Anak Rantau Quotes
Anak Rantau
by
Ahmad Fuadi1,367 ratings, 4.20 average rating, 213 reviews
Anak Rantau Quotes
Showing 1-28 of 28
“Kita tak akan ditinggalkan Tuhan. Jangan takut sewaktu menjadi orang terbuang. Takutlah pada kita yang membuang waktu. Kita tidak dibuang, kita yang merasa dibuang. Kita tidak ditinggalkan, kita yang merasa ditinggalkan. Ini hanya soal bagaimana kita memberi terjemah pada nasib kita.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“merdekakan jiwa
merdekakan pikiran
dari penjajahan pribadi yang kita buat sendiri-sendiri
dari amarah dan dendam
maafkan, maafkan, maafkan
lalu mungkin lupakan”
― Anak Rantau
merdekakan pikiran
dari penjajahan pribadi yang kita buat sendiri-sendiri
dari amarah dan dendam
maafkan, maafkan, maafkan
lalu mungkin lupakan”
― Anak Rantau
“Kemunduran akan terus terjadi, bukan karena banyaknya orang jahat, melainkan karena lebih banyak orang baik yang memilih diam dan tidak peduli. Pembiaran berjemaah, akan menghasilkan penyesalan berjemaah.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Biarlah aku jadi lilin, membakar diri sendiri agar orang punya cahaya terang.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Aku pernah berperang karena dendam dan marah. Akibatnya menyakitkan hati, baik ketika menang apalagi ketika kalah. Karena itu jangan berbuat apa pun karena dendam dan marah, tapi bertindaklah karena melawan ketidakadilan.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Tungkek bana nan mambao rabah. Tongkat malah yang membawa jatuh rebah, panutanlah yang membawa musibah. Orangtualah yang mengalah kepada anak yang salah. Urang awak sekarang krisis moral.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Alam semesta ini penuh kejutan. Coba kau amati dan renungkan. Ambil pelajaran dari semuanya. Itulah yang disebut oleh orang-orang tua kita di Minang, alam takambang jadi guru. Alam terkembang jadikan guru.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Pahlawan bisa diburu seperti maling karena dianggap sudah jadi pemberontak. Adapun maling yang lihai menjilat malah diangkat menjadi pahlawan.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Adat Minang kita selamanya kekal, tidak lapuk oleh hujan tidak lekang oleh panas, dicabut tidak layu, dipindah tidak mati.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Ilmu hati itu ternyata "jikok dikambang salaweh alam, jikok dilipek sagadang kuku", kalau dikembang seluas alam, kalau dilipat sekecil kuku, tergantung bagaimana dia menyelaminya, untuk menuju Sang Maha Luas.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Aku heran kenapa negeri ini sekarang percaya kepada yang tidak layak dipercaya. Kabar di jalan, di lapau, di pasar, kabar bisik-bisik, kabar ambuih-ambuih. Semakin beredar, kabar semakin bertambah bunga-bunganya. Tidak kaya tidak miskin, cerdik pandai, senangnya menyebar kabar fitnah tidak jelas ini. Kata orang surau, ini gibah, kan?”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Mungkin tidak tepat terlalu berharap, atau aku telah salah berharap kepada sesama manusia. Berharap itu memang hanya kepada Tuhan Maha Pencipta.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Jalan menuju yang baik itu memang lengang.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah, syarak mengata, adat memakai. Maknanya, adat Minangkabau itu merujuk pada agama dan agama merujuk pada Al-Quran. Agama yang memberikan fatwa, adat yang melaksanakannya. Antara agama dan adat itu tidak untuk dipertentangkan, tapi saling bersandar satu sama lain. Kalian amalkan agama, tapi kalian hormati pula adat istiadat kita yang kaya ini. Adat yang baik kita pakai, yang buruk kita buang.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Orangtua itu ibarat tonggak negeri. Kalau orang tua itu sendiri yang lemah dan goyah, apa yang mau diharapkan?”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Guru mati, kitab pun hilang. Tersesat entah ke siapa akan bertanya.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Urang awak sekarang sudah lupa adat, tidak beradat lagi. Pemangku adat dan datuk-datuk telah pergi jauh merantau. Atau membeli gelar datuk untuk ikut kampanye. Lalu yang telah sukses di rantau tidak mau pulang kampung. Mereka merantau cina, merantau untuk tak kembali. Hilang tidak berbekas, tidak peduli kampung. Sudah kayak layang-layang putus urang awak ini. Awalnya hanya terbawa angin kian-kemari, lalu putus dari benangnya. Tersangkut entah di mana. Kita tak punya pegangan apa pun lagi.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Nagari kita ini semakin banyak amal berjemaahnya. Sesudah salat berjemaah dikampanyekan, kini ada pula korupsi berjemaah oleh pejabat pemda dan anggota dewan. Sebentar lagi lengkap sudah ketika mereka berjemaah masuk penjara. Berlomba-lomba menuju keburukan.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Jangan sekali-sekali pernah meminta bayaran kalau memang ingin membantu. Menerima bayaran, tapi tidak meminta, berarti tidak apa-apa.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Kakek bilang, kalau kita harus husnudzon, selalu berprasangka baik pada orang lain. Hati orang hanya Allah yang tahu, kata Kakek tempo hari.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Mereka boleh tersesat, tapi akan kembali ke surau juga. Mereka boleh jadi penjahat, tapi akan marah kalau dibilang kafir. Nasihat orang-orang tua di kampung sudah menembus alam bawah sadar mereka: hidup berakal, mati beriman.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Hidup kita hidup yang khianat, kalau hanya memikir diri sendiri. Khianat kepada misi kemanusiaan.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Kita boleh ditinggalkan, tapi jangan mau merasa ditinggalkan. Kita boleh dibuang, tapi jangan merasa dibuang.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Nan satitiak jadikan lawuik, nan sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadi guru. Yang setetes jadikan laut, yang sekepal jadikan gunung, alam terkembang jadi guru.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Salat dan silat itu ditakdirkan hanya berbeda sedikit penyebutan. Sesungguhnya, keduanya jalan menuju Tuhan jua.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Silat Minang ini bukan untuk kalian berkelahi. Sebaliknya. Lahia silek mancari kawan. Batin silek mancari Tuhan. Secara lahirnya, silat itu untuk mencari kawan. Secara batinnya, silat itu untuk mencari Tuhan.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Ditinggalkan di kampung tidak berarti dia akan menjadi anak manis dan patuh. Bahkan, di kampung pun dia bisa lebih buruk, dengan bergaul bersama preman.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
“Dulu ketika mencari-cari ilham untuk nama anak keduanya, dia mendengar sebuah lagu bahasa Inggris dengan irama yang menenangkan: "Don't worry, be happy". Dia sangat suka dan jadilah itu nama anaknya. Di akta kelahiran dia tuliskan dengan mantap: Donwori Bihepi. Panggilannya Hepi. Nama adalah doa.”
― Anak Rantau
― Anak Rantau
