Nailal Fahmi's Blog, page 16
April 26, 2019
Tantangan 2 Explorasi Online - Daftar 10 Tempat Radius 1 KM Dari Rumahku #1 - oleh Nada Narendradhitta
Lapangan Bola: Dulu pernah digunakan untuk pasar malam. Lapangan itu berumput dan sedikit berpasir.Kolam Pemancingan: Biasanya para pemancing ramai di sore dan malam hari. Di sana ada satu kolam besar tempat ikan yang akan dipancing. Rumah Makan Betawi: Aku kadang suka beli lauk di sana. Lauk yang paling aku suka cumi goreng pedas. Nama rumah makan itu RM H. Baka. Gedung Pertemuan: Disewakan untuk pesta pernikahan dan lain-lain. Di samping gedung pertemuan, masih di dalam komplek yang sama, terdapat juga klinik. Taman Pemakaman Umum (TPU): Setiap agama diberikan blok yang berbeda. Namanya TPU padurenan.Pengerajin Mebel: Toko yang membuat mebel dan kusen kayu.Penjual Tanaman Hias: Dulu Mustikasari atau Desa Babakan adalah sentra tanaman hias karena banyak terdapat penjual tanaman hias, tapi sekarang berkurang karena banyak dijadikan perumahan dan lain-lain.Sawah dan Perkebunan: Dulu waktu aku masih TK pernah diajak oleh guruku untuk mencabut singkong dan memberi makan sapi di sana.Perumahan Familia Urban: Dulu perumahan ini adalah sawah dan perkebunan milik PT. Timah. Tahun 2017, dibangun menjadi perumahan. Pesantren: Nama pesantrennya Nur Al-Istiqomah. Pamanku dan bapakku juga dulu pernah masuk pesantren.

Published on April 26, 2019 06:30
Jurnal Blog Tantangan 2 Explorasi Online - Daftar 10 Tempat Radius 1 KM Dari Rumahku #1
Lapangan Bola: Dulu pernah digunakan untuk pasar malam. Lapangan itu berumput dan sedikit berpasir.Kolam Pemancingan: Biasanya para pemancing ramai di sore dan malam hari. Di sana ada satu kolam besar tempat ikan yang akan dipancing. Rumah Makan Betawi: Aku kadang suka beli lauk di sana. Lauk yang paling aku suka cumi goreng pedas. Nama rumah makan itu RM H. Baka. Gedung Pertemuan: Disewakan untuk pesta pernikahan dan lain-lain. Di samping gedung pertemuan, masih di dalam komplek yang sama, terdapat juga klinik. Taman Pemakaman Umum (TPU): Setiap agama diberikan blok yang berbeda. Namanya TPU padurenan.Pengerajin Mebel: Toko yang membuat mebel dan kusen kayu.Penjual Tanaman Hias: Dulu Mustikasari atau Desa Babakan adalah sentra tanaman hias karena banyak terdapat penjual tanaman hias, tapi sekarang berkurang karena banyak dijadikan perumahan dan lain-lain.Sawah dan Perkebunan: Dulu waktu aku masih TK pernah diajak oleh guruku untuk mencabut singkong dan memberi makan sapi di sana.Perumahan Familia Urban: Dulu perumahan ini adalah sawah dan perkebunan milik PT. Timah. Tahun 2017, dibangun menjadi perumahan. Pesantren: Nama pesantrennya Nur Al-Istiqomah. Pamanku dan bapakku juga dulu pernah masuk pesantren.

Published on April 26, 2019 06:30
April 21, 2019
Aira dan Kucing
Istri saya tidak suka kucing liar —sebagian kucing-kucing itu juga ada pemiliknya— yang ada di komplek perumahan kami, karena suka buang kotoran sembarangan.
Saya sebagai satu-satunya makhluk berjakun di rumah, yang dianggap tidak pernah mempunyai rasa takut, telah secara otomatis didaulat menjadi eksekutor pembersihan segala hewan menjijikan seperti kecoak, cicak, kelabang, tikus termasuk juga kotoran kucing.
Kucing-kucing itu beberapa kali buang kotoran di halaman, di bawah tanaman dan taman kami. Saking kesalnya, istri saya menyuruh untuk membeton semua halaman rumah sehingga tidak ada tanah, pasir atau tempat yang nyaman diberaki kucing.
“Loh jangan dong,” kata saya, “Kalau di beton semua, nanti kucing-kucing itu eek dimana?”
“Terserah!” istri saya makin kesal dengan jawaban ngawur saya, sepertinya memang ia tidak bisa diajak bercanda untuk urusan yang satu itu, “dimana aja asal jangan di rumah kita,”
Saya kira permintaan orang yang sedang emosi tidak perlu ditanggapi, sehingga sampai sekarang kucing-kucing itu tetap buang kotoran di sekitar rumah kami, bahkan beberapa waktu lalu ada yang eek di dalam rumah. Ya, di dalam rumah di dekat mesin cuci.
Memang kalau benci tidak boleh berlebihan, karena akhirnya Aira, anak bontot kami, sepertinya menjadi sangat menyukai kucing.
Saya sebagai satu-satunya makhluk berjakun di rumah, yang dianggap tidak pernah mempunyai rasa takut, telah secara otomatis didaulat menjadi eksekutor pembersihan segala hewan menjijikan seperti kecoak, cicak, kelabang, tikus termasuk juga kotoran kucing.
Kucing-kucing itu beberapa kali buang kotoran di halaman, di bawah tanaman dan taman kami. Saking kesalnya, istri saya menyuruh untuk membeton semua halaman rumah sehingga tidak ada tanah, pasir atau tempat yang nyaman diberaki kucing.
“Loh jangan dong,” kata saya, “Kalau di beton semua, nanti kucing-kucing itu eek dimana?”
“Terserah!” istri saya makin kesal dengan jawaban ngawur saya, sepertinya memang ia tidak bisa diajak bercanda untuk urusan yang satu itu, “dimana aja asal jangan di rumah kita,”
Saya kira permintaan orang yang sedang emosi tidak perlu ditanggapi, sehingga sampai sekarang kucing-kucing itu tetap buang kotoran di sekitar rumah kami, bahkan beberapa waktu lalu ada yang eek di dalam rumah. Ya, di dalam rumah di dekat mesin cuci.
Memang kalau benci tidak boleh berlebihan, karena akhirnya Aira, anak bontot kami, sepertinya menjadi sangat menyukai kucing.
Published on April 21, 2019 19:01
April 19, 2019
Lomba Mewarnai
Selepas salat jumat, saya bergegas menjemput Nada yang sedang berada di depan toko roti bersama ibunya.
"Aku gak menang, Pak." Nada melaporkan hasil pengumuman lomba mewarnai yang baru selesai diikuti.
"Kamu gak papa kalah?" Saya sedikit hawatir, takut ia kecewa.
"Gak papa!" Jawabnya cepat.
Sambil berjalan ke tempat parkir untuk mengambil kendaraan, saya bertanya, "Menurut kamu kenapa kamu kalah?"
"Emm," Nada berpikir sejenak kemudian menjawab tegas, "Karena ada yg lebih bagus."
Kehawatiran saya cuma satu, ia patah arang dan kehilangan semangat. Beberapa minggu sebelumnya ia tekun berlatih untuk perlombaan itu dan berdoa supaya menang, sehingga wajar kalau saya hawatir dengan hasil yang tidak sesuai ekspektasinya itu. Tapi ternyata itu hanya kehawatiran yang berlebihan. Saya mengamati perubahan wajah dan gestur tubuhnya, sepertinya memang Nada baik-baik saja.
"Kalo ada lomba mewarnai lagi kamu mau ikut?" Pertanyaan itu keluar.
"Mau. Tapi nanti sayang duitnya kalo gak menang?" Ia malah menghawatirkan uang pendaftaran lomba.
"Ya, itu untuk membayar pengalaman." Saya menjawab sederhana, "sehingga kamu bisa belajar dari kekalahan."
Ada jeda cukup lama sampai saya bertanya lagi, "Jadi apa yang akan kamu perbaiki kalau ikut lomba lagi?"
"Nambahin objek lain di gambar." Kata Nada kemudian, saya dan ibunya juga memberi beberapa saran perbaikan.
Saya teringat sebuah quote dari Zig Ziglar, "If you learn from defeat, you haven’t really lost."
"Aku gak menang, Pak." Nada melaporkan hasil pengumuman lomba mewarnai yang baru selesai diikuti.
"Kamu gak papa kalah?" Saya sedikit hawatir, takut ia kecewa.
"Gak papa!" Jawabnya cepat.
Sambil berjalan ke tempat parkir untuk mengambil kendaraan, saya bertanya, "Menurut kamu kenapa kamu kalah?"
"Emm," Nada berpikir sejenak kemudian menjawab tegas, "Karena ada yg lebih bagus."
Kehawatiran saya cuma satu, ia patah arang dan kehilangan semangat. Beberapa minggu sebelumnya ia tekun berlatih untuk perlombaan itu dan berdoa supaya menang, sehingga wajar kalau saya hawatir dengan hasil yang tidak sesuai ekspektasinya itu. Tapi ternyata itu hanya kehawatiran yang berlebihan. Saya mengamati perubahan wajah dan gestur tubuhnya, sepertinya memang Nada baik-baik saja.
"Kalo ada lomba mewarnai lagi kamu mau ikut?" Pertanyaan itu keluar.
"Mau. Tapi nanti sayang duitnya kalo gak menang?" Ia malah menghawatirkan uang pendaftaran lomba.
"Ya, itu untuk membayar pengalaman." Saya menjawab sederhana, "sehingga kamu bisa belajar dari kekalahan."
Ada jeda cukup lama sampai saya bertanya lagi, "Jadi apa yang akan kamu perbaiki kalau ikut lomba lagi?"
"Nambahin objek lain di gambar." Kata Nada kemudian, saya dan ibunya juga memberi beberapa saran perbaikan.
Saya teringat sebuah quote dari Zig Ziglar, "If you learn from defeat, you haven’t really lost."
Published on April 19, 2019 18:57
April 16, 2019
Nyoblos
Kemarin pagi, saya mengantar Safa sekolah.
"Hari ini masuk, besok libur deh." Kata Safa senang.
"Besok libur kenapa, teh?" Tanya saya.
"Karna mau nyoblos!" Safa bersemangat. Yakin.
"Nyoboos itu apa?"
"Iiihhh, nyoblos! Masa bapak gak tau!" Safa memasang muka heran, seakan-akan saya manusia goa yang tidak tau peradaban.
"Bapak tau. Cuma mau ngetes kamu aja. Emang nyoblos apa?"
"Eeee." Safa berpikir sejenak, "nggak tau!"
Dasar anak manusia goa!
Sore ini, sepulang kerja, saya bertanya hal yang sama, "Jadi udah tau nyoblos itu apa, teh?"
"Nyoblos itu memilih Jokowi!" Safa masih menjawab yakin. Itu kualitas yang hanya bisa ditandingi Aira, adiknya yang berumur 20 bulan.
"Bukannya memilih presiden?" Saya menggoyahkan keyakinannya.
"Eh, iya ding."
Sore itu ditutup dengan Safa melahap spageti dengan kecap. Enak kayak mie goreng, katanya.
"Hari ini masuk, besok libur deh." Kata Safa senang.
"Besok libur kenapa, teh?" Tanya saya.
"Karna mau nyoblos!" Safa bersemangat. Yakin.
"Nyoboos itu apa?"
"Iiihhh, nyoblos! Masa bapak gak tau!" Safa memasang muka heran, seakan-akan saya manusia goa yang tidak tau peradaban.
"Bapak tau. Cuma mau ngetes kamu aja. Emang nyoblos apa?"
"Eeee." Safa berpikir sejenak, "nggak tau!"
Dasar anak manusia goa!
Sore ini, sepulang kerja, saya bertanya hal yang sama, "Jadi udah tau nyoblos itu apa, teh?"
"Nyoblos itu memilih Jokowi!" Safa masih menjawab yakin. Itu kualitas yang hanya bisa ditandingi Aira, adiknya yang berumur 20 bulan.
"Bukannya memilih presiden?" Saya menggoyahkan keyakinannya.
"Eh, iya ding."
Sore itu ditutup dengan Safa melahap spageti dengan kecap. Enak kayak mie goreng, katanya.
Published on April 16, 2019 18:52
April 14, 2019
Tantangan 1 Explorasi Online - Wawancara Bu Camat Mustikajaya #4 - oleh Nada Narendradhitta

11 April 2019
Pada hari kamis tanggal 11 April, 2019, aku dan bapak pergi ke Kecamatan Mustikajaya untuk wawancara Ibu Camat, tapi sampai di sana, Ibu Camat tidak ada, jadi aku wawancara dengan Ibu Apriyanawati, sebagai petugas administrasi. Aku memulai wawancaranya:
Nama Ibu Camat adalah Hj. Aty Rostaty, S.IPAda 4 Kelurahan di Kecamatan Mustikajaya. 1. Pedurenan. 2. Mustikasari. 3. Cimuning. 4. Mustikajaya. Total penduduk ada 168.749Yang memilih Camat adalah Wali Kota BekasiMasa jabatan Camat sesuai dengan SK Pengangkatan Jabatan atas Kebijakan Wali KotaTugas Ibu Camat memimpin, mengatur, menata kebijakan yang diberikan pemerintah Kota Bekasi sesuai visi dan misiKesulitannya harus memberi pemahaman dan informasiProgram yang ada untuk warga adalah program pelayanan adminduk bagi warga Kecamatan mustikajaya (e-KTP, KIA, akte lahir, akte kematian dan KK)Yang Membantu Ibu Camat adalah para pemangku jabatan lainnya seperti Sekcam dan Para Kepala SeksiSesudah selesai, aku minta tanda tangan, stempel dan foto dengannya.


Penulis: Nada Narendradhitta
Published on April 14, 2019 07:06
Jurnal Blog Tantangan 1 Explorasi Online - Wawancara Bu Camat Mustikajaya #4

11 April 2019
Pada hari kamis tanggal 11 April, 2019, aku dan bapak pergi ke Kecamatan Mustikajaya untuk wawancara Ibu Camat, tapi sampai di sana, Ibu Camat tidak ada, jadi aku wawancara dengan Ibu Apriyanawati, sebagai petugas administrasi. Aku memulai wawancaranya:
Nama Ibu Camat adalah Hj. Aty Rostaty, S.IPAda 4 Kelurahan di Kecamatan Mustikajaya. 1. Pedurenan. 2. Mustikasari. 3. Cimuning. 4. Mustikajaya. Total penduduk ada 168.749Yang memilih Camat adalah Wali Kota BekasiMasa jabatan Camat sesuai dengan SK Pengangkatan Jabatan atas Kebijakan Wali KotaTugas Ibu Camat memimpin, mengatur, menata kebijakan yang diberikan pemerintah Kota Bekasi sesuai visi dan misiKesulitannya harus memberi pemahaman dan informasiProgram yang ada untuk warga adalah program pelayanan adminduk bagi warga Kecamatan mustikajaya (e-KTP, KIA, akte lahir, akte kematian dan KK)Yang Membantu Ibu Camat adalah para pemangku jabatan lainnya seperti Sekcam dan Para Kepala SeksiSesudah selesai, aku minta tanda tangan, stempel dan foto dengannya.


Penulis: Nada Narendradhitta
Published on April 14, 2019 07:06
Tantangan 1 Explorasi Online - Wawancara Pak Lurah Mustikasari #3 - oleh Nada Narendradhitta

2 April 2019
Hari ini selasa tanggal 2 April 2019, aku pergi ke Kelurahan Mustikasari bersama Bapak. Aku ke Kelurahan untuk wawancara Pak Lurah, tapi sesampainya di sana tidak ada Pak Lurah, jadi aku wawancara dengan Ibu Wardiyati sebagai petugas bagian sosial. Aku memulai wawancara dengan Ibu Wardiyati:
Nama Pak lurah adalah Deden Yosep SeptianaJumlah penduduk di kelurahan ini ada seribu lebihYang memilih lurah adalah Wali Kota BekasiRW di kelurahan ini ada 10 RWRT di kelurahan ini ada 75 RTBiasanya warga datang ke sini untuk macam-macam kalau dijelaskan banyakProgram yang ada untuk warga ada banyak salah satunya posyandu (pos pelayanan terpadu) posyandu adalah pengobatan bayi, balita dan Ibunyaselesai wawancara dengan Ibu wardiyati, Aku minta tanda tangan, stempel dan foto dengannya sesudah semuanya selesai Aku pulang dengan perasaan senang.




Penulis: Nada Narendradhitta
Published on April 14, 2019 07:05
Jurnal Blog Tantangan 1 Explorasi Online - Wawancara Pak Lurah Mustikasari #3

2 April 2019
Hari ini selasa tanggal 2 April 2019, aku pergi ke Kelurahan Mustikasari bersama Bapak. Aku ke Kelurahan untuk wawancara Pak Lurah, tapi sesampainya di sana tidak ada Pak Lurah, jadi aku wawancara dengan Ibu Wardiyati sebagai petugas bagian sosial. Aku memulai wawancara dengan Ibu Wardiyati:
Nama Pak lurah adalah Deden Yosep SeptianaJumlah penduduk di kelurahan ini ada seribu lebihYang memilih lurah adalah Wali Kota BekasiRW di kelurahan ini ada 10 RWRT di kelurahan ini ada 75 RTBiasanya warga datang ke sini untuk macam-macam kalau dijelaskan banyakProgram yang ada untuk warga ada banyak salah satunya posyandu (pos pelayanan terpadu) posyandu adalah pengobatan bayi, balita dan Ibunyaselesai wawancara dengan Ibu wardiyati, Aku minta tanda tangan, stempel dan foto dengannya sesudah semuanya selesai Aku pulang dengan perasaan senang.




Penulis: Nada Narendradhitta
Published on April 14, 2019 07:05
Jurnal Blog Tantangan 1 Explorasi Online - Wawancara Pak Ketua RW 06 #2

24 Maret 2019
Halo, kawan-kawan!
Waktu itu aku ke rumah Pak RW pada pagi hari untuk wawancara, tapi Pak RW tidak ada di rumah, karena sedang menyelawat orang meningeal di RT 01. Kata Bu RW, “Pak RW pulangnya sehabis asar.”
Aku kemudian pulang dan balik lagi sore-sore menjelang magrib. Aku memulai wawancaranya:
Nama lengkap Pak RW adalah Sakam SomantriRT di RW 06 ada 8 RTTugas ketua RW adalah membina dan mengamankan warga di wilayahnya, memastikan warga membayar PBB dan memberikan surat keterangan administrasi kependudukanKesulitan dalam tugas RW adalah menagih PBB dan kurangnya peralatan penunjang K3Tidak ada hari libur untuk ketua RWSelama menjadi ketua RW, Pak Sakam tidak pernah sakit parah, paling-paling hanya pusing dikit, minum obat warung juga udah sembuh lagi.Sesudah wawancara aku minta stempel dan tanda tangan Pak RW, aku juga minta foto dengannya.



Penulis: Nada Narendradhitta
Published on April 14, 2019 07:02