Benny Rhamdani's Blog, page 33

May 14, 2015

Kota Bukit Indah Hotel, Pilihan Liburan Keluarga yang Seru





Liburan keluarga kok ke hotel?  Tentu boleh-boleh saja. Apalagi saya sering berempati dengan anak dan isteri yang diam di rumah ketika saya harus dinas luar kota, lalu menginap di hotel berbintang. Saya ingin agar isteri dan putra saya  juga merasakan menginap, sarapan dan berenang di hotel.
Kebetulan saya mendapatkan voucher menginap dari Kota Bukit Indah Hotel (KBIH) Cikampek, jadi bisa mengajak keluarga. Apalagi fasilitas kamar yang saya peroleh adalah suite’s room. Dan saya sudah pernah dua kali menginap di KBIH untuk kepentingan rapat kantor, jadi amat merekomendasikan isteri dan putra ikut merasakannya.
Setelah kurang dua jam menyetir mobil dari Bandung melalui tol Cipularang, akhirnya sampai juga kami di hotel KBIH.  Jika biasanya saya mengajak keluarga liburan di hotel di dalam kota Jakarta, baru kali ini menginap di hotel yang jauh dari mall. Ya, karena lokasi KBIH memang di daerah kawasan Industri,  namun sebagian lagi kawasannya masih banyak pepohonan.
Setelah menyerahkan voucher ke front officer, hanya beberapa menit kemudian saya disodori kunci kamar. Bergegas kami masuk ke kamar hotel. Dan … tada!  Wuah, kamarnya luas. Ada ruang tamu dengan TV sebesar gabar, serta ruang khusus tempat tidur. 
“Ada setrikanya,” kata putra saya, Akhtar, takjub saat memeriksa lemari kayu yang besar.
 Hotel ini memang  saya tahu banyak disinggahi expatriat yang bekerja di pabrik-pabrik tak jauh dari hotel. Itu saya tahu dari menginap sebelumnya dulu. Baik mereka yang bule sampai orang-orang Jepang dan Korea tampak terlihat di restoran saat makan.
Saat week-end, KBIH justru tampak sepi karena para tamunya justru meninggalkan hotel untuk menginap di Jakarta ataupun ke luar kota lainnya. Biasalah, cari hiburan biar nggak jenuh di rumah … eh kamar hotel yang sama melulu. Tapi saat weekend biasanya justru dipenuhi warga sekitar yang berenang.
 Setelah istirahat sebentar, Akhtar minta segera diantar ke kolam renang.  Oh iya, kami juga mengajak Rafli, sepupu Akhtar, untuk ikut serta kami menurut voucher kami boleh bawa dua anak. Saya pun mengantar, dan tentu saja ikut berenang. Karena cuaca bersahabat, acara berenang siang menjelang sore pun jadi asyik dan bikin badan segar. Ada tiga kolam untuk para tamu. Kolam untuk berenang, kolam untuk bermain air, dan kolam jacuzzi.
Jika kehausan atau lapar, kita bisa memesan minuman di counter yang ada di pojok kolam renang. Harganya nggak mahal-mahal amat.
 Selesai puas berenang, kami kembali ke kamar.  Apakah anak-anak langsung membilas tubuhnya? Tidak. Mereka mandi lagi di bathtub. Maklumlah kamar mandinya juga luas dan modern, jadi mereka malah betah.Biasanya saya dan isteri mengajarkan putra kami memakai kamar mandi serta menjaga isi di dalamnya. Ini sengaja kami lakukan agar suatu hari kelak tidak kaget dengan hal-hal yang tidak ada di rumah. Karena kebetulan saya sering membuat acara di hotel yang melibatkan anak-anak, dan kebanyakan dari meerka kikuk ketika berada di kamar mandi .
Malam harinya kami bermaksud makan malam, tapi tak jadi karena mobil saya mendadak ngadat. Mau makan di mana di tengah hutan  begini kalau jalan kaki? Jangan khawatir, seperti kebanyakan hotel KBIH juga ada resorannya dong. Tapi kami memeilih layanan delivery ke room  aja. Dan akhirnya kami makan malam dengan menu nasi goreng yang membuat kami langsung mengantuk karena kekenyangan.

Keesokan harinya, kami sarapan di Krena Lounge.  Pilihan sarapannya bervariasi. Anak-anak memilih nasi goring, pancake dan buah-buahan. Beda banget dengan orang dewasa yang saya kenal kalau sarapan di hotel yang semua makanan ingin dcitelan. Kami mengajarkan anak-anak untuk sarapan secukupnya dan memilih yang tampak paling enak saja. Kami jadikan juga sarapan bersama untuk belajar etika makan.  Mumpung masih pagi, saya kemudian berusaha memperbaiki mobil dengan bnatuan pegawai KBIH. Sementara Akhtar dan Rafli asyik main sepeda. Di KBIH memang ada penyewaan sepeda di depannya. Cukup hubungi front officer, nanti aka nada yang membantu kita.
Alhamdulillah akhirnya mobil bisa diperbaiki. Tadinya saya ingin mengajak keluarga jaln-jalan ke kota Purwakarta, tapi tak jadi, karena anak-anak memilih berenang lagi! Yiay, kata mereka kolam renangnya enakeun dan nggak terlalu dingin-dingin amat airnya.

Di Hari Minggu kolam renang lebih ramai ketimbang Sabtu. Karena memang banyak warga sekitar KBIH yang berenang di sini. Beberapa malah ada yang menjadi member untuk berenang di KBIH.
Menjelang pukul sebelas siang, kami sudah berkemas. Dan akhirnya meninggalkan KBIH sebelum pukul  duabelas siang. Rasanya sayang sekali meninggalkan kamar yang nyaman itu. Tapia pa boleh buat, vouchernya hanya untuk satu hari.

Mungkin satu hari nanti akan kembali  lagi ke KBIH bersama keluarga. *_*

Foto-foto: Benny Rhamdani
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 14, 2015 02:15

May 13, 2015

Menilik Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma







Tak ada rencana sama sekali saya  ke tempat ini.  Setelah browising mencari-cari lokasi menarik yang gratis, keputusan jatuh bertandang kesebuah galeri topeng dan wayang. Ternyata, saya benar-benar dibuat takjub di dalamnya.
Hari itu saya tiba terlalu awal di International Airport I Gusti Ngirah Raih, Bali. Masih pukul 10 pagi waktu  setempat. Sementara jam check-in hotel baru pukul dua siang. Ketimbang nongkrong nggak jelas, saya dan teman-teman yang akan mengikuti sebuah workshop di Sanur memutuskan menyewa mobil dan keliling Bali.
Belum jelas ke mana arahnya. Namun setelah browsing dan diskusi dengan supir yang baik hati itu, kami singgah ke sebuah tempat yang asri bernama Setia Darma House of Mask and Puppets atau Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma (RTWSD). Lokasi RTWSD  tepatnya di Banjar Tengkulak Tengah, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
Saya belum ada gambaran ketika menjejak ke halaman RTWSD. Tapi teman saya yang pernah bertandang sebelumnya sekilas menceritakan tentang koleksi topeng yang eksotik. Karuan saya segera bergegas.
Seorang pemandu wanita, sebut saja Ayu, dari RTWSD menyambut kami ramah ketika kami hendak masuk ke salah satu joglo. Dia menyalakan lampu di dalam ruangan agar kami leluasa menikmati koleksi di dalamnya. Sesekali Ayu menceritakan tentang koleksi yang dipajang.
Sebagai pecinta karya seni, saya bisa belajar banyak hal, mulai dari warna, ukuran , ragam bentuk ekspresi, anatomi, hingga ornamen penghias. Topeng pertunjukkan  dengan topeng ritual yang agak-agak mistis.
Salah satu topeng ritual yang bisa dilihat adalah  topeng ritual dari Kalimantan yang diperkirakan berusia sekira dua abad. Topeng yang bentuknya demikian purba meski sederhana, yaitu topeng ritual Suku Dayak (Hudoq) terbuat dari kayu dengan tekstur  kasar berwarna oranye dan mirip labu.
Untuk koleksi wayang dan boneka,  saya harus masuk  ke salah satu bangunan berbentuk joglo. Di sana tersimpan apik ragam wayang mulai dari Jawa, Betawi, Sunda, sampai Batak. Tidak hanya koleksi lokal, lihat pula koleksi wayang gantung dari China, Italia, bahkan Malaysia.
Sejarah wayang dan bentuk boneka tampaknya tak kalah purba dengan sejarah peradaban bangsa. Menarik mengenal ragam bentuknya yang kaya kreatifitas ataupun mengenal format pertunjukan dan mitos atau kisah yang diusung sebuah boneka atau wayang.
 Beberapa koleksi diantaranya adalah wayang kaper yang biasanya digunakan oleh anak-anak raja, wayang beber jawa dan bali, wayang suket dari rumput, wayang kulit, dan lainnya. Wayang golek tak mau ketinggalan memenuhi ruang koleksi.
Kebetulan sekali saya dan teman-teman sedang mempelajari sejarah ilustrasi dalam cerita anak-anak di Indonesia. Di sini kami bisa mengamati langsung dari wayang beber Bali. Benar-benar beruntung.RTWSD merupakan rumah bagi ribuan topeng dan wayang di Indonesia, serta beberapa negara di Asia dan Afrika. Selain untuk tujuan wisata keluarga dan budaya, RTWSD juga dibangun sebagai upaya bagi pelestarian, pendidikan, hiburan, dan pengembangan seni topeng dan wayang.
“Rombongan pelajar juga sering datang ke sini,” kata Ayu menjelaskan.
Milik Pengusaha
Saya terkesima ketika mengetahui RTWSD bukan milik pemerintah daerah setempat. RTWSD  merupakan prakarsa seorang pebisnis sekaligus pemerhati budaya, Hadi Sunyoto.   Pengusaha tersebut  menyadari akan rendahnya apresiasi dan kepedulian terhadap topeng dan wayang tradisional di Indonesia. 
Hadi Sunyoto mengoleksi topeng dan wayang dari berbagai daerah di Indonesia sejak kurun waktu 7 tahun. Koleksinya tersebut kemudian disimpan, dilestarikan, dan dibuka untuk umum agar masyarakat luas lebih mengenal keberadaannya pada tahun 2006. RTWSD dikelola sepenuhnya secara partikulir tanpa campur tangan pemerintah. Meski demikian, sistem pengelolaanya menganut prinsip kerja sebuah museum.
Rasanya tak bosan mata saya memerhatikan koleksi –koleksi yang unik dari Indonesia.  RTSWD berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektar, dengan  5900 koleksi yang terdiri dari 1200 topeng dari Indonesia, Afrika, dan Jepang. Sementara, untuk koleksi wayang tercatat sekira 4.700 wayang dari Indonesia, China, Malaysia, Thailand, Mianmar, dan Kamboja.
Kabarnya, Koleksi yang dipamerkan di RTWSD saat ini barulah setengah dari jumlah koleksi total yang sudah dikumpulkan. Baru setengah saja saya sudah takjub, apalagi kalau semuanya dikeluarkan.Ada beberapa bangunan di RTWSD, mulai  dari arsitektur Bali, arsitektur seperti joglo, tekuk lulang dan limasan. Dan yang bikin saya nggak merasa seperti di dalam museum adalah kebun, taman, lapangan rumput  serta  hamparan sawah yang alami. Ada juga ruang pertunjukan juga menjadi fasilitas penunjang di RTWSD.

Saya bersyukur banget bisa nyasar  ke Gianyar, menyaksikan sebuah obyek wisata  kelas dunia bernama Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma.
Foto-foto: Benny Rhamdani
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 13, 2015 03:04

Tips Memotret di Pameran Mobil untuk Pemula


Susah-susah gampang berburu foto di pameran mobil. (Foto: Benny)

Saya sering mendatangi pameran mobil di Jakarta. Bukan untuk membeli mobil. Melainkan untuk memotret atau mengulasnya di blog saya. Saya bukan potografer otomotif professional, tapi saya pernah menjadi juara  lomba memotret di pameran mobil. Meskipun saya sudah berulang-ulang memotret tetap saja saya merasa tidak puas.
Saya akhirnya berusaha membaca beberapa referensi, dan mungkin ini intisari terbaik tips memotret untuk pemula yang akan coba-coba memotret  di pameran mobil. Siapa tahu berguna.
Lensa
Hindari lensa di atas 70mm  karena akan sulit mengambil  seluruh mobil.  Cobalah  gunakan lensa standar  lensa 17-55mm. Kita bisa saja  menggunakan Ultra Wide Angle 10-22mm, tapi ingat UWA ini akan mendistorsi mobil sampai sekitar 15mm. Kecuali kita menginginkan efek  seperti 'fisheye' efek.
Saran terbaik juga adalah menggunakan lensa yang mampu mengurangi getaran seperti Canon EF-S17-55mm IS USM, yang menjadi  lensa favorit  para fotografer untuk pemotretan pameran mobil di dalam ruangan. Dengan dimikian memungkinkan kita mengambil gambar yang tajam di shutter dengan sangat lambat tanpa harus memakain  tripod. Lumayan ribet kalau harus menenteng tripod di acara penuh keramaian orang itu.
Polarisasi
Perlu dipikirkan polarisasi. (Foto: Benny)

Biasanya, di acara pameran mobil  banyak sorot lampu yang diarahkan pada mobil, ini memberikan refleksi yang tidak diinginkan, sehingga kita  perlu menggunakan filter polarisasi untuk mengatasi ini.
Kita kemungkinan besar tidak dapat menghapus semua refleksi yang diambil di acara-acara dalam ruangan, tetapi dapat melakukan upaya yang maksimal.  Satu trik yang bisa dilakukan adalah  adalah menembak dua atau lebih berikutnya dari mobil yang sama, tetapi dengan filter di berbagai sudut.
Pengaturan kamera
Pengaturan apa yang harus kita gunakan untuk memotret mobil di  pameran mobil di dalam ruangan ? Itu semua tergantung pada lingkungan dan tingkat cahaya di dalam gedung.
Shutter speed dengan lensa normal dan tidak ada tripod tetap antara 1/60 dan 1/125, terutama jika ada model, lebih rendah dan berisiko dia akan memiliki motion blur di tembakan akhir.
Jangan berpikir diam di iso 100, biasanya gunakan iso antara 400 dan 800, kadang-kadang bahkan hingga 1600 untuk mencapai kecepatan rana yang layak.  Semakin tinggi iso, tentu saja lebih berisiko kekacauan di foto kita.
Untuk menembak memerlukan pengaturan aperture  5,6-8,0 tergantung pada ukuran mobil. Tembakan sisi penuh bisa dilakukan pada 2,8 Namun, sehingga sangat berguna untuk memiliki lensa cepat di pameran mobil.  Juga cobalah beberapa tembakan di 50mm dengan aperture 2,8.
Panjangkan  fokus saat  berada di pameran mobil, sehingga memungkinkan kita menggunakan pengaturan seluas mungkin, 17 atau 18mm adalah yang paling umum digunakan.  Jangan menggunakan lensa zoom, tapi tidak begitu praktis di pameran mobil.
Persiapan adalah Segalanya
Luangkan waktu untuk memantau situasi. (Foto: Benny)

Datanglah lebih awal agar tidak terlalu berkerumun banyak orang. Coba telususi tata letak pameran , dapatkan daftar ini  pintu masuk pameran dan rencanakan trip memotret dengan hati-hati. Luangkan waktu untuk memperhitungkan posisi memotret. Dengan cara inikita  dapat berkonsentrasi mendapatkan gambar yang benar-benar penting dan menghabiskan sisa hari mencari kesempatan untuk membuat beberapa tembakan lagi.
Jaga Attitude
Selalu tetap sopan di acara pameran mobil.  Ingat tidak hanya kita saja yang sedang  hadir di acara pameran mobil tersebut. Jangan membuat kesalahan  dengan membawa sekantong plastik brosur ketika memotret di pameran mobil. Apalagi mencoba memotret mirip seperti di brosur.
Terkadang ada area terlarang. Cobalah minta izin kepada sales marketing.
Tarik Model
SPG menghalagi? Jadikan model. (Foto: Benny)

Pada semua  acara pameran mobil kerap tersedia model  atau SPG di sekitar mobil  yang ingin dipotret. Namun, kadang kita ingin memotret mobil tanpa model. Cobalah untuk dengan sopan meminta kepadanya untuk sedikit bergeser. Jika dia keberatan, kita bsia menunggu pada jam-jam tetentu, biasanya ada pergantia atau jam istirahat.
Memang kita  datang untuk memotret mobil, tapi  apa salahnya mengambil beberapa gambar dari wanita-wanita ini bersama mobilnya?
Bawa Tripod
Ada saat-saat ketika kita tidak bisa mendapatkan kecepatan rana yang layak, bahkan tidak dengan lensa stabil, sehingga mau tak mau harus  menggunakan tripod.
Kebanyakan orang melihat mobil dari sudut yang lebih tinggi sepanjang waktu, sehingga kita harus mencari gambar yang berbeda, sudut ketinggian rendah m, dan kita dapat menggunakan tripod kecil yang menyenangkan. Sebuah tripod rendah memiliki beberapa keuntungan, sangat ringan, tidak mengambil terlalu banyak ruang jika tidak digunakan dan membutuhkan pijakan yang relatif kecil untuk mengatur ketika ingin menggunakannya.
Berhati-hati membawa tripod di bahu atau ransel . Jangan sampai tidak sengaja menyakiti seseorang ketika berbalik, atau lebih buruk, merusak sebuah mobil  sangat mahal.
Flash

Beberapa orang tidak akan pernah menggunakan flash pada pameran mobil di dalam ruangan. Sebenarnya kita bisa memakainya  tetapi tidak membanjiri mobil dengan cahaya melainkan untuk menghalau beberapa bayangan dan bagian gelap mobil .
Selamat mencoba.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 13, 2015 01:52

May 10, 2015

Buku Ini Ditarik Karena Memuat Puisi Sadis Anak 10 Tahun

Ilustrasi puisi yang sadis. (Foto: Soompi.com)



Sebuah buku kumpulan puisi, apalagi yang ditulis anak-anak, biasanya berisi keindahan dan keceriaan. Tapi tidak dengan buku berjudul A Single Dog dari sebuah penerbit Korea Selatan. Buku ini memuat sebuah puisi anak 10 tahun yang menggambarkan cara makan daging seorang ibu.
Buku dari Penerbit Chulganil itu terbit 30 Maret lalu. Dan dalam waktu cepat menuai kritik banyak orangtua yang membacanya, terutama puisi anak 10 tahun yang memakan daging ibunya. Apalagi, seperti dilansir upi.com, disertai ilustrasi gadis perempuan bersimpuh di dekat genangan darah sambil menggigit jantung manusia.
Puisi yang ditulis oleh Lee itu berjudul ‘Pada suatu Hari Kamu Tidak Ingin Pergi ke Hakwon’.

Kim Suk Boon, dari pihak penerbit, menjelaskan jika puisi itu tidak diedit karena merupakan sebuah karya ’seni’.  Tapi setelah mendapat keluhan dari banyak orangtua, penerbit  segera menarik dan menghancurkannya pada 6 Mei lalu. bahkan buku online pun akan segera dicabut peredarannya.
Di dalam buku kumpulan puisi itu juga terdapat puisi yang menceritakan seorang gadis yang ibunya dimakan oleh boneka berpisau.
Saya sendiri sebagai seorang editor buku yang  menerima naskah dari anak-anak, kerap juga kaget, karena di beberapa karya-karya mereka kadang terselip hal-hal sadis. Saya jadi bertanya-tanya, bagaimana mereka bisa menuliskan hal tersebut. Apakah karena pengaruh tontonan? Atau justru bacaan?
Yang jelas, saya tidak pernah menerbitkan buku kumpulan puisi anak-anak dengan konten sesadis itu. Apapun alasannya. Masih banyak hal ’seni’ lainnya yang bisa ditulis anak-anak, tanpa harus membuat jantung orangtua tersentak kaget.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 10, 2015 18:20

Makan Bernuansa Jadul di Sagoo Kitchen





Saya jarang sekali merencanakan makan di satu tempat di Bandung. Jalan saja dulu. Kalau ada rumah makan yang belum disambangi, lantas tempat parkirnya nggak ada masalah, mampirlah saya ke sana. Itulah yang juga terjadi saat jalan di sekitar Jalan Trunojoyo, akhirnya saya mampir di Sagoo Kitchen.
Sebenarnya saya sudah kenal dengan nama Sagoo Kitchen sejak lama. Yang saya ingat, resto ini bernuansa peranakan Melayu Tionghoa. Dan saya masih bingung, kira-kira kalau ke sana mau makan apa? Oke, masuk saja dulu ya. Kalau masakannya meragukan tinggal pilih yang aman dengan selera lidah.

Saat masuk ke dalam Sagoo Kitchen saya merasakan atmosfer jadul. Kejadulan terasa  bahkan sampai hal-hal yang dijual di dalam resto. Lihat saja nama-nama masakan di daftar menunya, Air Mineral, Ajam Goreng Hitam Manis, Ajam Goreng Tomat, Ajam Goreng Wangi, Badak, Baso Sapi Kuewah, Bee Hoon Djawa, Bee Hoon Goreng Rawit Sagoo, Bee Hoon Goreng Special, Bestik Ajam Ala Sagoo, Bestik Oedang Ala Sagoo, Bestik Sapi Djawa, Bestik Sapi Kereta Api, Char Kway Teow, Coke, Djahe Panas, Djahe Tjang Ling, Djoes Djeroek.



Setelah duduk di salah satu bangku kayu, lantas melihat menui, akhirnya anak saya memesan nasi goreng, isteri saya memesan Kway Teow, dan saya sendiri memesan mie.
Sambil menunggu pesanan, saya melihat isi resto yang lapang. Kalo menurut saya sih, cocok banget kalau membawa rombongan. Soalnya meja-mejanya ada yang buat berdua sampai lusinan orang. Di sini juga dijual non-makanan seperti mainan jadul, halma, congklak dan sebaginya. Juga ada kain batik jadul yang suka dipakai encim-encim. Saya akhirnya memesan mug belang hijau putih yang berkesan jadul.
Pesanan akhirnya datang. Saya mulai menyantap habis. Rasanya … cukup cocok dengan lidah saya. Cuman porsinya mungkin agak banyak. Padahal tadinya saya mau pesan maskan lainnya. Nggak jadi deh.
Walaupun cocok untuk resto keluarga, tapi Sagoo Kitchen juga cocok untuk kongkow karena varian makanannya yang bisa masuk segala usia. Tapi karena restoran bernuansa jadul kini makin menjamur di Bandung, jadinya Sagoo Kitchen harus membuat promosi yang lebih kencang lagi. Misalnya, ngundang saya dan teman-teman food blogger mencicipi aneka hidangan di sini, biar nanti direview dan dipublikasikan lewat blog.

Foto-foto: Benny Rhamdani
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 10, 2015 00:04

May 9, 2015

Amankah Anak-Anak Bermain di atas Rumput Sintetis?



Alun-alun Bandung dengan rumput sintetis. (foto: Benny)

Alun-alun kota Bandung telah diubah wajahnya menjadi lebih hijau oleh Walikota Ridwan Kamil. Banyak anak-anak senang bermain, berlarian atau sekadar duduk-duduk di atas rumput sintetis yang menyelimuti alun-alun. Saya jadi bertanya-tanya, amankah rumput sintetis itu untuk kesehatan anak-anak?
Lapangan rumput sintetis saat ini di bandung, bahkan di Indonesia, sudah bukan barang baru lagi. Beberapa lapangan futsal menghamparkan rumput sintetis ini menggantikan rumput hijau yang kian ditinggalkannya. Sekolah dan taman bermain pun kini banyak menggunakan rfumput sintetis. Alasan klasik, rumput asli lebih sulit perawatannya.
Belum ada penelitian khusus tentang pengaruh rumput sintetis untuk kesehatan, terutama untuk anak-anak yang biasanya rentan terhadap berbagai penyakit. Namun Amy Griffin, seorang pelatih sepakbola di Amerika Serikat mulai mempertanyakan pengaruh rumput sintetis itu ketika pada tahun 2009, dia mendapatkan seorang kipernya didiagnosa kanker.
Amy mengaku sudah menjadi pelatih selama 27 tahun. Selama limabelas tahun pertama, dia tidak pernah menemukan siswanya kena masalah, karena masih memakai rumput alami untuk berlatih sepakbola.  Terakhir dia mendata dan menemukan 38 siswa pemain sepakbola di Amerika Serikat yang didiagnosa kanker.  Umumnya menderita kanker darah seperti limfoma dan leukemia.
Amy sempat mengkhawatirkan bahan pembuat rumput sintetis dari serat sintetis dan lapisan ban – yang bias jadi mengandung berisi benzena, karbon hitam dan timah. Namun demikian, seluruh penlitian ilmiah menyebutkan bahan dasar rumput sintetis aman bagi keshatan.
Pada tahun 2013 dalam jurnal ilmiah Chemospheres,  yang menganalisa mulsa karet dan karet tikar, menyimpulkan bahwa, "Penggunaan ban karet daur ulang, terutama yang menargetkan area bermain dan fasilitas lainnya untuk anak-anak, harus menjadi perhatian."
Sebuah studi 2006 di  Norwegia  tentang menghirup, menelan dan kulit terpapar ruput sintetis di dalam ruangan mengidentifikasi, bahwa  menghirup senyawa dari rumput sintetis tidak akan menyebabkan "efek berbahaya akut" untuk kesehatan, tetapi itu "tidak mungkin ... untuk melakukan penilaian risiko kesehatan yang lengkap." Para peneliti juga menyimpulkan bahwa paparan oral untuk rumput sintetis tidak akan menyebabkan ancaman risiko kesehatan.
 Pada tahun 2013, seperti dikutip nbcnews.com,  studi lain berusaha untuk mengukur konsumsi, inhalasi dan paparan kulit risiko bagi pengguna, menetapkan bahwa risiko yang ada adalah  kecil. Tapi peneliti mengidentifikasi memimpin di rumput diuji, termasuk "konsentrasi besar" timbal dan kromium dalam satu sampel. "Sebagai bahan rumput degradasi dari pelapukan memimpin bisa dirilis, berpotensi mengekspos anak-anak," kata laporan itu.
Menurut Dr Joel Forman, profesor pediatri dan kedokteran pencegahan di New York Mt. Sinai Hospital, dalam semua studi ini, kesenjangan data membuat sulit untuk menarik kesimpulan perusahaan.
"Tak satu pun dari studi bersifat  jangka panjang. Mereka jarang melibatkan anak-anak yang sangat muda dan mereka hanya mencari konsentrasi bahan kimia dan membandingkannya dengan standar yang dianggap dapat diterima," kata Dr Forman. "Itu tidak benar-benar memperhitungkan efek subklinis, efek jangka panjang, perkembangan otak dan anak-anak."
Nah, bingung kan? Karena ternyata masih juga ada yang meragukan. Bahkan banyak kini keluarga di Amerika Serikat yang menganjurkan ank-anaknya bermain di lapangan alami. Bukan di rumput sintetis.
Saya sendiri terhadap anak saya belum benar-benar membiarkannya bermain lama-lama di lapangan rumput sintetis di alun-alun Bandung. Sekadar berjalan dan berfoto saja. Tapi, jauh di dalam lubuk hati saya, amat menginginkan lapangan rumput di alun-alun ini dibuat dari rumput alami, bukan sintetis.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 09, 2015 21:59

Mencicipi Nasi Goreng yang Pedasnya Nggak Bikin Sakit Perut




Lama-lama saya penasaran juga dengan pemberitaan nasi goreng satu ini.  Di Bandung, kelezatan nasi goreng Mafia kian santer dibicarakan beberapa teman saya yang pecinta kuliner.
Akhirnya saya mendatangi lokasi Nasi Goreng mafia di Jalan Dipati Ukur, sebagai pusatnya.  Di Bandung sendiri ada beberapa sejumlah cabang sejak berdirinya Oktober 2013. Tapi saya tak mau mencicipi jika tidak langsung di pusatnya.  Tantangan pertama untuk menikmati Nasi Goreng mafia adalah cari parkir mobil, lantaran jalan di depannya tak ada lahan parkir. Jadi ya terpaksa parkir di sisi jalan. Dan itu nggak gampang juga, karena di sepanjang Diapati Ukur banyak tempat nongkrong. Akhirnya seorang tempat parkir menunjuk tempat kosong di seberangnya.


Saat masuk ke restoran yang bernuansa merah terang, pelanggan hampir memenuhi semua kursi. Untunglah masih ada yang tersisa untuk saya bersama isteri dan anak saya. Lalu menu pun saya lihat. Inilah tantangan kedua, mencoba memilih menu yang cocok.
Menunya antara lain diambil dari nama unik, seperti Triad, Preman, Gangster, Godfather, Berandal, Yakuza dan Bandit. Akhirnya saya memilih nasi goreng  Preman yang dicampur sayuran.
Dapurnya di depan.Sambil menunggu, saya browsing soal Nasi Goreng Mafia ini.  Mafia merupakan singkatan dari makanan favorit Indonesia.  Keunggulannya adalah cita rasa pedas dari rempah-rempah. Seberapa pedas? Sebaiknya memang tanya langsung kepada pelayan, biar tidak terjebak.


Tak lama kemudian pesanan pun datang. Saya langsung menghirup aroma rempah yang saya suka. Buat saya tidak ada masalah dengan nasgor bumbu rempah lantaran saya biasa makan masakan yang berempah seperti kari India.
Saya pun mencicipinya. Hmm, enak. Terasa seperti  ada rasa lengkuas, kencur, kluwak, kemangi, laos, pala, dan kencur.  Semakin enak karena dimakan bersama kerupuk putih. Dan saya kira minuman es the manis adalah yang paling cocok untuk nasi goreng.
Sambil menghabiskan nasi goreng, saya ngecas HP, dan … gratis. Di setiap bawah meja ada colokan untuk pelanggan yang mau ngecas. Jadi nggak perlu nitip-nitip ke kasir.
Saya puas dengan pesanan yang saya makan. Rasa pedas dari rempah-rempah adalah kesukaan saya. Ketimbang pedas cabe rawit yang bikin sakit perut. Kali ini perut saya benar-benar aman.Mungkin kunjungan berikutnya saya akan mencoba menu lainnya,  Harga nasi goreng  relatif terjangkau terjangkau yakni di bawah Rp25.000.
Saat membayar di kasir dijual bumbu Nasi Goreng Mafi juga lho. Ya, sudah karena anak saya juga ternyata suka rempah, dibelilah bumbu tersebut. Lumayan bisa dipakai bikin sendiri.
Menurut saya, Nasi Goreng Mafia cocok banget buat yang pacaran. Sebab, ketika pasangannya berkeringat karena kepedesan, kita bisa menunjukkan kasih sayang dengan mengelap keringatnya di kening… heheheh. Jadinya kok romantis ya? Bukan seram.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 09, 2015 00:28

May 6, 2015

Dua Kuliner Juara Sehabis Jogging di Bandung



Minggu pagi sehabis jogging, tantangan terberat adalah mencari kuliner yang paling nendang. Begitulah yang saya rasakan sebagai warga Bandung. Berbagai tempat yang direkomendasikan di Internet kadang kurang pas di mulut saya.
Setelah berkelana ala pendekar kuliner, saya menyimpulkan ada dua jenis kuliner yang bertebaran, kuliner dengan bahan dasar beras dan non-beras. Yang berbahan dasar besar, orang Bandung suka menyantap lontong kari, bubur ayam, nasi kuning dan kupat tahu. Yang non beras banyak pilihan. Tapi ini dua kuliner yang mewakili beras dan non-beras.

Kupat Tahu Gempol



Kupat Tahu Gempol. (foto:Benny)Keterlaluan kalau belum pernah mencicipi kupat tahu Gempol yang sohor ini. Dan memang saya sangat telat bertandang ke sana. Masa setelah lebih dari sepuluh tahun di Bandung baru ke sana bulan lalu. Padahal sudah berdiri sejak 1975.

Pernah sih melihat gerainya di beberapa tempat makan, tapi kurang asyik kalau nggak makan di tempat aslinya. Tapi tak palah, ketimbang yang seumur-umur di Bandung belum pernh mencicipinya.

Letak Kupat Tahu Gempol  tak jauh dari Gadung Sate. Lurus ke arah jalan Trunojoyo, lalu di persimpangan belok ke kiri, lalu jalan lurus sambil lihat sisi kiri. Tak sampai 100 meter akan bertemu Jalan Gempol, dan beloklah. Di pertigaan jalan nanti akan bertemu langsung Kupat Tahu Gempol.

Jalan di depannya agak sempit. Makannya paling aman kalau pakai kendaraan LGCG seperti Agya. Apalagi kalau parkir mepet-mepet di pinggir jalan. Kalau mau santai sih bisa aja parkir agak jauh sebelum belok Jalan Gempol.


Harus sabar antre. (foto: Benny)
Kupat tahu adalah makanan sarapan khas masyarakat Jawa Barat, dan bisa ditemukan di berbagai pelosok. Yang sohor biasanya jenis kupat tahu pdalarang dan Singaparna. Tapi kupat tahu Gempol ini juga sohor, malah sampai ke negeri jiran.

Biasanya yang beli memang bermobil. Harganya juga di atas rata-rata kupat tahu lainnya. Wajar aja sih, penampilannya beda. Pertama kupat (ketupat)nya pas, tidak terlalu padat tapi juga tidak terlalu lembut. Tahunya, jelas kualitas nomor satu karena diambil dari Cibuntu langsung yang memang ngetop. Kerupuknya juga beda dengan kupat tahu lainnya. Dan yang paling juara adalah kuahnya.

Porsi kupat tahu di sini juga terbilang pas, tidak terlalu bikin kekenyangan untuk ukuran saya. Tapi kalau kurang, silakan nambah.

Kupat Tahu Gempol buka sejak pukul enam pagi. Dan biasanya sudah ramai sejak buka. Terutama akhir pekan. Walaupun harus antre, nggak menyesal kok, karena terbayar dengan kelezatannya. Oh iya, karena tempat makannya terbatas, kebanyakan menyantap di mobil, ada juga yang lebih suka membungkusnya dan makan di rumah.


Cakwe Lie Tjay Tat


Kalo yang nggak mau sarapan berbahan dasar beras seperti kupat tahu, nasi kuning, bubur ayam dan lontong kari, ini ada pilihan yang oke. Namanya Cakwe Lie Tjay Tat. Biasanya saya mampir setelah jogging di GOR KONI Jalan Padjadjaran Bandung.

Letaknya persis berada di deretan kuliner belakang GOR.  Yang berjualan dan pembeli  mayoritas keturunan Tionghoa. Dari semua jajanan kuliner,  yang bikin saya  kepincut untuk mencicipi adalah Cakwe Lie Tjay Tat karena kedainya tampak penuh. Saya juga langsung meneteskan air liur ketika melihat pengunjung yang asyik menikmati cakwe.

Selain cakwe, ada beberapa menu pilihan seperti bubur ayam, kwetiaw, bakmi, dan hidangan khas chinese food. Cakwe Lie Tjay tat sangat terkenal di Bandung karena sudah berdiri sejak 1934 di Pasar Baru, Bandung. Tentunya yang mengelola saat ini keturunannya.


Adonan cakwe sebelum digoreng. (fOto: Benny)
Rasa cakwe begitu gurih saat digigit dan menyentuh lidah. Paling sedap adalah ketika dicocolkan ke sausnya yang kental. Pokoknya juara deh rasanya. Dibandingkan beberapa cakwe yang beredar di Bandung, saya suka yang ini. Apalagi jika baru diangkat dari penggorengan.

Sambil menunggu pesanan, kita bisa juga melihat kelihaian koki mengadon cakwe dan memasaknya lho.


Mau yang mana. Silakan pilih sendiri. tapi jangan lupa joggingnya ya.



 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 06, 2015 01:30

May 4, 2015

Mister Aladin, Teman Travel Terbaikmu

Ini teman-teman travel blogger dan travel photographer.
Siapa aja tebak?  


Kalau diminta menyebutkan lima teman travel terbaikmu, apa saja yang akan kalian jawab? Pasti beda-beda satu dengan yang lainnya. Ada yang menganggap pinsil alis atau kacamata tidur mungkin. Atau juga ada yang menyebut pelembab. Kalau saya punya lima teman travel terbaik, yakni …
Kamera


Paling nggak bisa traveling nggak bawa kamera. Udah seperti sayur tanpa garam. Dan satu keniscayaan, traveling tanpa kamera akan bikin mati gaya. Bagaiamana kita bisa membuktikan kehadiran kita di suatu tempat tanpa bukti foto? Kamera itu ibarat peralatan peran travel blogger.
Dulu saya memakai kamera poket. Tapi seiring meningkatnya kebutuhan untuk menunjang tulisan artikel saya di media cetak, saya mulai beralih ke DLSR. Tidak cukup satu, saya memanfaatkan pula kamera ponsel untuk melengkapinya. Bisa saja untuk twitpic atau instagram. Bukan buat narsis, tapi buat mencatat perjalanan karena twitpic bisa jadi semacam catatan kecil.
Selain kamera DSLR, saya juga membawa kamera mini dengan fish-eye dengan tujuan untuk mendapatkan gambar landscape yang lebih menarik. Dilengkai pula dengan tongsisnya. Biar nggak menyusahkan orang bila ingin difoto dengan latar yang kita sukai.  Apalagi mengingat beberapa kali difoto orang lain, hasilnya tidak memuaskan. Mendingan selfie sajalah.
Cuman masalahnya, saya harus menempatkan kamera tersebut di satau tempat, lantaran saya termasuk pelupa. Yang paling parah, saya pernah meninggalkan tas berisi kamera di kursi sebuah hotel di Bologna, Italia. Untung saja setelah sejam lebih tas kamera itu tidak berpindah tangan.
Tissue Basah
Ini mungkin hanya berlaku buat saya. Tapi percayalah, saya akan kelimpungan kalau lupa tissue, terutama yang basah. Tissue ini saya perlukan untuk sewaktu-waktu harus ke toilet. Maklum, kalau ke daerah-daerah tertentu yang udara dan makanannya kurang cocok, bisa-bisa sakit perut mendadak. Dan,  seperti yang sudah-sudah tidak semua toilet nyaman untuk dipakai. Kadang jorok banget, tidak ada air bersih. Nah, disinilah tissue basah mengambil peranan penting.
Tissue basah juga perlu ketika disaat traveling badan mulai keringatan tak jelas, dan bau badan menyebar. Atau kadang susah air karena tidak ada air bersih atau tidak sempat sama sekali. Seka saja dengan tissue basah, lumayan segar.Yang namanya traveling kan nggak melulu ke kota-kota modern dan hotel-hotel berbintang. Kadang harus juga mau ke pelosok-pelosok  dengan sejuta kejutan.
Obat-obatan
Maklum sudah bukan anak SMA, jadi obat-obatan juga harus komplit. Yang paling utama adalah obat darah tinggi saya yang harus diminum setiap hari. Biar berasa nyaman saja ketika traveling. Untuk obat dalam, saya juga biasanya bawa obat maag khawatir sewaktu-waktu lambung meronta karena makanan yang nggak jelas. Juga obat sakit perut.
Selalu menyelipkan tissue basah, obat-obatan
dan charger di koper.Untuk obat luar saya memilih obat gosok biar tak masuk angin, dan krim untuk meredakan nyeri otot.  Siapa tahu gara-gara keasyikan jalan-jalan kaki terkilir. Kan nggak asyik kalau harus ngesot pulang.
Obat-obatan saya perlukan kalau bepergian ke daerah yang sekiranya susah dari apotek atau minimarket. Kalau ke kota besar, cukuplah bawa obat utama saja. Kalau ke pedalaman, kadang saya sengaja membawa krim antigigitan nyamuk. Soalnya berabe kalau nggak bisa tidur di lokasi traveling. Alamat besok pagi teler.
Charger
Karena penggunaan gadget sangat aktif, maka charger tetap harus dibawa. Tak masalah jika susah sinyal. Saya hentikan aktivitas online. Tapi amsalahnya gadget harus tetap nyala baterenya karena saya menyimpan banyak dokumen di sana. Menghindari pemakaian kertas berlebihan, saya biasanya menyimpan dokumen, itinerary dan banya hal di gadget.
Charger adalah benda yang jangan sampai lupa. Kendati sekarang ada power bank yang bisa menyambung nyawa, tetap akan sekarat. Apalagi kalau mau menuju daerah yang susah listrik, sejak di bandara saya full-kan batere gadget. Mau ponsel ataupun tablet.
Travel Agent

Hari gini perlu banget travel agent online yang bisa dipercaya.

Ini dia  yang tak kalah penting. Travel agent terutama travel agent online. Saya pilih karena kesibukan saya bekerja, biasanya saya kurang punya waktu mempersiapkan ini itu, termasuk booking hotel. Nah, kalau sudah begini saya serahkan sepenuhnya kepada travel agent online.
Tentu saja travel agent online yang morotin, tapi benar-benar jadi teman travel terbaikmu, seperti Mister Aladin. Belum tahu Mister Aladin?
MisterAladin.com adalah perusahaan teknologi yang memiliki misi untuk mendorong dan menginspirasi setiap orang di Indonesia untuk pergi menjelajahi dunia. Dengan kata lain adalah situs online booking travel yang berkantor pusat di Jakarta. Di situs ini tersedia banyak pilihan hotel, domestik dan internasional. Juga tesedia berbagai travel deal untuk peemsanan tiket, restoran ataupun spa.
Dengan tagline Teman Travel Terbaikmu, Mister Aladin ingin membentuk brand image sebagai seorang teman yang sangat mengerti tentang travel dan dapat memberikan aladiners (konsumennya) promo-promo traveling yang tepat serta tips-tips untuk traveling lebih seru. Makanya, Mister Aladin tak mau hanya disebut situs booking hotel dan travel deals, tapi juga seorang teman yang dapat memberikan ide dan inspirasi jalan-jalan untuk para traveler.
Tim Mister Aladin siap memberikan yang terbaik.
James Prananto (Deputy Head of Travel),
 Nitha Sudewo (Drector), dan Ferdiantono Lim (Head of Marketing)


Dan yang namanya teman nggak akan bikin ribeut, aladiner bisa membayar dengan banyak cara, mulai dari transfer bank hingga kartu kredit. Mister Aladin juga berani memberikan diskon mulai dari 40% hingga 90%. Dan tanpa tambahan biaya lainnya karean yang tertera di MisterAladin.com sudah termasuk pajak.

Dan rencananya, situs ini bakal menjual paket tur ke Thailand hanya seharga Rp10.000. "Tunggu saja tanggal mainnya di bulan Mei ini," jelas Ferdiantono Lim, Head of Marketing MisterAladain.com, di Jakarta bulan April lalu.


Hmm, kalo kalian gimana?
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 04, 2015 01:44

May 3, 2015

Begini Caranya Menjual Foto Traveling

Pasir Berbisik karya Barry Kusuma.


Paling enak memang hobi yang dibayar. Misalnya, hobi motret panorama sambil jalan-jalan. Tapi bagaimana ya cara menjual foto-foto hasil traveling? Untunglah saya  bisa mendapat tips langsung dari Barry Kusuma, seorang travel photographer papan atas di Indonesia, ketika datang ke acara Mister Aladin.
Yang dimaksud travel photography tak sebatas foto landscape alam dan makanan, melainkan  juga mencakup  budaya dan arsitektur yang menjadi satu kesatuan foto sehingga bisa bercerita tentang daerah tersebut.
Menurut Barry, dengan perkembangan teknologi serta hadirnya jenis kamera mirrorless, siapapun bisa jadi seorang travel photographer. Bahkan dengan manfaatkan social media, bisa dengan mudah menjual karya mereka. “Limabelas tahun lalu, seorang travel photographermenjual karyanya dengan membuat buku dan postcard,” jelas pria jebolan Universitas Trisaksi jurusan Ekonomi Pembangunan ini.
Barry Kusuma berbagi ilmu travel photography. (foto: Benny)Meskipun mudah, bukan berarti gampang menjadi travel photographer. “Membutuhkan proses yang panjang, sama seperti bisnis lainnya. Awalnya, saya perlu modal sendiri untuk melakukan traveling,” kata Barry yang baru merasa stabil setelah melewati sepuluh tahun melewati proses.
Untuk yang baru berminat, Barry menyarankan untuk melengkapi kamera dengan lensa 7mm dan tele  100-300mm. “Perbanyak traveling untuk memperbanyak foto. Juallah foto jika minimal sudah mengunjungi 12 provinsi,” imbuhnya.
Mengapa minimal 12 provinsi? Karena biasanya pembeli menggunakan untuk kalender dan di kalender ada 12 bulan, jelas Barry.
Promosikan Karya Dulu
Hari gini, dengan kecanggihan Internet, menjual karya foto tak harus melalui agen. Seorang travel photographer bisa melakukan berbagai cara lewat internet.
“Buatlah  websitepribadi untuk memuat karya yang dihasilkan,” pesan mantan redaktur majalah Tamasya ini.
Tentu ada tips khusus untuk memajang karya foto. Usahakan untuk meresize foto menjadi 700pixel. Simpan dalam photoshop  hingga kualitas 70%. Resize pula menjadi 72dpi dari ukuran 300dpi. Dan yang paling penting adalah memberi watermark. Mengapa watermark ini penting sekali?
“Agar konten yang kita pasang tidak mudah dicuri orang,” jelas Barry.
Barry juga menyarankan seorang travel photographer aktif di social mediakarena merupakan media promosi paling murah dan efektif. Khusus untuk di Twitter,  Barry memberi tips untuk promosi.
Social media paling efektif dan murah untuk promosi.

“Saat ngetwit jangan lupa mention account terkenal agar bertambah follower,” katanya. Barry juga menyarankan untuk menggunakan hastag tertentu yang dikenal pengguna social media.
Dan yang tak kalah keren dari Barry adalah, dia juga membuat blog untuk menuliskan catatan perjalanannya. Inilah yang mungkin sulit dilakukan fotografer. Maklum, terbiasa dengan hal-hal visual, giliran mengasah kemampuan menulis terabaikan.
Barry juga menyarankan agar travel photographer menyusun buku karena bisa mendorong nilai jual karyanya. Dan tentu saja yang paling tak boleh ditinggalkan adalah mengikuti lomba-lomba foto untuk mengasah keterampilan memotret.
Menjual Foto
Apakah dengan mempromosikan begitu kita bisa menjual  stok foto? Ya, tentu saja. Tapi jika ingin memasarakan lebih luas ke seluruh dunia, ada cara yang paling ampuh, yakni melalui agen stok foto professional.
Ada dua jenis agen stok foto, yakni macrostock dan microstock.  Contoh macrostock adalah Corbys, Getty Images, dan Alamy.
Sedangkan microstock contohnya adalah  Shutterstock, Fotolia, dan Istockphoto. Umumnya microstock menjual foto sangat murah dari 1 USD hingga 10 USD per foto.
“Jika ingin serius menjadi fotografer, hindari microstock karena rawan pembajakan,” Barry Mengingatkan.
Barry sendiri merupakan salah satu kontributor Getty Image dari Indonesia.  Hasilnya pun sudah bisa ia nikmati. Saat ini foto Barry sudah mencapai 3.200 foto yang kebanyakan tentang Indonesia.  Untuk setiap foto yang ‘terjual’, ia akan mendapat royalti.  Satu foto  berharga 150 sampai ribuan dolar. Royaltinya antara 30 sampai 40 persen per foto.
Hasilnya? Hanya dari Getty Images, setahun penjualan Barry  bisa membeli mobil.

Tentu saja penghasilannya bertambah dari  acara-acara workshop  di mana Barry kerap diminta sebagai pemateri. Termasuk di acara Kongkow Bareng Food & Travel Blogger di Kota Tua, Jakarta, 23 April lalu, Atas prakarsa Mister Aladin, Teman Travel Terbaikmu.  Saya merasa acara ini sangat bermanfaat untuk travel blogger seperti saya. Selama ini saya memanfaatkan alias menjual foto satu paket sama tulisan untuk surat kabar dan majalah nasional saja.

Selain informasi tentang travel photopraphy, acara ini juga memperkenalkan situs online booking travel baru yang berkantor pusat di Jakarta, MisterAladin.com. Situs ini menjual beragam pilihan hotel domestik dan internasional. Mister Aladin juga menyediakan berbagai travel deals yang amat menarik, mulai dari aktivitas tur, pemesanan tiket masuk, restoran, spa, hingga sewa mobil dengan diskon hingga 90%.

Buat travel photographer yang nggak mau ribet urus tiket dan segala macamnya karena keterbatasan waktu, cocok banget.
^_^
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 03, 2015 22:30

Benny Rhamdani's Blog

Benny Rhamdani
Benny Rhamdani isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Benny Rhamdani's blog with rss.