atau Belitung dari pada orang Indonesia sendiri.


IMG_6699.JPG


IMG_6698.JPG


Setelah dari bandara, rombongan MBWT beserta teman teman LO dari PPIA Queensland (Maria, Bella & Thomas) berangkat ke Warner Brothers Movie World yang lokasinya di antara Brisbane & Gols Coast. Di antara Brisbane & Movie World, ada tempat makan pie legendaris: Yatala Pies.

Kami sampai sana jam 11an dan antrean sudah cukup panjang. Katanya jam 12 lebih parah lagi antreannya. Rasa pie-nya, luar biasa. Gede & padat.


IMG_6686.JPG


Setelah kenyang baru kami berangkat ke Movie World yang memberikan pengalaman naik Roller coaster paling seru seumur hidup. Wahana Roller Coaster Green lantern & Superman itu seru banget & terutama yang Superman cepet banget. Unbelievable. Unforgettable.


IMG_6695.JPG


IMG_6668.JPG


Brisbane is unforgettable.

Sebuah kota yang dengan harmonis sukses mengawinkan gedung klasik & modernitas.


Vibe kota-nya juga asik, terasa penuh keramaian dan terasa sekali ini kotanya anak muda walaupun dengan banyaknya bangunan tua nan indah di mana mana. Sebagai perbandingan, di Adelaide dan Brisbane kami sama sama ke kawasan Pecinan. Persamaannya adalah baik di Adeliade maupun Brisbane, China Town-nya jadi kawasan banyak tempat makan dan tempat nongkrong anak muda. Bedanya, China Town Adelaide sepi sekali sementara China Town-nya Brisbane sepanjang jalan isinya bar, nightclub dan tempat makan. Sepanjang jalan, anak anak muda Brisbane club-hopping dari satu club ke club lain.. dalam keadaan mabuk berat. Jalannya ramai dengan teriakan dan tawa anak anak muda mabuk dan seperti yang anda sering temukan di Bali, orang Aussie ini kalo mabok rese :))) Setiap club, di depannya ada antrean panjang dan sepanjang jalan dalam jarak sekitar 500 meter selalu ada mobil polisi. Seru sekali :)


 


IMG_6694.JPG


IMG_6696.JPG


IMG_6172.JPG


Salah satu contoh bagaimana Brisbane benar benar menjaga bangunan bangunan tuanya, adalah venue tempat Mesakke Bangsaku Brisbane dilaksnakan: Princess Theatre Woolloongaba.


Salah satu gedung tertua di Australia yang merupakan gedung teater kecil yang indah. Saya baru tahu bahwa gedung ini adalah salah satu gedung tertua di Australia ketika kami pulang dan membaca tulisan blog dari seorang kawan yang menonton kami.


Rasanya campur aduk, bangga dan haru bisa manggung di venue seperti itu.

Malam itu, Gilang berhasil memukau WNI yang tinggal di Brisbane. Ketika saya manggung, penontonnya juga terasa hangat & menyenangkan.


IMG_6669.JPG


IMG_6670.JPG


IMG_6671.JPG


4 (FOTO) MBWT - Brisbane -23082014 - 960


Setelah malam usai, kami makan, jalan jalan lagi, lalu memantapkan untuk istirahat karena besok adalah hari terakhir kami. Saatnya kembali packing.


Lucu, setelah beberapa hari kami selalu bertemu hujan, hari terakhir kami di Brisbane malah cerah.

Kami lagi lagi dibantu oleh Pak Aryo & dipastikan semuanya lancar menuju keberangkatan.


IMG_6693.JPG


Di atas pesawat, saya merasakan sekali lagi kenikmatan terbang bersama Garuda Indonesia di Business class. Semakin sering saya merasakan layanan Business Class, semakin saya yakin untuk mulai mencoba Business Class. People say, Garuda Indonesia is a bit pricey. But i say “You pay peanuts you get monkey”. Garuda Indonesia, adalah maskapai dengan penghargaan internasional yang membanggakan. Keunggulan Garuda Indonesia, kelasnya dunia.


Best Economy Class in the world.


Best Cabin Crew in the world.


Layanan Imigrasi di udara dengan terkoneksi wifi sehingga di bandara Sukarno-Hatta anda tidak lagi perlu antre.


Hanyalah segelintir keunggulan Garuda Indonesia yang membuatnya layak dihargai lebih tinggi bahkan dari maskapai lain. Orang Indonesia itu lucu, ingin produknya kelas dunia tapi sekalinya sudah tembus kelas dunia malah tidak mau menghargai.


Mari saya ceritakan, satu bagian dari layanan Garuda Indonesia Business Class yang bagi saya luar biasa. Kita mulai dari bagian favorit saya.. Makan :)


IMG_6288.JPG


Di tengah perjalanan, saya disuguhi hidangan cantik ini. Ketika pertama kali lihat, saya tahu saya belum pernah mencoba ini sebelumnya di darat. Ini saja, sangat impresif bagi saya bahwa Garuda Indonesia begitu memperhatikan hidangannya hingga makanan seperti ini (saya bahkan tidak tahu nama makanannya) disuguhkan untuk penumpangnya. Saya tahu, ini hanyalah hidangan pembuka. Saya tidak sabar menanti apa yang disuguhkan kepada saya selanjutnya dan ketika hindangan itu datang, saya terkagum.


IMG_6286.JPG


Tergiur dengan indahnya penyajian saya habiskan hindangan ini dalam sekejap. Baru saja saya berpikir, ah belum kenyang. Tiba tiba Pramugari Garuda Indonesia datang lagi dengan makanan selanjutnya


IMG_6287.JPG


Saya pikir, ini pesawat atau Restoran bintang 5? Hidangannya begitu luar biasa. Saya tidak bayar sama sekali untuk duduk di kelas Bisnis ini karena semua datang dari Garuda Indonesia sebagai sponsor Mesakke Bangsaku World Tour tapi saya bisa bayangkan tentu harganya pantas sekali untuk semua ini.


Kemudian, datanglah makanan penutup dan pencuci mulut…


IMG_6289.JPG


IMG_6284.JPG


 


IMG_6292.JPG


Usai saya menenangkan perut setelah disuguhkan makanan kelas dunia, oleh cabin crew terbaik dunia saya menyadari ada sebuah kantung kecil yang juga saya dapatkan ketika terbang menuju Melbourne dan Jakarta.


Sebuah tas kecil yang menarik secara desain dan ketika saya balik untuk lihat desain di bagian sebaliknya, terkejut saya menyadari bahwa ini adalah tas toiletries l’Occitane yang isinya dari pelembab kulit, lip balm, handuk kecil, dll semuanya dari l’Occitane


IMG_6270.JPG


IMG_6269.JPG


 


 


 


IMG_6291.JPG


Bahkan ketika saya ke toilet business class, di dalamnyapun saya menemukan merk yang serupa. Betul betul totalitas dalam memberikan yang terbaik bagi pelanggan kelas bisnis yang tentu berharap pelayanan terbaik selayaknya harga yang dia bayarkan.


Sisa perjalanan saya habiskan dengan menonton film film terbaru yang disediakan. Belakangan saya baru tahu bahwa di Kelas Ekonomi pilihan filmnya tidak selengkap dan se-update di Kelas Bisnis


IMG_6290.JPG


4 (FOTO) MBWT - Brisbane - 24082014 - 1025


Perjalanan mencapai rumah diantarai dengan transit ke Denpasar, pindah pesawat kemudian baru terbang lagi menuju Jakarta


4 (FOTO) MBWT - Brisbane - 24082014 - 1028


Saya sempat sedikit panik ketika di Denpasar suara saya HILANG sedetik setelah saya bersin. Sebelum bersin suara saya biasa biasa saja, terasa lelah tapi masih bisa dipakai dengan normal. Tiba tiba lagi nunggu bagasi saya bersin lalu suara saya hilang. Panik melanda karena lusanya saya harus shooting Sebelas 12 di Kompas TV. Setelah minum teh panas dan istirahat dalam perjalanan pesawat ke Jakarta suara saya mulai mendingan. Lalu.. ini sumpah ga bohong.. saya bersin lagi di pesawat, tiba tiba suara saya balik lagi -_-*


4 (FOTO) MBWT - Brisbane - 24082014 - 1035


Ketika sampai di Jakarta, hati merasa sangat sangat senang karena akhirnya setelah 10 hari berpisah saya akan kembali bertemu dengan istri dan anak anak


4 (FOTO) MBWT - Brisbane - 24082014 - 1044


Perjalanan Mesakke Bangsaku untuk sementara waktu rehat dulu.


Oktober kami akan mulai lagi perjalanan menuju 3 kota di 3 negara Eropa. London, Inggris. Amsterdam, Belanda. Berlin, Jerman.


Sampai bertemu di cerita Mesakke Bangsaku World Tour selanjutnya dari kota London :)


 


 


 


 


 


 


 


 


 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 06, 2014 10:11

September 2, 2014

Mesakke Bangsaku World Tour: Adelaide #spon

Adelaide


Andai saya ingin pergi ke luar negeri untuk menyepi, menjauh dari kebisingan, menghabiskan hari hari dalam tentram gelak tawa istri dan anak anak, Adelaide akan jadi pilihan saya.


Kalau anda saya minta membayangkan sebuah kota yang rapih, asri, tentram & maju, yang anda bayangkan di kepala adalah kota Adelaide.

Salah satu dari 10 kota terbaik dunia untuk ditinggali.


Kota ini sepi. Sunyi. Bukan kota yang tepat untuk mereka yang doyan clubbing atau shopping. Tepat sekali untuk belajar. Mungkin itu mengapa banyak orang Indonesia yang memilih Adelaide jadi pilihan studi. Salah satunya adalah karena Fakultas Keprofesian University of Adelaide adalah salah satu fakultas keprofesian terbaik di dunia. Waktu saya datang ke sana, sedang ada ratusan guru dikirim oleh Dirjen Pendidikan Jawa Barat untuk belajar mengenai pendidikan.

Bahkan LO saya, adalah mahasiswa S2 & S3 pendidikan.


Saya sampai di Adelaide bersama rombongan pagi pagi sekali setelah malamnya usai MBWT Melbourne, jam 2 sampai Condo, lalu jam 4 subuh bangun & brangkat ke Bandara Melbourne yang dingin.

Sesampainya di sana, perbedaan waktunya 30 menit dengan Melbourne (jarang jarang ketemu tempat yang perbedaan jamnya hanya 1/2 jam) yang berarti bedanya 2,5 jam dengan Jakarta.


 


IMG_6538.JPG


IMG_6539.JPG


IMG_6540.JPG


 


 


Kami langsung menuju tempat sarapan, sebuah lokasi sepi yang menurut Faruk, LO kami, adalah satu dari sedikit sekali tempat makan di Adelaide yang 24 jam.

Kota ini tidak ada keramaian.

Tidak ada kemacetan.

Sepi.

Kontras sekali dengan Melbourne.


Kami harus berpertunjukan jam 14.00 waktu Adelaide. Iya. Mesakke Bangsaku Adelaide dilaksanakan siang karena dijadikan bagian dalam rangkaian perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Hari itu tanggal 17 Agustus 1945. Sebelum pertunjukan kami, di Goodwood Community Center, tempat acara dilangsungkan sudah ada Upacara bendera & festival kerakyatan. Ada suguhan kesenian tradisional & gerai makanan khas Indonesia.


IMG_6546.JPG


IMG_6547.JPG


IMG_6545.JPG


Sementara Zaindra, Ben, Danis, Pio langsung bersiap ke lokasi acara, Saya, Krisna & Cindy beristirahat dulu & mandi di rumah Pak Arief Febrianto, wakil ketua AIA SA di Adelaide.


We were crashing in, actually.

Karena Pak Arief tidak tahu kami akan datang ke rumah beliau. Tapi berhubung LO kami sudah akrab dengan beliau, maka kami datang dulu & ijin kemudian


IMG_6537.JPG


Maka terkejutlah beliau ketika bangun bangun (itu jam 7 pagi) di halaman rumahnya ada wajah wajah Indonesia ngantuk

“Eeeh.. Ini… Tamu ya?”

Adalah reaksi beliau saat itu. Anaknya sedang sarapan seketika bengong melihat ada rombongan tiba tiba masuk rumah.


Setelah sekitar 3-4 jam istirahat (tidur ngorok) dan mandi kami menuju venue & bersiap untuk manggung.


MC acara kami yang juga jadi komika pembuka sebelum Krisna adalah Mas Jaka. Seorang difabel. Beliau penyandang tuna netra yang lucu buanget.

Kalimat pertamanya “Kalau ada orang buta stand-up, penonton nunggu 2 hal: Kapan lucunya & kapan jatuh dari panggung”

Lalu ketika banyak anak anak berlarian & berteriak sepanjang pertunjukan, Mas Jaka yg berperan sebagai MC mengingatkan “Tolong yang bawa anak, suaranya di-silent, atau divibrate, tapi jangan dimatiin yaa..”


IMG_6549.JPG


Krisna seperti juga di Melbourne membuka dengan sangat baik. Dia menghangatkan penonton sebelum saya masuk. Tugas dia, Gilang & Awwe memang berat. Mereka pada dasarnya bertugas untuk membuat penonton “empuk” ketika saya naik. Hehe


IMG_6548.JPG


Demografi penonton Mesakke Bangsaku ini menarik.

60% di atas 30 tahun

30% 20-29 thn

10 % anak anak di bawah 10 tahun yang lolos walaupun kami sudah ingatkan ini pertunjukan 15 tahun ke atas.

Usai pertunjukan saya didatangi seorang Ibu WNI yang sudah 30 tahun tinggal di Adelaide. Beliau nampaknya puas sekali.


IMG_6023.JPG


Nah yang menyenangkan dari MBWT Adelaide adalah, ini satu satunya kota di mana kami kerja dulu baru jalan jalan kemudian. Biasanya sampai kota tersebut, jalan jalan, kerja, besoknya pulang.

Enak rasanya jalan jalan ketika kerjaan sudah rampung. Kami bebas ke mana mana, belanja di satu satunya area keramaian Adelaide: RundleMall, napak tilas kehidupan Raditya Dika, foto foto dan menikmati indahnya kota Adelaide.


3 (FOTO) MBWT - Adelaide -18082014 - 551


IMG_6534.JPG


IMG_6532.JPG


IMG_6535.JPG


IMG_6533.JPG


 


 


 


 


IMG_6136.JPG


 


Salah satu bagian dari perjalanan ke Adelaide yang saya niatkan adalah napak tilas kehidupan Raditya Dika. Saya ke apartemen tempat dia tinggal, ke kampusnya dan ke tempat makan favoritnya untuk mencicipi makanan yang dia anggap surgawi. Namanya Absolute Beauty. Wujudnya amburadul. Rasanya luar biasa nikmat untuk anda penggemar kambing atau lamb. Bayangkan kambing guling yang disuguhkan dengan kentang, mayonaise dan saus tomat juga saus sambel. Nah itu kurang lebih rasanya.


IMG_6049.JPG


IMG_6138.JPG


IMG_6070.JPG


 


Adelaide sering luput dari sebutan orang kalau ditanya destinasi liburan, tapi saya setelah datang ke sini, tidak akan absen menyebut Adelaide sebagai salah satu destinasi liburan yang saya akan lakukan. Kali selanjutnya, bersama istri dan anak anak :)


Dalam blog post selanjutnya, kota terakhir dalam 10 hari rangkaian Mesakke Bangsaku World Tour Australia: Brisbane.


 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 02, 2014 19:59

Mesakke Bangsaku World Tour: Adelaide

Adelaide


Andai saya ingin pergi ke luar negeri untuk menyepi, menjauh dari kebisingan, menghabiskan hari hari dalam tentram gelak tawa istri dan anak anak, Adelaide akan jadi pilihan saya.


Kalau anda saya minta membayangkan sebuah kota yang rapih, asri, tentram & maju, yang anda bayangkan di kepala adalah kota Adelaide.

Salah satu dari 10 kota terbaik dunia untuk ditinggali.


Kota ini sepi. Sunyi. Bukan kota yang tepat untuk mereka yang doyan clubbing atau shopping. Tepat sekali untuk belajar. Mungkin itu mengapa banyak orang Indonesia yang memilih Adelaide jadi pilihan studi. Salah satunya adalah karena Fakultas Keprofesian University of Adelaide adalah salah satu fakultas keprofesian terbaik di dunia. Waktu saya datang ke sana, sedang ada ratusan guru dikirim oleh Dirjen Pendidikan Jawa Barat untuk belajar mengenai pendidikan.

Bahkan LO saya, adalah mahasiswa S2 & S3 pendidikan.


Saya sampai di Adelaide bersama rombongan pagi pagi sekali setelah malamnya usai MBWT Melbourne, jam 2 sampai Condo, lalu jam 4 subuh bangun & brangkat ke Bandara Melbourne yang dingin.

Sesampainya di sana, perbedaan waktunya 30 menit dengan Melbourne (jarang jarang ketemu tempat yang perbedaan jamnya hanya 1/2 jam) yang berarti bedanya 2,5 jam dengan Jakarta.


IMG_6539.JPG


IMG_6541.JPG


IMG_6540.JPG


IMG_6538.JPG


Kami langsung menuju tempat sarapan, sebuah lokasi sepi yang menurut Faruk, LO kami, adalah satu dari sedikit sekali tempat makan di Adelaide yang 24 jam.

Kota ini tidak ada keramaian.

Tidak ada kemacetan.

Sepi.

Kontras sekali dengan Melbourne.


Kami harus berpertunjukan jam 14.00 waktu Adelaide. Iya. Mesakke Bangsaku Adelaide dilaksanakan siang karena dijadikan bagian dalam rangkaian perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Hari itu tanggal 17 Agustus 1945. Sebelum pertunjukan kami, di Goodwood Community Center, tempat acara dilangsungkan sudah ada Upacara bendera & festival kerakyatan. Ada suguhan kesenian tradisional & gerai makanan khas Indonesia.


IMG_6546.JPG


IMG_6547.JPG


IMG_6545.JPG


Sementara Zaindra, Ben, Danis, Pio langsung bersiap ke lokasi acara, Saya, Krisna & Cindy beristirahat dulu & mandi di rumah Pak Arief Febrianto, wakil ketua AIA SA di Adelaide.

We were crashing in, actually.

Karena Pak Arief tidak tahu kami akan datang ke rumah beliau. Tapi berhubung LO kami sudah akrab dengan beliau, maka kami datang dulu & ijin kemudian


IMG_6537.JPG


Maka terkejutlah beliau ketika bangun bangun (itu jam 7 pagi) di halaman rumahnya ada wajah wajah Indonesia ngantuk

“Eeeh.. Ini… Tamu ya?”

Adalah reaksi beliau saat itu. Anaknya sedang sarapan seketika bengong melihat ada rombongan tiba tiba masuk rumah.


Setelah sekitar 3-4 jam istirahat (tidur ngorok) dan mandi kami menuju venue & bersiap untuk manggung.


MC acara kami yang juga jadi komika pembuka sebelum Krisna adalah Mas Jaka. Seorang difabel. Beliau penyandang tuna netra yang lucu buanget.

Kalimat pertamanya “Kalau ada orang buta stand-up, penonton nunggu 2 hal: Kapan lucunya & kapan jatuh dari panggung”

Lalu ketika banyak anak anak berlarian & berteriak sepanjang pertunjukan, Mas Jaka yg berperan sebagai MC mengingatkan “Tolong yang bawa anak, suaranya di-silent, atau divibrate, tapi jangan dimatiin yaa..”


IMG_6549.JPG


Krisna seperti juga di Melbourne membuka dengan sangat baik. Dia menghangatkan penonton sebelum saya masuk. Tugas dia, Gilang & Awwe memang berat. Mereka pada dasarnya bertugas untuk membuat penonton “empuk” ketika saya naik. Hehe


IMG_6548.JPG


Demografi penonton Mesakke Bangsaku ini menarik.

60% di atas 30 tahun

30% 20-29 thn

10 % anak anak di bawah 10 tahun yang lolos walaupun kami sudah ingatkan ini pertunjukan 15 tahun ke atas.

Usai pertunjukan saya didatangi seorang Ibu WNI yang sudah 30 tahun tinggal di Adelaide. Beliau nampaknya puas sekali.


IMG_6023.JPG


Nah yang menyenangkan dari MBWT Adelaide adalah, ini satu satunya kota di mana kami kerja dulu baru jalan jalan kemudian. Biasanya sampai kota tersebut, jalan jalan, kerja, besoknya pulang.

Enak rasanya jalan jalan ketika kerjaan sudah rampung. Kami bebas ke mana mana, belanja di satu satunya area keramaian Adelaide: RundleMall, napak tilas kehidupan Raditya Dika, foto foto dan menikmati indahnya kota Adelaide.


IMG_6534.JPG


IMG_6532.JPG


IMG_6535.JPG


IMG_6533.JPG


IMG_6136.JPG


IMG_6049.JPG


IMG_6138.JPG


IMG_6070.JPG


Seperti ketika di Melbourne, saya juga menyempatkan untuk jogging. Selain untuk menjaga kebugaran, membakar kalori akibat makanan enak, jogging juga cara paling efektif untuk mengenal lebih dekat sebuah kota. Setelah berkenalan, saya langsung jatuh cinta dengan kota ini.

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 02, 2014 19:59

September 1, 2014

Mesakke Bangsaku World Tour: Melbourne #spon

So here we go again.


IMG_6460.JPG


Mesakke Bangsaku World Tour, tur dunia pertama yang dilakukan oleh anak bangsa kembali melanjutkan perjalanan.

Kali ini selama 10 hari kami ke Australia utk manggung di 3 kota: Melbourne, Adelaide, Brisbane.

Ini akan jadi rangkaian perjalanan terlama dalam Tur Dunia ini. Sudah terbayangkan kelelahan yang akab kami alami, persiapan sudah dilakukan agar semuanya berjalan baik. Namun yang di luar perkiraan kami, adalah sambutan hangat Garuda Indonesia yang memudahkan semua perjalanan kami & membuat perjalanan panjang ini jadi lebih nyaman.

Di bandara Sukarno-Hatta kami disambut & diajak check in melalui Premium Check in Gate.

Sebuah layanan yang menyenangkan berhubung selama proses kami serombongan bisa santai santai di lounge. Jauh lebih baik daripada harus pegal berdiri atau duduk di trolley sambil menunggu 11 koper dimasukkan ke bagasi pesawat. Iya betul. 11 koper milik 7 orang yang berperjalanan selama 10 hari.

Tidak sampai di situ, kami diajak untuk bersantai di International Executive Lounge.


IMG_6463.JPG


IMG_6464.JPG


IMG_6461.JPG


IMG_6462.JPG


Terkadang kalau anda lelah karena harus bangun pagi, atau karena pusing berdesakan di antara ramainya bandara, menyenangkan sekali rasanya menemukan sebuah tempat yang sunyi, damai, dan memberikan kenyamanan & pelayanan seperti hotel bintang 5.

Ketika saatnya berangkatpun kami di antar mobil khusus menuju pesawat kami.

Its hard not to feel like we’re kings being travelled.

Menariknya, ini semua adalah layanan standar di business class.


Di dalam pesawat, kami disambut dengan ramah oleh para awak kabin Garuda Indonesia yang baru saja mendapatkan pengargaan World’s Best Cabin Crew.

Saya selalu merasa, semakin sering keluar negeri semakin jelas terasa kalau Indonesia harusnya jadi Guru Besar dunia dalam urusan Hospitality. Terbang bersama Garuda Indonesia adalah salah satu buktinya.

Sepanjang kami berperjalanan, sangat dibantu oleh awak kabin berhubung memang kami harus melakukan pendokumentasian. Untuk itu saya berterima kasih kepada seluruh PIC dan Crew GA426/14Aug:


IMG_6466.JPG


IMG_6468.JPG


1. CP 516642 Padhil, Achmad


2. FO 533256 Pambudi, Rangga


3. PU 521312 Pranoto, Adi


4. SE 530007 Rovianti, Yuli


5. SE 530897 Silitonga, Morena


6. SE 531287 Kereh, Jenny


7. SE 533931 Ratnasari, Evi


8. SE 533975 Putri, Nicke


9. SE 534108 Putri, Fitria


10. SE 534141 Yasmin, Siti


11. SE 538435 Putra, Eko


12. SE 538599 Permana, Agung


IMG_6467.JPG


Penerbangan kami transit di Denpasar kemudian baru kami melanjut lagi. Di Bandara internasional Denpasarpun saya check in di layanan eksekutif & kamipun juga berkesempatan untuk menunggu di executive lounge.

Ketika kembali ke pesawat, kami naik pesawat yang lebih besar.

Waktu di udara, saya sempat ditanya “Pak Pandji mau Champagne?”

Saya jawab “boleh…”

Sebenarnya saya tidak minum alkohol, tapi lumayan lah buat difoto hehehehe


IMG_5983-0.JPG


Kalau anda merasa sudah sampai sebuah tahap dalam kehidupan di mana anda layak mendapatkan kenyamanan lebih, atau sekadar memberi penghargaan kepada diri sendiri, manjakan diri anda dengan pelayanan tingkat dunia Business class Garuda Indonesia (@IndonesiaGaruda)


Di business class, penumpang memang dimanjakan. Belum sempat haus sudah ditawari minuman, belum sempat lapar ditawari makan. Makanan yang datangpun bertubi tubi. Dari makanan pembuka, hidangan utama & makanan penutup.

Disajikan dengan begitu indah pula, seakan akan ada chef di atas pesawat.

Sisa perjalanan saya isi dengan menonton film film keren yang disuguhi dalam in-flight entertainment Garuda Indonesia, lalu berhubung kursi saya memungkinkan untuk saya tidur dalam posisi lurus, maka tidurlah saya. Berharap ketika bangun, Melbourne sudah di depan mata.


IMG_6469-0.JPG


Melbourne.

Sejak pertama kali saya datang, rasanya rindu luar biasa untuk kembali. Saya pernah ke Melbourne tahun 2011 selama 3 hari termasuk penerbangan. Pengalaman singkatnya membuat saya penasaran.

Kali ini, saya 5 hari tinggal di Melbourne.


IMG_6491.JPG


IMG_6483.JPG


IMG_6470.JPG


IMG_6492.JPG


Kota ini beberapa kali belakangan tercatat sebagai “The World’s Best City To Live In”

Ketika kita di Melbourne, mudah sekali untuk memahami mengapa kota ini mendapatkan predikat tersebut.


Apakah bensin murah? Tidak juga, bahkan sangat mahal

Parkirpun dibatasi 1-2 jam.

Harga barang barang juga mahal.

Melbourne bahkan Australia secara umum bukanlah tempat yang tepat untuk berbelanja di kala liburan karena harganya mahal mahal.

Beda dengan Indonesia di mana bensin masih murah, parkir hanya 3-4 ribu rupiah, harga harga masih murah.

Apakah tidak ada orang miskin?

Ada. Bahkan relatif banyak. Di mana mana ada gembel, ada yang cuma duduk & ada yang mendatangi orang meminta minta.

Apakah tidak ada demo? Wah, banyak!

Selama saya di sana, ada 3 aksi massa. Ada yang meminta legalisasi pernikahan gay, ada yang turun ke jalan sambil teriak teriak entah apa. Kebanyakan hanya memasang tulisan/ spanduk di jalan. Ada yang di pasang di sepedanya. Ada juga yang buka semacam meja informasi di perempatan jalan untuk sosialisasi aktivisme mereka…


IMG_6475.JPG


IMG_6488.JPG


IMG_6481.JPG


IMG_6489.JPG


Tapi mengapa Melbourne diberi predikat “The World’s Best City To Live In”

Karena kalau predikatnya adalah kota terbaik untuk ditinggali, tentu tolok ukurnya tidak jauh dari kualitas hidup masyarakatnya.

Di sini bensin memang mahal, tapi transportasi umum seperti tram & bis sangatlah handal & mudah dipahami. Tram bisa digunakan oleh siapapun termasuk pengguna kursi roda. Keluarga yg bawa anak kecil di trolley tidak perlu susah susah melipat kereta bayi & menggotongnya ke dalam. Tinggal dorong ke dalam & berdiri di area yg disediakan.

Parkir memang tidak bisa sembarangan, kadang kita bisa markir sekitar 300-500 meter dari lokasi yang kita tuju tapi dampaknya, tidak ada kemacetan karena penyempitan jalan akibat mobil mobil parkir sembarangan.

Kendaraan umum tidak bisa berhenti semau kita, hanya berhenti di haltenya & kita terpaksa jalan dari halte menuju lokasi, tapi karena trotoarnya lebar & luas, masyarakatpun tidak pernah mengeluh.


IMG_6485.JPG


IMG_6478.JPG


IMG_6486.JPG


IMG_6494.JPG


Kalau memilih untuk naik sepeda, Melbourne-pun kota yang menyenangkan untuk pesepeda. Kemanapun pasti ada area parkir sepeda atau ada yang markir sepeda. Ada juga tempat menyewa sepeda tapi rata rata tidak pernah dipakai. Pernah sekali waktu berpapasan dengan orang yang sedang pakai sepeda sewaan (warnanya khas, biru) tapi hanya skali itu saja.

Secara arsitektural, Melbourne adalah kota yang indah karena banyak gedung gedung tua yang indah.

Kalau Sydney mengingatkan akan Jakarta, Melbourne betul betul memberi kesan “Bandung banget”. 100% orang yang saya katakan hal ini setuju dengan saya.

Melbourne penuh dengan titik titik menarik untuk didatangi. Dari perpustakaannya yang begitu indah & nyaman sehingga jadi pilihan anak muda nongkrong, kafe kafe seru untuk ngobrol, hingga toko seru seperti Minotaur yang wajib didatangi oleh pecinta komik, film & serial TV. Dari koleksi Starwars ke Star Trek, ke Adventure Time, Minotaur wajib didatangi pecinta Pop Culture


IMG_6527.JPG


IMG_6525.JPG


IMG_6526.JPG


IMG_6524.JPG


IMG_6529.JPG


IMG_6528.JPG


IMG_6530.JPG


Yarra River Bridge juga nampaknya jadi salah satu jembatan yang sering didatangi mastarakat & turis. Mau sok sok-an romantis. Kami sendiri di sana malah lomba dulu duluan nemuin gembok yang tertulis nama pasangan Indonesia. Dan ternyata lumayan banyak.

Skalian saja kami meninggalkan kenang kenangan :)


IMG_6128.JPG


Kalau makanan, sebenarnya tidak terlalu spesial. Kecuali Gyu Tan Don di resto Menya yg luar biasa nikmat, makanan Australia sih begitu begitu saja. Mungkin itu sebabnya restoran Indonesia begitu diminati di sana.


IMG_6114.JPG


IMG_6102.JPG


IMG_6482.JPG


IMG_6471.JPG


Pertunjukan saya sendiri teramat menyenangkan.

Melbourne memang relatif sering membuat acara, makanya secara konsep & pelaksanaan sangat matang. Yang perlu jadi perhatian adalah fakta bahwa acara ini hasil kolaborasi 2 PPI. PPIA Deakin & PPIA Swinburne.

Biasanya 2 kampus pasti ada friksi & persinggungannya tapi pada akhirnya acara sukses. Sekitar 600 orang datang & terhibur


IMG_6495.JPG


IMG_6498.JPG


IMG_6496.JPG


IMG_6497.JPG


Hiburan bagi saya, adalah mendengar sebuah pertanyaan yang saya dapatkan dari banyak teman teman panitia setelah manggung: “Kira kira siapa lagi nih mas Komika Indonesia yang cocok untuk kami bawa ke Melbourne?”

:)


Mission accomplished

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 01, 2014 07:13

August 4, 2014

Workshop Indiepreneur Jakarta

20140805-130227-46947977.jpg


E-book Indiepreneur, akan buka pre-order tgl 17 Agustus 2014 di WSYDNshop.com


Sebelumnya, tgl 13 Agustus saya akan buat workshop di mana isi buku tersebut akan saya bahas & diskusikan. Judulnya adalah,


“Workshop Indiepreneur: Dapur Mesakke”


Di “Workshop Indiepreneur: Dapur Mesakke”, saya akan bahas semua “dapur”nya Mesakke Bangsaku, termasuk angka angka produksi & penjualan akan dibuka.


Bagaimana caranya Mesakke Bangsaku bisa jadi Tur Nasional yg menguntungkan?

Bagaimana caranya orang mau membayar Rp 400.000 untuk nonton Stand-Up?

Bagaimana caranya mengisi Teater Jakarta dengan 1200 orang?

Bagaimana caranya konsep yg baru dipraktekkan di Indonesia seperti berjualan Digital Download Mesakke Bangsaku yang bebas DRM bisa sukses?

Bagaimana caranya penjualan DVD Mesakke Bangsaku tetap tinggi walaupun dengan resiko pembajakan?

Bagaimana caranya Mesakke Bangsaku pada akhirnya bisa jadi Tur Dunia?


Walaupun banyak membahas mengenai industri Stand-Up Comedy tapi saya cukup yakin banyak yang bisa dipelajari oleh teman teman dari industri lain seperti musik, buku, fotografi, komik, dll.

Karena pada dasarnya workshop ini membahas tentang bagaimana caranya tetap mempertahankan idealisme karya tapi bisa meraup penghasilan yang menyenangkan.


Seminar ini dilaksanakan tgl 13 Agustus 2014 jam 20.00-22.00 (registrasi ulang dari jam 19.00) di:


Comma.

One Wolter Place, 3rd floor

Jl. Wolter Monginsidi 63B

Kebayoran Baru, Jakarta 12180

Indonesia



M: +62 812 8088066

P: +62 21 7254742


http://comma.co.id


@CommaID


Seminar hanya untuk 30 orang saja.

GRATIS

Pendaftaran via email ke pandji.pragiwaksono@gmail.com


Saya mengutamakan mereka yang sudah mulai berkarir atau mulai berkarya. Jadi mohon kasi tau dalam email kamu berkarya di bidang apa, sebagai apa.


Terimakasih :)


PS: Saya hanya sediakan coffee break jadi sebaiknya datang dengan perut kenyang :)


20140805-130352-47032858.jpg


20140805-130352-47032020.jpg


20140805-130353-47033044.jpg


20140805-130352-47032448.jpg


20140805-130352-47032228.jpg


20140805-130353-47033263.jpg


20140805-130352-47032663.jpg

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 04, 2014 23:08

July 19, 2014

Surat Terbuka Untuk Ahmad Dhani.

Surat Terbuka Untuk Ahmad Dhani.


Assalamualaikum Mas Dhani.

Nama saya Pandji Pragiwaksono, Mas tahu tapi tidak kenal saya. Sementara saya mengenal karya Mas Dhani sejak lama.

Bisa dibilang saya tumbuh bersama karya Mas.


Lama saya ingin menulis surat ini & semakin lama saya menunda semakin besar dorongan untuk menulis.

Sepanjang perjalanan pilpres ini, banyak penilaian & ucapan terhadap Mas Dhani. Banyak yang buruk & menghardik. Bukan hanya soal posisi Mas bersama Prabowo,

tapi juga karena pakaian nazi & lagu yang katanya tanpa ijin dalam lagu yg diperuntukkan kampanye Prabowo-Hatta.

Teman teman saya di antaranya.

Saya menjaga tanggapan saya.

Saya menjaga sikap saya.

Orang banyak mengatakan kehilangan respek kepada Mas. Kecewa karena tak menyangka idolanya bisa bersikap seperti itu.

Saya tidak demikian.


Saya menulis ini untuk berkata bahwa di mata saya, Mas masih orang yang sama & tidak sedikitpun hormat & kekaguman saya surut kepada Ahmad Dhani.


Saya bukan orang Indonesia pada umumnya yang tidak bisa berteman dengan lawannya. Bagi saya, lawan bukanlah musuh.

Kecintaan saya terhadap satu hal tidak membuat saya benci dengan yang lainnya.


Saya tumbuh dengan “Kangen”, “Aku Milikmu”, “Satu Hati”, “Siti Nurbaya”, “Risalah Hati”, “Pupus”, dll

Ikatan saya terhadap karya Mas Dhani sulit putus hanya karena kita berbeda pilihan.


Saya tidak punya motivasi lain selain ingin berkata lewat surat ini bahwa sebagai pengagum, saya masih berjalan bersama Mas Dhani. Tembus badai opini & tsunami hujatan.

Mungkin saya melakukan ini sebagai balas budi tidak langsung kepada penikmat karya saya. Mereka, masih terus bersama saya walau apa yang terjadi. Walau saya digosipkan banyak hal. Walau saya berbeda pandangan. Walau apapun, setiap saya menoleh mereka ada di sisi saya.

Saya ingin membalas mereka dengan melakukan hal yang sama dengan idola saya.

Seakan berkata “Saya memahami kesetiaan anda karena sayapun punya kesetiaan yang sama kepada idola saya”.

Sungguh, kadang saya ingin menangis haru kalau ingat dukungan penikmat karya saya.

I love them with all my heart.

Saya tahu perasaan yang didapatkan dari dukungan hangat penggemar. Saya ingin beri perasaan yang sama.


Karya saya masih jauh kalau dibandingkan dengan Mas Dhani. Walaupun ada harapan ada di level yang sama kelak.

Saya rasa Mas tahu saya orang yang berkarya karena saya ingat satu satunya kesempatan Mas Dhani mention saya di twitter adalah ketika Mas sebut saya “Artis kelas 2″.

Saya bahagia bukan kepalang.

Karena saya selama ini selalu merasa saya ini artis kelas 3.


Hahahahahhaha.


Orang sering berkata “Kok lo masih suka sih sama Dhani? Dia kan orangnya sombong?”


Jawaban saya selalu sama

“Lah emang dia tetangga gue? Emang dia macarin anak gue? Dia sehari hari gimana mah bukan urusan gue. Gue kagum karyanya bukan pemuja manusianya”


Karena sesungguhnya, saya mencoba memahami Mas Dhani sebelum membenci & saya merasa bahwa keputusan Mas Dhani bisa saya pahami.


Kalau Mas memilih Prabowo, saya paham.

Kalaupun benar Mas dibayar besar, saya paham


Orang bilang “Cih harga dirinya hanya 7 milyar”

Tapi saya diajari Jay Z yang berkata “Kamu tidak berhak menilai keputusan saya kalau tidak pernah tahu rasanya menjalani hidup saya”


Saya punya 2 kawan yang saya tahu mendukung Prabowo. Namanya Abdur & Zarry. Tidak sedetikpun saya membenci mereka karena saya tahu mereka siapa, kemampuan berpikir mereka & saya yakin keputusan mereka pasti memiliki dasar.

Saya bisa hormati itu.

Saya tidak bisa pahami orang yang mengambil keputusan hanya karena ikut ikutan orang. Tapi kalau dia memiliki dasar yang kuat, saya bisa hormati itu.

Saya juga menyayangkan orang orang yang merasa kebebasan berpendapat hanya berlaku kepada mereka yang sependapat dengannya.

Seseorang baru bisa disebut membela kebebasan berpendapat ketika dia mau membela hak berpendapat orang yang berseberangan pendapat dengannya.


Mas Dhani, sebelum menutup surat ini saya mau bercerita satu hal.


Suatu hari, saya melihat Al, El & Dul diwawancara pada kesempatan terpisah. Al & El di Hitam Putih sementara Dul di Sarah Sechan. Ketika ditanya siapa idola & pahlawan mereka, jawaban mereka sama “Ayah”. Mereka menjawab tanpa jeda ragu sedetikpun. Di mata mereka ada keyakinan yang tidak terpatahkan walau apa kata Indonesia.

Sebagai Ayah dari 2 anak, saya bisa temukan kecintaan & kekaguman luar biasa.

I’ve seen so many fathers & children in my life. I know love when i see one.


Sebagai Ayah, saya menginginkan kecintaan yang sama dari anak anak saya.

Saya akan belajar ini dari anda.


Mohon maaf kalau selama pilpres ini atau sebelumnya saya sempat berkata atau berlaku yang tidak berkenan di hati Mas.


Kalaupun Mas mungkin menutup pintu persahabatan kepada saya, pintu saya selalu terbuka untuk Mas & tidak akan Mas kehilangan saya sebagai pengagum karya.


Salam hangat,

Pandji Pragiwaksono

Masih & selalu jadi fans Ahmad Dhani

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 19, 2014 07:56

June 30, 2014

Tali Persahabatan

Kepada pendukung Mas Anies Baswedan:


Belakangan banyak yang menyampaikan keraguannya kepada Mas Anies. Tak perlu gusar. Kita kan sudah tahu ini akan terjadi.

Mas Aniespun tahu.

Orang minder mudah tersinggung, kalau anda tersinggung sesungguhnya menunjukkan anda tidak percaya diri kepada Mas Anies.

Kayak orang yang suka menggerebek warung makan di bulan Ramadhan karena dianggap mengganggu orang puasa. Ya kalo imannya kuat mah mau makan di depan mukapun biasa aja :)


FYI, untuk menyegarkan kembali perjalanan kita bersama Mas Anies silakan klik ini


We’re not trying to convert anyone.

Kita hanya ingin berjalan bersama atas keyakinan yang sama.

Pada akhirnya, toh kita semua berteman. Termasuk kepada mereka yang tidak percaya kepada Mas Anies.


Akhir kata, ada kutipan yg ingin saya sampaikan.


“Terima kasih kita masih berjalan bersama.

Tembus badai opini & tsunami hujatan.

Terima kasih atas keyakinan. Agak meragukan tapi argumennya beralasan.

Mencoba memahami, sebelum membenci. Memperkuat tali persahabatan”

:)


- Diambil dari lirik “Untuk Sahabatku”, album “32″ -

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 30, 2014 23:16

June 29, 2014

Tidak apa

20140630-025353-10433741.jpg


Hal hal yang Dipo katakan, kadang membuat saya kaget dan trenyuh pada saat yang bersamaan.


Pernah suatu kali saya bilang “Dipo, Ayah doain kamu jadi anak yang pinter, nurut sama orang tua..”


Trus Dipo motong dan nanya “Jadi pinter aja ya?”


“Nurut orang tua juga dong, Po”


“I’ll try my best” jawabnya.


“Kenapa ‘try your best’?” Tanya saya penuh penasaran.


“Ya karena semakin aku pintar, aku semakin susah nurut. Semakin aku pinter, otak aku semakin happy, semakin ingin main, otak aku ga mau nurut kata hati aku”


Saya kaget.

Dipo dengan sempurna (dan jujur) menjelaskan kenapa anak anak pintar susah untuk nurut perintah atau aturan. Kecerdasannya membuat otaknya bergejolak. Sebagai hasil, dia susah untuk menuruti kata hatinya. Dipo berusaha untuk bilang, dalam hatinya dia tau apa yang benar untuk dilakukan. Hanya saja otaknya menggelitik, memancing untuk bermain, untuk memuaskan rasa penasarannya. Walhasil, hal hal yang dia lakukan berseberang dengan yang diperintahkan. Orang dewasa melabeli tindakan itu sebagai “Nakal”.


Kemarin waktu ambil raport untuk kenaikan kelas dari kelas 1 SD ke kelas 2, gurunya berkata kepada saya

“Pak, saya minta ijin, kemarin saya ngerekam Dipo di HP saya. Dipo menjelaskan dengan detail bagaimana cara pencernaan bekerja. Lengkap dengan nama nama organ & dalam bahasa Inggris. Ketika saya tanya Dipo tahu dari mana, katanya dari ipad. Saya ijin untuk menunjukkan video ini ke guru guru yang lain ya Pak. Mau kasi bukti anak anak jaman sekarang senang belajar dari medium yang lebih seru & interaktif”


Saya tanya, “Pas pelajaran apa Bu?”


Gurunya menjawab “Bukan pas pelajaran Pak, tiba tiba aja Dipo pagi pagi datengin saya trus ngomong ‘Miss, do you know how our Intestine works?’ Trus dia nyerocos. Saya sampe stop Dipo dan suruh dia ulang dari awal untuk saya rekam”


Sekilas anda akan merasa Dipo anak yang cerdas & tidak punya masalah di sekolah. Sebaliknya, Dipo sampai sekarang kesulitan baca, tulis & berhitung. Anak ini pernah tidak mau masuk TK karena malu teman temannya bisa baca-tulis-hitung dan dia tidak.


Di sekolah, Dipopun merasa bahwa dia bukanlah yang paling pintar di kelas. Bahkan barusan sebelum dia tidur, Dipo dengan mata berkaca kaca curhat kepada saya “Ayah bilang Allah bikin aku spesial, tapi kenapa aku selalu bikin masalah? Bikin Ayah & Mama marah? Kenapa aku susah nurut? Kenapa aku bodoh?”


Saya (lagi lagi) kaget dengar anak 7 tahun bisa bertanya hal seperti itu. Dia seakan melakukan kontemplasi & menyadari tindakan dia & bingung kenapa dia seperti itu. Otaknya seperti bertanya kepada dirinya sendiri “Kok gue susah amat sih nurut?”. Anak lain mah boro boro mempertanyakan itu kepada dirinya sendiri.


Spesial memang si Dipo. Sebagaimana setiap anak itu spesial.


Semua anak spesial.


Setiap anak unik.


Karenanya, setiap anak sebaiknya tidak diseragamkan.


20140630-032358-12238001.jpg


Saya tahu banyak orang tua yang merasa tidak ada masalah dengan UN. Tapi itu rasanya karena 2 hal.

Pertama, mungkin belum pernah lihat gambar ini:


20140630-032917-12557100.jpg


Kedua: Mungkin karena anaknya tidak seperti anak saya. Yang kecerdasannya bukanlah hal hal yang ada pelajarannya di sekolah. Yang kecerdasannya tidak terbaca & ternilai di sekolah.

Mungkin anaknya pintar matematika, pintar bahasa Indonesia. Pintar menghafal.

Mudah mengulangi apa yang diberi tahukan kepadanya.

Anak saya, malah ga pernah nurut sebelum dia tau apa manfaatnya untuk dia. Saya ingat, di pertemuan pertama orang tua dengan guru di kelas 1 SD, gurunya berkata “Kami terus terang agak kesulitan dengan Dipo. Dia gak mau ikut aturan seperti yang lain. Dia selalu tanya “Kenapa?” dan kami harus jelaskan dulu. Kami terus berusaha untuk akomodir dia tapi sayangnya kalau setiap aturan harus dijelaskan dulu, yang lain jadi ikut terhambat proses belajarnya.”

Dalam hati, saya berkata “Bagus”. Karena anak yang terlalu nurut juga bahaya. Di Amerika ada banyak kasus di mana anak anak usia 7-14 tahun meninggal kepanasan di dalam mobil. Anaknya tidak keluar dari mobil walau kepanasan karena diperintahkan orang tuanya “Jangan keluar mobil sampai Mama/ Papa datang”. Kasus semacam ini berkali kali terjadi di Amerika Serikat. Karena terlalu nurut dengan orang tuanya tanpa berpikir kritis. Ini statistiknya.


Dipo memang beda. Hal hal dari dirinya yang saya anggap cerdas, bukanlah hal hal yang akan terbaca dalam pelajaran.

Seperti saya, saya pernah ditanya guru SMA saya tidak lama ini “Kok kamu waktu SMA ga keliatan bakal sukses kayak skarang ya Ndji?”

Saya jawab “Di sekolah ga ada pelajaran ngomong Pak, kalo ada pasti keliatan…”


Dia tertawa.

Padahal saya serius.


Saya hanya kuatir. Pertanyaan pertanyaan kritis Dipo tentang dirinya sendiri bisa jadi akan semakin membuat dirinya tidak percaya diri.


Setiap hari, saya dan Gamila yang menyuntikkan kepercayaan diri kepada dirinya.

Kami yang meyakinkan dirinya bahwa hal yang menjadikan dia berbeda dengan anak lain hari ini adalah hal unik yang akan membuat dia suatu hari “ditemukan” orang.


Dipo selalu bilang

“Aku mau bikin mobil balap sendiri”

“Aku berdoa supaya Ayah & Mama hidup cukup panjang untuk lihat aku bikin mall terbesar di dunia”

“Aku mau bikin alat untuk bikin makanan bisa hidup (yg ini gara gara nonton Cloudy With A Chance Of Meatballs 1 & 2)

Dia memang punya ketertarikan khusus kepada sains.


Dipo ketika ditanya mau hadiah apa ketika naik kelas, jawabannya “Science lab”.


Kebayang gak sih memicu kepercaya dirian Dipo bahwa dia bisa jadi scientist sementara dia sulit berhitung?


Tapi itulah tantangan saya & Gamila sebagai orang tua.

Anak kami spesial & dibutuhkan usaha yang spesial supaya dia terus tumbuh jadi orang yang spesial.


Ketika dia bertanya soal mengapa dia sering bikin masalah & sering gagal padahal saya pernah bilang bahwa Allah SWT menciptakan setiap anak spesial, saya hanya bisa menjawab:


“Nak, setiap orang yang hari ini dianggap spesial juga kesulitan untuk menjalani hari harinya ketika masih seumur kamu. Gagal itu bukan berarti kamu bodoh. Gagal itu biasa, bahkan dari kegagalan kamu belajar hal hal yang orang lain tidak tahu. Karena orang yang ga pernah gagal, pasti ga pernah mencoba hal baru”


Saya bahkan ingat persis pernah mengutip kalimat dari film Batman Begins ketika dia menanyakan hal serupa beberapa hari yang lalu:


“Dipo, do you know why we fall? So we can learn to pick ourselves up”


Dia nampaknya tidak sepenuhnya mengerti ucapan saya saat itu.

Tapi saya percaya dia pasti ingat, kelak dia akan pahami.


Dan saya hanya perlu untuk terus membuktikan kepada dia, bahwa Ayahnya benar benar sudah membuktikan apa yang dia katakan kepadanya. Bahwa ucapannya bukan bualan belaka.

Bahwa kegagalan akan selalu hadir dalam keseharian orang orang yang ingin menggapai mimpinya.


20140630-040202-14522228.jpg


dan itu tidak apa.

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 29, 2014 13:11

June 27, 2014

Bebas

Siapa Anies Baswedan?

Apa motivasinya?

Kenapa bilang Jokowi blusukan?

Apa tujuannya sekarang?


pandji.com/anies-baswedan


pandji.com/exactly-my-point


pandji.com/hadapi


pandji.com/ubah


pandji.com/jokowi


pandji.com/ban-mobil-tetangga


Masih butuh penjelasan? Masuk ke aniesbaswedan.com


Semua dijelaskan sejak lama.

Tak perlu menjelaskan ulang.

Tak perlu kuatir kata orang.


Mau percaya bebas. Nggak percaya juga bebas :)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 27, 2014 21:06

June 23, 2014

Mesin Caterpillar dalam misi baru #SPON

Video ini, lebih seru & lebih bikin degdegan daripada film suspense apapun yang saya pernah tonton.


http://www.youtube.com/watch?v=Rw9ubq...


Setelah melihat teasernya, anda mungkin tahu bahwa ini adalah rangkaian ke 3 dari Built For It. Cara Caterpillar menunjukkan performa mesinnya yang luar biasa kuat namun juga luar biasa presisi dengan kemampuan manuver yang halus. Saya sudah 2 kali menulis tentang ini dan semakin ke sini, tantangannya semakin keren & nyaris tidak mungkin untuk dilakukan. Teaser tadi langsung membuat saya penasaran. Apa yang terjadi di dalam ruangan tersebut.


http://bit.ly/1kkSpHE


Keren banget.

Video “China Shop” menampilkan operator Cat® bermanuver secara presisi menggunakan mesin Cat® 301.7 CR Mini Excavator, meliuk dan berjalan di antara barang-barang pecah belah mewah yang bernilai lebih dari $40,000 terdiri dari 3000 buah porselen, kristal, gelas-gelas bertangkai, dan barang-barang berharga lainnya.


Yang bikin kita degdegan pas menonton adalah jarak ruang antar barang pecah belah ini sempit sekali & setiap kali mesin Cat® 301.7 CR Mini Excavator melintas, sisa ruangnya hanya beberapa senti saja.


Setelah meliuk dan melewati seperti Lionel Messi, 301.7 CR sampai di destinasinya & bersiap untuk melakukan misinya, yaitu mengambil sebuah gelas dengan gerakan halus yang tidak terbayangkan melihat besarnya “tangan” tersebut, melewati gelas gelas lain yang mudah ringkih dan meletakkan gelas tersebut secara perlahan di atas menara gelas.

Tantangan Built For It kali ini memang paling luar biasa. Idenya gila. Eksekusinya lebih gila lagi. Dan yang membuatnya lebih luar biasa lagi adalah, waktu uji coba sebelum merekam aksi yang sesungguhnya, operator 301.7 mengusulkan kepada kru produksi supaya jarak ruang 301.7 ini dibuat lebih sempit lagi. Supaya lebih menantang.

-_-*

Akhirnya kru merapatkan semua jarak dan otomatis membuat ruangan jadi lebih kecil & sempit.


Hasilnya, sebuah bukti luar biasa bagaimana mesin mesin Caterpillar yang kokoh & kuat bisa dioperasikan dengan begitu halus & presisi.


Sudah waktunya mesin Cat® 301.7 CR Mini Excavator ini diberi nama ala Autobot Transformers.

Ada usul?

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 23, 2014 16:45

Pandji Pragiwaksono's Blog

Pandji Pragiwaksono
Pandji Pragiwaksono isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Pandji Pragiwaksono's blog with rss.