Benny Rhamdani's Blog, page 37

November 12, 2014

Inilah 5 Penulis Muda Genre Horor Indonesia


Siapa bilang anak muda Indonesia nggak kreatif?  Lima anak muda ini memilih berkarya di jalur penulisan novel. Jeli melihat persaingan ketat di dunia penulisan, mereka nggak tanggung-tanggung memilih jalur horor. Dan buku mereka best sellers! Bikin sirik nggak sih?
Biar makin sirik, kenalkan lima penulis tersebut. 
Sucia Ramadhani



Mojang Bogor berusia 17 tahun ini menulis sejak SMP dan kini sudah jadi mahasiswi  Sastra Indonesia, Universitas Indonesia 2014.
“Saya menulis novel horor  karena suka dengar cerita horor dari teman-teman. Jadi terinspirasi buat nulis horror,” kata penulis novel Ghost Dormitory 1 dan 2 yang sudah masuk cetakan ke 14.
Sebelumnya, Sucia pernah menulis genre fantasi  umum , persahabatan dan petualangan. Gara-gara menulis fiksi horror dia kini meraup royalty yang realtif besar. “Bahkan dikenal banyak orang gara-gara nulis Ghost Dormitory.  Sampai dijadikan jadi ulasan mahasiswa semester  lima,” sambung penulis yang menggunakan royaltinya untuk kuliah dan keperluan emmbeli buku kesukaannya.
Apa asyiknya jadi penulis genre horror? “Bisa berimajinasi lebih jauh, mengkreasikan cerita horror orang lain dengan imajinasi sendiri,” tandasnya.
Akbar Suganda


Cowok ganteng  berusia 17 tahun ini masih berstatus  siswa SMA 1 Batusangkar kelas XII IPA. Dia belum pernah menulis selain genre horror. “Karena horor itu menyenangkan,” kata Ganda yang menulis buku laris Haunted School 1 dan 2 sertaAnnabelle.
Hal yang membuat Ganda betah menekuni genre horror karena,”  Saya  suka yang horor-horor jadi idenya lebih mudah mengalir, dan biar orang-orang yang tidurnya telat jadi ketakutan hahaha.” Pastinya, dia bisa menabung untuk biaya kulianya kelak dengan menjadi penulis genre horor.

Alief Wheza Harsojo


Penulis berpostur jangkung ini baru berumur 16 tahun dan masih tercatat sebagai  siswa kelas  di Sekolah Indonesia Singapura di Siglap, Singapura. Miantanya menekuni fiksi horor karena satu hal.
“Aku melihat lebih banyak pembaca yang minat di genre horror ketimbang genre-genre yang lain,” ucap cowok yang sering bolak-balik ke Jakarta untuk kegiatan promosi dan gathering dengan penggemarnya.
Sebenarnya Wheza sendiri lebih suka menekuni genre fantasi. Namun penulis Halte Aggker ini mengaku sebenarnya lebih menyukai genre fantasi. “Tantangannya ada ketika aku yang awalnya menulis di genre Fantasi mencoba berbelok ke dunia horror. Ini menyenangkan! Dari horor siapa tahu bisa mengangkat novel fantasiku,” kata penulis Legend Hell Swordini.
Setelah menekuni dunia penulisan horor, Wheza merasa ada pengaruh dengan kehidupannya di luar sekolah,t erutama di pertemanan. “Aku jadi punya banyak teman, dan masing-masing teman itu punya kepribadian unik, dan kebiasaan yang berbeda-beda. Jadi bisa lebih mengenal dunia luar,” uncap cowok yang mengaku menyimpan royalti yang diterimanya, dan untuk saat ini tidak dipikirkan dulu untuk apa. “Aku hanya ingin menulis buku yang suatu saat nanti akan disukai oleh banyak orang.”
Ditta Hakha


Penulis muda berusia 17 tahun ini masih berstatus siswi  SMAN 1 Bojonegoro, Jawa timur . Alasan Ditta menulis cerita horor karena TREND. “genre horror sekarang lagi trend dan disukai pembaca. Selain itu, ada sensasi sendiri waktu nulis horror. Yang paling penting, harus bisa mengontrol rasa takut diri sendiri,” jelas penulis novel Wooley Dooley ini.
Dari cuman mencicipi, ternyata Dita yang semula menulis tema persahabatan mulai merasakan asyiknya menulis genre horor. “ Aku bisa mengekesplore seluruh imajinasi. Dan yang paling asik, aku bisa menciptakan "makhluk" sendiri,” kata  penulis yang menabung seluruh uang royalti yang diterimanya.
Billy Briliant

Cowok yang aktif dengan banyak kegiatan ini  baru berusia 17 tahun dan tecatat sebagai siswa SMA Negeri 1 Purwokerto, Jawa Tengah,  Kelas 2 IPA. Billy yang semula menulis genre pershabatan dan fantasi kini mulai menekuni fiksi horor.
“Aku suka banget nulis horor. Suka bermain dengan kata2 yang dapat menggetarkan hati,” jelas penulis Deadly Claws ini.
Karena kegiatan menulis ini, Billy beberapa kali memenangkan  lomba di luar menulis berskala nasional. Kadang Billy berpromosi juga bukunya di ajang-ajang pemilihan duta siswa ataupun delegasi konfrensi untuk anak SMA.

“Jadi penulis horor itu, walaupun suka takut sendiri, tapi iamjinasinya bisa mengalir terus,” kata cowok yang menggunakan uang royaltinya untuk menabung dan membeli barang yang disukainya.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 12, 2014 23:56

November 11, 2014

GRATIS: Workshop Penulisan Buku Cerita Anak untuk Pembaca Pemula

 



Room to Read, sebuah organisasi nirlaba internasional yang berfokus pada literasi, dan ProVisi Education, sebuah perusahaan konsultan pendidikan Indonesia, bekerja sama dengan (nama organisasi Anda) dan mitra lainnya dalam sebuah proyek untuk mengembangkan, menerbitkan dan mendistribusikan buku-buku anak ke berbagai sekolah di berbagai daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bagian penting dalam proyek ini yaitu bekerja sama dengan para penulis lokal untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mengembangkan buku cerita bagi para pembaca pemula. Proyek ini bertujuan untuk membantu meningkatkan jumlah buku yang tersedia untuk anak-anak yang berada pada tahap awal membaca, terutama di berbagai daerah pedesaan di Indonesia.
Sebuah langkah kunci dalam proyek yang penting ini adalah bekerja sama dengan para penulis lokal dalam sebuah workshop "Penulisan Buku Cerita untuk Pembaca Pemula" yang akan diselenggarakan pada 27-30 Januari 2015 di Jawa Barat (tentative). Workshop ini bertujuan untuk mendukung para penulis dalam mengembangkan seni keterampilan menulis buku cerita anak-anak.
Para penulis yang terlibat dalam workshop mempunyai kesempatan untuk membuat draft paling tidak sebanyak dua naskah. Dalam proses pengembangan buku cerita, penulis akan:·     Memperlajari cara untuk mengembangkan ide cerita yang kreatif dan karakter-karakter yang kuat untuk anak-anak;·         Menyusun berbagai cerita untuk para pembaca pemula;·         Memperoleh masukan mengenai naskah mereka dari editor yang profesional dan dari sesama penulis;
Penulis yang naskahnya lolos seleksi akan mendapatkan kesempatan untuk menerbitkan naskah mereka.



Petunjuk Aplikasi
Sebagai penulis yang sedang membuat kemajuan dan kesuksesan yang baik di Indonesia, (nama organisasi Anda) bermaksud untuk mengajak Anda sekalian untuk berpartisipasi dalam workshop ini.
Untuk mendaftar, silakan mengisi dan menandatangani formulir aplikasi yang bisa dicopy di bawah ini.Kirimkan aplikasi beserta contoh tulisan yang berisi 200 kata mengenai cerita anak-anak.Aplikasi yang sudah lengkap mohon dikirim ke Benny Rhamdani di benny.rhamdani@mizan.comsebelum 29 November 2014.  Semua contoh tulisan harus diserahkan bersamaan dengan aplikasi tersebut.
PENTING: Aplikasi yang diajukan setelah tanggal 29 November 2014 tidak akan diterima
TENTANG ROOM TO READ
Room to Read adalah organisasi global yang bertujuan untuk mentransformasikan kehidupan jutaan anak di Asia dan Afrika dengan berfokus pada literasi dan kesetaraan jender dalam pendidikan. Didirikan dengan suatu kepercayaan bahwa Perubahan Dunia dimulai dari anak-anak yang terdidik, Room to Read bekerja dengan berkolaborasi dengan komunitas lokal, organisasi mitra, dan pemerintah, untuk mengembangkan keterampilan literasi dan mengembangkan kebiasaan membaca bagi anak-anak tingkat sekolah dasar. Sejak tahun 2000, Room to Read telah menyentuh hidup lebih dari sembilan juta anak dan menyasar untuk mencapai 10 juta anak pada tahun 2015. Untuk keterangan lebih lanjut silakan kunjungi www.roomtoread.org
TENTANG PROVISI EDUCATION
ProVisi Education adalah lembaga konsultan pendidikan dan partner implementasi program CSR. Didirikan pada tahun 2002, ProVisi Education telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan bekerja bersama siswa, guru, sekolah, dan masyarakat. Sejak saat itu, ProVisi Education telah bermitra dan berkolaborasi dengan berbagai individu, dan organisasi, termasuk berbagai organisasi nirlaba dan sektor swasta di 27 propinsi di Indonesia. Untuk keterangan lebih lanjut silakan kunjungi www.provisieducation.com



BATAS -------------------------------------------------------------------------------------------------------

 
Penulisan Buku Cerita untuk Pembaca PemulaWorkshop Penulis27-30 Januari 2015Jawa Barat (tentative), Indonesia
Formulir Pendaftaran Peserta Workshop

Nama ____________________________ Tanggal lahir:  _____________ Jenis Kelamin: L / P  No. Telepon: ________________________ Email: __________________________________Alamat: ____________________________________________________________________

Pekerjaan: _______________________________ Jabatan: ___________________________Perusahaan: ________________________________________________________________Alamat Perusahaan: _____________________________________________________________________________________________________________________________________
Pendidikan:
a)      Sekolah Menengah Pertama:
b)      Sekolah Menengah Atas:
c)      Perguruan Tinggi/Jurusan:

Pengalaman dan/atau Pelatihan dalam Penerbitan Buku:(misal, pengalaman menulis dan/atau menghadiri workshop sebelumnya yang berkaitan dengan Penerbitan Buku





Apa harapan yang ingin Anda capai dari workshop ini?








Apa yang akan Anda sumbangsihkan untuk workshop ini?






Contoh TulisanSemua pelamar workshop diminta untuk menyerahkan contoh tulisan cerita untuk anak-anak bersama dengan aplikasi formulir yang telah dilengkapi. Contoh tulisan tidak boleh lebih dari 200 kata.Kesepakatan dalam Berpartisipasi   Jika terpilih untuk berpartisipasi dalam workshop ini, dengan ini Saya berkomitmen untuk menghadiri setiap sesi dalam workshopsecara penuh pada 27-30 Januari 2015. Selanjutnya, jika naskah yang dihasilkan dari workshop saya dipilih untuk diterbitkan, dengan ini Saya berkomitmen untuk mematuhi prosedur dan persyaratan editing dan revisi.

                                                                                    _____________________________(Tanda Tangan)
Nama  : _____________________            Tanggal: _____________________
-------------------------------------------------------------batas
Kerangka waktu pengembangan buku cerita anak
Workshop Penulis(Naskah-naskah yang berpotensial diidentifikasi) 27-30 Januari 2015(4 hari) Mentoring dan finalisasi naskah-naskah Februari 2015 Memilih naskah-naskah akhir untuk dicetak Mei 2015 Editing akhir teks dan ilustrasi Juni 2015 Cetakan percobaan dan persetujuan akhir Agustus 2015 Pencetakan September 2015 Pendistribusian buku: Distribusi ke sekolah-sekolah dan lokasi proyek lainnya Oktober 2015
Catatan: Para penulis yang berpartisipasi diminta untuk menyediakan waktu secara penuh dalam workshoppenulis selama empat hari yaitu pada tanggal 27-30 Januari 2015 dan secara aktif terlibat dalam proses mentoring di bulan Februari 2015 untuk memfinalisasi naska
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 11, 2014 00:33

October 31, 2014

Beginilah Rumah Para Penulis Novel Best Seller

Rumah bagi sebagian orang tak hanya sekadar tempat tinggal, tapi bisa merangkap kantor. Contohnya bagi penulis novel. Tak heran jika banyak rumah penulis novel tampak indah karena harus bisa mengundang inspirasi dan mendukung ketenangan saat menulis.
Dari beberapa sumber di Internet, saya merangkumnya di postingan ini. Untuk apa? Saya harap kejeahteraan penulis di Indonesia terus meningkat sehingga bisa memiliki rumah seperti para penulis ini.
Stephen King
Seperti genre yang ditulis, rumah di kawasan Bangor, Maine, Amerika Serikat ini tampak horror dari luar. Apalagi bila melihat pintu pagar sarang laba-laba beserta dekorasi kelelawar.  Tapi jangan salah, karena rumah ini saat dibangun pada 1856 saja sudah 7.000 dollar AS. Harga sekarang tentu jauh lebih mahal.


Anne Rice
Penulis Interview with The Vampire  ini pernah tinggal di First Street, New Orleans, AS tapi kemudian pindah karena merasa dihantui setelah menulis The Witching Hour.  Walaupun penulis horror, Anne Rice memilih tinggal di rumah yang tidak semenyeramkan Stephen King. Harga rumahnya  3 juta dollar AS dengan enam kamar dan tujuh kamar mandi. Unik juga kamar mandinya lebih banyak.


Danielle Steel

Penulis kisah-kisah romantic ini memilih rumah bergaya baroque di Pacific Heighs yang dikenal sebagai preckel Mansin. Rumah besar itu dibangun pada tahun 1911 dan memiliki9 kamar. Rumah Danielle Steel kedua juga terbilang luas di kawan San Fransisco, AS.


J.K Rowling
Ini adalah rumah lama penulis Harry Potter yang tersohor, J,K Rowling,  di Edinburgh, Inggris yang dijualnya seharga 3,6 juta dollar AS. Tentu saja setelah kaya raya Rowling memutuskan menempati rumah baru. Dia bahkan dikabarkan membeli rumah liburan di Tasmania seharga jutaan dollar meskipun menampiknya.


Setelah tahu rumah para penulis novel best seller ini, saya penasaran juga dengan rumah penulis novel laris di Indonesia seperti Andrea Hirata hingga Dewi Lestari. Satu-satunya rumah penulis novel best seller nasional yang saya pernah kunjungi adalah kediaman penulis Ayat-Ayat Cinta Habibburahman Elshyrazi di Salatiga, Jawa Tengah. Rumahnya besar dan sangat nyaman untuk dikunjungi.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 31, 2014 00:20

October 30, 2014

Inilah Buku-Buku Anak Karya Benny Rhamdani

Menulis adalah passion saya
menjadikan kata menjadi sebuah cerita selalu menggairahkan
inilah beberapa karya yang bisa saya terbitkan dalam bentuk buku
 Dongeng Benny Rhamdani
Ini adalah buku seri khusus yang dibuat untuk karya dongeng saya. Jumlahnya tiga judul. Materi dongeng di buku ini kebanyakan diambil dari cepen-cerpen genre fantasi yang pernah dimuat di majalah BOBO.
Hal yang saya sukai dari buku ini adalah signature name saya di kaver buku. Tadinya saya berharap signature itu bisa terus dipakai di semua buku saya.



Dari ketiga judul buku ini, saya paling suka ilustrasi kaver pada buku Rambut Tito dan Bel Ajaib. Fantasinya jelas tergambar dan sedikit berbeda dibandingkan dengan dua ilustrasi lainnya yang fullbody karakter.
Untuk cerita, tentu saja saya suka semuanya. Kalau respon pembaca bermacam-macam. Ada yang lebih suka fantasi istana sentris, ada yang suka lucu-lucuan, ada yang suka kontemporer. Semua jenis cerita fantasi memang ada di ketiga buku ini.
Buku ini diterbitkan oleh Penerbit DAR! Mizan. Tapi saat mengirim naskah saya belum bekerja di dalam penerbit besar itu.
Menulis cerita fantasi merupakan hal paling mengasyikan dalam berarya di penulisan bacaan anak.


Novel Anak


Menjadi penulis cerita anak sekelas Enid Blyton adalah impian saya sejak kecil. Tertatih-taih saya untuk memulainya. Itu sebabnya saya senantiasa ingin membantu mereka yang ingin menjadi penulis cerita anak. Agar mereka menemukan jalur yang tepat dan cepat. Dengan informasi yang lebih mudah diakses, semestinya memang karir menjadi penulis buku untuk anak tak lagi harus dilalui dengan berdarah-darah.


Saya mengawalinya dengan mengikuti sebuah lomba menulis di Departemen Agama untuk  kategori novel anak. Tidak menang. Tapi buku saya dinyatakan lolos untuk diterbitkan unuk proyek, karena saya tidak menemukannya di toko buku. Rasanya senang sekali melihat buku ini. Dan rupanya karena buku inilah semangat saya makin menyala menjadi penulis buku untuk anak.
Kemudian saya mencoba menawarkan diri menulis novel anak di Penerbit DAR! Mizan. gayung bersmabut, pihak redaksi ternyata memang sedang membutuhkan. Maka dalam waktu tiga hari saya selesaikan sebuah novel anak berjudul Awas, Ini Rahasia!
Saya memang senang membuat cerita dengan bumbu suspense di sana-sini. Karena memang dalam menghibur pembaca, cerita yang kita tulisa jangan sampai mudah ditebak. Tebarkan aneka kejutan di setiap bab.
Saat buku ini terbit dan mendapatkan nomor bukti, rasanya saya tidak percaya karena kemudian berhasil mewujudkan impian saya.Novel anak-anak berikutnya meluncur begitu saja. kebanyakan saya menuliskan hal-hal yang akan disukai pembaca anak perempuan. Mengapa? Karena ternyata kebanyakan yang suka membaca adalah anak perempuan.






Saya tidak hanya menulis novel anak-anak untuk satu penerbit. Tujuannya, untuk membandingkan pelayanan terhadap penulis. Ternyata, saya tahu siapa yang terbaik kemudian.





Novel Serial

Seperti saya ungkapkan tadi, menjadi Enid Blyton adalah impian sejak kecil. Tapi penulis favorit saya adalah Astrid Lindgren yang menulis Pippi Longstocking. Keahaliannya mengemas cerita anak dengan gaya komedi adalah kekuatannya. saya banyak belajar dari kary-karyanya dalam proses menulis, Saya pun mencoba gayanya.

Percobaan pertama saya dimulai ketika saya menulis Inilah Kelas Paling Ajaib!  Sebuah kisah anak-anak sekolah ala Enid Blyton tapi dikemas lucu ala Astrid Lindgren.






Ternyata responnya cukup baik di pasaran ketika judul pertama diterbitkan. Saya pun meneruskan hingga tiga judul.

Kesulitan menulis serial adalah kontinuitas cerita harus kita jaga etrus. Sementara jarak menulis buku satu dan berikut cukup lama sehingga kadang saya harus susah payah memanggil kembali 'nyawa' dari buku pertama. Sebaiknya, serial memang ditulis secara estafet tanpa terganggu proyek menulis lainnya.


Tiga buku tersebut kemudian diterbitkan dalam satu buku. Ini dia book trailer -nya. Silakan diklik saja ya.

Kumpulan Cerita Anak
Mungkin seri Kumpulan Cerita Anak adalah yang paling mudah prosesnya. Saya hanya menyetorkan naskah cerpen saya. Dan boleh dari karya yang sudah diterbitkan di media cetak. Karena cerpen saya di majalah BOBO sudah ratusan, jadinya mudah sekali prosesnya.

Penjualannnya juga ternyata baik. Mungkin karena saat itu seri KKPK belum terkenal, jadi buku anak-anak yang yang ditulis orang dewasa masih bisa laku.


Kadang saya sengaja menulis dengan nama samaran, sekalin mempromosikan nama anak saya, Akhtar. Biar orang nggak bosan juga baca nama saya di toko buku.


Picture Book
Menulis picture book adalah sebuah tantangan tersendiri. Karena sebenarnya saya sebagai penulis harus berbagi tempat dengan ilustrator. Saya pun mempelejari dari beberapa buku bacaan impor juga bebrbagai teori. Jadinya memang masih saya campurkan dengan selera pasar.

Biasanya saya mencari celah cerita yang berbalut komedi. Karena saya benar-benar ingin menghibur anak. Cerita lucu juga bisa membalut pesan agar tak terlalu menggurui.



Seri CERITA BALITA ini sudah punya karakter yang harus saya sertakan. Jadi tidak terlalu sulit menulisnya Sali dan Saliha juga sudah melekat di pikiran pembaca seri ini.


Selain seri CERITA BALITA, saya juga menulis picture book untuk seri DONGENG BALITA, THANK YOU ALLAH, CERITA BERIMA, JIKA AKU JADI dan ISLAMIC PRINCESS






DONGENG BALITA




JIKA AKU JADI




CERITA BERIMA








THANK YOU ALLAH


ISLAMIC PRINCESS



Board BookJenis buku ini lebih sulit lagi menulisnya. Karena setiap halaman harus dipastikan tidak lebih dari satu kalimat. Karena buku ini diperuntukan untuk anak-anak yang baru belajar membaca.







Novel Movie Tie-in Ini adalah jenis buku yang sangat menantang untuk proses menulisnya. Saya diminta menulis dua buku berdasarkan skenario film Garuda di Dadaku. Satu buku sesuai sekanrio, satu buku adalah prekuel. Nah, karena karakternya bukan punya saya, maka saya harus konsultasi dengan Salman Aristo yang menulis skenarionya.

Pada buku kedua saya sengaja tidak menuliskan nama saya di kaver buku karena merasa cuman mengdaptasi saja dari skenario. Untuk buku Mimpi Sang Garuda saya sengaja mencetaknya.





















Ilustrated Book Buku bergambar ini sedikit berbeda dengan picture book. Halamannya lebih tebal, dan diperuntukkan untuk level pembaca di atasnya. Karena teksnya lebih padat, berupa chapter book. Hanya memang masih ada ilustrasi berwarna, satu cerita/bab biasanya 1 ilustrasi.

Saya, berhasil menulis satu buku untuk jenis ini. Maunya lebih. tapi perlu usaha lebih untuk menulisnya :)


Minta doanya saja ya.










NB:
1. Ada beberapa kaver buku anak yang belum bisa saya pasang di sini. Nanti akan di update.
2. Postingan lain bercerita tentang buku-buku remaja yang saya tulis.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 30, 2014 20:41

Inilah Strategi Membangun Personal Branding untuk Penulis





Personal branding dan penulis seperti dua hal yang tidak berhubungan. Nyatanya di dunia bisnis penulisan yang kompetitif ini, personal branding bukan lagi  pilihan bagi penulis. Mereka yang memilih jalur hidup sebagai penulis, sebaiknya mempelajari juga strategi personal branding.

Menurut Wikipedia, personal branding adalah proses dimana orang-orang dan karir mereka ditandai sebagai merek. Sementara teknik manajemen swadaya sebelumnya adalah tentang perbaikan diri, konsep personal branding menunjukkan sebaliknya bahwa kesuksesan datang dari diri-kemasan.
Ya, jadi personal branding itu adalah proses membangun merek bagi siapapun dan apapun bisnisnya yang tentu saja penting untuk membangun kredibilitas.  Apalagi jika  ingin cepat sukses dan dikenal positif oleh publik. Nah,  ini ada tujuh strategi  membangun personal branding untuk siapapun yang menggeluti dunia penulisan.
Identitas
Pertama, perkenalkan identitas sebagai penulis. Bisa ditulis di kartu nama, akun socmed yang dipunya, profil BBM dan Whats Ap, bahkan signature e-mail. Tambahkan prestasi di bidang penulisan. Pernahkah memenangkan lomba penulisan? Jika tidak, dalam setahun mampu menulis berapa buku? Pokoknya apapun kelebihan penulis harus disebutkan. Penulis juga dapat mengungkapkan pendidikan, pengalaman dan passion yang dipunya. Dan karena bisa jadi banyak identitas yang mirip, maka sebutkanlah hal paling unik dalam dunia kepilikan yang dipunya. Misalnya, mampu menulis dalam bahasa Spanyol.

Testimoni
Mintalah pendapat atau testimoni orang lain mengenai diri kita  agar orang lain semakin percaya. Atau tunjukkan reputasi di bidang penulisan dalam bentuk foto-foto. Tempatkan di socmed atau personal website.

Kreasikan Merk
Bayangkan kita ingin dikenal sebagai apa. Merk penulis sudah banyak, cobalah lebih spesifik. Misalnya, menjadi penulis novel romantis paling humble, penulis cerita detektif anak-anak paling disukai, penulis komedi yang tampan. Sebaiknya bangun merk dengan melihat apa yang orang juga pikirkan tentang kita. Jika kita memiliki body atletis dan menulis novel romantis, ya kita bisa membangun merk penulis romantis paling atletis. Dengan adanya patokan merk ini juga bisa menjadi patokan attitude kita di lingkungan.
Networking
Mulailah membuat jaringan dari lingkungan terdekat seperti keluarga dan kerabat, lalu teman kerja atau kuliah. Jaringan inilah yang akan membantu kita membangun kesuksesan. Setelah membangun jaringan dengan orang yang kita kenal, barulah dengan yang belum dikenal. Lakukan pula secara on-line di jejaring sosial.
Konten 
Menulislah dari pikiran sendiri. Sesuaikan dengan identitas dan merk yang kita bangun. Termasuk dalam menulis di social media. Jangan sekali-kali menulis hal-hal yang bisa menjatuhkan brand yang sudah dibangun. Jika menulis dalam keadaan emosi di socmed, tarik napas sebanyak tiga kali sebelum mempublikasikannya.

Komunitas dan  Berbagi
Bergabung dalam komunitas  selain untuk networking juga sebagai  inspirasi dan semangat baru. Baik komunitas menulis maupun non-menulis bukan sebuah masalah. Berperanlah aktif di sana agar personal branding kita terbangun dengan baik. Cobalah untuk lebih sering berbagi, terutama tentang keilmuan yang kita punya. Bisa dibagi di komunitas maupun di jejaring sosial.
Up Date
Jangan jadi penulis yang kudet. Di era teknologi informasi, semua harus bisa kita akses dengan mudah. Perubahan kini begitu cepat. Bahkan cara kerja pun bisa melalui digital. Ikuti perkembangannya, dari teknologi maupun pergaulan. Apalagi ilmunya, karena ilmu menulis terus berkembang.


Semangat kreatif!


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 30, 2014 00:22

October 29, 2014

Bollywood Diterpa Gosip Steroid





Jangan kaget jika melihat penampilan aktor-aktor Bollywood masa kini. Perut dengan otot six pack sudah bukan hal yang aneh, karena aktor seperti Shahrukh khan sudah memiliki delapan kotak. Tak heran jika gosip para aktor Bollywood adalah pengguna steroid akut pun menerpa.
Sebuah perusahaan farmasi sempat mengumumkan bahwa akor-aktor Bollywood telah memborong persediaan steroid untuk lima tahun ke depan. 
"Ini bencana," kata Dr Patel dari sebuah rumah sakit. "Aktor Bollywood berusia 50 tahun pun sekarang  ingin terlihat memiliki 8-pack abs. Jadi mereka membeli semua hormon pertumbuhan sebanyak mungkin. Padahal dengan jumah itu, kita bisa memakai seteroid untuk mengobati pasien gagal ginjal."
Dr. Bunta Singh, dari sebuah rumah sakit yang berbeda,  juga menambahkan, "Aktor-aktor ini mengonsumsi  steroid seperti makan gorengan. Beberapa dari mereka bahkan menginginkan dada yang lebih besar dari perut orang gendut."
Sayangnya, ketika dikonfirmasi ke sejumlah aktor maupun sahabat dekatnya, semua aktor menampik mereka mengonsumsi stereoid. Aktor John Abraham yang dianggap sebagai aktor yang sering pamer otot mengatakan," Saya tak mau memakai steroid karena resikonya tinggi. Banyak yang bilang steroid akan membuat penggunanya kehilangan libido."
Pengamat kesehatan di India mengatakan, sulit untuk menolak penggunaan stereoid di kalangan aktor Bollywood. Itu sudah menjadi rahasia umum. Mereka memang pergi ke gym, tapi juga mengonsumsi steroid."Sama seperti halnya para aktrisnya yang melakukan operasi plastik dan sedot lemak, para aktor rajin menggunakan steroid," jelas Satya Chaurasia, seorang instruktur kesehatan.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 29, 2014 02:18

October 28, 2014

Pengusaha Kuliner Padang Ini Dulunya Tukang Cuci Piring

Amril Restu Mande, pengusaha kuliner masakan Padang yang inovatif.

Kehidupan sebagai mahasiswa rantau  di Kota Kembang harus dijalani tak seglamour kebanyakan teman-temannya. Kiriman uang dari orangtua yang tak seberapa, membuat pria bernama Amril itu mengambil kerja serabutan selepas kuliah. Salah satunya adalah sebagai tukang cuci piring di sebuah rumah makan di kawasan Pasar Baru, Bandung. Siapa sangka suatu hari kelak, pria ini menjadi seorang pengusaha kuliner masakan Sumatra Barat dengan brand yang mendunia.
Amril setelah wisuda pun melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan seperti kebanyakan lulusan universitas. Karirnya melesat, hingga mencapai posisi manajer pemasaran wilayah di sebuah peruasahaan  trading. Namun jiwa wirausahanya terus menggelitik pikiran.
“Saya berpikir terus, kalau bekerja di perusahaan orang lain mau jadi apa kelak?” cetus pria yang kini telah memiliki dua anak ini ketika bercakap dengan saya di sebuah mal di kota Bandung, akhir pekan lalu.
Saya dan Amril Restu Mande, pengusaha kuliner yang tak puas berinovasi dan ingin menduniakan masakan Sumatra Barat.
Amril kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja pada tahun 2003. “Padahal prestasi saya saat itu sedang bagus. Karena saya bisa memberi omset paling tinggi  secara nasional di antara manager lainnya. Dan karena saya yang mengajukan berhenti, saya tidak mendapat uang pesangon,” paparnya.
Keputusannya didukung penuh mojang Bandung yang dinikahinya, Nenden Rospiani. Amril pun banting stir mendirikan rumah makan Padang bernama Restu Mande. Kata ‘mande’ berarti ibu. Warung pertamanya didirikan di komplek Pasar Antri, Cimahi.
“Terus terang saya tidak banyak tahu tentang masakan rumah Padang. Saya tidak bisa masak. Tapi tekad saya sudah bulat untuk bisnis di rumah makan ini,” kata Amril yang kemudian karena keterbatasan modal harus mau bekerja rangkap. Mulai dari tukang belanja, mengolah bahan, memasak, melayani pembeli hingga kasir.

Saya dan Amril Restu MandeHebatnya, Amril tak mau menyerah karena keterbatasan pengetahuan ihwal masakan Padang. Setiap kali dia memasakah menu baru, dia selalu menelepon pamannya untuk memandunya memasak. “Jadi sering kali saya memasak sambil menelpon paman saya,” ujar pria asal Pariaman ini.
Tidak hanya itu, Amril banyak belajar tentang masakan Padang justru dari konsumen yang datang ke rumah makannya. Dia senantiasa menanyakan rasa masakan kepada tamu. Jika ada kekurangan, Amril akan memperbaiki resep masakannya.
Tentu saja usahanya tidak selalu mulus. Pengalaman pahit pun harus ditelan pada saat awal merintis bisnis kulinernya. Suatu hari dari rekan isterinya yang rajin berpromosi di acara pengajian dan arisan, Amril mendapat order katering acara sebanyak 500 porsi. Semua sudah disiapkan dengan baik. Namun kecelakaan fatal terjadi karena orang yang membantunya memasak berbuat teledor yang membuat daging sebanyak 30 kilogram hangus.
Amril dan Nenden pun berusaha memecahkan masalah sebisa mungkin. Mereka akhirnya menelepon sejumlah kerabat untuk meminjam uang, lalu membelikan masakan jadi dari rumah makan lainnya. Alhasil memang jadinya nombok, tapi setidaknya berhasil menyelamatkan nama baiknya di mata klien.
Hingga sebuah kejadian menyesakkan tak bisa dihindari kemudian. Kebakaran yang melanda Pasar Antri membuat bisnis rumah makan Amril ikutan terpuruk. Tapi tidak demikian dengan semangat Amril.
Inovasi dan Internasional

Restu Mande UjungberungBerbakal bantuan  pinjaman kredit usaha, Amril kemudian merintis kembali rumah makan padangnya di Jalan Brigjen Katamso 64 Bandung pada tahun 2004. Letak yang strategis di dekat kawasan militer membuat usahanya sudah berhasil stabil dalam waktu kurang dari dua tahun.
Tak mau cepat puas, Amril pun membuat terobosan baru dalam bisnisnya. Pada tahun 2010 dia mulai membuat percobaan rendang dalam kemasan yang awet. Ide ini juga muncul ketika isterinya mendapat permintaan dari rekan-rekannya agar dibuatkan rendang yang tahan lama untuk dibawa ke luar negeri sebagai oleh-oleh. Restu Mande Jl. Brigjen Katamso Bandung
Setelah melakukan berbagai percobaan, juga melalui uji coba laboratorium, akhirnya Amril berhasil membuat rendang dalam kemasan yang mampu bertahan hingga 459 hari  untuk rendang sapi dan 294 hari untuk rendang ayam. Keduanya tanpa pengawet kimia dan MSG. Boleh dibilang Amril dengan merk Restu Mande merupakan pionir rendang dalam kemasan di dunia.
“Saat ini yang mengikuti produk rendang kemasan sudah banyak. Bukan masalah bagi saya.  Tapi saya menyayangkan beberapa di antaranya yang tidak melewati prosedur uji laboratorium lebih dulu,” kata pria yang berdomisili di kawasan Cibiru ini. Bahkan Amril pernah menemukan produk pengekor yang meniru persis desain kemasannya, padahal pelakunya adalah teman yang juga dikenalnya di pameran.
Rendang kemasan Amril umumnya banyak dibeli orang sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke luar negeri dalam waktu lama. Termasuk ketika musim haji. Malah belakangan banyak orang yang mengambil langkah praktis  untuk hidangan hari raya dengan mengambil produk ini.
Berkat inovasinya Amril pernah dinobatkan menjadi pengusaha terbaik tingkat Jawa Barat. Puaskah? Ternyata tidak. Amril saat ini juga mulai berbisnis lainnya di bidang kuliner, yakni bumbu siap saji, mulai dari bumbu rendang, bumbu gulai ikan, bumbu gulai ayam, bumbu gulai daging, dan bumbu bakar. Produk andalan Restu Mande, rendang dalam kemasan.
“Banyak orang Indonesia yang tinggal di luar negeri saat ini. Contohnya di Korea Selatan. Mereka sering rindu masakan Indonesia seperti rendang. Sayangnya, untuk mengekspor rendang instan dalam kemasan kami sering menemukan masalah dengan kebjiakan impor daging di negara luar. Karena itu kami cari solusinya dengan membuat bumbu kuline Sumatra Barat dalam kemasan ini,” ungkap Amril yang kerap ikut pameran produk di dalam dan luar negeri.
Amril mengaku dia memang menghendaki masakan Sumatra Barat bisa dicicipi  seluruh dunia. Apalagi kini rendang sudah digadang-gadang sebagai masakan paling lezat di dunia. Apalagi menjelang AFTA dan Masyarakat Ekonomi ASEAN ini.
“Jangan sampai kita malah dijajah oleh masakan asing. Sebaiknya malah kuliner kita yang tersebar ke seluruh dunia,” tandas pengusaha yang juga telah membuka cabang restorannya di Jalan AH Nasution Ujungberung, Bandung ini  sambil tersenyum.
^_^
foto-foto: Benny rhamdani dan dokumentasi Restu Mande
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 28, 2014 21:45

October 25, 2014

Pilih Abuba Steak atau Hakata Ikkousha?




Pilih mana?

Di Bandung walaupun setiap hari kita cicipi lokasi kuliner satu per satu seakan tak  ada habisnya. Dari yang murah sampai yang mahal sama saja banyaknya. Saya dan keluarga biasanya sengaja melakukan wisata kuliner di Bandung karena penasaran dengan popularitasnya.
Abuba Steak cabang Bandung (foto: Benny)Misalnya saja Abuba Steak di Jalan Prabu Dimuntur Bandung. Ketika saya jelaskan bahwa Abuba di Jakarta sangat terkenal, isteri saya tertarik mendatanginya. Saya memang pernah menyantap steak di Abuba Cilandak Jakarta karena dulu kantor pusat saya kerja di dekat sana.
Lokasi Abuba Bandung strategis di pusat kota dekat jembatan Pasopati. Parkir mobil pun tak sulit kendati sedang padat pengunjung. Setelah duduk, kami pun mulai memesan. Saya memilih steak T Bone New Zealand kesukaan saya. Isteri  dan putera kami memilih tenderloin dan chicken steak.  Tentu saja bersama minumnya.
Sebenarnya saya ingin mencicipi wagyu steak yang sedang  program promo. Tapi saya pernah lihat proses steak wagyu di tv pakai alkohol saya jadi ragu. Ya, walaupun belum tentu benar, saya batalkan.


 Ketika pesanan datang, kami pun menyantap pesanan masing-masing. Dan, mau tahu rasanya stak Tbone saya? Lezat karena masih ada sedikit lemaknya. Matangnya juga pas. Yang jelas nggak bikin gii saya kepayahan mengunyah. Soalnya saya pernah juga makan steak di tempat lain di Bandung, tapi hanya separuhnya yang bisa saya kunyah.
Isteri dan anak kami pun puas dengan pesanan masing-masing. Berapa kami bayar? Rp300.00 lebih. Worth it untuk makanan di kelasnya.
Ramen Ayam Tam Tam
Selain Abuba, satu tempat kuliner yang kami sambangi karena popuaritasnya adalah Hakata Ikkousha di Jalan Laks. R.E Martadinata bawah.  Beken di kalangan anak muda tentunya karena kuliner satu ini mengimpor menu Jepang. Spesialisasinya adalah ramen.
Saya dan isteri memesan menu yang sama kali ini, yakni ramen ayam tamtam. Putra kami memesan kesukaannya Chicken katsu. Sambi menunggu saya amati suasana interior yang Jepang banget dan tak seberapa luas. Tapi memang pengunjungnya kebayakan anak muda. Icip-icip di Hakata Ikkousha (Foto: Benny)
Menu yang kami pesan pun datang. Wow, ternyata ramen di sini punya kekhasan menggunakan telur rebus dengan bagian merah setegah matang. Sungguh menantang untuk menghabisiya.
Saya pun menikmati ramen Ikkousha termasuk menyantap kuahnya yang sedikit pedas. Saya pun mencoba mencicipi chicken katsu yang ternyata lebih renyah ketimbang di tempat lain.
Berapa kami harus bayar? Hampir Rp.300,000.  Yang penting rasa penasaran kami sudah lunas.
Kalau kamu lebih suka yang mana?
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 25, 2014 11:02

Nien's Corner Ramaikan Kuliner Bandung








Jalan-jalan ke Bandung memang tak lengkap bila tak mencicipi tempat-tempat kuliner di Bandung. Tak aneh bila bisnis kuliner di Bandung terus tumbuh. Meskipun tahun lalu saja sudah melampaui 3.000 lokasi. Salah satu pemain baru di bisnis kuliner Bandung adalah Nien’s Corner.
 Terletak di kawasan hotel Latief Inn, tepatnya di Jalan Natuna 16 Bandung, mini resto ini menyajikan hidangan ala restoran di hotel-hotel berbintang dengan harga yang lebih ramah. Saat disodorkan menu, saya menemukan sejumlah makanan lokal seperti sop dan nasi goreng hingga makanan luar negeri seperti aneka steak dan pasta.
Karena saya sedang diet daging merah, meskipun ingin sekali mencicipi steak atau sop buntut goreng, saya alihkan pesanan saya untuk mencicipi spagheti chicken cream. Untuk minum saya tertarik dengan nama yang unik babby chino party.
 Seperti biasa, saya termasuk memilih makanan berdasarkan waktu pembuatan yang tak terlalu lama. Ya, saya pikir akan terhidang 30 menit untuk pesanan saya. Tapi karena tamu Nien’s Corner sedang membludak, mau tak mau harus bersabar. Cuman ketika kanan-kiri saya yang memesan setelah saya sudah habis makanannya (padahal mereka pesan pasta dan steak) ya saya tanya dong. Ternyata pasta pesanan saya masih harus menunggu beberapa menit lagi.
 Ketika pasta pesanan saya dong, langsung aromanya membuat perut saya makin keroncongan. Waktu makan siang sudah lewat. Tapi tak apalah, demi sepiring pasta yang menggiurkan. Saya pun mencicipinya sedikit. Ada yang kurang. Ya, tabasco sauce. Bukannya belagu sih. Tapi karena saya pernah ke Bologna, Italia, makan pasta yang enak memang kalau diberi tabasco sauce.

Saya pun minta tabasco, ternyata tidak tersedia, mau tak mau saya langsung menyantap spagheti chicken itu. Lezat, bukan karena pasta dan creamnya, tapi juga potongan ayam yang menyatu. Kadang kita seperti menemukan harta karun ketika memasukan gulungan pasta ke mulut ternyata ada daging ayamnya.
 Setelah tandas, saya menutupnya dengan minuman yang menurut saya unik sekali rasanya. Mungkin ada yang pernah mencicipinya? saya belum. Babby chino pasrty ternyata adalah minuman berlayer, cream dibubuhi cherry, lalu kopi dan caramel, dan bagian bawahnya adalah perasan jeruk mandarin. rasanya? Unik!
Saya biasanya memang membiasakan minum berlayer, lapis demi lapis untuk mendapatkan sensasinya. Setelah itu barulah saya aduk untuk tahu mana rasa yang kuat ketika bercampur. Saya rekomendasikan kepada siapapun yang suka mencicipi minuman berasa unik untuk mencicipinya di Nien’s Corner.
 Oh iya, karena hari itu sangat istimewa, Nien’s Corner menghadiahi sebuah menu special bernama Appritada. Hidangan olahan ayam ini sangat menarik perhatian saya karena ada brokolinya, sayuran favorit saya.  Sayangnya karena perut saya sudah kenyang, hanya sedikit saya mencicipinya. Rasanya? Oke juga. Apalagi porsinya juga tak terlalu besar.
 Bicara tentang interior, Nien’s Corner terbilang mungil untuk menu masakan kelas hotel berbintang. Tak heran jika pembatas dibuat semi terbuka agar terkesan luas. Serasa kita sedang makan di ruang makan belakang rumah. Tapi cukup nyaman untuk makan berkelompok. Jika memang pengunjung membludak, akan disediakan meja dan kursi tambahan di luar yang masih halaman Latief Inn.
Karena semi terbuka, udara di tempat makan jadi segar natural. Apalagi di sekitar Jalan Natuna banyak berdiri pohon kenari tinggi yang rimbun.
Buka dari pukul 10 pagi hingga 10 malam, Nien’s Corner setidaknya bisa menjadi alternatif kuliner bagi tamu hotel Latief Inn yang enggan atau tak ada waktu mencari kuliner lainnya di Bandung. Tertarik mencicipi di sini? Saya sarankan untuk datang bersama teman atau keluarga :)
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 25, 2014 08:43

October 24, 2014

Ini Dia Desainer Buku Paling Dicari




Sejak novel karya John Green berjudul The Fault in Our Stars menjadi best sellers dunia banyak orang mencari tahu sosok desainer buku tersebut. Yup, namanya adalah Rodrigo Corral yang ternyata sudah mendesain kaver-kaver buku laris lainnya sebelum itu. Tidak heran bila banyak penerbit buku yang mencari pria satu ini.
Rodrigo Corral  merupakan pemilik Rodrigo Corral Studio sekaligus creative director di  Farrar, Straus and Giroux. Dia telah mendesain buku peraih  penghargaan Pulitzer Junot Díaz  dan penulis buku-buku laris Chuck Palahniuk dan John Green. Rodrigo bahkan mendesai buku laris versi New York Times seperti Decoded  oleh Jay-Z, Classy  karya Derek Blasberg,serta  Influence karya Mary-Kate Olsen dan Ashley Olsen. Dia pernah menjadi tenaga pengajar di School of Visual Arts (SVA) di  New York City dan member kuliah di hampir seluruh bagian Amerika Serikat.
Kecintaan Rodrigo  sejak kecil terhadap dunia gambar membawanya ke SVA di New York, sekaligus mengantarnya ke budaya populer dalam bidang desain. Di SVA, ia diperkenalkan dengan teori dan proses konseptual desain, dan mampu mengembangkan keterampilannya ke tingkat lebih tinggi hingga terdampar di  penerbitan buku. Rodrigo akhirnya  memutuskan membentuk studio sendiri dan memperluas proyek kerjanya.
Rodrigo mengklaim inspirasinya terkuatnya berasal dari terus menerus mengembangkan arsip visualnya. Segala sesuatu yang dia temui dalam hidupnya sisimpan dengan harapan bahwa itu akan bernilai baginya di masa depan.
Keragaman karya Rodrigo ini berasal dari keinginannya untuk secara teratur mengambil proyek yang ditujukan untuk penikmat baru. Dalam mendekati penikmat baru, ia mulai dengan menganalisis apa yang masyarakat inginkan. Selama terjun merancang materi terkait fashion, dia mengambil majalah sebanyak yang dia bisa. Tidak hanya majalah fashion seperti Vogue, tetapi juga majalah seni. Usahanya menelan sebanyak yang ia bisa memungkinkan dia untuk mempertahankan beberapa rasa di luar sana, namun masih memungkinkan dia untuk menempatkan ide-idenya sendiri ke dalam konten. Hasil akhirnya kemudian menjadi sesuatu yang baru dan pas, bukan duplikasi apa yang sudah diproduksi.
Dalam rangka melestarikan ide-idenya,  Rodrigo membuat sketsa di atas kertas, biasanya memo. Studionya penuh dengan kertas memo dan hal-hal yang menginspirasinya. Dia menganjurkan agar setiap orang mulai mendesain  dengan membiasakan merobek sesuatu dari surat kabar dan majalah secara teratur. Dia juga sangat percaya bahwa desainer harus menghindari mencari refrensi gambar secara online, karena potongan cetak memperluas pemahaman, rasa,  pengalaman, dan referensi visual.
Katalog gambar yang dikumpulkannya sangat banyak , namun ia menegaskan  sebagian besar darinya sudah berada di di kepalanya, sehingga ketika ia mendengar cerita secara otomatis ingatannya terbuka. Akhirnya, ia cepat mendapat inspirasi untuk  menciptakan sesuatu yang baru.
Ihwal proses kreatifnya, ia menjelaskan kepada Ooligan Press, "Saya membaca buku, lantas mencari makna cerita tetapi belum tentu jelas, dan saya mencoba menggambarkan beberapa ide-ide sekaligus. Harapannya adalah akan menjadi indah atau cukup menarik bagi pembaca untuk tahu lebih banyak, dan  membawa mereka lebih melekat pada citra, atau mungkin bagian dari itu, karena mereka lantas membaca bukunya.”
"Sekali lagi, proses yang unik dan khusus  benar-benar berasal dari pengalaman individu desainer. Saya harus mengatakan untuk mendatangkan ide, selain dari pemahaman yang kuat tentang tipografi dan tipografikal,  desainer pemula harus memiliki pemahaman tentang apa yang telah datang sebelumnya dan apa yang ada saat ini. Saya telah menghabiskan bertahun-tahun di toko buku bekas dan toko-toko majalah mencari, mengagumi, dan mengumpulkan semua bagian dari proses desain.”
Seringkali, Rodrigo  mengaku, ia memiliki ide dan perlu seorang artis gambar untuk mengeksekusinya. Ketika ia mulai merancang di Firar, Straus, dan Giroux, ia secara teratur mengunjungi departemen seni di perguruan tinggi lokal, mengumpulkan kartu nama sebanyak yang dia bisa. Dia tidak mampu membayar artis, tetapi sebaliknya menawarkan kesempatan menampilkan karya mereka di sampul sebuah buku yang akan diterbitkan. Namun dalam melibatkan artis, dia benar-benar mengambil orang yang tepat untuk pekerjaannya.
Sejak ia mulai merancang untuk New Directions, sebuah penerbit independen besar di New York, desain Rodrigo telah menjadi  ciri khas katalog penerbit itu. Di antaranya pelangi teks berwarna untuk Coney Island of Mind oleh Lawrence Ferlinghetti serta penutup merah berbintik untuk The Halfway House oleh Guillermo Rosales.
Sejumlah besar sampul buku yang adalah mendesain ulang kaver buku yang sudah terbit, termasuk Siddhartha oleh Herman Hesse dan Labyrinths oleh Jorge Luis Borges.  Buku Siddharthadengan sampul karya Rodrigo yang kosong dari teks, terjual lebih cepat daripada cetakan sebelumnya. Perusahaan bahkan kehabisan stok di Festival Buku Brooklyn pada tahun 2009.
Rodrigo juga termasuk desainer yang lebih memilih untuk menjaga jarak dengan penulis untuk menghindari konflik yang bisa terjadi. Bahkan dalam kasus Chuck Palahniuk, yang buku-bukunya telah dirancang secara eksklusif selama sepuluh tahun, ia hanya berbicara kepada penulis beberapa kali dan tidak pernah membahas tentang desain buku.
Hal yang tampaknya menjadi faktor signifikan dalam keberhasilan Rodrigo adalah dia tidak merancang buku dengan kontinuitas dalam pikirannya. Sebaliknya, ia berfokus pada masing-masing teks sebagai entitas dirinya. Idenya yang menonjol  senantiasa bertautan dengan teks seperti bisa kita lihat di website pribadinya di rodrigocorral.com. Ada organik, nuansa alami dan kecenderungan minimalis. Selain itu, karya kaver bukunya senantiasa dicetak dalam kualitas printing terbaik.
Kontribusi Rodrigo Corral ini tidak hanya membantu membawa desain buku ke garis terdepan sebagai bentuk seni berkualitas. Karena karyanya pula, kita sekarang dapat menilai isi buku dari kavernya. 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 24, 2014 00:25

Benny Rhamdani's Blog

Benny Rhamdani
Benny Rhamdani isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Benny Rhamdani's blog with rss.