This Is How We Roll

Skarang jam 7 pagi. Dipo sudah selesai makan sarapan yang saya buatkan seperti biasanya, bedanya kali ini dia bangun sendiri, masuk ke kamar mandi sendiri setelah sebelumnya menyiapkan bajunya sendiri. Tumben pikir saya, biasanya saya harus angkut dia ke kamar mandi & mendorong tubuh setengah tersadar masuk ke shower.


Dipo sudah mulai besar.


Saya sendiri terbangun jam 3 pagi & tidak bisa benar benar tidur lagi. Saya sempat rebahan & menutup mata, tapi terbangun lagi. Masih jet lag kelihatannya.


Keseharian saya sudah kembali ke rutinitas normal, tapi badan saya masih berada di Amerika Serikat. Masih stelan US.

Masih rindu kelihatannya.


Masih tidak terbayangkan akhirnya Tur Dunianya usai juga. April 2014 kami dapat kepastian Tur Dunia akan dijalankan, April 2015 di hari ini saya melihat Dipo bermain dengan mainan Angry Birds Transformers. Mainan yang Dipo inginkan sejak lama, mainan yang saya cari di seluruh toko mainan di dunia, Australia, Jerman, Belanda, Inggris, Hongkong, Tiongkok, Jepang dan akhirnya saya dapatkan tersisa 2 buah, di Toys R Us Los Angeles.


Saya bukanlah orang yang spesial, bukan orang sakti, bukan orang yang hebat pula.

Ada banyak orang lebih terkenal dari saya yang tentunya lebih membawa manfaat untuk sponsor.

Ada banyak orang yang lebih lama berkecimpung di dunia seni daripada saya untuk punya fans yang rindu dan menanti mereka di luar negri.


Tapi orang pertama di Indonesia yang tur dunia, adalah saya.

Saya bukan stand-up comedian Indonesia pertama yang tur dunia.

Saya orang Indonesia pertama yang tur dunia.

Dengan segala hormat, yang lain itu tur Amerika. Mereka 1 kali ngurus visa.

Kami 5 kali.

Rambut kamipun rontok 5 kali lebih banyak.


Kalau ditanya mengapa bisa Tur Dunia, karena saya menjalin orang orang yang tepat untuk memungkinkan ini semua terjadi.


Saya hanyalah sepersekian dari alasan mengapa saya bisa tur dunia.


Sepersekian lainnya adalah tim saya, sponsor sponsor saya, teman teman pelajar & sesama bangsa Indonesia di setiap kota & negara, Mitra kerja saya yang mengurusi visa, tiket, perijinan, komunitas saya, mentor mentor saya & yang terpenting keluarga saya, Istri & anak anak saya.


Bukanlah 1 hal atau 1 orang yang menyebabkan Tur Dunia ini terjadi. Tapi kerja sama berbagai lini.

Saya kini tersadar, aset terbesar saya adalah teman teman saya. Baik yang lama maupun yang baru.


Pak Sony, Dubes RI utk US & Pak Ardi, Konjen RI utk San Francisco meminta saya berjanji agar tahun depan ke Amerika lagi dengan kota yang lebih banyak untuk dijadikan destinasi. Mereka sudah punya rencana & cara untuk memudahkan urusan visa, mereka lalu bertanya “Tahun depan Tur Dunia lagi kan?”

Seorang panitia juga kemarin bertanya “Apalagi setelah ini untuk Pandji & Stand-Up Comedy?”


Saya jawab, ini bukan terakhir kalinya saya Tur Dunia.

Sekarang saya tahu bahwa mimpi ini bukanlah mustahil.


Mulai hari ini, inilah standar minimalnya.

Mulai saat ini, kalau Pandji tur Stand-Up Comedy, negara negara lain akan jadi tujuannya.


From this day on, this is how we roll

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 27, 2015 17:24
No comments have been added yet.


Pandji Pragiwaksono's Blog

Pandji Pragiwaksono
Pandji Pragiwaksono isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Pandji Pragiwaksono's blog with rss.